Upload
dzikri-faizal-subkhi
View
214
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
perkuliahan
Citation preview
Anestesi Lokal Infiltrasi
dan
Blok Rahang Bawah
Seto Adiantoro Sadputranto Drg., Sp.BM
ANESTESI ?
ANALGETIK ?
INTRODUCTION
PAIN •ALARM FUNCTION
•INFLAMATORY PROCESS
SURGICAL TISSUE CARDINAL SIGN
PAIN DEFINITION
UNPLEASENT SENSORY & EMOTIONAL EXPERIENCE ASSOCIATED WITH ACTUAL
OR POTENTIAL TISSUE DAMAGE.
IASP
(THE INTERNATIONAL ASSOCIATION THE STUDY OF PAIN)
TYPE OF PAIN
PAIN
PHYSIOLOGY
PATHOLOGY
•ALARM FUNCTION
•SHORT DURATION
•ACTIVATION PROTECTIVE REFLEXES
•LITTLE DAMAGE & INFLAMATION
•INFLAMATION
•DAMAGE THE NERVOUS SYSTEM
aNESTESIOLOGI
• Sebagai cabang ilmu kedokteran, adalah ilmu yang
mendasari usaha dalam hal-hal pemberian anastesi dan analgesi serta menjaga keselamatan penderita yang
mengalami pembedahan atau tindakan lainnya, melakukan tindakan bantuan resusitasi pada penderita
gawat, mengelola unit perawatan intensif, memberi pelayanan terapi inhalasi, penanggulangan nyeri
menahun bersama cabang ilmu kedokteran lainnya, dan dengan peran serta masyarakat secara aktif mengelola
kedokteran gawat darurat
ANESTESI :
ANESTESI LOKAL : •Bila anestesi yang didapat hanya meliputi tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut
ANESTESI UMUM : •Bila kesadaran hilang dan oleh karena itu semua sensai akan hilang pula • Baik anestesi lokal maupun umum bersifat reversibel
dan sementara
ANESTESI LOKAL - INSTRUMENTARIUM
Syringe (spuit) :
• - dapat dipakai berkali-kali
• - dipakai satu kali
• - Kombinasi : “disposible needle”
• “ reusable plastic”
Jarum (needle) : yang banyak dipakai dalam kedokteran gigi nomor 23, 25, 27, 30 (nomor berdasarkan besarnya lumen jarum 23>20)
BEBERAPA PETUNJUK PENGGUNAAN
JARUM 1.Gunakan jarum steril, disposibel
2.Jarum sebaiknya diganti bila digunakan lebih dari 3 X
3.Jangan menggunakan 1 jarum untuk beberapa pasien
4.Jangan menusukkan jarum melebihi 2/3 panjang jarum
5.Jangan memaksakan jarum waktu penyuntikan
ANASTETIKUM LOKAL
GOLONGAN ESTER :
- Ester asam benzoat : butacaine, cocaine, benzocaine, hexylcaine, piperocaine, tetracaine
- Ester paraamino benzoat : chloroprocaine, procaine, proxycaine
GOLONGAN AMIDA :
•Bupivacaine, etidocaine, lidocaine, mepivacaine, prilocaine
Yang harus dipelajari
• Innervasi maksila dan madibula
• Anatomi maksila dan mandibula
Nervus trigeminal
MACAM-MACAM VASOKONSTRIKTOR
• Epineprin (adrenalin)
• Nor-epineprin
• Levonordefrin
• Isoproterenol
• Dopamin
• Metoksamin
• Penileprin
• Ampetamin
• Metampetamine
• Epedrin
• Mepentermin
• Hidroksiampetamin
• Metaraminol
TUJUAN PENAMBAHAN VASOKONSTRIKTOR
1. Mengurangi perdarahan perifer
2. Absorbsi anestetikum menjadi lambat
3. Mengurangi resiko overdosis
4. Memperpanjang kerja anestetikum lokal
5. Mengurangi dosis anestetikum lokal
Yang banyak digunakan di kedokteran gigi:
1:50.000 sampai 1:200.000
TEKNIK INJEKSI
• Anestesi topikal
• Anestesi infiltrasi
• Anestesi blok nervus (nerve
block anesthesia)
TEKNIK INFILTRASI DAERAH PALATUM
• Tujuan : jaringan gusi kira-kira 5-10 mm dari
gingival margin
• Dilakukan dengan cara :
- Penusukkan jarum yang mengarah 45 derajat dari
palatum.
- Ketebalan jaringan biasanya sedalam 2 – 4 mm di
semua daerah
- Bevel jarum menghadap jaringan lunak palatum
- Cairan anestetikum dikeluarkan sebanyak 0,2 – 0,3 cc
- Jarum dikeluarkan secara perlahan
PENYUNTIKAN SUPRAPERIOSTEAL
TEKNIK:
1. Tarik pipi dan bibir sehingga jaringan
menjadi tegang
2. Penusukan dilakukan pada lipatan
mukobukal, jarum ditusukkan ke arah apeks
gigi (bevel jarum menghadap tulang),
dimasukkan terus sampai ujung jarum di
daerah apeks akar gigi (ingat panjang akar
masing-masing gigi)
3. Aspirasi, bila negatif, masukkan
anestetikum 0,6 – 1 cc secara perlahan (20
detik)
4. Tarik jarum secara perlahan
PENYUNTIKAN SUPRAPERIOSTEAL
• Biasa disebut sebagai infiltrasi lokal
• Dilakukan untuk menganestesi sebuah gigi atau
suatu daerah tertentu yang dipersarafi oleh suatu
cabang saraf
ANESTESI BLOK RAHANG BAWAH TEKNIK
FISHER
Saraf yang dituju :
• N. Alveolaris inferior
• N. Lingualis
ANESTESI BLOK RAHANG BAWAH TEKNIK
FISHER
The pterygomandibular space
ANESTESI BLOK RAHANG BAWAH TEKNIK
FISHER
ANESTESI BLOK RAHANG BAWAH TEKNIK
FISHER
1. POSISI PERTAMA
Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir,
kemudian digeser ke lateral untuk mencari linea oblique
eksterna lalu digeser ke median untuk mencari linea
oblique interna (melalui trigonum retromolar)
Perhatikan punggung jari harus menyentuh buccooklusal
gigi yang terakhir, lalu jarum dimasukkan kira-kira pada
pertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak
dianestesi yaitu regio premolar sampai terasa kontak
dengan tulang
BLOK FISHER POSISI PERTAMA
2. POSISI KEDUA
Syringe digeser ke arah sisi yang akan
dianestesi, harus sejajar dataran oklusal,
jarum ditusukkan lebih lanjut sedalam kurang
lebih 6 mm, lalu aspirasi.
Bila aspirasi negatif, larutan anestesi lokal
dikeluarkan 0,5 cc untuk menganestesi n.
lingualis
BLOK FISHER POSISI KEDUA
3. POSISI KETIGA
Syringe digeser lagi ke arah posisi pertama
namun tidak penuh (regio kaninus), jarum
ditusukkan lebih dalam menyusuri tulang
kurang lebih 10-15 mm sampai terasa
kontak jarum dengan tulang terlepas
Lakukan kembali aspirasi, bila negatif,
larutan anestetikum dikeluarkan 1 cc untuk
meganestesi n. Alveolaris inferior
BLOK FISHER POSISI KETIGA
DAERAH KEBAALAN PADA ANESTESI BLOK
RAHANG BAWAH TEKNIK FISHER
ANESTESI BLOK N. BUCCINATORIUS (BUCCAL
NERVE BLOCK)
Ditujukan untuk menganestesi daerah
pipi dan membran mukosa bukal (regio
gigi molar)
ANESTESI BLOK N. BUCCINATORIUS (BUCCAL
NERVE BLOCK) • METODE PERTAMA
- Dilakukan pada coronoid notch (sedikit ke median dari
linea oblique ramus mandibula. Mukosa bukal dan pipi
ditarik. Topikal anestetikum diulaskan , keringkan lalu
tusukkan jarum ke arah lateral dan distal gigi geraham
terakhir setinggi diantara oklusa
- l, 2-3 mm, aspirasi, cairan anestetikum dikeluarkan 0,5 cc
ANESTESI BLOK N. BUCCINATORIUS (BUCCAL
NERVE BLOCK)
• METODE KEDUA
- Pada mukosa vestibulum mandibula dari gigi
yang akan dianestesi
- Cabang terminal n. Bucciinatorius yang di blok
- Daerah teranestesi terbatas : jaringan
dipersiapkan, pipi ditarik, tusukkan jarum
sampai di bawah mukosa
DAERAH YANG TERANESTESI PADA ANESTESI
BLOK N. BUCCINATORIUS
PENYUNTIKAN INTRA LIGAMEN
• Teknik ini dapat menjadi teknik yang efektif untuk
mencapai anestesi pada perawatan endodontik
dimana tidak ada suatu infeksi maupun infiltrasi
pada suatu gigi
INDIKASI
• Sebagai anestesi dari 1-2 gigi dari satu
kwadran
• Untuk menghindari blok anestesi dari 2 sisi
(bilateral)
• Pada penderita dimana rasa baal merupakan
keadaan yang sangat tidak nyaman
• Pada penderita hemophilia, dimana
penyuntikan blok merupakan kontra
indikasi
• Pada perawatan gigi anak-anak (karena rasa
baal akan menambah resiko komplikasi
pada jaringan lunak)
KONTRA INDIKASI
• Bila ada infeksi/inflamasi akut
• Pada penderita yang memerlukan rasa
baal untuk :psychological comfort”
• Perhatikan :
Bila memakai cartridge, tidak dibenarkan
menyimpan sisanya untuk dipakai pada
penderita lain
TEKNIK :
- Gigi sebaiknya dibersihkan dari plak dan kalkulus
- Jarum yang dipakai pendek (no. 30), ditusukkan ke dalam sulkus
gusi ke ligamen periodontal dengan sudut 30 derajat terhadap
sumbu panjang gigi
- Tekanan disini harus kuat (karena yang akan dicapai adalah
jaringan periodontal)
- Disini akan dirasakan adanya rasa tolak balik dari jaringan
- Anestetikum yang dikeluarkan 0,25-0,5 cc secara perlahan pada
beberapa tempat yang berbeda
TEKNIK PENYUINTIKAN INTRA PULPA
Dilakukan bila ruang pulpa terbuka
Anestesi dicapai baik karena efek anestetikum maupun
karena tekanan yang diberikan
Teknik:
1. Masukkan jarum no. 25 ke dalam ruang pulpa
2. Sebaiknya jarum ditahan dengan kuat ke dalam
ruang pulpa
3. Masukkan anestetikum dengan tekanan
4. Jarum dapat dibengkokan bila diperlukan untuk
mencapai saluran akar
Teknik ini banyak digunakan untuk pekerjaan
endodontik
kesimpulan
• Anestesi adalah suatu tindakan untuk menghilangkan
rasa sakit dengan cara menghambat penghantaran
sensasr nyeri, sedangkan analgetik adalah bahan
/obat yang berfungsi meningkatkan ambang rangsang
untuk menghindari rasa sakit akibat inflamasi
• Anestesi: anestesi lokal dan umum
• Anestesi lokal: tehnik infiltrasi dan tehnik blok
anestesi
• Tindakan anestesi bertujuan menghilangkan rasa /
sensasi nyeri selama tindakan bedah