Upload
shandynyonkpl726
View
310
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
SWAMEDIKASI
OLEH :
KELOMPOK I
KELAS C
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
Hiperpi
gment
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar tubuh manusia.
Kulit memiliki fungsi yang sangat penting untuk perlindungan organ tubuh bagian dalam
terhadap berbagai ransangan dari luar, baik itu ransangan mekanis, kimia maupun radiasi. Warna
kulit setiap manusia berbeda-beda tergantung pada perbedaan kadar melanin dalam tubuh. Pada
dasarnya melanin merupakan suatu zat pigmen yang berguna melindungi kulit dari paparan sinar
matahari. Namun, jika terkena sinar matahari secara berlebihan akan menyebabkan kulit
memerah, perih bahkan memerah. Selain disebabkan oleh sinar matahari, hormon, kosmetik,
kelainan genetik, gangguan metabolik, gangguan nutrisi (defisiensi vitamin B12), infeksi, serta
alergi obat juga dapat mengakibatkan hiperpigmentasi.
Hiperpigmentasi ditandai dengan adanya flek-flek hitam (melasma) yang tidak merata
pada permukaan kulit. Untuk mengatasi hiperpigmentasi dapat dilakukan dengan menggunakan
krim pemutih kulit sehingga menekan produksi melanin. Namun, krim pemutih yang beredar
dipasaran saat ini belum terjamin keamannya. Oleh karena itu, sebagai alternatif perlu dicari
senyawa-senyawa lain yang aman dan efektif penggunannya, salah satunya adalah yang berasal
dari bahan alam.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Kulit
II.1.1 Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 %
berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter
persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak,
umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus
dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak
tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.
Kulit terdiri dari tiga lapisan yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis,
lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan
suatu lapisan jaringan ikat, kemudian lapisan terdalam yang disebut hipodermis.
Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal
epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan
kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi
setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai
yang terdalam) :
1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum. Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya
ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula
keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,
dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada
tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum
dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut
sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis
diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak,
usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,
pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel
Langerhans).
Korium / dermis
Terletak di bawah stratum basal, dan terpisah oleh sebuah membrane. Merupakan
bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas
jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya
usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit
manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen
saling bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit
terjadi kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis
mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat
epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit
tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan
shearing forces dan respon inflamasi
Hipodermis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar
dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di
tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk
regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan
kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
II.1.2 Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier
infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit,
trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.
Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba
karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit
berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi
dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan
melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit
dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat
terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur
dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat
meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit
akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.
II. 2 Pembentukan Pigmen Melanin
Perbedaan rasial dalam warna manusia terutama mungkin karena perbedaan
dalam aktivitas tirosinase dalam sel-sel melanin dari berbagai jenis kulit. Sel-sel melanin
dari kulit hitam memiliki aktivitas tirosinase hingga sepuluh kali lebih banyak dan
menghasilkan hingga sepuluh kali lebih dari melanin yang dilakukan sel melanin dalam
kulit putih.
Pigmentasi yang nampak pada manusia terlihat dari sintesis dan distribusi melanin
dalam kulit. Melanin memainkan peran penting dalam penyerapan radikal bebas yang
dihasilkan di dalam sitoplasma dari berbagai jenis radiasi pengion, termasuk sinar UV.
Jadi, melanin melindungi kulit terhadap sinar matahari. Enzim yang penting dalam jalur
biosintesis melanin adalah tirosinase. Enzim ini hanya mutlak diperlukan untuk produksi
melanin.
Tirosinase merupakan enzim yang penting dalam biosintesis melanin pigmen
kulit, karena mengkatalisis tiga reaksi yang berbeda dalam jalur biosintesis melanin. Pada
mamalia, hanya ditemukan dalam sel melanin. Melanin dibentuk oleh melanosit dengan
enzim tirosinase memainkan peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai
akibat dari kerja enzim tirosinase, tirosin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin
(DOPA) dan kemudian menjadi Dopaquinone, yang kemudian dikonversi setelah melalui
beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam ribosom,
ditransfer dalam lumer reticulum endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel
yang dibentuk oleh kompleks golgi.
4 tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul melanin yang matang :
Tahap 1 : Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses
dari aktivitas enzim tirosinase dan pembentukan substansi granul halus; pada bagian
perifernya. Untaian-untaian padat elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase
yang rapi pada sebuah matrik protein.
Tahap 2 : Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam
filamen-filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama.
Melanin disimpan dalam matriks protein.
Tahap 3 : Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.
Tahap 4 : Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin
secara sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat. Granul yang
matang berbentuk elips, dengan panjang 1 μm dan diameter 0,4 μm..
Penyebab hiperpigmentasi
1. Sinar ultraviolet, sinar ultraviolet merusak gugus sulfihidril di epidermis sehingga
tidak bisa berikatan dengan ion Cu dari enzim tirosinase. Akibatnya taka da yang
menghambat proses pigmentasi.
2. Hormone. Estrogen, progesterone dan MSH (Melanin Stimulating Hormone)
berperan pada terjadinya flek.
3. bat-obatan. Difenilhidantoin, mesantoin, klorpromazin, sitostatik dan minosiklin
dapat menyebabkan timbulnya flek. Obat ini ditimbun dilapisan dermis bagian atas
dan secara kumulatif dapat merangsang hiperpigmentasi.
4. Genetik.
5. Ras. Hiperpigmentasi banyak dijumpai pada golongan hispanik dan golongan kulit
berwarna gelap.
6. Kosmetika. Pemakaian kosmetika yang mengandung parfum, zat pewarna atau
bahan-bahan tertentu dapat menyebabkan fotosintesensitivitas yang dapat
mengakibatkan timbulnya hiperpigmentasi pada wajah, jika terpapar sinar matahari.
7. Idiopatik (tidak jelas).
II. 3 Bahan alam yang digunakan untuk hiperpigmentasi
1. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Kelas : magnoliopsida
Ordo : urticales
Familia : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus
b. manfaat untuk hiperpigmentasi
Tanaman Artocarpus heteropyllus telah banyak dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Kulit batang nangka diketahui mengandung senyawa flavonoid, yakni
morusin, artonin E, sikloartobilosantin, dan artonol b. dimana bioaktivitasnya terbukti
secara emperis sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretil, dan antihipertensi.
Getah kayunya mengandung Artocarponone yang berpotensi sebagai inhibitor tirosinase
dan antioksidan. Oleh karena itu berpotensi sebagai antipigmentasi
Struktur Artokarpanon
2. Pear (Pyrus communis)
Kerajaan : plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Family : Rosaceae
Genus : Pyrus
Spesies : Pyrus communis
a. Deskripsi tanaman
Pir atau Pear adalah sebutan untuk pohon dari genus Pyrus dan buah yang
dihasilkan. Beberapa spesies pohon pir menghasilkan buah yang enak dimakan karena
mengandung banyak air, masir dan manis. Pear adalah nama dalam bahasa Inggris.
Daun berselang-seling, berbentuk lonjong yang lebar tapi bisa juga berbentuk
membujur panjang (lanceolate) yang langsing. Panjang antara 2 sampai 12 cm. Pada
sebagian spesies, daun berwarna hijau mengkilat atau sedikit berbulu berwarna
keperakan. Sebagian besar pohon merontokkan daunnya di musim dingin (deciduous)
dengan perkecualian dua spesies Pir di Asia Tenggara selalu berdaun hijau sepanjang
tahun (evergreen).
Pohon sangat tahan cuaca membeku di musim dingin hingga −25 °C and −40 °C
kecuali spesies yang selalu berdaun hijau hanya tahan dingin sampai −15 °C.
Bunga mekar di sekitar bulan April, berwarna putih dengan sedikit aksen
warna kuning atau merah jambu. Bunga terdiri dari 5 daun mahkota. Diameter bunga
antara 2 sampai 4 cm. Buah bertipe buah pome dengan diameter 1-4 cm pada spesies
liar, sedangkan pohon hasil budidaya menghasilkan buah pir berukuran besar dengan
ukuran sampai 18 × 8 cm. Bentuk buah beraneka ragam, sebagian besar spesies
menghasilkan buah berbentuk bulat. Sebagian spesies seperti Pir Eropa menghasilkan
buah yang bentuknya membesar di bagian bawah dan langsing di bagian pangkal buah.
Buah siap panen di awal musim gugur.
b. Manfaat untuk hiperpigmentasi
Buah pir mengandung Ekstrak arbutin (beta-D-glukopiranosid hidrokuinon)
terdiri dari suatu molekul hidrokuinon yang terikat pada glukosa. Secara tradisional
arbutin banyak digunakan di Jepang dan bahan ini terkandung dalam daun pohon pir dan
tanaman lain. Arbutin efektif dalam konsentrasi 1%, namun kurang efektif dibandingkan
dengan asam kojik dalam penanganan hiperpigmentasi dan memiliki efek samping
dermatitis kontak iritasi maupun alergi.
Penelitian tentang mekanisme penghambatan tirosinase membuktikan bahwa arbutin
merupakan penghambat kompetitif enzim tersebut secara reversible. Dengan Ltyrosin atau L-
Dopa sebagai substrat menduga terdapat mekanisme kompetisi antara arbutin dan L-tyrosin pada
pengikatan terhadap sisi aktif tirosinase. Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa mekanisme kerja
depigmentasi arbutin pada manusia lebih melibatkan penghambatan aktivitas tirosinase
melanosom.
Buah pir mengandung asam klorogenat (chlorogenic acid) yang merupakan
salah satu bagian dari asam hidroksi sinamat (hydroxy cinnamic acid),. asam hidroksi
sinamat ini berperan sebagai antioksidan yang dapat membendung pembentukan sel
kanker.
3. Tanaman Akar Manis (Glycyrrhiza glabra)
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Faboideae
Bangsa: Galegeae
Genus: Glycyrrhiza
Spesies: G. glabra
a. Deskripsi tanaman
Akar manis atau 'Licorice' atau 'Liquorice' adalah akar Glycyrrhiza glabra.
Tanaman akar manis ini merupakan tanaman sejenispolong-polongan yang berasal
dari Eropa Selatan dan beberapa bagian wilayah Asia. Nama liquorice berasal dari bahasa
Yunani kuno yang artinya "akar manis". Akar manis termasuk tanaman
tahunan berbentuk terna dan dapat tumbuh sampai satu meter dengan daun yang tumbuh
seperti sayap (pinnate) yang panjangnya 7 sampai 15 cm. Daun-daunnya dapat berjumlah
9-17 helai dalam satu cabang. Bunga akar manis tersusun secara inflorescens
(berkelompok dalam satu cabang),warnanya berkisar dari keunguan sampai putih kebiru-
biruan serta berukuran panjang 0,8-1,2 cm. Buah akar manis berpolong dan berbentuk
panjang sekitar 2-3 cm, dan mengandung biji.
b. Kandungan tanaman Akar Manis
Glisirhisin, saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona, glabrolida,
glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam hidroksiglisirhitat, zat pahit, minyak atsiri, dan
asparagin.
c. Manfaat untuk hiperpigmentasi
Tanaman akar manis adalah tanaman yang saat ini sering digunakan sebagai obat
batuk, Anti kolestrol, Bronkhitis dan Mulas Tukak lambung. Akar manis juga dijadikan
obat batuk hitam, untuk mendapat ekstrak akar manis sebagai obat batuk dapat dilakukan
dengan cara merebus tanamannya dan menguapkan airnya.
Ekstrak licorice berasal dari tanaman Glycyrrhiza glabra yang memiliki
kandungan utama glabridin. Ekstrak ini bekerja dengan menghambat proses pembentukan
pigmen melanin serta peradangan di kulit tanpa mempengaruhi DNA. Keuntungannya,
bahan ini tidak bersifat sitotoksik dan efektif secara topikal dalam konsentrasi 0.5%.
4. Tanaman Mulberry putih (Morus alba)
Kingdom : Plantae
Ordo : Rosales
Family : Moraceae
Tribe : Moreae
Genus : Morus
Species : M. alba
Nama tumbuhan : Mulberry
Nama Daerah : Kerta, Kitau (Sumatera); Murbai, Besaran (Jawa); Sangya (Cina)
Nama latin : Morus alba L.
Sinonim : Morus Austalis Pour., dan Morus Atropurpurea Roxb
a. Deskripsi tanaman
Morus alba merupakan tanaman asli dari daerah utara cina namun sekarang telah
dibudidaya di berbagai tempat baik daerah dengan iklim subtropics maupun tropis.
Tanaman ini tergolong tanaman yang cepat tumbuh, berumur pendek dan memiliki tinggi
10-20 m.
Pada saat masa pertumbuhan, panjang daunnya dapat mencapai 30 cm dan
terdapat banyak lobus sedangkan pada saat dewasa, panjang daunnya hanya mencapai 5-
15 cm serta tidak memiliki lobus. Daunnya selalu gugur di musim gugur serta selalu hijau
di daerah beriklim tropis.Murbei(Morus alba) merupakan tanaman asli dari Cina yang
tersebar luas hampir di seluruh tempat baik di daerah dengan iklim tropis maupun sub
tropis. Murbei dapat tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 mdpl dan cukup
matahari. Pohon murbei relatif besar dengan ketinggian 9-12 m serta diameter 0,5 cm.
b. Kandungan M. alba/ Mulberry
Murbei mengandung banyak senyawa kimia seperti ecdysterone, inokosterone,
lupeol, β-sitosterol, rutin, moracetin, scopoletin, benzaldehida, eugenol, linalol, benzyl
alkohol, butylamine, aseton, kholine dan quercetin. Pada bagian ranting terdapat tanin
dan vitamin A serta pada bagian buah terdapat cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam
linoleat, asam stearat, serta karoten. Selain itu, pada bagian daun juga terdapat
kaempferol-3-O-beta-D-glucopyranoside,kaempferol-3-O-(6″-O-acetyl)-beta-D
glucopyranoside, quercetin-3-O-(6″-O-acetyl)-beta-D-glucopyranoside, quercetin-3-O-
beta-D-glucopyranoside,kaempferol-3-O-alpha-L-rhamnopyranosyl-beta-D-
glucopyranoside,quercetin-3-O-alpha-L-rhamnopyranosyl-beta-D-glucopyranoside,
quercetin-3-O-beta-D-glucopyranosyl-beta-D-glucopyranoside, dan quercetin-3,7-di-O-
beta-D-glucopyranoside (Kim et al,. 2000). Ekstrak etanolik daun tanaman ini dilaporkan
memiliki khasiat sebagai antikanker secara in vitro karena memiliki kandungan fitokimia
seperti quercetin dan anthosianin (Kim et al., 2000; Chen et al.,2006).
c. Manfaat untuk hiperpigmnetasi
Ekstrak mulberry berasal dari tanaman mulberry putih (Morus alba) dan Paper
mulberry (Broussonetia papyrifera) yang bekerja dengan menghambat enzim tirosinase.
Mulberry merupakan salah satu ekstrak tanaman yang memiliki efek yang baik dalam
mengurangi pigmentasi pada kulit. Ekstrak ini dapat menyebabkan iritasi ringan terhadap
kulit dan mata.
Murbei dikenal juga sebagai tumbuhan sutra karena dapat dijadikan tempat hidup
ulat sutra. Selain bermanfaat dalam memproduksi sutra, secara empiris masyarakat telah
memanfaatkan murbei sebagai obat tradisional untuk flu, malaria, hipertensi, asma, obat
hipertensi, palpitasi, iabetes, insomnia, vertigo, anemia, hepatitis dan diabetes mellitus.
5. Teh hijau
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies (jenis) : Camellia sinensi
Kandungan
Senyawa katekin teh hijau merupakan antioksidan alam yang mempunyai potensi
menghambat terjadinya pigmentasi karena paparan sinar ultra violet (UV). Potensinya
dalam menghambat pigmentasi karena paparan UV melalui senyawa katekin yang
dimilikinya, terutama epicatecin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin-3-gallate
(ECG) dan epicatechin-3-gallate (EGCG), yang dapat berkompetisi dengan enzim L-
tirosinase dan terikat pada tempat aktif (active site) dari tirosinase. Akibatnya terjadi
hambatan kerja dari tirosinase yang menyebabkan terhambatnya pembentukan pigmen
melanin, sehingga dapat mengurangi hiperpigmentasi pada kulit.
6. Buah apel, Buah Jeruk, Tebu dan Buah anggur
AHA (alpha hydroxy acid) dan BHA (beta hydroxy acid) banyak digunakan dalam
praktek dermatologi. AHAberasal dari buah-buahan dan gula susu misalnya asam glikolat
dari tebu, asam laktat dari susu, asam malat dari buah apel dan pir, asam sitrat dari buah
jeruk, dan asam tartrat dari buah anggur. Asam glikolat dan asam laktat paling banyak
digunakan dalam praktek karena mempunyai kemampuan khusus untuk menembus kulit.
AHA dan BHA cocok untuk berbagai jenis kulit. Pada epidermis, efek utamanya adalah
mengurangi kohesi korneosit. Ini menyebabkan terjadi pengelupasan kulit lebih cepat dengan
kandungan pigmen lebih sedikit. Bahan tabir surya perlu ditambahkan pada produk dengan
bahan AHA atau pengguna perlu juga menggunakan produk tabir surya. Pada penanganan
pigmentasi pasca peradangan dengan peeling, penting diperhatikan dengan penggunaan awal
AHA pada konsentrasi rendah kemudian ditingkatkan perlahan-lahan. Efek samping dari
AHA adalah iritasi dan fotosensitisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amila Fitri, A. Histologi dari Melanosit.pdf. Fakultas Kedokteran Bagian Histologi. Universitas
Sumatera Utara.
http://khasiatbuah.com/buah-pir.htm#ixzz1rmlQ8CiR
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=2115
http://jenisjeniskesehatan.blogspot.com/2012/02/manfaat-tanaman-laoslengkuas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lengkuas
http://id.wikipedia.org/wiki/Pir
http://id.wikipedia.org/wiki/Akar_manis
http://www.iptek.net.id
http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2317