12
ASUHAN KEPERAWATAN POST ORIF MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif yang dikoordinatori oleh Rodhi Hartono, SKp, Ns, MKes Disusun Oleh Nurul Kholifah P.17420110056 Okto Priasdika P.17420110057 Purwati L P.17420110058 Rina Faizzatul H P.17420110059 Rusdiana I P.17420110060 Wahyu Tri H P.17420110061 PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

Askep Post Orif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Post Orif

ASUHAN KEPERAWATAN POST ORIF

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Perioperatif yang dikoordinatori oleh Rodhi Hartono, SKp, Ns, MKes

Disusun Oleh

Nurul Kholifah P.17420110056

Okto Priasdika P.17420110057

Purwati L P.17420110058

Rina Faizzatul H P.17420110059

Rusdiana I P.17420110060

Wahyu Tri H P.17420110061

PRODI D III KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

SEMARANG

2010/2011

Page 2: Askep Post Orif

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan hidayah-

Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul : “Asuhan Keperawatan

Post ORIF” ini tanpa halangan suatu apapun.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, antara lain :

1. Bapak Rodhi Hartono SKp, Ns, MKes selaku koordinator mata

kuliah Keperawatan Perioperatif

2. Semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini

Penulis mengucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuan dari pihak-

pihak tersebut.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan serta penyusunan makalah ini

masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas kekurangan

teersebut dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Semarang, September 2011

Penulis

Page 3: Askep Post Orif

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii

BAB I - PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II - PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Keperawatan.............................................................. 3

2.2 Fungsi Manajemen Keperwatan...................................................................... 3

2.3 Proses Manajemen Keperawatan.....................................................................5

2.4 Prinsip Manajemen Keperawatan..................................................................

2.5 Lingkup Manajemen Keperawatan...............................................................

2.6 Kepala Ruangan Sebagai Manager Keperawatan

BAB III - PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 8

3.2 Saran ...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 9

Page 4: Askep Post Orif

ASKEP POST ORIF (open reduction and internal fixation )

A. Pengertian

ORIF (open reduction and internal fixation ) dalam bahasa Indonesia reposisi

terbuka dan fiksasi internal adalah suatu bentuk pembedahan dengan pemasangan

internal fiksasi pada tulang yang mengalami fraktur. Fungsi ORIF untuk

mempertahankan posisi fragmen tulang agar tetap menyatu dan tidak mengalami

pergeseran.

ORIF juga merupakan suatu tindakan pembedahan untuk memanipulasi

fragmen-fragmen tulang yang patah / fraktur sedapat mungkin kembali seperti

letak asalnya.Internal fiksasi biasanya melibatkan penggunaan plat, sekrup, paku

maupun suatu intramedulary (IM) untuk mempertahan kan fragmen tulang dalam

posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. Klien akan kesulitan

berjalan/bergerak setelah di lakukan tindakan ORIF, maka dari itu diberikan alat

bantu untuk jalan dan mobilisasi

Indikasi ORIF :

1. Fraktur yang tidak bisa sembuh/bahaya afosolar neerosis tinggi.

2. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup misal : Fr. Dislokasi

3. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan misal Fr.

Antebrachil, Fr. Pergelangan kaki.

B. Keuntungan dan Kerugian

1. Keuntungan perawatan fraktur dengan pemasangan ORIF (Operasi)

antra lain :

Ketelitian reposisi fragmen-fragmen fraktur

Kesempatan untuk memeriksa pembuluh darah dan saraf di

sekitarnya.

Stabilitas fiksasi yang cukup memadai dapat dicapai

Perawatan di RS yang relatif singkat pada kasus tanpa komplikasi

Potensi untuk mempertahankan fungsi sendi yang mendekati

normal serta kekuatan otot selama perawatan fraktur.

2. Kerugian yang potensial juga dapat terjadi antara lain :

Page 5: Askep Post Orif

Setiap anastesi dan operasimempunyai resiko komplikasi bahkan

kematian akibat dari tindakan tersebut.

Penanganan operatif memperbesar kemungkinan infeksi

dibandingkan pemasangan gips atau traksi.

Penggunaan stabilisasi logam interna memungkinkan kegagalan

alat itu sendiri

Pembedahan itu sendiri merupakan trauma pada jaringan lunak,

dan struktur yang sebelumnya tak mengalami cedera mungkin akan

terpotong atau mengalami kerusakan selama tindakan operasi.

C. Asuhan Keperawatan Post ORIF

1. Pengkajian

a. Demografi

Umur : mempengaruhi proses penyembuhan

Jenis kelamin : pada wanita dapat terjadi penurunan

kalsium setelah menopuse, sedang pada laki-laki

rentang karena mobilitas tinggi

b. Keluhan utama

Biasanya pasien mengeluh nyeri berat terus menerus

c. Pemeriksaan Fisik

Nyeri daerah post ORIF

Spasme otot

Adanya pembengkakan

d. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan rontgen : untuk mengetahui

perkembangan fraktur setelah post ORIF

Pemeriksaan darah (leukosit) : untuk

mengidentifikasi adanya infeksi, yaitu apabila

terjadi infeksi maka leukosit akan meningkat.

Pengkajian segera pasien bedah saat kembali ke unit klinik terdiri atas

yang berikut:

Page 6: Askep Post Orif

1. Respirasi : Kecepatan jalan napas, kedalaman, frekuensi, dan karakter

pernapasan, sifat dan bunyi napas.

2. Sirkulasi : Tanda-tanda vital termasuk tekanan darah dan kondisi kulit.

3. Tingkat kesadaran :  Respon secara verbal terhadap pertanyaan atau

reorientasi terhadap tempat terbangun ketika dipanggil namanya.

4. Drainase : Adanya drainase, keharusan untuk menghubungkan selang

ke sistem drainase yang spesifik, adanya dan kondisi balutan.

5. Kenyamanan : Tipe nyeri dan lokasi, mual atau muntah, perubahan

posisi yang dibutuhkan.

6. Psikologi : Sifat dari pertanyaan pasien, kebutuhan akan istirahat dan

tidur, gangguan oleh kebisingan, pengunjung, ketersediaan bel

pemanggil atau lampu pemanggil.

7. Keselamatan : Kebutuhan akan pagar tempat tidur, drainase selang tidak

tersumbat, cairan IV terinfus dengan tepat dan letak IV terbebat dengan

baik.

8. Peralatan : Diperiksa untuk fungsi yang baik.

2. Diagnosa dan penatalaksanaan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan

kontinuitas jaringan, kerusakan serabut saraf dan spasme

otot.

Intervensi:

Kaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi dan

karakteristik, termasik intensitas, perhatikan

petunjuk nyeri non verbal.

Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena.

Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan

tirah baring, gips, traksi.

Page 7: Askep Post Orif

Dorong menggunakan teknik manajemen, sterss,

contoh relaksasi progresif, latihan nafas dalam,

imajinasi visual.

Berikan obat sesuai indikasi:analgetik

b. Resiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan

pembengkakan,alat yang mengikat,gangguan peredaran

darah.

Intervensi :

Lakukan pengkajian neuromuskuler.minta pasien

untuk melokalisasi nyeri.

Dorong pasien untuk secara rutin untuk latihan

ambulasi.

Kaji adanya nyeri tekan, pembengkakan pada

dorsofleksi.

Awasi tanda vital.perhatikan tanda pucat, kulit

dingin dan perubahan mental.

c. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

nyeri,pembengkakan, prosedur bedah,immobilisasi.

Intervensi :

Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik.

Instruksikan pasien untuk latihan rentang gerak

pada ekstremitas.

Berikan/bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda,

kruk, tongkat.Instruksikan keamanan dalam

menggunakan alat mobilitas.

Awasi TD saat beraktivitas.

d. Perubahan citra diri,harga diri atau kinerja peran

berhubungan dengan dampak masalah muskuloskeletal.

Intervensi :

Beri penguatan informasi pasca operasi termasuk

kontrol nyeri dan rehabilitasi.

Page 8: Askep Post Orif

Kaji derajat dukungan yang ada untuk pasien.

Diskusikan persepsi pasien tentang diri dan

hubungannya dengan perubahan dalam pola/peran

fungsi yang biasanya.

Dorong partisipasi dalam aktivitas sehari-hari.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan akibat prosedur pembedahan.

Intervensi :

Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik

Inspeksi luka,perhatikan karakteristik drainase.

Awasi tanda-tanda vital.

Kalaborasi Pemberian antibiotik

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A and Perry, Anne Griffin. (2005). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan (edisi ke 4). Jakarta : EGC

Page 9: Askep Post Orif

Carpenito, Linda Jualnne, Griffin. (2005). Buku Diagnosa Keperawatan. Jakarta :

EGC