129
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 2009-2013) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Pekalongan Disusun oleh : Nama : Aidatul Alvia NPM : 0110427112 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEKALONGAN TAHUN 2015

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SKIRIPSI MENGENAI EFISIENSI PERBANKAN DALAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA GUNA MENYELESAIKAN STUDI S1 UNIVERSITAS PEKALONGAN

Citation preview

  • ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN

    DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT

    ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM DI INDONESIA TAHUN 2009-2013)

    Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program

    Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

    Universitas Pekalongan

    Disusun oleh :

    Nama : Aidatul Alvia

    NPM : 0110427112

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS PEKALONGAN

    TAHUN 2015

  • ii

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS PEKALONGAN

    Status Terakreditasi SK BAN-PT Nomor : 372/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2014

    TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

    ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN

    PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM

    DI INDONESIA TAHUN 2009-2013)

    Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program

    Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

    Universitas Pekalongan

    Disusun oleh

    Nama : Aidatul Alvia

    NPM : 0110427112

    Penguji I Penguji II

    Drs. Sugiarto, S.IP, M.Si M. Sigit Taruna, S.E, M.Si

    Pembimbing I Pembimbing II

    Drs. H.A Sakhowi, ME Dra. Retnowati, M.Si

    Dekan

    Hj. Zahro SE., M.Si

  • iii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya judul ANALISIS

    TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA

    ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

    MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM DI INDONESIA

    TAHUN 2009-2013) benar-benar merupakan hasil karya saya, tidak orang lain

    dan bukan merupakan pengambilalihan atau pikiran orang lain yang saya akui

    sebagai tulisan atau pikiran saya.

    Apabila saya kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini

    merupakan hasil duplikat (plagiat) atau dibuatkan orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

    Pekalongan, 02 Maret 2015

    Aidatul Alvia

  • iv

    ABSTRAKSI

    ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM

    DI INDONESIA PADA TAHUN 2009-2013)

    Efisiensi merupakan cerminan dari kualitas kinerja yang baik dari sebuah

    perusahaan terutama perbankan. Bank dikatakan efisien jika bank tersebut dapat

    mengelola input yang ada untuk menghasilkan output yang maksimal. Penelitian

    ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi bank umum di Indonesia selama

    periode 2009-2013 dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis

    (DEA). Untuk perhitungan tingkat efisiensi dengan DEA, penelitian ini

    menggunakan Dana Pihak Ketiga, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Bunga sebagai

    variabel input serta Kredit yang Diberikan dan Laba sebagai variabel output.

    Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh

    sampel sebanyak 24 bank yang terdiri dari bank perseroan, BUSN Devisa, BUSN

    Non Devisa dan bank campuran. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi untuk

    mengetahui pengaruh antara CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA terhadap Tingkat

    Efisiensi. Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya 2 bank yang telah mencapai

    tingkat efisiensi sempurna (100%) 5 tahun berturt-turut selama periode penelitian

    sedangkan 22 bank yang lain tingkat efisiensinya masih di bawah angka 100%.

    Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel

    independen berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Efisiensi dengan tingkat

    signifikansi 0,001. Dan secara parsial diketahui bahwa variabel Return On Asset

    berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Efisiensi sedangkan Capital Adequacy

    Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional

    Pendapatan Operasional tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tingkat

    Efisiensi.

    Kata kunci : Tingkat Efisiensi, Data Envelopment Analysis, Capital Adequacy

    Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Biaya

    Operasional Pendapatan Operasional dan Return On Asset.

  • v

    ABSTRACT

    ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM

    DI INDONESIA PADA TAHUN 2009-2013)

    Efficiency is a reflection of the quality of the good performance of a

    company especially banks. Bank is said to be efficient if the bank can manage

    inputs to produce outputs of the maximum. This study aims to analyze the level of

    efficiency of commercial banks in Indonesia during period 2009-2013 by using

    the approach of Data Envelopment Analysis (DEA). For the calculation of the

    level efficinecy with DEA, this research using Total Deposits, Price of Labour,

    and Price of Fund as input variables and Total Loans and Income as output

    variables.

    The sampling technique used was purposive sampling and obtained a

    sample of 24 banks consisting of a government banks, foreign exchange banks,

    non foreign exchange banks and mixture banks. Test the hypothesis using

    regression analysis to determine the effect of CAR, NPL, LDR, Operating Expense

    to Operating Income (OE/OI) and ROA on Level of Efficiency.

    The analysis showed that only two banks that have reached the level of

    efficiency is perfect (100%) for 5 years during the study period, while 22 other

    banks have a level of efficiency that is still below the rate of 100%. Regression

    analysis showed that simultaneously all independent variables significantly

    influence the level of efficiency with a significance level of 0.001 . And partially

    known that the variable Return On Assets significantly influence the level of

    efficiency while the Capital Adequacy Ratio , Non Performing Loan , Loan to

    Deposit Ratio , Operating Expense to Operating Income (OE/OI) not significantly

    affect the level of efficiency.

    Keywords : Level of Efficiency, Data Envelopment Analysis, Capital Adequacy

    Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, Operating

    Expense to Operating Income and Return On Asset.

  • vi

    MOTTO

    Jangan lihat masa lalu dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan

    dengan ketakutan tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran

    (James Thurber)

    There are seven sins in the world : Wealth without work, Pleasure without

    conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science

    without humanity, Worship without sacrifice and Politics without principle

    (Mahatma Gandhi)

    Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua : yaitu mereka yang berpikir

    gagal padahal tidak pernah melakukannya dan mereka yang melakukan

    kegagalan dan tak pernah memikirkannya

    (John Charles)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya ini untuk orang-

    orang tercinta :

    Ibunda (Ibu Maryam) yang tulus hatinya yang suci kasih cintanya dan

    Ayahanda (Bapak Sutrisno) yang arif arahannya yang tegas kata-

    katanya, keduanya tak pernah jemu mendoakanku dan menjadi

    motivator terbesar dalam hidupku

    Kakak-kakakku yang selalu memberi dukungan tanpa mengharap imbal

    jasa

    Bapak/Ibu Dosen yang aku hormati terima kasih atas semua bimbingan

    yang telah diberikan

    Sahabat-sahabat tercinta yang memberi support dan semangat setiap

    saat, terima kasih atas kebersamaannya dan terima kasih untuk pundak

    yang selalu kalian berikan untuk bersandar

    Teman-teman Angkatan 2011 Prodi Manajemen FE Unikal

    Untuk Almamaterku Universitas Pekalongan

    Serta semua pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih

    dan semoga amal ibadah kalian semua dicatat sebagai budi baik oleh

    Allah SWT

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb

    Puji syukur yang tak terhingga atas kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya , sholawat serta salam senantiasa kehadirat

    Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    dengan judul ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN DENGAN

    PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) DAN FAKTOR-

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS BANK UMUM

    DI INDONESIA TAHUN 2009-2013).

    Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam

    menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas

    Pekalongan. Dalam penulisan skripsi ini walaupun telah dibuat secara optimal dan

    mencurahkan segala kemampuan baik tenaga maupun pikiran tetapi penulis

    menyadari bahwa masih kurang dari kesempurnaan. Hal ini semata-mata karena

    terbatasnya ilmu, wawasan serta pengetahuan penulis. Sehingga penulis

    mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam skripsi ini.

    Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dan

    dukungan moril maupun bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung

    maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dan dengan segala

    kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

    1. Bapak dan Ibu tercinta atas doa, dukungan dan kasih sayangnya selama

    ini

  • ix

    2. Bapak Suryani, S.H., M.Hum selaku Rektor Universitas Pekalongan

    3. Ibu Hj. Zahro S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

    Pekalongan

    4. Ibu Kamalina Din Jannah selaku Kepala Program Studi Manajemen

    5. Bapak Drs. H.A. Sakhowi, ME selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dra.

    Retnowati, M.Si selaku dosen pembimbing II

    6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

    Pekalongan atas ilmu dan pelayanan yang telah diberikan

    7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

    ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

    Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua

    pihak, khususnya pembaca yang membutuhkan informasi yang berkaitan dengan

    skripsi ini.

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Pekalongan, 02 Maret 2015

    Penulis

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iii

    ABSTRAKSI ................................................................................................. iv

    MOTTO ......................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN .......................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

    1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................... 6

    1.2.1 Identifikasi Masalah ............................................................... 6

    1.2.2 Pembatasan Masalah .............................................................. 7

    1.2.3 Perumusan Masalah ................................................................ 7

    1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

    1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

    2.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................ 10

    2.2 Landasan Teori ................................................................................ 17

  • xi

    2.2.1 Efisiensi Perbankan ................................................................ 17

    2.2.2 Pengukuran Efisiensi Perbankan............................................ 19

    2.2.3 Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Perbankan .... 20

    2.2.4 Bank ....................................................................................... 22

    2.2.4.1 Pengertian Bank......................................................... 22

    2.2.4.2 Fungsi dan Peran Bank .............................................. 23

    2.2.4.3 Jenis-Jenis Bank ........................................................ 25

    2.2.5 Konsep Data Envelopment Analysis (DEA) .......................... 29

    2.2.6 Determinan Tingkat Efisiensi ................................................ 31

    2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 33

    2.4 Hipotesis ............................................................................................ 36

    BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 37

    3.1 Jenis dan Obyek Penelitian ................................................................ 37

    3.2 Operasionalisasi Variabel .................................................................. 37

    3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ............................................ 45

    3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 46

    3.5 Teknik Analisis .................................................................................. 47

    3.5.1 Model DEA ............................................................................ 47

    3.5.1.1 Pembobotan dalam DEA ........................................... 48

    3.5.1.2 Keunggulan DEA ...................................................... 49

    3.5.1.3 Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank ................ 49

    3.5.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 51

    3.5.2.1 Uji Normalitas ........................................................... 51

  • xii

    3.5.2.2 Uji Multikolonieritas ................................................. 52

    3.5.2.3 Uji Autokorelasi ........................................................ 54

    3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 56

    3.5.3 Model Regresi ........................................................................ 56

    3.5.4 Pengujian Hipotesis ............................................................... 57

    3.5.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f) ................. 57

    3.5.4.2 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) .................. 58

    3.5.5 Menilai Goodness of Fit Suatu Modal ................................... 59

    3.5.5.1 Koefisien Determinasi (R2) ....................................... 60

    BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ...................................... 63

    4.1 Sejarah Singkat BEI .......................................................................... 63

    4.2 Lokasi BEI ......................................................................................... 64

    4.3 Struktur Organisasi BEI .................................................................... 65

    4.4 Tata Kelola BEI ................................................................................. 66

    BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 71

    5.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................................ 71

    5.2 Hasil Analisis Efisiensi Perbankan .................................................... 73

    5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................... 77

    5.3.1 Uji Normalitas ........................................................................ 77

    5.3.2 Uji Multikolonieritas .............................................................. 78

    5.3.3 Uji Autokorelasi ..................................................................... 79

    5.3.4 Uji Heteroskedastisitas........................................................... 80

    5.4 Analisis Regresi ................................................................................. 80

  • xiii

    5.5 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................. 81

    5.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................ 81

    5.5.2 Uji Parameter Individual (Uji Statistik t) ............................... 82

    5.6 Pembahasan ....................................................................................... 84

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 92

    6.1 Simpulan ............................................................................................ 93

    6.2 Saran .................................................................................................. 95

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 96

    LAMPIRAN ................................................................................................... 99

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Indikator Kinerja Perbankan Komersial di Indonesia ............. 2

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 14

    Tabel 5.1 Kriteria Perolehan Sampel ...................................................... 71

    Tabel 5.2 Nama Objek yang dijadikan Sampel Penelitian ...................... 72

    Tabel 5.3 Data Input dan Output Perhitungan Efisiensi (DEA) 2009 .... 74

    Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Efisiensi Pendekatan DEA 2009-2013 ...... 76

    Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 77

    Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolonieritas ..................................................... 78

    Tabel 5.7 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................ 79

    Tabel 5.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 80

    Tabel 5.9 Hasil SPSS Regresi Linier Berganda ...................................... 81

    Tabel 5.10 Hasil ANOVA (Uji F) ............................................................. 82

    Tabel 5.11 Hasil SPSS Nilai t-Hitung ....................................................... 83

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................. 35

    Gambar 4.1 Peta Lokasi BEI .................................................................... 65

    Gambar 4.2 Struktur Organisasi BEI ....................................................... 66

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2009 .................. 99

    Lampiran 2 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2010 .................. 100

    Lampiran 3 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2011 .................. 101

    Lampiran 4 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2012 .................. 102

    Lampiran 5 Variabel Input dan Output Efisiensi Tahun 2013 .................. 103

    Lampiran 6 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2009 ....................... 104

    Lampiran 7 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2010 ....................... 105

    Lampiran 8 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2011 ....................... 106

    Lampiran 9 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2012 ....................... 107

    Lampiran 10 Rekapitulasi Perhitunga Regresi Tahun 2013 ..................... 108

    Lampiran 11 Uji Normalitas ..................................................................... 109

    Lampiran 12 Uji Multikolonieritas ........................................................... 110

    Lampiran 13 Uji Autokorelasi .................................................................. 110

    Lampiran 14 Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 111

    Lampiran 15 Uji Koefisien Determinasi ................................................... 111

    Lampiran 16 Uji Hipotesis ........................................................................ 111

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Kondisi perekonomian global saat ini mencerminkan kondisi

    perekonomian yang tidak stabil. Di lain sisi dengan adanya pasar

    perdagangan bebas pada era globalisasi ini menimbulkan persaingan

    usaha yang semakin ketat. Kondisi ini baik secara langsung maupun

    tidak akan berpengaruh terhadap kondisi perekonomian di beberapa

    negara berkembang tidak terkecuali di Indonesia.

    Kondisi tersebut juga berdampak pada kelangsungan hidup sebuah

    perusahaan termasuk perbankan. Bank memiliki peran yang penting di

    era ini karena salah satu fungsinya adalah sebagai perantara antara

    sektor surplus dengan sektor defisit (fungsi intermediasi). Dengan

    persaingan yang semakin ketat itulah memaksa bank untuk mampu

    mengelola manajemen dengan baik dan dituntut untuk mencapai

    efisiensi maksimal.

    Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi inilah yang membuat

    dunia perbankan harus bertindak rasional dan salah satu kata kunci

    yang harus diperhatikan adalah efisiensi. Untuk mencapai indikator

    efisiensi, bank harus dapat mengelola sumber daya input yang dimiliki

    untuk menghasilkan output secara maksimal. Kinerja perbankan tidak

    lepas dari peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral yang

    menerapkan kebijakan dan melakukan pengawasan efektif terhadap

  • 2

    kondisi bank agar tercipta kondisi yang mandiri, sehat dan efisien.

    Menurut Bank Indonesia (BI), meski pertumbuhan industri perbankan

    nasional terus mengalami perbaikan, namun kontribusinya dalam

    pembangunan ekonomi nasional masih sub-optimal alias belum

    memadai. (Firman Taufik : 2014).

    Pencapaian tingkat efisiensi adalah cerminan dari kualitas kinerja

    yang baik. Penilaian tingkat kesehatan dan produktivitas sebuah bank

    dilakukan berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku. (Meina : 2009). Salah satu indikator yang digunakan

    untuk menilai tingkat kesehatan, termasuk tingkat efisiensi perbankan

    adalah menggunakan rasio keuangan yang telah dikalkulasi pada

    laporan keuangan bank terkait.

    Umumnya, dalam mengevaluasi tingkat kesehatan menurut

    ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia mengacu pada unsur-

    unsur modal (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen

    (management), laba (earning) dan likuiditas (likudity) atau CAMEL.

    Tabel 1.1

    Indikator Kinerja Perbankan Komersial di Indonesia

    Indikator Utama Des-08 Des-09 Des-10 Des-11 Des-12 Ketentuan BI

    CAR (%) 16,12 17,42 17,17 16,07 17,32 >8%

    NPL (%) 3,20 3,31 2,56 2,17 1,87 1,5%

    BOPO (%) 84,10 86,63 86,09 85,34 74,15 60% - 70%

    LDR (%) 74,00 72,88 75,50 79,00 83,96 85% - 110%

    Sumber : Statistik perbankan Indonesia (data diolah)

  • 3

    Menurut Paul Sutaryono (SINDO, 20 Februari 2013) bahwa

    pencapaian tingkat efisiensi bank nasional salah satunya diukur dengan

    Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional

    (BOPO). Dari tabel di atas dapat dilihat dari rasio Biaya Operasional

    dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO) yang

    menunjukkan tingkat efisiensi perbankan tidak sesuai dengan ketentuan

    Bank Indonesia (BI). BOPO yang ideal berada pada kisaran angka 60%

    sampai dengan 70% sedangkan pada tabel periode 2008 hingga 2012

    masih menunjukkan angka BOPO yang masih di atas 60%. Hal ini

    menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia masih belum efisien.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi yang mengarah

    pada ketidakefisiensian suatu bank sangat penting untuk diketahui agar

    pihak manajemen dapat melakukan perbaikan terhadap hal tersebut.

    Yang menjadi salah satu penyebab ketidakefisiensian tersebut adalah

    pihak bank belum mampu mengolah sumber daya input yang ada untuk

    menghasilkan output yang maksimal. Untuk itu perlu adanya bank lain

    yang dapat dijadikan sebagai pembanding terkait dengan tingkat

    efisiensi suatu bank. Dengan analisis tersebut maka dapat diketahui

    penggunaan input yang belum efisien serta faktor-faktor apa saja yang

    dapat mempengaruhi tingkat efisiensi suatu bank.

    Namun, pengukuran efisiensi dengan menggunakan analisis

    berdasarkan rasio terkadang tidak dapat menggambarkan kondisi bank

  • 4

    yang sebenarnya serta hasilnya tidak mudah diinterpretasikan. (Meina :

    2009).

    Pada intinya, efisiensi dapat diartikan sebagai perbandingan antara

    output (keluaran) dan input (masukan). Input yang dimaksud di sini

    adalah sumber daya yang digunakan bank untuk menghasilkan suatu

    keluaran (output), sedangkan output adalah hasil keluaran dari bank

    dengan mengelola input. (Sofjan : 1999).

    Dalam penilaiannya, efisiensi perbankan tidak dapat dinilai hanya

    dari pengukuran rasio semata, tetapi perlu memperhitungkan seluruh

    input dan output yang ada. Kendala dalam pengukuran ini adalah

    karena bank yang memiliki multi input dan multi output untuk proses

    produksinya sehingga penelitian ini menggunakan sebuah analisis yang

    dinamakan Data Envelopment Analysis (DEA). Analisis ini mempunyai

    prinsip kerja yang dapat membandingkan sejumlah data input dan

    output dari suatu organisasi untuk mendapatkan hasil efisiensi relatif

    dari organisasi tersebut. Pendekatan DEA telah banyak digunakan

    untuk mengukur tingkat efisiensi perbankan.

    Meina Wulansari (2009) meneliti efisiensi industri perbankan

    dengan pendekatan DEA dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

    dengan objek perbankan komersial pada periode 2002-2008. Dalam

    mengukur tingkat efisiensinya dengan pendekatan Data Envelopment

    Analysis (DEA), variabel input yang digunakan adalah dana pihak

    ketiga, biaya tenaga kerja dan biaya bunga. Sedangkan variabel output

  • 5

    yang digunakan antara lain kredit yang diberikan dan laba yang

    dihasilkan. Untuk analisis regresi digunakan variabel dependen yaitu

    tingkat efisiensi dan variabel independen antara lain Size/Total Aset,

    Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Status

    Go Public, dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Penelitian ini

    menyimpulkan bahwa dengan analisis dengan DEA rata-rata bank-bank

    di Indonesia belum beroperasi pada skala efisiensi. Hasil analisis

    regresi menunjukkan hubungan signifikan positif antara Size, CAR,

    LDR terhadap efisiensi bank sementara status go public menunjukkan

    signifikan negatif terhadap efisiensi bank, tetapi NPL tidak

    mempengaruhi efisiensi bank.

    Andi Arifin (2009), meneliti tentang pengukuran tingkat efisieni

    bank dengan pendekatan DEA yang menggunakan objek penelitian

    yaitu bank umum pada periode 2006-2008. Penelitian ini juga bertujuan

    untuk mengetahui perbedaan tingkat efisiensi antara bank umum milik

    negara (BUMN) dengan bank umum swasta nasional (BUSN) yang

    menggunakan metode analysis of variance (ANOVA). Hasil dari

    penelitian ini dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)

    menunjukkan bahwa tingkat efisiensi BUMN dan BUSN bervariasi

    mulai dari yang telah beroperasi dengan efisien sampai dengan yang

    beroperasi kurang efisien. Hasil pengujian hipotesis dengan metode

    ANOVA menunjukkan bahwa antara BUMN dengan BUSN terdapat

    perbedaan nilai efisiensi secara signifikan.

  • 6

    Selain menilai tingkat efisiensi perbankan di Indonesia, tujuan lain

    dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang dapat

    mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan yaitu antara lain

    menggunakan CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA. Berdasarkan uraian

    di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

    Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan dengan Pendekatan Data

    Envelopment Analysis (DEA) dan Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhinya.

    1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1.2.1 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat

    diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

    1. Sering terjadi pengelolaan input yang belum maksimal pada bank

    sehingga outputnya juga tidak maksimal sehingga efisiensi

    perbankan di Indonesia belum tercapai maksimal.

    2. Banyak bank di Indonesia yang belum mencapai tingkat efisiensi

    maksimum dan banyak bank yang tidak memperhatikan hal-hal

    apa saja yang menyebabkan inefisiensi.

    3. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan

    antara lain ukuran perusahaan (Size) yang umumnya

    dipresentasikan oleh jumlah nilai aset yang dimiliki sebuah bank,

    Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk menilai kecukupan modal

    sebuah bank, tingkat likuditas bank yang dilihat dari Loan to

    Deposit Ratio (LDR), Non performing Loan (NPL) yang dapat

  • 7

    menunjukkan kualitas pengelolaan kredit, struktur modal yang

    dapat ditunjukkan dengan Debt to Equity Ratio (DER),

    kemampuan bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan

    yang dapat diproksikan dengan rasio Return On Asset (ROA),

    faktor lain dilihat dari bagaimana manajemen dalam

    mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan

    operasional suatu bank dengan rasio Biaya Operasional terhadap

    Pendapatan Operasional (BOPO) dan status Go Public. (Ayu :

    2010).

    1.2.2 Pembatasan Masalah

    Pembatasan ruang lingkup penelitian dilakukan untuk

    mempermudah pemecahan masalah yaitu bagaimana analisis tingkat

    efisiensi perbankan di Indonesia tahun 2009-2013 dengan

    menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dan

    faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat efisiensi perbankan

    yang digunakan dalam penelitian ini antara lain CAR, NPL, LDR,

    BOPO dan ROA.

    1.2.3 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas penulis telah merumuskan permasalahan

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dengan

    pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) ?

    2. Adakah pengaruh secara simultan CAR, NPL, LDR, BOPO

    dan ROA terhadap tingkat efisiensi bank ?

  • 8

    3. Adakah pengaruh secara parsial CAR, NPL, LDR, BOPO dan

    ROA terhadap tingkat efisiensi bank ?

    4. Seberapa besar pengaruh CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA

    terhadap tingkat efisiensi bank dan variabel mana yang

    pengaruhnya lebih dominan terhadap tingkat efisiensi bank ?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat efisiensi perbankan di

    Indonesia dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA).

    2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan CAR,

    NPL, LDR, BOPO dan ROA terhadap tingkat efisiensi bank.

    3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial CAR,

    NPL, LDR, BOPO dan ROA terhadap tingkat efisiensi bank.

    4. Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh CAR,

    NPL, LDR, BOPO dan ROA terhadap tingkat efisiensi bank dan

    variabel mana yang pengaruhnya lebih dominan terhadap tingkat

    efisiensi bank.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan sebagai

    berikut:

    1. Kegunaan Akademis

    Untuk menambah dan mengembangkan wawasan khususnya

    mengenai tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dan

    mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

  • 9

    efisiensi perbankan dengan pendekatan Data Envelopment

    Analysis (DEA).

    Sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut dan menambah

    pengetahuan serta bahan kepustakaan.

    2. Kegunaan Praktis

    Untuk dapat menjadi sumbangan penulisan berupa saran atau usul

    bagi pihak manajemen dan sebagai bahan masukan untuk

    pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

    mengevaluasi tingkat efisiensi perbankan dan faktor-faktor yang

    mempengaruhinya dengan pendekatan Data Envelopment Analysis

    (DEA) sehingga memperoleh hasil efisiensi yang tepat.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

    Kartika Wahyu Sukarno (2005) meneliti tentang analisis faktor-

    faktor yang mempengaruhi kinerja b$ank umum di Indonesia. Penelitian

    menggunakan variabel rasio keuangan yang antara lain menggunakan

    CAR, LDR, NPL, DER, BOPO sebagai variabel independen dan

    profitabilitas sebagai variabel dependen yang diproksikan dengan ROA.

    Hasil penelitian yang menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa

    variabel CAR, LDR dan BOPO signifikan terhadap ROA sedangkan NPL

    dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

    Penelitian lain dilakukan oleh Ayu Putri Intan Pertiwi (2010), terkait

    dengan tingkat kesehatan dan kebangkrutan perbankan yang menggunakan

    rasio CAMEL sebagai indikator. Penelitiannya menggunakan analisis

    regresi berganda dan uji beda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

    diperoleh hasil bahwa rasio CAMEL (CAR, NPL, ROA, BOPO, NIM,

    LDR) hanya rasio NPL dan ROE yang memiliki pengaruh signifikan

    dalam memprediksi kondisi bermasalah pada perbankan Indonesia dengan

    signifikansi masing-masing sebesar 0,026 dan 0,009.

    Sedangkan penelitian terdahulu yang menganalisis kinerja perbankan

    dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dilakukan oleh

    Zaenal Abidin (2007) yang objeknya Bank Pembangunan Daerah (BPD).

    Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi sehingga variabel

  • 11

    input yang digunakan antara lain total simpanan, biaya tenaga kerja dan

    aktiva tetap sedangkan variabel output yang digunakan antara lain total

    kredit dan total pendapatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    kinerja efisiensi teknis bank BPD yang mempunyai aset lebih besar, lebih

    efisien daripada bank BPD yang mempunyai aset menengah dan kecil.

    Andi Arifin (2009) meneliti mengenai analisis tingkat efisiensi bank

    dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan objek yang

    berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Zainal Abidin (2007) yaitu

    bank BUMN dan BUMS. Penelitian Andi disertai dengan menganalisis

    perbedaan nilai efisiensi yang menggunakan metode Analisis of Variance

    (ANOVA). Variabel input yang digunakan terdiri dari aktiva tetap (fixed

    asset), biaya personalia/gaji (salary expense), biaya bunga (interest

    expense), biaya selain bunga (other non interest expense) dan pembelian

    surat berharga (purchase fund) sedangkan variabel output terdiri dari

    aktiva produktif (earning asset), pendapatan bunga (interest income) dan

    pendapatan selain bunga (non interest income). Hasilnya menunjukkan

    bahwa tingkat efisiensi BUMN dan BUSN bervariasi mulai dari yang telah

    beroperasi dengan efisien sampai dengan yang beroperasi kurang efisien.

    Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa antara BUMN dan BUSN

    terdapat perbedaan nilai efisiensi secara signifikan.

    Penelitian lain yang menggunakan variabel input antara lain price of

    labour, price of funds, total assets dan total deposits (DPK) dan variabel

    output antara lain total credit, NIM, LDR, CAR dan ROA yang dilakukan

  • 12

    Abdul Rozak (2009) menunjukkan bahwa nilai efisiensi pada sektor

    perbankan di Indonesia diperoleh bahwa kelompok Bank BUSN Non

    Devisa menempati nilai efisiensi paling tinggi, disusul kemudian

    kelompok Bank BUMN (Persero) dan kelompok Bank BUSN Devisa.

    Hasil perbandingan berdasarkan kelompok bank yang diuji dengan

    ANOVA selama periode penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang

    signifikan terhadap nilai efisiensinya (p < 0,05).

    Untuk penelitian efisiensi perbankan dengan pendekatan Data

    Envelopment Analysis (DEA) yang sekaligus menggunakan analisis

    regresi dilakukan oleh Meina Wulansari Yuniar (2009). Variabel input

    yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Biaya Tenaga Kerja

    dan Biaya Bunga sedangkan variabel output yang digunakan adalah kredit

    yang diberkan dan laba. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata

    bank-bank di Indonesia belum beroperasi pada skala efisiensi. Hasil

    regresi menunjukkan hubungan signifikan positif antara Size, CAR, LDR

    terhadap efisiensi bank sementara status go public menunjukkan signifikan

    negatif terhadap efisiensi bank, tetapi NPL tidak mempengaruhi efisiensi

    bank.

    Selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Sandi

    Kusuma Wardana (2011) juga menggunakan pendekatan DEA. Penelitian

    menggunakan variabel input antara lain salary expense (biaya personalia),

    fixed asset (aktiva tetap), interest expense (biaya bunga), non interest

    expense (biaya diluar bunga) dan purchase fund (pembelian surat

  • 13

    berharga) sedangkan variabel output yang digunakan adalah earning asset

    (aktiva produktif), interest income (pendapatan bunga) dan non interest

    income (pendapatan non bunga). Hasil dari penelitian dengan pendekatan

    DEA ini adalah bahwa secara rata-rata bank umum yang menjadi sampel

    penelitian menunjukkan hasil yang tidak efisien (kurang dari 1 atau

    100%), yaitu 99,3% pada tahun 2005, 96,5% pada tahun 2006, 99,3% pada

    tahun 2007, 98% pada tahun 2008, 99,7% pada ptahun 2009, 99,6% pada

    tahun 2010.

  • 14

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    Nama Peneliti Judul Alat Analisis Hasil Penelitian Perbedaan

    Kartika Wahyu

    Sukarno (2005)

    Analisis Faktor-Faktor

    yang Mempengaruhi

    Kinerja Bank Umum di

    Indonesia

    Regresi Linier

    Berganda

    Variabel CAR, LDR dan BOPO

    signifikan terhadap ROA

    sedangkan NPL dan DER tidak

    berpengaruh signifikan terhadap

    ROA

    Penelitian ini hanya

    menggunakan rasio

    keuangan untuk menilai

    kinerja dari bank umum

    Zaenal Abidin

    (2007)

    Analisis Kinerja Efisiensi

    Teknis Bank

    Pembangunan Daerah

    dengan Pendekatan DEA

    Data Envelopment

    Analysis (DEA)

    Kinerja efisiensi teknis bank BPD

    mempunyai aset lebih besar lebih

    efisien daripada bank BPD

    mempunyai aset menengah dan

    kecil jika di ukur dengan

    pendekatan DEA

    Pada penelitian ini

    variabel input yang terdiri

    dari total simpanan, biaya

    tenaga kerja dan aktiva

    tetap sedangkan variabel

    output yang terdiri dari

    total kredit dan total

    pendapatan

    Andi Arifin

    (2009)

    Analisis Tingkat

    Efisiensi Bank dengan

    Pendekatan DEA (Studi

    Kasus Bank Umum di

    Indonesia Tahun 2006-

    2008)

    Data Envelopment

    Analysis (DEA) dan

    ANOVA

    Dengan pendekatan DEA

    dihasilkan bahwa tingkat efisiensi

    BUMN dan BUSN bervariasi

    mulai dari yang telah beroperasi

    dengan efisien sampai dengan yang

    beroperasi kurang efisien. Hasil

    pengujian hipotesis menunjukkan

    bahwa antara BUMN dan BUSN

    terdapat perbedaan nilai efisiensi

    secara signifikan.

    Variabel input terdiri dari

    aktiva tetap, biaya

    personalia/gaji, biaya

    bunga, biaya selain bunga

    dan pembelian surat

    berharga sedangkan

    variabel output terdiri dari

    aktiva produktif,

    pendapatan bunga dan

    pendapatan selain bunga.

  • 15

    Abdul Rozak

    (2009)

    Analisis Kinerja Efisiensi

    Bank Umum di Indonesia

    dengan Pendekatan

    Metode DEA

    Data Envelopment

    Analysis (DEA) dan

    ANOVA

    Dengan pendekatan DEA,

    dihasilkan nilai efisiensi pada

    sektor perbankan di Indonesia

    diperoleh bahwa kelompok Bank

    BUSN Non Devisa menempati nilai

    efisiensi paling tinggi, disusul

    kemudian kelompok Bank BUMN

    (Persero) dan kelompok Bank

    BUSN Devisa. Hasil perbandingan

    berdasarkan kelompok bank yang

    diuji dengan ANOVA selama

    periode penelitian menunjukkan

    adanya perbedaan yang signifikan

    terhadap nilai efisiensinya (p <

    0,05).

    Variabel input yang

    digunakan adalah price of

    labour, price of funds,

    total assets dan total

    deposits (DPK).

    Sedangkan variabel output

    yang digunakan adalah

    total credit, NIM, LDR,

    CAR dan ROA.

    Meina

    Wulansari

    Yuniar (2009)

    Analisis Efisiensi

    Industri Perbankan

    dengan Pendekatan DEA

    dan Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhinya

    (Perbankan Komersial

    Pada Periode 2002-2008)

    Data Envelopment

    Analysis (DEA) dan

    Regresi

    Rata-rata bank-bank di Indonesia

    belum beroperasi pada skala

    efisiensi jika di ukur dengan

    pendekatan DEA. Hasil analisis

    regresi menunjukkan hubungan

    signifikan positif antara Size, CAR,

    LDR terhadap efisiensi bank

    sementara status go public

    menunjukkan signifikan negatif

    terhadap efisiensi bank, tetapi NPL

    tidak mempengaruhi efisiensi bank.

    Dalam analisis regresi,

    variabel indepenen yang

    digunakan antara lain Size,

    CAR, LDR, NPL dan

    status go public

  • 16

    Ayu Putri Intan

    Pertiwi (2010)

    Analisis Penggunaan

    Rasio CAMEL sebagai

    Indikator Tingkat

    Kesehatan dan

    Kebangkrutan Perbankan

    Regresi

    Rasio CAMEL (CAR, NPL, ROA,

    BOPO, NIM, LDR) hanya rasio

    NPL dan ROE yang memiliki

    pengaruh signifikan dalam

    memprediksi kondisi bermasalah

    pada perbankan Indonesia dengan

    signifikansi masing-masing sebesar

    0,026 dan 0,009

    Penelitian ini hanya

    menggunakan rasio

    keuangan untuk menilai

    kinerja dari bank umum

    Sandi Kusuma

    Wardana (2011)

    Analisis Tingkat

    Efisiensi Perbankan

    dengan Pendekatan Non

    Parametrik Data

    Envelopment Analysis

    (DEA)

    Data Envelopment

    Analysis (DEA)

    Secara rata-rata bank umum yang

    menjadi sampel penelitian

    menunjukkan hasil yang tidak

    efisien (kurang dari 1 atau 100%),

    yaitu 99,3% pada tahun 2005,

    96,5% pada tahun 2006, 99,3%

    pada tahun 2007, 98% pada tahun

    2008, 99,7% pada tahun 2009,

    99,6% pada tahun 2010.

    Variabel input yang

    digunakan antara lain

    salary expense, fixed asset

    , interest expense, non

    interest expense dan

    purchase fund sedangkan

    variabel output yang

    digunakan adalah earning

    asset, interest income dan

    non interest income.

  • 17

    2.2 Landasan Teori

    2.2.1 Efisiensi Perbankan

    Efisiensi adalah salah satu aspek penting yang menunjukkan

    kinerja sebuah perusahaan. Dalam hal ini, efisiensi bukan hanya

    sekadar menekan biaya serendah mungkin dalam operasional

    perusahaan tetapi bagaimana pengelolaan faktor-faktor produksi

    (input) yang sedemikian rupa untuk memperoleh hasil (output) yang

    optimal.

    Efisiensi diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan

    dengan tujuan organisasi yang harus dicapai oleh perusahaan. (Agus

    Maulana, 1997:46). Suatu perusahaan dapat dikatakan efisien

    menurut Ida (2006), apabila :

    1) Mempergunakan jumlah unit input yang lebih sedikit

    dibandingkan dengan jumlah input yang dipergunakan oleh

    perusahaan lain dengan menghasilkan output yang sama,

    2) Menggunakan jumlah unit input yang sama, dapat

    menghasilkan jumlah output yang lebih besar.

    Sedangkan menurut Ghofur dalam Atmawardhana (2006) ada

    tiga faktor yang menyebabkan efisiensi, yaitu :

    1) Apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output

    yang lebih besar,

  • 18

    2) Input yang lebih kecil dapat menghasilkan output yang sama,

    dan

    3) Dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output

    yang lebih besar lagi.

    Efisiensi dari perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu

    efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis

    mencerminkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan

    output dengan sejumlah input yang tersedia. Sedangkan efisiensi

    alokatif mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

    mengoptimalkan penggunaan inputnya, dengan struktur harga dan

    teknologi produksinya. (Farrell : 1957).

    Pada penelitian ini, yang akan digunakan adalah jenis

    pengukuran efisiensi teknis yang meliputi kegiatan operasional

    perbankan, sedangkan pengukuran efisiensi alokatif tidak

    dipertimbangkan.

    Efisiensi teknik merupakan kombinasi antara kapasitas dan

    kemampuan unit ekonomi untuk memproduksi output sampai pada

    tingkat maksimum dari sejumlah input dan teknologi. (Andi :

    2009). Efisiensi ini bersifat relatif karena dapat dilakukan pada

    berbagai skala unit kegiatan, baik pada sektor publik atau swasta.

    Efisiensi teknis hanya merupakan satu komponen dari efisiensi

    ekonomi secara keseluruhan. Namun, dalam rangka mencapai

  • 19

    efisiensi ekonominya, suatu perusahaan harus efisien secara teknis.

    (Kumbhaker dan Lovell : 2000).

    2.2.2 Pengukuran Efisiensi Perbankan

    Menurut Harjum dan Pusvitasari (2007) dalam Maflachatun

    (2010), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya

    perbankan yaitu :

    1. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan yang dalam pengukuran

    efisiensi dilakukan dengan menghitung perbandingan output

    dengan input yang digunakan. Dengan pendekatan ini, efisiensi

    akan dinilai tinggi apabila bank dapat memproduksi jumlah

    output yang maksimum dengan input tertentu.

    =

    Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak

    input dan output yang akan dihitung secara bersamaan

    membutuhkan banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi

    yang tidak tegas.

    2. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan

    model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai

    tingkat input tertentu.

    = (1,2,3,4,)

    Dimana :

    Y = output

    X = input

  • 20

    Pendekatan regresi akan menghasilkan perkiraan hubungan

    yang digunakan untuk memproduksi tingkat output yang

    dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat

    output tertentu. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi

    kondisi banyak output karena hanya satu indikator output yang

    dapat ditampung dalam sebuah regresi.

    3. Pendekatan frontier, pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu

    : parametrik dan non parametrik. Pendekatan parametrik terdiri

    dari stochastic Frontier Approach (SFA), Distribution Free

    Approach (DFA) dan Thick Frontier Approach (TFA),

    sedangkan pendekatan non parametrik meliputi Data

    Envelopment Analysis (DEA).

    2.2.3 Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi Bank

    Konsep-konsep yang digunakan dalam mendefinisikan

    hubungan antara input dan output dalam tingkah laku institusi

    finansial pada metode non parametrik Data Envelopment Analysis

    (DEA), antara lain : pendekatan produksi, pendekatan intermediasi

    dan pendekatan aset. (Hadad, dkk : 2003).

    1. Pendekatan Produksi (production approach), pendekatan yang

    melihat sebuah institusi finansial sebagai produser dari akun

    deposit dan kredit pinjaman (loans), mendefinisikan output

    sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau dari transaksi

    terkait. Input-input dalam kasus ini dihitung sebagai jumlah

  • 21

    tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset tetap dan material

    lain.

    2. Pendekatan intermediasi (intermediation approach),

    pendekatan yang memandang institusi finansial sebagai

    intermediator. Input institusional seperti biaya tenaga kerja,

    modal dan pembayaran pada deposit, dengan output dalam

    bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi finansial.

    3. Pendekatan aset (asset approach), pendekatan yang

    mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan

    sebagai pencipta kredit pinjaman (loans). Pendekatan ini,

    output benar-benar didefinisikan ke dalam bentuk aset.

    Yang menjadi dalam mengukur efisiensi bank adalah banyak

    perbedaan dalam menentukan input dan output yang akan diukur.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi dengan alasan

    bahwa salahsatu funsi penting sebuah perbankan adalah sebagai

    lembaga intermediasi yang menghubuungkan antara unit surplus

    dengan unit defisit.

    Pendekatan intermediasi juga merupakan pendekatan terbaik

    untuk mengevaluasi keseluruhan lembaga keuangan yang berfungsi

    sebagai lembaga intermediasi. (Maflachatun : 2010).

  • 22

    2.2.4 Bank

    2.2.4.1 Pengertian Bank

    Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank,

    mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

    melaksanakan kegiatan usahanya. (Herman Darmawi, 2006 : 46).

    Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adlah

    menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

    masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam

    lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. (Kuncoro, 2002 : 68).

    Sedangkan pengertian bank menurut Undang-Undang

    Republik Indonesia No.10 tahun 1998, menyatakan bahwa bank

    adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

    simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

    kredit dan / atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

    taraf hidup rakyat banyak.

    Menurut Herman (2006 : 41) berdasarkan fungsinya (lihat

    Undang-Undang Perbankan Tahun 1992 Pasal 5), dalam sistem

    perbankan Indonesia terdapat tiga subsistem (atau tiga jenis bank),

    yaitu :

    1. Bank sentral sebagai pembina dan pengawas sistem

    perbankan,

    2. Bank umum,

    3. Bank perkreditan rakyat.

  • 23

    Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

    secara konvensional dan / atau berdasarkan prinsip syariah yang

    dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

    (Herman Darmawi, 2006 : 46).

    2.2.4.2 Fungsi dan Peran Bank

    Berikut adalah fungsi bank secara spesifik, antara lain :

    1. Agent of Trust (agen kepercayaan), dasar utama perbankan

    dalam melaksanakan kegiatannya adalah kepercayaan.

    Kepercayaan ini penting dibangun karena dengan dasar ini

    maka semua pihak termasuk masyarakat, pihak debitor dan

    pihak bank ingin merasa diuntungkan baik dari segi

    penyimpanan dana, penampung dana maupun penerima

    penyaluran dana tersebut.

    2. Agent of Development (agen pengembangan), fungsi bank

    sebagai lembaga yang memobilisasi dana untuk

    pembangunan ekonomi di sektor riil. Fungsi ini

    memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,

    distribusi serta konsumsi barang dan jasa dalam membantu

    pembangunan perekonomian masyarakat.

    3. Agent of Service (agen pelayanan), fungsi ini menunjukkan

    bahwa selain melakukan kegiatan menghimpun dan

    menyalurkan dana, bank juga memberikan pelayanan jasa

    perbankan lain kepada masyarakat.

  • 24

    Sedangkan berikut adalah peran bank dalam menjalankan

    kegiatannya dalam sistim keuangan, antara lain :

    1. Pengalihan Aset (Asset Transmutation), yaitu pengalihan

    dana atau aset dari unit surplus ke unit defisit. Dimana

    sumber dana yang diberikan pada pihak peminjam berasal

    pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat

    diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini

    bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit

    surplus (lender) kepada unit defisit (borrower).

    2. Transaksi (Transaction), bank memberikan berbagai

    kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan

    transaksi. Dalam ekonomi modern, transaksi barang dan jasa

    tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu

    produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan,

    depsito, saham dan sebagainya) merupakan pengganti uang

    dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

    3. Likuiditas (Liquidity), unit surplus dapat menempatkan dana

    yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro,

    tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut

    masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-

    beda. Untuk kepentingan likuiditas para pemilik dana dapat

    menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan

    kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan fasilitas

  • 25

    pengelolaan likuiditas kepada pihak yang mengalami surplus

    likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak yang mengalami

    kekurangan likuiditas.

    4. Efisiensi (Efficiency), peranan bank sebagai broker adalah

    menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah

    produknya. Disini bank hanya memperlancar dan

    mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan.

    Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric

    information) antara peminjam dan investor menimbulkan

    masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk

    memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran

    bank dalam hal ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling

    berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak

    sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.

    2.2.4.3 Jenis-Jenis Bank

    Di Indonesia terdapat beberapa jenis bank yang ditinjau dari

    beberapa segi, yaitu segi fungsi, kepemilikan, status dan cara

    menentukan harga.

    1. Dilihat dari Segi Fungsi

    Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998,

    jenis bank menurut fungsinya adalah sebagai berikut.

    1) Bank Umum, yaitu bank yang dapat memberikan jasa

    dalam lalu lintas pembayaran.

  • 26

    2) Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang

    melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

    berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

    tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

    2. Dilihat dari Segi Kepemilikan

    Jenis bank berdasarkan kepemilikannya dapat dibedakan

    sebagai berikut.

    1) Bank milik pemerintah, merupakan bank yang akte

    pendiriannya maupun modal bank ini sepenuhnya

    dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungannya

    dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik

    pemerintah adalah Bank Mandiri, Bank Negara

    Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan

    Bank Tabungan Negara (BTN). Contoh bank milik

    pemerintah daerah antara lain Bank DKI, Bank Jabar,

    Bank Jateng, Bank Jatim, Bank DIY, Bank Riau, Bank

    Sulawesi Selatan, dan Bank Nusa Tenggara Barat.

    2) Bank milik swasta nasional, merupakan bank yang

    seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh

    swasta nasional, sehingga keuntungannya menjadi milik

    swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara

    lain Bank Central Asia, Bank Lippo, Bank Mega, Bank

  • 27

    Danamon, Bank Bumi Putra, Bank Internasional

    Indonesia, Bank Niaga, dan Bank Universal.

    3) Bank milik koperasi, merupakan bank yang kepemilikan

    saham-sahamnya oleh perusahaan yang berbadan hukum

    koperasi. Contoh bank milik koperasi adalah Bank

    Umum Koperasi Indonesia (Bukopin).

    4) Bank milik asing, merupakan cabang dari bank yang ada

    di luar negeri, atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak

    asing (luar negeri). Contoh bank milik asing antara lain

    ABN AMRO Bank, American Express Bank, Bank of

    America, Bank of Tokyo, Bangkok Bank, City Bank,

    Hongkong Bank, dan Deutsche Bank.

    5) Bank milik campuran, merupakan bank yang sahamnya

    dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional dan

    secara mayoritas sahamnya dipegang oleh warga Negara

    Indonesia. Contoh bank campuran adalah Bank

    Finconesia, Bank Merincorp, Bank PDFCI, Bank Sakura

    Swadarma, Ing Bank, Inter Pacifik Bank, dan Mitsubishi

    Buana Bank.

    3. Dilihat dari Segi Status

    Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut.

    1) Bank devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan

    transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan

  • 28

    mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke

    luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, dan

    pembayaran L/C. Persyaratan untuk menjadi bank devisa

    ditentukan oleh Bank Indonesia.

    2) Bank nondevisa, merupakan bank yang belum

    mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai

    bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan

    transaksi yang berhubungan dengan luar negeri.

    4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

    Berdasarkan cara menentukan harga, bank dapat

    dibedakan dalam dua jenis.

    1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat),

    hampir semua bank yang ada di Indonesia berdasarkan

    prinsip kerja konvensional. Bank konvensional

    mendapatkan keuntungan dengan cara menetapkan

    bunga sebagai harga, baik untuk simpanan seperti giro,

    tabungan maupun deposito. Harga untuk pinjaman

    (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga.

    Sedangkan penetapan keuntungan untuk jasa bank

    lainnya ditetapkan biaya dalam nominal atau persentase

    tertentu.

    2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam),

    perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank

  • 29

    syariah terletak pada landasan falsafah yang dianut. Bank

    syariah tidak melaksanakan sistem bunga, sedangkan

    bank konvensional dengan sistem bunga. Bagi bank

    syariah penentuan harga atau pencarian keuntungan

    didasarkan pada prinsip bagi hasil.

    2.2.5 Konsep Data Envelopment Analysis (DEA)

    Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah pendekatan

    yang menggunakan pemrograman matematis yang mampu

    menganalisis kinerja beberapa objek yang disebut unit pembuat

    keputusan atau Desicion Making Unit (DMU) berdasarkan rasio

    output terhadap input sehingga dapat dibuat garis efisien guna

    memperoleh rasio tertinggi (maksimal) yang dicapai DMU tertentu.

    Dalam DEA, efisiensi relatif unit kerja (DMU) didefinisikan sebagai

    rasio dari total output tertimbang dibagi total input tertimbang.

    Konsep DEA pertama kali diperkenalkan oleh Farrell (1957)

    kemudian dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (1978)

    yang dikenal dengan model CCR (Charnes-Cooper-Rhodes) yang

    menggunakan metode Constan Return to Scale (CRS). Pada metode

    CRS, perubahan proporsional yang sama pada tingkat input akan

    menghasilkan perubahan proporsional yang sama pada tingkat output

    sehingga metode ini lebih tepat digunakan untuk menganalisis

    kinerja pada perusahaan manufaktur. Metode ini juga menghasilkan

    evaluasi terhadap overall efficiency.

  • 30

    Pada tahun 1984 Bankers, Charnes dan Cooper

    mengembangkan model DEA yang disebut dengan model BCC

    (Bankers-Charnes-Cooper) yang mengasumsikan metode Variable

    Return to Scale (VRS). Pada metode ini penambahan input sebesar x

    kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali,

    namun bisa lebih kecil atau lebih besar x kali dan adanya anggapan

    bahwa skala produksi dapat mempengaruhi efisiensi. Metode ini

    mampu memisahkan antara technical efficiency dengan scale

    efficiency sehingga lebih tepat digunakan dalam menganalisis

    efisiensi kinerja pada perusahaan jasa seperti perbankan karena

    faktor dari sumber daya manusia lebih signifikan peranannya

    dibandingkan dengan faktor lain seperti kas, modal dan lain-lain.

    Berikut ini adalah pengukuran yang digunakan dalam metode

    Data Envelopment Analysis (DEA) :

    1. Pengukuran Berorientasi Input (Input Oriented Measure)

    Dalam pengukuran ini menunjukkan sejumlah input dapat

    dikurangi secara proporsional tanpa mengubah jumlah output

    yang dihasilkan.

    2. Pengukuran Berorientasi Output (Output Oriented Measure)

    Dalam pengukuran ini apabila sejumlah output dapat

    ditingkatkan secara proporsional tanpa mengubah jumlah

    input yang digunakan.

  • 31

    2.2.6 Determinan Tingkat Efisiensi

    Setelah mengetahui variabel input dan output dalam

    mengukur tingkat efisiensi perbankan, maka berikutnya adalah

    meneliti variabel-variabel yang dapat mempengaruhi tingkat

    efisiensi perbankan.

    1) Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Merupakan rasio permodalan yang menunjukkan

    kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan

    pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko

    kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank.

    Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip bahwa setiap

    penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah

    modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah

    penanamannya. Bank di Indonesia diwajibkan untuk

    menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva

    Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). (Kuncoro dan

    Suhardjono, 2002). Semakin tinggi CAR, maka semakin baik

    kinerja bank.

    =

    100%

    2) Non Performing Loan (NPL)

    Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

    manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang

    diberikan oleh bank. (Dwi : 2010). Angka maksimum dari

  • 32

    rasio ini adalah sebesar 5%. Tingkat NPL yang tinggi

    merefleksikan dari kualitas pengelolaan yang rendah

    sedangkan tingkat NPL yang rendah menggambarkan bahwa

    kualitas pengelolaan kredit yang baik.

    =

    3) Loans to Deposit Ratio (LDR)

    Merupakan rasio keuangan perbankan yang berhubungan

    dengan aspek likuiditas. LDR adalah rasio yang menunjukkan

    deposito berjangka, tabungan dan lain-lain yang digunakan

    dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests)

    nasabahnya. Semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi

    tingkat likuiditasnya.

    =

    +

    4) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

    Rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan

    biaya operasional terhadap pendapatan operasional yang

    diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio ini, maka akan

    semakin baik kondisi bank tersebut.

    =

    5) Return On Asset (ROA)

    Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan

    perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur

  • 33

    kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba

    pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu.

    Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah

    perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam

    kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. (Hanafi dan

    Halim, 2003:27).

    =

    100%

    2.3 Kerangka Pemikiran

    Tujuan utama sebuah perusahaan terutama perbankan adalah

    mencapai tingkat efisiensi optimal. Untuk mencapai tingkat efisiensi

    optimal, manajemen bank harus dapat mengelola dan mengendalikan

    semua input yang digunakan untuk menghasilkan output yang maksimal.

    Data Envelopment Analysis (DEA) digunakan untuk menghitung dan

    menganalisis tingkat efisiensi relatif perbankan yang memiliki multiinput

    dan multioutput dengan membandingkan data input dan output bank

    tersebut sehingga menghasilkan nilai efisiensi. Skor efisiensi bank

    dinyatakan sebagai 0-1 atau 0-100%. (Agus Maulana : 1997).

    Variabel input dan output yang digunakan dalam penelitian ini

    menggunakan pendekatan intermediasi (intermediation approach) karena

    mempertimbangkan fungsi utama bank sebagai lembaga intermediasi

    antara unit surplusi dan unit defisit. Variabel input yang digunakan antara

    lain adalah dana pihak ketiga (DPK), biaya tenaga kerja dan biaya bunga

  • 34

    sedangkan untuk variabel output yang digunakan adalah kredit yang

    diberikan dan laba.

    Selain untuk menganalisis tingkat efisiensi perbankan, penelitian ini

    juga akan meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

    efisiensi perbankan antara lain CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA.

    CAR digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam

    menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta

    menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam

    operasional bank. NPL digunakan untuk menunjukkan kemampuan

    manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh

    bank. LDR digunakan untuk menunjukkan dana pihak ketiga yang

    digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests)

    nasabahnya. BOPO digunakan untuk mengukur perbandingan biaya

    operasional terhadap pendapatan operasional yang diperoleh bank.

    Sedangkan ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

    kemampulabaan dan efisiensi secara menyeluruh.

    Berdasarkan uraian teori di atas dan penelitian terdahulu yang telah

    dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual

    yang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

  • 35

    Gambar 2.1

    Skema Kerangka Pemikiran

    Perbankan Komersial

    Laporan Keuangan

    Neraca Lap. Laba/Rugi

    Pengukuran Efisiensi

    DEA

    Pendekatan Intermediasi

    Input

    -Dana Pihak Ketiga (DPK) (I1)

    -Biaya Tenaga Kerja (I2)

    -Biaya Bunga (I3)

    Output

    -Kredit yang diberikan (O1)

    -Laba (O2)

    Tingkat Efisiensi (Y)

    -CAR (X1)

    -NPL (X2)

    -LDR (X3)

    -BOPO(X4)

    -ROA (X5)

    Regresi

  • 36

    2.4 Hipotesis

    Berdasarkan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka

    dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

    H1 = Ada pengaruh antara CAR, NPL, LDR, BOPO dan ROA

    terhadap tingkat efisiensi perbankan secara simultan

    H2 = Ada pengaruh antara CAR terhadap tingkat efisiensi perbankan

    H3 = Ada pengaruh antara NPL terhadap tingkat efisiensi perbankan

    H4 = Ada pengaruh antara LDR terhadap tingkat efisiensi perbankan

    H5 = Ada pengaruh antara BOPO terhadap tingkat efisiensi

    perbankan

    H6 = Ada pengaruh antara ROA terhadap tingkat efisiensi perbankan

  • 37

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Obyek Penelitian

    Obyek penelitian ini adalah seluruh bank umum yang beroperasi di

    Indonesia tahun 2009-2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah data sekunder, yaitu data rasio keuangan (CAR, NPL, LDR,

    BOPO dan ROA) yang terdapat dalam laporan keuangan bank yang telah

    diterbitkan. Data dari variabel input dan output juga diperoleh dari laporan

    keuangan bank terkait. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id,

    www.bi.go.id dan dari sumber lain. Jenis penelitian yang digunakan

    berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian adalah jenis penelitian

    ini bersifat penelitian deskriptif dan korelasional.

    3.2 Operasionalisasi Variabel

    Variabel dependen adalah variabel yang terikat, yaitu variabel yang

    dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Dalam penelitian ini

    terdapat 1 variabel dependen yaitu tingkat efisiensi, yang disimbolkan

    dengan (Y1).

    1) Tingkat Efisiensi

    Efisiensi diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan

    dengan tujuan organisasi yang harus dicapai oleh perusahaan.

    (Agus Maulana, 1997:46). Efisiensi diukur dengan

    membandingkan input yang digunakan untuk menghasilkan output

  • 38

    dalam operasi perusahaan. Tingkat efisiensi dinyatakan dengan 0-1

    atau 0-100%, semakin mendekati angka 1 atau 100% maka

    perbankan tersebut dinyatakan efisien.

    =

    Untuk pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA), penelitian ini

    menggunakan variabel input yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK) yang

    disimbolkan dengan (I1), Biaya Tenaga Kerja (I2) dan Biaya Bunga (I3).

    Sedangkan variabel output yang digunakan adalah Kredit yang diberikan

    (O1) dan Laba (O2) dengan penjelasan sebagai berikut :

    2) Dana Pihak Ketiga (DPK) (I1)

    Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah sumber dana yang

    diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu,

    perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-

    lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing.

    (Murdiana : 2011). Menurut UU Perbankan No.10 tahun 1998

    sumber dana yang dimaksud adalah sebagai berikut :

    a. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

    dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati,

    tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau

    alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

    b. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya

    dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian

    nasabah penyimpan dengan bank.

  • 39

    c. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan

    setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana

    perintah pembayaran lainnya atau dengan cara

    pemindahbukuan.

    3) Biaya Tenaga Kerja (I2)

    Menurut Meina (2009), biaya tenaga kerja adalah

    pengeluaran yang dilakukan oleh bank untuk membiayai

    pegawainya seperti gaji dan upah pegawai. Masing-masing bank

    mempunyai kebijakan sendiri mengenai struktur dan bentuk

    fasilitas yang diberikan kepada karyawannya. Biaya tenaga kerja

    termasuk dalam biaya operasional perbankan yang dicantumkan

    pada laporan laba rugi.

    4) Biaya Bunga (I3)

    Biaya bunga adalah biaya yang dibayarkan bank kepada

    pemegang dana yang menempatkan uangnya di bank dalam

    berbagai bentuk produk antara lain tabungan, deposito dan giro.

    5) Kredit yang Diberikan (O1)

    Menurut UU No.7 tahun 1998 tentang perbankan, kredit

    adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

    dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

    meminjam antara pihak bank dengan pihak lain, peminjam

    berkewajiban untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

  • 40

    tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi hasil yang telah

    ditetapkan.

    6) Laba (O2)

    Menurut Suwardjono (2008 : 464), laba dimaknai sebagai

    imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini

    berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya

    total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang /

    jasa). Laba yang dimaksud di sini adalah pendapatan bersih setelah

    dikurangi beban operasional dan pajak yang diterima oleh bank.

    Sedangkan untuk regresi, penelitian ini menggunakan rasio

    keuangan perbankan sebagai variabel independen yaitu variabel yang

    dapat mempengaruhi variabel dependen yang antara lain CAR, NPL, LDR,

    BOPO dan ROA dengan penjelasan sebagai berikut :

    7) Capital Adequacy Ratio (Rasio Solvabilitas)

    Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

    permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di

    dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga.

    (Dwi : 2011). Menurut Ayu (2010) tujuan dari penggunaan dari

    rasio ini adalah sebagai:

    1) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap

    kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan,

    2) Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan

    usahanya sampai batas tertentu karena sumber-sumber

  • 41

    dana dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang

    tidak dapat dipakai dan lain-lain,

    3) Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut

    yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya, dan

    4) Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan

    manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan

    efisien yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para

    pemilik modal pada bank tersebut.

    Berikut adalah rumus yang digunakan dalam rasio CAR :

    =

    100%

    Dimana :

    ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

    8) Non Performing Loan (NPL)

    Penilaian atas kualitas aset yang dimiliki bank dapat diukur

    dengan Non Performing Loan (NPL). Menurut Dwi (2010) NPL

    merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank

    dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.

    Hal-hal berikut ini merupakan faktor-faktor yang

    mempengaruhi atau bahkan naik turunnya NPL itu sendiri,

    diantaranya adalah kemauan dari para debitur, kondisi

    perekonomian Indonesia, dan juga kebijakan dari pemerintah.

    (Anandya : 2013).

  • 42

    =

    9) Loan to Deposit Ratio (LDR)

    Menurut Lukman (2005 : 116), Loan to Deposit Ratio (LDR)

    adalah rasio antara antara seluruh jumlah kredit yang diberikan

    bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini merupakan

    indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. LDR

    menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    =

    +

    10) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

    Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya

    operasional/ biaya intermediasi terhadap pendapatan operasional

    yang diperoleh bank. (Ayu : 2010). Biaya operasional meliputi

    biaya bunga dan biaya operasional lainnya. Sedangkan pendapatan

    operasional meliputi pendapatan bunga dan pendapatan operasional

    lainnya. (Susi : 2012).

    Menurut Lukman (2005 : 111) berikut ini adalah komponen

    pendapatan dan biaya operasional :

    1) Pendapatan Operasional, terdiri atas semua pendapatan yang

    merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang

    benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank

    secara terperinci adalah sebagai berikut :

  • 43

    a. Pendapatan dari hasil bunga (dalam rupiah), baik dari

    pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-

    penanaman yang dilakukan oleh bank, seperti giro,

    simpanan berjangka, obligasi dan surat pengakuan

    utang lainnya.

    b. Provisi dan komisi yang dipungut atau diterima oleh

    bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti

    provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian/

    penjualan efek-efek dan lainnya.

    c. Pendapatan atas transaksi valuta asing yaitu

    keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai

    transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian/

    penjualan valuta asing, selisih kurs karena konversi

    provisi, komisi dan bungan yang diterima dari bank-

    bank di luar negeri.

    d. Pendapatan lain yang merupakan hasil langsung dari

    kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan

    operasional bank yang tidak termasuk ke dalam

    rekening pendapatan di atas, misalnya deviden yang

    diterima dari saham yang dimiliki, pendapatan

    transaksi valuta asing, laba rugi penjualan surat

    berharga pasar modal dan lain-lain.

  • 44

    2) Biaya Operasional, adalah semua biaya yang berhubungan

    langsung dengan kegiatan usaha bank yang diperinci sebagai

    berikut :

    a. Biaya bunga adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank

    untuk diberikan kepada nasabah penabung dan

    nasabah deposan yang besarnya ditentukan oleh bank

    dan diberikan kepada nasabah dalam satuan waktu

    tertentu, misalnya harian atau bulanan. Biaya ini

    paling besar porsinya terhadap biaya bank secara

    keseluruhan. Biaya ini diantisipasikan dalam oleh

    bank pada penutupan tahun buku atau pada tanggal

    laporan.

    b. Biaya penghapusan aktiva produktif yaitu

    penyusutan/ penghapusan yang dilakukan bank

    terhadap aktiva produktif bank. yang tergolong dalam

    aktiva produktif yaitu : kredit yang diberikan, surat

    berharga, penempatan dana antar bank, tagihan

    akseptasi dan transaksi derivatif, penyertaan, dan

    lainnya.

    c. Biaya estimasi kerugian komitmen dan kontijensi,

    berisi penyusutan/ penghapusan atas transaksi

    rekening administratif.

  • 45

    d. Biaya operasional lainnya, berisi semua pengeluaran

    yang dilakukan bank untuk mendukung kegiatan

    operasionalnya yang berupa : biaya administrasi dan

    umum, biaya personalia, biaya penurunan nilai surat

    berharga, biaya transaksi valas, biaya lainnya.

    11) Return On Asset (ROA)

    ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

    keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. (Lestari

    dan Sugiharto, 2007: 196). Semakin besar ROA suatu bank,

    semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh bank

    tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

    penggunaan aset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut

    (Lukman, 2003:120) :

    =

    100%

    3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank

    umum beroperasi di Indonesia yang terdaftar di BEI. Bank umum yang

    beroperasi di Indonesia yang terdiri dari bank persero, bank swasta

    nasional devisa, bank swasta nasional non devisa, bank pemerintah daerah,

    bank asing dan bank campuran. Periode pengamatan penelitian dilakukan

    dari tahun 2009-2013. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian

    ini dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu (purposive sampling), yaitu

    :

  • 46

    1) Yang digunakan sebagai sampel adalah seluruh bank umum yang

    masih aktif selama periode penelitian.

    2) Bank memiliki data laporan keuangan lengkap selama periode

    penelitian yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2013.

    3) Data variabel input dan output tersedia dalam laporan keuangan

    bank terkait.

    4) Berdasarkan syarat pemilihan DMU pada pendekatan DEA, jumlah

    sampel harus dua atau tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan

    jumlah keseluruhan input dan output penelitian.

    5) Sampel tidak di merger oleh bank lain selama periode penelitian.

    6) Sampel tidak dilikuidasi/ditutup atau dicabut ijin usahanya oleh

    Bank Indonesia selama periode penelitian.

    3.4 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang

    berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini

    dilakukan dengan cara :

    1) Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil

    cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan

    yang antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis.

    2) Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam

    format elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini

    antara lain berupa laporan keuangan, Indonesian Capital Market

  • 47

    Directory (ICMD) katalog perpustakaan, laporan-laporan Bank

    Indonesia, dan situs internet lainnya.

    3.5 Teknik Analisis

    3.5.1 Model Data Envelopment Analysis

    Data Envelopment Analysis (DEA) adalah sebuah teknik

    pemrograman matematis yang digunakan untuk mengevaluasi

    efisiensi relatif dari sebuah kumpulan unitunit pembuat keputusan

    (Decision Making Unit/DMUs) dalam mengelola sumber daya

    (input) dengan jenis yang sama sehingga menjadi hasil (output)

    dengan jenis yang sama pula, dimana hubungan bentuk fungsi dari

    input ke output tidak diketahui. Tingkat efisiensi dihitung

    berdasarkan pada data yang tersedia dengan bantuan program

    Software MDeaP. Istilah DMU dalam metode DEA ini dapat

    bermacammacam unit, seperti bank, rumah sakit, retail store, dan

    apa saja yang memiliki kesamaan karakteristik operasional.

    (Nugroho dan Erwinta : 2006). Ramanathan (2003) menyebutkan

    ada dua faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan DMU, yaitu :

    1) DMU harus merupakan unit-unit yang homogen. Unit-unit

    tersebut melakukan tugas (task) yang sama, dan memiliki

    obyektif yang sama. Input dan output yang mencirikan

    kinerja dari DMU harus identik, kecuali berbeda hanya

  • 48

    intensitas dan jumlah/ukurannya (magnitude). Hal ini juga

    sejalan dengan pendapat Sufian (2006).

    2) Hubungan antara jumlah DMU terhadap jumlah input dan

    output kadangkala ditentukan berdasarkan rule of

    thumb, yaitu jumlah DMU diharapkan lebih banyak

    dibandingkan jumlah input dan output dan ukuran sampel

    seharusnya dua atau tiga kali lebih banyak dibandingkan

    dengan jumlah keseluruhan input dan output.

    3.5.1.1 Pembobotan dalam DEA

    Inti dari DEA adalah menentukan bobot (weights) atau

    timbangan untuk setiap input dan output DMU. Bobot tersebut

    memiliki sifat tidak bernilai negatif dan bersifat universal,

    artinya setiap DMU dalam sampel harus dapat menggunakan

    seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya

    (total weighted output/total weighted input) dan rasio tersebut

    tidak boleh lebih dari satu (total weighted output/total

    weighted input 1). (Sunarto, 2010).

    Angka rasio 1 (atau kurang dari satu) berarti DMU

    tersebut efisien (tidak efisien) dalam menghasilkan tingkat

    output maksimum dari tiap input. DEA berasumsi bahwa

    setiap DMU menggunakan kombinasi input yang berbeda

    untuk menghasilkan kombinasi output yang berbeda pula.

    Sehingga setiap DMU akan memilih seperangkat bobot yang

  • 49

    mencerminkan keragaman tersebut. Secara umum DMU akan

    menetapkan bobot yang tinggi untuk input yang

    penggunaannya sedikit untuk memaksimalkan output, dan

    sebaliknya. (Adrian dan Etty : 2009).

    3.5.1.2 Keunggulan DEA

    Model DEA digunakan sebagai perangkat untuk

    mengukur kinerja DMU yang memiliki keunggulan sebagai

    berikut (Purwanto : 2004) :

    Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan

    variabel output.

    Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara

    variabel-variabel yang diukur

    Variabel input dan output dapat memiliki satuan

    pengukuran yang berbeda.

    Decision Makin Unit (DMU) dibandingkan secara

    langsung dengan sesamanya.

    3.5.1.3 Model Pengukuran Efisiensi Teknik Bank

    Dalam model DEA, efisiensi teknik bank dapat diukur

    dengan menghitung perbandingan/ rasio antara output dan

    inputnya. DEA akan menghitung bank yang menggunakan

    input n untuk menghasilkan output m yang berbeda. (Meina :

    2009).

  • 50

    = =

    Dimana :

    hs = efisiensi bank s

    m = output bank s yang diamati

    n = input bank s yang diamati

    Yis = jumlah output i yang diproduksi oleh bank s

    Xjs = jumlah input j yang digunakan oleh bank s

    Ui = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s

    Vj = bobot input j yang diberikan oleh bank s dan i dihitung

    dari 1 ke m serta j dihitung dari 1 ke n

    Persamaan di atas menunjukkan adanya penggunaan

    satu variabel input dan satu ouput. Rasio efisiensi (hs),

    kemudian dimaksimumkan dengan kendala sebagai berikut

    (Adrian dan Etty : 2009) :

    =

    1

    Dimana :

    ui dan vj 0

    r = 1....n

    n = jumlah bank dalam sampel

    Pertidaksamaan di atas menunjukkan adanya rasio

    efisiensi perusahaan tidak lebih dari 1. Angka rasio akan

  • 51

    bervariasi antara 0 sampai 1. Angka rasio mendekati 1 atau

    100% menunjukkan bank yang efisien. Sebaliknya jika

    mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang semakin rendah

    atau terjadi inefisiensi.

    3.5.2 Uji Asumsi Klasik

    3.5.2.1 Uji Normalitas

    Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

    model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

    distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F

    mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

    normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi

    tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk

    mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

    yaitu dengan analisis grafik atau uji statistik. (Ghozali, 2013 :

    160).

    Apabila menggunakan grafik, normalitas umumnya

    dideteksi dengan melihat tabel histogram. Namun demikian,

    dengan hanya melihat tabel histogram bisa menyesatkan,

    khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang

    lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot

    yang membandingkan distribusi kumulatif dari data

    sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi

  • 52

    normal. Dasar pengambilan dengan menggunakan normal

    probability plot adalah sebagai berikut: (Ghozali : 2007)

    1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

    mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya

    menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi

    memenuhi asumsi normalitas.

    2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau

    tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram

    tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model

    regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas

    dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati

    secara visual kelihatan normal, pa