Click here to load reader
Upload
ray-mei-purwadi
View
285
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ok
Citation preview
1
LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RUANG NIFAS RSUD PRAYA
DI SUSUN OLEH :
AYU SANTIKA DEWI
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2013/2014
2
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RUANG NIFAS RSUD PRAYA
A. PENGERTIAN
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500
g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai.
Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin
dalam rahim. Manuaba, 2007:683).
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus
dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 1996, hal. 261).
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000)
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu,
tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)
Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh
pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)
B. ETIOLOGI
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
- Kelainan kromosom
- Lingkungan sekitar kurang sempurna
- Pengaruh dari luar
2. Kelainan pada plasenta adalah perdarahan dari pembuluh darah disekitar plasenta
3. Penyakit ibu (pneumonia, typhus, abdominalis, anemia berat, malaria, keracunan)
4. Kelainan traktus genitalia (retroversi uteri, mioma uteri, kelainan bawaan uterus)
5. Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)
6. Trauma
3
7. Gangguan nutrisi
8. Stress psikologis
( Hamilton, C. Mary, 1995 )
C. PATOFISIOLOGIS
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasaslis, diikuti nekrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara
dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan
banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu
daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau
benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup,
mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
( Mansjoer, Arif M, 1999)
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
a) Terdapat keterlambatan dating bulan
b) Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
c) Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim
d) Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis
masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
e) Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif
(Syaifudin. Bari Abdul, 2000)
4
E. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Syock
(Syaifudin. Bari Abdul, 2000)
F. PENATALAKSANAAN
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada
paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari
beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin
terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang
menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di
garis tengah suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
Dalam hal ini perlu diputuskan apakah kehamilan dapat dilanjutkan.
Sonografi vagina,pemeriksaan kuantitatif serial kadar gonadotropin korionik (hCG)
serum, dan kadar progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam berbagai
kombinasi, untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus. Dapat juga digunakan
tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler flow per vaginam dalam mengidentifikasi
gestasi intrauterus hidup. Setelah konseptus meninggal, uterus harus dikosongkan. Semua
jaringan yang keluar harus diperiksa untuk menentukan apakah abortusnya telah lengkap.
Kecuali apabila janin dan plasenta dapat didentifikasi secara pasti, mungkin diperlukan
kuretase. Ulhasonografi abdomen atau probe vagina Dapat membantu dalam proses
pengambilan keputusan ini. Apabila di dalam rongga uterus terdapat jaringan dalam jumlah
signifikan, maka dianjurkan dilakukan kuretase.
Penanganan abortus imminens meliputi :
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uerus bertambah dan rangsang mekanik berkurang
b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap
empat jam bila pasien panas
5
c. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, ungkin janin akan mati,
pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
d. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat hematinik
misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
e. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
f. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
(Wiknjosastro dkk, 2002 : 305)
6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
a) Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b) Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat kehamilan
sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang meliputi siklus haid, lama
haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
Perhatian pendarahan yang terjadi
Adanya infeksi
Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
Ada riwayat masalah pengobatan
Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan
muda
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya pendarahan
7
3. Kecemasan berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
4. Keterbatasan aktifitas dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari berhubungan dengan tirah
baring karena adanya gejala keguguran.
5. Kurangnya pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran berhubungan dengan kurang
informasi.
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. DX. I
Tujuan : Rasa nyeri pada pasien berkurang / hilang
Intervensi :
- Kaji rasa nyeri dan karakteristiknya, kualitas, frekuensi, lokasi dan intensitasnya
- Observasi tanda – tanda ital seperti menurunnya tekanan darah, nadi dan pernafasan
- Jelaskan tentang rasa nyeri
- Jelaskan tentang rasa nyeri
- Ajarkan tehnik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
- Berikan posisi yang nyaman, misalnya dengan menggunakan bantal hangat
- Berikan analgetik sesuai dengan program.
Rasionalisasi :
- Untuk membantu mengidentifikasi sumber nyeri dan intervensi yang tepat
- Untuk mengetahui perkembangan pasien
- Supaya pasien mengetahui tentang nyeri yang dirasakan
- Untuk mengurangi rasa nyeri
- Untuk mengurangi rasa nyeri
- Untuk menghambat / Mengurangi nyeri
2. DX. II
Tujuan : Perfusi jaringan terpenuhi
Intervensi :
- Kaji keadaan kehamilan, status kesehatan, aktivitas yang dilakukan dan tanda – tanda
vital
- Anjurkan pasien untuk bedrest
8
- Monitor perdarahan, catat jumlah dan karakteristik perdarahan
- Observasi tanda – tanda syok, penurunan tekanan darah, nadi cepat, pengeluaran urine
berkurang, kulit dingin dan pucat, sakit kepala.
Rasionalisasi :
- Untuk mengetahui keadaan dan perkembangan kehamilan pasien
- Untuk mempercepat proses penyembuhan
- Untuk mengetahui banyaknya darah yang keluar
- Untuk mengetahui perkembangan dan intervensi yang tepat
3. DX. III
Tujuan : Rasa cemas pasien akan berkurang atau hilang setelah
diberi penjelasan
Intervensi :
- Adakan pendekatan dengan pasien, dengan cara menemani pasien dan mendengarkan
keluhan pasien
- Kaji tingkat cemas pasien
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya
- Bantu pasien untuk memecahkan masalah dan beri penjelasan serta tanggapan yang
positif
- Libatkan keluarga dalam membantu mengatasi masalah pasien
- Anjurkan pada pasien untuk mendekatikan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
Rasionalisasi :
- Untuk mengurangi rasa cemas / takut pasien
- Untuk mengetahui sejauh mana kecemasan pasien
- Supaya pasien tentang dan tidak memendam rasa takutnya
- Agar pasien mengetahui masalah tentang penyakitnya
- Agar dapat membantu mengatasi masalah tersebut
- Supaya pasien sabar dalam menghadapi masalahnya
9
4. DX. IV
Tujuan : Perawatan diri pasien dapat terpenuhi
Intervensi :
- Kaji kebutuhan pasien yang tidak dapat terpenuhi secara mandiri dan memerlukan
bantuan dari perawat
- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari seminimal mungkin
- Jelaskan pada pasien hal – hal yang tidak boleh dilakukan ditempat tidur
Rasionalisasi :
- Agar kebutuhan pasien akan terpenuhi
- Supaya pasien dapat memenuhi kebutuhannya
- Agar pasien mengetahui hal – hal yang membahayakan pasien.
5. DX. V
Tujuan : Pengetahuan pasien meningkat
Intervensi :
- Kaji tingkat pengetahuan pasien
- Jelaskan pada pasien tentang penyebab dari gangguan kehamilan, misalnya adanya
penyakit ibu, kelainan traktur genitalis, trauma, gizi
- Anjurkan untuk memeriksakan kehamilan secara teratur.
Rasionalisasi :
- Untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang penyakitnya
- Agar pasien mengetahui sebab adanya gangguan dari kehamilan
- Untuk mengetahui perkembangan kehamilan pasien
(Carpenito, Lynda, 2001)
10
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Edisi ke 3. Jakarta,1999.
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta.
Prawiroharjo,Sarwono. Ilmu Kebidanan, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana, Jakarta,1996.
http://bared18.wordpress.com/2008/12/03/askep-abortus-iminens-2/
11
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN REPRODUKSI
PADA NY. R DENGAN ABORTUS IMMINENS
Tanggal masuk : 17 Maret 2009 Jam masuk : 11.30 WIB
Ruang : - No. Register : XXXXXXX
Pengkajian tanggal : 17 Maret 2009 Jam : 12.30 WIB.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 24 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu RT
Alamat : Klampis - Sby.
Status perkawinan : Kawin
Nama : Tn. S
Umur : 28 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
: Swasta ( Rp.1.200.000,-)
Alamat : Klampis - Sby
Status perkawinan : Kawin
3.1.2 Status Kesehatan
a. Alasan datang ke rumah sakit : Ibu mengeluh terlambat menstruasi sejak 4 bulan yang lalu, lalu
sejak tadi pagi dirasakan keluar darah sedikit dari kemaluan serta ibu merasakan mules pada
12
perut bagian bawah. Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual kemarin malam, ibu
mengatakan habis jalan-jalan di mall.
b. Keluhan utama saat ini : Ibu takut kalau kehamilannya tidak bisa dipertahankan atau terdapat
apa-apa dengan janin yang dikandungnya.
c. Timbulnya keluhan : Mendadak.
d. Faktor yang memperberat : Jika ibu beraktifitas atau berjalan, perdarahan dirasakan semakin
bertambah.
e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Istirahat dan duduk.
f. Diagnosa medik : Abortus imminens.
3.1.3 Riwayat Keperawatan
a. Riwayat obstetri:
b. Riwayat menstruasi:
1) Menarche umur 12 tahun
2) Banyak darah menstruasi sedang
3) Siklus teratur
4) Lama menstruasi: 5 -7 hari.
5) HPHT: 16 November 2008
6) Keluhan selama menstruasi tidak ada.
c. Riwayat perkawinan : Ibu menikah 6 bulan yang lalu dan ini adalah pernikahan yang pertama.
d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Ibu pada saat ini hamil pertama dan tidak ada
riwayat abortus/keguguran sebelumnya.
e. Riwayat Keluarga berencana : Ibu tidak melaksanakan KB, karenanya data lain tidak dikaji.
f. Riwayat kesehatan:
1) Penyakit yang pernah dialami ibu: tidak ada, ibu tidak pernah menderita penyakit infeksi seperti
typhus, pneumonia, penyakit pada kandungan.
21
13
2) Pengobatan yang didapat: tidak ada.
g. Riwayat penyakit keluarga: Hipertensi (ibu Ny.R).
h. Riwayat lingkungan:
1) Kebersihan: menurut ibu kebersihan rumah dan lingkungannya cukup bersih.
2) Bahaya: bahaya dalam rumah dan sekitar rumah seperti pabrik dekat rumah tidak ada, lantai
licin tidak ada. Ibu mengatakan tidak pernah mendapat kecelakaan atau trauma selama masa
kehamilan ini.
i. Aspek psikososial:
Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit : Ibu merasa akan mengalami keguguran.
Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari? Tidak karena ibu
memang harus beristirahat. Ibu berharap kehamilannya dapat diperthanakan karena ibu sangat
ingin punya anak. Ibu mengatakan sangat khawatir dengan keselamatan bayinya dan bertanya
bagaimana caranya supaya bayinya dapat dipertahankan. Orang terpenting bagi ibu adalah
keluarga. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini adalah sangat mendukung. Kesiapan
mental untuk menjadi ibu: siap.
3.1.4 Aktifitas Sehari - Sehari:
a. Pola nutrisi:
1) Frekuensi makan: 3 kali sehari.
2) Nafsu makan baik.
3) Jenis makanan rumah: nasi, lauk, sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak begitu suka minum
susu.
4) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: tidak ada.
b. Pola eleminasi:
1) BAK:
Frekuensi: 5 kali sehari.
Warna: Kuning jernih.
Keluhan saat BAK: Tidak ada.
2) BAB:
Frekuensi: 1 kali sehari.
Warna: kuning khas feses.
14
Bau: khas feses.
Konsistensi: padat.
Keluhan: tidak ada.
c. Pola personal hygiene:
1) Mandi:
Frekuensi: 2 kali sehari.
Penggunaan sabun: ya.
2) Oral hygiene:
Frekuensi: 2 kali sehari.
Waktu: pagi dan sore.
3) Cuci rambut:
Frekuensi: 3 kali seminggu.
Penggunaan shampo: ya.
d. Pola istirahat dan tidur:
1) Lama tidur: 8 jam sehari.
2) Kebiasaan sebelum tidur: tidak ada.
3) Keluhan tidur; tidak ada.
e. Pola aktifitas dan latihan:
1) Kegiatan dalam pekerjaan: membantu memasak. Ibu tinggal dengan mertua, sehingga banyak
pekerjaan rumah tangga yang diselesaikan oleh ibu mertua seperti mencuci, menyetrika, bersih-
bersih rumah dan memasak.
2) Waktu bekerja: tidak tentu.
3) Olahraga: ya, jalan-jalan pagi, frekuensi kadang-kadang.
4) Kegiatan waktu luang: tidak ada.
5) Keluhan dalam aktifitas: tidak ada.
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:
1) Merokok: tidak.
2) Minuman keras; tidak.
3) Ketergantungan obat: tidak.
15
3.1.5 Pemeriksaan fisik:
a. Umum:
Keadaan umum: baik.
Kesadaran: CM, E4V5M6
Tekanan darah: 120/80 mmHg.
Respirasi: 18 x/mnt.
Nadi: 88 x/mnt
Suhu: 370C.
Berat badan: 48 kg.
Tinggi badan: 154 cm.
b. Khusus:
1) Kepala:
Bentuk: normal.
Keluhan: tidak ada.
2) Mata:
Kelopak mata: simetris, oedem palpebra tidak ada.
Gerakan mata: normal.
Konjungtiva: merah muda.
Sklera: putih, icetrus tidak ada.
Pupil: normal, isokor.
Akomodasi: baik (tidak memakai kacamata).
3) Hidung:
Reaksi alergi: tidak ada.
Sinus: normal.
4) Mulut dan tenggorokan:
Gigi geligi: lengkap, 32 buah.
Kesulitan menelan: tidak ada.
5) Dada dan axilla:
Mamae: membesar
Areolla mamae: hiperpigmentasi.
16
Papila mamae: menonjol.
Colostrum: belum keluar.
6) Pernafasan:
Jalan nafas: bebas.
Suara nafas: bersih, tidak ada suara nafas tambahan.
Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: tidak.
7) Sirkulasi jantung:
Kecepatan denyut apikal: 88 x/mnt.
Irama: reguler.
Kelainan bunyi jantung: tidak ada.
Sakit dada: tidak ada.
8) Abdomen:
Mengecil: tidak
Linea dan striae: tidak ada, tidak ada nyeri tekan.
Luka bekas operasi: tidak ada.
Kontraksi: tidak ada.
TFU: 2 jari bawah pusat, djj: (+) 12-12-12
9) Genitourinary:
Perineum: intak.
Vesika urinaria: kosong.
10) Ekstremitas:
Turgor kulit: baik.
Warn akulit: sawo matang.
Kontraktur pada persendian ekstremitas: tidak ada.
Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada.
3.1.6 Data Penunjang
a. laboratorium: --
b. USG: --
c. Rontgen: --
d. Pemeriksaan dalam (vaginal toucher):
17
Vulva: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.
Vagina: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.
Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan (-).
Cavum uteri: AF (18 – 20 mg).
Adnexa parametrium ka: soepel, mass (-), nyeri (-).
Adnexa parametrium ki: soepel, mass (-), nyeri (-).
Cavum douglas: tidak menonjol.
e. Terapi yang didapat:
Premaston: 2x1 tablet.
Mefenamic acid 3x500 mg.
Bed rest, KIE, Kontrol 1 bulan lagi atau ada keluhan.
3.1.7 Data Tambahan :
Ibu sangat menginginkan anak dan berharap kandungannya bisa diselamatkan.
Ibu menyakan apakah kondisi janinnya baik.
Saat dilakukan pemeriksaan, ibu tampak gelisah, ekspresi wajah tegang dan postur tubuh kaku
dan tegang.
3.1.8 Analisa Data
Data Etiologi Patofisiologi Masalah
S: Ibu mengatakan keluar
darah dari kemaluan sejak
tadi pagi, perut bagian
bawah dirasakan mules,
Ibu mengatakan
tidak nyeri waktu
dilakukan periksa dalam.
O: Ibu hamil 18-20 minggu,
TFU 2 jbpst, djj: 12-12-
12, kontraksi tidak ada,
Penurunan
suplay O2 dan
nutrisi ke
jaringan plasenta
skunder
terhadap
terlepasnya
separasi
plasenta.
Implantasi plasenta di
endometrium lepas.
Suplay O2 dan nutrisi ke
jaringan plasenta terputus
Resiko terjadi
gawat janin intra
uteri (hipoksia).
18
gerakan janin aktif, fleks
(+), fluxus (-). VT:
ditemukan porsio tertutup,
TD: 120/80 mmHg, N: 88
x/mnt, RR: 16 x/mnt.
Janin kekurangan O2 dan
nutrisi
Gawat janin (Hipoksia)
Kematian janin intra
uteri/abortus
S: Ibu mengatakan sangat
khawatir dengan
perdarahan yang dialami,
ibu bertanya-tanya
mengenai keselamatan
bayi yang dikandungnya.
Ibu mengatakan sangat
ingin punya bayi dan ini
Krisis situasi
(perdarahan dan
ancaman
terhadap
keselamatan
bayi yang
dikandungnya).
Perdarahan
Perubahan respon
psikologis ibu
Ansietas.
19
adalah kehamilan yang
pertama.
O: Ibu tampak gelisah, saat
dilakukan pemeriksaan
ibu banyak bertanya
kepada petugas. Ekspresi
wajah ibu tampak tegang,
postur tubuh saat
dilakukan pemeriksaan
kaku dan tegang.
Maladaptif
Cemas meningkat
S: Ibu banyak bertanya
tentang kemungkinan bayi
dapat diselamatkan. Ibu
juga bertanya tentang
pantangan yang harus
dilakukan supaya bayinya
selamat. Ibu berkali-kali
mengatakan sangat ingin
punya bayi.
O: Ibu banyak bertanya
kepada petugas dan
mahasiswa. Pendidikan
ibu SMA, ibu tidak
bekerja. Ibu baru menikah
6 bulan, ini adalah
kehamilan pertama dan
usia ibu 23 tahun.
Kurang
informasi.
Kurang informasi
mengenai penyakit,
prognosis, kebutuhan
pengobatan
Ketidakmampuan
mengenal informasi
Ketidaktahuan tentang
kondisi dan pengobatan.
Defisit
knowledge
(kebutuhan
belajar)
mengenai
penyakit,
prognosis dan
kebutuhan
pengobatan.
20
Tidak taat terhadap
program pengobatan.
Program pengobatan tidak
berhasil.
3.1.9 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan
plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.
Data penunjang:
S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan mules,
Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam.
O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi tidak ada, gerakan janin aktif, fleks
(+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, nyeri tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt,
RR: 16 x/mnt.
2. Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang
dikandungnya).
Data penunjang:
S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya mengenai
keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah
kehamilan yang pertama.
O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi
wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang.
3. Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
b/d kurang informasi.
Data penunjang:
21
S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ibu juga bertanya
tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan
sangat ingin punya bayi.
O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu tidak bekerja. Ibu
baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia ibu 23 tahun.