Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN
DI DESA TUK JIMUN KECAMATAN KEMUNING
KABUPATEN IDRAGIRI HILIR
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syariah
Oleh:
ANDA PRATAMA
SIP. 151926m
Dosen Pembimbing:
Dr. Yuliatin, M.HI
Tri Endah Karya L, M. IP
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
MOTTO
Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang
memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada,
mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah. (QS. Al-Anbiyaa’: 21
ayat 73) 1
1 Al-Anbiyaa’ (21): 73
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa
Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Sebagai tujuan
antaranya untuk mengetahui, pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa
Tuk Jimun Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pembangunan
infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: (1) pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan dengan menggunakan Transparansi
RPJMD pemerintah membuka informasi mulai dari perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan juga pengawasan dalam pembangunan infrastruktur desa Tuk Jimun
dan Pelaksanaan dan melakukan Evaluasi RPJMD; (2) terdapat dua kendala dalam
dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya; minimnya keterlibatan
masyarakat, kemampuan SDM yang terbatas rendahnya partisipasi masyarakat dalam
RPJMD; (3) terdapat dua upaya dalam dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya,
mengajak partisipasi masyarakat dan penegakan disiplin kinerja dan mengikuti
pelatihan di Kecamatan
Kata Kunci: Pelaksanaan, Pembangunan, Infrastruktur Desa
PERSEMBAHAN
Alhamdulilllah….
Kupanjatkan rasa syukurku kehadirat-MU ya Allah
Berkat ridho-MU aku telah berhasil wisuda
Kupersembahkan semua ini sebagai tanda cinta
Dan baktiku atas segala curahan kasih sayang
Serta doa yang kuterima dari ibunda (Enmiati) dan ayahanda (Abd. Rasip)
Serta adikku (Ari Primustar, Anan Trima Putra)
Terima kasih….
Ya Allah…..
Diriku berserah semua atas kehendak-MU
Diriku ingin berguna dalam hidup
Semoga hidayah dan rahmat-MU selalu menyertaiku
Aku berharap masa depanku akan lebih baik
Dengan membaca bismillahirrohmaanirrohim
Aku akan meneruskan langkahku menuju masa depan yang lebih cerah
Amin……….
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah kepada
junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kejalan
yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam dan amal
nyata yang shalih likulli zaman wa makan. Skripsi ini diberi judul “Analisis
Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan di Desa Tuk Jimun,
Kecamatan Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir” merupakan suatu kajian
terhadap Komunikasi Kepemimpinan yang diperuntukkan untuk komunikasi
kepemimpinan terhadap sebagai abdi masyarakat. Dan inilah yang diketengahkan
dalam skripsi ini. Berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan
bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah
kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini,
terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik dan
Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil rektor II
Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu Dr. Hj.
Fadillah, M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
4. Bapak H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang
Akademik, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan II,
Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S.
Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Ibu Mustiah, S. Ag., M. Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
6. Ibu Tri Endah Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
7. Dr. Yuliatin, M.HI selaku Pembimbing I dan Ibu Tri Endah Karya L, M. IP
selaku Pembimbing II skripsi ini di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah memberikan
ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Bapak dan Ibu karyawan/karyawati di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
10. Sahabat-sahabatku jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2015.
11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung maupun
tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi
pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT kita mohon ampunan-Nya,
dan kepada manusia kita memohon kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dinilai
seimbang oleh Allah SWT.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ........................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Batasan Masalah .................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................ 5
E. Kerangka Teori .................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka .................................................................. 22
BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan ............................................... 26
B. Pendekatan Penelitian .......................................................... 26
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 27
D. Unit Analisis ........................................................................ 28
E. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 30
F. Teknik Analisis Data ............................................................ 33
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Desa Desa Tukjimun ................................................ 37
B. Struktur Organisasi ............................................................... 38
C. Demografis ........................................................................... 39
D. Keadaan Sosial ..................................................................... 40
E. Keadaan Ekonomi ................................................................ 42
F. Kondisi Pemerintah Desa ..................................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Di Desa
Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir ...................................................................... 46
B. Kendala Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
Di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir ....................................................................... 54
C. Upaya Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Di
Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir ....................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………….……... 68
B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 69
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
KNKG : Komite Nasional Kebijakan Governance
STS : Sulthan Thaha Saifuddin
SWT : Subhanahu Wata’ala
SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam
SDM : Sumber Daya Manusia
SDA : Sumber Daya Alam
UIN : Universitas Islam Negeri
UU : Undang-Undang
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang
mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau
Desa merupakan kelompok rumah di luar kota yang merupakan satu kesatuan.
Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak
dan eksisnya bangsa.2 Dengan demikian, keberadaan desa perlu diberdayakan dan
dilindungi, terutama dalam pelaksanaan kewenangannya. Desa adalah suatu wilayah
yang didiami oleh sejumlah penduduk yang saling mengenal atas dasar hubungan
kekerabatan dan/atau kepentingan politik, sosial, ekonomi, dan keamanan yang dalam
pertumbuhannya menjadi kesatuan masyarakat hukum berdasarkan adat sehingga
tercipta ikatan lahir batin antara masing-masing warganya. 3
Desa Membangun berarti desa tidak lagi menjadi objek pembangunan
melainkan subjek pembangunan, Oleh Desa, Dari Desa, dan Untuk Desa. Kemendes
mempunyai tanggung jawab penuh dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi
masyarakat desa demi mewujudkan kemandirian desa dan mengurangi kesenjangan
antara desa dan kota.4 Landasan digunakannya konsep Good Governance sebagai
landasan nilai penyelenggaran pemerintahan, yang berorientasi pada pengembalian
2 Djuni Pristianto, Panduan Penyususnan RPJM Desa, (Jakarta: Yayasan Penabulu, 2015),
hlm. 12 3 Borni Kurniawan, desa Mandiri, desa Membangun, (Jakarta: Kementerian desa, pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 27 4Zulfikri Amanda, “Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa”, http://catatanp
among. blogspot. co. id/2014/01/undang-undang-no-6-tahun-2014-tentang. html, diakses pada 10
Februari 2017
1
harga diri rakyat demi membangun kembali citra pemerintahan sebagai pelayan yang
adil. Governance merupakan pengaturan, yang dalam konteks Good Governance ada
yang menyebut tata pamong.
Keadaan di dalam suatu desa tentunya sangat beragam atau bervariasi antara
satu desa dengan desa yang lainya. Keberagaman desa dapat dilihat dari potensi
sumber daya alam (SDA) yang dimiliki, maupun sumberdaya manusia (SDM) di
daerah pedesaan tersebut. Beragam perbedaan diantaranya ada desa yang sangat
potensial, ada juga memiliki jumlah dan kepadatan penduduk yang sangat kurang,
ketersediaan Infrastruktur yang kurang memadai, tingkat pendapatan rendah, lokasi
sangat jauh dari ibu kota Kabupaten atau Kecamatan, dan beragam karakteristik
lainnya.5
Desa adalah adalah mayoritas pekerjaanaya yaitu sebagai petani. Jika hal ini
terus menerus berlanjut tentu hal ini akan berdampak serius terhadap pertumbuhan
perekonomian di Desa Tuk Jimun. Partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan di
sini, namun pada kenyataanya para masyarakat di Desa Tuk Jimun sejauh ini selalu
bersifat acuh tak acuh dan juga tidak mau tau dengan permaslahan ini, mereka hanya
bisa mengeluh dan tidak menyuarakan suara merekan kepada pihak pemerintah
setempat.
Hasil obeservasi awal penulis dapat ditemukan khususnya pembangunan fisik
desa di Desa Tuk Jimun mengalami pelaksanaan tata kelola pembangunan fisik desa
5Ismail Marzuki, “Good Corporate Governance Dalam Penyaluran Kredit Perbanka”, Jurnal
Ilmiah IKIP MATARAM, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Mataram, 2002.
Hlm. 22.
yang masih lambat. Pembangunan fisik masih dinilai bermasalah bagi sebagian
masyarakat yang mana dapat dilihat pada pembangunan jalan desa, pembangunan
gorong-gorong, pembangunan selokan dan drainase dan pembangunan sarana dan
prasarana air bersih, dan pembangunan fisik lainnya.6 Dengan biaya yang tidak
sedikit sebagaimana dapat dilihat pada table sebagai berikut:
Table. 1.1
Rencana Anggaran Biaya 20187
No Nama Pembangunan Anggaran
1 Pembangunan jalan desa Rp. 367.000.000.00
2 Pembangunan gorong-gorong Rp. 3.400.000.00
3 Pembangunan selokan/drainase Rp. 34.3725.000.00
4 Pembangunan sarana dan
prasarana air bersih
Rp. 15.102.500.00
Dari tabel diatas dapat dilihat secara jelas bahwa Desa Tuk jimun memiliki
jumlah anggaran yang sangat banyak untuk beberapa pembangunan. Namun
walaupun Desa Tuk jimun memiliki jumlah anggaran yang banyak pada kenyataanya
Desa Tuk jimun masih belum makasimal dalam pelaksanaan pembangunanya.
6 Observasi Penulis di Desa Tuk Jimun tentang Pembangunan Desa Tuk Jimun
7 Dokumentasi Rencana Anggaran Biaya 2018, pada 18 Oktober 2019
Terkait dengan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur
Pedesaan di Desa Tuk Jimun, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir?
2. Apa saja kendala dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa
Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir?
3. Bagaimana upaya dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa
Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir?
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang dibahas, maka perlu adanya
batasan masalah agar pembahasan yang akan dilakukan lebih terarah dan tidak keluar
dari apa yang menjadi tujuan dalam penelitian. Dalam penelitian ini tidak membahas
tentang nilai dan jumlah yang dikeluarkaan desa untuk pembangunan secara rinci
maupun masalah anggaran lainya. Penelitian yang penulis lakukan hanya seputaar
analisis pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir tahun anggaran 2018.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya suatu
kejelasan yang dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk
Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
b. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di
Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
c. Untuk mengetahui upaya dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di
Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian mengenai pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa
Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, sebagai berikut:
a. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam hal ini Desa Tuk Jimun Penelitian
ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman dan wawasan
bagi penulis sendiri terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di
Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
b. Menjadi bahan bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.
c. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu (S1)
di Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin Jambi.
d. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk Fakultas Syari’ah khususnya
jurusan Ilmu Pemerintahan, dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah lainnya.
e. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan
praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Pengertian Pembangunan Desa
Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Pembangunan desa tidak
terlepas dari konteks manajemen pembangunan daerah baik di tingkat kabupaten
maupun tingkat provinsi karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas
(sosial, ekonomi, akses pasar, dan ploitik) harus melihat ket erkaitan antardesa, desa
dalam kecamatan, antarkecamatan dan kabupaten dan antarkabupaten. 8
Pembangunan desa memiliki sebuah peran yang cukup penting dalam projek
pembangunan nasional. Karena pembangunan desa ini cakupannya sangat luas
karena merupakan das ar dari sebuah pembangunan. Pembangunan desa ditujukan
untuk sebuah peningkatan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat desa. Banyak
hal yang harus dilaksanakan dalam hal pembangunan desa itu. Dalam pelaksanaan
pembangunan desa seharusnya mengacu pada pencapaian tujuan dari pembangunan
yaitu mewujudkan kehidupan masyarakat pedesaan yang mandiri, maju, sejahtera,
dan berkeadilan. Karena pembangunan desa ini merupakan salah satu agenda besar
8 Widjaja, Pemerintahan Desa/Marga. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3
untuk mengawal implementasi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang
dilaksnaakan secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan dengan jalan fasilitasi,
supervisi, dan pendampingan.
2. Tujuan Pembangunan Desa
Dalam sebuah pembangunan desa, maka akan terlaksana dengan baik dan
terarah sesuai dengan tujuan awal. Secara khusus dari pembangunan desa sebagai
berikut9
1. Meningkatkan kemampuan kelembagaan masyarakat di tingkat desa dalam
penyusunan perencanaan pembangunan secara partisipatif;
2. Meningkatkan keterlibatan seluruh elemen masayarakat dalam memberikan
makna dalam perencanaan pembangunan;
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pembangunan; dan
4. Menghasilkan keterpaduan antar bidang/sektor dan kelembagaan dalam kerangka.
3. Perencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan Desa Melakukan misi menjadikan sebuah desa
menjadi mandiri ini adalah hal yang sangat penting. Membangun suatu hal harus
dimulai dengan yang namanya proses perencanaan. Kalau membicarakan masalah
pembangunan desa maka kita harus mengetahui proses dari perencanaan
pembangunan desa yang baik. menciptakan sebuah pembangunan desa yang efektif,
bukan semata-mata karena adanya kesempatan. Namun merupakan hasil dari
penentuan beberapa pilihan yang akan di ambi. dalam prioritas kegiatan. Proses
9
Solekhan. Moch. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. (Wisma Kalimetro, Malang,
20014) hlm 46
perencanaan yang baik, maka akan menimbulkan sebuah program yang baik pula.
Dan dalam pelaksanaan program tersebut pemerintah akan membutuhkan partisipasi
masyarakat untuk ikut bekerjasama dalam menjalankan program tersebut. Wujud
nyata sebuah kewenangan dalam mengatur pembangunan desa adalah pada proses
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sendiri kegiatan pembangunan.
Perangkat Daerah (OPD) daerah kabupaten/kota. Sedangkan untuk
mengkoordinasikan program pembangunan desanya, Kepala Desa ini didampingi
oleh seorang pendamping professional. Sedangkan Camat akan melakukan koordinasi
pendampingan di wilayahnya sendiri. Perencanaan pembangunan Desa disusun
secara berenjang meliputi
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu
6 (enam) tahunan; dan
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau disebut Rencana Kerja Pemerinah
Desa (RKP DESA), memrupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun. 10
1) Penyusunan RPJM Desa
RPJM Desa harus ditetapkan paling lambat 3 (tiga) bulan di hitung sejak
pelantikan Kepala Desa. Didalam rancangan RPJM Desa ini terdapat visi misi kepala
desa, ada juga arah kebijakan pembangunan desa, serta ada juga rancangan kegiatan
tentang penyelenggaraan Pemerintah Desa, Pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasayarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa Dalam buku
10
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
tentang perencanaan pembangunan dijelaskan bahwa bidang penyelenggaraan
pemerintah desa ini antara lain:
a) Penetapan dan penegasan batas Desa;
b) Pendapatan Desa;
c) Penyusunan tata ruang Desa;
d) Penyelenggaraan musyawarah Desa;
e) Pengelolaan informasi Desa;
f) Peny elenggaraan perencanaan Desa;
g) Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa;
h) Penyelenggaraan kerjasama antar Desa;
i) Pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan kegiatan lainnya sesuai
kondisi Desa
2) Penyusunan RKP Desa11
Penjabaran dari sebuah RPJM Desa ini adalah dimana seorang pemerintah
desa dapat menyusun sebuah RKP Desa. sesuai dengan informasi yang diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota maka pemerintah desa wajib menyusun yang
namanya RKP Desa. dalam RKP Desa ini memuat tentang pagu indikatif Desa dan
rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota. RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun
berjalana. RKP Desa ini adalah dasar penetapan APBDesa. Kepala Desa menyusun
11
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
RKP Desa dengan mengikutsertakan masyarakat Desa, dilakukan dengan kegiatan
yang meliputi:
a) Penyusunan perencanaan pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa;
b) Pembentukan tim penyusun RKP Desa;
c) Pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke
Desa;
d) Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
e) Penyusunan rancangan RKP Desa;
f) Penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa;
g) Penetapan RKP Desa;
h) Perubahan RKP Desa; dan
i) Pengajuan daftar usulan RKP De
Tahapan-tahapan diatas adalah gambaran mengenai perjalanan penyusunan
RKP Desa. RKP Desa merupakan ini merupakan tahapan penting yang harus
dilakukan agar nantinya dapat diterbitkan APB Desa. Pada dokumen RKP Desa ini
membicarakan mengenai rencanan dana desa yang bersumber dari APBN dan
rencana alokasi dana desa (ADD) yang meruakan bagian dari dana perimbangan
yang diterima oleh kabupaten/kota
3) Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa
Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa Dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan Desa, Kepala Desa mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pembangunan Desa kepada perangkat desa dan masyarakat desa. Menurut buku
panduan perencanaan pembangunan desa ada dua pelaksanaan pembangunan
desa diantaranya adalah pembangunan desa yang berskala lokal desa dan juga ada
pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke desa. Pembangunan desa
berskala Lokal Desa ini dilaksanakan sejak ditetapkannya APB Desa.
pelaksanaan pembangunan desa ini dilakukan dengan melibatkan swakelola desa,
maksudnya adalah pembangunan desa berskala lokal ini melibatkan pihak ketiga
untuk membantu pelaksanaan programnya. Yang dimaksudkan pihak ketiga ini
adalah seorang pendamping desa. Pemerintah desa ini bekerjasama dengan
pendmaping desa dalam hal pendampingan pelaksanaan kegiatan pembangunan
desa. Pembangunan desa yang bersumber dari program sektoral dan program
daerah seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Program ini didelegasikan langsung ke desa agar desa memiliki
kewenangan untuk mengurus pelaksanaan program pendamping sendiri.12
Semua program-program ini disepakati dan di bahas pada saat adanya
musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD. Pelaksanaan program
sektoral dan program daerah ini dilaksanakan oleh perangkat desa beserta unsur
masyarakat desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sudah
dikoordinasikan oleh Kepala Desa. Ada dua tahapan dalam pelaksanaan kegiatan
12
Herry Suharyadi, “Manajemen Pemerintahan Dalam Program Unit Reaksi Cepat Tambal
Jalan Di Kota Bandung”, Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Padjadjaran, Jurnall CosmoGov, Vol. 2 No. 2, Oktober 2016
pembangunan desa, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahapan-
tahapan tersebut diantaranya:
a) Tahap Persiapan:
(1) Penetapan pelaksanaan kegiatan
(2) Penetapan rencana kerja (Renja)
(3) Sosialisasi
(4) Pembekalan pelaksanaan kegiatan
(5) Penyiapan dokumen administrasi
(6) Pengadaan tenaga kerja
(7) Pengadaan barang dan material
b) Tahap Pelaksanaan:
(1) Rapat kerja pelaksana kegiatan
(2) Pemeriksaan kegiatan
(3) Perubahan kegiatan
(4) Pengelolaan pengaduan dan penyelesaian masyarakat
(5) Penyiapan laporan keuangan
(6) Pelestarian dan pemanfaatan hasil kerja13
4) Pemantauan dan Pengawasan Pembangunan Desa
Pemantauan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan desa yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat desa
13
Sri Hidayatulla, “Penerapan Prinsip Good Governance Terhadap Fungsi Dan Tugas Badan
Kepegawaian Daerah Pada Proses Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Cpns Di Kabupaten Barru”,
Skripsi: Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, 2013, hlm. 4.
bertujuan untuk terciptanya sebuah pemberdayaan masyarakat desa. Kegiatan
tersebut sudah diamanatkan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar tercipta sebuah emberdayaan
masyarakat yang baik. kegiatan ini sangat menentukan kegiatan pembangunan
desa karrena pemantauan dan pengawasan ini merupakan dasar dalam
pembahasan musyawarah desa. pemantauan dan pengawasan ini dilakukan pada
tahapan perencanaan pembangunan desa dan pelaksanaan pembangunan desa.
Penilaian yang dilakukan pada tahapan perencanaan adalah dengan menilai
RPJM Desa dan RKP Desa. ):14
Bupati/ Walikota melakukan pemantauan dan pengawasan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan Desa dengan cara:
a) Memantau dan mengawasi jadwal perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan Desa;
b) Menerima, mempelajari dan memberi umpan balik terhadap laporan realisasi
pelaksanaan APB Desa;
c) Mengevaluasi perkembangan dan kemajuan kegiatan pembangunan Desa; dan
d) Memberikan pembimbingan teknis kepada pemerintah Desa. 15
Dalam hal terjadi keterlambatan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan Desa sebagai akibat ketidakmampuan dan/atau kelalaian
pemerintah Desa, maka bupati/walikota melakukan:
14
Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Depok: PT. Raja Grafindo, 2019), hlm.
58 15
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
(1) Menerbitkan surat peringatan kepada kepala desa;
(2) Membina dan mendampingi pemerintah desa dalam hal mempercepat
perencanaan pembangunan desa untuk memastikan APB Desa ditetapkan 31
Desember tahun berjalan; dan
(3) Membina dan mendampingi pemerintah Desa dalam hal mempercepat
pelaksanaan pembangunan Desa untuk memastikan APB Desa sesuai
peraturan perundang-undangan.
4. Kewenangan Desa
Kewenangan merupakan elemen penting sebagai hak yang dimiliki oleh
sebuah Desa untuk dapat mengatur rumah tangganya sendiri. Dari pemahaman ini
jelas bahwa dalam membahas kewenangan tidak hanya sematamata memperhatikan
kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa namun harus juga memperhatikan subjek
yang menjalankan dan yang menerima kekuasaan. Kewenangan harus
memperhatikan apakah kewenangan itu bisa diterima oleh subjek yang menjalankan
atau tidak. Dalam pengelompokannya, kewenangan yang dimiliki Desa meliputi:
kewenangan dibidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, kewenangan dibidang
pelaksanaan pembangunan Desa, kewenangan dibidang pembinaan kemasyarakatan
Desa, dan kewenangan dibidang pemberdayaan masyarakat Desa yang berdasarkan
prakarsa masyarakat, atau yang berdasarkan hak asal usul dan yang berdasarkan adat
istiadat Desa. Desa menurut UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
mengartikan Desa sebagai berikut:
“Desa atau yang disebut nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia(UU No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat 12).16
Dalam pengertian Desa menurut Widjaja dan UU nomor 32 tahun 2004 di atas
sangat jelas sekali bahwa Desa merupakan Self Community yaitu komunitas yang
mengatur dirinya sendiri. Dengan pemahaman bahwa Desa memiliki kewenangan
untuk mengurus dan mengatur kepentingan masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan
sosial budaya setempat, maka posisi Desa yang memiliki otonomi asli sangat strategis
sehingga memerlukan perhatian yang seimbang terhadap penyelenggaraan Otonomi
Daerah. Karena dengan Otonomi Desa yang kuat akan mempengaruhi secara
signifikan perwujudan Otonomi Daerah.
5. Pembangunan Desa
Ketentuan umum UU Desa mendefinisikan Pembangunan Desa adalah upaya
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat desa. Sedangkan tujuan pembangunan desa dinyatakan dalam pasal 78
ayat (1), yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penaggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal serta
pemnfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.17
16
Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengartikan Desa
Pasal 1 17
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Proses pembangunan desa merupakan mekanisme dari keinginan masyarakat
yang dapat dipadukan dengan partisipasi masyarakat. Perpaduan tersebut menentukan
keberhasilan pembanguana seperti yang dikemukakan oleh solekhan mekanisme
pembanguan desa adalahmerupaakan perpaduan yang serasi antara kegiatan
partisipasi masyarakat dalam pihak dan kegiatan pemerintah disuatau pihak.18
Pembangunan Desa dapat dilihat dari berbagai segi yaitu sebagai suatu proses,
dengan suatu metode sebagai suatu program dan suatu gerakan, sebagai mana
pendapat pakar berikut ini:
a. Sebagai suatu proses adalah memperhatikan jalanya proses perubahan yang
berlangsung dari cara hidup yang lebih maju/modern. Sebagai suatu proses, maka
pembanguan desaa lebih menekankan pada aspek perubaha, baik yang
menyangkut segi sosial, maupun dari segi psikilogis.
b. Sebagai suatu metode, yaitu suatu metode yang mengusahakan agar rakyat
mempunyai kemampuan yang mereka miliki. Pembangunan desa juga merupakan
metode untuk mencapai pemerataan pembangunan desa dan hasil-hasilnya dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
c. Sebagai suatu program adalah berusaha miningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat pedesaan baik lahir maupun batin dengan perhatian
ditujukan pada kigiatan pada bidang-bidang tertentu seperti pendidikan,
18
Ibid
kesehatan, pertanian, industri rumah tangga, koperasi, perbaikan kampung
halaman dan lain-lain.
d. Sebagai suatu gerakan karena pada hakekatnya semua gerakan atau usaha kegiatan
pembangunan diarahkan ke desa-desa. Sebagai suatu gerakan dimana
pembangunan desa mengusaahakan mewujudkan masyarakat sesuai dengan cita-
cita Nasional Bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat adil makmur
berdasaarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
e. Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa pembangunan desa meliputi beberapa
faktor dan berbagai program yang dilaksanakan oleh aparat dapartemen,
pemerintah daerah dan seluruh masyarakat. Oleh karena itu pelaksanaanya perlu
ada koordinasi dari pemerintah baik pusat maupun daerah serta desa sebagai
tempat pelaksanaan pembangunan agar seluruh program kegiatan tersebut saling
menunjang dan terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana, sehingga dapat
berdaya guna dan berhasil guna.
6. Prinsip-Prinsip Good Governance
Di setiap pemerintahan harus memastikan bahwa prinsip Good Governance
diterapkan pada setiap birokrat (pejabat) dan di semua jajaran. Terdapat prinsip-
prinsip Good Governance yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas,
independensi serta kesetaraan dan kewajaran.19
Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing prinsip tersebut;
19
Bediono, Pedoman Umun Good Governance Indonesia, , hlm. 5.
a. Keterbukaan (Transparency)
Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan serta hasil yang dicapai.20
Transparansi atau keterbukaan berarti keputusan yang diambil dan pelaksanaannya
dilakukan dengan cara atau mekanisme yang mengikuti aturan atau regulasi yang
ditetapkan oleh lembaga.21
Itu artinya transparansi juga dapat dikatakan sebagai suatu
komitmen untuk mengungkapkan secara jujur, terbuka dan komprehensif tentang
informasi yang dibutuhkan oleh publik. Di dalam mengungkapkan keterangan-
keterangan dan informasi informasi yang ada harus benar dan sesuai dengan realita
serta tidak ada kebohongan dan kecurangan, karena data-data tersebut merupakan
kesaksian, sebagaimana firman Allah SWT. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-
Qur’an surat At Taubah:119.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar”.22
Selanjutnya Allah memperingatkan dari kesaksian dusta dalam firman-Nya
dalam Al-Qur’an surat Al-Furqan:72
20
Rista Dewi Anggraini, “Transparansi, Partisipasi, dan Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran
Dana BOS Dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya”, jurnal Kebijakan dan
Manajemen Publik, 2011, hlm. 7. 21
Dedi Harianto, “Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Perpustakaan (Ruu
Perpustakaan)”, http://kelembagaan. perpusnas. go. id/Digital_Docs/homepage_folders/activities/hig
hlight/ruu_perpustakaan/naskah_akademis. htm, diakses pada 01 September 2016. 22
Annomin, Al-qur’an, Al-qur’an dan terjemahnya, (Bandung: Kementrian Agama RI. ,
2011), hlm. 283
Artinya: “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila
mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-
perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga
kehormatan dirinya”.23
Selama dalam pihak pelaksana perhitungan akhir dan pembuat neraca keuangan
bersifat jujur, maka selama itu pula ia menjadi orang kepercayaan.24
Transparansi
kondisi keuangan dan kinerja pegawai desa merupakan salah satu upaya untuk
mengurangi kesenjangan informasi (asymmetric information) sehingga publik dan
para pelaku pasar dapat memberikan penilaian yang wajar dan dapat mendorong
terciptanya disiplin pasar (market discipline)”. Aspek mekanisme pengelolaan negara
yang harus dilakukan secara transparan. Setidaknya ada 8 aspek yaitu: 25
1) Penetapan posisi, jabatan atau kedudukan
2) Kekayaan pejabat public
3) Pemberian penghargaan
4) Penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan kehidupan
5) Kesehatan
6) Moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan public
7) Keamanan dan ketertiban
8) Kebijakan strategis untuk pencerahan kehidupan masyarakat
9) Responsif Responsiveness
23
Annomin, Al-qur’an, Al-qur’an dan terjemahnya, hlm. 319 24
Yusup Al Subailly, Fiqih Perbankan Syariah, Pengantar Fiqih Muamalah dan Aplikasinya
Dalam Ilmu Moderen, (Universitar Islam Imam Muhammad Daud Fakultas Syariah, 2014), hlm. 5. 25
Yenny, “Prinsip-Prinsip Good Governance”, hlm. 203.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Pemerintah harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu pemerintah harus dikelola secara benar, terukur dan
sesuai dengan kepentingan pemerintah dengan tetap memperhitungkan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat
yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.26
Pedoman pokok
dalam pelaksanaan prinsip Akuntabilitas ini adalah sebagai berikut :
1) Pemerintah harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing
organ pemerintah dan semua karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi,
sasaran usaha dan strategi perusahaan.
2) Pemerintah harus meyakini bahwa semua organ pemerintah dan semua karyawan
mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam
pelaksanaan Good Governance.
3) Pemerintah harus memastikan adanya sistem pengendalian internal yang efektif
dalam pengelolaan perusahaan.
4) Pemerintah harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran pemerintah yang
konsisten dengan nilai-nilai perusahaan, sasaran utama dan strategi perusahaan,
serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system).
26
Lukas William Andypratama dan Ronny H. Mustamu, “Penerapan Prinsip-Prinsip Good
Governance Pada Perusahaan Keluarga : Studi Deskriptif Pada Distributor Makanan”, Jurnal AGORA,
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra, 2013, hlm. 3.
5) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap organ pemerintah dan
semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of
conduct) yang telah disepakati.
c. Responsibilitas (Responsibility)
Pemerintah harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan
sebagai good corporate citizen.27
Pedoman pokok dalam pelaksanaan prinsip
Responsibilitas ini adalah sebagai berikut :
1) Organ pemerintah harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan
pemerintah (by-laws).
2) Pemerintah harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan antara lain peduli
terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar pemerintah
dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.
d. Independensi (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good Governance, pemerintah harus
dikelola secara independen sehingga masing-masing organ pemerintah tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Pedoman pokok dalam
pelaksanaan prinsip Independensi ini adalah sebagai berikut:
27
Bediono, Pedoman Umun Good Governance Indonesia, hlm. 6.
1) Masing-masing organ pemerintah harus menghindari terjadinya dominasi oleh
pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan
kepentingan dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara obyektif.
2) Masing-masing organ pemerintah harus melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai
dengan anggaran dasar dan peraturan perundangundangan, tidak saling
mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan yang lain
sehingga terwujud sistem pengendalian internal yang efektif.
e. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiatannya, pemerintah harus senantiasa
memperhatikan kepentingan bersama berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.28
Pedoman pokok dalam pelaksanaan prinsip Kesetaraan dan Kewajaran ini adalah
sebagai berikut :
1) Pemerintah harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan pemerintah
serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam
lingkup kedudukan masingmasing.
2) Pemerintah harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku
kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada
perusahaan.
28
Bediono, Pedoman Umun Good Governance Indonesia, hlm. 5.
3) Pemerintah harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan
karyawan, berkarir dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa
membedakan suku, agama, ras, jender, dan kondisi fisik
Dari penjelasan di atas bahwa, dengan menerapkan prinsip-prinsip Good
Governance yang ada diharapkan pemerintah bisa berjalan secar efektif dan efisien,
sehingga kinerjanya menjadi optimal.
A. Tinjauan Pustaka
Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sri Hidayatulla, mahasiswi Program
Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, ditulis pada
tahun 2013, dengan judul “Penerapan Prinsip Good Governance Terhadap Fungsi
Dan Tugas Badan Kepegawaian Daerah Pada Proses Pengangkatan Tenaga
Honorer Menjadi Cpns Di Kabupaten Barru”,29
Penelitian ini berfokus pada
gambaran tentang Penerapan prinsip Good Governance dalam pengangkatan tenaga
honorer kategori 1 menjadi CPNS di Kabupaten Barru. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa implementasi prinsip Good Governance dalam pengangkatan
tenaga honorer menjadi CPNS telah terlaksana dengan baik namun belum maksimal.
BKD telah melaksanakan pengangkatan tenaga honorer sesuai dengan prosedur
berdasarkan PP No. 48 tahun 2005 jo. PP No.43 tahun 2007. Hal ini ditunjukkan
29
Sri Hidayatulla, “Penerapan Prinsip Good Governance Terhadap Fungsi Dan Tugas Badan
Kepegawaian Daerah Pada Proses Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Cpns Di Kabupaten Barru
hlm. 4.
dengan adanya data tenaga honorer yang terdata sesuai dengan persyaratan/prosedur
yakni kesesuaian usia, masa kerja dan sumber pembiayaan. Namun, masih ada tenaga
honorer yang mengaku bahwa BKD tidak menyebarkan informasi secara transparan
karena tidak begitu jelas dalam meyebarkan informasi penerimaan CPNS.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Marwin, mahasiswa Program Studi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
Makassar, ditulis pada tahun 2015, dengan judul “Peran Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) Dalam Pembangunan Didesa Wawondula Kabupaten Luwu Timur”.30
Penelitian ini berfokus pada kualitas fungsi Badan Permusyawaratan Desa di Desa
Wawondula Kabupaten Luwu Timur serta untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi peran dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa dalam pelaksanaan
pembangunan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Hasil penelitian
menunjukkan Fungsi BPD dalam pembangunan di Desa Wawondula Kabupaten
Luwu Timur yakni membahas dan menyepakati rancangan peraturan desa bersama
kepala desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan
pengawasan kinerja kepala desa, terkait dengan fungsi BPD mengenai pengawasan.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Lina Wati Sharani Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Maritim Raja Haji
Tanjung pinang,ditulis pada tahun 2014, dengan judul “Pelaksanaan Pemerintahan
30
Marwin, “Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Didesa
Wawondula Kabupaten Luwu Timur”, Skripsi: Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, 2015, hlm. 5.
yang baik Oleh Aparatur Pemerintah Pada Kelurahan Tanjung Pinang Barat”.31
Tujuan dalam penelitia ini yaitu untuk mengetahui Pelaksanaan Pemerintahan yang
baik Oleh Aparatur Pemerintah Pada Kelurahan Tanjungpinang Barat. Pembahasan
dalam skripsi ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif yang mengatakan bahwa
untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Hasil akhir dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Tanjungpinang Barat belum
menjalankan prinsip Good Governance. Hal ini dapat dilihat dari : pegawai
Kelurahan Tanjungpinang Barat kurang memanfaatkan waktu luang yang seharusnya
dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya dapat diselesaikan
tepat waktu.
Dari penelitian terdahulu di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
persamaan dalam penelitian ini yang mana, tertetak pada peran pembangunan desa
dalam mengingkatkan infrastruktur desa dan dalam penggunaan metode penelitian
dengan metode kualitatif deskriptip. Sedangkan yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah penulis menemukan bahwa Desa
Tuk Jimun adalah salah satu Desa yang mengalami permasalahan dalam
pembangunan infrastruktur terutama dalam penyediaan infarstruktur jalan. Kondisi
ini semakin buruk dengan kondisi jalan yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik
seperti untuk pendistribusian barang serta percepatan perekonomian, oleh sebab itu
31
Lina Wati Sharani, “Pelaksanaan Pemerintahan yang baik Oleh Aparatur Pemerintah
Pada Kelurahan Tanjung Pinang Barat”, Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Politik Universitas Maritim Raja Haji Tanjung, 2014, hlm. 4
penulis menfokuskan kajian pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di
Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa
Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Kegiatan penelitian ini
dimulai sejak disahkannya penelitian ini. Pemilihan lokasi ini berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa pembangunan yang tidak berjalan dengan baik di Desa Tuk
Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.32
Supaya
memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka
mengetahui pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Sugiyono menyatakan bahwa
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
32
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22.
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) di
mana peneliti adalah sebagai instrument kunci”.33
Pendekatan Kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang akan digunakan
peneliti untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen)34
di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara
lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya.
Data yang penulis ambil dari informan di lapangan melalui observasi dan
wawancara dilokasi penelitian.
2. Data skunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data.35
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data
yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik yang
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 9. 34
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 9. 35
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.
berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan
objek penelitian.
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan
dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa memberikan
data melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/ peristiwa berupa
suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana, dan proses. Sumber
data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi. Adapun sumber data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Peristiwa atau Kejadian
Dalam penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah pelaksanaan
pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir
b. Pelaksana pemberi pelayanan
Dalam hal ini seperangkat organisasi kepengurusan lembaga dapat memberikan
informasi dapat dilakukan melalui wawancara dan lainnya.
c. Dokumentasi
Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk laporan,
catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan serta keuntungan, dan lain
sebagainya.36
D. Unit Analisis
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 16.
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.37
Unit analisis juga menjelaskan kapan
waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian tidak
secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam skripsi ini
penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul: “pelaksanaan pembangunan
infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir” Penelitian ini, unit analisisnya adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur
desa di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Penetapan
unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi
dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari pelaksanaan
pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir. dan informasi-informasi yang berasal dari karyawan atau
pegawai di sana saja.
Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan pertimbangan
informasi.38
Penentuan unit sampel dianggap telah memadai apabila telah sampai
pada taraf kelebihan artinya bahwa dengan menggunakan informan selanjutnya boleh
dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru.39
Informan adalah orang
37
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi,
(2012), hlm. 62. 38
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18. 39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 85.
yang memberi atau orang yang menjadi sumberdata dalam penelitian (narasumber).
Informan adalah orang yang di wawancarai, diminta informasi oleh peneliti dan
diperkirakan orang yang menjadi informan ini menguasai dan memahami data,
informasi, ataupun fakta dari objek penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih
berdasarkan kewenangan dan keilmuan yang terkait dengan penelitian ini, mereka
diantaranya:
1. Kepala desa Desa Tuk Jimun (satu orang)
2. Kepala Urusan Umum Desa Tuk Jimun (satu orang)
3. Kepala Urusan Desa Tuk Jimun (dua orang)
4. Bendahara Desa Tuk Jimun (satu orang)
5. Masyarakat Desa Tuk Jimun (tiga belas orang)
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Hartinis Yamin
menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa yang
dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi aktif
dalam aktiivitas mereka.”40
Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan lagi
menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke tempat
kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
40
Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
(Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009), hlm. 79.
Alasan penggunaan pengamatan adalah karena teknik pengamatan ini
didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua karena teknik pengamatan
memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, teknik
pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan
dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh
dari data. Keempat, dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada proses
wawancara. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami
situasisituasi yang rumit. Obyek observasi menurut Spradley dinamakan situasi
sosial, sebagaimana di kutip oleh Syamsudin terdiri atas:41
a. Place, tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.
b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung.
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan di mana
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki.
Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek
penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir. Observasi yang dilakukan penulis
41
Syamsudin dkk, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 238.
dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun
sebagai berikut:
1) Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara berfikir
2) Interaksi sosial dan tempt lingkungan
3) Ekspresi saat wawancara
4) Bahasa tubuh saat wawancara
2. Wawancara
Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,
laptop, tape recorder dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan
lapangan. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua
percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah
mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi
terstruktur. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang
dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan.
Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:
1) Latar belakang, lingkungan dan aktivitas dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir.
2) Kegiatan dan aktivitas pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk
Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
3) Berlangsungnya pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
4) Faktor pendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk
Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
5) Kondisi sarana dan sumberdaya
6) Hasil pencapaian dan harapan
3. Dokumentasi
Menurut Hartinis, “dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainy.”42
Dokumentasi dalam penelitian sebagai sumber data
karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Teknik dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data. Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data
mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti pelaksanaan pembangunan
infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri
Hilir.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian anatara data yang satu
dengan data yang lain. Fakta atau informasi tersebut kemudian di seleksi dan
dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna. Analisis data
merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian. Data yang telah diperoleh
akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Menurut Miles and
42
Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
hlm. 219.
Huberman di dalam buku Sugiyono mengemukakan bahwa “aktivitas analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenu, ”43
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data,
penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat
ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan
sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting. Adapun data yang direduksi akan memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam penelitian ini, data diperoleh
melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian data tersebut dirangkum, dan
diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang jelas kepada penulis.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian data
juga dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 95.
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent from
of display data for qualitative research data in the past has been narrative text, ”44
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah data teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami, selain dengan teks yang naratif,
juga dapat berupa, grafik, matrik dan nerwork (jejaring kerja).
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.45
Kesimpulan dalam penulisan
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya kurang jelas sehingga
menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga
metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis
lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan, dan
juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan terhadap
pelaksanaan pembangunan infrastruktur desa di Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir.
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 249. 45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.
B. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan
skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,
Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan Penelitian,
Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan Alat Analisis
Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan Daftar
Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Desa Desa Tuk Jimun
Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi
Riau adalah Desa pemekaran dari Desa induk Selensen Kecamatan Kemuning.
Berdiri sejak bulan juni tahun 1955. Semula Desa Tuk Jimun bernama Desa Dusun
Tuk Jimun. Karena pada mulanya Dusun Tuk Jimun di buka dan di bangun pertama
kalinya oleh Datuk Tuk Jimun bersama keluarga yang posisinya tepat dekat
perbatasan dengan Dusun Liang Ajar Desa Kemuning muda. Dan pada waktu itu
DaTuk Jimun bertindak juga sebagai Kepala kampung (Dusun). Seiring dengan
perkembangan kampung Tuk Jimun waktu itu sekitar tahun 1965 sebagian keluarga
DaTuk Jimun berpindah ke hulu sungai Reteh dan membangun kampung pula yang
diberi nama kampung baru atau sekarang lebih dikenal dengan nama dusun keramat
yang juga merupakan salah satu Dusun yang ada di Desa Tuk Jimun.46
Pada saat pemekaran Desa Tuk Jimun bernama Desa Dusun Tuk Jimun
Kecamatan Reteh Daerah Tingkat II Indragiri Hilir nama tersebut diambil dari nama
pendiri kampung yaitu DaTuk Jimun sejarah berdirinya Desa Tuk Jimun tidak lepas
dari peninggalan orang–orang dulu (biasa disebut orang kampung dengan nama
MOYANG). Terbukti dengan adanya kuburan Tua di Dusun Tuk Jimun
RT.02/RW.02 dan Kuburan Moyang Keramat di dusun Keramat RT.03/RW.03. Desa
46
Dokumentasi profil Desa Tuk jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Propinsi Riau, pada 27 Agustus 2019
37
Tuk Jimun yang kini masih bisa dinikmati oleh cucu–cucu Moyang adalah Terdahulu
Duku, Durian dan lain-lain yang di Perkirakan sudah berumur seratusan Tahun dan
bisa kita saksikan di Daerah Dusun Tuk Jimun, Khususnya di tepi Aliran sungai
Reteh Karena Pada waktu itu satu–satunya sarana Transportasi penduduk adalah
melalui sungai Reteh yang mengakibatkan pula kebanyakan penduduk membuat
Rumah serta bercocok tanam ditepian sungai Reteh.
B. Struktur Organisasi Pemerintah Desa (SOPD)
Struktur Organisasi Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning menganut system
kelembagaan pemerintah desa dengan pola minimal, selengkapnya disajikan dengan
gambar sebagai berikut :47
Gambar 1 : Skema Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
47
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019
KEPALA DESA
M. RAIS
Sekdes
SYAHRIL
BPD
Kaur Keuangan
Kadus Kuala
M. LUKMAN
Kasi Pemerintahan
Kasi Pelayanan dan
Kesejahteraan
SAHARUDDIN
Kaur Umum dan
Perencanaan
SARKUNI
Kadus Tuk Jimun
SAHRIL
Kadus Keramat
TONSUPRANSYAH
Kadus Keruing
KHOIRUDIN
Kadus Sungai Bungin
HARIANTO
C. Demografi
a) Batas Wilayah Desa
Letak geografi Desa Tuk Jimun, terletak diantara :48
No Batas wilayah desa Perbatasan
1 Sebelah Utara Desa Kemuning Muda
2 Sebelah Selatan Kelurahan Selensen
3 Sebelah Barat Sungai Reteh
4 Sebelah Timur Desa Sungai Penoban,
Tanjabar
b) Luas Wilayah Desa ± 37 Km49
No Luas Wilayah Desa Hektar
1 Pemukiman 95 Ha
2 Perkebunan Rakyat (Buah-
buahan dan Karet)
677 Ha
3 Perkebunan Kelapa Sawit 2.572 Ha
4 Persawahan 250 Ha
5 Jalan Desa 15 Ha
6 Rawa-rawa/Danau 6,3 Ha
7 Perkantoran 1 Ha
8 Sekolah 1,5 Ha
9 Sungai 9 Ha
10 Lapangan sepak bola 1,5 Ha
c) Orbitasi 50
48
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 49
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 50
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019
No Orbitas Keterangan
1 Jarak ke ibu kota kecamatan
terdekat
7 KM
2 Lama jarak tempuh ke ibu
kota kecamatan
± 15 Menit
3 Jarak ke ibu kota kabupetan 127 KM
4 Lama jarak tempuh ke ibu
kota Kabupaten
± 4 Jam
d) Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin51
No Jumlah Penduduk Keterangan
1 Kepala Keluarga 225 KK
2 Laki-laki 396 Orang
3 Perempuan 357 Orang
D. Keadaan Sosial52
a). Pendidikan
No Pendidikan Keterangan
1 TK / PAUD 21 Orang
2 SD/ MI 128 Orang
3 SLTP/ MTs 47 Orang
4 SLTA/ MA 14 Orang
5 S1/ Diploma 7 Orang
6 Putus Sekolah 78 Orang
7 Buta Huruf 15 Orang
b). Lembaga Pendidikan53
51
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 52
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019
No Pendidikan Keterangan
1 Gedung TK/PAUD 1 buah
2 SD/ MI 2 buah
3 SLTP/ MTs -
4 SLTA/ MA -
5 Lain-lain (MDTA 1buah
c). Kesehatan54
No Kesehatan Keterangan
1 Kematian Bayi 5 Orang
2 Kematian Ibu Melahirkan 5 Orang
3 Cakupan Imunisasi -
4 Gizi Balita 37 Orang
5 Pemenuhan air bersih 225 KK
d). Keagamaan. 55
No Keagamaan Keterangan
1 Islam 1.028 Orang
2 Katolik -
3 Kristen -
4 Hindu 3 Orang
5 Budha -
e). Data Tempat Ibadah56
53
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 54
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 55
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 56
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019
No Keagamaan Keterangan
1 Masjid 3 Buah
2 Gereja -
3 Pura -
4 Vihara -
E. Keadaan Ekonomi57
a). Pertanian
No Pertanian Keterangan
1 Padi sawah -
2 Padi Ladang -
3 Jagung -
4 Palawija 5 Ha
5 Tembakau -
6 Tebu -
7 Kakao/ Coklat -
8 Sawit 2.572 Ha
9 Karet 407 Ha
10 Duku 210 Ha
11 Durian 50 Ha
12 Jeruk 4 Ha
b). Peternakan58
No Peternakan Keterangan
1 Kambing 617 Ekor
57
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 58
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019
2 Sapi 17 Ekor
3 Kerbau -
4 Ayam 145 Ekor
5 Itik 50 Ekor
6 Burung 9 Ekor
F. Kondisi Pemerintahan Desa59
a). Lembaga pemerintahan
No Jumlah aparat desa Keterangan
1 Kepala Desa 1 Orang
2 Sekretaris Desa 1 Orang
3 Perangkat Desa 8 Orang
4 BPD 5 Orang
b). Lembaga kemasyarakatan60
No Jumlah Lembaga
Kemasyarakatan
Keterangan
1 LPM 1 Lembaga
2 PKK 1 Lembaga
3 Posyandu 2 Posyandu
4 Pengajian 3 Kelompok
5 Simpan Pinjam 2 Kelompok
6 Kelompok Tani 5 Kelompok
7 Bumdesa 1 Kelompok
8 Karang Taruna 1 Kelompok
59
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 60
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019
c). Pembagian Wilayah61
No Nama Dusun Keterangan
1 Dusun I Kuala 3 RT
2 Dusun II Keramat 2 RT
3 Dusun III Keruing 2 RT
4 Dusun IV Sungai Bungin 2 RT
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN
DESA TUK JIMUN
KECAMATAN KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
NAMA-NAMA APARAT DESA :
Kepala Desa : M. RAIS
Sekretaris Desa : SYAHRIL
Kepala Urusan Umum dan Perencanaan : SARKUNI
Kepala Urusan Keuangan : MITA SURIANI
Kepala Seksi Pemerintahan : RUDIANTO, S.Pd
Kepala Seksi Pelayanan Dan Kesejahteraan : SAHARUDDIN
Kepala Dusun :
1. Dusun I Kuala : LUKMAN
2. Dusun II Keramat : TONSUPRANSYAH
3. Dusun III Keruing : KHOIRUDIN
61
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019
4. Dusun IV Sungai Bungin : HARIANTO62
SUSUNAN ORGANISASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
DESA TUK JIMUN
KECAMATAN KEMUNING KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
NAMA-NAMA ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)
Ketua : AMERUDIN
Wakil Ketua : MAIZUL INDRA MAWAN
Sekretaris : KHUSNUL YAQIN
Anggota : 1. HENDRIANTO
: 2. M. RIDUAN63
62
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019 63
Dokumetasi catatan lapangan, di Kantor desa tentang profil desa, pada 29 Agustus 2019
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Di Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Berdasarkan penelitian di lapangan secara umum pelaksanaan pembangunan
infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
telah berjalan namun belum sepenuhnya berjalan dengan baik dan harus ditingkatkan
kembali kinerja pemerintah desa. Ini didasari karena adanya beberapa indikator yang
menunjukkan bahwa kinerja pemerintah Desa Tuk Jimun masih memiliki kendala dan
hambatan dalam pembangunan desa, selain itu pula belum sepenuhnya efektif dan
efisien dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
sehinga pembangunan fisik yang bermasalah dapat dilihat pada pembangunan jalan
umum, pembangunan jalan desa, pembangunan parit atau tanggul sehingga saat
musim penghujan kendaraan roda dua, empat maupun roda enam tidak bisa berjalan
dengan baik. Dari hasil observasi dan wawancara penulis menemukan data terkait
umum pelaksanaan pembangunan infrastruktur Di Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, sebagaimana dapat dilihat sebagai berikut:
1. Transparansi RPJMD
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses
pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak
yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat
dimengerti dan dipantau. Keterbukaan dalam melakukan segala kegiatan organisasi
46
dapat berupa keterbukaan informasi dan komunikasi. Bentuk transparansi yang
dilakukan oleh perangkat Desa Tuk Jimun ini dalam kinerja dan kegiatan dilakukan
biasanya dalam proses pembangunan, salah satunya dengan sering mengundang
masyarakat setelah proses pengadaan barang jasa berjalan, ada juga tokoh
masyarakat, BPD setempat dan perangkat desa itu sendiri yang nantinya akan
memberikan informasi langsung tentang proses pembangunan yang akan dilakukan
untuk mendukung kegiatan masyarakat melalui rapat bersama seperti yang
disampaikan oleh anggota BPD setempat. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara
penulis bersama Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Kami melakukan perencanaan RPJMD desa, sesuai dengan kebutuhan desa,
dengan merencanakan, melakukan pekerjaan dan juga mengevaluasi pekerjaan
yang telah dikerjakan. Alhamdulilah apa yang telah kami kerjakan sebelumnya
sudah berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan, walaupun masih ada
halalangan yang menghambat, tentunya kami mengupayakan selalu hal yang
terbaik dan syukurnya semuanya lancar. kami juga terus berusaha untuk
mengundang berbagai elemen masyarakat ketika akan melakukan
pembangunan di desa, waktu pembangunan jembatan, parit jalan dan perairan
untuk irigasi sawah. Yang semua itu bertujuan untuk mendapatkan masukan
dan informasi dalam pembangunan yang baik, setelah itu tentunya harapan
kami mendapatkan pencerahan yang baru. Saat semua warga di desa ini bisa
mengaksesnya maka itu akan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada
kami.64
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, apa yang dilakukan
oleh perangkat Desa Tuk Jimun dalam bentuk transparansi memang cukup baik,
namun masih ada beberapa hal yang harus di benahi kedepannya agar bentuk
transparansi dapat berjalan dengan baik dan menyeluruh, dan tentusaja transparasi
64
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019.
yangjuga akuntabel yang artinya adalah seluruh aktivitas yang dipublikasikan kepada
masyarakat harus dapat dipertanggungjawabkan, di mana dalam perjalanan penerapan
transparansi akan ada beberapa kendala yang muncul dari perbedaan pemahaman dan
cara pandang masyarakat terhadap satu proses pembangunan yang akan dilaksanakan.
Bapak sarkani menambahkan, seharusnya ada keterbukaan tentang anggaran dana
yang dijadikan pembangunan, agar masyarakat tidak berprasasngka yang tidak-tidak.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara bersama Bapak Sarkani selaku Kepala
Urusan Umum dan Perencanaan sebagai berikut:
Semua perangkat desa harusnya menjelaskan kepada masyarkat tentang
pelayanan dan juga kewenangan yang telah dilaksanakan, tapi wewenang itu
ada di tangan kepala desa. Seharusnya ada keterbukaan dalam segala anggaran
yang telah habis digunakan untuk pembangunan sebelumnya, namun yang
terjadi masih saja masyarakat berpikiran bahwa kita di sini kurang terbuka.
kami yang hanya menjabat sebagai perangkat desa bukan wewenang kami
untuk menjelaskan itu semua, kami hanya bisa memberikan masukan semampu
kami saja dan keputusannya ada pada kepala desa untuk menentukan langkah
yang akan diambil kedepannya. Namun untuk pembangunan kami terus
berupaya mengupayakan keterbukaan kepada semua perangkat dan masyarakat
hal itu lami upayakan dengan mengadakan rapat dalam tiga bulan sekali dan
memberikan informasinya pada media sosial bagi Desa Tuk Jimun.65
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, perangkat Desa Tuk
Jimun berusaha mempublikasikan bentuk pembangunan mrlalui media sosial seperti
facebook , internet atau jaringan internet. Tetapi kendala yang dihadapi adalah tidak
semua mayarakat Desa Tuk Jimun mengenal atau menguasai internet, sehingga
transparansi selama ini hanya dilakukan dengan mengundang elemen masyarakat
dalam rapat atau musyawarah bersama.
65
Wawancara bersama Bapak Sarkani selaku Kepala Urusan Umum dan Perencanaan, di
kantor Desa Tuk Jimun, tentang pelaksanaan pembangunan,
2. Pelaksanaan dan melakukan Evaluasi RPJMD.
Pelaksanaan merupakan sebuah kewajiban untuk memberitahukan, menjelaskan
terhadap tiap-tiap tindakan dan keputusannya agar dapat disetujui maupun ditolak
atau dapat diberikan hukuman bilamana diketemukan adanya penyalahgunaan
kewenangan. Pelaksanaan yang dilakukan pemerintah desa berdasarkan kewenangan
yang telah dimiliki oleh perangkat desa berdasarkan undang-undang Nomor 6 tahun
2014 dalam mengatur kepentingan masyarakat setempat dan alokasi anggaran
pembangunan desa selalu berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik
dalam kegiatan atau kinerja yang dilakukan untuk masyarakat tentunya dan keinginan
mewujudkan pemerintahan yang baik. Perangkat desa akan
mempertanggungjawabkan setiap pembangunan atau hasil kerja yang dinilai kurang
baik atau tidak sesuai seperti apa yang diharapkan oleh masyarakat. Sebagaimana
dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak M. RAIS selaku kepala Desa
Tuk Jimun sebagai berikut:
Semua yang kami lakukan tentu memberikan dampak positif dan juga negatif
bagi masyarakat desa Tuk Jimun, untuk itu kami siap apabila adanya kesalahan
dalam pengelolaan dana dalam melakukan pembangunan di sini. Bila ada
ketidak sesuaian dalam pekerjaan pada pembangunan dan pemberdayaan desa
yang diperuntukkan untuk masyarkat di sini menjadi sebuah permasalahan dan
masyarakat mencoba menuntut pada pekerjaan kami. Jujur disini sangat sulit
masalah anggaran, terkadang anggaran yang turun itu sangat minim sekali.
Sedangkan kebutuhan desa sangat banyak. 66
66
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019, 1 Agustus 2019.
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, kepala desa Tuk Jimun
meyakini bahwa siap apabila ada ketimpangan antara dana dengan pembangunan
yang dibangun dan dalam pembangunan desa demi kepentingan masyarakat,
semuanya itu tergantung dari anggaran atau dana yang diberikan oleh pemerintah
untuk proses pembangunan yang dilakukan, sedangkan anggaran yang ada sangat
minim dan terkadang kekurangan dalam proses pembangunan, sehingga proses
pembangunan pun jadi terhambat, sebagaimana dapat dilihat dari wawancara besama
Bapak Rudianto selaku Kaur Pemerintahan sebagai berikut:
Wewenang yang kepala desa punya tentu mempunyai fungsi dalam mengatur
program kerja yang akan direalisasikan, karena harus dilakukan dengan proses
yang benar. Tidak sedikit tentunya dari LSM maupun lapisan mayarakat yang
menanyakan bagaimana kinerja kami dan bagaimana kami harus
mempertanggung jawabkannya, dan bagaiman cara pemerintah pusat
memberikan anggaran pembangunan suatu wilayah. Kami berupaya
menggunakan sistem musyawarah dan kami juga membeerikan info kepada
masyarakat melalui dinding pengumuman atau pun juga melalui media sosial
menggingat zaman sekarang sudah zaman millenial warga desa sudah
menggunakan internet dalam saran berkomunikasi dan mencari informasi maka
kami bagi onformasi tentang keterbukaan pembangunan melalui media sosial
desa kami. 67
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, masih terdapat
beberapa LSM atau masyarakat Desa Tuk Jimun menanyakan kinerja pemerintah
desa, dikarenakan belum adanya perkembangan yang signifikan. Ini didasari dengan
adanya keterbatasan anggaran yang dimiliki Desa Tuk Jimun menyebabkan
tertundanya pembangunan yang ada, dan perangkat pemerintah Desa Tuk Jimun lebih
mendahulukan mana yang menjadi prioritas penting masyarakat. Untuk keterbukaan
67
Wawancara dengan Bapak Rudianto selaku Kaur Pemerintahan, tentang pembangunan desa
di Kantor Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019.
pada masyarakat perangkat desa mengupayakan memeberikan informasi melalui
media sosial agar dapat dengan mudah di akses masyarakat. Bapak M. RAIS selaku
kepala Desa Tuk Jimun juga menambahkan bahwa, dalam mencapai akuntabilitas
maka perlu adanya keselarasan pemikiran dalam pembangunan suatu daerah.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis sebagai berikut:
Sebagai pengurus masyarakat, kami diharuskan memberikan pemahaman
terhadap masyarakat, terkait kewenangan kami di sini. Saat ini sudah ada UU
yang mengatur tentang desa, dan semua proses dan penjelasannya sudah ada
dalam UU tersebut. Namun mayarakat masih saja tetap berpikiran yang tidak-
tidak dengan pemerintah di sini. Kami hanya bisa menjalannkan peraturan yang
ada dan kami juga terus berupaya bekerja sama dengan satu sama lain untuk
membangun pemerintahan ini agar lebih bak. Untuk itu segala sesuatunya harus
bisa dipertanggungjawabkan baik pembangunan dan juga pemberdayaan,
pemba[ngunan kita memperbaiki jalan yang telah rusak, kita juga membangun
parit agar jalan yang akan dilintasi tidak tergenang air, sehingga jalanpun akan
tetap baik karena aliran air tidak menggenang. Sedangkan dalam pemberdayaan
kami memberikan kesempatan bagi warga untuk mengikuti kegiatan wirausaha,
dari mulai kerajinan tangan dan juga memulai usaha menengah ke atas, ini kami
lakukan dengan cara melakukan simpan pinjam di Koperasi Unit Desa.68
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, kewenangan perangkat
desa difokuskan dalam pembangunan dan juga pemberdayaan, dalam hal
pembanguanan desa dan pemberdayaan desa anggaran terus diupayakan dengan
sebaik-baiknya, karena dengan begitu masyarakat akan mengetahui dengan adanya
perundang-undangan yang baru ini dapat membantu dalam membangun desa agar
lebih baik lagi. Karena ini merupakan perundangan yang baru masih terdapat beberpa
kekurangan dari aspek pelaksanan dan SDM yang ada.
68
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019, 1 Agustus 2019.
Disisi lain juga pemerintah Desa Tuk Jimun terus mengupayakan adanya
dokumen laporan pelaksanaan penyelenggaraan desa tahunan ke bupati/walikota dan
juga pada masyarakat, menghasilkan dokumen perencanaan desa jangka menengah
dan tahunan di desa; adanya dokumen laporan penyelenggaraan pemerintah desa;
adanya dokumen laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis di
setiap akhir tahun anggaran ke BPD, menghasilkan dokumen laporan pelaksanaan
dan keterangan laporan pelaksanaan di desa; ada penerapan sanksi sesuai undang-
undang jika gagal melaksanakan poin-poin tersebut. Sebagaimana dapat dilihat dari
wawancara penulis bersama Ibu Siti Nurjanah selaku masyarakat Desa Tuk Jimun
sebagai berikut:
Saya kira jika urusan tentang pembangunan telah di infokan dikunmedia sosial
milik desa.dalam pembangunan selalu di infokan di sana, jadi semuanya bisa
diketahui. Berhubung suami saya BPD di sini, sedikit banyak saya tahu tentang
pembangunan desa dan anggaran desa di sini. Jadi kendala memang di
anggaran dana dalam pembangunan, itu permasalahan dari dulu itu. Anggaran
bukan untuk pembangunan sedangkan warga mau adanya pembangunan ini dan
itu, jadi masih mengalami kendala dalam hal pemenuhan keinginan masyarakat
di sini.69
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, pemerintah Desa Tuk
Jimun telah memberikan kewenangannya dalam menerapkan UU Nomor 6 tahun
2014, meskipun belum maksimal, namun dengan cara bertanggungjawab dalam
anggaran dan pembangunan desa pemerintah Desa Tuk Jimun masih dapat
dipercayaai untuk memimpin pemerintah Desa Tuk Jimun menjadi lebih baik. Ini
didasari oleh adanya upaya masyarakat sipil, individu dan kelompok, serta media
69
Wawancara dengan Nurlina, selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 1 Mei 2018.
yang menekan pengambilan keputusan untuk meminta informasi dan penjelasan atas
semua keputusan di ranah kewenangannya. Sebagaimana dapat dilihat dari
wawancara penulis bersama dengan Bapak Amerudin selaku Ketua Badan
Permusyawaratan Desa sebagai berikut:
Kalau saya melihatnya pembangunan yang telah dilakukan cukup menjawab
keinginan masyarakat, namun tentu masih ada beberapa yang perlu diperbaiki,
karena masyarakat inginnya ini, namun pemerintah desa mau membangun itu.
Memang telah didiskusikan bersama-sama dengan BPD, namun kepala desa
pintar berbicara jadi kami yang tidak bisa bicara seperti dia akhirnya mengikuti
saja.70
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, masih terdapat
kekurang dalam pembangunan yang diusulkan oleh masyarakat yang ada, karena
keinginan masyarakat tidak terjawab oleh pembangunan desa, karena tidak sesuai
dengan anggran dana yang adad, selain itu pula ada SDM perangkat desa tidak
menguasai bidangnya sehingga anggaran yang ada ditakutkan bisa digunakan tidak
tepat sasaran. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan agar tidak berpengaruh pada
partisipasi masyarakat yang dirasa masih kurang, namun bentuk pertanggung jawaban
suatu pembangunan yang dilakukan perangkat Desa Tuk Jimun nampaknya cukup
baik baik, seperti halnya dibuktikan dengan adanya pembangunan jembatan, jalan dan
perairan untuk irigasi sawah. Hal ini menunjukkan adanya usaha yang sungguh-
sungguh dari pihak perangkat desa untuk melakukan pembangunan daerah ke arah
yang lebih baik.
70
Wawancara dengan Bapak Amerudin selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa, di kanotr
Desa Tuk Jimun, 01 Agustus 2019.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten
Indragiri Hilir dilakukan dengan menggunakan Transparansi di mana pemerintah
membuka informasi mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan juga
pengawasan dalam pembangunan infrastruktur desa Tuk Jimun dan
Pertanggungjawaban, di mana pemerintah desa akan bertanggungjawab dilamana
ditemukan kejanggalan dan pembangunan cepat mengalami kerusakan untuk segera
memperbaikinya.
B. Kendala dalam Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Di Desa
Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
Dalam penerapan pelaksanaan pembangunan desa terdapat kendala dalam
pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya:
a. Kemampuan SDM yang Terbatas
Terselenggaranya kegiatan pemerintah desa dengan menggunakan sumber
daya yang tersedia secara optimal dan bertanggungjawab maka akan mencapai target
yang telah dicanangkan, namun bila sebaliknya justru akan menjadi kendala yang
berkepanjangan. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak
Amerudin selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa sebagai berikut:
Kemampuan SDM yang ada di kantor desa itu masih belum berjalan efektif
dan juga belum mampu menjawab keinginan masyarakat, ini disebabkan
mereka itu masih ada sangkut paut keluarga, jadi yang tidak memiliki
kemampuan pun ikut bekerja di sana Ditambah lagi dalam sistem administrasi
masih ada yang mengandalkan orang lain.71
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, kinerja perangkat
Desa Tuk Jimun masih belum berjalan dengan baik, ini dikarenakan terbatasnya SDM
yang memahami dalam memberikan kewenangannya. Sebagian besar dari mereka
adalah pegawai lama yang masih butuh ilmu teknologi, sehingga terjadi limpahan
pekerjaan pada segelintir orang saja di kantor Desa Tuk Jimun. Sebagaimana dapat
dilihat dari wawancara penulis bersama Ibu Mita Suriani selaku bendahara Desa Tuk
Jimun sebagai berikut:
Untuk saat ini kita memang mengalami permasalahan dalam hal SDM di sini,
sebagian ada yang sudah mau pensiun tapi karena ada unsur kekeluargaan
yang masih tetap di sini. Itu yang menjadi kendala di sini, hingga terkadang
perencanaan pembangunan itu tidak sesuai dengan prosedur yang benar,
sehingga berdampak kepembangunan yang tidak berjalan dengan baik.
Mereka masih saja mempertahankan keluarga dan kerabat yang seharusnya
masa jabatannya sudah habis dan perlu diganti namun masih tetap
dipekerjakan.72
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, SDM sangat
memberikan pengaruh terhadap kinerja perangkat desa dalam membangun desa lebih
baik lagi, karena dalam pembangunan desa saat SDM nya terbatas maka akan
berdampak kepada pembangunan yang ada di desa tersebut. Ini yang mendasari
belum efektif dan efisien kinerja dalam pembangunan Desa Tuk Jimun. Berdasarkan
observasi penulis menemukan bahwa kendala SDM sangat mempengaruhi
71
Wawancara dengan Bapak Amerudin selaku Ketua Badan Permusyawaratan Desa, di kanotr
Desa Tuk Jimun, 01 Agustus 2019. 72
Wawancara dengan Ibu Mita Suriani selaku bendahara Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun, 04 Agustus 2019.
perkembangan desa Desa Tuk Jimun karena karakter perangkat desa yang mana
setiap perangkat mempunyai karakter-karekter yang berbeda, terkadang ketika
diberikan pengarahan-pengarahan, memang bisa mereka dengarkan namun mungkin
karena keterbatasan perangkat yang terkadang tidak bisa menerapkannya atau
mengimplementasikannya. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis
bersama Ibu Meta, Sifah dan Mia selaku masyarakat Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Para staf disisni itu kurang memahami masalah komputer, mereka sangat
kesusahan dalam mengoperasikan komputer jadi pekerjaan yang mereka
lakukan menggunakan komputer mejadi lambat. 73
Iya terkadang mereka
meminta bantuan staf lainnya dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi
jadi staf yang mereka tolong bantuan menjadi kewalahan dan lalai juga dalam
mengatasi pekerjaan mereka. 74
Keterlambatan dan kedisplinan juga merupakan
masalah yang sering muncul, tentu saja hal itu sangat menghambat kinerja dari
staf-staf tersebut jika waktunya molor tentu saja akan memperlambat kerjaan. 75
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, Staf-staf yang di
Desa Tuk Jimun ada kurang memahami masalah komputer, sehingga menghambat
pekerjaan staf lainnya. Masalah lainnya juga muncul yaitu tentang kedisplinan para
staf yang ada di desa hal ini tentu saja sangat mempengaruhi kinerja dari para staf itu
sendiri. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Ibu Mia selaku
masyarakat Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Karakter para stafnya juga tidak ramah, mereka selalu cuek dalam masalah
pelayanan. Iya betul saya pernah mendapat pelayanan yang kurang baik oleh
para perangkat desa sewaktu saya hendak mengurus urusun yang harus didapat
dari kantor desa. Mereka mukanya masam, dan seadanya mengurusurusan kita
73
Wawancara dengan Ibu Meta, selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 01 Agustus 2019. 74
Wawancara dengan Ibu Sifah selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 01 Agustus 2019. 75
Wawancara dengan Ibu Mia, selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 01 Agustus 2019.
walaupun tidak semuanya cuek pada saat melakukan pelayanan tapi jika kita
diperlakukan dengan tidak baik dan di acuhkan tidak dianggap dan disitu
kadang kita merasa sedih terkadang sakit hati76
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwasannya, karakter para
stafnya yang tidak ramah pada saat melayani masyarakat yang hendak mengurus
urusan mereka di kantor desa. Pelayan yang cuek yang dapat mengakibatnya kurang
nyamannya masyarakat dalam menghadapi para staf desa. Sebagaimana dapat dilihat
dari wawancara penulis bersama Ibu Meta selaku masyarakat Desa Tuk Jimun
sebagai berikut:
Mereka melayani dengan lamban dan bertele-tele dalam melayani masyarakat.
Kadang kita membutuhkan suratnya cepat tapi mereka sepele dan lambat dalam
mengurusnya. Iya saya watu itu mau mengambil surat keterangan tidak mampu
untuk keperluan rumah sakit Bapak saya waktu itu, tapi mereka selalu lambat
dalam menanganinya, sedangkan kita butuh cepat tapi mereka seolah-olah
sangat santai dalam mengerjakan suratnya, dan tidak memikirkan ketergesa-
gesaan kita. 77
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwasanya, pelayanan yang
berteletele dan juga lamban dalam melayani masyarakat sehingga kebutuhan
masyarakat juga terhambat dengan adanya hal tersebut, mereka membutuhkan surat
meyurat dengan cepat tapi dengan adanya pelayanan yang kurang baik membuat
mereka menjadi kesusahan untuk mengurusnya. Sebagaimana dapat dilihat dari
76
Wawancara dengan Ibu Mia, selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 01 Agustus 2019. 77
Wawancara dengan Ibu Meta, selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 01 Agustus 2019.
wawancara penulis bersama Bapak Arif, Ibu Susi dan Nur selaku masyarakat Desa
Tuk Jimun sebagai berikut:
Kita kalau tidak ada kerabat di perangkat desa itu susah. 78
kalau kita ada
saudara semua urusan akan cepat dilaksanakan coba saja kita tidak ada ikatan
kekerabatan dengan perangkat desa sunguh sulit untuk berurusan di kantor
desa, didalamnya orang-orang mereka semua, ponakannya, pamannya
sepupunya mereka isi semua dengan perangkat-perangkat di desa.79
Bukan
hanya tentang kekerabatan saja faktor lainnya tentu tingkat pendidikan para
staf yang lulusan SMA juga ada, hal tersebut mengakibatkan kinerjanya juga
lemah dalam melayani masyarakat80
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwasanya, faktor
kekerabatan sangat mempengaruhi posisi jabatan dalam perangkat desa, hal tersebut
mengakibatkan pelayanan yang kurang optimal. Faktor lainnya juga tentang tingkat
pendidikan yaitu lulusan SMA yang juga mempengaruhi pelayanan kepada
masyarakat.
b. Rendahnya Persipasi Masyarakat dalam RPJMD
Keterlibatan masyarakat dalam perkembangan dan pembangunan suatu desa,
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat
menyalurkan aspirasinya. Bila suatu masyarakat tidak begitu terlibat dalam
perkembangan suatu desa maka akan terjadi ketidakselerasian antara perangkat desa
dan masyarakat. Minimnya keterlibatan masyarakat di Desa Tuk Jimun yang ikut
serta dalam pembangunan dan juga pemberdayaan desa merupakan kendala
perangkat Desa Tuk Jimun setempat seperti infrastruktur jalan, pendidikan dan
78
Wawancara dengan Bapak Arif selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019. 79
Wawancara dengan Ibu Susi selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019. 80
Wawancara dengan Ibu Nur selaku Masyarakat di Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019.
mushola. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara bersama Bapak M. RAIS selaku
kepala Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Dalam pembangunan semua elemen dalam masyarakat ikut andil dialamnya
seperti yang kita lakukan pada masing-masing dusun, tentu kami bekerja sama
dengan kepala dusun masing-masing di sana, selain itu pula dengan ketua RT
yang ada. Namun dalam pembangunan masih ada beberapa kepala keluarga
yang tidak mau ikut membantu. Sebenarnya kita berupaya mengajak
keterlibatan masyarakat dalam hal pembangunan dan pemberdayaan desa.
Demi harapan agar ada kerjasama antara masyarakat dan pegawai
pemerintahan dalam membangun desa ini lebih baik lagi, namun mereka
terkadang memiliki kegiatan masing-masing untuk mencari nafkah
keluarganya.81
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, bentuk keterlibatan
masyarakat di Desa Tuk Jimun masih tergolong masih rendah, tingkat kepedulian
akan desa juga masih kurang, namun dilain hal perangkat desa terus berupaya
merangkul masyarakat dalam bentuk pembangunan jalan. Berdasarkan hasil
observasi penulis menemukan bahwa pembangunan desa terutama jalan dan juga
parit jalan merupakan akses penting di daerah tersebut, sehingga pemerintah desa
mengajak keterlibatan masyarakat dalam pembangunannya dan juga perawatannya.
Meskipun masih ditemui hanya beberpa masyarakat yang ikut serta dalam
pembangunan desa, karena masih terdapat unsur kekeluargaan. Sebagaimana dapat
dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak Amri selaku bendahara Desa Tuk
Jimun sebagai berikut:
Dalam beberpa tahun ini menurut pantauan saya masih saja ada beberapa
masyarakat yang tidak mau ikut terlibat dalam kegiatan pembangunan dan
pemberdayaan desa. Kalau mendapat dukungan dari semua masyarakat di
desa ini, tentu semuanya akan cepat dalam hal pembangunan. Makanya kami
81
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019
terus berupaya mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan desa, agar pemerintahan berjalan dengan baik. Terlepas dari
peran serta masyarakat kami juga merangkul mahasiswa untuk menjalankan
sistem pemerintahan yang baik, karena dengan adanya mereka dapat
memberikan masukan yang positif untuk kemajuan pemerintahan ini.82
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, perlu adanya
dukungan dari masyarakat dalam mencapai pembangunan yang baik, perangkat desa
juga bekerja sama dengan mahasiswa untuk memberikan masukan. Maka diperlukan
dukungan yang tinggi dari masyarakat serta keterlibatan dalam pembangunan desa.
Penulis menemukan bahwa dalam proses pembanguan jalan, gedung, pemukiman,
mushola, sarana pendidikan, pengairan, dan bentuk pembangunan lainnya yang
dilaksanakan di daerah sekitar Desa Tuk Jimun masih mengandalkan sebagian orang
saja, minimnya partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan, tanpa
adanya bantuan dan partisipasi langsung dari masyarakat, pembangunan tidak akan
berjalan dengan baik dan tidak akan sesuai dengan harapan dari masyarakat.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak M. RAIS selaku
kepala Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Terlibatnya masyarakat disini jika mereka ada yang mereka ingin laporkan
tentang pembangunan dan juga pemberitahuan tentang pembangunan yang
akan dibangun. Untuk itu partisipasi masyarakat yang ada mereka lakukan
hanya pelaporan dan keluhan saja, kalau disuruh untuk membangun dan
bergotong-royong mereka terkadang tidak ikut.83
82
Wawancara dengan Ibu Mita Suriani selaku bendahara Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun, 04 Agustus 2019. 83
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019, 1 Agustus 2019.
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, keterlibatan
masyarakat terhadap proses pembangunan yang dilakukan perangkat Desa Tuk Jimun
dalam hal ini hanya sebatas pengaduan dan sebagian yang terlibat dalam
pembangunan, dengan kata lain masyarakat terlibat ketika proses pembangunan
tersebut sudah berjalan bahkan sudah rampung, namun pada tahap proses
pengawasan berjalannya pembangunan, masyarakat tidak banyak yang turut ikut
terlibat sehingga bentuk pengaduan yang dilakukan masyarakat bisa dikategorikan
terlambat. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara besama Bapak Amri selaku
bendahara Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Kami juga heran dengan masyarakat disini, mereka kadang kalau mau
mengadakan kegiatan besar dan meminta dana, mereka aktif, tapi kalau untuk
pembangunan mereka kadang tidak ikut. Hanya sebagian saja itu yang ikut
serta bekerja, sedangkan banyak masyarakat di sini sibuk dengan pekerjaanya
masing-masing, contohnya kalau gotong-royong mereka ada sebagian yang
tidak terlibat, bahkan ada yang lalu lalang di tempat gotong-royong tanpa ikut
andil didalamnya, sangsi yang kita lakukan hanya peneguran dan paling
ketika nanti akan ada mengurus apa-apa kita tegaskan di sana.84
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, sebagian besar
bentuk pembangunan yang dilakukan oleh perangkat desa tidak sesuai harapan
masyarakat dikarenakan yang terlibat dari mulai proses perencanaan hingga
rampungnya suatu pembangunan, masyarakat tidak ikut dalam pembangunan.
Seharusnya tahap partisipasi di sini masyarakat ikut andil dalam proses pembangunan
sudah dilakukan dari tahap perencanaan hingga selesainya proses pembangunan.
84
Wawancara dengan Ibu Mita Suriani selaku bendahara Desa Tuk Jimun, 08 Agustus 2019.
Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Ibu Mita Suriani selaku
bendahara Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Masih rendahnya keterlibatan orang-orang dalam hal ini seperti gotong
royong85
Orang-orang lebih memilih urusan mereka masing-masing dan
mengabaikan masalah gotong royong yang diadakan di desa. 86
Ada juga yang
memilih bekerja pas hari gotong royong mereka tidak malu jika lewat didepan
orang-orang yang sedang melakukan kerja bakti tanpa ikut serta dan
berpartisipasi dalam gotong royong yang di adakan di desa87
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa rendahnya partisipasi
masyarakat dalam mengikuti acara-acara yang diadakan di desa seperti gotong
royong , rendahnya kesadaran dalam diri masyarakat dalam hal melakukan gotong
royong dan memilih pekerjaan lain yang hanya untuk kepentingan diri masing-
masing. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Ibu Yuli, Mesi
dan Ratih selaku Masyarakat Tuk Jimun sebagai berikut:
Kurangnya keterlibatan dalam acara seperti acara tujuh belasan.88
Mereka
kurang tertarik dengan kegiatan-kegiatan semacam ini. 89
hal ini tentu saja
sangat berpengaruh dalam acara itu sendiri kalau tidak ada dukungan dari
masyarakat maka acaranya tak akan sukses juga. Toh acaranya untuk
masyarakay juga90
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa rendahnya partisipasi
masyarakat dalam mengikuti acara tujuh belasan, hal ini juga sangat berpengaruh
dalam kesuksesan acara tujuh belasan hal ini dikarenakan tidak adanya dukungan dari
85
Wawancara dengan Bapak Deden, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 08 Agustus 2019. 86
Wawancara dengan Bapak Anwar, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 08 Agustus 2019. 87
Wawancara dengan Bapak Sayuti, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 08 Agustus 2019. 88
Wawancara dengan Ibu Yuli, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019. 89
Wawancara dengan Ibu Mesi, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019. 90
Wawancara dengan Ibu Ratih, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019.
masyarakat. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak
Santoso, Yoga dan Suherman selaku Masyarakat Tuk Jimun sebagai berikut:
Pemuda disini juga kurang dalam menjaga fasilitas umum91
ada saja tingkah
mereka yang merusak fasilitas desa seperti mencoret-mencoret dinding seperti
juga gapura. 92
Bukan hanya itu jalan-jalan juga semakin parah dengan adanya
mobil-mobil yang lalu lalang untuk mengangkut sawit, tentu lah hal ini bisa
merusak jalan, kalo sudah begini akibatnya masyarakat lainnya juga kena
dampak rusaknya jalan raya93
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwasanya kurangnya rasa
kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat dalam menjaga fasilitas desa, para pemuda
dan pemudi melakukan kegiatan mencoret-coret dinding dan gapura. Masalah lainnya
juga di akibatkan dari truk-truk pengangkut sawit yang mengakibatkan rusaknya jalan
raya yang ada di desa Tuk Jimun.
Dari hasil penjelasan dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kendala dalam
dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, diantarnaya minimnya keterlibatan masyarakat,
di mana masyarakat tidak mau ikut serta bergotong-royong dalam pembangunan desa
dikarenakan sibuk kerja dan kemampuan SDM yang terbatas, di mana masih
perangkat desa yang tidak menguasai bidangnya sehingga berdampak pada kinerja
dalam pembangunan.
C. Upaya Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Di Desa Tuk Jimun
Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir
91
Wawancara dengan Bapak Santoso, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019. 92
Wawancara dengan Bapak Yoga, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 04 Agustus 2019. 93
Wawancara dengan Bapak Suherman, selaku Masyarakat Desa Tuk Jimun, 04 Agustus
2019.
Dalam pelaksanaan pembangunan desa terdapat upaya pemerintah dalam
pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya
1. Mengajak Partisipasi Masyarakat
Keterlibatan masyarakat desa dalam pemanfaatan dana desa merupakan
bentuk dan cara dalam mengambil bagian untuk menjadi subjek atau pelaku dalam
pemberdayaan dan pembangunan desa, dalam pembangunan yang dibiayai oleh
anggaran dana desa. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara besama M. RAIS
selaku kepala Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Dalam hal partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pembangunan yaitu melalui pengusulan kegiatan-kegiatan dan sampai kepada
swadaya masyarakat dalam pelaksanaan program-program pemberdayaan dan
juga pembangunan di desa ini, semunaya bekerja dengan baik, memang disatu
sisi masih ada beberapa catatan yang harus terus kita perbaiki. Sejauh ini
keterlibatan masyarakat Desa Tuk Jimun terus kita upayakan agar semakin
meningkat.94
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sebelum program-
program pembangunan direalisasikan atau dilaksanakan dari pemerintah Desa Tuk
Jimun senantiasa mengundang seluruh lapisan masyarakat yang ada di Desa Tuk
Jimun ini untuk bersama-sama melakukan musyawarah rencana pembangunan atau
musrenbang. Di mana dalam musyawarah tersebut selaku pemerintah desa
memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menyampaikan
aspirasi serta kebutuhan-kebutuhan yang nantinya akan menjadi program
94
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019
pembangunan di Desa Tuk Jimun yang akan direalisasikan. Sebagaimana dapat
dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk
Jimun sebagai berikut:
Selaku pemerintah Desa Tuk Jimun telah melibatkan masyarakat dalam
kegiatan- kegiatan pembangunan. Namun tidak semua masyarakat dapat
terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan karena
ketidaktahuan mereka mengenai program-program pembangunan yang akan
dilaksanakan oleh pemerintah desa.95
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa memang masyarakat
Desa Tuk Jimun sudah ikut terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan dana desa.
Masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya mengenai program
yang cocok yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan untuk desanya terutama
program pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung pekerjaannya.
Sebenarnya masyarakat mengetahui dilaksanakannya musyawarah rencana
pembangunan atau musrenbang. Namun, masyarakat cenderung lebih memilih untuk
menjalankan pekerjaan mereka masing-masing dibanding ikut langsung dalam
musyawarah dan juga masyarakat cenderung mempercayakannya kepada tokoh
masyarakat dan para kepala dusun untuk menyampaikan aspirasi, keluhan dan
kebutuhan mereka.
2. Penegakan Disiplin Kinerja
Melalui pembinaan disiplin, hal ini dimaksudkan agar para pegawai dalam
melaksanakan tugas sehari-harinya senantiasa patuh dan taat pada berbagai ketentuan
95
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019, 1 Agustus 2019.
yang berlaku dan menunjukan prestasi kerja yang tinggi. Sebagaimana dapat dilihat
dari wawancara penulis bersama Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun
sebagai berikut:
Ada beberapa upaya dan juga pendukung dalam memberikan kewenangan
berdasarkan UU, tentu harus dimulai dari dalam dulu. Langkah yang diambil
tentu harus dari perbaikan di dalam dulu. Dengan cara menerapkan disiplin
yang tinggi, tentu disiplin tanpa konsekuensi hukuman bagi pelanggarnya tidak
ada artinya. Untuk itu saya akan melalui beberapa tahap dalam penerapannya,
yang teguran, peringatan dan pemecatan. Itu telah berjalan dan telah ada yang
kena teguran.96
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, dalam menjalankan
kewenangan desa berdasarkan UU Nomor 6 tahun 2014 agar berjalan dengan baik
baik maka pemerintah Desa Tuk Jimun berupaya menerapkan disiplin kerja yang
tniggi, karena dengan disiplin yang tinggi akan memberikan dampak positif pada
kinerja dan juga pada masyarakat setempat. Selain itu pula, disiplin yang tinggi dan
memberikan hukuman bagi pelanggarnya pun telah diterapkan di pemerintahan Desa
Tuk Jimun. Sebagaimana dapat dilihat dari wawancara penulis bersama Bapak M.
RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun sebagai berikut:
Berhubung peraturan sudah dijalankan, jadi kami harus mengikutinya. Apabila
tidak dijalankan dengan baik maka akan mendapatkan teguran dan sampai
pemberhentian. Memang tidak mudah mengubah prilaku orang yang biasa
terlambat menjadi disiplin. Namun karena ada konsekuensinya dari pelanggaran
disiplin pun, sebagian besar telah merubah prilaku di sini. Kepala desa pun
sudah memberikan contoh baik dalam hal disiplin, sehingga kami selaku
bawahan tentu harus mengikuti pemimpin di sini.97
96
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019 97
Wawancara dengan Bapak M. RAIS selaku kepala Desa Tuk Jimun di Kantor Desa Tuk
Jimun tentang pelaksanaan pembangunan desa, 1 Agustus 2019, 1 Agustus 2019.
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, konsekuensi hubuman
telah memberikan efek jera pada pemerintahan Desa Tuk Jimun sehingga sebagian
besar pegawai perangkat desa telah merubah prilakunya masing-masing untuk
menerapkan kedisiplinan dalam diri mereka masing-masing. Terlebih lagi, kepala
desa tela memberikan contoh yang positif pada jajaran pegawai
Penulis menemukan bahwa dari hasil observasi pemeliharaan hubungan yang
baik dan kerjasama dengan para pegawai dapat memberikan efek yang positif
terhadap perangkat desa. Untuk itu setiap pekerjaan harus ada reward and
punishment-nya. Termasuk perangkat atau aparat desa. Kesamaan dengan PNS itu
misalnya saja dalam hal absensi, bahwa perangkat desa harus datang puku 07.00
WIB, yang dibuktikan dengan absensi, karena berbagai fasilitas yang diterima
perangkat desa, juga semakin naik. Baik dari sisi pendapatan maupun fasilitas yang
lain. Sehingga kinerja mereka juga harus meningkat. Caranya dengan membuat
aturan supaya bisa dilaksanakan di lapangan. Sebagaimana dapat dilihat dari
wawancara besama Bapak Zaki Pratama selaku masyarakat sebagai berikut:
Kalau dilihat maslah disiplin di sini, sudah mulai ketat. Jadi yang lambat-
lamabat itu tahu kalau dia salah dan kalau masih melanggar akan diberikan
sangsi. Untuk disiplin memang sudah ada perbaikan, dari yang sebelumnya
waktu saya ingin mengurus surat keterangan anak saya daja, harus nunggu jam
setengah 10 baru rame kantor desa sama para pegawainya, kalau jam 8 masih
tutup. Tai sekarang sudah ada perbaikan dari jam masuk kantor mereka dan jam
pulang juga kadang sudah sampai jam 3 an.98
98
Wawancara dengan Zaki Pratama selaku masyarakat di Kantor Desa Tuk Jimun, 04 Agustus
2019.
Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, perangkat Desa Tuk
Jimun telah mencoba untuk meninggkatkan kinerja mereka dengan cara berangkat
dari jam 08.00 sampai jam 15.00 baru beranjak pulang, itu artinya perangkat Desa
Tuk Jimun telah memberikan perubahan, karena perubahan harus dimulai dari dalam
kantor Desa Tuk Jimun itu sendiri terlebh dahulu.
Dari hasil penjelasan dapat disimpulkan bahwa terdapat dua upaya dalam dalam
pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning
Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya, melibatkan masyarakat, di mana pemerintah
desa melakukan musyawarah dan mengajak semua elemen masyarakat untuk
bergotong-royong dalam pembangunan desa dan penegakan disiplin kinerja, di mana
pemerintah desa menerapkan sanksi bila tidak melakukan kerjanya dengan baik dan
tidak hadir dalam kegiatan desa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis pelaksanaan
pembangunan infrastruktur pedesaan di Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning
Kabupaten Idragiri Hilir maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa Tuk Jimun Kecamatan
Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir dilakukan dengan menggunakan
Transparansi RPJMD di mana pemerintah membuka informasi mulai dari
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan juga pengawasan dalam
pembangunan infrastruktur desa Tuk Jimun dan Pelaksanaan dan melakukan
Evaluasi RPJMD.
2. Terdapat dua kendala dalam dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di
Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya;
minimnya keterlibatan masyarakat, kemampuan SDM yang terbatas rendahnya
partisipasi masyarakat dalam RPJMD.
3. Terdapat dua upaya dalam dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di
Desa Tuk Jimun Kecamatan Kemuning Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya,
mengajak partisipasi masyarakat dan penegakan disiplin kinerja dan mengikuti
pelatihan di Kecamatan
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya para perangkat Desa Tuk Jimun diberikan pemahaman pentinggnya
menambah ilmu pengetahun.
2. Hendaknya semua perangkat Desa Tuk Jimun terus diberikan pelatihan agar
kinerja perangkat desa semakin membaik.
3. Hendaknya perangkat Desa Tuk Jimun bekerjasama dengan masyarakat dalam
hal pembangunan dan memberikan sistem transparansi yang
berkesinambungan.
68
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: Kementrian Agama RI 2011
Ahmad Hidayat, Transparansi Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Indonesia,
Jakarta: Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas 17 Agustus 1945.
Badan Ramdan dkk, ABCD Perencanaan desa Bacaan Khusus Untuk Kaum
Perempuan dan Masyarakat Miskin, (Jakarta: Inisiatif, 2014.
Basseng, Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil, Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2015.
Borni Kurniawan, Desa Mandiri, Desa Membangun, (Jakarta: Kementerian desa,
pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015.
Djuni Pristianto, Panduan Penyususnan RPJM Desa, (Jakarta: Yayasan Penabulu,
2015.
Ihsanuddin, “Kualitas Pelayanan Publik Pada Badan Perizinan Penanaman Modal
dan Promosi Daerah (BP2MPD) Kabupaten Indragiri Hilir”, Jurnal
Universitas Negeri Padang, 2011.
Lutfiah Hanim, “Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pemerintah Kelurahan
Dalam Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah (Studi Di Kelurahan
Gadang Kota Malang)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 2,
2014.
Lukas William Andypratama dan Ronny H. Mustamu, “Penerapan Prinsip-Prinsip
Good Governance Pada Perusahaan Keluarga : Studi Deskriptif Pada
Distributor Makanan”, Jurnal AGORA, Program Manajemen Bisnis, Program
Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra, 2013.
Muhammad Yasin, Anotasi Undang-Undang No. 6 tahun 2014 Tentang desa, Jakarta:
Pusat Telaah dan Informasi Regional PATTIRO, 2015.
Martinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif, Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Rista Dewi Anggraini, “Transparansi, Partisipasi, dan Akuntabilitas Pengelolaan
Anggaran Dana BOS Dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII
Surabaya”, jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, 2011.
Solekhan.Moch.Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Wisma Kalimetro,
Malang,2014.
Sukasmanto dan Dina Mariana, Modul Panduan Menyususn Kewenangan dan
Perencanaan Desa, Yogyakart: IRE Yogyakarta – CCES, 2015.
Sutoro Eko, Desa Membangun Indonesia, Yogykarta: Forum Pengembangan
Pembaharuan desa FPPD, 2014.
Syamsi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Tehadap Kepuasan Konsumen Pada
Siswa Bimbingan Dan Konsultasi Belajar Al Qolam Bandarlampung”, Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan, Volume 5 Nomor 1, April, 2008.
Silahuddin, Kewenangan Desa Dan Regulasi Desa, (Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia,
2015.
Syamsudin dkk, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya,
2009.
Siska Dewi Agustin, “Peran BPD (BPD ) Dalam Proses Sinergisitas Dengan Kepala
desa Untuk Membangun pemerintahan Yang Demokratis Di desa Matekan
kecamatan Besuk kabupaten Probolinggo”, Jurnal Universitas Negeri malang,
2011.
Widjaja, Pemerintahan Desa/Marga. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,
2009.
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS
Jambi, 2012.
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011.
Yusup Al Subailly, Fiqih Perbankan Syariah, Pengantar Fiqih Muamalah dan
Aplikasinya Dalam Ilmu Moderen, (Universitar Islam Imam Muhammad
Daud Fakultas Syariah, 2014.
B. Perundang-Undangan
Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengartikan
Desa Pasal
C. Lainnnya
Dedi Harianto, “Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Perpustakaan (Ruu
Perpustakaan)”, http://kelembagaan.perpusnas.go.id/Digital_Docs/homepa
ge_folders/activities/hig hlight/ruu_perpustakaan/naskah_akademis. htm,
diakses pada 01 September 2016
Lina Wati Sharani, “Pelaksanaan Pemerintahan yang baik Oleh Aparatur
Pemerintah Pada Kelurahan Tanjung Pinang Barat”, Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Maritim Raja Haji
Tanjung, 2014
Sri Hidayatulla, “Penerapan Prinsip Good Governance Terhadap Fungsi Dan Tugas
Badan Kepegawaian Daerah Pada Proses Pengangkatan Tenaga Honorer
Menjadi Cpns Di Kabupaten Barru
Marwin, “Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Didesa
Wawondula Kabupaten Luwu Timur”, Skripsi: Program Studi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin
Makassar, 2015
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Dalam melaksanakan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya memperoleh informasi
dan data yang obyektif. Peneliti melakukan wawancara kepada pemerintah Desa
Tukjimun, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir r
Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara sebagai
berikut :
1. Bagaimana sejarah berdirinya Desa Tukjimun, Kecamatan Kemuning,
Kabupaten Idragiri Hilir r?
2. Bagaimana perkembangan yang dicapai Desa Tukjimun, Kecamatan
Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir r?
3. Apa Visi dan Misi Desa Tukjimun, Kecamatan Kemuning, Kabupaten
Idragiri Hilir r?
4. Bagaimana keadaan struktur organisasi Desa Tukjimun, Kecamatan
Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir r?
5. Bagaimana keadaan prangkat desa/pekerja Desa Tukjimun, Kecamatan
Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir r?
a. Latar belakang pendidikan
b. Alamat
c. Usaha yang dilakukan untuk peningkatan profesionalisme
6. Bagaimana keadaan penduduk Desa Tukjimun, Kecamatan Kemuning,
Kabupaten Idragiri Hilir r?
a. Jumlah
b. Keadaan
7. Apakah pemerintah Desa Tukjimun, Kecamatan Kemuning, Kabupaten
Idragiri Hilir r melaksanakan pemerintahan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014?
8. Bagaimana pelaksanaan kewenangan pemerintahan desa prespektif Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa di Desa Desa Teluk Kepayang
Pulau Indah?
9. Bagaimana peran pemerintah dalam pembangunan di Desa Tukjimun,
Kecamatan Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir r?
10. Kendala apa saja yang ditemui pemerintah dalam pembangunan di Desa
Tukjimun, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir r?
11. Bagaimana solusi yang diambil pemerintah dalam pembangunan di Desa
Tukjimun, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Idragiri Hilir r?
DOKUMENTASI
DAFTAR INFORMAN
No Nama Jabatan
1 Bapak M. RAIS Kepala Desa Tukjimun di Kantor Desa Tukjimun
2 Bapak Sarkani Kepala Urusan Umum dan Perencanaan Desa Tukjimun
3 Bapak Rudianto Kaur Pemerintahan Desa Tukjimun
4 Ibu Mita Suriani Bendahara Desa Tukjimun
5 Bapak Deden Masyarakat Desa Tukjimun
6 Bapak Anwar Masyarakat Desa Tukjimun
7 Bapak Sayuti Masyarakat Desa Tukjimun
8 Ibu Yuli Masyarakat Desa Tukjimun
9 Ibu Mesi Masyarakat Desa Tukjimun
10 Ibu Ratih Masyarakat Desa Tukjimun
11 Bapak Santoso Masyarakat Desa Tukjimun
12 Bapak Yoga Masyarakat Desa Tukjimun
13 Bapak Suherman Masyarakat Desa Tukjimun
14 Bapak Amerudin Masyarakat Desa Tukjimun
15 Ibu Meta Masyarakat Desa Tukjimun
16 Ibu Sifah Masyarakat Desa Tukjimun
17 Ibu Mia Masyarakat Desa Tukjimun
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Informasi Diri
Nama : Anda Pratama
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat & Tgl. Lahir : Desa Tukjumun 01 Februari 1996
NIM : SIP. 151926
Alamat : Mendalo
No. Telp/HP : 085267383597
Nama Ayah : Abd. Rasip
Nama Ibu : Enmiati
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD : Tahun 2008
b. MTS : Tahun 2012
c. SMA : Tahun 2015
d. UIN STS Jambi : Tahun 2019
2. Pendidikan Non-Formal
a. Kursus Komputer di Jambi