43
Anestesi Lokal Infiltrasi dan Blok Rahang Bawah Seto Adiantoro Sadputranto Drg., Sp.BM

Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perkuliahan

Citation preview

Page 1: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

Anestesi Lokal Infiltrasi

dan

Blok Rahang Bawah

Seto Adiantoro Sadputranto Drg., Sp.BM

Page 2: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI ?

ANALGETIK ?

Page 3: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

INTRODUCTION

PAIN •ALARM FUNCTION

•INFLAMATORY PROCESS

SURGICAL TISSUE CARDINAL SIGN

Page 4: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

PAIN DEFINITION

UNPLEASENT SENSORY & EMOTIONAL EXPERIENCE ASSOCIATED WITH ACTUAL

OR POTENTIAL TISSUE DAMAGE.

IASP

(THE INTERNATIONAL ASSOCIATION THE STUDY OF PAIN)

Page 5: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

TYPE OF PAIN

PAIN

PHYSIOLOGY

PATHOLOGY

•ALARM FUNCTION

•SHORT DURATION

•ACTIVATION PROTECTIVE REFLEXES

•LITTLE DAMAGE & INFLAMATION

•INFLAMATION

•DAMAGE THE NERVOUS SYSTEM

Page 6: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

aNESTESIOLOGI

• Sebagai cabang ilmu kedokteran, adalah ilmu yang

mendasari usaha dalam hal-hal pemberian anastesi dan analgesi serta menjaga keselamatan penderita yang

mengalami pembedahan atau tindakan lainnya, melakukan tindakan bantuan resusitasi pada penderita

gawat, mengelola unit perawatan intensif, memberi pelayanan terapi inhalasi, penanggulangan nyeri

menahun bersama cabang ilmu kedokteran lainnya, dan dengan peran serta masyarakat secara aktif mengelola

kedokteran gawat darurat

Page 7: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI :

ANESTESI LOKAL : •Bila anestesi yang didapat hanya meliputi tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut

ANESTESI UMUM : •Bila kesadaran hilang dan oleh karena itu semua sensai akan hilang pula • Baik anestesi lokal maupun umum bersifat reversibel

dan sementara

Page 8: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI LOKAL - INSTRUMENTARIUM

Syringe (spuit) :

• - dapat dipakai berkali-kali

• - dipakai satu kali

• - Kombinasi : “disposible needle”

• “ reusable plastic”

Jarum (needle) : yang banyak dipakai dalam kedokteran gigi nomor 23, 25, 27, 30 (nomor berdasarkan besarnya lumen jarum 23>20)

Page 9: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

BEBERAPA PETUNJUK PENGGUNAAN

JARUM 1.Gunakan jarum steril, disposibel

2.Jarum sebaiknya diganti bila digunakan lebih dari 3 X

3.Jangan menggunakan 1 jarum untuk beberapa pasien

4.Jangan menusukkan jarum melebihi 2/3 panjang jarum

5.Jangan memaksakan jarum waktu penyuntikan

Page 10: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANASTETIKUM LOKAL

GOLONGAN ESTER :

- Ester asam benzoat : butacaine, cocaine, benzocaine, hexylcaine, piperocaine, tetracaine

- Ester paraamino benzoat : chloroprocaine, procaine, proxycaine

GOLONGAN AMIDA :

•Bupivacaine, etidocaine, lidocaine, mepivacaine, prilocaine

Page 11: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

Yang harus dipelajari

• Innervasi maksila dan madibula

• Anatomi maksila dan mandibula

Page 12: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah
Page 13: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah
Page 14: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

Nervus trigeminal

Page 15: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

MACAM-MACAM VASOKONSTRIKTOR

• Epineprin (adrenalin)

• Nor-epineprin

• Levonordefrin

• Isoproterenol

• Dopamin

• Metoksamin

• Penileprin

• Ampetamin

• Metampetamine

• Epedrin

• Mepentermin

• Hidroksiampetamin

• Metaraminol

Page 16: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

TUJUAN PENAMBAHAN VASOKONSTRIKTOR

1. Mengurangi perdarahan perifer

2. Absorbsi anestetikum menjadi lambat

3. Mengurangi resiko overdosis

4. Memperpanjang kerja anestetikum lokal

5. Mengurangi dosis anestetikum lokal

Yang banyak digunakan di kedokteran gigi:

1:50.000 sampai 1:200.000

Page 17: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

TEKNIK INJEKSI

• Anestesi topikal

• Anestesi infiltrasi

• Anestesi blok nervus (nerve

block anesthesia)

Page 18: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

TEKNIK INFILTRASI DAERAH PALATUM

• Tujuan : jaringan gusi kira-kira 5-10 mm dari

gingival margin

• Dilakukan dengan cara :

- Penusukkan jarum yang mengarah 45 derajat dari

palatum.

- Ketebalan jaringan biasanya sedalam 2 – 4 mm di

semua daerah

- Bevel jarum menghadap jaringan lunak palatum

- Cairan anestetikum dikeluarkan sebanyak 0,2 – 0,3 cc

- Jarum dikeluarkan secara perlahan

Page 19: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah
Page 20: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

PENYUNTIKAN SUPRAPERIOSTEAL

TEKNIK:

1. Tarik pipi dan bibir sehingga jaringan

menjadi tegang

2. Penusukan dilakukan pada lipatan

mukobukal, jarum ditusukkan ke arah apeks

gigi (bevel jarum menghadap tulang),

dimasukkan terus sampai ujung jarum di

daerah apeks akar gigi (ingat panjang akar

masing-masing gigi)

3. Aspirasi, bila negatif, masukkan

anestetikum 0,6 – 1 cc secara perlahan (20

detik)

4. Tarik jarum secara perlahan

Page 21: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

PENYUNTIKAN SUPRAPERIOSTEAL

• Biasa disebut sebagai infiltrasi lokal

• Dilakukan untuk menganestesi sebuah gigi atau

suatu daerah tertentu yang dipersarafi oleh suatu

cabang saraf

Page 22: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah
Page 23: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI BLOK RAHANG BAWAH TEKNIK

FISHER

Saraf yang dituju :

• N. Alveolaris inferior

• N. Lingualis

Page 24: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI BLOK RAHANG BAWAH TEKNIK

FISHER

The pterygomandibular space

Page 25: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI BLOK RAHANG BAWAH TEKNIK

FISHER

Page 26: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI BLOK RAHANG BAWAH TEKNIK

FISHER

1. POSISI PERTAMA

Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir,

kemudian digeser ke lateral untuk mencari linea oblique

eksterna lalu digeser ke median untuk mencari linea

oblique interna (melalui trigonum retromolar)

Perhatikan punggung jari harus menyentuh buccooklusal

gigi yang terakhir, lalu jarum dimasukkan kira-kira pada

pertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak

dianestesi yaitu regio premolar sampai terasa kontak

dengan tulang

Page 27: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

BLOK FISHER POSISI PERTAMA

Page 28: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

2. POSISI KEDUA

Syringe digeser ke arah sisi yang akan

dianestesi, harus sejajar dataran oklusal,

jarum ditusukkan lebih lanjut sedalam kurang

lebih 6 mm, lalu aspirasi.

Bila aspirasi negatif, larutan anestesi lokal

dikeluarkan 0,5 cc untuk menganestesi n.

lingualis

BLOK FISHER POSISI KEDUA

Page 29: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

3. POSISI KETIGA

Syringe digeser lagi ke arah posisi pertama

namun tidak penuh (regio kaninus), jarum

ditusukkan lebih dalam menyusuri tulang

kurang lebih 10-15 mm sampai terasa

kontak jarum dengan tulang terlepas

Lakukan kembali aspirasi, bila negatif,

larutan anestetikum dikeluarkan 1 cc untuk

meganestesi n. Alveolaris inferior

BLOK FISHER POSISI KETIGA

Page 30: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

DAERAH KEBAALAN PADA ANESTESI BLOK

RAHANG BAWAH TEKNIK FISHER

Page 31: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI BLOK N. BUCCINATORIUS (BUCCAL

NERVE BLOCK)

Ditujukan untuk menganestesi daerah

pipi dan membran mukosa bukal (regio

gigi molar)

Page 32: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI BLOK N. BUCCINATORIUS (BUCCAL

NERVE BLOCK) • METODE PERTAMA

- Dilakukan pada coronoid notch (sedikit ke median dari

linea oblique ramus mandibula. Mukosa bukal dan pipi

ditarik. Topikal anestetikum diulaskan , keringkan lalu

tusukkan jarum ke arah lateral dan distal gigi geraham

terakhir setinggi diantara oklusa

- l, 2-3 mm, aspirasi, cairan anestetikum dikeluarkan 0,5 cc

Page 33: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

ANESTESI BLOK N. BUCCINATORIUS (BUCCAL

NERVE BLOCK)

• METODE KEDUA

- Pada mukosa vestibulum mandibula dari gigi

yang akan dianestesi

- Cabang terminal n. Bucciinatorius yang di blok

- Daerah teranestesi terbatas : jaringan

dipersiapkan, pipi ditarik, tusukkan jarum

sampai di bawah mukosa

Page 34: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

DAERAH YANG TERANESTESI PADA ANESTESI

BLOK N. BUCCINATORIUS

Page 35: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

PENYUNTIKAN INTRA LIGAMEN

• Teknik ini dapat menjadi teknik yang efektif untuk

mencapai anestesi pada perawatan endodontik

dimana tidak ada suatu infeksi maupun infiltrasi

pada suatu gigi

Page 36: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

INDIKASI

• Sebagai anestesi dari 1-2 gigi dari satu

kwadran

• Untuk menghindari blok anestesi dari 2 sisi

(bilateral)

• Pada penderita dimana rasa baal merupakan

keadaan yang sangat tidak nyaman

• Pada penderita hemophilia, dimana

penyuntikan blok merupakan kontra

indikasi

• Pada perawatan gigi anak-anak (karena rasa

baal akan menambah resiko komplikasi

pada jaringan lunak)

Page 37: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

KONTRA INDIKASI

• Bila ada infeksi/inflamasi akut

• Pada penderita yang memerlukan rasa

baal untuk :psychological comfort”

• Perhatikan :

Bila memakai cartridge, tidak dibenarkan

menyimpan sisanya untuk dipakai pada

penderita lain

Page 38: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

TEKNIK :

- Gigi sebaiknya dibersihkan dari plak dan kalkulus

- Jarum yang dipakai pendek (no. 30), ditusukkan ke dalam sulkus

gusi ke ligamen periodontal dengan sudut 30 derajat terhadap

sumbu panjang gigi

- Tekanan disini harus kuat (karena yang akan dicapai adalah

jaringan periodontal)

- Disini akan dirasakan adanya rasa tolak balik dari jaringan

- Anestetikum yang dikeluarkan 0,25-0,5 cc secara perlahan pada

beberapa tempat yang berbeda

Page 39: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah
Page 40: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

TEKNIK PENYUINTIKAN INTRA PULPA

Dilakukan bila ruang pulpa terbuka

Anestesi dicapai baik karena efek anestetikum maupun

karena tekanan yang diberikan

Teknik:

1. Masukkan jarum no. 25 ke dalam ruang pulpa

2. Sebaiknya jarum ditahan dengan kuat ke dalam

ruang pulpa

3. Masukkan anestetikum dengan tekanan

4. Jarum dapat dibengkokan bila diperlukan untuk

mencapai saluran akar

Teknik ini banyak digunakan untuk pekerjaan

endodontik

Page 41: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah
Page 42: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah

kesimpulan

• Anestesi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan

rasa sakit dengan cara menghambat penghantaran

sensasr nyeri, sedangkan analgetik adalah bahan

/obat yang berfungsi meningkatkan ambang rangsang

untuk menghindari rasa sakit akibat inflamasi

• Anestesi: anestesi lokal dan umum

• Anestesi lokal: tehnik infiltrasi dan tehnik blok

anestesi

• Tindakan anestesi bertujuan menghilangkan rasa /

sensasi nyeri selama tindakan bedah

Page 43: Anestesi Lokal Infiltrasi Dan Blok Rahang Bawah