52
Kasus Tn. Iko, usia 55 tahun, BB 55 kg, TB 175 cm mempunyai riwayat nyeri pada perut kanan bawah sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan nyeri dirasakan hilang timbul, kadang menyebar di sekitar umbilicus, disertai mual dan muntah. Keluhan tersebut diobati sendiri oleh Tn. Iko selama 1 tahun dan gejala mulai menghilang, tetapi kadang-kadang kambuh. Pasien riwayat menolak operasi. Saat ini pasien dirawat di ruang bedah dengan keluhan utama nyeri perut disebelah kanan bawah selama ± 2 minggu, diobati sendiri tidak sembuh-sembuh, demam, perut kembung, mual muntah, abdomen yang tegang dan kaku, nyeri tekan lepas. Hasil pemeriksaan didapatkan data: skala nyeri 8, suhu 38.5 0 C, TD 100/70 mmHg, RR 25x/m, Nadi 110x/m, leukosit 30.000/dl; Hb 10.9 mg/dl. Klien direncanakan untuk pembedahan sehingga perlu persiapan. Hasil USG abdomen menunjukkan adanya pelebaran diameter. Setelah dilakukan tindakan pembedahan (2 jam setelah operasi), didapatkan data: TD 120/80, Nadi 90x/m, RR 20x/m, pasien sadar. Saat ini pasien terpasang drain dengan posisi selang drain dihubungkan pada botol NaCl tidak hampa udara. Klien mengeluh nyeri pada area operasi, klien batuk-batuk disertai mengedan. Pada hari ke 3 post operasi didapatkan kondisi balutan luka abdomen pos operasi merembes, warna merah, lalu dilakukan penggantian balutan dan didapatkan data gambaran luka sebagai berikut:

Askep Pre Post

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: Askep Pre Post

Kasus

Tn. Iko, usia 55 tahun, BB 55 kg, TB 175 cm mempunyai riwayat nyeri pada perut kanan bawah sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan nyeri dirasakan hilang timbul, kadang menyebar di sekitar umbilicus, disertai mual dan muntah. Keluhan tersebut diobati sendiri oleh Tn. Iko selama 1 tahun dan gejala mulai menghilang, tetapi kadang-kadang kambuh. Pasien riwayat menolak operasi. Saat ini pasien dirawat di ruang bedah dengan keluhan utama nyeri perut disebelah kanan bawah selama ± 2 minggu, diobati sendiri tidak sembuh-sembuh, demam, perut kembung, mual muntah, abdomen yang tegang dan kaku, nyeri tekan lepas. Hasil pemeriksaan didapatkan data: skala nyeri 8, suhu 38.50C, TD 100/70 mmHg, RR 25x/m, Nadi 110x/m, leukosit 30.000/dl; Hb 10.9 mg/dl. Klien direncanakan untuk pembedahan sehingga perlu persiapan. Hasil USG abdomen menunjukkan adanya pelebaran diameter.

Setelah dilakukan tindakan pembedahan (2 jam setelah operasi), didapatkan data: TD 120/80, Nadi 90x/m, RR 20x/m, pasien sadar. Saat ini pasien terpasang drain dengan posisi selang drain dihubungkan pada botol NaCl tidak hampa udara. Klien mengeluh nyeri pada area operasi, klien batuk-batuk disertai mengedan. Pada hari ke 3 post operasi didapatkan kondisi balutan luka abdomen pos operasi merembes, warna merah, lalu dilakukan penggantian balutan dan didapatkan data gambaran luka sebagai berikut:

Page 2: Askep Pre Post

A. ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASII. PENGKAJIAN

1. Identitas klien

- Nama : Tn. Iko

- Jenis kelamin : Laki-laki

- Usia : 55 tahun

- Status : (tidak terkaji)

2. Status kesehatan saat ini

- Keluhan utama : Nyeri perut disebelah kanan bawah,

demam, perut kembung, mual-muntah, abdomen yang tegang dan

kaku, nyeri tekan lepas.

- Lama keluhan : ± 2 minggu

- Kualitas keluhan : Nyeri skala 8

- Faktor pencetus : Apendisitis

- Faktor pemberat : Klien menolak operasi

- Upaya yang telah dilakukan : Klien mengobati sendiri keluhan yang

dirasakan, namun tidak sembuh.

- Diagnosa medis : Apendisitis

3. Riwayat kesehatan saat ini

Klien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri perut disebe;ah kanan

bawah, demam, perut kembung, mual-muntah, abdomen tegang, kaku dan

nyeri tekan lepas. Klien berusaha mengibati sakitnya sendiri, namun tidak

sembuh-sembuh. Klien menolak untuk dilakukan operasi.

4. Riwayat kesehatan terdahulu

Klien memiliki riwayat nyeri perut kanan bagian bawah sejak 1 tahun yang

lalu. Keluhan yang dirasakan klien timbul-hilang, kadang menyebar

disekitar umbilicus, disertai mual-muntah. Keluhan tersebut diobati oleh

klien sendiri dan gejalanya mulai menghilang, tetapi kadang-kadang

kambuh.

5. Riwayat penyakit keluarga

(tidak terkaji)

6. Pemeriksan fisik

a. Keadaan umum :

- Kesadaran : Kompos mentis

Page 3: Askep Pre Post

- Tanda-tanda vital

TD : 100/70 mmHg

Nadi : 110 x/menit

Suhu : 38,50 C

RR : 25 x/menit

- TB/BB : 175 cm/ 55 kg

b. Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi: Perut kembung dan perut tampak kaku

- Palpasi : Perut tegang dan kaku serta terdapat nyeri tekan lepas

(Tes Rebound +)

- Perkusi : (tidak terkaji)

- Auskultasi : (tidak terkaji)

c. Hasil pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan laboratorium :

Leukosit : 30.000/dl

Hb: 10.9 mg/dl

- Pemeriksaan radiologi :

USG : Abdomen menunjukan adanya pelebaran

diameter

Page 4: Askep Pre Post

d. Pengkajian skor Alvarado

Tabel Skor Alvarado Skor

Gejala Klinis

Nyeri abdominal pindah ke fossa iliaka kanan

Nafsu makan menurun

Mual dan atau muntah

1

-

1

Tanda Klinis

Nyeri lepas

Nyeri tekan fossa iliaka kanan

Demam (suhu > 37,2⁰ C)

1

-

1

Pemeriksaan Laboratoris

Leukositosis (leukosit > 10.000/ml)

Shift to the left (neutrofil > 75%)

2

-

TOTAL 6

Page 5: Askep Pre Post

Interprestasi :

Skor Alvarado < 3, kemungkinan bukan apendisitis (unlikely appendicitis).

Skor Alvarado 4-6, mungkin apendisitis (possible appendicitis).

Skor Alvarado 6-8, kemungkinan besar apendisitis (probable/likely appendicitis).

Skor Alvarado 9-10, pasti apendisitis (definite appendicitis).

Kesimpulan : Klien diduga kemungkin besar apendisitis akut.

7. Terapi yang telah akan dilakukan

Persiapan untuk pembedahan yang akan dilakukan klien

II. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

1. DS:

- Tn Iko

mengeluh

demam

DO:

- Suhu 38,5o C

- Leukosit

30.000 dL

- Nadi 110

x/menit

- RR 25 x/menit

- Hasil USG

abdomen

menunjukan

adanya

pelebaran

diameter

apendik

Etiologi, factor risiko

Inflamasi pada appendiks

Appendicitis

Rmerangsang pelepasan

pirogen-endogen

Menstimulus pusat

termoregulator di hipotalamus

Peningkatan suhu

hipertermia

Hipertermia

Page 6: Askep Pre Post

2. DS:

- Riwayat nyeri pada

perut kanan bawah

1 tahun yang lalu,

- Klien mengeluh

nyeri Nyeri hilang

timbul, Kadang

menyebar ke

umbilikus.

- Klien mengeluh

Mual dan muntah

DO:

- Skala nyeri 8

- TD 100/70 mmHg,

RR 25x/m, Nadi

110x/m,

- Hasil USG abdomen

menunjukkan

adanya pelebaran

diameter.

Etiologi, factor risiko

Inflamasi pada appendiks

Appendicitis

Pelepasan mediator inflamasi

(histamine, bradikinin)

Pengiriman impuls nyeri pada

medulla spinalis

Nyeri menyebar ke persarafan

visceral organ sekitar

Nyeri menjalar dari RLQ

abdomen (nyeri tekan lepas)

Nyeri hilang timbul 1 tahun

yang lalu

Nyeri Kronis

Nyeri kronis

3. DS:- mengeluh

nyeri perut disebelah kanan bawah selama ± 2 minggu

- abdomen yang tegang dan kaku

- klien mengeluh mual dan muntah, perut kembung

Etiologi, factor risiko

Inflamasi pada appendiks

Appendicitis

Pelepasan mediator inflamasi

(histamine, bradikinin)

Pengiriman impuls nyeri pada

medulla spinalis

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Page 7: Askep Pre Post

DO :- Nyeri tekan

lepas- BB = 55kg- TB = 175 cm- [BMI klien = 55

/ (1.75)2 = 17.95 (>18 kg/m2 )]

Nyeri menyebar ke persarafan

visceral organ sekitar

Kompensasi otot abdomen

untuk melindungi organ di

dalamnya

Distensi otot abdomen

Menekan gaster

Peningkatan produksi HCl

Mual muntah

Tidak nafsu makan

Intake turun

BB dibawah normal

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

4. DS:- Klien

mengatakan keluhan diobati sendiri selama 1 tahun dan gejala mulai menghilang tetapi kadang-kadang kambuh

- Klien menolak

Etiologi, factor risiko

Inflamasi pada appendiks

Appendicitis

Pelepasan mediator inflamasi

(histamine, bradikinin)

Kurang pengetahuan

Page 8: Askep Pre Post

operasi Pengiriman impuls nyeri pada

medulla spinalis

Nyeri menyebar ke persarafan

visceral organ sekitar

Nyeri sejak 1 tahun yang lalu

hilang timbul

Keluhan nyeri diobati sendiri

oleh klien dan tidak mau

menjalani operasi

Kurang pajanan informasi

Defisit pengetahuan

III. PRIORITAS DIAGNOSA1. Nyeri kronis b/d ketunadayaan fisik kronis ditandai dengan klien mengeluh

nyeri perut disebelah kanan bawah dengan skala nyeri 8

2. Hipertermi b/d penyakit (appendisitis) ditandai dengan peningkatan suhu

(38,5o C)

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis

ditandai dengan Mual dan Muntah, Nyeri perut, Abdomen kaku dan tegang,

BB < 20%

4. Kurang pengetahuan b/d kurang pajanan informasi ditandai dengan klien

mengobati sendiri keluhannya dan tidak mau menajalani operasi.

IV. RENCANA KEPERAWATANDiagnosa 1 : Nyeri kronis berhubungan dengan ketunadayaan fisik kronis yang

ditandai dengan klien mengeluh nyeri di peryt kanan bawah sejak satu tahun yang lalu

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, nyeri dapat

diatasi dengan

Page 9: Askep Pre Post

Kriteria hasil : Skor 4 dalam indikator NOC

NOC : Pain Level

No Indikator 1 2 3 4 5

1 Melaporkan nyeri V

2 Ekspresi wajah V

3 Pernapasan V

4 Nadi V

Keterangan :

1 = severe

2 = substantial

3 = moderate

4= mild

5= None

NIC : Pain management

Intervensi Rasionalisasi

Kaji nyeri (lokasi, karakter, onset/durasi,

frekuensi, intensitas).

Perubahan dalam lokasi/intensitas tidak

umum tetapi dapat menunjukkkan

terjadinya komplikasi

Amati isyarat nonverbal ketidaknyamanan. Mengamati ekspresi wajah atau tindakan

klien untuk mengetahuan tingkat nyeri

Gunakan komunikasi terapeutik untuk

mengetahui riwayat nyeri klien.

Agar dapat melakukan tindakan

pencegahan nyeri

Kaji pengetahuan dan kepercayaan klien

tentang nyeri

Untuk mengetahui pengalaman klien

tentang nyeri yang dirasakan

Kaji penggunaan metode pereda nyeri

farmakologi saat ini.

Untuk mengetahui tindakan apa saja yang

dilakukan klien untuk mengatasi nyerinya

Tentukan pengaruh nyeri terhadap kualitas

hidup klien (nafsu makan, aktifitas).

Untuk mengetahui pengaruh nyeri klien

terhadap aktivitas sehari-hari. Dan

mengajarkan untuk relaksasi agar klien

Page 10: Askep Pre Post

tidak hanya berfokus pada nyerinya saja

Berikan informasi kepeda klien tentang

penyebab nyeri.

Agar klien mengetahui penyebab nyeri dan

cara mengatasinya

Kontrol lingkungan yang dapat

mempegaruhi respon nyeri klien.

Lingkungan yang bising atau ramai dapat

mempengaruhi tingkat ketenangan pasien

dalam mengatasi nyeri nya

Kurangi/ hilangkan faktor yang dapat

meningkatkan nyeri

Menghidari faktor penyebab dan faktor

yang memperparah nyeri

Pastikan pemberian analgesic farmakologi

sebelum pprosedur operasi.

Untuk mengurangi nyeri klien

Diagnosa 2 : Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan Suhu

38,5oC, RR, 25x/menit, leukisit 30.000/dl, nadi 110x/menit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, suhu tubuh

kembali normal dan tanda-tanda infeksi mulai berkurang.

Kriteria hasil : Skala 4 pada indikator NOC

NOC : Thermoregulation

No Indikator 1 2 3 4 5

1. Nadi radialis V

2. RR V

3. Peningkatan temperatur tubuh V

4. Hipertermi V

Keterangan :

1 = Severely Compromised

2 = Substantially Compromised

3 = Moderately Compromised

4 = Mildly Compromised

5 = Not Compromised

NOC : Infection Severity

No Indikator 1 2 3 4 5

Page 11: Askep Pre Post

1. Demam V

2. Nyeri V

3. Gejala-gejala penyakit GI V

4. Peningkatan jumlah leukosit V

Keterangan :

1 = Severe

2 = Substantial

3 = Moderate

4 = Mild

5 = None

NIC : Fever Treatment

No Intervensi Rasional

1. Monitor temperatur dan TTV lain Pemantauan tanda vital yang teratur

dapat menentukan perkembangan

keperawatan yang selanjutnya

2. Monitor warna kulit dan temperatur Mengetahui adanya peningkatan suhu

tubuh

3. Berikan medikasi atau cairan IV (ex :

antipiretik)

Untuk menurunkan suhu tubuh dan

mengganti cairan yang hilang akibat

evaporasi

4. Anjurkan intake cairan (banyak

minum)

Kebutuhan cairan meningkat karena

evaporasi tubuh meningkat

5. Fasilitasi istirahat, termasuk

pembatasan aktifitas jika perlu

Aktivitas meningkatkan metabolisme

dan meningkatkan panas

NIC : Infection Control

No Intervensi Rasional

1. Bersihkan lingkungan setelah

digunakan pasien lain

Meminimalisir resiko penyebaran

infeksi

2. Berikan terapi antibiotik Melawan bakteri penyebab apendisitis

3. Instruksikan pasien untuk minum

antibiotik sesuai resep

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai

menyebabkan bateri resisten

Page 12: Askep Pre Post

Diagnosa 3 : Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan factor biologis, ditandai dengan Mual dan Muntah, Nyeri perut,

Abdomen kaku dan tegang, BB < 20%

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam, berat

badan meningkat dan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil : sesuai dengan skala NOC

NOC : Nutrisen Status

No. Indikator 1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Adanya peningkatan berat badan sesuai

dengan tujuan

Berat badan ideal sesuai dengan tinggi

badan

Mampumengiden tifikasi kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dari menelan

Tidak terjadi penurunan berat badan

Keterangan :

1. Never demonstrate

2. Rarely demonstrate

3. Sometimes demonstrate

4. Often demonstrate

5. Consistenly demonstrate

NIC : Nutrition Management :

- Kaji adanya alergi makanan

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di

butuhkan pasien

Page 13: Askep Pre Post

- Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c

- Berikan makanan yang terpilih (sudah di konsukan dengan ahli gizi)

- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang di butuhkan

Nutrition Monitoring

- BB pasien dalam batas normal

- Monitor adanya penurunan berat badan

- Monitor lingkungan selama makan

- Monitor mual dan muntah

- Monitor kalori dan intake nutrisi

B. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASII. PENGKAJIANA. Masuk ruang rawat jam : 2 jam sesudah operasi

B. Tanda vital :

- TD : 120/80 mmHg

- Nadi : 90 x/menit

- Suhu : (tidak terkaji)

- RR : 20 x/menit

C. Menggigil : (tidak terkaji)

D. Keadaan umum : Baik

E. Kesadaran : Kompos mentis

F. Keadaan emosional : (tidak terkaji)

G. Pernafasan : (tidak terkaji)

H. Sirkulasi : (tidak terkaji)

I. Turgor kulit : (tidak terkaji)

J. Mukosa mulut : (tidak terkaji)

K. Ekstrimitas atas : (tidak terkaji)

L. Ektrimitas bawah : (tidak terkaji)

M. Posisi : (tidak terkaji)

N. Cairan drain : (tidak terkaji)

Page 14: Askep Pre Post

O. Pengeluaran urin : (tidak terkaji)

P. Keluhan : Klien mengeluh nyeri pada area operasi, klien

batuk-batuk disertai mengedan.

Q. Luka operasi merembes : Setelah hari ke 3 post operasi terjadi

perembesan luka dengan warna merah

R. Pengkajian luka post operasi :

- Lokasi : Bagian kanan abdomen kuadran bawah

- Bentuk luka : Bulat-oval

Item Pengkajian 3 hari post op

1. Ukuran 1 = Panjang X Lebar < 4cm²

2 = Panjang X Lebar 4 s.d <16 cm²

3 = Panjang X Lebar 16,1 s.d <36cm²

4 = Panjang X Lebar 36,1 s.d < 80cm²

5 = Panjang X Lebar > 80 cm

Sekitar :

Panjang = 1,5 cm

Lebar = 1cm

Ukuran = 1,5 cm2

Skor = 1

2. Kedalaman

1 = tidak ada eritema pada kulit yang utuh

2 = hilangnya sebagaian kulit termasuk epidermis dan

atau dermis

3 = hilangnya seluruh bagian kulit terjadi kerusakan

atau nekrosis pada subkutan; dapat menembus

Skor = 3

Page 15: Askep Pre Post

kedalam tapi tidak melampaui fasia; dan atau

campuran sebagian dan seluruh kulit hilang dan atau

lapisan jaringan tidak dapat dibedakan dengan

jaringan granulasi.

4 = dikaburkan dengan nekrosis

5 = kehilangan seluruh kulit dengan kerusakan yang

luas, jaringan nekrosis atau otot yang rusak, tulang

atau struktur penyokong

3. Tepi luka

1 = tidak dapat dibedakan, bercampur, tidak dapat

dilihat dengan jelas

2 = dapat dibedakan, batas luka dapat dilihat dengan

jelas, berdekatan dengan dasar luka

3 = dapat dibedakan dengan jelas, tidak berdekatan

dengan dasar luka

4 = dapat dibedakan dengan jelas, tidak berekatan

dengan batas luka, bergelombang ke bawah,

menebal

5 = dapat dibedakan dengan jelas, fibrotik, berskar

atau hiperkeratosis

Skor = 5

4. Terowongan

1 = tidak ada terowongan

2 = terowongan < 2 cm dimana saja

3 = terowongan 2-4 cm seluas < 50 % area luka

4 = terowongan 2-4 cm seluas > 50 % area luka

5 = terowongan >4 cm dimana saja

Skor = 1

5. Tipe Jaringan

Nekrotik 1 = tidak ada jaringan nekrotik

2 = putih / abu-abu jaringan tidak dapat teramati dan

atau jaringan nekrotik kekuningan yang mudah lepas

3 = jaringan nekrotik kekuningan yang melekat tapi

mudah dilepas

Skor = 1

Page 16: Askep Pre Post

4 = melekat, lembut, eskar hitam

5 = melekat kuat, keras, eskar hitam

6. Jumlah Jaringan

Nekrotik 1 = tidak ada jaringan nekrotik

2 = <25 % permukaan luka tertutup

3 = 25 % permukaan luka tertutup

4 = > 50 % dan <75% luka tertutup

5 = 75% s. d 100% jaringan luka terutup

Skor = 1

7. Tipe Exudate 1 = tidak ada exudates

2 = berdarah

3 = serosangueneous, encer, berair, merah pucat

atau pink

4 = serosa, encer, berair, jernih

5 = purulen, encer atau kental, keruh, kecoklatan/

kekuningan, dengan atau tanpa bau

Skor = 3

8. Jumlah Exudate 1 = tidak ada, luka kering

2 = sangat sedikit, luka tampak lembab tapi exudates

tidak teramati

3 = sedikit

4 = moderat

5 = banyak

Skor = 3

9. Warna kulit

sekitar luka

1 = pink atau warna kulit normal setiap etnis

2 = merah terang dan atau keputihan bila disentuh

3 = putih atau abu-abu pucat atau hipopigmentasi

4 = merah gelap atau ungu dan atau tidak pucat

5 = hitam atau hiperpigmentasi

Skor = 2

10. Edema

Perifer /tepi

1 = tidaka ada pembengkakan atau edema

2 = tidak ada pitting edema sepanjang < 4 cm sekitar

Page 17: Askep Pre Post

Jaringan luka

3 = tidak ada pitting edema sepanjang ≥4 cm sekitar

luka

4 = pitting edema sepanjang < 4 cm sekitar luka

5 = krepitus dan atau pitting edema sepanjang > 4 cm

sekitar luka

Skor = 4

11. Indurasi

Jaringan Perifer

1 = tidak ada indurasi

2 = indurasi <2 cm sekitar luka

3 = indurasi 2-4 cm seluas < 50% sekitar luka

4 = indurasi 2-4 cm seluas ≥ 50% sekitar luka

5 = indurasi > 4cm di mana saja pada luka

Skor = 3

12. Jaringan

Granulasi

1 = kulit utuh atau luka pada sebagian kulit

2 = terang, merah seperti daging; 75% s.d 100% luka

terisi granulasi dan atau jaringan tumbuh berlebih

3 = terang, merah seperti daging; <75% dan > 25%

luka terisi granulasi

4 = pink, dan atau pucat, merah kehitaman dan atau

luka ≤ 25 % terisi granulasi

5 = tidak ada jaringan granulasi

Skor = 3

13. Epitelisasi 1 = 100 % luka tertutup, permukaan utuh

2 = 75 % s.d 100 % luka tertutup dan atau terdapat

jaringa epitel meluas sepanjang > 0,5 cm pada

permukaan luka

3 = 50 % s.d 75% luka tertutup dan atau terdapat

jaringan epitel meluas sepanjang < 0,5 cm pada

permukaan luka

4 = 25 % s.d 50 % luka tertutup

5 = < 25 % luka tertutup

Skor = 5

Total Skor 35

Tanda Tangan

Page 18: Askep Pre Post

II. ANALISA DATA

NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

1 DS : -

DO :

Pada hari ke 3 post operasi

didapatkan kondisi balutan

luka operasi merembes,

warna merah, dan

didapatkan data gambaran

luka sebagai berikut:

Post appendiktomi

Teputusnya kontinuitas

jaringan akibat insisi

Resiko pemajanan mikro

organism

Resiko infeksi

Resiko Infeksi

2 DS:

- Klien mengeluh nyeri

pada area operasi

DO:

- Klien batuk-batuk

disertai mengejan

Balutan luka merembes,

warna merah

Post Appendiktomi

Teputusnya kontinuitas

jaringan akibat insisi

Berkurangnya efek

anastesi

Pengiriman impuls nyeri

ke medulla spinalis oleh

serabut saraf sekitar

Nyeri akut

Nyeri Akut

3 Ds : Post operasi Kerusakan integritas

Page 19: Askep Pre Post

- Pasien batuk disertai

mengejan

Do :

- Kondisi balutan luka

operasi merembes,

warna merah

- Gambaran luka jahitan

terbuka

Teputusnya kontinuitas

jaringan akibat insisi

Klien batuk disertai

mengedan

Tekanan area insis

bertambah tinggi

Luka robek

Kerusakan integritas

jaringan

jaringan

III. PRIORITAS DIAGNOSA1. Kerusakan integrritas jaringan b/d factor mekanik (tindakan operasi)

ditandai dengan kerusakan jaringan submukosa, integument, atau subkutan

2. Nyeri akut b/d agen cidera biologis ditandai dengan klien mengeluh nyeri

pada area operasi

3. Risiko infeksi b/d prosedur invasif

IV. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa 1 : Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan factor mekanik

yang ditandai dengan tindakan pembedahan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam, diharapkan

luka pasien tidak merembes

Kriteria Hasil : mendapatkan skor sesuai indicator NOC

NOC: Tissue integrity: Skin and mucous membrane

NO INDIKATOR 1 2 3 4 5

1. Tekstur

Page 20: Askep Pre Post

2. Kedalaman

3. Perfusi jaringan

4. Integritas kulit

5. Pigmentasi abnormal

6. Eritema

7. Indurasi

Keterangan: 1. Severely compromised, 2. Substantially compromised, 3. Moderately

compromised, 4. Middly compromised, 5. Not compromised

NOC: Wound care

NO INDIKATOR 1 2 3 4 5

1 Granulasi

2 Penurunan ukuran luka

3 Drainage purulent

Keterangan: 1. None, 2. Limited, 3. Moderate, 4. Substantial, 5. extensive

4 Eritema kulit sekitar

5 Inflamasi luka

Keterangan: 1. Extensive, 2. Substantial, 3. Moderate, 4. Limited, 5. None

NIC: Wound Care

1. Monitor karakteristik luka, termasuk drainage, warna, ukuran, dan bau

R/ menilai proses penyembuhan luka dan kemungkinan adanya komplikasi

2. Mengukur dasar luka

R/sebagai pengkajian luka yang dapat digunakan sebagai penatalaksanaan

3. Membersihkan luka dengan NS atau pembersih non-toxic

R/mencegah luka dengan NS atau pembersih non toxic

4. Memberikan perawatan area insisi

R/untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah terjadinya komplikasi

5. Menerapkan balutan sesuai tipe luka

R/ agar balutan yang sesuai tipe luka dapat mempercepat penyembuhan luka

6. Mempertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan luka

R/ mencegah transmisi bakteri patogen

7. Mengganti ballutan menurut jumlah eksudat dan drainage

Page 21: Askep Pre Post

R/karena cairan abnormal bisa menjadi sumber infeksi

8. Melihat luka tiap mengganti balutan

R/ menilai adanya keabnormalan pertumbuhan jaringan baru

9. Dengan tepat bandingkan dan catat setiap perubahan luka

R/ Menilai prognosis

10. Reposisi pasien setiap 2 jam

R/mencegah terjadinya luka akibat penekan

11. Memberikan cairan

R/ mencegah terjadinya dehidrasi

12. Instrusikan pasien atau anggota keluarga tentang prosedur perawatan luka

R/ untuk memandirikan pasien atau anggota keluarga ketika dirumah

13. Instrusikan pasien atau keluarga tentang tanda dan gejala infesi

R/agar pasien atau anggota keluarga segera dating ke pelayanan kesehatan

14. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan penampilan

R/catatan perawat untuk mengetahui prognosis luka

NIC: Incision Site Care

1. Inspesi area insisi terhadap kemerahan, pembengkakan, pengeluaran isi perut

R/sebagai tanda adanya proses inflamasi

2. Mencatat karakteristik drainage

R/untuk menentukan jenis balutan yang sesuai

3. Monitor proses penyembuhan

R/lakukan pengkajian luka setiap penggantian balutan

4. Monitor insisi terhadap tanda dan gejala

R/adanya tanda-tanda inflamasi

5. Mempertahankan posisi tube drainage

R/mencegah terjadinya manipulasi pada pipa tube drainage

6. Menggunakan salep antiseptic, sesuai order

R/mencegah terjadinya infeksi

SOAP

Page 22: Askep Pre Post

S : Setelah dilakukan pembedahan , klien mengeluh nyeri pada area operasi, klien

batuk-batuk disertai mengedan

O : Kondisi balutan luka post abdomen post operasi merembes, berwarna merah,

setelah dilakukan penggantian balutan luka yang didapat adalah : tidak ada

jaringan nekrotik, tipe eksudat serosangueneous, encer, berair, merah pucat

atau pink, jumlah eksudat sedikit, ukuran = 1,5 cm2 ,tepi luka dapat dibedakan

dengan jelas, fibrotik, berskar atau hiperkeratosis, tidak ada terowongan, warna

kulit sekitar merah terang dan atau keputihan bila disentuh, pitting edema

sepanjang < 4 cm sekitar luka, indurasi 2-4 cm seluas < 50% sekitar luka, Jaringan

granulasi terang, merah seperti daging; <75% dan > 25% luka terisi granulasidan

< 25 % luka tertutup

A : Masalah tidak teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor karakteristik luka, termasuk drainage, warna, ukuran, dan

bau

2. Mengukur dasar luka

3. Membersihkan luka dengan NS atau pembersih non-toxic

4. Memberikan perawatan area insisi

5. Menerapkan balutan sesuai tipe luka

6. Mempertahankan teknik balutan steril ketika melakukan perawatan

luka

Diagnosa 2 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (distosia) ditandai

dengan perubahan TD, perubahan nadi, perubahan frekuensi napas, melaporkan nyeri

dengan isyarat, dan indikasi nyeri yang dapat diamati secara non verbal

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam nyeri klien berkurang

Kriteria Hasil :Pada saat evaluasi indikator NOC melapor pada skor seperti dibawah

ini.

NOC : Pain Level

NO INDIKATOR 1 2 3 4 5

Page 23: Askep Pre Post

1.

2.

3.

4.

Klien melaporkan nyerinya berkurang

Episode nyeri klien memendek

Ekspresi nyeri klien berkurang

TD klien dalam rentang normal

Keterangan Penilaian :

1 : Parah

2 : Cukup parah

3 : Sedang

4 : Cukup sedang

5 : Tidak ada

NOC : Pain Control

NO INDIKATOR 1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

Mengetahui faktor penyebab nyeri

Mengetahui permulaan terjadinya nyeri

Melaporkan gejala

Melaporkan kontrol nyeri

Keterangan Penilaian :

1 : Parah

2 : Cukup parah

3 : Sedang

4 : Cukup sedang

5 : Tidak ada

Intervensi NIC :Pain Management; Analgesic Administration

- Lakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh meliputi lokasi, durasi, kualitas,

keparahan nyeri dan faktor pencetus nyeri.

Rasional :Mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,factor

pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan.

- Gunakan teknik komunikasi terapeutik kepada pasien

Rasional : untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

- Ajarkan untuk teknik nonfarmakologi misal relaksasi, guide imajeri, terapi musik,

distraksi.

Rasional : Untuk mengajarkan pasien apabila nyeri timbul

Page 24: Askep Pre Post

- Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,

pencahayaan dan kebisingan

Rasional : Untuk mengetahui agen penyebab nyeri

- Berikan terapi obat analgetik

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri

- Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Rasional : Untuk mengetahui hasil terapi nyeri yang telah diberikan

- Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian

obat

- Rasional : Mengetahui lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri untuk

pemberian obat yang tepat.

- Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

Rasional : Untuk mengetahui jenis obat,dosis,dan frekuensi obat yang telah

diinstruksikan dokter.

- Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien setelah pemberian terapi

analgesic.

- Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien

- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

Rasional : Untuk mengetahui hasil terapi analgesic yang telah diberikan.

SOAP

Nyeri akut

S : Setelah dilakukan pembedahan , klien mengeluh nyeri pada area operasi

O : Kondisi balutan luka post abdomen post operasi merembes, berwarna merah

A : Masalah tidak teratasi

P : Lanjutkan intervensi :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh meliputi lokasi, durasi, kualitas,

keparahan nyeri dan faktor pencetus nyeri.

Page 25: Askep Pre Post

2. Ajarkan untuk teknik nonfarmakologi misal relaksasi, guide imajeri, terapi

musik, distraksi.

3. Berikan terapi obat analgetik

4. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak

berhasil

Diagnosa 3 : Risiko infeksi berhubungan dengan pajanan pada wabah, prosedur

invasif dan gangguan integritas kulit

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam risiko infeksi berkurang,

tidak terjadi infeksi dan luka post operasi dapat sembuh dengan baik

Kriteria Hasil : Didapatkan skor 4 pada kriteria NOC

NOC : Infection Severity

Indikator 1 2 3 4 5

Perubahan bau tidak sedap

Drainase purulen

Demam

Nyeri

Gejala gastrointestinal

Malaise

Lethargy

Kolonisasi kultur luka

Kenaikan/penurunan leukosit

NIC : Infection Control

Intervensi Rasional

1. Membersihkan lingkungan sekitar

klien

Untuk meminimalisir berkembangbiaknya

mikroorganisme di lingkungan yang dapat

menyebabkan infeksi

2. Selalu mencuci tangan sebelum Mengurangi transmisi mikroorganisme

Page 26: Askep Pre Post

kontak dengan pasien (baik untuk

tenaga kesehatan dan pengunjung)

3. Menggunakan APD (masker, sarung

tangan, Gown dan caps (jika perlu),

sebelum melakukan pengkajian dan

perawatan luka pasien

Mencegah kontaminasi dari pasien ke

tenaga kesehatan yang melakukan

intervensi

4. Melakukan perawatan luka dengan

teknik rawat luka yang tepat

Perawatan luka yang tepat akan

mempercepat proses penyembuhan luka

5. Mengkaji hasil laboratorium (sel

darah putih)

Untuk mengetahui sel darah putih yang

salah satunya menjadi marker adanya

infeksi

6. Kaji suhu, warna kulit, turgor dan

tekstur, cuci area luka dengan hati-

hati

Untuk mengetahui kondisi luka pasien dan

menjadi kunci ditegakkannya intervensi

lanjutan

7. Memberikan intake nutrisi yang

adekuat

Nutrisi merupakan hal penting dalam

proses penyembuhan luka, nutrisi yang

adekuat dapat mempercepat

penyembuhan luka

8. Menyediakan waktu istirahat yang

adekuat

Untuk mengurangi metabolisme yang

berlebihan pada tubuh pasien dan

mengurangi kehilangan energi yang berarti

pada pasien dalam proses penyembuhan

luka

9. Mengajarkan kepada pasien dan

keluarga tentang tanda dan gejala

infeksi (kemerahan, panas, nyeri,

tumor) serta kapan harus melaporkan

gejala tersebut

Kerjasama yang baik antara tenaga

kesehatan, pasien dan keluarga untuk

mengontrol infeksi sehingga diharapkan

proses penyembuhan luka berjalan dengan

baik dan tidak terjadi

SOAP

S : Setelah dilakukan pembedahan , didapatkan hasil TD 120/80, Nadi 90x/m, klien

mengeluh nyeri pada area operasi, klien batuk-batuk disertai mengedan

Page 27: Askep Pre Post

O : Kondisi balutan luka post abdomen post operasi merembes, berwarna merah,

setelah dilakukan penggantian balutan luka yang didapat tipe eksudat

serosangueneous, encer, berair, merah pucat atau pink,tepi luka dapat

dibedakan dengan jelas, fibrotik, berskar atau hiperkeratosis, pitting edema

sepanjang < 4 cm sekitar luka, indurasi 2-4 cm seluas < 50% sekitar luka, Jaringan

granulasi terang, merah seperti daging; <75% dan > 25% luka terisi granulasidan

< 25 % luka tertutup

A : Masalah tidak teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Melakukan perawatan luka dengan teknik rawat luka yang tepat

2. Mengkaji hasil laboratorium (sel darah putih)

3. Kaji suhu, warna kulit, turgor dan tekstur, cuci area luka dengan hati-

hati

4. Menggunakan APD (masker, sarung tangan, Gown dan caps (jika perlu),

sebelum melakukan pengkajian dan perawatan luka pasien

C. EVALUASI1. Tanda-tanda Vital

Evaluasi tekanan darah, nadi, dan laju pernapasan dilakukan setiap 15-30 menit

sampai pasien stabil kemudian setiap jam setelah itu paling tidak untuk 4-6 jam.

Beberapa perubahan signifikan harus dilaporkan sesegera mungkin. Pasien pada

kasus diatas TTV masih dalam rentan normal namun harus terus di lakukan

pengamatan untuk mencegah tanda-tanda infeksi post operasi.

2. Perawatan Luka

Fokus penanganan luka adalah mempercepat penyembuhan luka dan

meminimalkan komplikasi dan biaya perawatan. Fokus utama dalam

penanganan luka adalah dengan evakuasi semua hematoma dan seroma dan

mengobati infeksi yang menjadi penyebabnya. Perhatikan perdarahan yang

terlalu banyak (inspeksi lapisan dinding abdomen atau perineal). Lakukan

pemeriksaan hematokrit sehari setelah pembedahan mayor dan, jika

Page 28: Askep Pre Post

perdarahan berlanjut, diindikasikan untuk pemeriksaan ulang. Luka abdomen

harus diinspeksi setiap hari. Umumnya luka jahitan pada kulit dilepaskan 3-5 hari

postoperasi dan digantikan dengan Steri- Strips. Idealnya, balutan luka diganti

setiap hari dan diganti menggunakan bahan hidrasi yang baik. Keadaan luka

pasien di kasus cukup buruk karena di dapat hasil pengamatan pada balutan di

dapat rembesan darah dan berwarna merah. Setelah balutan di buka di dapat

keadaan luka seperti : Kondisi balutan luka post abdomen post operasi

merembes, berwarna merah, setelah dilakukan penggantian balutan luka yang

didapat adalah : tidak ada jaringan nekrotik, tipe eksudat serosangueneous,

encer, berair, merah pucat atau pink, jumlah eksudat sedikit, ukuran = 1,5 cm2

,tepi luka dapat dibedakan dengan jelas, fibrotik, berskar atau hiperkeratosis,

tidak ada terowongan, warna kulit sekitar merah terang dan atau keputihan bila

disentuh, pitting edema sepanjang < 4 cm sekitar luka, indurasi 2-4 cm seluas <

50% sekitar luka, Jaringan granulasi terang, merah seperti daging; <75% dan >

25% luka terisi granulasidan < 25 % luka tertutup. Jadi evaluasi yang harus

dilakukan yaitu tetap observasi keadaan luka pasien agar tetap steril dan

menghindari keadaan luka yang semakin memburuk.

3. Penanganan Nyeri

Pengontrolan nyeri dilakukan dengan menggunakan analgetik secara intravena

atau intratrakea utamanya untuk pembedahan abdomen terbuka. Kombinasi

anestesi spinal-epidural dapat memanfaatkan anestesi spinal. Dengan anestesi

spinal continu, pasien yang menjalani pembedahan mayor dibawah level

umbilikus akan mendapatkan analgetik postoperatif jangka panjang dan efektif.

Kelanjutan dari pembedahan mayor, pemberian analgetik narkotik (contohnya:

meperidin, 75-100 mg secara intramuscular setiap 4 jam, atau morfin, 10 mg

intramuskuler setiap 4 jam) untuk mengontrol nyeri juga dibutuhkan. Ketika

pasien mentoleransikan intake oral dengan baik, regimen obatnya harus diganti

menjadi analgetik oral dan harus didukung oleh ambulasi. Dua kelas besar untuk

terapi non-opioid adalah acetaminophen dan obat-obat anti inflamasi (NSAIDs).

Pasien pada kasus mengalami nyeri semenjak 1 tahun yang lalu karena penyakit

appendisitisnya, namun setelah dilakukan operasi pasien masih mengalami nyeri

pada area operasi. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan obat-obatan analgesik

Page 29: Askep Pre Post

yang di berikan tidak mampu mengurangi nyeri yang dirasakan klien atau

mungkin juga dikarenakan infeksi pada daerah luka operasi. Ealuasi yang

dilakukan yaitu konsultasikan dengan tenaga kesehatan yang lain dalam

pemberian analgesik yang sesuai dan juga tetap berikan analgesik hingga nyeri

mereda.

4. Posisi Tempat Tidur

Pasien biasanya ditempatkan pada posisi miring untuk mengurangi inhalasi

muntah atau mukus. Posisi lainnya yang diinginkan oleh ahli bedah harus

dinyatakan dengan jelas, contohnya, posisi datar dengan kaki tempat tidur yang

elevasi.

5. Selang Drainase

Hubungkan bladder dengan kateter untuk sistem drainase berdasarkan gravitasi.

Penulisan intruksi untuk drainase postoperatif lainnya, penggunaan kateter

suksion, pemintaan tekanan negatif dan interval pengukuran volume drainase

harus spesifik dan jelas.

6. Penggantian Cairan

Pemberian cairan secara oral atau intravena dibutuhkan. Untuk penentuan cara

pemberian cairan pasien dibutuhkan, selalu ambil berdasarkan faktor-faktor

jumlah seperti kehilangan cairan intraoperatif dan output urin, waktu

pembedahan, penggantian cairan intraoperatif, dan jumlah cairan yang diterima

pada waktu pemulihan. Meskipun setiap pasien dan jenis operasi berbeda, rata-

rata pada pasien muda yang sehat mendapatkan penggantian cairan

intraoperatif sebanyak 2400 mL sampai 3 liter cairan kristaloid dan glukosa,

seperti Dekstrose 5% dalam setengah larutan garam normal selama 24 jam

pertama. Laju hidrasi intravena harus dilakukan secara individu, seperti banyak

pasien lainnya yang memerlukan volume yang kurang dan menyebabkan cairan

overload pada laju cairan yang lebih cepat. Pada pasien dengan fungsi

D. PROGNOSIS

Nama : Tn.Iko

Umur : 55 tahun

Tanggal masuk Rumah sakit : 29 Februari 2016

Page 30: Askep Pre Post

No.Rec.Med : 241391

Ruangan : Melati

Diagnosa Medis : Appendisitis

No. Tanggal

/waktu

Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Evaluasi Pelaksana

1. 02

Maret

2016

Jam

09.30

Nyeri Akut DS : -

DO :

Pada hari ke 3 post

operasi didapatkan

kondisi balutan luka

operasi merembes,

warna merah

Tindakan :

1) Lakukan pengkajian

nyeri secara

menyeluruh

meliputi lokasi,

durasi, kualitas,

keparahan nyeri

dan faktor pencetus

nyeri.

2) Gunakan teknik

komunikasi

terapeutik kepada

pasien

3) Ajarkan untuk

teknik

nonfarmakologi

misal relaksasi,

guide imajeri, terapi

S : Setelah dilakukan

pembedahan , klien

mengeluh nyeri pada

area operasi

O: Kondisi balutan luka

post abdomen post

operasi merembes,

berwarna merah

A: Masalah tidak teratasi

P : Lanjutkan intervensi :

1. Lakukan pengkajian

nyeri secara

menyeluruh meliputi

lokasi, durasi,

kualitas, keparahan

nyeri dan factor

pencetus nyeri.

2. Ajarkan untuk teknik

non farmakologi

misal relaksasi, guide

imajeri, terapi musik,

distraksi.

3. Berikan terapi obat

analgetik

4. Kolaborasikan dengan

Elizabeth

Page 31: Askep Pre Post

musik, distraksi.

4) Kontrol lingkungan

yang dapat

mempengaruhi

nyeri seperti suhu

ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

5) Berikan terapi obat

analgetik

6) Kolaborasikan

dengan dokter jika

ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak

berhasil

7) Tentukan lokasi,

karakteristik,

kualitas, dan derajat

nyeri sebelum

pemberian obat

8) Cek instruksi dokter

tentang jenis obat,

dosis, dan frekuensi

9) Monitor vital sign

sebelum dan

sesudah pemberian

analgesik pertama

kali

10) Berikan analgesik

tepat waktu

terutama saat nyeri

hebat

11) Evaluasi efektivitas

dokter jika ada

keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

Page 32: Askep Pre Post

analgesik, tanda dan

gejala (efek

samping)

R : kaji kembali

penyebab klien masih

mengeluh nyeri

2. 02

Maret

2016

Jam

10.00

Risiko Infeksi DS : -

DO :

Pada hari ke 3 post

operasi didapatkan

kondisi balutan luka

operasi merembes,

warna merah, dan

didapatkan data

gambaran luka sebagai

berikut:

Tindakan :

1) Membersihkan

lingkungan sekitar

klien

2) Selalu mencuci

tangan sebelum

kontak dengan

pasien (baik untuk

tenaga kesehatan

dan pengunjung)

3) Menggunakan APD

(masker, sarung

tangan, Gown dan

caps (jika perlu),

sebelum melakukan

pengkajian dan

perawatan luka

S: Setelah dilakukan

pembedahan ,

didapatkan hasil TD

120/80, Nadi 90x/m, RR

20x/m, klien mengeluh

nyeri pada area

operasi, klien batuk-

batuk disertai

mengedan

O: Kondisi balutan luka

post abdomen post

operasi merembes,

berwarna merah,

setelah dilakukan

penggantian balutan

luka yang didapat tipe

eksudat

serosangueneous,

encer, berair, merah

pucat atau pink,tepi

luka dapat dibedakan

dengan jelas, fibrotik,

berskar atau

hiperkeratosis, pitting

edema sepanjang < 4

Elizabeth

Page 33: Askep Pre Post

pasien

4) Melakukan

perawatan luka

dengan teknik rawat

luka yang tepat

5) Mengkaji hasil

laboratorium (sel

darah putih)

6) Kaji suhu, warna

kulit, turgor dan

tekstur, cuci area

luka dengan hati-hati

7) Memberikan intake

nutrisi yang adekuat

8) Menyediakan waktu

istirahat yang

adekuat

9) Mengajarkan

kepada pasien dan

keluarga tentang

tanda dan gejala

infeksi (kemerahan,

panas, nyeri, tumor)

serta kapan harus

melaporkan gejala

tersebut

R : kaji tanda-tanda

infeksi pada daerah luka

cm sekitar luka,

indurasi 2-4 cm seluas <

50% sekitar luka,

Jaringan granulasi

terang, merah seperti

daging; <75% dan >

25% luka terisi

granulasidan < 25 %

luka tertutup

A : Masalah tidak

teratasi

P: Lanjutkan intervensi

1. Melakukan

perawatan luka

dengan teknik

rawat luka yang

tepat

2. Mengkaji hasil

laboratorium (sel

darah putih)

3. Kaji suhu, warna

kulit, turgor dan

tekstur, cuci area

luka dengan hati-

hati Menggunakan

APD (masker,

sarung tangan,

Gown dan caps (jika

perlu), sebelum

melakukan

Page 34: Askep Pre Post

pengkajian dan

perawatan luka

pasien

3. 05

Maret

2016

Jam

09.30

Kerusakan

integritas

jaringan

Ds :

- Pasien batuk

disertai mengejan

Do :

- Kondisi balutan luka

operasi merembes,

warna merah

- Gambaran luka

jahitan terbuka

Tindakan :

1) Monitor

karakteristik

luka, termasuk

drainage,

warna, ukuran,

dan bau

2) Mengukur dasar

luka

3) Membersihkan

luka dengan NS

atau pembersih

non-toxic

4) Memberikan

perawatan area

insisi

5) Menerapkan

balutan sesuai

tipe luka

6) Mempertahank

an teknik

S: Setelah dilakukan

pembedahan , klien

mengeluh nyeri pada

area operasi, klien

batuk-batuk disertai

mengedan

O: Kondisi balutan luka

post abdomen post

operasi merembes,

berwarna merah,

setelah dilakukan

penggantian balutan

luka yang didapat

adalah : tidak ada

jaringan nekrotik, tipe

eksudat

serosangueneous,

encer, berair, merah

pucat atau pink, jumlah

eksudat sedikit, ukuran

= 1,5 cm2 ,tepi luka

dapat dibedakan

dengan jelas, fibrotik,

berskar atau

hiperkeratosis, tidak

ada terowongan, warna

kulit sekitar merah

Elizabeth

Page 35: Askep Pre Post

balutan steril

ketika

melakukan

perawatan luka

7) Mengganti

ballutan

menurut jumlah

eksudat dan

drainage

8) Melihat luka

tiap mengganti

balutan

9) Dengan tepat

bandingkan dan

catat setiap

perubahan luka

10) Reposisi pasien

setiap 2 jam

11) Memberikan

cairan

12) Instrusikan

pasien atau

anggota

keluarga

tentang

prosedur

perawatan luka

13) Instrusikan

pasien atau

keluarga

tentang tanda

dan gejala infesi

14) Dokumentasika

terang dan atau

keputihan bila

disentuh, pitting edema

sepanjang < 4 cm

sekitar luka, indurasi 2-

4 cm seluas < 50%

sekitar luka, Jaringan

granulasi terang, merah

seperti daging; <75%

dan > 25% luka terisi

granulasidan < 25 %

luka tertutup

A : Masalah tidak

teratasi

P: Lanjutkan intervensi

1. Monitor

karakteristik luka,

termasuk drainage,

warna, ukuran, dan

bau

2. Mengukur dasar

luka

3. Membersihkan luka

dengan NS atau

pembersih non-

toxic

4. Memberikan

perawatan area

insisi

5. Menerapkan

Page 36: Askep Pre Post

n lokasi luka,

ukuran, dan

penampilan

15) Inspeksi area

insisi terhadap

kemerahan,

pembengkakan,

pengeluaran isi

perut

16) Mencatat

karakteristik

drainage

17) Monitor proses

penyembuhan

18) Monitor insisi

terhadap tanda

dan gejala

19) Mempertahank

an posisi tube

drainage

20) Menggunakan

salep antiseptic,

sesuai order

R : observasi

karakteristik luka

seperti drainage, warna,

ukuran dan bau

balutan sesuai tipe

luka

6. Mempertahankan

teknik balutan steril

ketika melakukan

perawatan luka

Page 37: Askep Pre Post

DAFTAR PUSTAKA

Alvarado A. A practical score for the early diagnosis of acute appendicitis. Ann Emerg

Med. 1986 May;15(5):557-64. PubMed PMID: 3963537.

Baradero, Mary. 2008. Keperawatan perioperatif . Jakarta : EGC.

Douglas CD, Macpherson NE, Davidson PM, Gani JS. Randomised controlled trial of

ultrasonography in diagnosis of acute appendicitis, incorporating the

Alvarado score. BMJ. 2000 Oct 14;321(7266):919-22. PubMed PMID:

11030676; PubMed Central PMCID: PMC27498. Free Text at

PubMed Central

Fernsebner, Billie. 2005. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2 . Jakarta : EGC

Nurachmah, Elly. 2000 . Buku Sakau Prosedur Keperwatan medikal-bedah. Jakarta : EGC.