29

Click here to load reader

Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

1

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ABORTUS IMMINENS

DI RUANG NIFAS RSUD PRAYA

DI SUSUN OLEH :

AYU SANTIKA DEWI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2013/2014

Page 2: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

2

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ABORTUS IMMINENS

DI RUANG NIFAS RSUD PRAYA

A. PENGERTIAN

Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum

janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500

g, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai.

Pada bulan pertama kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin

dalam rahim. Manuaba, 2007:683).

Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi dalam uterus

dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 1996, hal. 261).

Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap

kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin

berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000)

Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu,

tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)

Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh

pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990)

B. ETIOLOGI

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

- Kelainan kromosom

- Lingkungan sekitar kurang sempurna

- Pengaruh dari luar

2. Kelainan pada plasenta adalah perdarahan dari pembuluh darah disekitar plasenta

3. Penyakit ibu (pneumonia, typhus, abdominalis, anemia berat, malaria, keracunan)

4. Kelainan traktus genitalia (retroversi uteri, mioma uteri, kelainan bawaan uterus)

5. Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)

6. Trauma

Page 3: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

3

7. Gangguan nutrisi

8. Stress psikologis

( Hamilton, C. Mary, 1995 )

C. PATOFISIOLOGIS

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasaslis, diikuti nekrosis jaringan sekitar

yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian

uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara

dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,

penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan

banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu

daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau

benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup,

mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

( Mansjoer, Arif M, 1999)

D. MANIFESTASI KLINIS

1. Tanda dan gejala pada abortus Imminen :

a) Terdapat keterlambatan dating bulan

b) Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules

c) Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi

kontraksi otot rahim

d) Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis

masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim

e) Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif

(Syaifudin. Bari Abdul, 2000)

Page 4: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

4

E. KOMPLIKASI

1. Perdarahan

2. Infeksi

3. Syock

(Syaifudin. Bari Abdul, 2000)

F. PENATALAKSANAAN

Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi

serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam pada

paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari

beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin

terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang

menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di

garis tengah suprapubis. Kadang-kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.

Dalam hal ini perlu diputuskan apakah kehamilan dapat dilanjutkan.

Sonografi vagina,pemeriksaan kuantitatif serial kadar gonadotropin korionik (hCG)

serum, dan kadar progesteron serum, yang diperiksa tersendiri atau dalam berbagai

kombinasi, untuk memastikan apakah terdapat janin hidup intrauterus. Dapat juga digunakan

tekhnik pencitraan colour and pulsed Doppler flow per vaginam dalam mengidentifikasi

gestasi intrauterus hidup. Setelah konseptus meninggal, uterus harus dikosongkan. Semua

jaringan yang keluar harus diperiksa untuk menentukan apakah abortusnya telah lengkap.

Kecuali apabila janin dan plasenta dapat didentifikasi secara pasti, mungkin diperlukan

kuretase. Ulhasonografi abdomen atau probe vagina Dapat membantu dalam proses

pengambilan keputusan ini. Apabila di dalam rongga uterus terdapat jaringan dalam jumlah

signifikan, maka dianjurkan dilakukan kuretase.

Penanganan abortus imminens meliputi :

a. Istirahat baring agar aliran darah ke uerus bertambah dan rangsang mekanik berkurang

b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap

empat jam bila pasien panas

Page 5: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

5

c. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, ungkin janin akan mati,

pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

d. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat hematinik

misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg

e. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C

f. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah

infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat

(Wiknjosastro dkk, 2002 : 305)

Page 6: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

6

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. IDENTITAS

Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :

a) Data dasar yang meliputi :

- Aspek biologi

- Aspek psikologis

- Aspek sosial kultural

- Aspek spritual

b) Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang meliputi :

- Riwayat kehamilan

- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat kehamilan

sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang meliputi siklus haid, lama

haid dan akhir hair

- Pengkajian fisik meliputi :

Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan

Perhatian pendarahan yang terjadi

Adanya infeksi

Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan

Ada riwayat masalah pengobatan

Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan

- Masalah psikologis

- Adanya dukungan dari keluarga

- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.

- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin

- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan

muda

2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya pendarahan

Page 7: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

7

3. Kecemasan berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin

4. Keterbatasan aktifitas dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari berhubungan dengan tirah

baring karena adanya gejala keguguran.

5. Kurangnya pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran berhubungan dengan kurang

informasi.

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. DX. I

Tujuan : Rasa nyeri pada pasien berkurang / hilang

Intervensi :

- Kaji rasa nyeri dan karakteristiknya, kualitas, frekuensi, lokasi dan intensitasnya

- Observasi tanda – tanda ital seperti menurunnya tekanan darah, nadi dan pernafasan

- Jelaskan tentang rasa nyeri

- Jelaskan tentang rasa nyeri

- Ajarkan tehnik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri

- Berikan posisi yang nyaman, misalnya dengan menggunakan bantal hangat

- Berikan analgetik sesuai dengan program.

Rasionalisasi :

- Untuk membantu mengidentifikasi sumber nyeri dan intervensi yang tepat

- Untuk mengetahui perkembangan pasien

- Supaya pasien mengetahui tentang nyeri yang dirasakan

- Untuk mengurangi rasa nyeri

- Untuk mengurangi rasa nyeri

- Untuk menghambat / Mengurangi nyeri

2. DX. II

Tujuan : Perfusi jaringan terpenuhi

Intervensi :

- Kaji keadaan kehamilan, status kesehatan, aktivitas yang dilakukan dan tanda – tanda

vital

- Anjurkan pasien untuk bedrest

Page 8: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

8

- Monitor perdarahan, catat jumlah dan karakteristik perdarahan

- Observasi tanda – tanda syok, penurunan tekanan darah, nadi cepat, pengeluaran urine

berkurang, kulit dingin dan pucat, sakit kepala.

Rasionalisasi :

- Untuk mengetahui keadaan dan perkembangan kehamilan pasien

- Untuk mempercepat proses penyembuhan

- Untuk mengetahui banyaknya darah yang keluar

- Untuk mengetahui perkembangan dan intervensi yang tepat

3. DX. III

Tujuan : Rasa cemas pasien akan berkurang atau hilang setelah

diberi penjelasan

Intervensi :

- Adakan pendekatan dengan pasien, dengan cara menemani pasien dan mendengarkan

keluhan pasien

- Kaji tingkat cemas pasien

- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya

- Bantu pasien untuk memecahkan masalah dan beri penjelasan serta tanggapan yang

positif

- Libatkan keluarga dalam membantu mengatasi masalah pasien

- Anjurkan pada pasien untuk mendekatikan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

Rasionalisasi :

- Untuk mengurangi rasa cemas / takut pasien

- Untuk mengetahui sejauh mana kecemasan pasien

- Supaya pasien tentang dan tidak memendam rasa takutnya

- Agar pasien mengetahui masalah tentang penyakitnya

- Agar dapat membantu mengatasi masalah tersebut

- Supaya pasien sabar dalam menghadapi masalahnya

Page 9: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

9

4. DX. IV

Tujuan : Perawatan diri pasien dapat terpenuhi

Intervensi :

- Kaji kebutuhan pasien yang tidak dapat terpenuhi secara mandiri dan memerlukan

bantuan dari perawat

- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari seminimal mungkin

- Jelaskan pada pasien hal – hal yang tidak boleh dilakukan ditempat tidur

Rasionalisasi :

- Agar kebutuhan pasien akan terpenuhi

- Supaya pasien dapat memenuhi kebutuhannya

- Agar pasien mengetahui hal – hal yang membahayakan pasien.

5. DX. V

Tujuan : Pengetahuan pasien meningkat

Intervensi :

- Kaji tingkat pengetahuan pasien

- Jelaskan pada pasien tentang penyebab dari gangguan kehamilan, misalnya adanya

penyakit ibu, kelainan traktur genitalis, trauma, gizi

- Anjurkan untuk memeriksakan kehamilan secara teratur.

Rasionalisasi :

- Untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang penyakitnya

- Agar pasien mengetahui sebab adanya gangguan dari kehamilan

- Untuk mengetahui perkembangan kehamilan pasien

(Carpenito, Lynda, 2001)

Page 10: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

10

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Edisi ke 3. Jakarta,1999.

Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran

EGC, Jakarta.

Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta.

Prawiroharjo,Sarwono. Ilmu Kebidanan, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana, Jakarta,1996.

http://bared18.wordpress.com/2008/12/03/askep-abortus-iminens-2/

Page 11: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

11

 

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN REPRODUKSI

PADA NY. R DENGAN ABORTUS IMMINENS

Tanggal masuk            : 17 Maret 2009                                   Jam masuk       : 11.30 WIB

Ruang                          : -                                                         No. Register    : XXXXXXX

Pengkajian tanggal      : 17 Maret  2009                                  Jam                  : 12.30 WIB.

3.1  Pengkajian

3.1.1        Identitas

Nama               : Ny. R

Umur               : 24  tahun

Suku/bangsa     : Jawa/Indonesia

Agama             : Islam

Pendidikan       : SMA

Pekerjaan         : Ibu RT

Alamat             : Klampis -  Sby.

Status perkawinan  : Kawin

Nama               : Tn. S

Umur               : 28 tahun

Suku/bangsa     : Jawa/Indonesia

Agama             : Islam

Pendidikan       : SMA

    : Swasta ( Rp.1.200.000,-)

Alamat             : Klampis -  Sby

Status perkawinan  : Kawin

3.1.2        Status Kesehatan

a.    Alasan datang ke rumah sakit : Ibu mengeluh terlambat menstruasi sejak 4 bulan yang lalu, lalu

sejak tadi pagi dirasakan keluar darah sedikit dari kemaluan serta ibu merasakan mules pada

Page 12: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

12

perut bagian bawah. Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual kemarin malam, ibu

mengatakan habis jalan-jalan di mall.

b.    Keluhan utama saat ini : Ibu takut kalau kehamilannya tidak bisa dipertahankan atau terdapat

apa-apa dengan janin yang dikandungnya.

c.    Timbulnya keluhan : Mendadak.

d.   Faktor yang memperberat : Jika ibu beraktifitas atau berjalan, perdarahan dirasakan semakin

bertambah.

e.    Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Istirahat dan duduk.

f.      Diagnosa medik : Abortus imminens.

 

3.1.3        Riwayat Keperawatan

a.    Riwayat obstetri:

b.    Riwayat menstruasi:

1)      Menarche umur 12 tahun

2)      Banyak darah menstruasi sedang

3)      Siklus teratur

4)      Lama menstruasi: 5 -7 hari.

5)      HPHT: 16  November 2008

6)      Keluhan selama menstruasi tidak ada.

c.     Riwayat perkawinan : Ibu menikah 6 bulan yang lalu dan ini adalah pernikahan yang pertama.

d.    Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Ibu pada saat ini hamil pertama dan tidak ada

riwayat abortus/keguguran sebelumnya.

e.     Riwayat Keluarga berencana : Ibu tidak melaksanakan KB, karenanya data lain tidak dikaji.

f.      Riwayat kesehatan:

1)      Penyakit yang pernah dialami ibu: tidak ada, ibu tidak pernah menderita penyakit infeksi seperti

typhus, pneumonia, penyakit pada kandungan.

21

 

Page 13: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

13

2)      Pengobatan yang didapat: tidak ada.

g.    Riwayat penyakit keluarga: Hipertensi (ibu Ny.R).

h.    Riwayat lingkungan:

1)      Kebersihan: menurut ibu kebersihan rumah dan lingkungannya cukup bersih.

2)      Bahaya: bahaya dalam rumah dan sekitar rumah seperti pabrik dekat rumah tidak ada, lantai

licin tidak ada. Ibu mengatakan tidak pernah mendapat kecelakaan atau trauma selama masa

kehamilan ini.

i.      Aspek psikososial:

Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit : Ibu merasa akan mengalami keguguran.

Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari? Tidak karena ibu

memang harus beristirahat. Ibu berharap kehamilannya dapat diperthanakan karena ibu sangat

ingin punya anak. Ibu mengatakan sangat khawatir dengan keselamatan bayinya dan bertanya

bagaimana caranya supaya bayinya dapat dipertahankan. Orang terpenting bagi ibu adalah

keluarga. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini adalah sangat mendukung. Kesiapan

mental untuk menjadi ibu: siap.

3.1.4        Aktifitas Sehari - Sehari:

a.     Pola  nutrisi:

1)      Frekuensi makan: 3 kali sehari.

2)      Nafsu makan baik.

3)      Jenis makanan rumah: nasi, lauk, sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak begitu suka minum

susu.

4)      Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: tidak ada.

b.     Pola eleminasi:

1)      BAK:

      Frekuensi: 5 kali sehari.

      Warna: Kuning jernih.

      Keluhan saat BAK: Tidak ada.

2)      BAB:

      Frekuensi: 1 kali sehari.

      Warna: kuning khas feses.

Page 14: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

14

      Bau: khas feses.

      Konsistensi: padat.

      Keluhan: tidak ada.

c.       Pola personal hygiene:

1)      Mandi:

      Frekuensi: 2 kali sehari.

      Penggunaan sabun: ya.

2)      Oral hygiene:

      Frekuensi: 2 kali sehari.

      Waktu: pagi dan sore.

3)      Cuci rambut:

      Frekuensi: 3 kali seminggu.

      Penggunaan shampo: ya.

d. Pola istirahat dan tidur:

1)   Lama tidur: 8 jam sehari.

2)   Kebiasaan sebelum tidur: tidak ada.

3)   Keluhan tidur; tidak ada.

e. Pola aktifitas dan latihan:

1)    Kegiatan dalam pekerjaan: membantu memasak. Ibu tinggal dengan mertua, sehingga banyak

pekerjaan rumah tangga yang diselesaikan oleh ibu mertua seperti mencuci, menyetrika, bersih-

bersih rumah dan memasak.

2)    Waktu bekerja: tidak tentu.

3)    Olahraga: ya, jalan-jalan pagi, frekuensi kadang-kadang.

4)    Kegiatan waktu luang: tidak ada.

5)    Keluhan dalam aktifitas: tidak ada.

f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:

1)       Merokok: tidak.

2)       Minuman keras; tidak.

3)       Ketergantungan obat: tidak.

Page 15: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

15

3.1.5        Pemeriksaan fisik:

a.  Umum:

       Keadaan umum: baik.

       Kesadaran: CM, E4V5M6

       Tekanan darah: 120/80 mmHg.

       Respirasi: 18 x/mnt.

       Nadi: 88 x/mnt

       Suhu: 370C.

       Berat badan: 48 kg.

       Tinggi badan: 154 cm.

b. Khusus:

1)   Kepala:

      Bentuk: normal.

      Keluhan: tidak ada.

2)   Mata:

      Kelopak mata: simetris, oedem palpebra tidak ada.

      Gerakan mata: normal.

      Konjungtiva: merah muda.

      Sklera: putih, icetrus tidak ada.

      Pupil: normal, isokor.

      Akomodasi: baik (tidak memakai kacamata).

3)   Hidung:

      Reaksi alergi: tidak ada.

      Sinus: normal.

4)   Mulut dan tenggorokan:

      Gigi geligi: lengkap, 32 buah.

      Kesulitan menelan: tidak ada.

5)   Dada dan axilla:

      Mamae: membesar

      Areolla mamae: hiperpigmentasi.

Page 16: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

16

      Papila mamae: menonjol.

      Colostrum: belum keluar.

6)   Pernafasan:

      Jalan nafas: bebas.

      Suara nafas: bersih, tidak ada suara nafas tambahan.

      Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: tidak.

7)   Sirkulasi jantung:

      Kecepatan denyut apikal: 88 x/mnt.

      Irama: reguler.

      Kelainan bunyi jantung: tidak ada.

      Sakit dada: tidak ada.

8)   Abdomen:

      Mengecil: tidak

      Linea dan striae: tidak ada, tidak ada nyeri tekan.

      Luka bekas operasi: tidak ada.

      Kontraksi: tidak ada.

      TFU: 2 jari bawah pusat, djj: (+) 12-12-12

9)   Genitourinary:

      Perineum: intak.

      Vesika urinaria: kosong.

10) Ekstremitas:

      Turgor kulit: baik.

      Warn akulit: sawo matang.

      Kontraktur pada persendian ekstremitas: tidak ada.

      Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada.

3.1.6        Data Penunjang

a.    laboratorium: --

b.    USG: --

c.    Rontgen: --

d.    Pemeriksaan dalam (vaginal toucher):

Page 17: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

17

     Vulva: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.

     Vagina: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.

     Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan (-).

     Cavum uteri: AF (18 – 20 mg).

     Adnexa parametrium ka: soepel, mass (-), nyeri (-).

     Adnexa parametrium ki: soepel, mass (-), nyeri (-).

     Cavum douglas: tidak menonjol.

e.    Terapi yang didapat:

     Premaston: 2x1 tablet.

     Mefenamic acid 3x500 mg.

     Bed rest, KIE, Kontrol 1 bulan lagi atau ada keluhan.

3.1.7        Data Tambahan :

     Ibu sangat menginginkan anak dan berharap kandungannya bisa diselamatkan.

     Ibu menyakan apakah kondisi janinnya baik.

     Saat dilakukan pemeriksaan, ibu tampak gelisah, ekspresi wajah tegang dan postur tubuh kaku

dan tegang.

3.1.8        Analisa Data

Data Etiologi Patofisiologi Masalah

S: Ibu mengatakan keluar

darah dari kemaluan sejak

tadi pagi, perut bagian

bawah dirasakan mules,

Ibu mengatakan

tidak  nyeri waktu

dilakukan periksa dalam.

O: Ibu hamil 18-20 minggu,

TFU 2 jbpst, djj: 12-12-

12, kontraksi tidak ada,

Penurunan

suplay O2 dan

nutrisi ke

jaringan plasenta

skunder

terhadap

terlepasnya

separasi

plasenta.

Implantasi plasenta di

endometrium lepas.

 

Suplay O2 dan nutrisi ke

jaringan plasenta terputus

Resiko terjadi

gawat janin intra

uteri (hipoksia).

Page 18: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

18

gerakan janin aktif, fleks

(+), fluxus (-). VT:

ditemukan porsio tertutup,

TD: 120/80 mmHg, N: 88

x/mnt, RR: 16 x/mnt.

 

Janin kekurangan O2 dan

nutrisi

 

Gawat janin (Hipoksia)

 

Kematian janin intra

uteri/abortus

S: Ibu mengatakan sangat

khawatir dengan

perdarahan yang dialami,

ibu bertanya-tanya

mengenai keselamatan

bayi yang dikandungnya.

Ibu mengatakan sangat

ingin punya bayi dan ini

Krisis situasi

(perdarahan dan

ancaman

terhadap

keselamatan

bayi yang

dikandungnya).

Perdarahan

 

Perubahan respon

psikologis ibu

Ansietas.

Page 19: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

19

adalah kehamilan yang

pertama.

O: Ibu tampak gelisah, saat

dilakukan pemeriksaan   

ibu banyak bertanya

kepada petugas. Ekspresi

wajah ibu tampak tegang,

postur tubuh saat

dilakukan pemeriksaan

kaku dan tegang.

 

Maladaptif

 

Cemas meningkat

S: Ibu banyak bertanya

tentang kemungkinan bayi

dapat diselamatkan. Ibu

juga bertanya tentang

pantangan yang harus

dilakukan supaya bayinya

selamat. Ibu berkali-kali

mengatakan sangat ingin

punya bayi.

O: Ibu banyak bertanya

kepada petugas dan

mahasiswa. Pendidikan

ibu SMA, ibu tidak

bekerja. Ibu baru menikah

6 bulan, ini adalah

kehamilan pertama  dan

usia ibu 23 tahun.

Kurang

informasi.

Kurang informasi

mengenai penyakit,

prognosis, kebutuhan

pengobatan

 

Ketidakmampuan

mengenal informasi

 

Ketidaktahuan tentang

kondisi dan pengobatan.

 

Defisit

knowledge

(kebutuhan

belajar)

mengenai

penyakit,

prognosis dan

kebutuhan

pengobatan.

Page 20: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

20

Tidak taat terhadap

program pengobatan.

 

Program pengobatan tidak

berhasil.

3.1.9   Diagnosa Keperawatan

1.      Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan

plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.

Data penunjang:

S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan mules,

Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam.

O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi tidak ada, gerakan janin aktif, fleks

(+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, nyeri tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt,

RR: 16 x/mnt.

2.      Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang

dikandungnya).

Data penunjang:

S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya mengenai

keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah

kehamilan yang pertama.

O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi

wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang.

3.      Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan

b/d kurang informasi.

Data penunjang:

Page 21: Asuhan Keperawatan Abortus Imminens Cacaq

21

S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ibu juga bertanya

tentang  pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan

sangat ingin punya bayi.

O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu tidak bekerja. Ibu

baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia ibu 23 tahun.