128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI KABUPATEN CILACAP Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota Disusun Oleh : PUTRI WARDIASTAMA I0608008 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN

PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006

DI KABUPATEN CILACAP

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai

Jenjang Strata-1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun Oleh :

PUTRI WARDIASTAMA

I0608008

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

Page 3: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN

PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006

DI KABUPATEN CILACAP

Putri Wardiastama

I 0608008

Menyetujui,

Surakarta, Juli 2012

Pembimbing I

Ir. Soedwiwahjono, MT

NIP. 19620306 199003 1 001

Pembimbing II

Istijabatul Aliyah, ST, MT

NIP. 19690923 199702 2 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT

NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program Studi

Perencanaan Wilayah dan Kota

Ir. Galing Yudana, MT

NIP. 19620129 198703 1 002

Pembantu Dekan I

Fakultas Teknik

Kusno Adi Sambodo, ST, MT, Ph.D

NIP. 19691026 199503 1 002

Page 4: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRAK

Bencana tsunami yang melanda Kabupaten Cilacap tahun 2006 silam mendorong perlunya

dilakukan langkah mitigasi sesuai dengan arahan Undang-Undang No.24 Tahun 2007 yang

menyebutkan bahwa daerah yang ditetapkan sebagai daerah rawan bencana harus melakukan

upaya penanggulangan bencana. Peraturan perundangan tersebut juga diperkuat oleh Undang-

Undang No.27 tahun 2007 serta PP No.64 Tahun 2010. Upaya mitigasi yang ditekankan disini

adalah mitigasi non struktural, dimana di dalam mitigasi non struktural tersebut terdapat

beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap. Dari beberapa

langkah tersebut, salah satu langkah yang belum dilakukan oleh Pemkab Cilacap adalah

penyusunan peraturan dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pesisir. Karena

muatan dari RTBL terdiri dari beberapa hal maka topik difokuskan pada muatan peruntukan

lahan. Untuk dapat menjadikan penelitian ini sebagai input muatan peruntukan lahan pada

RTBL Kawasan pesisir, maka perlu dilakukan analisis terkait karakteristik tsunami tahun

2006 yang meliputi karakteristik run up dan innudation dikaitkan dengan karakteristik

penggunaan lahan kawasan pesisir di area terlanda tsunami di Cilacap yang terdiri dari

karakteristik fisik lingkungan, ekosistem laut, jenis penggunaan lahan serta karakteristik

masyarakat. Dengan melihat keterkaitan diantara kedua karakter khusus di daerah terlanda

tsunami Cilacap tahun 2006 tersebut diharapkan mampu diperoleh faktor penentu lokasi aman

dari bencana tsunami.

Pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah pendekatan deduktif.

Penelitian ini dideduksi dari teori yang telah dikumpulkan sebelumnya. Dalam hal ini teori

yang digunakan adalah teori terkait bencana tsunami dan teori terkait penggunaan lahan

kawasan pesisir perkotaan. Teknik analisis yang digunakan dalam melakukan penelitian ini

mencakup teknik analisis deskriptif yang digunakan dalam menjabarkan karakteristik bencana

tsunami Cilacap tahun 2006 maupun karakteristik penggunaan lahan area terlanda tsunami

Kabupaten Cilacap tahun 2006. Selanjutnya dilakukan analisis korelasi diantara kedua

karakteristik tersebut. Analisis korelasi dilakukan pada masing-masing zona terlanda yang di

dalam penelitian ini meliputi tigabelas zona. Namun, sebelum dilakukan analisis korelasi

terlebih dahulu dilakukan pembagian area aman dan tidak aman berdasarkan dampak tsunami

yang ditimbulkan tahun 2006 silam. Sehingga analisis korelasi dilakukan pada area aman dan

area tidak aman dengan menggunakan teknik analisisi korelasi Spearman’s.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang searah antara karakteristik

bencana tsunami dengan karakteristik penggunaan lahan. Korelasi tersebut dapat dilihat

sebagai berikut : (1) semakin rendah kelerengan suatu daerah pesisir maka akan sangat peka

terhadap ketinggian serta jarak landaan gelombang tsunami, (2) semakin rendah topografi

suatu daerah pesisir maka akan sangat peka terhadap ketinggian gelombang tsunami, (3) jenis

penggunaan lahan yang tidak teratur akan menyebabkan terjadinya turbulensi gelombang

tsumai sehingga gelombang tsunami akan menyebar ke dalam daratan, (4) karakteristik fisik

lingkungan akan sangat peka terhadap ketinggian dan jarak landaan tsunami jika mempunyai

bentuk datar memanjang dan berpasir.

Dengan melihat hasil penelitian bencana tsunami dengan penggunaan lahan daerah terlanda

tsunami tahun 2006 silam maka perlu dilakukan zonasi ulang penggunaan lahan agar lebih

terstruktur serta perlu dilakukan upaya perencanaan teknis terkait bangunan yang diletakkan

pada tapak yang lebih tinggi maupun pembuatan batu-batu di tepi pantai yang berguna

sebagai pelambat arus gelombang tsunami.

Kata Kunci : Tsunami, Penggunaan Lahan, RTBL

Page 5: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRACT

The existence of the tsunami that struck Cilacap in the last 2006 prompted the government to

carry out mitigation measures in accordance with the directives of Act No.24 of 2007, which

states that areas designated as disaster-prone areas have to do disaster relief efforts. The

legislation also strengthened by the Act No.27 of 2007 and Government Regulation No.64 of

2010. Mitigation measures that emphasized in here is the non-structural mitigation, which in

the non-structural mitigation, there are several steps that must be done by Cilacap

Government. Of these steps, one step is not performed by Cilacap government, that is drafting

legislation and Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Because RTBL contain

many aspects, the topic focused on land use topic. To be able to make this research as an

input topic of land use in the Coastal Zone RTBL, needs to analyze the characteristics of the

tsunami in 2006, which includes the run-up and innudation characteristics associated with

characteristics of coastal land use in areas devastated by the tsunami in Cilacap.

Characteristics of land use consists the physical characteristics of the environment, marine

ecosystem, types of land use and community characteristics. By looking at the relationship

between the two characters in the devastated area in 2006 Cilacap’s tsunami is expected to

obtain the location determinants of safe of the tsunami disaster.

The approach used in this research is deductive approach. This research is deduced from the

theory that has been collected previously. In this case the theory is related to tsunami and

urban coastal areas land use. Analytical techniques used in conducting this research includes

descriptive analysis techniques, that techniques used in describing the characteristics of 2006

Cilacap’s tsunami and land use characteristics of area devastated by 2006 tsunami. Then

perform a correlation analysis between two characteristics. Correlation analysis performed

on each of the devastated zone, in this study includes thirteen zones. Before perform

correlation analysis, this research divide area into safe and unsafe areas based on 2006

tsunami. The correlation analysis performed on the safe area and unsafe area by using

Spearman's correlation analysis.

The results showed that there is a direct correlation between the characteristics of tsunami

with land use characteristics. The correlation can be seen as follows: (1) the lower the slope

of a coastal area it will be very sensitive to height and distance of tsunami waves, (2) the

lower topographic of a coastal area it will be very sensitive to the height of tsunami waves,

(3) unstructured land use will result turbulence in tsunami wave so that tsunami waves will

spread to the mainland (4) the physical characteristics environment will be very sensitive to

the height and distance of tsunami if it has forms of elongated flat and sandy.

By looking at the research result, it is necessary to do rezoning of land use to be more

structured, do a technical planning related to the building that placed in higher site, and

making artificial rocks on the beach in order to slow down tsunami waves.

Keyword : Tsunami, Land Use, RTBL

Page 6: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan-

Nya, sehingga Tugas Akhir dengan judul “Analisis Faktor Penentu Lokasi Aman Pada

Kawasan Terlanda Tsunami Tahun 2006 Pada Kabupaten Cilacap” dapat diselesaikan dengan

baik.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, kesehatan, rizky dan nikmat-Nya.

2. Kedua Orang tua tercinta yang selalu menyertai dengan doa dan dukungan baik secara

moril maupun materil.

3. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret.

4. Ir. Galing Yudana, MT, selaku Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

5. Ir. Soedwiwahjono, MT, selaku pembimbing pertama yang telah banyak meluangkan

waktunya dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan tugas akhir ini.

6. Istijabatul Aliyah, ST, MT, selaku pembimbing kedua yang telah memberikan banyak

masukan dalam penyusunan tugas akhir ini.

7. Ir. Winny Astuti, M.Sc, Ph.d, selaku penguji pertama yang telah banyak memberi

masukan yang membangun pada tersusunnya tugas akhir ini.

8. Rr. Ratri W, ST, MT, selaku penguji kedua yang telah banyak memberi masukan yang

membangun pada tersusunnya tugas akhir ini.

9. Isti Andini, ST, MT, yang telah banyak membantu Penulis melakukan penyusunan tugas

akhir ini serta selalu memberikan support kepada Penulis.

10. Hamzah Syafroedin, ST, MM, selaku Kepala Bidang Prasarana dan Pengembangan

Wilayah Bappeda Kabupaten Cilacap .

11. Bapak Herman selaku Sekretaris BPBD Cilacap yang sangat membantu dalam hal

perijinan dan pencarian data.

12. Bapak Kun selaku Kabid Mitigasi BPBD Cilacap yang telah memberi arahan, bimbingan

serta kemudahan dalam mencari data-data yang dibutuhkan.

13. BMKG Cilacap yang telah memberi kemudahan dalam mengakses data yang dibutuhkan.

14. Dr.-Ing.Widjo Kongko, selaku Kepala Bidang Proses dan Teknik Lingkungan BPPT

Yogyakarta yang telah memberi banyak informasi dan data yang dibutuhkan di dalam

penelitian ini.

Page 7: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

15. Ibu Cici, Bapak Agus dan Bapak Arif selaku staf Bidang Prasarana dan Pengembangan

Wilayah yang senantiasa memberi kemudahan dalam pencarian data.

16. Para karyawana Bidang Prasarana dan Pengembangan Wilayah Bappeda Cilacap yang

senantiasa membantu dalam memberikan perijinan.

17. Bapak Kelik yang bekerja di Dinas Perhubungan Cilacap yang telah membantu dalam

pencarian data.

18. Keluarga Riyan Ilham yang bersedia memberi tumpangan hidup selama dilakukannya

proses pencarian data serta banyak memberi bantuan dalam banyak hal terkait tugas akhir

ini.

19. Adryan Aji yang selalu memberikan support dan bantuan serta selalu siaga di dalam

proses penyusunan tugas akhir ini.

20. Didit “Madrid” Puryanto, Yuli Nurhidayah, Tole Alfi, Ayu Naimma, Lolita, Adit, Gian

Wicakso, Ramdhan Hendardi, Kenya Giovani, Anita Briana, Pramudya, Nursita yang

selalu memberi dukungan di saat Penulis merasa putus asa.

21. Anisa Febrina, Intan Savira, Amallia Ardana, Elyta Rahmi, Cinandhi Nurmega, Irma

Febrianti yang selalu memberi support, semangat dan sandaran kepada Penulis.

22. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas

bantuannya, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.

Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan

Tugas Akhir ini. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk hasil yang lebih baik di kemudian

hari. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 8: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Cover .................................................................................................................................. i

Lembar Pengesahan ........................................................................................................... ii

Abstrak ............................................................................................................................... iii

Abstract ............................................................................................................................... iv

Kata Pengantar .................................................................................................................. v

Daftar Isi ............................................................................................................................ vii

Daftar Tabel ....................................................................................................................... ix

Daftar Gambar................................................................................................................... xi

Daftar Peta ......................................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ................................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian ...................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan .............................................................................................................. 4

1.3.2 Sasaran ............................................................................................................. 4

1.4 Keluaran Penelitian ...................................................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 5

1.5.1 Manfaat Praktis .............................................................................................. 5

1.5.2 Manfaat Teoritis ............................................................................................. 5

1.6 Ruang Lingkup ............................................................................................................. 5

1.6.1 Ruang Lingkup Spasial ................................................................................... 5

1.6.2 Ruang Lingkup Substansi ................................................................................ 6

1.7 Posisi Penelitian ............................................................................................................ 6

1.8 Kerangka Pikir ............................................................................................................. 8

BAB II KAJIAN LITERATUR ......................................................................................... 9

2.1 Bencana Tsunami ....................................................................................................... 9

2.2 Korelasi Muatan Teori Karakteristik Tsunami ............................................................ 15

2.3 Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir Perkotaan di Indonesia ....................................... 15

2.3.1 Pengertian Kawasan Pesisir ............................................................................... 15

2.3.2 Karakteristik Kawasan Pesisir ............................................................................ 16

2.3.3 Jenis Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir ........................................................... 18

2.4 Karakteristik Masyarakat Kawasan Pesisir di Indonesia............................................... 20

2.4.1 Klasifikasi Masyarakat ............................................................................... 20

2.4.2 Karakteristik Masyarakat .............................................................................. 21

2.5 Korelasi Muatan Teori Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir ........................................ 22

2.6 Korelasi Bencana Tsunami Dengan Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir..................... 22

2.6.1 Kepekaan Tsunami Terhadap Kelerengan Pantai ................................................ 22

2.6.2 Kepekaan Tsunami Terhadap Kekasaran Pantai .................................................. 23

2.6.3 Kriteria Penggunaan Lahan Agar Aman dari Bencana Tsunami ......................... 23

2.7 Pemanfaatan Lahan Tepi Pantai ................................................................................... 28

2.8 Kerangka Teori ........................................................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................... 32

3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................................. 32

3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 32

3.3 Variabel Penelitian ...................................................................................................... 33

3.4 Kerangka Analisis ....................................................................................................... 34

3.5 Metode Penelitian........................................................................................................ 35

Page 9: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

3.5.1 Kebutuhan Data ................................................................................................. 35

3.5.2 Pengumpulan Data ............................................................................................. 35

3.6 Teknik Sampling ........................................................................................................ 39

3.6.1 Populasi ........................................................................................................ 39

3.6.2 Sampel ........................................................................................................ 39

3.7 Teknik Analisis ........................................................................................................ 44

BAB IV KOMPILASI DATA ............................................................................................ 47

4.1 Gambaran Umum Daerah Rawan Bencana Tsunami Kab. Cilacap ............................... 47

4.2 Karakteristik Bencana Tsunami di Kab. Cilacap Tahun 2006....................................... 50

4.2.1 Penyebab Tsunami Cilacap Tahun 2006............................................................. 50

4.2.2 Karakteristik Run up Tsunami Cilacap Tahun 2006 ........................................... 52

4.2.3 Karakteristik Innudation Tsunami Cilacap Tahun 2006...................................... 55

4.2.4 Run up dan Innudation Tiap Zona Terlanda di Kab.Cilacap ............................... 57

4.3 Karakteristik Penggunaan Lahan Daerah Rawan Tsunami Tahun 2006 ........................ 65

4.3.1 Karakteristik Topografi dan Kelerengan ............................................................ 65

4.3.2 Karakteristik Fisik Lingkungan Bentuk Pantai ................................................... 69

4.3.3 Karakteristik Kondisi Ekosistem ........................................................................ 72

4.3.4 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan ............................................................... 73

4.3.5 Karakteristik Sosial Masyarakat ........................................................................ 89

4.4 Dampak Tsunami ........................................................................................................ 89

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................................... 92

5.1 Analisis Dampak Area Terlanda Tsunami Cilacap Tahun 2006 ................................... 92

5.2 Analisis Karakteristik Tsunami di Aera Terlanda Cilacap Th 2006 .............................. 95

5.2.1 Analisis Run up Tsunami di Area Terlanda Cilacap Th 2006 .............................. 95

5.2.2 Analisis Innudation Tsunami di Area Terlanda Cilacap Th 2006 ........................ 96

5.3 Analisis Karakteristik Penggunaan Lahan Area Terlanda Tsunami

di Cilacap Tahun 2006 ................................................................................................. 97

5.3.1 Analisis Topografi dan Kelerengan Area Terlanda Kab. Cilacap ......................... 97

5.3.2 Analisis Karakteristik Fisik Lingkungan Area Terlanda Kab. Cilacap .................. 99

5.3.3 Analisis Karakteristik Ekosistem Area Terlanda Kab. Cilacap ............................. 100

5.3.4 Analisis Jenis Penggunaan Lahan Area Terlanda Tsunami Th.2006 ..................... 101

5.3.5 Analisis Karakteristik Masyarakat Pesisir dalam Penggunaan Lahan ................... 102

5.4 Analisis Korelasi Karakteristik Tsunami dan Penggunaan Lahan di

AreaTerlanda Cilacap Tahun 2006 ................................................................................ 104

5.5 Sintesa Perumusan Faktor Penentu Lokasi Aman dari Tsunami ..................................... 107

BAB VI PENUTUP ........................................................................................................ 110

6.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 110

6.2 Saran ........................................................................................................ 111

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 112

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... 115

Page 10: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Posisi Penelitian .................................................................................................. 7

Tabel 2.1 Skala Intensitas Kerusakan Run up ...................................................................... 13

Tabel 2.2 Korelasi Ketinggian, Intensitas dan Kelas Tsunami .............................................. 14

Tabel 2.3 Peringkat Landaan (Run up) ................................................................................ 14

Tabel 2.4 Klasifikasi Tsunami Berdasarkam Jarak Limpasan .............................................. 15

Tabel 2.5 Klasifikasi Masyarakat ........................................................................................ 20

Tabel 2.6 Kelerengan Pantai ................................................................................................ 22

Tabel 2.7 Kekasaran Pantai ................................................................................................. 23

Tabel 2.8 Struktur Bangunan Aman dari Tsunami ................................................................ 24

Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Terpilih ............................................................................. 33

Tabel 3.2 Analisis dan Kebutuhan Data ............................................................................... 37

Tabel 3.3 Iterasi dan Jumlah Sampel .................................................................................... 41

Tabel 3.4 Sampel Kelompok Terpaan Tsunami .................................................................... 41

Tabel 3.5 Sampel Tiap Morfologi......................................................................................... 42

Tabel 3.6 Arah Analisis Korelasi .......................................................................................... 46

Tabel 4.1 Luasan Terlanda Tsunami Cilacap Tahun 2006..................................................... 48

Tabel 4.2 Data Run up Tsunami Pada Juli 2006 Kabupaten Cilacap ..................................... 52

Tabel 4.3 Data Innudation Tsunami Pada Juli 2006 Kab. Cilacap ........................................ 55

Tabel 4.4 Topografi Daerah Rawan Bencana Tsunami Kab. Cilacap .................................... 66

Tabel 4.5 Kelerengan Daerah Rawan Bencana Tsunami Kab. Cilacap .................................. 66

Tabel 4.6 Morfologi Pantai Zona Terlanda Tsunami 2006 .................................................... 70

Tabel 4.7 Penggunaan Lahan Daerah Terlanda Tsunami 2006 .............................................. 73

Tabel 4.8 Penggunaan Lahan Zona 1 .................................................................................... 75

Tabel 4.9 Penggunaan Lahan Zona 2 .................................................................................... 76

Tabel 4.10 Penggunaan Lahan Zona 3 .................................................................................. 77

Tabel 4.11 Penggunaan Lahan Zona 4 .................................................................................. 78

Tabel 4.12 Penggunaan Lahan Zona 5 .................................................................................. 79

Tabel 4.13 Penggunaan Lahan Zona 6 .................................................................................. 80

Tabel 4.14 Penggunaan Lahan Zona 7 .................................................................................. 81

Tabel 4.15 Penggunaan Lahan Zona 8 .................................................................................. 82

Tabel 4.16 Penggunaan Lahan Zona 9 .................................................................................. 83

Tabel 4.17 Penggunaan Lahan Zona 10 ................................................................................ 84

Tabel 4.18 Penggunaan Lahan Zona 11 ................................................................................ 85

Tabel 4.19 Penggunaan Lahan Zona 12 ................................................................................ 86

Tabel 4.20 Penggunaan Lahan Zona 13 ................................................................................ 87

Tabel 4.21 Korban Jiwa Tsunami Cilacap Tahun 2006 ......................................................... 90

Tabel 5.1 Pembagian Area Terdampak ................................................................................. 92

Tabel 5.2 Pembagian Area Terdampak dan Luasannya ......................................................... 95

Tabel 5.3 Teori dan Skoring Ketinggian Run up ................................................................... 95

Tabel 5.4 Karakteristik Run up AreaAman ........................................................................... 95

Tabel 5.5 Karakteristik Run up Area Tidak Aman ................................................................ 95

Tabel 5.6 Klasifikasi dan Skoring Tsunami Berdasarkan Jarak Limpasan ............................. 96

Tabel 5.7 Karakteristik Innudation Area Aman .................................................................... 96

Tabel 5.8 Karakteristik Innudation Area Tidak Aman .......................................................... 97

Tabel 5.9 Asumsi Skoring Topografi Area Terlanda............................................................. 97

Tabel 5.10 Asumsi Skoring Kelerengan Pantai ..................................................................... 98

Tabel 5.11 Karakteristik Ketinggian Area Aman .................................................................. 98

Tabel 5.12 Karakteristik Ketinggian Area Tidak Aman ........................................................ 98

Page 11: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Tabel 5.13 Karakteriktik Kelerengan Area Aman ................................................................. 98

Tabel 5.14 Karakteristik Kelerengan Area Tidak Aman ....................................................... 98

Tabel 5.15 Asumsi Skoring Kekasaran Pantai ..................................................................... 99

Tabel 5.16 Karakteristik Fisik Lingkungan Area Aman ........................................................ 99

Tabel 5.17 Karakteristik Fisik Lingkungan Area Tidak Aman .............................................. 99

Tabel 5.18 Karakteristik Ekosistem Laut Area Aman ........................................................... 100

Tabel 5.19 Karakteristik Ekosistem Laut Area Tidak Aman ................................................. 100

Tabel 5.20 Skoring Penggunaan Lahan Berdasarakan Luasan .............................................. 101

Tabel 5.21 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan Area Aman ............................................. 101

Tabel 5.22 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan Area Tidak Aman ................................... 101

Tabel 5.23 Perbandingan Penggunaan Lahan ...................................................................... 102

Tabel 5.24 Rangkuman Interpretasi Korelasi Spearman’s ..................................................... 105

Page 12: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Lokus Penelitian .............................................................................................. 6

Gambar 1.2 Kerangka Pikir ................................................................................................. 8

Gambar 2.1 Karakteristik Penjalaran Tsunami...................................................................... 10

Gambar 2.2 Proses Tsunami Akibat Gerakan Tanah ............................................................. 11

Gambar 2.3 Simulasi Gelombang Akibat Letusan Gunung Api ............................................ 12

Gambar 2.4 Proses Longsoran .............................................................................................. 12

Gambar 2.5 Ilustrasi Meteor Jatuh ke Bumi.......................................................................... 12

Gambar 2.6 Batas-Batas Fisik Wilayah Pesisir ..................................................................... 16

Gambar 2.7 Konsep Teoritis Pentaan Ruang Kota Pesisir ..................................................... 23

Gambar 2.8 Permukiman Aman Dengan Barier Vegetasi Pantai ........................................... 25

Gambar 2.9 Permukiman Aman Dengan Tembok Penahan................................................... 26

Gambar 2.10 Perkampungan Aman Dengan Pola Sejajar ..................................................... 26

Gambar 2.11 Perkampungan Tidan Aman Dengan Pola Tidak Beraturan ............................. 26

Gambar 2.12 Pantai Berbentuk Teluk Kurang Baik untuk Permukiman ................................ 26

Gambar 2.13 Pantai Lurus Aman Dengan Perlindungan Vegetasi Pantai .............................. 27

Gambar 2.14 Kerangka Teori ............................................................................................... 31

Gambar 3.1Kerangka Analisis .............................................................................................. 34

Gambar 3.2 Daerah Populasi ................................................................................................ 39

Gambar 3.3 Daerah Sampel .................................................................................................. 42

Gambar 4.1 Peta Kunci Daerah Rawan Bencana Tsunami Kab. Cilacap ............................... 48

Gambar 4.2 Run up dan Innudation Zona 1 .......................................................................... 57

Gambar 4.3 Run up dan Innudation Zona 2 .......................................................................... 58

Gambar 4.4 Run up dan Innudation Zona 3 .......................................................................... 58

Gambar 4.5 Run up dan Innudation Zona 4 .......................................................................... 59

Gambar 4.6 Run up dan Innudation Zona 5 .......................................................................... 60

Gambar 4.7 Run up dan Innudation Zona 6 .......................................................................... 60

Gambar 4.8 Run up dan Innudation Zona 7 .......................................................................... 61

Gambar 4.9 Run up dan Innudation Zona 8 .......................................................................... 62

Gambar 4.10 Run up dan Innudation Zona 9 ........................................................................ 62

Gambar 4.11 Run up dan Innudation Zona 10 ...................................................................... 63

Gambar 4.12 Run up dan Innudation Zona 11 ...................................................................... 64

Gambar 4.13 Run up dan Innudation Zona 12 ...................................................................... 64

Gambar 4.14 Run up dan Innudation Zona 13 ...................................................................... 65

Gambar 4.15 Morfologi Pantai Kabupaten Cilacap .............................................................. 69

Gambar 4.16 Hutan Mangrove Segara Anakan ..................................................................... 72

Gambar 4.17 Peta Penggunaan Lahan Zona 1....................................................................... 75

Gambar 4.18 Peta Penggunaan Lahan Zona 2....................................................................... 76

Gambar 4.19 Peta Penggunaan Lahan Zona 3....................................................................... 77

Gambar 4.20 Peta Penggunaan Lahan Zona 4....................................................................... 78

Gambar 4.21 Peta Penggunaan Lahan Zona 5....................................................................... 79

Gambar 4.22 Peta Penggunaan Lahan Zona 6....................................................................... 80

Gambar 4.23 Peta Penggunaan Lahan Zona 7....................................................................... 81

Gambar 4.24 Peta Penggunaan Lahan Zona 8....................................................................... 82

Gambar 4.25 Peta Penggunaan Lahan Zona 9....................................................................... 83

Gambar 4.26 Peta Penggunaan Lahan Zona 10 ..................................................................... 84

Gambar 4.27 Peta Penggunaan Lahan Zona 11 ..................................................................... 85

Gambar 4.28 Peta Penggunaan Lahan Zona 12 ..................................................................... 86

Gambar 4.29 Peta Penggunaan Lahan Zona 13 ..................................................................... 87

Page 13: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Gambar 4.30 Kondisi Pantai Widarapayung Saat Terkena Tsunami tahun 2006 ................... 90

Gambar 4.31 Kondisi Pantai Muara Kaliyasa ...................................................................... 91

Gambar 4.32 Rekaman Gelombang di Satu Sisi PLTU Mertasinga....................................... 91

Gambar 5.1 Proporsi Alasan Memilih Tempat Tinggal ......................................................... 103

Gambar 5.2 Pemahaman Bencana Tsunami .......................................................................... 104

Gambar 5.3 Hasil SPSS Korelasi Area Aman ....................................................................... 105

Gambar 5.4 Hasil SPSS Korelasi Area Tidak Aman ............................................................. 106

Page 14: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR PETA

Halaman

Peta 1 Daerah Terlanda Tsunami Kabupaten Cilacap Tahun 2006 ........................................ 49

Peta 2 Titik Gempa Daerah Rawan Bencana Tsunami Kab. Cilacap Th. 2006 ...................... 51

Peta 3 Titik Run up Daerah Rawan Bencana Tsunami Kab. Cilacap Th. 2006 ...................... 54

Peta 4 Titik Innudation Daerah Rawan Bencana Tsunami Kab. Cilacap Th. 2006 ................ 56

Peta 5 Topografi Daerah Rawan Bencana Tsunami Kabupaten Cilacap ................................ 67

Peta 6 Kelerengan Daerah Rawan Bencana Tsunami Kabupaten Cilacap ............................. 68

Peta 7 Morfologi Pantai Daerah Rawan Bencana Tsunami Kabupaten Cilacap ..................... 71

Peta 8 Penggunaan Lahan Daerah Rawan Bencana Tsunami Kab.Cilacap Th 2006 .............. 88

Peta 9 Area Terdampak Tsunami Cilacap Tahun 2006 ......................................................... 94

Page 15: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Populasi Delapan Kecamatan Daerah Rawan Tsunami di Kab. Cilacap ............. 115

Lampiran 2 Identifikasi Populasi Kelurahan Terlanda di Kab. Cilacap ................................. 116

Lampiran 3 Identifikasi Populasi Kelurahan Tidak Terlanda di Kab.Cilacap ........................ 117

Lampiran 4 Identifikasi Sampel Kelurahan Terlanda di Kab.Cilacap .................................... 118

Lampiran 5 Identifikasi Sampel Kelurahan Tidak Terlanda di Kab.Cilacap .......................... 119

Lampiran 6 Lembar Kuisioner dan wawancara ..................................................................... 120

Lampiran 7 Skoring Karakter Sosial Kemasyarakatan Pesisir Cilacap .................................. 125

Lampiran 8 Koordinat Run up Tsunami Cilacap Tahun 2006 ............................................... 130

Lampiran 9 Koordinat Innudation Tsunami Cilacap Tahun 2006 ......................................... 132

Lampiran 10 Perhitungan Spearman’s Area Aman ............................................................... 134

Lampiran 11 Perhitungan Spearman’s Area Tidak Aman .................................................... 137

Page 16: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keunikan tersendiri, hal tersebut

dikarenakan busur kepulauan Indonesia terbentuk dari interaksi tiga lempeng yaitu

lempeng Samudra Hindia, Pasifik dan Eurasia. Dengan keberadaan ketiga lempeng yang

terdapat di wilayah Indonesia tersebut maka Indonesia selain mempunyai potensi sumber

daya mineral serta sumber daya energi juga mempunyai ancaman bencana yaitu bencana

geologi. Bencana geologi yang membayangi wilayah Indonesia tersebut adalah letusan

gunung berapi, gempa bumi dan tsunami, namun secara khusus akan dibahas terkait

dengan bencana tsunami yang merupakan tema terpilih mengingat wilayah Indonesia

yang sebagian besar berbatasan dengan laut.

Menurut Sudrajat dalam Zakaria (1996) terdapat enam kelompok wilayah di Indonesia

yang termasuk ke dalam pesisir rawan tsunami, seperti kelompok pantai barat Sumatra

dan Selatan Jawa, kelompok pantai NTB, kelompok pantai Laut Banda, kelompok pantai

Sulawesi Utara dan Maluku Utara, kelompok pantai barat Sulawesi dan pantai timur

Kalimanan Timur serta pantai di Irian Utara. Banyaknya wilayah Indonesia yang

termasuk ke dalam pesisir rawan tsunami tersebut disebabkan letak Indonesia di daerah

rawan bahaya tsunami di Kawasan Pasifik. Begitu juga yang terjadi di Kabupaten

Cilacap, dimana wilayah ini merupakan salah satu daerah yang berisko tinggi terhadap

bahaya tsunami di Indonesia. Salah satu peristiwa tsunami di masa lalu yang menimpa

Kabupaten Cilacap atau lebih dikenal dengan Bencana Tsunami Pangandaran terjadi pada

17 Juli 2006, dimana tsunami tersebut diawali dengan gempa bumi.

Meski tsunami yang terjadi di Kabupaten Cilacap pada tahun 2006 silam tidak sebesar

seperti tsunami di Aceh, namun dampak yang ditimbulkan ternyata juga tidak kecil, yaitu

berupa korban sumber daya manusia yang menewaskan 160 jiwa di 14 kecamatan,

kerusakan sumber daya alam yaitu berupa kerusakan pantai serta kerusakan infrastruktur

yaitu rusaknya dermaga-dermaga nelayan (sumber : hasil wawancara penduduk).

Dengan melihat dampak dari bencana tsunami di Kabupaten Cilacap tersebut maka sesuai

dengan Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana maka

setiap daerah wajib melakukan upaya penanggulangan bencana. Upaya penanggulangan

bencana (Hamzah Latief, 2007) terdiri dari upaya pra dan pasca bencana, namun didalam

Page 17: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pembahasan kali ini akan ditekankan pada pra bencana karena dengan upaya kesiapan

yang matang dalam menghadapi bencana diharapkan dampak yang timbul saat bencana

terjadi dapat diminimalisir.

Upaya pra bencana yang akan dikupas adalah upaya mitigasi, karena upaya mitigasi lebih

bersifat tegas dan sudah diatur dalam peraturan perundangan. Mitigasi menurut Undang-

Undang No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

mempunyai arti sebagai upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik secara struktur

atau fisik melalui pembangunan fisik alami dan/atau buatan maupun non struktural atau

nonfisik melalui penongkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana di wilayah

pesisir atau pulau-pulau kecil. Upaya mitigasi sendiri sesuai dengan PP No. 64 Tahun

2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil terbagi

menjadi dua, mitigasi struktural dan non struktural.

Sementara itu untuk bagian penyusunan tata ruang pada mitigasi non struktural

didetailkan kedalam tiga tahap proses penataan ruang (sesuai dengan Operasional

Program Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang), yaitu tahapan

perencanaan, pemanfaatan ruang serta tahap pengendalian pemanfaatan ruang. Ketiga

tahapan tersebut harus dilaksanakan secara menyeluruh dan tidak sepotong-potong untuk

mengurangi resiko bencana yang terdapat pada suatu daerah rawan bencana tertentu.

Dengan melihat upaya mitigasi non struktural (tahapan proses penataan ruang pada

daerah rawan bencana) terkait penyusunan tata ruang kawasan rawan bencana tsunami

secara normatif dengan upaya mitigasi yang sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten

Cilacap, maka penelitian akan menyorot pada upaya-upaya yang belum dilakukan

Kabupaten Cilacap serta memiliki nilai kemendesakan tinggi. Hal tersebut dilakukan

untuk mendorong terwujudnya upaya mitigasi bencana tsunami secara keseluruhan di

Kabupaten Cilacap pada umumnya serta pada daerah terlanda tsunami pada khususnya.

Daerah yang dianggap rawan bencana tsunami tersebut telah ditetapkan pada RTRW

Kabupaten Cilacap yaitu terdiri dari delapan kecamatan, Nusawungu, Binangun, Adipala,

Kasugihan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan dan Kampung Laut.

Salah satu upaya yang belum dilakukan adalah Penyusunan Peraturan dan Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dimana penyusunan peraturan dan RTBL dianggap

penting dan harus segera diwujudkan, hal tersebut dikarenakadengan adanya rencana

yang mendetail pada kawasan pesisir rawan bencana tsunami diharapkan segala

Peruntukan lahan yang terdapat di kawasan pesisir dapat terminimalisir dari resiko

bencana tsunami yang dapat terjadi pada sewaktu-waktu. Oleh sebab itu, penelitian ini

akan diarahkan pada tahap persiapan dalam mewujudkan peyusunan peraturan dan

Page 18: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

rencana tata bangunan dan lingkungan di kawasan pesisir rawan bencana Kabupaten

Cilacap.

Dari uraian topik yaitu upaya persiapan dalam mewujudkan penyusunan peraturan dan

RTBL, maka dapat dikaji secara mendalam lagi untuk memperoleh rumusan masalah dari

topik tersebut. Dengan melihat komponen pokok didalam pembahsan RTBL yang terdiri

dari :

1. Struktur peruntukan lahan

2. Intensitas pemanfaatan lahan

3. Tata bangunan

4. Sistem sirkulasi dan jalur pwnghubung

5. Sistem ruang terbuka dan tata hijau

6. Tata kualitas lingkungan

7. Sistem prasaranan dan utilitas lingkungan

Dari tujuh poin yang dapat dijadikan sebagai alternatif penelitian, terpilih poin pertama

yaitu struktur Peruntukan lahan. Hal tersebut dikarenakan struktur Peruntukan lahan

merupakan satu komponen yang mendasari komponen lainnya serta bersifat non

struktural. Terkait untuk merekomendasikan tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan khususnya untuk komponen struktur Peruntukan lahan maka akan dilakukan

penelitian yang berhubungan dengan penggunaan lahan di kawasan pesisir yang akan

dikorelasikan dengan histori bencana tsunami yang permah melanda Cilacap.

Penggunaan lahan dalam arti ruang merupakan cerminan dari produk aktivitas ekonomi

masyarakat serta interaksi secara ruang dan waktu. Dinamika perubahan penggunaan

lahan sangat dipengaruhi oleh faktor manusia seperti pertumbuhan penduduk (jumlah dan

distribusinya), pertumbuhan ekonomi dan juga dipengaruhi oleh faktor fisik seperti

topografi, jenis tanah dan iklim (Skole dan Tucker dalam Rais, 2004: 157). Menurut

Dahuri et al (2001:122) kegiatan pembangunan yang dilakukan di kawasan pesisir

meliputi pembangunan kawasan permukiman, kegiatan industri, kegiatan rekreasi dan

pariwisata bahari serta konservasi hutan. Mengingat sangat beragamnya penggunaan

lahan kawasan pesisir maka perlu dilakukan pengidentifikasian penggunaan lahan yang

terdapat di daerah rawan bencana tsunami Kabupaten Cilacap. Penelitian ini akan

difokuskan pada upaya pengidentifikasian tata guna lahan yang aman dikaitkan dengan

bencana tsunami yang pernah melanda Kabupaten Cilacap tahun 2006 silam. Sehingga

dari hasil penelitian akan diperoleh sutau hubungan yang menunjukkan faktor-faktor

yang berpengaruh pada pentepan lokasi aman di daerah terlanda bencana tsunami

Kabupaten Cilacap pada tahun 2006.

Page 19: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diangkat dari

penelitian ini adalah “Apa saja faktor yang mempengaruhi penetapan lokasi aman

pada daerah terlanda tsunami di Kabupaten Cilacap pada tahun 2006?”

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan seperti berikut ini :

1. Mengidentifikasikan karakteristik tsunami yang terjadi di Kabupaten Cilacap

tahun 2006

2. Mengidentifikasi karakteristik penggunaan lahan di kawasan terlanda bencana

tsunami Kabupaten Cilacap sesuai dengan aktivitas yang telah berkembang

pada tahun 2006

3. Mengkorelasikan karakter bencana tsunami pada tahun 2006 dengan

penggunaan lahan daerah terlanda tsunami tahun 2006 untuk mengetahui

komposisi faktor penentuan lokasi aman

1.3.2 Sasaran

Sasaran dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Teridentifikasinya karakteristik run up tsunami di Kabupaten Cilacap pada

tahun 2006

2. Teridentifikasinya karakteristik jarak landaan (innudation) tsunami di

Kabupaten Cilacap pada tahun 2006

3. Teridentifikasinya karakteristik fisik lingkungan (bentuk pantai) kawasan

pesisir di Kabupaten Cilacap

4. Teridentifikasinya karakteristik ekosistem kawasan pesisir di Kabupaten

Cilacap pada tahun 2006

5. Teridentifikasinya jenis penggunaan lahan di kawasan pesisir pada Kabupaten

Cilacap pada tahun 2006

6. Teridentifikasinya karakteristik masyarakat kawasan pesisir di Kabupaten

Cilacap

7. Analisis korelasi faktor penentuan lokasi aman pada daerah terlanda tsunami

di kawasan pesisir Kabupaten Cilacap

8. Merumuskan faktor yang menentukan lokasi aman pada daerah terlanda

tsunami di kawasan pesisir Kabupaten Cilacap

Page 20: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1.4 Keluaran Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberi hasil yang objektif terkait dengan hubungan

antara penggunaan lahan daerah terlanda dengan karakteristik bencana tsunami yang

melanda Kabupaten Cilacap pada tahun 2006, lebih spesifiknya adalah dapat diketahui

faktor penentu lokasi aman pada daerah terlanda bencana tsunami di kawasan pesisir

Cilacap sehingga nantinya hasil dari penelitian ini dapat dijadikan input dalam

penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pesisir Rawan Bencana

Tsunami khususnya muatan Peruntukan Lahan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Praktis

1. Dengan adanya penelitian dapat diketahui tentang karakter tsunami yang

melanda kawasan pesisir di Kabupaten Cilacap

2. Dengan adanya penelitian dapat diketahui tentang karakter penggunaan

lahan pada kawasan terlanda bencana tsunami

3. Dengan adanya penelitian dapat diketahui faktor penentu lokasi aman pada

kawasan terlanda bencana tsunami

4. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai input dalam menetapkan peraturan

dan rencana tata bangunan lingkungan yang sesuai diterapkan di daerah

pesisir rawan bencana tsunami khususnya dalam komponen struktur

peruntukan lahannya

1.5.2 Manfaat Teoritis

1. Diperoleh pengetahuan baru terkait karakteristik tsunami yang beragam dari

berbagai teori kebencanaan

2. Diperoleh pengetahuan baru mengenai penggunaan lahan pada daerah

pesisir yang mempunyai ancaman bahaya tsunami

3. Diperoleh pengetahuan tentang korelasi karakteristik tsunami dengan

karakteristik penggunaan lahan sehingga didapat faktor penentu lokasi aman

pada daerah pesisir yang rawan bencana tsunami

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Spasial

Ruang lingkup penelitian adalah daerah terlanda bencana tsunami di Kabupaten

Cilacap karena fokus penelitian adalah faktor lokasi aman pada lokasi rawan

bencana tsunami (daerah terlanda tsunami) di Cilacap. Dimana daerah rawan

Page 21: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

bencana tsunami pada Kabupaten Cilacap terdiri dari delapan kecamatan yaitu

Nusawungu, Binangun, Adipala, Kasugihan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah,

Cilacap Selatan dan Kampung Laut. Unit analisis yang akan digunakan dalam

pembahasan penelitian ini adalah per zona daerah terlanda. Pengurutan zona

akan dilakukan dimulai dari perhitungan zona paling timur.

Sumber : RTRW Kabupaten Cilacap Tahun 2011-2031

Gambar 1.1 Lokus Penelitian

1.6.2 Ruang Lingkup Substansi

Aspek yang dikaji adalah aspek faktor yang menyebabkan daerah rawan bencana

tsunami di Cilacap dalam kondisi aman. Kajian faktor penentu lokasi tersebut

aman didapat dari kajian karakteristik bencana tsunami yang melanda Cilacap

dikaitkan dengan penggunaan lahan yang terkena tsunami di daerah rawan

tersebut. Dimana karakteristik bencana tsunami yang sesuai teori dari

operasional penataan ruang terdiri dari karakter penyebab, batimetri, run up dan

inundation. Maka pada penelitian ini karakter tsunami dibatasi pada karakter run

up dan inundation, mengingat penyebab yang ditimbulkan hanya satu yaitu

gempa bumi serta karakter batimetri yang tidak berpengaruh pada gelombang

tsunami.

1.7 Posisi Penelitian

Penelitian terkait korelasi antara penggunaan lahan kawasan pesisir dengan karakter

bencana alam khususnya bencana tsunami untuk mengetahui faktor penentu lokasi aman

pada daerah rawan bencana sangatlah kompleks dan mendetail. Beberapa penelitian

Page 22: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

terkait dengan aspek penggunaan lahan dan bencana tsunami dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 1.1 Posisi Penelitian No Nama Peneliti Tahun Judul Aspek

1 Johannes Hanzen

Saruksuk

2006 Konsep Jaringan Jalan Pada

Kota Yang Rawan Bencana

Gempa dan Tsunami (Studi

Kasus Kota Sibolga)

Memuat konsep jaringan jalan yang sudah

menerapkan upaya mitigasi sebagai respon

terhadap adanya ancaman bencana gempa

dan tsunami di Kota Sibolga. Di dalam

penelitian akan dikaji kondisi eksisting

jaringan jalan yang telah ada lalu

dibandingkan dengan konsep yang telah

diberi pendekatan mitigasi yaitu sudah

memperhatikan pentingnya jalur evakuasi.

2 Paula Issabel

Baun

2008 Kajian Pengembangan

Pemanfaatan Ruang Terbangun di Kawasan Pesisir Kota

Kupang

Penelitian tersebut berisi kajian

pembangunan pemanfaatan ruang terbanun di kawasan pesisir Kota Kupang berdasarkan

aspek fisik kawasan pesisir, aspek sosial

ekonomi serta aspek kebijakan tata ruang

kawasan pesisir Kota Kupang.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Beberapa hal mendasar yang mengenai keaslian penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Topik : Upaya Persiapan Penyusunan RTBL Kawasan Rawan Bencana Tsunami di

Cilacap khususnya muatan struktur Peruntukan lahan

2. Lokasi : Kawasan Pesisir Kabupaten Cilacap yang di dalam RTRW Kab. Cilacap

Th.2011-2031 ditetapkan sebagai daerah rawan bencana tsunami (daerah terlanda

yang terdiri dari delapan kecamatan yaitu Kecamatan Adipala, Binangun,

Nusawungu, Kesugihan, Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan dan

Kecamatan Kampung Laut.

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya belum ada yang mempunyai lokus dan fokus

yang sama dengan penelitian yang Penulis lakukan, sehingga penelitian ini dapat dijamin

keasliannya.

Page 23: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1.8 Kerangka Pikir

Gambar 1.2 Kerangka Pikir

Isu Mitigasi Bencana Tsunami 1. Tsunami bencana laten 2. Banyak daerah belum siap menghadapi bencana ini 3. Belum terdapat perencanaan yang komprehensif terkait bencana tsunami

Fenomena 1. Cilacap sebagai salah satu kabupaten yang rawan

bencana tsunami 2. Dampak yang ditimbulkan pada tsunami sebelumnya cukup

besar, melanda 14 kecamatan dan 8 kecamatan ditetapkan sebagai daerah rawan

3. Kabupaten Cilacap belum mempunyai rencana kawasan rawan bencana tsunami

4. Perlu upaya kajian terkait tsunami dan penggunaan lahan sebagai input pembuatan rencana khusus rawan bencana khususnya RTBL

Rumusan Masalah Apa saja faktor yang mempengaruhi penetapan lokasi aman pada daerah terlanda tsunami di Kabupaten Cilacap pada tahun 2006?

Tujuan 1. Mengidentifikasikan karakteristik tsunami yang terjadi di

Kabupaten Cilacap tahun 2006 2. Mengidentifikasi karakter penggunaan lahan di kawasan terlanda

bencana tsunami Kabupaten Cilacap tahun 2006 3. Mengkorelasikan karakter tsunami tahun 2006 dengan

penggunaan lahan daerah terlanda tahun 2006 untuk mengetahui faktor penentuan lokasi aman

Teori Karakteristik Tsunami

(penyebab tsunami, karakter run up, karakter innudation)

Teori Karakter Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir (karakter fisik kawasan pesisir, karakter ekosistem kawasan

pesisir, penggunaan lahan kawasan pesisitr, penggunaan lahan yang aman kawasan pesisir, karakter masyarakat

kawasan pesisir)

Data Lapangan

Histori karakter tsunami di Cilacap tahun 2006

Data Lapangan

Karakter penggunaan lahan kawasan pesisir rawan bencana

tsunami di Kabupaten Cilacap tahun 2006

Analisis Korelasi Dengan menganalisis hasil identifikasi karakter

tsunami dihubungkan dengan analisis identifikasi karakter penggunaan lahan kawasan pesisir rawan

tsunami Cilacap

Kesimpulan Didapat suatu susunan korelasi antara bencana

tsunami dengan penggunaan lahan sehingga didapat faktor-faktor penentu lokasi aman di area

terlanda tsunami di Cialcap

Normatif 1. UU No.24 Tahun 2007 Setiap daerah wajib melakukan

upaya penanggulangan bencana 2. UU No. 27 Tahun 2007 perlu adanya upaya mitigasi

bencana 3. PP No.64 Tahun 2010 mitigasi non struktural sebagai

domain perencanaan (difokuskan pada pra bencana) 4. Tahapan perencanaan pra bencana sesuai dengan

Operasional Program Penanganan Bencana menyebut perlu adanya RTBL (khususnya muatan struktur Peruntukan lahan)

Analisis Deskripsi Karakteristik Masyarakat Dengan menganalisis hasil identifikasi karakteristik

masyarakat pesisir Kabupaten Cilacap terkait dengan latar belakang penggunaan lahan serta pemahaman

terkait dengan bencana tsunami tahun 2006 silam

Page 24: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Page 25: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Bencana Tsunami

Secara geologi, gugusan kepulauan Indonesia merupakan pertemuan lempeng-lempeng

besar yang saling berinteraksi. Bergesernya lempeng besar beserta lempeng yang lebih

kecil (Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Laut Cina) menyebabkan tatanan tektonik

kepulauan Indonesia menjadi rumit. Busur kepulauan Indonesia terbentuk dari interaksi

tiga lempeng, yaitu Samudra Indonesia, Pasifik dan Eurasia. Batas ketiga lempeng

tersebut digambarkan oleh zona kegempaan aktif, yang merupakan zona kegempaan

geologi.

Katili dan Tjia (dalam Zulfiadi Zakaria, 2004) mengelompokkan neotektonik Indonesia

menjadi tiga tipe berdasarkan pengangkatan dan penurunan, pelengkungan, perlipatan

dan patahan. Aktivitas neotektik berkaitan dengan pergerakan lempeng-lempeng kulit

bumi, salah satu indikasinya ditandai dengan pergerakan sesar-sesar aktif atau sesar tua

yang aktif kembali. Daerah yang berhubungan dengan aktivitas tektonik merupakan

daerah berpotensi bencana. Kebencanaan geologi yang berhubungan dengan aktivitas

tektonik serta melanda Indonesia adalah gempa tektonik dan volcano, tsunami dan

letusan gunung berapi.

Tsunami berkaitan dengan perubahan perubahan bentuk yang terjadi tiba-tiba pada

lantai laut, karena gempa bumi (diikuti degan perubahan bentuk dasar laut khsusunya

terjadinya patahan/sesar, letusan gunung api ataupun longsoran di dasar laut). Indonesia

terletak pada daerah yang rawan bencana tsunami di Kawasan Pasifik. Berdasarkan

analisis tektonik, pantai-pantai yang rawan terhadap bencana tsunami di Indonesia dapat

dibagi menjadi enam kelompok berdasarkan sifat-sifat tektonik daerah yang

bersangkutan (Sudrajat, 1996), yaitu Kelompok Pantai Barat Sumatra dan Selatan Jawa,

Kelompok Pantai Nusa Tenggara Barat, Kelompok Pantai di sekitar Laut Banda,

Kelompok Pantai di Sulawesi Utara dan Maluku bagian Utara, Kelompok Pantai di

Selat Makasar yaitu pantai barat Sulawesi dan pantai timur Kalimantan Timur dan

Kelompok Pantai di Irian bagian Utara.

Menurut teori tsunami, Tsunami adalah rangkaian gelombang panjang yang terbentuk

akibat adanya gangguan hebat pada kolom air di lautan. Sementara itu, menurut Nanang

Dalil, tsunami adalah gelombang yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung

Page 26: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

api di laut. Berbeda dengan gelombang yang diakibatkan angin yang hanya

menggerakkan air laut bagian atas, pada tsunami seluruh kolam air dari permukaan

sampai dasar bergerak dalam segala arah. Serta menurut Buku Menghadapi Tsunami,

tsunami merupakan serangkaian gelombang tinggi yang disebabkan oleh perpindahan

sejumlah besar air laut secara tiba-tiba. Saat gelombang tsunami menjalar ke perairah

lebih dangkal, tsunami mengalami shoaling (efek pendangkalan) dan refraksi

(pembelokan) . Akibat efek pendangkalan, tsunami akan mengalami pembesaran dan

perlambatan.

Sumber : pantai-kelautan.blogspot.com

Gambar 2.1 Karakteristik Penjalaran Tsunami

Ketika tsunami tiba di daerah pantai, bentuk gelombang dapat berupa gelombang

raksasa takpecah atau berupa dinding air raksasa dengan buih-buih di atasnya yang

diikuti dengan tumpahan air bah (bores) . Penjalaran tsunami di daratan berubah

menjadi aliran yang kompleks dimana gelombang pecah menimbulkan turbulensi yang

bercampur dengan topografi dan material-material terhanyutkan (debris).

Berdasarkan arah vertikal, limpasan tsunami (run up) didefinisikan sebagai jarak elevasi

maksimum di atas muka laut yang tercapai oleh air bah. Pada arah horisontal, jarak dari

limpasan ini disebut jarak rendaman (innudation distance).

Jadi dapat disimpulkan tsunami adalah salah satu bencana geologi berupa rangkaian

gelombang dengan kekuatan yang relatif besar, dimana bencana tersebut disebabkan

oleh adanya gerakan di dalam laut, baik yang disebabkan oleh gempa, gunung api

bawah laut, tanah longsor bawah laut, meteor yang jatuh di bawah laut ataupun tanah

pesisir yang longsor ke dalam laut. Semakin besar kekuatan tsunami yang melanda

daratan, maka semakin besar perubahan tata ruang pada daerah terlanda. Disamping

kekuatan tsunami, struktur penggunaan lahan yang tidak terencana dengan baik akan

berkolerasi positif terhadap kerusakan di daerah terlanda (Operasional Program

Page 27: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang). Berikut akan dijabarkan penyebab

tsunami menurut Hamzah Latief dalam presentasi bahan kuliah di ITB (2007) :

1) Gempa bumi. Pada umumnya, gempa bumi adalah penyebab utama terjadinya

tsunami. Gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami adalah yang memiliki ciri-

ciri sebagai berikut ini :

a) Sesar berada di bawah laut serta Sesar vertikal dan terangkat beberapa meter

b) Sesar aktif menimbulkan gempa dengan luas displacement lebih dari ratusan ribu

kilometer persegi

c) Gempa bumi berkekuatan 6 SR dan Kedalaman epicenter gempa <40 km

Sumber : Hamzah Latief, 2007

Gambar 2.2 Proses Tsunami Akibat Gerakan Tanah

Gempa bumi merupakan sumber terbanyak penyebab terjadinya tsunami yaitu

sebesar 72%. Pergerakkan yang tiba-tiba dari dasar laut menyebabkan seluruh kolom

air (perumpaan laut) terhentak dan menjalarkan energinya dalam bentuk pergerakan

muka air ke segala arah di lautan lepas. Kejadian tsunami yang disebabkan oleh

gempa bumi di laut tergantung pada beberapa faktor, yaitu kedalaman pusat gempa,

kekuatan gempa dan kedalaman air di atas episetrum.

2) Erupsi vulkanik atau letusan gunung berapi. Letusan gunung berapi juga dapat

menimbulkan terjadinya tsunami, khususnya letusan gunung berapi bawah laut. Hal

tersebut disebabkan letusan gunung berapi bawah laut dapat mengganggu

kesetimbangan badan air, menimbulkan pergerakan vertikal dasar laut.

Page 28: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sumber : Hamzah Latief, 2007

Gambar 2.3 Simulasi Gelombang Akibat Letusan Gunung Berapi (searah jarum jam)

3) Longsor yang terjadi di dasar laut. Longsoran tersebut dapat menimbulkan tsunami

karena beberapa alasan sebagai berikut :

a) Luncuran apisan tanah di sekitar pantai atau di bawah dasar laut dalam jumlah

besar menimbulkan tidak adanya kesetimbangan air

b) Penambahan volume sedimen kedalam badan air menimbulkan pergerakan

vertikal

Sumber : Hamzah Latief, 2007

Gambar 2.4 Proses Longsoran 4) Terjangan benda langit (meteor). Terjangan benda langit dapat menimbulkan

tsunami, hal tersebut pernah terjadi pada 56 tahun yang lalu di sekitar lautan Caribia,

Meksiko dengan diameter meteor kurang lebih 10 km.

Sumber : Hamzah Latief, 2007

Gambar 2.5 Ilustrasi Meteor Jatuh ke Bumi

Page 29: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Selain itu juga akan dijelaskan terkait karakteristik gelombang tsunami di perairan

pantai menurut Operasional Program Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan

Ruang sebagai berikut :

1) Run Up (Tinggi Landaan)

Tinggi rendahnya landasan merupakan indikator penting terkait bencana tsunami.

Oleh karena itu dibutuhkan informasi sejauh mana hubungan antara landasan

tsunami dengan sjala kerugian. Imamura dan Iida (dalam Immamura, 2001) telah

mempelajari hubungan antara ketinggian gelombang tsunami dan skala kerugian

yang ditimbulkannya. Dimana didaalm teori tersebut disebutkan terdapat enam kelas

efek tsunami berkisar dari 0-5 yang merupakan deskripsi dari kerusakan atau

kehancuran yang ditimbulkan dari ketinggian tsunami tertentu. Selanjutnya skala

tersebut di korelasikan dengan skala intensitas baru yang telah berkembang di

Amerika Utara dan Eropa. Dimana masing-masing skala memuat tiga point utama

yaitu :

a) efek pada manusia

b) efek pada objek

c) kerusakan pada bangunan

Tabel 2.1 Skala Intensitas

No Skala Kelas Parameter

1 I Not felt a) tidak terasa bahkan dalam keadaan yang paling tidak menguntungkan

b) tidak ada efek

c) tidak merusak

2 II Scareely felt a) dirasakan oleh sedikit orang yang sedang melakukan perjalanan dengan kapal

b) tidak ada efek

c) tidak merusak

3 III Weak a) dirasakan oleh kebanyakan orang di kapal pada kapal kecil serta diamati oleh beberapa orang di pantai

b) tidak ada efek

c) tidak merusak

4 IV Largely observed

a) dirasakan oleh semua orang di dalam kapal kecil dan oleh sedikit orang di kapal besar serta diamati oleh kebanyakan orang di pantai

b) beberapa kapal kecil menepi ke darat

c) tidak merusak

5 V Strong a) dirasakan oleh semua orang pada kapal besar dan diamati oleh semua orang di

pantai, serta terdapat beberapa orang ketakutan dan berlari ke tempat yang lebih tinggi

b) banyak kapal kecil yang bergerak ke darat dan beberapa mengalami kecelakaan di laut karena terkena gelombang

c) terjadi banjir di sekitar pantai

6 VI Slightly damaging

a) banyak orang ketakutan dan berlairan ke tempat yang lebih tinggi

b) banyak kapal menepi ke darat dan kecelakaan kapal banyak terjadi

c) kerusakan dan banjir melanda sekitar pantai dan bangunan tepi pantai

7 VII Damaging a) kebanyakan orang mengalami ketakutan dan mencoba menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi

b) terdapat banyak kecelakaan laut serta kapal-kapal besar mulai berusaha menepi ke darat

c) kerusakan bangunan di sekitar pantai mulai banyak

Page 30: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Lanjutan Tabel 2. 1 No Skala Kelas Parameter

8 VIII Heavily damaging

a) semua orang menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan sedikit orang mulai hanyut terkena gelombang

b) banyak kapal yang rusak dan hanyut, serta pantai mulai erosi dan kotor akibat gelombang tsunami

c) banyak bangunan hancur dan hanyut oleh gelombang tsunami

9 IX Destructive a) banyak orang yang hanyut terbawa gelombang

b) banyak kapal kecil hanyut dan kapal besar terbawa gelombang ke darat, serta terjadi erosi dan kerusakan pantai dalam lingkup yang luas

c) kerusakan bangunan di sekitar pantai semakin banyak

10 X Very destructive

a) terjadi kepanikan pada lingkungan masyarakat karena semakin banyaknya orang yang hanyut

b) banyak terjadi kerusakan bangunan di darat karena diterjang oleh kapal-kapal besar yang hanyut terbawa gelombang ke darat. Selain itu, banyak terjadi kehancuran lingkungan akibat adanya tumpahan minyak dari berbagai industri yang diterjang gelombang tsunami

c) kerusakan bangunan sangat parah dan semakin meluas

11 XI Devastating a) -

b) Garis kehidupan terganggu, banyak terjadi kerusakan di daratan akibat banyaknya material laut yang menghantam seluruh bangunan di daratan

c) Banyak bangunan rusak parah dan hanyut terbawa gelombang tsunami

12 XII Completely devastating

a) -

b) -

c) Tidak terdapat bangunan yang tersisa, semua rusak dan hanyut terbawa gelombang

Sumber : Papadopoulus, G., and F. Imamura, “A proposal for a new tsunami intensity

scale,” International Tsunami Symposium Proceedings, Session 5, Number 5-1, Seattle, 2001.

Jika skala intesitas tsunami di atas dikorelasikan dengan ketinggian tsunami serta

efek kelas tsunami maka akan didapat tabel korelasi sebagai berikut (Shuto dalam

Immamura, 2001 ).

Tabel 2.2 Korelasi Ketinggian, Intensitas dan Kelas Tsunami No Skala Intensitas H (m) i (kelas)

1 I – V < 1.0 0

2 VI 2.0 1

3 VII – VIII 4.0 2

4 IX – X 8.0 3

5 XI 16.0 4

6 XII 32.0 5

Sumber : Papadopoulus, G., and F. Imamura, “A proposal for a new tsunami intensity

scale,” International Tsunami Symposium Proceedings, Session 5, Number 5-1, Seattle, 2001

Berdasarkan teori Imamura yang telah disesuaikan dengan landaan maksimum di

pesisir selatan Pulau Jawa yaitu yang hanya berkisar 21 meter maka dapat dibuat

peringkat landaan sebagai berikut (dalam tabel).

Tabel 2.3 Peringkat Landaan (Run up)

No Kelas Ketinggian Landaan Skala Kerugian

1 Rendah < 2 m Kerusakan di kawasan pantai dan kapal

2 Sedang 2 – 6 m Kerusakan dan korban jiwa di suatu daerah tertentu

3 Tinggi >6 - 12, 5 m Kerusakan sepanjang pantai lebih dari 400

meter

4 Tinggi Sekali >12,5 - 21 m Kerusakan yang sangat parah

Sumber : Oki Oktariadi, 2009

Page 31: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Innudation (Landaan)

Sementara untuk daerah terpaan akan dijelaskan melalui tabel klasifikasi kriteria

tsunami berdasarkan jarak limpasan (innudation) berdasar dari adaptasi teori pada

jurnal ilmiahterkait dengan bencana tsunami. Dimana jarak limpasan akan terbagi

dalam beberapa kategori seperti di bawah ini :

Tabel 2.4 Klasifikasi Tsunami Berdasar Jarak Limpasan

Classification of Coast Description of the Coast

Tsunami Hazard Category (Based on

Innudation Extent (in M))

Over High Medium Low

Open Coast Zone

Relatively in the lower

position with reference to the

MSL

>400 301-400 201-300 0-200

Estuary Zone Coasts neighbouring a river mouth/tidal ilet/creek an

similar other coastal features

>750 501-750 251-500 0-250

Upland Zone

Coasts which are

comparatively elevated will

above the MSL

>300 201-300 101-200 0-100

Sumber : Tsunami Impacts On Morphology Of Beaches Along South Kerala Coast, West

Coast Of India. K. A. Abdul Rasheed, V. Kesava Das, C. Revichandran, P. R. Vijayan And

Tony J. Thottam. National Institute Of Oceanography, Kochi, Kerala, India -Science Of Tsunami Hazards The International Journal Of The Tsunami Society Volume 24 Number 1

Published Electronically 2006

2.2 Korelasi Muatan Teori Karakteristik Tsunami

Terdapat keterkaitan antar masing-masing indikator dari karakteristik tsunami yang

telah diulas pada pada bagian sebelumnya. Penyebab tsunami yang paling sering terjadi

di Indonesi adalah berasal dari gempa bumi bawah laut, semakin besar kekuatan

gempanya maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar pula. Begitu pula jika

hal tersebut dikaitkan dengan run up dan innudation dari tsunami. Semakin besar

kekuatan gempa yang memicu terjadinya tsunami, maka akan semakin tinggi ombak

yang dihasilkan serta semakin luas jarak landaannya.

2.3 Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir Perkotaan

2.3.1 Pengertian Kawasan Pesisir

Pemahaman mengenai definisi dan karakteristik terkait kawasan pesisir sangatlah

penting, hal tersebut dikarenakan kawasan pesisir merupakan suatu komponen

penting dari penelitian ini. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman yang mendalam

terkait kawasan pesisir, baik dari definisi maupun karakteristik yang terlingkupi

dari kawasan pesisir tersebut. Berikut ini adalah definisi dari beberapa sumber

mengenai wilayah pesisir.

Page 32: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Menurut Ketchum dalam Kay dan Alder (1999: 2) “ The band of dry land

adjancent ocean space (water dan submerged land) in wich terrestrial processes

and land uses directly affect oceanic processes and uses, and vice versa”.

Diartikan bahwa wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan tanda atau

batasan wilayah daratan dan wilayah perairan yang mana proses kegiatan atau

aktivitas bumi dan penggunaan lahan masih mempengaruhi proses dan fungsi

kelautan. Sementara itu, pengertian wilayah pesisir menurut kesepakatan terakhir

internasional adalah merupakan wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah

darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang

surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental shelf) (Beatley

et al, dalam Dahuri, dkk, 2001: 9).

Menurut UU No. 27 Tahun 2007 tentang batasan wilayah pesisir, kearah daratan

mencakup wilayah administrasi daratan dan kearah perairan laut sejauh 12 (dua

belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau kearah perairan

kepulauan.

Sumber : Brahtz dalam Supriharyono (2002: 2)

Gambar 2.6 Batas-Batas Fisik Wilayah Pesisir

Dari pengertian-pengertian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa wilayah

pesisir merupakan wilayah yang secara nyata tidak jelas batasannya, karena

wilayah pesisir merupakan perpaduan antara daratan dan lautan. Hal ini

menunjukan garis batas nyata wilayah pesisir tidak ada. Batas wilayah pesisir

hanyalah garis khayalan yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi

setempat.

2.3.2 Karakteristik Kawasan Pesisir

1) Karakteristik Fisik Lingkungan

Karakter fisik lingkungan kawasan pesisir dapat ditunjukkan dari karakteristik

pantainya. Secara geomorfologi, karakteristik pantai secara umum (Hantoro,

2004) adalah sebagai berikut :

Page 33: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

a) Pantai curam singkapan batuan

Jenis pantai ini umumnya ditemukan di pesisir yang menghadap ke laut

lepas dan merupakan bagian jalur tunjaman/tumbukan, berupa pantai

curam singkapan batu volkanik, terobosan, malihan atau sedimen.

b) Pantai landai atau dataran

Pesisir datar hingga landai menempati bagian mintakat kraton stabil atau

cekungan belakang. Pembentukan pantai dikendalikan oleh proses eksogen

cuaca.

c) Pantai dataran endapan lumpur

Estuari lebar menandai muara dengan tutupan tebal bakau. Bagian pesisir

dalam ditandai dataran rawa atau lahan basah. Sedimentasi kuat terjadi di

perairan bila di hulu mengalami erosi. Progradasi pantai atau pembentukan

delta sangat lazim. Kompaksi sedimen diiringi penurunan permukaan

tanah, sementara air tanah tawar sulit ditemukan.

d) Pantai dengan bukit atau paparan pasir

Pantai menghadap perairan bergelombang dan angin kuat dengan asupan

sedimen sungai cukup, umumnya membentuk rataan dan perbukitan pasir.

e) Pantai lurus dan panjang dari pesisir datar

Pantai tepian samudra dengan agitasi kuat gelombang serta memiliki

sejumlah muara kecil berjajar padanya dengan asupan sedimen, dapat

membentuk garis lurus dan panjang pantai berpasir.

f) Pantai teluk dataran tebing karang

Bentang pantai ini ditemukan di berbagai mintakat berbeda, yaitu di jalur

tumbukan/tunjaman, jalur volkanik, pulau-pulau sisa tinggian di paparan

tepi kontinen, jalur busur luar atau jalur tektonik geser. Terjalnya tebing

pantai dan kuatnya agitasi gelombang meniadakan peluang terumbu

karang tumbuh, demikian halnya dengan bakau. Tutupan tumbuhan masih

mampu tumbuh di lapukan batuan, terutama di kawasan dengan curah

hujan memadai.

g) Pantai erosi

Jenis pantai seperti ini terdapat dibeberapa tempat yang menghadap

perairan dengan agitasi gelombang kuat.

h) Pantai akresi

Proses akresi terjadi di pesisir yang menerima asupan sedimen lebih dari

jumlah yang kemudian dierosi oleh laut. Akresi pantai oleh sedimen halus

Page 34: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sering diikuti tumbuhnya bakau yang berfungsi kemudian sebagai penguat

endapan baru dari erosi atau longsor.

2) Karakteristik Ekosistem

Disamping karakteristik pantai, karakteristik fisik kawasan pesisir tidak bisa

dilepaskan dari karakteristik ekosistem di kawasan pesisir itu sendiri.

Ekosistem di perairan laut dangkal pada umumnya terdiri dari terumbu

karang, padang lamun, dan hutan mangrove yang pada dasarnya kesemuanya

tersebut dilindungi oleh Undang-Undang No.4/1982 dan UU No. 5/1990.

Berikut akan dijabarkan secara detail ekosistem yang berada di sekitar

kawasan pesisir :

a) Ekosistem Estuaria

Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas

dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur

dengan air tawar (Pritchard dalam Supriharyono, 2002: 12).

b) Ekosistem Mangrove/ Komunitas Hutan Bakau

Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu

komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap

kadar garam/salinitas (pasang-surut air laut), dan kedua sebagai individu

spesies (Macnae dalam Supriharyono, 2007: 40).

c) Ekosistem Padang Lamun

Padang lamun (seagrass beds) juga merupakan salah satu ekosistem yang

terletak di daerah pesisir atau perairan laut dangkal. Keunikan dari

tumbuhan lamun dari tumbuhan laut lainnya adalah adanya perakaran yang

ekstensif dan sistem rhizome. Karena tipe perakaran ini menyebabkan

daun-daun tumbuhan lamun menjadi lebat, dan ini besar manfaatnya

dalam menopang keproduktifan ekosistem padang lamun (Supriharyono,

2007: 72).

d) Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang (coral reefs) merupakan masyarakat organisme yang

hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang

cukup kuat menahan gaya gelombang laut (Dawes dalam Supriharyono,

2002: 62).

2.3.3 Jenis Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir

Kawasan pesisir yang merupakan perpaduan antara wilayah daratan dan lautan

serta mempunyai potensi pengembangan yang besar tidak lepas dari pemanfaatan

Page 35: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

ruang yang dilakukan oleh berbagai pihak. Pemanfaatan ruang tersebut

membentuk blok-blok penggunaan lahan tertentu sesuai dengan tingkat

kepentingan masing-masing pihak. Dinamika perubahan penggunaan lahan sangat

dipengaruhi oleh faktor manusia seperti pertumbuhan penduduk (jumlah dan

distribusinya), pertumbuhan ekonomi dan juga dipengaruhi oleh faktor fisik

seperti topografi, jenis tanah dan iklim (Skole dan Tucker dalam Rais, 2004: 157).

Key dan Alder (1999:25) membagi penggunaan lahan pesisir menjadi beberapa

fungsi, yaitu akan dijabarkan sebagai berikut :

1) Eksploitasi sumber daya (perikanan, hutan dan pertambangan)

Sumber daya pesisir yang dapat diperbaharui adalah eksploitasi primer dalam

sektor perikanan komersial, penghidupan dan rekreasi perikanan serta industri

budidaya air. Sedangkan yang dapat tidak diperbaharui adalah minyak dan

pertambangan.

2) Infrastruktur (transportasi, pelabuhan dan pertahanan)

Pembangunan infrastruktur utama di pesisir meliputi : pelabuhan sungai dan

laut, fasilitas yang mendukung untuk operasional dan sistem transportasi yang

bermacam-macam, jalan dan jembatan serta instalasi pertahanan.

3) Pariwisata dan rekreasi

Berkembangnya pariwisata merupakan sumber potensial bagi pendapatan

negara karena potensi pariwisata banyak menarik turis untuk berkunjung

sehingga dalam pengembangannya memerlukan faktor-faktor pariwisata

secara langsung berdampak pada penggunaan lahan.

4) Konservasi alam dan perlindungan sumber daya alam

Hanya sedikit sumber daya alam di pesisir yang dikembangkan untuk

melindungi kawasan pesisir tersebut (konservasi area sedikit)

Selain itu masih terdapat kegiatan pembangunan yang banyak dilakukan di

kawasan pesisir. Menurut Dahuri et al (2001:122) kegiatan pembangunan yang

dilakukan di kawasan pesisir adalah sebagai berikut :

1) Pembangunan kawasan permukiman

Pembangunan kawasan permukiman di pesisir pantai sejalan dengan

meningkatnya kebutuhan penduduk akan fasilitas tempat tinggal.

2) Kegiatan industri

Kawasan industri haruslah mempunyai luas yang cukup dan diletakkan pada

zona yang sesuai untuk menghindari lingkungan sekeliling menjadi buruk.

Page 36: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3) Kegiatan rekreasi dan pariwisata bahari

Hal ini sekaligus bertujuan untuk menciptakan kawasan lindung bagi biota

yang hidup pada ekosistem laut dalam cakupan pesisir.

4) Konservasi hutan menjadi lahan pertambakan tanpa memperhatikan

terganggunya fungsi ekologis hutan mangrove terhadap lingkungan fisik

biologi.

2.4 Karakteristik Masyarakat Kawasan Pesisir di Indonesia

Berdasarkan pendapat Nikijuluw dalam Dietriech (2001) “Masyarakat pesisir itu sendiri

dapat didefinisikan sebagai kelompok orang atau suatu komunitas yang tinggal di

daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung

pada pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir”. Mereka terdiri dari nelayan pemilik,

buruh nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya, pedagang ikan, pengolah

ikan, supplier faktor sarana produksi perikanan. Dalam bidang non-perikanan,

masyarakat pesisir bisa terdiri dari penjual jasa transportasi dan lain-lain.

Setiap komunitas memiliki karakteristik kebudayaan yang berbeda-beda. Untuk

memperjelas perbedaan masyarakat pesisir dengan yang lain, maka akan dijelaskan

pada bagian berikutnya mengenai matriks masyarakat berdasarkan unsure pengikat

sosial sosial yang terjadi pada suatu komunitas.

2.4.1 Klasifikasi Masyarakat

Tabel 2.5 Klasifikasi Masyakarat

Unsur Pengikat

Sosial

Kerumunan Golongan

Sosial

Jaringan

Sosial

Kelompok

Sosial

Himpunan Komunitas

Pusat orientasi Dasar Mungkin ada Ada Ada Ada Ada

Sarana interaksi Tidak ada Mungkin ada Dasar Ada Ada Ada

Aktivitas interaksi Mungkin ada Mungkin ada Dasar Ada Ada Ada

Kesinambungan Tidak ada Dasar Mungkin ada Ada Ada Ada

Identitas Tidak ada Mungkin ada Mungkin ada Dasr Dasar Dasar

Lokasi Tidak relevan Mungkin ada Mungkin ada Mungkin ada Mungkin

ada

Dasar

Adat, norma Tidak ada Dasar Mungkin ada Dasar Dasar Dasar

Organisasi Tidak ada Tidak ada Mungkin ada Tidak ada Dasar Ada

Pimpiman Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada Dasar Ada Ada

Sumber : Koentjaraningrat dalam Dietriech, 2001

Berdasarkan klasifikasi di atas, merujuk pada pendapat Redfield maka

karakteristik sosial masyarakat pesisir berada pada setiap komunitas. Namun,

kebanyakan masyarakat pesisir merupakan tipe komunitas desa petani dan desa

terisolasi. Desa terisolasi diantaranya para nelayan yang tidak punya akses dan

hanya mengabdikan dirinya kepada sumber laut.

Page 37: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan karakterisik masyarakat agraris

atau petani. Dari segi penghasilan, petani mempunyai pendapatan yang dapat

dikontrol karena pola panen yang terkontrol sehingga hasil pangan atau ternak

yang mereka miliki dapat ditentukan untuk mencapai hasil pendapatan yang

mereka inginkan. Berbeda halnya dengan masyarakat pesisir yang mata

pencahariannya didominasi dengan nelayan. Nelayan bergelut dengan laut untuk

mendapatkan penghasilan, maka pendapatan yang mereka inginkan tidak bisa

dikontrol.

2.4.2 Karakteristik Masyarakat

Terkait dengan posisi sosial nelayan, pada umumnya, nelayan bergolong kasta

rendah. Hal tersebut didasari dari mayoritas nelayan yang hanya mengenyam

pendidikan tingkat rendah serta kondisi perekonomian dengan kelas menengah ke

bawah. Secara sosiologis, masyarakat pesisir memiliki ciri yang khas dalam hal

struktur sosial yaitu kuatnya hubungan antara patron dan klien dalam hubungan

pasar pada usaha perikanan. “Patron memberikan bantuan berupa modal kepada

klien. Hal tersebut merupakan taktik bagi patron untuk mengikat klien dengan

utangnya sehingga bisnis tetap berjalan” (Satria dalam Dietriech, 2001). Dari

masalah utang piutang tersebut sering terjadi konflik, namun konflik yang

mendominasi adalah persaingan antar nelayan dalam memperebutkan sumberdaya

ikan yang jumlahnya terbatas. Jika dirinci secara lebih dalam maka karakteristik

masyarakat pesisir menurut kondisi ekonomi, sosial dan budayanya adalah

sebagai berikut (anonim, 2008) :

1) Masyarakat pesisir beranggapan bahwa pantai merupakan suatu tempat yang

mempunyai keunggulan lokasi yang dapa menjadi pusat pertumbuhan

ekonomi

2) Masyarakat pesisir mempunyai kegiatan sosial-ekonomi yang berorientasi ke

darat dan laut

3) Rata-rata masyarakat pesisir termasuk dalam golongan ekonomi lemah dengan

latar belakang pendidikan relatif terbatas

4) Pengetahuan akan lingkungan sehat cenderung masih kurang, terjadi

kebiasaan “tidak sadar lingkungan” serta cenderung kurang memperhatikan

bahaya dan resiko

5) Terdapat masyarakat yang secara tradisi terbiasa hidup (bahkan tidak dapat

dipisahkan) di atas air

Page 38: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2.5 Korelasi Muatan Teori Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir

Hubungan antar indikator yang termuat dalam teori penggunaan lahan kawasan pesisir

dapat diuraikan sebagai berikut. Kondisi politik, ekonomi, sosial kemasyarakat di

kawasan pesisir sangat dipengaruhi oleh kondisi pantai dan ekosistemnya. Ekosistem

dan kondisi pantai yang mendukung timbulnya aktivitas akan memancing adanya

aktivitas-aktivitas yang membutuhkan ruang di sekitar kawasan pantai. Adanya

aktivitas-aktivitas tersebut nantinya akan menimbulkan penggunaan lahan tertentu di

kawasan pesisir tersebut. Dan nantinya penggunaan lahan tertentu tersebut akan kembali

berdampak pada lingkungan sekitar di kawasan pesisir. Dari uraian tersebut dapat

dilihat hubungan erat antara indikator-indikator yang termuat didalam teori penggunaan

lahan kawasan pesisir.

2.6 Korelasi Karakteristik Bencana Tsunami Dengan Penggunaan Lahan Kawasan

Pesisir

2.6.1 Kepekaan Tsunami Terhadap Kelerengan Pantai

Menurut Shuto (1993), jarak jangkauan tsunami ke daratan sangat ditentukan oleh

terjal-landainya morfologi pantai. Pada pantai yang terjal, tsunami tidak akan

terlalu jauh mencapai daratan karena tertahan dan dipantulkan kembali oleh tebing

pantai. Sementara di pantai yang landai, landaan tsunami dapat menerjang sampai

beberapa kilometer masuk ke daratan. Berdasarkan pemahaman tersebut di atas,

maka kelerengan pantai menurut USDA-NRCS (1986) dapat diklasifikasikan

seperti berikut :

Tabel 2.6 Kelerengan Pantai

No Jenis Kelerengan Pantai Kepekaan Terhadap Tsunami

1 Sangat curam Tidak peka

2 Curam Kurang peka

3 Agak curam Agak peka

4 Landai Peka

5 Datar Sangat peka

Sumber : USDA-NRCS, 1986

Selain itu terdapat oknfigurasi tipe pantai yang berkorelasi dengan jenis impasan

gelombang tsunami. Yaitu sebagai berikut :

a) Tipe teluk (shape) akan mengalami amplifikasi/peningkatan energi gelombang

berlipat ganda

b) Tipe tanjung akan mengalami reduksi energi gelombang

c) Single island dan akan mengalami impasan dari samping

Page 39: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2.6.2 Kepekaan Tsunami Terhadap Kekasaran Pantai

Ditinjau dari sudut pandang geomorfologi, keberadaan material permukaan dapat

menunjukkan tingkat kekasaran pantai. Dampak positif kekasaran pantai adalah

semakin padu material permukaan akan semakin besar energi tsunami yang

teredam, sedangkan dampak negatifnya adalah semakin lepas material permukaan

akan semakin besar kerusakan sarana dan prasarana berikut kehilangan jiwa

manusia. USDA-NRCS (1986) mengklasifikasikan kekasaran pantai seperti

berkut :

Tabel 2.7 Kekasaran Pantai

No Jenis Kekasaran Pantai Kepekaan Terhadap Tsunami

1 Batuan beku Tidak peka

2 Batu karang di teluk-teluk pantai Kurang peka

3 Beting karang Agak peka

4 Rawa Peka

5 Pasir memanjang Sangat peka

Sumber : USDA-NRCS, 1986

2.6.3 Kriteria Penggunaan Lahan di Kawasan Pesisir Agar Aman dari Bencana

Tsunami

Secara umum, penggunaan lahan pada kawasan pesisir dapat aman jika pada suatu

kawasan sudah terdapat beberapa pengaturan yang telah disosialisasikan dalam

buku Operasional Program Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang

dan buku Menghadapi Bencana Tsunami yang disusun oleh Masyarakat

Lingkungan Binaan untuk Komisi Darurat Kemanusiaan Nagroe Aceh

Darussalam dan Sumatra Utara. Karakteristik lokasi aman di kawasan pesisir

rawan bencana tsunami disusun berdasarkan Konsep Teoritis Penataan Ruang

Kota Pesisir di Wilayah Bahaya Tsunami. Dimana didalam konsep tersebut dapat

dilihat struktur penggunaan lahan yang aman pada daerah pesisir rawan bencana.

Sumber : Operasional Prgrm. Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang

Gambar 2.7 Konsep Teoritis Penataan Ruang Kota Pesisir

Page 40: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Berikut akan diterangkan terkait infrastruktur pendukung penggunaan lahan yang

aman sesuai dengan konsep di atas :

1) Terdapat pengembangan sistem informasi, monitoring dan peringatan dini di

kawasan pesisir

2) Terdapat sistem pertahanan pantai, dimana terdapat tiga kondisi yang

merupakan sistem pertahanan pantai yaitu :

a) Kehadiran tebing tinggi pantai

b) Rataan depan pantai (shore platform)

c) Jalur vegetasi pantai nipah dan magrove di sepanjang pantai

3) Terdapat sistem penanggulangan dampak tsunami seperti berikut :

a) Pemberian sistim tanggul (dike) tepi pantai untuk bangunan tepi pantai

yang bernilai penting seperti pelabuhan.

b) Pada pantai teluk yang berbentuk kantong yang menyempit ke arah darat,

jarak bangunan di darat dari garis pantai harus cukup jauh (lebih dari 200

meter) untuk mencegah amplifikasi energi dan ketinggian gelombang yang

mencapai pantai dan dataran pantai.

c) Terdapat tanggul pematang di dataran pantai yang cukup tinggi, dan

berlapis dengan jarak antar tanggul yang cukup lebar.

4) Terdapat jalur evakuasi berdasarkan peta microzoning kawasan rawan bencana

tsunami.

5) Terdapat tempat-tempat perlindungan (shelter), dapat berupa daerah perbukitan

atau bangunan tinggi (bertingkat) yang dirancang tahan terhadap gelombang

Tsunami. Bangunan ini dapat berfungsi sebagai tempat evakuasi/perlindungan

penduduk selama adanya bencana Tsunami dan gelombang pasang.

6) Selain itu, bangunan-bangunan pada tiap penggunaan lahan seharusnya

menggunakan empat teknik bangunan agar terkena dampak paling kecil dari

sapuan gelombang tsunami (dijelaskan dalam tabel).

Tabel 2.8 Struktur Bangunan Aman dari Tsunami No Gambar Jenis Keterangan

1

Struktur untuk

menghindari

tsunami

Penempatan bangunan dan infrastruktur di bagian

tapak yang tinggi atau menaikkan struktur di atas

ketinggian terpaan tsunami atau memperkuat podium (tempat berpijaknya bangunan) akan membuat

bangunan aman dari terpaan tsunami.

Page 41: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Lanjutan Tabel 2.8

No Gambar Jenis Keterangan

2

Struktur untuk

memperlambat arus

Arus dari gelombang tsunami akan mengalami

perlambatan jika di sekitar penggunaan lahan terdapat elemen yang dapat berfungsi sebagai

pelambat arus, dimana elemen-elemen tersebut

terdiri dari hutan buatan yang dirancang khusus, saluran air, kontur tanah serta jalur hijau. Upaya

memperlambat arus gelombang dapat mengurangi

daya hancur dari tsunami.

3

Struktur untuk membelokkan air

Gelombang tsunami akan mengalami pembelokkan jika pada suatu kawasan pesisir sudah terdapat

penggunaan tembok-tembok bersudut dan saluran

jalannya aliran air pada tiap bangunan di masing-masing penggunaan lahan, sehingga daya hancur

tsunami juga dapat terminimalisir, karena air

mengalir pada “aliran” yang sengaja telah dibentuk.

4

Struktur untuk menghambat

terpaan tsunami

Gelombang tsunami juga dapat ditahan sementara sehingga gelombang tidak menerjang kawasan

pesisir yang tseharusnya terlanda. Meski diketahui,

upaya menahan hanyalah upaya sementara yang

dapat mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang balik atau mengarahkan tenaga gelombang ke daerah

lain.Gelombang tsunami dapat tertahan tidak

melanda suatu penggunaan lahan tertentu di sekitar kawasan pesisir jika pada kawasan tersebut sudah

mempunyai struktur penahan yang kokoh seperti

tembok, terasering (penataan gundukan/tanah curam berbentuk anak tangga) atau jalur hijau, struktur

parkir dan konstruksi lain yang kokoh dapat

menahan kekuatan gelombang.

Sumber : Menghadapi Bencana, 2005

Secara khususnya akan dibahas terkait kondisi aman pada masing-masing

penggunaan lahan di kawasan pesisir rawan bencana tsunami seperti berikut ini :

1) Permukiman

Suatu permukiman yang aman apabila dalam pembangunya sudah memikirkan

struktur dan penempatan lokasi pada topografi yang dianggap aman, yaitu di

atas batas ketinggian genangan air jika tsunami menerjang. Berikut merupakan

beberapa struktur permukiman aman yang terletak di pesisir pantai.

Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang

Gambar 2.8 Permukiman Aman Dengan Barier Vegetasi Pantai

Page 42: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang

Gambar 2.9 Permukiman Aman Dengan Tembok Penahan

Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang

Gambar 2.10 Perkampungan Aman Dengan Pola Sejajar

Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang

Gambar 2.11 Perkampungan Tidak Aman Dengan Pola Tidak Beraturan

Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang

Gambar 2.12 Pantai Berbentuk Teluk Kurang Baik Untuk Permukiman

Page 43: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Sumber : Operasional Prg. Penanganan Bencana Alam Bid. Penataan Ruang

Gambar 2.13 Pantai Lurus Aman Dengan Perlindungan Vegetasi Pantai

2) Lingkungan Binaan Baru dan Subdivisi

Sementara itu, struktur lingkungan binaan baru dan subdivisi yang aman dari

bencana tsunami harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) Adanya jarak ruang yang maksimum antar bangunan.

b) Adanya upaya meninggikan bangunan di atas batas ketinggian terpaan

banjir.

c) Menempatkan rumah-rumah di belakang hutan pengontrol tsunami atau

bangunan-bangunan yang besar dan kuat.

d) Menempatkan jalan-jalan akses utama di luar area banjir, dan jalan-jalan

akses penunjang tegak lurus dengan tepi laut.

3) Bangunan Hotel Bertingkat Tinggi

Daerah pesisir yang sudah sangat berkembang sektor pariwisatanya pasti akan

terbangun banyak bangunan hotel bertingkat tinggi sebagai penunjang

pariwasata tersebut. Pengembangan hotel bertingkat tinggi serta resort pada

kawasan pesisir yang rawan bencana tsunami agar dapat meminimalisir

kerusakan harus mencontoh struktur ruang dan bangunan dari bangunan hotel

di Hawaii. Dimana rangka bangunan hotel merupakan rangka beton yang kuat,

dan dibangun di atas tanah yang sudah diteliti kestabilannya. Selain itu, bagian

yang rendah pada bangunan-bangunan ini dapat dirancang untuk area publik

seperti lobi dan fungsi-fungsi penunjang bagi ruangan-ruangan di atasnya,

seperti perparkiran. Bangunan-bangunan ini didesain untuk menahan gangguan

tsunami dan gempa. Selain itu, pemanfaatan lahan untuk bangunan hotel dan

resort juga harus menyediakan ruang terbuka dan hutan tsunami yang berfungsi

sebagai daerah penghambat gelombang tsunami.

Page 44: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

4) Komunitas Komersial dan Industri

Menguatkan dan memperluas struktur pelabuhan dapat membantu melindungi

wilayah komersial yang berdekatan. Tergantung pada besarnya tsunami,

pecahan gelombang pada saat pasang naik dapat mengakibatkan banjir dan

struktur tersebut menjadi tidak efektif. Struktur bangunan yang kuat dan

berlokasi di atas ambang batas banjir dari tsunami merupakan kriteria aman

dari komunitas bangunan komersial dan industri di kawasan pesisir.

Melindungi bangunan komersial dan fasilitas industri dengan tembok dan

penjangkaran yang kuat dapat membantu. Meskipun demikian, menempatkan

penggunaan strategi jenis-jenis ini di luar wilayah terpaan adalah teknik

penanggulangan yang paling efektif.

2.7 Pemanfaatan Lahan Tepi Pantai

Berikut akan dipaparkan terkait ketentuan umum penggunaan lahan pada kawasan tepi

air perkotaan sesuai dengan Pedoman Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai di Kawasan

Perkotaan.

1) Kawasan Lindung

Kawasan lindung atau konservasi meliputi kawasan bergambut, kawasan sempadan

pantai, kawasan pantai berhutan bakau, dan kawasan rawan bencana. Pengaturan

pemanfaatan ruang pada kawasan lindung tersebut secara umum terdiri dari dua yaitu

sebagai berikut :

Ditetapkan di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan Kota

sebagai kawasan lindung;

Kegiatan budidaya terbatas diijinkan dengan syarat tidak mengganggu fungsi

lindung kawasan.

Hal khusus yang membedakan pengaturan pemanfaatan ruang di kawasan lindung

tersebut di atas adalah fungsi masing-masing kawasan serta letaknya yang harus

berada di sisi terkuar dari kawasan pesisir.

a) Kawasan Bergambut

Kawasan bergambut berfungsi sebagai penambat air karena kemampuan

mengikat air yang sangat tinggi, pencegah banjir dengan mengabsorbsi air yang

datang, habitat flora dan fauna tertentu serta pembentuk ekosistem yang khas.

Page 45: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b) Kawasan Sempadan Pantai

Sempadan pantai berfungsi sebagai pengatur iklim, sumber plasma nutfah serta

benteng wilayah daratan dari pengaruh negatif dinamika laut ataupun bencana

kelautan.

c) Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Kawasan pantai berhutan bakau berfungsi sebagai sumber bahan organik, habitat

berbagai hewan aquatik bernilai ekonomis tinggi, pelindung garis pantai dari

abrasi, penahan intrusi air laut serta sebagai barier jika terjadi gelombang tinggi

akibat dinamika laut ataupun kebencanaan.

2) Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya meliputi kawasan perumahan, kawasan industri, kawasan

perdagangan dan jasa, kawasan pariwisata, serta kawasan pelabuhan. Faktor utama

yang harus dipertimbangkan dalam pemanfaatan ruang kawasan budidaya adalah

kawasan tersebut telah ditetapkan di dalam RTRW kabupaten dan Kota sebagai

kawasan budidaya.

a) Kawasan perumahan

Kawasan perumahan mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal atau

hunian yang dilengkapi dengan prasaranan dan sarana lingkungan. Kriteria

pemanfaatan ruang kawasan perumahan adalah:

Tersedia sumber air yang cukup, sistem drainase yang baik dan sistem

pengolahan sampah yang baik

Tersedia aksesibilitas yang baik ke pusat-pusat kegiatan maupun sarana

publik

Terhindar dari bahaya abrasi pantai

Lebar garis sempadan 30-100 meter dari titik pasang tertinggi

b) Kawasan industri

Kawasan industri merupakan kawasan untuk kegiatan industri pengolahan yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang dan memiliki kriteria

pemanfaatan ruang sebagai berikut :

Penggunaan lahan disesuaikan dengan ketentuan/peraturan yang berlaku

Tersedia akses ke pusat pelayanan niaga dan pelayanan pelabuhan

Tersedia sistem pengelolaan limbah dan drainase yang baik

Luas lahan disesuaikan dengan jenis industrinya

Membatasi penggunaan air tanah untuk mencegah intrusi air laut

Lebar garis sempadan pantai 100-300 meter dari titik pasang tertinggi

Page 46: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c) Kawasan perdagangan dan Jasa

Kawasan perdagangan dan jasa merupakan tempat pusat kegiatan perdagangan

dan jasa dengan kriteri pemanfaatan ruang sebagai berikut :

Tersedia aksesibilitas yang memadai dan dapat menjangkau pusat pelayanan

niaga (pasar), pelayanan pelabuhan dan kawasan industri terkait

Tersedia saranan dan prasana (utilitas)

Pencemaran bahan buangan kapal harus diminimalkan

Lebar garis sempadan pantai 100-300 metrer dari titik pasang tertinggi

d) Kawasan Pariwisata

Kawasan pariwisata merupakan kawasan yang disediakan untuk memenuhi

kebutuhan kegiatan pariwisata dengan kriteria pemanfaatan ruang sebagai

berikut :

Tersedia sarana dan prasarana serta aksesibilitas yang tinggi ke pusat

pelayanan niaga dan kesehatan

Pengaturan pemakaian air tanah yang disesuaikan dengan kapasits

ketersediaan air tanah dan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian kembali

Lebar garis sempadan pantai 100-300 meetr dari titik pasang tertinggi

e) Kawasan Pelabuhan

Kawasan pelabuhan terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya tempat kapal

bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang yang

dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan penunjang

pelabuhan dan antar moda transportasi. Pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan

mempunyai kriteria sebagai berikut :

Tersedia aksesibilitas yang tinggi ke pusat pelayanan distribusi barang dan

penumpang

Penataan letak pusat-pusat pelayanan harus efisien dan efektif

Tersedia sistem pengolahan limbah

Pengawasan terhadap tingkat sedimentasi yang berpengaruh terhadap

kedalaman laut terutama di sekitar dermaga dan akses keluar masuk kapal

Pengembangan teknologi yang menunjang aktivitas pelabuhan untuk

mengantisipasi perubahan iklim yang berpengaruh terhadap fluktuasi

pasang-surut, tinggi gelombang laut dan kesecapatan arus laut

Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan di sekitar pelabuhan untuk

menjamin ketersediaan lahan untuk

Page 47: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2.8 Kerangka Teori

Gambar 2.14 Kerangka Teori

Faktor Penetu Lokasi Aman Pada

Daerah Terlanda Tsunami Cilacap Pada

Tahun 2006

Teori Karakteristik Tsunami

Teori Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir

1. Pemahaman Kebencanaan Geologi

(Zakaria,2004)

2. Pengertian dan Penyebab tsunami

(Hamzah Latief, 2007)

3. Karakter Run up tsunami (teori

Imamura, 2001 ; USDA-NRCS, 1986

; Oki Oktariadi, 2009)

4. Karakter Innudation tsunami (Journal

Of The Tsunami Society Volume 24

Number 1 Published Electronically

2006)

1. Pengertian kawasan pesisir (Brahtz dalam

Supriharyono, 2002: 2; Sorenson dan Mc.

Creary dalam Clark (1996: 1); Ketchum

dalam Kay dan Alder, 1999: 2; Beatley et al,

dalam Dahuri, dkk , 2001: 9; Suprihayono,

2007: 14; UU No. 27 Tahun 2007)

2. Karakteristik bentuk pantai kawasan pesisir

(Hantoro, 2004)

3. Karakteristik ekosistem kawasan pesisir (UU

No.4/1982 dan UU No. 5/1990; Pritchard

dalam Supriharyono, 2002: 12; Macnae

dalam Supriharyono, 2007: 40;

Supriharyono, 2007: 72; Dawes dalam

Supriharyono, 2002: 62)

4. Jenis Penggunaan lahan kawasan pesisir

(Skole dan Tucker dalam Rais, 2004: 157;

Key dan Alder , 1998:25; Dahuri et al,

2001:122 ; Suprijanto, 2008: 295)

5. Karaktersitik masyarakat pesisir (Dietriech,

2001 ; Koentjaraningrat dalam Dietriech,

2001 ; Satria, 2002; anonim, 2008)

Kriteria penggunaan lahan yang aman pada kawasan pesisir rawan

bencana tsunami (buku Operasional Program Penanganan

Bencana Alam Bidang Penataan Ruang 2007 dan buku

Menghadapi Bencana Tsunami disusun oleh Masy. Lingk. Binaan

untuk Komisi Darurat Kemanusiaan NAD dan Sumut 2005)

Kepekaan tsunami

berdasarkan

kelerengan pantai

(USDA-NRCS, 1986)

Kepekaan tsunami berdasarkan kekasaran

pantai (Operasional Program Penanganan

Bencana Alam Bidang Penataan Ruang,

2007; USDA-NRCS, 1986)

Korelasi Guna Lahan dan Karakter Tsunami untuk menentukan

Lokasi Aman Kawasan Pesisir dari Bencana Tsunami

Page 48: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Page 49: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Menurut Nazir (2003: 1), metode penelitian merupakan satu kesatuan sistem dalam

penelitian yang terdiri dari prosedur dan teknik yang perlu dilakukan dalam suatu penelitian.

Prosedur memberikan kepada peneliti urut-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam

suatu penelitian, sedangkan teknik penelitian memberikan alat-alat ukur apa yang diperlukan

dalam melaksanakan suatu penelitian.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan dipakai penulis dalam melakukan penelitian terkait

pencarian faktor penentu lokasi aman pada daerah rawan bencana tsunami di Kabupaten

Cilacap adalah pendekatan kuantitaif, dengan menggunakan jenis penelitian korelasi.

Pendekatan kuantitaif merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat

deskripsi objektif tentang fenomena terbatas dan menentukan apakah fenomena dapat

dikontrol melalui beberapa intervensi1.

Pendekatan kuantitatif tersebut dipilih karena tujuan penelitian yang akan dilakukan

yaitu untuk mengetahui korelasi antara karakteristik bencana tsunami dengan

penggunaan lahan pada Kabupaten Cilacap pada tahun 2006, tujuan penelitian yang

mengarah pada korelasi lebih ke arah perhitungan statistik dengan menggunakan

program aplikasi tertentu. Tujuan penelitian tersebut mengarah pada objetivitas,

berusaha memelihara pandangan, biases dari pengaruh pengumpulan data dan analisis

proses serta melibatkan interaksi minimal dan jika interaksi diperlukan (wawancara)

diperlukan maka berusaha dibakukan prosesnya, hal tersebut merupakan salah satu cirri

dari pendekatan kuantitatif. Selain itu, pendekatan yang digunakan di dalam teori ini

adalah pendekatan deduktif dimana penelitian ini dideduksi dari teori tentang apa yang

akan diamati, dalam hal ini teori terkait bencana tsunami dan penggunaan lahan.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif, hal ini dikarenakan pada penelitian ini, Penulis bermaksud menggali lebih

dalam karakteristik hubungan antara bencana tsunami dengan penggunaan lahan pada

kawasan pesisir sehingga diketahui faktor penentu lokasi aman pada daerah rawan

1 Dr. Ir. Masyuri, MP dan Drs. Zainuddin, MA “ Metode Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatif”.2008.

Hal. 14

Page 50: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bencana tsunami. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan

untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun

fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,

perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya (Sukma Dinata dalam Masyuri dan Zainuddin, 2008). Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang

berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau

tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu konsep yang mempunyai nilai berubah-ubah atau

tidak tetap. Variabel dapat juga diartikan sebagai konsep dalam bentuk konkret atau

operasional. Guna mengoperasionalkannya maka variabel perlu diperjelas dengan

parameter atau indikator-indikatornya. Berdasarkan pengertian variabel di atas maka

variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Varibel dan Indikator Terpilih

No Variabel Indikator

1 Karakteristik bencana tsunami 1. Karakter run up tsunami

2. Karakter innudation tsunami

2 Karakteristik penggunaan lahan di kawasan

pesisir

1. Karakteristik fisik lingkungan (bentuk

pantai) kawasan pesisir 2. Karakteristik ekosistem kawasan pesisir

3. Jenis guna lahan kawasan pesisir

4. Karakteristik masyarakat pesisir terhadap

penentuan penggunaan lahan kawasan

pesisir

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Unit analisis dari tiap indikator pada masing-masing variabel adalah pada tiap zona

terlanda tsunami di Kabupaten Cilacap. Zona-zona tersebut nantinya akan dilakukan

pengurutan pembahasan dimulai dari daerah terlanda ujung timur sampai ke barat.

Page 51: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3.4 Kerangka Analisis

Gambar 3.1 Kerangka Analisis

Karakteristik bencana tsunami

Karakteristik penggunaan lahan

kawasan pesisir

Analisis Karakteristik bencana tsunami

Membandingkan teori dengan histori

tsunami Cilacap 2006 :

a) Karakter run up tsunami

b) Karakter innudation tsunami

Analisis Karakteristik penggunaan

lahan kawasan pesisir Membandingkan teori dengan histori

eksisting penggunaan lahan daerah

rawan bencana tsunami Cilacap :

a) Karakteristik fisik lingkungan

b) Karakteristik ekosistem kawasan

pesisir

c) Jenis penggunaan lahan kawasan

pesisir

d) Karakteristik masyarakat pesisir

dalam menentukan penggunaan

lahannya

Identifikasi Karakteristik

bencana tsunami

Identifikasi Karakteristik

penggunaan lahan kawasan

pesisir

Analisis Korelasi karakteristik

bencana tsunami dengan

penggunaan lahan kawasan pesisir

(kepekaan tsunami berdasar

kelerengan dan kekasaran pantai

serta penggunaan lahan aman dari

tsunami)

Komposisi faktor yang saling

berkolerasi dalam penetuan

lokasi aman pada kawasan

pesisir daerah rawan bencana

tsunami Kabupaten Cilacap

INPUT PROSES OUTPUT

Sintesa perumusan faktor-faktor

penentu lokasi aman dari bencana

tsunami

Rumusan faktor penetu lokasi

aman dari bencana tsunami

Page 52: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3.5 Metode Penelitian

3.5.1 Kebutuhan Data

Di dalam penelitian ini kebutuhan data yang digunakan untuk menunjang

analisis terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

dengan cara observasi lapangan, wawancara serta kuisioner. Sementara data

sekunder diperoleh dari data yang berasal dari instansional dan literatur.

3.5.2 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang

dilakukan oleh peneliti secara langsung kepada objek penelitian di lapangan,

baik melalui pengamatan (observasi) langsung maupun wawancara (interview)

serta penyebaran angket/kuisioner, sedangkan pengumpulan data sekunder

dilakukan peneliti dengan cara tidak langsung ke objek penelitian tetapi

melalui penelitian terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek

penelitian (Singarimbum, 1995). Berikut akan dijelaskan secara lebih lengkap

terkait dengan data primer dan data sekunder :

1) Data primer

Pengumpulan data primer yang akan dilakukan dalam penelitian ini

meliputi 3 (tiga) cara :

a) Observasi lapangan

Manfaatnya peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam

keseluruhan situasi sosial, memperoleh pengalaman langsung, melihat

hal-hal yang kurang atau tidak di amati orang lain, menemukan hal-hal

yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dan di luar persepsi

responden dan tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya tetapi juga

memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi sosial

yang diteliti (Sugiyono dalam Johannes Hanzen Saruksuk, 2006).

Pengamatan langsung dalam penelitian ini ditujukan untuk mengamati

dan mendokumentasikan kondisi eksisting kawasan pesisir rawan

bencana tsunami Kabupaten Cilacap baik dari segi penggunaan lahannya,

karakter masyarakat, dampak tsunami pada tahun 2006 silam serta

karakteristik bentuk pantainya.

b) Wawancara

Wawancara yang ditujukan pada institusi yang terkait pengelolaan

bencana tsunami maupun badan perencanaan di Kabupaten Cilacap guna

Page 53: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

mengetahui histori tsunami pada tahun 2006 serta mengetahui perubahan

kondisi tata guna lahan eksisting pasca bencana.

c) Kuesioner

Kuisioner digunakan untuk memperoleh data maupun informasi dengan

cara menyebarkan kuesioner ke masyarakat yang bermukim pada

kawasan pesisir rawan bencana tsunami Kabupaten Cilacap, terkait

dengan data aktivitas masyarakat pesisir dalam penggunaan lahan pesisir,

histori tsunami di masa lalu serta pemahaman masyarakat terkait dengan

bencana tsunami.

2) Data sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dalam 2 (dua) cara yaitu sebagai

berikut :

a) Instansi

Data instansi merupakan sumber data utama dalam penelitian ini, karena

penelitian ini dilakukan pada fenomena yang terjadi pada tahun 2006

silam. Data-data yang diperoleh dari instansi tersebut adalah dokumen

historis bencana tsunami pada tahun 2006 silam, dokumen kondisi

geologi Kabupaten Cilacap, dokumen dan peta penggunaan lahan pada

tahun 2006, jumlah penduduk pada daerah yang rawan bencana tsunami,

peta tingkat kerawanan bencana tsunami pada tahun 2006 silam, peta

topografi dan kelerengan Kabupaten Cilacap, peta jenis tanah Kabupaten

Cilacap serta dokumen ekosistem di kawasan pesisir Cilacap pada tahun

2006 silam. Data-data instansi tersebut dapat didapat pada Bappeda

Cilacap, BPBD Cilacap, Dinas Kelautan Cilacap serta BPBT Yogyakarta.

b) Literatur

Data literature digunakan untuk mengelompokkan data yang didapat dari

lapangan maupun instansi sehingga lebih mudah dipahami. Literature

yang digunakan adalah yang terkait dengan pembagian morfologi pantai

serta pengelompokkan beberapa karakter tsunami.

Page 54: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 3.2 Analisis dan Kebutuhan Data

No Sasaran Analisis Variabel Indikator Kebutuhan Data

Cara Memperoleh Data

Primer Sekunder Sumber

Q W O L I

1

Identifikasi

karakteristik run up

tsunami Analisis

Identifikasi

Karakteristik

Bencana

Tsunami

Karakteristik

bencana

tsunami

karakteristik run

up tsunami pada

titik terlanda

Dokumen histori bencana BPBD

Dokumen histori bencana BPPT

Peta histori tsunami 2006

- √ - √ √

1. Bappeda Cilacap

2. BPBD Cilacap

3. Dinas Kelautan

Cilacap

4. BMKG Cilacap

5. BPPT Yogyakarta 6. Masyarakat Pesisir

Daerah Rawan

Bencana Tsunami

Kabupaten Cilacap

7. Daerah Pesisir rawan

bencana tsunami

Kabupaten Cilacap

2

Identifikasi jarak

landaan (innudation)

tsunami

jarak landaan

(innudation)

tsunami pada

titik yang terlanda

Dokumen histori bencana BPBD

Dokumen histori bencana BPPT

Peta histori tsunami 2006

Kondisi kawasan pesisir Kabupaten Cilacap

- √ √ √ √

3

Identifikasi karakter

fisik (bentuk pantai)

kawasan pesisir Analisis

Identifikasi

Karakteristik

Penggunaan

Lahan

Kawasan

Pesisir

karakteristik

penggunaan

lahan

kawasan

pesisir

karakter fisik

(bentuk pantai)

kawasan pesisir

Dokumen kelautan

Dokumen terkait asal tutupan

lahan kawasan pesisir

Peta kelautan

Peta topografi

Peta Jenis Tanah

- - √ √ √

4

Identifikasi

karakteristik ekosistem

kawasan pesisir

karakteristik

ekosistem

kawasan pesisir

Dokumen kelautan

Dokumen lingkungan hidup

Peta lingkungan hidup

Informasi terkait berbagai jenis

ekosistem dari masyarakat dan

tokoh institusi

√ √ √ √ √

5

Identifikasi jenis

penggunaan lahan di

kawasan pesisir Analisis

Identifikasi

Karakteristik

Penggunaan

Lahan

Kawasan

Pesisir

karakteristik

penggunaan

lahan

kawasan

pesisir

jenis

penggunaan

lahan di

kawasan pesisir

Dokumen RTRW Kabupaten Cilacap

Peta Penggunaan Lahan

Kabupaten Cilacap

Peta Rencana Peruntukkan Lahan

Kabupaten Cilacap

Kondisi di Lapangan Penggunaan

Lahan di kawasan pesisir

- √ √ √ √

6

Identifikasi

karakteristik

masyarakat pesisir

karakteristik

masyarakat

pesisir

Aktivitas masyarakat pesisir

Pemahaman Masyarakat Pesisir

Terhadap Bencana

Bentuk sosialisasi mitigasi

bencana kepada masyarakat pesisir

√ - √ - -

Page 55: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Lanjutan Tabel 3.2

No Sasaran Analisis Variabel Indikator

Kebutuhan Data Cara Memperoleh Data

Primer Sekunder Sumber

Q W O L I

7

Analisis korelasi

penentu faktor-faktor aman pada kawasan

pesisir rawan bencana

tsunami

Analisis Korelasi

Karakteristik Bencana

Tsunami dengan

Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir

-

Input dari hasil analisis

karakteristik tsunami dan

penggunaan lahan kawasan pesisir

- - - - -

1. Bappeda Cilacap

2. BPBD Cilacap

3. Dinas Kelautan

Cilacap

4. BMKG Cilacap

5. BPPT Yogyakarta

6. Masyarakat Pesisir

Daerah Rawan

Bencana Tsunami

Kabupaten Cilacap 7. Daerah Pesisir rawan

bencana tsunami

Kabupaten Cilacap

kepekaan tsunami

berdasarkan kelerengan

pantai

Peta Zonasi Kerawanan Bencana

Tsunami

Peta Topografi

Dokumen histori tsunami tahun

2006

- √ √ √ √

kepekaan tsunami

berdasarkan kekasaran

pantai

Peta Zonasi Kerawanan Bencana

Tsunami

Peta tutupan tanah

Dokumen histori tsunami tahun

2006

- √ √ √ √

penggunaan lahan yang

aman dari bencana tsunami

di kawasan pesisir

Peta Zonasi Kerawanan Bencana

Tsunami

Peta Penggunaan Lahan

Sebaran Bangunan dan jalur

evakuasi

Dokumen histori tsunami tahun

2006

Aktivitas masyarakat

√ √ √ √ √

Q (Quisioner) ; W (Wawancara) ; O (Observasi) ; L (Literatur) ; I (Instansi)

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Page 56: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3.6 Teknik Sampling

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek dengan

kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulan. Dalam hal ini populasi berkenaan dengan data

bukan pada orangnya atau bendanya (Nazir, 2003: 327). Populasi yang termasuk

ke dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh masyarakat pesisir yang tergolong

kedalam tipe morofologi pantai tertentu, yaitu penduduk yang terdapat pada

delapan kecamatan yang ditetapkan sebagai daerah rawan bencana tsunami

Kecamatan Adipala, Binangun, Nusawungu, Kesugihan, Kampung Laut, Cilacap

Utara, Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan. Dari populasi tersebut, diharapkan

diperoleh data terkait dengan karakteristik masyarakat pesisir dalam penggunaan

lahan di sekitar pantai serta pemahaman masyarakat terkait bencana tsunami pada

tahun 2006 silam. Total penduduk yang terdiri dari delapan kecamatan tersebut

berjumlah 566.671 jiwa.

Sumber : RTRW Kabupaten Cilacap Tahun 2011-2031

Gambar 3.2 Daerah Populasi

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Pendapat lain mengatakan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang

dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi

(Nazir, 2003: 325). Penetapan sampel penelitian ini ditempuh melalui teknik area

sampling, dimana populasi yang berada pada daerah besar kemudian dibagi

Page 57: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

menjadi daerah-daerah kecil yang jelas batas-batasanya (Bungin dalam Johanes

Hansen Saruksuk, 2006).

Penentuan sampel pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data

terkait dengan karakteristik masyarakat pesisir serta mereview kondisi pada saat

terjadi bencana tsunami pada tahun 2006 silam di Kabupaten Cilacap. Dalam

penelitian ini akan digunakan teknik sampling probability dimana teknik tersebut

memberikan peluang sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Jenis probability sampling yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis multiphase sampling, dimana terdapat beberapa tahapan

dalam pengambilan sampel.

Tahap pertama yang akan dilakukan dalam menentukan sampel adalah dengan

mengelompokkan kelurahan-kelurahan di delapan Kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Cilacap ke dalam dua kelompok besar yaitu daerah yang terkena

tsunami dan daerah yang tidak terkena tsunami. Pengelompokkan ini didasarkan

pada pencapaian aspek penelitian yaitu faktor penentu lokasi aman di daerah

rawan bencana tsunami. Dari hasil pengelompokkan maka didapat jumlah sampel

total pada daerah terlanda yaitu 318.938 jiwa, sementara jumlah sampel daerah

tidak terlanda yaitu 247.733 jiwa.

Setelah diketahui jumlah per bagian maka besarnya ukuran sampel dapat dicari

dengan jenis ukuran sampel untuk pengujian kebermaknaan hubungan2.

Pemakaian formula jenis sampel tersebut didasarkan pada metode analisis yang

akan dipakai yaitu metode korelasi atau kebermaknaan hubungan, sehingga

formula sampel yang dirasa paling sesuai dengan jenis analisis yang akan

dilaksanakan pada penelititan ini adalah formula ini. Berikut rumusan formula

sampel berjenis kebermaknaan hubungan :

𝑛 =(𝑍1−𝛼 + 𝑍1−𝛽)2

𝑈𝑝2+ 3

Dimana :

𝑈𝑝1 =1

2ln(

1 + 𝜌

1 − 𝜌)

𝑈𝑝2 =1

2ln(

1 + 𝜌

1 − 𝜌) +

𝜌

2(𝑛 − 1)

Up merupakan iterasi dan dilakukan perhitungan sampai terjadi keseimbangan

perhitungan untuk mengetahui jumlah n (ukuran sampel). Semetara rho

2 Drs. Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd. “ Aplikasi Statistika Dalam Penelitian”.2011. Hal. 96

Page 58: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

merupakan perkiranan koefisien korelasi antara variabel X dan Y (diambil dari

koefisien korelasi terkecil, apabila tidak diketahui disarankan 0, 30) dan untuk

nilai alfa dan beta jika tidak diketahui dianggap sebagai 0, 05. Sehingga diperoleh

konstanta Zx dimana nilai dari konstanta tersebut dapat dilihat dalam tabel Z

(Sample Sizea For Detecting a Statistically Significant Correlation Coeficient).

Operasi rumus di atas adalah iteratif (dioperasikan ulang sampai diperoleh n yang

stabil/ konvergen). Dengan menggunakan formula rumus di atas maka didapat

hasil perhitungan sebagai berikut ini :

Tabel 3.3 Iterasi dan Jumlah Sampel

Iterasi Jumlah Sampel

Up1 0,30952 n1 163,3968

up2 0,310443 n2 162,4438

up3 0,311372 n3 161,4937

up4 0,312307 n4 160,5465

up5 0,313247 n5 159,6022

up6 0,314193 n6 158,6608

up7 0,315144 n7 157,7224

up8 0,316101 n8 156,7868

up9 0,317064 n9 155,8542

up10 0,318033 n10 154,9245

up11 0,319007 n11 153,9977

up12 0,319988 n12 153,0739

up13 0,320974 n13 152,1529

up14 0,321967 n14 151,2349

up15 0,322965 n15 150,3198

up16 0,32397 n16 149,4076

up17 0,32498 n17 148,4983

up18 0,325997 n18 147,592

up19 0,327021 n19 146,6885

up20 0,32805 n20 145,788

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis, 2012

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah ukuran sampel adalah 145,788

yang setara dengan 146 responden.

1. Nkelompok = (jumlah penduduk per kelompok tsunami)

(jumlah penduduk Total)

Tabel 3.4 Sampel Kelompok Terpaan Tsunami Jumlah Sampel

sampel terkena tsunami 82

sampel yg tidak kena

tsunami 64

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis, 2012

X Sampel total (n)

Page 59: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Setelah diketahui Nkelompok maka dapat dilanjutkan dengan meghitung Nkelurahan

dengan rumus proporsional yang sama tetapi dikalikan dengan jumlah sampel

masing-masing kelompok sehingga didapat hasil sampel untuk masing-masing

kelurahan.

Setelah diketahui jumlah sampel per kelurahan dengan dua pengelompokkan

utama yaitu berdasarkan daerah terpaan tsunami. Maka masing-masing responden

tersebut akan dibagi lagi ke dalam 7 tipe pantai. Karena penelitian ini juga akan

menyangkut data kawasan pesisir. Pengelompokkan morfologi pantai tersebut

dilakukan dengan menzonasi wilayah penelitian berdasarkan topografi daerahnya

serta jenis pantai yang terdapat di kawasan pesisir. Klasifikasi topografi tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Datar : 0-2%

2. Landai : 2-5%

3. Agak Curam : 5-15%

4. Curam : 15-40%

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Gambar 3.3 Daerah Sampel

Setelah itu responden pada tiap kelompok akan didistribusikan kedalam tujuh tipe

morfologi pantai tersebut sehingga didapat hasil pendistribusian sebagai berikut :

Tabel 3.5 Sampel Tiap Morfologi

Kecamatan Identifikasi

Tsunami Kelurahan

Morfologi Pantai

Datar

dan

Lurus

Datar

dan

Teluk

Landai

dan

Lurus

Agak

Curam dan

Lurus

Agak

Curam dan

Teluk

Curam

dan

Lurus

Curam

dan

Teluk

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Binangun Terkena Tsunami

Widarapayung kl 1 - - - - - -

Sidayu 1 - - - - - -

Widarapayung Wt 1 - - - - - -

Sidaurip 1 - - - - - -

Pegubugan Kulon 1 - - - - - -

Page 60: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Lanjutan Tabel 3.5

Kecamatan Identifikasi

Tsunami Kelurahan

Morfologi Pantai

Datar

dan

Lurus

Datar

dan

Teluk

Landai

dan

Lurus

Agak

Curam dan

Lurus

Agak

Curam dan

Teluk

Curam

dan

Lurus

Curam

dan

Teluk

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Binangun

Terkena Tsunami Pagubugan 1 - - - - - -

Tidak Terkena

Tsunami

Karang Nangka 1 - - - - - -

Kemojing 1 - - - - - -

Pesawahan 1 - - - - - -

Pesuruhan 1 - - - - - -

Alangamba 1 - - - - - -

Binangun 1 - - - - - -

Bangkal 1 - - - - - -

Jepara Wetan 1 - - - - - -

Jepara Kulon 2 - - - - - -

Kepudang 1 - - - - - -

Jati 1 - - - - - -

Kesugihan

Terkena Tsunami

Menganti 3 - - - - - -

Karangkandri 2 - - - - - -

Slarang 2 - - - - - -

Kalisabuk 2 - - - - - -

Tidak terkena

tsunami

Kesugihan Kidhul 2 - - - - - -

Kesugihan 1 - - - - - -

Kuripan Kidul - - 2 - - - -

Kuripan - - 2 - - - -

Jangrana - - 1 - - - -

Planjan 1 - - 2 - 1 -

Dondong 1 - - 1 - 1 -

Ciwuni 1 - - 1 - 1 -

Karangjengkol 1 - - 1 - 1 -

Keleng 1 - - - - 1 -

Pasanggrahan 1 - - - - 1 -

Bulupayung 1 - - - - 1 -

Adipala

Terkena Tsunami

Welahan Wetan 1 - - - - - -

Adiraja 1 - - - - - -

Adireja Wetan 1 - - - - - -

Adireja Kulon 1 - - - - - -

Adipala 2 - - - - - -

Gombolharjo 1 - - - - - -

Bunton 1 - - - - - -

Karanganyar 1 - - - - - -

Tidak Terkena

Tsunami

Wlahar 1 - - - - - -

Karangbenda 1 - - - - - -

Pedasong 1 - - - - - -

Dlempangpasir 1 - - - - - -

Penggalang 2 - - - - - -

Karangsari 2 - - - - - -

Kalikudi 1 - - - - - -

Doplang 1 - - - - - -

Nusawungu

Terkena Tsunami

Karang Tawang 2 - - - - - -

Karang Pakis 2 - - - - - -

Banjarsari 1 - - - - - -

Jetis 2 - - - - - -

Tidak Terkena

Tsunami

Banjareja 1 - - - - - -

Kedung Benda 1 - - - - - -

Klumprit 1 - - - - - -

Karangsembung 1 - - - - - -

Purwadadi 1 - - - - - -

Nusawangkal 1 - - - - - -

Karangputat 1 - - - - - -

Banjarwaru 1 - - - - - -

Danasri 1 - - - - - -

Danasri Kidul 1 - - - - - -

Nusawungu 1 - - - - - -

Danasri Lor 1 - - - - - -

Sikanco 1 - - - - - -

Cilacap

Utara

Terkena Tsunami Mertasinga 4 - - - - - -

Tidak Terkena

Tsunami

Kebon Manis 3 - - - - - -

Gumilir 3 - - - - - -

Karang Talun 3 - - - - - -

Tritih Kulon 2 - 2 - - - -

Cilacap

Tengah Terkena Tsunami

Kutawaru - 3 - - - - -

Lomanis - 1 - - - - -

Page 61: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Lanjutan Tabel 3.5

Kecamatan Identifikasi

Tsunami Kelurahan

Morfologi Pantai

Datar

dan

Lurus

Datar

dan

Teluk

Landai

dan

Lurus

Agak

Curam dan

Lurus

Agak

Curam dan

Teluk

Curam

dan

Lurus

Curam

dan

Teluk

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Cilacap

Tengah Terkena Tsunami

Donan - 6 - - - - -

Sidanegara - 7 - - - - -

Gunungsimping - 4 - - - - -

Cilacap

Selatan Terkena Tsunami

Tambakreja - 4 - - 2 - 0

Tegalreja - 3 - - - - -

Sidakaya - 3 - - - - -

Cilacap - 4 - - - - -

Tegal Kamulyan - 4 - - - - -

Kampung

Laut Terkena Tsunami

Ujunggagak - 1 - - - - -

Ujunggalang - 1 - - - - -

Klaces - 1 - - - - -

Panikel - 1 - - - - -

Total Responden 146 84 43 7 4 2 7 0

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Daerah yang termasuk kedalam kelompok morofologi pantai tersebut adalah daerah

yang pada kolom sisi kanannya terisi angka (0-9). Sementara daerah yang kolom sisi

kanannya berupa kosongan menunjukkan daerah tersebut bukan termasuk kedalam

kelompok morfologi tersebut. Pada sampel akhir ini terdapat satu daerah yang tidak

mempunyai responden. Hal tersebut dikarenakan daerah tersebur merupakan kawasan

hutan dan rutan (Pulau Nusakambangan).

3.7 Teknik Analisis

Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari empat teknik

analisis utama yiatu teknik analisis identifikasi karakteristik bencana tsunami Cilacap

tahun 2006, analisis identifikasi karakteristik penggunaan lahan daerah terlanda tsunami

Cilacap tahun 2006, analisis keterkaitan serta sintesa analisis. Sebelum dilakukan

analisis tersebut, nantinya akan dilakukan pengelompokan area aman dan tidak aman

berdasarkan dampak yang ditimbulkan pada tiap zona terlanda. Berikut akan dijelaskan

terkait dengan teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini :

1. Analisis Karakteristik Bencana Tsunami di Cilacap Tahun 2006

Analisis karakteristik bencana tsunami yang terjad di Cilacap pada tahun 2006 silam

dilakukan dengan cara mengolah data histori tsunami terkait data run up dan

innudation tsunami pada tahun 2006 silam. berikut secara lebih rinci akan dijelaskan

pada point di bawah ini :

a. Data run up yang nantinya akan dianalisis dengan disesuaikan terhadap teori

kerusakan run up berdasarkan ketinggian dan skala kerugiannya

b. Data innudation yang nantinya akan dianalisis dengan disesuaikan terhadap

teori skala kerugian pada masing-masing jarak landaan

Page 62: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Kesemua data tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk penjabaran deskriptif

serta diperjelas dalam bentuk tabel sehingga dapat diketahui uraian terkait

karakteristik bencana tsunami pada tahun 2006 silam.

2. Analisis Karakteristik Penggunaan Lahan di Daerah Terlanda Tsunami Cilacap

Tahun 2006

Analisis karakteristik penggunaan lahan kawasan pesisir dilakukan dengan

melakukan pengolahan terkait data-data penggunaan lahan di kawasan pesisir pada

tahun 2006 silam. Pengolahan data tersebut melingkupi data-data sebagai berikut :

a. Data karakteristik fisik lingkungan, yaitu menganalisis karakteristik topografi

dan kelerengan serta bentuk fisik pantai pada kawasan pesisir disesuiakan

dengan teori karakteristik fisik lingkungan kawasan pesisir yang ada

b. Data karakteristik ekosistem yaitu dengan melakukan deskripsi ekosistem yang

terdapat di kawasan pesisir pada tahun 2006 disesuaikan dengan teori ekosistem

kelautan kawasan pesisir

c. Data jenis penggunaan lahan kawasan pesisir Cilacap pada tahun 2006 yaitu

dengan melihat kecenderungan penggunaan lahan pada kawasan pesisir dengan

melihat teori penggunaan lahan kawasan pesisir

d. Data karakteristik masyarakat di kawasan pesisir dalam hal kecenderungan

menggunakan lahan serta pemahamannya dalam kaitannya tsunami

Selanjutnya data-data tersebut akan diolah secara deskriptif sehingga diketahui

karakteristik penggunaan lahan di kawasan pesisir Cilacap pada tahun 2006 silam.

pengolahan secara deskriptif akan dilengkapi dengan tabel dan peta sehingga uraian

akan lebih jelas maknanya.

3. Analisis keterkaitan karakteristik bencana tsunami dengan penggunaan lahan daerah

terlanda tsunami di Kabupaten Cilacap pada tahun 2006

Analisis keterkaitan karakteristik bencana tsunami dengan penggunaan lahan daerah

terlanda tsunami di Kabupaten Cilacap pada tahun 2006 dilakukan dengan teknik

analisis korelasi. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah

satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Analisis

korelasi yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada penelitian non-

parametrik karena belum pernah ada penelitian sebelumnya yang membahas

masalah yang sama yaitu mencari hubungan antara karakter bencana tsunami

dengan karakter penggunaan lahan. Dengan melihat data dari kedua variable yaitu

data dari variable penggunaan lahan serta data dari karakter bencana, sehingga

terdapat dua jenis data yaitu data ordinal yang berasal dari kedua jenis karakteristik

Page 63: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tersebut. Oleh sebab itu, sebelum dilakukan analisis, maka akan dilakukan konversi

data nominal maupun interval dari penggunaan lahan ke bentuk data ordinal dengan

berdasarkan teori tingkat kepekaan tsunami berdasarkan kelerengan maupun jenis

penggunaan lahannya. Sehingga pada saat dilakukan analisis sudah terjadi kesamaan

jenis data yang dapat memudahkan proses analisis korelasi dengan hasil yang

objektif.

Tabel 3.6 Arah Analisis Korelasi Jenis penggunaan

lahan

Karakteristik

Fisik Lingkungan

Topografi Kelerengan

Run up Dilakukan korelasi Dilakukan korelasi Dilakukan korelasi Dilakukan korelasi

Innudation Dilakukan korelasi Dilakukan korelasi Dilakukan korelasi Dilakukan korelasi

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Analisis korelasi tersebut dilakukan pada kedua area yaitu area aman dan area tidak

aman berdasarkan dampak tsunami yang ditimbulkan pada tahun 2006 silam.

Setelah dilakukan analisis korelasi tersebut, maka analisis juga akan diperkuat

secara deskriptif terkait indikator karakteristik masyarakat kawasan pesisir dalam

menentukan penggunaan lahannya serta pemahaman masyarakat pesisir terkait

bencana tsunami pada tahun 2006 silam dari hasil kuisioner dan akan dilakukan

penjelasan terkait ekosistemnya.

4. Sintesa Perumusan Faktor Penentu Lokasi Aman

Setelah dilakukan analisis korelasi di antara karakteristik yang melekat pada

masing-masing area (area aman dan tidak aman), maka dilanjutkan dengan sintesa

perumusan faktor penentu lokasi aman di daerah terlanda tsunami Cilacap pada

tahun 2006 silam. Sintesa ini dilakukan dengan melakukan deskripsi pada masing-

masing faktor sesuai dengan urutan mulai dari faktor paling berkolerasi dilihat dari

koefisien korelasinya.

Bencana

Tsunami

Penggunaan

Lahan

Page 64: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

KOMPILASI DATA

4.1 Gambaran Umum Daerah Rawan Bencana Tsunami di Kabupaten Cilacap

Kabupaten Cilacap secara geografis berada di antara 108º4’30”-109º30’30” BT dan

7º30”-7º45’20” LS dengan luas 225.360, 840 Ha (termasuk Pulau Nusakambangan)

serta secara administratif letaknya berbatasan dengan :

1. Sebelah timur : Kabupaten Kebumen dan Banyumas

2. Sebelah selatan : Samudra Hindia

3. Sebelah barat : Kabupaten Ciamis dan Kuningan

4. Sebelah utara : Kabupaten Brebes

Secara administratif, wilayah Kabupaten Cilacap terdiri dari 23 wilayah kecamatan serta

280 desa/kelurahan. Kecamatan-kecamatan yang terlingkup dalam wilayah Kabupaten

Cilacap meliputi :

1. Kecamatan Dayeuhluhur

2. Kecamatan Wanareja

3. Kecamatan Majenang

4. Kecamatan Cimanggu

5. Kecamatan Karangpucung

6. Kecamatan Cipari

7. Kecamatan Sidareja

8. Kecamatan Kedungreja

9. Kecamatan Patimuan

10. Kecamatan Bantarsari

11. Kecamatan Kawunganten

12. Kecamatan Gandrungmangu

13. Kecamatan Jeruklegi

14. Kecamatan Kesugihan

15. Kecamatan Adipala

16. Kecamatan Maos

17. Kecamatan Sampang

18. Kecamatan Kroya

19. Kecamatan Binangun

20. Kecamatan Nusawungu

21. Kecamatan Cilacap Selatan

22. Kecamatan Cilacap Tengah

23. Kecamatan Cilacap Utara

Dari 23 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Cilacap, ditetapkan delapan kecamatan

sebagai daerah rawan bencana tsunami. Penetapan daerah rawan bencana tsunami

tersebut tertuang di dalam RTRW Kabupaten Cilacap 2011-2031. Penetapan tersebut

didasarkan pada terlandanya daerah-daerah tersebut pada tsunami tahun 2006 silam.

Namun, pada kenyataannya, setelah dilakukan pengecekan di lapangan maupun dari

data yang dimiliki oleh instansi lain yaitu BPPT dari delapan kecamatan tersebut hanya

enam kecamatan yang merupakan daerah terlanda atau daerah rawan tsunami.

Page 65: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Dimana kawasan rawan tsunami ini berada pada daerah-daerah sepanjang pantai timur

Cilacap dengan luasan kurang lebih 5.856 hektar yaitu dari Kecamatan Nusawungu

sampai dengan Kecamatan Cilacap Selatan. Wilayah Kabupaten Cilacap yang

ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana tsunami meliputi :

1. Kecamatan Nusawangu

2. Kecamatan Binangun;

3. Kecamatan Adipala;

4. Kecamatan Kesugihan;

5. Kecamatan Cilacap Utara;

6. Kecamatan Cilacap Selatan.

Sumber : Survey Primer Penulis dan Data BPPT, 2012

Gambar 4. 1 Peta Kunci Daerah Rawan Bencana Tsunami di Kabupaten Cilacap

Berikut akan dijabarkan terkait luasan masing-masing desa di masing-masing kecamatan

di Kabupaten Cilacap yang terlanda tsunami pada tahun 2006 silam. Daerah terlanda

tersebut dibahas dengan unit analisis zona dengan urutan dari ujung timur ke barat.

Tabel 4.1 Luasan Daerah Terlanda Tsunami Cilacap Tahun 2006 Kecamatan Desa Zona Luas m

2

Nusawungu Jetis Zona 1 1.648.318,83

Binangun Sidaurip Zona 2 63.940,810

Widarapayung Wetan Zona 3 117.355,76

Widarapayung Kulon Zona 4 1.174.171,69

Sidayu Zona 5 459.698,10

Adipala Karangbenda Zona 6 1.643.019,28

Bunton Zona 7 5.173.726,70

Kesugihan Karangkandri Zona 8 2.363.750,58

Menganti Zona 9 1.937.660,97

Cilacap Utara Mertasinga Zona 10 947.929,53

Cilacap Selatan Tegalkamulyan Zona 11 1.601.447,57

Cilacap Zona 12 261.331,76

Tambakreja Zona 13 1.038.219,54

Sumber : BPPT Yogyakarta

Page 66: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

PETA LUASAN TERLANDA

Page 67: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4.2 Karakteristik Bencana Tsunami di Kabupaten Cilacap Tahun 2006

4.2.1 Penyebab Tsunami Cilacap Tahun 2006

Karakteristik tsunami yang paling mendasar adalah penyebab tsunami itu

sendiri. Begitu juga yang terjadi pada bencana tsunami di Kabupaten Cilacap

pada 17 Juli 2006 silam. Bencana tsunami Cilacap pada tahun 2006 tersebut

disebabkan oleh gempa bumi di laut. Menurut pencatatan Pusat Gempa

Nasional selama bulan Juli 2006 terjadi 27 kali gempa yang dirasakan di

wilayah Indonesia. Pusat gempa umumnya terjadi di laut dengan kekuatan

gempa yang bervariasi yaitu antara 3,0 SR sampai dengan 6,8 SR. Lokasi

gempa 33% terjadi di sekitar Sumatra, 41% terjadi di sekitar Jawa, 11% terjadi

di sekitar laut Maluku dan 15% terjadi di sekitar Nusa Tenggara. Gempa

terbesar terjadi pada tanggal 17 Juli 2006 dengan pusat gempa sekitar 282 km

barat daya Cilacap dan berakibat menimbulkan gelombang tsunami. Sampai

dengan akhir Juli 2006 tercatat delapan kali gempa bumi susulan, dimana

frekuesi gempa susulan semakin jarang dan kekuatan gempa bumi susulan

cenderun g melemah. Berikut akan dipaparkan tabel rekapan terjadinya gempa

bumi selama bulan Juli yang terjadi sekitar Jawa :

Gempa yang menimbulkan tsunami di Kabupaten Cilacap adalah gempa yang

yang mempunyai kekuatan 6,8 SR pada kedalaman 33 Km, sementara untuk

gempa lain yang bersumber di sekitar perairan Samudra Hindia dan berada di

kawasan Pangandaran sampai Cilacap tidak menimbulkan tsunami karena

gempa-gempa tersebut tidak menimbulkan sesar vertikal, sehingga

pengaruhnya hanya berupa goyangan di daratan saja (sumber : BPBD Cilacap).

Gempa 6,8 SR tersebut dapat menimbulkan tsunami karena mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut :

a. Sesar berada di bawah laut

b. Sesar vertikal dan terangkat beberapa meter

c. Gempa bumi dengan minimal berkekuatan 6 SR

d. Kedalaman epicenter gempa <40 km

Namun dari sumber lain yaitu dari BPBD Cilacap menyebutkan besar gempa

yang terjadi di Cilacap pada Juli 2006 silam adalah 7,7 SR.

Page 68: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

PETA GEMPA BUMI

Page 69: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4.2.2 Karakteristik Run Up Tsunami Cilacap Tahun 2006

Menurut survey Tim Posko Gempa Stasiun BMG Jawa Tengan dan DIY serta

berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi DIY yaitu dengan berdasarkan pada peninjauan lapangan yang

dilakukan langsung oleh kedua tim tersebut serta berdasarkan pada laporan

masyarakat menunjukkan bahwa tinggi gelombang tsunami yang terjadi di

Cilacap pada Juli 2006 silam berkisar antara 1-20 meter. Berikut akan

dipaparkan data run up dalam bentuk tabel dan peta yang terdapat di

Kabupaten Cilacap.

Tabel 4. 2 Data Run Up Tsunami Pada Juli 2006 di Kabupaten Cilacap

Kecamatan Lokasi Ketinggian Run up (Meter)

Binangun

Widarapayung, Binangun 6.4

Widarapayung kulon, Binangun 6.7

Pantai Widarapayung, Binangun 3.7

Widarapayung Wetan, Binangun 1.2

Widarapayung Wetan, Binangun 1

Widarapayung Wetan, Binangun 1.7

Widarapayung Wetan, Binangun 3.5

Widarapayung Wetan, Binangun 3.5

Widarapayung Wetan, Binangun 5.9

Widarapayung Wetan, Binangun 2.7

Widarapayung Wetan, Binangun 6.5

Widarapayung Wetan, Binangun 6.7

Widarapayung kulon, Binangun 5.2

Sidaurip, Binangun 3.9

Sidayu, Binangun 5.4

Sidayu, Binangun 5.1

Sidayu, Binangun 4

Kesugihan

Menganti , Kesugihan 1.5

Menganti, Kesugihan 1.3

Menganti, Kesugihan 5.1

Menganti, Kesugihan 4

Menganti, Kesugihan 4

Menganti, Kesugihan 5

Menganti, Kesugihan 2.2

Karangkandri, Kesugihan 1.4

Karangkandri, Kesugihan 5

Karangkadri, Kesugihan 3.3

Karangkadri, Kesugiham 4.3

Karangkadri, Kesugihan 3.5

Karangkadri, Kesugihan 6.2

Adipala

Bunton, Adipala 1.9

Bunton, Adipala 5.7

Bunton, Adipala 5.7

Bunton, Adipala 3.3

Bunton, Adipala 2.4

Bunton, Adipala 5

Pantai Bunton, Adipala 0.7

Nusawungu Jetis, Nusawungu 1.5

Cilacap Utara Mertasinga, Cilacap Utara 3.1

Cilacap Selatan

Cilacap, Cilacap Selatan 1

Cilacap, Cilacap Selatan 2

Cilacap, Cilacap Selatan 2.4

Cilacap, Cilacap Selatan 2.3

Cilacap, Cilacap Selatan 2.6

Cilacap, Cilacap Selatan 2.7

Cilacap, Cilacap Selatan 2.8

Page 70: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Lanjutan Tabel 4.2 Kecamatan Lokasi Ketinggian Run up (Meter)

Cilacap Selatan

Tegalkamulyan, Cilacap Selatan 2.6

Tegalkamulyan, Cilacap Selatan 3.3

Nusakambangan Permisan 10.7

Nusakambangan Permisan 10.7

Nusakambangan Permisan 11.1

Nusakambangan Permisan 10.3

Nusakambangan Permisan 12.1

Nusakambangan Permisan 8.2

Nusakambangan Permisan 8.8

Nusakambangan Permisan 13.3

Nusakambangan Permisan 16.1

Nusakambangan Permisan 14.8

Nusakambangan Permisan 20.9

Nusakambangan Permisan 15.1

Nusakambangan Permisan 18.4

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data

And Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Page 71: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

PETA RUN UP

Page 72: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4.2.3 Karakteristik Innudation Tsunami Cilacap Tahun 2006

Innudation atau jarak landaan tsunami di Kabupaten Cilacap pada tahun 2006

berkisar dari range terendah 15 meter dari bibir pantai sampai range tertinggi

700 meter dari bibir pantai. Berikut akan dipaparkan data jarak landaan

tsunami yang terjadi di daerah rawan bencana tsunami Kabupaten Cilacap pada

Juli 2006 silam.

Tabel 4. 3 Data Innudation Tsunami Pada Juli 2006 di Kabupaten Cilacap

Kecamatan Lokasi Jarak Landaan (Meter)

Binangun

Widarapayung, Binangun 200

Widarapayung kulon, Binangun 127

Pantai Widarapayung, Binangun 73

Widarapayung Wetan, Binangun 97

Widarapayung Wetan, Binangun 97

Widarapayung Wetan, Binangun 182

Widarapayung Wetan, Binangun 226

Widarapayung kulon, Binangun 181

Sidaurip, Binangun 111

Sidayu, Binangun 87

Kesugihan

Menganti, Kesugihan 86

Menganti , Kesugihan 300

Menganti, Kesugihan 94

Menganti, Kesugihan 94

Menganti, Kesugihan 295

Menganti , Kesugihan 295

Menganti, Kesugihan 295

Karangkandri, Kesugihan 295

Karangkandri, Kesugihan 300

Karangkadri, Kesugihan 20

Karangkadri, Kesugihan 74

Karangkadri, Kesugiham 31

Karangkadri, Kesugihan 35

Adipala

Bunton, Adipala 150

Bunton, Adipala 700

Bunton, Adipala 460

Bunton, Adipala 457

Pantai Bunton, Adipala 296

Nusawungu Jetis, Nusawungu 100

Cilacap Utara Mertasinga, Cilacap Utara 55

Cilacap Selatan

Cilacap, Cilacap Selatan 15

Cilacap, Cilacap Selatan 26

Cilacap, Cilacap Selatan 22

Cilacap, Cilacap Selatan 111

Tegalkamulyan, Cilacap Selatan 23

Tegalkamulyan, Cilacap Selatan 81

Nusakambangan Permisan 38

Nusakambangan Permisan 53

Nusakambangan Permisan 95

Nusakambangan Permisan 106

Nusakambangan Permisan 76

Nusakambangan Permisan 65

Nusakambangan Permisan 44

Nusakambangan Permisan 42

Nusakambangan Permisan 52

Nusakambangan Permisan 427

Nusakambangan Permisan 209

Nusakambangan Permisan 401

Nusakambangan Permisan 65

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data

And Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Page 73: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Peta Inudasi

Page 74: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4.2.4 Run Up dan Innudation Tiap Zona Terlanda di Kab. Cilacap

Dimana untuk mempermudah pembahasan akan dilakukan pemberian notasi

pada tiap daerah terlanda agar tidak terjadi kerenacuan. Berikut akan

dijabarkan notasi-notasinyadalam bentuk unit analisis per zona terlanda :

1. Zona 1 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Jetis, Kecamatan Nusawungu

Mempunyai ketinggian run up yang berkisar pada angka 1,5 meter.

Sementara itu, jarak landaan gelombang tsunami yang menerpa Zona ini

pada tahun 2006 silam adalah 100 meter dari garis pantai. Berikut dapat

dilihat pada gambar peta di bawah ini.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.2 Titik Run Up dan Innudation Zona 1

2. Zona 2 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Sidaurip, Kecamatan

Binangun

Zona 2 yang terletak di Kelurahan Sidaurip mempunyai rata-rata ketinggian

run up 3,9 meter. Dimana luasan daerah terlanda tergolong cukup kecil.

Sedangkan jarak landaan dari Zona 2 adalah berkisar 111 meter dari garis

pantai. Berikut dapat dilihat pada gambar peta di bawah ini.

Page 75: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.3 Run Up dan Innudation Zona 2

3. Zona 3 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Widarapayung Wetan,

Kecamatan Binangun

Zona 3 yang terletak di Kelurahan Widarapayung Wetan mempunyai

ketinggian run up yang cukup beragam. Yaitu dari ketinggian 1 meter

hingga ketinggian run up 6,7 meter. Dimana terdapat juga data run up di

perairannya yaitu 3,7 meter. Ketinggian run up yang beragam ini

dikarenakan Zona ini tergolong ke dalam zona ekstrem run up (sumber :

hasil wawancara dengan BPPT Jogjakarta). Sementara itu, untuk jarak

landaan dari Zona 3 adalah dari 97-226 meter dari garis pantai. Berikut

dapat dilihat pada gambar peta di bawah ini.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.4 Run Up dan Innudation Zona 3

Page 76: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4. Zona 4 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Sidayu, Kecamatan Binangun

Ketinggian run up pada Zona 4 yang terdapat di sebagian kawasan pesisir

Kelurahan Sidayu berkisar antara 4-5,5 meter. Sementara untuk jarak

landaan Zona 4 yaitu 87 meter dari garis pantai. Berikut dapat dilihat dari

gambar peta di bawah ini.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.5 Run Up dan Innudation Zona 4

5. Zona 5 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Widarapayung Kulon,

Kecamatan Binangun

Ketinggian dari run up di wilayah ini berada pada kisaran 3,7-6,7 meter.

Ketinggian run up di Zona ini juga tergolong tinggi dan beragam, hal

tersebut dikarenakan Zona ini juga tergolong ke dalam estreme run up.

Sementara itu, untuk jarak landaan pada Zona ini berada pada kisaran 127-

181 meter dari garis pantai. Berikut dapat dilihat secara lebih jelas pada

gambar peta di bawah ini.

Page 77: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.6 Run Up dan Innudation Zona 5

6. Zona 6 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Karangbenda, Kecamatan

Adipala

Zona 6 mempunyai ketinggian run up rata-rata 3,5 meter. Daerah terlanda

dari Zona ini cukup luas yaitu di kawasan pesisir di Kelurahan

Karangbenda. Sementara itu untuk jarak landaan pada Zona 6 adalah 35

meter dari garis pantai. Berikut dapat dilihat pada gambar peta di bawah

ini.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.7 Run Up dan Innudation Zona 6

Page 78: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

7. Zona 7 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Bunton, Kecamatan Adipala

Zona 7 juga tergolong pada daerah ekstrem run up karena beragamnya

ketinggian run up di wilayah ini. Ketinggian minimum run up pada Zona

ini adalah 0,7 meter sedangkan ketinggian maksimum run up pada Zona ini

adalah 5,7 meter. Untuk data jarak landaan gelombang tsunami pada Zona

ini adalah berkisar 150-700 meter dari garis pantai. Berikut dapat dilihat

pada gambar peta di bawah ini.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.8 Run Up dan Innudation Zona 7

8. Zona 8 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Karangkandri, Kecamatan

Kesugihan

Zona 8 mempunyai ketinggian run up yang cukup beragam. Ketinggian

minimum run up di Zona 8 adalah 1,4 meter. Sedangkan ketinggian

maksimumnya adalah 6,2 meter. Di samping itu, data terkait jarak landaan

gelombang tsunami yang menerpa Zona ini yaitu antara 20-300 meter dari

garis pantai. Berikut dapat dilihat pada gambar peta di bawah ini.

Page 79: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.9 Run Up dan Innudation Zona 8

9. Zona 9 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Menganti, Kecamatan

Kesugihan

Ketinggian run up pada Zona 9 juga beragam seperti Zona 8. Ketinggian

minimum run up pada Zona 9 adalah 1,5 meter. Sementara itu untuk

ketinggian maksimum run up pada Zona 9 adalah 5,1 meter. Di samping itu

untuk data jarak landaan gelombang tsunami yang menerpa Zona 9

mempunyai range jarak 94-295 meter dari garis pantai. Berikut dapat

dilihat pada gambar peta di bawah ini.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.10 Run Up dan Innudation Zona 9

Page 80: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

10. Zona 10 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Mertasinga, Kecamatan

Cilacap Utara

Zona 10 merupakan satu Zona kecil yang termasuk ke dalam pesisir

Kelurahan Cilacap Utara. Ketinggian run up di Zona 10 rata-rata

mempunyai tinggi gelombang tsunami 3,1 meter. Sedangkan untuk jarak

landaan gelombang tsunami yang menerpa Zona ini mempunyai jarak dari

garis pantai sekitar 55 meter. Berikut dapat dilihat dari gambar peta di

bawah ini.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.11 Run Up dan Innudation Zona 10

11. Zona 11 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan

Cilacap Selatan

Zona 11 tergolong Zona terlanda yang letaknya menyebar. Berikut

ketinggian minimum run up di Zona 11 yaitu 2,6 sementara ketinggian

maksimumnya adalah 3,3 meter. Sementara itu untuk jarak landaan

gelombang tsunami yang menerpa Zona 11 mempunyai jarak yang berkisar

dari 23-81 meter. Berikut dapat dilihat dalam gambar peta di bawah ini.

Page 81: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.12 Run Up dan Innudation Zona 11

12. Zona 12 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap

Selatan

Zona 12 mempunyai ketinggian yang relatif rendah di banding dengan

Zona-Zona lainnya. Ketinggian run up di Zona 12 mempunyai range antara

1-2,8 meter. Sementara untuk jarak landaan tsunami yang menerpa pada

tahun 2006 silam di wilayah ini mempunyai range antara 15-111 meter dari

garis pantai. Berikut dapat dijelaskan dalam gambar peta dbawah ini.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.13 Run Up dan Innudation Zona 12

Page 82: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

13. Zona 13 sebagai daerah terlanda di Kelurahan Tambakreja, Kecamatan

Cilacap Selatan

Letak Zona 13 adalah di Pulau Nusakambangan. Ketinggian run up yang

dihasilkan oleh gelombang tsunami pada tahun 2006 silam cukup tinggi

yaitu berkisar antara 8,2-20,9 meter. Sementara itu, untuk jarak landaan

pada Zona 13 yaitu dari range 38-407 meter dari garis pantai.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko

Gambar 4.14 Run Up dan Innudation Zona 13

4.3 Karakteristik Penggunaan Lahan di Daerah Rawan Bencana Tsunami Pada

Tahun 2006

4.3.1 Karakteristik Topografi dan Kelerengan Area Terlanda Tsunami

Secara umum kondisi topografi Kabupaten Cilacap ke arah tenggara terbagi

menjadi dua kawasan bentang alam, di bagian utara berupa pegunungan dan

bagian selatan berupa dataran miring landai ke arah baratdaya – selatan,

berelevasi kurang dari 100 meter dpl dan berbatasan dengan pantai Segara

Anakan. Bagian paling timur berupa dataran dan di bagian selatan berbatasan

langsung dengan Samudera Hindia. Sementara untuk karakteristik topografi

pada daerah rawan bencana tsunami rata-rata memiliki ketinggian 0-100 meter,

karena wilayah rawan bencana tsunami yang berada di pesisir Samudra Hindia.

Ketinggian antara 200-300 meter terdapat di wilayah perbukitan di

Nusakambangan serta ketinggian antara 200-300 meter terdapat di wilayah

Kesugihan bagian utara. Kondisi ketinggian hasil pengukuran di tempat

tertentu di daerah rawan bencana tsunami Kabupaten Cilacap secara rinci dapat

dilihat pada peta di bawah ini.

Page 83: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4. 4 Topografi Daerah Rawan Bencana Tsunami di Kabupaten Cilacap

Desa/Kelurahan Zona Topografi

(meter DPL)

Jetis Zona 1 0

Sidaurp Zona 2 0

Widarapayung Wetan Zona 3 0

Sidayu Zona 4 0

Widarapayung Kulon Zona 5 0

Karangbenda Zona 6 0

Bunton Zona 7 0

Karangkandri Zona 8 0

Menganti Zona 9 100

Mertasinga Zona 10 0

Tegalkamulyan Zona 11 0

Cilacap Zona 12 0

Tambakreja Zona 13 200

Sumber : RTRW Kabupaten Cilacap Tahun 2010-2031

Selain itu, kondisi kelerengan yang terdapat di daerah rawan bencana tsunami

Kabupaten Cilacap (delapan kecamatan) terbagi ke dalam 4 kelas yaitu

kelerengan 0-2%, 2-5%, 5-15% serta 25-40%. Dimana mayoritas wilayah

pesisir mempunyai kelerengan antara 0-2%.

Tabel 4. 5 Kelerengan Daerah Rawan Bencana Tsunami di Kabupaten Cilacap

Desa/Kelurahan Zona Kelerengan

Jetis Zona 1 0-2%

Sidaurp Zona 2 0-2%

Widarapayung Wetan Zona 3 0-2%

Sidayu Zona 4 0-2%

Widarapayung Kulon Zona 5 0-2%

Karangbenda Zona 6 0-2%

Bunton Zona 7 0-2%

Karangkandri Zona 8 0-2%

Menganti Zona 9 0-2%

Mertasinga Zona 10 0-2%

Tegalkamulyan Zona 11 0-2%

Cilacap Zona 12 0-2%

Tambakreja Zona 13 5-15%

Sumber : RTRW Kabupaten Cilacap Tahun 2010-2031

Page 84: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Peta topografi

Page 85: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Peta kelerengan

Page 86: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

4.3.2 Karakteristik Fisik Lingkungan Bentuk Pantai

Bentuk pantai di daerah rawan bencana tsunami Cilacap jika dibandingkan

dengan teori morfologi pantai (Hantoro, 2004) serta berdasarkan kelerengan

daerah rawan bencana tsunami yang diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Datar : 0-2%

2. Landai : 2-5%

3. Agak Curam : 5-15%

4. Curam : 15-40%

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Gambar 4. 15 Morfologi Pantai Kabupaten Cilacap

Maka didapat hasil morfologi pantai di daerah rawan bencana tsunami Cilacap

yaitu ke dalam tujuh kriteria sebagai berikut :

1. Datar dan Lurus : morfologi datar dan lurus hampir dominan terdapat di

pesisir Kabupaten Cilacap, karena memang pada dasarnya mayoritas pantai

di Cilacap berupa hamparan pasir yang memanjang dengan ketinggian yang

sangat flat (datar).

2. Datar dan Teluk dengan tebing karang : morfologi kedua yang juga

dominan di daerah pesisir Kabupaten Cilacap adalah morfologi datar dan

teluk dengan tebing karang. Morfologi ini terdapat di sisi barat Kabupaten

Cilacap.

3. Landai dan Lurus : morfologi landai dan lurus pada dasarnya hampir sama

dengan morfologi datar dan lurus, yaitu mempunyai bentuk pantai

terhampar memanjang, namun yang membedakan adalah kelerengannya

Page 87: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

yang lebih tinggi yaitu 2%-5%. Daerah yang termasuk ke dalam morfologi

ini adalah Kuripan Kidul, Kuripan, Jangrana, Tritih Kulon 2.

4. Agak Curam dan Lurus : hampir sama dengan morfologi landai dan lurus,

morfologi ini juga mempunyai bentuk pantai berupa hamparan pantai yang

memanjang namun kelerengannya berbeda yaitu berkisar 5%-15%.

5. Agak Curam dan Teluk : morfologi ini mempunyai bentuk pantai berupa

teluk dengan adannya paparan bukit karang serta memiliki kelerengan

antara 5%-15%.

6. Curam dan Lurus : morfologi curam dan lurus terdapat pada bagian atas

pesisir dimana kelerengan daerahnya berkisar 15%-40%.

7. Curam dan Teluk : morfologi curam dan teluk pada dasarnya hampir sama

dengan morfologi agak curam dan teluk yaitu memiliki bentuk pantai teluk

dengan adanya paparan karang. Perbedaan diantara kedua morfologi

tersbeut adalah pada kisaran kelerengan, dimana kelerengan pada

morfologi ini lebih tinggi yaitu berkisar 15%-40%.

Sementara itu untuk Zona yang terlanda tsunami pada tahun 2006 silam

mempunyai bentuk karakteristik fisik sebagai berikut :

Tabel 4.6 Morfologi Pantai Zona Terlanda Tsunami 2006

Desa/Kelurahan Zona Morfologi Pantai Foto Udara

Jetis Zona 1

Datar dan lurus, karena Zona

terlanda ini berada kelerengan 0-

2% dan mempunyai bentuk pantai

yang memanjang terbuka dengan

hamparan pasirnya.

Sidaurp Zona 2

Widarapayung Wetan Zona 3

Sidayu Zona 4

Widarapayung Kulon Zona 5

Karangbenda Zona 6

Bunton Zona 7

Karangkandri Zona 8

Menganti Zona 9

Mertasinga Zona 10

Tegalkamulyan Zona 11

Datar dan teluk, karena Zona

terlanda ini mempunyai

kelerengan 0-2% serta mempunyai

bentuk pantai yang membentuk

teluk serta terdapat beberapa

karang.

Cilacap Zona 12

Tambakreja Zona 13

Agak curam dan teluk, karena

Zona ini mempunyai kelengen 5-

15% serta mempunyai bentuk

pantai yang membentuk teluk meski kecil serta terdapat karang-

karang di sepanjang pantainya.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Page 88: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

PETA MORFOLOGI PANTAI

Page 89: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4.3.3 Karakteristik Kondisi Ekosistem

Ekosistem yang terdapat di kawasan pesisir rawan bencana tsunami Kabupaten

Cilacap terdiri dari ekosistem estuaria serta ekosistem mangrove. Ekosistem

tersebut tidak terletak di sepanjang pesisir dikarenakan pesisir Cilacap

berbatasan langsung laut sehingga tidak menunjang terhadap keberlangsungan

hidup ekosistem kedua tumbuhan tersebut.

1. Ekosistem Estuaria

Segara Anakan merupakan perairan estuaria semi tertutup yang terketak di

sebelah barat selatan Kabupaten Cilacap, perairan ini merupakan muara

beberapa sungai besar yang berhulu di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kondisi estuaria semi tertutup perairan Segara Anakan diakibatkan oleh

adanya Pulau Nusakambangan yang berfungsi sebagai barier antara

perairan tersebut dengan Samudra Hindia, hanya saja efek

hidrooceonografi Samudra Hindia masih berpengaruh di perairan Segara

Anakan.

2. Ekosistem Mangrove

Keberadaaan Segara Anakan yang masih dipengaruhi pasang surut dari

Samudra Hindia serta suplai air tawar dari berbagai sungai besar,

mengakibatkan kawasan ini merupakan wilayah habitat tumbuhnya spesies

mangrove, yang membenruk kawasan hutan. Hutan mangrove di sekitar

perairan Segara Anakan, merupakan hutan mangrove yang cukup luas akan

tetapi terus mengalami tekanan akibat penebangan kayu untuk keperluan

ekonomi dan konversi menjadi lahan pertanian, pertambakan serta

permukiman. Luas hutan mangrove pada tahun 2006 adalah

66.004.690,390 m2.

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, 2012

Gambar 4.16 Hutan Mangrove Segara Anakan

Page 90: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

4.3.4 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan daerah rawan bencana tsunami di Kabupaten Cilacap pada

tahun 2006 sangatlah beragam. Meski wilayah tersebut merupakan wilayah

pesisir yang seharusnya mempunyai jenis penggunaan lahan yang terbatas,

namun keadaan tersebut tidak berlaku bagi kawasan pesisir di Cilacap. Hal

tersebut dikarenakan sejak tahun 1990-an kepemilikan kawasan pesisir Cilacap

menjadi konflik antara pihak Bappeda Cilacap dengan Badan Pertahanan dan

Keamanan di Cilacap, dan pada akhirnya kepemilikan seluruh kawasan pesisir

yaitu wilayah pantai pasir sampai dengan jarak 200 meter dari garis pantai

berada di bawah kekuasaan Badan Pertahanan dan Keamanan Kabupaten

Cilacap. Pemberian ijin dan pengendalian perkembangan wilayah pesisir oleh

pihak Bappeda Cilacap sebagai badan perencanaan tertinggi di Cilacap menjadi

sangat terbatas, karena semua perijinan penggunaan lahan kawasan pesisir

bukan menjadi kewenangan pihak Bappeda melainkan menjadi kewenangan

Badan Pertahanan dan Keamanan Kabupaten Cilacap.

Penggunaan lahan yang sebetulnya penting namun pada tahun 2006 jumlahnya

masih terbatas adalah daerah RTH (kebun) berupa pohon kelapa di daerah

pesisir. Penggunaan lahan pohon kelapa tersebut sangat berpengaruh dalam

meredam gelombang tsunami yang terjadi di Cilacap.

Tabel 4. 7 Penggunaan Lahan Daerah Terlanda Tsunami 2006 Desa/Kelurahan Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas (m

2)

Jetis Zona 1 Kebun 29.235,08

Permukiman 258.925,68

Sawah tadah hujan 124.825,87

Tegal 1.235.320,26

Sidaurip Zona 2 Kebun 53.977,52

Pasir 8.814,09

Sawah tadah hujan 1.149,20

Widarapayung Wetan Zona 3 Kebun 24.081,66

Pasir 6.324,51

Sawah tadah hujan 86.949,59

Sidayu Zona 4 Pasir 663,26

Pasir pantai 2,10

Permukiman 2.401,56

Sawah tadah hujan 280.757,65

Tegalan 175.873,53

Widarapayung Kulon Zona 5 Pasir pantai 83,35

Permukiman 15.972,52

Sawah irigasi 204.308,61

Widarapayung Kulon Zona 5 Sawah tadah hujan 640.661,79

Tegalan 312.914,84

Karangbenda Zona 6 Hutan 93.940,76

Permukiman 168.608,86

Rumput 590.725,40

Sawah irigasi 735.808,24

Semak 30.901,95

Page 91: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Lanjutan Tabel 4.7 Desa/Kelurahan Zona Jenis Penggunaan Lahan Luas (m

2)

Bunton Zona 7 Kebun 477.967,35

Permukiman 159.237,44

Rawa 403.898,14

Rumput 1.270.484,07

Sawah irigasi 2.713.231,80

Karangkandri Zona 8 Permukiman 219.167,35

Rawa 306.972,58

Rumput 133.673,80

Sawah irigasi 1.703.936,85

Menganti Zona 9 Empang 49.709,67

Gedung 3.377,41

Permukiman 97.756,42

Rumput 108.484,52

Sawah irigasi 1.678.321,42

Mertasinga Zona 10 Gedung 1.439,86

Kebun 5.918,48

Permukiman 18.105,13

Sawah irigas 922.461,66

Tegalkamulyan Zona 11 Empang 34.157,16

Gedung 13.105,36

Kebun 35.855,32

Permukiman 398.888,29

Rumput 498.478,12

Sawah irigasi 620.603,24

Cilacap Zona 12 Kebun 22.789,71

Permukiman 35.696,03

Rumput 202.078,81

Gedung 236,60

Tambakreja Zona 13 Gedung 2.552,54

Hutan 62.289,24

Kebun 116.044,91

Permukiman 148.580,63

Tambakreja Zona 13 Rumput 90.070,53

Sawah irigasi 116.077,96

Semak 364.516,23

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Berikut akan dijelaskan penggunaan lahan pada masing-masing Zona sebagai

daerah terlanda tsunami pada tahun 2006 silam.

1. Penggunaan Lahan Zona 1

Penggunaan lahan pada Zona 1 di tahun 2006 (atau pada saat terjadinya

tsunami) adalah kebun, permukiman, sawah tadah hujan dan tegalan.

Penggunaan lahan yang dominan pada saat terjadinya bencana tsunami

adalah tegalan. Dimana penggunaan lahan tegalan yang terdapat di

kawasan pesisir adalah berupa palawija. Berikut beberapa dokumentasi

penggunan lahan di Zona 1.

Page 92: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 4.8 Penggunaan Lahan Zona 1

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Kebun kelapa yang dulunya

terhempas oleh gelombang

tsunami, untuk saat ini masih tetepa dipertahankan dan

ditingkatkan jumlahnya guna

sebagai barier hijau tepi pantai.

Permukiman yang dulunya terkena tsunami kini masih

tetap berfungsi sebagai

permukiman

Tegalan yang dulu terkena tsunami sampai saat ini masih

tetap sebagai tegalan

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.17 Peta Penggunaan Lahan Zona 1

Page 93: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Penggunaan Lahan Zona 2

Penggunaan lahan pada daerah terlanda kedua yaitu menerpa pesisir di

Desa Sidaurip terdiri dari penggunaan lahan kebun, pasir dan sawah tadah

hujan. Dimana penggunaan lahan yang paling terdampak adalah kebun

pohon kelapa. Berikut secara lebih jelasnya dapat dilihat dari beberapa

dokumentasi serta peta penggunaan lahan pada Zona 2.

Tabel 4.9 Penggunaan Lahan Zona 2

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Pasir pantai yang terletak di Zona 2 dulunya terlanda oleh

gelombang tsunami dan kini

sudah mampu bangkit dan

menjadi tempat wisata pantai kembali

Kebun ini dulunya terlanda

tsunami dan kini lahan tersebut masih dimanfaatkan sebagai

Zona perkebunan

Sawah tadah hujan ini terletak

di pinggir jalan Zona 2,

dulunya sawah tersebut tergenang oleh air laut yang

terbawa sampai darat,

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.18 Peta Penggunaan Lahan Zona 2

Page 94: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

3. Penggunaan Lahan Zona 3

Penggunaan lahan yang terdapat di Zona 3 terdiri dari kebun, pasir serta

sawah tadah hujan. Penggunaan lahan yang terdapat pada Zona 3 hampir

sama dengan penggunaan lahan yang terdapat di Zona 1. Penggunaan lahan

yang mempunyai luasan terbesar akibat terlanda tsunami adalah

penggunaan lahan sawah tadah hujan. Berikut secara lebih jelasnya akan

dijelaskan melalui beberapa dokumentasi dan peta penggunaan lahan pada

Zona 3.

Tabel 4.10 Penggunaan Lahan Zona 3

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Penggunaan lahan sebagai pasir pantai

dulunya terlanda, mengingat pantai yang

letaknya berbatasan langsung dengan lautan Samudra Hindia.

Penggunaan lahan pada Zona 3 ini dulunya sebagai sawah tadah hujan dan terlanda

genangan air. Namun, sekarang

penggunaan lahan berubah-ubah, yaitu pada saat kemarau sawah tadah hujan tersebut

berubah menjadi tegalan. (dokumentasi

disamping diambil dari arsip Bapak Dr.-

Ing. Widjo Kongko)

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.19 Peta Penggunaan Lahan Zona 3

Page 95: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

4. Penggunaan Lahan Zona 4

Penggunaan lahan pada Zona 4 meliputi pasir pantai, permukiman, sawah

tadah hujan dan tegalan. Dimana penggunaan lahan terlanda terluas adalah

sawah tadah hujan. Namun, sifat landaan hanya menggenangi saja. Berikut

akan dijelaskan melalui beberapa dokumentasi serta gambar peta

penggunaan lahan di Zona 4.

Tabel 4.11 Penggunaan Lahan Zona 4

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Sawah tadah hujan yang dulunya tergenang oleh ai laut

yang terbawa gelombang

tsunami, saat ini pun masih

sebagai sawah tadah hujan.

Permukiman yang dulu tergenang air laut yang

terbawa tsunami, saat ini pun

masih sebagai permukiman

dengan kepadatan sedang.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.20 Peta Penggunaan Lahan Zona 4

Page 96: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

5. Penggunaan Lahan Zona 5

Penggunaan lahan pada Zona 5 terdiri dari pasir pantai, permukiman,

sawah irigasi, sawah tadah hujan serta tegalan. Dimana penggunaan

terendam terluas adalah pada sawah tadah hujan serta pada tegalan. Berikut

akan lebih dijelaskan mealui beberapa dokumentasi penggunaan lahan serta

gambar peta penggunaan lahan Zona 5.

Tabel 4.12 Penggunaan Lahan Zona 5

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Pasir pantai di sekitar pantai widarapayung yang terkena

hempasan gelombang tsunami

sekarang sudah pulih dan

bergerak kembali di bidang pariwisata pantai

Permukiman di sekitar

kawasan pantai yang dahulu terkena gelombang tsunami

dan rusak, kini telah dirubah

menjadi permukiman yang

tanggap bahaya bencana tsunami

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.21 Peta Penggunaan Lahan Zona 5

Page 97: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

6. Penggunaan Lahan Zona 6

Penggunaan lahan yang terdapat di Zona 6 adalah hutan, permukiman,

rumput, semak dan sawah irigasi. Di mana penggunaan lahan terlanda

terluas adalah sawah irigasi dan padang rumput. Berikut akan dijelaskan

melalui beberapa dokumentasi dan gambar peta penggunaan lahan pada

zona 6.

Tabel 4.13 Penggunaan Lahan Zona 6

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Sawah irigasi di samping pada saat terjadi tsunami tahun 2006

silam tergenang oleh air laut

yang terbawa gelombang.

Padang rumput di sekitar

pantai yang dulunya terlanda

tsunami pada tahun 2006 silam.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.22 Peta Penggunaan Lahan Zona 6

Page 98: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

7. Penggunaan Lahan Zona 7

Penggunaan lahan pada zona 7 terdiri dari kebun, permukiman, padang

rumput dan semak, rawa serta sawah irigasi. Penggunaan lahan yeng

mempunyai luasan besar saat terlanda gelombang tsunami adalah sawah

irigasi dan padang rumput si sekitar kawasan pantai. Berikut akan

dijelaskan dalam beberapa dokumentasi serta gambar peta penggunaan

lahan pada zona 7.

Tabel 4.14 Penggunaan Lahan Zona 7

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Permukiman tepi pantai zona 7

ini dulunya terlanda oleh tsunami. Dan saat ini pun

penggunaan lahan pada zona

ini tetap untuk permukiman.

Padang rumput di sekitar zona

7 ini dulunya terkena

gelombang tsunami.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.23 Peta Penggunaan Lahan Zona 7

Page 99: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

8. Penggunaan Lahan Zona 8

Penggunaan lahan pada zona 8 terdiri dari permukiman, rawa, rumput dan

sawah irigasi. Dari keempat jenis penggunaan lahan pada zona terlanda

tsunami kedelapan, penggunaan lahan yang terluas terkena gelombang

tsunami adalah sawah irigasi. Berikut akan lebih jelas dapat dilihat melalui

beberapa dokumentasi terkait penggunaan lahan di zona 8 serta gambar

peta penggunaan lahan zona 8.

Tabel 4.15 Penggunaan Lahan Zona 8

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Permukiman tepi pantai ini

dulunya juga tergenang oleh gelombang tsunami.

Sawah irigasi ini dulunya juga

terendam oleh gelombang

tsunami.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.24 Peta Penggunaan Lahan Zona 8

Page 100: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

9. Penggunaan Lahan Zona 9

Penggunaan lahan pada zona 9 terdiri dari empang, gedung, permukiman,

rumput serta sawah irigasi. Penggunaan lahan yang terlanda paling luas

adalah sawah irigasi. Berikut akan dijelaskan beberapa dokumentasi terkait

penggunaan lahan dan gambar peta penggunaan lahan pada zona 9.

Tabel 4.16 Penggunaan Lahan Zona 9

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Sawah irigasi ini pada saat

terjadi tsunami pada tahun

2006 silam terendam oleh air

laut.

Gedung ini adalah salah satu

gedung di zona 9 yang tergenang oleh air laut dari

tsunami.

Salah satu pantai di zona 9

yang pada tahun 2006 silam terkena tsunami.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.25 Peta Penggunaan Lahan Zona 9

Page 101: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

10. Penggunaan Lahan Zona 10

Penggunaan lahan yang terdapat di zona 10 terdiri dari gedung, kebun,

permukiman serta sawah irigasi. Dimana luasan terbesar untuk penggunaan

lahan yang terlanda tsunami pada tahun 2006 silam adalah persawahan

irigasi. Berikut akan dijelaskan terkait beberapa dokumentasi serta gambar

peta penggunaan lahan di zona 10.

Tabel 4.17 Penggunaan Lahan Zona 10

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Sawah irigasi ini terletak di sebelah selatan

dari gedung PLTU Mertasinga. Sawah ini

pada tahun 2006 silam terendam oleh air bah

dari gelombang tsunami.

Gedung ini adalah salah satu gedung di zona

9 yang tergenang oleh air laut dari tsunami.

Gedung ini adalah gedung PLTU

Mertasinga, dimana bagian gedung yang

terkena tsunami hanyalah bagian selasar

yang berbatasan langsung dengan laut.

(gambar Gedung PLTU kedua diambil dari

LIPPI)

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.26 Peta Penggunaan Lahan Zona 10

Page 102: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

11. Penggunaan Lahan Zona 11

Penggunaan lahan pada zona 11 terdiri dari empang, gedung, permukiman,

rumput serta sawah irigasi. Dimana penggunaan lahan terluas yang terlanda

dari bencana tsunami 2006 silam adalah sawah irigasi, disusul oleh padang

rumput dan permukiman. Berikut akan dijelaskan melalui beberapa

dokumentasi serta gambar peta penggunaan lahan pada zona 11.

Tabel 4.18 Penggunaan Lahan Zona 11

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Empang ini dulunya juga

tersapu oleh gelombang tsunami. Dan sekarang telah

pulih dan dimanfaatkan

kembali sebagai empang oleh

warga sekitar.

Permukiman nelayan tersebut padatsunami pada tahun 2006

silam juga tergenang oleh

luapan sungai yang langsung bermuara ke laut.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.27 Peta Penggunaan Lahan Zona 11

Page 103: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

12. Penggunaan Lahan Zona 12

Penggunaan lahan pada zona 12 terdiri dari kebun, permukiman, rumput

serta gedung. Dimana penggunaan lahan terlanda terluas pada zona ini

adalah padang rumput. Berikut akan dijelaskan melalui beberapa

dokumentasi serta gambar peta penggunaan lahan pada zona 12.

Tabel 4.19 Penggunaan Lahan Zona 12

Penggunaan Lahan Dokumentasi

Rumput-rumput tersbeut pada

tahun 2006 silam tergenang oleh genangan air laut yang

terbawa oleh gelombang

tsunami.

Bangunan dermaga in ipada

tahun 2006 silam sempat

terkena gelombang tsunami.

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006 dan Survey Lapangan

Gambar 4.28 Peta Penggunaan Lahan Zona 12

Page 104: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

13. Penggunaan Lahan Zona 13

Penggunaan lahan pada zona 13 terdiri dari gedung, hutan, kebun,

permukiman, rumput, sawah irigasi dan semak. Dari penggunaan lahan

tersebut, penggunaan lahan yang mempunyai luasan terbesar adalah semak.

Berikut akan dijelaskan melalui beberapa dokumentasi dan gambar

penggunaan lahan zona 13.

Tabel 4.20 Penggunaan Lahan Zona 13 Penggunaan Lahan Dokumentasi

Dokumentasi di samping

menunjukkan kebun kelapa yang berdekatan dengan pantai yang

diterjang oleh gelombang tsunami

tahun 2006 silam.

(gambar tersebut merupakan salah satu dokumentasi dari Dr.-Ing. Widjo

Kongko)

Semak tersebut pada tahun 2006 terkena gelombang tsunami.

Salah satu pantai pada zona 13

dengan tebing-tebing karang di

sekitarnya pada tahun 2006 silam juga terkena gelombang tsunami

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Sumber : Data Dokumen Bappeda Tahun 2006dan Survey Lapangan

Gambar 4.29 Peta Penggunaan Lahan Zona 13

Page 105: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

PETA PENGGUNAAN LAHAN

Page 106: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

4.3.5 Karaktersitik Sosial Masyarakat

Karakter sosial masyarakat kawasan pesisir daerah rawan bencana tsunami di

Cilacap dapat diketahui dari hasil skoring kuisioner dengan Likert, yang

dilakukan pada wilayah pesisir yang terkena tsunami maupun yang tidak

terkena tsunami pada ketujuh morfologi bentuk pantainya. Hasil skoring terkait

dengan keadaan bermukim serta pemahaman tsunami pada tahun 2006.

Secara garis besar baik pada daerah yang terkena gelombang tsunami maupun

yang tidak terkena gelombang tsunami. Maka dapat disimpulkan bahwa

masyarakat pesisir baik pada daerahyang terlanda tsunami maupun tidak

terlanda pada dasarnya melakukan aktivitas di sekitar kawasan pesisir dengan

melihat berbagai kepentingan dan potensi.

1. Masyarakat pesisir melakukan kegiatan bermukim di sekitar pantai pada

dasarnya terdiri dari 3 alasan mayoritas dari hasil skoring yaitu karena

memang rumah tersebut merupakan warisan orang tua, selanjutnya adalah

alasan kedekatan dengan mata pencaharian dan yang terakhir dikarenakan

akibat terkena penggusuran oleh pertamina serta tanah di pesisir memiliki

nilai ekonomi yang terjangkau

2. Masyarakat pesisir melakukan aktivitas ekonomi di sekitar kawasan pesisir

dengan melihat potensi yang dimiliki di pesisir serta sudah adanya aktivitas

tersebit sejak lama. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya aktivitas

pertambakan, perdagangan ikan, serta pertambangan pantai yang

keseuamnya merupakan potensi alam yang terus mereka gali sebagai

sumber mata pencaharian.

Sementara itu, jika dilihat dari penggunaan lahan masyarakat pesisir serta

dilihat dari hasil skoring terkait dengan pemahaman masyarakat terkait

bencana tsunami maka dapat digeneralisasikan bahwa masyarakat pesisir

mayoritas udah mengetahui apa yang dimaksud tsunami namun mereka belum

memahami cara menyelamatkan diri karena pada tahun 2006 diakui belum

terdapat upaya sosialisasi tsunami oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap

.

4.4 Dampak Tsunami

Dampak bencana tsunami yang terjadi di Kabupaten Cilacap pada Juli 2006 silam cukup

besar. Karena dampak yang ditimbulkan selain korban jiwa juga terdapat beberapa

kerusakan baik kerusakan infrastruktur maupun kerusakan lingkungan. Berikut akan

Page 107: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

dipaparkan dampak yang dihasilkan dari bencana tsunami tahun 2006 silam bersumber

dari data rekapan Bappeda dan BPBD Kabupaten Cilacap.

1. Terhadap Sumber Daya Manusia

Dengan adanya bencana tsunami pada tahun 2006 silam maka menimbulkan

beberapa korban jiwa di wilayah kampung tepi laut Cilacap, yaitu 160 korban jiwa

di 14 kecamatan. Selain itu, masyarakat pesisir Cilacap sempat merasakan trauma

untuk melaut karena masih dibayangi oleh bencana tsunami.

Tabel 4. 21 Korban Jiwa Tsunami Cilacap Tahun 2006 No Kecamatan Jumlah

1. Binangun 60

2. Sampang 3

3. Adipala 53

4. Nusawungu 7

5. Cilacap Selatan 18

6. Kesugihan 1

7. Cilacap Tengah 6

8. Kp. Laut 3

9. Maos 1

10. Jeruklegi 1

11. Bantarsari 2

12. Dayeuhluhur 2

13. Patimuan 1

14. Wanareja 1

Jumlah 160

Sumber : Dokumen Rekapan Bappeda Cilacap Tahun 2006

2. Terhadap Sumber Daya Alam

Pada saat bencana tsunami tahun 2006 silam, bagian yang paling banyak

mengalami kerusakan adalah bagian wisata pantai, karena mayoritas wilayah di

Cilacap hanya terlanda wilayah wisata pantainya. Pantai yang mengalami

kerusakan terparah adalah Pantai Permisan di Nusakambangan, Pantai Bunton di

Adipala serta Pantai Widarapayung di Binangun. Selain kerusakan pantai,

beberapa titik pertambangan bijih besi yang terletak di pesisir Adipala ke timur

juga terkena gelombang tsunami.

Sumber : Dokumentasi BPBD Cilacap Tahun 2006

Gambar 4.30 Kondisi Pantai Widarapayung Saat Terkena Tsunami Tahun 2006

Page 108: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Sumber : Dokumentasi BPBD Cilacap Tahun 2006

Gambar 4.31 Kondisi Pantai Muara Kaliyasa

3. Terhadap Infrastruktur

Kerusakan infrastruktur dapat dilihat dari rusaknya sebagian dermaga-dermaga

nelayan disekitar pantai, rumah-rumah penduduk yang terletak di sekitar pantai

yaitu di daerah Widarapayung Kecamatan Binangun, jaringan jalan disekitar

pantai serta halaman depan PLTU yang terletak di Mertasinga. Kerusakan

infrastruktur ini tentunya memberi kerugian material sebesar Rp 34.876.490,00.

Sumber : Data Tesis South Java Tsunami Model Using Highly Resolved Data And

Probable Tsunamigenic Source Tahun 2011 oleh Dr.-Ing. Widjo Kongko Gambar 4. 32 Rekaman Gelombang di Satu Sisi PLTU Mertasinga

Page 109: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisis Dampak Area Terlanda Tsunami Cilacap Tahun 2006

Sebelum masuk ke dalam analisis terkait karakteristik tsunami dan penggunaan lahan

serta analisis korelasi diantara keduanya, maka akan dilakukan analisis pembagian area

terlanda berdasarkan dampak tsunami yang ditimbulkan pada tahun 2006 silam. Hal ini

dilakukan agar hasil analisis untuk memperoleh faktor penentu lokasi aman pada daerah

rawan bencana tsunami dapat dicapai secara lebih objektif.

Dari hasil wawancara serta hasil dokumentasi beberapa instansi terkait dengan dampak

yang ditimbulkan pada saat tsunami Cilacap tahun 2006 yang lalu maka dapat diperoleh

dua area utama yaitu area aman dan area tidak aman. Area aman merupakan asumsi dari

area yang mengalami kerusakan tidak begitu parah sedangkan area tidak aman

diasumsikan area yang memiliki tingkat kerusakan parah. Kerusakan parah dan tidak

parah didasarkan pada jumlah korban jiwa serta kondisi kerusakan infrastruktur. Berikut

akan dijelaskan melalui tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Pembagian Area Terdampak

Area Aman Area Tidak Aman

Pengelompokkan area aman didasarkan

pada daerah terlanda yang memiliki

kerusakan yang tidak begitu parah, seperti hanya tergenang dan tidak menimbulkan

kerusakan yang berarti serta mempunyai

karakter tsunami yang dapat dikategorikan mayoritas rendah. Jika menilik dari alasan

tersebut maka zona 8,9,10,11,12,13

merupakan area aman. Hal tersebut

dikarenakan korban jiwa yang dihasilkan dari area ini berjumlah 36 korban jiwa serta

tidak terdapat kerusakan bangunan yang

berarti, hal tersebut dapat dilihat dari Bangunan PLTU yang hanya terkena

bagian selasarnya saja, serta rumah-rumah

yang hanya tergenang saja. (sumber : Hasil wawancara dengan pihak BPBD Cilacap

dan BPPT Jogjakarta)

Pengelompokkan area tidak aman didasarkan pada

kerusakan yang parah dari zona terlanda tsunami di Cilacap

tahun 2006 silam. Jika berlandaskan hal tersebut maka area tidak aman akan meliputi zona 1,2,3,4,5,6,7 dimana secara

keseluruhan area tersebut memakan korban yang cukup

banyak serta menimbulkan kerusakan yang cukup parah

dibandingkan area sebelumnya. Jumlah korban yang dihasilkan dari bencana tsunami pada area ini totalnya

adalah 124 jiwa. Sementara itu, pada area ini juga terdapat

beberapa kerusakan pada perkebunan yaitu dengan rusaknya area perkebunan di beberapa zona karena banyak

pohon yang hanyut terbawa arus, kerusakan rumah akibat

terbawa arus sehingga menyebabkan harus diganti dengan

rumah panggung tanggap tsunami yang berjumlah 14 unit di zona 5 (Sekitar Pantai Widarapayung). Kerusakan

infrastruktur yang lebih parah dari area sebelumnya karena

ketinggian gelombang pada area ini cukup besar dari area sebelumnya yaitu melipuri kerusakan jaringan jalan di

sekitar area pantai, yaitu hampir semua jaringan jalan pada

zona 1-7, kerusakan jembatan yang berjumlah 15 unit yang menyebar pada zona 1-zona 7. Dengan adanya kerusakan

infrastruktur, perumahan serta korban jiwa yang lebih

banyak serta tingkat kerusakan yang lebih besar maka area

ini diasumsikan area tidak aman. (sumber : Hasil wawancara dengan pihak BPBD Cilacap dan BPPT

Jogjakarta)

Page 110: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Lanjutan Tabel 5.1

Area Aman Area Tidak Aman

Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2012

Page 111: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Peta area terdampak

Page 112: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Dari data di atas maka dapat dibuat dua pengelompokkan area pada daerah terlanda terkait

kerusakan parah dan kerusakan tidak parah. Kerusakan parah dapat diasumsikan sebagai

daerah tidak aman dan kerusakan tidak parah diasumsikan sebagai daerah aman. Berikut akan

dipaparkan pembagiannya :

Tabel 5.2 Pembagian Area Terdampak dan Luasannya

Area Aman Area Tidak Aman

Kelurahan Zona Luasan Kelurahan Zona Luasan

Karangkandri Zona 8 2.363.750,58 Jetis Zona 1 1.648.318,83

Menganti Zona 9 1.937.660,97 Sidaurip Zona 2 63.940,810

Mertasinga Zona 10 947.929,53 Widarapayung Wetan Zona 3 117.355,76

Tegalkamulyan Zona 11 1.601.447,57 Sidayu Zona 4 459.698,10

Cilacap Zona 12 261.331,76 Widarapyung Kulon Zona 5 1.174.171,69

Tambakreja Zona 13 1.038.219,54 Karangbenda Zona 6 1.643.019,28

Bunton Zona 7 5.173.726,70

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

5.2 Analisis Karakteristik Tsunami di Area Terlanda Cilacap Tahun 2006

5.2.1 Analisis Run up Tsunami di Area Terlanda Cilacap Th. 2006

Analisis run up akan dilakukan dengan membandingkan run up dari fenomena

bencana tsunami tahun 2006 silam dengan teori terkait run up yang telah

dibahas pada bagian sebelumnya. Berikut akan lebih dijelaskan melalui tabel di

bawah ini.

Tabel 5.3 Teori dan Skoring Ketinggian Run up No Kelas Ketinggian Landaan Asumsi Skoring

1 Rendah < 2 m 1

2 Sedang 2 – 6 m 2

3 Tinggi >6 - 12, 5 m 3

4 Tinggi Sekali >12,5 - 21 m 4

Sumber : Oki Oktariadi, 2009

Tabel 5.4 Karakteristik Run up Area Aman Area Aman

Kelurahan Zona Run up Skoring

Karangkandri Zona 8 3,3 m 2

Menganti Zona 9 1,5 m 1

Mertasinga Zona 10 3,1 m 2

Tegalkamulyan Zona 11 3,3 m 2

Cilacap Zona 12 2,8 m 2

Tambakreja Zona 13 20,9 m 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Tabel 5.5 Karakteristik Run up Area Tidak Aman

Area Tidak Aman

Kelurahan Zona Run up Skoring

Jetis Zona 1 1,5 m 1

Sidaurip Zona 2 3,9 m 2

Widarapayung Wt Zona 3 3,6 m 2

Sidayu Zona 4 5,4 m 2

Widarapyung Kl Zona 5 6,7 m 3

Karangbenda Zona 6 3,5 m 2

Bunton Zona 7 5,7 m 2

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Page 113: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Karakteristik run up pada ketigabelas zona di area terlanda tsunami baik pada

area aman maupun area tidak aman sangat beragam. Pada area aman yaitu pada

zona 8,9,10,11,12 dan zona 13 ketinggian run up yang menerpa area tersebut

yaitu mulai dari 1,5 meter yaitu pada zona 9, serta sampai dengan ketinggian

maksimum yaitu 20,9 meter yang melanda zona 13.

Dari fakta di atas, jika dibandingkan dengan teori run up maka didapat skoring

yang menunjukkan hubungan ketinggian dengan kelas kerusakannya. Sehingga

didapat hasil, bahwa rata-rata ketinggian run up yang terjadi di area terlanda

baik dalam area aman maupun tidak aman mempunyai ketinggian gelombang

tsunami yang berkisar antara 2-6 meter yang tergolong dalam kelas sedang.

5.2.2 Analisis Innudation Tsunami di Cilacap Tahn 2006

Analisis innudation akan membandingkan antara fenomena innudation tsunami

pada tahun 2006 silam dengan teori innudation yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya. Berikut akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.6 Klasifikasi dan Skoring Tsunami Berdasar Jarak Limpasan

Classification of

Coast

Description of the

Coast

Tsunami Hazard Category (Based on

Innudation Extent (in M))

Over High Medium Low

Open Coast Zone Relatively in the lower position with reference

to the MSL

>400 301-400 201-300 0-200

Skoring 4 3 2 1

Sumber : Tsunami Impacts On Morphology Of Beaches Along South Kerala Coast, West

Coast Of India. K. A. Abdul Rasheed, V. Kesava Das, C. Revichandran, P. R. Vijayan And

Tony J. Thottam. National Institute Of Oceanography, Kochi, Kerala, India -Science Of

Tsunami Hazards The International Journal Of The Tsunami Society Volume 24 Number 1

Published Electronically 2006 Tabel 5.7 Karakteristik Innudation Area Aman

Area Aman

Kelurahan Zona Innudation Skoring

Karangkandri Zona 8 300 m 3

Menganti Zona 9 295 m 2

Mertasinga Zona 10 55 m 1

Tegalkamulyan Zona 11 81 m 1

Cilacap Zona 12 111 m 1

Tambakreja Zona 13 427 m 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Page 114: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Tabel 5.8 Karakteristik Innudation Area Tidak Aman

Area Tidak Aman

Kelurahan Zona Innudation Skoring

Jetis Zona 1 100 m 1

Sidaurip Zona 2 111 m 1

Widarapayung Wt Zona 3 226 m 2

Sidayu Zona 4 87 m 1

Widarapyung Kl Zona 5 200 m 1

Karangbenda Zona 6 35 m 1

Bunton Zona 7 457 m 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Dari data di atas, maka dapat diuraikan bahwa jarak landaan gelombang

tsunami yang menerpa zona terlanda di Kabupaten Cilacap tahun 2006 sangat

beragam. Jarak landaan terjauh gelombang tsunami pada area aman 427 meter

dari garis pantai di zona 13. Sementara itu, jarak landaan terjauh pada area

tidak aman yaitu 457 meter dari garis pantai di zona 7.

Fenomena jarak landaan gelombang tsunami pada area terlanda tersebut jika

dihubungkan dengan teori jarak landaan maka dapat disimpulkan bahwa rata-

rata jarak landaan gelombang tsunami di Kabupaten Cilacap adalah berada

pada kisaran 0-200 meter dari garis pantai atau pada kelas rendah., namun

terdapat beberapa titik yang mempunyai landaan sangat tinggi yaitu lebih dari

400 meter yakni di zona 7 dan zona 13.

5.3 Analisis Karakteristik Penggunaan Lahan Area Terlanda di Cilacap Tahun 2006

5.3.1 Analisis Topografi dan Kelerengan Area Terlanda Tsunami Tahun 2006

di Kabupaten Cilacap

Analisis topografi dan kelerengan dilakukan dengan mengaitkan tingkat

topografi dan kelerengan dengan kepekaan terhadap tsunami. Analisis ini akan

menggunakan panduan teori yang sama karena pada dasarnya topografi dan

kelerengan mempunyai basis yang sama yaitu menunjukkan daerah-daerah

yang mempunyai perbedaan ketinggian. Berikut akan dijelaskan dalam teori

serta fenomena di lapangan.

Tabel 5.9 Asumsi Skoring Topografi Area Terlanda

No Jenis Kelerengan Pantai Ketinggian di Cilacap Skoring

1 Tinggi 300 1

2 Agak tinggi 200 2

3 Rendah 100 3

4 Sangat rendah 0 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Page 115: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 5.10 Asumsi Skoring Kelerengan Pantai

No Jenis Kelerengan Pantai Kepekaan Terhadap Tsunami Kelerengan di Cilacap Skoring

1 Curam Kurang peka 15-40 1

2 Agak curam Agak peka 5-15 2

3 Landai Peka 2-5 3

4 Datar Sangat peka 0-2 4

Sumber : USDA-NRCS, 1986

Tabel 5.11 Karakteristik Ketinggian Area Aman

Area Aman

Kelurahan Zona Ketinggian Skoring

Karangkandri Zona 8 0 4

Menganti Zona 9 100 3

Mertasinga Zona 10 0 4

Tegalkamulyan Zona 11 0 4

Cilacap Zona 12 0 4

Tambakreja Zona 13 200 2

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Tabel 5.12 Karakteristik Ketinggian Area Tidak Aman Area Tidak Aman

Kelurahan Zona Ketinggian Skoring

Jetis Zona 1 0 4

Sidaurip Zona 2 0 4

Widarapayung Wt Zona 3 0 4

Sidayu Zona 4 0 4

Widarapyung Kl Zona 5 0 4

Karangbenda Zona 6 0 4

Bunton Zona 7 0 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Tabel 5.13 Karakteristik Kelerengan Area Aman

Area Aman

Kelurahan Zona Kelerengan Skoring

Karangkandri Zona 8 0-2% 4

Menganti Zona 9 0-2% 4

Mertasinga Zona 10 0-2% 4

Tegalkamulyan Zona 11 0-2% 4

Cilacap Zona 12 0-2% 4

Tambakreja Zona 13 5-15% 2

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Tabel 5.14 Karakteristik Kelerengan Area Tidak Aman Area Tidak Aman

Kelurahan Zona Kelerengan Skoring

Jetis Zona 1 0-2% 4

Sidaurip Zona 2 0-2% 4

Widarapayung Wt Zona 3 0-2% 4

Sidayu Zona 4 0-2% 4

Widarapyung Kl Zona 5 0-2% 4

Karangbenda Zona 6 0-2% 4

Bunton Zona 7 0-2% 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Page 116: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Area terlanda tsunami Cilacap pada tahun 2006 silam mempunyai karakteristik

topografi yang hampir sama di semua zona, yaitu mempunyai topografi yang

rendah sehingga kelerengan yang dihasilkan pun juga tidak begitu tinggi.

Terdapat dua zona yang memiliki ketiggian yang berbeda yaitu pada zona 9

mempunyai ketinggian 100 meter DPL serta zona 13 mempunyai ketinggian

300 meter DPL. Selain itu, karakteristik kelerengan pada dua area terlanda

tsunami mayoritas berada pada kelerengan 0-2% , hanya terdapat satu zona

yang mempunyai kelerengan 5-15% yaitu pada zona 13.

Hasil perbandingan antara teori dengan fenomena yang ada menyebutkan

bahwa hampir semua wilayah pada ketigabelas zona mempunyai kelas respon

sangat peka terhadap gelombang tsunami. Hal tersebut didasari hampir semua

zona berada pada ketinggian dan kelerengan kelas rendah.

5.3.2 Analisis Karakteristik Fisik Lingkungan Area Terlanda Kab. Cilacap

Analisis karakteristik fisik lingkungan dilakukan dengan membandingan

bentuk karakteristik fisik lingkungan pada area terlanda dengan teori yang ada.

Berikut akan dijelaskan secara lebih detail ke dalam tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 5.15 Asumsi Skoring Kekasaran Pantai

No Jenis Kekasaran Pantai Kepekaan Terhadap Tsunami Skoring

1 Batu karang di teluk-teluk pantai Kurang peka 1

2 Tebing karang Agak peka 2

3 Rawa Peka 3

4 Pasir memanjang Sangat peka 4

Sumber : USDA-NRCS, 1986

Tabel 5.16 Karakteristik Fisik Lingkungan Area Aman

Area Aman

Kelurahan Zona Bentuk Pantai Skoring

Karangkandri Zona 8 Datar lurus pasir memanjang 4

Menganti Zona 9 Datar lurus pasir memanjang 4

Mertasinga Zona 10 Datar lurus pasir memanjang 4

Tegalkamulyan Zona 11 Datar teluk berkarang 1

Cilacap Zona 12 Datar teluk berkarang 1

Tambakreja Zona 13 Curam dengan teluk berkarang 1

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Tabel 5.17 Karakteristik Fisik Lingkungan Area Terlanda

Area Tidak Aman

Kelurahan Zona Bentuk Pantai Skoring

Jetis Zona 1 Datar lurus pasir memanjang 4

Sidaurip Zona 2 Datar lurus pasir memanjang 4

Widarapayung Wt Zona 3 Datar lurus pasir memanjang 4

Sidayu Zona 4 Datar lurus pasir memanjang 4

Widarapyung Kl Zona 5 Datar lurus pasir memanjang 4

Karangbenda Zona 6 Datar lurus pasir memanjang 4

Bunton Zona 7 Datar lurus pasir memanjang 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Page 117: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Fenomena karakteristik fisik lingkungan pada area terlanda yaitu menunjukkan

bahwa zona-zona pada area terlanda sebagian besar mempunyai bentuk pantai

yang datar lurus memanjang dengan tutupan pantai berupa partikel pasir.

Hanya terdapat tiga zona yang memiliki bentuk pantai berbeda. Zona 10 dan 11

mempunyai bentuk pantai teluk berkarang yang datar, sementara itu zona 13

mempunyai bentuk pantai teluk berkarang curam.

Dari hasil analisis skoring di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar wilayah terlanda (area aman maupun tidak aman) sangat peka terhadap

bencana tsunami karena karakteristik pantainya merupakan pasir memanjang.

5.3.3 Analisis Karakteristik Ekosistem Area Terlanda Kabupaten Cilacap

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian kompilasi data sebelumnya,

ekosistem pantai yang terdapat di area terlanda secara pengamatan di lapangan

maupun dari data sekunder tidak diketemukan adanya ekosistem pantai seperti

mangrove dan rumput laut di area terlanda.

Seluruh ekosistem pantai berpusat di Segara Anakan yang letaknya di bagian

dalam Nusakambangan. Hal tersebut mengartikan bahwa keberadaan ekosistem

laut berada di luar wilayah penelitian. Di samping itu keberadaan ekosistem

yang berada cukup jauh dari wilayah pesisir tidak dapat memberi pengaruh

yang berarti terhadap kepekaannya pada terpaan bencana tsunami.

Tabel 5.18 Karakteristik Ekositem Laut Area Aman Area Aman

Kelurahan Zona Ekosistem Skoring

Karangkandri Zona 8 Tidak ada 0

Menganti Zona 9 Tidak ada 0

Mertasinga Zona 10 Tidak ada 0

Tegalkamulyan Zona 11 Tidak ada 0

Cilacap Zona 12 Tidak ada 0

Tambakreja Zona 13 Tidak ada 0

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Tabel 5.19 Karakteristik Ekosistem Laut Area Tidak Aman

Area Tidak Aman

Kelurahan Zona Ekosistem Skoring

Jetis Zona 1 Tidak ada 0

Sidaurip Zona 2 Tidak ada 0

Widarapayung Wt Zona 3 Tidak ada 0

Sidayu Zona 4 Tidak ada 0

Widarapyung Kl Zona 5 Tidak ada 0

Karangbenda Zona 6 Tidak ada 0

Bunton Zona 7 Tidak ada 0

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Page 118: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Dengah kondisi di lapangan yang tidak mengindikasikan terdapat ekosistem

laut pada area terlanda, maka data terkait area terlanda tidak dapat dimasukkan

ke dalam perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan program SPSS.

5.3.4 Analisis Jenis Penggunaan Lahan Area Terlanda Tsunami Tahun 2006

Analisis jenis penggunaan lahan area terlanda tsunami pada tahun 2006 silam

dilakukan dengan skoring luasan jenis penggunaan lahannya, dari yang paling

luas terkena gelombang hingga yang paling sempit. Berikut skoring jenis

penggunaan lahan pada 13 zona berdasarkan luasan

terbesarnya.

Tabel 5.20 Skoring Penggunaan Lahan Berdasarkan Luasan Jenis Penggunaan Lahan Luasan Dampak Skoring

Pasir Pantai Kecil 1

Permukiman Sedang 2

Ruang Terbuka Hijau (kebun, semak, rumput, rawa) Luas 3

Sawah Sangat Luas 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Tabel 5.21 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan Area Aman

Area Aman

Kelurahan Zona TGPL Skoring

Karangkandri Zona 8 Sawah 4

Menganti Zona 9 Sawah 4

Mertasinga Zona 10 Sawah 4

Tegalkamulyan Zona 11 Sawah 4

Cilacap Zona 12 RTH 3

Tambakreja Zona 13 RTH 3

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Tabel 5.22 Karakteristik Jenis Penggunaan Lahan Area Tidak Aman

Area Tidak Aman

Kelurahan Zona TGPL Skoring

Jetis Zona 1 Permukiman 2

Sidaurip Zona 2 RTH 3

Widarapayung Wt Zona 3 Sawah 4

Sidayu Zona 4 Sawah 4

Widarapyung Kl Zona 5 Sawah 4

Karangbenda Zona 6 RTH 3

Bunton Zona 7 Sawah 4

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Selain skoring, juga dilakukan analisis terkait perbandingan struktur

penggunaan lahan eksisting dengan struktur penggunaan lahan yang

seharusnya terdapat di kawasan pesisir (sesuai dengan Operasional Program

Penanganan Bencana Alam Bidang Penataan Ruang). Berikut uraian

penjelasannya :

Page 119: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Tabel 5.23 Perbandingan Penggunaan Lahan

Struktur Penggunaan Lahan Yang Sesuai Struktur Penggunaan Lahan Yang Sebenarnya

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penggunaan lahan

yang terkena terpaan tsunami terluas adalah sawah baik sawah tadah hujan,

sawah irigasi maupun tegalan, sehingga kerugian yang ditimbulkan cukup

banyak, mengingat nilai ekonomis dari persawahan sebagai salah satu sumber

penghidupan masyarakat terlanda tsunami.

Padahal diketahui bahwa sesuai dengan standart pengaturan penggunaan lahan

yang dikeluarkan oleh pemerintah, kawasan budidaya seharusnya terletak pada

jarak 30-300 meter dari titik pasang tertinggi. Namun, pada kenyataannya,

hampir mayoritas semua zona pada area aman maupun tidak aman penggunaan

lahan untuk kawasan budidaya letaknya sangat berdekatan dengan titik pasang

tertinggi.

5.3.5 Analisis Karakteristik Masyarakat Pesisir Dalam Penggunaan Lahan

Seperti yang telah diuraikan pada tahapan kompilasi data dimana telah

dilakukan skoring terkait dengan pemahaman masyarakat pesisir terhadap

penggunaan lahan di kawasan pesisir maupun terkait dengan pemahaman

masyarakat terhadap bencana tsunami pada tahun 2006 silam dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Aktivitas Masyarakat

Masyarakat pada umumnya memilih untuk hidup di pesisir dengan dua

alasan yang cenderung dominan dari hasil survey yang dilakukan penulis,

yaitu alasan warisan orang tua dan kedekatan dengan tempat bekerja.

Page 120: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Gambar 5.1 Proporsi Alasan Memilih Tempat Tinggal

Masyarakat pesisir mayoritas bekerja sebagai nelayan ataupun buruh pada

tambak-tambak ataupun pertambangan-pertambangan tepi pantai di

Cilacap. Alasan itulah yang mendasari mereka memilih untuk tinggal pada

daerah pesisir tersebut. Permukiman yang ditempati masyarakat pesisir

hanya berjarak >80 meter dari pantai. Jarak yang terlalu dekat dengan garis

pantai tersebut jika dikembalikan sesuai dengan peraturan maka akan

menunjukkan penyimpangan. Hal tersebut dikarenakan sesuai peraturan

pemanfaatan lahan kawasan pesisir perkotaan, kawasan permukiman

seminimnya berjarak 100 meter dari titik pasang tertinggi. Adanya

permukiman yang cenderung kurang sesuai peraturan tersebut dilatar

belakangi oleh pemahaman masyarakat yang terbatas serta adanya tumpang

tindih pengaturan kawasan pesisir antara pihak Bappeda Cilacap dengan

Badan Pertahanan dan Keamanan Cilacap.

Kegiatan ekonomi di sekitar wilayah pantai pun amat sangat beragam yaitu

terdiri dari perdagangan untuk menunjang wisata pantai, perdagangan ikan,

pertambangan serta perkebunan Nipah. Kegiatan perokoniman tersebut

berada membaur dengan lingkungan permukiman masyarakat, sehingga

jarak kegiatab perekonomian dengan garis pantai juga berada pada kisaran

80 meter dari pantai. Kegiatan ekonomi yang berjarak sangat dekat dengan

pantai sesungguhnya sangat berbahaya bagi masyarakat pesisir, mengingat

bahaya tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

2. Pemahaman bencana tsunami pada tahun 2006

Sementara itu, terkait dengan pemahaman masyarakat pesisir serta review

bencana tsunami pada tahun 2006 silam. Mayoritas masyarakat pesisir

52%42%

6%

Alasan Memilih Tempat Tinggal di Pesisir

warisan orang tua

dekat dengan pekerjaan

akobat terkena gusuran pertamina dan tanah pesisir lebih murah

Page 121: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

mengatakan sudah mengetahui terkait bencana tsunami melalui informasi

yang didapat dari media pertelevisian, mengingat telah terjadi bencana

tsunami di Aceh pada tahun 2004 (dua tahun sebelumnya).

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Gambar 5.2 Pemahaman Bencana Tsunami

Namun, terkait dengan upaya sosialisasi evakuasi, mayoritas masyarakat

pesisir mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi, meski terdapat

juga beberapa masyarakat yang mengatakan sudah pernah dilakukan

sosialisasi sebelum bencana terjadi. Sosialisasi yang dimaksud oleh

beberapa masyarakat tersebut adalah dari pemberitaan media televisi.

Upaya penandaan ke daerah yang lebih aman belum dilakukan pada saat

terjadi bencana tsunami tahun 2006 silam. Sehingga pada saat bencana

tsunami terjadi, mayoritas masyarakat menyebar tidak terarah karena belum

adanya penandaan ke arah yang aman.

5.4 Analisis Korelasi Karakteristik Tsunami dan Penggunaan Lahan di Area Terlanda

Cilacap Tahun 2006

Setelah dilakukan analisis terkait karakteristik tsunami maupun analisis penggunaan

lahan di zona-zona terlanda maka dapat dibuat analisis korelasi antara karakteristik

bencana tsunami dengan penggunaan lahan yaitu dengan menggunakan teknik analisis

korelasi data ordinal-ordinal, dengan software SPSS 17.0 (analisis korelasi

Spearman’s). Setelah dilakukan analisis maka didapat hasil seperti berikut :

1. Analisis Korelasi Pada Area Aman

Hasil dari analisis korelasi antara karakteristik bencana tsunami dengan karakteristik

penggunaan lahan pada area terlanda tsunami di Cilacap adalah sebagai berikut :

86%

14%

Pemahaman Bencana Tsunami Sebelum Tahun 2006

paham terkait tsunami

tidak paham terkait tsunami

Page 122: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Gambar 5.3 Hasil SPSS Korelasi Area Aman

Dari hasil di atas maka dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan keterkaitan

searah antara karakteristik bencana tsunami dengan karakteristik penggunaan lahan

area terlanda, hal ini dapat dilihat dengan angka korelasi yang positif diantara data-

data tersebut. Berikut akan coba diinterpretasikan melalui rangkuman hasil analisis

Spearman’s dalam tabel di bawah ini :

Tabel 5.24 Rangkuman Interpretasi Korelasi Spearman’s Korelasi Koefisien

Korelasi

Arah

Korelasi

Kesimpulan

Run up-innudation 0,359 Searah Terdapat korelasi searah

Run up-topografi 0,200 Searah Terdapat korelasi searah

Run up-kelerengam 0,775 Searah Terdapat korelasi searah

Run up-karakter fisik lingkungan 0,577 Searah Terdapat korelasi searah

Run up-jenis penggunaan lahan 0,612 Searah Terdapat korelasi searah

Innudation-topografi 0,718 Searah Terdapat korelasi searah

Innudation-kelerengan 0,696 Searah Terdapat korelasi searah

Innudation-karakter fisik lingkungan -0,104 Berlawanan

arah

Terdapat korelasi yang kurang

signifikan dan berlawanan

arah

Innudation-jenis penggunaan lahan 0,220 Searah Terdapat korelasi searah

Topografi-kelerengam 0,775 Searah Terdapat korelasi searah

Topografi-karakter fisik leingkungan 0,115 Searah Terdapat korelasi searah

Topografi-jenis penggunaan lahan 0,367 Searah Terdapat korelasi searah

Kelerengan-karakter fisik lingkungan 0,447 Searah Terdapat korelasi searah

Kelerengan-jenis penggunaan lahan 0,632 Searah Terdapat korelasi searah

Karakter fisik lingkungan-jenis penggunaan

lahan

0,707 Searah Terdapat korelasi searah

Sumber : Hasi Analisis Penulis, 2012

Jika diurutkan sesuai dengan koefisien korelasinya, maka korelasi antara bencana

tsunami yaitu dalam hal ini adalah run up dan innudation dengan penggunaan lahan

yaitu topografi, kelerengan, bentuk pantai dan jenis penggunaan lahan maka didapat

urutan korelasi sebagai berikut :

a. Kelerengan kawasan pesisir

b. Topografi kawasan pesisir

c. Jenis penggunaan lahan kawasan pesisir

Page 123: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

d. Bentuk akarakteristik fisik pantai

2. Analisis Korelasi Pada Area Tidak Aman

Pada analisis korelasi area tidak aman tidak dapat dilakukan analisis korelasi

dikarenakan data ordinal dari masing-masing variabel konstan sehingga tidak bisa

dilakukan proses selanjutnya. Berikut dapat dilihat hasil analisis korelasi

Spearman’s dengan menggunakan software SPSS 17.0

Sumber : Hasil Analisis Penulis, 2012

Gambar 5.4 Hasil SPSS Korelasi Area Tidak Aman

Karena tidak dapat dilakukannya perhitungan korelasi pada area tidak aman ini

maka akan dilakukan analisis deskriptif dengan melihat kecenderungan tipe run up

dan innudation di area ini serta dibandingan dengan karakteristik penggunaan

lahannya. Jika dilhat dari karakteristik penggunaan lahannya, dapat disimpulkan

bahwa area ini memiliki keanekaragaman penggunaan lahan . Hal tersebut dapat

dilihat dari jenis penggunaan lahan terlanda tsunami pada tahun 2006 yang terdiri

dari sawah, ruang terbuka hijau serta permukiman.

Di samping itu wilayah ini mempunyai kelerengan dan topografi yang sangat datar

yaitu hanya berada pada 0-2% serta mempunyai jenis pantai yang lurus memanjang.

Karaktreristik penggunaan lahan tersebut jika dikaitkan dengan tipe run up dan

innudation gelombang tsunami tahun 2006 silam dapat ditarik sebuah korelasi

positif. Korelasi tersebut dapat dilihat dari kondisi geografis area yang datar serta

bentuk pantai yang memanjang bertutupan pasir maka dikaitkan dengan besar

tsunami yang terjadi yaitu dapat dilihat pada run up yang mempunyai ketinggian

antara 2-6,7 meter serta jarak landaan yang berkisar 200->400 meter dari garis

pantai. Ketinggian run up tsunami dan besarnya jarak landaan juga dapat dikaitkan

dengan penggunaan lahan area ini yang memiliki keanekaragaman tinggi serta pola

yang kurang terstruktur. Penggunaan lahan yang sedemikian rupa menyebabkan

Page 124: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

adanya arus turbulensi yang menyebar ke segala arah dengan jarak yang semakin

jauh.

5.5 Sintesa Perumusan Faktor Penentu Lokasi Aman dari Tsunami 2006

Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan spss 17.0 maka dapat dilanjutkan

dengan menyusun faktor penentu lokasi aman dari hasil analisis pada area aman

maupun tidak aman, yaitu dengan melihat angka koefisien korelasi hasil analisis

Spearman’s.

1. Kelerengan

Seperti diketahui bahwa zona terlanda tsunami di Kabupaten Cilacap pada tahun

2006 silam mayoritas berada pada kelerengan yang berkisar 0-2%. Kelerengan yang

sangat kecil tersebut menyebabkan gelombang tsunami mempunyai kekuatan dan

jarak landaan yang cukup besar angkanya. Hal tersebut didasari oleh teori yang

menyebutkan bahwa semakin datar kelerengan suatu wilayah maka perambatan

gelombang tsunami akan semakin jauh menjalar ke dalam wilayah pesisir. Zona

yang paling terlihat hubungan sangat kuat antara antara kelerengan dengan

ketinggian run up serta besarnya jarak landaan adalah zona 7 dimana pada

kelerengan 0-2% maka ketinggian run up mencapai 5,7 meter (kategori sedang)

serta mempunyai jarak landaan mencapai 700 meter (kategori sangat tinggi).

2. Topografi

Faktor yang mempengaruhi keamanan dari bencana tsunami yang kedua adalah

topografi. Diketahui semakin tinggi suatu wilayah maka semakin kecil dampak yang

dihasilkan. Mayoritas area terlanda tsunami di Kabupaten Cilacap pada tahun 2006

silam mempunyai ketinggian yaitu 0 meter DPL. Hanya terdapat beberapa zona

yang mempunyai ketinggian 100-200 meter, yaitu di area aman pada zona 9 dan

zona 13. Meski pada zona tersebut terlanda tsunami dengan ketinggian yang cukup

tinggi namun dampak yang dihasilkan tidak begitu parah. Hal tersebut dikarenakan

gelombang tsunami mengalami penyurutan akibat adanya perbedaan ketinggian di

sekitar kawasan pesisir.

3. Jenis penggunaan lahan

Struktur jenis penggunaan lahan juga berperan penting dalam menciptakan kondisi

yang aman pada daerah tepi pantai yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana

tsunami. Jika dilihat dari struktur penggunaan lahan yang sesuai, disebutkan bahwa

kawasan budidaya seperti permukiman dan sawah seharusnya terletak pada bagian

dalam dan agak jauh dari garis tepi pantai, yaitu untuk kawasan permukiman

Page 125: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

berjarak 30-100 meter dari titik pasang tertinggi (pada saat keadaan gelombang

pasang normal), kawasan bangunan industri, pariwisata bahari serta perdagangan

dan jasa berjarak 100-300 meter dari titik pasang tertinggi.

Namun, pada kenyataannya, penggunaan lahan di kawasan pesisir Cilacap

khususnya pada daerah terlanda tsunami, tidak sesuai dengan ketetapan penggunaan

lahan yang aman tersebut. Penggunaan lahan pada daerah terlanda tsunami di

Cilacap tidak membentuk pola yang teratur sehingga gelombang tsunami mengalami

turbulensi. Selain itu, pagar hijau yang terdapat di kawasan pesisir pada tahun 2006

belum terintegrasi dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dengan tidak terdapatnya

pagar hijau di beberapa zona seperti zona 1,4,5,8,9 dan zona 10.

4. Karakter fisik pantai

Faktor terakhir yang menentukan lokasi aman pada daerah rawan bencana tsunami

di Kabupaten Cilacap adalah karakter fisik pantai dimana karakter fisik pantai

merupakan gabungan antara bentuk morfologi pantai dengan kondisi geologis

pantai. Seperti diketahui bahwa sebagian besar wilayah pantai di daerah terlanda

tsunami Cilacap berbentuk pantai memanjang dengan penutup berupa pasir,

sementara itu juga terdapat beberapa bagian yang berbentuk cekung dengan partikel

penyusun berupa karang yang berada di tepi pantai.

Kondisi pertama yaitu berupa pasir memanjang merupakan kondisi yang rentan

terhadap gelombang tsunami, karena dengan kondisi yang demikian serta ditunjang

dengan penggunaan lahan yang tidak terstruktur akan menyebabkan terjadinya

turbulensi pada kawasan tersebut. Kondisi tersebut dapat terlihat pada zona 3,4,5

dan zona 7. Sementara itu, untuk kondisi pantai yang bebentuk cekung dengan

karang sebagai partikel penyusunnya mempunyai kecenderungan dalam memecah

gelombang, sehingga dampak yang ditimbulkan pun akan semakin kecil.

Dengan melihat faktor penentu lokasi aman tersebut maka dapat dilakukan sebuah

upaya yang mengarah untuk menciptakan lokasi aman pada daerah terlanda di

Kabupaten Cilacap khususnya pada daerah pesisir yang terlanda tsunami pada tahun

2006 silam. Upaya yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan bencana tsunami dan penggunaan lahan

area terlanda tsunami Kabupaten Cilacap, maka dapat dilakukan langkah awal yaitu

melakukan zonasi ulang kawasan pesisir Cilacap. Zonasi ulang penggunaan lahan di

pesisir Cilacap diharapkan mampu membentuk pola penggunaan lahan yang

terstruktur dengan baik serta aman dari bencana kelautan khususnya bencana

tsunami. Pola penggunaan lahan yang aman sesuai dengan Pedoman Pemanfaatan

Page 126: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Kawasan Tepi Pantai Perkotaan antara lain memuat ketentuan terkait garis

sempadan tiap penggunaan lahan sebagai berikut :

a. Penggunaan lahan untuk kawasan lindung seperti untuk hutan bakau serta

kawasan bergambut dan perkebunan kelapa harus diletakkan di sepanjang

pantai sebagai barier pantai (pagar hijau)

b. Penggunaan lahan permukiman mempunyai lebar garis sempadan 30-100 meter

dari titik pasang tertinggi dan berbentuk sejajar

c. Penggunaan lahan untuk kawasan industri, perdagangan dan jasa serta

pariwisata mempunyai lebar garis sempadan 100-300 meter dari titik pasang

tertinggi

Selain pengaturan zonasi juga perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait

dengan penggunaan lahan yang aman, karena seperti yang diketahui bahwa

masyarakat pesisir umumnya awam akan pemahaman penggunaan lahan yang aman

dari bencana.

2. Dengan melihat karakteristik kelerengan, topografi, jenis penggunaan lahan serta

karakteristik fisik lingkungan pesisir Cilacap, maka dapat dilakukan upaya

perencanaan teknis terkait dengan bangunan-bangunan yang terdapat di kawasan

tersebut. Tipe bangunan panggung merupakan salah satu tipe yang cocok

diterapkan pada kawasan ini, hal tersebut dikarenakan dengan menempatkan

bangunan pada bagian tapak yang tinggi di atas ketinggian terpaan tsunami maka

akan membuat bangunan berada pada kondisi yang lebih aman dari terpaan

gelombang tsunami.

Selain itu, perlu dibuat elemen yang berfungsi memperlambat gelombang tsunami

yaitu berupa batu-batu pemecah gelombang di sepanjang pantai di kawasan pesisir.

Hal tersebut berguna sebagai pelambat arus, sehingga dapat mengurangi daya

hancur tsunami. Upaya perencanan teknis juga harus memuat pengaturan penandaan

serta pengaturan letak-letak shelter tempat evakuasi pada saat terjadi bencana.

Page 127: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Bencana tsunami yang melanda Kabupaten Cilacap pada tahun 2006 silam mempunyai

karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai run up yang relatif sedang namun jarak

landaan yang dihasilkan relatif jauh. Selain itu, penggunaan lahan yang terdapat di

daerah terlanda tsunami pada tahun 2006 silam juga memiliki karakteristik tertentu,

berikut akan dipaparkan ringkasan karakteristiknya :

1. Mempunyai karakteristik run up yang sangat beragam dari zona 1-zona 13 yaitu dari

run up rendah setinggi 1 meter sampai run up kelas tinggi sekali mencapai 20 meter

yang terletak di zona 13 (Tambakreja, Nusakambangan), namun mayoritas

ketinggian run up pada kelas sedang yaitu berkisar 2-6 meter

2. Mempunyai karakteristik innudation yang sangat beragam yaitu dari 15 meter

hingga 457 meter yaitu di zona 7 dan 13. Namun, jarak landaan gelombang tsunami

Cilacap mayoritas berada pada kelas 0-200 meter dari garis tepi pantai

3. Area terlanda tsunami di Cilacap yang terdiri dari 13 zona mayoritas tergolong ke

dalam karakter fisik jenis pantai datar dan memanjang, karena sebagian besar zona

mempunyai topografi dan kelerengan yang rendah dan datar (0 DPL dan 0-2%),

serta mempunyai jenis pantai memanjang dengan tutupan pasir. Hanya zona 11 yang

mempunyai bentuk pantai teluk serta zona 13 yang mempunyai karakter fisik agak

curam dan berbentuk teluk karena pada zona 13 mempunyai kelerengan 5-15%

4. Ekosistem laut yang terdapat di Kabupaten Cilacap berada di luar area terlanda,

yaitu pada Pulau Nusakambangan arah utara. Letak ekosistem laut yang berada jauh

dari garis pantai menyebabkan daerah pesisir tidak mempunyai wilayah perlambatan

arus gelombang tsunami.

5. Jenis penggunaan lahan yang terdapat di area terlanda tsunami Kabupaten Cilacap

cukup beragam, yaitu terdiri dari ruang terbuka hijau (rumput, semak, dll), pasir,

persawahan, tegalan serta permukiman. Pola dari penggunaan lahan pada area

terlanda belum membentuk suatu pola yang terstruktur dengan baik.

6. Masyarakat pesisir di area terlanda pada umumnya belum mempunyai pengetahuan

yang cukup terkait dengan penggunaan lahan yang aman pada area pesisir, karena

orientasi bermukim masyarakat hanya didasarkan atas latarbelakang perekonomian.

Selain itu, pemahaman mereka terkait dengan kebencanaan tsunami pada tahun

Page 128: digilib.uns.ac.id/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR PENENTU LOKASI AMAN PADA KAWASAN TERLANDA TSUNAMI TAHUN 2006 DI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

2006 silam, masyarakat mengaku belum mengetahui bagaimana cara

menyelamatkan diri. Hal tersebut dikarekanan sebelum tahun 2006 belum dilakukan

sosialisasi terkait upaya evakuasi oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap.

7. Jika dikorelasikan antara karakteristik bencana tsunami Cilacap tahun 2006 silam

dengan karakteritik penggunaan lahan area terlanda di Cilacap tahun 2006 silam

maka didapat faktor penentu lokasi aman dengan urutan sebagai berikut :

a. Kelerengan yang semakin rendah akan sangat peka terhadap ketinggian

gelombang tsunami

b. Topografi yang rendah akan sangat peka terhadap ketinggian gelombang

tsunami

c. Jenis penggunaan lahan yang tidak teratur akan menyebabkan terjadinya

turbulensi gelombang tsunami, sehingga gelombang tsunami akan menyebar ke

dalam daratan

d. Karakter fisik lingkungan akan sangat peka terhadap ketinggian dan jarak

landaan tsunami jika memiliki karakter datar dan pasir. Semakin datar pantai

serta semakin lembut partikel penyusun pantainya maka ketinggian dan jarak

landaan tsunami akan semakin besar.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan masukan terkait muatan

peruntukkan lahan pada dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan

Pesisir Rawan Bencana Tsunami yang belum tersusun.

6.2 Saran

Setelah dilakukan analisis terkait bencana tsunami dengan penggunaan lahan di area

terlanda Cilacap tahun 2006 maka disarankan dilakukan zonasi ulang terkait

penggunaan lahan kawasan pesisir serta perlu dilakukan upaya perencanaan teknis

terkait usaha untuk memperlambat gelombang tsunami.

Hasil penelitian ini direkomendasikan untuk dilakukan penelitian lanjutan terkait

dengan diupayakannya permodelan. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan input

bahan dalam penelitian selanjutnya. Dengan adanya penelitian lanjutan maka tujuan

awal penelitian ini sebagai persiapan dalam melakukan penyusunan Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pesisir Kabupaten Cilacap khususnya dalam

muatan peruntukkan lahan dapat terpenuhi.