Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DARI
STRUKTUR FLEXIBEL FRAME, RIGID FRAME PERLETAKAN SENDI
DAN RIGID FRAME
PERLETAKAN JEPIT
(Studi Kasus Perencanaan Hanggar Bandara Syamsudin Noor)
Erlangga Rizqi Fitriansyah
1,* dan Rully Andhika
1
1Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitaas Indonesia, Kampus UI Depok,
Depok, 16424, Jawa Barat
E-mail: [email protected]
Abstrak
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin menjadi bandara
international pada tahun 2014. Untuk mewujudkan hal itu diperlukan perencanaan pembangunan berbagai
sektor, salah satunya adalah hanggar. Beberapa alternatif struktur baja sebagai pilihan jenis struktur atas yang
bisa dipakai diantaranya yaitu struktur baja jenis flexible frame, rigid frame dengan perletakan jepit, serta rigid
frame dengan perletakan sendi. Dalam penelitian ini dilakukan analisis perbandingan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) untuk ketiga jenis struktur tersebut. Dari hasil penelitian didapat bahwa struktur dengan jenis flexible
frame merupakan alternatif dengan biaya terendah.
Kata Kunci : flexible frame; hangar; rencana anggaran biaya; rigid frame
Abstract
Province Government of South Kalimantan targets Syamsudin Noor Airport Banjarmasin to be international
airport in 2014. To achieve this, required the development planning on many sectors, one of them is the hangar.
Several alternatives steel structure as the preferred type of structure on which can be used include the steel
structure type flexible frame, rigid frame with placement flops, as well as the rigid frame with placement joints.
In this study conducted a comparative analysis of Budget Plan for the three types of structures. The result is that
the structure of the type of flexible frame is an alternative with the lowest cost.
Key Words : flexible frame, Hangar, Budget Estimate, rigid frame,
Pendahuluan
Bandar Udara Syamsudin Noor adalah Bandar Udara yang terdapat pada Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Untuk saat ini Bandar Udara Syamsudin Noor merupakan
bandar udara domestik dan hanya melayani penerbangan internasional saat masa haji tiba.
Setiap harinya, bandara Syamsuddin Noor mampu menerbangkan penumpang rata-rata
sejumlah 3000 orang dengan frekuensi penerbangan sebanyak 33 kali dan terdapat dua belas
maskapai penerbangan yang beroperasi di bandara tersebut, diantaranya yaitu Batavia Air
(Balikpapan, Jakarta, Surabaya), Garuda Indonesia (Jakarta) dan Lion Air (Jakarta, Surabaya).
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Setiap tahunnya cukup banyak warga negara Malaysia, Singapura dan beberapa
negara lainnya yang berkunjung ke Kalsel untuk ziarah ke beberapa makam ulama. Selain itu
tidak sedikit pula warga kalsel yang sering melakukan perjalanan ke berbagai negara,
terutama ke Singapura, baik itu melakukan bisnis maupun perjalanan wisata. Atas dasar hal
itu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menargetkan pada 2014 Bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin menjadi bandara internasional sehingga penerbangan ke berbagai negara
bisa dilakukan secara langsung.
Dengan adanya rencana perubahan status bandar udara tersebut menjadi bandar
udara internasional, maka sarana-sarana pendukung seperti landasan udara dan hanggar
pesawat yang berupa sebuah struktur tertutup dengan fungsi sebagai tempat penyimpanan
pesawat yang dapat melindungi pesawat dari cuaca dan cahaya ultraviolet serta sebagai
tempat perbaikan dan pemeliharaan pesawat merupakan sebuah sarana yang amat penting
untuk disediakan.
Dalam rangka mewujudkan sarana hanggar ini dibutuhkan perencanaan yang terarah,
sistematis, strategis sehingga fungsi dari hanggar tersebut diharapkan dapat terpenuhi. Untuk
dapat memenuhi peranan dari hanggar tersebut tersebut, jenis struktur hanggar yang biasa
digunakan adalah jenis rangka baja dan jenis rigid frame.
Dalam mempertimbangkan pemilihan jenis struktur yang digunakan perlu
memperhatikan beberapa aspek seperti mutu, biaya, dan waktu. Dalam penelitian ini akan
dibahas mengenai perbandingan struktur rigid frame dengan rangka baja dipandang dari sudut
biaya.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) konstruksi pada struktur flexible
frame, rigid frame dengan perletakan jepit dan rigid frame dengan perletakan sendi
pada perencanaan Hanggar Bandar Udara Syamsudin Noor.
2. Mengidentifikasi jenis struktur pada perencanaan Hanggar Bandar Udara Syamsudin
Noor dengan Rencana Anggaran Biaya terendah.
Tinjauan Teoritis
Menurut Iman Soeharto (1997), estimasi biaya proyek memegang peranan penting
dalam penyelenggaraan proyek. Pada tahap awal dipergunakan untuk mengetahui berapa
besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun suatu proyek.
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Pada tahap perencanaan sangat penting untuk memperhatikan perkiraan biaya untuk
membangun proyek karena memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas bagi masing-
masing organisasi peserta proyek dengan penekanannya yang berbeda-beda. Bagi pemilik,
angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan untuk
menentukan kelanjutan investasi. Untuk kontraktor, keuntungan financial yang akan diperoleh
tergantung kepada seberapa jauh kecakapannya membuat perkiraan biaya, bila penawaran
harga yang diajukan terlalu tinggi kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan
mengalami kekalahan, sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah akan
mengalami kesulitan di belakang hari. Untuk konsultan, angka tersebut diajukan kepada
pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan
proyek dan sampai derajat tertentu, kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan
angka-angka yang diusulkan (Soeharto, 1997).
Perkiraan biaya dibedakan dari anggaran dalam hal perkiraan biaya terbatas pada
tabulasi biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan tertentu proyek ataupun proyek secara
keseluruhan. Sedangkan anggaran merupakan perencanaan terinci perkiraan biaya dari bagian
atau keseluruhan kegiatan proyek yang dikaitkan dengan waktu. Definisi perkiraan biaya
menurut National Estimating Society – USA adalah sebagai berikut : “Perkiraan biaya adalah
seni memperkirakan (the art of approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan
untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada saat itu“.
Seiring dengan laju kemajuan pelaksanaan proyek, tataran kecermatan dan ketelitian
estimasi yang diperlukan sudah tentu akan semakin meningkat pula. Sehingga biasanya suatu
proyek dimulai dengan kebutuhan macam estimasi yang kurang terperinci dan selanjutnya
dapat dikelompokkan dalam urutannya, sebagai berikut :
a. Estimasi pendahuluan, dibuat pada tahap awal proyek dalam rangka upaya
pendekatan kelayakan ekonomi di samping tujuan pengendalian pembiayaan.
b. Estimasi terperinci, dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan, biaya, serta
harga satuan pekerjaan.
c. Estimasi definitif, merupakan gambaran pembiayaan dan pertanggungjawaban
rampung untuk suatu proyek dengan hanya kemungkinan kecil terjadi kesalahan.
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Gambar 1 Jenis estimasi sesuai dengan tahapan proyek
Sumber: Istimawan (1996)
Perkiraan biaya di atas erat hubungannya dengan analisis biaya, yaitu pekerjaan yang
menyangkut pengkajian biaya kegiatan-kegiatan terdahulu yang akan dipakai sebagai bahan
untuk menyusun perkiraan biaya. Dengan kata lain, menyusun perkiraan biaya berarti melihat
masa depan, memperhitungkan, dan mengadakan prakiraan atas hal-hal yang akan dan
mungkin terjadi. Sedangkan analisis biaya menitikberatkan pada pengkajian dan pembahasan
biaya kegiatan masa lalu yang akan dipakai sebagai masukan.
Beberapa metode estimasi biaya menurut Soeharto (1997) adalah sebagai berikut :
a. Metode Parameter, ialah metode yang mengaitkan biaya dengan karakteristik fisik
tertentu dari obyek, misalnya : luas, panjang, berat, volume dan sebagainya.
b. Memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu, yaitu dengan mencari
angka perbandingan antara harga pada suatu waktu (tahun tertentu) terhadap harga
pada waktu (tahun) yang digunakan sebagai dasar. Juga pemakaian data dari
manual, hand book, katalog, dan penerbitan berkala, amat membantu dalam
memperkirakan biaya proyek.
c. Metode menganalisis unsur-unsurnya (Elemental Cost Analysis), yaitu dengan cara
menguraikan lingkup proyek menjadi unsur-unsur menurut fungsinya.
d. Metode faktor, yaitu dengan memakai asumsi bahwa terdapat angka korelasi
diantara harga peralatan utama dengan komponen-komponen yang terkait.
e. Quantity take-off, yaitu dengan membuat perkiraan biaya dengan mengukur
kuantitas komponen-komponen proyek dari gambar, spesifikasi, dan perencanaan.
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
f. Metode harga satuan, yaitu dengan memperkirakan biaya berdasarkan harga satuan,
dilakukan bilamana angka yang menunjukkan volume total pekerjaan belum dapat
ditentukan dengan pasti, tetapi biaya per unitnya (per meter persegi, per meter
kubik) telah dapat dihitung.
g. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan, yaitu metode yang
memakai masukan dari proyek yang sedang ditangani, sehingga angka-angka yang
diperoleh mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Estimasi biaya dibedakan menjadi estimasi biaya konseptual dan estimasi biaya
detail. Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep bangunan yang
akan dibangun. Estimasi biaya konseptual ini bisa disebut juga sebagai perkiraan biaya
pendahuluan. Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa perkiraan biaya
pendahuluan dikerjakan pada tahap konseptual di mana dalam tahap ini semua aspek yang
berkaitan dengan rencana investasi dikembangkan, dikaji dan disaring untuk sampai pada
suatu laporan yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan untuk tahap
berikutnya (Soeharto, 1997). Tuntutan yang harus dipenuhi untuk bisa berlanjutnya rencana
investasi adalah kualitas perkiraan biaya yang berkaitan dengan akurasi estimasi biaya
tersebut.
Tersedianya data dan informasi memegang peranan penting dalam hal kualitas
perkiraan biaya yang dihasilkan. Hal ini juga memerlukan kecakapan, pengalaman serta
judgement dari estimator dan tergantung pula dengan metode perkiraan biaya yang dipakai.
Terkait dengan metode yang digunakan, dikenal beberapa metode estimasi biaya yaitu :
a. Metode parametrik
b. Metode dengan memakai daftar indeks harga dan informasi proyek terdahulu
c. Metode menganalisis unsur-unsurnya
d. Menggunakan metode faktor
e. Quantity take off dan harga satuan
f. Unit price
g. Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan
Metode mana yang hendak dipakai tergantung pada keperluan dan tersedianya data
serta informasi pada waktu itu (Soeharto, 1997).
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Metode Penelitian
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan metode penelitian, yaitu
jenis pertanyaan yang diajukan, kendali terhadap peristiwa yang diteliti, dan fokus terhadap
peristiwa yang berjalan atau yang baru diselesaikan (Yin, 2002).
Berikut ini adalah tabel strategi penelitian berdasarkan teori Robert K Yin:
Tabel 1 Strategi Penelitian
Sumber: Yin (2002)
Strategi penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah dengan
melakukan studi literatur dan benchmarking proyek sejenis.. Berdasarkan teori metode
penelitian yang diperlihatkan pada tabel di atas, penelitian ini termasuk ke dalam metode
survey. Metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan
sebagainya (Sugiyono, 2009)
Kerangka penelitian yang digunakan adalah :
a. Desain struktur yang digunakan adalah desain struktur Hanggar Bandar Udara
Syamsudin Noor yang dilakukan pada penelitian sebelumnya oleh Rionaldo (2013).
b. Dalam penelitian sebelumnya terdapat tiga jenis struktur yang digunakan. Pertama
adalah jenis struktur rangka baja dimana hanggar dibangun oleh beberapa struktur portal
yang disusun dan diikat oleh bracing. Portal tersebut merupakan rangkaian beberapa
profil baja dan disusun untuk membentuk kolom dan balok. Kedua adalah jenis struktur
rigid frame dimana hanggar dibentuk oleh struktur portal pula yang disusun dan diikat
oleh bracing. Portal yang digunakan merupakan portal tunggal dengan beberapa jenis
profil yang disusun membentuk portal serta dengan menggunakan perletakan jepit.
Strategi Jenis pertanyaan yang
digunakan
Kendali terhadap
peristiwa yang
diteliti
Fokus terhadap
peristiwa yang
sedang berjalan /
baru diselesaikan
Eksperimen Bagaimana, mengapa Ya Ya
Survey Siapa, apa, dimana, berapa
banyak, berapa besar
Tidak Ya
Analisis
Arsip
Siapa, apa, dimana, berapa
banyak, berapa besar,
Tidak ya / tidak
Sejarah Bagaimana, mengapa Tidak Tidak
Studi kasus Bagaimana, mengapa Tidak Ya
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Ketiga adalah jenis struktur rigid frame dimana hanggar dibentuk oleh struktur portal
pula yang disusun dan diikat oleh bracing. Portal yang digunakan merupakan portal
tunggal dengan beberapa jenis profil yang disusun membentuk portal serta dengan
menggunakan perletakan sendi.
c. Peran dari topik penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan biaya perencanaan
dari kedua jenis struktur tersebut.
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibuat dengan mengasumsikan kegiatan pembangunan
dilaksanakan pada tahun 2013.
Hasil Penelitian
Kebutuhan material yang digunakan untuk ketiga jenis struktur diambil dari
penelitian sebelumnya oleh Rionaldo (2013). Dari penelitian tersebut didapat desain struktur
untuk ketiga jenis struktur: flexible frame, rigid frame dengan perletakan jepit, dan rigid
frame dengan perletakan sendi.
Ketiga jenis struktur tersebut telah diuji pada penelitian sebelumnya oleh Rionaldo
(2013) agar memenuhi persyaratan kemampuan layan terhadap struktur bangunan Hanggar
Bandara Syamsudin Noor. Denah dari Hanggar Bandara Syamsudin dapat dilihat pada
gambar berikut.
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Gambar 2 Denah Hanggar Bandara Syamsudin Noor
Sumber: Fitriansyah dan Rionaldo (2013)
Flexible Frame
Flexible frame merupakan jenis struktur dengan menggunakan rangka baja dimana
kolom dan balok dari struktur ini dibentuk oleh rangka baja. Sambungan dari tiap rangka baja
dianggap sebagai sambungan yang fleksibel sehingga tidak ada momen yang diteruskan.
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Gambar 3 Desain hanggar dengan flexible frame
Sumber: Fitriansyah dan Rionaldo (2013)
Dari desain tersebut kebutuhan jenis baja dan volumenya adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Volume kebutuhan material pada jenis flexible frame
Rigid Frame dengan perletakan jepit
Kedua yaitu sistem portal dengan menggunakan rigid frame serta dengan perletakan
jepit. Rigid frame merupakan portal dengan baja tunggal yang disambung dengan sambungan
yang kaku sehingga momen diteruskan ke baja lainnya. Jenis sambungan yang digunakan
dalm struktur tipe ini memiliki sifat dapat menahan momen sehingga dalam baja yang
digunakan memiliki gaya dalam momen yang diperhitungkan.
Jenis dan Jumlah Panjang total Berat total
ukuran baja (batang) (mm) (kg)
2L80x80x6 752 1148916.98 16820.1
2L70x70x6 672 898297.14 11922.6
2L50x50x5 336 980818.41 3242.2
2L65x65x6 210 420000 3724.3
C150x50x3 189 1134000 6389.4
L50x50x5 48 487735.86 1783.3
Atap
Portal
Gording
Balok dan Bracing
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Untuk perletakannya terhadap tanah menggunakan sistem jepit dimana balok dari
sistem portal ini akan terikat kaku dengan pondasi. Gaya dalam momen yang terjadi pada
kolom portal akan diteruskan ke sistem pondasi.
Gambar 4 Desain hanggar rigid frame dengan perletakan jepit
Sumber: Fitriansyah dan Rionaldo (2013)
Dari desain tersebut kebutuhan jenis baja dan volumenya adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Volume kebutuhan material pada jenis rigid frame perletakan jepit
Jenis dan Jumlah Panjang
total
Berat
total
ukuran baja (batang) (mm) (kg)
Portal
WF300X150 160 39000 11450.4
WF400X200 96 34500 18216
VAR 1 16 4500 2800.8
VAR 14 16 3000 1232.4
Balok dan Bracing
2L50x50x5 336 980818.41 3242.2
2L65x65x6 210 420000 3724.3
Gording
C150x50x3 189 1134000 6389.4
Atap
L50x50x5 48 487735.86 1783.3
VAR 1 adalah perubahan penampang baja secara linear dari WF 400x200 hingga WF
500x200. Sedangkan VAR 14 adalah perubahan penampang baja secara linear dari WF
400x200 hingga WF 300x150.
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Rigid Frame dengan perletakan sendi
Perbedaan dengan rigid frame sebelumnya adalah pada jenis perletakannya. Pada
jenis struktur ini sistem perletakan menggununakan sendi dimana gaya momen dari kolom
tidak diteruskan ke sistem struktur pondasi.
Gambar 5 Desain hanggar rigid frame dengan perletakan sendi
Sumber: Fitriansyah dan Rionaldo (2013)
Dari desain tersebut kebutuhan jenis baja dan volumenya adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Volume kebutuhan material pada jenis rigid frame perletakan sendi
Jenis dan Jumlah Panjang
total
Berat
total
ukuran baja (batang) (mm) (kg)
Portal
WF300X150 160 39000 11450.4
WF400X200 80 22500 11880
WF500X200 16 4500 3225.6
VAR 1 16 12000 7468.8
VAR 14 16 3000 1232.4
Balok dan Bracing
2L50x50x5 336 980818.41 3242.2
2L65x65x6 210 420000 3724.3
Gording
C150x50x3 189 1134000 6389.4
Atap
L50x50x5 48 487735.86 1783.3
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
VAR 1 adalah perubahan penampang baja secara linear dari WF 400x200 hingga WF
500x200. Sedangkan VAR 14 adalah perubahan penampang baja secara linear dari WF
400x200 hingga WF 300x150.
Harga yang menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah harga gabungan dari
beberapa perusahaan yang di rekap di dalam situs steelindonesia.com. Steelindonesia.com
adalah media portal informasi korporasi yang berbasis web base dan dirancang khusus untuk
mengakomodasi keperluan data dan informasi yang terkait dengan industri dan konstruksi
baja Indonesia. Situs ini telah mendapat banyak dukungan dari beberapa pihak, diantaranya
dari Kementerian Perindustrian, The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA),
Asosiasi Masyarakat Baja Indonesia (AMBI), dan lain sebagainya.
Harga yang disajikan dalam media ini dikemas dalam bentuk grafik perubahan harga
untuk beberapa jenis baja kelompok ukuran. Karena keterbatasan oleh peneliti, data yang
disajikan di sini tidak dapat mencapai tahun 2013. Untuk itu akan dilakukan eskalasi harga
untuk tahun 2013.
Tabel 5 Rekap harga untuk jenis baja yang digunakan
Sumber:SteelIndonesia.com (2013)
Kemudian untuk melakukan eskalasi harga terhadap tahun 2013, dilakukan studi
literatur berdasarkan BPS Provinsi Kalimantan Selatan (2012 dan 2013). Tabel eskalasi harga
untuk kategori Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Eskalasi harga kategori perumahan
IHK
Agustus
2011
IHK
Desember
2011
IHK
Juni
2012
IHK
Agustus
2012
IHK
Desember
2012
IHK
Juni
2013
Perumahan, air,
listrik, gas dan
bahan bakar
126.82 128.62 134,53 135.72 135,96 139,63
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Selatan (2012 dan 2013)
No Jenis Baja Tanggal Harga Rata-rata
1 IWF & H BEAM - IWF
148x124 s/d 600x200
16 September
2011
Rp 8250,-
2 SIKU- 45 x 45 mm s/d 100
x 100 mm
10 November
2011
Rp 7.500,-
3 LIP CHANNEL - t 3.0 mm
(100x50x20 s/d 150x65x20)
7 Maret 2012 Rp 7.710,-
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Dalam mengambil harga frame baja diambil harga rata-rata dari harga tertinggi dan
terendah yang ada di pasaran. Kemudian dilakukan eskalasi terhadap harga tahun 2013
melalui Indeks Harga Konsumen (IHK).
Harga IWF & H BEAM - IWF 148x124 s/d 600x200
Harga Siku- 45 x 45 mm s/d 100 x 100 mm
Harga Lip Channel - t 3.0 mm (100x50x20 s/d 150x65x20)
Untuk harga baut menggunakan benchmarking harga baut di tahun 2011 sebesar Rp.
9.900,- (IISIA, 2011). Kemudian untuk memprediksi harga di tahun 2013 dari tahun 2011
digunakan cara yang sama yaitu dengan melakukan eskalasi terhadap Indeks Harga
Konsumen (IHK) 2013.
Harga baut untuk tahun 2013 diperhitungkan sebagai berikut:
Dalam menentukan upah pekerja, mempertimbangkan biaya upah yang tertera dalam
buku Jurnal Harga Satuan Bahan Bangunan Konstruksi dan Interior edisi XXXII tahun 2013.
Besarnya upah pekerja adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Upah pekerja /hari
SDM Upah/ OH
Pekerja Rp 56.000,-
Tukang Besi Konstruktsi Rp 56.000,-
Kepala Tukang Rp 84.000,-
Mandor Rp 84.000,-
Sumber: Jurnal Harga Satuan Bahan Bangunan Konstruksi dan Interior (2013)
Analisis harga satuan yang digunakan dibuat dengan mempertimbangkan SNI
7393:2008 mengenai Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan dan dilakukan penyesuaian dengan jenis struktur
yang digunakan.
Analisis harga satuan untuk pekerjaan struktur baja Hanggar Bandara Syamsudin
Noor disajikan dalam tabel berikut:
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Tabel 8 Koefisien bahan dan tenaga kerja
Kebutuhan Satuan Koefisien
Bahan Profil baja kg 1.15
Baut HTB A490 kg 0.1
Tenaga
Kerja Pekerja OH 0.06
Tukang OH 0.06
Kepala tukang OH 0.006
Mandor OH 0.003
Kemudian dengan menggunakan koefisien atau indeks untuk kebutuhan bahan serta
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk per satuan pekerjaan, besarnya harga satuan umtuk setiap
jenis baja adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Harga satuan pemasangan baja siku
Kebutuhan Satuan Koefisien Harga Satuan
(Rp) Jumlah (Rp)
Bahan Baja frame kg 1.15 8142 9363.3
Baut HTB A490 kg 0.1 10900 1090
Tenaga
Kerja Pekerja OH 0.06 56000 3360
Tukang OH 0.06 56000 3360
Kepala tukang OH 0.006 84000 504
Mandor OH 0.003 84000 252
Jumlah harga persatuan pekerjaan 17929.3
Tabel 10 Harga satuan pemasangan baja Lip Channel
Kebutuhan Satuan Koefisien Harga Satuan
(Rp) Jumlah (Rp)
Bahan Baja Frame kg 1.15 8182 9409.3
Baut HTB A490 kg 0.1 10900 1090
Tenaga
Kerja Pekerja OH
0.06 56000 3360
Tukang OH 0.06 56000 3360
Kepala tukang OH 0.006 84000 504
Mandor OH 0.003 84000 252
Jumlah harga persatuan pekerjaan 17975.3
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Tabel 11 Harga satuan pemasangan baja IWF
Kebutuhan Satuan Koefisien Harga Satuan Jumlah (Rp)
Bahan WF300x150 kg 1.15 9083 10445.45
Baut HTB A490 kg 0.1 10900 1090
Tenaga
Kerja Pekerja OH 0.06 56000 3360
Tukang OH 0.06 56000 3360
Kepala tukang OH 0.006 84000 504
Mandor OH 0.003 84000 252
Jumlah harga persatuan pekerjaan 19011.45
Tahap akhir dari penelitian ini adalah menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB)
dari ketiga jenis struktur tersebut. RAB dihitung dengan mengkalikan volume dari tiap jenis
rangka baja yang digunakan dengan analisis harga satuan yang telah dilakukan analisis
sebelumnya.
Tabel 12 RAB flexible frame
No
URAIAN PEKERJAAN SAT VOLUME HARGA SAT
JUMLAH
HARGA
( Rp. ) ( Rp. )
1 Pekerjaan Portal Rangka Baja
1 2L 80x80x6 kg 16820.1 Rp17,929 Rp301,573,480
2 2L 70x70x6 kg 11922.6 Rp17,929 Rp213,762,990
2 Pekerjaan Balok dan bracing
1 2L 50x50x5 kg 3242.2 Rp17,929 Rp58,130,376
2 2L 65x65x6 kg 3724.3 Rp17,929 Rp66,774,092
4 Pekerjaan Gording
1 C 150x50x3 kg 6389.4 Rp17,975 Rp114,851,382
5 Pekerjaan Atap
1 L 50x50x5 kg 1783.3 Rp17,929 Rp31,973,321
Total Pekerjaan Struktur Atas Rp787,065,641
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Tabel 13 RAB rigid frame perletakan jepit
No
URAIAN PEKERJAAN SAT VOLUME
HARGA
SAT
JUMLAH
HARGA
( Rp. ) ( Rp. )
1 Pekerjaan Portal Rangka Baja
1 WF 300X150 kg 11450.4 Rp19,011 Rp217,688,707
2 WF 400X200 kg 18216 Rp19,011 Rp346,312,573
3 VAR 1 kg 2800.8 Rp19,011
4 VAR 14 kg 1232.4 Rp19,011
2 Pekerjaan Balok dan bracing
1 2L 50x50x5 kg 3242.2 Rp17,929 Rp58,130,376
2 2L 65x65x6 kg 3724.3 Rp17,929 Rp66,774,092
4 Pekerjaan Gording
1 C 150x50x3 kg 6389.4 Rp17,975 Rp114,851,382
5 Pekerjaan Atap
1 L 50x50x5 kg 1783.3 Rp17,929 Rp31,973,321
Total Pekerjaan Struktur Atas Rp835,730,451
Tabel 14 RAB flexible frame perletakan sendi
No
URAIAN PEKERJAAN SAT VOLUME
HARGA
SAT
JUMLAH
HARGA
( Rp. ) ( Rp. )
1 Pekerjaan Portal Rangka Baja
1 WF 300X150 kg 11450.4 Rp19,011 Rp217,688,707
2 WF 400X200 kg 11880 Rp19,011 Rp225,856,026
3 WF500X200 kg 3225.6 Rp19,011 Rp61,323,333
4 VAR 1 kg 7468.8 Rp19,011 Rp141,992,718
5 VAR 14 kg 1232.4 Rp19,011 Rp23,429,711
2 Pekerjaan Balok dan bracing
1 2L 50x50x5 kg 3242.2 Rp17,929 Rp58,130,376
2 2L 65x65x6 kg 3724.3 Rp17,929 Rp66,774,092
4 Pekerjaan Gording
1 C 150x50x3 kg 6389.4 Rp17,975 Rp114,851,382
5 Pekerjaan Atap
1 L 50x50x5 kg 1783.3 Rp17,929 Rp31,973,321
Sub Total Pekerjaan Struktur Atas Rp942,019,666
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
Pembahasan
Dari ketiga jenis struktur tersebut harga tertinggi adalah harga hanggar dengan
menggunakan struktur jenis rigid frame dengan perletakan jepit, kemudian tertinggi kedua
adalah rigid frame dengan perletakan sendi, serta harga termurah adalah dengan
menggunakan struktur jenis flexible frame.
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa, harga struktur atas dengan perletakan flexible
frame menghasilkan harga lebih murah dibandingkan dengan rigid frame (perletakan sendi)
dengan perbandingan sebagai berikut:
Sedangkan perbandingan harga flexible frame dengan rigid frame (perletakan jepit)
disajikan sebagai berikut:
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rencana anggaran biaya (RAB) dari
ketiga jenis struktur: flexible frame, rigid frame dengan perletakan jepit, serta rigid frame
dengan perletakan sendi. Untuk ketiga jenis struktur tersebut menggunakan indeks koefisien
bahan dan upah tenaga kerja yang sama. Tetapi dari ketiga jenis struktur tersebut
menggunakan profil dan dimensi baja yang berbeda.
Berat baja total beserta dengan biaya untuk tiap struktur disajikan dalam tabel
berikut:
Tabel Error! No text of specified style in document..15 Perbandingan harga ketiga
jenis struktur
No Jenis Struktur Berat Baja Total Biaya
1 Flexible frame 43.881,9 Rp787,065,641
2 Rigid frame (jepit) 48.838,8 Rp835,730,451
3 Rigid frame (sendi) 50.396,4 Rp942,019,666
Sumber: Hasil olahan sendiri
Dari ketiga jenis struktur tersebut harga tertinggi adalah harga hanggar dengan
menggunakan struktur jenis rigid frame dengan perletakan jepit, kemudian tertinggi kedua
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013
adalah rigid frame dengan perletakan sendi, serta harga termurah adalah dengan
menggunakan struktur jenis flexible frame.
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian ini adalah:
a. Melakukan penelitian serupa pada jenis proyek hanggar atau bangunan dengan fungsi
lain yang memiliki jenis struktur serupa agar didapatkan perbandingan harga dalam
kasus lain.
b. Mengidentifikasi perbedaan koefisien tenaga kerja untuk setiap jenis struktur yang
menjadi alternatif agar perbedaan harga terdefinisi lebih baik.
c. Perlu dilakukan penelitian mengenai perbandingan waktu pelaksanaan pekerjaan dari
ketiga jenis struktur tersebut sebagai variabel lain dalam melakukan perbandingan
Daftar Referensi
American Institute of Steel Construction. (1997). Construction Management of Steel
Construction Scheduling Estimation.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. (2012). Perkembangan Beberapa Indikator Utama
Sosial-Ekonomi Indonesia.
BPS Provinsi Kalimantan Selatan. (2012). Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi
Kalimantan Selatan.
BPS Provinsi Kalimantan Selatan. (2013). Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi
Kalimantan Selatan.
Bonenfant, Robert R. How to Estimate The Cost of Structural Steel. Estimating Today. 2008
Dipohusodo, Istimawan. (1996). Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Yogyakarta :
Kanisius.
Soeharto, Imam. (1995). Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta :
Erlangga.
Steel Indonesia. 2013. Price Information, Steel Indonesia Web.
http://steelindonesia.com/main.asp. 6 Juli 2013
Analisis perbandingan..., Erlangga Rizqi Fitriansyah, FT UI, 2013