Anestesi%20Regional%20-%20Copy.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

  • Obat-obatan Anestesi Lokal dan Teknik Anestesi Regional

    Disusun oleh:Merlyn Chrislia Rumthe (2010-83-025)

    Konsulen:dr. Ony W. Angkejaya, Sp.An

    DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKDI BAGIAN ILMU ANESTESIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURAAMBON

  • Obat-obatan Anestesi Lokal

  • Anestesi Lokal

    Anestetik lokal yang ideal:Tidak iritatif/merusak jaringan secara permanenBatas keamanannya luasOnset cepatDurasi cukup lamaStabil dalam larutanDapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.

    Anestesi Lokal merupakan -> tindakan penggunaan obat analgetik lokal untuk menghambat hantaran saraf sensorik, sehingga impuls nyeri diblokir secara reversible pada bagian tubuh yang spesifik dan tanpa kehilangan kesadaran.

  • KIMIABerdasarkan ikatan ini, anestetika lokal digolongkan menjadi:Ester compound (-COOC-)Amide Compound (-NHCO-)

  • Perbedaan Golongan Ester dan AmidGolongan Ester (-COOC-)Golongan Amid (-NHCO-)Umumnya kurang stabil, mudah mengalami metabolisme dibandingkan golongan amida. Metabolisme oleh enzim pseudo-kolinesterase (kolinesterase plasma).Hidrolisa ester sangat cepat dan kemudian metabolit dieksresi melalui urin.Dapat bersifat allergen, karena strukturnya mirip PABA (para amino benzoic acid).

    Metabolisme terutama oleh enzim mikrosomal di hati. Kecepatan metabolisme tergantung kepada spesifikasi obat anestetik local. Metabolismenya lebih lambat dari hidrolisa ester. Metabolit dieksresi lewat urin dan sebagian kecil dieksresi dalam bentuk utuh.Tidak bersifat allergen.

  • Mekanisme kerja obat anestesi lokal

  • Farmakokinetik anesestik lokalLipid / water solubility, menentukan onsetProtein binding, menentukan duration of actionpKa, menentukan keseimbangan antara bentuk kation dan basa.

  • Urutan/Rangkaian Klinis Anestesi

  • Toksisitas obat anestesi lokal

  • Penatalaksanaan Intoksikasi Lokal Anestesi

  • Pengobatan Intoksikasi

  • Perbandingan golongan ester dan amida

    Klasifikasi Mula KerjaLama KerjaToksisitasEster Prokain Cepat45-60Rendah Kloropokain Sangat cepat30-45Sangat rendah Tetrakain Lambat60-180Sedang Amida Lidokain Cepat60-120Sedang Etidokain Lambat 240-480Sedang Prilokain Lambat 60-120Sedang Mepivakain Sedang 90-180Tinggi Bupivakain Lambat 240-480Rendah Ropivakain Lambat 240-480Rendah Levobupivacine Lambat240-480

  • Anestesi Regional

  • Keuntungan Anestesia RegionalAlat minim dan teknik relatif sederhana sehingga biaya relatif lebih murah.Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergency, lambung penuh) karena penderita sadar sehingga resiko aspirasi berkurangTidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi.Tidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.Perawatan post operasi lebih ringan/murahKehilangan darah sedikit.Respon autonomic dan endokrin sedikit.menurun.

  • Kerugian anestesia regionalTidak semua penderita mauMembutuhkan kerjasama penderitaSulit diterapkan pada anak-anakTidak semua ahli bedah menyukai anestesi regional Pasien lebih suka dalam keadaan tidak sadar Tidak praktis jika diperlukan beberapa suntikan Ketakutan bahwa efek obat menghilang ketika pembedahan belum selesai Efek samping sangat berat

  • Jenis Anestesi:

    Anestesi permukaan (topikal)Anestesi infiltrasiAnestesi spinalAnestesi epiduralAnestesi caudalAnestesi blok

  • ANESTESI TOPIKALContohnya: 1. Ethylchloride spray

    Senyawa ini bersifat topical vapocoolant atau pendingin kulit.tidak untuk penggunaan jangka panjang karena bersifat kardiotoksik dan nefrotoksik.

    Gebauer Company. A proven topical anesthetic [Internet]. 2014. [cited Agust 17, 2015]. Available from: http://www.gebauer.com/Products/Gebauer-s-Ethyl-Chloride-1/Waibel K. H., Katial R.K. Effect of topical vapocoolant spray on skin test wheal, flare, and pain responses. Annals of Allergy, Asthma and Imunology Journal. 2005;95(2):149-153.

  • 2. EMLA Cream (lidocaine2.5% and prilocaine 2.5%)

    Terdiri dari 2 tipe amide anestesi lokal.

    Kelemahan utama untuk EMLA adalah bahwa dibutuhkan begitu lama untuk timbulnya efek anestesi

    Efek anestetik maksimum sampai kedalamanan 5 mm.

  • Anestesi Infiltrasi

  • ANESTESI SPINALButterworth J.F., Mackey D.C., Wasnick J.D. Morgan and mikhails clinical anesthesiology. Ed. 5. US: McGraw-Hill Education. 2013.p.951.

  • Lateral DekubitusDudukTengkurapPosisi anestesi spinal

  • TEKNIK ANESTESI SPINALButterworth J.F., Mackey D.C., Wasnick J.D. Morgan and mikhails clinical anesthesiology. Ed. 5. US: McGraw-Hill Education. 2013.

  • ANESTESI EPIDURALAnestesi dilakukan dengan menyuntikan obat anestesi ke ruang epidural.

    Dpt dilakukan di daerah lumbal, sakral, torakalis atau servikalis

    Ada 2 teknik :Lost of resistens Hanging dropsTusukan jarum epidural biasanya dikerjakan pada ketinggial L3-4, karena jarak antara ligamentum flavum-duramater pada ketinggian ini adalah yang terlebar.

  • A. Teknik hilangnya resistensi (loss of resistance)Menggunakan semprit kaca atau semprit plastik rendah resistensi yang diisi oleh udara atau NaCl sebanyak 3 ml. Berikan anestetik lokal pada tempat suntikan, jarum epidural ditusukkan sedalam 1-2 cm.Udara atau NaCl disuntikan perlahan-lahan secara terputus-putus (intermiten) sambil mendorong jarum epidural sampai terasa menembus jaringan keras (ligamentum flavus) yang disusul hilangnya resistensi. Setelah yakin ujung jarum berada dalam ruang epidural, dilakukan uji dosis (test dose)

    B. Teknik tetes tergantung (hanging drop) Persiapan sama seperti teknik hilangnya resistensiMenggunakan jarum epidural yang diisi NaCl sampai terlihat ada tetes NaCl yang menggantung. Mendorong jarum epidural perlahan-lahan secara lembut sampai terasa menembus jaringan keras yang kemudian disusul oleh tersedotnya tetes NaCl ke ruang epidural. Setelah yakin ujung jarum berada dalam ruang epidural, dilakukan uji dosis (test dose).

  • ILA (Intratechal Labour Analgesia)ELA (Epidural Labour Analgesia)Pemberian obat anestesi untuk persalin dengan diinjeksi ke dalam ruang intratekal.dilakukan saat ibu sudah mulai memasuki tahap awal persalinan.Dilakukan hanya di daerah lumbal

    Pemberian obat anestesi untuk persalin dengan diinjeksi ke dalam ruang epidural.Anestesi lokal menyebar baik ke sefalik maupun kaudal. Blokade segmentalnya dapat diperoleh.Dpt dilakukan di daerah lumbal, sakral, torakalis atau servikalis.

  • ANESTESIA CAUDALIndikasi:Bedah di sekitar perineum, anorektal,Butterworth J.F., Mackey D.C., Wasnick J.D. Morgan and mikhails clinical anesthesiology. Ed. 5. US: McGraw-Hill Education. 2013.

  • ANESTESI BLOKSupraklavikulaInfraklavikulaButterworth J.F., Mackey D.C., Wasnick J.D. Morgan and mikhails clinical anesthesiology. Ed. 5. US: McGraw-Hill Education. 2013.

  • InterscalenusInsersi jarumDengan jarum kecil disuntikkan tegak lurus pada kulit (arah terhadap tubuh: medial, caudal dan posterior). Jari telunjuk, jari tengah dari tangan yang tidak dominan menekan alur interscalenus dan mencegah kulit bergerak waktu penyuntikan. Jarum sebaiknya lebih dekat ke otot medialis dan pada otot anterior.Jarum didorong pelan-pelan sampai penderita merasa paresthesia atau menyentuh procesus transversus. Bila tersentuh tulang, jarum digeser sedikit ke lateral sampai terasa paresthesia.

  • Injeksi obat Aspirasi dulu sebelum memasukkan obat. Suntikkan sedikit (0,5 ml) dulu, sambil menanyakan kepada penderita, apakah merasa sakit/nyeri. Bila terasa nyeri, berarti ujung jarum berada intraneural. Jarum ditarik 1 mm, lalu suntikkan 10 ml cepat, untuk memperoleh nyeri tumpul pada daerah leher, yang berarti obat telah berada dalam intravascular-sheath.

  • SupraklavikularPosisi penderita terbaring terlentang dengan lengan atas dirapatkan ke tubuh. Kepala sedikit menjauhi sisi yang akan diblok, otot-otot bahu harus lemas.

    Insersi jarumDengan jari telunjuk alur interskalenus dapat ditentukan di atas klavikula. Jarum kecil (4 cm), arah vertical ke bawah menuju kakiInsersi jarum pelan-pelan, sampai terasa parestesia, atau kena iga pertama. Bila kena iga, reinsersi sedekat mungkin dengan arteri subclavia. Jangan kearah medial atau posterior, bahaya menembus pleura (pneumothorax).

  • AksillarisPosisi penderitaLengan atas dan sisi yang lain diblok, dalam posisi abduksi pada bahu dan fleksi sendi siku, sehingga pergelangan tangan pada level yang sama dengan kepala penderita. Tangan tidak boleh berada dibawah kepala, sebab posisi demikian akan menekan struktur yang lewat dekat dengan prosesus korakoid.Agar obat local anestesi menyebar ke proksimal, selama dan sesudah penyuntikan, dilakukan penekanan di bagian distal tempat penyuntikkan.

  • Axilari BlokMedian Nerve BlokButterworth J.F., Mackey D.C., Wasnick J.D. Morgan and mikhails clinical anesthesiology. Ed. 5. US: McGraw-Hill Education. 2013.

  • Ulnar Nerve BlokRadial Nerve BlokButterworth J.F., Mackey D.C., Wasnick J.D. Morgan and mikhails clinical anesthesiology. Ed. 5. US: McGraw-Hill Education. 2013.

  • THANK YOU

    *