88
Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng

Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

  • Upload
    others

  • View
    51

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berfikir Kritis dan

Pemecahan Masalah

Penyusun:

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Bevina D. Handari

Kiki A. Sugeng

Page 2: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berpikir Kritis dalam

Kehidupan Sehari-hari

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 3: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Apakah yang dimaksud

dengan berfikir kritis?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 4: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berfikir Kritis

Berfikir kritis adalah sekumpulan keahlian yang kita gunakan sehari‐hari dan diperlukan untuk pengembangan kemampuan personal maupun intelektual.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 5: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berfikir Kritis

Karakter (ciri‐ciri) dari orang yang berfikir kritis adalah sbb

Mempunyai kemampuan analisis yang baik

Mempunyai kemampuan komunikasi yang efektif Memperoleh informasi yang baik dan memiliki

kemampuan melakukan penelitian

Mempunyai sifat fleksibel dan toleran terhadap kerancuan dan ketidak pastian Mempunyai pemikiran terbuka

Pencari solusi masalah yang kreatif

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Mempunyai perhatian dan hasrat ingin tahu yang besar

KAS2

Page 6: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Slide 5

KAS2 Kiki A Sugeng, 12/1/2010

Page 7: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Segitiga Tingkatan Berpikir

Analisa

hambatan

Interpretasi

Pengalaman

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Tingkatan berfikir dapat digambarkan sebagai segitiga piramid yang

terbagi dalam 3 tingkatan.

Page 8: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Segitiga Tingkatan Berpikir

Analisa

Interpretasi

hambatan

Pengalaman

Hambatan dapat timbul disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: •Merasa terlalu nyaman dengan kondisi saat ini

•Keengganan untuk berubah

•Pemikiran yang sempit

•Kemarahan

•Egosentris

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 9: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pengalaman

Analisa

Interpretasi

Pengalaman

• Merupakan level pertama dalam tingkatan berpikir.

• Termasuk pengalaman yang dialami

sendiri dan penerimaan informasi serta

fakta-fakta empiris yang diterima dari

sumber lain.

• Merupakan dasar dari pemikiran kritis

dan argumentasi.

• Menyediakan bahan untuk interpretasi

dan analisis.

• Pada level ini, kita cenderung hanya

menggambarkan pengalaman kita

daripada berusaha untuk

memahaminya. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 10: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh Pengalaman

Saya ditolak oleh pekerjaan dimana saya sudah diwawancara. Mardi membantu membukakan pintu ketika saya hendak keluar.

Kloning manusia merupakan sesuatu yang ilegal di Amerika Serikat.

Pada pemilihan presiden Amerika tahun 2004, hanya 58,4 persen dari seluruh warga Amerika yang memenuhi syarat sebagai pemilih yang memberikan suara. Untuk warga usia antara 18 hingga 25 tahun persentasenya bahkan lebih rendah, yaitu 41,9 persen.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Silk Road atau jalur sutra adalah julukan untuk jalur perdagangan antara Asia dan Eropa di zaman dahulu.

Page 11: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Interpretasi

Analisa

Interpretasi

Pengalaman

• Merupakan level kedua dalam tingkatan berpikir.

• Merupakan usaha untuk membuat

pengalaman agar dapat dimengerti.

• Meliputi : interpretasi individual

terhadap pengalaman, pandangan

umum, dan pandangan kultural.

• Sebagian dari interpretasi kita mungkin

berdasarkan informasi yang cukup dan

sebagian lainnya mungkin hanya

berdasarkan pendapat, perasaan pribadi,

atau praduga. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 12: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Analisa

Analisa

Interpretasi

Pengalaman

• Merupakan level ketiga dalam tingkatan berpikir.

• Pada tingkatan ini kita perlu

meningkatkan tingkatan berpikir kita

dan secara kritis menentukan

interpretasi-interpretasi untuk sebuah

pengalaman, juga untuk pengalaman-

pengalaman lainnya, menolak untuk

menerima menentukan apakah

interpretasi akurat atau interpretasi

terlalu umum untuk suatu pengalaman.

• Analisis biasanya dimulai dari

menanyakan sebuah pertanyaan. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 13: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh 1

Pengalaman

Interpretasi

Analisa

Saya tidak diterima pada pekerjaan dimana saya sudah

diwawancara. Saya tidak mendapatkan pekerjaan tersebut karena saya tidak

memiliki koneksi yang tepat. Apakah yang menyebabkan saya tidak mendapatkan

pekerjaan adalah koneksi saya yang kurang, karena

kemampuan wawancara saya yang lemah, ataukah karena

saya kurang memenuhi kualifikasi pekerjaan tersebut? Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 14: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh 2

Pengalaman membukakan pintu ketika saya Mardi membantu

hendak keluar.

Interpretasi

Analisa

Mardi adalah seseorang yang berpikir wanita terlalu lemah

untuk membuka pintu untuk mereka sendiri. Apakah tujuan Mardi membukakan pintu untuk saya? Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 15: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berpikir Kritis

Berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam proses pemecahan masalah.

Untuk lebih dapat berpikir kritis berikut langkah‐ langkah yang harus dicermati dalam membaca sebuah masalah:

Menentukan apakah ada informasi yang hilang, Menentukan apakah ada informasi yang tidak relevan atau tidak penting.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 16: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berpikir Kritis

Menentukan informasi yang hilang

Hilangnya satu informasi penting dapat menghalangi pemecahan masalah

Contoh:

Setiap hari atmosfir bumi dibombardir oleh 1022 joule radiasi solar (1 J = 0,239 kal). Jumlah energi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan energi populasi manusia selama 25 tahun.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Penjelasan ini tidak memberikan informasi bagaimana atau berdasarkan apa kebutuhan energi populasi manusia dihitung.

Page 17: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berpikir Kritis

Menentukan informasi yang tidak relevan/ penting

Pada masalah mungkin terdapat informasi yang keberadaannya tidak dibutuhkan dalam pemecahan masalah.

Contoh:

Pada suatu penelitian, peneliti menyebarkan low concentrations of dissolved iron di laut seluas 72 km2, kemudian diukur perubahan kepadatan phytoplankton dalam periode 7 hari. Pengukuran dilakukan terus‐menerus dalam periode tersebut. Terjadi peningkatan phytoplankton dalam jumlah besar yang ditunjukkan dengan bertambahnya konsentrasi chlorophyll dalam air.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 18: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berpikir Kritis

Perhatikan bahwa kalimat:

“Pengukuran dilakukan terus‐menerus dalam periode tersebut”

bukan merupakan informasi yang penting. Informasi ini hanya menjelaskan bagaimana proses pengukuran dilakukan.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 19: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 20: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Saat ini banyak tersedia alat bantu hitung yang berfungsi membantu kita dalam kegiatan yang melibatkan perhitungan, seperti kalkulator, komputer, dan lain‐lain. Namun,, contoh berikut menunjukkan bahwa kita hanya

ESTIMASI membutuhkan estimasi dari solusi masalah bukan alat bantu hitung. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 21: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

CONTOH 1 :

Mengestimasi jumlah kandang burung.

Sebuah kandang burung merpati dapat memuat sampai 4 burung. Berapa

banyak kandang yang dibutuhkan untuk dapat memuat 14 burung?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 22: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Dengan menggunakan alat bantu hitung diperoleh nilai 3,5. Namun tidak mungkin ada 3,5 kandang.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 23: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Jadi, untuk dapat memuat sampai 14 burung dibutuhkan 4 kandang burung.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Pada contoh ini harus digunakan pembulatan ke atas dari bilangan 3,5 ke bilangan bulat berikutnya.

Page 24: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

CONTOH 2 :

Membandingkan proporsi pekerja sesuai rentang usia

Sebuah pabrik elektronik memiliki buruh pabrik dengan rentang usia 18‐22 tahun sebanyak 85 buruh laki‐laki dari total 150 buruh di rentang usia tersebut. Dari 275 buruh di rentang usia 23‐27 tahun terdapat 120 buruh laki‐laki.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Rentang usia mana yang memiliki proporsi buruh laki‐laki yang lebih besar?

Page 25: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Untuk rentang usia 18‐22 tahun, terdiri dari 85 buruh laki‐laki dan 150‐85=65 buruh perempuan.

Berarti pada rentang usia tersebut, lebih dari separuhnya adalah buruh laki‐laki.

Proporsi buruh pada rentang

usia 18-22 tahun

Laki-laki

Perempuan

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 26: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Rentang usia 23‐27 tahun terdiri dari 120 buruh laki‐laki dan 275‐120 = 155 buruh perempuan.

Berarti jumlah buruh laki‐laki kurang dari separuh jumlah buruh di rentang usia tersebut.

Proporsi buruh pada rentang

usia 23-27 tahun

Laki-laki

Perempuan

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 27: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Proporsi buruh pada

rentang usia 18-22 tahun

Laki-laki

Perempuan

Proporsi buruh pada

rentang usia 23-27 tahun

Laki-laki

Perempuan

Gambar di atas menunjukkan rentang usia 18‐22 tahun memiliki proporsi buruh laki‐laki yang lebih besar dibanding rentang usia 23‐27 tahun. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 28: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Tujuan

1.Menggunakan teknik‐teknik estimasi untuk menentukan solusi pendekatan,

2.Menggunakan teknik‐teknik estimasi dalam grafik,

3.Mengembangkan model yang dapat menggambarkan hubungan antar variabel.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 29: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

MENGGUNAKAN TEKNIK‐TEKNIK ESTIMASI UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PENDEKATAN

Estimasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memperoleh solusi aproksimasi dari suatu masalah.

Estimasi dapat membantu kita menentukan apakah suatu perhitungan masuk akal atau tidak.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 30: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

BEBERAPA CONTOH ESTIMASI :

Sekitar 80% gempa bumi terbesar di dunia terjadi di kawasan lingkaran api (the Ring of Fire)), yaitu daerah dengan aktivitas geologi yang sangat tinggi.

Tsunami di Aceh menelan korban lebih dari 184.000 orang di 14 negara.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 31: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Rata‐rata ketinggian 7 benua di atas permukaan laut adalah 840 meter. Mt. Everest adalah permukaan tertinggi dengan ketinggian 8848 m di atas permukaan laut dan Laut Mati terendah dengan ketinggian 400 m di bawah permukaan laut.

Sekitar 75% gunung‐gunung di dunia berada pada daerah lingkaran api, dan sekitar 600 gunung merupakan gunung aktif.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 32: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Beberapa teknik estimasi :

Pembulatan bilangan asli

Contoh :

123.436 dibulatkan menjadi 123.440, dinotasikan 123.436 ≈ 123.440.

Notasi ≈ berarti “diaproksimasi dengan”

Pembulatan desimal sebuah bilangan

Contoh :

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

12,345 dibulatkan menjadi 12,350, dinotasikan 12,345 ≈ 12,350.

Page 33: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Pembulatan bilangan asli Perhatikan digit disebelah kanan dari digit bilangan yang akan dibulatkan. Contoh: bulatkan 123.436 ke puluhan terdekat.

Digit di sebelah

kanan 3 adalah 6 123.4 3 6 Digit yang akan

dibulatkan Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 34: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Pembulatan bilangan asli Jika digit di kanan bernilai 5 atau lebih, nilai digit yang akan dibulatkan di tambah 1 dan ganti semua digit di kanannya dengan nol.

3 6 123.4 4 0 Digit 6 diganti

menjadi 0

karena digit dikanan 3

adalah 6 dan 6 lebih dari 5

maka digit 3 ditambah 1

menjadi 4

Jadi hasil pembulatan ke puluhan terdekat dari 123.436 ≈ 123.440. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 35: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Pembulatan bilangan asli Jika digit di kanan bernilai kurang dari 5, nilai digit yang akan dibulatkan tidak berubah dan ganti semua digit di kanannya dengan nol.

4 123.4 3 0 Digit 4 diganti

menjadi 0

karena digit dikanan 3

adalah 4 kurang dari 5 maka

3 tidak berubah

Jadi hasil pembulatan ke puluhan terdekat dari 123.434 ≈ 123.430. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 36: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Pembulatan desimal sebuah bilangan

Dengan menggunakan aturan yang sama dengan pembulatan bilangan asli dapat dilakukan pembulatan desimal pada sebuah bilangan.

Contoh:

Pembulatan 3,14159 ke per seratus terdekat adalah 3,14159 ≈ 3,14.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 37: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Estimasi dengan pembulatan

Misalkan anda berbelanja di pasar membeli beberapa barang yang berturut‐turut berharga

Rp 12.550, Rp 13.250, Rp 8.600,

Rpp 10.500,, Rpp 10.250 dan Rpp 5.450.

Penjual mengatakan anda harus membayar Rp 68.000. Apakah jumlah tersebut masuk akal?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 38: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Estimasi

Estimasi dengan pembulatan ke sepuluh ribu terdekat:

Rp 12.550 ≈ Rp 13.000, Rp 13.250 ≈ Rp 13.000,

Rp 8.600 ≈ Rp 9.000, Rp 10.500 ≈ Rp 11.000, Rp 10.250 ≈ Rp 10.000,

Rp 5.450 ≈ Rp 5.000.

Total estimasi adalah Rp 61.000 sehingga jumlah yang harus dibayar Rp 68.000 tidak masuk akal.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 39: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Strategi Pemecahan

Masalah

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 40: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

PENDAHULUAN

Materi yang akan anda dipelajari pada topik ini akan membantu Anda dalam memecahkan masalah‐masalah anda sehari‐hari, seperti :

apakah Anda akan membeli rumah atau cukup menyewa saja,

bagaimana menyelesaikan tugas yang cukup kompleks dari dosen Anda.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 41: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

PENDAHULUAN

Masalah di dunia nyata jauh lebih kompleks dari masalah‐masalah yang ada dalam pembahasan topik ini, namun dengan mempelajari topik ini tanpa anda sadari akan memampukan anda menggunakan konsep matematika dalam kehidupan anda sehari‐hari.

Hal ini jelas akan membantu Anda dalam proses pemecahan masalah yang Anda hadapi.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 42: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

PENDAHULUAN

Yang perlu dipahami adalah proses pemecahan masalah membutuhkan kesabaran dan pengalaman. Dengan bekerja secara cerdik, walau harus melalui kerja keras, akan membantu anda menjadi pemecah masalah yang hebat.

Pemecahan masalah membutuhkan:

1.Persiapan

2.Waktu untuk berpikir

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

3.Ide untuk memecahkan masalah 4.Verifikasi

Page 43: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Syarat Pemecahan Masalah

1.Persiapan

Misalkan anda diberi tugas untuk membuat iklan promosi produk telekomunikasi baru. Maka anda harus mempelajari fitur‐fitur produk, mencobanya, dan memperkirakan serta mempelajari segmen pasar yang akan disasar. Persiapan yang tepat dibutuhkan untuk menghasilkan iklan yang efektif.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 44: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Syarat Pemecahan Masalah

2.Waktu Untuk Berpikir

Jika solusi masalah yang diperoleh makin tidak mendekati solusi yang dicari, alihkan perhatian anda ke hal lain sejenak. Anda dapat kembali mencoba mengatasi masalah anda jika anda sudah merasa lebih baik.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 45: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Syarat Pemecahan Masalah

3.Ide Untuk Memecahkan Masalah

Dalam memecahkan masalah, kadang kita membutuhkan ide yang dapat membantu kita memecahkan masalah. Misalnya anda sudah pernah menghadapi masalah yang hampir sama sebelumnya, maka anda dapat menggunakan cara yang sama untuk memecahkan masalah anda sekarang.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 46: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Syarat Pemecahan Masalah

4.Verifikasi

Jika solusi sudah diperoleh, pikirkan dan uji kembali solusi tersebut. Apakah solusi sudah memenuhi semua kondisi masalah? Apakah ada kesalahan kalkulasi atau teori yang digunakan?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 47: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Syarat Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah lebih kepada seni daripada sains sehingga tidak ada suatu aturan yang dapat digunakan untuk memecahkan semua jenis masalah.

Dalam hal ini Anda harus kreatif menggunakan alat bantu matematika dalam memecahkan masalah Anda.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 48: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Tujuan:

Mampu memecahkan masalah menggunakan prosedur empat langkah pemecahan masalah.

Kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah merupakan kemampuan penting yang sangat dibutuhkan baik di sekolah, dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari‐hari.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 49: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

George Polya (1887‐1985) mengusulkan sebuah model pemecahan masalah yang dapat digunakan di sebarang bidang ilmu.

Model ini dapat digunakan sebagai pedoman proses pemecahan masalah, dan pada masalah‐masalah tertentu dapat digunakan tanpa harus melakukan setiap langkahnya.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 50: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Empat langkah Pemecahan Masalah menurut Polya:

Langkah 1: Memahami Masalah Baca masalah beberapa kali.

Bacaan pertama sebagai overview.

Bacaan ke dua anda tuliskan informasi yang ada dan tentukan masalah apa yang harus anda dipecahkan.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 51: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 2: Susun rencana pemecahan masalah

Rencana pemecahan masalah dapat terdiri dari satu atau lebih langkah dari strategi pemecahan masalah berikut:

Gunakan inductive reasoning untuk menentukan ada tidaknya sebuah pola,

Buat daftar atau tabel yang sistematis,

Gunakan estimasi untuk memperoleh tebakan yang cerdik dari solusi. Cek estimasi terhadap kondisi masalah dan gunakan langkah mundur hingga diperoleh solusi sebenarnya,

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 52: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Coba nyatakan masalah ke dalam bentuk yang lebih sederhana dan gunakan hasil pemecahkan masalah yang lebih sederhana ke masalah sekarang, Lakukan trial and error,

Buat daftar informasi yang tersedia atau diberikan dalam masalah ke bentuk tabel,

Coba buat diagram atau sketsa untuk mengilustrasikan masalah,

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 53: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Hubungkan masalah yang dihadapi dengan masalah yang hampir sama yang sudah pernah dihadapi sebelumnya, gunakan metode pemecahan masalah pada masalah tersebut ke masalah yang sedang dihadapi sekarang, Gunakan informasi yang ada untuk menghapus kemungkinan‐ kemungkinan yang kurang sesuai, Gunakan akal sehat.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 54: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 3: Jalankan rencana pemecahan masalah dan pecahkan masalah

Langkah 4: Lihat kembali solusi dan cek kembali solusi tersebut.

Solusi harus memenuhi semua kondisi masalah,, masuk akal dan dapat ditelusuri kebenarannya. Jika tidak, cek kembali metode atau penghitungan yang digunakan. Mungkin ada cara lain untuk menentukan solusi sebenarnya.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 55: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Berikut adalah beberapa contoh pemecahan masalah menggunakan model pemecahan masalah sebagai pedoman proses pemecahan masalah.

Contoh 1: Disebuah pesta terdapat 6 tamu yang saling menyalami satu sama lain. Berapa banyak kemungkinan jabat tangan yang dapat terjadi?

Langkah 1: Memahami masalah Informasi yang diperoleh adalah ada 6 tamu yang saling berjabat tangan satu sama lain.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Masalah yang harus dipecahkan berapa banyak kemungkinan jabat tangan yang dapat terjadi?

Page 56: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 2: Susun rencana pemecahan masalah Buat diagram atau sketsa untuk mengilustrasikan masalah.

Tamu 3 Tamu 6

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Tamu 1 Tamu 5

Tamu 2 Tamu 4

keterangan menyatakan saling Berjabat tangan

Page 57: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 3: Jalankan rencana pemecahan masalah dan pecahkan masalah

Dengan menghitung jumlah garis yang menghubungkan tiap dua tamu pada gambar, dapat dihitung bahwa terjadi 15 kali saling

berjabat tangan.

Langkah 4: Lihat kembali solusi dan cek kembali solusi tersebut.

Solusi dapat ditelusuri kebenarannya dengan menggunakan prinsip kombinasi dalam matematika.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 58: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Contoh 2: Tentukan jumlah bilangan baris ke enam dari segitiga Pascal berikut:

baris 0 baris 1 baris 2 baris 3 baris 4 baris 5 baris 6

1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 ? Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 59: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 1: Memahami Masalah Akan ditentukan jumlah bilangan baris ke enam dari segitiga Pascal. Informasi bilangan yang ada hanya sampai baris ke lima.

baris 0 baris 1 baris 2 baris 3 baris 4 baris 5

1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 60: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 2: Susun rencana pemecahan masalah Coba kenali pola dari masalah yang dihadapi. Jika mungkin gunakan pola yang sama dalam memecahkan masalah.

Dengan memperhatikan setiap bilangan pada segitiga Pascal dapat dilihat adanya pola pada bilangan segitiga Pascal sebagai berikut:

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 61: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

10 diperoleh dengan menjumlahkan bilangan dikiri atasnya yaitu 6 dengan bilangan di kanan atasnya yaitu 4

Pemecahan Masalah

1 1 1

1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1

1 5 10 10 5 1 Setiap bilangan pada segitiga Pascal dapat diperoleh dengan menjumlahkan bilangan yang letaknya di sebelah kiri atas dengan bilangan yang letaknya di sebelah kanan atas dari bilangan tersebut. Dengan pola ini dapat ditentukan jumlah tiap baris segitiga Pascal. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 62: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 3: Jalankan rencana pemecahan masalah dan pecahkan masalah Dengan pola tersebut dapat ditentukan semua bilangan pada baris ke enam segitiga Pascal kemudian hitung jumlahnya. 1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1

1 6 15 20 15 6 1 Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

baris 6 Jumlah?

Page 63: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Baris ke‐

0 1 2 3 4 5 6

Total 1 2 4 8 16 32 64

Pemecahan Masalah

Jumlah 1 1 1 1 2 1 1 3 3 1 1 4 6 4 1 1 5 10 10 5 1 1 6 15 20 15 6 1

1 = 1 1+1 = 2 1+2+1 = 4 1+3+3+1 = 8 1+4+6+4+1 = 16 1+5+10+10+5+1 = 32 1+6+15+20+15+6+1 = 64

Pada tabel berikut ditunjukkan jumlah tiap baris segitiga Pascal hingga baris ke delapan. Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 64: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 4: Lihat kembali solusi dan cek kembali solusi tersebut.

Solusi dapat ditelusuri kebenarannya dengan menggunakan rumus matematika menghitung jumlah bilangan pada baris segitiga Pascal.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 65: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Memecahkan masalah yang cukup kompleks tidaklah mudah, karena itu pada langkah 2 terdapat strategi pemecahan masalah:

Coba nyatakan masalah ke dalam bentuk yang lebih sederhana dan gunakan hasil pemecahkan masalah yang lebih sederhana ke masalah sekarang.

Strategi ini mengusulkan :

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Awali langkah pemecahan masalah dengan memecahkan submasalah yang lebih sederhana kemudian gunakan solusi submasalah tersebut untuk memecahkan masalah anda.

Page 66: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Contoh 3:

Misalkan terdapat sepuluh mahasiswa calon penerima penghargaan mahasiswa berprestasi UI. Panitia ingin mengatur urutan penerima penghargaan naik ke atas panggung. Ada berapa urutan yang mungkin dibentuk panitia?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 67: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Masalah yang lebih sederhana dari masalah di atas misalnya hanya terdapat 3 mahasiswa. Maka terdapat 6 urutan mahasiswa yang mungkin:

1 2 3 1 3 2 2 3 1 3 2 1

Kemungkinan 1 Kemungkinan 2 Kemungkinan 3 Kemungkinan 4

3 1 2 2 1 3

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Kemungkinan 5 Kemungkinan 6

Page 68: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Pada Langkah 2 juga terdapat strategi pemecahan masalah:

Hubungkan masalah yang dihadapi dengan masalah yang hampir sama yang sudah pernah dihadapi sebelumnya.

Langkah ini merupakan langkah yang efektif dalam pemecahan masalah. Berikut contohnya:

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 69: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Misalkan sebuah server utama dari sebuah sistim komputer akan dihubungkan dengan 6 server lainnya sehingga setiap server dapat saling berhubungan satu sama lainnya.

Berapa banyak saluran yang harus disiapkan oleh teknisi komputer sehingga keterhubungan tersebut dapat terwujud?

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 70: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Masalah server ini hampir sama dengan masalah di sebuah pesta ketika 6 tamu saling menyalami satu sama lain. Sehingga solusi masalah 6 tamu dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah server ini.

Dengan 6 server sudah diketahui terdapat 15 saluran yang menghubungkan tiap dua server. Sehingga untuk masalah dengan 7 server perlu ditambahkan 6 saluran baru.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 71: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Konversi masalah 6 server ke 7 server. Total saluran baru yang dibutuhkan adalah 15 + 6 = 21 saluran.

Server 1 Server 2

1 2

3

Server 6 Server 7

Server 5 6

Server 3 4 5 Server 4 Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 72: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh Masalah

Grafik berikut menunjukkan biaya yang telah digunakan hingga tahun 2007 dan rencana biaya mendatang yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan periklanan (dalam jutaan rupiah) pada tahun 2008.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 73: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh Masalah

Jika diasumsikan berlaku kecenderungan kebutuhan biaya yang sama hingga tahun 2012 dimulai dari tahun 2006, gunakan grafik di atas untuk mengestimasi berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut ditahun 2012?

(Bulatkan jawaban anda ke puluhan juta terdekat. Karena yang dibutuhkan hanya perkiraan bukan jawaban yang tepat)

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 74: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh Masalah

Langkah 1: Memahami masalah

Informasi yang diberikan adalah biaya yang dikeluarkan pada tahun 2000 hingga tahun 2007, dan prediksi biaya yang akan dikeluarkan pada tahun 2008.

Masalahnya adalah menentukan estimasi biaya yang dibutuhkan pada tahun 2012 dengan asumsi berlaku kecenderungan kebutuhan biaya yang sama dimulai tahun 2006.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 75: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh Masalah

Langkah 2: Susun rencana pemecahan masalah

Karena soal memiliki asumsi kecenderungan kebutuhan biaya yang sama dimulai tahun 2006, berarti kita dapat menggunakan strategi pemecahan masalah:

Gunakan penalaran induktif untuk menentukan ada tidaknya sebuah pola (karena asumsi kecenderungan yang sama menunjukkan adanya sebuah pola).

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 76: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh Masalah

Langkah 3: Jalankan rencana pemecahan masalah dan pecahkan masalah

Berdasarkan grafik, pengeluaran tahun 2006 adalah 30 juta rupiah dan pada tahun 2007 berjumlah 34 juta rupiah. Berarti terdapat kenaikan 4 juta rupiah. Dengan asumsi tersebut dapat diestimasi pengeluaran tahun 2008 adalah 38 juta rupiah.

Untuk menghitung estimasi biaya pada tahun 2012 dapat digunakan ilustrasi sebagai berikut:

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 77: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh Masalah

Menurut asumsi dipenuhi: 2006 2007 2008

4 juta 4 juta

Maka rencana biaya tiap tahun sejak tahun 2006 dapat diilustrasikan sebagai:

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

4 juta 4 juta 4 juta 4 juta 4 juta 4 juta

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Sehingga estimasi dari kebutuhan biaya pada tahun 2012 adalah biaya tahun 2006, yaitu 30 juta dijumlahkan dengan 24 juta menjadi 54 juta rupiah atau 50 juta rupiah jika dibulatkan ke puluhan juta terdekat.

Page 78: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Contoh Masalah

Langkah 4: Lihat kembali solusi dan cek kembali solusi tersebut. Dari tahun 2008 hingga 2012 terhitung 4 tahun, dan berdasarkan asumsi dapat diestimasi biaya tiap tahun adalah 4 juta rupiah. Sehingga estimasi biaya selama 4 tahun adalah 4 juta/tahun x 4 tahun adalah 16 juta rupiah.

Berarti estimasi biaya pada tahun 2012 adalah prediksi biaya tahun 2008 dijumlahkan dengan biaya selama 4 tahun. Jadi 38 juta ditambah dengan 16 juta menjadi 54 juta.

Hasil pendekatan ke puluhan juta terdekat adalah 50 juta rupiah.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 79: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Kesimpulan

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 80: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Berfikir Kritis

Karakter (ciri‐ciri) dari orang yang berfikir kritis adalah sbb

Mempunyai kemampuan analisis yang baik

Mempunyai kemampuan komunikasi yang efektif Memperoleh informasi yang baik dan memiliki

kemampuan melakukan penelitian

Mempunyai sifat fleksibel dan toleran terhadap kerancuan dan ketidak pastian Mempunyai pemikiran terbuka

Pencari solusi masalah yang kreatif

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Mempunyai perhatian dan hasrat ingin tahu yang besar

KAS3

Page 81: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Slide 79

KAS3 Kiki A Sugeng, 12/1/2010

Page 82: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Segitiga Tingkatan Berpikir

Analisa

hambatan

Interpretasi

Pengalaman

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Tingkatan berfikir dapat digambarkan sebagai segitiga piramid yang

terbagi dalam 3 tingkatan.

Page 83: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Empat langkah Pemecahan Masalah:

Langkah 1: Memahami Masalah Baca masalah beberapa kali.

Bacaan pertama sebagai overview.

Bacaan ke dua anda tuliskan informasi yang ada dan tentukan masalah apa yang harus anda dipecahkan.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 84: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 2: Susun rencana pemecahan masalah

Rencana pemecahan masalah dapat terdiri dari satu atau lebih langkah dari strategi pemecahan masalah berikut:

Gunakan inductive reasoning untuk menentukan ada tidaknya sebuah pola,

Buat daftar atau tabel yang sistematis,

Gunakan estimasi untuk memperoleh tebakan yang cerdik dari solusi. Cek estimasi terhadap kondisi masalah dan gunakan langkah mundur hingga diperoleh solusi sebenarnya,

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 85: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Coba nyatakan masalah ke dalam bentuk yang lebih sederhana dan gunakan hasil pemecahkan masalah yang lebih sederhana ke masalah sekarang, Lakukan trial and error,

Buat daftar informasi yang tersedia atau diberikan dalam masalah ke bentuk tabel,

Coba buat diagram atau sketsa untuk mengilustrasikan masalah,

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 86: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Hubungkan masalah yang dihadapi dengan masalah yang hampir sama yang sudah pernah dihadapi sebelumnya, gunakan metode pemecahan masalah pada masalah tersebut ke masalah yang sedang dihadapi sekarang, Gunakan informasi yang ada untuk menghapus kemungkinan‐ kemungkinan yang kurang sesuai, Gunakan akal sehat.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 87: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Pemecahan Masalah

Langkah 3: Jalankan rencana pemecahan masalah dan pecahkan masalah

Langkah 4: Lihat kembali solusi dan cek kembali solusi tersebut.

Solusi harus memenuhi semua kondisi masalah,, masuk akal dan dapat ditelusuri kebenarannya. Jika tidak, cek kembali metode atau penghitungan yang digunakan. Mungkin ada cara lain untuk menentukan solusi sebenarnya.

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia

Page 88: Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah...Berfikir Kritis dan Pemecahan Masalah Penyusun: Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia Bevina D. Handari Kiki A. Sugeng Berpikir Kritis

Daftar Pustaka

Angel, A. R., Abbot, C. D., Runde, D., C., A Survey of Mathematics with Applications, Pearson Addison Wesley, 8Ed, 2009.

Blitzer, R., Thinking Mathematically, New Jersey, Pearson Prentice Hall, 4Ed, 2008.

Botkin, D.B. dan Keller, E.A., Environmental Science, Asia, John Wiley and Sons,

2010

Miller C. D., Heeren V. E., Hornsby J.S., Mathematical Ideas, Pearson, 11Ed, 2008.

Pirnot, T., Mathematics All Around, Boston, Addison Wesley, 3Ed, 2006.

Sevilla, A. dan Sommers, K., Quantitative Reasoning, Emeryville, Key College

Publishing, 2007

Hanya dipergunakan di Universitas Indonesia