99
ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA SISWA SMP KELAS IX Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) DISUSUN OLEH : Kholifah 1110017000073 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

MATEMATIS PADA SISWA SMP KELAS IX

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

DISUSUN OLEH :

Kholifah

1110017000073

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …
Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …
Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …
Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

i

ABSTRAK

Kholifah (1110017000073) “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis

Matematis Siswa SMP kelas IX” Jurusan Pendidikan Matematika , Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

tahun 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis

matematis siswa SMP kelas IX. Penelitian ini dilakukan di Mts. Annida Al-

Islamy pada kelas IX tahun ajaran 2017/2018. Data penelitian diperoleh dari

analisis jawaban siswa terhadap tes kemampuan berpikir kritis .Pada penelitian ini

digunakan indikator kemampuan berpikir kritis menurut Robbert. H. Ennis.yaitu

situation, inference, reason, dan overview. Hasil penelitian menunjukan bahwa

tingkat kemampuan berpikir kritis siswa SMP kelas IX di MTs. Annida Al-Islamy

secara keseluruhan hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritisnya masuk dalam

kategoti sedang yaitu sebesar 63,3. Namun secara kuantitatif sebanyak 53,7%

siswa berkemampuan rendah (kurang dari 60), 20% siswa berkemampuan sedang

(60<75), dan 26,3% siswa berkemampuan tinggi (lebih dari 75)

Kata kunci: berpikir kritis, kategori, rendah, sedang, tinggi

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

ii

ABSTRAK

Kholifah (1110017000073) “ Analysis Of Critical Mathematic Thinking Skill In

Junior High School Grade IX” . Mathematic Education Department, Faculty Of

Tarbiyah And Education Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Of Jakarta 2017.

The purpose of this research is to know and analysis of critical thinking

mathematic skill of junior high school student grade IX in MTs. Annida Al-

Islamy on academic years 2017/2018. Data of this research was found by analysis

of students answer about critical mathematic thinking test. This research using

indicators of critical thinking by Robbert H Ennis that are situation, inference,

reason and overview. The result is totally average of test critical thinking skill is

good that’s 63,3. But as quantities lot of student about 53,7% student have low

category (under 60), 20% of student have medium category (60 <75) and just 26,3

% of student have high category( more than 75)

Key word : critical thinking, category, low, medium, high.

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul : “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa SMP Kelas IX”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh ujian Sarjana.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan yang penulis miliki. Atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan

skripsi ini, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat

membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Cukup banyak

kesulitan yang penulis temui dalam penulisan skripsi ini, tetapi Alhamdullilah

dapat penulis atasi dan selesaikan dengan baik.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat

balasan dari Allah SWT

Jakarta , Oktober 2017

Penulis,

Kholifah

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

iv

UCAPAN TERIMAKASIH

Selama menyelesaikan penyusunan skripsi ini penulis telah banyak

bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk

itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu,

khususnya kepada :

1. Ibu tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa serta dorongan

moril maupun materil yang tak terhingga.

2. Kakak-kakakku tercinta dan semua keponakanku yang lucu terima kasih

atas doa dan dukungannya.

3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Kadir.M.Pd , Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

penuh kesabaran dalam memotivasi dan mendorong penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Allah meridhoi beliau atas

segal ilmu yang telah diberikan dan bantuannya.

5. Ibu Dra. Afidah mas’ud. Selaku guru pembimbing akademik sekaligus

pembimbing skripsi yang dengan kesabaran beliau senantiasa

membimbing dang mengarahkan serta member motivasi bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd. Dosen Pembimbing I yang senantiasa

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsiini.

7. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

8. Bapak Kepala Sekolah MTs Annida Al-Islamy, Bapak Khoirudin, S.Ag..

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

v

9. Sahabat-sahabat perjuangan di PMTK: Siti Fathur Rohma, Indah Yunita,

Agus Triono , fajriani, dan sahabat sahabat yang tidak bisa disebutkan

satu persatu. Terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian kawan.

10. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis berharap semoga Allah swt. membalas segala kebaikan mereka.

Semoga karya ilmiah ini membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya. Amin.

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ............................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Konseptual ......................................................................... 8

1. Berfikir Kritis Matematis .............................................................. 8

2. Karakteristik Siswa SMP .............................................................. 18

B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 24

C. Kerangka Berpikir............................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 27

B. Metode Penelitian ............................................................................... 27

C. Subjek Penelitian ................................................................................ 27

D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 28

E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................... 37

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 39

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 85

A. Kesimpulan ......................................................................................... 59

B. Saran ................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 61

LAMPIRAN .................................................................................................. 64

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

viii

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Kisi – kisi instrument berpikir kritis…….. ………………………... 29

Tabel 3.2 Nilai Minimal CVR………………………………………………... 31

Tabel 3.3 Uji CVR Instrumen kemampuan berpikir kritis ………………….. 32

Tabel 3.4 Panduan Penyekoran Kemampuan Berfikir Kritis……………….. 33

Table 3. 5 Klasifikasi tingkat kemampuan berpikir kritis matematis………... 35

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa…………………………………………………………….. 38

Table 4.2 persentase kategori kemampun berpikir kritis seluruh siswa……….. 39

Tabel 4.3 hasil tes kemampuan berpikir kritis perindikator…………………. 40

Tabel 4. 4. Kategori Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Pada

Indikator Situation………………………………………………… 42

Tabel 4. 5. Kategori Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada

indikator inference………………………………………………………. 46

Tabel 4. 6. Kategori Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada

indikator reason…………………………………………………………… 50

Tabel 4.7. Kategori Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada

indikator overview…………………………………………………..…….. 53

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kubus ABCD.EFGH…………………………………………….. 18

Gambar 2. 2 Diagonal bidang kubus ABCD.EFGH………………………….. 19

Gambar 2. 3 Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH……………………………... 19

Gambar 2. 4 Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH…………………………… 20

Gambar 2. 5 Balok PQRS.TUVW…………………………………………… 20

Gambar 2. 6 prisma segitiga ABC.DEF……………………………………….. 21

Gambar 2. 7 prisma segilima ABCDE.FGHIJ………………………………… 21

Gambar 2. 8 limas segi empat E.ABCD……………………………………… 22

Gambar 2.9 Kubus ABCD.EFGH…………………………………………… 23

Gambar 2.10 skema kerangka berpikir………………………………………… 26

Gambar 4.1 jawaban siswa yang kurang tepat pada indikator situation soal no

1……………………………………………………………….. 43

Gambar 4.2 jawaban siswa yang tepat pada indikator situation soal no 1…… 44

Gambar 4.3 jawaban yang tepat pada indikator inference soal nomor 2………. 47

Gambar 4.4 jawaban yang kurang tepat indikator inference soal no 2….. …… 48

Gambar 4.5 jawaban yang tepat indikator reason soal no 3………………….. 51

Gambar 4.6 jawaban yang kurang tepat indikator reason soal no 3………….. 52

Gambar 4.7 jawaban yang kurang tepat pada indikator overview….. 54

Gambar 4.8 jawaban yang tepat indikator overview soal no 5……………….. 56

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrument Tes Kemampuan Berpikir Kritis ……………………… 64

Lampitran 2 Kunci Jawaban …………………………………………………… 66

Lampiran 3 Panduan Penskoran Kemampuan Berfikir Kritis…………………. 70

Lampiran 4 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis …. ………………………...72

Lampiran 5 Tabel Distribusi Frekuensi …………………………………………74

Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa………………………. 75

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Siswa…………………………….................. 76

Lampiran 7 uji validitas ………………………………………………………... 77

Lampiran 8 uji referensi ……………………………………………………….. 80

Lampiran 9 surat permohonan ijin penelitian…………………………………... 85

Lampiran 10 surat keterangan penelitian……………………………………….. 86

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya untuk memampukan setiap insan untuk

mengembangkan potensi dirinya agar menjadi manusia yang tangguh dan

berkarakter serta berkehidupan sosial yang sehat. Dengan kata lain

pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia. Salah satu

indikator majunya suatu bangsa adalah kemajuan bangsa tersebut menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Sains (IPTEKS)

yang semakin berkembang pesat akhir-akhir ini merupakan hal yang positif

dalam kehidupan, namun juga menjadi tantangan bagi kita untuk dapat

bersaing secara global dengan masyarakat dunia. Dalam kondisi tersebut kita

dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Salah satu cara meningkatkan kualitas SDM adalah melalui pendidikan dan

salah satu cabang ilmu yang mendukung hal tersebut adalah Matematika.

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting dalam

pendidikan. matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin ilmu sehingga dikatakan matematika adalah ratunya ilmu

pengetahuan. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan

diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini, sehingga

matematika dijadikan mata pelajaran yang diajarkan dari pendidikan dasar

sampai perguruan tinggi. Hal tersebut senada dengan pendapat Glenda yang

menyatakan “matematika sebagai mata pelajaran paling penting pada

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

2

kurikulum di seluruh negara, karena mempengaruhi banyak hal untuk

menciptakan dan menguasai teknologi masa depan” 1

.

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting, karena

matematika sebagai ilmu dasar yang berkembang dengan pesat baik isi

maupun aplikasinya. Menurut Ary “tujuan pembelajaran matematika dalam

kurikulum 2006 yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

diantaranya agar peserta didik memiliki kemampuan pemahaman konsep,

menggunakan penalaran dalam mengeneralisasi, memecahkan masalah,

mengkomunikasikan gagasan, memiliki sikap menghargai kegunaan

matematika (rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika)“2. Pada kurikulum ini, hasil belajar dijabarkan dalam beberapa

kemampuan yang telah disebutkan diatas. Untuk dapat menguasai kelima

kemampuan tersebut diperlukan kemampuan dasar yaitu kemampuan berpikir.

Dalam perspektif agama islam berpikir merupakan hal yang sangat

penting. Hal ini tersurat dalam Alquran surah Al-Jaatsiyah ayat 13, Allah

SWT berfirman:

Artinya: “ dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit

dan apa yang ada di bumi. Sesungguhnya bagi yang demikian itu terdapat

tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang yang berpikir” (QS. Al-Jaatsiyah:13).

Makna yang tersirat dalam ayat tesebut adalah untuk memahami dunia beserta

isinya ini diperlukan proses berpikir. Matematika merupakan salah satu dari isi

dunia maka untuk memahami matematikapun harus dengan berpikir.

1Ratna Dwi S, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Problem

Based Learning Berorientasi Enterpreneurship dan Berbantuan CD Interaktif, Prosiding Seminar

Nasional Matematika 2013. Semarang: Universitas Negeri Semarang. 2 2 Ary Woro Kurniasih, Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika, dalam JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh

Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2, Desember 2012, h. 117

Page 17: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

3

Berbicara tentang berpikir, maka tidak akan lepas dari matematika.

“Matematika sendiri disusun atau dibentuk dari hasil pemikiran manusia

berupa ide, proses dan penalaran”3. Kemampuan bepikir kritis sendiri

merupakan bagian dari penalaran. Hal ini sejalan dengan “pendapat Krulik dan

Rudnick, bahwa penalaran mencakup berpikir dasar (basic thinking), berpikir

kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking).”4 Maka

berpikir kritis juga bagian penting dalam matematika dan hendaknya

pembelajaran matematika diarahkan tidak semata-mata pada penguasaan dan

pemahaman konsep-konsep, tetapi juga pada peningkatan kemampuan dan

keterampilan berpikir siswa, khususnya keterampilan berpikir kritis.

Berpikir kritis merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk

perkembangan zaman yang semakin maju seperti saat ini. Agar manusia dalam

mengikuti perkembangan zaman masih dalam batas-batas tertentu di mana ia

mampu memilah yang baik dan yang tidak baik untuk dilakukan Berpikir

kritis sendiri mempunyai arti “merefleksikan permasalahan secara mendalam,

mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendapat dan

perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi informasi

yang datang dari berbagai sumber, serta berfikir secara reflektif ketimbang

hanya menerima ide ide dari luar tanpa adanya kepahaman dan evaluasi yang

signifikan.”5 pendapat ini mengajak peserta didik untuk menggunakan

pikirannya dalam tingkat yang lebih tinggi sehingga tidak mudah menerima

sesuatu begitu saja tanpa mencari kebenaran akan hal tersebut..

Berpikir kritis merupakan aspek yang sangat penting dalam

pembelajaran, namun penerapan pembelajaran untuk berpikir kritis belum

optimal. Salah satu fakta tentang rendahnya pencapaian hasil yang diperoleh

dari pembelajaran matematika di Indonesia ditunjukkan oleh hasil studi

3 Ali Hmzah dan Muhlisrarini. Perencanaan dan strategi pembelajaran matematika.

(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2014)cet.2 h.49 4 Joko Sulianto. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika Untuk

Meningkatkan Berpikir Kritis Pada Siswa Sekolah Dasar. Pend. Matematika FPMIPA IKIP PGRI

Semarang.. Phytagoras, vol.4 no.2, desember, 2008, h.15 5 Desmita. 2010. Psikologi perkembangan peserta didik. ( Bandung: PT. remaja

Rosdakarya ).cet 2 h 153

Page 18: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

4

intenasional program for study intenational assessment (PISA) tahun 2015

indonesia menempati posisi 63 dari 69 negara yang di evaluasi.6 Seperti

halnya penelitia yang dilakukan PISA, survey internasional The Third

International Mathematics and Science Study (TIMSS) 3 periode terakhirpun

menunjukan hal yang sama. Berikut hasil penelitian TIMSS 3 periode terakhir

yaitu tahun 2007, tahun 2011 dan tahun 2015 untuk matapelajaran

matematika, pada tahun 2007 Indonesia menenpati posisi 33 dari 44 negara

yang dievaluasi, pada tahun 2011 prestasi belajar matematika siswa Indonesia

berada pada posisi 41 dari 45 negara peserta7 sedangkan pada tahun 2015.

Siswa Indonesia menempati ranking 45 dari 50 negara yang mengikuti tes

tersebut dengan skor 397 masih dibawah rata-rata internasional8. Hampir di

semua aspek yang di ujikan, siwa Indonesia belum mendapatkan hasil yang

bagus, baik itu aspek number, geometric, data displaying, knowing, applying

dan reasoning. secara khusus aspek reasoning yang didalamnya terdapat

kemampuan berpikir kritis pencapaiannya hanya 20% saja.

Hasil penelitia PISA dan juga TIMSS yang dicapai oleh Indonesia

yang rendah ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor

penyebabnya antara lain karena peserta didik di Indonesia kurang terlatih

dalam menyelesaikan soal-soal kontektual9, menuntut penalaran, argumentasi

dan kreativitas dalam meyelesaikannya. Hal ini menunjukan bahwa proses

pembelajaran yang selama ini dilakukan tidak dapat membuat siswa

mengembangkan kemampuan tingkat tingginya termasuk berpikir kritis.

Proses pembelajaran bagi siswa hanya menerima informasi secara pasif

sehingga mereka lebih cenderung menghafal rumus-rumus yang diberikan

tanpa tahu penggunaanya yang tepat., terbukti, Siswa Indonesia hanya

6 Sekelumit dari hasil PISA yang baru dirilis. Diakses pada 17 januari2017 pada

www.ubaya.ac.id/2014/content/articel_detail/230/overview-ofpisa-2015-result-that-have-just-

been- released.html 7Hari Setiadi dkk, kemampuan matematika siswa SMP Indonesia menurut Benchmark

internasiona TIMSS 2011, pusat penilaian pendidikan badan penelitian dan pengembangan

kementrian pendidikan dan kebudayaan. 8 Rahmawati.seminar hasil TIMMS 2015. Diakses pada 17 januari 2017 pada

http://puspendik.kemendikbud.go.id/seminar/upload/rahmawati-seminar-hasil-timss-2015.pdf 9 Hari Setiadi, opcit, h. 46

Page 19: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

5

menguasai soal-soal yang bersifat rutin, komputasi sederhana, serta mengukur

pengetahuan akan fakta yang berkonteks keseharian. Namun pada kemampuan

mengintegrasikan informasi, menarik simpulan, serta menggeneralisir

pengetahuan yang dimiliki ke hal-hal yang lain yang merupakan karakteristik

dari soal-soal dalam PISA dan TIMSS masih rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosita Mahmudah di salah satu

sekolah di Tangerang selatan, menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis

siswa yang diajarkan dengan cara konvensional menggunakan indikator

menurut Ennis adalah tidak lebih dari 50% untuk pencapaian skor

perindikatornya. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan berpikirkritis siswa

masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi penulis di lapanganpun, dalam proses

pembelajaran siswa jarang sekali bertanya. padahal salah satu indikasi siswa

yang berpikir kritis adalah banyak bertanya. ketika siswa diminta untuk

mengerjakan tugas, yang selalu mereka tanyakan adalah “pak, soal yang ini

pake rumus yang mana sih pak?”. Memang ketika mengerjakan soal mereka

bertanya, tapi bentuk pertanyaan seperti ini bukan menunjukan sikap kritis,

Bentuk pertanyaan yang seperti ini lebih mengindikasikan bahwa siswa tidak

faham konsep dari materi yang diajarkan. Anak yang mampu berpikir kritis

akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang tepat, menjawab pertanyaan

secara orisinil, mengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkan secara

efesien dan kreatif .

Berangkat dari permasalahan di atas, penulis melihat bahwa sangat

penting untuk mengkaji sejauh mana kemampuan berpikir kritis matematis

siswa. Dari data yang ada, dapat dicari dan dikaji beberapa factor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa tersebut.

Berkaitan dengan hal ini penulis terdorong untuk melakukan

penelitian deskriptif yang berjudul “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis

Matematis Siswa SMP Kelas IX”

Page 20: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut

1. Siswa sulit menerapkan materi pada soal yang berbeda.

2. peserta didik di Indonesia kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal

kontektual yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

3. Kemampuan berfikir kritis siswa cenderung rendah.

4. Pembelajaran masih berfokus pada guru (teacher center ) sehingga kurang

mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki, maka penulis

membatasi masalah yang dibahas yaitu menganalisis pada keterampilan

berpikir kritis dengan menggunakan indikator berpikir kritis menurut Ennis

yaitu : Reason,inference, situation dan Overview dengan indikator masing-

masing sebagai berikut:

1. Reason dengan indikator siswa mampu memberikan alasan tentang

jawaban yang dikemukakan

2. Inference dengan indikator siswa mampu menarik kesimpulan

disertai langkah langkah penyelesaian

3. Situation dengan indikator siswa dapat menyelesaikan masalah

matematika yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Overview dengan indikator siswa mampu memeriksa kebenaran

dari suatu pernyataan/permasalahan .

Peneliti tidak melakukan proses pembelajaran karena ingin mengetahui

kemampuan berpikir kritis setelah siswa diberikan materi ajar oleh guru yang

mengajar mereka sendiri, sehingga mencerminkan bagaimana hasil proses

belajar mereka sehari-hari.

Page 21: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka Rumusan masalah utama yang

akan diangkat pada penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan berpikir

kritis matematis siswa kelas IX di MTs. Annida Al-Islamy Rawa Buaya?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang akan diteliti, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan berpikir

kritis matematis siswa kelas IX MTs. Annida Al-Islamy.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Bagi guru: Sebagai masukan atau informasi mengenai kemampuan

berpikir kritis matematis agar dapat dijadikan acuan pertimbangan untuk

mencari alternatif solusi pembelajaran yang lebih baik dalam

kemampuan berpikir kritis (memilih pendekatan, model strategi, dll

dalam pembelajarn ).

2. Bagi siswa: hasil penelitian ini sebagai bahan pembelajaran yang

diharapkan akan memotivasi dalam belajar.

3. Bagi peneliti selanjutnya: Penelitian ini menjadi pembelajaran yang

sangat berharga dan sebagai kontribusi pertimbangan untuk melakukan

penelitian lanjutan.

Page 22: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Konseptual

1. Berpikir Kritis Matematis

a. Definisi Berpikir Kritis Matematis

Setiap orang mempunyai kemampuan untuk memikirkan sesuatu

yang dapat memperbaiki keadaan dirinya, meningkatkan keimanan,

kemampuan berpikir, perilaku serta memperbaiki keadaan sekelilingnya.

Berpikir sendiri merupakan salah satu aktivitas mental yang tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. “Berpikir adalah memanipulasi atau

mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori. Ini sering

digunakan untuk membentuk konsep, bernalar, dan berpikir secara kritis

membuat keputusan, berpikir kreatif dan memutuskan masalah”1.

“Dalam kamus besar bahasa Indonesia berpikir adalah

menggunakan akalbudi untuk mempertimbangkan dan memutuskan

sesuatu menimbang-nimbang dalam ingatan”2. Berpikir terjadi dalam

setiap aktivitas mental manusia berfungsi untuk menyelesaikan masalah,

membuat keputusan serta mencari alasan.

“Menurut Peter, berpikir merupakan aktifitas mental seseorang

yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami

(comprehending). Menurut reason mengingat dan memahami lebih bersifat

pasif daripada berpikir (thinking)”3. mengingat pada dasarnya hanya

melibatkan penyimpanan sesuatu yang telah dialami yang kemudian

dikeluarkan kembali atas permintaan; memahami memerlukan

pemerolehan apa yang didengar dan dibaca sertab melihat ketekaitan

1 Jhon W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : kencana predana media group , 2008)

, cet 2, h.357 2Wowo sunaryo k . taksonomi berpikir. (jakrta : PT Remaja Rosdakarya , 2011) h. 1

3Wina Sanjaya. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses. ( Jakarta : kencana

prenada group, 2008) h.230

Page 23: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

9

aspek-aspek dalam memori. Berpikir lebih dari keduanya,artinya

berpikir menyebabkan bergerak hingga diluar dari informasi yang

didapatnya.

“Kritis” berasal dari kata yunani “kritikos” atau “criterion”. Kata

“kritikos” berarti pertimbangan, sedangkan kata “criterion” berarti ukuran

baku atau standar. Sehingga secara etimologi kritis mengandung makna

pertimbangan yang didasarkan pada suatu ukuran standard dan baku.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “kritis” berarti sifat tidak mudah

percaya, selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruandan tajam

dalam penganalisisan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kritis

merupakan suatu sikap atau tindakan dimana seseorang tidak menerima

begitu saja apa yang ia dapatkan namun mempertanyakan kembali Sesutu

tersebut dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan”4.

Kata “Kritis” sebagaimana digunakan dalam ungkapan “berpikir

kritis”, berkonotasi pentingnya atau sentralitas dari pemikiran yang

mengarah pada pernyataan isu atau masalah yang memprihatinkan. “kritis”

dalam konteks ini tidak berarti “penolakan” atau “negative”5. Ada istilah

“orang kritis” yaitu orang yang cenderung mencari kesalahan orang lain.

Seperti halnya aktifitas lain berpikir kritis dapat dilandasi pikiran negative

juga ada yang positif dan berguna, misalnya merumuskan solusi yang

terbaik untuk masalah pribadi yang kompleks, berunding dengan

kelompok tentang tindakan apa yang ahrus diambil, atau menganalisis

asumsi atau kualitas metode yang digunakan secara ilmiah dalam menguji

suatu hipotesis. Berpikir kritis dapat terjadi kapan saja, seperti satu hakim

memutuskan atau memecahkan masalah.pada umumnya setiap orang harus

mencari tahu apa yang harus dipercaya atau apa yang harus dilakukan dan

melakukannya dengan cara yang wajar dan relektif. Orang yang berpikir

kritis selalu menanyakan “mengapa suatu hal terjadi?”, “bagaimana suatu

hal dapat terjadi” dan apa yang menyebabkan suatu hal dapat terjadi?”

4 Fidya faridah, definisi berpikir kritis, artikel diakses pada 20 september 2016 dari

fidyafaridah.blogspot.co.id?2015/11/definisi-berpikir-kritis-definisi.html 5 Wowo sunaryo. opcit h. 20

Page 24: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

10

untuk mencari solusi ataupun alasan. Kemampuan berpikir kritis setiap

individu berbeda antara satu dengan lainnya sehingga perlu dipupuk sejak

dini.

Edward Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu sikap

mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang

berada dalam jangkauan seseorang; pengetahuan tentang metode-metode

pemeriksanaan dan penalaran yang logis; dan semacam suatu keterampilan

untuk menerapkan metode metode tersebut6.

“Menurut Daceyv dan Kenny, pemikiran kritis (critical thinking)

adalah, terbiasa berpikir secara logis, untuk menggunakan pikiran logis itu

dalam menilai sesuatu, dan membuatkan keputusan.”7 maka sebelum

menyimpulkan sesuatu diperlukan pemikiran kritis.

Menurut Ennis berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan

reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus

dipercayai dan lakukan8. Berpikir kritis difokuskan kedalam pengertian

sesuatu yang penuh kesadaran dan mengarah pada sebuah tujuan. Tujuan

dari berpikir kritis akhirnya memungkinkan kita untuk membuat

keputusan.

Dari definisi diatas maka berpikir kritis merupakan proses berpikir

secara logis dengan memanfaatkan pengetahuan, pemahaman atau

keterampilan yang dimiliki untuk memecahkan suatu masalah atau

pengambilan keputusan yang tepat disertai alasan dan bukti. berpikir kritis

matematis adalah proses berpikir secara logis dalam menyelesaikan tugas

matematika dengan tepat disertai alasan dan bukti..

“Ennis berpendapat bahwa berpikir kritis pada dasarnya tergantung

pada dua disposisi. Pertama, “bisa melakukan dengan benar” sejauh

mungkin menyajikn posisi jujur dan kejelasan. kedua, tergantung pada

6 Ajeng Desi Crisandi Pritasari, Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas XI IPA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Yogyakarta Pada Pembelajaran Matematika

Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI), skripsi , Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2011 7 Desmita. opcit , h 153

8 Ali Hamzah dan Muhlisrarini. Opcit , h. 38

Page 25: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

11

proses evaluasi“9. Berdasarkan pendapat ini berpikir kritis berkaitan

dengan mencari kejelasan yang melalui proses evaluasi.

“Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman

yang mendalam yang membuat seseorang mengerti maksud dibalik ide dan

mengungkapkan makna dibalik suatu kejadian. Proses berpikir kritis

mengharuskan keterbukaan pikiran, kerendahan hati, dan kesabaran.

Kualitas-kualitas ini membantu seseorang mencapai pemahaman yang

mendalam. Hal ini membuat pemikir kritis selalu berpikiran terbuka saat

seseorang mencari keyakinan yang ditimbang baik-baik berdasarkan bukti

logis dan logika yang benar. Pencarian pemikir kritis akan kebenaran

mengharuskan seseorang berhati-hati dalam menarik kesimpulan, cepat

mengakui kebodohan, rindu mendapatkan informasi baru, sabar dalam

menyelidiki bukti, toleran terhadap sudut pandang baru dan mau mengakui

kelebihan sudut pandang orang lain dibandingkan dengan sudut pandang

dirinya sendiri.”10

Seorang siswa dapat dikatakan berpikir kritis bila siswa tersebut

mampu menguji pengalamannya, mengevaluasi pengetahuan, ide-ide, dan

mempertimbangkan argument sebelum mendapatkan justifikasi. Agar

siswa menjadi pemikir kritis maka harus dikembangkan sikap-sikap

keinginan untuk bernalar,ditantang dan untuk mencari kebenaran.

b. Berpikir Kritis dalam Matematika

Tujuan dari pembelajaran matematika telah tercantum dalam KTSP

dimana dalam kurikulum tersebut pembelajaran matematika bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan, yaitu:11

9 Wowo sunaryo k .opcit , h. 21

10 Elita Justi Jamaan. Kemampuan berpikir kritis matematis : apa dan bagai mana

Dikembangkan pada peserta didik sekolah dasar. Seminar Nasional Pendidikan MIPA, UNP,

2014. h. 35 11

Ary Woro Kurniasih, Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika, dalam JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh

Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 3 Nomor 2, Desember 2012, h. 117

Page 26: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

12

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika diatas, untuk

memenuhi tujuan tersebut maka perlu memberikan pengajaran berpikir

tingkat tinggi kepada peserta didik. Berpikir tingkat tinggi yang sangat

diperlukan dalam pembelajaran matematika salah satunya adalah berpikir

kritis. Berpikir kritis merupakan suatu pemikiran yang ideal dengan tujuan

untuk bisa memberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik.

Selain itu, siswa dalam melakukan suatu hal akan lebih terarah dan

menjadi kebiasaan yang baik guna memahami konsep matematika,

memecahkan masalah, mengambil kesimpulan dan mengevaluasi hasil

pemikiran secara matang. Berpikir kritis dalam matematika akan

menjadikan siswa mampu mengorganisasi dan menggabungkan berpikir

matematis melalui komunikasi, mengkomunikasikan berpikir

matematisnya secara koheren dan jelas kepada siswa yang lain, guru, dan

orang lain, menganalisis dan mengevaluasi berpikir matematis dan

strategi, menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide

matematis dengan tepat.

Page 27: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

13

c. Indikator Berpikir Kritis

Beberapa komponen berpikir kritis menurut Seifert dan Hoffnung

yaitu12

:

1) Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis,

seseorang memiliki kemampuan untuk

menjelaskan,menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif, dan

merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental.

2) Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu

problem,seseorang harus memiliki pengethuan tentang topic atau

kontennya.untuk memecahkan suatu konflik pribadi,seseorang harus

memiliki pengetahuan tntang person dan dengan siapa yang memiliki

konflik tersebut.

3) Metacognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif

mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk

benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan

informasi baru, dan mreka-reka bagaimana ia dapat dengan mudah

mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut.

4) Values,belief,and disposition. Berpikir secara kritis berarti

melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam

keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi.

Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten dan reflektif

ketika berpikir.

Menurut facione terdapat enam kriteria berfkir kritis yaitu13

:

1) Interpretation: menafsirkan apa yang difahami dari yang dibaca

atau diobservasi dengan memperlihatkan bukti. Menginterpretasi

adalah memahami dan mengekspresikan makna atau signifikansi

dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadian-kejadian,

penilaian, aturan-aturan, prosedur atau kriteria-kriteria. Indikator

12

Desmita , opcit , ,h. 154 13

Lesley dkk,critical thinking skills for education students. Singapura : SAGE

publication, 2013) second edition. H. 87

Page 28: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

14

interpretation disini adalah dapat memahami makna / maksud dari

pertanyaan.

2) Analysis : memeriksa dengan detil elemen yang terdiri dari

pertanyaan ataupun pernyataan yang membawa kita untuk

menemukan maksud informasi atau data. Analisis adalah

mengidentifikasi hubungan-hubungan inferensial yang dimaksud

dan aktual diantara pernyataan-pernyataan, pertanyaan-pertanyaan,

konsep-konsep, deskripsi-deskripsi atau bentuk-bentuk representasi

lainnya yang dimaksudkan untuk mengekspresikan kepercayaan-

kepercayaan, penilaian, pengalaman-pengalaman, alasan-alasan,

informasi atau opini-opini. Indikator analysis disini adalah dapat

mengidentifikasi dan menyimpulkan hubungan antara pernyataan,

pertanyaan, konsep, deskripsi atau bentuk-bentuk representasi lain.

3) Evaluation : mendapatkan kejelasan akan suatu informasi, yang

dibutuhkan untuk memutuskan dan dievaluasi. Dengan

mempertimbangkan beberapa kesaksian, “apakah semua setuju atau

kontradiksi?” “Yang mana yang mungkin dipercaya dan mengapa?”

“Apakah terdapat bukti fakta yang menyebabkan hasilnya lebih

akurat dan tepat?”. Evaluasi berarti menaksir kredibilitas

pernyataan-pernyataan yang merupakan laporan-laporan atau

deskripsi-deskripsi dari pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan

atau opini seseorang, dan menaksir kekuatan logis dari hubungan-

hubungan inferensial atau dimaksud diantara pernyataan-

pernyataan, deskripsi-deskripsi, pertanyaan-pertanyaan, atau

bentuk-bentuk representasi lainnya. Indikator evaluation disini

adalah dapat mengecek atau memeriksa kredibilitas pernyataan

yang telah disampaikan.

4) Inference : merupakan bagian dari proses berpikir kritis yang

dimulai dengan menggabungkan pengetahuan yang kita miliki

dengan yang kita temukan supaya terbentuk pemahaman yang baru

Sebagai hasil dari evaluasi dan analisis. Sehingga dapat menarik

Page 29: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

15

kesimpulan disertai alasan yang logis. Indikator inference disini

adalah dapat memberikan bukti logis memlalui langkah-langkah

peneyelesaian dalam menarik kesimpulan.

5) Explanation: untuk menjelaskan alasan yang jelas dan logis kamu

harus mahir membuat rencana berpikir dan dapat dipahami.

Memberika alasan yang jelas dari kesimpulan yang dibuat. Indikator

explanation disini adalah dapat memberikan alasan yang logis dari

hasil yang diperoleh.

6) Metacognition: berpikir kritis dapat menyebabkan kesadaran diri

seseorang berkembang.

Ada dua belas indikator berpikir kritis yang ada dalam lima

kelompok keterampilan berpikir,yaitu14

:

1) Memberi penjelasan sederhana meliputi memfokuskan pertanyaan,

menganalisis argument, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang

suatu penjelasan atau tantangan.

2) Membangun keterampilan dasar meliputi mempertimbangkan

kredibilitas suatu sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan

hasil observasi

3) Menyimpulkan meliputi membuat deduksi dan mempertimbangkan

hasil deduksi, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil

induksi, serta membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan.

4) Membuat penjelasan lebih lanjut meliputi mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan definisi serta mengidentifiksai asumsi

5) Strategi dan taktik yang meliputi memutuskan suatu tindakan,

berinteraksi dengan orang lain,

Selain itu Ennis juga menyatakan bahwa ada enam elemen dasar

dalam berpikir kritis yaitu FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation,

Clarity, Overview), penjelasannya sebagai berikut15

:

14 Ali Hamzah dan Muhlisrarini.. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika.

(Jakarta: Pt grafindo persada. 2014) Cet 2 h. 38

Page 30: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

16

1) Focus (fokus):

Langkah awal yang harus dilakukan dalam berpikir kritis adalah

dapat mengidentifikasi masalah utama. mengidentifiksai situasi

atau masalah yang dihadapi dengan baik. Dalam hal ini indikator

focus adalah dapat menentukan konsep yang akan digunakan dalam

menyelesaikan masalah.

2) Reason (alasan):

Menurut Ennis, untuk mendapatkan suatu alasan yang mendukung,

kita harus mencoba mencari gagasan yang baik. Selain itu, kita

juga harus faham dengan alasan yang disampaikan untuk

mendukung kesimpulan dan memutuskan suatu argument. Orang

yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dalam

memberikan alasan yang bisa diterima oleh orang lain. Dalam

memberikan gagasan, kita harus tahu dan paham bahwa gagasan

yang kita sampaikan merupakan gagasan yang baik dan benar.

Dengan memiliki alasan yang disertai bukti, tentu gagasan yang

kita punya akan semakin kuat nilai kebenarannya. Dengan kata lain

indikator reason yaitu mampu memberikan alasan tentang jawaban

yang dikemukakan

3) Inference (menarik kesimpulan)

Orang yang berpikir kritis akan dapat membuat kesimpulan

dengan mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima oleh

orang lain. Sehingga kita dapat membuat kesimpulan yang

mempertimbangkan pendapat orang lain disertai alasan yang logis.

Menarik kesimpulan meliputi kegiatan mendeduksi atau

mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi serta menilai hasil

induksi, membuat serta menentukan nilai pertimbangan. Dengan

kata lain, indikator Inference yaitu membuat kesimpulan dari

informasi disertai langkah-langkah penyelesaian.

15

Sofan amri dan lif khoirul ahmadi, proses pembelajaran kreatif dan inovatif, (Jakarta :

prestasi pustka,2010)h.65

Page 31: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

17

4) Situation (situasi):

Menurut Ennis, situasi itu meliputi orang yang terlibat, dan juga

tujuan, sejarah, pengetahuan, emosi, prasangka, keanggotaan

kelompok dan kepentingan mereka, termasuk juga lingkungan fisik

dan lingkungan social. orang yang memiliki kemampuan berpikir

kritis akan mampu mengenali situasi yang terjadi sehingga dapat

menjawab soal sesuai konteks permasalahan. Dengan kata lain

indikator situation adalah mampu menyelesaikan masalah

matematika yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai

dengan situasi permasalahannya.

5) Clarity (kejelasan):

Elemen clarity menurut Ennis merupakan suatu kemampuan untuk

memeriksa atau memastikan bahwa pemikiran yang disampaikan

tidak membuat interpretasi ganda atau memuat kejelasan dalam

istilah yang digunakan sehingga tidak terjadi kesalahan saat

membuat kesimpulan.

6) Overview (peninjauan):

Elemen terakhir dalam berpikir kritis adalah overview. Overview

ini dilakukan sebagai bagian dari pengecekan secara keseluruhan.

Overview juga dapat dikatakan sebagai kemampuan seseorang

utnuk memeriksa kebenaran suatu masalah, meninjau ulang apa

yang telah dilakukan dan disimpulkan. Dengan kata lain indikator

overview adalah dapat mengecek atau memeriksa apa yang telah

ditemukan, dipertimbangkan, dipelajari dan disimpulkan.

Dalam penelitian ini, kemampuan berpikir kritis mengacu pada tiga

elemen dasar yang diungkapkan Ennis yaitu Inference, Reason,

situation dan Overview dengan indikator sebagai berikut:

1) Inference yaitu membuat kesimpulan dari informasi disertai

langkah-langkah penyelesaian.

Page 32: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

18

2) Reason dengan indikator siswa mampu memberikan alasan

tentang jawaban yang dikemukakan

3) Situation dengan indikator mampu menyelesaikan masalah

matematika yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

sesuai dengan situasi permasalahannya..

4) Overview dengan indikator siswa dapat mengecek atau

memeriksa apa yang telah ditemukan, dipertimbangkan,

dipelajari dan disimpulkan.

2. Bangun ruang sisi datar

Salah satu materi pelajaran yang ada dalam matematika adalah

geometri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan materi geometri pada

bahasan bangun ruang sisi datar yang ada di kelas VIII pada semester

genap. Materi bangun ruang yang dipakai dalam penelitian ini adalah,

kubus, balok, prisma dan limas.

a. Kubus

Gambar 2.1 menunjukkan sebuah gambar kubus ABCD.EFGH yang

memilki unsur sebagai berikut.

1). Sisi/bidang

Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari Gambar 2.1 terlihat

bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semua sisinya berbentuk persegi,

gambar 2. 1 Kubus ABCD.EFGH

Page 33: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

19

sisi-sisi tersebut yaitu sisi ABCD, EFGH, ABFE, CDHG, BCGF, dan

ADHE.

2). Rusuk

Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan terlihat

seperti kerangka yang menyusun kubus. Kubus ABCD.EFGH memiliki 12

buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan

DH. 3). Titik sudut

Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Kubus

ABCD.EFGH memilki 8 buah titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.

4). Diagonal bidang

Pada Gambar 2.2 kubus ABCD.EFGH terdapat garis AF yang

menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/

bidang. Ruas garis tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang. Diagonal

bidang pada kubus ABCD.EFGH sebanyak 12, yaitu AF, BE, BG, CF,

CH, DG, DE, AH, EG, FH, AC, dan BD.

5). Diagonal ruang

gambar 2. 2 Diagonal bidang kubus ABCD.EFGH

gambar 2. 3 Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH

Page 34: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

20

Pada Gambar 2.3 kubus ABCD.EFGH terdapat garis HB yang

menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang.

Ruas garis tersebut disebut diagonal ruang.

6). Bidang diagonal

Pada Gambar 2.4 terlihat dua buah diagonal bidang pada kubus

ABCD.EFGH yaitu AC dan EG. Diagonal bidang AC dan EG beserta dua

rusuk kubus yang sejajar, yaitu AE dan CG membentuk suatu bidang di

dalam ruang kubus bidang ACGE pada kubus ABCD.EFGH. bidang

ACGE disebut bidang diagonal.

b. Balok

Sifat-sifat balok PQRS.TUVW sebagai berikut.

1). Memiliki 6 sisi (bidang) berbentuk persegi panjang yang tiap

pasangnya kongruen. Sisi (bidang) tersebut adalah bidang PQRS, TUVW,

QRVU, PSWT, PQUT, dan SRVW.

2). Memiliki 12 rusuk, dengan kelompok rusuk yang sama panjang sebagai

berikut.

gambar 2. 4 Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH

gambar 2. 5 Balok PQRS.TUVW

Page 35: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

21

a). Rusuk PQ = SR = TU = WV.

b) Rusuk QR = UV = PS = TW.

c). Rusuk PT = QU = RV = SW.

3). Memiliki 8 titik sudut, yaitu titik P, Q, R, S, T, U, V, dan W.

4). Memiliki 12 diagonal bidang, di antaranya PU, QV, RW, SV, dan TV.

5. Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan di satu

titik, yaitu diagonal PV, QW, RT, dan SU.

6. Memiliki 6 bidang diagonal yang berbentuk persegi panjang dan tiap

pasangnya kongruen. Keenam bidang diagonal tersebut adalah PUVS,

QTWR, PWVQ, RUTS, PRVT, dan QSWU.

c. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang kongruen yang

sejajar dan bidang-bidang tegak yang menghubungkan keduan budang itu.

Sifat-sifat prisma:

1). Dua bidang kongruen dan sejajar disebut bidang alas dan bidang atas.

2). Rusuk-rusuk tegaknya saling sejajar.

gambar 2. 7 prisma segilima ABCDE.FGHIJ

gambar 2. 6 prisma segitiga ABC.DEF

Page 36: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

22

3). Bidang-bidang tegaknya berbentuk persegi panjang.

4). Bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang.

5). Nama prisma tergantung bentuk alasnya.

6) rangkaian beberapa bangun datar merupakan jarring-jaring prisma, Jika

setelah dilipat menurut garis persekutuan dua bangun dapat membentuk

bangun ruang prisma.

d. limas

gambar 2. 8 limas segi empat E.ABCD

limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah bidang alas dan

bidang-bidang tegak yang berpotongan disatu titik (puncak).

Sifat- sifat limas:

1). Bidang alas berbentuk segi banyak.

2). Bidang bidang tegaknya berbentuk segi tiga.

3). Bidang diagonalnya berbentuk segi tiga.

4). Nama limas bergantung bentuk alasnya.

5) rangkaian beberapa bangun datar merupakan jarring-jaring limas, Jika

setelah dilipat menurut garis persekutuan dua bangun dapat membentuk

bangun limas.

e. Luas Permukaan bangun ruang sisi datar

Page 37: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

23

Gambar 2.9 Kubus ABCD.EFGH

Gambar 2.6 menunjukkan kubus yang panjang setiap rusuknya adalah .

Sebuah kubus memiliki 6 buah sisi yang setiap panjang rusuknya atau

berbentuk persegi. Sehingga luas daerah setiap sisi kubus= s2. Dengan

demikian luas permukaan kubus = 6 x s2

Luas permukaan dan volume bangun ruang yang lain disajikan dalam

rumus di bawah ini:

Luas permukaan balok dirumuskan : 2(p x l) + 2 x (pxt) + 2 x (txl)

Luas permukaan prisma = keliling prisma x tingginya + 2x luas alasnya

Luas limas = luas alasnya + keliling limas x apotema

Volume kubus= s3

Volume balok = p x l x t

Volume prisma = luas alas x tinggi dan

Volume limas = 1/3 x luas alas x tinggi.

B. Hasil penelitian yang relevan.

Penelitian yang berhubungan dengan analisis kemampuan berpikir

kritis siswa dalam matematika, dilaporkan oleh peneliti sebagai berikut.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Kt. Maha Putri Widiantari, dilaksanakan

pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

berpikir kritis siswa, untuk mengetahui upaya-upaya guru agar

kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang, dan untuk mengetahui

kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam pelaksanaan upaya-

upaya pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam

pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Pemaron Kecamatan Buleleng.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Rata-rata kemampuan berpikir

kritis siswa kelas IV sebesar 55,04 tergolong Rendah, dengan indikator

tertinggi adalah indikator menganalisis pertanyaan sebesar 82,99% dan

indikator terendah adalah indikator mengidentifikasi asumsi sebesar 0%.

Page 38: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

24

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Hidayanti , A. R. As’ari , dan Tjang

Daniel C “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Smp Kelas Ix Pada

Materi Kesebangunan” pada tahun 2016 Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IX SMP pada

materi kesebangunan yang terdiri dari 30 siswa. Hasil analisis data pada

soal nomor 1 didapatkan hasil, yaitu: (a) pada indikator interpretasi,

sebanyak 46,7% siswa dapat melakukan interpretasi dengan baik; (b) pada

indikator analisis, sebanyak 23% siswa dapat menganalisis dengan baik;

(c) pada indikator evaluasi, dan inferensi, tidak ada siswa yang dapat

melakukan evaluasi dan inferensi. Sedangkan pada soal nomor 2

didapatkan hasil, yaitu: (a) pada indikator interpretasi, sebanyak 56%

siswa dapat melakukan interpretasi dengan baik; (b) pada indikator

analisis, sebanyak 30% siswa dapat menganalisis dengan baik; (c) pada

indikator evaluasi sebanyak 30% siswa dapat mengevaluasi dengan

baik;(d) pada indikator inferensi, sebanyak 30% siswa dapat mengevaluasi

dengan baik. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir

kritis siswa masih rendah terutama pada indikator analisis, evaluasi, dan

inferensi.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Lilyani Rifqiyana. 2015. Analisis

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pembelajaran Model 4K Materi

Geometri Kelas VIII Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa melalui

pembelajaran model 4K pada siswa kelas VIII ditinjau dari gaya kognitif

siswa yaitu gaya kognitif field dependent (FD) dan field independent (FI). .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dari 30 siswa yang melakukan

tes, sebanyak 23 siswa memiliki gaya kognitif FI dan 7 siswa memiliki

gaya kognitif FD; (2) siswa jenis FD lemah (FDL) mampu menguasai

indikator 1, kurang mampu menguasai indikator 2, 3 dan 6 serta tidak

mampu menguasai indikator 4 dan 5; (3) siswa jenis FD kuat (FDK)

mampu menguasai indikator 1 dan 2, kurang mampu menguasai indikator

3, 4, 5 dan 6; (4) siswa jenis FI lemah (FIL) mampu menguasai indikator

Page 39: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

25

1, kurang mampu menguasai indikator 2, 3 dan 6 serta tidak mampu

menguasai indikator 4 dan 5; (5) siswa jenis FI kuat (FIK) mampu

menguasai indikator 1, 2 dan 3, namun kurang menguasai indikator 4, 5

dan 6.

Pada dasarnya penelitian yang dilakukan penulis hampir sama

dengan ketiga penelitian diatas, hanya berbeda pada indikator berpikir

kritis yang dipakai dan pada tingkatan kelas yang diteliti, tentunya situasi

dan kondisi yang ada berbeda.

C. Kerangka berpikir

Matematika merupakan ―queen of science yang mendasari perkembangan

berbagai disiplin ilmu, mempunyai peran penting dalam perkembangan

teknologi modern dan meningkatkan daya pikir manusia. Melalui

pembelajaran matematika, siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir

logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan memiliki karakter mandiri, jujur,

bertanggung jawab, disiplin, serta kerja sama . namun matematika masih

dianggap pelajaran yang sulit bagi siswa, hal ini bisa dipahami karena

matematika merupakan suatu ilmu dengan penalaran, serta bentuk dan struktur

yang abstrak.

Matematika sebagai ilmu pasti yang memerlukan langkah-langkah pasti

dalam penyelesaiannya sehingga dapat digunakan untuk menganalisis proses

berpikir siswa. Salah satu kemampuan bepikir yang harus dimiliki siswa

adalah berpikir kritis. Hasil penelitian dari PISA dan TIMSS siswa Indonesia

untuk mata pelajaran matematika yang sangat rendah dibawah rata-rata,

mengindikasikan bahwa kemampuan kemampuan berpikir kritis siswa

Indonesia masih rendah , sehingga membuat penulis ingin mngetahui sejauh

mana ketercapaian kemampuan berpikir kritis siswa di suatu sekolah dari hasil

pembelajarannya. Salah satu cara mengukur kemampuan berpikir kritis adalah

dengan memberikan tes tertulis. Melalui hasil tes tertulis ini akan dianalisis

bagaimana pola berpikir siswa dalam mengerjakan soal-soal tersebut.

selanjutnya dilakukan klasifikasi terhadap siswa berdasarkan kemampuan berpikir

Page 40: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

26

kritisr mereka. Klasifikasi tersebut terdiri dari tingkat rendah, tingkat sedang, dan

tingkat tinggi.

Analisis kemampuan berpikir ini merupakan langkah awal untuk mengetahui

bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa. Setelah diketahui bagaimana

kemampuan dan berpikir kritis siswa dapat digunakan sebagai acuan untuk upaya-

upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran

matematika.

Gambar 2.10 skema kerangka berpikir.

Page 41: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Mts Annida Al-islamy yang

beralamat di jalan raya Duri kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

Pada kelas ix.

2. Waktu penelitian

penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran

2017/2018. Pada ahri jumat, tanggal 21 juli 2017.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. “Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan

dalam bentuk laporan penelitian.”1. penelitian ini tidak memerlukan

hipotesis , sedangkan hasil penelitian didapat setelah menyelidiki hasil

temuan kemampuan berfikir kritis yang telah diujikan. Dengan metode

penelitian deskriptif diharapkan dapat menggambarkan keadaan

keterampilan berpikir kritis siswa

C. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX (A,B. C dan D) MTS

Annida Alislamy tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak

120 orang.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 3

Page 42: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

28

D. Instrument Penelitian

1) Instrumen Tes

Intrumen tes kemampuan berfikir kritis matematis berbentuk soal

uraian sebab dengan tes uraian dapat terlihat proses berpikir, strategi

pemecahan masalah dan ketelitian melalui langkah-langkah penyelesaian

soal. Instrument berjumlah 5 soal yang diberikan kepada siswa . Tes

kemampuan berpikir kritis diberikan sesuai dengan indikator kemampuan

berpikir kritis.

Page 43: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

29

Table 3.1

Kisi – kisi instrument berpikir kritis

Standar

kompetensi

Kompetensi

dasar Indikator berpikir kritis

Nomor

soal

Memahami

sifat-sifat

kubus, balok,

prisma, limas

dan bagian-

bagiannya,

serta

menentukan

ukurannya.

Menghitung

luas

permukaan

dan volume

kubus,

balok,

prisma, dan

limas

Reason (mampu

memberikan alasan

tentang jawaban yang

dikemukakan)

3

Inference (membuat

kesimpulan dari informasi

disertai langkah-langkah

penyelesaian)

2,4

Overview (dapat

mengecek atau memeriksa

apa yang telah ditemukan,

dipertimbangkan,

dipelajari dan

disimpulkan.)

5

Situation (mampu

menyelesaikan masalah

sesuai konteks

permasalahan dan mampu

menyelesaikan soal-soal

matematika yang

diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.)

1

Agar soal tersebut dapat dikatakan memenuhi syarat soal yang baik

dilakukan proses uji validitas.

a. Validitas Instrumen

Page 44: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

30

Validitas atau. Penilaian instrumen bertujuan untuk memperoleh

kelayakan dan kesesuaian soal kemampuan berpikir kritis matematis yang

akan diujikan kepada siswa. Untuk mendapatkan soal yang sesuai dengan

fokus poenelitian, diperlukan pendapat (judgement) para ahli dalam bidang

yang bersangkutan. Uji validitas yang dilakukan terhadap instrumen ini

adalah uji validitas isi (content validity),” yaitu dimana isi tes sesuai

dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai

menurut tujuan kurikulum. ”2 Adapun metode yang peneliti gunakan

adalah Content Validity Rasio (CVR)

Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai berikut:3

( )

Keterangan:

CVR : Konten validitas rasio (Content Validity Ratio)

: Jumlah penilai yang menyatakan item soal esensial

N : Jumlah penilai

Penilaian instrumen dengan metode CVR dilakukan pada tiap item

soal. Jika nilai CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan

dari tabel nilai minimum CVR yang disajikan Lawshe, maka item soal

tersebut tidak valid dan akan dihilangkan atau diganti dengan soal lain.

Berikut akan disajikan dalam table nilai minimal dari CVR.4

2 Ngalim Purwanto,Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2006), h. 137. 3 C. H Lawshe, A quantitative approach to content validity, (Personnel Psychology, INC,

1975), h.567. 4 Ibid., h.568.

Page 45: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

31

Tabel 3.2

Nilai Minimal CVR

Jumlah Panelis Nilai Minimal

CVR

5 0,99

6 0,99

7 0,99

8 0,78

9 0,75

10 0,62

11 0,59

12 0,56

13 0,54

14 0,51

15 0,49

20 0,42

25 0,37

30 0,33

35 0,31

40 0,29

Setelah dilakukan uji CVR, berdasarkan hasil perhitungan dari 5

butir soal kepada 5 orang panelis yang berprofesi sebagai pengajar

matematika di sekolah di daerah Jakarta. Yaitu : 1 orang guru SMP Al-

Azhar Kembangan, 1 orang Guru SMPislam Al-Yauma, 1 orang guru

SMAN 8, dan 2 orang guru MTs. Annida Al-islamy. Soal yang terdapat

pada instrument validitas itu berjumlah 5 soal, yang mewakili 4 indikator

(salah satu indikator 2 soal) pada materi bangun ruang yang telah

dipelajari di kelas VIII akhir semester genap. Hasil pengujian validitas

Page 46: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

32

tersebut untuk ke lima soal yang diberikan adalah valid. Dengan nilai

content validity index nya adalah 0,99 .

Tabel 3.3

Uji CVR Instrumen kemampuan berpikir kritis

E. Teknik Analisis Data

1) Nilai data

Untuk mendapatkan nilai kemampuan berpikir kritis matematis siswa

dilakukan perhitungan berikut:

Keterangan:

N = nilai yang diperoleh siswa

a = total skor yang didapat siswa dari semua indikator

b = total skor maksimal dari semua indikator

2) Penyekoran data

Untuk mendapatkan nilai pada tes kemampuan berpikir kritis pada siswa,

digunakan pedoman penyekoran dari facione dan facione5 yang telah

dimodifikasi, dan di tunjukan pada tabel.

5 Rosita Mahmudah, pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tangerang Ii

Pamulang (skripsi), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2013. H. 34

No

Soal N Ne N/2 (Ne-(N/2))

(Ne-(N/2))

/(N/2) Kesimpulan

1 5 5 2,5 2,5 1 Valid

2 5 5 2,5 2,5 1 Valid

3 5 5 2,5 2,5 1 Valid

4 5 5 2,5 2,5 1 Valid

5 5 5 2,5 2,5 1 Valid

Page 47: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

33

Tabel 3.4 Panduan Penyekoran Kemampuan Berfikir Kritis

Indikator berfikir kritis Respon siswa Skor

Inference (membuat

kesimpulan dari informasi

disertai langkah-langkah

penyelesaian)

Tidak memberikan kesimpulan,

terindikasi tidak memahami soal

1

Memberikan kesimpulan, tetapi

tidak dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan.

2

Dapat memberikan kesimpulan ,

serta dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan ,

namun masih ada langkah yang

kurang tepat.

3

Dapat memberikan kesimpulan ,

serta dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan

dengan langkah yang tepat.

4

Reason (memberi alasan atas

jawaban yang diberikan)

Tidak memberikan alasan ,

terindikasi tidak memahami soal

1

Memberikan alasan , tetapi tidak

dapat menghubungkan antara

informasi yang diberikan.

2

Dapat memberikan alasan , serta

dapat menghubungkan antara

informasi yang diberikan , namun

masih ada langkah yang kurang

tepat.

3

Dapat memberikan alasan , serta

dapat menghubungkan antara

informasi yang diberikan dengan

langkah yang tepat.

4

Page 48: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

34

situation ( dapat

Menyelesaikan permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari)

Tidak memberikan penyelsaian,

terindikasi tidak memahami soal

1

Memberikan penyelasaian , tetapi

tidak dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan.

2

Dapat memberikan penyelesaian

, serta dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan ,

namun masih ada langkah yang

kurang tepat.

3

Dapat memberikan penyelasian,

serta dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan

dengan langkah yang tepat

.

4

overview (siswa dapat

mengecek, mengevaluasi apa

yang telah ditemukan,

diputuskan atau dipelajari)

Tidak memberikan evaluasi ,

terindikasi tidak memahami soal

1

Memberikan evaluasi , tetapi

tidak dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan.

2

Dapat memberikan evaluasi,

serta dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan ,

namun masih ada langkah yang

kurang tepat.

3

Dapat memberikan evaluasi , 4

Page 49: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

35

serta dapat menghubungkan

antara informasi yang diberikan

dengan langkah yang tepat

3) Persentase kemampuan berpikir kritis siswa perindikator

Untuk menghitung persentase kemampuan berpikir kritis siswa

perindikator, dapat menggunakan rumus :

Keterangan:

= persentase hasil tes kemampuan berpikir kritis per indikator

= rata-rata skor perindikator

= skor ideal perindikator

4) Klasifikasi tingkat kemampuan berpikir kritis matematis

Pengelompokan kemampuan berpikir kritis matematis siswa

berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa yang didapat. Untuk

pengelompokan tersebut berdasarkan yang digunakan oleh Msrurotullaily,

Hobri dan Suharto6 yaitu 3 tingkat berupa :

Table 3. 5 Klasifikasi tingkat kemampuan berpikir kritis matematis

Rentang nilai Kemampuan berpikir

kritis

0 < 60 Rendah

60 < 75 Sedang

76 < 100 Tinggi

6Masrurotulaily, Hobri dan Suharto, analisis kemampuan pemecahan masalah matematika

keuangan berdasarkan model polya siswa SMK negeri 6 jember, prosiding kadikna, vol 4, 2013

h.132 ,

Page 50: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Annida Al-Islamy yang beralamatkan

di jalan Rawa Buaya Pos no 33, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat

pada awal semester ganjil tahun ajaran 2017/ 2018. Penelitian dilakukan pada

siswa kelas IX (A, B, C dan D) yang berjumlah 120 siswa namun hanya

diikuti oleh 95 siswa. Di sekolah ini, antara laki-laki dan perempuan

dipisahkan kelasnya khususnya siswa kelas ix. Untuk jumlah kelas ix sendiri

ada 5 kelas, namun penulis hanya meneliti 4 kelas yaitu 2 kelas laki-laki dan

2 kelas perempuan.

Data- data hasil penelitian diperoleh dari hasil tes kemampuan berpikir

kritis matematis siwa serta dari hasil wawancara terhadap siswa. Setelah data

diperoleh kemudian di analisis dan ditafsirkan menjadi deskripsi hasil

penelitian yang dilakukan.

1. Kegiatan prapenelitian

Sebelum melakukan penelitian yaitu memberikan tes kemampuan

berpikir kritis, terlebih dahulu instrument di validasi oleh 5 orang panelis

yang berprofesi sebagai pengajar matematika di sekolah di daerah Jakarta.

Yaitu : 1 orang guru SMP Al- Azhar Kembangan, 1 orang Guru SMP

Budha Suci, 1 orang guru SMAN 8, dan 2 orang guru MTs. Annida Al-

islamy. Soal yang terdapat pada instrument validitas itu berjumlah 5 soal,

yang mewakili 4 indikator (salah satu indikator 2 soal) pada materi bangun

ruang yang telah dipelajari di kelas VIII akhir semester genap. Hasil

pengujian validitas tersebut untuk ke lima soal yang diberikan adalah

valid. Dengan nilai content validity index nya adalah 0,99 .

Page 51: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

37

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan Penelitian adalah pelaksanaan pengambilan data di

lapangan yaitu meliputi pelaksanaan observasi, tes, dan wawancara

terhadap siswa untuk mendapatkan data sebagai bahan dalam menganalisis

berpikir kritis siswa. Adapun waktu pelaksanaannya pada tanggal 21 juli

2017 .Pelaksanaan penelitian, siswa diminta untuk mengerjakan tes

kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari 5 soal essay dalam waktu 90

menit. Dari total kelas IX (A,B,C, dan D) yang berjumlah 120 orang yang

mengikuti tes hanya 95 orang dikarenakan tidak hadir dan sebagian

mengikuti kegiatan OSIS. Setelah tes selesai dilakukan wawancara kepada

siswa yang dipilih dari siswa yang dapat menjawab dengan benar dan siswa

yang menjawab tidak benar.

3. Analisis Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Penelitian ini dilakakukan dengan memberikan tes kemampuan

berpikir kritis matematis kepada siswa kelas IX MTs. Annida Al-islamy,

secara umum hasil tes tergambar dalam tabel berikut:

Page 52: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

38

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi

Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

No

interfal

nilai

frekuensi

(f) f relatif fk

1 20 - 29 4 4.2% 4

2 30 - 39 2 2.1% 6

3 40 - 49 13 13.7% 19

4 50 - 59 22 23.2% 31

5 60 - 69 18 18.9% 49

6 70 - 79 12 12.6% 61

7 80 -89 10 10.5% 71

8 90 - 99 14 14.7% 95

jumlah

95 100 %

rata-

rata 63.32

nilai

max 95

modus 56.4

nilai

min 25

median 62.9

Secara umum rata rata nilai yang diperoleh siswa kelas IX Mts.

Annida Al-Islamy pada tes kemampuan berpikir kritisnya menunjukan

nilai 63.32, dalam kategori kemampuan berpikir kritis nilai 63.32

menempati kategori berpikir kritis pada tingkat yang sedang. Meskipun

Secara umum pencapaian kemampuan berpikir kritis siswa ada dalam

kategori sedang, namun secara kuantitas kemampuan sebagian besar siswa

dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari selisih antara modus (nilai

yang paling banyak muncul) dan media (nilai tengah) data yang sangat jauh.

Modus yang didapat yaitu 56.4 berada jauh dibawah median yaitu 62.9

Page 53: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

39

mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa kemampuan berpikir kritisnya

rendah. Berikut ditampilkan hasil pengkategorian berpikir kritis dari seluruh

data yang ada.

Table 4.2 persentase kategori kemampun berpikir kritis seluruh siswa

kategori Jumlah

siswa persentase

tinggi 25 26.3%

sedang 19 20%

rendah 51 53.7%

jumlah 95 100

Hasil Dari table menujnjukan bahwa hasil kemampuan berpikir kritis

sebagian besar siswa adalah rendah dengan persentase sebanyak 53,7 %

siswa kemampuan berpikir kritisnya rendah sedangkan 20% siswa

kemampuan berpikir kritisnya sedang dan 26,3% siswa kemampuan

berpikir kritisnya tinggi.

Hasil tes secara keseluruhan ditinjau dari kemampuan berpikir

kritis siswa per indikator berikut pengkategoriannya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Page 54: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

40

Tabel 4.3 hasil tes kemampuan berpikir kritis perindikator

Indikator berpikir kritis

matematis

Rata-

rata skor

Skor

ideal Nilai kategori

situation ( dapat

Menyelesaikan

permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari)

2.5 4 61,5 Sedang

Inference (membuat

kesimpulan dari informasi

disertai langkah-langkah

penyelesaian)

5.4 8 67, 6 Sedang

Reason (memberi alasan

atas jawaban yang

diberikan)

2.7 4 66,6 Sedang

overview (siswa dapat

mengecek, mengevaluasi

apa yang telah ditemukan

, diputuskan atau

dipelajari)

2.1 4 53,2 Rendah

Dari tabel ditunjukan bahwa indikator yang paling tinggi pencapaiannya

adalah inference dalam hal membuat kesimpulan disertai langkah siswa

dapat menguasai yaitu sebesar 67,6. Indikator tertinggi kedua adalah

indikator reason, memberikan alaasan atas jawaban yang dikemukakan

kemampuan siswa berada pada kisaran 66,6 tidak terlalu jauh dari

indikator pertama. Selanjutnya untuk kemampuan siswa dalam memahami

situasi dalam aplikasi matematik di kehidupan sehari hari dalam hal ini

indikator situation, pencapain rata-rata siswa adalah 61,5 sedangkan dalam

mengecek atau mengevaluasi kemampuan siswa paling rendah yaitu

sebesar 53,2 yang menguasai indikator overview.

Page 55: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

41

Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan penelitian-penelitian

sebelumnya yaitu tentang analisis berpikir kritis, namun terdapat

perbedaan dalam waktu penelitian, indikator yang digunakan serta

tingkatan kelas yang diteliti. Berikut adalah kaitan hasil penelitian ini

dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya:

1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata kemampuan

berpikir kritis siswa adalah dalam kategori sedang yaitu sebesar

63,3. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Kt. Maha

putrid widiantarai rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa

sebesar 55,04 yang tergolong dalam kategori rendah.

2. Secara kuantitas hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian

besar siswa sekitar 53,7% kemampuan berpikir kritisnya rendah

dan sekitar 26,3% kemampuan berpikir kritisnya rendah. Hal

yang sama terlihat pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi

Hidayanti, A.R. As’ari dan Tjang Daniel. C. hampir disetiap

indikator yang digunakan kuantitas siswa yang mendapat hasil

yang baik adalah sekitar 30% saja. Artinya keduan hasil penelitian

menunjukan hal yang sama secara kuantitas kemampuan berpikir

kritis siswa yang diteliti masih rendah.

B. Pembahasan Hasil Penelitian (Pembahasan Hasil Tes

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Per Indikator)

1. Indikator situation ( dapat Menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari)

Kemampuan rata-rata skor siswa pada indikator situation, dalam hal ini

menyelesaikan permasalahan matematika dalam aplikasi kehidupan sehari-

hari mencapai keberhasilan sebesar 61,5 . pencapain kemampuan berpikir

kritis siswa pada indikator ini ditunjukan dalam tabel berikut:

Page 56: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

42

Tabel 4. 4. Kategori Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa Pada Indikator Situation

kategori Jumlah siswa persentase

Tinggi 13 13,7%

Sedang 41 43,1%

Rendah 42 44,,2%

indikator ini dalam skor merupakan indikator tertinggi ketiga

pencapaianya dalam skor dari empat indikator yang ada. namun, Terlihat

bahwa 44,2% siswa kemampuan berpikir kritis pada indikator ini rendah,

43,1 % siswa berkemampuan sedang, sedangkan yang berkemampuan

tinggi hanya 13,7%. Berikut adalah instrumen kemampuan berpikir kritis

matematis yang diberikan beserta respon siswa terhadap soal tersebut:

Soal no 1. Indikator berpikir kritisnya adalah situation ( mampu

menyelesaikan masalah sesuai konteks permasalahan dan mampu

menyelesaikan soal-soal matematika yang diaplikasikan kedalam

kehidupan sehari-hari.

1. Seorang Pembina pramuka membutuhkan tenda untuk camping, dia

memerlukan bahan berupa terpal untuk

membuatnya. Jika harga 1m2 bahan

tersebut adalah 15.000, tentukan biaya

yang harus dikeluarkan Pembina untuk

membuat tenda dengan ukuran seperti

gambar di samping?

Respon siswa :

Respon siswa terhadap soal no 1 terlihat dalam berikut:

Page 57: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

43

Gambar 4.1 jawaban siswa yang kurang tepat

pada indikator situation soal no 1

gambar diatas adalah gambar jawaban siswa AA pada pada soal nomor

1, dalam gambar, sisswa belum menunjukan informasi soal dengan

tepat, siswa tidak menuliskan harga tenda permeternya, siswa juga

tidak menggambarkan ulang tenda yang ada beserta ukurannya

akibatnya siswa menuliskan t / l = 2, artinya ia menyatakan bahwa

tinggi tenda sama dengan lebar bagian samping tenda.. Hal ini keliru

karena tinggi prisma dengan lebar sisi samping prisma berbeda.

Berikut wawancara kepada siswa AA.

P : “apa kamu yakin dengan jawabanmu?”

AA : “yakin Bu”

P : “kok yakin banget”

AA : “iya dong Bu, itukan benerkan bu. Kalo tenda ada bagian

depan dan

belakang berarti segitiganya ada 2 kan bu, terus samping-

sampingnya bentuknya persegi panjang atau jajargenjang ada

2 jugakan bu, terus rumusnya juga ga salahkan bu, jadi say

bener itu.”

Page 58: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

44

P : “oh, itu memang panjang persegi panjang yang

disamping berapa?”

AA : “ ini bu, (sambil nunjuk gambar) 2”

P : “memang yang dicari apa sih?”

AA : “ harga tenda, itukan 1 m2 15.000 berarti kita harus cari

luas tendanya dulu itu rumusnya kaya gitu ( sambil nunjuk

jawaban), terus di kali deh sama harganya”

Berdasarkan hasil wawancara, Dalam penguasaan konsep siswa AA

dapat memahami konsep dengan baik, ia pun faham arah pertanyaan

dibawa, Secara berpikir, kemampuan siswa AA termasuk kategori

kritis namun terdapat sedikit kekeliruan dalam memahami ukuran

gambar. Untuk siswa AA skor untuk jawabannya adalah 3.

.gambar 4.2 jawaban siswa yang tepat

pada indikator situation soal no 1

gambar 4.2 merupakan jawaban siswa AB pada soal no 1. Jawaban

yang diberikan siswa AB sudah tepat, dengan memberikan gambar

siswa menunjukan bahwa ia faham apa yang akan dicari dan

bagaimana cara mencarinya. Hanya saja siswa tidak memberikan

informasi harga permeter tenda, dan tata cara penulisannya masih

kurang teratur.

Page 59: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

45

Berikut hasil wawancara dengan siswa AB:

P : “ yakin dengan jawaban kamu?”

AB : “yakin Bu, yakin banget”

P : “ coba jelasin itu kenapa ada gambar segitiga disitu”

AB :” inikan segitiga yang depan pintu tenda bu (sambil

nunjuk gambar)”

P : “ kalo segitiga yang satunya? Kok gambarnya beda?”

AB : “oh,itu buat nyari panjang persegi yang disamping bu,

kan belom ada bu, jadi saya pake rumus phytagoras buatnyari

itu dulu, benerkan bu?”

P :” terus diapain lagi caranya?”

AB : “dicari luas tendanya terus dikali sama harganya.”

Dari hasil wawancara siswa AB dapat menjelaskan konsep apa yang

digunakan dalam mencari jawaban soal. Ia menggunakan rumus

Pythagoras untuk menentukan lebar tenda bagian samping, sampai

disini kemampuan berpikir kritis siswa sudah terlihat tinggi.

Selanjutnya Cara siswa AB menjawab dan menjelaskan soal

menunjukan bahwa ia faham situasi yang ada dalam soal tersebut

sehinnga dapat menjawab soal dengan benar, baik secara konsep

maupun aplikasinya

2. Indikator inference (membuat kesimpulan dari informasi disertai

langkah-langkah penyelesaian)

Kemampuan rata- rata skor siswa pada indikator inference, dalam

hal menarik kesimpulan disertai langkah-langkah penyelesaian

mencapai nilai sebesar 67,6. pencapain kemampuan berpikir kritis

siswa pada indikator ini ditunjukan dalam tabel berikut:

Page 60: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

46

Tabel 4. 5. Kategori Hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada indikator inference

kategori Jumlah siswa Persentase

Tinggi 32 33,7%

Sedang 33 34,7%

Rendah 30 31,6%

Meskipun indikator ini dalam skor merupakan indikator paling tinggi

pencapaianya dalam skor, Terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis pada

siswa di indikator ini hampir sama rata, yaitu kisaran 30 % ini menunjukan

bahwa hampir sebagian besar siswa dapat menyimpulkan, hanya saja ada

beberapa hal yang menyebabkan berbeda dalam langkah-langkah

penyimpulannya. Berikut adalah instrumen kemampuan berpikir kritis

matematis yang diberikan beserta respon siswa terhadap soal tersebut:

Soal no 2. Dan no 4. Indikator kemampuan berpikir kritis nya adalah

inference (membuat kesimpulan dari informasi disertai langkah-langkah

penyelesaian.)

Soal no. 2 .di atas meja terdapat vas bunga berbentuk prisma segi enam

beraturan yang berukuran alas 5 cm dan tingginya 20 cm. Agar terlihat

lebih indah, ibu akan menghias vas tersebut dengan menempelkan kain

bermotif pada sisi-sisi tegaknya. Jika ibu hanya mempunyai kain

berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 45 cm dan lebar 20 cm,

apakah cukup untuk menghias vas tersebut?

Respon siswa:

Respon siswa untuk soal no 2 terlihat dalam gambar berikut:

Page 61: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

47

Gambar 4.3 jawaban yang tepat pada indikator inference soal

nomor 2

Dari gambar jawaban siswa AC, disan siswa AC dapat

mengidentifikasi soal dengan cukup baik dengan menuliskan

informasi yang tersedia dalam soal, hanya ada yang sedikit kurang

yaitu menuliskan bangunnya prisma segi enam. Dalam memberikan

jawaban siswa membuat gambar bagian samping prisma yang dibuka

menjadi bentuk persegi panjang kemudian mempartisi sisinya sesuai

dengan jumlah segi enam menunjukan bahwa siswa AC tahu cara

menentukan banyak kain yang diperlukan dan siswa faham apa yang

hendak dicari. Kemudian siswa AC dapat menyimpulkan jawabannya

dengan baik. Berikut wawancara penulis dengan siswa AC.

P : “kamu buat gambar apa itu?”

AC: “ persegi panjang bu”

P :” kok gambarnya persegi panjang?”

AC : “iya bu, kan kalo mau hias vas, berarti Cuma pinggir-

pinggirnya aja, terus klo saya contohin ni pake kertas (sambil

mencontohkan botol air yang diselimuti kertas), terus

kertasnya saya buka jadi gambar persegi panjang anggap aja

Page 62: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

48

vasnya itu botol ini kan sama bu, Cuma bentuknya aja yang

beda.”

P :” terus itu kenpa digaris-garis gitu?”

AC : “itu bu,buat nunjukin kalo yang ini sisi-sisinya kan

prisma segi enam jadi ya ada 6 sisinya, terus kan panjangnya

5 jadi masing-masing 5 cm.”

P :” terus diapain lagi tuh”

AC :” dicari luasnya, terus bandingin sama yang ibu punya,

jadi deh”

P :” kalo gitu kamu yakin dong sama jawaban kamu

AC : “yakin dong”

Dari wawancara dengan siswa AC, cara berpikir siswa AC sudah

benar, dari caranya menafsirkan soal juga memberikan menarik

kesimpulan dari soal menunjukan siswa AC melakukan langkah-

langkah yang benar. Sebelum menarik kesimpulan, dia mencari luas

kain yang ibu punya, kemudian Dia mencari luas sisi prisma dengan

cara mengubahnya jadi bentuk persegi panjang melalui eksperimennya

dengan botol air minum. Dari hasil yang didapat antara kain ibu dan

kain yang dibutuhkan siswa dapat menarik kesimpulan bahwa kainnya

cukup untuk menghias vas. Untuk indikator ini siswa AC mendapatkan

skor 4 atas jawab yang dia berikan. Lain halnya denga siswa AD

berikut

Gambar 4.4 jawaban yang kurang tepat indikator inference soal

no 2

Page 63: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

49

Jawaban siswa AD memang benar, hanya dalam menarik kesimpulan

siswa AD tidak melakukan langkah-langkah yang tepat. Ia menuliskan

alas dan lebar yang tidak dapat difahami maksudnya oleh penulis.

Maka, Untuk memperjelas maksud siswa AD penulis

mewawancarainya, berikut wawancara dengan siswa AD.

P :” jawaban kamu yang mana ini”

AD : “ ini bu, yang cukup”

P : “ terus ini maksudnya apa? Ada alas, ada lebar?

AD : “ga tau bu saya asal nulis aja, yang penting ada isinya ,

Kan yang ditanya cukup atau ga cukup yaudah saya jawab

cukup, itunah buat buktiin klo cukup, asal-asalan saya bu.”

Dari wawancara dengan siswa AD, siswa AD tidak mementingkan

langkah penyelesaiain yang ia pentingkan hanya menjawab soal yang

ditanyakan (hanya mengambil kesimpulan saja). Dalam indikator

inference ini, memang siswa diminta membuat kesimpulan namun

harus didasari oleh langkah-langkah yang logis bukan asal-asalan ada

jawaban. Dari cara berpikir siswa AD, siswa tersebut dalam hal

kemampuan mengambil keputusan kemampuannya masih rendah.

3. Indikator reason ( memberi alasan terhadap jawaban yang

dikemukakan)

. Kemampuan rata-rata skor siswa pada indikator reason, dalam hal

memberi alasan terhadap jawaban yang dikemukakan atau memberi

asusmsi mencapai keberhasilan sebesar 66,6. sedangkan pencapain

kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator ini ditunjukan dalam

tabel berikut:

Page 64: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

50

Tabel 4. 6. Kategori Hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada indikator reason

kategori Jumlah siswa persentase

Tinggi 16 16,8%

Sedang 38 40%

Rendah 42 43,2%

Meskipun indikator reason ini dalam skor merupakan indikator paling

tinggi kedua dalam pencapaianya skor. Namun untuk pencapaian

siswa pada Indikator reason ini mayoritas masih rendah yaitu

sebanyak 43,2% siswa sedangkan yang berkemampuanberpikir kritis

tinggi hanya 16,8 %. Berikut adalah instrumen kemampuan berpikir

kritis matematis yang diberikan beserta respon siswa terhadap soal

tersebut pada indikator reason.

Soal no. 3 Indikator kemampuan berpikir kritis nya adalah reason

(mampu memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan.

Soal no 3. Sebuah pabrik susu kotak rumahan berencana akan

mengemas susu kotak hasil produksinya kedalam satu kemasan.

Pemilik pabrik memilih antara dua kemasan, kemasan kecil yang

berukuran panjang 8 cm lebar 3.5 cm dan tinggi 5.5 cm, akan dijual

dengan harga 3000 rupiah atau kemasan besar yang berukuran

panjang 13 cm lebar 3.5 cm dan tinggi 5.5 cm yang akan dijual

dengan harga 5000. Penjualan dengan kemasan manakah yang

seharusnya dipilih pemiki, agar menghasilkan pendapatan yang lebih

banyak jika pabrik itu memproduksi 5.5 liter susu?

respon siswa:

respon siswa untuk soal no 3 terlihat dari gambar berikut:

Page 65: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

51

Gambar 4.5 jawaban yang tepat indikator reason soal no 3

Jawaban diatas atas milik siswa AF , dari jawaban diatas diketahui

siswa dapat menunjukan informasi yang diberikan dengan benar,

siswa AF mencari volume kotak kecil juga kotak besar, siswa juga

mengkorversi satuan liter pada susu yang diprodusi kedalam satuan cm

agar sama dengan satuan pada volume kotak yang ada supaya tidak

keliru. Kemudian siswa AF mencari banyak kotak untuk masing

masing ukuran jika semua susu itu dikemas, hanya saja dalam gambar

tidak diberi tahu yang mana banyka kotak besar dan yang mana banyak

kotak kecil. Kemudia siswa mencari keuntungan untuk tiap-tiap

kemasan, baik kemasan kotak kecil ataupun kotak besar, kemudia dia

memilih untuk menggunakan kemasan besar yang keuntungannya

lebih besar.

Berikut wawancara penulis dengan siswa AF.

P : “ yang ini bisa ngerjainnya?”

AF : “ bisa bu, Alhamdulillah”

Page 66: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

52

P : “ memang bagaimana sih jalannya ko kamu nulisnya

begini?”

AF : “ gini bu, yang ini (sambil nunjuk gambar) kita nyari

volume kotaknya dulu masing masing”

P : “terus yang ini (sambil nunjuk gambar)”

AF : “ itu bu, kan ga sama satuannya yang tadi hasilnya pake

cm terus yang ini liter yaudah saya rubah aja ke cm”

P : “terus diapain lagi?”

AF : “dicari berapa kotak, terus di kali sama harga kaya gini bu

(nunjuk gambar) terus dihitung deh”

P : trus apa alasannya milih yang kotak besar?”

AF :”yaitu bu karena untungnya lebih besar”

P: “yakin bener?”

AF : “yakin bu”

Dari wawancara dengan siswa AF dapat diambil kesimpulan bahwa

kemampuan berpikir siswa AF sangat logis dan sistematis. Caranya

memilih kemasan dengan alasan yang tepat dan argument yang logis

disertai perhitungan yang benar menunjukan bahwa dalam indikator

reason kemampuan siswa AF tinggi,

Gambar 4.6 jawaban yang kurang tepat indikator reason

soal no 3

gambar di atas adalah jawaban siswa AG, dari gambar siswa AG hanya

menuliskan jawabannya, tidak menuliskan informasi soal dan

jawabannyapun hanya memilih yang besar yang akan di jual dengan

harga 5000. Dari gambar belum dapat dilihat kemampuan memberi

alasan pada siswa AG.

Berikut wawancara dengan siswa AG

Page 67: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

53

P : “yakin kamu dengan jawabanmu?”

AF : “ yakin dong bu”

P : “kenapa kamu milih yang kemasan besar?”

AF : “yang besarkan harganya lebih mahal, jadi jual aja yang

lebih mahal jadikan untungnya lebih banyak”

P : “memang ga masalah sama produksinya? Banyak atau

sedikit?”

AF :”ga ngaruh bu, yang pentingkan jualnya mahal”

Dari hasil wawancara dengan siswa AG, dapat disimpulkan bahwa

siswa AG tidak memperhitungkan banyak atau sedikitnya produksi

susu yang akan dikemas, ia hanya mementingkan harga jual yang

tinggi maka akan untung lebih besar. Kemampuan memberikan alasan

yang dimiliki siswa AG masih kurang karena alasan yang

dikemukakan kurang logis.

4. Indikator overview (mengecek atau memeriksa apa yang telah

ditemukan , dipeertimbangkan, dipelajari atau disimpulkan)

. Kemampuan rata-rata skor siswa pada indikator overview, dalam

hal mengecek atau memeriksa apa yang telah ditemukan ,

dipeertimbangkan, dipelajari atau disimpulkan mencapai keberhasilan

sebesar 53,2. sedangkan pencapain kemampuan berpikir kritis siswa

pada indikator ini ditunjukan dalam tabel berikut:

Tabel 4. 7. Kategori Hasil tes kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada indikator overview

kategori Jumlah siswa persentase

Tinggi 17 17,9%

Sedang 13 13,7%

Rendah 65 68,4%

Page 68: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

54

Indikator overview ini dari rata-rata skor per indikator yang ada

merupakan indikator yng paling rendah pencapaiannya. Terlihat 65

dari 95 orang siswa atau 68,4% siswa pencapaian skor berpikir kritis di

in dikator ini rendah, 13,7 %nya sedang dan 17,9%nya tinggi. Berikut

adalah instrumen kemampuan berpikir kritis matematis yang diberikan

beserta respon siswa terhadap soal tersebut:

Soal no. 5 Indikator kemampuan berpikir kritis nya adalah overview

(dapat mengecek atau memeriksa apa yang telah ditemukan ,

dipeertimbangkan, dipelajari atau disimpulkan)

Soal no 5. prisma tegak segi empat beraturan panjang rusuk alasnya p

dan l dan tingginya t. diperkecil sebesar 1/3 kali panjang rusuk alas dan

tinggi semula. Terjadi perdebatan antara Andi dan Dika tentang

volume perubahan volume yang terjadi. Andi berpendapat bahwa

volume prisma itu akan menjadi 1/3 volume prisma semula, sedangkan

Dika berpendapat bahwa volume prisma itu akan menjadi 1/9 volume

prisma semula. Pendapat siapakah yang lebih tepat? Berikan jawaban

beserta alasannya.

Respon siswa

Respon siswa untuk soal no. 5 terlihat dari gambar dibawah ini:

Gambar 4.7 jawaban yang kurang tepat pada indikator overview

Dari jawaban yang diberikan oleh siswa AJ, terlihat bahwa siswa AJ

memberikan jawaban tanpa meninjau ulang ukuran volumenya. Siswa

AJ hanya melihat karena ukuran rusuk rusuknya diperkecil 3 kali

maka jadi 1/3.ya memang benar jadi 1/3 ukuran rusuknya, tetapi

Page 69: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

55

dalam soal yang dipertanyakan adalah ukuran volumenya. Siswa AJ

ini juga kurang mengidentifikasi soal dalam arti tidak ditulis yang

diketahui maupun ynag ditanya pada soal, sehingga kemungkinan

terdapat kesalahan karena tidak memperhatikan pertanyaan. Berikut

wawancara penulis dengan siswa AJ.

P : “kamu yakin dengan jawaban kamu?”

AJ : „ngga terlalu yakin bu”

P: “ kenapa? Coba jelasin jawaban kamu sama ibu”

AJ : ini bu, kan prisma ukuranya p , l sam t. terus rusuknya masing

masing diperkecil 3 kali, jadi 1/3 kan bu”

P : “oh, memang yang ditanya apa?”

AJ : “siapa yang bener, 1/3 atau 1/9”

P : “apanya yang 1/3 atau 1/9 ?”

AJ :” ehm, apanya ya bu? (sambil baca soal lagi), oh, volumenya

bu”

P :” kalo gitu harus gmn?”

AJ : “cari volumenya bu?”

P : “nah !”

AJ : “ yah, saya salah deh..”

Dari hasil wawancara, siswa AJ melakukan kesalahan karena tidak

melihat lihat soal kembali saat mengerjakan soal tersebut.

Seharusnya untuk mengerjakan soal matematika harus sering melihat

soal agar pengerjaan yang dilakukan terarah. Sesuai dengan indikator

overview maka siswa harus mengecek yang telah diketahui.

Page 70: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

56

Berikut jawaban siswa lain yang bena

gambar 4.8 jawaban yang tepat indikator overview soal no 5

gambar tersebut adalah jawaban dari siswa AL, jawaban siswa AL

sudah tepat, dia menuliskan informasi yang ada di soal dengan baik.

Siswa AL menuliskan perubahan ukuran rusuk prisma tersebut setelah

diperkecil kemudian mencari nilai volume sebelum dah sesudah

diperkecil untuk memeriksa jawaban siapa yang lebih tepat. Berikut

hasil wawancara dengan siswa AL:

P : “yakin ga sama jawaban kamu?”

AL : “insya Allah, yakin”

P :” coba kamu jelasin jawaban kamu,”

AL : “begini bu, disitu diketahui prisma ukurannya p, l ,t. terus

ukurannya dikaliin 3 x panjang rusuk alas dan tingginya,

jadikan p nya jadi 1/3, l sam t nya juga”

P : “terus bagaimana lagi”

AL : “karena ini yang ditanyain volume jadi kita cari volumenya,

Page 71: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

57

yang pertama p x l x t, yang kecil juga sama p x l x t tapi ada

1/3 nya, jd 1/3p x 1/3 l x 1/3t jadi hasilnya 1/9, pendapatnya

Dika yang bener”

dari hasil wawancara dengan siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa

AL dapat memahami persoalan dengan baik, ia dapat menilai jawaban

seseorang dengan memperhatikan hal hal yang menjadi perhatian,

seperti perubahan ukuran juga perubahan volume. jawaban seperti

Inilah yang diharapkan dari indikator overview, siswa dapat

memeriksa hal yang telah ditemukan dengan memperhatikan informasi

soal untuk dicari jawaban yang lebih tepat.

Page 72: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi hasil analisis pada penelitian ini, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut

1. Kemampuan berpikir kritis rata-rata siswa kelas IX MTs.Annida Al-

Islamy berdasarkan skor kemampuan berpikir kritis matematis adalah 63,3

pencapaian ini tergolong baik (sedang) namunsecara kuantitatif sebagian

besar siswa yaitu 53,7 % siswa kemampuan berpikir kritisnya rendah, 20%

siswa kemampuan berpikir kritisnya sedang, dan hanya 26,3% siswa yang

kemampuan berpikir kritisnya tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti merekomendasikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharpkan menjadi pertimbangan guru dan sekolah dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa ,karena penelitian ini

dilakukan dia makhir semester setelah siswa mendapatkan pengajaran,

2. bisa menjadi acuan untuk segera mengkaji dan memperbaiki faktor-faktor

yang menjadi penyebab rendahnya hasil tes kemampuan berpikir kritis

disekolah tersebut (proses pembelajaran pada siswa dsb).

3. Guru hendaknya melatih dan mulai membiasakan memberikan soal-soal

latihan mengenai kemampuan berpikir kritis. Sehingga kemampuan

berpikir kritis matematis siswa berkembang.

4. Siswa dapat sering melakukan latihan soal-soal yang berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis, agar siswa bisa dan terbiasa untuk

menyelesaikan soal kemampuan berpikir kritis

Page 73: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

60

5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pemisahan kelas antara laki-

laki dan perempuan apakah berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kritis karena di sekolah MTs. Annida ini terdapat pemisahan ruang kelas

antara laki=laki dan perempuan dan juga kemungkinan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Page 74: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

61

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Yusuf. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Pada

Materi Segitiga (Penelitian Di Smp Kharisma Bangsa) (Skripsi). UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta : 2016.

Amri, Sofan dan lif khoirul ahmadi. Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif.

Jakarta : prestasi pustka. 2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. 2010.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: pt. remaja

kosdakarya.cet 2. 2010

Faridah, Fidya. Definisi Berpikir Kritis. artikel diakses pada 20 september 2016

dari fidyafaridah.blogspot.co.id?2015/11/definisi-berpikir-kritis-definisi.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran

Matematika. Jakarta. Pt grafindo persada. Cet 2. 2014.

Jamaan, Elizta Justi. Kemampuan berpikir kritis matematis : apa dan bagai mana

Dikembangkan pada peserta didik sekolah dasar. Seminar Nasional

Pendidikan MIPA 2014. UNP

Kurniasih, Ary Woro. Scaffolding sebagai Alternatif Upaya Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, dalam JURNAL KREANO, ISSN

: 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES

Volume 3 Nomor 2, Desember 2012.

Lesley dkk. Critical Thinking Skills For Education Students. Singapura : SAGE

publication. 2013. second edition.

Mahmudah, Rosita. Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Tangerang Ii Pamulang (Skripsi). UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta : 2013.

Noer, Sri Hastuti. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah, dalam Seminar Nasional

Page 75: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

62

Matematika dan Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

UNY. 5 Desember 2009.

Pritasari,Ajeng DC. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kelas XI IPA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Yogyakarta Pada

Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI), skripsi , Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, 2011

Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya. 2006.

Rahmawati. Seminar Hasil TIMMS 2015. Diakses pada 17 januari 2017 pada

http://puspendik.kemendikbud.go.id/seminar/upload/rahmawati-seminar-

hasil-timss-2015.pdf

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta :

kencana prenada group, 2008.

Santrock, Jhon W. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Predana Media Group

. 2008.

Sekelumit dari hasil PISA yang baru dirilis. Diakses pada 17 januari2017 pada

www.ubaya.ac.id/2014/content/articel_detail/230/overview-ofpisa-2015-

result-that-have-just-been- released.html

Setyawati, R. D. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model

Problem Based Learning Berorientasi Enterpreneurship dan Berbantuan

CD Interaktif. Prosiding Seminar Nasional Matematika 2013. Semarang:

Universitas Negeri Semarang. 2013.

Sugiman, Sumardyono, dan Marfuah. Karakteristik Siswa Smp Dan Bilangan.

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan: 2016.

Sulianto, Joko. Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika Untuk

Meningkatkan Berpikir Kritis Pada Siswa Sekolah Dasar. Pend.

Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Diakses pada 18 januari 2017

pada http://journal.uny.ac.id/index.php/pythagoras/articel/download

Sunaryo, Wowo . Taksonomi Berpikir. Jakrta : PT Remaja Rosdakarya. 2011.

Suwarna, Dina Mayadiana. Suatu Alternatif Pembelajaran Utuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika. Jakarta: Cakrawala Maha Karya,

2009.

Page 76: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

63

Wardhani, Sri. Implikasi Karakteristik Matematika Dalam Penacapaian Tujuan

Mata Pelajaran Matematika Di Smp/Mts. diakses pada 20 juli 2017 di

https://mgmpmatsatapmalang.file.wordpress.com/2011/11/karakteristik-

mat-smp.pdf

Page 77: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

64

Lampiran 1

Instrument Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Mata pelajaran : matematika Nama: Materi : bangun ruang sisi datar kelas : WaktU : 90 menit

Kerjakan soal dibawah ini dengan baik dan benar!

Jangan lupa mulai dengan bismillah…!!

1. Seorang Pembina pramuka membutuhkan tenda untuk camping, dia memerlukan

bahan berupa terpal untuk membuatnya. Jika

harga 1m2 bahan tersebut adalah 15.000,

tentukan biaya yang harus dikeluarkan Pembina

untuk membuat tenda dengan ukuran seperti

gambar di samping?

2. di atas meja terdapat vas bunga berbentuk prisma segi enam beraturan yang

berukuran alas 5 cm dan tingginya 20 cm. Agar terlihat lebih indah, ibu akan

menghias vas tersebut dengan menempelkan kain bermotif pada sisi-sisi tegaknya.

Kain yang ibu punya berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 45 cm

dan lebar 20 cm, berilah kesimpulan apakah kain ibu cukup untuk menghias vas

tersebut?

3. Sebuah pabrik susu kotak rumahan berencana akan mengemas susu kotak hasil

produksinya kedalam satu kemasan. Pemilik pabrik memilih antara dua kemasan,

kemasan kecil yang berukuran panjang 8 cm lebar 3.5 cm dan tinggi 5.5 cm, akan

dijual dengan harga 3000 rupiah atau kemasan besar yang berukuran panjang 13

cm lebar 3.5 cm dan tinggi 5.5 cm yang akan dijual dengan harga 5000. Penjualan

dengan kemasan manakah yang seharusnya dipilih pemiki, agar menghasilkan

pendapatan yang lebih banyak jika pabrik itu memproduksi 5.5 liter susu? Berikan

alasanmu!

4. Kamu mempunyai kawat dengan panjang 144 cm. Kamu diminta membuat

kerangka prisma segi empat dengan semua kawat itu sedemikian hingga

volumenya terbesar. Tentuka ukuran prisma tersebut!

5. prisma tegak segi empat beraturan panjang rusuk alasnya p dan l dan tingginya t.

diperkecil sebesar 1/3 kali panjang rusuk alas dan tinggi semula. Terjadi

perdebatan antara Andi dan Dika tentang volume perubahan volume yang terjadi.

Page 78: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

65

Andi berpendapat bahwa volume prisma itu akan menjadi 1/3 volume prisma

semula, sedangkan Dika berpendapat bahwa volume prisma itu akan menjadi 1/9

volume prisma semula. Pendapat siapakah yang lebih tepat? Berikan jawaban

beserta alasannya.

Page 79: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

66

Lampiran 2

Kunci Jawaban

1. Diketahui:

alas prisma = 3 m

Tinggi segitiga = 2 m

Tinggi prisma = 4 m

Harga terpal 1m2= 15000

Ditanya :

Biaya untuk tenda ?

Jawab::

Sisi miring segitiga = M = √

M = √

M = √

M= 2.5m (lebar jajar genjang)

Luas bahan yang diperlukan = luas tenda.

Luas tenda= 2 x l.alas (segitiga) + 2 x L jajar genjang

=( 2x ½ x 2x3 ) + (2 x (2.5 x 4 )

= 6 + 20 = 26 m2

biaya yang harus dikeluarkan = 26 x 15.00 = 390.000

Maka biaya yang diperlukan untuk membuat tenda adalah 390.000

2. diketahui :

prisma segi enam, s= 5cm

Page 80: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

67

tinggi prisma = 20 cm

bagian sisinya akan dtempelkan kain.

Kain yang ibu punya berukuran panjang 45 cm dan lebar 20 cm

Bagian sisinya akan ditempel kain, maka dicari luas sisi selimut prisma

Luas selimut = 6 x luas persegi panjang

= 6 x p x l

= 6 x 5 cm x 20 cm

= 600 cm2

Kain yang dibutuhkan untuk vas sebesar 600 cm2

Ukuran luas kain ibu= p x l

= 45 cm x 20 cm

900 cm2

Kesimpulan: Karena ukuran kain ibu lebih besar dari ukuran kain yang

diperlukan maka kain ibu cukup untuk menghias vas tersebut.

3. Diketahui:

Ukuran Kotak besar = 13 cm x 3.5 cm x 5.5 cm

Ukuran kotak kecil = 8 cm x 3.5 cm x 5.5 cm

Harga kotak besar = 5000

Harga kotak kecil = 3000

Produksi = 5 .5 liter

Ditanya:

Pendapatan Yang lebih banyak ?

Jawab:

Banyak susu dalam kotak besar=

Volume kotak besar = p x l x t

= 13 cm x 3.5 cm x 5.5 cm

= 250.25 cm3

volume kotak kecil = p x l x t

= 8 cm x 3.5 cm x 5.5 cm

Page 81: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

68

= 154 cm3

Banyak produksi = 5.5 liter = 5500 cm3

Jika dikemas dalam kotak besar, maka banyak kotak susunya adalah= 5500 :

250.25 = 21.9 = 22 kotak. Pendapatan = 22 x 5000 = 110.000

Jika dikemas dalam kotak besar, maka banyak kotak susunya adalah= 5500 :

154 = 35.7 kotak = 36 kotak Pendapatan = 36 x 3000 = 108.000

yang menghasilkan pendapatan yang lebih besar adalah penjualan dengan

kotak besar. Maka sebaiknya pemilik mengemas susu produksinya dalam

kotak besar

4. Diketahui:

panjang kawat 144 cm

Prisma segi empat

Ditanya: ukuran prisma agar volumenya maksimal.

Jawab: agar volume maksimal maka semua kawat harus digunakan untuk

membuat kerangka prisma.

Karena prisma segi empat maka jumlah rusuknya ada 12

Panjang rusuknya masing masing adalah 144 : 12 = 12 cm

jadi prisma tersebut adalah kubus dengan panjang rusuk 12 cm

Gambarnya

5. diketahui: prisma segiempat

panjang rusuk alas = p dan l

tinggi = t

diperkecil 1/3 kali

Page 82: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

69

maka p’= 1/3 p

l’= 1/3 l

t’ = 1/3 t

Andi -> V’ = 1/3 V awal

Doni -> V’ = 1/9 V awal

Ditanya : siapa yang lebih tepat?

Jawab:

V awal =1/3 x luas alas x tinggi

V awal = 1/3 x p x l x t

V ‘ = p’ x l’ x t’

V’ = 1/3 p x 1/3 l x 1/3 t

V’ = 1/3 x1/3 x 1/3 x( p x l x t )

V awal

V’ = 1/9 x V awal

Maka pendapat yang lebih tepat adalah pendapat Doni, karena volume limas

yang diperkecil menjadi 1/9 volume limas semula

Page 83: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

70

Lampiran 3

Panduan Penskoran Kemampuan Berfikir Kritis

no Indikator berfikir kritis Respon siswa Skor

1

Inference (membuat kesimpulan

dari informasi disertai langkah-

langkah penyelesaian)

Tidak memberikan kesimpulan,

terindikasi tidak memahami soal atau

tidak menjawab.

1

Memberikan kesimpulan, tetapi tidak

dapat menghubungkan antara informasi

yang diberikan.

2

Dapat memberikan kesimpulan , serta

dapat menghubungkan antara informasi

yang diberikan , namun masih ada

langkah yang kurang tepat.

3

Dapat memberikan kesimpulan , serta

dapat menghubungkan antara informasi

yang diberikan dengan langkah yang

tepat.

4

2 Reason (memberi alasan atas jawaban yang diberikan)

Tidak memberikan alasan , terindikasi

tidak memahami soal atau tidak

menjawab.

1

Memberikan alasan , tetapi tidak dapat

menghubungkan antara informasi yang

diberikan.

2

Dapat memberikan alasan , serta dapat

menghubungkan antara informasi yang

diberikan , namun masih ada langkah

yang kurang tepat.

3

Dapat memberikan alasan , serta dapat

menghubungkan antara informasi yang

diberikan dengan langkah yang tepat.

4

3 situation ( dapat Menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari)

Tidak memberikan penyelsaian,

terindikasi tidak memahami soal atau

tidak menjawab.

Memberikan penyelasaian , tetapi tidak

dapat menghubungkan antara informasi

yang diberikan.

2

Dapat memberikan penyelesaian , serta

dapat menghubungkan antara informasi

yang diberikan , namun masih ada

langkah yang kurang tepat.

3

Page 84: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

71

Dapat memberikan penyelasian, serta

dapat menghubungkan antara informasi

yang diberikan dengan langkah yang

tepat

.

4

4 overview (siswa dapat mengecek, mengevaluasi apa yang telah ditemukan , diputuskan atau

dipelajari)

Tidak memberikan evaluasi , terindikasi

tidak memahami soal atau tidak

menjawab.

1

Memberikan evaluasi , tetapi tidak dapat

menghubungkan antara informasi yang

diberikan.

2

Dapat memberikan evaluasi, serta dapat

menghubungkan antara informasi yang

diberikan , namun masih ada langkah

yang kurang tepat.

3

Dapat memberikan evaluasi , serta dapat

menghubungkan antara informasi yang

diberikan dengan langkah yang tepat

4

Page 85: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

72

Lampiran 4

TABEL HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

nama

indikator total point

nilai Kategori tingkat

kemampuan situation inference reason overview

1 2 4 3 5

a1 2 3 2 1 1 9 45 rendah

a2 3 4 4 3 3 17 85 tinggi

a3 4 2 3 2 1 12 60 rendah

a4 1 3 1 2 1 8 40 rendah

a5 3 4 2 3 2 14 70 sedang

a6 1 3 2 2 1 9 45 rendah

a7 1 4 2 3 2 12 60 rendah

a8 2 4 2 2 1 11 55 rendah

a9 3 4 3 4 2 16 80 tinggi

a10 4 4 3 4 4 19 95 tinggi

a11 2 3 3 3 4 15 75 tinggi

a12 2 3 2 3 1 11 55 rendah

a13 3 3 2 2 3 13 65 sedang

a14 3 3 2 2 3 13 65 sedang

a15 3 3 2 2 3 13 65 sedang

a16 3 4 4 3 4 18 90 tinggi

a17 4 4 4 3 4 19 95 tinggi

a18 4 4 4 3 4 19 95 tinggi

a19 3 2 3 2 2 12 60 rendah

a20 3 2 2 2 1 10 50 rendah

a21 3 3 3 2 2 13 65 sedang

a22 2 2 2 3 2 11 55 rendah

a23 1 2 3 3 2 11 55 rendah

a24 1 2 2 2 1 8 40 rendah

a25 1 2 2 2 1 8 40 rendah

b1 1 2 2 2 1 8 40 rendah

b2 2 4 3 3 1 13 65 sedang

b3 3 3 3 4 2 15 75 sedang

b4 3 4 4 4 4 19 95 tinggi

b5 3 4 3 4 2 16 80 tinggi

b6 3 2 2 2 3 12 60 rendah

b7 3 3 2 3 2 13 65 sedang

b8 3 4 3 4 4 18 90 tinggi

b9 3 2 1 2 2 10 50 rendah

Page 86: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

73

b10 3 2 1 3 2 11 55 rendah

b11 3 4 2 3 3 15 75 sedang

b12 3 4 4 3 4 18 90 tinggi

b13 3 4 3 3 4 17 85 tinggi

b14 3 4 4 3 4 18 90 tinggi

b15 3 4 2 2 1 12 60 rendah

b16 4 4 4 3 4 19 95 tinggi

b17 4 4 3 3 4 18 90 tinggi

b18 4 3 2 4 3 16 80 tinggi

b19 4 3 3 4 3 17 85 tinggi

b20 2 2 2 2 1 9 45 rendah

b21 2 2 2 3 1 10 50 rendah

b22 1 1 1 1 1 5 25 rendah

b23 1 1 1 1 1 5 25 rendah

b24 3 3 2 2 2 12 60 rendah

b25 2 2 1 1 1 7 35 rendah

c1 1 3 2 2 1 9 45 rendah

c2 4 4 3 4 4 19 95 tinggi

c3 3 4 4 4 4 19 95 tinggi

c4 1 2 2 3 2 10 50 rendah

c5 1 3 2 2 3 11 55 rendah

c6 2 2 2 2 2 10 50 rendah

c7 2 4 3 3 2 14 70 sedang

c8 3 3 2 4 3 15 75 sedang

c9 3 4 3 3 2 15 75 sedang

c10 3 4 2 3 1 13 65 sedang

c11 3 3 3 3 1 13 65 sedang

c12 3 3 2 2 1 11 55 rendah

c13 3 3 2 2 2 12 60 rendah

c14 3 3 2 3 1 12 60 rendah

c15 1 1 1 1 1 5 25 rendah

c16 1 2 2 2 1 8 40 rendah

c17 1 1 2 2 1 7 35 rendah

c18 1 2 2 2 1 8 40 rendah

c18 1 1 1 1 1 5 25 rendah

c20 1 3 2 2 1 9 45 rendah

c21 2 1 2 3 2 10 50 rendah

c22 2 2 2 3 2 11 55 rendah

c23 2 3 2 3 2 12 60 rendah

c24 2 4 3 2 3 14 70 sedang

c25 2 2 2 3 2 11 55 rendah

Page 87: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

74

d1 2 3 2 2 2 11 55 rendah

d2 3 2 2 4 1 12 60 rendah

d3 3 3 2 3 3 14 70 sedang

d4 3 3 4 3 4 17 85 tinggi

d5 3 3 2 2 2 12 60 rendah

d6 4 4 3 3 4 18 90 tinggi

d7 4 4 4 3 4 19 95 tinggi

d8 4 4 3 4 2 17 85 tinggi

d9 2 3 2 2 2 11 55 rendah

d10 2 3 3 2 1 11 55 rendah

d11 2 2 2 1 1 8 40 rendah

d12 2 2 3 2 2 11 55 rendah

d13 3 4 4 3 1 15 75 sedang

d14 3 4 3 3 2 15 75 sedang

d15 3 4 2 4 1 14 70 sedang

d16 3 4 3 4 2 16 80 tinggi

d17 3 4 2 4 3 16 80 tinggi

d18 1 3 2 3 1 10 50 rendah

d19 1 3 1 2 1 8 40 rendah

d20 1 3 2 3 2 11 55 rendah

rata -rata 2.463 5.4105263 2.663 2.126 12.66

skor ideal 4 8 4 4 20

Nilai rata-rata 61.58 67.63 66.58 53.16 63.32

Page 88: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

75

Lampiran 5

Tabel Distribusi Frekuensi

Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

No

interfal

nilai

frekuensi

(f) f relatif fk

1 20 - 29 4 4.2% 4

2 30 - 39 2 2.1% 6

3 40 - 49 13 13.7% 19

4 50 - 59 22 23.2% 31

5 60 - 69 18 18.9% 49

6 70 - 79 12 12.6% 61

7 80 -89 10 10.5% 71

8 90 - 99 14 14.7% 95

jumlah

95 100 %

rata-

rata 63,3

nilai

max 95

modus 56.4

nilai

min 25

median 62.9

Page 89: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

76

Lampiran 6

Pedoman Wawancara Siswa

No Pertanyaan Respon siswa

1 Sudah yakin dengan jawaban yang kamu buat? - Yakin

- tidak yakin

2 Ada informasi apa saja dalam soal yang

diberikan?

- Menyebutkan informasi yang

diketahui

- tidak menyebutkan informasi

yang diketahui

3 Bagaimana kamu mengerjakan soal tersebut,

coba jelaskan?

- Menjelaskan jawaban yang

diberikan

4. Jadi apa kesimpulan kamu? - Memberikan kesimpulan

Page 90: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

77

Lampiran 7

Page 91: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

78

Page 92: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

79

Page 93: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

80

Lampiran 8

Page 94: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

81

Page 95: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

82

Page 96: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

83

Page 97: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

84

Page 98: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

85

Lampiran 9

Page 99: ANALISIS KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS MATEMATIS PADA …

86

Lampiran 10