15
ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA MALIN KUNDANG DAN PULAU PAKU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh LIA ANDANI NIM.120388201112 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM

LEGENDA MALIN KUNDANG DAN PULAU PAKU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

LIA ANDANI

NIM.120388201112

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda
Page 3: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda
Page 4: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

ABSTRAK

Andani, Lia. 2016. Analisis Komparatif Nilai Pendidikan pada Legenda Malin

Kundang dan Pulau Paku. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Pembimbing 1: Drs. Suhardi, M.Pd., Pembimbing 2: Indah Pujiastuti, M.Pd.

Kata Kunci: Analisis Komparatif, Nilai Pendidikan, Malin Kundang dan Pulau

Paku.

Sastra menjelaskan kepada kita tentang konsep sastra sebagai salah satu

disiplin ilmu humaniora yang akan mengantarkan kita ke arah pemahaman dan

penikmatan fenomena yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai pendidikan dapat

diungkap manusia melalui berbagai hal di antaranya melalui pemahaman dan

penikmatan sebuah karya sastra. Ada empat macam nilai pendidikan, diantaranya

religius, moral, sosial, dan budaya. Nilai-nilai tersebut tentunya tidak berbeda dengan

nilai-nilai yang ada di kehidupan nyata sebuah masyarakat.

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian deskriptif ini adalah untuk

mengetahui nilai-nilai pendidikan dan unsur ekstrinsik dalam legenda Malin Kundang

dan Pulau Paku.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif

kualitatif. Data dan sumber data diperoleh dari Yenny Wahyuni yang berusia 65

Tahun dan Eli Warni yang berumur 50 Tahun.

Capaian hasil penelitian, data tersebut meliputi 6 data nilai religius, 8 data

nilai moral, 4 data nilai sosial, dan 1 data untuk nilai budaya. Sedangkan Nilai

Pendidikan yang terkandung dalam teks legenda Pulau Paku yang berjudul Laksmana

Jangoi sebanyak 36 data. Data tersebut antara lain, 5 data merupakan nilai religius, 11

data untuk nilai moral, 6 data nilai sosial, selanjutnya 5 data merupakan nilai budaya.

Page 5: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

ABSTRACK

Andani, Lia. 2016. Comparative Analysis on the Educational Value Malin Kundang

legend and Pulau Paku. Essay. Education Department of Language and Literature

Indonesia. Faculty of Teacher Training and Education. Maritime University of Raja

Ali Haji, Supervisor 1: Drs. Suhardi, M.Pd., Supervisor 2: Beautiful Pujiastuti, M.Pd.

Keywords: Comparative Analysis, Value Education

Literature tells us about the concept of literature as one of the disciplines in

the humanities that will take us towards an understanding and enjoyment of the

phenomena contained therein. The value of education can be brought to people

through various things in between through the understanding and enjoyment of

literature. There are four kinds of values education, including religious, moral, social

and cultural rights. Those values must not differ from the values that exist in the real

life of a community.

Objectives to be achieved in this descriptive study was to determine the value

of education and extrinsic elements in the legend of Malin Kundang and Pulau Paku.

In this study, researchers used a qualitative descriptive method. Data and data

sources obtained from Yenny Wahyuni aged 65 years and Eli Warni Colorful aged 50

years.

The achievement of the results, the data includes the religious value of data 6,

8 data moral value, social value data 4, and 1 data for cultural values. While the

value contained in the Education text Paku island legend, entitled Lakshman Jangoi

many as 36 data. The data, among others, five of data is a religious value, 11 data for

moral values, 6 social value data, further data is the 5 cultural value.

Page 6: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

1. Pendahuluan

Karya sastra sebagai wujud gagasan seseorang melalui pandangan terhadap

lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang

indah. Perkataan kesusastraan itu berasal dari bahasa Sanskerta, Susastra. Su berarti

baik atau bagus, Sastra berarti: buku, tulisan atau huruf. Jadi kesusastraan itu berarti

himpunan buku-buku yang mempunyai bahasa yang indah serta isi yang baik pula

(Ambary, 1983:7). Dalam kesusastraan khusus, karangan itu harus meliputi bahasa

yang terpelihara baik, isinya yang baik, indah, yaitu yang benar-benar

menggambarkan kebenaran dalam kehidupan manusia, setelah itu disertai cara

menyajikannya menarik, sehingga berkesan di hati pembaca.

Karya sastra merupakan karya seni. Ia lahir sebagai hasil kontemplasi

pengarang dengan realitas yang ada saat itu. Kehadirannya merupakan wakil diri

pengarang kepada masyarakatnya. Melalui karya sastra yang diciptakannya, kita

dapat melihat pikiran dan pandangan pengarang terhadap kenyataan yang ada

(Suhardi, 2011: 12).

Sastra adalah suatu karya seni dalam eksistensinya mengungkapkan peristiwa-

peristiwa hidup dan kehidupan yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan

bahasa sebagai mediumnya (Sutresna, 2006:2). Sastra merupakan perwujudan

pengalaman sastrawan tentang sesuatu (benda, orang, atau gagasan) yang

diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang kreatif sehingga terwujudlah

bayangan kenyataan itu (Effendi dalam Sutresna, 2006:4). Pengalaman tersebut dapat

dicapai melalui pengalaman indera (apa yang dilihat, didengar, dirasakan), dan pada

akhirnya pengalaman nalar atau akal budiitu akan muncul dalam bentuk karya sastra.

Pada dasarnya karya sastra merupakan karya cipta yang mengungkapkan

kembali pengamatan dan pengalaman pengarang tentang peristiwa pada kehidupan

yang menarik. Peristiwa-peristiwa itu merupakan peristiwa nyata atau mungkin hanya

terjadi dalam dunia khayal pengarang. Sastra memiliki dunia sendiri. Suatu

Page 7: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

kehidupan yang tidak harus identik dengan kenyataan hidup (Nurgiyantoro, 1995:3).

Kesusastraan pada saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

menggembirakan. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, sastra akan terus bergerak,

tumbuh, dan berkembang. Karya sastra adalah suatu hasil cipta manusia yang

berdasarkan kenyataan dan diberi imajinasi pribadi lewat media lisan maupun tulisan.

Salah satu bentuk karya sastra adalah legenda. Dalam Wikipedia, legenda

berasal dari bahasa latin legere, yang berarti cerita prosa rakyat yang dianggap oleh

yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu,

legenda sering kali dianggap sebagai “sejarah” kolektif (folk history). Walaupun

demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi

sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda

hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda

harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-

sifat folklor

Dalam tulisan ini, peneliti membahas mengenai analisis komparatif nilai

pendidikan pada karya sastra berbentuk legenda. Analisis komparatif adalah

penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk

membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat

objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Menurut Nazir (2005:

58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari

jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor

penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Karya legenda edukatif adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni.

Legenda Malin Kundang merupakan legenda yang begitu populer diceritakan sebagai

pengantar pendidikan untuk menghormati orang tua. Materi pelajaran tentang legenda

pun sudah diajarkan kepada peserta didik mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD)

sebagai bentuk pengenalan karya sastra kepada siswa-siswi tingkat dasar tentang asal

mulanya terjadi suatu tempat, gunung, peristiwa, dan sebagainya. Di dalam legenda

Page 8: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

juga mencakup pemberian pesan-pesan pendidikan dalam ranah pendidikan religius,

pendidikan moral, pendidikan sosial, dan pendidikan budaya. Untuk itu, sastra dapat

berfungsi sebagai kaya seni yang bisa digunakan sebagai sarana menghibur diri

pembaca dengan memberikan nilai-nilai pendidikan didalamnya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Nurgiyantoro, yang menyatakan bahwa membaca sebuah karya

sastra fiksi berarti menikmati cerita dan menghibur diri untuk memperoleh kepuasan

batin bahkan sampai kepada penyentuhan qalbu pembaca tentang arti sebuah pesan-

pesan pendidikan melalui torehan pena sang pujangga.

Darmodiharjo (dalam Setiadi, 2006:117) mengungkapkan nilai merupakan

sesuatu yang berguna bagi manusia baik jasmani maupun rohani. Sedangkan

Soekanto (1983:161) menyatakan, nilai-nilai merupakan abstraksi dari pengalaman-

pengalaman pribadi seseorang dengan sesamanya. Nilai merupakan petunjuk-

petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan

kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, nilai dapat dikatkan sebagai

sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia.

Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Berangkat dari hal tersebut, karya sastra tidak terlepas dari nilai-nilai yang

dikandungnya. Nilai-nilai dalam karya sastra merupakan hasil ekspresi dan kreasi

estetetik pengarang (sastrawan) yang ditimba dari kebudayaan masyarakatnya

(Sumardjo, 199: 2). Nilai ideal pengarang tersebut berupa aspek-aspek nilai

kehidupan, khususnya nilai-nilai pendidikan. Suatu karya sastra bisa dikatakan baik

jika mengandung nilai-nilai yang mendidik.

Nilai-nilai pendidikan dapat diungkap manusia melalui berbagai hal di

antaranya melalui pemahaman dan penikmatan sebuah karya sastra. Ada empat

macam nilai pendidikan religius, moral, sosial, dan budaya. Nilai-nilai tersebut

tentunya tidak berbeda dengan nilai-nilai yang ada di kehidupan nyata sebuah

masyarakat. Bahkan, nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang diidiealkan pengarang

Page 9: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

untuk mengupas suatu masalah yang terjadi di kehidupan nyata (Sumardjo, 1999: 3).

Nilai-nilai inilah yang nantinya akan di analisis oleh peneliti.

Berbicara tentang nilai, tentunya cara setiap pengarang mengungkapkan nilai

dalam karyanya pasti berbeda-beda. Nurgiyantoro (1995: 36), menyatakan bahwa

bentuk pengungkapan nilai dalam fiksi itu ada dua macam, yaitu secara langsung dan

tidak langsung. Bentuk penyampaian secara langusng berarti nilai yang disampaikan

oleh pengarang itu langsung tampak atau tersurat, sedangkan penyampaian secara

tidak langsung berarti nilai yang disampaikan oleh pengarang itu terseirat dalam

cerita dan berpadu dengan unsur cerita lainnya yang kohesif. Melalui karya sastra

seorang pengarang bermaksud menyampaikan informasi, gambaran atau pesan

tertentu kepada pembaca. Sesuatu yang disampaikan itu salah satu sumber

gagasannya membahas tentang nilai-nilai pendidikan. Proses penciptaan karya sastra

tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya dan pendidikan. Bagi seorang pengarang

yang peka terhadap permasalahan tersebut, dengan hasil perenungan, penghayatan,

dan imajinasinya, maka akan melahirkan gagasan dan ide dalam karya sastra berupa

legenda edukasi.

Legenda yang akan diteliti adalah legenda Malin Kundang dan Pulau Paku.

Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda yang hidup di Minangkabau,

yaitu mengenai seorang anak manusia yang bernama Malin Kundang, yang telah

berhasil di rantau, pulang dengan kapalnya bersama istrinya. Pada waktu

kepulangannya itu, ibunya menjemput Malin Kundang ke pelabuhan. Keadaan ibunya

yang sudah tua dan melarat menyebabkan Malin Kundang tidak mau mengakui orang

tua itu sebagai ibunya. Karena sangat kecewa, ibunya berdoa agar Allah menurunkan

kutukan kepada anaknya itu jika benar dia adalah anaknya. Doa si ibu terkabul dan

kapal Malin Kundang dan seisinya menjadi batu.

Sedangkan legenda Pulau Paku mengisahkan seorang perompak yang gagah

perkasa dan memiliki anak buah yang cukup sakti hingga sulit ditaklukkan oleh

musuhnya. Dia bernama Laksamana Jangoi, perompak besar dan terkenal di tanah

Page 10: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

melayu pada zaman itu. Laksamana Jangoi sangat mencintai seorang anak raja dari

pulau Penyengat yang bernama Putri Nilam. Namun, cintanya tidak direstui oleh sang

raja sehingga raja berniat menikahkan tuan putri dengan seorang raja yang berasal

dari Lingga. Karena cinta yang begitu besar pada Laksamana, tuan putri mengurung

diri dan tidak mau makan sehingga ia jatuh sakit, lalu meninggal. Berita

meninggalnya tuan putri sampai kepada Laksamana Jangoi, namun beliau tidak

percaya. Dengan keyakinan dan cinta yang besar, Laksamana Jangoi yakin bahwa

tuan putri masih hidup dan akan datang menemuinya di tengah-tengah perairan kota

Tanjungpinang. Laksamana terus menanti tuan putri sehingga kapal Laksamana

menjadi sebuah pulau yang kecil sebab bertahun-tahun Laksamana berada disitu.

Berikut gambaran yang melatarbelakangi peneliti untuk menganalisis nilai

pendidikan pada Legenda Malin Kundang dan Pulau Paku. Kedua legenda di atas

mengandung nilai-nilai pendidikan religius, moral, sosial, dan budaya. Dalam

legenda Malin Kundang telah memberikan nilai pendidikan kepada anak-anak untuk

tidak bersikap durhaka kepada orang tuanya, terutama sang ibu. Semua anak haruslah

berbakti kepada orang tua, sebagaimana mereka yang telah merawat dan mendidik

kita dari kecil. Dalam legenda Malin Kundang pula, kita bisa mengetahui betapa

kesombongan si Malin Kundang telah membawanya ke situasi nan sangat merugikan

kehidupannya.

2. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu

pengkajian dalam memperoleh peraturan-peraturan suatu metode. Jadi metode

penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang

terdapat dalam penelitian (Masyhuri dan Zainuddin, 2008: 151).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Ada

beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang metode deskriptif

kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor dalam Zainudin (2008: 152) bahwa penelitian

Page 11: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan perilakunya yang dapat diamati sehingga

tujuan dari penelitian ini adalah pemahaman individu tertentu dan latar belakang

secara utuh. Jadi dalam penelitian kualitatif individu tidak terikat ke dalam variabel

ataupun hipotesis tetapi individu dianggap mandiri dengan melibatkan semua aspek

kehidupannya.

Paparan lain yang dikemukakan oleh Surakhmad (1998: 140) bahwa metode

deskriptif adalah suatu metode yang memusatkan pada pemecahan masalah yang ada

pada masa ini dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi, menganalisis,

dan menginterpretasi data yang ada. Jadi dalam metode deskripsi kualitatif peneliti

terjun ke lapangan dengan pikiran-pikiran murni, siap dengan munculnya hipotesis-

hipotesis dari fakta-fakta yang ditemukan di lapangan.

Menurut Sugiyono (2011: 15) metode penelitian kualitatif berlandaskan pada

post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen

kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik

pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna

daripada generalisasi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena peneliti akan

meneliti secara langsung nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam legenda

Malin Kundang dan Pulau Paku dengan cara mengamati dan memahami objek

penelitian tersebut. Hasil penelitian berbentuk data-data deskriptif.

3. Pembahasan

a. Nilai Religius

Nilai religius merupakan sudut pandang yang mengikat manusia dengan

Tuhan pencipta alam dan seisinya. Berbicara tentang hubungan manusia dan

Page 12: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

Tuhan tidak terlepas dari pembahasan agama. Agama merupakan pegangan

hidup bagi manusia. Agama dapat pula bertindak sebagai pemacu faktor kreatif,

kedinamisan hidup, dan perangsang atau pemberi makna kehidupan. Melalui

agama, manusia pun dapat mempertahankan keutuhan masyarakat agar hidup

dalam pola kemasyarakatan yang telah tetap sekaligus menuntun untuk meraih

masa depan yang lebih baik. Analisis nilai religius yang tertera dalam

percakapan pada kedua teks legenda Malin Kundang dan Pulau Paku dibahas

pada paragraf yang disertai kutipan teks cerita legenda.

b. Nilai Moral

Nilai moral sering disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai yang

menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat.

Moral merupakan tingkah laku atau perbuatan manusia yang dipandang dari nilai

individu itu berada. Sikap disiplin tidak hanya dilakukan dalam hal beribadah

saja, tetapi dalam segala hal, sikap yang penuh dengan kedisiplinan akan

menghasilkan kebaikan. Analisis nilai moral yang tertera dalam percakapan pada

kedua teks legenda Malin Kundang dan Pulau Paku.

c. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial

dan tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yang relatif terhadap

suatu objek, gagasan, atau orang juga termasuk di dalamnya. Karya sastra

berkaitan erat dengan nilai sosial, karena karya sastra dapat pula bersumber dari

kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai sosial mencakup

kebutuhan hidup bersama, seperti kasih sayang, kepercayaan, pengakuan, dan

penghargaan. Nilai sosial yang dimaksud adalah kepedulian terhadap

lingkungan sekitar. Kepedulian tersebut dapat berupa perhatian maupun berupa

kritik. Kritik tersebut dilatar belakangi oleh dorongan untuk memprotes

ketidakadilan yang dilihat, didengar maupun yang dialaminya.Analisis nilai

sosial yang tertera dalam percakapan pada kedua teks legenda Malin Kundang

dan Pulau Paku.

d. Nilai Budaya

Page 13: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

Nilai pendidikan budaya adalah tingkat yang palig tinggi dan yang

paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu

merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran

sebagian besar dari warga sesuatu masyarakat mengenai apa yang mereka

anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi

sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para

masyarakatnya.

Walaupun nilai-nilai budaya berfungsi sebagai pedoman hidup manusia

dalam masyarakat, tetapi sebagai konsep, suatu nilai budaya itu bersifat sangat

umum mempunyai ruang ligkup yang sangat luas, dan biasanya sulit

diterangkan secara rasional dan nyata. Namun, justru karena sifatnya yang

umum, luas, dan tidak konkret itu, maka nilai-nilai budaya dalam suatu

kebudayaan berada dalam daerah emosional dari alam jiwa para individu yang

menjadi warga dari kebudayaan bersangkutan. Kebiasaan dalam daerah tertentu

juga memengaruhi tata cara dalam kehidupan sehari-hari.Analisis nilai budaya

yang tertera dalam percakapan pada kedua teks legenda Malin Kundang dan

Pulau Paku

4. Simpulan

penelitian menunjukkan bahwa nilai pendidikan yang dianalisis melalui unsur

ekstrinsik karya sastra yang terkandung dalam teks legenda Malin Kundang karya

Ikranegara sebanyak 19 data. Data tersebut meliputi, 6 data nilai religius, 8 data nilai

moral, 4 data nilai sosial, dan 1 data untuk nilai budaya.

Nilai Pendidikan yang terkandung dalam teks legenda Pulau Paku yang

berjudul Laksmana Jangoi sebanyak 36 data. Data tersebut antara lain, 5 data

merupakan nilai religius, 11 data untuk nilai moral, 6 data nilai sosial, selanjutnya 5

data merupakan nilai budaya.

Persamaan teks legenda Malin Kundang dan Pulau Paku yaitu sama-sama

memiliki nilai pendidikan yang melatarbelakangi kedua teks fiksi tersebut. perbedaan

Page 14: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

teks legenda Malin Kundang dan Pulau Paku yaitu jumlah nilai pendidikan yang

terkandung dalam kedua legenda tersebut tidaklah sama.

5. Saran

Dari hasil penelitian ini, peneliti berkesempatan memberikan saran kepada

pembaca berkaitan dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini.. Peneliti

sarankan kepada penikmat karya sastra termasuk legenda, untuk dapat memahami

terlebih dahulu makna yang terkandung dari legenda tersebut, baik yang positif

maupun negatif.

Karna peneliti hanya mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan maka hasil yang di

dapat hanya sebatas kulit luamnya saja. Untuk mengatasi hal tersebut, maka

diperlukan wawasan kepada pembacanya dan studi komparatif terhadap legenda-

legenda dengan tema yang selaras dengan fokus. Penelitian yang dapat memberikan

wacana yang lebih luas dan mendalam nilai-nilai pendidikan dalam teks legenda

tersebut.

Page 15: ANALISIS KOMPARATIF NILAI PENDIDIKAN DALAM LEGENDA …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec... · 2016. 8. 17. · Cerita rakyat Malin Kundang adalah sebuah legenda

DAFTAR PUSTAKA

Ambary, Abdullah. 1983. Intisari Sastra untuk Indonesia. Bandung: Djantika.

Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian; SuatuPendekatanPraktik.Jakarta :

PT. RinekaCipta

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Karya Sastra Antara Kreativitas dan Sarana

Pendidikan. Yogyakarta: Media Nusantara.

Suhardi. 2011. Sastra Kita, Kritik, dan Lokalitas. Depok: Komodo Books.