18
Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, JuliDesember 2017 ISSN : 2442-3343 ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA PT. GAUDI DWI LARAS CABANG PALEMBANG Penulis Rusma Rizal 1 , Romidon Hidayat 2 , Ica Handika 3 Program Studi Administrasi Niaga, Politeknik Anika Palembang email : [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi omzet penjual PT. Gaudi Dwi Laras, baik faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern ini terdiri dari beberapa indikator kualitas barang, persediaan bahan baku, teknologi. Faktor ekstern yang terdiri dari beberapa indikator selera konsumen, barang pengganti (subsitusi), persaigan, dan pemasok. Responden adalah konsumen, dengan metode analisa data menggunakan tabulasi dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian Faktor yang paling mempengaruhi penyebab penurunan omzet penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras adalah faktor ektern yang terdiri beberapa indikator selera konsumen (27,29%), barang pengganti (27,75%), persainga (23,29%), pemasok (21,86%), Jika dibandingkan dengan faktor intern dengan indikator kualitas barang (34,73%), persediaan bahan baku (52,22%), teknolgi (13,05%). Berdasarkan analisa data disimpulkan secara keseluran faktor penyebab penurunan omzet penjualan pada PT. Gaudi Dwi adalah faktor eksternal. Kata kunci : Bauran pemasara, Faktor interna dan Eksternal, Omzet Penjualan 1. PENDAHULUAN Dalam persaingan yang ketat seperti ini, keberhasilan perusahaan banyak ditentukan oleh ketepatan perusahaan dalam memanfaatkan peluang dan mengidentifikasi kegiatan- kegiatan individu dalam usahanya mendapatkan dan menggunakan barang ataupun jasa. Banyak perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan dengan cara memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar. Perusahaan akan berusaha menguasai pasar dengan berbagai strategi pemasaran dan juga pelayanannya dengan tujuan akhir mendapatkan laba maksimal dengan tingkat efisiensi kinerja secara optimal. Menurut Philip Kolter (2002:l9) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Kotler dan Amstrong( 2001:346) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan 78

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN

PADA PT. GAUDI DWI LARAS CABANG PALEMBANG

Penulis

Rusma Rizal1, Romidon Hidayat2, Ica Handika3

Program Studi Administrasi Niaga, Politeknik Anika Palembang

email : [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor yang

mempengaruhi omzet penjual PT. Gaudi Dwi Laras, baik faktor intern dan faktor

ekstern. Faktor intern ini terdiri dari beberapa indikator kualitas barang, persediaan

bahan baku, teknologi. Faktor ekstern yang terdiri dari beberapa indikator selera

konsumen, barang pengganti (subsitusi), persaigan, dan pemasok. Responden adalah

konsumen, dengan metode analisa data menggunakan tabulasi dan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian Faktor yang paling mempengaruhi penyebab penurunan omzet

penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras adalah faktor ektern yang terdiri beberapa

indikator selera konsumen (27,29%), barang pengganti (27,75%), persainga (23,29%),

pemasok (21,86%), Jika dibandingkan dengan faktor intern dengan indikator kualitas

barang (34,73%), persediaan bahan baku (52,22%), teknolgi (13,05%). Berdasarkan

analisa data disimpulkan secara keseluran faktor penyebab penurunan omzet penjualan

pada PT. Gaudi Dwi adalah faktor eksternal.

Kata kunci : Bauran pemasara, Faktor interna dan Eksternal, Omzet Penjualan

1. PENDAHULUAN

Dalam persaingan yang ketat

seperti ini, keberhasilan perusahaan

banyak ditentukan oleh ketepatan

perusahaan dalam memanfaatkan

peluang dan mengidentifikasi kegiatan-

kegiatan individu dalam usahanya

mendapatkan dan menggunakan barang

ataupun jasa. Banyak perusahaan yang

berusaha memenangkan persaingan

dengan cara memanfaatkan peluang

bisnis yang ada dengan menerapkan

strategi pemasaran yang tepat dalam

rangka menguasai pasar. Perusahaan

akan berusaha menguasai pasar dengan

berbagai strategi pemasaran dan juga

pelayanannya dengan tujuan akhir

mendapatkan laba maksimal dengan

tingkat efisiensi kinerja secara optimal.

Menurut Philip

Kolter (2002:l9) Pemasaran adalah

suatu proses sosial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan

apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan

secara bebas mempertukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Kotler dan

Amstrong( 2001:346) produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan

78

Page 2: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

kepasar untuk mendapatkan perhatian,

dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan pembeli. Jadi perusahaan

dengan produk paling baik akan

tumbuh dengan pesat. Dalam jangka

panjang perusahaan tersebut akan lebih

berhasil dari perusahaan saingan yang

lain.

Dalam industri fashion merupakan

hal terpenting bagi setiap orang

terutama kaum hawa,salah satu

perusahaan industri fashion yang

berkembang pesat adalah perusahaan

PT Gaudi Dwi Laras Gaudi merupakan

salah satu industri produk fashion yang

segmentasi pasarnya adalah kaum hawa.

Oleh karena itu perusahaan berinteraksi

langsung ke customer namun melalui

pelayanan yang diberikan oleh

frontiliner, produk yang dibeli serta

digunakan oleh customer. Perusahaan

dan frontiliner merupakan kesatuan

yang memiliki tanggung jawab untuk

memenuhi kebutuhan customer di

bidang fashion. Fontiliner adalah

bagian dari perusahaan yang akan

memelihara dan menjaga aset utama

perusahaan, yaitu customer Gaudi

memiliki 25 cabang di Indonesia, salah

satunya adalah cabang Palembang. PT.

Gaudi Dwi Larascabang Palembang

berdiri pada tahun 2014, dengan

memiliki jumlah karyawan 6 orang

terdiri dari SS (supervisor), ASS

(assisten super supervisor) dan 4 orang

CSA (costumer service associate).

PT. Gaudi Dwi Laras bergerak di

bidang fashion dengan menjual produk

seperti top-thisrt,top-blouse shirt, mini

dress, pant, bag, belt, dan shall. Gaudi

menawarkan produk fashion untuk

segmen remaja, dewasa maupun orang

tua. Produk yang dijual juga bermacam-

macam bentuk atau gaya yang lagi

trendy sekarang ini, harga yang kami

tawarkan cukup relatif terjangkau

dengan kisaran harga Rp 200.000

hingga Rp 400.000, bahan yang kita

gunakan juga berkualitas baik. Brand

Gaudi juga tidak kalah sama brand

lainnya kami perusahaan yang

mempunyai cabang yang cukup

banyak.

Banyaknya brand lain dengan

bahan hampir rata-rata sama, maka

mengakibatkan banyak sekali

persaingan antar produk. Hal tersebut

dapat dilihat dari hasil omzet penjualan

pada produk fashion pada PT. Gaudi

Dwi Laras Cabang Palembang tahun

2014-2016 rata-rata mengalami

penghasilan yang berbeda-beda

diantaranya: tahun 2014 sebesarRp

1.789.920.900 dengan target Rp

2.530.000.000 tahun 2015 sebesar Rp

2.581.675.600 dengan target Rp

4.469.000.000 tahun 2016 sebesar Rp

2.631.523.200 dengan target Rp

3.945.000.000 atau dapat dilihat dari

tabel 1 di bawah ini :

Grafik Omset Pendapatan

Sumber : PT. Gaudi Dwi Laras

Cabang Palembang

Berdasarkan grafik di atas dapat

dilihat adanya naik turun (fluktuatif)

omzet penjualan yang disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti faktor yang dari

dalam (internal) maupun faktor dari luar

(eksternal), Nitisemito (2008:929).

Faktor dari dalam yaitu kurangnya

komunikasi yang baik, cenderung tidak

komunikatif, kurang inisiatif.

Sedangkan faktor dari luar yang tidak

0

100000000

200000000

300000000

400000000

500000000

600000000

Tahun2014

Tahun2015

Tahun2016

79

Page 3: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

mencapai target yang telah ditentukan

seperti: Promo brand luar selalu

continue, keterbatasan media promo,

dan minimnya pengunjung mall. Oleh

karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai factor-

faktor yang menyebabkan terjadi naik

turunnya omzet penjualan pada PT

Gaudi Dwi Laras Cabang Palembang

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Produk

Menurut William J. Stanton

(2005:223) mendefinisikan produk

sebagai berikut : “Produk sebagai

sekumpulan atribut nyata (Tangible)

dan tidak nyata (Intangible) didalamnya

sudah mencakup warna, harga,

kemasan, prestise pabrik, prestise

pengecer, dan pelayanan dari pabrik

serta pengecer yang mungkin diterima

oleh pembeli sebagai suatu yang bisa

memuaskan keinginannya”. Menurut

Kotler & Amstrong (2002:508)

berpendapat bahwa “Produk adalah apa

saja yang dapat ditawarkan ke pasar,

untuk diperhatikan diperoleh,

digunakan, atau dikonsumsi sehingga

dapat memenuhi keinginan atau

kebutuhan“.

Dari pengertian di atas, dapat

diambil kesimpulan bahwa produk

adalah sekumpulan atribut yang dapat

ditawarkan ke pasar, untuk diperhatikan

diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi

sehingga dapat memenuhi keinginan

atau kebutuhan.

2.2 Bauran Pemasaran

Menurut William J. Stanton

(2003:16) menyebutkan bahwa

Marketing Mix (bauran pemasaran)

adalah istilah yang dipakai dalam

melukiskan kombinasi dari keempat

masukan yang merupakan inti dari

sistem pemasaran perusahaan. Keempat

elemen tersebut adalah penawaran

produk, struktur harga, kegiatan

promosi dan sistem distribusi.

Dalam pengertian lain, menurut

Marius P. Angiopora (2002:25)

mengemukakan bahwa Marketing Mix

(bauran pemasaran) adalah perangkat

variabel-variabel pemasaran terkontrol

yang digabungkan perusahaan untuk

menghasilkan tanggapan yang

diinginkan dalam pasar sasaran (target

market).

Menurut Kotler dan Armstrong

(2008:234) “marketing mix is the set of

controllable, tactical marketing tools

that the firm blends to produce the

response it wants in the target market”.

Marketing mix meliputi item alat

pemasaran, yaitu product, price,

promotion, dan place (4P). Marketing

Mix tersebut digunakan oleh pemasar

agar produknya dapat memasuki pasar

sasaran atau target market. Item bauran

pemasaran meliputi:

a. Product yaitu terdiri dari keragaman

produk, kualitas, desain, ciri, nama

merk, kemasan, ukuran, pelayanan,

garansi (jaminan), dan imbalan

b. Price yaitu terdiri dari harga, rabat

(diskon), potongan harga khusus,

periode pembayaran, dan syarat

kredit.

c. Promotion yaitu terdiri dari promosi

penjualan, periklanan, tenaga

penjualan, pubic relation (PR), dan

pemasaran langsung.

d. Place yaitu terdiri dari saluran

pemasaran, cakupan pasar,

pengelompokan, lokasi, persediaan,

dan transportasi

Menurut Fandy Tjiptono

(2005:45) bauran pemasaran adalah

seperangkat alat yang digunakan

pemasar untuk membentuk karakteristik

jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Menurut Swasta dan Irawan

(2005:55) pengertian bauran pemasaran

adalah kombinasi dari empat variabel

80

Page 4: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

atau kegiatan yang merupakan inti dari

sistem pemasaran perusahaan, yakni

produk, struktur harga, kegiatan

promosi, dan sistem distribusi. Dari

berbagai definisi diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa marketing mix

adalah kombinasi dari 4P, yaitu product

price, promotion, dan place yang

digunakan oleh perusahaan untuk

memasarkan produknya.

Dari beberapa pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa Marketing

Mix merupakan sekumpulan variabel-

variabel pemasaran yang dapat

dikendalikan dan dipergunakan oleh

perusahaan dalam pencapaian sasaran

dari tujuan perusahaannya, melalui

pemanfaatan kombinasi dari variabel-

variabel seperti harga, produk, promosi,

dan tempat (saluran distribusi),

diharapkan agar kinerja penjualan dapat

meningkat sehingga mampu bersaing

dengan para pesaing.

a) Produk

Menurut (Kotler & Amstrong,

2002:11) produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan kepasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan.

Secara konseptual produk adalah

pemahaman subyektif dari produsen

atas sesuatu yang biasa ditawarkan

sebagai usaha untuk mencapai tujuan

organisasi melalui pemenuhan

kebutuhan dan kegiatan konsumen,

sesuai dengan kompetensi dan kapasitas

organisasi serta daya beli pasar. Selain

itu produk dapat pula didefinisikan

sebagai persepsi konsumen yang

dijabarkan oleh produsen melalui hasil

produksinya. Produk dipandang penting

oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan.

Menurut Garvin (dalam Tjiptono,

2005:66), indikator yang digunakan

untuk mengukur kualitas produk, yaitu:

1) Kinerja, yaitu karakteristik operasi

pokok dari produk inti (core product)

yang dibeli. 2) Fitur yang meliputi

karakterisik sekunder yang melengkapi

fungsi dasar produk. 3) Reliabilitas

yaitu kemungkinan kecil mengalami

kerusakan atau gagal produk. 4)

Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu

sejauh mana karakteristik desain dan

operasi memenuhi standar yang telah

ditetapkan sebelumnya. 5) Daya tahan

yaitu berapa lama produk tersebut dapat

terus digunakan. 6) Serviceabilty yang

meliputi kecepatan, kompetensi,

kenyamanan, kemudahan direparasi,

serta penanganan keluhan secara

memuaskan. 7) Keindahan yaitu daya

tarik produk terhadap panca indera. 8)

Kualitas yang dipersepsikan yaitu citra

dan reputasi produk serta tanggung

jawab perusahaan terhadapnya.

b) Promosi

Menurut Lamb, dkk (2001:28),

promosi adalah komunikasi oleh

pemasar yang menginformasikan, dan

mengingatkan calon pembeli mengenai

sebuah produk untuk mempengaruhi

suatu pendapat atau memperoleh suatu

respon. Fungsi utama dari suatu strategi

promosi para pemasar adalah untuk

meyakinkan target pelanggan bahwa

barang dan jasa yang ditawarkan

tersebut memiliki keunggulan yang

berbeda dibandingkan pesaing.

Menurut Basu Swasta dan Irawan

(2005:55) promosi adalah arus

informasi atau persuasi satu arah yang

dibuat untuk mengarahkan seseorang

atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam

pemasaran.

Tujuan utama promosi adalah

menginformasikan, mempengaruhi, dan

membujuk serta mengingatkan

pelanggan sasaran tentang pemasaran

dan bauran pemasaran. Dengan

memperhatikan hal diatas maka

dibutuhkan persiapan ataupun sarana

promosi agar apa yang diinginkan

81

Page 5: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

perusahaan dapat memenuhi sasaran

dan efisien. Sarana promosi dapat

berupa :

1. Iklan

Semua bentuk penyajian non

personal, promosi ide-ide, promosi

barang produk atau jasa yang

dilakukan oleh sponsor tertentu yang

dibayar.

2. Promosi Penjualan

Kegiatan pemasaran yang

mendorong pembelian konsumen dan

efektivitas pengecer. Kegiatan-

kegiatan tersebut antara lain :

peragaan, pertunjukkan dan pameran,

demonstrasi.

3. Publisitas

Pendorong permintaan secara non

pribadi untuk suatu produk, jasa atau

ide dengan menggunakan berita

komersial di dalam media massa dan

sponsor tidak dibebani sejumlah

bayaran secara langsung.

4. Personal selling

Presentasi lisan dalam suatu

pembicaran dengan satu atau

beberapa pembeli dengan tujuan

untuk menciptakan penjualan.

Menurut Kolter dan Amstrong

(2001:12) mengatakan bahwa

personal selling adalah presentasi

pribadi oleh para wiraniaga (tenaga

penjual) perusahaan dalam rangka

mensukseskan penjualan dan

membangun hubungan dengan

pelanggan.

c) Harga

Harga memiliki peranan utama

dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli (Tjiptono, 2003:23), yaitu

:1) peranan alokasi harga, yaitu fungsi

harga dalam membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh

manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. 2)

Peranan informasi dari harga, yaitu

fungsi harga dalam membidik

konsumen mengenai faktor-faktor

produk, seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi

dimana pembeli mengalami kesulitan

untuk menilai faktor produk atau

manfaatnya secara objektif. Persepsi

yang sering muncul adalah bahwa harga

yang mahal mencerminkan kualitas

yang tinggi sehingga konsumen menilai

harga yang ditetapkan sesuai dengan

kualitas produk maupun jasa yang

ditetapkan.

Menurut Fandy Tjiptono

(2003:23) mengemukakan harga sering

kali digunakan sebagai indikator nilai,

dimana indikator tersebut dihubungkan

dengan manfaat yang dirasakan atas

suatu barang atau jasa.

d) Tempat

Menurut Lamb (2001:28),

pemilihan lokasi yang baik, merupakan

keputusan yang sangat penting.

Pertama, karena keputusan lokasi

mempunyai dampak yang permanen

dan jangka panjang, apakah lokasi

tersebut telah dibeli atau hanya disewa.

Kedua, lokasi akan mempengruhi

pertumbuhan usaha di masa mendatang.

Lokasi yang dipilih haruslah mampu

mengalami pertumbuhan ekonomi

sehingga usahanya dapat bertahan. Dan

yang terakhir, apabila nilai lokasi

memburuk akibat perubahan lingkungan

yang dapat terjadi setiap waktu,

mungkin saja usaha tersebut harus

dipindahkan atau ditutup. Lokasi adalah

tempat dimana sesuatu berada.

Menurut Lupiyoadi (2001:29)

lokasi merupakan keputusan yang

dibuat perusahaan berkaitan dengan

dimana operasi dan stafnya akan

ditempatkan, dan lokasi merupakan

gabungan antara lokasi dan keputusan

atas saluran distribusi, dalam hal ini

berhubungan dengan cara penyampaian

jasa kepada konsumen dan dimana

lokasi yang strategi.

Lokasi berarti berhubungan

dengan di mana perusahaan harus

82

Page 6: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

bermarkas dan melakukan operasi.

Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi

yang mempengaruhi lokasi, yaitu :

a. Konsumen mendatangi pemberi jasa

(perusahaan) apabila keadaanya

seperti ini maka lokasi menjadi

sangat penting, perusahaan

sebaiknya memilih tempat dekat

dengan konsumen sehingga mudah

dijangkau, dengan kata lain harus

strategis.

b. Pemberi jasa mendatangi konsumen

Dalam hal ini lokasi tidak terlalu

penting tetapi yang harus

diperhatikan adalah penyampaian

jasa harus tetap berkualitas.

c. Pemberi jasa dan konsumen tidak

bertemu secara langsung

Berarti service provider dan

konsumen berinteraksi melalui

sarana tertentu seperti telepon,

komputer atau surat. Dalam hal ini

lokasi menjadi sangat tidak penting

selama komunikasi antara kedua

belah pihak dapat terlaksana.

Menurut Tjiptono (2003:24)

dalam memilih lokasi

untukmenjalankan suatu usaha, para

pengusaha/pelaku usaha perlu

mempertimbangkan beberapa faktor,

diantaranya :

1. Akses yaitu kemudahan untuk

menjangkau

2. Visibilitas yaitu kemudahan untuk

dilihat

3. Lalu lintas, ada 2 hal yang perlu

diperhatikan yaitu banyaknya orang

yang lalu lalang bisa memberikan

peluang yang besar tejadinya impuls

buying dan kepadatan serta

kemacetan bisa menjadi hambatan

4. Tempat parkir yang luas dan aman

5. Ekspansi yaitu tersedia tempat yang

luas untuk perluasan di kemudian

hari.

6. Lingkungan yaitu daerah sekitar

yang mendukung jasa yang

ditawarkan

7. Persaingan yaitu lokasi dengan

pesaing sejenis

8. Peraturan pemerintah.

2.3 Pengertian Penjualan

Menurut Marom (2002:28)

Penjualan adalah penjualan barang

dagangan sebagai usaha pokok

perusahaan yang biasanya dilakukan

secara teratur. Menurut Simamora

(2002:24) menyatakan, penjualan

adalah pendapatan lazim dalam

perusahaan dan merupakan jumlah

kotor yang dibebankan kepada

pelanggan atas barang dan jasa.

Berdasarkan definisi tersebut di

atas, dapat disimpulkan bahwa

penjualan adalah persetujuan kedua

belah pihak antara penjual dan pembeli,

dimana penjual menawarkan suatu

produk dengan harapan pembeli dapat

menyerahkan sejumlah uang sebagai

alat ukur produk tersebut sebesar harga

jual yang telah disepakati.

2.4 Unsur- unsur penunjang

penjualan

Menurut Tjiptono (1997: 224-230),

unsur-unsur penunjang penjualan terdiri

dari beberapa macam diantaranya:

1. Personal selling

Personal selling dalam penjualan

adalah alat komunikasi langsung

(tatap muka) antara calon pelanggan

untuk memperkenalkan suatu produk

kepada calon pelanggan dan

membentuk pemahaman pelanggan

tehadap produk, sehingga mereka

kemudian akan mencoba

membelinya, sifat- sifatnya adalah:

(1) Personal confrontatio, yaitu

adanya hubungan yang hidup,

langsung dan interaktif antara dua

orang atau lebih, (2) Cultivation,

yaitu sifat yang memungkinkan

berkembangnya segala macam

hubungan, mulai sekedar hubungan

jual beli sampai dengan suatu

83

Page 7: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

hubungan yang saling akrab, (3)

Response, yaitu situasi seolah-olah

mengharuskan pelanggan untuk

mendengar, memperhatikan dan

menanggapi.

2. Mass selling

Mass selling merupakan pendekatan

yang menggunakan media

komunikasi untuk menyampaikan

informasi kepada orang-orang dalam

satu waktu. Metode ini memang

tidak fleksibel personal selling

namun merupakan alternatif yang

lebih murah untuk menyampaikan

informasi ke orang-orang (pasar

sasaran) yang jumlahnya sangat

banyak tersebar luas.

3. Periklanan

Iklan merupakan salah satu bentuk

promosi yang paling banyak

digunakan perusahaan dalam

mempromosikan produknya. Iklan

adalah bentuk komunikasi tidak

langsung yang didasari pada

informasi tentang keunggulan atau

keuntungan suatu produk, yang

disusun sedemikian rupa sehingga

menimbulkan rasa menyenangkan

yang akan mengubah pikiran

seseorang untuk pembelian. Dan

iklan mempunyai empat fungsi

utama yaitu: menginformasikan

orang-orang mengetahui seluk beluk

produk (informative), mempengaruhi

orang-orang untuk membeli

(persuading), dan menyegarkan

informasi yang telah diterima

orangorang (remin-ding), serta

menciptakan suasana yang

menyenangkan sewaktu orang-orang

menerima dan mencerna informasi

(entertainment).

4. Publisitas

Publisitas adalah bentuk penyajian

dan menyebar ide. Barang dan jasa

secara non personal, yang mana

orang atau organisasi yang

diuntungkan tidak membayar untuk

itu. Publisitas merupakan

pemanfaatan nilai-nilai berita yang

terkandung dalam suatu produk

untuk membentuk citra produk yang

bersangkutan.

5. Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah bentuk

persuasi langsung melalui

penggunaan berbagai intensif yang

dapat diatur untuk merangsang

pembelian produk dengan segera

atau meningkatkan jumlah barang

yang dibeli pelanggan. Secara umum

tujuan-tujuannya tersebut dapat

digenaralisasikan menjadi:

a. Meningkatkan permintaan dari

para pemakai industrial atau

konsumen akhir.

b. Meningkatkan kinerja pemasaran

perantara.

c. Mendukung dan

mengkoordinasikan kegiatan

personal selling dan iklan.

6. Public Relations

Public relation merupakan upaya

komunikasi menyeluruh dari suatu

perusahaan untuk mempengaruhi

persepsi, opini, keyakinan, dan sikap

berbagai kelompok terhadap

perusahaan tersebut. Kelompok-

kelompok yang dimaksud itu adalah

mereka yang terlibat, mempunyai

kepentingan, dan dapat

mempengaruhi kemampuan

perusahaan dalam mencapai

tujuannya. Kelompok-kelompok

tersebut bisa terdiri atas karyawan

dan keluarga, pemegang saham,

pelanggan, orang-orang yang tinggal

sekitar organisasi, pemasok,

parantara, pemerintah, serta media

massa.

7. Direct marketing

Directing marketing adalah sistem

pemasaran yang bersifat interaktif,

yang memanfaatkan satu atau

beberapa media iklan untuk

menimbulkan respon yang diukur

84

Page 8: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

atau transaksi disembarang lokasi.

Dalam direct marketing, komunikasi

promosi ditujukan langsung kepada

konsumen individual, dengan tujuan

agar pesan-pesan tersebut ditanggapi

konsumen yang bersangkutan, baik

melalui telepon, pos atau datang

langsung ketempat pemasaran.

2.5 Omzet Penjualan

Menurut Chaniago (2002:45)

memberikan pendapat tentang omzet

penjualan adalah keseluruhan jumlah

pendapatan yang didapat dari hasil

penjulan suatu barang atau jasa dalam

kurun waktu tertentu.

Menurut Swastha (2005:34)

memberikan pengertian omzet

penjualan adalah akumulasi dari

kegiatan penjualan suatu produk

barang-barang dan jasa yang dihitung

secara keseluruhan selama kurun waktu

tertentu secara terus menerus atau

dalam satu proses akuntansi.

Dari Definisi tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa omzet penjualan

adalah keseluruhan jumlah penjualan

barang atau jasa dalam kurun waktu

tertentu, yang dihitung berdasarkan

jumlah uang yang diperoleh dan

berdasarkan volume. Seorang pengelola

usaha dituntut untuk selalu

meningkatkan omzet penjualan dari hari

kehari, dari minggu ke minggu, dari

bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun

2.6 Faktor- Faktor Penyebab

Penurunan Omzet Penjualan

Pertumbuhan usaha dari masing-

masing masyarakat tidak selalu sama

karena adanya perbedaan faktor yang

mendasari, misalnya faktor ekonomi,

sosial, politik, kultural maupun sejarah.

Lingkungan mayarakat yang sedang

berkembang, sektor usaha sering

menghadapi situasi rumit karena

banyaknya keterbatasan dan hambatan

untuk tumbuh sesuai kondisi tradisional

yang sering dialami masyarakat pada

umumnya yang sedang berkembang

(As’ad, 2000: 148).

Banyak faktor-faktor yang

mempengaruhi suatu bisnis yang ada

disekitar bisnis tersebut yaitu yang

disebut lingkungan usaha, diantaranya

faktor internal terdiri dari: tenaga kerja,

peralatan dan mesin-mesin, permodalan,

bahan baku, sistem informasi dan

administrasi, dan faktor eksternal terdiri

dari: keadaan alam, perekonomian,

pendidikan dan teknologi, sosial dan

budaya, pemasok, pelanggan, pesaing

(Rachmawati, 2009: 11). Swastha

(2005:121) mengemukakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya omzet dibagi menjadi dua

faktor yaitu:

(1) Faktor internal (faktor yang

dikendalikan oleh pihak-pihak

perusahaan) diantaranya:

kemampuan perusahaan untuk

mengelola produk yang akan

dipasarkan, kebijaksanaan harga

dan promosi yang digariskan

perusahaan serta kebijaksanaan

untuk memilih perantara yang

digunakan.

(2) Faktor eksternal (faktor yang tidak

dapat dikendalikan oleh pihak

perusahaan) diantaranya:

perkembangan ekonomi dan

perdagangan baik nasional maupun

internasional, kebijakan pemerintah

di bidang ekonomi, perdagangan

dan moneter dan suasana

persaingan pasar.

Menurut Nitisemito (2008:196)

mengemukakan bahwa faktor penyebab

turunnya omzet penjualan meliputi dua

faktor yaitu:

(1) Fakor intern (turunnya omzet

penjualan dapat terjadi karena

kesalahan perusahaan itu sendiri)

yang dibagi kedalam beberapa

bagian antara lain: kualitas produk

turun, service yang diberikan

85

Page 9: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

bertambah jelek, sering kosongnya

persediaan barang, penurunan

komisi penjualan yang diberikan,

pengetatan terhadap piutang yang

diberikan, turunnya kegiatan

salesmen, penurunan kegiatan sales

promotion dan penetapan harga jual

yang tinggi.

(2) Faktor ekstern (turunnya omzet

penjualan dapat terjadi diluar

kekuasaan perusahaan itu sendiri)

yang dibagi kedalam beberapa

bagian: perubahan selera

konsumen, munculnya saingan

baru, munculnya barang pengganti,

pengaruh faktor psycologis,

perubahan atau tindakan baru

dalam kebijaksanaan pemerintah,

adanya tindakan dari pesaing.

Menurut Forsyth (2003:24)

mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi turunnya penjualan

meliputi: (1) faktor internal yaitu sebab

yang terjadi karena perusahaan itu

sendiri yang meliputi penurunan

promosi penjualan, penurunan komisi

penjualan, turunnya kegiatan salesman,

turunnya jumlah saluran distribusi,

pengetatan terhadap piutang yang

diberikan, (2) faktor eksternal yaitu

sebab yang terjadi karena pihak lain

yang meliputi perubahan kebijakan

pemerintah, bencana alam, perubahan

pola konsumen, munculnya saingan

baru, munculnya pengganti.

Pemaparan faktor-faktor yang

menyebabkan penurunan omzet

penjualan di atas, dapat disimpulkan

secara garis besar faktor-faktor tersebut

dapat dimasukkan sebagai indikator

penyebab penurunan omzet penjualan

sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Menurut Nitisemito (2008:196)

menyatakan, faktor intern adalah

faktor-faktor yang timbul karena

pengaruh rangsangan dari dalam.

Faktor-faktor intern penyebab

penurunan omzet penjualan antara

lain: kualitas barang, persediaan

bahan baku, teknologi.

a. Kualitas Barang

Menurut Widjaja (2000:1-3)

mengemukakan, kualitas adalah

kesesuaian atau kecocokan dengan

spesifikasi dan standar yang

berlaku ataupun dapat memuaskan

keinginan, kebutuhan dan

pengharapan pelanggan dengan

biaya yang kompetitif. Kualitas

produk adalah krusial untuk

memenangkan peperangan dan

hanya terjamin apabila departemen

inspeksi dapat mengendalikan

proses produksi.

b. Persediaan Bahan Baku

Menurut Sofjan Assauri

(2004:169) menyatakan,

persediaan adalah suatu aktiva

yang meliputi barang-barang

milik perusahaan dengan maksud

untuk dijual dalam satu periode

usaha yang normal atau

persediaan barang baku yang

menunggu penggunaannya dalam

suatu proses produksi.

Menurut Rangkuti (2004:1)

menyatakan, persediaan adalah suatu

aktiva yang meliputi barang-barang

milik perusahaan dengan maksud untuk

dijual dalam suatu periode usaha

tertentu, atau persediaan barang-barang

yang masih dalam pengerjaan atau

proses produksi, ataupun persediaan

bahan baku yang menunggu

penggunaannya pada suatu proses

produksi.

Menurut Masiyal Kholmi

(2003:29) Bahan baku merupakan

bahan yang membentuk bagian besar

produk jadi, bahan baku yang diolah

dalam perusahaan manufaktur dapat

diperoleh dari pembelian lokal, impor

atau hasil pengolahan sendiri

86

Page 10: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

a. Bahan baku tak langsung (Indirect

material) Bahan baku tak langsung

adalah bahan baku yang ikut

berperanan dalam proses produksi,

tetapi tidak secara langsung tampak

pada barang jadi yang dihasilkan.

Seandainya barang jadi yang

dihasilkan adalah aksesoris monel

maka lembaran-lembaran logam dan

nikel merupakan bahan baku

langsung, sedangkan gergaji andang

dan alat pemoles merupakan bahan

mentah tak langsung.

b. Teknologi

Teknologi adalah kemampuan teknik

yang berlandaskanpengetahuan ilmu

eksakta yang berlandaskan proses

teknik. Teknologi dapat

diklasifikasikan berdasrkan jenisnya

antara lain:

1. Teknologi modern

Suatu jenis teknologi mutakhir

yang dikembangkan dari hasil

penerapan ilmu pengetahuan

terbaru. Ciri-ciri teknologi

modern ini adalah padat modal,

didukung fasilitas riset dan

pengembangan, biaya perawatan

tinggi, keterampilan operatornya

tinggi, dan masyarakat

penggunaanya ilmiah. Contohnya:

komputer, laser, telegrafik.

2. Teknologi semi modern

Suatu jenis teknologi yang dapat

dikembangkan dan didukung

masyarakat yang lebih sederhana

dan dapat digunakan dengan biaya

dan kegunaan yang paling

menguntungkan. Ciri teknologi

madya adalah tidak memerlukan

modal yang tidak terlalu besar dan

tidak memerlukan pengetahuan

baru. Penerapan teknologi ini

bersifat setengah padat modal dan

padat karya, unsur-unsur yang

mendukung industrinya biasanya

dapat diperoleh di dalam negeri

dan keterampilannya tidak terlalu

tinggi.

3. Teknologi tradisional

Teknologi ini dicirikan dengan

skala modal kecil, peralatan yang

digunakan sederhana, dan

pelaksanaannya bersifat padat

karya. Biasanya dilakukan

dinegara berkembang, karena

dapat membantu perekonomian di

pedesaan, mengurangi urbanisasi,

dan menciptakan tradisi teknologi

dari tingkat yang paling

sederhana.

2. Faktor eksternal

Menurut Nitisemito (2008:9-29)

mengemukakan faktor ekstern adalah

faktor-faktor yang timbul karena

pengaruh rangsangan dari luar.

Faktor-faktor ekstern penyebab

penurunan omzet penjualan antara

lain:

a. Selera Konsumen

Dalam manajemen pemasaran,

konsumen sering diartikan dengan

pelanggan, pasar, permintaan,

permintaan pasar, pembeli dan

sebagainya. Selain itu konsumen

juga dapat diasumsikan mudah

tertarik dengan sesuatu yang baru

atau berbeda dari apa yang biasa

dilihatnya sehari-hari. Sedangkan

selera diartikan sebagai minat atau

keinginan, sehingga selera

konsumen dapat diartikan sebagai

minat atau keinginan konsumen

untuk membeli suatu produk,

dalam rangka memenuhi

kebutuhannya.

b. Barang Pengganti (Substitusi)

Barang pengganti adalah barang

yang dapat berperan sebagai

pengganti barang lain.

c. Persaingan

Menjalankan suatu usaha tidak

akan lepas dari yang namanya

persaingan, karena persaingan

87

Page 11: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

sudah menjadi bagian di dalam

pelaksanaan perekonomian yang

khususnya dalam melakukan

pemasaran, sehingga menjadi hal

yang yang mau tidak mau harus

dilakukan dalam mejalankan

usaha perusahaan. Persaingan

adalah keadaan dimana

perusahaan pada pasar produk

atau jasa tertentu akan

memperlihatkan keunggulannya

masing-masing, dengan atau tanpa

terikat peraturan tertentu dalam

rangka meraih pelanggannya

(Kotler & Amstrong, 2002:234).

Persaingan akan terjadi pada

beberapa kelompok pesaing yang

tidak hanya pada produk atau jasa

sejenis, dapat pada produk atau

jasa substitusi maupun persaingan

pada hulu dan hilir. Persaingan

memiliki dampak positif dan

negatif. Dampak positif dari

persaingan adalah pelaku usaha

menekan harga menjadi lebih

rendah dengan cara melakukan

efisiensi dan formula lainnya

supaya pelaku usaha tersebut

dapat menarik lebih banyak

konsumen dibanding pesaingnya,

pelaku usahaselalu berlomba

untuk melakukan inovasi dan

menciptakan produk baru demi

terus menjaga pangsa pasar,

pelaku usaha terus melakukan

pelayanan-pelayanan kepada

konsumen lebih baik dibanding

pesaing-pesaingnya. Dampak

negatif dari persaingan adalah

persaingan memerlukan biaya-

biaya lebih dan kesulitan-

kesulitan tertentu yang tidak ada

dalam sistem monopoli,

persaingan menimbulkan lebih

banyak pengorbanan dengan

keuntungan yang lebih rendah

dibanding dengan monopoli,

maka dari itu banyak pelaku

usaha yang ingin meniadakan

adanya persaingan karena dengan

menghilangkan persaingan

memungkinkan pelaku usaha

untuk mendapatkan keuntungan

yang jauh lebih besar.

d. Pemasok (supplier)

Pemasok adalah perusahaan yang

menyediakan usaha baku, tenaga

kerja, keuangan dan sumber

informasi kepada perusahaan lain,

terdapat hubungan saling

ketergantungan antara pemasok

dan perusahaan. Ketergantungan

perusahaan pada pemasok adalah

pentingnya produk pemasok bagi

perusahaan dan sulitnya mencari

sumber lain sebagai pengganti.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:2)

metode merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu yang digunakan

dalam pengumpulan data. Adapun

metode tersebut adalah sebagai berikut:

a. Riset Lapangan

Penulis melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) dalam pengambilan

data pada PT. Gaudi Dwi Laras

Palembang.

b. Studi Pustaka

Dilakukan dengan cara mempelajari

teori-teori literatur dan buku-buku

yang berhubungan dengan objek

penulisan sebagai bahan atau dasar

pemecahan masalah.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224) teknik

pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian

untuk mendapatkan data. Adapun teknik

yang digunakan dalam pengumpulan

data ini adalah: Teknik wawancara

88

Page 12: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

(Interview, Teknik Pengamatan

(Observasi) dan Kuesioner

3.3 Jenis Data Primer

Data primer menurut Uma Sekaran

(2008:98) adalah data yang mengacu

pada Informasi yang memperoleh dari

tangan pertama oleh peneliti yang

berkaitan dengan variabel minat utuk

tujuan spesifik studi. Sumber data

primer merupakan responden atau

pelanggan yang datang ke Gaudi

dengan jumlah responden 10 orang.

Internet juga dapat menjadi sumber data

primer jika kuesioner disebarkan

melalui internet.

IV. PEMBAHASAN

4.1 Analisa Cara PT. Gaudi Dwi

Laras Dalam Memasarkan

Produknya Untuk Mencapai

Tujuan Perusahaan

Tujuan utama promosi adalah

menginformasikan, mempengaruhi, dan

membujuk serta mengingatkan

pelanggan sasaran tentang pemasaran

dan bauran pemasaran. Dengan

memperhatikan hal diatas maka

dibutuhkan persiapan ataupun sarana

promosi agar apa yang diinginkan

perusahaan dapat memenuhi sasaran

dan efisien. Kegiatan pemasaran dalam

menunjang penjualan pada PT. Gaudi

Dwi Laras terdiri dari beberapa macam

diantaranya:

1. Publisitas

Publisitas adalah bentuk penyajian

dan menyebar ide. Barang dan jasa

secara non personal, yang mana

orang atau organisasi yang

diuntungkan tidak membayar untuk

itu. Publisitas merupakan

pemanfaatan nilai-nilai berita yang

terkandung dalam suatu produk

untuk membentuk citra produk yang

bersangkutan. Publisitas bentuk-

bentuk komunikasi tentang

perusahaan, produk, dan merk

pemasar yang tidak membutuhkan

pembayaran. Misalnya, talk show di

TV mempromosikan produk kepada

konsumen, dengan itu tujuan dari

publisitas agar perusahaan tercapai

adalah dengan publisitas, menarik

custumer melihat produk yang kita

jual, sehingga dengan ada daya tarik

yang kita publisitaskan dapat

mengundang untuk customer data ke

toko dan membeliproduk yang kita

jual.

2. Promosi Penjualan

Promosi langsung melalui

penggunaan berbagai intensif yang

dapat diatur untuk merangsang

pembelian produk dengan segera

atau meningkatkan jumlah barang

yang dibeli pelanggan. Dengan

tujuan agar perusahaan tercapai

promosi penjualan mempunyai

tujuan antara lain: penampakan,

perhatian, pemahaman, perubahan

sikap, tindakan dengan keuntungan

promosi penjualan agar dapat

meningkatkan barang-barang

menjadi lebih terkenal, dan omzet

penjualan bisa meningkat.

3. Iklan

Mempromosikan mengenai produk,

merk, dan toko agar menarik

konsumen untuk datang dan membeli

dengan tujuan menciptakan

kesadaran pada suatu merek di dalam

benak konsumen. Tanpa brand yang

tinggi akan sulit untuk mendapatkan

mangsa pasar yamg tinggi sehingga

omzet penjualan bisa meningkat.

4. Membership

Gaudi mempunyai pelanggan tetap

dengan itu, Gaudi membuat

membership supaya Gaudi bisa

memberi infomasi kepada costumer

saat lagi ada acara promo dengan

tujuan ada member agar setiap

costumer yang datang dan membeli

mendapatkan diskon dengan itu akan

meningkatkan omzet penjualan.

89

Page 13: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Intern Ekstern

39,93%

60,04%

Penurunan Omzet Penjualan

Series 1

Berdasarkan cara PT.Gaudi Dwi

Laras dalam memasarkan produknya

untuk mencapai tujuan, maka dapat

disimpulkan bahwa PT. Gaudi Dwi

Laras dengan adanya publisitas,

promosi penjualan, iklan dan

membership, akan tercapai tujuan

perusahaan. sesuai dengan teori

Menurut Basu Swasta dan Irawan

(2005:55) promosi adalah arus

informasi atau persuasi satu arah yang

dibuat untuk mengarahkan seseorang

atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam

pemasaran.

4.2 Analisa Faktor-Faktor Penyebab

Penurunan Omzet Penjualan

Pada PT. Gaudi DwiLaras

Cabang Palembang

Faktor-faktor yang dianalisa oleh

penulis untuk melihat penyebab

penurunan omzet penjualan PT. Gaudi

Dwi Laras sebagai berikut:

Tabel 4.1 Faktor Intern dan Ekstern Penjualan

Faktor Jumlah Skor Persentase

Intern 429 39,93%

Ekstern 645 60,04%

Sumber: Data Primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil total deskriptif persentase faktor intern dan ekstern penyebab

penurunan omzet penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras, menunjukkan bahwa secara

rata-rata faktor intern (39,93%) merupakan penyebab penurunan omzet penjualan yang

lebih kecil dibandingkan faktor ekstern (60,04%). Berikut diagram batang deskripsi

variabel faktor penyebab penurunan omzet penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras

Gambar 3.3 Diagram batang deskripsi data Faktor Intern dan Ekstern

Faktor- faktor penyebab

penurunan omzet pada PT. Gaudi Dwi

Laras ditinjau dari faktor intern terdiri

dari beberapa indikator, diantaranya

kualitas barang, persediaan bahan baku,

teknologi. Faktor ekstern terdiri dari

beberapa indikator diantaranya adalah

selera konsumen, barang pengganti

(subsitusi), persaingan dan pemasok.

Tinjauan dari tiap-tiap indikator, faktor

intern tenyataan ketersediaan bahan

baku (52,22%), kemudian diikuti

90

Page 14: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

34,73%

52,22%

13,05%

27,29% 27,75%23,10% 21,86%

PRESENTASE PERINDIKATOR

Kualitas Barang Selera KonsumenPemasok Ketersedian Bahan BakuBarang Pengganti TeknologiPersaingan

kualitas barang (34,73%), teknologi

(13,05%). Faktor ekstern barang

(27,75%), selera konsumen (27,29%),

persaingan (23,10%), dan pemasok

(21,86%). Hasil tersebut dapat dilihat

dari tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Hasil analisa Per Indikator Faktor-faktor Eksternal dan Internal

Sub Variabel Indikator Persentase

Faktor Intern

Kualitas Barang 34,73%

Ketersediaan Bahan

Baku

52,22%

Teknologi 13,5%

Faktor Ekstern

Selera Konsumen 27,29%

Barang Pengganti

(Subsitusi)

27,75%

Persaingan 23,10%

Pemasok 21,86%

Sumber: Data Primer diolah, 2017

Berikut ini disajikan diagram batang mengenai distribusi frekuensi faktor intern

dan faktor ekstern penyebab penurunan omzet penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras

ditinjau dari indikator-indikatornya

Gambar 3.2 Diagram batang deskripsi data Per Indikator

4.2.1 Faktor Intern

Faktor intern penyebab penurunan

omzet penjualan PT. Gaudi Dwi Laras

pada penelitiaan ini terdiri dari beberapa

indiktor antaranya: kualitas barang,

persediaan bahan baku, dan teknologi.

91

Page 15: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

1. Kualiats Barang

Menurut Widjaja (2000:1-3)

mengemukakan, kualitas adalah

kesesuaian atau kecocokan dengan

spesifikasi dan standar yang berlaku

ataupun dapat memuaskan

keinginan, kebutuhan dan

pengharapan pelanggan dengan biaya

yang kompetitif. Kualitas produk

adalah krusial untuk memenangkan

peperangan dan hanya terjamin

apabila departemen inspeksi dapat

mengendalikan proses produksi.

Suatu barang mutunya menurun,

maka akan segera berpaling kepada

barang lain yang lebih baik mutunya,

dan sementara itu merekapun dengan

sendirinya akan menyebarluaskan

berita buruk itu kepada orang lain.

Jika pengendalian mutu barang tidak

segera diatasi maka akan terjadi

penurunan omzet penjualan.

Berdasarkan Hasil penelitian di

peroleh dari responden bahwa

kualitas barang sebesar 34,73%.

2. Persediaan Bahan Baku

Menurut Sofjan Assauri (2004:169)

menyatakan, persediaan adalah suatu

aktiva yang meliputi barang-barang

milik perusahaan dengan maksud

untuk dijual dalam satu periode

usaha yang normal atau persediaan

barang baku yang menunggu

penggunaannya dalam suatu proses

produksi

Hasil analisa diperoleh ketersediaan

bahan baku sebesar 52,22%. Hal ini

dikarenakan bahan baku yang

dimiliki memiliki kualitas yang

sedang. Harga bahan baku yang

digunakan dalam pembuatan produk

gaudi relatif murah. Banyak desainer

beranggapan bahwa kualitas bahan

baku tidak mempengruhi pada hasil

akhir suatu produk. Desainer kurang

mempertikan desain dalam

pembuataan pakaian ataupun

accesoris. Inspirasi dalam membuat

desain atau model merupakan ide

sendiri, sehingga desain suatau

produk yang dimiliki kurang begitu

mengikuti perkembangan zaman.

3. Teknologi

Teknologi adalah proses mengubah

masukan ke dalam keluaran (Thee

Wiee, 1994:228).Hasil analisa yang

diperoleh teknologi sebesar 13,05%,

hal ini dikarenakan lama waktu yang

dibutuhkan dari proses awal sampai

menjadi produk yang siap jual 1

minggu sampai 2 minggu. Jenis alat

atau mesin yang digunakan dalam

proses produksi pada PT. Gaudi Dwi

Laras masih menggunakan mesin

atau alat teknologi tradisional.

Tantangan saat ini adalah seberapa

jauh penggunaan peralatan atau

mesin sebagai tenaga manusia akan

meningkatkan produktivitas dan

mutu. Rendahnya teknologi yang

dimiliki oleh industri pada umumnya

disebabkan kurang adanya dana

untuk memiliki serta lemahnya

informasi dan pemahaman akan

teknologi yang berkembang dan

tersedia di pasar.

4.2.2 Faktor Ekstern

Faktor ekstern penyebab

penurunan omzet penjualan pada PT.

Gaudi Dwi Laras analisa ini terdiri dari

beberapa indikator antaranya: selera

konsumen, barang pengganti (subsitusi),

persaingan, dan pemasok.

1. Selera Konsumen

Hasil penelitian Menurut Nitisemito

(2008:9-29) mengemukakan faktor

ekstern adalah faktor-faktor yang

timbul karena pengaruh rangsangan

dari luar. Diperoleh selera konsumen

sebesar 27,29% hal ini dikarenakan

produk gaudi yang dimiliki belum

dikenal banyak kalangan masyarakat.

Respon konsumen mengenai produk

yang kita jual masih biasa saja.

Banyak desainer yang kurang

92

Page 16: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

memperhatikan bahwa keinginan

konsumen yang selalu berubah-ubah,

meskipun pelayanan yang diberikan

kepada costumer sudah prima, Gaudi

memberikan diskon pada setiap

customer yang membeli produk

Gaudi, meskipun Gaudi selalu

mempromosikan produk yang yang

anda miliki melalui media.

Customer biasanya, menghendaki

harga produk yang dijual murah, dan

model atau warna yang bagus karena

ingin menunjukan model styles

kepada masyarakat lainnya, dalam

hal ini gaudi harus menemukan

tentang keinginan apa yang

dikehendaki bagi customer.

Customer yang dituju merupakan

individu-individu yang harus

dilayani oleh perusahaan dengan

memuaskan mereka, sehingga pasar

potensialnya akan menjadi lebih

besar selain itu, menjaga selera

konsumen juga penting dengan

menciptakan inovasi dan kreasi baru,

dikarenakan selera customer yang

dapat berubah setiap saat.

2. Barang Pengganti (Subsitusi)

Barang pengganti adalah barang

yang dapat berperan sebagai

pengganti barang lain. Hasil analisa

diperoleh barang pengganti

(subsitusi). Sebesar 27,75%. Hal ini

dikarenakan banyak desainer yang

kurang begitu memperhatikan ada

produk lain yang diminati oleh

customer selain dari produk gaudi.

Jenis produk Gaudi kalah dengan

jenis produk lainnya yang terlihat

lebih trendy. Jenis produk kita tops-

shirtt kemeja bahan nya

kebanyakkan katun, tops-blouse shirt

bahan nya kebanyakkan polyester,

dress yang bahannya beragam,

bottom jenis bahan nya kebanyakkan

jens.

Seiring kemajuan teknolgi,

ditemukan barang pengganti produk

fashion yang kita jual selain dari

produk lain diantaranya barang

impor seperti pakaian yang mereka

jual berasal dari luar negeri, sehingga

banyak produk yang kita jual kurang

banyak peminatnya. Customer lebih

cenderung membeli barang impor

yang terlihat lebih bagus dan mudah

didapat.

3 Persaingan

Persaingan adalah keadaan dimana

perusahaan pada pasar produk atau

jasa tertentu akan memperlihatkan

keunggulannya masing-masing,

dengan atau tanpa terikat peraturan

tertentu dalam rangka meraih

pelanggannya (Kotler & Amstrong,

2002:234). Hasil penelitian diperoleh

persaingan sebesar 23,10% Hal ini

dikarenakan terdapat persaingan

harga jual produk gaudi yang

dimiliki dengan pesaing produk

lainnya. Gaudi harus berusaha

menawarkan harga yang kompetitif,

dengan harga produk pesaing

lainnya.

Reaksi konsumen lebih tertarik

dengan produk lain walaupun dengan

harga mahal. Model produk lain,

lebih dari produk gaudi lebih bagus

karena dengan model yang

bermacam-macam. Produk yang di

jual Gaudi masih kurang mengikuti

perkembangan zaman. analisa ini

adalah persaingan dengan produk

lainnya yang terus melakukan

inovasi baru dan kreasinyapun lebih

bagus.

4. Pemasok

Hasil analisa diperoleh pemasok

sebesar 21,86%. Hal ini dikarenakan

lama waktu pemasok untuk

mengirimkan barang dari perusahaan

1 sampai 2 minggu atau kurang lebih

15 hari. Sistem pembayaran

pengiriman produk Gaudi non tunai,

pemasok mengirimkan barang setiap

masuk nya 8-10 koli.

93

Page 17: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

Waktu yang cukup lama pemasok

barang pada gaudi adalah suatu

tingkat dimana Gaudi harus lebih

memperhatikan untuk pengiriman

barang, agar barang yang diterima

cepat terrjual, dan costumer yang

datang ke toko tidak menjadi bosan

untuk membeli

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hasil analisa serta pembahasan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Faktor-faktor penyebab penurunan

omzet penjualan pada PT. Gaudi

Dwi Laras, Adalah faktor intern dan

faktor ekstern. Faktor intern ini

terdiri dari beberapa indikator

kualitas barang, persediaan bahan

baku, teknologi. Faktor ekstern yang

terdiri dari beberapa indikator selera

konsumen, barang pengganti

(subsitusi), persaigan, dan pemasok.

2. Faktor yang paling mempengaruhi

penyebab penurunan omzet

penjualan pada PT. Gaudi Dwi Laras

adalah faktor ektern yang terdiri

beberapa indikator selera konsumen

(27,29%), barang pengganti

(27,75%), persainga (23,29%),

pemasok (21,86%), Jika

dibandingkan dengan faktor intern

dengan indikator kualitas barang

(34,73%), persediaan bahan baku

(52,22%), teknolgi (13,05%). Secara

Keseluran faktor penyebab

penurunan omzet penjualan pada PT.

Gaudi Dwi Laras terkait pada faktor

eksternal.

5.2 Saran

Saran yang dapat di sampaikan antara

lain:

a. Faktor ekstern penyebab pengaruh

yang tinggi, sehingga PT. Gaudi Dwi

Laras harus lebih bisa mencari ide-

ide agar produk yang ditawarkan bisa

menarik konsumen untuk membeli,

dan meningkatkan pemasaran untuk

mengatasi persaingan-persaingan

dari produk lainnya.

b. Untuk selanjutnya kesempatan bagi

penulis lain untuk lebih

mengembangkan analisa lanjutan

karena dalam analisa ini hanya ada 2

faktor yang dijelaskan yaitu, faktor

intern dan faktor ekstern sehingga

masih adanya keterbatasan dalam

analisa ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Asri,

Marwan. 2003. Anggaran

Perusahaan. Yogyakarta:

BPFE

Alek S. Nitisemito. 2008. Manajemen

Personalia. Edisi Kedua.

Ghalia Indonesia

Amstrong, Gerry dan Kottler, Philip.

2001. Prinsip- Prinsip

Pemasaran jilid I. Edisi

kedua belas. Erlangga.

Jakarta.

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen

Produksi dan Operasi.

Jakarta: Erlina

As’ad, M. 2000. Psikologi Industri.

Yogyakarta: Liberty

Chaniago. 2002. Strategi Memajukan

Usaha Kecil dan Menengah.

Jakarta: Pustaka

93

Page 18: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP OMZET PENJUALAN PADA …

Jurnal Adminika Volume 3. No. 2, Juli– Desember 2017 ISSN : 2442-3343

Forsyth. 2003. Konsep Pemasaran dan

Penjualan. Jakarta: Salemba

Empat

Kotler, Philip. 2002. Manajemen

Pemasaran vol. 2. Jakarta:

Prenhalindo.

Marom, Chairul. 2002. Sistem Akutansi

Perusahaan Dagang. Jakarta:

Erlangga.

Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya.

Jakarta: Salemba Empat

Prawirosentono, Suyadi. 2001.

Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta: Salemba

Empat.

Rachmawati, Rina. 2009.

Kewirausahaan. Semarang.

Simamora, Henry. 2002. Akuntansi

Basis Pengambilan

Keputusan Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat

Sutamto. 2003. Teknik Menjual Barang,

Jakarta: Balai Aksara

Sugiyono. 2013. Statistika untuk

Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Swastha, Basu dan Irawan. 2005.

Manajemen Pemasaran

Modern. Yogyakarta: Liberty

Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi

Pemasaran, Yogyakarta:

Penerbit Andi

Wibowo, Singgih. 2007. Pedoman

Mengelola Perusahaan Kecil.

Jakarta: Salemba Empat

94