25
* BERFIKIR KRITIS Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut didapat dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Menurut Halpen (dalam Achmad, 2007) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran- merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi- mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju. R. Matindas (dalam Sarwono, 2009) menyatakan bahwa: “Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untukmengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”. Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241992- pengertian-berfikir-kritis/#ixzz1sZ4EJ6Gc 2. Komponen model berfikir kritis 1. Feeling Model Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam

Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

* BERFIKIR KRITISBerpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. Informasi tersebut didapat dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Menurut Halpen (dalam Achmad, 2007) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepatBerpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan dituju. R. Matindas (dalam Sarwono, 2009) menyatakan bahwa: “Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untukmengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”.

Dari dua pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2241992-pengertian-berfikir-kritis/#ixzz1sZ4EJ6Gc2. Komponen model berfikir kritis

1.   Feeling Model      Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis

mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.2.   Vision Model

      Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.

3.   Examine Model      Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide dengan

bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.

Ada empat bentuk alasan berpikir kritis yaitu : deduktif, induktif, aktivitas informal, aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara

Page 2: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

baik dan buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta tindakan yang dilakukan.

3. dasar pengetahuan khusus1. Dasar Pengetahuan khususKomponen pertama berfikir kritis adalah dasar pengetahuan khusus seorang profesional. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan profesi yang dijalani dan  pendidikan tambahan yang harus dicari maupun ditempuh.2. PengalamanPengalaman memberikan suatu sarana untuk menguji pengetahuan keprofesionalan . seorang professional harus mengetahui bahwa pendekatan teori mempunyai landasan kerja yang penting untuk praktik tetapi harus dibuat modifikasi untuk merangkul lingkungan kerja, kualitas keunikan yang ada. Kompetensi dalam pemikiran kritis adalah proses kognitif yang digunakan profesional untuk membuat penilaian tentang profesionalisme itu sendiri. Kompetensi berfikir kritis dibagi menjadi 3 a. Kompetensi Umumb. Kompetensi Khusus dalam situasi kerjac. Kompetensi khusus dalam keprofesionalan3. SikapSikap adalah adalah nilai yang diyakini terbentuk dalam bentuk pemikiran yang termanifestasi dalam sebuah tindakan.4. Tanggung gugat Tanggung gugat adalah kesiapan seorang profesional mengalami tanggung gugat untuk apapun penilaian  yang dibuatnya atas nama pekerjaan  terhadap segala sesuatu tindakanya atau keputusannya.5. Berfikir mandiri Berfikir Mandiri adalah inti dari riset ,untuk dapat berfikir mandiri seseorang profesional  akan berfikir dan mencari rasional serta jawaban yang logis.6. Mengambil ResikoSeorang profesional harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat menerima pemikiran baru dan maju, Perlu dibutuhkan keyakinan dan niat serta kemauan untuk mengambil resiko apa yang salah dan dan untuk kemudian melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan  yang didukung fakta dan bukti yang kuat.7. Kerendahan HatiPenting untuk mengakui keterbatasan diri, pemikir kritis mengetahui ersiko yang timbul dari sebuah keputusan maupun situasi jika profesional tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah yang muncul maka bias dipastikan strateginya akan mengalami kegagalan. Seorang profesional harus memikirkan kembali  untuk mencari pengetahuan baru, mencari sumber informasi yang lain.8. Integritas Integritas pribadi membangun ras percaya diri  , seorang profesional yang mempunyai integritas dengan cepat akan berkeinginan mengakui dan mengevaluasi segala ketidak konsistenan dalam ide dan keyakinanya.9. Ketekunan

Page 3: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

Profesional yang berfikir kritis bertekad menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi konflik terkait dengan profesionalisme , Profesional belajar sebanyak mungkin mengenali masalah yang mungkin timbul dari profesinya .10. KreatifKreatifitas mencakup berfikir original, hal ini berarti menemukan solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisonal. Komponen standar  dalam berfikir kritis mencakup standar intelektual dan profesional.             ( Paul, 1993).Diterbitkan di: 15 April, 2008   

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/1803525-bagaimana-berfikir-kritis/#ixzz1sZ5ye6INStandart Intelektual

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut  untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. ( Pery & Potter,2005).Supaya bisa berfikir secara kritis melibatkan suatu rangkaian  yang terintegrasi tentang kemampuan dan sikap berfikir, berfikir secara aktif dengan menggunakan intelegensia, pengetahuan, dan ketrampilan diri untuk menjawab pertanyaan, dengan cermat menggali situasi dengan cara mengajukan pertanyaan  dan menjawab dengan relevan, berfikir untuk diri sendiri dan secara cermat menelaah berbagai ide  dan mencapai kesimpulan yang berguna, mendiskusikan ide kedalam suatu cara yang terorganisasi untuk pertukaran dan  menggali ide dengan orang lain. Sebagai seorang profesional berfikir kreatif harus selalu melihat kedepan, profesional tidak boleh membiarkan berfikir menjadi sesuatu yang rutin atau standar. Seorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif dan ilmiah  dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri maupun orang lain. Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki kita menjadi lebih mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan menbuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas  dari sebuah proses berfikir dan belajarKomponen  Berfikir Kritis 1. Dasar Pengetahuan khususKomponen pertama berfikir kritis adalah dasar pengetahuan khusus seorang profesional. Dasar pengetahuan ini beragam sesuai dengan profesi yang dijalani dan  pendidikan tambahan yang harus dicari maupun ditempuh.2. PengalamanPengalaman memberikan suatu sarana untuk menguji pengetahuan keprofesionalan . seorang professional harus mengetahui bahwa pendekatan teori mempunyai landasan kerja yang penting untuk praktik tetapi harus dibuat modifikasi untuk merangkul lingkungan kerja, kualitas keunikan yang ada. Kompetensi dalam pemikiran kritis adalah proses kognitif yang digunakan profesional untuk membuat penilaian tentang profesionalisme itu sendiri. Kompetensi berfikir kritis dibagi menjadi 3

Page 4: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

a. Kompetensi Umumb. Kompetensi Khusus dalam situasi kerjac. Kompetensi khusus dalam keprofesionalan3. SikapSikap adalah adalah nilai yang diyakini terbentuk dalam bentuk pemikiran yang termanifestasi dalam sebuah tindakan.4. Tanggung gugat Tanggung gugat adalah kesiapan seorang profesional mengalami tanggung gugat untuk apapun penilaian  yang dibuatnya atas nama pekerjaan  terhadap segala sesuatu tindakanya atau keputusannya.5. Berfikir mandiri Berfikir Mandiri adalah inti dari riset ,untuk dapat berfikir mandiri seseorang profesional  akan berfikir dan mencari rasional serta jawaban yang logis.6. Mengambil ResikoSeorang profesional harus rela ide-idenya ditelaah dan harus dapat menerima pemikiran baru dan maju, Perlu dibutuhkan keyakinan dan niat serta kemauan untuk mengambil resiko apa yang salah dan dan untuk kemudian melakukan tindakan didasarkan pada keyakinan  yang didukung fakta dan bukti yang kuat.7. Kerendahan HatiPenting untuk mengakui keterbatasan diri, pemikir kritis mengetahui ersiko yang timbul dari sebuah keputusan maupun situasi jika profesional tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk mengatasi masalah yang muncul maka bias dipastikan strateginya akan mengalami kegagalan. Seorang profesional harus memikirkan kembali  untuk mencari pengetahuan baru, mencari sumber informasi yang lain.8. Integritas Integritas pribadi membangun ras percaya diri  , seorang profesional yang mempunyai integritas dengan cepat akan berkeinginan mengakui dan mengevaluasi segala ketidak konsistenan dalam ide dan keyakinanya.9. Ketekunan Profesional yang berfikir kritis bertekad menemukan solusi yang efektif untuk mengatasi konflik terkait dengan profesionalisme , Profesional belajar sebanyak mungkin mengenali masalah yang mungkin timbul dari profesinya .10. KreatifKreatifitas mencakup berfikir original, hal ini berarti menemukan solusi di luar apa yang dilakukan secara tradisonal. Komponen standar  dalam berfikir kritis mencakup standar intelektual dan profesional.             ( Paul, 1993).

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/1803525-bagaimana-berfikir-kritis/#ixzz1spkHImxhHubungan Proses Keperawatan Menjadi Model Untuk Berfikir kritisDorothea E. Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai

Page 5: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

staf perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970).

1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan

2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan pertama kali3. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di Amerika membentuk model teori

keperawatan komunitas4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang

menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika

tentang teori keperawatan7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri sendiri

dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas

pada keluarga, kelompok dan masyarakat.9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu ; Theory

self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.

Pengertian

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem's adalah :"Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's, 1980).Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

Teori Sistem Keperawatan Orem

Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :

1. Self Care

Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan kebutuhanPerawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan

Page 6: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

kesehatan.Penekanan teori self care secara umum :

1. Pemeliharaan intake udara2. Pemeliharaan intake air3. Pemeliharaan intake makanan4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia8. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai

dengan potensinya.

2. Self Care Deficit

Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang menggambarkan kapan keperawatan di perlukan, oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan.Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektifTeori self care deficit diterapkan bila :

1. Anak belum dewasa2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan

datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.

3. Nursing system

Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya.Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care".Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :

1. The Wholly compensatory system Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan.

2. The Partly compensantory system Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.

3. The supportive - Educative system Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.

Page 7: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

4. Metode bantuan : Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui lima metode bantuan yang meliputi :

1. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien2. Mengajarkan klien3. Mengarahkan klien4. Mensupport klien

Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

Keyakinan dan nilai - nilai

Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah :

1. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

2. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.

3. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.

4. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.

Tiga kategori self care

Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu :

1. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. Universal requisite yang dimaksudkan adalah :

1. Pemeliaharaan kecukupan intake udara2. Pemeliharaan kecukupan intake cairan3. Pemeliaharaan kecukupan makanan4. Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan istirahat5. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan

manusia6. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi.7. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok

sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal.

2. Developmental self care requisite : terjadi berhubungn dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan.

Page 8: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

3. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care.

Tujuan

Tujuan keperawatan pada model Orem"s secara umum adalah :

1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.

2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan

dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.

Jika ketiganya ditas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :

1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik2. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami

gangguan secara kompeten.

Dengan demikian maka fokus Asuhan Keperawatan pada model orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah :

1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi

perubahan yang terjadi4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di

rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

Read more: http://www.kapukonline.com/2012/02/konsepkeperawatandorotheaeorem.html#ixzz1sptc8RXj

Tingkat Berfikir Kritis ditinjau dari Proses Keperawatan (Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Tindakan, Evaluasi)Berpikir Kritis dalam Asuhan Keperawatan

a.      Pendekatan Berpikir Kritis Untuk Pengkajian

Page 9: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

Dalam lingkungan perawatan kesehatan yang kompleks sekarang ini, perawat harus

mampu memecahkan masalah secara akurat, menyeluruh, dan cepat. Hal ini berarti bahwa

perawat harus mampu menelaah informasi dalam jumlah yang sangat banyak untuk membuat

penilaian kritis.

Penting artinya bagi perawat untuk belajar berpikir secara kritis tentang apa yang harus

dikaji. Penilaian mandiri tentang kapan pertanyaan atau pengukuran diperlukan adalah

dipengaruhi oleh pengetahuan  dan pengalaman klinik perawat (Gordon, 1994).

b.      Berpikir Kritis dan Proses Diagnostik Keperawatan

Berpikir kritis adalah pemeriksaan data, pengumpulan informasi dari literatur,

pengorganisasian pengamatan, dan penelitian atas pengalaman masa lalu (Bandman & Bandman,

1995). Penggunaannya dalam perumusan diagnosa keperawatan adalah penting. Pada saat asuhan

keperawatan meluas ke dalam berbagai lingkungan perawatan kesehatan, makin banyak aspek

berpikir kritis diperlukan dalam pertimbangan dan penilaian diagnostic (Gordon, 1994).

Proses diagnostik ini memadukan ketrampilan berpikir kritis dalam langkah-langkah

pembuatan keputusan yang digunakan perawat untuk mengembangkan pernyataan diagnostik

(Carnevali, 1984; Carnevali & Thomas, 1993). Proses ini mencakup analisis dan interpretasi data

pengkajian, identifikasi masalah, dan merumuskan diagnosa keperawatan.

c.         Berpikir Kritis dan Merancang Intervensi Keperawatan

Memilih intervensi keperawatan yang sesuai adalah proses pembuatan keputusan

(Bulechek & McCloskey, 1990). Perawat secara kritis mengevaluasi data pengkajian, prioritas,

pengetahuan, dan pengalaman untuk memilih tindakan yang akan secara berhasil memenuhi

tujuan dan hasil yang diperkirakan yang telah ditetapkan (Gordon, 1994; Gordon et al, 1994).

d.      Keterampilan Berpikir Kritis dan Pengimplementasian Intervensi Keperawatan

Perawat membuat dua jenis keputusan yang besar dalam proses keperawatan. Proses

diagnostik menentukan kekuatan dan masalah klien saat pembuatan konklusi pengkajian dan

sepanjang fase diagnostic (Bandman & Bandman, 1994; Mc Farland dan Mc Farlane, 1989).

Perawat kemudian menggunakan pendekatan metodis, sistematis, yang didasarkan pada riset

untuk merencanakan dan memilih intervensi yang sesuai (Bulechek & McCloskey, 1995;

Gordon, 1987, 1994).

Peserta didik harus cermat memilih intervensi yang dirancang untuk mencapai hasil yang

diharapkan dan mengetahui perbedaan antara intervensi perawat dan intervensi dokter.

Page 10: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

e.        Revisi Rencana Perawatan dan Berpikir Kritis

Sejalan dengan telah dievaluasinya tujuan, penyesuaian terhadap rencana asuhan dibuat

sesuai dengan keperluan. Jika tujuan telah terpenuhi dengan baik, bagian dari rencana asuhan

tersebut dihentikan. Tujuan yang tidak terpenuhi dan tujuan yang sebagian terpenuhi

mengharuskan perawat untuk mengaktifkan kembali urutan dari proses keperawatan. Setelah

perawat mengkaji klien kembali, diagnosa keperawatan dapat dimodifikasi atau ditambahkan

dengan tujuan, hasil yang diharapkan sesuai, dan intervensi ditegakkan. Perawat juga

menetapkan kembali prioritas. Hal ini merupakan langkah penting dalam berpikir kritis

mengetahui bagaimana klien mengalami kemajuan dan bagaimana masalah dapat teratasi atau

memburuk. Perawat dengan cermat memantau dan deteksi dini terhadap masalah adalah

pertahankan garis depan klien (Benner, 1984).

      Aspek-Aspek Berpikir Kritis

Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa

perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari

beberapa aspek :

1)      Relevance

      Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.

2)      Importance

Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.

3)      Novelty

Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap

menerima adanya ide-ide baru orang lain.

4)      Outside Material

Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan

(refrence).

5)      Ambiguity clarified

Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan.

6)      Linking ideas

Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan serta mencari data baru dari informasi

yang berhasil dikumpulkan.

Page 11: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

7)      Justification

Member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang

diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa member penjelasan mengenai keuntungan

(kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi

8)      Critical assessment

Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang dating dari dalam dirinya maupun

dari orang lain.

9)      Practical utility

Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan/ kegunaanya dalam

penerapan

10)  Width of understanding

Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi atau materi diskusi.

Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan:

a.       Berpusat pada pertanyaan (focus on question)

b.      Analisa argument (analysis arguments)

c.       Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of

clarification and/or challenge)

d.      Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of information)

C.     KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS         Merupakan proses pengetahuan multi dimensi         Berorientasi pada proses         Kerangka dalam menginterpretasikan pengetahuan, tantangan, pengambilan keputusan, hipotesa

dan memodifikasi         Mengembangkan nilai-nilai untuk pengambilan keputusan dan aktifitas         Kesadaran diri sendiri sebagai dasar membangun hubungan dengan klien, kesadaran diri,

perasaan, keyakinan, nilai-nilai         Empati dan pemberdayaan         Menerapkan teori belajar         Sebagai hasi sosialisasi professional         Merupakan sikap/perilaku mencari dan meningkatkan kemampuan professional         Menyatukan pendapat         Meningkatkan kualitas keputusan guna menghindari kesalahan dalam keputusan

Page 12: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

         Konsisten         Melibatkan perasaan, angan-angan, harapan dan intuisi.

I.        PENERAPAN KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATANAda empat hal pokok dalam penerapan berfikir kritis dalam keperawatan, yaitu :

1.      Penggunaan bahasa dalam keperawatanPerawat menggunakan bahasa secara verbal maupun nonverbal dalam mengekspresikan idea,

pikiran, informasi, fakta, perasan, keyakinan, dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi lain ataupun secara nonverbal pada saat melakukan pendokumentasian keperawatan. Dalam hal ini berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif

Lima macam penggunaan bahasa dalam konteks berfikir kritis :         Memberikan informasi yang dapat diklarifikasi (informative use of language)         Mengekspresikan perasaan dan sikap (expressive use of language)         Melaksanakan perencanan keperawatan atau ide-ide dalam tindakan keperawatan (directive use

of language)         Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari informasi, mengekspresikan keraguan dan

keheranan (interrogative use of language)         Mengekspresikan pengandaian (conditional use of language)2.      Argumentasi dalam keperawatan

Badman (1988) mengemukakan beberapa pengertian argumentasi terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan adalah sebagai berikut :

         Berhubungan dengan situasi perdebatan atau pertengkaran (dalam bahasa sehari-hari)         Debat tentang suatu isu         Upaya untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk berbuat suatu dalam rangka merubah

perilaku sehat         Berhubungan dengan bentuk penjelasan yang rasional dimana memerlukan serangkaian alas an

perlunya suatu keyakinan dan pengambilan keputusan atau tindakan.3.      Pengambilan keputusan

Dalam praktek keperawatan sehari-hari, perawat selalu dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan dengan tepat. Hal ini dapat terjadi dalam interaksi teman sejawat profesi lain dan terutama dalam penyelesaian masalah manajemen di ruangan.

4.      Penerapan dalam proses keperawatana.       Pada tahap pengkajian

Perawat dituntut untuk dapat mengumpulkan data dan memvalidasinya dengan hasil observasi. Perawat harus melaksanakan observasi yang dapat dipercaya dan membedakannya dari data yang tidak sesuai. Hal ini merupakan keterampilan dasar berfikir kritis. Lebih jauh perawat diharapakan dapat mengelola dan mengkategorikan data yang sesuai dan diperlukan. Untuk memiliki keterampilan ini, perawat harus memiliki kemampuan dalam mensintesa dan menggunakan ilmu-ilmu seperti biomedik, ilmu dasar keperawatan, ilmu perilaku, dan ilmu sosial

b.      Perumusan diagnose keperawatanTahap ini adalah tahap pengambilan keputusan yang paling kritikal. Dimana perawat dapat

menentukan masalah yang benar-benar dirasakan klien, berikut argumentasinya secara rasional. Semakin perawat terlatih untuk berfikir kritis, maka ia akan semakin tajam dalam menentukan

Page 13: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

masalah atau diagnose keperawatan klien, baik diagnose keperawatan yang sifatnya possible, resiko, ataupun actual. Berfikir kritis memerlukan konseptualisasi dan ketrampilan ini sangat penting dalam perumusan diagnose, karena taksonomi diagnose keperawatan pada dasarnya adalah suatu konsep (NANDA, 1998).

c.       Perencanaan keperawatanPada saat merumuskan rencana keperawatan, perawat menggunakan pengetahuan dan alas an

untuk mengembangkan hasil yang diharapkan untuk mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan. Hal ini merupakan keterampilan lain dalam berfikir kritis, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan. Untuk hal ini dibutuhkan kemampuan perawat dalam mensintesa ilmu-ilmu yang dimiliki baik psikologi, fisiologi, dan sosiologi, untuk dapat memilih tindakan keperawatan yang tepat berikut alasannya. Kemudian diperlukan pula keterampilan dalam membuat hipotesa bahwa tindakan keperawatan yang dipilih akan memecahkan masalah klien dan dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan

d.      Pelaksanaan keperawatanPada tahap ini  perawat menerapkan ilmu yang dimiliki terhadap situasi nyata yang dialami

klien. Dalam metode berfikir ilmiah, pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam menguji hipotesa. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan suatu tindakan nyata yang dapat menentukan apakah perawat dapat berhasil mencapai tujuan atau tidak.

e.       Evaluasi keperawatanPada tahap ini perawat mengkaji sejauh mana efektifitas tindakan yang telah dilakukan

sehingga dapat mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar kien. Pada proses evaluasi, standar dan prosedur berfikir kritis sangat memegang peranan penting karena pada fase ini perawat harus dapat mengambil keputusan apakah semua kebutuhan dasar klien terpenuhi, apakah diperlukan tindakan modifikasi untuk memecahkan masalah klien, atau bahkan harus mengulang penilaian terhadap tahap perumusan diagnose keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya

Sebuah titik sistem dokumentasi asuhan keperawatan terkomputerisasi sedang dievaluasi untuk menentukan apakah pelaksanaan menghasilkan timesaving untuk praktisi perawat neonatal (NNP) sambil mempersiapkan putaran pasien. Manfaat dari proses kerja hipotesis menurun adalah inisiasi awal dari perubahan perawatan sehingga meningkatkan kualitas pelayanan. Kegiatan diamati dalam proses kerja yang waktunya sebelum dan lagi 4 bulan setelah penerapan sistem dokumentasi keperawatan terkomputerisasi. Data akan dianalisis dan hasil yang dilaporkan.

Pengumpulan data hanya selesai dan data yang sedang dimasukkan ke dalam SPSS untuk analisis statistik. Statistik deskriptif akan mencakup frekuensi, persentase, berarti, dan standar deviasi untuk menggambarkan waktu yang dihabiskan dalam berbagai kegiatan sambil menyiapkan Formulir Kemajuan Harian oleh 3 NNPs dan untuk memeriksa tingkat ketajaman bayi. Sebuah analisis tindakan berulang varians direncanakan untuk membandingkan waktu yang dihabiskan sebelum dan sesudah implementasi sistem sementara mengontrol NNP dan tingkat ketajaman. Persentase kesepakatan antara penilai akan dihitung untuk kehandalan antar-penilai. Hasil akan memberikan indikasi kualitas

Page 14: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

dokumentasi sistem keperawatan komputerisasi ini, berdampak pada pengguna, dan efeknya pada proses kerja.

Penelitian - Menerapkan perubahan dalam praktek keperawatan

Sistem dokumentasi keperawatan di Rumah Sakit Mercy, Cork itu dirombak menyusul sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tim Pengembangan Praktek Proses keperawatan terus berubah untuk memenuhi tuntutan baru, harapan dan teknologi. Praktisi perawat terus memberikan pelayanan langsung kepada pasien karena mereka telah di masa lalu, tapi sekarang akuntabel untuk praktek profesional dan self-direction.

Masalah yang mempengaruhi praktik keperawatan saat ini meliputi:

Dorongan untuk profesionalisme Promosi kesehatan dan meningkatnya penekanan pada

keuntungan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan perubahan dalam program perawatan dan manajemen Akuntabilitas dan keputusan etika / moral Teknologi informasi tuntutan. 1

Setelah diakui dan diterima kebutuhan untuk naik ke tantangan todays, Tim Pengembangan Praktek di Rumah Sakit Mercy, Cork, dianalisis dan dievaluasi praktek klinis saat ini dengan tujuan mempengaruhi perubahan jika dan bila perlu.

Dokumentasi keperawatan yang terakhir karena beberapa alasan:

Unsur keuangan / biaya dalam konteks penganggaran rumah sakit, keperawatan harus mampu membenarkan dirinya sendiri. Dokumentasi memungkinkan manajemen keperawatan untuk mempertahankan tingkat staf saat ini dan untuk memperbaiki mereka jika diperlukan.

Peningkatan kualitas manfaat dokumentasi pasien dan sistematis mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam perawatan mereka. Selain itu, dokumentasi yang akurat dan ringkas mengidentifikasi dan memperkuat peran perawat penting dalam mempromosikan kesejahteraan pasien.

Teknologi informasi dokumentasi keperawatan akan terkomputerisasi dalam waktu dekat, menciptakan database otomatis.

Sebuah database dikumpulkan sebelum perubahan yang dilakukan sehingga perbandingan dapat dibuat setelah perubahan dilaksanakan. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan kardexes keperawatan di bangsal masing-masing, dan dengan meminta perawat untuk pendapat mereka tentang sistem sekarang dokumentasi, dan apa solusi yang mereka miliki untuk menawarkan. Temuan dari survei ini menunjukkan bahwa:

Page 15: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

Sistem sekarang menulis laporan tidak cukup mencerminkan tingkat keahlian keperawatan dan perawatan diperpanjang untuk pasien.

Perawat menyadari kebutuhan untuk beradaptasi pendekatan seragam dan kohesif untuk dokumentasi.

Staf menunjukkan bahwa perubahan tersebut, sementara diterima, akan memerlukan dukungan dari fasilitator.

Setelah konsultasi dengan personil lingkungan, obyektif menimbang praktek yang ada dan mencari literatur, Tim Pengembangan Praktek memutuskan untuk menggabungkan dua konsep diagnosis keperawatan dan proses keperawatan dan untuk memperkenalkan kerangka disintesis dokumentasi perawat ke daerah klinis.

Diagnosis keperawatan

Peran perawat sebagai diagnosa yang telah mapan di AS, namun telah mendapat sedikit perhatian di tempat lain. Bunga dalam mengembangkan diagnosis keperawatan dalam pengaturan Inggris muncul dalam literatur 2-4 Sampai saat ini., Sastra tidak ada yang tersedia mengenai penggunaannya di Irlandia.

Diagnosis keperawatan saat ini mendominasi drive menuju otonomi di Amerika Utara. Amerika Utara Keperawatan Diagnosis Association (NANDA) mendefinisikan konsep tersebut sebagai:. Masalah kesehatan aktual atau potensial yang perawat, berdasarkan pendidikan dan pengalaman mereka, mampu dan berlisensi untuk mengobati 5

NANDA telah mengembangkan daftar klasifikasi yang membantu perawat untuk menjadi akrab dengan diagnosis keperawatan yang disetujui dan diakui. Untuk menempatkan ini dalam konteks Irlandia, Tim Pengembangan Praktek mengembangkan daftar diagnosis keperawatan sering terlihat di Rumah Sakit Mercy. Daftar ini, digunakan bersama dengan daftar NANDA, memungkinkan spektrum yang luas dari diagnosis keperawatan aktual atau potensial.

Proses keperawatan

Proses berpikir logis dan kritis adalah komponen penting dari praktek profesional. Proses ini berasal dari manajemen bisnis dan merupakan dan / atau organisasi kerangka pemecahan masalah. Dalam kasus keperawatan empat komponen utama adalah: menilai, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi.

The Mercy Hospital Diagnosa Keperawatan diubah / Proses terdiri dari enam fase:

Penaksiran Diagnosa keperawatan Perencanaan / diharapkan hasil Implementasi Evaluasi Discharge.

Page 16: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

Ini diagnosis / proses telah dikembangkan sebagai kerangka untuk dokumentasi keperawatan karena menyediakan link penting antara penyediaan dan evaluasi perawatan.

Itu diantisipasi bahwa beberapa kesulitan mungkin ditemui ketika memperkenalkan diagnosis keperawatan / proses untuk praktisi perawat. Sebelum perubahan dapat diimplementasikan dan diterima, pentingnya keyakinan yang ditantang harus sepenuhnya dihargai. Isu, sikap dan keyakinan pada proses perubahan telah baik dieksplorasi. Pelajaran utama adalah bahwa:

Semua individu diperlukan untuk mengubah harus merasa terlibat dalam proses Waktu harus diperbolehkan untuk perubahan terjadi.

Diputuskan untuk memperkenalkan diagnosis keperawatan / proses secara bertahap. Sebuah strategi yang direncanakan untuk memastikan pelaksanaan kerjasama dan sukses dari konsep-konsep ini. Dengan kerjasama dari para suster lingkungan dan staf itu memutuskan untuk proyek percontohan ini pada dua bangsal bangsal medis laki-laki dan perempuan.

Strategi

Diputuskan bahwa pendekatan diubah dokumentasi akan mulai beroperasi pada bulan Agustus 1997. Sebelum ini, perpustakaan rumah sakit penuh dengan literatur yang sesuai dan daftar referensi diberikan ke semua lingkungan. Taksonomi dari diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan yang mungkin sering terlihat di bangsal medis dibuat tersedia untuk masing-masing daerah. Perusahaan asuransi rumah sakit terakhir dokumentasi yang diusulkan dan menemukan itu dapat diterima.

Sebuah studi diadakan hari di rumah sakit pada bulan Juni 1997. Sipir, nyonya asisten, saudara bangsal, perawat staf senior dan tutor hubungan diundang untuk hadir. Hari studi dikoordinasi oleh tim dan tema untuk hari termasuk:

Alasan untuk perubahan Gambaran dari diagnosis keperawatan diubah / proses The intrinsik penghargaan Perawat profesional dan kebutuhan untuk membuat tubuh pengetahuan klinis Hukum implikasi dari dokumentasi miskin Kebutuhan untuk catatan sistematis dan akurat menjaga Sebuah gambaran dari perubahan dokumentasi Bermain peran, menunjukkan episode 48 jam rumah sakit pasien menggunakan diagnosis

keperawatan / proses.

Hari studi diikuti oleh kuliah tentang konsep diagnosis keperawatan / proses dan perubahan dokumentasi untuk semua personil keperawatan yang terlibat dalam studi percontohan. Ini diulangi 30 kali selama empat minggu interim dan perawat diundang untuk reattend presentasi sesering mungkin. Tim juga melakukan lokakarya praktis di bangsal yang ditunjuk.

Itu diantisipasi bahwa beberapa perlawanan terhadap proses dapat diungkapkan dan perubahan aspek dokumentasi mungkin dicari oleh staf. Untuk menghindari mencemari hasil penelitian,

Page 17: Berfikir kritis juliana AKPER PEMKAB MUNA

komentar dan / atau kritik dari proses yang diakui sebagai mereka muncul, tapi desain dari proses itu tidak diubah dengan cara apapun sampai hasil audit diperoleh dan dianalisis.

Studi percontohan dimulai pada Agustus 1997. Selama empat minggu pertama Tim Pengembangan Praktek bekerja secara intensif bersama staf perawat di daerah yang ditunjuk. Diagnosis keperawatan / proses yang digunakan setiap waktu perawatan pasien didokumentasikan dari masuk ke debit. Hal ini diawasi oleh tim dan saran, bantuan dan dorongan yang ditawarkan dimanapun diperlukan.

Setelah dua bulan KARDEX keperawatan telah diaudit untuk mengamati apakah diagnosis / proses sedang dimanfaatkan dengan benar, dan tenaga keperawatan yang diaudit untuk memastikan tingkat kepuasan mereka dengan metode baru dokumentasi, dan pelatihan dan dukungan yang diberikan.

Audit retrospektif dari 20 kardexes keperawatan, yang dipilih secara acak oleh petugas catatan medis, dilakukan

SPenggunaan teknologi dan komputer telah menyebabkan proses perbaikan, yang memungkinkan untuk waktu kurang mendokumentasikan, lebih banyak waktu dengan pasien dan oleh karena itu peningkatan kualitas perawatan pasien dan keselamatan. Penggunaan charting elektronik oleh komputer dan perangkat elektronik lainnya telah terbukti dapat meningkatkan hasil pasien dan keselamatan pasien.emua hak dilindungi oleh INMO. Jangan gunakan tanpa izin