107
ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan Melengkapi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh JIMMY 2009420016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015

ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN

FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA

PRODUKSI PADA PT.ORINDO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademika Dan

Melengkapi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Oleh

JIMMY

2009420016

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2015

Page 2: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : JIMMY

No. Pokok : 2009420016

Jurusan/Peminatan : Akuntansi/Akuntansi Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul ANALISA

PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL

SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA

PT.ORINDO yang dibimbing oleh Bapak Jombrik,SE.MM. , adalah ANALISA

PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL

SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA

PT.ORINDO benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplakan

maupun mengcopy sebagian dari hasil karya orang lain.

Apabila dikemudian hari ternyata diketemukan ketidaksesuaian dengan

pernyataan ini, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya di Jakarta pada tanggal

4 Agustus 2015

Yang menyatakan,

JIMMY

Page 3: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

iii

LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : JIMMY

No. Pokok : 2009420016

Jurusan : Akuntansi

Peminatan : Akuntansi Keuangan

Judul Skripsi : ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN

STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Telah diperiksa, dan disetujui untuk diajukan dan diujikan dalam sidang Ujian

Skripsi Sarjana tanggal………………

Jakarta, 2015

Mengetahui Pembimbing I

Ketua Jurusan Akuntansi

(Ahmad Basid hasibuan SE.MSI.) ( Jombrik,SE.MM.)

Page 4: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

iv

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : JIMMY

No. Pokok : 2009420016

Jurusan/Peminatan : Akuntansi/Akuntansi Keuangan

Judul Skripsi : ANALISA PERBANDINGAN ANGGARAN STATIS

DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA

PT.ORINDO

Telah diperiksa, dikaji dan diujikan dalam sidang Ujian Skripsi Sarjana

tanggal……………dengan hasil………………

Jakarta, 2015

Ketua Jurusan Akuntansi,

(Ahmad Basid hasibuan SE.MSI

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

no Nama penguji jabatan Tandatangan

1 Jombrik SE,MM.

2 Atik Isniawati,SE,AK Msi

3 Dra.Sri Ari Wahyuningsi MM

Dekan Fakultas Ekonomi,

Sukardi Harjo Sentono,SE.MM

Page 5: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

v

ABSTRAK

NIM:2009429916 :Nama :jimmy judul :ANALISA PERBANDINGAN

ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU

PENGENDALIAN BIAYA PROSDUKSI PADA PT .ORINDO,Skripsi: Jakarta

Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Darma persada,Jumlah Hal :xiv

+94 hal,2015

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara kerja anggaran fleksibel

sebagai alat bantu pengendalian biaya produksi di PT.Orindo, dengan

menganalisis besarnya realisasi anggaran fleksibel sebagai alat bantu

pengendalian biaya produksi di PT.Orindo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif

dengan membandingkan anggaran statis dan fleksibel serta melakukan

perhitungan anggaran dan realisasi biaya produksi.

Berdasarkan hasil analisis bahwa dalam menyusun anggaran biaya produksi

khususnya pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep dengan menggunakan

anggaran statis didasari pada tingkat aktivitas 395.000 pcs tetapi yang terjadi

(realisasi) sebesar 372.500 pcs. Hal ini dianggap tidak menguntungkan karena

realisasi tidak sesuai dengan target, hal ini disebabkan karena adanya

keterlambatan teknis, kerusakan mesin, pembahasan suplai bahan baku, sehingga

mempengaruhi total biaya produksi.

Dari hasil analisis varians biaya produksi dalam penyusunan anggaran biaya

bahan baku langsung, yang menunjukkan bahwa penerapan anggaran belum

dilakukan secara efisien, hal ini disebabkan karena kurang tepatnya pengendalian

biaya bahan baku langsung khususnya pada PT.Orindo. Kemudian untuk variansi

anggaran biaya tenaga kerja langsung terdapat selisih yang unfavorabel, hal ini

disebabkan karena tidak efektifnya pelaksanaan anggaran biaya tenaga kerja

langsung sebagai alat pengendalian.Dan disamping itu varians biaya overhead

pabrik terdapat selisih yang unfavorabel karena adanya selisih antara anggaran

dengan realisasi biaya overhead pabrik.

Kata Kunci : Anggaran Fleksibel dan Pengendalian Biaya Produksi

Page 6: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

vi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih pantas selain puji syukur setinggi-tingginya kepada

Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat yang telah diberikan. Tiada hal yang

dapat dikerjakan tanpa bantuan-Nya karena manusia memiliki banyak

keterbatasan. Begitu pula dengan skripsi yang berjudul ANALISA

PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL

SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PROSDUKSI PADA PT

.ORINDO

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas

Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih

ini penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Tjia juan un dan Ibu Sim lun nio selaku kedua orang tua penulis yang

senantiasa mendampingi penulis dari kecil hingga dewasa dan memberikan

kasih sayang, semangat, doa, dan pendidikan yang tidak terhitung nilainya.

2. Bapak Jombrik,SE, MM. selaku dosen pembimbing materi dan teknis yang

telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk memberikan

bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

Page 7: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

vii

3. Bapak Sukardi S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Darma Persada.

4. Ahmad Basid hasibuan SE.MSI selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas

Darma Persada.

5. Bapak Saliman burhan sebagai owner PT.Orindo

6. Specially for ami Pslam maria yang memberikan segala ide kreatif dan

inovatif, yang selalu bisa membuat penulis tertawa dan menemani penulis

selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis semoga penulisan skripsi ini dapat diterima dan

bermanfaat dengan baik

Jakarta,Agustus 2015

Penulis

Page 8: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

viii

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI………………………………………………………………….. i

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………………….ii

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………...iii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iv

ABSTRAK………………………………………………………………………...v

KATA PENGANTAR……………………………………………………………vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….viii

DAFTAR TABEL……………………..………………………………………....xi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………...………….xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….1

1.2 Perumusan Masalah……………………………………………………4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………..………………….…4

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………..5

2.1 Pengertian Anggaran ……………………………………………….…6

2.2 Tujuan Anggaran…………………...………………………………….7

2.3 Manfaat dan Kelemahan Anggaran ……...…………………………..9

Page 9: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

ix

2.4 Pengertian Anggaran Fleksibel……………………………………….11

2.5 Dasar aktivitas, Relevant Range dan Perilaku Biaya …….……...…..15

2.6 Hubungan Biaya dengan Aktivitas Manajemen ….………………....23

2.7Pengertian Biaya Produksi ………………...…………….…..……….28

2.8 .Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya…….….30

2.9 Analisis Varians ….………………………………...………………..31

2.9.2 Analisis Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung………..…....33

29.3 Analisis Varian Biaya Overhead………………….……………34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………..………...37

3.1 Lokasi Penelitian…………………………..………………………..37

3.2 Metode pengumpulan Data …………….……...…………………….37

3.3 Jenis dan Sumber Data …………………..….……….……………...37

3.3.1 jenis Data………………………………….………………….38

3.3.2 Sumber data………………………………………………......38

3.4Metode Analisis ……………………………….…………………......38

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………………….39

4.1 Gambaran UmumPT.Orindo………………………………………....39

4.2 Visi dan Misi …………………………………………………………45

4.3Struktur Organisasi…………………………………………………...45

4.4 Urain Tugas…………………………………..……………………...46

4.5 Proses Produksi……………………………………………………...49

4.6 Pembahsan ………………. ………………………………………....51

4.6.1 Analisis Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Softlens……51

Page 10: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

x

4.7. Analisis Pemisahan Biaya Semi Variabel ……………….………….63

4.8 Anggaran Produksi Statis dan Anggaran Biaya Produksi feleksibel..72

4.9 Analisis Varians Biaya Produksi ……………………………………..……80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………..81

5.1 Simpulan……………………………………………………………...87

5.2 Saran………………………………………………………………….88

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………89

LAMPIRAN……………………………………………………………………...90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………………...94

Page 11: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.3 ANGGARAN DAN REALISASI PENJUALAN SOFTLENS

BULAN JANUARI S/D BULAN DESEMBER 2013…………..53

Tabel 4.4 DATA ANGGARAN DAN REALISASI PRODUKSI SOFTLENS

BULAN JANUARI S/D DESEMBER TAHUN 2013 …………55

Tabel 4.5 ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU DAN PENOLONG

DALAM PRODUKSI SEMEN TAHUN 2013................……....57

Tabel 4.6 RINCIAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

DALAM PRODUKSI SOFTLENS TAHUN 2013……...….….58

Tabel 4.7 DATA REALISASI BIAYA BAHAN BAKU DAN BAHAN

PENOLONG PADA PT. ORINDO (PERSERO)

TAHUN 2013……………….…….……………………………..60

Tabel 4.8 DATA ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA TENAGA

KERJA LANGSUNG TAHUN 2013……………..……………..61

Tabel 4.9 REALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK …………………..62

Tabel 5.0 REALISASI ANGGARAN BIAYA PEMELIHARAAN DAN

LISTRIK BULAN JANUARI S/D BULAN

DESEMBER TAHUN 2013……………………..…………..…63

Tabel 5.1 PERHITUNGAN TREND LINEAR UNTUK BIAYA

PEMELIHARAAN KEDALAM BIAYA TETAP DAN BIAYA

VARIABEL TAHUN 2010 …….……………..…........ ….……..64

Page 12: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

xii

Tabel 5.2 PERHITUNGAN TREND LINEAR BIAYA LISTRIK

KEDALAM BIAYA VARIABEL DAN BIAYA TETAP ….....66

Tabel 5.3 KLASIFIKASI ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA

PRODUKSI SEBELUM DILAKUKAN PEMISAHAN BIAYA

SEMI VARIABEL …………………....……………..…..…...68

Tabel 5.4 ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SETELAH DILAKUKAN

PEMISAHAN BIAYA SEMI VARIABEL TAHUN 2013..…69

Tabel 5.5 REALISASI BIAYA PRODUKSI VARIABEL DAN TETAP

TAHUN 203………………………….. ……….……………...71

Tabel 5.6 ANGGARAN STATIS DAN REALISASI BIAYA

PRODUKSI TAHUN 2013 …………………………..…..…..73

Tabel 5.7 BESARNYA BIAYA VARIABEL PERTON DAN BIAYA

TETAP DALAM PRODUKSI SOFTLENS (MENURUT

ANGGARAN)…………………………..….…………..……78

Tabel 5.8 ANGGARAN BIAYA PRODUKSI …..….............…..……...79

Tabel 5.9 VARIANS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

(PERBANDINGAN ANGGARAN STATIS DENGAN

ANGGARAN FLEKSIBEL) TAHUN 2013 …………..…......85

Page 13: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi pt.orindo …..…..……….……………….46

Gambar 4.2 Proses Produksi Softlens …………………………….….…….43

Page 14: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data produksi softlens Bulan Januari - Desember Tahun

2013……………………………….…………………..90

Lampiran 2 Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung dalam Produksi

softlens 2013 ………………..………………………..91

Lampiran 3 Realisasi Biaya Bahan Baku Langsung dalam Produksi

Softlens Tahun 2013………………………………………………………92

Page 15: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan dan perkembangan teknologi membawa dampak positif yang

sangat besar terhadap perkembangan perusahaan yang dapat menghasilakan

kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan produk yang beragam. Hal ini

menyebabkan terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

terutama bagi perusahaan-perusahaan yang menghasilkan dan mendistribusikan

produk yang sejenis.

Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan harus mengatur dan

mengelola sumber keuangan yang dimilikinya secara cermat agar perusahaan

dapat mempertahankan eksistensi dan kontinuitas usahanya. Salah satu bentuknya

adalah perencanaan dan pengendalian.

Proses perencanaan dilakukan dengan mengevaluasi prestasi masa lalu dan

menilai kondisi masa datang. Prestasi masa lalu dievaluasi untuk mengetahui

apakah laba yang ditetapkan telah dicapai, serta faktor yang mempengaruhinya.

Sedangkan penilaian kondisi di masa yang akan datang dilakukan untuk

mengetahui perkembangan lingkungan ekstern dan intern yang akan

mempengaruhi laba perusahaan. Perencanaan diperlukan oleh perusahaan sebagai

alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada

dalam perusahaan. Dengan adanya suatu perencanaan, maka kegiatan-kegiatan

seluruh bagian dalam perusahaan akan saling menunjang dan bahu-membahu

Page 16: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

secara bersama menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh

pada proses perencanaan akan menjadi dasar untuk melakukan fungsi

pengendalian. Proses pengendalian dapat berfokus pada peristiwa-peristiwa

sebelum, selama, atau setelah sebuah proses.

Ray Garrison dan Noreen dalam buku Akuntansi Manajerial, terjemahan A. Totok

Budisantoso (2010:111) bahwa :

“Pengendalian sebagai perbandingan berlanjut atas pelaksanaan sebenarnya

dengan program, atau anggaran yang disiapkan melalui fungsi perencanaan. Salah

satu metode pengendalian yang paling umum digunakan, adalah proses penentuan

target-target untuk berbagai pengeluaran organisasi dan pengawasan hasil

kemudian membandingkannya dengan anggaran membuat perubahan yang

diperlukan”.

Pengendalian yang efektif membutuhkan perangkat atau wadah informasi

guna mengkomunikasikan hasil perencanaan pada seluruh tingkatan manajemen.

Perangkat/wadah tersebut dinamakan anggaran (budget). Anggaran

menggambarkan rencana untuk masa yang akan datang yang akan diekspresikan

dalam istilah-istilah keuangan formal.

Menurut Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti dalam buku Akuntansi

Manajemen (2011:133) bahwa :

Fleksibilitasnya anggaran terbagi atas dua yaitu anggaran statis yaitu suatu

anggaran yang disusun hanya untuk satu tingkat aktivitas saja. Kemudian

anggaran fleksibel yang merupakan anggaran yang disusun berdasarkan beberapa

tingkat aktivitas.

Anggaran Statis mempunyai kelemahan dalam penerapannya di dalam

perusahaan karena disusun hanya untuk satu tingkat aktivitas saja, sehingga

Page 17: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

kurang efektif jika dijadikan sebagai alat pengendalian. Hal ini menyebabkan

terjadinya penyimpangan antara anggaran dan realitasnya. Oleh karena itu

anggaran fleksibel dianggap lebih cocok untuk dijadikan sebagai prinsip

pengendalian karena disusun berdasarkan beberapa tingkat aktivitas, sehingga

pengendalian menjadi lebih efektif dan efisien.

Selanjutnya Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti (2011:134) mengemukakan

bahwa :

pada pengukuran kinerja yang memberikan akibat lanjut bagi kemampuan

mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi pada tingkat aktivitas

dalam periode anggaran dan dapat digunakan Anggaran fleksibel dapat

menjadi salah satu alternatif dalam memberikan solusi untuk menganalisis

penyimpangan biaya dengan lebih baik. Dengan demikian anggaran

fleksibel sangat bermanfaat dalam pengendalian biaya produksi.

PT. Orindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang

produksi soflens. Dalam penyusunan anggarannya, perusahaan ini melakukan

pengendalian terhadap biaya produksi. Namun, perusahaan belum menerapkan

anggaran fleksibel sebagai alat pengendalian biaya produksi. PT. Orindo hanya

menerapkan anggaran statis, dimana pelaksanaan anggaran statis memiliki

keterbatasan sebagai alat pengendalian karena situasi yang dihadapi perusahaan

sangat sulit diprediksi dan kurang menyajikan informasi sehingga apabila terjadi

penyimpangan, perusahaan dapat mengantisipasi dengan tindakan perbaikan.

Melihat kondisi tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

memilih judul : “ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN

STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN

BIAYA PRODUKSI PT. ORINDO”.

Page 18: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah penerapan anggaran fleksibel pada PT.orindo dapat dijadikan

sebagai alat bantu pengendalian biaya produksi?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1.Menggambarkan bagaimana cara kerja anggaran fleksibel sebagai alat

bantu pengendalian biaya produksi di PT. ORINDO.

2.Menganalisis perbandingan efisiensi realisasi anggaran fleksibel dan

anggara statis sebagai alat bantu dalam pengendalian biaya produksi di

PT.ORINDO

1.4 Manfaat penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari penulisan ini adalah :

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen PT. ORINDO dalam

mengatasi masalah pemanfaatan anggaran mengingat kondisi aktivitas

biaya produksi yang senantiasa mengalami peningkatan maupun

penurunan.

b. Untuk menerapkan teori yang penulis dapatkan selama di bangku kuliah

yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini.

Page 19: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Anggaran

Simamora (1999: 190) Anggaran (budget) sebagai suatu rencana rinci, yang

memperlihatkan bagaimana sumber daya diharapkan akan diperoleh selama

periode tertentu. Oleh karena itu, anggaran merupakan suatu rencana finansial

yang dipakai untuk pengelolaan sumber daya organisasi.

1) Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran

lazim disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk

angka-angka keuangan, lazim disebut anggaran formal.

2) Anggaran lazim disebut perencanaan dan pengendalian laba, yaitu proses

yang ditunjukkan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan

pengendalian secra efektif.

3) Anggaran adalah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu

perencanaan taktis laba jangka pendek; suatu system akuntansi berdasarkan

tanggungjawab; suatu penggunaan prinsip pengecualian yang

berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu

organisasi.

4) Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup

berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling

mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan

sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis.

Page 20: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

5) Anggaran dianggap sebagai system yang otonom karena mempunyai

sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan

yang berbeda dengan sasaran serta cara kerja system lain yang ada dalam

perusahaan; anggaran sekaligus juga disebut sub-sistem.

Senada dengan apa yang dikemukakan di atas, Supriyono (2011 : 343)

Anggaran sebagai suatu rencana kerja yang sistematis dan rencana tersebut

merupakan perkiraan-perkiraan yang mencakup seluruh kegiatan dari setiap

bagian yang ada dalam perusahaan dengan menetapkan kuantitas yang akan

diperoleh serta dapat dinilai untuk waktu yang akan datang.

Selanjutnya Supriyono (2011 : 344) mengungkapkan beberapa konsep

karakteristik anggaran sebagai berikut :

A. Dinyatakan dalam bilangan keuangan dengan rincian yang mungkin bukan

dalam bilangan keuangan.

B. Biasanya untuk jangka waktu 1 tahun.

C. Dibuat untuk pusat-pusat pertanggung jawaban.

D. Anggaran dipelajari dan disetujui oleh atasan penanggung jawaban

anggaran.

E. Tersirat suatu komitmen dari manajemen dalam arti mereka menyetujui

pencapaian sasaran yang dianggarkan.

F. Perubahan anggaran hanya dilakukan pada situasi tertentu.

G. Secara periodik perbandingan realisasi dengan anggaran dilakukan.

Page 21: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran

adalah suatu rencana terinci untuk menunjukkan bagaimana sumber-sumber akan

diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu.

2.2 Tujuan Anggaran

Henry Simamora (2010 : 190) menjabarkan mengenai tujuan anggaran adalah

meramalkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian finansial dan nonfinansial

dimasa yang akan datang. Penganggaran mengidentifikasikan sasaran-sasaran

finansial dan operasi tertentu yang menjadi tujuan manajemen dimasa yang akan

datang. Sasaran-sasaran ini, yang memberikan arah bagi kegiatan-kegiatan dan

transaksi-transaksi perusahaan diharapkan mampu menghasilkan laba yang

memuaska.

Menurut Suprmiyono (2009 : 345) anggaran mempuyai beberapa tujuan dalam

pelaksanaanya :

1. Mengkoordinasikan semua faktor produksi yang mengarah pada

pencapaian tujuan secara umum

2. Sebagai suatu alat untuk mengestimasikan semua estimasi yang

mendasari disusun suatu angngaran sebagai titik pangkal disusunya suatu

kebijaksanan keuangan dimasa yang akan datang.

3. Sebagai alat untuk melakukan penilaian prestasi, sehingga

membangkitkan motivasi para pelaksananya agar dapat mengoreksi

kekurangan yang terjadi

Page 22: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

4. Sebagai alat komunikasi semua fungsi dalam perusahaan sehingga

kebijaksanaan dan metode yang dipilih dapat di mengerti dan di dukung

oleh semua bagian, untuk tercapainya tujuan perusahaan.

5. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang

berkaitan dengan keuangan.

Kemudian Supriyono (2011 : 116) juga mengemukakan secara singkat mengenai

tujuan anggaran pokok yaitu

1. Memaksa manajer membuat rencana kerja.

2. Sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kinerja

3. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar manajer

4. Membantu pengambilan keputusan.

Dari pemaparan di atas, maka tujuan disusunnya suatu anggaran adalah agar

kebutuhan jangka pendek yang tercantum dalam anggaran dapat terpenuhi,

anggaran akan menuntun agar pencapaian tujuan jangka pendek tetap konsisten

sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan.

Page 23: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

2.3 Manfaat dan Kelemahan Anggaran

Supriyono (2011 : 344), menyatakan anggaran memiliki beberapa manfaat,

diantaranya :

1. Tersedia suatu pendekatan disiplin untuk menyelesaikan masalah.

2. Membantu manajemen membuat studi awal terhadap masalah-masalah

yang dihadapi oleh suatu organisasi dan membiasakan manajemen untuk

mempelajari dengan seksama masalah tersebut sebelum diambil

keputusan.

3. Menyediakan cara-cara untuk memformalisasikan usaha perencanaan.

4. Menutup kemacetan potensial sebelum kemacetan tersebut terjadi.

5. Mengembangkan iklim “profitminded” dalam perusahaan, mendorong

sikap kesadaran terhadap pentingnya biaya dan memaksimalkan

pemanfaatan sumber-sumber perusahaan.

6. Membantu mengkoordinasikan dan mengintergasikan penyusunan rencana

operasi berbagai segmen yang ada pada organisasi sehingga keputusan

final dan rencana-rencana tersebut dapat terintegrasi dan komprehenship.

7. Memberikan kesempatan kepada organisasi untuk meninjau kembalisecara

sistematis terhadap kebijakan dan pedoman dasar yang sudah ditentukan.

8. Mengkoordinasikan, menghubungkan, dan membantu mengarahkan modal

dan semua usaha-usaha organisasi ke saluran yang paling menguntungkan.

9. Mendorong suatu standar prestasi yang tinggi dengan membangkitkan

semangat bersaing yang sehat, menimbulkan perasaan berguna, dan

menyediakan perangsang (insentif) untuk pelaksanaan yang efektif.

Page 24: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

10 Menyediakan tujuann atau sasaran yang merupakan alat pengukur atau

standar untuk mengukur prestasi dan ukuran pertimbangan manajemen dan

sikap eksekutif secara individual.

Meskipun anggaran mempunyai banyak keuntungan, tetapi terdapat pula beberapa

keterbatasannya, hal ini juga di kemukakan oleh Supriyono (2011 : 345), yaitu

sebagai berilkut :

1. Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi yang ketepatannya

tergantung pada kemampuan estimator atau proyektor. Ketidaktepatan

estimasi mengakibatkan manfaat perencanaan tidak dapat dicapai.

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga

yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun

anggaran secara lengkap dan akurat.

3. Anggaran yang dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga

mengandung unsur ketidakpastian.

4. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat

menggerutu dan menentang, sehinnga pelaksanaan anggaran dapat

menjadi kurang efektif.

2.4 Pengertian Anggaran Fleksibel

Menurut Bastian dan Bustami Nurlela (2009 : 91) bahwa : “Anggaran

fleksibel atau anggaran variabel merupakan anggaran yang jumlah rupiahnya

untuk suatu masa didasarkan atas tingkat aktivitas produksi (volume). Anggaran

fleksibel menyesuaikan pendapatan, biaya dan beban dengan volume actual yang

Page 25: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

dialami serta membandingkan jumlah tersebut dengan hasil sesungguhnya.

Anggaran fleksibel memasukkan perubahan volume untuk menyediakan dasar

perbandingan yang sah dengan biaya actual.”.

Menurut Rudianto (2013:70) : “Anggaran fleksibel adalah anggran yang dapat

diubah dan disesuaikan berdasarkan perubahan lingkungan yang ada.

Anggaran fleksibel bertujuan untuk memberikan informasi yang didperlukan

kepada manajemen untuk mencapai tujuan utama, yakni pengendalian melalui

anggaran yang sebagaimana dikemukakan oleh Bastian dan Bustami Nurlela

(2009 : 91) meliputi :

1. Perencanaan anggaran fleksibel

2. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas berbagai divisi

perusahaan

3. Suatu dasar pengendalian biaya

Rumus :

BAF = (Vs x X) + BF

BAF = Besarnya anggaran fleksibel

VS = Biaya variabel satuan

X = Unit (volume)

BF = Biaya tetap

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai anggaran fleksibel, terlebih dahulu

akan membahas tentang anggaran statis. Anggran statis atau static bugget adalah

anggaran yang dibuat berdasarkan satu titik aktivitas (tingkat aktivitas tertentu)

Page 26: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

yang ditentukan lebih dulu. Charles T. Hornegen et.a.l (2006 : 228) memberikan

definisi tentang anggaran stastis : “A static budget is a budget that is based on one

level of output and it is not adjusted or altered it is finalized”.

Dari definisi di atas, anggaran statis nampaknya sulit untuk dijadikan alat bantu

untuk mengevaluasi kinerja. Hasil yang sesungguhnya selalu dibandingkan

dengan biaya yang dianggarkan pada tingkat aktivitas mula-mula. Jika volume

produksi secara relatif tetap dari waktu ke waktu, maka anggaran statis akan

berfungsi dengan baik. Jika realisasi produksi berbeda dengan yang telah

direncanakan, maka perbandingan antara raelisasi dengan anggaran tetap dapat

menyesatkan. Dengan kata lain pendekatan ini sesuai untuk tujuan perencanaan,

namun tidak sesuai untuk mengevaluasi bagaimana biaya-biaya dikendaliakan.

Agar penilaian prestasi dapat dilakukan dengan tepat dan teliti, maka kesulitan

tersebut dapat diatasi dengan menggunakan anggaran fleksibel. Lebih lanjut

Supriyono : ( 2009 : 340) mendefinisikan anggaran fleksibel sebagai beikut :

“Anggaran fleksibel atau anggaran skala naik turun adalah anggaran yang

penyusunannya didasarkan deret atau seri tingktan kegiatan yang mungkin dicapai

perusahaan untuk periode tertentu yang akan datang”.

Lebih lanjut Horgren, et. Al (2006 :322) mendefinisikan anggaran fleksibel

sebagai berikut : “A flexible is a budget that is developed using budgeted revenue

or cost amount. It is adjusted (flexed) to the actual level of output achieved during

the budget period”.

Page 27: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Dari beberapa definisi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa anggaran

fleksibel meliputi perubahan-perubahan rekening biaya yang terjadi dalam

pencatatan biaya produksi. Anggaran fleksibel menyediakan perkiraan-perkiraan

berapakah biaya untuk setiap tingkat aktivitas dalam rentang tertentu. Pada saat

anggaran fleksibel digunakan dalam evaluasi kinerja, biaya sesungguhnya

dibandingkan dengan biaya yang seharusnya terjadi pada tingkat aktivitas

sesungguhnya selama periode tertentu, bukan biaya yang dianggarkan dari orginal

budget.

Anggaran yang disusun dalam suatu range tingkat aktivitas bertujuan untuk

meminimumkan pengaruh ketidakpastian di dalam perencanaan dan pengambilan

keputusan, memudahkan penyesuaian rencana bila tingkat aktivitas aktual berbeda

dengan tingkat yang diharapkan, dan penilaian yang layak terhadap pengukuran

varians tingkat efisiensi.

Anggaran fleksibel mempunyai beberapa keunggulan, Kamarudin Ahmad (2007 :

179) menjelaskan kegunaan utama anggaran fleksibel yaitu :

a. Untuk memudahkan persiapan anggaran fleksibel bagi Pusat Pertanggung

jawaban untuk dicantumkan dalam Rencana LabaTaktis.

b. Menyajikan sasaran yang jelas dari pengeluaran bagi para manajer di Pusat

Pertanggungjawaban selama periode yang tercakup dalam kerangka rencana

laba.

Page 28: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

c. Menyuguhkan jumlah-jumlah anggaran pengeluaran yang disesuaikan

dengan aktivitas aktual untuk perbandingan-perbandingan (terhadap

pengeluaran aktual) dalam laporaran kinerja bulanan.

Supriyono (2011 : 340) juga menjelaskan beberapa keunggulan anggaran

fleksibel. Keunggulannya terletak pada dua hal, yaitu :

1. Anggaran fleksibel dapat dipakai sebagai alat perencanaaan laba dengan

lebih baik yaitu melalui analisa hubungan biaya-volume-laba.

2. Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk menganalisis penyimpangan

biaya dengan lebih baik.

Anggaran Fleksibel dapat diterapkan dalam semua fungsi perusahaan

(Produksi, Penjualan dan Administratif) dan lebih sering digunakan dalam Pusat

tanggungjawab pada fungsi produksi, karena :

A. Operasional cenderung berulang

B. Terdapat pengeluaran-pengeluaran heterogen yang sangat besar

C. Keluaran atau aktivitas dapat diukur secara realisitis

Penyusunan anggaran fleksibel ditandai oleh kesadaraan manajemen akan

kondisi lingkungan usaha yang dinamis. Dalam anggaran fleksibel ini, varians

diantisipasi dengan menjadwalkan biaya-biaya yang menunjukkan bagaimana

setiap elemen biaya tersebut berubah karena perubahan volume atau tingkat

aktivitas perusahaan. Dengan sifatnya yang dinamis, anggaran fleksibel sering

Page 29: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

dipakai sebagai alat pengendalian biaya karena dapat menunjukkan berapa

seharusnnya biaya dikeluarkan pada berbagai tingkat aktivitas.

2.5 Dasar aktivitas, Relevant Range dan Perilaku Biaya

Menurut Prawironegoro dan Purwanti (2010 : 33) bahwa : aktivitas merupakan

suatu tolak ukur yang dijadikan standar atau dasar sebagai perencanaan dan

pengendalian., dimana perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen pertama

kali yang harus dilaksanakan dalam suatu aktivitas usaha dan pengendalian itu

sendiri adalah tidak lanjut dari perencanaan yang fungsinya adalah mengawasi

pelaksanaan dari rencana yang diterapkan, agar tidak terjadi penyimpangan.

Sedangkan rentang relevant (relevan range) merupakan cakupan aktivitas dengan

asumsi perilaku biaya tetap dan biaya variable akurat atau rentang nilai untuk

aktivitas dari volume, dimana perusahaan akan beroperasi dalam suatu periode

tertentu

Menurut Supriyono (2011 : 408) bahwa :Perilaku biaya adalah bagaimana biaya

akan bereaksi atau berubah dengan adanya perubahan tingkat aktivitas bisnis. Bila

aktivitas bisnis meningkat atau surut, biaya tertentu mungkin akan ikut naik atau

turun atau mungkin juga tetap. Pemahaman terhadap perilaku biaya adalah kunci

beberapa pembuatan keputusan organisasi. Manajer yang mengetahui perilaku

biaya akan mampu memprediksi dengan baik apakah yang akan terjadi pada biaya

dalam berbagai kondisi.

Page 30: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Supriyono (2011 : 409) mengemukakan penggolongan biaya sesuai dengan

perilaku biaya merupakan faktor kunci yang sangat penting di dalam menaksir

biaya masa depan dan bermanfaat sebagai perencanaan biaya, pembuat keputusan

manajemen, dan pengendalian manajemen. Adapun ketiga macam faktor tersebut

adalah :

1. Pengaruh manajemen terhadap biaya

2. Karakteristik biaya dihubungkan dengan keluarannya

3. Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya.

Menurut Prawiranegoro dan Purwanti (2010 : 34) “Makin banyak aktivitas

yang dilakukan, makin besar biaya yang dikeluarkan. Aktivitas harus efektif dan

efisien agar biaya juga efisien, efektif artinya sasaran kerja dapat tercapai, dan

efisien artinya pengorbanan input harus serendah mungkin atau sekompetitif

mungkin, ini merupakan praktek aktivitas”.

Selanjutnya Prawiranegoro dan Purwanti (2009 : 35) mengemukakan bahwa :

Untuk melakukan aktivitas diperlukan pengorbanan input (sumber daya atau

resource). Pengorbanan input berhubungan dengan kapasitas aktivitas (activity

capacity) untuk menghasilkan output. Jika kapasitas yang tersedia tidak

digunakan seluruhnya maka terjadi kapasitas yang tidak digunakan (unused

capacity), dan ini merupakan kerugian.

Aktivitas memerlukan input (sumber daya). Oleh sebab itu, sebelum

melakukan aktivitas, input harus tersedia berdasarkan kapasitas aktivitas; ini

disebut persediaan input (resource supplied). Input yang aktual digunakan untuk

aktivitas disebut penggunaan input (resource used atau practical resource).

Page 31: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Dewasa ini aktivitas dinyatakan sebagai objek biaya karena kondisi objektif cepat

berubah. Perubahan aktivitas adalah perubahan biaya. Aktivitas merupakan faktor

terpenting dalam pembebanan biaya ke objek biaya. Pembebanan biaya harus

akurat agar objek biaya merupakan cermin dari pengorbanan input yang

sesungguhnya. Biaya harus ditelusuri, mana yang lansung dan mana yang tidak

langsung terhadap objek biaya.

Garrison dan Nohren, terjemahan A. Totok Budisantoso (2000 : 352)

mengemukakan paling tidak ada tiga faktor yang penting dalam penyelesaian

dasar aktivitas untuk anggaran fleksibel :

1. Harus ada hubungan sebab akibat antara dasar aktivitas dengan biaya

variable. Perubahan dasar aktivitas harus menyebabkan atau paling tidak

sangat berhubungan dengan biaya variabel dalam anggaran fleksibel.

2. Dasar aktivitas sebaiknya dinyatakan dalam mata uang. Satuan dasar harus

mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat diaplikasikan dengan mudah

dalam penganggarannya.

3. Dasar aktivitas kegiatannya tidak mendatangkan biaya tambahan dalam

perhitungan dan penggunaannya.

Kamaruddin Ahmad (2007 : 192) mengungkapkan bahwa sebelum menetapkan

suatu dasar aktivitas yang akan dipergunakan pada suatu bagian, sebaiknya

dipertimbangkan beberapa faktor :

1. Satuan kegiatan yang dipilih harus betul-betul mencerminkan dan menjadi

ukuran kegiatan bagian yang bersangkutan.

Page 32: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

2. Satuan dasar kaegiatan yang dipilih harus mampu mengukur perubahan-

perubahan tingkat output yang mengakibatkan perubahan biaya. 3. Satuan

dasar sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat output sebagai

faktor variabel.

3. Satuan dasar harus mudah dipahami, mudah dihitung dan dapat

diaplikasikan dengan mudah dalam penganggaran

4. Satuan dasar kegiatan tidak mendatangkan biaya tambahan dalam

perhitungan dan penggunaanya.

Selanjutnya Kamaruddin Ahmad (2007 : 193) mengemukakan bahwa “Pemilihan

satu dasar aktivitas tidak dapat dipisahkan dari masalah penentuan relevant range

yang tepat, yang dapat menunjukkan dengan pasti batas berlakunya anggaran yang

disusun. Pengalaman-pengalaman masa lalu ditambah estimasi dan perhitungan

atas beberapa faktor lain baik faktor internal maupun eksternal, dapat digunakan

sebagai pedoman dalam menentukan relevant range. Praktisnya relevant range

yang didasarkan pada aktivitas dalam satu bulan harus menunjukkan aktivitas

tertinggi (batas maksimal) dan aktivitas terendah (batas minimum)”.

Tahap berikut setelah penentuan dasar aktivitas dan relevant range adalah

pengidentifikasian cost item berdasarkan perilaku. Penentuan variabilitas biaya

akan menghasilkan dua kelompok biaya yakni biaya tetap persatuan waktu dan

biaya variable per satuan dasar aktivitas. Biaya-biaya diluar kelompok biaya

tersebut dikategorikan sebagai biaya semivariabel yang harus dipisahkan menjadi

Page 33: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

biaya tetap dan biaya variable. Pembahasan ini berdasarkan asumsi bahwa semua

biaya semivariabel dapat dipisahkan unsur-unsurnya secara realistis.

Garrison dan Noren, terjemahan A. Totok Budisantoso (2000 : 220) menjelaskan

tiga metode dalam penentuan variabilitas biaya yakni :

1. High-Law Method

2. Visual Fit of Scatter Diagram Method

3. Regression Analysis

1. High-Law Method

Dalam menggunakan high-low method dimulai dengan mengidentifikasi periode

dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan periode dengan tingkat aktivitas

yang paling tinggi. High-low method sangat sederhana dan mudah dilakukan

tetapi banyak mengandung cacat karena hanya menggunakan dua titik saja.

Umumnya, dua titik tidak cukup untuk menghasilkan hasil yang akurat dalam

analisis biaya.

Selanjutnya, periode yang tidak biasanya rendah atau tinggi dapat mengakibatkan

ketidak akuratan hasilnya. Rumus biaya yang diestimasi hanya menggunakan data

dari periode yang memiliki biaya abnormal akan menyebabkan kesalahan dalam

menyajikan hubungan biaya yang sesungguhnya. Karena alasan inilah metode

analisi biaya lainnya yang menggunakan titik-titik yang lebih banyak akan

memberikan keakuratan yang lebih tinggi dibandingkan dengan high-low method.

Jika manajer memilih untuk menggunakan high-low method, dia harus berhati-

hati terhadap keterbatasan metode ini.

Page 34: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

2. Visual fit of scatter Diagram Method

Metode ini menggunakan grafik untuk menunjukkan secara manual biaya tetap

dan biaya variable, serta bagaimana hubungan antara biaya dengan tingkat

aktivitas. Analisis ini digunakan untuk menempatkan biaya pada sumbu tegak

(variable depent). Setelah data historis digambarkan di grafik, dapat ditarik garis

kecendrungan biaya disekitar titk data historis tadi. Garis tersebut menunjukkan

hubungan antara biaya dan aktivitas. Titik perpotongan garis kecenderungan

dengan sumbu tegak diartikan sebagai unsur biaya tetap sedangkan biaya variable

persatuan aktivitas dapat dilihat dari arah garis kecenderungan.

Kelemahan utama metode grafik adalah kecepatan subjekstif dalam membuat

grafik, sehingga dua orang kemungkinan besar tidak akan menarik garis pada

kecepatan yang sama. Karena itu pada umumnya cara ini digunakan oleh yang

sudah berpengalaman dan betul-betul mengetahui pola biaya bagian yang

bersangkutan selama bertahun-tahun.

3. Regression Analysis

Metode ini lebih objektif dari pada scattergraph. Garis yang ditarik dengan

menggunakan metode scattergraph ditentukan berdasarkan inspeksi visual

sedangkan dengan menggunakan least squares regression, garis tersebut

ditentukan berdasarkan rumus matematis. Selain itu, metode least squares

regression juga menggunakan semua data yang terrsedia untuk menentukan rumus

biaya

Page 35: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Sofyan Yamin, dkk (2011 : 7) memberikan rumus persamaan garis lurus untuk

metode least square sebagai berikut :

Y = a + bx

Di mana :

Y = Biaya

a = Komponen biaya tetap

b = Komponen biaya variabel

x = Tingkat aktivitas output

Tahap terakhir dari penyusunan anggaran fleksibel adalah menetapkan jumlah

nilai dari penjualan dan tiap tingkat aktivitas yang akan dimaksukkan dalam

anggaran,untuk itu dibutuhkan standar per unit produk baik untuk penjualan

maupun biaya variabel.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di buat langkah-langkah dalam

penyusunan anggaran fleksibel. Kamaruddin Ahmad (2007 : 193) menetapkan

langkah-langkah dasar dalam menyusun anggaran fleksibel sebagai berikut :

1. Menentukan relevant range yang dapat diharapkan. Pada range ini

aktivitas akan berfluktuasi selama periode yang akan datang.

2. Menganalisis biaya yang akan dikeluarkan pada relevant range, dengan

menentukan pola perilaku biaya (fixed, variabel dan mixsed).

3. Memisahkan biaya berdasarkan pola perilakunya, dengan menggunakan

rumus biaya variabel dan biaya campuran.

Page 36: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

4. Dengan menggunakan rumus biaya variabel, anggaran fleksibel disusun

dengan dasar biaya yang akan dikeluarkan pada berbagai tingkatan

aktivitas sepanjang relevant range.

2.6 Hubungan Biaya dengan Aktivitas Manajemen

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam akuntansi manajemen,

terdapat bermacam-macam istilah biaya. Alasannya karena memang banyak sekali

istilah biaya dan biaya-biaya ini diklarifikasikan secara berbeda sesuai dengan

kebutuhan manajemen. (Supriyono, 2009 : 410)

Dalam dunia bisnis, semua aktivitas dapat diukur dengan satuan uang yang lazim

disebut biaya. Aktivitas itu merupakan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan

material untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan bisnis adalah laba. Oleh sebab itu

setiap aktivitas harus diperhitungkan secara benefit cost ratio (perhitungan

keuntungan dan pengorbanan).

Page 37: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Pengertian dari biaya itu sendiri adalah kas dan setara kas yang dikorbankan

untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan

memperoleh manfaat atau keuntungan di masa yang akan datang. Biaya termasuk

dalam kategori harta (asset), misalnya suatu perusahaan membeli peralatan bisnis

seperti gedung pabrik, mesin-mesin, gedung kantor, peralatan kantor, dan

sebagainya, maka peralatan bisnis tersebut termasuk kategori harta tetap (fixed

assets) dan bila suatu perusahaan menjalankan proses bisnis (mencipta barang

atau jasa), maka barang atau jasa itu masuk dalam kategori harta (assets).

(Supriyono, 2009 : 410) .Klasifikasi biaya yang tepat merupakan hakekat bagi

manajemen untuk mengumpulkan dan menggunakan informasinya dengan cara

seefektif mungkin. Supriyono (2009 : 411) mengklasifikasikan biaya sebagai

berikut :

a) Unsur Produk : Pengelolaan ini menyediakan manajemen dengan

keperluan informasi untuk mengukur suatu pendapatan dan menetapkan

harga suatu produk. Adapun unsur produk dikelompokkan seperti : bahan-

bahan, upah buruh, dan overhead pabrik.

b) Kaitannya dengan produksi : Biaya dapat dikelompokkan sesuai dengan

hubungannya dengan produksi. Penggolongan ini sangat erat sekali

dengan unsur biaya dari suatu produk (bahan-bahan, upah buruh, dan

biaya overhead pabrik) dan tujuan pengawasan. Dua kategori yang

didasarkan atas hubungannya dengan produksi adalah biaya utama dan

biaya konversi.

Page 38: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

c) Kaitannya dengan Volume : Biaya akan berubah-ubah sejalan dengan

perubahan volume produksi. Memahami perilakunya merupakan hal yang

sangat penting bagi penyiapan anggaran dan analisa pelaksanaan. Menurut

kategori ini, biaya dikelompokkan ke dalam biaya variable, biaya tetap,

biaya semi variable atau biaya penutupan.

d) Depatemen yang Dibebani : Suatu departemen adalah suatu divisi fungsi

utama dari suatu bisnis baik itu produksi maupun jasa. Penetapan biaya

perdepartemen membantu manajemen mengawasi biaya dan mengukur

pendapatan.

e) Periode Pembebanan : Cost dapat juga dikelompokkan berdasarkan kapan

mereka dibebankan kepada pendapatan. Dua kategori yang digunakan

adalah biaya produk (product cost), dan biaya atas dasar waktu (period

cost).

f) Pertimbangan ekonomi : Karena sumber kekayaan perusahaan sering

terbatas, perencanaan yang tepat adalah sangat penting. Biaya dan manfaat

yang diharapkan dari berbagai keputusan melibatkan investasi jangka

panjang yang seharusnya dianalisa hati-hati oleh manajemen sehingga di

kenal adanya biaya kesempatan untuk setiap keputusan.

Dalam penyusunan skripsi ini, yang terkait langsung dengan pembahasan ini

adalah biaya-biaya yang dikelompokkan berdasarkan hubungannya dengan

volume.

Page 39: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

1) Biaya Tetap (Fixed cost)

Menurut Bastian dan Nurlela (2009 : 9) bahwa :

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh perubahan

aktivitas perusahaan. Ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan ataupun penurunan

aktivitas perusahaan, biaya tetap ini tidak mengalami perubahan. Atau dengan

perkataan, biaya tetap tidak peka terhadap perubahan aktivitas perusahaan.

Supriyono (2009 : 415) mengemukakan karakteristik biaya tetap sebagai berikut :

a. Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkat tertentu.

b. Biaya tetap per satu tahun berubah berbanding terbalik dengan perubahan

volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya

satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

c. Contoh biaya tetap : biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,

biaya administrasi dan umum tetap. Biaya tersebut elemennya dapat

digolongkan ke dalam biaya depresiasi aktiva tetap, biaya asuransi, gaji

pejabat kunci, dan biaya tetap lainnya.

2) Biaya Variabel (Variabel Cost)

Menurut Bastian dan Nurlela (2009 : 10) biaya variabel adalah biaya di mana

total biaya cendrung berubah sesuai dengan perubahan volume atau hasil,

sedangkan biaya per unit tidak berubah (konstan). Dalam jumlah bersifat variable,

tetapi dalam unit bersifat tetap.

Selanjutnya, Supriyono (2009 : 415) mengemukakan karakteristik biaya variabel :

Page 40: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

a. Biaya Variabel yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan

perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar

pula jumlah total biaya variabel.

b. Biaya Variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume

kegiatan, jadi biaya satuan konstan.

c. Contoh biaya variabel misalnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, biaya overhead pabrik variabel, biaya pemasaran variabel, dan

biaya administrasi variabel.

3) Biaya semi Variabel (Semivariabel Cost)

Bastian dan Nurlela (2009 : 11) bahwa :Biaya semi variabel merupakan biaya

yang sebagian mempunyai sifat tetap, yang besar-kecilnya tidak dipengaruhi oleh

perubahan aktivitas perusahaan, dan sebagian lainnya mempunyai sifat variabel,

yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh perubahan aktivitas perusahaan. Ini berarti

bahwa biaya semi variable merupakan suatu biaya, tetapi mangandung dua

unsure, yaitu biaya tetap dan unsure biaya variabel.

Supriyono (2011 : 415) mengemukakan karakteristik biaya semi variabel :

a. Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan

volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin

tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah

volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya, tetapi perubahan

tidak sebanding (not proportional)

Page 41: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

b. Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan

perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai dengan

tingkatan kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah

biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

c. Contoh biaya semi variabel misalnya : biaya reparasi dan pemeliharaan

aktiva tetap, biaya kendaraan, biaya listrik, biaya telepon

2.7 Pengertian Biaya Produksi

Menurut Garrison dan Norren (2006 : 188) terjemahan A. Totok Budisantoso

mengemukakan bahwa :

Produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi

keluaran (out put). Masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak

dapat dihindarkan untuk melakukan kegiatan produksi. Setiap pengusaha

harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga

pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi terlebih

dahulu harus dipahami pengertiannya.

Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus

dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. Menetapkan biaya produksi

berdasarkan pengertian tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah

diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan dan hitungannya.

Adapun tentang produksi, Charles T. Horgren dan George Foster (1994 :34)

memberikan definisi sebagai berikut : “Manufacturing is the transformation of

material into other goods through the use of labour and faktory facilities…”

Page 42: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Garrison dan Norren, terjemahan A. Totok Budisantoso (2000 : 188) telah

mengklarifikasikan biaya sebagai berikut :

a) Biaya produksi : biaya ini merupakan biaya yang mula-mula berwujud persediaan

barang dagangan, persediaan dalam proses maupun persediaan barang jadi yang

nantinya dipotong dari penghasilan atau pendapatan setelah barang tersebut

dujiual dan khususnya untuk barang dalam proses yaitu barang-barang yang telah

dikerjakan namun belum selesai.

b) Biaya Non Produksi : Biaya ini merupakan biaya yang selalu dibebankan pada

periode yang sama, yaitu pada saat terjadi. Biaya ini dipotongkan dari penghasilan

dimana biaya ini terjadi, yang meliputi harga pokok penjualan, biaya penjualan,

dan administrasi umum.

Dari beberapa definisi di atas memberikan pengertian bahwa proses produksi

adalah pengubahan bahan baku menjadi barang/jasa melalui penggunaan tenaga

kerja dan fasilitas pabrik. Hal ini sangat berkaitan erat dengan beberapa

pertimbangan tentang biaya yang harus dikeluarkan karena adanya kegiatan

produksi dalam perusahaan tersebut.

Berikut adalah unsur-unsur biaya produksi :

a) Bahan langsung : Ini merupakan unsure yang penting yang dipakai di

dalam produksi untuk dirubah menjadi barang jadi dengan penambahan

upah langsung dan biaya overhead. Harga pokok dari bahan ini dibagi ke

dalam bahan baku dan bahan penolong.

Page 43: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

b) Tenaga kerja Langsung : Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk

biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi.

c) Biaya Overhead Pabrik : Adalah semua biaya selain dari bahan baku dan

buruh langsung, untuk memproduksi suatu produk.

2.8 Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya

Pengendalian menurut Firdaus Ahmad Dunia Wasilah (2009 : 5) mengemukakan

bahwa :

Pengendalian merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan

yang telah diterapkan dengan melakukan perbandingan secara terus

menerus antara pelaksanaan dengan rencana. Melalui proses

membandingkan hasil yang sesungguhnya dengan program atau

anggaran yang disusun, maka manajemen dapat melakukan penilaian

atas efisiensi usaha dan kemampuan memperoleh laba dari berbagai

produk. Di samping itu, para manajer dapat mengadakan tindakan

koreksi jika terdapat penyimpangan-penyimpangan yang timbul dari

hasil perbandingan tersebut.

Sebagai alat pengendalian biaya, anggaran dalam aplikasinya berfungsi

sebagai patokan wajar dan ideal terhadap volume atau kuantitas dan harga (biaya)

yang seharusnya terjadi terealisasi dalam operasionalisasi rencana periodic.

Pengendalian atas biaya adalah diarahkan agar biaya-biaya yang terealisasi

senantiasa berada pada harga yang proporsional dengan volume produksi, dimana

harga atau volume tersebut adalah sesuai dengan harga dan volume.

Anggaran biaya ditinjau dari sudut operasi perusahaan merupakan salah satu

unsur pengendalian intern atas biaya yang menunjukkan cara pengelolaan dan

penggunaan biaya yang efektif dalam kegiatan operasi perusahaan. Penyusunan

Page 44: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

anggaran belumlah cukup untuk mengendalikan pemakaian biaya agar dalam

perencanaan dapat terealisasikan, mengingat adanya karakter atau sifat dari tiap

perusahaan yang berbeda-beda dan sulit dipahami, sehingga sebuah organisasi

dalam melakukan pengendalian biaya harus menyusun sedemikian rupa peronil-

personilnya agar jelas tugas, fungsi dan wewenag tiap-tiap manajer.

2.9 Analisis Varians

Cashin dan Polimeni terjemahan Gunawan Hutauruk (1986 : 349) bahwa :

Varians (selisih) adalah perbedaan yang timbul karena hasil sesungguhnya tidak

sama dengan standar yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor eksternal atau

internal. Manajemen hanya dapat mengendalikan sebagian kecil faktor-faktor

eksternal, tetapi seharusnya mempunyai satu kontol yang baik ats faktor-faktor

internal. Oleh karena itu faktor-faktor eksternal (faktor-faktor yang tidak dapat

dikendalikan) harus dipisahkan dari faktor-faktor internal (varians yang dapat

dikendalikan).

Rumus yang dapat digunakan untuk analisis varians bahan baku dan varians

tenaga kerja yang dikemukakan oleh Cashin dan Polimeni terjemahan Gunawan

Hutauruk (1986 : 349) adalah sebagai berikut:

2.9.1 Analisis Varians Bahan Baku

Analisis Varians bahab baku langsung dapat dibagi menjadi :

1. Varians (pemakaian) kuantitas

2. Varians harga

Page 45: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

a) Varians kuantitas. Perbedaan antara kuantitas sesungguhnya dari bahan

baku langsung yang dipergunakan dengan kuantitas standar yang

diisyaratkan, dikendalikan dengan biaya standar per unit. Kuantitas standar

yang di syaratkan adalah kuantitas bahan baku langsung yang telah

ditentukan di muka seharusnya dikeluarkan untuk satu unit barang jadi

dikalikan dengan jumlah unit yang diproduksi. Persamaan - persamaan

untuk selisih kuantitas bahan baku langsung, menurut Cashin dan Polimeni

terjemahan Gunawan Hutauruk (1986 : 349) adalah:

Keterangan :

VKB : Varians Kuantitas Bahan Baku Langsung

KS : Kuantitas Sesungguhnya

KSt : Kuantitas Standar

HPSt : Harga Per Unit Standar

b) Varians harga. Perbedaan antara biaya per unit sesungguhnya dengan

biaya per unit standar dari bahan baku yang dibeli, dikalikan dengan

kuantitas sesungguhnya yang dibeli. Selama periode kenaikan harga, harga

per unit yang sesungguhnya dapat dihitung dengan mengambil satu rata-

rata tertimbang untuk semua pembelian yang dilakukan selama seminggu,

sebulan, atau periode analisis. Persamaan–persamaan untuk varians harga

bahan baku adalah :

VKB = [ KS – KSt] HPSt

Page 46: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Keterangan :

VHB : Varians Harga Bahan Baku

HS : Harga Per Unit Sesungguhnya

HSt : Harga Per Unit Standar

KSB : Kuantitas Sesungguhnya yang Dibeli

2.9.2 Analisis Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung

Analisis biaya tenaga kerja langsung adalah :

1. Varians Efisiensi

2. Varians Tarif

a) Varians Efisiensi. Varians Evisiensi adalah perbedaan antara jumlah jam

upah tenaga kerja langsung sesungguhnya yang digunakan dan jumlah jam

tenaga kerja langsung standar yang disyaratkan, dikalikan dengan tarif upah

tenaga kerja standar. Persamaan untuk varians efisiensi tenaga kerja

langsung adalah :

Keterangan :

VETKL : Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

JS : Jumlah Jam Sesungguhnya

JSt : Jumlah Jam Standar

TUSt : Tarif Upah Standar

VHB = [ HS – HSt] KSB

VETKL = [JS – JSt] TUSt

Page 47: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

b) Varians Tarif. Varian Tarif adalah perbedaan antara tariff upah kerja yang

sesungguhnya dengan tarif upah kerja standar, dikalikan dengan jumlah jam

kerja yang sesungguhnya yang dipergunakan. Di sisni jumalah jam tenaga

kerja yang sesungguhnya yang dipergunakan dipakai dan bukan jumlah jam

kerja standar yang disyaratkan, karena kita sedang menyelidiki perbedaan

biaya yang terjadi karena adanya perubahan dalam tariff-tarif upah kerja dan

bukan jam kerja. Persamaan untuk varians tarif tenaga kerja langsung adalah

:

Keterangan :

VTTKL: Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung

TS : Tarif Upah yang Sesungguhnya

TSt : Tarif Upah Standar

JJS : Jumlah Jam Tenaga Kerja Sesungguhnya

2.9.3 Analisis Varian Biaya Overhead

Dalam analisis varian biaya overhead tetap ada 2 analisis yang perlu diketahui

yaitu analisis varians biaya overhead variabel dan analisis varians biaya overhead

tetap. Analisis mendalam tentang biaya overhead variabel sangatberbeda dengan

analisis biaya overhead tetap, karena perbedaan sifat biaya tersebut.

a. Analisis Biaya Varians Overhead Variabel

VTTKL = [TS – TSt] JJS

Page 48: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Pada analisis biaya varians ada dua varians utama yang harus dianalisis terhadap

biaya overhead yaitu varians tariff dan varians efisiensi. Rumus tarif varian harga

dan varians efisiensi pada analisis varian biaya overhead variabel oleh Cashin dan

Polimeni (1986 :443).

1. Varians Harga Tarif

Keterangan :

VTBO : varian Tarif Biaya Overhead

TS : Tarif Sesungguhnya

TSt : Tarif Standar

JS : Jam Sesungguhnya

2. Varians Efisiensi

Keterangan :

VEBO : Varians Efisiensi Biaya Overhead

JS : Tarif Sesungguhnya

JSt : Tarif Standar

TASt : Tarif Aplikasi BOP standar

b. Analisis Biaya Varians Overhead Tetap

VTBO = (TS –TSt) x JS

VEOP = (JS –JSt) x TASt

Page 49: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Pada analisis biaya varians overhead tetap penulis, menggunakan varians

volume untuk menunjukkan efisensi penggunaan mesin. Rumus varians efisiensi

menurut Garison dan Norren (2000 : 553) adalah sebagai berikut :

Varians Volume

Keterangan :

VV : Varians volume

JS : Tarif Sesungguhnya

JSt : Tarif Standar

TASt : Tarif Overhead Pabrik Tetap ditentukan di muka

VV = TOP x ( JSt- JS)

Page 50: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi penelitian

Adapun yang menjadi obyek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah pada

PT. Orindo berlokasi di cempaka mas blok m no.39. Sedangkan waktu yang

digunakan selama melakukan penelitian diperkirakan kurang lebih satu bulan

mulai dari bulan may sampai bulan juni 2014.

3.2 Metode pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini, penulis

menggunakan metode sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

1. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan observasi langsung dan

wawancara dengan beberapa staf dan karyawan guna memperoleh data

yang akan digunakan dalam penulisan ini.

2. Penelitian Pustaka (Library Research)

3. Penelitian dengan menggunakan literature dan tulisan-tulisan yang

berhubungan dengan penulisan ini yang dimaksudkan untuk memperoleh

landasan teori yang akan digunakan dalam membahas masalah yang

diteliti.

Page 51: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Berdasarkan sifatnya, penulis menggunakan dua jenis data sebagai berikut :

1. Data Kuantitaf, adalah data yang dapat dihitung atau data yang dapat

berupa angka-angka, dalam hal ini data yang merupakan anggaran dan

realisasi biaya overhead.

2. Data Kualitatif, adalah Data yang tidak dapat dihitung atau data yang

bersifat kualitatif, berupa perkembangan perusahaan, steuktur organisasi,

dan data-data lain yang berhubungan dengan penulisan ini.

3.3.2 Sumber Data

Adapun data yang telah dukumpulkan penulis dikelompokkan berdasarkan

sumbernya yaitu :

1. Data Primer Data yang berumber daro observasi dan wawancara langsung

yang masih utuh dan belum dikelola, baik dalam bentuk informasi maupun

dalam bentuk angka-angka.

2. Data Sekunder Data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan,

literature, serta artikel yang relevan dengan objek penelitian.

3.4 Metode Analisis

Dalam membahas masalah yang telah dikemukakan, maka penulis menggunakan

metode analisis komparatif antara anggaran statis yang dilaksanakan oleh

perusahaan dengan anggaran fleksibel.

Selanjutnya penulis membandingkan hasil yang diperoleh ketika menggunakan

anggaran statis yang selama ini digunakan perusahaan dengan hasil perhitungan

Page 52: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

yang diperoleh melalui anggaran fleksibel agar dapat diketahui perbedaan

informasi yang dihasilkan menurut kuantitas dan kualitasnya. Untuk melihat

perbedaan tersebut maka anggaran dapat dihitung penyimpangan atau variansnya.

Rumus yang dapat digunakan untuk analisis varians bahan baku, varians tenaga

kerja dan varians biaya overhead pabrik yang dikemukakan oleh Sunarto (2004 :

66) adalah sebagai berikut

1. Selisih Biaya Bahan Baku adalah perbedaan antara biaya sesungguhnya dengan

biaya bahan baku menurut standar. Ada dua macam selisih biaya bahan baku,

menurut Sunarto (2004 : 66) yaitu :

a. Selisih harga bahan baku adalah selisih yang disebabkan oleh perbedaan

harga, adapun rumus perhitungan dikemukakan oleh Sunarto (2004 : 66 )

:

Selisih Harga = (HS-HSt) x KS

Dimana :

HS = Harga bahan sesungguhnya dibeli

HSt = Harga bahan menurut standar

KS = Kuantitas sesungguhnya

b. Selisih kuantitas bahan baku adalah perbedaan kuantitas bahan baku yang

dibutuhkan menurut standar dan sesungguhnya, dapat dihitung dengan

rumus yang dikemukakan oleh Sunarto (2004 : 67) yaitu :

Selisih Harga = (HS-HSt) x KS

Selisih Kuantitas = (KS-KSt) x HSt

Page 53: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Dimana :

KS = Kuantitas sesungguhnya dipakai

KS t = Kuantitas menurut standar

HS t = Harga standar

2. .Selisih biaya tenaga kerja merupakan perbedaan antara biaya tenaga kerja

sesungguhnya dengan biaya tenaga kerja menurut standar.

Ada dua macam selisih biaya tenaga kerja langsung yaitu :

a.Selisih tarif adalah selisih biaya tenaga kerja yang disebabkan perbedaan

tarif upah standar dengan tarif upah rata-rata sesungguhnya. Rumus

perhitungan selisih tarif menurut Sunarto (2004 : 67) adalah sebagai berikut :

Dimana :

TS = Tarif sesungguhnya

TSt = Tarif standar

JS = Jam sesungguhnya

b. Selisih efisiensi yaitu selisih yang disebabkan oleh perbedaan jumlah jam

tenaga kerja standar dengan jumlah jam sesungguhnya untuk membuat sejumlah

produksi. Rumus selisih efisiensi tenaga kerja menurut Sunarto (2004 : 68) adalah

sebagai berikut

Selisih Tarif = (TS TSt) JS

Page 54: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Dimana :

JS = Jam kerja sesungguhnya

JSt = Jam kerja menurut standar

TSt = Tarif standar

3. Selisih biaya overhead pabrik adalah selisih biaya yang disebabkan adanya

perbedaan antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan biaya

overhead pabrik standar. (Abdul Halim, 2010 : 293)

Selisih biaya overhead pabrik dalam pembahasan ini menggunakan metode Empat

Selisih. Model analisa empat selisih merupakan perluasan dari model analisa tiga

selisih, dimana selisih efisiensi dipisahkan menjadi selisih efisiensi variabel dan

selisih efisiensi tetap. Sehingga pada analisa empat selisih, selisih biaya overhead

pabrik menjadi :

1) Selisih anggaran

2) Selisih kapasitas

3) Selisih efisiensi variabel

4) Selisih efisien tetap

Selisih Efisiensi = (JS-JSt) x TSt

Page 55: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Secara sistematis selisih biaya menurut model empat selisih dapat dirumuskan

sebagai berikut : (Abdul Halim, 2001 : 293)

1)Selisih anggaran dengan rumus :

SA = BOPss – (KN x TTst) – (KPss x TVst)

Dimana :

SA = Selisih anggaran

BOPss = Biaya overhead pabrik sesungguhnya

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TVst = Tarif variabel

KN = Kapasitas normal

TTst = Tarif tetap standar

2) Selisih kapasitas dengan rumus sebagai berikut :

SK = (KN - KPss) TTst

Dimana :

SK = Selisih kapasitas

KN = Kapasitas normal

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TTst = Tarif tetap

Page 56: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

3) Selisih efisiensi tetap, dengan rumus sebagai berikut :

SET = (KPss - KPst) x TTst

Di mana :

SET = Selisih evisiensi tetap

KPss = Kapasitas sesungguhnya

TTst = Tarif tetap

KPst = Kapasitas standar

4) Selisih efisiensi variabel, dengan rumus sebagai berikut :

SEV = (KPss - KPst) TVst

Dimana :

SEV = Selisih efisiensi variabel

TVst = Tarif variabel

KPst = Kapasitas standar

5) Perhitungan biaya pemelihara dan listrik dengan pendekatan trend linear

Y= a x bx

nΣXY – (ΣX) (ΣY)

b = ----------------------------

n ΣX2 – (ΣX)2

Page 57: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan penulis di PT.Orindo , ternyata PT.orindo

tersebut belum pernah menerapkan anggaran fleksibel sebagai alat bantu

pengendalian biaya produksi.Saat ini PT.orindo masih menerapkan anggaran

statis.

Bab ini penulis melakukan penelitian dengan penerapan anggaran fleksibel

sebagai alat bantu pengendalian biaya produksi yang akan di bandingkan dengan

anggaran statis

4.1 Gambaran Umum PT.orindo

1.Sejarah singkat

PT.orindo adalah perusahan yang menyediakan barang peroptikan contohya

frame kaca mata dan soflent dan kami memiliki cabang yaitu optic di setiap

itc.kantor ini berada di ruko cemaka mas blok gm no,11

Perusahan ini dibuat bertujuan membantu supply barang ke parah pengusaha

optic.PT.orindo pertama kali didirikan tahun 2010 awalnya PT.orindo di buat

hanya untuk memnuhi kebutuhan anak cabang yaitu Optic yang di miliki oleh

owner tetapi seiring berjalanya waktu PT.orindo mulai menjualkan barangya ke

seluruh optic di Jakarta.

Perkembangan PT.orindo terus berkembang makan Pt.orindo mulai

mengambil bahan bakun soflens di korea dan menproduksinya di Jakarta lalu

Page 58: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

PT.orindo juga mengambil frame dari cina ,PT.orindo juga mengambil barang

original dari PT.tunggal dan katamata untuk di pasarkan keseluruh Indonesia.

Awal pembukanya PT,orindo hanya mempunyai karyawan 20 orang yang di

antarnya 2 manager yang terdri 1 manager frame satu manager softlens dan 4 sales

frame dan 3 sales soflens ,2 staf keuangan 4 staf produksi soflens dan 5 prouksi

frame.di karenakan pada tahun 2011 permintan konsumen meningat dan

permintan barang dari pengusahan optik menigkat makan pt.orindo mulai

menambah karywanya di bagian produksi sebanyak 10 orang di antaranya 5

untuk produksi softlens 5 untuk produksi frame.dan pada tahun 2011PT .orindo

sudah memiliki cabang optic sebanyak 10 optik yang berada di itc cempaka mas

,itc senen dan itc kuningan dan dibandung dan sales kami pun sudah menjual

prodaknya hampir ke seluruh diindonesia.

4.2 Visi dan Misi

a.Visi

Untuk menjadi supplayer terlengkap didunia peroptikan

b.Misi

Menyediakan barang dengan kualitas yang baik dan ekonomis.

4.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi sangat penting mengingat pembentukan struktur

organisasi akan membantu pendelegasian wewenang, pembagian tugas dan

tanggung jawab yang jelas dan tegas antara satu bagian dengan bagian yang

lain. Struktur PT.orindo dapat dilihat pada Gambar 4.1

Page 59: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Gambar 4.1 Struktur PT.orindo

4.4 Uraian Tugas

Pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dapat diuraikan

sebagai berikut:

a.Owner

1.Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan.

2.Memberikan modal kepada perusahaan

OWNER

Manager softlens

Manager frame

Controller

Teknisi Finance Accunting dan adm

Supervisor/penagung jawap

Produksi softlens Produksi frame

Page 60: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

3.Bertanggung jawab atas perizinan PT.orindo

b. Manager

1.Bertanggung jawab menjalankan usaha perusahaan.

2.Memberikan laporan pertanggung jawaban kepada komisaris

3.tangung jawab terhadap omset sales

c. Controller

1. Bertanggung jawab atas life circle perusahaan

2. Mengaudit seluruh departemen yang ada

3. Memberikan laporan kepada owner

d. Teknisi

1. Bertanggung jawab atas pemeliharan mesin atau server yang ada

2.megatur jaringan

3.menerangkan kegunan mesin dan mengajarkannya.

4.merawat computer

e.Finace

1.Mengatur sistem payroll perusahaan.

2.Menjalankan petty cash perusahaan dan klinik.

3.Bertanggung jawab atas proses hutang dan piutang.

4.Melaporkan laporan penerimaan pendapatan kepada investor.

5 .Bertanggung jawab atas pembelian dan order perusahaan.

6.Laporan perpajakan.

Page 61: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

f. Accounting dan administrasi

1.Bertanggung jawab atas pembuatan laporan keuangan perusahaan

2.Bertanggung jawab atas penyimpanan dokumen.

3.Bertanggung jawab atas seluruh klaim .

4. Bertanggung jawab atas proses penagihan hutang dan piutang

5. Memverifikasi data-data tagihan

6. Bertanggung jawab atas seluruh proses administrasi

7. Mengaudit Pt.Orindo

8.menghitung gaji dan uang makan berserta cuti dan kehadiran

g. Supervisor/penagung jawap

1. Mengawasi dan bertanggung jawab atas kualitas barang produksi

2.mengajari orang produksi

3.bertagung jawab akan hasil produksi

h.produsi sofles frame

1.bertagung jawab hasil produksi bagus dan tepat waktu

2,mengatur jadwal produksi.

3,menyiapkan barang hasil produksi

4.memasukan barang ke gudang

5.mengetahui barang yang dating

Page 62: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

4.5 Proses Produksi

Produksi merupakan suatu proses kegiatan untuk mengubah bahan-bahan baku

menjadi bahan setengah jadi yang dapat dimanfaatkan. Barang jadi ini lalu

didistribusikan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhannya melalui distributor

yang ada.Proses pembuatan semen yang dilakukan oleh PT. orindo(Persero)

merupakan proses pengemasan . Proses pengemasan softlens tersebut menurut

urutan-urutannya adalah sebagai berikut :

1. Bahan setengah jadi yang terdiri atas :

a.soflens yang di beli dari korea

2.proses pengemasanya meliputi:

a.karton

karton yang di pesan dari percetakan yang motif susuai untuk pembungkusan

softlens dan disainya kita minta sendiri.

b.pelastik perekat karton

pelastik pembukus yang mana pelastik itu nanti di rekatkan di softlens lalu

di pagang sehinga kemasan karton tertutup rapi dengan pelastik.

c.kertas ukur soflens

ketas yang sudah di cetak untuk ukuran min dalam soflens yang di tempelkan

ke karton softlens.

d.lem

lem biasa yang digunakan untuk menepelkan kertas ukuran softlens ke

karton.

Page 63: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Berdasarkan uraian proses produksi di atas, maka selanjutnya akan

digambarkan melalui gambar 4.2 berikut ini :

Gambar 4.2 proses produksi softlens

Sumber : Data gambar dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Softlens datang dari korea

Di pisahkan yaperukuran dan jenis

dimasukan ke karton pembungkus yang sesuai jenis softlens

Di tempelkan kertas ukuran min pada softles

Direkatkan plastic pembungkus karton ke oven hinga plastic merekat

Di tata sesuai ukuran dan jenisnya

Page 64: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

4.6 Pembahasan

4.6.1 Analisis Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Softlens

Anggaran adalah merupakan penjabaran perencanaan manajemen perusahaan,

karena melalui anggaran tersebut manajemen dapat mengkoordinsikan aktivitas-

aktivitas dari setiap pegawai yang terlibat dalam pencapaian tujuan dan sasaran

perusahaan.

Salah satu anggaran yang paling besar peranannya dalam suatu perusahaan adalah

anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi adalah anggaran yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan suatu kegiatan produksi, yang

didalamnya terdiri dari : biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik.

Oleh karena itulah maka fungsi dan peranan biaya dalam proses produksi sangat

menunjang kelangsungan hidup suatu perusahaan, sebab tanpa biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan maka kegiatan produksi tidak akan dapat terlaksana

sesuai dengan yang direncanakan.

Berkaitan dengan pentingnya masalah anggaran biaya produksi, maka penelitian

ini dilakukan pada PT.Orindo,dimana dalam menjalankan kegiatan produksi,

perusahaan tersebut di atas dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

produksi. Dengan adanya kegiatan produksi, maka perusahaan perlu melakukan

analisis sistem anggaran biaya produksi, dimana dengan pelaksanaan sistem

anggaran biaya produksi maka perusahaan akan lebih efisien dalam menggunakan

biaya produksi dalam proses produksi.

Page 65: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas, sebelum dilakukan penilaian

mengenai pelaksanaan anggaran fleksibel alat pengendalian biaya

produksi, hal ini sangat penting karena anggaran fleksibel didasarkan atas

perkiraan yang terperinci untuk tiap bulan selama 1 tahun dengan

membandingkan hasil aktual dengan anggaran statis. Namun sebelum itu terlebih

dahulu akan disajikan data produksi softlens dari bulan Januari s/d bulan

Desember tahun 2013 yang diperoleh dari bagian Produksi yang dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Page 66: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

TABEL 4.3

DATA ANGGARAN DAN REALISASI PENJUALAN SOFLENS

BULAN JANUARI S/D BULAN DESEMBER TAHUN 2013

Bulan Anggaran

(RP)

Realisasi

(RP)

Januari 100.000.000 98.007.000

Pebruari 135.050.000 127.005.000

maret 235.050.000 230.000.000

April 200.050.000 198.004.000

Mei 500.500.000 489.000.000

Juni 400.000.000 394.000.000

July 300.000.000 296.000.000

Agustus 267.000.000 263.000.000

September 270.000.000 268.500.000

Oktober 400.000.000 395.070.000

November 430.500.000 420.000.000

Desember 300.000.000 289.000.000

Total 1 tahun 3.538150.000 3.467.586.000

Rata-rata perbulan

294.845.833 288.965.500

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Page 67: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Tabel 4.3 merupakan data anggaran dan realisasi penjualan Soflens dari

bulan Januari s/d bulan Desember tahun 2013 yakni sebesar Rp.3.538150.000.

atau rata-rata perbulan sebesar Rp.294.845.833 sedangkan realisasi penjualan

softlens sebesar Rp. 3.467.586.000, atau rata-rata perbulan sebesar

Rp.288.965.500

Selanjutnya akan disajikan data anggaran dan realisasi produksi softlens yang

diperoleh dari PT. Orindo dari bulan Januari s/d bulan Desember tahun 2013

sebagai berikut :

Page 68: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

TABEL 4.4

DATA ANGGARAN DAN REALISASI PRODUKSI SOFLENS

BULAN JANUARI S/D DESEMBER TAHUN 2013

Bulan Target produksi

(pcs)

Realisasi produksi

(pcs)

Januari 10.000 13.000

Pebruari 15.000 17.000

maret 20.000 17.000

April 30.000 28.000

Mei 40.000 38.500

Juni 40.000 30.000

July 40.000 45.000

Agustus 40.000 40.000

September 50.000 37.000

Oktober 50.000 51.000

November 30.000 25.000

Desember 30.000 31.000

Total 1 tahun 395.000 372.500

Rata-rata perbulan

32.916,67 31.041,67

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Page 69: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Tabel 4.4 merupakan data anggaran dan realisasi produksi softlens dari bulan

Januari s/d bulan Desember tahun 2013, jumlah target sebesar 395.000 pc atau

rata-rata perbulan sebesar 32.916,67 sedangkan realisasi produksi softlens sebesar

372.500 atau rata-rata perbulan sebesar 31.041,67.

Sebelum disajikan anggaran statis dalam produksi softlens, maka terlebih dahulu

akan disajikan data biaya produksi soflens khususnya pada PT.Orindo yang dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Anggaran bahan baku dan penolong

Besarnya anggaran biaya bahan baku dan penolong untuk memproduksi soflens

dalam tahun 2013 sebesar Rp.5.630.500.000, rinciannya dapat disajikan pada

tabel sebagai berikut :

Page 70: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

TABEL 4.5

ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU DAN PENOLONG

DALAM PRODUKSI SOFLENS TAHUN 2013

No.

Jenis Bahan Baku

Kuantitas

(pc)

Harga pc

(Rp)

Biaya Bahan Baku dan

Penolong

(Rp)

1 Soflens dari korea 200.000 25.000 5.000.000.000

2 Kartondari percetakan 200.000 2.500 500.000.000

3 pelastik 200.000 500 100.000.000

4 kertas 100.000 300 30.000.000

5 lem 10.000 50 500.000

Total Biaya bahan baku

langsung (Rp)

5.630.500.000

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Tabel 4.5 yakni anggaran biaya bahan baku dan penolong untuk memproduksi

softlens dalam tahun 2013 yakni sebesar Rp. 5.630.500.000 Dengan demikian

rata-rata anggaran biaya bahan baku langsung perpc dapat dihitung sebagai

berikut

Biaya Bahan Baku Langsung Perpc = 5.630.500.000= 14,254,44 pcs

395.000

Page 71: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung

Besarnya anggaran biaya tenaga kerja langsung untuk tahun 2013 yaitu sebesar

Rp.234.731.250 sehingga rata-rata biaya tenaga kerja langsung per pc dapat

dihitung sebagai berikut :

Biaya Tenaga Kerja Langsung Perpc= 234.731.250 = 594.26 pcs

395.000

3. Anggaran biaya overhead pabrik

TABEL 4.6

RINCIAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM

PRODUKSI SOFLENS TAHUN 2013

No

Jenis Biaya Overhead

Pabrik

Biaya Overhead Pabrik (Rp)

1 Biaya bahan penolong 348.642

2 Biaya pemakaian 203.145.917

3 Biaya tenaga kerja tak langsung 1.949.222

4 Biaya angkutan bahan baku 9.641.683

5 Biaya pemakaian bahan bakar 497.496

6 Biaya listrik 76.810.021

7 Biaya pemeliharaan 165.977.372

8 Biaya umum

15.912.114

Total biaya overhead 474.992.467

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Page 72: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Tabel 4.6 menunjukkan besarnya biaya overhead pabrik tahun 2013 adalah

sebesar Rp. 474.992.467, sehingga rata-rata biaya overhead Perpc dapat dihitung

sebagai berikut

Biaya Overhead Pabrik Perpc = 474.992.467 = 1202.51 pcs

395.000

Sebelum dilakukan perhitungan varians anggaran statis khususnya pada PT.

Orindo maka terlebih dahulu akan disajikan data realisasi biaya produksi untuk

tahun 2013 yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini

Page 73: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

a. Realisasi biaya bahan baku langsung

Besarnya realisasi biaya bahan baku dan bahan penolong dapat dilihat pada

tabel 4.7 berikut ini:

TABEL 4.7

DATA REALISASI BIAYA BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG

PADA PT. ORINDO TAHUN 2013

No. Jenis Bahan Baku Kuantitas Harga beli

pc

Biaya Bahan Baku

dan Penolong

(pcs) (Rp) (Rp)

1 Soflens dari korea 220.000 25.310 5.568.200.000

2 Karton dari

percetakan

292,000 2.620 765.040.000

3 pelastik 270.000 600 162.000.000

4 kertas 100000 300 30.000.000

5 lem 10000 50 500.000

Total Biaya bahan

baku langsung (Rp)

6.525.740.000

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Tabel 4.7 menunjukkan realisasi biaya bahan baku dan bahan penolong yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi softlens selama tahun 2013

sebesar Rp.6.525.740.000 atau rata-rata perpcs sebesar Rp.1.751.87 (Rp.

.6.525.740.000: 372.500.)

Page 74: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

b. Realisasi biaya tenaga kerja langsung

Realilsasi biaya tenaga kerja langsung tahun 2013 adalah sebesar

Rp.330.000.000 (2.400 jam x Rp.5.500 x 25 orang). Oleh karena itu akan

disajikan data menurut anggaran dan realisasi biaya tenaga kerja langsung yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 4.8

DATA ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA TENAGA

KERJA LANGSUNG TAHUN 2013

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Tabel VI yakni hasil perbandingan antara biaya jam kerja langsung menurut

anggaran dan biaya jam kerja langsung menurut realisasi, dimana biaya tenaga

kerja langsung menurut anggaran sebesar Rp234.731.250. sedangkan biaya tenaga

kerja langsung menurut realisasi sebesar Rp.330.000.000

Jenis

tenaga

kerja

lansung

Jam Tenaga Kerja

Langsung (Jam)

Upah

Kerja

Jumlah

Tenaga

Kerja(o

rang)

Biaya Tenaga Kerja

Langsung (Rp)

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Biaya

produksi

2.250

2.400

5.350

5.500

25 234.731.250 330.000.000

Page 75: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

c. Realisasi biaya overhead pabrik

Besarnya biaya overhead pabrik yang terealisasi dalam tahun 2013 adalah

sebesar Rp. 491.313.090 realisasi biaya overhead pabrik disajikan pada tabel 4.9

sebagai berikut :

TABEL 4.9

REALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

No. Jenis Biaya Overhead pabrik

Jumlah Biaya Overhead

Pabrik

Pabrik (Rp)

1 Biaya bahan penolong 274.713

2 Biaya pemakaian pelastik softlens 189.429.319

3 Biaya Tenaga kerja tak langsung 1.949.222

4 Biaya angkut bahan baku 8.800.428

5 Biaya pemakaian bahan bakar 431.070.

6 Biaya listrik 85.812.300

7 Biaya pemeliharan 194.479.172

8 biaya umum 11.891.985

Total

Biaya

Overhead

Pabrik

491.313.090

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Page 76: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

4.7 Analisis Pemisahan Biaya Semi Variabel

Berdasarkan hasil perbandingan antara anggaran dan realisasi biaya overhead

pabrik, nampak bahwa biaya pemeliharaan dan biaya listrik termasuk dalam biaya

semi variabel. Rincian anggaran dan realisasi biaya pemeliharaan untuk tahun

2013 dapat disajikan melalui tabel 5.0 sebagai berikut :

TABEL 5.0

REALISASI ANGGARAN BIAYA PEMELIHARAAN DAN LISTRIK

BULAN JANUARI S/D BULAN DESEMBER TAHUN 2013 Bulan Biaya Pemeliharaan Biaya Listrik

(Rp) (Rp)

Januari 13.021.135 9.602.597

Pebruari 12.356.790. 4.176.567

maret 13.456.781 6.186.789

April 12.656.789 3.387.312

Mei 11.023.125 5.892.135

Juni 14.567.892 7.197.892

July 14.567.892 6.397.892

Agustus 14.567.892 6.397.892

September 13.456.789 6.397.892

Oktober 13.456.789 7.789.235

November 14.078.125. 6.667.890

Desember 16.546.033 6.364.914

Total 1 tahun 151.644.932 76.459.007

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Page 77: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Berdasarkan data pada tabel 5.1 di atas, maka selanjutnya akan dilakukan

pemisahan biaya pemeliharaan kedalam biaya variabel dan biaya tetap, seperti

yang disajikan pada tabel 5.1 berikut :

TABEL 5.1

PERHITUNGAN TREND LINEAR UNTUK BIAYA PEMELIHARAAN

KEDALAM BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL

TAHUN 2013

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Bulan Poduksi

Biaya

Pemeliharaan x2 XY

(Rp)

Januari 10.000 13.021.135 100.000.000 130.211.350.000

Pebruari 15.000 12.356.790 225.000.000 185.351,850.000

maret 20.000 13.456.781 400.000.000 269.135.620.000

April 30.000 12.656.789 900.000.000 379.703.670.000

Mei 40.000 11.023.125 1.600.000.000 440.925.000.000

Juni 40.000 14.567.892 1.600.000.000 582.715.680.000

July 40.000 14.567.892 1.600.000.000 482.715.680.000

Agustus 40.000 14.567.892 1.600.000.000 482.715.680.000

September 50.000 13.456.789 2.500.000.000 727.839.450.000

Oktober 50.000 13.456.789 2.500.000.000 727.839.450.000

November 30.000 14.078.125 900.000.000 422.343.750.000

Desember 30.000 16.546.033 900.000.000 422.343.750.000

Total 1

tahun

395.000 151.644.932

14.825.000.000 5.253.840.930.000

Page 78: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Berdasarkan tabel 5.1 di atas, maka besarnya biaya variabel untuk biaya

pemeliharaan dapat dihitung sebagai berikut :

nΣXY – (ΣX) (ΣY)

b = ----------------------------

n ΣX2 – (ΣX)2

(12 x5.253.840.930.000) x (395.000) (151.644.932)

b = ---------------------------------------------------------------------------------

(12. 14.825.000.000) – (395.000)2

63.046.091.160.000 – 59.899.748.140.000

b = ---------------------------------------------------------------------

177.900.000.000 – 156.025.000.000

3.146.343.020.000

b = ---------------------------------

21.875.000.000

b = 143,83

dengan B =143,83

biaya variable =143.83 x 3950.000

=56.812.850

Page 79: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Selanjutnya untuk menghitung biaya tetap dengan persaman y=a+bx

Y=151.644.932

B=143.83

Maka A dihitung sebagai berikut

151.644,932=a +(143.83 x 395.000)

151.644.932=a+56.812.850

A= 94.832.082

Selanjutnya besarnya biaya tetap dapat dihitung sebagai berikut :

Total biaya pemeliharaan (Y) = Rp. 151.644.932

Biaya variabel (395.000x 143,83) = Rp. 56.812.850

Biaya tetap = Rp. 94.832.082

Page 80: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Selanjutnya akan disajikan pemisahan biaya listrik kedalam biaya variabel dan

biaya tetap dalam tabel berikut :

TABEL 5.2

PERHITUNGAN TREND LINEAR BIAYA LISTRIK KEDALAM BIAYA

VARIABEL DAN BIAYA TETAP

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Bulan Poduksi

Biaya listrik

x2 XY

(Rp)

Januari 10.000 9.602.597 100.000.000 96.025.970.000

Pebruari 15.000 4.176.567 225.000.000 62.648.505.000

maret 20.000 6.186.789 400.000.000 123.735.780.000

April 30.000 3.387.312 900.000.000 101.619.360.000

Mei 40.000 5.892.135 1.600.000.000 235.685.400.000

Juni 40.000 7.197.892 1.600.000.000 287.915.680.000

July 40.000 6.397.892 1.600.000.000 255.915.680.000

Agustus 40.000 6.397.892 1.600.000.000 255.915.680.000

September 50.000 6.397.892 2.500.000.000 319.894.600.000

Oktober 50.000 7.789.235 2.500.000.000 389.461.750.000

November 30.000 6.667.890 900.000.000 200.036.700.000

Desember 30.000 6.364.914 900.000.000 190.947.420.000

Total 1

tahun

395.000

76.459.007

14.825.000.000 3.383.802.525.000

Page 81: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Tabel 5.2 di atas, maka besarnya biaya listrik ke dalam biaya tetap dapat dihitung

sebagai berikut :

(12 x 3.383.802.525.000) x (395.000) (76.459.007 )

b = ---------------------------------------------------------------------------------

(12. 14.825.000.000) – (395.000)2

40.605.630.300.000 – 30.201.307.765.000

b = ---------------------------------------------------------------------

177.900.000.000 - 156.025.000.000

10.404.322.535.000

b = ---------------------------------

21.785.000.000

b = 477.59

Selanjutnya besarnya biaya tetap dapat dihitung sebagai berikut :

Total biaya listrik (Y) = Rp. 76.459.007

Biaya variabel (395.000x 477.59) = Rp 18.648.050

Biaya tetap = Rp 57.810.957

Kemudian akan disajikan klasifikasi biaya sebelum dan setelah dilakukan

pemisahan biaya semi variabel dapat dilihat pada tabel 5.3 dan tabel 5.4 berikut :

Page 82: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

\

TABEL 5.3

KLASIFIKASI ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA PRODUKSI

SEBELUM DILAKUKAN PEMISAHAN BIAYA SEMI VARIABEL

Jenis Biaya Produksi

Anggaran Biaya produksi (RP)

Realisai Biaya

produksi (RP)

A. Biaya bahan baku langsung 5.630.500.000 5.218.060.500

-Biaya bahan baku langsung

B. Biaya tenaga kerja langsung

-Biaya tenaga kerja langsung 234.731.250 330.000.000

C. Biaya overhead pabrik

-Biaya bahan penolong 348.642 274.713

-Biaya pemakaian 203.145.917 189.429.319

-Biaya tenaga kerja tak langsung 1.949.222 1.949.222

-Biaya angkutan bahan baku 9.641.683 8.800.428

-Biaya pemakaian bahan bakar 497.496 431.070

-Biaya listrik 76.810.021 85.812.300

-Biaya pemeliharaan 165.977.372 194.479.172

Biaya umum 15.912.114 11.891.985

Total biaya overhad pabrik 474.992.467 491.313.090

Total biaya produksi

(A+B+C) 6.340.223.717.

6.041.125.709

Page 83: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Klasifikasi anggaran biaya produksi setelah dilakukan pemisahan biaya semi

variabel disajikan pada tabel 5,4 berikut ini :

TABEL 5.4

ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SETELAH DILAKUKAN PEMISAHAN

BIAYA SEMI VARIABEL TAHUN 2013 (MENURUT ANGGARAN)

No

. Jenis Biaya Produksi Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya Produksi

1 Biaya bahan baku langsung 5.630.500.000 - 5.630.500.000

2 Biaya tenaga kerja langsung 234.731.250 - 234.731.250

3 Biaya overhead pabrik

-Biaya bahan penolong 348.642 - 348.642

-Biaya pemakaian plastik 203.145.917 203.145.917

-Biaya tenaga kerja tak

langsung - 1.949.222 1.949.222

-Biaya angkutan 9.641.683 - 9.641.683

-Biaya pemakaian bahan

bakar 497.496 - 497.496

-Biaya listrik 57.810.957 18.648.050 76.810.021

-Biaya pemeliharaan 56.812.850 94.832.082 151.644.932

-Biaya umum - 15.912.114 15.912.114

Total Biaya Produksi 6.193.488.795 131.341.468 6.322.481.277

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Tabel 5.4 yakni anggaran biaya produksi setelah dilakukan pemisahan antara

biaya tetap dan biaya variabel dimana besarnya biaya variabel adalah Rp.

Page 84: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

6.193.488.795, sedangkan biaya tetap adalah sebesar. Rp.131.341.468 Sehingga

total biaya produksi setelah dilakukan pemisahan antara biaya variabel dan biaya

tetap adalah sebesar Rp. 6.322.481.277. Selanjutnya akan disajikan realisasi biaya

produksi menurut biaya tetap dan menurut biaya variabel pada tabel 5.5sebagai

berikut:

Page 85: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

TABEL 5.5

REALISASI BIAYA PRODUKSI VARIABEL DAN TETAP

TAHUN 2013

No

. Jenis Biaya Produksi Biaya Tetap Biaya Variabel

Biaya

Produksi

1 Biaya bahan baku langsung - 5.218.060.500 5.218.060.500

2 Biaya tenaga kerja langsung - 330.000.000 330.000.000

3 Biaya overhead pabrik

-Biaya bahan penolong - 274.713 274.713

-Biaya pemakaian plastik - 189.429.319 189.429.319

-Biaya tenaga kerja tak

langsung 1.949.222 - 1.949.222

-Biaya angkutan - 8.800.428 8.800.428

-Biaya pemakaian bahan

bakar - 431.070 431.070

-Biaya listrik 9.002.279 76.810.021 85.812.300

-Biaya pemeliharaan 165.977.372 28.501.800 194.479.172

-Biaya umum 11.891.985 - 11.891.985

Jumlah Biaya Overhead

Pabrik

180.720.858 304.247.452 494.338.209

Total Biaya Produksi (1+2+3)

180.720.858 5.852.307.851 6.041.398.709

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Page 86: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Tabel 5.5 menunjukkan realisasi biaya produksi variabel dan realisasi biaya

produksi tetap masing-masing sebesar Rp.180.720.858 dan sebesar

Rp.494.338.209 sehingga total realisasi biaya produksi adalah Rp. 6.041.398.709

4.8Anggaran Biaya Produksi Statis dan Anggaran Biaya Produksi Fleksibel

1. Anggaran Biaya Produksi Secara Statis

Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan

kinerja produksi adalah dengan menerapkan anggaran sebagai alat pengendalian

biaya produksi, sebab adanya anggaran maka perusahaan akan lebih mudah dalam

melakukan pengendalian dari setiap biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan

dalam proses produksi. Demikian halnya dengan PT. ORINDO,dimana dalam

melakukan pengendalian dari setiap biaya produksi yang dikeluarkan oleh

perusahaan dalam proses produksi semen menggunakan anggaran statis. Dimana

dalam menerapkan anggaran statis oleh PT. ORINDO adalah didasari dengan

membuat rincian biaya yang ditetapkan lebih dulu dan didasari menurut aktivitas

tertentu. Kemudian perlu ditambahkan bahwa sebelum dilakukan pembahasan

mengenai anggaran fleksibel maka terlebih dahulu disajikan pembahasan

mengenai anggaran statis (menurut PT. ORINDO) yang dapat disajikan pada tabel

5.6 yaitu sebagai berikut :

Page 87: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

TABEL 5.6

Anggaran Statis Dan Realisasi Biaya Produksi Tahun

TAHUN 2013

no

JENIS BIAYA

Anggaran Statis Realisasi Penyimpangan

KET

1 Soflens dari korea 5.000.000.000 5.348.200.000

348.200.000 UF

Karton dari percetakan 500.000.000 706.640.000

206.640.000 UF

pelastik 100.000.000 135.000.000

35.000.000 UF

kertas 30.000.000 30.000.000 0 F

lem 500000 500000

0 F

jumlah biaya bahab baku langsung

5.630.500.000 6.224.840.000 494.340.000 UF

2

Biaya tenaga kerja langsung 234.731.250 330.000.000 95.269.750 UF

3

Biaya overhead pabrik

-Biaya bahan penolong

348.642

274.713 73.929 F

-Biaya pemakaian plastik 203.145.917

189.429.319 13.716.598 F

-Biaya tenaga kerja tak langsung

1.949.222

1.949.222 0 F

-Biaya angkutan

9.641.683 8.800.428 841.255 F

-Biaya pemakaian bahan bakar

497.496

431.070. 66.426 F

-Biaya listrik

76.810.021

85.812.300 9.002.279 UF

-Biaya pemeliharaan

165.977.372

194.479.172 28.519.800 UF

-Biaya umum

15.912.114

11.891.985 4.020.129 F

jumlah biaya overhead pabrik

474.992.467

491.313.090 16.320.623 UF

jumlah biaya produksi

(1+2+3) 6.340.223.717 7.046.153.090 605.930.373 UF

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

F= Favorabel

UF = Unfavorabel

Page 88: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Tabel 5.6 yakni hasil perhitungan penyusunan anggaran statis yang diterapkan

pada perusahaan PT. Orindo, yang menunjukkan bahwa dilihat dari penggunaan

biaya bahan baku langsung terjadi selisih yang unfavorable sebesar Rp.

494.340.000 hal ini hal ini menunjukkan bahwa perusahaan PT. Orindo

menggunakan bahan baku belum efisien dalam produksi softlens hal ini

disebabkan karena adanya pemborosan dalam penggunaan bahan baku dalam

produksi Softlens dan selain itu tingkat produksi tidak sesuai dengan yang

ditargetkan dalam proses produksi softlens.

Kemudian dilihat dari biaya tenaga kerja langsung dalam produksi softlens

ternyata ada varians yang unfavorable yang disebabkan karena adanya

pemborosan pemakaian listrik, selain itu adanya kenaikan upah tenaga kerja.

Selanjutnya untuk penggunaan biaya overhead pabrik yang tidak efisien

(unfavorable) sebesar Rp. 16.320.623 Faktor yang menyebabkan adanya selisih

yang unfavorable karena adanya penggunaan biaya pemakaian pelastik. Dimana

varians yang paling besar dalam anggaran biaya overhead pabrik softlens adalah

biaya pemakaian plastik, dan disamping itu karena adanya penggunaan biaya

pemeliharan yang tidak efisien dalam produksi softlens dan selain itu unit

produksi semen tidak sesuai dengan yang dianggarkan dalam proses produksi

softlens.

2. Anggaran Fleksibel

PT. Orindo, dalam menjalankan kegiatan produksi semen selama ini maka

perusahaan menggunakan anggaran statis sebagai alat pengendalian produksi,

Page 89: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

tetapi dalam implentasi output dari periode ke periode bersifat variabel sehingga

jika perusahaan menggunakan anggaran statis, maka dapat terjadi penyimpangan

yang menguntungkan ataupun sebaliknya dan tidak realistis.

Oleh karena itu maka dengan adanya fenomena tersebut, maka digunakanlah

anggaran fleksibel, yakni melalui suatu penyelidikan pola, perilaku biaya, suatu

anggaran dapat disusun yang ditujukan kearah range aktivitasyang berbeda

daripada ditujukan kearah tingkat satu aktivitas tunggal, maka langkah-langkah

yang akan dilakukan meliputi :

1) Menentukan dasar aktivitas

2) Penentuan relevant range

3) Penentuan perilaku biaya

4) Penentuan anggaran fleksibel berdasarkan perilaku biaya

Berdasarkan langkah-langkah yang telah diuraikan diatas maka akan disajikan

analisis penyusunan anggaran fleksibel pada PT.Orindo yang dapat diuraikan

sebagai berikut :

1) Menentukan dasar aktivitas

Penentuan dasar dalam menentukan aktivitas khususnya pada PT.Orindo

adalah berdasarkan jumlah softlens yang akan diproduksi oleh perusahaan.

2) Penentuan relevant range

Penentuan relevant range dimaksudkan untuk menentukan tingkat aktivitas

yang akan dijadikan sebagai dasar penyusunan anggaran fleksibel. Menurut

data perusahaan PT. Orindo relevant rangenya untuk produksi berkisar antara

395.000 pcs hingga 375.000 pcs atau berkisar antara 92 % sampai 100 %.

Page 90: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

3) Penentuan perilaku biaya

Berdasarkan hasil pemisahan biaya semi variabel, dilihat dari perilaku biaya maka

besarnya biaya produksi tetap sebesar Rp.180.720.588,- sedangkan biaya produksi

variabel sebesar Rp.5.852.307.851 Oleh karena itu sebelum disajikan anggaran

fleksibel terlebih dahulu akan disajikan biaya produksi variabel perpc sebagai

berikut :

a) Biaya bahan baku langsung

Besarnya biaya bahan baku langsung perpc dapat dihitung sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku Langsung Perpc = 5.630.500.000= 14,254,44 pcs

395.000

b) Biaya tenaga kerja langsung

Besarnya biaya tenaga kerja langsung dapat dihitung sebagai berikut :

Biaya Tenaga Kerja Langsung Perpc= 234.731.250= 594.26 pcs

395.000

c) Biaya overhead pabrik variabel

Besarnya biaya overhead pabrik variabel perpc dapat dihitung sebagai berikut

:

1.Biaya bahan penolong =348.642

395.000

=0.88 pcs

Page 91: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

2. Biaya pemakaian pelastik= 203.145.917

395.000

=514,29 pcs

3. Biaya pemakaian angkut = 9.641.683

395.000

=24,40 pcs

4.Biaya pemakaian bahan baku = 497.496

395.000

=1.26 pcs

5. Biaya listrik = 76.810.021

395.000

=194,46 pcs

6. Biaya pemeliharaan =165.977.372

395.000

=420,1 pcs

*) Jumlah produksi (tabel II)

Dari hasil perhitungan tersebut 420,1di atas, maka untuk lebih jelasnya dapat

dilihat melalui tabel berikut ini :

Page 92: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Tabel 5.7

Besarnya Biaya Variabel Perpcs dan Biaya Tetap dalam Produksi

softlens (Menurut Anggaran)

no JENIS BIAYA

Biaya

Variabel Biaya Tetap

1 Biaya Bahan baku langsung 14,254,44 -

2 Biaya Tenaga Kerjalangsung 594.26 -

3 Biaya overhead pabrik -

-Biaya bahan penolong 0.88 -

-Biaya pemakaian plastik 514,29 -

-Biaya tenaga kerja tak

langsung - 1.949.222

-Biaya angkutan 24,40 -

-Biaya pemakaian bahan bakar 1.26 -

-Biaya listrik 194,46 9.002.279

-Biaya pemeliharaan 420,1 165.977.372

-Biaya umum - 11.891.985

Jumlahbiaya overhead Pabrik 1.155.,29 188.820.858

Total Biayaproduksi 16.003,99 188.820.858

Berdasarkan data mengenai besarnya biaya variabel perpc dan biaya tetap

dalam produksi softlens menurut anggaran sebesar 16.003,99, sedangkan biaya

tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam produksi softlens sebesar

Rp.188.820.858,- Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, akan

disajikan anggaran fleksibel yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Page 93: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Tabel 5.8 Anggaran Biaya Produksi

Sumber : Data diolah dari PT. Orindo,Jakarta pusat

Berdasarkan hasil analisis mengenai penyusunan anggaran fleksibel, maka

dengan tingkat yang diharapkan yaitu sebesar 375.250 pcs atau sebesar 95% maka

biaya produksi variabel sebesar Rp. 6.005.534.772,- sedangkan dengan tingkat

aktivitas produksi sebesar 395.000 pcs atau 100% maka biaya variabel produksi

sebesar Rp. 6.321.615.550. Oleh karena itu maka perlu dilakukan analisis varians

biaya produksi.

no JENIS BIAYA

rumus Tingkat Aktivitas yang diharapkan :

anggaran 90% 95% 100%

per pcs 355.500 375.250 395.000

1 Biaya Variabel

Biaya Bahan baku

langsung 14,254,44 5.067.453.420 5.348.978.610 5.630.503.800

Biaya Tenaga

Kerjalangsung 594,26 211.259.430 222.996.065 234.732.700

-Biaya bahan penolong 0.88 312.840 330.220 347.600

-Biaya pemakaian

plastik 514,29 182.839.095 192.987.322 203.144.550

-Biaya angkutan 24,40 8.674.200 9.156.100 9.638.000

-Biaya pemakaian

bahan bakar 1,26 447.930 472.815 497.700

-Biaya listrik 194,46 69.130.530 72.971.115 76.811.700

-Biaya pemeliharaan 420,1 149.345.550 157.642.525 165.939.500

Jumlah biaya variabel 16.003,99 5.689.462.815 6.005.534.772 6.321.615.550

2 Biaya tetap

Biaya tenaga kerja tak

langsung 1.949.222 1.949.222 1.949.222 1.949.222

Biaya listrik 9.002.279 9.002.279 9.002.279 9.002.279

Biaya pemeliharaan 165.977.372 165.977.372 165.977.372 165.977.372

Biaya umum 11.891.985 11.891.985 11.891.985 11.891.985

Jumlah biaya tetap 188.820.858 188.820.858 188.820.858 188.820.858

Total Biaya

Produksi(1+2)

5.878.283.673 6.194.355.630 6.510.436.408

Page 94: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

4.9 Analisis Varians Biaya Produksi

Berdasarkan hasil analisis mengenai pelaksanaan penyusunan anggaran statis

Analisis Varians Biaya Produksi dengan fleksibel dalam produksi softlens

khususnya pada PT. orindo maka langkah yang dilakukan adalah dengan

melakukan analisis varians anggaran biaya produksi. Salah satu tujuan dilakukan

analisis varians anggaran biaya produksi adalah untuk menganalisis selisih

anggaran biaya produksi (anggaran statis dengan anggaran fleksibel).

Adapun analisis varians biaya produksi dapat dilihat melalui perhitungan berikut

ini :

1) Varians biaya bahan baku

Varians biaya bahan baku dapat ditentukan dari masing-masing alat analisis

sebagai berikut :

a. Varians harga softlens korea

SHB = (Hs – Hst) x Ks

SHB = 25.310– 25.000) x 220.000

SHB = Rp.68.200.000 (Unfavorable /merugikan)

b. Karton dari percetakan

Analisis varians Karton dari percetakan dalam tahun 2013 dapat dihitung

sebagai berikut :

SHB = (2.620– 2.500) x 292,000

SHB = Rp. 35.040.000 (Unfavorable /merugikan)

Page 95: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

c. pelastik

Varians harga pelastik dalam tahun 2013 dapat dihitung sebagai berikut :

SHB = (600–500) x 270.000

SHB = Rp.27.000.000 (Unfavorable /merugikan)

d. kertas

Varians harga kertas dalam tahun 2013 dapat dihitung sebagai berikut :

SHB = (300-300) x 100000

SHB = 0 (Favorable)

e. lem

Varians harga lem dalam tahun 2013 dapat dihitung sebagai berikut :

SHB = (50-50) x 10000

SHB = 0 (Favorable)

2) Selisih Kuantitas Bahan Baku

Adapun hasil perhitungan varians kuantitas pemakaian bahan baku dalam

produksi softlens dapat dihitung sebagai berikut :

a. Soflens dari korea

Adapun varians kuantitas pemakaian Soflens dari korea dapat dihitung sebagai

berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (220.000– 200.000) x 25.000

= Rp500.000.000 (Unfavorable/merugikan)

Page 96: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

b. Karton dari percetakan

Varians kuantitas pemakaian Karton dari percetakan dapat dihitung sebagai

berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (292,000– 200.000) x 2.500

= Rp. 230.000.000 (Unfavorable /merugikan)

c. pelastik

Varians kuantitas pemakaian pelastik dapat dihitung sebagai berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (270.000– 200.000) x 500

= Rp. 35.000.000 (Unfavorable /merugikan)

d. kertas

Varians kuantitas pemakaian kertas dapat dihitung sebagai berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (100000– 100000) x 300

= Rp. 0 (Favorable)

e. lem

Varians kuantitas pemakaian lem dapat dihitung sebagai berikut :

SKB = ( Ks – Kst ) x Hst

SKB = (10.000– 10.000) x 50

= Rp. 0 (Favorable)

Page 97: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

b. Varians Biaya Tenaga Kerja Langsung

Adapun varians biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan

selama tahun 2013 dapat diperincikan sebagai berikut :

1) Varians Upah

Adapun varians upah biaya tenaga kerja langsung pada PT. orindo dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

STU = ( Ts – Tst ) x Js

STU = (5.500 – 5.350) x 35 orang x 2.400 jam

= Rp. 12.600.000,- (Unfavorable /merugikan)

2) Varians Efisiensi

Besarnya varians efisiensi dalam produksi soflen yang dapat ditentukan

sebagai berikut :

SE = ( Js - Jst ) . Tst

SE = (2.250 – 2.100) x 25 orang x 5.750

SE = Rp.21.562.500,- (Unfavorable/merugikan

Page 98: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

c. Varians Biaya Overhead Pabrik

Sebelum dilakukan perhitungan varians biaya overhead pabrik, maka terlebih

dahulu akan disajikan perhitungan tarif biaya overhead pabrik yaitu :

Tarif biaya overhead pabrik variabel = 304.247.452

395.000

= Rp.770.25 pcs

Tarif biaya overhead pabrik = 188.820.858

395.000

= Rp.478,1 pcs

Berdasarkan hasil perhitungan varians biaya overhead pabrik, maka akan

disajikan perhitungan selisih biaya overhead pabrik yaitu sebagai berikut :

a. Selisih anggaran

Menurut data perusahaan bahwa kapasitas produksi normal softlens sebesar

395.000 pcs, sehingga selisih anggaran dapat dihitung sebagai berikut :

SA = BOPSS – (KN – TTst) + (Kpss x TVst)

SA = 491.313.090– (395.000 x Rp. 478,1) + (375.250 x Rp.770.25)

SA = 491.313.090– (188.849.500 + 289.036.312,5)

SA = 491.313.090– 477.885.812,5

SA = 13.427.277,5 (Unfavorable)

Page 99: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

b. Selisih Kapasitas

Besarnya selisih kapasitas dalam proses produksi softlens dapat dihitung

sebagai berikut :

SK = (KN – KPSS) TTst

SK = (395.000–375.250) x Rp. 478,1

SK = 9.442.475 (Unfavorable)

c. Selisih Efisiensi Variabel

Besarnya selisih efisiensi variabel dapat dihitung sebagai berikut :

SEV = (KPSS – KPst) TVst

SEV = (375.250–395.000 ) x Rp. .770.25

SEV = 15.212.437(Favorable)

d. Selisih Efisiensi Tetap

Besarnya selisih efisiensi tetap dapat dihitung sebagai berikut :

SET = (KPSS – KPst) TTst

SET = 375.250– 395.000) x Rp.478,1

SET 9.620.225 (Favorable)

Page 100: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan varians biaya produksi dapat dilihat

melalui tabel berikut ini :

Tabel 5.9Hasil Perhitungan Varians Biaya Produksi

Jenis Varians Biaya Varians Biaya Ket

1. Varians Biaya Bahan Baku 765.000.000 UF

2. VariansBiayaTenagaKerja 34.162.500 UF

3. VariansBiaya Overhead Pabrik 1.962.909,5 F

Jumlah Varians Biaya Produksi 797.199.590,5 UF

Sumber : Hasil olahan data

Berdasarkan tabel mengenai hasil perhitungan varians biaya produksi,

ternyata dalam analisis varians terjadi selisih yang unfavorable, hal ini disebabkan

karena kurang tepatnya pelaksanaan pengendalian biaya produksi, sehingga perlu

adanya perbaikan dalam pelaksanaan anggaran sebagai alat pengawasan biaya

produksi

Page 101: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka akan disajikan beberapa

kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Dalam menyusun anggaran biaya produksi khususnya pada PT.orindo

dengan menggunakan anggaran statis didasari pada tingkat aktivitas

395.000 pcs tetapi yang terjadi (realisasi) sebesar 372.500pcs. Hal ini

dianggap tidak menguntungkan karena realisasi tidak sesuai dengan

target, hal ini disebabkan karena adanya keterlambatan teknis, kerusakan

mesin, pembahasan suplai bahan baku, sehingga mempengaruhi total

biaya produksi.

2. Dari hasil analisis varians biaya produksi dalam penyusunan anggaran

biaya bahan baku langsung, yang menunjukkan bahwa penerapan

anggaran belum dilakukan secara efisien, hal ini disebabkan karena

kurang tepatnya pengendalian biaya bahan baku langsung khususnya pada

PT. Orindo. Kemudian untuk variansi anggaran biaya tenaga kerja

langsung terdapat selisih yang unfavorabel, hal ini disebabkan karena

tidak efektifnya pelaksanaan anggaran biaya tenaga kerja langsung

sebagai alat pengendalian. Dan disamping itu varians biaya overhead

pabrik terdapat selisih yang unfavorabel karena adanya selisih antara

anggaran dengan realisasi biaya overhead pabrik.

Page 102: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

5.2. Saran-saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil analisis ini

adalah sebagai berikut :

1. Disarankan agar PT.Orindo sebaiknya dalam melakukan pengendalian

biaya produksinya dengan menerapkan anggaran fleksibel, sebab dengan

pengendalian biaya produksi maka perusahaan akan lebih dapat

meningkatkan optimalisasi laba.

2. Sebelum perusahaan menyusun anggaran biaya produksi, sebaiknya

perusahaan melakukan penggolongan biaya berdasarkan perilaku baik

didasari oleh biaya variabel maupun biaya tetap.

Page 103: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kamaruddin, 2007, Akuntansi Manajemen Dasar-Dasar Konsep Biaya

Pengambilan Keputusan, edisi revisi kelima, Penerbit: RajaGrafindo

Persda,jakarta

Bustami Bastian dan Nurlela, 2010, Akuntansi Biaya, edisi kedua, Penerbit :

Mitra Wacana Media, Jakarta

Charles T. Horngren dan GeorgeFoster, 2006, Akuntansi Biaya Suatu

Pendekatan Manajerial, edisi keenam, jilid satu, Penerbit :Erlangga,

Jakarta

Garrison, Ray G. dan Noreen, Eric W. 2000. Akuntansi Manajerial,(Terjemahan :

A. Totok Budisantoso), Penerbit : Salemba EmpatJakarta.

Supriyono, R.A., 2009.AkuntansiManajemen: Proses Manajemen. Yogyakarta :

Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Rudianto 2013,Akuntansi manajemen ,edisi kedua,Penerbit Erlangga,jakarta

Prawironegoro, Darsono, dan Ari Purwanti, 2009, Akuntansi Manajemen, edisi

Ketiga, Penerbit: Mitra Wacana Media, Jakarta

Simamora, Hendry, 2006, Akuntansi Manajemen, Penerbit: Salemba Empat,

Jakarta

Page 104: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Lampiran 1 : Data produksi softlens Bulan Januari - Desember

Tahun 2013

Bulan Target produksi

(pcs)

Realisasi produksi

(pcs)

Januari 10.000 13.000

Pebruari 15.000 17.000

maret 20.000 17.000

April 30.000 28.000

Mei 40.000 38.500

Juni 40.000 30.000

July 40.000 45.000

Agustus 40.000 40.000

September 50.000 37.000

Oktober 50.000 51.000

November 30.000 25.000

Desember 30.000 31.000

Total 1 tahun 395.000 372.500

Rata-rata perbulan

32.916,67 31.041,67

Page 105: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Lampiran 2 : Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung dalam Produksi

Softlens Tahun 2013

No

.

Jenis Bahan Baku

Kuantitas

(pc)

Harga pc

(Rp)

Biaya Bahan Baku dan

Penolong

(Rp)

1 Soflens dari korea 200.000 25.000 5.000.000.000

2 Karton dari percetakan 200.000 2.500 500.000.000

3 pelastik 200.000 500 100.000.000

4 kertas 100.000 300 30.000.000

5 lem 10.000 50 500.000

Total Biaya bahan baku

langsung (Rp)

5.630.500.000

Page 106: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

Lampiran 3 : Realisasi Biaya Bahan Baku Langsung dalam Produksi Softlens

Tahun 2013

No. Jenis Bahan

Baku

Kuantitas Harga

beli pc

Biaya Bahan Baku dan

Penolong

(pcs) (Rp) (Rp)

1 Soflens dari

korea

220.000 25.310 5.568.200.000

2 Karton dari

percetakan

292,000 2.620 765.040.000

3 pelastik 270.000 600 162.000.000

4 kertas 100000 300 30.000.000

5 lem 10000 50 500.000

Total Biaya

bahan baku

langsung (Rp)

6.525.740.000

Page 107: ANALISA PERBANDINGAN ANTARA ANGGARAN STATIS DAN FLEKSIBEL SEBAGAI ALAT BANTU PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.ORINDO

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. DATA PRIBADI

Nama :JIMMY

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 januari 1990

Agama : Kristen

Jenis Kelamin :Laki-Laki

Alamat : Jl. Kramat pulo GG.v/b.155 Rt 008 Rw 003

Kramat Senen

Telepon (HP) : 085780624411

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1996-2002 : SD Bukit Zaitun

Tahun 2002-2005 : SLTP Fransiskus, Jakarta

Tahun 2005-2008 : SMA Yaperti,bekasi

Tahun 2009-Sekarang : Universitas Darma Persada, Jurusan Akuntansi,

Jakarta