20
ASKEP AMPUTASI Kelompok 1

ASKEP AMPUTASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP AMPUTASI

ASKEP AMPUTASIASKEP AMPUTASI

Kelompok 1Kelompok 1

Page 2: ASKEP AMPUTASI

History History

• Amputasi berasal dari kata Latin "amputare", dari kata "amb" (sekitar) dan "putare" (memotong).

• Amputasi berasal dari kata Latin "amputare", dari kata "amb" (sekitar) dan "putare" (memotong).

Page 3: ASKEP AMPUTASI

Pengertian Pengertian

• Jadi, amputasi adalah suatu tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh.

• Jadi, amputasi adalah suatu tindakan pembedahan dengan membuang bagian tubuh.

Page 4: ASKEP AMPUTASI

ETIOLOGIETIOLOGI

Indikasi utama bedah amputasi adalah karena :

• Iskemia karena penyakit reskularisasi perifer, biasanya pada orang tua, seperti klien dengan artherosklerosis, Diabetes Mellitus.

• Trauma amputasi, bisa diakibatkan karena perang, kecelakaan, thermal injury seperti terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme seperti pagets disease dan kelainan kongenital.

Indikasi utama bedah amputasi adalah karena :

• Iskemia karena penyakit reskularisasi perifer, biasanya pada orang tua, seperti klien dengan artherosklerosis, Diabetes Mellitus.

• Trauma amputasi, bisa diakibatkan karena perang, kecelakaan, thermal injury seperti terbakar, tumor, infeksi, gangguan metabolisme seperti pagets disease dan kelainan kongenital.

Page 5: ASKEP AMPUTASI

TINGKATAN AMPUTASITINGKATAN AMPUTASI

• Ekstremitas atas• Ekstremitas bawah:

– Amputasi dibawah lutut (below knee amputation)– Amputasi diatas lutut (above knee amputation)

• Nekrosis. Pada keadaan nekrosis biasanya dilakukan dulu terapi konservatif, bila tidak berhasil dilakukan reamputasi dengan level yang lebih tinggi.

• Kontraktur. Kontraktur sendi dapat dicegah dengan mengatur letak stump amputasi serta melakukan latihan sedini mungkin. Terjadinya kontraktur sendi karena sendi terlalu lama diistirahatkan atau tidak di gerakkan.

• Ekstremitas atas• Ekstremitas bawah:

– Amputasi dibawah lutut (below knee amputation)– Amputasi diatas lutut (above knee amputation)

• Nekrosis. Pada keadaan nekrosis biasanya dilakukan dulu terapi konservatif, bila tidak berhasil dilakukan reamputasi dengan level yang lebih tinggi.

• Kontraktur. Kontraktur sendi dapat dicegah dengan mengatur letak stump amputasi serta melakukan latihan sedini mungkin. Terjadinya kontraktur sendi karena sendi terlalu lama diistirahatkan atau tidak di gerakkan.

Page 6: ASKEP AMPUTASI
Page 7: ASKEP AMPUTASI
Page 8: ASKEP AMPUTASI

• Neuroma. Terjadi pada ujung-ujung saraf yang dipotong terlalu rendah sehingga melengket dengan kulit ujung stump. Hal ini dapat dicegah dengan memotong saraf lebih proximal dari stump sehingga tertanam di dalam otot.

• Phantom sensation. Hampir selalu terjadi dimana penderita merasakan masih utuhnya ekstremitas tersebut disertai rasa nyeri. Hal ini dapat diatasi dengan obat-obatan, stimulasi terhadap saraf dan juga dengan cara kombinasi.

• Neuroma. Terjadi pada ujung-ujung saraf yang dipotong terlalu rendah sehingga melengket dengan kulit ujung stump. Hal ini dapat dicegah dengan memotong saraf lebih proximal dari stump sehingga tertanam di dalam otot.

• Phantom sensation. Hampir selalu terjadi dimana penderita merasakan masih utuhnya ekstremitas tersebut disertai rasa nyeri. Hal ini dapat diatasi dengan obat-obatan, stimulasi terhadap saraf dan juga dengan cara kombinasi.

Page 9: ASKEP AMPUTASI

PENATALAKSANAAN AMPUTASI

PENATALAKSANAAN AMPUTASI

Amputasi dianggap selesai setelah dipasang prostesis yang baik dan berfungsi. Ada 2 cara perawatan post amputasi yaitu :1. Rigid dressing

Yaitu dengan menggunakan plaster of paris yang dipasang waktu dikamar operasi. Pada waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus immobilisasi atau tidak. Bila tidak diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai menyebabkan konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung stump serta tempat-tempat tulang yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema, mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri.

Amputasi dianggap selesai setelah dipasang prostesis yang baik dan berfungsi. Ada 2 cara perawatan post amputasi yaitu :1. Rigid dressing

Yaitu dengan menggunakan plaster of paris yang dipasang waktu dikamar operasi. Pada waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus immobilisasi atau tidak. Bila tidak diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai menyebabkan konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung stump serta tempat-tempat tulang yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema, mengurangi nyeri dan mempercepat posisi berdiri.

Page 10: ASKEP AMPUTASI

2. Soft dressingYaitu bila ujung stump dirawat secara

konvensional, maka digunakan pembalut steril yang rapi dan semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup. Harus diperhatikan penggunaan elastik verban jangan sampai menyebabkan konstriksi pada stump. Pada amputasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan bantal dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.

2. Soft dressingYaitu bila ujung stump dirawat secara

konvensional, maka digunakan pembalut steril yang rapi dan semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup. Harus diperhatikan penggunaan elastik verban jangan sampai menyebabkan konstriksi pada stump. Pada amputasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan bantal dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.

Page 11: ASKEP AMPUTASI

DAMPAK AMPUTASI TERHADAP SISTEM TUBUH

DAMPAK AMPUTASI TERHADAP SISTEM TUBUH

• Kecepatan metabolisme ↓• Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit• Sistem respirasi

o Penurunan kapasitas paruo Perubahan perfusi setempato Mekanisme batuk tidak efektif

• Sistem Kardiovaskulero Peningkatan denyut nadio Penurunan cardiac reserveo Orthostatik Hipotensi

• Kecepatan metabolisme ↓• Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit• Sistem respirasi

o Penurunan kapasitas paruo Perubahan perfusi setempato Mekanisme batuk tidak efektif

• Sistem Kardiovaskulero Peningkatan denyut nadio Penurunan cardiac reserveo Orthostatik Hipotensi

Page 12: ASKEP AMPUTASI

Next…Next…• Sistem Muskuloskeletal

– Penurunan kekuatan otot– Atrofi otot– Kontraktur sendi– Osteoporosis

• Sistem Pencernaan– Anoreksia– Konstipasi

• Sistem perkemihan– Akumulasi endapan urine di renal pelvis akan mudah

membentuk batu ginjal.– Tertahannya urine pada ginjal akan menyebabkan

berkembang biaknya kuman dan dapat menyebabkan ISK.

• Sistem integumenTirah baring yang lama, maka tubuh bagian bawah

seperti punggung dan bokong akan tertekan sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan nutrisi ke jaringan.

• Sistem Muskuloskeletal– Penurunan kekuatan otot– Atrofi otot– Kontraktur sendi– Osteoporosis

• Sistem Pencernaan– Anoreksia– Konstipasi

• Sistem perkemihan– Akumulasi endapan urine di renal pelvis akan mudah

membentuk batu ginjal.– Tertahannya urine pada ginjal akan menyebabkan

berkembang biaknya kuman dan dapat menyebabkan ISK.

• Sistem integumenTirah baring yang lama, maka tubuh bagian bawah

seperti punggung dan bokong akan tertekan sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan nutrisi ke jaringan.

Page 13: ASKEP AMPUTASI

DIAGNOSTIC STUDIESDIAGNOSTIC STUDIES• X-rays: Identify skeletal abnormalities.• CT scan: Identifies soft-tissue and bone destruction,

neoplastic lesions, osteomyelitis, hematoma formation.• Angiography and blood flow studies: Evaluate

circulation/tissue perfusion problems and help predict potential for tissue healing after amputation.

• Doppler ultrasound, laser Doppler flowmetry: Performed to assess and measure blood flow.

• Plethysmography: Segmental systolic BP measurements evaluate arterial blood flow.

• ESR: Elevation indicates inflammatory response.• Wound cultures: Identify presence of infection and

causative organism.• WBC count/differential: Elevation and “shift to left”

suggest infectious process.• Biopsy: Confirms diagnosis of benign/malignant mass.

• X-rays: Identify skeletal abnormalities.• CT scan: Identifies soft-tissue and bone destruction,

neoplastic lesions, osteomyelitis, hematoma formation.• Angiography and blood flow studies: Evaluate

circulation/tissue perfusion problems and help predict potential for tissue healing after amputation.

• Doppler ultrasound, laser Doppler flowmetry: Performed to assess and measure blood flow.

• Plethysmography: Segmental systolic BP measurements evaluate arterial blood flow.

• ESR: Elevation indicates inflammatory response.• Wound cultures: Identify presence of infection and

causative organism.• WBC count/differential: Elevation and “shift to left”

suggest infectious process.• Biopsy: Confirms diagnosis of benign/malignant mass.

Page 14: ASKEP AMPUTASI

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh.

2. Gangguan konsep diri ; body image berhubungan dengan perubahan fisik.

3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot.

4. Gangguan pemenuhan ADL; personal hygiene kurang berhubungan dengan kurangnya kemampuan dalam merawat diri.

5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.

6. Potensial kontraktur berhubungan dengan immobilisasi.

7. Potensial infeksi berhubungan dengan adanya luka yang terbuka

1. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kehilangan anggota tubuh.

2. Gangguan konsep diri ; body image berhubungan dengan perubahan fisik.

3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan otot.

4. Gangguan pemenuhan ADL; personal hygiene kurang berhubungan dengan kurangnya kemampuan dalam merawat diri.

5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.

6. Potensial kontraktur berhubungan dengan immobilisasi.

7. Potensial infeksi berhubungan dengan adanya luka yang terbuka

Page 15: ASKEP AMPUTASI

Nursing Care PlanNursing Care Plan

• Patient Assessment DatabaseData depend on underlying reason for surgical procedure, e.g., severe trauma, peripheral vascular/arterial occlusive disease, diabetic neuropathy, osteomyelitis, cancer.

• Patient Assessment DatabaseData depend on underlying reason for surgical procedure, e.g., severe trauma, peripheral vascular/arterial occlusive disease, diabetic neuropathy, osteomyelitis, cancer.

Page 16: ASKEP AMPUTASI

Next… Next… • ACTIVITY/REST

May report:Actual/anticipated limitations imposed by condition/amputation

• CIRCULATIONMay exhibit:Presence of edema; absent/diminished pulses in affected limb/digits

• EGO INTEGRITYMay report:Concern about negative effects/anticipated changes in lifestyle, financial situation, reaction of othersFeelings of helplessness, powerlessnessMay exhibit:Anxiety, apprehension, irritability, anger, fearfulness, withdrawal, grief, false cheerfulness

• NEUROSENSORYMay report:Loss of sensation in affected area

• ACTIVITY/RESTMay report:Actual/anticipated limitations imposed by condition/amputation

• CIRCULATIONMay exhibit:Presence of edema; absent/diminished pulses in affected limb/digits

• EGO INTEGRITYMay report:Concern about negative effects/anticipated changes in lifestyle, financial situation, reaction of othersFeelings of helplessness, powerlessnessMay exhibit:Anxiety, apprehension, irritability, anger, fearfulness, withdrawal, grief, false cheerfulness

• NEUROSENSORYMay report:Loss of sensation in affected area

Page 17: ASKEP AMPUTASI

Next…Next…• SAFETY

May exhibit:Necrotic/gangrenous areaNonhealing wound, local infection

• SEXUALITYMay report:Concerns about intimate relationships

• SOCIAL INTERACTIONMay report:Problems related to illness/conditionConcern about role function, reaction of others

• TEACHING/LEARNINGDischarge plan considerations:DRG projected mean length of inpatient stay: 5.8–12.7 daysMay require assistance with wound care/supplies, adaptation to prosthesis/ambulatory devices, transportation, homemaker/maintenance tasks, possibly self-care activities and vocational retrainingRefer to section at end of plan for postdischarge considerations.

• SAFETYMay exhibit:Necrotic/gangrenous areaNonhealing wound, local infection

• SEXUALITYMay report:Concerns about intimate relationships

• SOCIAL INTERACTIONMay report:Problems related to illness/conditionConcern about role function, reaction of others

• TEACHING/LEARNINGDischarge plan considerations:DRG projected mean length of inpatient stay: 5.8–12.7 daysMay require assistance with wound care/supplies, adaptation to prosthesis/ambulatory devices, transportation, homemaker/maintenance tasks, possibly self-care activities and vocational retrainingRefer to section at end of plan for postdischarge considerations.

Page 18: ASKEP AMPUTASI

NURSING PRIORITIESNURSING PRIORITIES

1. Support psychological and physiological adjustment.

2. Alleviate pain3. Prevent complications.4. Promote mobility/functional abilities.5. Provide information about surgical

procedure/prognosis and treatment needs.

1. Support psychological and physiological adjustment.

2. Alleviate pain3. Prevent complications.4. Promote mobility/functional abilities.5. Provide information about surgical

procedure/prognosis and treatment needs.

Page 19: ASKEP AMPUTASI

DISCHARGE GOALSDISCHARGE GOALS1. Dealing with current situation

realistically.2. Pain relieved/controlled.3. Complications prevented/minimized.4. Mobility/function regained or

compensated for.5. Surgical procedure, prognosis, and

therapeutic regimen understood.6. Plan in place to meet needs after

discharge.

1. Dealing with current situation realistically.

2. Pain relieved/controlled.3. Complications prevented/minimized.4. Mobility/function regained or

compensated for.5. Surgical procedure, prognosis, and

therapeutic regimen understood.6. Plan in place to meet needs after

discharge.

Page 20: ASKEP AMPUTASI

THANK YOU