27
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR SUPRACONDYLER HUMERUS SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN HOLD RELAX EXERCISE Disusun Oleh : SILFANIE NIDA’UL HAQ SAFITRI 12.031

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Post Orif Frakur Suprakondiler Humerus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Power Point Akademi Fisioterapi

Citation preview

Slide 1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR SUPRACONDYLER HUMERUS SINISTRADENGAN MODALITAS INFRA RED DAN HOLD RELAX EXERCISEDisusun Oleh :

SILFANIE NIDAUL HAQ SAFITRI12.031Menurut Indonesian Orthopaedic Clinic fraktur distal humerus yang terjadi pada anak-anak sebanyak 308 per 100.000 penduduk, dan 56% dari mereka mengalami fraktur suprakondiler humerus. Usia rata-rata pasien pada saat cedera adalah < 8 tahun. Fraktur ini jarang terjadi pada orang dewasa, dengan kejadian fraktur distal humerus sebesar 5,7 kasus per 100.000 penduduk.Latar Belakang MasalahTrauma adalah cedera fisik atau emosional. Secara medis trauma mengacu pada cedera serius atau kritis, luka, atau syok. Trauma fisik yang terjadi dapat mengakibatkan gangguan gerak dan fungsi, maka diperlukan suatu pelayanan untuk mengembalikan gerak dan fungsi dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.Apakah penggunaan Infra Merah (IR) dapat mengurangi nyeri serta Hold Relax Exercise dapat meningkatkan LGS pada gerakan fleksi dan ekstensi elbow pada kasus Post Orif Fraktur Suprakondiler Humerus Sinistra.Rumusan MasalahPembatasan MasalahUntuk mengatasi permasalahan yang timbul pada kasus Post Orif Fraktur Suprakondiler humerus sinistra, maka dalam hal ini penulis akan membatasi masalah dengan menggunakan modalitas Infra Merah (IR) dan Hold Relax Exercise.Penulisan Proposal ini bertujuan sebagai sarana pengkajian kasus Post Orif Fraktur Suprakondiler Humerus dan untuk mengetahui efektifitas penggunaan modalitas Infra Merah (IR) dapat mengurangi nyeri serta Hold Relax Exercise dapat meningkatkan LGS pada gerakan fleksi dan ekstensi elbow.Tujuan PenulisanDefinisi

Fraktur suprakondiler humerus adalah fraktur yang terjadi pada medial dan lateral collum humerus dari distal humerus dan patahan dari tulang humerus yang memisahkan coronoid dan fossa olecranon. (Green, David P.)

Pada umumnya fraktur suprakondiler humerus lebih sering terjadi pada anak-anak dengan usia < 11 tahun dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding pada anak perempuan 1:3. (Connoly, John F. 1981)Os HumerusHumerus (tulang lengan), tulang paling besar pada ektremitas atas berartikulasi dengan scapula pada articulatio glenohumerals dan radius serta ulna pada articulatio cubiti. (Keith L. Moore dkk, 2013) ANATOMIOs UlnaUlna adalah tulang stablisator pada lengan bawah, terletak medial dan merupakan tulang yang lebih panjang dari dua tulang lengan bawah.Os RadiusRadius terletak di lateral merupakan tulang yang lebih pendek dari dua tulang lengan bawah.Otot-otot pada lengan

M. Triceps BrachiiM. Biceps BrachiiM. BrachialisM. CoracobrachialisM. AnconeusLigament

Ligament collateral radialLigament collateral ulnaLigament anulare radiiInervasi

N. MusculocutaneusN. RadialisN. MedianusN. UlnarisFrakur suprakondiler humerus merupakan fraktur yang sangat sering ditemukan pada anak-anak, dikenal dua tipe fraktur suprakondiler humerus tipe ekstensi dan tipe fleksi.Tipe ekstensiPada tipe ini fragmen distal bergeser ke arah posterior. Trauma terjadi pada saat sendi siku dalam posisi hiperekstensi atau sedikit fleksi serta pergelangan tangan dalam posisi dorso fleksi.Tipe fleksiPada tipe ini fragmen distal bergeser ke arah anterior. Terjadi bila penderita jatuh dan terjadi trauma langsung sendi siku pada distal humeri. Klasifikasi tipe fleksi fraktur suprakondiler humerus menurut Gartland ada tiga tipe:Tipe I: Fraktur tanpa displacementTipe II: Fraktur dengan displacement ringanTipe III: Fraktur dengan displacement beratPATOLOGI1) Trauma langsung dapat mengenai langsung pada tulang, dan fraktur terjadi pada sisi yang terkena trauma. Tipe fraktur biasanya tranversal dan kemungkinan lain comminuted atau fraktur terbuka.2) Trauma tidak langsung yaitu trauma yang tidak langsung mengenai tulang, tetapi disalurkan sepanjang bagian lain dari tubuh. Tipe fraktur biasanya oblique atau spiral.3) Trauma yang disebabkan oleh kontraksi otot yaitu kontraksi otot mempunyai kekuatan yang cukup untuk menyebabkan fraktur misalnya tulang yang sudah osteoporosis.ETIOLOGIPada kasus Post Orif Fraktur Suprakondiler Sinistra, secara umum didapatkan problematika fisioterapi berupa keterbatasan LGS dan nyeri.

Deskripsi Problematika FisioterapiTeknologi Intervensi FisioterapiTeknologi fisioterapi pada Post Orif Fraktur Suprakondiler Humerus sangat banyak seperti Infra Merah (IR) , TENS, Ultra Sound (US), Terapi Latihan : Hold Relax, Contract Relax, Forced Passive Movement, Active Resisted.

Pada kasus kali ini modalitas yang digunakan adalah Infra Red (IR) dan Terapi Latihan Hold RelaxRadiasi Infra MerahSinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang helombang 7.700-4.000.000 A. Sinar infra red yang digunakan untuk pengobatan yaitu pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek (7.700-12.000 A).HOLD RELAX EXERCISEHold Relax merupakan suatu tekhnik yang menggunakan kontraksi isometrik yang optimal dari kelompok otot antagonis yang memendek dilanjutkan dengan relaksasi otot tersebut.A. ASSESSMENTAnamnesa Umuma. Identitas Pasien Nama : Muh. Fauzi Arroyan Usia : 4 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiPekerjaan : -Alamat : Jl. Trosemi rt.01 rw.02 kel/desa Gatak kec. Sukohardjo, Surakarta Jawa TengahAgama : IslamTanggal Masuk Rumah sakit : 04 Februari 2015Diagnosa Medis : Fraktur Supracondyler Humerus Sinistra Garland IITanggal Operasi : 05 Februari 2015Jenis Operasi : ORIF K-wireTanggal Pemeriksaan : 16 Maret 2015

Anamnesis KhususKeluhan utama yaitu susah menekuk dan meluruskan secara penuh lengan bawah sebelah kiriRiwayat penyakit sekarang yaitu pada tanggal 4 februari 2015 pukul 16.00 pasien terpeleset jatuh ke dalam got dengan posisi tangan kiri tertindih oleh badan pasien kemudian pasien langsung di bawa ke rumah sakit terdekat dengan keluhan nyeri pada sikunya, setelah didapat hasil rontgen pasien dirujuk ke RS. Orthopedi Prof. Dr. Soeharso. Setelah diagnosa muncul maka dilakukan pemasangan gips selama 1 hari kemudian dilakukan operasi pemasangan wire sebagai ORIF pada tanggal 5 februari 2015, pasien di rawat selama 4 hari. Dirujuk ke poli fisioterapi untuk melanjutkan latihan pada tanggal 18 februari 2015(3) Riwayat penyakit dahulu pasien tidak mempunyai riwayat fraktur(4) Riwayat penyakit penyerta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit penyerta seperti: hipertensi, diabetes militus(5) Riwayat pribadi pasien adalah seorang seorang anak berusia 4 tahun dimana aktivitasnya adalah bermain dan belajar(6) Riwayat keluarga fraktur tidak terkait dengan riwayat keluarga.Anamnesis Sistem

Pada sistem kepala dan leher tampak simetris dan gerakan dikepala serta leher mampu digerakan, untuk kardiovaskuler pasien tidak mengeluh nyeri dada, dari respirasi pasien tidak mengeluh sesak nafas, untuk urogenital dan gastrointestinalis tidak ada keluhan. Dari sistem musculoskeletal, adanya keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi elbow. Untuk nervorum tidak ada keluhan kesemutan, kebas dan rasa baal pada extremitasnya.Pemerikasaan Fisika. Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah 100/70 MmHg Denyut nadi 100 x /menit Pernapasan 24 x /menit Temperatur 36,5CBerat badan 20 kgInspeksiStatis : Pasien datang dengan posisi lengan bawah kiri semi fleksi, lengan bawah kiri sama dengan lengan bawah kanan.Dinamis : Adanya keterbatasan LGS saat pasien menekuk dan meluruskan lengan bawah sebelah kiriPalpasiTidak adanya atrofi otot, tidak adanya spasme otot, tidak adanya oedem, tidak adanya nyeri tekan.PerkusiTidak dilakukan karena pasien tidak memiliki riwayat penyerta.AuskultasiTidak dilakukan karena pasien tidak memiliki riwayat penyerta.

Gerak AktifNyeriLGSKoordinasi GerakanFleksi ElbowTidak adaTerbatasBaikEkstens ElbowTidak adaTerbatasBaikPronasi ElbowTidak adaNormalBaikSupinasi ElbowTidak adaNormalBaikPemeriksaan Gerak Dasar

a). Pemeriksaan Gerak AktifPasien belum mampu menggerakkan fleksi dan ekstensi elbow dengan full ROM, tidak ada nyeri pada gerakan fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi.

Gerak PasifNyeriLGSEnd FeelFleksi ElbowAdaTerbatasTidak normalEkstens ElbowAdaTerbatasTidak normalPronasi ElbowTidak adaNormalNormalSupinasi ElbowTidak adaNormalNormalb) Pemeriksaan Gerak PasifPasien belum mampu menggerakkan fleksi dan ekstensi elbow secara full ROM, adanya nyeri saat gerakan fleksi dan ekstensi elbow

c) Gerak Isometrik Melawan TahananPasien mampu melawan tahanan fisioterapis dengan tahanan minimal tetapi LGS terbatas pada gerakan fleksi dan ektsensi elbow.Pemeriksaan Spesifik (FT B)a) Pemeriksaan LGSRegio Elbow (aktif): S 0 45 90 R 90 0 90Regio Elbow (pasif): S 0 40 95 R 90 0 90b) Pemeriksaan MMTGerakanKiriKananFleksi Elbow3-5Ekstensi Elbow3-5Pronasi Elbow45Supinasi Elbow45c) Pemeriksaan Nyeri dengan Wong-baker faces pain rating scale

Nyeri diam : 0Nyeri tekan : 0 Nyeri gerak :fleksi elbow kiri : 6Ektensi elbow kiri : 4

PemeriksaanKiri (cm)Kanan (cm)Lingkar Elbow151510 cm dari olecranon ke proksimal14,314,310 cm dari olecranon ke distal1212d) Pemeriksaan AntopometriDiagnosa FisioterapiDiketahui bahwa pada kasus ini di dapatkan impairment yaitu adanya keterbatasan LGS pada fleksi dan ekstensi elbow oleh karena nyeri. Functional limitation Pasien kesulitan melakukan perawatan diri. Disability yaitu Pasien belum mampu bermain sepeda bersama temannya.Tujuan Jangka PendekTujuan jangka pendek pada kondisi ini yaitu meningkatkan LGS dan mengurangi nyeri.Tujuan Jangka PanjangTujuan jangka panjang pada kondisi ini yaitu Meningkatkan aktivitas fungsional terutama dalam perawatan diri.Rencana Pelaksanaan Fisioterapi Rencana pelaksanaan terapi pada kasus post orif fraktur suprakondiler humerus ini yaitu dengan terapi infra merah (IR) dan Hold relax exercise yang dilakukan sebanyak lima kali pertemuan serta diberikan pula edukasi.Rencana Evaluasi Hasil TerapiSetelah dilakukan fisioterapi sebanyak lima kali akan dilakukan evaluasi yang meliputi pemeriksaan LGS dengan Goneometer dan nyeri dengan Wrong baker faces pain scale.TERIMA KASIH