Asites Pada Sirosis Hepatis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    1/54

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir

    fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari

    arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat

    adanya nekrosis hepatoselular.

    Sirosis hati mengakibatkan terjadinya 35.000 kematian setiap tahunnya di

    Amerika. Di Indonesia data prevalensi sirosis hepatis belum ada. Di S Sardjito

    !ogyakarta jumlah pasien sirosis hepatis berkisar "#$% dari pasien yang dira&at di

    'agian (enyakit Dalam dalam kurun &aktu $ tahun )data tahun *00"+. ,ebih dari

    "0% pasien sirosis adalah asimptomatis sering tanpa gejala sehingga kadang

    ditemukan pada &aktu pasien melakukan pemeriksaan rutin atau karena penyakit yang

    lain.

    (enyebab mun-ulnya sirosis hepatis di negara barat tersering akibat alkoholik

    sedangkan di Indonesia kebanyakan disebabkan akibat hepatitis ' atau . (atogenesis

    sirosis hepatis menurut penelitian terakhir memperlihatkan adanya peranan sel stelata

    dalam mengatur keseimbangan pembentukan matriks ekstraselular dan proses

    degradasi# di mana jika terpapar faktor tertentu yang berlangsung se-ara terus

    menerus# maka sel stelata akan menjadi sel yang membentuk kolagen.

    /erapi sirosis ditujukan untuk mengurangi progresi penyakit# menghindarkan

    bahan bahan yang bisa menambah kerusakan hati# pen-egahan dan penanganan

    komplikasi. 1alaupun sampai saat ini belum ada bukti bah&a penyakit sirosis hati

    reversibel# tetapi dengan kontrol pasien yang teratur pada fase dini diharapkan dapat

    memperpanjang status kompensasi dalam jangka panjang dan men-egah timbulnya

    komplikasi.

    Asites merupakan komplikasi utama dari sirosis# terjadi pada 50% pasien yang

    diikuti selama lebih dari $0 tahun. (erkembangan asites penting dalam perjalanan

    alamiah sirosis karena dikaitkan dengan mortalitas 50% lebih dari dua tahun dan

    menandakan kebutuhan untuk mempertimbangkan transplantasi hati sebagai terapi

    pilihan. Sebagian besar )25%+ dari pasien yang hadir dengan asites yang

    mendasarinya adalah sirosis# dengan sisanya karena keganasan )$0%+# gagal jantung)3%+# /' )*%+# pankreatitis )$%+# dan penyebab langka lainnya. Di 4 kematian

    1

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    2/54

    karena sirosis telah meningkat dari per $00.000 penduduk di $663 menjadi $*#2 per

    $00.000 penduduk di tahun *000. Sekitar "% dari populasi memiliki fungsi hati yang

    abnormal atau penyakit hati# dan sekitar $0 *0% dari mereka dengan salah satu dari

    tiga penyakit hati kronis yang paling umum )perlemakan hati non alkoholik# penyakit

    hati alkoholik# dan hepatitis kronis+. Dengan meningkatnya frekuensi penyakit

    perlemakan hati alkoholik dan non alkoholik# akan terjadi peningkatanbesar dalam

    beban penyakit hati yang diperkirakan selama beberapa tahun mendatang dengan

    peningkatan komplikasi sirosis.

    I.2 Rumusan Masalah

    'agaimana proses anamnesis# pemeriksaan fisik# diagnosa banding#

    pemeriksaan penunjang# diagnosa kerja# dan penatalaksanaan pasien 7y.S dengan

    diagnosa Sirosis 8epatis9

    I.3 Tujuan

    :engetahui proses anamnesis# pemeriksaan fisik# diagnosa banding#

    pemeriksaan penunjang# diagnosa kerja# dan penatalaksanaan pasien / 7y.S dengan

    diagnosa Sirosis 8epatis.

    I. Man!aat

    $. :enambah &a&asan mengenai ilmu penyakit dalam khususnya infark miokard

    akut.*. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

    kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit dalam.

    2

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    3/54

    BAB II

    LAP"RAN #A$U$

    II.1 I%ent&tas Pas&en

    7ama ; 7y. S

    mur ; 52 tahun

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    4/54

    i&ayat jantung ;

    i&ayat sakit gula ;

    . i&ayat pengobatan ;

    5. i&ayat 4ebiasaani&ayat merokok ; i&ayat minum kopi ; i&ayat minum alkohol ; i&ayat olahraga ; jarang olahragai&ayat pengisian &aktu luang ; istirahat di rumah

    . i&ayat Sosial @konomi ; -ukup2. i&ayat Gi i ; makan tidak teratur# * 3 kali sehari dengan lauk

    daging# ikan# telur dan sayur.

    II.3 Anamnes&s $&stem$. 4ulit

    4ulit kering ) +# Gatal ) +# pu-at )B+# keringat ) +

    *. 4epala

    Sakit kepala ) +# (using ) +# rambut mudah rontok ) +# luka pada kepala ) +

    3. :ata

    (andangan mata berkunang kunang ) = +# (englihatan 4abur ) = +# ketajaman

    penglihatan berkurang ) = +

    ". 8idung

    /ersumbat ) = +# mimisan ) = +

    5. /elinga

    (endengaran berkurang ) +# berdengung ) = +# keluar -airan ) = +# nyeri ) = +

    . :ulut

    Saria&an ) +# mulut kering ) +# lidah pahit ) +

    2. /enggorokan

    Sakit menelan ) +# serak ) +

    C. ,eher

    4aku ) +# nyeri tengkuk ) +# benjolan ) +# leher terasa berat

    6. (ernafasan

    Sesak nafas ) +# batuk ) +

    $0. 4ardiovaskuler

    'erdebar debar ) +# nyeri dada ) +

    $$. Gastrointestinal

    4

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    5/54

    :ual )B+# muntah darah )B+# nyeri perut ) +# melena )B+# konstipasi ) +

    $*. (erkemihan

    1arna )kuning keruh+# 'A4 lan-ar# nyeri ) +

    $3. 7eurologis

    4ejang ) +# lumpuh ) +# kesemutan dan rasa tebal kedua kaki dan tangan ) +

    $". :uskuloskeletal

    4aku sendi ) +# nyeri sendi ) +# nyeri otot ) +# lemah otot ) +

    $5. @kstremitas• Atas kanan ; bengkak ) +# sakit ) +# luka ) +• Atas kiri ; bengkak ) +# sakit ) +# luka ) +# terasa berat• 'a&ah kanan ; bengkak ) +# sakit ) +# luka ) +• 'a&ah kiri ; bengkak ) +# sakit ) +# luka ) +

    II. Pemer&ksaan '&s&k

    $. 4eadaan umum ;

    a. 4esan ; lemas

    b. 4esadaran ; -ompos mentis

    -. G S ; "5

    *. Eital sign ;

    /ensi ; 60= 0 mm8g

    7adi ; C"F=mnt# reguler

    ; *0F=mnt

    Suhu ; 3 #* 0

    3. 4ulit

    1arna -oklat# sianosis ) +# jaundi-e ) +# turgor normal# makula ) +# papula ) +#

    pustula ) +# tumor ) +

    ". 4epala

    'entuk normo-ephal# tumor ) +# mudah di-abut ) +# &arna putih# makula ) +#

    papula ) +.

    5. :ata

    4onjungtiva anemis )B=B+# s-lera ikterik ) = +# pupil isokor )3 mm=3 mm+# reflek

    -ahaya )B=B+

    . 8idung

    7afas -uping hidung ) = +# sekret ) = +# epistaksis ) = +# deformitas hidung ) +

    5

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    6/54

    2. :ulut

    'ibir pu-at )B+# bibir kering ) +# lidah kotor ) +# tremor ) +# Sianosis ) +

    C. /elinga

    (endengaran berkurang ) = +# sekret ) = +# nyeri tekan tragus ) = +# nyeri tekan

    mastoid ) = +# serumen ) = +

    6. /enggorokan

    /onsil membesar ) = +# pharing hiperemis ) +

    $0. ,eher

    /rakea ditengah ) +# pembesaran 4G' ) +# pembesaran kelajar tiroid ) +#

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    7/54

    $*. Abdomen

    Dinding perut lebih tinggi dari dinding dada

    A ; peristaltik normal

    ( ; timpani bagian medial dan redup dibagian lateral

    ( ; distended# nyeri tekan )B+

    $3. Genitourinari

    I; &arna urin kuning keruh# hematuri ) +# tumor ) +

    (; distensi vesi-a urinaria ) +# ginjal D=S tidak teraba# nyeri tekan ) +# tumor ) +

    (; nyeri ketok ginjal ) +

    $". Sistem ollumna Eertebralis

    I; deformitas ) +# skoliosis ) +# kiphosis ) +# lordosis ) +

    (; nyeri tekan ) +

    (; nyeri ketok -ollumna vertebralis ) = +.

    $5. @kstremitas

    (almar eritema ) = +# -apilari refil time * detik

    Akral dingin oedem ulkus

    $ . 7eurologi

    ?ungsi vegetatif ; defekasi normal

    ?ungsi sensorik

    ?ungsi :otorik

    ? (

    7

    B B

    7 7 7 7

    B BB B

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    8/54

    II.( D&agn)s&s Ban%&ng

    o 8ematemesis melena

    o As-ites

    o Sirosis 8epatis

    o Anemia

    II.* Pemer&ksaan Penunjang

    • 8asil pemeriksaan darah lengkap pada tanggal $3 ?ebruari *0$5

    +en&s Tes Has&l Tes Has&l Tes n)rmal Inter,restas&

    has&l8emoglobin 2.C* $$#5 $ g=d, :enurun8itung leukosit 6.5$0 "000 $$000=-mm 7ormal,@D=''S 5* $03 0 *0=jam :eningkat8itung jenis $= = =2 =$*=$$ $ *=0 $=3 5=5" *=*5 33=3 2 Shift to right8itung erytrosite *. 30.000 3.0 .0

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    9/54

    Norepinephrine adalah suatu amin simpatomimetik# yang terutama bekerja

    melalui efek langsung pada reseptor K dan reseptor L di jantung. Itulah yang

    menyebabkan vasokonstriksi perifer )aksi K adrenergik+# dan efek inotropik positif

    pada jantung serta dilatasi arteri koroner )aksi L adrenergik+. Aksi ini mengakibatkan

    peningkatan tekanan darah sistemik dan aliran darah arteri koroner.

    (ada infark miokard yang disertai dengan hipotensi# norepinephrine biasanya

    meningkatkan tekanan darah aorta# aliran darah arteri koroner# dan oksigenasi

    miokard# sehingga akan membantu membatasi area iskemia dan infark miokard.

    Venous return meningkat dan jantung -enderung kembali ke ke-epatan dan ritme yang

    lebih normal dibandingkan saat keadaan hipotensi.

    (ada hipotensi yang menetap setelah dilakukan koreksi terhadap kekurangan

    volume darah# norepinephrine membantu meningkatkan tekanan darah ke tingkat

    optimal dan menghasilkan sirkulasi yang lebih adekuat. 7amun# efek norepinephrine

    pada reseptor L$ kurang bila dibandingkan dengan epinephrine atau isoproterenol.

    Diyakini bah&a efek K adrenergik dihasilkan dari hambatan terhadap produksi cyclic

    adenosine-3',5'-monophosphate )A:(+ dengan -ara menghambat en im adenil

    siklase# di mana efek L adrenergik dihasilkan dari stimulasi aktivitas adenil siklase.

    Farmakokinetik

    o Absorpsi

    Norepinephrine per oral dirusak pada saluran -erna# dan absorpsinya rendah

    setelah injeksi subkutan. Setelah pemberian se-ara IE# terjadi respon pressor

    se-ara -epat. bat ini mempunyai lama kerja yang pendek# dan kerja sebagai

    pressor berhenti dalam &aktu $ * menit setelah infus dihentikan.

    o Distribusi

    Norepinephrine terutama terletak pada susunan saraf simpatis. bat ini dapat

    mele&ati plasenta tetapi tidak dapat mele&ati sa&ar darah otak.

    o @liminasi

    Aksi farmakologi norepinephrine terutama berakhir dengan ambilan dan

    metabolisme pada ujung saraf simpatis. bat ini dimetabolisme di hati dan

    jaringan lain dengan kombinasi reaksi reaksi yang melibatkan en im catechol-

    O-methyltransferase ) :/+ dan monoamine oxidase ):A +. :etabolit

    utamanya adalah n ormetanephrine and 3-methoxy- -hydroxy mandelic acid

    )!anillylmandelic acid # E:A+# keduanya merupakan metabolit yang inaktif.

    9

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    10/54

    :etabolit inaktif lainnya adalah 3-methoxy- -hydroxyphenylglycol, 3, -

    dihydroxymandelic acid, and 3, -dihydroxyphenylglycol" :etabolit

    norepinephrine diekskresi di urin# terutama sebagai konjugat sulfat dan dengan

    jumlah yang lebih sedikit sebagai konjugat glukuronida. 8anya dalam jumlah

    ke-il norepinephrine yang diekskresikan dalam bentuk utuh.

    #ndikasi

    ntuk mengontrol tekanan darah pada keadaan hipotensi akut )seperti#

    pheochromocytomectomy, sympathectomy, poliomyelitis, spinal anesthesia, infark

    miokard# septikemia# transfusi darah# dan reaksi obat+. Sebagai terapi tambahan pada

    henti jantung dan hipotensi berat. ntuk memperbaiki dan mempertahankan tekanan

    darah yang adekuat setelah denyut jantung dan ventilasi jantung efektif telah di-apai

    dengan -ara lain.

    kontraindikasi

    Norepinephrine tidak boleh diberikan pada pasien hipotensi karena

    kekurangan volume darah# ke-uali dalam keadaan emergensi untuk mempertahankan

    perfusi arteri koroner dan serebral sampai terapi penggantian volume darah dapat

    diberikan.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    11/54

    @n-erkan " m, dalam $000m, larutan dekstrosa 5% lalu berikan se-ara infus

    intravena dengan ke-epatan a&al * 3 m,=mnt dan dosis pemeliharaan 0#5 $ m,=mnt.

    %em&erian o&at

    :elalui infus intravena

    %erhatian

    o 8ipertensi

    o harus diberikan pada vena besar terutaa vena ante-ubiti

    o 8indari pemberian pada vena tungkai pada pasien lansia# 8amil# menyusui#

    pasien anak.

    fek (amping

    o 8ipoksia jaringan )-edera iskemik+

    o 'radikardia

    o Aritmia

    o AnFietas )ke-emasan+

    o Sakit kepala

    o Dispnea )sulit bernafas+

    o 7ekrosis pada tempat injeksi

    o Deplesi volume plasma pada pemakaian lama

    #nteraksi O&at

    o Siklopropan

    o Digitalis

    o 8alotan

    o :A I )anti depresan trisiklik+

    o /riptilin

    o Imipramin

    o ?urosemid

    o Diuretik lain

    • /ransfusi ( * kolf

    ( berasal dari darah lengkap yang disedimentasikan selama penyimpanan#

    atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. Sebagian besar )*=3+ dari plasma dibuang.)$+

    Satu unit ( dari 500 ml darah lengkap volumenya *00 *50 ml dengan kadar

    hematokrit 20 C0%# volume plasma $5 *5 ml# dan volume antikoagulan $0 $5 ml.

    11

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    12/54

    :empunyai daya pemba&a oksigen dua kali lebih besar dari satu unit darah lengkap.

    1aktu penyimpanan sama dengan darah lengkap.

    Se-ara umum pemakaian ( ini dipakai pada pasien anemia yang tidak

    disertai penurunan volume darah# misalnya pasien dengan anemia hemolitik# anemia

    hipoplastik kronik# leukemia akut# leukemia kronik# penyakit keganasan# talasemia#

    gagal ginjal kronis# dan perdarahan perdarahan kronis yang ada tanda Noksigen needO

    )rasa sesak# mata berkunang# palpitasi# pusing# dan gelisah+. ( diberikan sampai

    tanda oksigen need hilang. 'iasanya pada 8b C $0 gr=dl.

    ntuk menaikkan kadar 8b sebanyak $ gr=dl diperlukan ( " ml=kg'' atau

    $ unit dapat menaikkan kadar hematokrit 3 5 %.

    )euntungan transfusi %*+ di&anding darah lengkap

    o 4emungkinan overload sirkulasi menjadi minimal

    o eaksi transfusi akibat komponen plasma menjadi minimal.

    o eaksi transfusi akibat antibodi donor menjadi minimal.

    o Akibat samping akibat volume antikoagulan yang berlebihan menjadi minimal.

    o :eningkatnya daya guna pemakaian darah karena sisa plasma dapat dibuat

    menjadi komponen komponen yang lain.

    )erugian %*+ adalah masih -ukup banyak plasma# lekosit# dan trombosit yang

    tertinggal sehingga masih bisa terjadi sensitisasi yang dapat memi-u timbulnya

    pembentukan antibodi terhadap darah donor. Sehingga pada pasien yang memerlukan

    transfusi berulang# misalnya pasien talasemia# paroksismal no-turnal hemoglobinuria#

    anemia hemolitik karena proses imunologik# dsb serta pasien yang pernah mengalami

    reaksi febrile sebelumnya )reaksi terhadap lekosit donor+ ntuk mengurangi efek

    samping komponen non eritrosit maka dibuat ( yang di-u-i )&ashed ( +. Dibuat

    dari darah utuh yang di-u-i dengan normal saline sebanyak tiga kali untuk

    menghilangkan antibodi. 1ashed ( hanya dapat disimpan selama " jam pada suhu

    "o # karena itu harus segera diberikan

    • /ransfusi albumin *0% $00 --

    Albumin memainkan peran penting dalam mempertahankan homeostasis

    dalam tubuh dan tergantung pada membran sel dan mekanisme transportasi# termasuk

    difusi# osmosis# filtrasi# dan transpor aktif. (rotein terlarut# yang merupakan satu

    satunya at yang tidak menembus pori pori membran kapiler# bertanggung ja&ab

    12

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    13/54

    untuk tekanan osmotik membran kapiler. Sekitar 25 % dari total tekanan osmotik

    koloid adalah terkait dengan albumin.

    Albumin diproduksi oleh hati. Di antara banyak fungsi yang kemampuannya

    untuk mempertahankan tekanan onkotik intravaskular# memfasilitasi transportasi at#

    dan bertindak sebagai s-avenger radikal bebas. /ingkat albumin tergantung pada

    kesehatan atau keadaan penyakit dari tubuh. 4etika tingkat jatuh di ba&ah normal#

    penilaian dan pengobatan pasien yang diperlukan. /erapi penggantian kontroversial#

    dan pemberian albumin tidak lagi ja&aban langsung terhadap defisit -airan dan

    albumin. mumnya# data yang tersedia menyimpulkan bah&a hasil dari koloid dan

    kristaloid mirip dalam banyak kasus.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    14/54

    disebut tekanan osmotik koloid atau tekanan onkotik +# -enderung menyebabkan

    -airan bergerak melalui osmosis dari ruang interstitial ke dalam darah# sehingga

    men-egah kerugian yang signifikan dari volume -airan. 7amun# ada sejumlah ke-il

    protein dan -airan yang bo-or ke dalam ruang interstitial namun dikembalikan ke

    sirkulasi oleh sistem limfatik melalui du-t.

    /ekanan osmotik koloid dipengaruhi oleh protein. 8al ini disebabkan protein

    menjadi satu satunya at terlarut dalam plasma dan -airan interstitial yang tidak

    mudah menyebar melalui membrane.5 kapiler leh karena itu# konsentrasi protein

    dalam plasma adalah * sampai 3 kali lebih besar dari protein yang ditemukan dalam

    -airan interstitial ) yaitu# plasma# 2#3 g = d,# dan -airan interstitial# * sampai 3 g = d, +.

    8anya orang at yang tidak mele&ati membran semipermeabel mengerahkan

    tekanan osmotik# dan protein adalah satu satunya at yang tidak mudah menembus

    pori pori membran kapiler. Dengan demikian# protein terlarut dari plasma dan -airan

    interstitial bertanggung ja&ab atas tekanan osmotik pada membran kapiler.

    /ekanan osmotik berbeda pada membran sel dan membran kapiler. leh

    karena itu# istilah yang berbeda ; pada membran kapiler# terminologi tekanan osmotik

    koloid# atau tekanan onkotik# sementara total tekanan osmotik merupakan membran

    sel tekanan osmotik.

    Salah satu fungsi dari albumin adalah untuk mempertahankan intravaskular

    onkotik ) koloid osmotik + tekanan. ntuk memudahkan pergerakan -airan di seluruh

    tubuh# tekanan kapiler rata rata adalah $5 sampai *5 mm 8g lebih besar pada ujung

    arteri dari pada ujung vena. 8ukum Starling menjelaskan kekuatan yang menentukan

    pergerakan -airan melintasi membran kapiler. 4eseimbangan antara tekanan pada

    setiap sisi membran kapiler berhubungan dengan tekanan hidrostatik mendorong

    -airan keluar dari beberapa kapiler dan tekanan osmotik menarik -airan kembali kekapiler lainnya. Ada juga sejumlah ke-il -airan yang tidak mengikuti jalan ini# tapi

    kebo-oran melalui dan dikembalikan dengan -ara limfatik.

    Selain menjaga tekanan onkotik koloid# albumin juga memfasilitasi

    transportasi at. 4ehadiran banyak kelompok permukaan bermuatan dan banyak situs

    pengikatan spesifik# baik ionik dan hidrofobik# memungkinkan albumin untuk

    mengikat dan mengangkut sejumlah besar senya&a. Pat at ini termasuk bilirubin#

    logam# ion# en im# asam amino# hormon# asam lemak bebas# obat obatan# dan

    14

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    15/54

    fosfolipid. Albumin sangat penting untuk metabolisme dan detoksifikasi banyak at

    at ini. /idak hanya dapat albumin asam amino ke jaringan transportasi tapi

    pino-ytosed ) ditelan -air + albumin juga dapat berfungsi sebagai sumber asam amino

    • 4umbah lambung

    4umbah lambung adalah membersihkan lambung dengan -ara memasukan

    dan mengeluarkan air ke=dari lambung dengan menggunakan 7G/ ) 7aso Gastri-

    /ube +. 4umbah lambung merupakan metode alternatife yang umum pengosongan

    lambung#dimana -airan dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik atau

    nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk

    membuang bagian agen yang mengandung toksik.

    u.uan kum&ah lam&ung

    $. :embuang ra-un yang tidak terabsorbsi setelah ra-un masuk sal pen-ernaan

    *. :endiagnosa perdarahan lambung

    3. :embersihkan lambung sebelum prosedur endos-opy

    ". :embuang -airan atau partikel dari lambung

    #ndikasi

    $. (asien yang kera-unan makanan atau obat tertentu

    *. (ersiapan operasi lambung

    3. (ersiapan tindakan pemeriksaan lambung

    ". /idak ada refleks muntah

    5. Gagal dengan terapi emesis

    . (asien dalam keadaan sadar

    )ontra #ndikasio 4umbah lambung tidak dilakukan se-ara rutin dalam penatalaksanaan pasien

    dengan kera-unan.4umbah lambung dilakukan ketika pasien menelan subtansi

    toksik yang dapat mengan-am nya&a#dan prosedur dilakukan selama 0 menit

    setelah tertelan.

    o (asien kejang

    o 4umbah lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum selain

    mengeluarkan tablet tersebut.

    15

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    16/54

    o 4umbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan bahan toksik yang tajam

    dan terasa membakar )resiko perforasi esophageal+.4umbah lambung tidak

    dilakukan untuk bahan toksik hidrokarbon )resiko aspirasi+#misalnya ;

    -amphor#hidrokarbon#halogen#hidrokarbon aromati-#pestisidao 4umbah lambung dikontraindikasikan untuk pasien yang menelan benda asing

    yang tajam dan besar

    o (asien tanpa gag refleF atau pasien dengan pingsan )tidak sadar+

    membutuhkan intubasi sebelum kumbah lambung untuk men-egah inspirasi.

    %ersiapan alat

    $. 'aki berisi 7G/ lengkap dengan -orong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan

    *. kuran 7G/ ;

    a. no. $" *0 untuk ukuran de&asa

    b. no. C $ untuk anak anak

    -. no.5 2 untuk bayi

    3. * buah baskom

    ". (erlak dan handuk sebagai pengalas

    5. Stetoskop

    . Spuit $0 --

    2. plester

    C. (iala ginjal dan kom penampung

    6. Air hangat $ sampai * liter

    $0. 4assa=tissue#

    $$.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    17/54

    5. jung atas 7G/ diolesi jelly#bagian ujung ba&ah diklem

    . 7G/ dimasukkan perlahan lahan melalui hidung pasien sambil disuruh

    menelannya ) bila pasien sadar +

    2. (eriksa apakah 7G/ betul betul masuk lambung dengan -ara Q

    a. :asukan ujung 7G/ kedalambaskom yang berisi air#jika tidak ada

    gelembung :aka 7G/ sudah masuk kedalam lambung.

    b. :asukan dara dengan spuit $0-- dan didengarkan pada daerah lambung

    dengan menggunakan stetoskop. Setelah yakin pasang plester pada hidung untuk

    memfiksasi 7G/.

    C. Setelah 7G/ masuk pasien diatur dengan posisi miring tanpa bantal atau kepala

    lebih rendah selanjutnya klem dibuka.

    6. orong dipasang diujung ba&ah 7G/#air=susu dituangkan kedalam -orong

    jumlah -airan sesuai kebutuhan.-airan yang masuk tadi dikeluarkan dan ditampung

    dalam baskom.

    $0. (embilasan lambung dilakukan berulang kali sampai air yang keluar dari

    lambung sudah jernih.

    $$.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    18/54

    orogastrik untuk orang de&asa atau anak remaja adalah 3 sampai "0 ? # sedangkan

    untuk anak anak adalah sampai $ sampai *C ?r. Selang nasograstrik standard kurang

    disukai karena ukurannya yang ke-il# namun bisa menyebabkan trauma mukosal dan

    epistaksis.

    ntuk tindakan lavage pasien dibaringkan dalam posisi dekubitus lateral

    sebelah kiri# dengan bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki. (rosedur ini

    memerlukan -orong yang dipasang )atau kateter dengan kateter berujung spuit+ pada

    ujung selang orogastrik dan memasukan $50 sampai *00 ml air atau larutan saline

    )50 $00 ml pada anak anak+ ke dalam lambung. Dengan meletakkan -orong dan

    selang lebih rendah di ba&ah pasien akan memungkinkan -airan untuk mengalir

    gravitasi. (rosedur ini diulang samapi keluar -airan yang jernih atau sedikitnya

    menggunakan -airan sebanyak * liter. Intubasi nasotrakeal atau endotrakheal akan

    diperlukan untuk melindungi jalan udara.

    4omplikasi komplikasi lavage lambung termasuk perforasi esofagus# aspirasi

    pulmonal# ketidakseimbangan elektrolit# tensi pneumatoraks# dan hipotermia pada

    anak anak ke-il bila menggunakan larutan lavage yang dingin.

    ,avage menjadi kontraindikasi pada ingestasi kaustik karena adanya risiko

    terhadap perforasi esofagus# dan pada kejang yang tidak terkontrol karena risiko

    trauma dan aspirasi.

    • eftriaFon *F$gram

    eftriaFone adalah golongan antibiotik cephalosporin yang dapat digunakan

    untuk mengobati beberapa kondisi akibat infeksi bakteri# seperti pneumonia# sepsis#

    meningitis# infeksi kulit# gonore atau ken-ing nanah# dan infeksi pada pasien dengan

    sel darah putih yang rendah. Selain itu# -eftriaFone juga bisa diberikan kepada pasien

    yang akan menjalani operasi operasi tertentu untuk men-egah terjadinya infeksi.

    4arena obat ini masuk dalam golongan antibiotik# maka -eftriaFone tidak

    dapat digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus# seperti pilek atau flu .

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    19/54

    Peringatan:

    o (enggunaan -eftriaFone selama masa kehamilan dan menyusui sebenarnya tidak

    disarankan# ke-uali jika dirasa perlu oleh dokter

    o

    /anyakan dosis -eftriaFone untuk anak anak kepada dokter.o 8arap berhati hati jika menderita gangguan hati# ginjal# serta gangguan

    pen-ernaan seperti kolitis.

    o 8arap &aspada bagi pasien yang sedang menjalani diet rendah

    o

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    20/54

    mepra ole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang

    diproduksi di dalam lambung. bat yang masuk ke dalam jenis penghambat pompa

    proton ini mengobati beberapa kondisi# yaitu nyeri ulu hati# penyakit asam lambung

    atau gastroesophageal reflux disease )G@ D+# dan infeksi 8. (ylori yang

    menyebabkan tukak lambung . Selain itu# omepra ole juga dapat digunakan untuk

    mengobati sindrom Pollinger @lision.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    21/54

    Dosis Omeprazole

    Dosis omepra ole akan disesuaikan dengan kondisi dan respons pasien

    terhadap pengobatan. 'erikut adalah dosis omepra ole se-ara umum menurut kondisi

    yang diobati.

    #)n%&s& D)s&s ,er har& /se0elum makanGangguan pen-ernaan=nyeri ulu hati *0mg/ukak lambung "0 mg/ukak usus halus *0 mg(enyakit asam lambung atau G@ D $0 "0 mgInfeksi 8. (ylori *0 "0 mgSindrom Pollinger @llison 0 $*0 mg

    @sofagitis atau radang kerongkongan *0 mg

    'agi pasien anak anak# selain kondisi# akan mempertimbangkan usia serta

    berat badan mereka dalam menentukan dosis omepra ole.

    Efek Samping dan Bahaya Omeprazole

    mepra ole jarang menyebabkan efek samping pada penggunanya.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    22/54

    Asam /raneksamat menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan

    plasmin. Aktivitas plasminik dari Asam /raneksamat telah dibuktikan dengan

    berbagai per-obaan RIn vitroR penentuan aktivitas plasmin dalam darah dan

    aktivitas plasma setempat# setelah diberikan pada tubuh manusia.

    o Aktivitas hemostatis ;

    Asam /raneksamat men-egah degradasi fibrin# peme-ahan trombosit#

    peningkatan kerapuhan vaskular dan peme-ahan faktor koagulasi. @fek ini terlihat

    se-ara klinis dengan berkurangnya jumlah perdarahan# berkurangnya &aktu

    perdarahan dan lama perdarahan.

    o Aktivitas anti alergi dan anti peradangan ;

    Asam /raneksamat bekerja dengan -ara menghambat produksi 4inin dan

    senya&a peptida aktif lainnya yang berperan dalam proses inflamasi dan reaksi

    reaksi alergi.

    #ndikasi

    o ntuk fibrinolisis lokal seperti ; epistaksis# prostatektomi# konisasi serviks.

    o @dema angioneurotik herediter.

    o (erdarahan abnormal sesudah operasi.

    o (erdarahan sesudah operasi gigi pada penderita hemofilia.

    )ontraindikasi

    o (enderita subara-hnoid hemorrhage dan penderita dengan ri&ayat

    tromboembolik.

    o (enderita dengan kelainan pada penglihatan &arna.

    o (enderita yang hipersensitif terhadap Asam /raneksamat.

    $osis

    o

    ?ibrinolisis lokal ;ral ; $ $#5 gram * 3 F sehari.

    (arenteral ; Dosis yang dianjurkan adalah 500 $000 mg )iv+ dengan injeksi

    lambat )$ml=menit+ 3 F sehari. ntuk pengobatan lebih dari 3 hari dapat

    dipertimbangkan pemberian se-ara oral.

    o @dema angioneuritik herediter ;

    ral ; $ $#5 gram * 3 F sehari.

    (erdarahan abdominal setelah operasi ;

    22

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    23/54

    $ gram 3 F sehari )injeksi iv pelan pelan+ pada 3 hari pertama# kemudian

    dilanjutkan oral $ gram 3 " F sehari )dimulai pada hari ke " setelah operasi

    sampai tidak tampak hematuris se-ara makrokopis+. ntuk men-egah

    perdarahan ulang dapat diberikan per oral $ gram 3 " kali sehari selama 2 hari.

    o 4husus untuk perdarahan setelah operasi gigi pada penderita hemofilia ;

    Segera sebelum operasi ; $0 mg=kg '' )iv+

    Setelah operasi ; *5 mg=kg '' )oral+ 3 " F sehari selama C hari. )pada

    penderita yang tidak dapat diberikan se-ara oral dapat dilakukan terapi pareteral

    $0 mg=kg ''=hari dalam dosis bagi 3 " kali+.

    o 4husus untuk penderita gangguan fungsi ginjal ;

    $erum kreat&n&n D)s&s )ral D)s&s &. .$*0 *50 )$#3 *#C3 mg=d,+ $5 mg=kg '' * F sehari $0 mg=kg '' * F sehari

    *50 500 )*#C3 5# mg=d,+ $5 mg=kg '' $ F sehari $0 mg=kg '' $ F sehari

    500 ) 5# mg=d,+ 2#5 mg=kg '' $ F sehari 5 mg=kg '' $ F sehari

    fek samping

    Gangguan gangguan gastrointestinal ; mual# muntah muntah# anoreFia#

    eksantema dan sakit kepala dapat timbul pada pemberian se-ara oral. Gejala gejala ini

    menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian pengobatannya.

    Dengan injeksi intravena yang -epat dapat menyebabkan pusing dan hipotensi.

    ntuk menghindari hal tersebut maka pemberian dapat dilakukan dengan ke-epatan

    tidak lebih dari $ ml=menit.

    #nteraksi o&at

    ,arutan injeksi Asam /raneksamat jangan ditambahkan pada transfusi atau

    injeksi yang mengandung (enisilin.

    %eringatan dan perhatian

    o 'ila diberikan se-ara intravena# dianjurkan untuk menyuntikkannya perlahan

    lahan seperti halnya pemberian=penyuntikan dengan sediaan 4alsium )$0 ml=$ *

    menit+.

    o 8ati hati digunakan pada penderita insufisiensi ginjal karena resiko akumulasi.

    o Asam traneksamat tidak diindikasikan pada hematuria yang disebabkan oleh

    parenkim renal# pada kondisi ini sering terjadi presipitasi fibrin dan mungkin

    memperburuk penyakit.

    23

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    24/54

    o Asam traneksamat digunakan pada &anita hamil hanya jika se-ara jelas

    diperlukan.

    o 8ati hati diberikan pada ibu menyusui untuk menghindari resiko pada bayi.

    24

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    25/54

    BAB III

    TIN+AUAN PU$TA#A

    III.1 $IR"$I$ HEPATI$

    III. . Definisi

    Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir

    fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari

    arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat

    adanya nekrosis hepatoseluler. $

    @pidemiologi

    Sirosis hati mengakibatkan terjadinya 35.000 kematian setiap tahunnya di

    Amerika. Di Indonesia data prevalensi sirosis hepatis belum ada. Di S Sardjito

    !ogyakarta jumlah pasien sirosis hepatis berkisar "#$% dari pasien yang dira&at di

    'agian (enyakit Dalam dalam kurun &aktu $ tahun )data tahun *00"+. ,ebih dari

    "0% pasien sirosis adalah asimptomatis sering tanpa gejala sehingga kadang

    ditemukan pada &aktu pasien melakukan pemeriksaan rutin atau karena penyakit yang

    lain. *

    III. .! Etiologi

    Di negara barat penyebab dari sirosis hepatis yang tersering akibat alkoholik

    sedangkan di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis ' maupun . 8asil

    penelitian di Indonesia menyebutkan penyebab terbanyak dari sirosis hepatis adalah

    virus hepatitis ' )30 "0%+# virus hepatitis )30 "0%+# dan penyebab yang tidak

    diketahui)$0 *0%+. Adapun beberapa etiologi dari sirosis hepatis antara lain;

    $. Eirus hepatitis )'# #dan D+

    *. Alkohol ) alcoholic cirrhosis +

    3. 4elainan metabolik ;

    a. 8emokromatosis )kelebihan beban besi+

    b. (enyakit 1ilson )kelebihan beban tembaga+

    -. Defisiensi Alpha l antitripsin

    d. Glikonosis type IE

    e. Galaktosemia

    f. /irosinemia

    ". 4olestasis5. Gangguan imunitas ) hepatitis lupoid +

    25

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    26/54

    . /oksin dan obat obatan )misalnya ; metotetreFat# amiodaron#I78# dan lain

    lain+

    2. Nonalcoholic fatty li!er disease )7A?,D+

    C. 4riptogenik

    6. Sumbatan saluran vena hepatika

    III. ." #natomi $epar

    8epar adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara $#* #$#C kg atau

    kurang lebih *5% berat badan orang de&asa yang menempati sebagian besar kuadran

    kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang

    sangat kompleks 5. 8epar menempati daerah hipokondrium kanan tetapi lobus kiri dari

    hepar meluas sampai ke epigastrium. 8epar berbatasan dengan diafragma pada bagian

    superior dan bagian inferior hepar mengikuti bentuk dari batas kosta kanan. 8epar

    se-ara anatomis terdiri dari lobus kanan yang berukuran lebih besar dan lobus kiri

    yang berukuran lebih ke-il. ,obus kanan dan kiri dipisahkan oleh ligamentum

    falsiforme . ,obus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura

    segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. ,obus kiri dibagi menjadi segmen

    medial dan lateral oleh ligamentum falsiformis yang terlihat dari luar 2. (ada daerah

    antara ligamentum falsiform dengan kandung empedu di lobus kanan dapat ditemukan

    lobus kuadratus dan lobus kaudatus yang tertutup oleh vena -ava inferior dan

    ligamentum venosum pada permukaan posterior . (ermukaan hepar diliputi oleh

    peritoneum viseralis# ke-uali daerah ke-il pada permukaan posterior yang melekat

    langsung pada diafragma. 'eberapa ligamentum yang merupakan peritoneum

    membantu menyokong hepar. Di ba&ah peritoneum terdapat jaringan ikat padat yang

    disebut sebagai kapsula 0lisson # yang meliputi permukaan seluruh organ Q bagian

    paling tebal kapsula ini terdapat pada porta hepatis# membentuk rangka untuk -abang

    vena porta# arteri hepatika# dan saluran empedu. (orta hepatis adalah fisura pada hepar

    tempat masuknya vena porta dan arteri hepatika serta tempat keluarnya duktus

    hepatika.

    26

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    27/54

    8epar memiliki dua sumber suplai darah# dari saluran -erna dan limpa melalui

    vena porta hepati-a dan dari aorta melalui arteri hepatika. Arteri hepatika keluar dari

    aorta dan memberikan C0% darahnya kepada hepar# darah ini masuk ke hepar

    membentuk jaringan kapiler dan setelah bertemu dengan kapiler vena akan keluar

    sebagai vena hepati-a. Eena hepati-a mengembalikan darah dari hepar ke vena kava

    inferior. Eena porta yang terbentuk dari vena lienalis dan vena mesenterika superior#

    mengantarkan *0% darahnya ke hepar# darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya

    20 % sebab beberapa * telah diambil oleh limpa dan usus. Darah yang berasal dari

    vena porta bersentuhan erat dengan sel hepar dan setiap lobulus dile&ati oleh sebuah

    pembuluh sinusoid atau kapiler hepatika. (embuluh darah halus yang berjalan di

    antara lobulus hepar disebut vena interlobular 2.

    Eena porta memba&a darah yang kaya dengan bahan makanan dari saluran

    -erna# dan arteri hepatika memba&a darah yang kaya oksigen dari sistem arteri. Arteri

    dan vena hepatika ini ber-abang menjadi pembuluh pembuluh yang lebih ke-il

    membentuk kapiler di antara sel sel hepar yang membentik lamina hepatika.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    28/54

    arterior ke-il mengalir langsung ke sinusoid hepar# paling sering pada sepertiga jarak

    ke septum interlobularis 2.

    8epar terdiri atas berma-am ma-am sel. 8epatosit meliputi 0% sel hepar#

    sedangkan sisanya terdiri atas sel sel epithelial sistem empedu dalam jumlah yang

    bermakna dan sel sel non parenkimal yang termasuk di dalamnya endothelium# sel

    )uppfer dan sel (tellata yang berbentuk seperti bintang 5.

    8epatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid yang tersusun melingkari eferen

    vena hepatika dan du-tus hepatikus. Saat darah memasuki hepar melalui arteri

    hepati-a dan vena porta menuju vena sentralis maka akan didapatkan pengurangan

    oksigen se-ara bertahap. Sebagai konsekuensinya# akan didapatkan variasi penting

    kerentanan jaringan terhadap kerusakan asinus. :embran hepatosit berhadapan

    langsung dengan sinusoid yang mempunyai banyak mikrofili. :ikrofili juga tampak

    pada sisi lain sel yang membatasi saluran empedu dan merupakan penunjuk tempat

    permulaan sekresi empedu. (ermukaan lateral hepatosit memiliki sambungan penghubungan dan desmosom yang saling bertautan dengan disebelahnya 5.

    Sinusoid hepar memiliki lapisan endothelial berpori yang dipisahkan dari hepatosit

    oleh ruang $isse )ruang perisinusoidal+. Sel sel lain yang terdapat dalam dinding

    sinusoid adalah sel fagositik 4uppfer yang merupakan bagian penting dalam sistem

    retikuloendotelial dan sel Stellata )juga disebut sel Ito# liposit atau perisit+ yang

    memiliki aktivitas miofibriblastik yang dapat membantu pengaturan aliran darah

    sinusoidal disamping sebagai faktor penting dalam perbaikan kerusakan hepar.

    28

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    29/54

    (eningkatan aktivitas sel sel Stellata tampaknya menjadi faktor kun-i pembentukan

    fibrosis di hepar 5.

    III. .% &isiologi $epar

    8epar adalah suatu organ besar# dapat meluas# dan organ venosa yang mampu

    bekerja sebagai tempat penampungan darah yang bermakna di saat volume darah

    berlebihan dan mampu menyuplai darah ekstra di saat kekurangan volume darah.

    Selain itu# hepar juga merupakan suatu kumpulan besar sel reaktan kimia dengan laju

    metabolisme yang tinggi# saling memberikan substrat dan energi dari satu sistem

    metabolisme ke sistem yang lain# mengolah dan mensintesis berbagai at yang

    diangkut ke daerah tubuh lainnya# dan melakukan berbagai fungsi metabolisme lain.

    ?ungsi metabolisme yang dilakukan oleh hepar adalah $0 ;

    • :etabolisme karbohidrat. Dalam metabolisme karbohidrat# hepar melakukan

    fungsi sebagai berikut ;o :enyimpan glikogen dalam jumlah besar o 4onversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosao Glukoneogenesiso (embentukan banyak senya&a kimia dari produk antara metabolisme

    karbohidrat

    8epar terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa

    darah normal. (enyimpanan glikogen memungkinkan hepar mengambil

    kelebihan glukosa dari darah# menyimpannya# dan kemudian

    mengembalikannya kembali ke darah bila konsentrasi glukosa darah rendah.

    ?ungsi ini disebut fungsi penyangga glukosa hepar.

    • :etabolisme lemak. 'eberapa fungsi spesifik hepar dalam metabolisme lemak

    antara lain ;o ksidasi asam lemak untuk menyuplai energy bagi fungsi tubuh yang

    laino Sintesis kolesterol# fosfolipid# dan sebagian besar lipoproteino Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat

    8epar berperan pada sebagian besar metabolisme lemak. 4ira kira C0

    persen kolesterol yang disintesis didalam hepar diubah menjadi garam empedu

    yang kemudian disekresikan kembali ke dalam empedu# sisanya diangkut

    dalam lipoprotein dan diba&a oleh darah ke semua sel jaringan tubuh.

    ?osfolipid juga disintesis di hepar dan ditranspor dalam lipoprotein. 4eduanya

    29

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    30/54

    digunakan oleh sel untuk membentuk membran# struktur intrasel# dan

    berma-am ma-am at kimia yang penting untuk fungsi sel.

    • :etabolisme protein. ?ungsi hepar yang paling penting dalam metabolisme

    protein adalah sebagai berikut ;o Deaminasi asam aminoo (embentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari -airan tubuho (embentukan protein plasmao Interkonversi beragam asam amino dan sintesis senya&a lain dari asam

    amino

    Diantara fungsi hepar yang paling penting adalah kemampuan hepar

    untuk membentuk asam amino tertentu dan juga membentuk senya&a kimia

    lain yang penting dari asam amino. ntuk itu# mula mula dibentuk asam keto

    yang mempunyai komposisi kimia yang sama dengan asam amino yang akan

    dibentuk. 4emudian suatu radikal amino ditransfer melalui beberapa tahap

    transaminasi dari asam amino yang tersedia ke asam keto untuk menggantikan

    oksigen keto.

    • 8epar merupakan tempat penyimpanan vitamin. 8epar mempunyai

    ke-enderungan tertentu untuk menyimpan vitamin dan telah lama diketahui

    sebagai sumber vitamin tertentu yang baik pada pengobatan pasien. Eitamin

    yang paling banyak disimpan dalam hepar adalah vitamin A# tetapi sejumlah

    besar vitamin D dan vitamin ' $* juga disimpan se-ara normal• 8epar menyimpan besi dalam bentuk ferritin. Sel hepar mengandung sejumlah

    besar protein yang disebut apoferritin, yang dapat bergabung dengan besi baik

    dalam jumlah sedikit ataupun banyak. leh karena itu# bila besi banyak tersedia

    dalam -airan tubuh# maka besi akan berikatan dengan apoferritin membentuk

    ferritin dan disimpan dalam bentuk ini di dalam sel hepar sampai diperlukan.

    8epar memiliki aliran darah yang tinggi dan resistensi vaskuler yang rendah.4ira kira $050 milimeter darah mengalir dari vena porta ke sinusoid hepar setiap

    menit# dan tambahan 300 mililiter lagi mengalir ke sinusoid dari arteri hepatika

    dengan total rata rata $350 ml=menit.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    31/54

    oleh jaringan fibrosa yang akhirnya akan berkontraksi di sekeliling pembuluh darah#

    sehingga sangat menghambat darah porta melalui hepar. (roses penyakit ini disebut

    sirosis hepatis# Sistem porta juga kadang kadang terhambat oleh suatu gumpalan

    besar yang berkembang di dalam vena porta atau -abang utamanya. 'ila sistem porta

    tiba tiba tersumbat# kembalinya darah dari usus dan limpa melalui system aliran darah

    porta hepar ke sirkulasi sistemik menjadi sangat terhambat# menghasilkan hipertensi

    portal. $0

    II. .' Patofisiologi

    Sirosis hepatis termasuk $0 besar penyebab kematian di dunia 'arat.

    :eskipun terutama disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol# kontributor utama

    lainnya adalah hepatitis kronis# penyakit saluran empedu# dan kelebihan at besi.

    /ahap akhir penyakit kronis ini didefinisikan berdasarkan tiga karakteristik ; $$

    $. 1ridging fi&rous septa dalam bentuk pita halus atau jaringan parut lebar yang

    menggantikan lobulus.*. 7odul parenkim yang terbentuk oleh regenerasi hepatosit# dengan ukuran

    bervariasi dari sangat ke-il )garis tengah H 3mm# mikronodul+ hingga besar

    )garis tengah beberapa sentimeter# makronodul+.3. 4erusakan arsitektur hepar keseluruhan.

    'eberapa mekanisme yang terjadi pada sirosis hepatis antara lain kematian sel

    sel hepatosit# regenerasi# dan fibrosis progresif. Sirosis hepatis pada mulanya bera&al

    dari kematian sel hepatosit yang disebabkan oleh berbagai ma-am faktor. Sebagai

    respons terhadap kematian sel sel hepatosit# maka tubuh akan melakukan regenerasi

    terhadap sel sel yang mati tersebut. Dalam kaitannya dengan fibrosis# hepar normal

    mengandung kolagen interstisium )tipe I# III# dan IE+ di saluran porta# sekitar vena

    sentralis# dan kadang kadang di parenkim. (ada sirosis# kolagen tipe I dan III serta

    komponen lain matriks ekstrasel mengendap di semua bagian lobulus dan sel sel

    endotel sinusoid kehilangan fenestrasinya.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    32/54

    $. :ikronodular

    !aitu sirosis hepatis dimana nodul nodul yang terbentuk berukuran H 3 mm.

    *. :akronodular

    !aitu sirosis hepatis dimana nodul nodul yang terbentuk berukuran 3 mm.

    3. ampuran

    !aitu gabungan dari mikronodular dan makronodular. 7odul nodul yang

    terbentuk ada yang berukuran H 3 mm dan ada yang berukuran 3 mm.

    Se-ara !ungs&)nal # sirosis hepatis terbagi atas ; $#"

    $. Sirosis 8epatis 4ompensata

    Sering disebut dengan latent cirrhosis hepar . (ada stadium kompensata ini

    belum terlihat gejala gejala yang nyata. 'iasanya stadium ini ditemukan pada

    saat pemeriksaan s-reening.

    *. Sirosis 8epatis Dekompensata

    Dikenal dengan acti!e cirrhosis hepar # dan stadium ini biasanya gejala gejala

    sudah jelas# misalnya Q asites# edema dan ikterus.

    II. .) Diagnosis

    $. Gambaran 4linik

    Stadium a&al sirosis hepatis sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan

    pada &aktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena kelainan

    penyakit lain. Gejala a&al sirosis hepatis meliputi " ;•

    (erasaan mudah lelah dan lemah•

    Selera makan berkurang•

    (erasaaan perut kembung•

    :ual•

    'erat badan menurun•

    (ada laki laki dapat timbul impotensi# testis menge-il# buah dada membesar#

    dan hilangnya dorongan seksualitas.

    Stadium lanjut )sirosis dekompensata+# gejala gejala lebih menonjol terutama

    bila timbul komplikasi kegagalan hepar dan hipertensi portal# meliputi " ;•

    8ilangnya rambut badan•

    Gangguan tidur•

    Demam tidak begitu tinggi

    32

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    33/54

    Adanya gangguan pembekuan darah# pendarahan gusi# epistaksis# gangguan

    siklus haid# ikterus dengan air kemih ber&arna seperti teh pekat# muntah darah

    atau melena# serta perubahan mental# meliputi mudah lupa# sukar konsentrasi#

    bingung# agitasi# sampai koma.*. (emeriksaan (enunjang

    (emeriksaan laboratorium yang bisa didapatkan dari penderita sirosis hepatis

    antara lain " ;

    a. SG / )serum glutamil oksalo asetat+ atau AS/ )aspartat aminotransferase+

    dan SG(/ )serum glutamil piruvat transferase+ atau A,/ )alanin

    aminotransferase+ meningkat tapi tidak begitu tinggi. AS/ lebih meningkat

    disbanding A,/. 7amun# bila en im ini normal# tidak mengeyampingkan

    adanya sirosis b. Alkali fosfatase )A,(+# meningkat kurang dari * 3 kali batas normal atas.

    4onsentrasi yang tinggi bisa ditemukan pada pasien kolangitis sklerosis

    primer dan sirosis bilier primer.-. Gamma Glutamil /ranspeptidase )GG/+# meningkat sama dengan A,(.

    7amun# pada penyakit hati alkoholik kronik# konsentrasinya meninggi karena

    al-ohol dapat menginduksi mikrosomal hepati- dan menyebabkan bo-ornya

    GG/ dari hepatosit.d. 'ilirubin# konsentrasinya bisa normal pada sirosis kompensata dan

    meningkat pada sirosis yang lebih lanjut )dekompensata+e. Globulin# konsentrasinya meningkat akibat sekunder dari pintasan# antigen

    bakteri dari sistem porta masuk ke jaringan limfoid yang selanjutnya

    menginduksi immunoglobulin.f. 1aktu protrombin memanjang karena disfungsi sintesis fa-tor koagulan

    akibat sirosisg. 7a serum menurun# terutama pada sirosis dengan asites# dikaitkan dengan

    ketidakmampuan ekskresi air bebas.h. (ansitopenia dapat terjadi akibat splenomegali kongestif berkaitan dengan

    hipertensi porta sehingga terjadi hipersplenisme.

    Selain itu# pemeriksaan radiologis yang bisa dilakukan# yaitu ;

    a" 1arium meal # untuk melihat varises sebagai konfirmasi adanya hipertensi

    porta

    &" SG abdomen untuk menilai ukuran hati# sudut# permukaan# serta untuk

    melihat adanya asites# splenomegali# thrombosis vena porta# pelebaran vena porta# dan sebagai skrinning untuk adanya karsinoma hati pada pasien sirosis.

    33

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    34/54

    II. .* Komplikasi

    :orbiditas dan mortalitas sirosis tinggi akibat komplikasinya. 'erikut

    berbagai ma-am komplikasi sirosis hati " ;

    $. 8ipertensi (ortal "

    *. Asites "

    3. (eritonitis 'akterial Spontan. 4omplikasi ini paling sering dijumpai yaitu infeksi

    -airan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder intra

    abdominal. 'iasanya terdapat asites dengan nyeri abdomen serta demam " .

    ". Earises esophagus dan hemoroid. Earises esophagus merupakan salah satu

    manifestasi hipertensi porta yang -ukup berbahaya. Sekitar *0 "0% pasien sirosis

    dengan varises esophagus pe-ah menimbulkan perdarahan ".

    5. @nsefalopati 8epatik. nsefalopati hepati- merupakan kelainan neuropsikiatri

    akibat disfungsi hati. :ula mula ada gangguan tidur kemudian berlanjut sampai

    gangguan kesadaran dan koma ". @nsefalopati hepati- terjadi karena kegagalan

    hepar melakukan detoksifikasi bahan bahan bera-un )78 3 dan sejenisnya+. 78 3

    berasal dari peme-ahan protein oleh bakteri di usus. leh karena itu# peningkatan

    kadar 78 3 dapat disebabkan oleh kelebihan asupan protein# konstipasi# infeksi#

    gagal hepar# dan alkalosis $3. 'erikut pembagian stadium ensefalopati hepatikum ;

    $ta%&u

    m

    Man&!estas& #l&n&s

    0 4esadaran normal# hanya sedikit ada penurunan daya

    ingat# konsentrasi# fungsi intelektual# dan koordinasi.$ Gangguan pola tidur * ,etargi3 Somnolen# disorientasi &aktu dan tempat# amnesia" 4oma# dengan atau tanpa respon terhadap rangsang

    nyeri.

    . Sindroma 8epatorenal. (ada sindrom hepatorenal# terjadi gangguan fungsi ginjal akut

    berupa oligouri# peningkatan ureum# kreatinin# tanpa adanya kelainan organi- ginjal.

    4erusakan hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal yang berakibat pada

    penurunan filtrasi glomerulus.

    III. .+ Penatalaksanaan

    @tiologi sirosis mempengaruhi penanganan sirosis. /erapi ditujukan untuk

    mengurangi progresi penyakit# menghindarkan bahan bahan yang bisa menambah

    34

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    35/54

    kerusakan hati# pen-egahan# dan penanganan komplikasi. /atalaksana pasien sirosis

    yang masih kompensata ditujukan untk mengurangi progresi kerusakan hati.

    $. (enatalaksanaan Sirosis 4ompensata

    'ertujuan untuk mengurangi progresi kerusakan hati# meliputi ;

    • :enghentikan penggunaan al-ohol dan bahan atau obat yang hepatotoksik

    • (emberian asetaminofen# kolkisin# dan obat herbal yang dapat

    menghambat kolagenik

    • (ada hepatitis autoimun# bisa diberikan steroid atau imunosupresif

    • (ada hemokromatosis# dilakukan flebotomi setiap minggu sampai

    konsentrasi besi menjadi normal dan diulang sesuai kebutuhan.

    • (ada pentakit hati nonalkoholik# menurunkan '' akan men-egahterjadinya sirosis

    • (ada hepatitis '# interferon alfa dan lamivudin merupakan terapi utama.

    ,amivudin diberikan $00mg se-ara oral setiap hari selama satu tahun.

    Interferon alfa diberikan se-ara suntikan subkutan 3:I # 3F$ minggu

    selama " bulan.

    • (ada hepatitis kronik# kombinasi interferon dengan ribavirin merupakan

    terapi standar. Interferon diberikan se-ara subkutan dengann dosis 5 :I #3F$ minggu# dan dikombinasi ribavirin C00 $000 mg=hari selama bulan

    ntuk pengobatan fibrosis hati# masih dalam penelitian. Interferon# kolkisin#

    metotreksat# vitamin A# dan obat obatan sedang dalam penelitian.

    *. (enatalaksanaan Sirosis Dekompensata

    • Asites

    /irah baring

    Diet rendah garam ; sebanyak 5#* gram atau 60 mmol=hari

    Diureti- ; spiroolakton $00 *00 mg=hari. espon diureti- bisa

    dimonitor dengan penurunan '' 0#5 kg=hari )tanpa edem kaki+ atau

    $#0 kg=hari )dengan edema kaki+. 'ilamana pemberian spironolakton

    tidak adekuat# dapat dikombinasi dengan furosemide *0 "0 mg=hari

    )dosis maF.$ 0 mg=hari+

    (arasentesis dilakukan bila asites sangat besar )" liter+# diikuti

    dengan pemberian albumin.

    35

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    36/54

    • (eritonitis 'akterial Spontan

    Diberikan antibiotik glongan -ephalosporin generasi III seperti

    -efotaksim se-ara parenteral selama lima hari atau Tuinolon se-ara oral.

    :engingat akan rekurennya tinggi maka untuk profilaksis dapat diberikannorfloFa-in )"00 mg=hari+ selama * 3 minggu.

    • Earises @sofagus

    Sebelum dan sesudah berdarah# bisa diberikan obat penyekat beta

    )propanolol+

    1aktu perdarahan akut# bisa diberikan preparat somatostatin atau

    okreotid# diteruskan dengan tindakan skleroterapi atau ligasi

    endoskopi• @nsefalopati 8epatik

    ,aktulosa untuk mengeluarkan ammonia

    7eomisin# untuk mengurangi bakteri usus penghasil ammonia

    Diet rendah protein 0#5 gram.kg''=hari# terutama diberikan yang

    kaya asam amino rantai -abang

    • Sindrom 8epatorenal

    Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk S8 . leh

    karena itu# pen-egahan terjadinya S8 harus mendapat perhatian utama

    berupa hindari pemakaian diureti- agresif# parasentesis asites# dan restriksi

    -airan yang berlebihan.

    III. . , Prognosis

    (rognosis sirosis hepatis sangat bervariasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor#

    meliputi etiologi# beratnya kerusakan hepar# komplikasi# dan penyakit lain yang

    menyertai sirosis. 4lasifikasi hild /ur-otte juga untuk menilai prognosis pasiensirosis yang akan menjalani operasi# variabelnya meliputi konsentrasi bilirubin#

    albumin# ada tidaknya asites# ensefalopati# dan status nutrisi.

    4lasifikasi hild /ur-otte berkaitan dengan kelangsungan hidup. Angka

    kelangsungan hidup selama satu tahun untuk pasien dengan hild A#'# dan

    berturut turut $00%#C0%# 0%

    36

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    37/54

    III.2 A$ ITE$

    III.!. definisi

    Asites adalah penimbunan -airan se-ara abnormal dirongga

    peritoneum.(enyebab asites terbanyak adalah gangguan hati kronis tetapi dapat pula

    disebabkan penyakit lain.

    37

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    38/54

    III.!.! Etiologi

    Asites -enderung terjadi pada penyakit menahun ) kronik +. (aling sering terjadi

    pada sirosis # terutama yang diisebabkan oleh alkoholisme. Asites juga bisa terjadi

    pada penyakit non hati# seperti kanker# gagal jantung# gagal ginjal dan tuberkulosis.(ada penderita penyakit hati# -airan merembes dari permukaan hati dan usus. 8al ini

    dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut;

    • hipertensi portal

    • menurunnya kemampuan pembuluh darah untuk menahan -airan

    • tertahannya -airan oleh ginjal

    • perubahan dalam berbagai hormon dan bahan kimia yang mengatur -airan

    tubuh.

    (enyebab asites;

    $. 4elainan di hati ;

    • Sirosis# terutama yang disebabkan oleh alkoholisme

    • 8epatitis alkoholik tanpa sirosis

    • 8epatitis menahun

    • (enyumbatan vena hepatik

    *. 4elainan diluar hati ;

    • Gagal jantung

    • Gagal ginjal# terutama sindroma nefrotik

    • (erikarditis konstriktiva

    • 4arsinomatosis# dimana kanker menyebar ke rongga perut

    • 'erkurangnya aktivitas tiroid

    • (eradangan pankreas.

    38

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    39/54

    III.!." klasifikasi

    Derajat Asites dapat ditentukan se-ara semikuantitatif sebagai berikut ;

    /ingkatan $ ; bila terdeteksi dengan pemeriksaan fisik yang sangat teliti.• /ingkatan * ; mudah diketahui dengan pemeriksaan fisik biasa tetapi dalam jumlah

    -airan yang minimal.

    • /ingkatan 3 ; dapat dilihat tanpa pemeriksaan fisik khusus akan tetapi permukaan

    abdomen tidak tegang.

    • /ingkatan " ; asites permagna.

    4lasifikasi asites berdasarkan penyebabnya;

    • As&tes Tan,a #)m,l&kas&

    Asites yang tidak terinfeksi dan yang tidak terkait dengan pengembangansindrom hepatorenal. Asites dapat dinilai sebagai berikut;

    o 0rade 2 mild4 # asites hanya terdeteksi oleh SG pemeriksaan.

    o 0rade moderate4, as-ites yang menyebabkan distensi perut simetris

    moderat.

    o 0rade 3 large4 # as-ites ditandai distensi abdomen.

    As&tes Re!rakter

    Asites yang tidak dapat dimobilisasi atau yang kambuh lebih a&al )yaitu#setelah terapi para-entesis+ yang tidak dapat di-egah dengan terapi medis. Asites ini

    termasuk dua subkelompok yang berbeda.

    o $iuretic resistant ascites asites refrakter terhadap retriksi diet sodium dan

    pengobatan diuretik intensif )spironolakton "00 mg = hari dan frusemid $ 0 mg

    = hari selama setidaknya satu minggu# dan diet retriksi garam kurang dari 60

    mmol = hari )5#* g garam+ = hari+.

    39

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    40/54

    o $iuretic intracta&le ascites - asites refrakter terhadap terapi karena

    perkembangan komplikasi yang diinduksi diuretik yang menghalangi

    penggunaan diuretik dosis efektif.

    III.!.% Patogenesis Pem-ent kan #sites

    Ada dua faktor kun-i yang terlibat dalam patogenesis pembentukan asites

    yaitu; retensi natrium dan air# dan portal )sinusoidal+ hipertensi.

    40

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    41/54

    a. Peran h&,ertens& ,)rtal

    8ipertensi portal meningkatkan tekanan hidrostatik dalam sinusoid hati dan

    menyebabkan transudasi -airan ke dalam rongga peritoneum. 7amun# pasien dengan

    hipertensi portal presinusoidal tanpa sirosis jarang berkembang menjadi asites.

    Dengan demikian pasien tidak berkembang menjadi asites pada oklusi vena portal

    ekstrahepatik kronis terisolasi atau non penyebab sirosis hipertensi portal seperti

    fibrosis hepatik kongenital# ke-uali bila diikuti kerusakan fungsi hati seperti pada

    perdarahan gastrointestinal. Sebaliknya# trombosis vena hepatik akut# menyebabkan

    hipertensi portal postsinusoidal# biasanya berhubungan dengan asites. 8ipertensi

    portal terjadi sebagai konsekuensi dari perubahan struktural dalam hati pada sirosis

    dan peningkatan aliran darah splanknikus. Deposisi kolagen progresif dan

    pembentukan nodul mengubah arsitektur normal vaskular hati dan meningkatkan

    resistensi terhadap aliran portal.

    Sinusoid mungkin menjadi kurang dapat berdistensi dengan pembentukan

    kolagen dalam ruang Disse. :eskipun hal ini mungkin memberikan impresi sistem

    statik portal# studi terbaru menunjukkan bah&a aktivasi sel stellata hepatik se-ara

    dinamis dapat mengatur nada sinusoidal hingga tekanan portal.

    Sel endotel sinusoidal membentuk pori pori membran ekstrim yang hampir

    sepenuhnya permeabel terhadap makromolekul# termasuk protein plasma. Sebaliknya#

    kapiler splanknikus memiliki ukuran pori 50 $00 kali lebih rendah dari sinusoid

    hepatik. Akibatnya# gradien tekanan onkotik trans sinusoidal dalam hati hampir nol

    ketika dalam sirkulasi splanknikus yaitu 0#C 0#6 )C0% 60% dari maksimum+. Gradien

    tekanan onkotik seperti ujung ekstrim pada efek spektrum minimal terhadap

    perubahan konsentrasi albumin plasma tersebut terhadap pertukaran -airan

    transmi-rovas-ular. leh karena itu# konsep lama yang menyatakan asites dibentuk

    sekunder terhadap penurunan tekanan onkotik adalah palsu# dan konsentrasi albumin

    plasma memiliki pengaruh ke-il pada laju pembentukan as-ites. 8ipertensi portal

    sangat penting terhadap perkembangan asites# dan asites jarang terjadi pada pasien

    dengan gradien vena portal hepatik H$* mm8g. Sebaliknya# insersi dari samping ke

    sisi portaca!al shunt menurunkan tekanan portal sering menyebabkan resolusi dari

    as-ites.

    0. Pat)!&s&)l)g& retens& natr&um %an a&r

    (enjelasan klasik retensi natrium dan air terjadi karena Uunderfill> atauUoverfill> yang disederhanakan. (asien mungkin menunjukkan fitur baik Uunderfill>

    41

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    42/54

    atau> overfill> tergantung pada postur atau keparahan penyakit hati. Salah satu

    peristi&a penting dalam patogenesis disfungsi ginjal dan retensi natrium pada sirosis

    adalah berkembangnya vasodilatasi sistemik# yang menyebabkan penurunan volume

    darah arteri efektif dan hiperdinamik -ir-ulation. :ekanisme yang bertanggung ja&ab

    atas perubahan fungsi vaskular tidak diketahui tetapi mungkin melibatkan

    peningkatan sintesis nitrit oksida vaskular# prostasiklin# serta perubahan konsentrasi

    plasma glukagon# substansi (# atau gen kalsitonin terkait peptide.

    7amun# perubahan hemodinamik bervariasi dengan postur# dan studi telah

    menunjukkan perubahan yang nyata dalam sekresi peptida natriuretik atrium dengan

    postur tubuh# serta perubahan sistemik hemodinamik. Selain itu# data menunjukkan

    penurunan volume arterial efektif pada sirosis telah diperdebatkan. 8al ini telah

    disepakati bah&a bagaimanapun dalam kondisi terlentang dan pada he&an per-obaan#

    terdapat peningkatan -urah jantung dan vasodilatasi. (erkembangan vasokonstriksi

    renal pada sirosis adalah sebagian respon homeostatis yang melibatkan peningkatan

    aktivitas simpatik ginjal dan aktivasi sistem renin angiotensin untuk menjaga tekanan

    darah selama vasodilatasi sistemik. (enurunan aliran darah ginjal menurunkan laju

    filtrasi glomerulus sehingga pengiriman dan ekskresi fraksional natrium. Sirosis

    dikaitkan dengan peningkatan reabsorpsi natrium baik pada tubulus proksimal dan

    tubulus distal. (eningkatan reabsorpsi natrium di tubulus distal adalah karena

    peningkatan konsentrasi aldosteron di sirkulasi. 7amun# beberapa pasien dengan

    asites memiliki konsentrasi aldosteron plasma normal# yang mengarah ke saran bah&a

    reabsorpsi natrium di tubulus distal mungkin berhubungan dengan sensitivitas ginjal

    yang meningkat tehadap aldosteron atau mekanisme lain yang tidak diketahui.

    (ada sirosis terkompensasi# retensi natrium dapat terjadi pada tidak adanya

    vasodilatasi dan hipovolemia efektif. 8ipertensi portal sinusoidal dapat mengurangi

    aliran darah ginjal bahkan tanpa adanya perubahan hemodinamik dalam sirkulasi

    sistemik# menunjukkan adanya hepatorenal reflex . Demikian pula# selain vasodilatasi

    sistemik# keparahan penyakit hati dan tekanan portal juga berkontribusi terhadap

    abnormalitas penanganan natrium dalam sirosis.

    III.!.' Diagnosis

    1. In est&gas& a4al

    (enyebab asites sering terlihat jelas dari histori dan pemeriksaan fisik. 7amun#

    penting untuk menge-ualikan penyebab lain dari asites. Seharusnya tidak diasumsikan bah&a pasien alkoholik memiliki penyakit hati alkoholik. leh karena itu# tes harus

    42

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    43/54

    diarahkan pada diagnosa penyebab asites. Investigasi ini penting untuk menegakkan

    diagnostik termasuk diagnostik para-entesis dengan pengukuran albumin -airan asites

    atau protein# jumlah neutrofil# kultur -airan asites# dan amilase -airan asites. Sitologi

    -airan asites harus diminta ketika ada ke-urigaan klinis kearah keganasan. Investigasi

    lain harus men-akup SG abdomen untuk mengevaluasi penampakan dari pankreas#

    hati# dan kelenjar getah bening serta adanya splenomegali yang mungkin menandakan

    hipertensi portal. /es darah harus diambil untuk pengukuran urea dan elektrolit# tes

    fungsi hati# &aktu protrombin# dan hitung darah lengkap.

    2. Para5entes&s a0%)men

    Daerah yang paling umum untuk pungsi asites adalah sekitar $5 -m lateral

    umbilikus# dengan pera&atan yang diambil untuk menghindari pembesaran hati atau

    limpa# dan biasanya dilakukan di kiri atau kanan Tuadrant perut ba&ah. Arteri

    epigastrium inferior dan superior berjalan dilateral umbilikus terhadap titik tengah

    43

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    44/54

    inguinalis dan harus dihindari. ntuk tujuan diagnostik# $0 *0 ml -airan asites harus

    ditarik )Idealnya menggunakan jarum suntik dengan jarum biru atau hijau+ untuk

    inokulasi asites menjadi dua botol kultur darah dan /abung @D/A# dan tes.

    4omplikasi pungsi asites terjadi pada sampai $% dari pasien )hematoma abdomen+

    tapi jarang serius ataumengan-am nya&a. 4omplikasi lebih serius seperti

    haemoperitoneum atau perforasi usus jarang terjadi )H$=$000 prosedur+. (ara-entesis

    tidak kontraindikasi pada pasien dengan profil koagulasi yang abnormal. Sebagian

    besar pasien dengan asites karena sirosis memiliki perpanjangan &aktu protrombin

    dan beberapa tingkat trombositopenia. /idak ada data yang mendukung penggunaan

    fresh fro6en plasma sebelum para-entesis meskipun jika trombositopenia hebat )H

    "0.000+ paling dokter akan memberikan trombosit untuk mengurangi risiko

    perdarahan.

    3. In est&gas& 5a&ran as&tes

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    45/54

    /ujuan dari pembagian seperti ini adalah untuk membantu mengidentifikasi

    penyebab asites.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    46/54

    di tingkat filtrasi glomerulus dan ekskresi natrium# serta respon menurun terhadap

    diuretik. @fek ini bahkan lebih men-olok dalam hubungan dengan latihan fisik

    moderat. Data ini sangat menyarankan bah&a pasien harus diobati dengan diuretik

    saat istirahat. 7amun# belum ada studi klinis yang menunjukkan keberhasilan

    peningkatan diuresis dengan istirahat atau durasi penurunan ra&at inap. /irah baring

    dapat menyebabkan atrofi otot# dan komplikasi lainnya# serta memperpanjang lama

    tinggal di rumah sakit# tirah baring umumnya tidak direkomendasikan untuk

    manajemen pasien dengan asites tanpa komplikasi.

    2. Retr&ks& %&et garam

    etriksi diet garam saja dapat membuat balans natrium negatif pada $0%

    pasien. (embatasan natrium telah terkait dengan persyaratan diuretik lebih rendah#

    resolusi asites lebih -epat # dan masa di S lebih pendek. Di masa lalu# makanan

    garam sering dibatasi sampai ** atau 50 mmol = hari# diet ini dapat menyebabkan

    malnutrisi protein dan hasil yang serupa# dan tidak lagi dianjurkan. Diet khas Inggris

    berisi sekitar $50 mmol natrium per hari# dimana $5% dari penambahan garam dan

    20% dari makanan kemasan. Diet garam harus dibatasi# 60 mmol=hari )5#* g+ garam

    dengan menerapkan pola makan tidak tambah garam dan menghindari bahan makanan

    yang telah disiapkan )misalnya# kue+. 'imbingan ahli diet dan informasi leaflet akan

    membantu dalam mendidik pasien dan kerabat tentang retrriksi garam. bat tertentu#

    terutama dalam bentuk tablet effer!escent # memiliki kandungan natrium yang tinggi.

    Antibiotik intravena umumnya mengandung *#$ 3# mmol natrium per gram

    dengan penge-ualian siprofloksasin yang berisi 30 mmol natrium dalam *00 ml )"00

    mg+ untuk infus intravena. :eskipun se-ara umum lebih baik untuk menghindari

    infus -airan yang mengandung garam pada pasien dengan asites# ada peluang# seperti

    berkembang menjadi sindroma hepatorenal atau gangguan ginjal dengan hiponatremia

    berat# jika sesuai dan diindikasikan untuk memberikan ekspansi volume dengan

    kristaloid atau koloid. ntuk pasien sindrom hepatorenal# #nternational 7scites clu&

    merekomendasikan infus garam normal.

    3. Peran retr&ks& a&r

    /idak ada studi tentang manfaat atau bahaya pembatasan air pada resolusi

    asites. 4ebanyakan ahli setuju bah&a tidak ada peran pembatasan air pada pasien

    dengan asites tampa komplikasi. 7amun# pembatasan air untuk pasien dengan asites

    dan hiponatremia telah menjadi standar praktek klinis di banyak pusat pusat. 7amun#terdapat kontroversi nyata tentang pengelolaan terbaik pasien# dan saat ini kami tidak

    46

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    47/54

    tahu pendekatan yang terbaik. 4ebanyakan hepatologis mengobati pasien dengan

    pembatasan air yang parah. 7amun# berdasarkan pemahaman kita tentang patogenesis

    hiponatremia# pengobatan ini mungkin tidak logis dan dapat memperburuk tingkat

    keparahan pusat hipovolemia efektif yang mendorong sekresi non osmotik hormon

    antidiuretik )AD8+. 8al ini dapat mengakibatkan peningkatan AD8 sirkulasi lebih

    lanjut# dan penurunan fungsi ginjal lebih lanjut. Gangguan klirens air bebas diamati

    pada *5 0% pasien dengan asites akibat sirosis# dan banyak berkembang menjadi

    hiponatremia spontan. karena itu# beberapa hepatologists# termasuk

    penulis#menganjurkan ekspansi plasma lebih lanjut untuk menormalkan dan

    menghambat rangsangan pelepasan AD8. Studi diperlukan untuk menentukan

    pendekatan terbaik. /erdapat data yang mun-ul mendukung bah&a penggunaan

    antagonis reseptor vasopresin * tertentu dalam pengobatan dilusi hiponatremia# tetapi

    apakah ini meningkatkan morbiditas dan mortalitas se-ara keseluruhan belum

    diketahui. 8al ini penting untuk menghindari hiponatremia berat pada pasien yang

    menunggu transplantasi hati karena dapat meningkatkan risiko mielinolisis pontine

    pusat selama resusitasi -airan dalam operasi.

    . Manajemen h&,)natrem&a ,a%a ,as&en %engan tera,& %&uret&k

    • 7atrium serum W$* mmo=l

    ntuk pasien dengan asites yang memiliki natrium serum W$* mmol=l#

    seharusnya tidak ada pembatasan air# dan diuretik dapat dengan aman

    dilanjutkan# menunjukan bah&a fungsi ginjal ini tidak memburuk atau belum

    se-ara signifikan memburuk selama terapi diuretik.

    • 7atrium serum X$*5 mmol=l

    ntuk pasien dengan hiponatremia sedang )natrium serum $*$ $*5

    mmol=l+# terbagi pendapat pada tindakan apa yang terbaik berikutnya. (endapat

    internasional# di mana konsensus para ahli internasional di-ari dan dilaporkan#

    bah&a diuretik harus dilanjutkan. 7amun# tidak ada atau sedikit data yang

    mendukung tindakan yang terbaik# dan pandangan pribadi kami adalah untuk

    mengadopsi pendekatan yang lebih hati hati. 4ita per-aya bah&a diureti- harus

    dihentikan sekali natrium serum X$*5 mmol=l dan pasien diobservasi. Semua

    ahli dilapangan merekomendasikan diuretik dihentikan jika natrium serum X$*0

    mmol=l.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    48/54

    8aema--el# dan Solusi albumin "#5% mengandung konsentrasi natrium setara

    dengan salin normal )$5" mmol=l+. 8al ini akan memperburuk retensi garam

    tetapi kita mengambil pandangan bah&a lebih baik untuk memiliki asites

    dengan fungsi ginjal normal dari pada berkembang dan berpotensi menjadi

    gagal ginjal ireversibel. (embatasan air harus disediakan untuk mereka yang

    se-ara klinis euvolaemi- dengan hiponatremia parah# klirens air bebas menurun#

    dan yang tidak sedang terapi diuretik# dan di antaranya kreatinin serum normal.

    (. D&uret&k

    Diuretik telah menjadi andalan pengobatan asites sejak tahun $6"0 ketika

    pertama kali tersedia. 'anyak agen diuretik telah dievaluasi selama bertahun tahun

    tetapi dalam praktek klinis dalam hal ini Inggris telah membatasi terutama

    spironola-tone# amilorid# furosemid# dan bumetanide.

    Spironola/tone

    Spironola-tone merupakan antagonis aldosteron# bekerja terutama pada tubulus distal

    untuk meningkatkan natriuresis dan mempertahankan kalium. (pironolactone adalah

    obat pilihan di a&al pengobatan asites karena sirosis. Dosis harian inisial $00 mg bisa

    ditingkatkan sampai "00 mg untuk men-apai natriuresis adekuat. 'erjalan lambat 3 5

    hari antara a&al pengobatan spironolactone dan terjadinya efek. studi kontrol

    natriuretik telah menemukan bah&a spironolactone men-apai natriuresis lebih baik

    dan diuresis dari loop diuretic seperti furosemide. @fek samping paling sering

    spironolakton pada sirosis adalah yang berkaitan dengan ativitas antiandrogenik nya#

    seperti penurunan libido# impotensi# dan ginekomastia pada pria dan ketidakteraturan

    menstruasi pada &anita )meskipun sebagian besar &anita dengan asites tidak

    menstruasi saja+. Ginekomastia dapat se-ara signifikan berkurang ketika canrenoate

    kalium hidrofilik deri!atif digunakan# tetapi ini tidak tersedia di Inggris. amoxifen

    pada dosis *0 mg dua kali sehari telah terbukti berguna dalam pengelolaan

    gynae-omastia. 8iperkalemia merupakan komplikasi signifikan yang sering

    membatasi penggunaan spironolactone dalam pengobatan asites.

    & rosemid

    ?urosemid adalah diuretik loop yang menyebabkan tanda natriuresis dan diuresis pada

    subyek normal. 8al ini umumnya digunakan sebagai tambahan untuk pengobatan

    spironolactone karena keberhasilan rendah bila digunakan sendirian pada sirosis.

    Dosis a&al frusemid adalah "0 mg=hari dan umumnya meningkat setiap * 3 harisampai dosis tidak melebihi $ 0 mg=hari. /inggi dosis frusemid berhubungan dengan

    48

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    49/54

    gangguan elektrolit berat dan alkalosis metabolik# dan harus digunakan hatihati.

    ?urosemid dan spironolactone bekerja simultan meningkatkan efek natriuretik.

    Di retik lain

    Amiloride bekerja pada tubulus distal dan menginduksi diuresis pada C0% pasien

    dengan dosis $5 30 mg=hari. 8al ini kurang efektif dibandingkan dengan

    spironolakton atau kalium -anrenoate. 'umetanide mirip dengan frusemid dalam kerja

    dan efikasi. Se-ara umum# pendekatan RR stepped care RR yang digunakan dalam

    pengelolaan as-ites dimulai dengan diet pembatasan garam sederhana# bersama

    dengan meningkatnya dosis spironolactone . ?urosemid hanya ditambahkan bila "00

    mg spironolakton sendiri telah terbukti inefektif. (ada pasien dengan edema berat

    tidak perlu untuk memperlambat laju harian penurunan berat badan. Sekali edema

    telah diselesaikan tetapi asites berlanjut# maka tingkat penurunan berat badan tidak

    melebihi 0#5 kg=hari. Selama diuresis dikaitkan dengan deplesi volume intravaskular

    )*5%+ yang mengarah ke ginjal# hati penurunan ensefalopati )* %+# dan hiponatremia

    )*C% . Sekitar $0% pasien dengan sirosis dan asites memiliki asites refrakter. (ada

    pasien yang gagal merespons pengobatan# ri&ayat diet dan obat hati harus diperoleh.

    (enting untuk memastikan bah&a mereka tidak memakan obat yang kaya akan

    natrium# atau obat yang menghambat garam dan ekskresi air seperti obat obatan

    antiinflamasi non steroid. 4epatuhan retriksi natrium makanan harus dipantau dengan

    pengukuran ekskresi natrium urin.

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    50/54

    pas-apara-entesis gagal memberikan volume ekspansi dapat menyebabkan gangguan

    sirkulasi# gangguan fungsi ginjal dan elektrolit.

    Setelah para-entesis# mayoritas asites berulang )63%+ jika terapi diuretik tidak

    dihidupkan kembali# tapi berulang pada hanya $C% pasien yang diobati dengan

    spironola-tone. :emperkenalkan kembali diuretik setelah para-entesis )biasanya

    dalam $ * hari+ tampaknya tidak meningkatkan risiko disfungsi sirkulasi

    postpara-entesis.

    -. Transjugular &ntrahe,at&5 ,)rt)s6stem&5 shunt /TIP$

    (eningkatan tekanan portal adalah salah satu faktor utama yang berkontribusi

    terhadap patogenesis asites# tidak mengherankan bah&a /I(S adalah pera&atan yang

    sangat efektif untuk asites refrakter. Ini berfungsi sebagai sisi pada sisi portoca!al

    shunt yang dipasang dengan anestesi lokal dan sedasi intravena# dan menggantikan

    penggunaan pembedahan yang ditempatkan di portoca!al atau mesoca!al shunts .

    Sejumlah studi uncontrolled telah diterbitkan menilai efektivitas /I(S pada pasien

    dengan asites refrakter. Dalam kebanyakan studi keberhasilan teknis di-apai pada 63

    $00% kasus# dengan kontrol dari asites di-apai dalam *2 6*% dan resolusi lengkap

    sampai dengan 25% kasus. /I(S menghasilkan penurunan sekunder aktivasi sistem

    renin angiotensin aldosteron# dan meningkatkan ekskresi natrium.

    (er-obaan a-ak prospektif telah menunjukkan /I(S lebih efektif dalam

    mengendalikan asites dibandingkan dengan para-entesis volume besar. 7amun# tidak

    ada konsensus mengenai dampak /I(S pada kelangsungan hidup bebas transplantasi

    pada pasien dengan asites refraktori. Dalam satu studi /I(S tidak berpengaruh pada

    survival sementara yang lain telah melaporkan peningkatan survival baik

    dibandingkan dengan terapeutik para-entesis.

    III.!.) Prognosis

    (erkembangan asites dikaitkan dengan mortalitas 50% dalam &aktu dua tahun

    diagnosis. Asites refrakter setelah terapi medis# 50% meninggal dalam &aktu enam

    bulan. :eskipun memperbaiki manajemen dan kualitas -airan# pasien hidup sambil

    menunggu transplantasi hati# pera&atan seperti terapi para-entesis dan /I(S tidak

    memperbaiki masa bertahan hidup jangka panjang tanpa transplantasi untuk pasien.

    paling karena itu# ketika setiap pasien dengan sirosis berkembang menjadi asites#

    kesesuaian untuk transplantasi hati harus dipertimbangkan. (erhatian harus diberikan

    untuk fungsi ginjal pada pasien dengan asites pra transplantasi# disfungsi ginjal

    50

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    51/54

    menyebabkan morbiditas lebih besar dan pemulihan tertunda setelah transplantasi hati

    dan berhubungan dengan tinggal lama di I dan rumah sakit.

    51

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    52/54

    BAB I7

    #E$IMPULAN

    (asien datang ke IGD S :ardi 1aluyo 'litar pukul 0".30 1I' dengan keluhan

    muntah ber-ampur darah ber&arna merah kehitaman * kali sejam yang lalu. Sebelum muntah

    darah# dia&ali dengan rasa mual. 'uang air besar ber&arna hitam. 'adan terasa lemas# nafsu

    makan menurun# berat badan merasa menurun.

    Dari pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak lemas dengn /D 60= 0 mm8g# nadi

    C"F=menit# *0F=menit# suhu 3 #* derajat -el-ius. (asien tampak lemas dengan

    konjungtiva anemis dan abdomen distended.

    (erkembangan asites merupakan tonggak penting dalam perjalanan alamiah sirosis.(engelolaan asites memadai penting# tidak hanya karena meningkatkan kualitas hidup pasiendengan sirosis# tetapi juga men-egah komplikasi serius seperti S'(. 7amun# pengobatanasites tidak se-ara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup. leh karena itu#

    perkembangan asites harus dipertimbangkan sebagai indikasi untuk transplantasi./ransplantasi hati merupakan pengobatan utama asites dan komplikasinya.

    52

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    53/54

    DA'TAR PU$TA#A

    $. Sutadi S:. Sirosis hati. su repository. *003. Z-ited on *0$$ ?ebruary *3 rd[. Available

    from ; , ; http;== repository.usu.a-.id= bitstream= $*3"5 2C6 =33C =$= penydalam

    srimaryani5.pdf

    *. Suyono#Sufiana#8eru#7ovianto# i a#:usrifah. Sonografi sirosis hepatis di S D Dr.

    :oe&ardi. 4albe. *00 . Z-ited on *0$$ ?ebruary *3 rd[. Available from ; , ;

    http;==&&&.kalbe.-o.id=files=-dk=files=06\$50\Sonografisirosishepatis.pdf=06\$50\So

    nografisirosishepatis.html

    3. aymon /. hung# Daniel 4.(odolsky. irrhosis and its -ompli-ations. In ; 4asper D,

    et.al# eds. 8arrison>s (rin-iples of Internal :edi-ine. $ th @dition. SA ; :- Gra&

    8illQ *005. p. $C5C *.

    ". 7urdjanah Sitti. Sirosis hati. Dalam ; Sudoyo A1 et.al# eds. 'uku Ajar Ilmu (enyakit

    Dalam. @disi ".

  • 8/18/2019 Asites Pada Sirosis Hepatis

    54/54

    $*. /aylor . irrhosis. emedi-ine. *006. Z-ited on *0$$ ?ebruary *3 rd[. Available from;

    , ; http;==emedi-ine.meds-ape.-om=arti-le=3 "* overvie&

    $3. :ar- S. Sabatine# (irosis dalam 1uku (aku )linis, /he :assa-husetts General

    8ospital 8andbook of Internal :edi-ine# *00"# p.$0 $0

    14. David . Dale# Daniel D.?edeman# 79% 9edicine ::; dition # 1ashington D. .#

    *002#p.I] ; $ *

    http://emedicine.medscape.com/article/366426-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/366426-overview