38
LAPORAN PENDAHULUAN IMPETIGO 1. Definisi Impetigo adalah infeksi kulit superfisial yang sangat menular dan mudah menularkan dari satu bagian tubuh ke tubuh lain, serta dari orang lain ke orang lain melalui kontak. Penyakit ini terutama dijumpai pada anak tetapi dapat timbul pada semua usia. 2. Etiologi Disebabkan oleh bakteri Stafilokokus atau Streptokokus grup A. 3. Manifestasi Klinis Adanya pustul di kulit yang dapat pecah dan membentuk krusta di setiap bagian tubuh Nyeri Demam 4. Komplikasi Glomerulusnefritis paska stepkokus akut (Peradangan nefron ginjal) dapat terjadi akibat pengendapan kompleks antibodi-antigen di ginjal (respon hipersensitivitas tipe II). 5. Penatalaksanaan 1. Antibodi sistemik dapat diberikan setelah pembiakan dan identifikasi organisme. Page 1

Asuhan Keperawatan Impetigo dan Folikulitis FREE

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan Impetigo dan Folikulitis

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN IMPETIGO

1. Definisi

Impetigo adalah infeksi kulit superfisial yang sangat menular dan mudah

menularkan dari satu bagian tubuh ke tubuh lain, serta dari orang lain ke orang lain

melalui kontak. Penyakit ini terutama dijumpai pada anak tetapi dapat timbul pada

semua usia.

2. Etiologi

Disebabkan oleh bakteri Stafilokokus atau Streptokokus grup A.

3. Manifestasi Klinis

Adanya pustul di kulit yang dapat pecah dan membentuk krusta di setiap

bagian tubuh

Nyeri

Demam

4. Komplikasi

Glomerulusnefritis paska stepkokus akut (Peradangan nefron ginjal) dapat

terjadi akibat pengendapan kompleks antibodi-antigen di ginjal (respon hipersensitivitas

tipe II).

5. Penatalaksanaan

1. Antibodi sistemik dapat diberikan setelah pembiakan dan identifikasi

organisme.

2. Antibodi topikal apabila lesinya kecil

3. Sterilisasi handuk dan sering mencuci tangan merupakan tindakan untuk

mencegah penyebaran ke bagin tubuh lain dan penularan ke anggota

keluarga lain.

Page 1

6. Patofisiologi

Impetigo merupakan penyakit menular dan dapat menyebar ke bagian kulit

pasien yang lain atau ke anggota keluarga yang menyentuh psien atau memakai handuk

atau sisir yang tercemar oleh eksudat lesi. Meskipun impetigo dijumpai pada segala

usia, namun penyakit ini terutama ditemukan diantara anak-anak yang hidup dalam

kondisi higiene yang buruk. Seringkali impetigo terjadi sekunder akibat pediculosis

capitis (tuma kepala), skabies (penyakit kudis), herpes simpleks, gigitan serangga, getah

tanaman yang beracun (poison ivy), atau ekzema. Kesehatan yangburuk, higiene yang

buruk, dan malnutrisi dapat menjadi predisposisi terjadinya impetigo pada orang

dewasa. Daerah-daerah tubuh, wajah, tangan, lengan, leher dan ekstermitas yang

terbuka merupakan bagian yang paling sering terkena.

Impetigo bulosa. Bentuk dari impetigo bulosa merupakan kondisi yang lebih

jarang terjadi dibandingkan bentuk nonbulosa. Agen penyebab impetigo bulosa adalah

Staphylococcus aureus yang menghasilkan eksotoksin eksfoliatif ekstraselular disebut

exfoliatins A dan B. Eksotoksin ini menyebabkan adhesi sel di epidermis, di mana pada

gilirannya menyebabkan timbulnya suatu bula dan pengelupasan dari epidermis.

7. Klasifikasi

Impetigo Bulosa

Impetigo Non Bulosa

8. Diagnosa Penunjang

Identifikasi dan pembiakan organisme.

Page 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN IMPETIGO

1. Pengkajian

Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan, meliputi hal-hal berikut :

1. Pada impetigo nonbulosa, keluhan dimulai dengan adanya pembentukan

suatu makula eritematosa tunggal yang cepat berkembang menjadi vesikel

dan pecah, meninggalkan eksudat kuning dengan adanya erosi diatasnya.

Awitan impetigo bulosa biasanya lebih cepat membesar dan bula yang

pecah. Lesi biasanya tanpa gejala. Terkadang, pasien melaporkan rasa sakit

atau gatal. Pasien dengan impetigo biasanya didapatkan adanya riwayat

kontak dengan penderita impetigo lainnya.

2. Pada kedua jenis impetigo didapatkan adanya riwayat kondisi lingkungan

hidup yang penuh sesak, kebersihan yang rendah, atau lingkungan kerja

tidak higienis mendorong kontaminasi kulit oleh bakteri patogen yang dapat

menyebabkan impetigo.

3. Lesi impetigo biasanya sembuh tanpa jaringan parut. Jika tidak diobati, lesi

impetigo menghilang secara spontan setelah beberapa minggu.

Pada pemeriksaan fisik impetigo bulosa, biasanya didapatkan hal berikut :

1. Impetigo bulosa sering terjadi pada neonatus, tetapi juga terjadi pada anak-

anak yang lebih tuan dan orang dewasa.

2. Karakteristik lesi adalah vesikel yang berkembang menjadi sebuah bula

kurang dari 1 cm pada kulit normal, dengan sedikit atau tidak ada

kemerahan sekitarnya. Awalnya, vesikel berisi cairan bening yang menjadi

keruh.

3. Hampir semua bula akan pecah. Apabila bula pecah, sering meninggalkan

jaringan parut di pinggiran.

4. Lesi dapat lokal atau tersebar luas. Lesi sering ditemukan di daerah

intertriginosa seperti lipatan leher, ketiak dan lipatan paha, tetapi dpat juga

ditemukan di wajah atau di manapun pada tubuh.

5. Pada bayi, lesi yang luas dapat berhubungan dengn gejala sistemik seperti

demam, malaise, kelemahan umum, dan diare.

Page 3

6. Impetigo bulosa dianggap kurang menular dari impetigo nonbulosa.

Pada pemeriksaan fisik impetigo nonbulosa, biasanya didapatkan hal berikut ini :

1. Kelainan terlihat pertama adalah makula kemerahan atau papul, dengan

diameter 2-5 mm.

2. Karakteristik lesi adalah vesikel yang mudah pecah dan menjadi papula atau

plak lebih kecil dari 2 cm dan dengan sedikit atau tidak ada kemerahan

sekitarnya.

3. Lesi berkembang di kulit normal atau pada kulit yang telah mengalami suatu

trauma atau pada kulit setelah mengalami penyakit kulit sebelumnya

(misalnya : varisela, dermatitis atopik) dan dapat menyebar dengan cepat.

4. Lesi terletak di sekitar mulut, hidung, dan terkena bagian tubuh (misalnya :

tangan, kaki), telapak tangan dan telapak kaki.

5. Limfadenopati lokal biasanya didapatkan.

6. Jika tidak diobati, lesi menyebar dan secara spontan sembuh setelah

beberapa minggu tanpa jaringan parut.

2. Patoflow

Predisposisi adanya kontak dengan penderita impetigo,

kesehatan yang buruk, higiene yang buruk, dan malnutrisi

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur menjadi

krusta

Respons Inflamasi Lokal

Respons Inflamasi Sistemik

Respons Psikologis

Kerusakan Saraf Perifer

Kerusakan Integritas jaringan

Peningkatan Suhu Tubuh

Kondisi kerusakan jaringan

kulitHipertermi

Gangguan gambaran diri

Nyeri

Page 4

3. Analisa Data

No Data Etiologi Problem1 Ds : - Pasien merasa

menggigil atau

kedinginan

Do : - Suhu pasien meningkat

di atas kisaran normal

- Kulit pasien terasa

hangat

Predisposisi adanya kontak

dengan penderita impetigo,

kesehatan yang buruk,

higiene yang buruk, dan

malnutrisi

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur

menjadi krusta

Respons Inflamasi

Sistemik

Peningkatan Suhu Tubuh

Hipertermi

Hipertermi

2 Ds : - Pasien mengeluh nyeri

pada area tertentu

- Pasien mengatakan

gelisah pada area nyeri

Do : - Pasien terlihat dilatasi

pada pupil

Predisposisi adanya kontak

dengan penderita impetigo,

kesehatan yang buruk,

higiene yang buruk, dan

malnutrisi

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur

menjadi krusta

Respons Inflamasi Lokal

Kerusakan Saraf Perifer

Nyeri

Page 5

Nyeri

3 Ds : - Pasien mengatakan

adanya inflamasi pada

daerah kulit tertentu

Do : - Terlihat adanya pustul

di kulit pasien

Predisposisi adanya kontak

dengan penderita impetigo,

kesehatan yang buruk,

higiene yang buruk, dan

malnutrisi

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur

menjadi krusta

Respons Inflamasi Lokal

Kerusakan Integritas

Jaringan

Kerusakan

Integritas Jaringan

4 Ds : - Pasien mengatakan

kurang percaya diri

akibat penyakit yang

dideritanya

Do : - Terjadinya perubahan

peran keluarga pasien

akibat penyakit yang

dideritanya

Predisposisi adanya kontak

dengan penderita impetigo,

kesehatan yang buruk,

higiene yang buruk, dan

malnutrisi

Invasi Bakteri Piogenik

Makula yang ruptur

menjadi krusta

Kondisi kerusakan jaringan

Respons Psikologis

Gangguan gambaran diri

Gangguan

gambaran diri

Page 6

4. Diagnosa Keperawatan

No Prioritas Masalah dan Diagnosa Keperawatan1 Hipertermi b.d respons inflamasi sistemik sekunder dari proses supurasi lokal2 Nyeri b.d respons inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit3 Kerusakan Integritas Jaringan b.d adanya luka 4 Gangguan gambaran diri b.d perubahan struktur kulit , perubahan peran keluarga

5. Rencana Keperawatan

No Tgl Dx PerencanaanTujuan Kriteria Hasil Intervensi Aktivitas

1 Hipertermi b.d respons inflamasi sistemik sekunder dari proses supurasi lokal

NOC : Thermoregulation

Suhu tubuh dalam rentang normal

Nadi dan RR dalam rentang normal.

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman

NIC :Fever treatment

Monitor suhu sesering mungkin

Monitor IWL Monitor warna

dan suhu kulit Monitor tekanan

darah, nadi dan RR

Monitor penurunan tingkat kesadaran

Monitor WBC, Hb, dan Hct

Monitor intake dan output

Berikan anti piretik

Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam

Selimuti pasien Lakukan tapid

sponge Berikan cairan

intravena Kompres pasien

pada lipat paha dan aksila

Tingkatkan sirkulasi udara

Berikan pengobatan untuk mencegah

Page 7

terjadinya menggigil

Temperature regulation Monitor suhu

minimal tiap 2 jam

Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu

Monitor TD, nadi, dan RR

Monitor warna dan suhu kulit

Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh

Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas

Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari kedinginan

Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan

Ajarkan indikasi

Page 8

dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

Berikan anti piretik jika perlu

Vital sign Monitoring Monitor TD,

nadi, suhu, dan RR

Catat adanya fluktuasi tekanan darah

Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas

Monitor kualitas dari nadi

Monitor frekuensi dan irama pernapasan

Monitor suara paru

Monitor pola pernapasan abnormal

Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit

Monitor sianosis perifer

Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,

Page 9

bradikardi, peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2 Nyeri b.d respons inflamasi lokal sekunder dari kerusakan saraf perifer kulit

NOC :

Pain Level,

Pain control,

Comfort level

Kriteria Hasil : Mampu

mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri

NIC :

Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Kontrol

Page 10

berkurang Tanda vital

dalam rentang normal

lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

ruangan, pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

Page 11

menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration Tentukan lokasi,

karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu

Tentukan pilihan

Page 12

analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

3 Kerusakan Integritas Jaringan b.d adanya luka

NOC :Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Kriteria Hasil : Integritas

kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

Tidak ada luka/lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik

Menunjukk

NIC : Pressure Management

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

Hindari kerutan padaa tempat tidur

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

Monitor kulit akan adanya

Page 13

an pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

kemerahan Oleskan lotion

atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

LAPORAN PENDAHULUAN FOLIKULITIS

1. Definisi

Page 14

Folikulitis adalah respons peradangan pada folikel rambut akibat infeksi folikel

rambut atau satu folikel rambut. Peradangan biasanya terbatas pada folikel superfisial

dan disebabkan oleh infeksi S. Aureus, atau bisa menjadi sekunder dari trauma folikuler

atau oklusi pada folikel.

2. Etiologi

Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

3. Manifestasi Klinis

Pustul-pustul permukaan yang ditandai oleh kemerahan

Nyeri

Pembengkakkan.

4. Komplikasi

Dapat terbentuk bisul (furunkel) apabila folikel yang meradang pecah dan

menyebarkan bakteri ke dermis. Nyeri dan peradangan memburuk. Dapat terjadi

pengeluaran pus dan selulitis.

5. Penatalaksanaan

Air dan sabun serta antibiotik topikal

Mungkin diperlukan kompres hangat dan insisi lesi.

6. Patofisiologi

Folikulitis sering berhubungan dengan higiene yang kurang baik, maserasi dan

kulit yang mengelupas sehingga memberikan indikasi masuknya kuman ke dalam

folikel rambut. Lesi bisa bersifat superfisial atau dalam. Papula atau pustula yang

tunggal atau multipel muncul di dekat folikel rambut.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FULIKULITIS

1. Pengkajian

Page 15

Mula-mula nobula kecil yang mengalami peradangan pada folikel rambut,

kemudian menjadi pastula dan mengalami nekrosis dan sembuh setela pus keluar dan

meninggalkan sikatrik. Folikulitis sering terlihat di daerah dagu pada laki-laki yang

mencukur janggutnya dan pada tungkai wanita. Daerah lainnya adalah aksila, batang

tubuh, dan bokong.

2. Patoflow

3. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah1 Ds : - pasien

mengeluh nyeri pada area tertentu

- Pasien mengatakan gelisah pada area nyeri

Do : - pasien terlihat dilatasi pada pupil

Invasi bakteri ke folikel rambut

Folikulitis

Respons inflamasi lokal

Nyeri

Nyeri

2 Ds : - pasien Invasi bakteri ke folikel rambut Kerusakan integritas

Invasi bakteri ke folikel rambut

Kerusakan saraf perifer

Defisiensi Pengetahuan

Folikulitis

Respons inflamasi lokal

Ketidaktahuan tentang proses penyakit, perawatn, dan pencegahan berulangnya

penyakit

Pembentukan papula dan pustula di kulit

Nyeri

Kerusakan integritas jaringan

Page 16

mengatakan adanya inflamasi pada daerah kulit tertentu

Do : - terlihat adanya pustul di kulit pasien

Folikulitis

Respons inflamasi lokal

Kerusakan integritas jaringan

jaringan

3 Ds : - pasien mengatakan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dideritnya

Do : - pasien sering menanyakan tentang penyakitnya

Invasi bakteri ke folikel rambut

Folikulitis

Respons inflamasi lokal

Pembentukan papula dan pustula di kulit

Ketidaktahuan tentang proses penyakit, perawatn, dan pencegahan berulangnya

Defisiensi Pengetahuan

Defisiensi Pengetahuan

4. Diagnosa Keperawatan

No Prioritas Masalah dan Diagnosa Keperawatan1 Nyeri b.d respons inflamasi lokal2 Kerusakan integritas jaringan b.d respons inflamasi lokal3 Defisiensi Pengetahuan b.d kurang pajanan

5. Rencana Keperawatan

No Tgl D(x) Keperawatan

PerencanaanTujuan Kriteria Hasil Intervensi Aktivitas

1 Nyeri NOC : Pain

Level, Pain

control,Comfort level

Kriteria Hasil : Mampu

mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurang

NIC :Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Observasi

Page 17

i nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakol

Page 18

ogi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

ruangan, pencahayaan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Berikan

Page 19

analgetik untuk mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration Tentukan

lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu

Page 20

Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

2 Kerusakan integritas jaringan

NOC :Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes

Kriteria Hasil : Integritas

kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)

Tidak ada

NIC : Pressure Management

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar

Hindari kerutan padaa tempat tidur

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Page 21

luka/lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik

Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali

Monitor kulit akan adanya kemerahan

Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

3 Kurang Pengetahuan

NOC : Kowlw

dge : disease process

Kowledge : health Behavior

Kriteria Hasil Pasien dan

keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan

NIC:Teaching : disease Process

Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

Gambarkan tanda dan gejala yang

Page 22

keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

Hindari harapan yang kosong

Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

Dukung pasien untuk

Page 23

mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

Page 24