Upload
buibao
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
RENI HERMAWATI
B 200 080 033
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA
LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
RENI HERMAWATI
B200080033
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Abstract
Disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) in the annual report is
one way companies to build, sustain, and legitimize the company's contribution in
terms of economic and political. This study aims to examine the effect of board size,
profitability, ownership structure and firm size on CSR disclosure in corporate annual
reports.
The population in this study were all manufacturing companies listed on the
Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2008-2010. The sample in this study were
selected using purposive sampling method. Based on predefined criteria obtained the
sample of 108 firms. However, the results obtained by a heteroscedasticity test data
that contain outliers, so the amount of data used for the study were 107 companies.
Analysis tool used is multiple regression analysis, t test and F test.
Keywords: disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR), board size, profitability, ownership structure, firm size
1. PENDAHULUAN
Kemajuan dunia bisnis yang tidak sejalan dengan perbaikan kesejahteraan
masyarakat dunia. Selain itu, kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
beroperasinya perusahaan dan pada gilirannya mengakibatkan bencana manusia
yang berkepanjangan.
Saat ini, masyarakat semakin berani untuk beraspirasi dan
mengekspresikan tuntutannya terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia.
Masyarakat telah semakin kritis dan mampu melakukan kontrol sosial terhadap
dunia usaha. Hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya
dengan semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk
memperoleh keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga
diminta untuk memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Febrina dan
IGN Agung Suaryana (2010) yang meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan
pada perusahaaan manufaktur di BEI. Adapun dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Laporan Tahunan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran dewan komisaris,
profitabilitas, struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan CSR pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI.
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis
untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek
ekonomis, sosial, dan lingkungan (Untung, 2008: 1). CSR memberikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan
interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di
bidang hukum (Darwin, 2004).
2.2. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh Gray dkk,
(2001) mendefinisikan sebagai suatu proses penyediaan informasi yang
dirancang untuk mengemukakan masalah seputar akuntabilitas sosial,
yang mana secara khas tindakan ini dapat dipertanggungjawabkan dalam
media-media seperti laporan tahunan maupun dalam bentuk iklan-iklan
yang berorientasi sosial.
Dalam proses pelaporan, ada beberapa standar pelaporan yang sudah
dikenal untuk mengimplementasikan CSR. Hakston dan Milne (1996)
mengelompokkan informasi CSR ke dalam 7 kategori: lingkungan, energi,
kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain - lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat, dan umum. Darwin (2004) mengatakan bahwa
Corporate Sustainability Reporting terbagi menjadi 3 kategori: kinerja
ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Selain itu, terdapat juga
standar pelaporan dari Global Reporting Initiative (GRI). GRI merupakan
sebuah organisasi independen yang telah mempelopori pengembangan
keberlanjutan dunia dan berkomitmen untuk terus menerus melakukan
perbaikan dan penerapan di seluruh dunia. Indikator kinerja GRI yaitu:
indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan hidup, indikator
praktek tenaga kerja dan pekerjaan yang layak, indikator Hak Asasi
Manusia, indikator kinerja masyarakat, indikator kinerja tanggung jawab
produk.
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan CSR
a. Ukuran dewan komisaris
Ukuran dewan komisaris adalah jumlah anggota dewan komisaris.
Suatu studi oleh Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2005)
menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris maka
akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring,
sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan
CSR disclosure, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin
besar untuk mengungkapkannya.
b. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang
saham perusahaan (Munif, 2010). Profitabilitas merupakan faktor
yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham
(Hackston dan Milne, 1996 dalam Rahman dan Widyasari, 2008).
Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar
pengungkapan CSR dalam laporan tahunannya.
c. Struktur Kepemilikan
Tingkatan kepemilikan saham terkonsentrasi maupun terdispersi
atau menyebar telah diusulkan berpengaruh terhadap pengungkapan
kebijakan perusahaan (Ullmann, 1985 dalam Reverte, 2008).
Perusahaan yang sahamnya tersebar lebih mungkin untuk
memperbaiki kebijakan pelaporan keuangan mereka dengan
menggunakan pengungkapan CSR dalam rangka untuk mengurangi
asimetri. Sebaliknya, perusahaan dengan struktur kepemilikan
terkonsentrasi kurang termotivasi untuk mengungkapkan informasi
tambahan mengenai CSR mereka, sepanjang pemegang saham dapat
memperoleh informasi langsung dari perusahaan.
d. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan variabel yang banyak digunakan
untuk menjelaskan pengungkapan tanggung jawab sosial yang
dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan. Branco dan Rodrigues
(2008) menyatakan bahwa pengungkapan CSR berhubungan dengan
ukuran perusahaan, dimana perusahaan besar cenderung
mengungkapkan CSR lebih luas dari perusahaan kecil. Perusahaan
besar lebih rentan dari pengawasan kelompok-kelompok stakeholder
dan rentan terhadap reaksi yang merugikan di antara mereka.
2.4. Pengembangan Hipotesis
Sembiring (2005), Andre Christian Sitepu dan Hasan Sakti Siregar
(2007) serta Sari dan Kholisoh (2009) meneliti tentang pengaruh ukuran
dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
Penelitian tersebut menemukan bahwa ukuran dewan komisaris
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H1 : Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
Hasil penelitian Tsoutsoura (2004), mengindikasikan bahwa
hubungan CSR dengan kinerja keuangan (yang dilihat dari rasio
profitabilitas ROA, ROE, dan ROS) adalah positif signifikan secara
statistik. Untuk pengukuran, ROA dan ROS menunjukkan hubungan yang
positif terhadap CSR. Dari penelitian tersebut, dapat diajukan hipotesis
sebagai berikut :
H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
Perusahaan dengan struktur kepemilikan terdispersi atau menyebar
cenderung mengungkapkan informasi CSR lebih dari perusahaan dengan
perusahaan dengan struktur kepemilikan terkonsentrasi dalam rangka
mengurangi asimetri informasi antara organisasi dan perusahaan
pemegang saham (Prencipe, 2004 dalam Reverte, 2008). Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006) serta Novita dan
Djakman (2008). Maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
Menurut Febrina dan IGN Agung Suaryana (2011), hanya ukuran
perusahaan saja yang menjadi satu – satunya variabel yang berpengaruh
signifikan pada kebijakan pengungkapan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Dari penelitian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan event study. Tipe penelitian ini adalah
penelitian penjelasan (explanatory research). Dimensi waktu yang
digunakan adalah cross sectional dan time series.
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tiga periode yaitu
2008-2010. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu sampel yang diambil adalah sampel yang memiliki
kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan untuk memilih
sampel adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010
b. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan di BEI maupun
website perusahaannya.
c. Perusahaan yang mengungkapkan informasi CSR dalam laporan
tahunan perusahaan yang bersangkutan.
d. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode
pengamatan.
4. ANALISIS DATA
Dalam penelitian ini menggunakan analisis data sebagai berikut:
a. Analisis regresi berganda
b. Uji Statistik dengan menggunakan Uji t, uji ketepatan model dengan
menggunakan Uji F serta Koefisien Determinasi (R2).
c. Uji Asumsi Klasik meliputi Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji
Heteroskedastisitas serta Uji Autokorelasi.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Statistik Deskriptif
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui nilai maksimum,
minimum, mean serta standar deviasi.
5.2. Uji Asumsi Klasik
5.2.1. Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov- Smirnov Z Sig. p-value Keterangan
Unstandardizedresidual 0,652 0,789 p>0,05 Normal
Sumber : Data diolah
Minimum Maximum Mean Std. Deviation CSRI 0.23 0.57 0.3658 0.08238 ROA 0.08 40.67 11.1560 9.65837 KOM 3.00 11.00 4.8318 2.06720 OWN 0.00 1.00 0.3551 0.48081 SIZE 11.03 18.54 14.6173 1.52535
Hasil uji normalitas menunjukan bahwa nilai signifikansi >0,05
(p>0,05), yaitu sebesar 0,789 maka dapat dinyatakan bahwa seluruh data
memiliki sebaran data yang normal.
5.2.2. Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan Ukuran dewan komisaris 0,496 2,018 Bebas MultikolinearitasProfitabilitas 0,933 1,071 Bebas MultikolinearitasStruktur kepemilikan 0,777 1,286 Bebas MultikolinearitasUkuran perusahaan 0,424 2,358 Bebas Multikolinearitas
Sumber : Data diolah
Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan bahwa tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang
berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih
dari 95%. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar
variabel dalam model regresi.
5.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Variabel thitung Sig. Keterangan Ukuran dewan komisaris 1,615 0,109 Bebas heteroskedastisitas Profitabilitas 1,794 0,076 Bebas heteroskedastisitas Struktur kepemilikan -1,380 0,170 Bebas heteroskedastisitas Ukuran perusahaan -1,847 0.068 Bebas heteroskedastisitas Sumber : Data diolah
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan tidak ada gangguan
heteroskedastisitas yang terjadi dalam proses estimasi parameter model
penduga, dimana tidak ada nilai thitung yang signifikan atau p>0,05.
5.2.4. Uji Autokorelasi
Sumber : Data diolah
D-W dl du 4-du Kriteria Kesimpulan
1,843 1,608 1,763 2,237 1,763≤1,843≤2,237 Bebas autokorelasi
Dengan nilai D-W sebesar 1,843 dimana angka tersebut berada diantara
dU dan 4-dU (1,763 ≤ 1,998 ≤ 2,237), maka dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi.
5.3. Uji Hipotesis
Variabel Koefisien Regresi thitung Signifikansi
Konstanta -0,81 Ukuran dewan komisaris 0,001 0,316 0,753 Profitabilitas 0,002 2,420 0,017 Struktur kepemilikan -0,008 -0,533 0,595 Ukuran perusahaan 0,029 4,647 0,000
R2 0,419 Adjusted R2 0,396 F statistik 18,368 0,000
Sumber : Data diolah
1. Uji F merupakan uji model secara keseluruhan diperoleh nilai Fhitung
untuk sebesar 18,368 dengan taraf sig 5%. Oleh karena itu Fhitung >
Ftabel, maka model regresi fit.
2. Koefisien determinasi (R2)
Berdasarkan hasil uji regresi diketahui bahwa nilai adjusted R Square
sebesar 0,396 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa variabel
ukuran dewan komisaris, profitabilitas, struktur kepemilikan dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap keinginan keluar sebesar
39,6%. Sedangkan sisanya sebesar 60,4% dijelaskan oleh sebab-sebab
lain di luar model.
3. Uji t menunjukkan bahwa untuk variabel profitabilitas dan ukuran
perusahaan mempunyai nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05
(p<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya variabel
profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Sedangkan variabel ukuran dewan komisaris dan
struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap terhadap
pengungkapan CSR karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05
(p>0,05)
5.4. Pembahasan
1. Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan CSR
Dari hasil analisis data di atas, variabel ukuran dewan komisaris
memiliki tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,753. Hal ini
menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak artinya ukuran dewan
komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Semakin besar
jumlah dewan komisaris, belum tentu perusahaan mengungkapkan CSR
lebih luas.
2. Profitabilitas terhadap Pengungkapan CSR
Dari hasil analisis data di atas, variabel profitabilitas memiliki tingkat
signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,017. Hal ini menunjukkan bahwa H0
ditolak dan H2 diterima artinya profitabilitas berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi,
perlu melaporkan lebih banyak informasi dalam laporan tahunannya.
3. Struktur Kepemilikan terhadap Pengungkapan CSR
Dari hasil analisis data di atas, variabel struktur kepemilikan
memiliki tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,595. Hal ini
menunjukkan bahwa H0 diterima dan H3 ditolak artinya struktur
kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Dari
koefisien regresi menunjukkan nilai -0,008, artinya perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010 cenderung memiliki struktur
kepemilikan terkonsentrasi sehingga akan mengungkapkan CSR lebih luas.
4. Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR
Dari hasil analisis data di atas, variabel ukuran perusahaan memiliki
tingkat signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
H0 ditolak dan H4 diterima artinya ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR.
6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan dari analisis data yang dilakukan
maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel ukuran dewan komisaris memiliki tingkat signifikansi > 0,05
yaitu sebesar 0,753. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1
ditolak artinya ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
2. Variabel profitabilitas memiliki tingkat signifikansi < 0,05 yaitu
sebesar 0,017. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima
artinya profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Tsoutsoura (2004) yang
memberikan hasil bahwa ROA menunjukkan hasil yang positif
terhadap CSR.
3. Variabel struktur kepemilikan memiliki tingkat signifikansi > 0,05
yaitu sebesar 0,595. Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H3
ditolak artinya struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Novita
dan Djakman (2008).
4. Variabel ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi < 0,05 yaitu
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H4 diterima
artinya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Febrina dan IGN Agung Suaryana (2011), Sembiring (2005), dan
Reverte (2008).
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi manajemen diharapkan lebih lengkap dalam mengungkapkan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial dalam laporan
tahunannya.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak variabel
lain yang mungkin berpengaruh terhadap pengungkapan CSR di sektor
manufaktur, misalnya umur listing, leverage, atau kepemilikan manajemen.
3. Penelitian berikutnya juga perlu mempertimbangkan perbaikan dalam
penilaian luas ungkapan sukarela dengan memberi bobot pada tingkat
kerincian suatu item informasi yang diungkapkan, sehingga indeks ungkapan
menjadi lebih akurat.
7. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Bawley, K. dan Li, Y. 2000. Disclosure of Environmental Information of
Canadian Manufacturing Companies: A Voluntary Disclosure Perspectives. Advanced in Enviornmental Accounting and Management, Vol. 1 JAI Press, Greenwich: 21-226.
Branco, Manuel C. dan Rodrigues, L. L. 2008. Factors Influencing Social
Responsibility Disclosure by Portuguese Companies. Journal of Business Ethics (2008) 83:685.
Brammer, S. and S. Pavelin. 2008. Factors Influencing the Quality of Corporate Environmental Disclosure. Business Strategy and the Environment 17: 120–136.
Darwin, Ali. 2004. Penerapan Sustainability Reporting di Indonesia. Konvensi
Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan, Yogyakarta, 13-15 Desember.
Darwin, Ali. 2007. The 2nd Sustainability Enterprise Performance Conference (SEPC). ISRA, September 2007.
Daniri, Mas Achmad. 2008. Standardisasi Tanggung jawab Sosial Perusahaan. http://www.madani-ri.com/. Diakses tanggal 18 Desember 2011.
Deegan, C. 2002. Introduction: The Legitimising Effect of Social and
Environmental Disclosure – A Theoritical Foundation. Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Vol.5 No.3: 282-311.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company: Sydney.
Donovan, Gary and Kathy Gibson. 2000. Environmental Disclosure in the Corporate Annual Report: A Longitudinal Australian Study. Paper for Presentation in the 6th Interdisciplinary Environmental Association Conference, Montreal, Canada.
Febrina dan IGN Agung Suaryana. 2011. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi Edisi 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Gray, et. al. 1995. Corporate Social and Environmental Reporting: A Review of Literature and a Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Audiitng, and Accountability Journal, Vol.8 No 2: 47-76.
Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 9, No. 1: 77-108.
Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke. 2005. The Impact of Culture and Governance on Corporate Social Reporting. Journal of Accounting and Public Policy 24: 391-430.
Henny dan Murtanto. 2001. Analisis Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 1, no. 2: 21-48.
Hyda, Neizition F. 2010. Akuntansi Sosial Ekonomi: Pengukuran, Penilaian, dan Pelaporan Serta Manfaatnya Bagi Perusahaan.
http://www.scribd.com/doc/39238126/Akuntansi-Sosial-Ekonomi.html. Diakses tanggal 21 Desember 2011.
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2008. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat: Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. BPFE: Yogyakarta.
Jensen, M. C. and W. H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3: 305-360.
Kiroyan, Noke. 2006. Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social
Responsibility (CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya?. Economics Business Accounting Review, Edisi III, September-Desember 2006: 45-58.
Lindrianasari. 2007. Hubungan antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di Indonesia. JAAI volume 11 No.2, Desember 2007: 159-172.
Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007. Evaluasi Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan dalam Kelompok Aneka Industri yang Go Publik di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.12 No. 1, Januari 2007: 1-11.
Munif, A.Z dan Tri Jatmiko Wahyu Prabowo. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Listing di BEI). Thesis Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Novita, Machmud dan Chaerul D. Djakman. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak.
Nurmawati, Zain. 2009. Mekanisme Corporate Governance pada Perusahaan yang Mengalami Kesulitan Keuangan. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Prencipe, A. 2004. Proprietary Costs and Determinants of Voluntary Segment Disclosure: Evidence from Italian Listed Companies. European Accounting Review 13(2): 319–340.
Rahman, Arief dan Kurnia Nur Widyasari. 2008. The Analysis of Company Characteristic Influence Toward CSR Disclosure: Empirical Evidence of Manufacturing Companies Listed in JSX. JAAI volume 12 No.1, Juni 2008: 25-35.
Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang.
Rawi dan Munawar Muchlish. 2010. Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusi, Leverage, dan Corporate Social Responsibility. Simposium Nasional XIII, Purwokerto.
Reverte, Carlo. 2008. Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Ratings by Spanish Listed Firms. Journal of Business Ethics 88:351.
Sari, Nur Maemunah P. Dan Luluk Kholisoh. 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Online, Universitas Gunadarma.
Sayekti, Yosefa dan Wondabio, L.S. 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan pada Hutang dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.
Sembiring, Edi Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Sitepu, Andre Christian dan Hasan Sakti Siregar. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Online. www.usu.ac.id.
Suratno, Ignatius Bondan, dkk. 2006. Pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004). Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Tsoutsoura, Margarita. 2004. Corporate Social Responsibility and Financial Performance. Financial Project. University of California at Berkeley. California.
Tuwajiri, dan Sulaiman A. 2003. The Relation Among Environmental Disclosure,Environmental Performance, dan Economic Performance : A Simultaneous Equation Approach. Accounting Environment Journal, USA: 5-10.
Ullman, A.A. 1985. Data in Search of a Theory: A critical Axamination of the Realtionship among Social Performance, Social Disclosure, and Economic Performance of U.S. Firms. Academy of Management Review, Vol.10, No.3: 540-557.
Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility. Sinar Grafika: Yogyakarta.
Utomo, M. Muslim. 2000. Praktek Pengungkapan Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia. Proceedings Simposium Nasional Akuntansi 3, hal. 99-122
Wibisono, Y. 2007. “Membedah Konsep dan Aplikasi CSR”. Fascho Publishing:
Gresik.
www.csrindonesia.com www.idx.co.id www.globalreporting.org