47
GANGGUAN SALURAN NAPAS AKIBAT OBSTRUKSI dr. Rasdiana

Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

GANGGUAN SALURAN NAPAS AKIBAT OBSTRUKSI

dr. Rasdiana

Page 2: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

OBSTRUKSI SALURAN NAPAS ATAS

Kongenital : atresia koana,stenosis supraglotis,glottis dan infraglotis, kista duktus tireoglosus, kista bronkiegen yang besar ,laringokel yang besar. 

Radang : laringotrakeitis, epiglotitis, hipertrofi adenotonsiler, angina ludwig, abses parafaring atau retrofaring

Page 3: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Traumatik :ingesti kaustik, patah tulang wajah atau mandibula,cedera laringotrakeal,intubasi lama: udem/stenosis, dislokasi krikoaritenoid, paralysis n. laringeus rekurens bilateral

Tumor : hemangioma, higroma kistik, papiloma laring rekuren, limfoma, tumor ganas tiroid, karsinoma sel skuamosa laring, faring atau oesofagus

Lain-lain :benda asing ,udem angioneurotik 

Page 4: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

KONGENGITAL

Atresia koanae :Koane dapat menyumbat total atau sebagian, di satu atau dua sisi, akibat kegagalan absorpsi membran bukofaringeal. Obstruksi mungkin berupa membranatau tulang. Gejalanya ialah kesulitan bernapas dan keluar sekret hidung terusmenerus. Diagnosis mudah dibuat dengan timbulnya sianosis pada waktu diam yangmenghilang pada waktu menangis, dan melihat sumbatan di belakang rongga hidung.

Pengobatan dengan pembedahan

Page 5: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

SELAPUT (WEB) GLOTIS DAN STENOSIS GLOTIS

Pita suara terbentuk dari membran horizontal primordial yang terbelah padagaris tengah. Kegagalan pemisahan mengakibatkan berbagai derajat stenosis glotis,mulai dari selaput pada komisura anterior sampai atresia total glotis. Biasanya ditandai suara parau sedangkan pada bayi menifestasinya berupa suara serak dan menangis tidak keras. Derajat sesak dan disfonia tergantung dari luasnya kelainan.

Pengobatan sementara pada bayi atau anak dengan businasi. Diperlukan tindakan bedah untuk memisahkan pita suara melalui tirotomi.

Obstruksi di subglotis jarang ditemukan, yaitu berupa penyempitan jalan napas setinggi rawan krikoid.

Page 6: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

TRAUMA

Menelan bahan kaustikLarutan asam kuat seperti asam sulfat, nitrat dan hidroklorit, atau basa kuatseperti soda kaustik, potasium kaustik dan ammonium bila tertelan dapamengakibatkan terbakarnya mukosa saluran cerna.

Page 7: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Trauma trakeaTrauma tajam atau tumpul pada leher dapat mengenai trakea. Trauma tumpul tidak menimbulkan gejala atau tanda tetapi dapat juga mengakibatkan kelainan hebat berupa sesak napas, karena penekanan jalan napas atau aspirasi darah atau emfisema kutis bila trakea robek.Trauma tumpul trakea jarang memerlukan tindakan bedah. Penderita diobservasi bila terjadi obstruksi jalan napas dikerjakan trakeotomi. Pada trauma tajam yang menyebabkan robekan trakea segera dilakukan trakeotomi di distal robekan. Kemudian robekan trakea dijahit kembali.

Page 8: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Trauma intubasiPemasangan pipa endotrakea yang lama dapat menimbulkan udem laring dan trakea. Keadaan ini baru diketahui bila pipa dicabut karena suara penderita terdengar  parau dan ada kesulitan menelan, gangguan aktivitas laring, dan beberapa derajat obstruksi pernapasan. Pengobatan dilakukan dengan pemberian kortikosteroid. Bila obstruksi napas terlalu hebat maka dilakukan trakeotomi.

Page 9: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

 Dislokasi krikoaritenoid Trauma pada laring dapat menyebabkan dislokasi persendian krikoaritenoid yang mengakibatkan suara parau disertai obstruksi jalan napas bagian atas. Pada pemeriksaan roentgen leher tampak dislokasi struktur laring, penyempitan jalan napas, dan udem jaringan lunak.Penanganannya berupa trakeotomi, kemudian dislokasi direposisi secara terbuka dan dipasang bidai dalam. Kelambatan penanganan dislokasi krikoaritenoid dapat mengakibatkan stenosis laring

Page 10: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Paralisis korda vokalis bilateral Kedua pita suara tidak dapat bergerak sedangkan posisinya paramedian dan cenderung bertaut satu sama lain waktu inspirasi. Penderita mengalami sesak napas hebat yang mungkin memerlukan intubasi dan atau trakeotomi.

Page 11: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

TUMOR

 Papiloma laring rekuren (papilomatosis laring infantil)Tumor epithelial papiler yang multipel pada laring ini disebabkan oleh papovavirus yang banyak didapatkan di lembah sungai Missisipi (AS). Penderitanya sering mempunyai veruka kulit yang mengandung virus. Biasanya kelainan sudah mulai pada usia dua tahun. Jika si ibu mempunyai veruka vagina maka kelainan ini dapat terjadi pada bayi usia enam bulan.Gejala khas berupa disfonia dan sesak napas yang bertambah hebat sampaiterjadi sumbatan total jalan napas.

Page 12: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Neoplasma tiroid Karsinoma tiroid dapat berinvasi ke laring dan mempengaruhi jalan napas. Adanya invasi ini harus dicurigai bila tumor tiroid tidak dapat digerakkan dari dasarnya, disertai suara parau dan gangguan napas. Pada pemeriksaan photo roentgen leher terlihat distorsi laring atau bayangan suatu massa yang menonjol ke lumen laring dan trakea.

Tumor ini harus dieksisi dengan laringektomi.

Page 13: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

LAIN-LAIN

Udem angioneurotik Udem angiopneurotik mukosa laring adalah salah satu penyebab obstruksi laring yang disebabkan oleh alergi. Gejala berupa suara parau yang progresif setelah kontak dengan menghirup atau menelan alergen tanpa tanda infeksi. Kadang diperlukan trakeotomi untuk menyelamatkan jiwa

Page 14: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

BEBERAPA PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENGETAHUI LETAK SUMBATAN Laringoskop Nasoendoskopi X-ray Foto polos sinus paranasal CT- Scan kepala & leher Biopsi

Page 15: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

TRAKEOSTOMI

Trakeostomi adalah suatu tindakan bedah dengan mengiris atau membuat lubang sehingga terjadi hubungan langsung lumen trakea dengan dunia luar untuk mengatasi gangguan pernapasan bagian atas.

Page 16: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Indikasi trakeostomi adalah:1.Mengatasi obstruksi laring.2.Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran pernapasan atas.3.Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus.4.Untuk memasang alat bantu pernapasan (respirator)5.Untuk mengambil benda asing di subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas bronkoskopi

Page 17: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

PPOK

Keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif, dan biasanya disebabkan oleh proses inflamasi paru yang disebabkan oleh pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan sistemik

Page 18: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

ETIOLOGI

Merokok Hiperresponsif sal.pernapasan Infeksi sal.pernapasan Asap pembakaran Partikel gas berbahaya

Page 19: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

GEJALA KLINIS

sesak napas progressif, memburuk dengan aktivitas, persisten.

batuk kronik, produksi sputum kronik,

Page 20: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2006, PPOK dibagi atas 4 derajat:

1. PPOK Ringan: biasanya tanpa gejala, faal paru VEP1/KVP < 70%

2. PPOK Sedang: VEP1/KVP < 70%, atau 50% =< VEP1 < 80% prediksi

3. PPOK Berat: VEP1/KVP < 70%, atau 30%=<VEP1<50% prediksi

4. PPOK Sangat Berat: VEP1/KVP < 70% atau VEP1<30% atau VEP1<50% disertai gagal napas kronik

Page 21: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

TERAPI Berhenti merokok/mencegah pajanan gas/partikel

berbahaya Menghindari faktor pencetus Vaksinasi Influenza Rehabilitasi paru Pengobatan/medikamentosa di antaranya penggunaan

bronkodilator kerja singkat (SABA, antikolinergik kerja singkat), penggunaan bronkodilator kerja lama (LABA, antikolinergik kerja lama), dan obat simtomatik. Pemberian kortikosteroid dapat digunakan berdasarkan derajat PPOK.

Pada PPOK derajat sangat berat diberikan terapi oksigen

Reduksi volume paru secara pembedahan (LVRS) atau endoskopi (transbronkial) (BLVR)

Page 22: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

ASMA BRONKHIAL

penyakit saluran pernapasan dengan ciri-ciri saluran pernapasan tersebut akan bersifat hipersensitif (kepekaan yang luar biasa) atau hiperaktif (bereaksi yang berlebihan) terhadap bermacam-macam rangsangan, yang ditandai dengan timbulnya penyempitan saluran pernapasan bagian bawah secara luas, yang dapat berubah derajat penyempitannya menjadi normal kembali secara spontan dengan atau tanpa pengobatan.

Page 23: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Kelainan dasar penyempitan saluran pernapasan yang berakibat timbulnya sesak napas adalah gabungan dari keadaan berikut:

Kejang/berkerutnya otot polos dari saluran pernapasan

Sembab/pembengkakan selaput lendir Proses keradangan Pembentukan dan timbunan lendir yang

berlebihan dalam rongga saluran pernapasan

Page 24: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA
Page 25: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

GEJALA KLINIS

Sesak napas Batuk Lendir Mengi (wheezing) Gejala yang berat dapat berupa napas sangat

sesak, otot-otot daerah dada berkontraksi sehingga sela-sela iganya menjadi cekung, berkeringat banyak seperti orang yang bekerja keras, kesulitan berbicara karena tenaga hanya untuk berusaha bernapas, posisi duduk lebih melegakan napas daripada tidur meskipun dengan bantal yang tinggi, bila hal ini berlangsung lama maka akan timbul komplikasi yang serius.

Page 26: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA
Page 27: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

JENIS ASMA

a)      Asma EkstrinsikAsma ekstrinsik adalah bentuk asma yang paling umum, dan disebabkan karena reaksi alergi penderitanya terhadap hal-hal tertentu (alergen), yang tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap mereka yang sehat. Kecenderungan alergi ini adalah “kelemahan keturunan”. Setiap orang dari lahir memiliki sistem imunitas alami yang melindungi tubuhnya terhadap serangan dari luar. Sistem ini bekerja dengan memproduksi antibodi.

Page 28: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

b)      Asma IntrinsikAsma intrinsik tidak responsif terhadap pemicu yang berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti cuaca, kelembapan dan suhu tubuh. Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan paru-paru yang kurang baik.

Page 29: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Klasifikasi tingkat penyakit asma dapat dibagi berdasarkan frekuensi kemunculan gejala (Hadibroto & Alam, 2006).

1.      Intermitten, yaitu sering tanpa gejala atau munculnya kurang dari 1 kali dalam seminggu dan gejala asma malam kurang dari 2 kali dalam sebulan. Jika seperti itu yang terjadi, berarti faal (fungsi) paru masih baik.

2.      Persisten ringan, yaitu gejala asma lebih dari 1 kali dalam seminggu dan serangannya sampai mengganggu aktivitas, termasuk tidur. Gejala asma malam lebih dari 2 kali dalam sebulan. Semua ini membuat faal paru realatif menurun.

Page 30: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

3.      Persisten sedang, yaitu asma terjadi setiap hari dan serangan sudah mengganggu aktivitas, serta terjadinya 1-2 kali seminggu. Gejala asma malam lebih dari 1-2 kali seminggu. Gejala asma malam lebih dari 1 kali dalam seminggu. Faal paru menurun.

4.      Persisten berat, gejala asma terjadi terus-menerus dan serangan sering terjadi. Gejala asma malam terjadi hampir setiap malam. Akibatnya faal paru sangat menurun.

Page 31: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a)      Pemeriksaan Laboratorium(1)   Pemeriksaan Sputum

Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan asma yang berat, karena hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan transudasi dari edema mukosa, sehingga terlepaslah sekelompok sel-sel epitel dari perlekatannya.

Page 32: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

(2)   Pemeriksaan Darah (Analisa Gas Darah/AGD/astrub)

(a) Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.

(b) Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.

(c) Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.

Page 33: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

(3)   Sel EosinofilSel eosinofil pada klien dengan status asmatikus dapat mencapai 1000-1500/mm3 baik asma intrinsik ataupun ekstrinsik, sedangkan hitung sel eosinofil normal antara 100-200/mm3.

Page 34: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

PEMERIKSAAN PENUNJANG

(1)   Pemeriksaan RadiologiGambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.

(2)   Pemeriksaan Tes KulitDilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.

Page 35: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

(3)   Scanning ParuDengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.

(4)   SpirometerAlat pengukur faal paru, selain penting untuk menegakkan diagnosis juga untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan.

Page 36: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

(8)   Petanda InflamasiAnalisis sputum yang diinduksi menunjukkan hubungan antara jumlah eosinofil dan Eosinophyl Cationic Protein (ECP) dengan inflamasi dan derajat berat asma.

Page 37: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

Menurut AAAI (Amerika Academy of Allergy, Asthma & Immunology) penggolongan obat asma (Hadibroto & Alam, 2006) adalah sebagai berikut:a)        Obat-obat anti peradangan (preventer)b)      Obat-obat pelega gejala berjangka panjangObat-obat pelega gejala berjangka panjang dalam nama generik yang ada di pasaran adalah salmeterol hidroksi naftoat (salmeterol xinafoate) dan teofilin (theophylline).

Page 38: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

c) Obat-obat pelega gejala asma (reliever/bronkodilator)Misalnya salbutamol [Ventolin®], terbutaline [Bricanyl®], formoterol [Foradil®, Oxis®], dan salmeterol [Serevent®] secara cepat mengembalikan saluran napas yang menyempit yang terjadi selama serangan asma ke kondisi semula. Obat pereda/pelega biasanya tersedia dalam bentuk inhaler berwarna biru atau abu-abu.

Page 39: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

EMFISEMA

Emfisema Paru adalah penyakit Paru Obstruktif Kronik. Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.

Page 40: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

ETIOLOGI

• Bronkhitis Kronis yang berkaitan dengan merokok

• Mengisap asap rokok/debu• Pengaruh usia

Page 41: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

GEJALA

Pada awal gejalanya serupa dengan bronkhitis Kronis

Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit

Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk

Bibir tampak kebiruan Berat badan menurun akibat nafsu makan

menurun Batuk menahun

Page 42: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

TATA LAKSANA

1.   Penyuluhan, Menerangkan pada para pasien hal-hal yang dapat memperberat penyakit, hal-hal yang harus dihindarkan dan bagaimana cara pengobatan dengan baik.2.  Pencegahana. Rokok, merokok harus dihentikan meskipun sukar. Penyuluhan dan usaha yang optimal harus dilakukanb. Menghindari lingkungan polusi, sebaiknya dilakukan

penyuluhan secara berkala pada pekerja pabrik, terutama pada pabrik-pabrik yang mengeluarkan

zat- zat polutan yang berbahaya terhadap saluran nafas.c. Vaksin, dianjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi, terutama terhadap influenza dan infeksi

pneumokokus.

Page 43: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

3.   Terapi Farmakologi, tujuan utama adalah untuk mengurangi obstruksi jalan nafas yang masih mempunyai komponen reversible meskipun sedikit. Hal ini dapat dilakukan dengan:

a. Pemberian Bronkodilator,Golongan teofilin, biasanya diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg BB per oral dengan memperhatikan kadar teofilin dalam darah. Konsentrasi dalam darah yang baik antara 10-15mg/L.Golongan agonis B2, biasanya diberikan secara aerosol/nebuliser. Efek samping utama adalah tremor,tetapi menghilang dengan pemberian agak lama.

b. Pemberian Kortikosteroid, pada beberapa pasien, pemberian kortikosteroid akan berhasil mengurangi obstruksi saluran nafas. Hinshaw dan Murry menganjurkan untuk mencoba pemberian kortikosteroid selama 3-4 minggu. Kalau tidak ada respon baru dihentikan.

c. Mengurangi sekresi mukusMinum cukup, supaya tidak dehidrasi dan mukus lebih encer sehingga urine tetap kuning pucat. Ekspektoran, yang sering digunakan ialah gliseril guaiakolat, kalium yodida, dan amonium klorida. Nebulisasi dan humidifikasi dengan uap air menurunkan viskositas dan mengencerkan sputum. Mukolitik dapat digunakan asetilsistein atau bromheksin.

Page 44: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

4. Fisioterapi dan Rehabilitasi, tujuan fisioterapi dan rehabilitasi adalah meningkatkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup dan memenuhi kebutuhan pasien dari segi social, emosional dan vokasional. Program fisioterapi yang dilaksanakan berguna untuk :a. Mengeluarkan mukus dari saluran nafas.b. Memperbaiki efisiensi ventilasi.c. Memperbaiki dan meningkatkan kekuatan fisis

Page 45: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

5. Pemberian O2 dalam jangka panjang, akan memperbaiki emfisema disertai kenaikan toleransi latihan. Biasanya diberikan pada pasien hipoksia yang timbul pada waktu tidur atau waktu latihan. Menurut Make, pemberian O2 selama 19 jam/hari akan mempunyai hasil lebih baik dari pada pemberian 12 jam/hari.

Page 46: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

1. Pemeriksan radiologis, pemeriksaan foto dada sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan menyingkirkan penyakit-penyakit lain. Foto dada pada emfisema paru terdapat dua bentuk kelainan, yaitu:a. Gambaran defisiensi arterOverinflasi, terlihat diafragma yang rendah dan datar,kadang-kadang terlihat konkaf. Oligoemia, penyempitan pembuluh darah pulmonal dan penambahan corakan kedistal.b. Corakan paru yang bertambah, sering terdapat pada kor pulmonal, emfisema sentrilobular dan blue bloaters. Overinflasi tidak begitu hebat.2.   Pemeriksaan fungsi paru, pada emfisema paru kapasitas difusi menurun karena permukaan alveoli untuk difusi berkurang.3.   Analisis Gas Darah Ventilasi, yang hampir adekuat masih sering dapat dipertahankan oleh pasien emvisema paru. Sehingga PaCO2 rendah atau normal. Saturasi hemoglobin pasien hampir mencukupi.4.   Pemeriksaan EKG

Page 47: Obstruksi napas AKPER PEMKAB MUNA

THANK YOU