Upload
danang-rezkha-novandhori
View
787
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ventilator mekanik yang berfungsi sebagai alat bantu pernafasan
Citation preview
ANALISA SINTESA KEPERAWATAN KRITIS
VENTILATOR MEKANIK
DI ICU RSUD dr GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
OLEH
LITA HENI KUSUMAWARDANI
G1B212071
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEPERAWATANPOGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO2013
A DEFINISI
Ventilator mekanik merupakan alat bantu pernapasan bertekanan positf atau
negatif yang menghasilkan aloiran udara terkontrol pada jalan napas pasien sehingga
mampu mepertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka waktu yang
lama (Purnawan amp Saryono 2010)
Tujuan pemasangan ventilator mekanik adalah mempertahankan ventilasi
alveolar secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan metabolik pasien
memperbaiki hipoksemia dan memaksimalkan transportsi oksigen (Purnawan amp
Saryono 2010)
B INDIKASI PEMASANGAN
1 Gagal nafas pasien dengan distres pernafasan gagal nafas henti nafas (apnu)
maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan
indikasi ventilator mekanik Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan
pemasangan ventilator mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya
Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi
Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena
kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot)
2 Insufisiensi jantung Tidak semua pasien dengan ventilator mekanik memiliki
kelainan pernafasan primer Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF
peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat
peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung
kolaps Pemberian ventilator untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan
sehingga beban kerja jantung juga berkurang
3 Disfungsi neurologist pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko
mengalami apnu berulang juga mendapatkan ventilator mekanik Selain itu
ventilator mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien Ventilator
mekanik juga memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan
peningkatan tekanan intra cranial
C PEMBAGIAN VENTILATOR MEKANIK
Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik dibagi menjadi 2 yaitu
1 Ventilator tekanan negatif
Ventilator tekanan negatif merupakan jenis ventilator yang pertamakali
ditemukan dan sering dikenal sebgai iron lung Alat ini berfungsi menciptakan
tekana negatif pada ruangan tabung yang menutupi tubuh hingga leher psien
Tekanan negatif yang dihasilkan dapat memperbesar rongga dada sehingga
menimbulka tekanan negatif intratorakal yang kemudian memicu aliran udara
dari atmosfer menuju paru-paru Sedangkan ekpsorasi terjadi secara pasif ketika
tekanan negatif dari ventilator dihentikan maka tekanan intratorakal meningkat
sehingga udara terdorong keluar dari paru-paru
Ventilator ini digunakan untuk mengatasi gagal napas yang disebabkan oleh
gangguan ventilasi Kasus-kasus yang berkaitan dengan gannguan ventilasi
terutama disebabkan oleh penyakit neuromuskuler dan penyakit saraf pusat
Keuntungan dari ventilator tekanan negatif adalah bekerja layaknya pernapasan
normal sehingga tidak membuthkan tindakan intubasi
2 Ventilator tekanan positif
Ventilator ini bekerja dengan memberikan tekanan positif pada daerah di
luar paru-paru yakni jalan napas Kondisi ini membuat tekanan intrapleural
semakin lebih negatif dibandingkan dengan tekanan atmosfer sehingga udara
dengan mudah masuk memasuki paru-paru Penggunaan ventilator mekanik
tekanan positif pda umumnya membutuhkan tindakan intubasi (pemasangan
selang ETT) Sedangkan yang tidak membutuhkan pemasangan jalan napas
buatan terbatas hanya pada mode bilevel ventilation dan CPAP (continues
positive airway pressure) Ventilator tekanan positif inilah yang kemudian
mengalami perkembangan dalam hal fungsinya
Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positi dapat
dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama volume cycle yang memiliki prinsip kerja
ventilator akan memberikan udara inspirasi hingga mencapai volume yang telah
disetting ciri khasnya adalah volume tidal pasien akan tetap tetapi tekanannya
berubah-ubah Yang kedua adalah pressure cycle yaitu memiliki prinsip kerja
terus melakukan isnpirasi hingga tekanan yang telah diseting sebelumnya
tercapai pada ventilator ini tekanan tidak berubah-ubah sedangkan volume tidal
selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapang paru pasien Yang ketiga
adalah time cycle yaitu ventilator mekanik yang bekerja dengan prinsip
berdasarkan waktu yang telah disetting sebelumnya Waktu ekspirasi ditentukan
oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Dalam time cycle
waktu inspirasi maupun rasio inspirasi dan ekspirasi IE disetting
D ISTILAH-ISTILAH DALAM VENTILATOR MEKANIK
1 FiO2 dan PaO2 FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang
diberikan kepada pasien Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu
perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan membran
2 IE Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi Nilai normal 12
3 Volume Tidal Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas atau
sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas Nilai
normal 10 ndash15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak
4 Minute Volume Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit atau jumlah
udara yang diberikan ventilator dalam satu menit Nilainya = volume tidal x RR
5 PEEP dan CPAP Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan positif
akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif pada akhir
ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan meningkatkan pertukaran gas
dalam alveoli Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak
Continuous positive airway pressure (CPAP) identik dengan PEEP yaitu
pemberian tekanan positif pada saluran nafas selama siklus pernafasan
6 Pressure atau Volume Limit Batas atas tekanan atau volume yang diberikan
pada pasien Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru
E CARA KERJA VENTILATOR MEKANIK
1 Triggeringinisiating
a Prinsionya memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja pemicunya bisa
berasal dari
b Mesin Atas dasar waktu
c Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Variabel yang dibatasi antara lain
b Volume
c Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai
setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak
Peran perawat dalam tindakan ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Mengatur alarm pada posisi ON
e Memposisikan pasien agar merasa nyaman
F MODE PENGATURAN
1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)
Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat
tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator
Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada
mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan
atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode
control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang
memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang
telah di set pada ventilator
2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)
Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan
yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut
pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6
detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien
bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan
bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara
kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang
digunakan
3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted
Mode
Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak
memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan
terhindarkan
4 Mode pressure support atau mode spontan
Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya
oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume
yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif
SISTEM VENTILATOR MEKANIK
A Karakteristik Secara Umum dan Fisik
1 Sumber Tenaga
a Tenaga listrik
b Tenaga paru-paru
c Kombinasi keduanya
2 Tekanan
a Tekanan Positif
b Tekanan Negatif
3 Sistem Kontrol
a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi
b Panel Kontrol
Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara
tekanan volume dan flow
B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik
1 Triggeringinisiating
Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari
a Mesin Atas dasar waktu
b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Volume
b Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e Waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan
ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Alarm pada posisi ON
e Pasien merasa nyaman
C Setting Mode Ventilasi Mekanik
1 CMV ( PCVVCV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi
oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
gt Parameter VCV gt Parameter PCV
a TV a RR
b RR b Inspirasi Time
c FiO2 c Inspirasi Pressure
d I E Ratio d P E E P
e P E E P e FiO2
f Sensitivity Trigger
2 ACMV
3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas
pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV
Rate ditiadakan
gt Parameter
a TV
b SIMV Rate
c Inspirasi Time
d Pressure Support
e FiO2
f P E E P
1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di
alveoli) pada akhir ekspirasi
2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
3) Diset 5 ndash 15 cmH2O
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
A DEFINISI
Ventilator mekanik merupakan alat bantu pernapasan bertekanan positf atau
negatif yang menghasilkan aloiran udara terkontrol pada jalan napas pasien sehingga
mampu mepertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam jangka waktu yang
lama (Purnawan amp Saryono 2010)
Tujuan pemasangan ventilator mekanik adalah mempertahankan ventilasi
alveolar secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan metabolik pasien
memperbaiki hipoksemia dan memaksimalkan transportsi oksigen (Purnawan amp
Saryono 2010)
B INDIKASI PEMASANGAN
1 Gagal nafas pasien dengan distres pernafasan gagal nafas henti nafas (apnu)
maupun hipoksemia yang tidak teratasi dengan pemberian oksigen merupakan
indikasi ventilator mekanik Idealnya pasien telah mendapat intubasi dan
pemasangan ventilator mekanik sebelum terjadi gagal nafas yang sebenarnya
Distres pernafasan disebabkan ketidakadekuatan ventilasi dan atau oksigenasi
Prosesnya dapat berupa kerusakan paru (seperti pada pneumonia) maupun karena
kelemahan otot pernafasan dada (kegagalan memompa udara karena distrofi otot)
2 Insufisiensi jantung Tidak semua pasien dengan ventilator mekanik memiliki
kelainan pernafasan primer Pada pasien dengan syok kardiogenik dan CHF
peningkatan kebutuhan aliran darah pada sistem pernafasan (sebagai akibat
peningkatan kerja nafas dan konsumsi oksigen) dapat mengakibatkan jantung
kolaps Pemberian ventilator untuk mengurangi beban kerja sistem pernafasan
sehingga beban kerja jantung juga berkurang
3 Disfungsi neurologist pasien dengan GCS 8 atau kurang yang beresiko
mengalami apnu berulang juga mendapatkan ventilator mekanik Selain itu
ventilator mekanik juga berfungsi untuk menjaga jalan nafas pasien Ventilator
mekanik juga memungkinkan pemberian hiperventilasi pada klien dengan
peningkatan tekanan intra cranial
C PEMBAGIAN VENTILATOR MEKANIK
Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik dibagi menjadi 2 yaitu
1 Ventilator tekanan negatif
Ventilator tekanan negatif merupakan jenis ventilator yang pertamakali
ditemukan dan sering dikenal sebgai iron lung Alat ini berfungsi menciptakan
tekana negatif pada ruangan tabung yang menutupi tubuh hingga leher psien
Tekanan negatif yang dihasilkan dapat memperbesar rongga dada sehingga
menimbulka tekanan negatif intratorakal yang kemudian memicu aliran udara
dari atmosfer menuju paru-paru Sedangkan ekpsorasi terjadi secara pasif ketika
tekanan negatif dari ventilator dihentikan maka tekanan intratorakal meningkat
sehingga udara terdorong keluar dari paru-paru
Ventilator ini digunakan untuk mengatasi gagal napas yang disebabkan oleh
gangguan ventilasi Kasus-kasus yang berkaitan dengan gannguan ventilasi
terutama disebabkan oleh penyakit neuromuskuler dan penyakit saraf pusat
Keuntungan dari ventilator tekanan negatif adalah bekerja layaknya pernapasan
normal sehingga tidak membuthkan tindakan intubasi
2 Ventilator tekanan positif
Ventilator ini bekerja dengan memberikan tekanan positif pada daerah di
luar paru-paru yakni jalan napas Kondisi ini membuat tekanan intrapleural
semakin lebih negatif dibandingkan dengan tekanan atmosfer sehingga udara
dengan mudah masuk memasuki paru-paru Penggunaan ventilator mekanik
tekanan positif pda umumnya membutuhkan tindakan intubasi (pemasangan
selang ETT) Sedangkan yang tidak membutuhkan pemasangan jalan napas
buatan terbatas hanya pada mode bilevel ventilation dan CPAP (continues
positive airway pressure) Ventilator tekanan positif inilah yang kemudian
mengalami perkembangan dalam hal fungsinya
Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positi dapat
dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama volume cycle yang memiliki prinsip kerja
ventilator akan memberikan udara inspirasi hingga mencapai volume yang telah
disetting ciri khasnya adalah volume tidal pasien akan tetap tetapi tekanannya
berubah-ubah Yang kedua adalah pressure cycle yaitu memiliki prinsip kerja
terus melakukan isnpirasi hingga tekanan yang telah diseting sebelumnya
tercapai pada ventilator ini tekanan tidak berubah-ubah sedangkan volume tidal
selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapang paru pasien Yang ketiga
adalah time cycle yaitu ventilator mekanik yang bekerja dengan prinsip
berdasarkan waktu yang telah disetting sebelumnya Waktu ekspirasi ditentukan
oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Dalam time cycle
waktu inspirasi maupun rasio inspirasi dan ekspirasi IE disetting
D ISTILAH-ISTILAH DALAM VENTILATOR MEKANIK
1 FiO2 dan PaO2 FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang
diberikan kepada pasien Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu
perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan membran
2 IE Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi Nilai normal 12
3 Volume Tidal Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas atau
sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas Nilai
normal 10 ndash15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak
4 Minute Volume Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit atau jumlah
udara yang diberikan ventilator dalam satu menit Nilainya = volume tidal x RR
5 PEEP dan CPAP Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan positif
akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif pada akhir
ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan meningkatkan pertukaran gas
dalam alveoli Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak
Continuous positive airway pressure (CPAP) identik dengan PEEP yaitu
pemberian tekanan positif pada saluran nafas selama siklus pernafasan
6 Pressure atau Volume Limit Batas atas tekanan atau volume yang diberikan
pada pasien Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru
E CARA KERJA VENTILATOR MEKANIK
1 Triggeringinisiating
a Prinsionya memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja pemicunya bisa
berasal dari
b Mesin Atas dasar waktu
c Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Variabel yang dibatasi antara lain
b Volume
c Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai
setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak
Peran perawat dalam tindakan ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Mengatur alarm pada posisi ON
e Memposisikan pasien agar merasa nyaman
F MODE PENGATURAN
1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)
Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat
tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator
Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada
mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan
atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode
control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang
memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang
telah di set pada ventilator
2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)
Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan
yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut
pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6
detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien
bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan
bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara
kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang
digunakan
3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted
Mode
Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak
memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan
terhindarkan
4 Mode pressure support atau mode spontan
Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya
oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume
yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif
SISTEM VENTILATOR MEKANIK
A Karakteristik Secara Umum dan Fisik
1 Sumber Tenaga
a Tenaga listrik
b Tenaga paru-paru
c Kombinasi keduanya
2 Tekanan
a Tekanan Positif
b Tekanan Negatif
3 Sistem Kontrol
a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi
b Panel Kontrol
Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara
tekanan volume dan flow
B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik
1 Triggeringinisiating
Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari
a Mesin Atas dasar waktu
b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Volume
b Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e Waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan
ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Alarm pada posisi ON
e Pasien merasa nyaman
C Setting Mode Ventilasi Mekanik
1 CMV ( PCVVCV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi
oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
gt Parameter VCV gt Parameter PCV
a TV a RR
b RR b Inspirasi Time
c FiO2 c Inspirasi Pressure
d I E Ratio d P E E P
e P E E P e FiO2
f Sensitivity Trigger
2 ACMV
3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas
pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV
Rate ditiadakan
gt Parameter
a TV
b SIMV Rate
c Inspirasi Time
d Pressure Support
e FiO2
f P E E P
1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di
alveoli) pada akhir ekspirasi
2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
3) Diset 5 ndash 15 cmH2O
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
Ventilator tekanan negatif merupakan jenis ventilator yang pertamakali
ditemukan dan sering dikenal sebgai iron lung Alat ini berfungsi menciptakan
tekana negatif pada ruangan tabung yang menutupi tubuh hingga leher psien
Tekanan negatif yang dihasilkan dapat memperbesar rongga dada sehingga
menimbulka tekanan negatif intratorakal yang kemudian memicu aliran udara
dari atmosfer menuju paru-paru Sedangkan ekpsorasi terjadi secara pasif ketika
tekanan negatif dari ventilator dihentikan maka tekanan intratorakal meningkat
sehingga udara terdorong keluar dari paru-paru
Ventilator ini digunakan untuk mengatasi gagal napas yang disebabkan oleh
gangguan ventilasi Kasus-kasus yang berkaitan dengan gannguan ventilasi
terutama disebabkan oleh penyakit neuromuskuler dan penyakit saraf pusat
Keuntungan dari ventilator tekanan negatif adalah bekerja layaknya pernapasan
normal sehingga tidak membuthkan tindakan intubasi
2 Ventilator tekanan positif
Ventilator ini bekerja dengan memberikan tekanan positif pada daerah di
luar paru-paru yakni jalan napas Kondisi ini membuat tekanan intrapleural
semakin lebih negatif dibandingkan dengan tekanan atmosfer sehingga udara
dengan mudah masuk memasuki paru-paru Penggunaan ventilator mekanik
tekanan positif pda umumnya membutuhkan tindakan intubasi (pemasangan
selang ETT) Sedangkan yang tidak membutuhkan pemasangan jalan napas
buatan terbatas hanya pada mode bilevel ventilation dan CPAP (continues
positive airway pressure) Ventilator tekanan positif inilah yang kemudian
mengalami perkembangan dalam hal fungsinya
Berdasarkan mekanisme kerjanya ventilator mekanik tekanan positi dapat
dibagi menjadi 3 yaitu yang pertama volume cycle yang memiliki prinsip kerja
ventilator akan memberikan udara inspirasi hingga mencapai volume yang telah
disetting ciri khasnya adalah volume tidal pasien akan tetap tetapi tekanannya
berubah-ubah Yang kedua adalah pressure cycle yaitu memiliki prinsip kerja
terus melakukan isnpirasi hingga tekanan yang telah diseting sebelumnya
tercapai pada ventilator ini tekanan tidak berubah-ubah sedangkan volume tidal
selalu berubah-ubah sesuai dengan kondisi lapang paru pasien Yang ketiga
adalah time cycle yaitu ventilator mekanik yang bekerja dengan prinsip
berdasarkan waktu yang telah disetting sebelumnya Waktu ekspirasi ditentukan
oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Dalam time cycle
waktu inspirasi maupun rasio inspirasi dan ekspirasi IE disetting
D ISTILAH-ISTILAH DALAM VENTILATOR MEKANIK
1 FiO2 dan PaO2 FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang
diberikan kepada pasien Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu
perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan membran
2 IE Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi Nilai normal 12
3 Volume Tidal Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas atau
sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas Nilai
normal 10 ndash15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak
4 Minute Volume Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit atau jumlah
udara yang diberikan ventilator dalam satu menit Nilainya = volume tidal x RR
5 PEEP dan CPAP Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan positif
akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif pada akhir
ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan meningkatkan pertukaran gas
dalam alveoli Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak
Continuous positive airway pressure (CPAP) identik dengan PEEP yaitu
pemberian tekanan positif pada saluran nafas selama siklus pernafasan
6 Pressure atau Volume Limit Batas atas tekanan atau volume yang diberikan
pada pasien Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru
E CARA KERJA VENTILATOR MEKANIK
1 Triggeringinisiating
a Prinsionya memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja pemicunya bisa
berasal dari
b Mesin Atas dasar waktu
c Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Variabel yang dibatasi antara lain
b Volume
c Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai
setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak
Peran perawat dalam tindakan ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Mengatur alarm pada posisi ON
e Memposisikan pasien agar merasa nyaman
F MODE PENGATURAN
1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)
Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat
tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator
Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada
mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan
atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode
control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang
memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang
telah di set pada ventilator
2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)
Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan
yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut
pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6
detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien
bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan
bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara
kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang
digunakan
3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted
Mode
Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak
memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan
terhindarkan
4 Mode pressure support atau mode spontan
Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya
oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume
yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif
SISTEM VENTILATOR MEKANIK
A Karakteristik Secara Umum dan Fisik
1 Sumber Tenaga
a Tenaga listrik
b Tenaga paru-paru
c Kombinasi keduanya
2 Tekanan
a Tekanan Positif
b Tekanan Negatif
3 Sistem Kontrol
a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi
b Panel Kontrol
Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara
tekanan volume dan flow
B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik
1 Triggeringinisiating
Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari
a Mesin Atas dasar waktu
b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Volume
b Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e Waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan
ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Alarm pada posisi ON
e Pasien merasa nyaman
C Setting Mode Ventilasi Mekanik
1 CMV ( PCVVCV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi
oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
gt Parameter VCV gt Parameter PCV
a TV a RR
b RR b Inspirasi Time
c FiO2 c Inspirasi Pressure
d I E Ratio d P E E P
e P E E P e FiO2
f Sensitivity Trigger
2 ACMV
3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas
pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV
Rate ditiadakan
gt Parameter
a TV
b SIMV Rate
c Inspirasi Time
d Pressure Support
e FiO2
f P E E P
1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di
alveoli) pada akhir ekspirasi
2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
3) Diset 5 ndash 15 cmH2O
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
oleh waktu dan kecepatan inspirasi (jumlah napas permenit) Dalam time cycle
waktu inspirasi maupun rasio inspirasi dan ekspirasi IE disetting
D ISTILAH-ISTILAH DALAM VENTILATOR MEKANIK
1 FiO2 dan PaO2 FiO2 adalah fraksi atau konsentrasi oksigen dalam udara yang
diberikan kepada pasien Sedangkan PaO2 adalah tekanan parsial oksigen yaitu
perbedaan konsentrasi antara oksigen di alveolus dan membran
2 IE Ratio Perbandingan antara waktu inspirasi dan ekspirasi Nilai normal 12
3 Volume Tidal Jumlah udara yang keluar masuk paru dalam satu kali nafas atau
sama dengan jumlah udara yang diberikan ventilator dalam satu kali nafas Nilai
normal 10 ndash15 ml per kgBB untuk dewasa dan 6-8 ml per kgBB untuk anak
4 Minute Volume Jumlah udara yang keluar masuk dalam satu menit atau jumlah
udara yang diberikan ventilator dalam satu menit Nilainya = volume tidal x RR
5 PEEP dan CPAP Positive end expiratory pressure (PEEP) atau tekanan positif
akhir ekspirasi digunakan untuk mepertahankan tekanan paru positif pada akhir
ekspirasi untuk mencegah terjadiya kolaps paru dan meningkatkan pertukaran gas
dalam alveoli Nilai antara 5-15 mmHg maksimal 12 mmHg untuk anak
Continuous positive airway pressure (CPAP) identik dengan PEEP yaitu
pemberian tekanan positif pada saluran nafas selama siklus pernafasan
6 Pressure atau Volume Limit Batas atas tekanan atau volume yang diberikan
pada pasien Volume limit yang terlalu tinggi dapat berakibat trauma paru
E CARA KERJA VENTILATOR MEKANIK
1 Triggeringinisiating
a Prinsionya memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja pemicunya bisa
berasal dari
b Mesin Atas dasar waktu
c Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Variabel yang dibatasi antara lain
b Volume
c Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai
setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak
Peran perawat dalam tindakan ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Mengatur alarm pada posisi ON
e Memposisikan pasien agar merasa nyaman
F MODE PENGATURAN
1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)
Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat
tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator
Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada
mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan
atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode
control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang
memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang
telah di set pada ventilator
2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)
Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan
yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut
pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6
detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien
bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan
bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara
kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang
digunakan
3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted
Mode
Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak
memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan
terhindarkan
4 Mode pressure support atau mode spontan
Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya
oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume
yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif
SISTEM VENTILATOR MEKANIK
A Karakteristik Secara Umum dan Fisik
1 Sumber Tenaga
a Tenaga listrik
b Tenaga paru-paru
c Kombinasi keduanya
2 Tekanan
a Tekanan Positif
b Tekanan Negatif
3 Sistem Kontrol
a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi
b Panel Kontrol
Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara
tekanan volume dan flow
B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik
1 Triggeringinisiating
Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari
a Mesin Atas dasar waktu
b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Volume
b Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e Waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan
ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Alarm pada posisi ON
e Pasien merasa nyaman
C Setting Mode Ventilasi Mekanik
1 CMV ( PCVVCV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi
oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
gt Parameter VCV gt Parameter PCV
a TV a RR
b RR b Inspirasi Time
c FiO2 c Inspirasi Pressure
d I E Ratio d P E E P
e P E E P e FiO2
f Sensitivity Trigger
2 ACMV
3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas
pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV
Rate ditiadakan
gt Parameter
a TV
b SIMV Rate
c Inspirasi Time
d Pressure Support
e FiO2
f P E E P
1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di
alveoli) pada akhir ekspirasi
2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
3) Diset 5 ndash 15 cmH2O
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) ataupun tidak
Peran perawat dalam tindakan ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Mengatur alarm pada posisi ON
e Memposisikan pasien agar merasa nyaman
F MODE PENGATURAN
1 Mode control (pressure control volume control continuous mode)
Pasien mendapat bantuan pernafasan sepenuhnya pada mode ini pasien dibuat
tidak sadar (tersedasi) sehingga pernafasan di kontrol sepenuhnya oleh ventilator
Tidal volume yang didapat pasien juga sesuai yang di set pada ventilator Pada
mode control klasik pasien sepenuhnya tidak mampu bernafas dengan tekanan
atau tidal volume lebih dari yang telah di set pada ventilator Namun pada mode
control terbaru ventilator juga bekerja dalam mode assist-control yang
memungkinkan pasien bernafas dengan tekanan atau volum tidal lebih dari yang
telah di set pada ventilator
2 Mode Intermitten Mandatory Ventilation (IMV)
Pada mode ini pasien menerima volume dan frekuensi pernafasan sesuai dengan
yang di set pada ventilator Diantara pernafasan pemberian ventilator tersebut
pasien bebas bernafas Misalkan respiratory rate (RR) di set 10 maka setiap 6
detik ventilator akan memberikan bantuan nafas diantara 6 detik tersebut pasien
bebas bernafas tetapi tanpa bantuan ventilator Kadang ventilator memberikan
bantuan saat pasien sedang bernafas mandiri sehingga terjadi benturan antara
kerja ventilator dan pernafasan mandiri pasien sehingga cara ini jarang
digunakan
3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted
Mode
Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak
memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan
terhindarkan
4 Mode pressure support atau mode spontan
Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya
oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume
yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif
SISTEM VENTILATOR MEKANIK
A Karakteristik Secara Umum dan Fisik
1 Sumber Tenaga
a Tenaga listrik
b Tenaga paru-paru
c Kombinasi keduanya
2 Tekanan
a Tekanan Positif
b Tekanan Negatif
3 Sistem Kontrol
a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi
b Panel Kontrol
Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara
tekanan volume dan flow
B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik
1 Triggeringinisiating
Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari
a Mesin Atas dasar waktu
b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Volume
b Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e Waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan
ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Alarm pada posisi ON
e Pasien merasa nyaman
C Setting Mode Ventilasi Mekanik
1 CMV ( PCVVCV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi
oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
gt Parameter VCV gt Parameter PCV
a TV a RR
b RR b Inspirasi Time
c FiO2 c Inspirasi Pressure
d I E Ratio d P E E P
e P E E P e FiO2
f Sensitivity Trigger
2 ACMV
3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas
pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV
Rate ditiadakan
gt Parameter
a TV
b SIMV Rate
c Inspirasi Time
d Pressure Support
e FiO2
f P E E P
1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di
alveoli) pada akhir ekspirasi
2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
3) Diset 5 ndash 15 cmH2O
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
3 Mode Synchronous Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV) Asissted
Mode
Mode ini sama dengan dengan mode IMV hanya saja ventilator tidak
memberikan bantuan ketika pasien sedang bernafas mandiri Sehingga benturan
terhindarkan
4 Mode pressure support atau mode spontan
Ventilator tidak memberikan bantuan inisiasi nafas lagi Inisiasi nafas sepenuhya
oleh pasien ventilator hanya membantu pasien mencapai tekanan atau volume
yang di set di mesin dengan memberikan tekanan udara positif
SISTEM VENTILATOR MEKANIK
A Karakteristik Secara Umum dan Fisik
1 Sumber Tenaga
a Tenaga listrik
b Tenaga paru-paru
c Kombinasi keduanya
2 Tekanan
a Tekanan Positif
b Tekanan Negatif
3 Sistem Kontrol
a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi
b Panel Kontrol
Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara
tekanan volume dan flow
B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik
1 Triggeringinisiating
Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari
a Mesin Atas dasar waktu
b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Volume
b Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e Waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan
ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Alarm pada posisi ON
e Pasien merasa nyaman
C Setting Mode Ventilasi Mekanik
1 CMV ( PCVVCV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi
oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
gt Parameter VCV gt Parameter PCV
a TV a RR
b RR b Inspirasi Time
c FiO2 c Inspirasi Pressure
d I E Ratio d P E E P
e P E E P e FiO2
f Sensitivity Trigger
2 ACMV
3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas
pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV
Rate ditiadakan
gt Parameter
a TV
b SIMV Rate
c Inspirasi Time
d Pressure Support
e FiO2
f P E E P
1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di
alveoli) pada akhir ekspirasi
2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
3) Diset 5 ndash 15 cmH2O
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
SISTEM VENTILATOR MEKANIK
A Karakteristik Secara Umum dan Fisik
1 Sumber Tenaga
a Tenaga listrik
b Tenaga paru-paru
c Kombinasi keduanya
2 Tekanan
a Tekanan Positif
b Tekanan Negatif
3 Sistem Kontrol
a Sistem buka dan tutup saluran nafas untuk mengontrol fungsi ventilasi
b Panel Kontrol
Hanya dapat dilakukan oleh satu jenis variabel pada saat bersamaan antara
tekanan volume dan flow
B Ada 4 Fase Cara Kerja Ventilasi Mekanik
1 Triggeringinisiating
Pemicu untuk memulaimemerintah sehingga ventilator bekerja dari
a Mesin Atas dasar waktu
b Pasien Karena terjadi perubahan aliran udara tekanan
2 Pembatasanlimitation
a Volume
b Pressure
3 Cycling (perpindahan dari fase inspirasi ke ekspirasi) Fase ekspirasi dimulai setelah
a Volume yang masuk tercapai
b Tekanan (Pressure) yang masuk tercapai
c Volume inspirasi terlampaui
d Aliran udara mencapai setting
e Waktu
4 Fase Ekspirasi
Pada fase ini bisa diberikan tekanan (PEEP) atau tidak Peran perawat dalam tindakan
ventilator
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Alarm pada posisi ON
e Pasien merasa nyaman
C Setting Mode Ventilasi Mekanik
1 CMV ( PCVVCV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi
oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
gt Parameter VCV gt Parameter PCV
a TV a RR
b RR b Inspirasi Time
c FiO2 c Inspirasi Pressure
d I E Ratio d P E E P
e P E E P e FiO2
f Sensitivity Trigger
2 ACMV
3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas
pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV
Rate ditiadakan
gt Parameter
a TV
b SIMV Rate
c Inspirasi Time
d Pressure Support
e FiO2
f P E E P
1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di
alveoli) pada akhir ekspirasi
2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
3) Diset 5 ndash 15 cmH2O
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
a Menetapkan ventilasi mekanik siap pakai
b Menentukan setting mode ventilator
c Menetukan Parameter mode ventilator
d Alarm pada posisi ON
e Pasien merasa nyaman
C Setting Mode Ventilasi Mekanik
1 CMV ( PCVVCV)
Sejumlah udara yang diinspirasikan oleh mesin kepada pasien yang dibatasi
oleh volume control (VC) atau Pressure control (PC)
gt Parameter VCV gt Parameter PCV
a TV a RR
b RR b Inspirasi Time
c FiO2 c Inspirasi Pressure
d I E Ratio d P E E P
e P E E P e FiO2
f Sensitivity Trigger
2 ACMV
3 Syinchronous Intermittent Mandatory Ventilation ( SIMV )
Mode ini menekankan pada mandat yang telah ditentukan sehingga pasien bernafas
pada waktu-waktu tertentu
Terkadang mode ini diberikan bersamaan dengan pressure support (PS) dengan SIMV
Rate ditiadakan
gt Parameter
a TV
b SIMV Rate
c Inspirasi Time
d Pressure Support
e FiO2
f P E E P
1) Merupakan tekanan positiv yang diberikan dijalan nafas (tepatnya di
alveoli) pada akhir ekspirasi
2) Menyebabkan alveoli tetap dalam keadaan terbuka pada akhir ekspirasi
3) Diset 5 ndash 15 cmH2O
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
Dampak
1) SaO2 dan PaO2 lebih baik
2) Volume paru
3) Barotrauma
4) Hipotensi akibat CO
4 Pressure Support Ventilation ( PSV )
5 Continous Positive Airway Pressure ( CPAP )
Dalam mode ini tiap inspirasi disuppor dengan preset constan pressure ( 15 ndash 35
cmH2O ) pasien harus melakukan trigger ventilator dan biasanya dikombinasi
dengan SIMV
Parameter
a PEEP
b FiO2
D Assist Controle (AC)
1 Ventilator memulai inspirasi saat pasien menimbulkan sebuah tekanan negatif di
dalam sirkuit ventilator
2 Ventilator dapat memberikan nafas bantuan dengan volumepressure tertentu
Parameter
a R R
1) Jumlah napas yang diberikan kepada pasien setiap menit
2) Diset diatas dan dibawah nilai normal
3) 10 ndash 14 xmenit
b FiO2
1) Konsentrasi () oksigen yang dihantarkan oleh ventilator ke pasien
2) Konsentrasi 21 ndash 100
3) Awal 100 tidak boleh terlalu lama
4) Dapat diweaning bertahap
5) Setting 100 bila ada tindakan tertentu yang menginterupsi pemberian
ventilasi berikan oksigen 100 selama 15 menit
c IE Ratio
1) 12 11 merupakan nilai normal fisiologis inspirasi ekspirasi
2) Terkadang diperlukan fase inspirasi yang sama lebih lama dibanding
ekspirasi untuk meningkatkan PaO2
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
d Triger Sensitivity
1) Merupakan jumlah usaha nafas pasien yang diperlukan untuk memulaitrigger
inspirasi ventilator
2) Setting agrave flow pressure
3) Flow lebih baik untuk pasien yang sudah nafas spontan
4) Nilai sensitiviti maksimum
a) P ndash Trigger ( 05 cm H2O )
b) F ndash Trigger ( 05 cm H2O )
e T V
1) Volume gas yang dihantarkan oleh Ventilator pada setiap siklus napas
2) Diset 6 ndash 8 mlKgBB
3) Pada ARDS gunakan volume lebih kecil 4 ndash 6 mlKgBB untuk
meminimalkan tekanan berlebihan didalam alveoli
f Inspirasi Pressure (IP)
1) Mengatur membatasi jumlah pressurevolume cyiled ventilator
a) Pressure berlebih dapat menyebabkan Barotrauma sedangkan
b) Volume berlebih dapat menyebabkan Valutrauma
2) Jika inspirasi pressurevalume tercapai maka ventilator menghentikan
hantarannya dan alarm berbunyi
3) Peningkatan pressure bila terjadi obstruksi batuk retensi sputum ETT
tergigit fighting atau kingking
4) Tidak melebihi 35 cm H2O
E Setting Alarm Ventilator
1 Minit volum
2 Inspiratory pressure
F Masalah-Masalah yang Dapat Terjadi Selama Menggunakan Ventilator
1 Mechanical Malfunction
2 Airway Malfunction
3 Pulmonary Barotrauma
4 Perubahan Hemodinamik ( Penurunan cardiac output dan venouse return )
5 Pulmonary atelektasis Pneumonia
6 Infeksi
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
7 Kegagalan Weaning
G Sterilisasi Komponen Ventilator
1 Pengertian
a Antiseptic Bahan Yang Dipergunakan Untuk Membunuh Atau Menghambat
Pertumbuhan Kuman Pada Jaringan Hidup
b Desinfektan Bahan yang dipergunakan untuk mematikan kuman atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada benda mati
2 Tahapan
a CLEANING reg PEMBERSIH
1) Definisi Membuang semua debu benda asing atau kotoran
2) Indikasi Mendahului proses desinfeksi dan sterilisasi
3) Bahan Sabun atau detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan
seringkali
4) Diperlukan sikat
b DESINFEKSI reg TINGGIHIGH
RENDAHLOW
1) Definisi Membunuhmenghambat pertumbuhan mikriorganisme
2) Indikasi Untuk yang dalam penggunaannya kontak dengan mukosa membran
dan alat
3) yang tidak dapat disterilkan misalnya alat listrik
4) Desinfeksi untuk alat ventilator
a) Transduser
b) Kabel sensor humidifier
5) jenis High Cidex
6) Low Alkohol saflon 1 3
c STERILISASI reg AUTO CLAVE EO gas
1) Definisi Mematikan semua bentuk kuman termasuk spora dengan memakai
sarana fisik atau kimiawi
2) Indikasi Semua alat yang langsung berhubungan dengan aliran darah atau
jaringan yang secara normal steril ataupun alat yang masuk kedalam bagian
tubuh yang tidak steril misalnya semua tubing ventilator sebagai sarana
transportasi gas ke tubuh dll
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
d PENYIMPANAN reg ALMARI KHUSUS
H Sirkuit Ventilator
1 Tubing ventilator yang telah dipakai dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun atau
detergen air dingin atau air hangat yang mengalir dan seringkali diperlukan sikat
2 Tubing ventilator yang sudah bersih direndam dalam larutan desinfektan selama
kurang lebih 24 jam
3 Kemudian bilas kembali dengan air hangat yang mangalir (scrub station)
4 Keringkan dengan Tubedryer bila ada
5 Sesudah kering Tubing-tubing ventilator tersebut dibungkus
a Bila memakai sterilisator Ethylene Oxide gas (EtO) dibungkus memakai kertas
EtO
b Bila memakai sterilisator Autoclave dibungkus dengan kain
6 Khusus untuk alat ventilator Transduser Kabel sensor humidifier cukup di desinfeksi
dengan Cidex (High) dan Alkohol Saflon 13 (low)
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
VENTILASI MEKANIK
A Aplikasi klinik
1 Resusitasi jantung paru
2 Gagal nafas
3 Paska operasi besar yang memerlukan bantuan ventilasi untuk memperbaiki
homeeostasis gangguan keseimbangan asam basa serta keadaan anemia
4 Sepsis berat dimana pasien tidak dapat memenuhi peningkatan work of breathing
akibat tingginya produksi CO2
5 Pengendalian kadar CO2 sebagai salah satu bagian dari pengelolaan TTIK (misalnya
akibat cedera kepala)
6 Sebagai bantuan ventilasi pada penderita yang diintubasi atas indikasi
mempertahankan jalan nafas
7 Mengurangi beban jantung pada syok kardiogenik
B Indikasi
Kriteria objektif untuk penggunaan ventilasi mekanik adalah
1 Laju nafas gt 35
2 Volume tidal lt 5mlkg
3 Kapasitas lt 15mlkg
4 Oksigenasi PaO2 lt 50mmHg dengan fraksi oksigen 60
5 Ventilasi PCO2 gt 50mmHg
Perlu difahami bahwa penilaian klinis lebih penting dengan memperhatikan hal-hal
dibawah ini
1 Sistem Respirasi
Kesulitan bernafas takipneu mulut terbuka saat menarik nafas pernafasan tidak
teraturperubahan rasio inspirasi dan ekspirasi batuk yang tidak efektif ekspirasi
aktif berpegangan pada pinggiran tempat tidur mengangkat lengan atas saat bernafas
karena sesaknya berkeringat alis terangkat pernafasan cuping hidung pursed
mouth bibir licking toungue-jerking sianosis sulit bicara moaning grunting
mintaingin memakaiventilator kepala terangkat dari bantal aktivitas otot pernafasan
tambahan meningkat tracheal tug nafas berbunyi atau wheezing
2 Sistem Susunan Syaraf Pusat
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
Nasal lines pusing tidak berdaya cemas apatis kelelahan disorientasi
menarik-narik baju weak smile
3 Sistem Kardiovaskular
Extremitas hidung telinga teraba dingin nadi meningkat disritmia tekanan darah
menurun peningkatan tekanan nadi diuresis menurun
Bila ragu dengan tanda-tanda yang tampak pada pasien lebih baik diobservasi di ICU
karena sewaktu-waktu perlu ventilasi mekanik dapat dipenuhi daripada di ruangan
C Mode Ventilasi
1 Controlled Minute Ventilation (CMV)
Mode ventilasi ini sangat mirip dengan mode yang dipakai diruang operasi dimana
laju nafas dan volume tidal ditentukan oleh klinisi CMV digunakan bila nafas
spontan tidak ada atau minimal misalnya pada penderita dengan hipoksia yang berat
2 Pressure Controlled Ventilasion (PCV)
Klinisi mengatur laju nafas dan rasio inspirasi dan ekspirasi PCV digunakan untuk
melimitasi tekanan pada jalan nafas pada paru-paru dengan komplians yang rendah
atau resistensi yang tinggi untuk mencegah risiko barotrauma Dengan demikian akan
diperoleh volume tidal dan minute volume yang bervariasi sesuai dengan perubahan
komplians dan resistensi
3 Assist-control ventilation (ACV)
Bila penderita sudah mempunyai nafas spontan maka CMV atau PCV akan menjadl
ACV Pada saat ini berisiko untuk terjadinya hiperventilasi
4 Synchronised intermittent mandatory ventilation (SIMV)
Bila ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan volume tidal atau jika
tak ada upaya nafas maka mesin ventilator akan memberikan laju nafas Dengan
demikian minute volume akan selalu terjamin keberadaannya Selanjutnya setiap
nafas spontan tidak dibantu lagi akan tetapi sirkuit akan mengalirkan oksigen
Pada SIMV pengaturan volume tidal disesuaikan dengan usaha nafas spontan
penderita atau jika tidak ada nafas spontan volume tidal yg dikeluarkan oleh ventilator
akan disesuaikan dengan nengaturan frekwensi nafas (preset rate)sehingga volume
minimal terpenuhi Bila pasien bernafas spontan maka bantuan ventilator untuk
memberikan volume tidal tidak ada akan tetapi mesin akan tetap mengalirkan
oksigen Dengan demikian dapat dihasilkan volume semenit yang lebih tinggi SIMV
digunakan untuk menyapih pasien dari CMV dengan mengurangi secara bertahap
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
frekwensi nafas sehingga merangsang ventilasi spontan Pressure support dapat
ditambahkan pada penderita yang sudah bernafas spontan
5 Ventilasi dengan Rasio Terbalik (Inverse Ratio Ventilation)
Siklus respirasi adalah satuan waktu yang diperlukan untuk memasukkan dan
mengeluarkan udara pada setiap tarikan nafas yang dihasilkan oleh ventilator Siklus
ini dibagi menjadi waktu inspirasi dan ekspirasi Rasio inspirasi dan ekspirasi yang
normal adalah 12-3Pemanjangan relatif waktu inspirasi [invers rasio ventilasi] sering
digunakan untuk memperbaiki pertukaran gas pada pasen dengan oksigenasi kurang
Umumnya dipakai ratio 11 Cara ini digunakan baik pada mode pressure control
maupun volume control ventilation
D Pressure Support
Pada keadaan ini terdapat nafas spontan pasien dan tidak ada pengaturan frekuensi nafas
Ventilator akan memberikan tekanan positif pada jalan nafas sebagai respon terhadap
upaya pernafasan Volume tidal bervariasi sesuai dengan komplain rongga dada dan
resistensi jalan nafas Biasanya dimulai dengan tekanan 20-30 cm H2O dan diturunkan
bila gerakan respirasi pasein membaik Kadang dapat dikombinasikan dengan SIMV
untuk membantu frekuensi pernafasan spontan Sesuai dengan usaha inspirasi pasen
maka ventilator akan memberikan bantuan tekanan inspirasi Volume assured pressure
support adalah suatu modifikasi alternatif dimana ventilator secara otomatis dapat
mpngatur tekanan inspirasi yang harus diberikan untuk mencapai tidal volume minimal
yang diinginkan
1 Positive End Expiratory Pressure (PEEP) dan Continous Positive Airway Pressure
(CPAP)
Pada mode ini tekanan jalan nafas dibuat selalu lebih tinggi dari based line baik pada
saat ventilasi mekanik (PEEP) maupun saat ventilasi spontan (CPAP) Dengan cara
ini oksigenasi dan pergerakan nafas dinding dada akan tetap baik karena volume
alveolus pada akhir expirasi tetap dipertahankan Hal ini akan memperbaiki volume
paru yang tadinya berkurang pada saat akhir expirasi menjadi normal kembali
2 Bantuan Ventilasi Non Invasif
Saat ini telah tersedia berbagai modifikasi ventilator yang dapat memberikan tekanan
positif pada jalan nafas dengan cara menggunakan masker yang melekat erat dengan
wajah atau nasal Masker ini dapat berupa masker nasal atau full face masker
Dengan cara ini dapat digunakan CPAP atau tanpa tambahan tekanan positif pada
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
saat inspirasi Penderita dapat juga memakai semacam helm kemudian bantuan
insprasi diberikan melalui mouthpiece Ventilator jenis ini ada yang dapat dipakai
untuk penderita yang diintubasi tapi dapat bernafas spontan Tujuannya adalah untuk
menghindari atau mencegah penderita dari tindakan intubasi endotracheal
a Indikasi
1) Hipoksia sehingga kebutuhan laju nafas upaya nafas dan FiO2 meningkat
2) Hiperkapni dan tampak kelelahan
3) Mencegah supaya jangan sampai diintubasi bila misalnya pada pasien dengan
yang mengalami keterbatasan aliran udara secara kronis pemakaian
imunosupresi
4) Mengurangi beban otot pernafasan pada penderita dengan PEEPi yang tinggi
(asma chronic airflow limitasi) Dipergunakan dengan hati2 dan pengawasan
ketat
5) Tehnik fisioterapi untuk untuk meningkatkan Functional Residual Capasity
(FRC)
6) Sleep apnoea
7) Suatu tahapan dalam proses penyapihan
3 Inspiratory Support
Tekanan inspirasi yang di berikan oleh ventilator dicetuskan oleh nafas pasien
Besarnya tekanan ini disesuaikan dengan upaya nafas yang dimiliki pasien Beberapa
mesin akan memberikan frekuensi nafas dengan rasio IE secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan Volume tidal yang dihasilkan tergantung dari komplian paru2
4 BiPAP (Bi-level Positif Airways Pressure) Mesin ventilator ini dapat mengatur PS
dan PEEP Laju nafas bisa berasal dari pasien danatau mesin Beberapa mesin BiPAP
menggunakan udara luar untuk meningkatkan FiO2 sedangkan pemberian O2 dapat
dilakukan melalui lubang masuk yang berada pada masker
E Penatalaksanaan
1 Pilih tipe dan mode bantuan ventilasi yang sesuai
2 Gunakan masker yang paling sesuai ukurannya sehingga kedap udara dan penderita
merasa nyaman Pada awal pemasangan dapat diberikan tekanan 10 -15 cmH2O yang
kemudian disesuaikan dengan respon pasien (laju nafas derajat kelelahan
kenyamanan pasien serta hasil AGD
3 Expiratory pressure support biasanya berkisar sekitar 5-12cmH2O
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
4 Pada awalnyn penderita dengan Resplratory Distress biasanya tidak toleran dengan
cara ini Diperlukan pengamatan yang ketat dan terus menerus untuk membiasakan
pasien memakai masker Sementara itu kita terus mencari mode support dan rasio I
E yang paling optimal
5 Dosis rendah opiat (diamorfin 25mg) untuk menenangkan pasien tanpa menyebabkan
depresi nafas harus diberikan secara hati2
6 Pada beberapa pasien setelah memakai masker yang melekat erat selama beberapa
hari dapat timbul gejala clautrophobia Hal ini dapat diatasi dengan jalan
mengistirahatkan beberapa saat secara berkala
7 Daerah yang mendapat tekanan seperti batang hidung harus dilindungi untuk
mencegah perlukaan
F Weaning (Menyapih) Ventilasi Mekanik
1 Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik dalam waktu singkat misalnya setelah
operasi besar sering kali dapat disapih dengan cepat seperti yang dilakukan
diruangan operasi yaitu mengakhiri sedasi kemudian dengan cepat memakai T-piece
lalu diekstubasi
2 Kondisi ini berbeda sekali dengan pasen sakit kritis yang kadang dalam proses
penyapihan ventilator mengalami hambatan
3 Perubahan kondisi pasen dari hari kehari pada masa pemulihan fungsi organ
pernafasan sering kali secara temporer membutuhkan bantuan ventilasi mekanik
kembali
Pengukuran fungsi sistem pernafasan sehubungan dengan keberhasilan proses
penyapihan dari ventilasi mekanik adalah
1 Volume tidal gt 5 mlkg
2 Kapasitas vital gt 10-15 ml kg
3 Fungsional Residual Capacity gt50 nilai prediksi
2 Kekuatan inspirasi maksimal gt -25 cmH2O
3 Laju nafas lt 30x menit
4 Minute Volume lt 10 L menit
5 PH gt 73
6 Peningkatan PaCO2 pada respirasi spontan lt 15 kPa
7 PaO2 gt 8 kPa pada kadar oksigen lt = 40
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
Yang paling penting pada penilaian ini adalah keberhasilan pertukaran gas Oleh karena
itu penilaian klinis menjadi sangat penting dan dapat memberikan petunjuk adanya
kegagalan pernafasan yang memerlukan bantuan ventilasi
G Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kesulitan Saat Menyapih dari Ventilator
Mekanik
1 Kelainan patologi primer yang menetap
2 Gagal ginjal atau kardiovaskular yang tidak dapat diobati
3 Malnutrisi
4 Sepsis atau pireksia (peningkatan kebutuhan metabolik) 5Kelebihan cairan
5 Residual dari zat sedatif
6 Ketidakseimbangan elektrolit (terutama Ca Mg K PO4)
7 Anemia
8 Nyeri
9 Distensi abdommen
Pada weaning bantuan ventilator diturunkan secara perlahan mnggunakan beberapa
strategi ventilasi yang dapat berbeda dengan yang telah disebutkan diatas Contoh nya
seperti di bawah ini
1 Controlled ventilator dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
2 SIMV + Pressure Support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
3 Pressure support dengan atau tanpa PEEP dilanjutkan dengan
4 CPAP
Tracheostomi merupakan salah cara proses penyapihan terutama pada pasien yang telah
lama sakit Keuntungan tracheostomi adalah
1 Mengurangi kebutuhan zat sedatif Kebanyakan pasien yang ditracheostomi
membutuhkan hanya sedikit atau tidak sama sekali sedatif dibandingkan dengan
pemasangan ETT (karena lebih mengakibatkan stimulasi)
2 Karena penderita menjadi lebih tenang maka metabolisme menjadi lebih efisien dan
nutrisi lebih mudah diperbaiki
3 Memperbaiki oropharingeal toilet sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi
nosokomial
4 Mengurangi resistensi jalan nafas
5 Mempermudah pengeluaran sekret dari saluran nafas bagian bawah
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
6 Memberikan kemudahan dalam mengganti sistem bantuan pernafasan(misalnya
penderita perlu ventilator lagi)
H Komplikasi Bantuan Ventilasi
1 Kolaps dari sistem kardiovaskular
Biasanya terjadi pada awal pemakaian ventilasi mekanik dengan tekanan positif
Penyebabnya adalah efek depresi dari obat sedasi hambatan pada daya dorong torak
yang akan mengakibatkan peningkatan venous return tamponade ventrikel kiri akibat
tekanan intra torak yang positif Tinggi nya tekanan inflasi dan PEEP akan
memperberat keadaan Perburukan akan terjadi pada penderita yang hipovolumia
sepsis atau syok kardiogenik
2 Ketidak seimbangan asam basa
Asidosis respiratoris atau alkalosis sangat mungkin terjadi bila minute volume tidak
tercapai Hiperventilasi yang berkepanjangan akan menyebabkan penurunan kapasitas
sistem bufer di CSF sehingga pada saat proses penyapihan setiap kenaikan PaCO2
akan menyebabkan penurunan pH di CSF yang besar dan tak terprediksi Penderita
tampak semakin sesak
3 Atropi otot pernafasan Cara kerja ventilator yang memang dibuat untuk mengurangi
beban kerja otot pernafasan akan menyebabkan disuse athropy dan akan
menyebabkan proses penyapihan menjadi lebih sulit
4 Barotruama pada paru Pemaparan pada paru dengan tekanan puncak (peak airway
pressure ) gt 35 - 40cm H2O akan meningkatkan risiko pneumotorak Kerusakan ini
disebabkan oleh karena shears forces yang terjadi bila alveolus yang kolaps berulang
kali mengembang kembali (reinflated) saat inspirasi Disini PEEP dapat membantu
mengurangi kerusakan tersebut dengan menjaga supaya alveolus tetap terbuka selama
siklus pernafasan
5 Ventilator lung Regangan lama dan berkepanjangan pada paru dengan volume tidal
yang tinggi akan menyebabkan kerusakan paru
6 Komplikasi dari intubasi endotrakea
7 Kerusakan laring dan faring terjadi bila ETT terpasang selama gt 3 minggu
Pemasangan ETT akan menyebabkan kebersihan rongga mulut tidak dapat terjaga
dengan memadai sehingga terjadi mikro aspirasi dari cairan faring yang infeksius ini
akan mengakibatkan infeksi nosokomial Sering kali dl perlukan pemberian obat
sedasi untuk mempermudah proses intubasi (terutama melalui oral)
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
8 Intubasi melalui nasotrakea membawa risiko sinusitis
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
Ventilasi mekanik merupakan terapi defenitif pada klien kritis yang
mengalami hipoksemia dan hiperkapnia Memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan ventilasi mekanik dilakukan antara lain pada unit perawatan kritis medikal
bedah umum bahkan di rumah Perawat dokter dan ahli terapi pernafasan harus
mengerti kabutuhan pernafasan spesifik klien Rumusan penting untuk hasil klien
yang positif termasuk memahami prinsip-prinsip ventilasi mekanik dan perawatan
yang dibutuhkan klien komunikasi terbuka antara tim kesehatan rencana penyapihan
dan toleransi klien terhadap perubahan pengaturan ventilasi mekanik
A Pengertian
Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen dalam waktu yang lama ( Brunner dan
Suddarth 1996)
B Klasifikasi
Ventilasi mekanik diklasifikasikan berdasarkan cara alat tersebut mendukung ventilasi
dua kategori umum adalah ventilator tekanan negatif dan tekanan positif
1 Ventilator Tekanan Negatif
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal
Dengan mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi memungkinkan udara
mengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya Ventilator jenis ini
digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang berhubungn dengan kondisi
neurovaskular seperti poliomyelitis distrofi muscular sklerosisi lateral amiotrifik
dan miastenia gravis Penggunaan tidak sesuai untuk pasien yang tidak stabil atau
pasien yang kondisinya membutuhkan perubahan ventilasi sering
2 Ventilator Tekanan Positif
Ventilator tekanan positif menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan tekanan
positif pada jalan nafas dengan demikian mendorong alveoli untuk mengembang
selama inspirasi Pada ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
trakeostomi Ventilator ini secara luas digunakan pada klien dengan penyakit paru
primer Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus waktu
bersiklus dan volume bersiklus Ventilator tekanan bersiklus adalah ventilator tekanan
positif yang mengakhiri inspirasi ketika tekanan preset telah tercapai Dengan kata
lain siklus ventilator hidup mengantarkan aliran udara sampai tekanan tertentu yang
telah ditetapkan seluruhnya tercapai dan kemudian siklus mati Ventilator tekanan
bersiklus dimaksudkan hanya untuk jangka waktu pendek di ruang pemulihan
Ventilator waktu bersiklus adalah ventilator mengakhiri atau mengendalikan inspirasi
setelah waktu ditentukan Volume udara yang diterima klien diatur oleh kepanjangan
inspirasi dan frekuensi aliran udara
Ventilator ini digunakan pada neonatus dan bayi Ventilator volume bersiklus
yaitu ventilator yang mengalirkan volume udara pada setiap inspirasi yang telah
ditentukan Jika volume preset telah dikirimkan pada klien siklus ventilator mati dan
ekshalasi terjadi secara pasif Ventilator volume bersiklus sejauh ini adalah ventilator
tekanan positif yang paling banyak digunakan
C Gambaran Ventilasi Mekanik yang Ideal
1 Sederhana mudah dan murah
2 Dapat memberikan volume tidak kurang 1500cc dengan frekuensi nafas hingga
60Xmenit dan dapat diatur ratio IE
3 Dapat digunakan dan cocok digunakan dengan berbagai alat penunjang pernafasan
yang lain
4 Dapat dirangkai dengan PEEP
5 Dapat memonitor tekanan volume inhalasi volume ekshalasi volume tidal
frekuensi nafas dan konsentrasi oksigen inhalasi
6 Mempunyai fasilitas untuk humidifikasi serta penambahan obat didalamnya
7 Mempunyai fasilitas untuk SIMV CPAP Pressure Support
8 Mudah membersihkan dan mensterilkannya
D Indikasi Klinik
1 Kegagalan Ventilasi
a Neuromuscular Disease
b Central Nervous System disease
c Depresi system saraf pusat
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
d Musculosceletal disease
e Ketidakmampuan thoraks untuk ventilasi
2 Kegagalan pertukaran gas
a Gagal nafas akut
b Gagal nafas kronik
c Gagal jantung kiri
d Penyakit paru-gangguan difusi
e Penyakit paru-ventilasi perfusi mismatch
E Modus Operasional
Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat empat parameter yang
diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator yaitu
1 Frekuensi pernafasan permenit
2 Tidal volume
3 Konsentrasi oksigen (FiO2)
4 Positive end respiratory pressure
Pada klien dewasa frekuensi ventilator diatur antara 12-15 x menit Tidal volume
istirahat 7 ml kg BB dengan ventilasi mekanik tidal volume yang digunakan adalah 10-
15 ml kg BB Untuk mengkompensasi dead space dan untuk meminimalkan atelektase
(Way 1994 dikutip dari LeMone and Burke 1996) Jumlah oksigen ditentukan
berdasarkan perubahan persentasi oksigen dalam gas Karena resiko keracunan oksigen
dan fibrosis pulmonal maka FiO2 diatur dengan level rendah PO2 dan saturasi oksigen
arteri digunakan untuk menentukan konsentrasi oksigen PEEP digunakan untuk
mencegah kolaps alveoli dan untuk meningkatkan difusi alveoli-kapiler
1 Modus operasional ventilasi mekanik terdiri dari
a Controlled Ventilation
Ventilator mengontrol volume dan frekuensi pernafasan Indikasi untuk
pemakaian ventilator meliputi pasien dengan apnoe Ventilasi mekanik adalah alat
pernafasan bertekanan negatif atau positif yang dapat mempertahankan ventilasi
dan pemberian oksigen dalam waktu yang lamaVentilator tipe ini meningkatkan
kerja pernafasan klien
b AssistControl
Ventilator jenis ini dapat mengontrol ventilasi volume tidal dan kecepatan Bila
klien gagal untuk ventilasi maka ventilator secara otomatis Ventilator ini diatur
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
berdasarkan atas frekuensi pernafasan yang spontan dari klien biasanya
digunakan pada tahap pertama pemakaian ventilator
c Intermitten Mandatory Ventilation
Model ini digunakan pada pernafasan asinkron dalam penggunaan model kontrol
klien dengan hiperventilasi Klien yang bernafas spontan dilengkapi dengan mesin
dan sewaktu-waktu diambil alih oleh ventilator
d Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
SIMV dapat digunakan untuk ventilasi dengan tekanan udara rendah otot tidak
begitu lelah dan efek barotrauma minimal Pemberian gas melalui nafas spontan
biasanya tergantung pada aktivasi klien Indikasi pada pernafasan spontan tapi
tidal volume danatau frekuensi nafas kurang adekuat
e Positive End-Expiratory Pressure
Modus yang digunakan dengan menahan tekanan akhir ekspirasi positif dengan
tujuan untuk mencegah Atelektasis Dengan terbukanya jalan nafas oleh karena
tekanan yang tinggi atelektasis akan dapat dihindari Indikasi pada klien yang
menederita ARDS dan gagal jantung kongestif yang massif dan pneumonia difus
Efek samping dapat menyebabkan venous return menurun barotrauma dan
penurunman curah jantung
f Continious Positive Airway Pressure (CPAP)
Ventilator ini berkemampuan untuk meningkatakan FRC Biasanya digunakan
untuk penyapihan ventilator
F Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penggunaan ventilasi mekanik yaitu
1 Obstruksi jalan nafas
2 Hipertensi
3 Tension pneumotoraks
2 Atelektase
3 Infeksi pulmonal
4 Kelainan fungsi gastrointestinal dilatasi lambung perdarahan
5 gastrointestinal
6 Kelainan fungsi ginjal
7 Kelainan fungsi susunan saraf pusat
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
G Pengkajian
Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator Dalam
mengkaji klien perawat mengevaluasi hal-hal berikut
1 Tanda-tanda vital
2 Bukti adanya hipoksia
3 Frekuensi dan pola pernafasan
4 Bunyi nafas
5 Status neurologis
6 Volume tidal ventilasi semenit kapasitas vital kuat
7 Kebutuhan pengisapan
8 Upaya ventilasi spontan klien
9 Status nutrisi
10 Status psikologis
Pengkajian Kardiovaskuler
Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif
Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar
dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung Tekanan positif yang
berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli
Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension yang lebih jauh lagi
mengganggu arus balik vena curah jantung dan tekanan darah
Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan
gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisahgugup kelam fakir takikardi takipnoe pucat
yang berkembang menjadi sianosis berkeringat dan penurunan haluaran urin)
Pengkajian Peralatan
Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah
dibuat dengan tepat Dalam memantau ventilator perawat harus memperhatikan hal-hal
berikut
1 Jenis ventilator
2 Cara pengendalain (Controlled Assist Control dll)
3 Pengaturan volume tidal dan frekunsi
4 Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
5 Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan
6 Adanya air dalam selangterlepas sambungan atau terlipatnya selang
7 Humidifikasi
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
8 Alarm
9 PEEP
Catatan
Jika terjadi malfungsi system ventilator dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan
diperbaiki dengan cepat perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan
menggunakan Bag Resuscitation Manual
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik
yaitu
1 Pemeriksaan fungsi paru
2 Analisa gas darah arteri
3 Kapasitas vital paru
4 Kapasitas vital kuat
5 Volume tidal
6 Inspirasi negative kuat
7 Ventilasi semenit
8 Tekanan inspirasi
9 Volume ekspirasi kuat
10 Aliran-volume
11 Sinar X dada
12 Status nutrisi elaktrolit
H Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mayor klien dapat mencakup
1 Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari atau
penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan
2 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir
yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif
3 Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan
trakeostomi
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
4 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
5 Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea
dan pemasangan pada ventilator
6 Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan
ketergantungan pada ventilator
I Masalah Kolaboratif Komplikasi Potensial
1 Melawan kerja ventilator
2 Masalah-masalah ventilator ndash peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak
penurunan tekanan kehilangan volume
3 Gangguan kardiovaskuler
4 Barotrauma dan pneumothoraks
5 Infeksi paru
J Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama bagi pasien yaitu pertukaran gas optimal penurunan akumulasi lendir
tidak terdapat trauma atau infeksi pencapaian mobilisasi yang optimal penyesuaian
terhadap metode komunikasi non verbal mendapatkan tindakan koping yang berhasil
dan tidak terjadi komplikasi Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik
membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik antara lain
1 Meningkatkan pertukaran gas
Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas
dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen Perubahan dalam
pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang
berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien Tim perawatan
kesehatan termasuk perawat dokter dan ahli terapi pernafasan secara kontinu
mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat tanda dan gejala hipoksia
dan respon terhadap tindakan
Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang
sangat beragam tingkat kesadaran atelektasis kelebihan cairan nyeri insisi atau
penyakit primer seperti pneumonia Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi
dada ( perkusifibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari
kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial
Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri Perawat sering menjadi orang
pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau
kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah
(pneumotoraks perubahan letak selang emboli pulmonal)
2 Penatalaksanaan jalan nafas
Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi
pasien yang mendasari Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan
auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam Tindakan untuk membersihakn jalan nafas
termasuk pengisapan fisioterapi dada perubahan posisi yang sering dan peningkatan
mobilitas secepat mungkin Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk
membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan
Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi diberikan sesuai dengan resep untuk
mendilatasi bronkiolus
3 Mencegah trauma dan infeksi
Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau
trakeostomi Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit
kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea Perawatan trakeostomi
dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko
infeksi Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama
kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah Adanya selang
nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah
mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi Pasien juga
diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk
mengurangi potensial aspirasi isi lambung
4 Peningkatan tingkat mobilitas optimal
Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator Mobilitas dan
aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki
mental Latihan rentang gerak pasifaktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi
otot kontraktur dan statis vena
5 Meningkatkan komunikasi optimal
Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi
mekanik Bila keterbatasan pasien diketahui perawat menggunakan pendekatan
komunikasi membaca gerak bibir menggunakan kertas dan pensil bahasa gerak
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
tubuh papan komunikasi papan pengumuman Ahli terapi bahasa dapat membantu
dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien
6 Meningkatkan kemampuan koping
Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai
ventilator kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat
Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan
membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit Klien mungkin menjadi menarik diri
atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya
perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien bila
memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV bermain musik atau
berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan Teknik penurunan stress
(pijatan punggung tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan
memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan
ketergantungan pada ventilator
K Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain
1 Menunjukkan pertukaran gas kadar gas darah arteri tekanan arteri pulmonal dan
tanda-tanda vital yang adekuat
2 Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal
3 Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel
darah putih
4 Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan
5 Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis gerak tubuh atau alat komunikasi
lainnya
6 Dapat mengatasi masalah secara efektif
L Penyapihan dari Ventilasi Mekanik
Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik
1 Tes Penyapihan
a Kapasitas vital 10-15 cc kg
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
b Volume tidal 4-5 cc kg
c Ventilasi menit 6-10 l
d Frekuensi permenit lt 20 permenit
2 Pengaturan Ventilator
a FiO2 lt 50
b Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP)
3 Gas darah arteri
a PaCO2 normal
b PaO2 60-70 mmHg
c PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki
4 Selang Endotrakeal
a Posisi diatas karina pada foto Rontgen
b Ukuran diameter 85 mm
5 Nutrisi
a Kalori perhari 2000-2500 kal
b Waktu 1 jam sebelum makan
6 Jalan nafas
a Sekresi antibiotik bila terjadi perubahan warna penghisapan (suctioning)
b Bronkospasme kontrol dengan Beta Adrenergik Tiofilin atau Steroid
c Posisi duduk semi fowler
7 Obat-obatan
a Agen sedative dihentikan lebih dari 24 jam
b Agen paralise dihentikan lebih dari 24 jam
8 Emosi
Persiapan psikologis terhadap penyapihan
9 Fisik
Stabil istirahat terpenuhi
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI
DAFTAR PUSTAKA
Hanif 2008 Ventilasi Mekanik Indikasi Mode dan Istilah-islitahnya Didapat dari URL wwwilmukeperawatannet[diakses tanggal 27 Juni 2013]
Johnson M Meriden M Sue M 2000 Nursing Outcomes Classification (NOC) St Louis Baltimore Mosby
NANDA 2005 Nursing Diagnosis Definition and Classification Philadelphia NANDA International
Nasution AH 2002 Intubasi Extubasi dan Mekanik ventilasiMakalah pada Workshop Asuhan Keparawatan Kritis Asean Conference on Medical Sciences Medan 20-21 Agustus 2002
Purnawan I Saryono 2010 Mengelola Pasien Dengan Ventilator Mekanik Jakarta Rekatama
Smeltzer SC dan Brenda GB 2001 Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC
Tandi D 2008 System Ventilasi Mekanik amp Sterelisasi Komponen Ventilator Didapat dari URL wwwnersdanbogspotcom[diakses tanggal 7 Juni 2013]
Wirjoatmodjo K 2000 Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar untuk Pendidikan S1 Kedokteran Jakarta DIKTI