11
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Syok 2.1.1 Definisi Syok didefinisikan sebagai insufisiensi sirkulasi yang membuat ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen pada jaringan. Syok mengakibatkan hipoperfusi pada keseluruhan jaringan dan berhubungan dengan menurun kandungan oksigen di vena dan asidosis metabolik (asidosis laktat). 1 Pada tingkat multiseluler, definisi syok menjadi lebih sulit karena tidak semua jaringan dan organ akan mengalami ketidakseimbangan jumlah oksigen yang sama untuk gangguan klinis yang diberikan. 2 2.1.2 Klasifikasi Syok digolongkan ke dalam empat kategori berdasarkan etiologinya, yaitu sebagai berikut: 1. Hipovolemik Syok hipovolemik adalah syok yang diakibatkan oleh volume sirkulasi yang tidak memadai, sehingga mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk fungsi seluler. (tintinali). Syok hipovolemik sering menjadi pertimbangan pertama jika ditemukan adanya bukti

ANASTESI LAPKAS revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

syok hemoragik

Citation preview

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1Syok2.1.1DefinisiSyok didefinisikan sebagai insufisiensi sirkulasi yang membuat ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen pada jaringan. Syok mengakibatkan hipoperfusi pada keseluruhan jaringan dan berhubungan dengan menurun kandungan oksigen di vena dan asidosis metabolik (asidosis laktat).1Pada tingkat multiseluler, definisi syok menjadi lebih sulit karena tidak semua jaringan dan organ akan mengalami ketidakseimbangan jumlah oksigen yang sama untuk gangguan klinis yang diberikan.2

2.1.2KlasifikasiSyok digolongkan ke dalam empat kategori berdasarkan etiologinya, yaitu sebagai berikut: 1. Hipovolemik Syok hipovolemik adalah syok yang diakibatkan oleh volume sirkulasi yang tidak memadai, sehingga mengakibatkan tidak tercukupinya kebutuhan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk fungsi seluler. (tintinali). Syok hipovolemik sering menjadi pertimbangan pertama jika ditemukan adanya bukti hipoperfusi pada pasien. Syok hipovelemik adalah bentuk syok paling umum dan hampir semua bentuk syok mencakup beberapa komponen hipovolemia, sebagai akibat dari penurunan preload.3Syok hipovolemik mungkin akan lebih disubklasifikasikan sebagai hemoragik atau non-hemoragik. Syok hemoragik mungkin tampak jelas (seperti dalam kehilangan darah eksternal pada cedera traumatis, perdarahan operasi, atau gastrointestinal atau perdarahan per vagina) atau tersembunyi (seperti perdarahan gastrointestinal kronis atau pecah aneurisme aorta). Untuk itu seorang dokter harus jeli untuk menemukan dimana perdarahan yang terjadi pada pasien.3Syok hipovolemik nonhemoragik disebabkan oleh hilangnya volume cairan tubuh dan berpindahnya cairan intravaskular ke ekstravaskular ataupun ke kompartemen interstitial.3

2. Kardiogenik Syok kardiogenik yaitu syok yang disebabkan oleh tidak memadai fungsi pompa jantung. Dimana keadaan tersebut terjadi penurunan curah jantung yang mengakibatkan perfusi jaringan tidak adekuat meskipun volume dalam sirkulasi cukup untuk beredar ke seluruh tubuh.1 Syok kardiogenik biasanya diakibat oleh infark miokard akut yang berdampak lebih dari 40 persen pada miokardium ventrikel kiri, yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Syok kardiogenik adalah penyebab paling umum dari kematian yang diakibatkan oleh infark miokard akut di rumah sakit, dengan mortalitas keseluruhan 50 sampai 90 persen dan terhitung 50.000 sampai dengan 70.000 kematian terjadi setiap tahunnya di Amerika Serikat. Insiden keseluruhan syok kardiogenik pada infark miokard akut adalah 6 sampai 8 persen.1

3. Distributif Syok distributif yaitu syok yang disebabkan oleh vasodilatasi perifer yang berakibat terganggunya distribusi aliran darah ke seluruh tubuh. Syok septik adalah bentuk paling umum dari syok distributif dan mengakibatkan kematian yang cukup besar. Di Amerika Serikat, syok septik adalah penyebab utama kematian noncardiac di unit perawatan intensif (ICU).4 Penyebab lain syok distributif termasuk sindrom respon inflamasi sistemik (SIRS) karena kondisi peradangan non-infeksi seperti luka bakar dan pankreatitis; toxic shock syndrome (TSS); anafilaksis, yaitu reaksi terhadap obat atau racun, termasuk gigitan serangga, reaksi transfusi, dan keracunan logam berat; Krisis addisonian; insufisiensi hati; dan syok neurogenik karena cedera pada otak atau cedera pada tulang belakang.4

4. Obstruktif Syok obstruktif yaitu syok yang disebabkan oleh obstruksi pada saat jantung memompa aliran darah. Obstruksi yang terjadi pada saat darah mengalir masuk atau keluar dari jantung menyebabkan penurunan curah jantung, sehingga pengiriman oksigen tidak memadai, yang dapat menimbulkan manifestasi klinis berupa tanda-tanda dan gejala klasik dari suatu keadaan syok.5 Syok obstruktif sebagian besar penyebab umumnya adalah tension pneumotoraks, tamponade jantung, dan emboli paru. Dan juga beberapa penyebab yang jarang terjadi seperti lesi jantung kongenital yang ditandai dengan obstruksi saluran keluarnya darah dari ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh, termasuk aorta stenosis yang kritis, koarktasio aorta, tersumbatnya arkus aorta, dan sindrom hipoplasia jantung kiri.5

2.2Syok Hemoragik2.2.1DefinisiSyok didefinisikan sebagai insufisiensi sirkulasi yang membuat ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen pada jaringan. Syok mengakibatkan hipoperfusi pada keseluruhan jaringan dan berhubungan dengan menurun kandungan oksigen di vena dan asidosis metabolik (asidosis laktat).1Perdarahan pada syok hemoragik mungkin tampak jelas (seperti dalam kehilangan darah eksternal pada cedera traumatis, perdarahan operasi, atau gastrointestinal atau perdarahan per vagina) atau tersembunyi (seperti perdarahan gastrointestinal kronis atau pecah aneurisme aorta).3

2.2.2EpidemiologiSetiap tahun, sekitar 5,8 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat peristiwa yang terkait dengan trauma fisik. Sekitar 9,7 orang per 100.000 penduduk mengalami trauma fisik yang merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan pada semua kelompok umur dan pada kedua jenis kelamin. Sekitar 40% kematian akibat trauma fisik terkait adalah karena perdarahan atau konsekuensi yang terjadi akibat dari perdarahan tersebut. Angka kematian yang ditimbulkan dari perdarahan dan konsekuensi dari perdarahan mencapai 50 %.62.2.3EtiologiSyok hemoragik disebabkan oleh hilangnya volume sirkulasi darah sehingga terganggunya kemampuan untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Penyebab yang paling umum terjadinya syok hemoragik adalah trauma tajam atau trauma tumpul, patah tulang, perdarahan gastrointestinal, dan perdarahan pada sistem reproduksi (kebidanan). 22.2.4KlasifikasiKlasifikasi syok hemoragik dapat dibagi menurut berapa jumlah darah yang keluar pada saat terjadinya trauma fisik. Jumlah darah yang keluar akan berpengaruh pada gejala klinis pasien tersebut. Semakin banyak darah yang keluar, maka semakin parah gejala klinisnya. Semakin parah gejala klinisnya, maka prognosis dari pasien tersebut semakin buruk dan dapat menyebabkan kematian.7Berikut adalah klasikasi syok hemoragik menurut Advance Trauma Life Support yang dibagi atas perdarahan kelas 1 sampai dengan perdarahan kelas 4 dengan perbedaan jumlah perdarahan yang terjadi dan gejala klinis yang dapat terlihat pada pasien yang mengalami syok hemoragik.7

Tabel 2.1. Klasifikasi Syok Hemoragik

2.2.5Tanda dan Gejala KlinisTidak ada riwayat dari gejala tertentu dalam diagnostik syok. Beberapa pasien dapat melaporkan kelelahan, lemas, atau nyeri punggung bawah ( pada kasus pecahnya aneurisma aorta abdominal). Mendapatkan riwayat yang jelas tentang jenis, jumlah, dan durasi perdarahan sangat penting. Banyak keputusan dalam hal tes diagnostik dan pengobatan didasarkan pada mengetahui jumlah kehilangan darah yang telah terjadi selama periode waktu tertentu.2Untuk perdarahan pada saluran pencernaan, untuk mengetahui perdarahan pada saluran cerna atas atau saluran cerna bawah sangat penting. Karena sulit menduga jumlah perdarahan pada saluran cerna bawah, semua episode darah merah yang keluar secara per rektum harus dianggap sebagai pendarahan besar sampai adanya bukti yang lebih lanjut.2Perdarahan karena trauma tidak selamanya dapat identifikasikan dengan mudah. Rongga pleura, rongga perut, mediastinum, dan retroperitoneum adalah semua ruang yang dapat menampung darah yang cukup untuk menyebabkan kematian akibat perdarahan. Begitu juga dengan perdarahan luar akibat dari trauma fisik seperti luka pada kulit dan tulang yang patah dapat menjadi penyebab kematian dan sering dianggap remeh oleh tenaga medis.2Pada pemeriksaan fisik, pasien yang dicurigai dengan syok hemoragik perlu suatu proses yang diarahkan. Seringkali, pemeriksaan akan menjadi penting dalam menemukan sumber perdarahan dan dapat menentukan keparahan akibat dari kehilangan darah.2Indikator klinis dari syok secara umum didapati adanya tanda-tanda vital yang abnormal, seperti hipotensi, takikardia, penurunan output urin, dan perubahan pada status mental. Temuan ini merupakan efek sekunder dari kegagalan sirkulasi, tidak menentukan etiologi yang mendasari hal tersebut. Karena mekanisme kompensasi, pengaruh usia, dan penggunaan obat-obatan tertentu, beberapa pasien syok akan menampilkan dengan tekanan darah dan denyut nadi yang normal. Namun, pemeriksaan fisik lengkap harus dilakukan dengan kondisi pasien menanggalkan pakaiannya.2Penampilan umum pasien syok bisa dapat menampilkan kulit yang pucat, warna kebiruan, umumnya dengan diaphoresis atau jari-jari terasa basah. Pasien mungkin tampak bingung atau gelisah dan dapat menjadi tidak sadar. Denyut nadi pertama-tama menjadi cepat dan lama kelamaan menjadi lambat. Tekanan darah sistolik mungkin dalam batas normal selama syok kompensasi.2Konjungtiva pada saat pemeriksaan dapat pucat, yang berarti tanda anemia yang kronis. Hidung dan faring harus diperiksa untuk mencari perdarahan. Dada diauskultasi dan diperkusi untuk menemukan apakah terjadi hemothorax pada pasien. Pada auskultasi didapati hilangnya suara nafas dan pekak pada saat dilakukan perkusi di sisi yang mengalami perdarahan.2Pada perdarahan intra-abdominal, dapat ditemukan tanda-tanda klinis seperti distensi, nyeri dengan palpasi, dan pekak pada perkusi. Pada perdarahan retroperitoneal, ditemukannya ekimosis pada daerah panggul. Ruptur aneurisma aorta adalah salah satu kondisi yang paling umum yang dapat menyebabkan pasien syok dan sering tak terdeteksi oleh tenaga medis. Tanda-tanda yang bisa dihubungkan dengan ruptur aneurisma aorta adalah massa berdenyut yang teraba di perut, pembesaran skrotum yang berasal dari retroperitoneal, bintik-bintik pada ekstremitas bawah, dan denyut femoralis yang berkurang.2Rektum juga perlu diperiksa. Jika ditemukan adanya darah, maka perhatikan untuk menentukan apakah ada hemorrhoid internal atau eksternal. Pada keadaan tertentu, hal ini adalah sumber perdarahan besar, terutama pada pasien dengan hipertensi portal. Pasien dengan riwayat perdarahan per vaginam perlu menjalani pemeriksaan di daerah panggul secara menyeluruh. Tes kehamilan sangat diperlukan untuk menentukan apakah ada kehamilan ektopik atau tidak.2Pasien trauma harus dilakukan pendekatan secara sistematis, dengan menggunakan prinsip-prinsip pemeriksaan primer dan sekunder. Pasien trauma mungkin memiliki beberapa luka-luka yang perlu diperhatikan secara bersamaan, dan syok perdarahan dapat disertai dengan suatu keadaan tertentu, seperti syok neurogenik, yang terjadi akibat dari cedera pada kepala dan tulang belakang.2

DAFTAR PUSTAKA

1. Tintinalli, J. E., Kelen, G. D., Stapczynski, J.S. 2006. Shock. North Carolina: The McGraw-Hill Companies.2. Udeani, J. 2015. Hemorrhagic Shock. Medscape. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/432650-overview. [ Accessed 15 Mei 2015 ]3. Cheatham, M.L., et al. 2014. Shock : An Overview. Orlando, Florida: Department of Surgical Education Orlando Regional Medical Center. 4. Kanaparthi, L.K. 2013. Distributive Shock. Medscape. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/168689-overview. [ Accessed 15 Mei 2015 ]5. Morgan, C., Wheeler, D.S. 2013. Obstructive Shock. United State of America : The Open Pediatric Medical Journal.6. Jacob, C.M., Kumar, P. 2014. The challenge in management of hemorrhagic shock in trauma. India : Medical Journal Armed Forces India.7. Cherkas, D. 2011. Traumatic Hemorrhagic Shock : Advance Iin Fluid Management. New York : EB Medicine.8.