163
ANALISA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KREDIT KONSUMTIF DI PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG BULUKUMBA AN ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE CONSUMER’S DECISION IN USING CONSUMTIVE CREDIT AT PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BULUKUMBA BRANCH IRFAN ABIDIN PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASAR 2008

ANALISA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...T E S I S ANALISA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KREDIT

    KONSUMTIF DI PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG BULUKUMBA

    AN ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE CONSUMER’S DECISION IN USING CONSUMTIVE CREDIT

    AT PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. BULUKUMBA BRANCH

    IRFAN ABIDIN

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASAR 2008

  • ANALISA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KREDIT

    KONSUMTIF DI PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG BULUKUMBA

    TESIS

    Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Magister

    Program Magister Manajemen Kekhususan Manajemen Pemasaran

    Disusun dan diajukan oleh

    IRFAN ABIDIN

    Kepada

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASAR 2008

  • T E S I S

    ANALISA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KREDIT

    KONSUMTIF DI PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG BULUKUMBA

    Disusun dan diajukan oleh :

    IRFAN ABIDIN

    Nomor Pokok P2100204525

    Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada tanggal 30 Mei 2008

    Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Menyetujui Komisi Penasehat,

    Prof. Dr. Haris Maupa, SE., MSi. Dr. Indrianty Sudirman SE. MSi Ketua Anggota Ketua Program Magister Direktur Program Pascasarjana Manajemen Universitas Hasanuddin Prof. Dr. H. Muh. Yunus Zain, MA Prof. DR. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc.

  • ABSTRAK

    IRFAN ABIDIN, Analisa Faktor-faktor Yang mempengaruhi Keputusan Konsumen

    Dalam Menggunakan Kredit Konsumtif Di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

    Kantor Cabang Bulukumba. ( Dibimbing oleh Prof. Dr. Haris Maupa, SE., MSi dan Dr.

    Indrianty Sudirman, SE., MSi.)

    Penelitian bertujuan untuk : a) menganalisis tujuh faktor bauran pemasaran berupa

    produk, harga, promosi, tempat, orang/partisan, sarana fisik, dan proses yang

    mempengaruhi pelanggan dalam menggunakan kredit konsumtif, dan b)

    menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pelanggan untuk

    mempergunakan kredit konsumtif.

    Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis kualitatif deskriptif, method of

    successive interval, faktor analisis dan analisis regresi linear berganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Hasil analisis koefisien regresi antara

    bauran pemasaran jasa (7P) terhadap keputusan mempergunakan kredit konsumsi,

    memberikan kesimpulan bahwa keduanya memiliki hubungan yang positif. Dimana

    pengaruh perubahan turun naiknya variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari

    produk, harga, promosi,tempat, orang/partisan, Sarana fisik dan proses berpengaruh

    nyata terhadap keputusan konsumen dalam mempergunakan kredit konsumtif. Hal

    ini menunjukkan bahwa semakin baik aspek dalam bauran pemasaran dikelola oleh

    perusahan, maka akan semakin meningkat penggunaan kredit konsumtif di

    perusahaan ini, dan 2) hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel proses

    mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan memanfaatkan

    kredit konsumsi di PT. Bank Negara Indonesia (Tbk) Kantor Cabang Utama

    Bulukumba.

  • ABSTRACT

    IRFAN ABIDIN. An Analysis of Factors Affecting The Consumer’s Decision in Using

    Consumptive Credit at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Bulukumba Branch

    (supervised by Haris Maupa and Indrianty Sudirman).

    The aim of the study was to analyze marketing mix such as product, price,

    promotion, location, physical facility, and process affecting the customers using the

    consumptive credit and the most dominant factor affecting their choice.

    The analyses used in the study were descriptive qualitative, successive interval,

    factor analysis, and multiple linear regression.

    The result of the study indicate that the marketing mix has a positive correlation

    with the decision to use consumptive credit. The fluctuation of marketing mix has a

    significant effect on the consumer’s decision in using the consumptive credit. This

    indicates that the better the marketing mix, the more the use consumptive credit. The

    most dominat factor affecting the consumer’s decision to use the consumptive credit

    at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk is process.

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i

    HALAMAN PERSETUJUAN ……………………….………………………...…. ii

    ABSTRAK………………………………………………………………………………iii

    DAFTAR ISI……………………………………………………….…………..…... v

    DAFTAR TABEL………………………………………………………………..…. viii

    DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….…… … x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang………………………………………….… ……… 1

    B. Identifikasi Masalah ……………………………………… ……… 6

    C. Tujuan Penelitian…………………………………………… ……. 7

    D. Manfaat Penelitian………………………………..………… …... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Lembaga Keuangan…………………………………… .… …… ..9

    B. Lembaga Keuangan Bank…………………………… …… ….....9

    C. Pengelolaan Kredit Bank Umum……………………… … ….. 12

    D. Prospek Perbankan…………………………………… ……… 16

    E. Model Keputusan Pembelian Konsumen … …………… …… 19

    F. Bauran Pemasaran………………………………………….……. 25

    G. Kredit Konsumtif BNI…………………………………….……… . 35

    H. Kerangka Pikir……………………………………………………. 40

    I. Hipotesis…………………………………………………………… 43

  • BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian …………………….…………..44

    B. Lokasi Penelitian ………………………………………...…….…. 46

    C. Jenis dan Sumber Data………………………………….......…… 47

    D. Metode Pnegumpulan Data.…………………………..……. ...... 48

    E. Populasi dan Data Sampel………………………..………….…...49

    F. Metode Analisis…………………………………..……….………..50

    G. Definisi Operasional………………………………..………….… ..53

    BAB IV. GAMBARAN UMUM PT. BANK NEGARA INDONESIA

    (Persero) Tbk.

    A. Sejarah Singkat Perusahaan……..……………………….………61

    B. Visi dan Misi Bank BNI...………………………………………… . 63

    C. Budaya Perusahaan ……………………………………………….65

    D. Tata Kelola Perusahaan………………………………..….………67

    E. BNI Berbagi…………………...…………….……….………... ... ..69

    F. Struktur Organisasi Perusahaan ………………………...……….71

    BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Karakteristik Responden …..……..……………………....………73

    B. Tanggapan Responden Terhadap Bauran Pemasaran

    Dan Keputusan Penggunaan Kredit Konsumtif..……………….84

    C. Pengujian Hipotesis ……………………………………………..113

    D. Pembahasan ……………………………………………………..116

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

  • A. Kesimpulan …………….…..……..……………………….……..121

    B. Saran……………….……………………………………………..122

    DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….ix

    LAMPIRAN 1 Kuesioner ………………………………………………………… xi.

    LAMPIRAN 2 Pengolahan Data SPSS……………………..…………………..xii

  • DAFTAR TABEL

    Nomor Teks Halaman

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    Kinerja Perbankan

    Relisasi Kredit Konsumtif Untuk Kabupaten

    Bulukumba

    Realisasi Kredit Konsumtif BNI Kantor Cabang

    Bulukumba Tahun 2005

    Kinerja Perbankan (2001-2006 F)

    Realisasi Kredit Konsumtif

    Jenis Kelamin Responden

    Usia Responden

    Pendidikan Terakhir Responden

    Pekerjaan Responden

    Kredit Maksimum Responden

    Jangka Waktu Kredit Responden

    Penghasilan Responden

    Konsumsi Produk Lain BNI

    Pengaruh Dalam Pengambilan Keputusan

    Penggunan Kredit Konsumtif Dari Bank Lain

    Konsumsi Produk Kredit BNI

    Variabel Produk

    2

    4

    5

    18

    46

    73

    75

    76

    77

    78

    79

    80

    82

    83

    83

    84

    85

  • DAFTAR TABEL (Lanjutan)

    Nomor Teks Halaman

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    Variabel Tarif Jasa

    Variabel Tempat

    Variabel Promosi

    Variabel Orang

    Variabel Sarana Fisik

    Variabel Proses

    Tabel Rekapitulasi

    Keputusan Konsumen

    Model Summary

    Tabel Anova

    Tabel Coefficients

    89

    92

    95

    99

    102

    106

    109

    111

    113

    114

    115

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor Teks Halaman

    1.

    2.

    3.

    Model Pengambilan Keputusan Konsumen.

    Kerangka Pikir

    Struktur Organisasi Bank BNI

    22

    41

    67

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Lembaga keuangan merupakan lembaga yang kegiatan utamanya

    mengumpulkan dan menyalurkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (unit

    surplus) kepada pihak yang membutuhkan dana (unit defisit). Lembaga ini memiliki

    peran yang cukup penting dalam perekonomian sebuah negara. Pada tingkat

    ekonomi makro, kehadiran lembaga keuangan akan meningkatkan kemampuan

    individu, khususnya rumah tangga dan perusahaan, dalam mengoptimalkan diri

    dengan memanfaatkan sumber daya keuangan. Pada tingkat makro lembaga-

    lembaga kuangan merupakan sarana pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan

    ekonomi , khususnya kebijakan moneter. Lembaga ini dapat digolongkan ke dalam

    dua bagian besar yaitu lembaga keuangan bank dan lembanga keungan non bank.

    Lembaga keuangan bank menurut undang-undang No.7/1992 terdiri dari dua jenis

    yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Sementara, lembaga keungan non

    bank antara lain terdiri dari lembaga pembiayaan, lembaga investasi, lembaga

    kontraktual dan lembaga keuangan mikro. Kedua jenis lembaga ini sudah

    berkembang cukup pesat di Negara ini, dimana ini dapat dilihat dari cukup

    banyaknya bank-bank, lembaga pembiayaan, BPR, lembaga investasi dan lain-

    lainnya.

    Salah yang menarik untuk diperhatikan pertumbuhannya dalam lembaga

    keuangan tersebut adalah bank umum. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari sudah

  • 6

    banyaknya bank umum yang beroperasi di Indonesia. Bank umum tersebut

    diantaranya merupakan bank BUMN dan beberapa lainnya merupakan bank swasta,

    dimana sebahagian berupa swasta nasional dan swasta yang berafiliasi dengan

    perusahan multinasional. Namun secara umum prospek perbankan secara nasional

    digambarkan oleh Dinie Suryani & Ruddy N. Sasadara dalam tulisannnya ‘’ Prospek

    Ekonomi Indonesia Tahun 2006’’, sebagai berikut :

    Tabel 1 Kinerja Perbankan (2001-2005)

    Indikator 2001 2002 2003 2004 2005

    Asset (Rp. T) 1,099.7 1,112.2 1,213.5 1,272.3 1,469

    Dana (rp. T ) 797.4 835.8 888.6 963.1 1.1279

    Kredit (Rp. T) 316.6 371.1 440.5 559.5 695.7

    Modal (Rp. T) 83.7 103.6 112.4 130.2 144.5

    Obligasi (Rp. T) 423.0 396.6 359.9 307.0 289.2

    Laba (Rp. T) 15.7 21.9 28.9 41.1 33.9

    Sumber : BI & Divisi Prencanaan Strategis BNI

    Adapun pertumbuhan kredit ditahun 2005 mencapai 24,3% lebih tinggi dari yang

    ditargetkan sebesar 22%. Ditahun 2006 kredit diperkirakan tumbuh pada kisaran

    20%. Dilihat per sektor, kredit pada sektor industri yang berorientasi ekspor dan

    perdagangan ritel akan mendominasi penyaluran kredit. Dilihat per jenis, kredit

    konsumsi akan tetap tumbuh tinggi , diatas 25% dengan kecenderungan meningkat

    akibat melemahnya sektor riil.

    Sesuatu yang telah digambarkan oleh dua ekonom diatas, seharusnya mendapat

    perhatian khusus dari para pelaku perbankan. Perhatian tersebut dapat ditujukan

  • 3

    terutama untuk mendapat proporsi pada pencapaian realisasi dari proyeksi

    penyaluran kredit.

    PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang lebih dikenal dengan BNI

    merupakan salah bank umum BUMN yang telah cukup lama berkiprah di dunia

    perbankan Indonesia. Sebagaimana bank umum lainnya, BNI juga melakukan

    semua jenis kegiatan bank umum seperti pengumpulan dana, penyaluran kredit dan

    jasa lainnya. Khusus untuk penyaluran kredit, BNI menggolongkan produknya

    kedalam dua jenis yaitu kredit produktif yang diperuntukkan untuk melakukan

    pembiayaan terhadap usaha-usaha produksi dan kredit konsumtif yang

    diperuntukkan untuk melakukan pembiayaan konsumtif. Kredit produktif biasanya

    berupa Kredit Modal Kerja (KMK), kredit Invstasi dan lain-lain. Adapun untuk kredit

    konsumtif, BNI memiliki kredit antara lain BNI Griya, BNI Auto, BNI Fleksi, BNI Multi

    Guna dan lain-lain. Kredit yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi berdasarkan

    ulasan ekonom diatas adalah kredit konsumtif. Kredit konsumtif diproyeksi akan

    mengalami pertumbuhan yang cukup menarik yaitu sekitar 25%. BNI sebagai salah

    satu pelaku dalam industri ini, seharusnya ikut dalam merebut potensi pasar

    tersebut. Perebutan pangsa pasar segmen konsumtif akan berlangsung dengan

    sangat sengit, karena melibatkan banyak pemain. Pemain tersebut tidak hanya

    datang dari bank-bank umum , tetapi juga berasal dari lembaga-lembaga

    pembiayaan.

    Jalur distribusi yang dimiliki BNI di seluruh Indonesia, seharusnya dapat

    menjadi modal penting dalam perebutan pangsa pasar nasional tersebut. Salah satu

    jalur distribusi tersebut adalah PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama

  • 4

    Bulukumba atau BNI Bulukumba . Kantor cabang ini beroperasi untuk menyalurkan

    kredit di empat kebupaten di provinsi Sulawesi Selatan antara lain Kabupaten Sinjai,

    Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Bulukumba sendiri. Di

    wilayah ini, realisasi kredit konsumtif sudah mengalami peningkatan. Hal ini dinilai

    dari data Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Sulawesi Selatan yang diterbitkan oleh

    Bank Indonesia sebagai berikut :

    Tabel 2. Realisasi Kredit Konsumtif untuk Kabupaten Bulukumba (Jutaan Rupiah)

    Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005

    Realisasi 39.874 42.273 53.197 70.114 87.353 100.361 Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Daerah BI

    Dari data yang ditampilkan diatas, dapat disimpulkan bahwa realisasi penyaluran

    kredit konsumtif mengalami peningkatan tren yang cukup baik. Paling tidak, selama

    enam tahun tahun terakhir tidak terdapat penurunan realisasi kredit konsumtif untuk

    daerah Bulukumba. Adapun untuk BNI Bulukumba, realisasi penyaluran kredit

    konsumtif dapat ditunjukkan pada table sebagi berikut :

    Tabel 3. Realisasi Penyaluran Kredit Konsumtif di BNI Bulukumba. ( Jutaan Rupiah ) Tahun

    2001 2002 2003 2004 2005 Realisasi 1.224 1.557 4.157 4.271 4.563

    Sumber : Neraca akhir tahun BNI Bulukumba tahun 2005

    Kedua tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa BNI Bulukumba, seharusnya dapat

    mendorong lebih besar lagi pertumbuhan kredit konsumtifnya. Hal ini dinilai

    berdasarkan kenyataan bahwa pada tahun 2005, BNI Bulukumba hanya merebut

    sekitar 8,5% dari pangsa pasar kredit konsumtif di kabupaten Bulukumba.

  • 5

    Kenyaataan ini harus membuat manajemen BNI Bulukumba menilai kembali

    program pemasaran kredit konsumtifnya.

    Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah program

    pemasaran adalah pemahaman terhadap pelanggan. Pemahaman tersebut dimulai

    dari siapa pelanggannya, bagaimana karakteristik pelanggan yang akan

    mempengaruhi proses pembelian, sampai bagaimana daya beli mereka.

    Sehubungan dengan karakteristik yang mempengaruhi pelanggan dalam proses

    pembelian, maka ilmu perilaku telah memperkenalkan sebuah model pengambilan

    keputusan konsumen oleh Leon G Schiffman dan Leslie Lazar yang terdiri dari tiga

    tahapan, antara lain masukan dimana dalam proses ini kegiatan perusahaan

    merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan informasi dan membujuk

    konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya; tahapan proses dimana

    dalam tahapan digambarkan tentang bagaimana keputusan konsumsi terhadap

    produk dilakukan oleh konsumen; dan terakhir berupa tahapan keluaran dimana

    dalam tahapan ini digambarkan perilaku pengenalan kebutuhan, penelitian sebelum

    membeli dan evaluasi alternatif oleh konsumen.

    Dalam kaitannya dengan peningkatan program pemasaran kredit konsumtif yang

    dilakukan BNI Bulukumba, maka model diatas merupakan salah satu alat yang

    dapat dipergunakan untuk mengkaji berbagai dimensi dalam keputusan konsumen

    dalam mempergunakan kredit konsumtif BNI. Hal-hal tersebut yang selanjutnnya

    dapat dikembangkan oleh pihak manajemen.

  • 6

    B. Identifikasi Masalah

    Uraian tersebut diatas telah mengambarkan secara ringkas tentang sebuah

    proses keputusan pembelian dilakukan oleh konsumen. Dalam proses masukan,

    maka konsumen dipengaruhi oleh dua hal yaitu usaha pemasaran perusahaan dan

    lingkungan sosial budaya. Lingkungan sosial budaya dapat dikatakan merupakan

    faktor tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Oleh karena ini, penelitian akan

    difokuskan pada faktor yang lebih mudah dikendalikan oleh perusahaan dalam hal ini

    adalah pihak BNI Bulukumba. Faktor yang dapat dikendalikan tersebut adalah usaha

    pemasaran perusahaan yang mempengaruhi konsumen. Usaha pemasaran

    perusahaan dalam konteks ini dapat diidentifikasi melalui bauran pemasaran.

    Bahkan Kotler menulis bahwa para pemasar biasa menggunakan sejumlah alat

    untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari konsumennya dan alat-alat

    tersebut membentuk suatu bauran pemasaran.

    Bauran pemasaran diklasifikasikan oleh McCarthy kedalam empat kelompok

    yang lebih dikenal dengan 4 P (empat P). 4 P tesebut antara lain terdiri dari

    Product, Price, Promotion dan Place. Namun, secara lebih jauh telah dikembangkan

    untuk pemasaran jasa dengan tambahan tiga faktor antara lain Partisipan/people,

    Physical Evidence dam Process.

    Oleh karena itu dapat disimpulkan beberapa masalah yang akan diteliti melalui

    penelitian ini antara lain :

    1. Apakah bauran pemasaran jasa (product, price, place, promotion, process,

    people, dan physical evidence) berpengaruh signifikan terhadap proses

  • 7

    pengambilan keputusan dalam memanfaatkan kredit konsumtif di BNI

    Bulukumba?

    2. Faktor apa yang dominan dalam mempengaruhi konsumen untuk

    mengambil keputusan dalam mempergunakan kredit konsumtif di BNI

    Bulukumba?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain :

    1. Menganalisis tujuh faktor bauran pemasaran jasa berupa produk,

    harga,promosi, tempat, orang/partisan, sarana fisik dan proses yang

    mempengaruhi pelanggan BNI Bulukumba dalam menggunakan kredit

    konsumtif.

    2. Menganalisis faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi pelanggan

    untuk menpergunakan kredit konsumtif.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat antara lain:

    1. Bahan pertimbangan bagi manajemen BNI Bulukumba dalam merancang

    program pemasaran yang lebih baik dimasa yang akan datang .

    2. Secara umum, diharapkan memberikan kontribusi pemahaman terhadap

    keputusan konsumen untuk mempergunakan kredit konsumtif di BNI

    Bulukumba.

  • 8

    3. Bagi peneliti, untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaikan

    studi pada Program Magister Manajemen pada Fakultas Ekonomi

    Universitas Hasanuddin.

    4. Sebagai bahan informasi dan data bagi peneliti lain yang berminat terhadap

    masalah kredit perbankan.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Uraian tentang lembaga keuangan dan pengelolaan kredit bank umum telah dirangkum

    dari buku berjudul “Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter (Kajian Kontekstual

    Indonesia)” yang ditulis oleh Mandala Manurung dan Rahardja Prathama.

    A. Lembaga Keuangan Bank

    Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana deposito dan

    memberikan kredit pinjaman. Definisi bank menurut Undang–undang Perbankan

    Indonesia (UU No. 7/1992 tetang Perbankan, pasal 1, ayat 1) adalah Badan usaha

    yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

    menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

    banyak. Bank sebenarnya hanya terdiri atas dua, yaitu bank sentral dan bank

    komersial. Bank komersial beroperasi dengan tujuan memperoleh laba, sedangkan

    bank sentral adalah bank pemerintah yang tugas utamanya mengatur jumlah unag

    beredar dalam rangka menjaga stabilitas perekonomian makro. Di Indonesia

    pengelompokkan lembaga perbankan terus disempurnakan. Klasifikasi bank di

    Indonesia ditetapkan berdasarkan fungsi, kepemilikan, dan status.

    Berdasarkan UU No. 14/1967, bank di Indonesia dikelompokkan menjadi bank

    umum, prakteknya pengelompokan ini kurang efektif, karena fungsi antara satu bank

    dengan lainnya, dalam prakteknya seringkali tumpang tindih. Karena itu berdasarkan

    Undang–undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pengelompokan bank

    disederhanakan menjadi bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

  • 10

    Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

    konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam pengelolaan bank

    umum dan BPR di Indonesia. UU No. 7/1992 merupakan pilihan, dalam arti bank

    yang tetap menjalankan pengelolaannya dengan menggunakan sistem konversional

    (menerapkan sistem bunga), tetapi juga membuka unit–unit kegiatan yang dikelola

    berdasarkan prinsip syariah.

    Dilihat dari sisi kepemilikannya, bank dapat dibedakan menjadi bank nasional,

    baik asing dan bank campuran. Bank nasional adalah bank yang sahamnya dimiliki

    oleh warga negara Indonesia. Bank asing adalah bank yang sekalipun beroperasi di

    Indonesia, sahamnya dimiliki oleh warga negara lain. Bank campuran adalah bank

    yang sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan asing. Bank nasional

    sendiri terdiri atas bank yang dimiliki pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta

    dan nasional, dan koperasi.

    Dilihat dari status, Bank dapat dibedakan menjadi bank devisa dan bank non

    devisa Bank devisa adalah bank yang diizinkan melakukan transaksi devisa.

    Sedangkan bank non devisa adalah bank tidak diijinkan melakukan transaksi devisa.

    BANK umum dalam pengertian perbankan di Indonesia dapat dipersamakan

    dengan bank komersial dalam perekonomian di negara–negara kapitalis. Bank ini

    disebut sebagai bank komersial karena didirikan dengan motivasi mendapatkan

    keuntungan. Di Indonesia, yang termasuk bank komersial adalah Bank umum dan

    BPR. Bank komersial yang dijalankan dengan prinsip syariah disebut sebagai bank

    konvensional. Sedangkan yang dijalankan dengan prinsip syariah disebut bank

    syariah.

  • 11

    Bank umum juga memiliki fungsi yang di uraikan di bawah ini untuk

    menunjukkan betapa pentinnya keberadaan bank umum dalam perekonomian

    modern, antara lain :

    Penciptaan Uang

    Mendukung Kelancarang Mekanisme Pembayaran

    Penghimpunan Dana Simpanan

    Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

    Penyimpanan Barang-Barang dan surat-surat Berharga

    Pemberian Jasa-jasa Lainnya

    Ruang lingkup bank umum dapat dikelompokkan menjadi tiga kegiatan utama,

    yaitu menghimpun dana, mengalokasikan dana, dan memberikan jasa–jasa lainnya.

    Bank umum dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam berbagai bentuk giro

    (demand deposit), tabungan (saving deposit), serta deposito berjangka (time deposit)

    dan sertivikat deposito (certificate of deposit). Sementara penyaluran dana oleh bank

    dilakukan melalui kredit, dimana kredit sendiri berarti penyediaan uang tagihan yang

    dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

    meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

    melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Bagi

    bank umum, penyaluran kredit akan menghasilakan pendapatan bunga. Dalam

    kondisi normal pendapatan bunga dari kredit ini memiliki porsi terbesar dari total

    pendapatan bank. Adapun untuk penyediaan jasa, bank umum menawarkan antara

    lain transfer (kiriman uang), kliring (clearing, letter of credit (L/C), menerima setoran-

    setoran dan melayani pembayaran-pembanyaran.

  • 12

    B. Pengelolaan Kredit Bank Umum

    Definisi kredit menurut Undang–Undang Nomor 10/1998 tentang Perbankan

    adalah :”penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

    berdasarkan persetujuan atau kesempatan pinjam meminjam antara bank dengan

    pihak lain yang mewajibkan pihak peminjaman untuk melunasi utangnya setelah

    jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian keuntungan.”

    Konsentrasi bank sabagai lembaga intermediasi yang bermotivasi laba adalah

    menyalurkan dana yang menghasilkan pendapatan bunga dan atau keuntungan atas

    dasar bagi hasil. Karena kredit adalah aset yang menghasilkan pendapatan, maka

    porsi kredit dalam aset perbankan sangat dominan. Dalam kondisi normal,

    berdasarkan pengalaman empiris, kredit bank merupakan + total aset sebuah bank.

    Selain pendapatan bunga dan keuntungan, penyaluran kredit oleh sebuah

    bank memberikan banyak manfaat lain, seperti jaringan kerja dan informasi yang

    masih luas, karena debitur umumnya juga akan memanfaatkan fasilitas bank

    pemberi kredit. Jika pelayanan bank dinilai memuaskan, debitur akan menyampaikan

    hal ini kepada mitra kerja atau calon debitur yang lain. Untuk kredit-kredit yang

    terlibat dalam sindikasi dinilai bank-bank mitranya sebagai bank yang dapat

    diandalkan karena memiliki keahlian (khusus) dan berpengalaman dalam hal

    penyaluran dan pengelolaan kredit.

    Penting dan strategisnya kredit dalam industri perbankan menyebabkan

    pengelolaan kredit menjadi sangat penting. Tujuan utama pengelolaan kredit menjadi

    sangat penting. Tujuan Utama pengelolaan kredit adalah agar bank dapat

    meningkatkan kesehatan dan kinerjanya dengan peningkatan kuantitas dan kualitas

  • 13

    kredit. Kuantitas kredit dinilai dari jumlah dan tingkat pertumbuhan kredit yang

    disalurkan. Kualitas kredit, secara sederhana dan ringkas dapat diukur dari jumlah

    dan porsi kredit macet atau bermasalah (non performing loans).

    Tujuan penyaluran kredit adalah meningkatkan nilai kekayaan pemilik bank.

    Kredit yang disalurkan ada untuk peminjam dalam skala besar (wholesale loan) dan

    ada juga bersifat retail (retail loan). Untuk siapapun kredit yang disalurkan, kredit-

    kredit tersebut harus dinilai berdasarkan kriteria-kriteria yang obyektif. Bagi

    perussahaan besar, alat ukurnya dapat menggunakan sejarah kredit mereka,

    stabilitas pekerjaan atau tingkat bunga (loan princing) ditetapkan berdasarkan

    pertimbangan risiko kredit (risk) dan tingkat pengembaliannya (return).

    Penilaian kredit berorientasi pada kredit (credit riak) yang besarnya sangat

    tergantung pada kemampuan membayar (ability to pay) dan keinginan membayar

    (wilingness to pay). Untuk mengetahui kemampuan dan keinginan membayar, bank

    harus mengevaluasi karakter, kapasitas, jaminan yang diberikan, modal yang dimiliki

    calon dibetur, dan juga kondisi ekonomi yang dihadapi/di jalani.

    Kredit yang disalurkan sistem perbankan dapat dikelompokkan atau

    diklasifasikan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu jangka waktu, ada tidaknya

    jaminan , segmen usaha, tujuan, penggunaan dan kredit non kas

    Berdasarkan jangka waktu pelunasannya (maturity), kredit dapat

    dikelompokkan menjadi kredit jangka pendek (short term loan), kredit jangka

    menengah (medium term loan) , dan kredit panjang (long term loan).

  • 14

    Berdasarkan ada tidaknya jaminan, kredit dapat dikelompokkan menjadi kredit

    dengan jaminan (secured loan) dan tanpa jaminan (unsecured loan). Kredit dengan

    jaminan (secured loan) adalah kredit yang disertai dengan jaminan atau agunan

    dapat berupa harta wujud seperti tanah dan bangunan, kendaraan bermotor, dan

    beberapa harta wujud seperti tanah dan bangunan, kendaraan bermotor, dan

    beberapa harta wujud lainnya yang berharga dan dapat diterima oleh perbankan

    sebagai agunan. Sedangkan kredit tanpa jaminan (unsecured loan) dapat kepada

    seseorang atau perusahaan tertentu dengan beberapa alasan. Yang pertama, orang

    tersebut sudah sangat dikenal, teruji dan dipercaya juga terkait dengan pemilaian

    juga dapat diberikan kepada perusahaan tersebut. Kredit tanpa jaminan juga dapat

    diberikan kepada perusahaan-perusahaan kecil dan atau pengusaha lemah. Namun

    pemberiannya harus sangat selektif, karena pemberian kredit tanpa jaminan sangat

    berisiko.

    Berdasarkan segmen adalah usaha, kredit dapat dikelompokkan menjadi

    kredit pertanian, kredit industri, dan kredit jasa.

    Berdasarkan tunjannya, kredit dapat dikelompokkan menjadi komersial

    (Commercial Loan), kredit konsumsi (consumer laon), dan kredit produktif.

    a. Kredit Komersial (Commercial Loan)

    Kredit komersial (commercial Loan) diberikan untuk memperlancar kegiatan

    nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan. Beberapa contoh kredit

    komersial adalah kredit untuk usaha pertokoan dan kredit ekspor.

  • 15

    b. Kredit Konsumtif (Consumer Loan)

    Kredit Konsumtif consumer Loan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan

    dan bagi gebitur yang ingin membeli barang kebutuhan – kebutuhan konsumtif.

    Umumnya yang melakukan pinjaman untuk keperluan konsumtif adalah unit

    rumah tangga. Contoh kredit pembelian kredit rumah (kredit kepemilikan rumah

    atau KPR) dan kredit pembelian mobil yang digunakan untuk keperluan sendiri.

    c. Kredit Produktif

    Kredit Produktif diberikan dalam rangka memperlancar kegiatan produksi

    debitur. Kredit ini mencakup antara lain kredit untuk pembelian bahan baku dan

    pembayaran upah.

    Berdasarkan penggunaannya, kredit dapat dikelompokkan menjadi kredit modal

    kerja dan kredit investasi. Kredit Modal Kerja diberikan untuk tujuan komersial. Yaitu

    membuat perusahaan mampu menjalankan usahanya sekalipun arus kas masuk

    untuk sementara masih leih kacil dari arus kas keluar. Sementara, Kredit Investasi

    diberikan kepada debitur agar dapat membeli barang-barang modal maupun jasa.

    Yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, ekspensi, relokasi, dan

    pendirian usaha baru. Dilihat dari jangka waktu pengembaliannya, kredit investasi

    termasuk kredit jangka menengah dan panjang.

  • 16

    C. Prospek Perbankan

    ‘’Tulisan ini merupakan bagian tulisan oleh Dinie Suryani & Ruddy N Sasadara yang berjudul ‘’PROSPEK EKONOMI INDONESIA TAHUN 2006’’ yang diterbikan dalam Ekonomic Review No.203, Maret 2006’’

    Dibandingkan tahun 2004, perbankan di tahun 2005 mengalami penurunan

    kinerja. Namun di triwulan IV 2005, kinerja perbankan mulai berangsur membaik

    dibandingkan triwulan III 2005. Sementara di tahun 2006 prospek perbankan akan

    sedikit suram.

    Pertumbuhan kredit di tahun 2005 mencapai 24,3%, lebih tinggi dari yang

    ditargetkan sebesar 22%. Di tahun 2006 kredit diperkirakan tumbuh pada kisaran

    20%. Dilihat per sektor, kredit pada sektor industri yang berorientasi ekspor dan

    perdagangan ritel akan mendominasi penyaluran kredit. Dilihat per jenis, kredit

    konsumsi akan tetap tumbuh tinggi, di atas 25% dengan kecenderungan meningkat

    akibat melemahnya sektor riil.

    Pertumbuhan dana diperkirakan tumbuh tinggi lebih dari 10%, seiring dengan

    meningkatnya suku bunga. Jika dilihat menurut jenis, deposito akan tumbuh tinggi

    seiring dengan meningkatnya suku bunga deposito dan shifting dari tabungan ke

    deposito, sedangkan dana jenis tabungan akan terkontraksi.

  • 17

    Tabel 4. Kinerja Perbankan (2001 – 2006 F)

    Indikator 2001 2002 2003 2004 Mar-05

    Jun-05

    Sep-05

    Dec-05 2006 F

    Asset (Rp T) 1,099.7 1,112.2 1,213.5 1,272.3 1,280.6 1,344.6 1,469.8 na 1,418.6 Growth (%,y-o-

    y) 5.8 1.1 9.1 4.8 11.4 13.4 16.9 15.6 na Dana (Rp T) 797.4 835.8 888.6 963.1 959.3 1,011.0 1,077.5 1,127.9 na

    Growth (%,y-o-y) 13.9 4.8 6.3 8.4 9.6 10.8 16.3 17.1

    19.5-21.5

    Kredit (Rp T) 316.6 371.1 440.5 559.5 582.5 926.1 680.1 695.7 na Growth (%,y-o-

    y) 11.6 17.4 18.7 27.0 29.6 28.0 31.2 24.3 18.5-20.5

    Modal (Rp T) 83.7 103.6 112.4 130.2 153.6 144.5 156.5 144.5 na Obligasi Rekap (Rp T) 423.0 396.6 359.9 307.0 257.3 244.2 250.3 289.2 na Laba (Thn Berjalan) (Rp T) 15.7 21.9 28.9 41.1 11.1 15.8 24.8 33.9 na ROA (%) 1.5 2.0 2.6 3.5 3.4 2.2 2.0 2.6 2.7-3.0 NIM (%) 3.6 4.1 4.6 5.9 5.8 5.7 5.6 5.6 na

    BOPO (%) 98.4 94.8 88.1 76.7 81.2 88.8 90.1 89.5 85.0-87.0

    LDR (%) 33.0 38.2 43.5 50.0 51.2 53.1 54.2 55.0 56.0-60.0

    CAR (%) 19.9 22.4 19.4 19.4 21.8 19.5 19.4 19.3 18.5-19.5

    NPL (%) 12.2 7.5 6.8 4.5 4.4 7.0 7.9 7.6 7.5-8.0

    Sumber : BI & Div. Perencanaan Strategis BNI)

    ROA perbankan akan meningkat seiring dengan meningkatnya asset terutama

    pada kelompok BPD dan bank swasta nasional. Namun demikian peningkatan

    tersebut relatif terbatas akibat menipisnya NIM serta makin memburuknya kulaitas

    aktiva produktif sehingga meningkatkan pencadangan aktiva produktif. BI telah

    menerbitkan Paket Kebijakan Januari 2006 yang bertujuan memberikan ruang gerak

    bagi perbankan. Salah satu paket kebijakan tersebut adalah PBI No.8/2/PBI/2006

    tentang perubahan atas PBI No.7/2/2005 tentang penilaian kualitas aktiva Bank

    Umum. Dalam PBI No.8/2/PBI/2006, BI memberi waktu secara bertahap kepada

    industri perbankan untuk membenahi kualitas aktiva produktif berdasarkan klasifikasi

    debitor dan batas jumlah (limit) aktiva produktif yang diberikan. Aturan ini

    berpengaruh pada penurunan NPL perbankan terutama pada kelompok BPD dan

    bank swasta nasional. Sementara NPL pada kelompok bank persero masih tetap

  • 18

    akan di atas 10%. Terhambatnya ekspansi kredit perbankan, secara langsung akan

    memperkecil LDR dan sebaliknya akan memperbesar GWM, dan sebagai akibatnya

    modal bank akan semakin terkikis. Ketika modal bank mulai menyusut, uluran modal

    asing menjadi semakin menarik, dan hal yang mungkin dapat terjadi, kepemilikan

    bank nasional oleh pihak asing akan semakin marak pada 2006.

    D. Model Pengambilan Keputusan Pembelian

    Adapun model pengambilan keputusan konsumen oleh Leon G. Schiffman

    dan Leslie Lazar dalam bukunya yang berjudul Perilaku Konsumen Edisi Ketujuh,

    terdiri dari :

    1. MASUKAN

    Komponen masukan dalam model pengambilan keputusan konsumen mempunyai

    berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk

    tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap, dan prilaku konsumen yang berkaitan

    dengan produk. Yang utama diantara berbagai faktor masukan ini adalah berebagai

    kegiatan bautan pemasaran perusahaan yang berusaha menyampaiakan produk

    dan jasa mereka kepada para konsumen potensial dan pengaruh sosiobudaya diluar

    pemasaran, yang jika dihayati dengan mendalam, akan mempengaruhi keputusan

    pembelian konsumen.

    Masukan Usaha Pemasaran Perusahaan

    Kegiatan pemasaran perusahaan merupakan usaha langsung untuk mencapai,

    memberikan informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan

  • 19

    produknya. Masukan kepada proses pengambilan keputusan konsumen ini

    mengambil berbagai strategi bauran pemasaran khusus yang terdiri dari produk itu

    sendiri ( termasuk kemasan, ukuran dan jaminannya ): iklan dimedia massa.

    Pemasaran langsung, penjualan personal, dan berbagai usaha promosi lainnya:

    kebijakan harga: dan pemilihan langsung distribusi untuk memindahkan produk dari

    pabrikan kepada konsumen.

    Akhirnya, dampak berbagai usaha pemasaran suatu perusahaansebagian

    besar ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap semua usaha ini, Jadi para

    pemasar harus senantiasa mewaspadai persepsi konsumen dengan mensponsori

    riset konsumen, daripada bergantung kepada dampak pesan-pesan pemasaran

    mereka yang diharapkan.

    Masukan Sosialbudaya

    Tipe masukan yang kedua, lingkungan sosiobudaya, juga mempunyai pengaruh

    besar terhadap konsumen. Masukan sosibudaya ( dipelajari pada di Bagian III )

    terdiri dari berbagai macam pengaruh nonkomersial. Sebagai contoh, komentar

    teman, editorial disurat kabar, pemakaian oleh anggota keluarga, artikel pada

    Consumer Reports, atau pandangan para konsumen berpengalaman yang ikut serta

    dalam kelompok diskusi khusus diinternet, semuanya itu merupakan smber informasi

    nonkomersial. Pengaruh kelas sosial, budaya dan subbudaya, walaupun kurang

    nyata, merupakan faktor-faktor masukan penting yang dihayati dan diserap dan

    mempengaruhi bagaimana para konsumen menilai dan akhirnya mengadopsi (atau

    menolak) produk. Aturan tingkah laku yang tidak tertulis yang disampaikan budaya

  • 20

    dengan halus menyatakan prilaku komsumsi mana yang harus dianggap”benar”

    atau”salah” pada suatu waktu tertentu.

    Dampak kumulatif usaha pemasaran setiap perusahaan: pengaruh keluarga,

    teman-teman dan tetangga: dan atauran prilaku masyarakat yang ada semuanya

    merupakan masukan yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli para konsumen

    dan bagaimana mereka menggunakan apa yang merekan beli. Karena semua

    pengaruh ini mungkin ditujukan kepada individu atau secara aktif dicari oleh individu,

    panah berkepala dua digunakan untuk menghubungkan segmen masukan dan

    proses dalam model tersebut (Gambar 1)

    2. Proses

    Komponen proses dalam model tersebut berhubungan dengan cara konsumen

    mengambil keputusan.Untuk memahami proses ini, kita harus mempertimbangkan

    pengaruh berbagai konsep psikologis yang dipelajari pada bagian II Bidang

    psikologis mewakili pengaruh dalam diri (motivasi, persepsi, pembelajaran,

    kepribadian dan sikap) yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan

    konsumen ( apa yang mereka butuhkan atau ijnginkan, kesadaran mereka terhadap

    berbagai pilihan produk, kegiatan mereka dalam pengumpulan informasi, dan

    penilaian mereka mengenai berbagai alternatif ). Seperti yang digambarkan pada

    komponen proses dan tinjauan model keputusan. (Gambar 16-2), tindakan

    pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap: (1) Pengenalan

    Kebutuhan, (2) Penelitian sebelum pembelian, dan (3) Penilaian berbagai

    alternative.

  • 21

    Gambar 1. Model Pengambilan Keputusan Konsumen ( Perilaku Konsumen oleh Leon G. S & Leslie )

    Pembelian 1. Percobaan 2. Pembelian ulang

    Evaluasi Pembelian

    Perilaku Setelah Pembelian

    Pengenalan Kebutuhan

    Penelitian sebelum pembelian

    Evaluasi alternatif

    Bidang Psikologi Motivaasi Persepsi Pembelajaran Kepribadian Sikap

    Pengalaman

    Perilaku Keputusan Konsumen

    Masukan Lingkungan social budaya

    Keluarga Sumber Informasi Sumber non komersial lain Kelas Sosial Subbudaya dan budaya

    Usaha Pemasaran Produk Promosi Harga Saluran Distribusii

    Pengaruh Eksternal

    Proses

    Keluaran

  • 22

    Pengenalan Kebutuhan.

    Pengenalan kebutuhan mungkin terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan suatu

    persoalan. Proses mencari jalan keluar dari persoalan yang mereka hadapi seringkali

    menjadi awal dalam mengidentifikasi kebutuhan. Dikalangan konsumen terdapat dua

    gaya penegenalan kebutuhan. Beberapa konsumen merupakan tipe keadaan yang

    sebenarnya, yang merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah produk

    tidak dapat berfungsi secara memuaskan. Sebaliknya, konsumen lain adalah tipe

    keadaan yang dinginkan, dimana bagi mereka keinginan terhadap suatu yang baru

    dapat menggerakkan keputusan.

    Penelitian Sebelum Pembelian

    Penelitian sebelum pembelian dimulai ketika konsumen merasakan adanya

    kebutuhan yang dapat dipenuni dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.

    Ingatan kepada pengalaman yang lalu (yang ditarik dari penyimpanan ingatan jangka

    panjang) dapat memberikan informasi yang memadai kepada konsumen untuk

    melakukan pilihan sekarang ini. Sebaliknya, jika konsumen tidak mempuyai

    pengalaman sebelumnya, ia mungkin harus melakukan penelitian yang mendalam

    mengenai keadaan di luar dirinya untuk memperoleh informasi yang berguna

    sebagai dasar pemilihan.

  • 23

    Penilaian alternatif

    Ketika menilai berbagai alternatif potensial, para konsumen cenderung

    menggunakan dua macam informasi yaitu merek yang mereka rencanakan untuk

    dipilih dan kriteria yang akan mereka pergunakan untuk menilai setiap merek.

    3. Keluaran

    Porsi keluaran dalam model ini menyangkut dua kegiatan pasca-pembelian

    yang berhubungan erat : perilaku konsumen dan penilaian pasca-pembelian. Tujuan

    kedua kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap

    pembelian.

    Perilaku pembelian

    Para konsumen melakukan tiga tipe pembelian: pembelian percobaan, pembelian

    ulangan, dan pembelian komitmen jangka panjang.

    Penilaian Pasca-pembelian

    Ketikan konsumen menggunakan suatu produk, terutama selama pembelian

    percobaan, mereka menilai kinerja produk tersebut menurut berbagai harapan

    mereka. Ada tiga hasil penilaian yang mungkin timbul yaitu kinerja yang

    sesungguhnya sesuai dengan harapan yang menimbulkan perasaan netral, kinerja

    melebihi harapan yang menimbulkan apa yng dikenal sebagai pemenuhan harapan

    secara positif dan kinerja dibawah harapan yang pemenuhan kebutuhan secara

    negative atau ketidakpuasan.

  • 24

    E. Bauran Pemasaran Jasa

    Kotler (2000:15) mengemukakan bahwa definisi bauran pemasaran sebagai

    berikut : “ Marketing Mix is the set of marketing tools that the firm uses to pursue its

    marketing objective in the target market”. Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat

    pemasaran (marketing mix) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai

    tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Sementara Zeithaml and Bitner

    (2001:18) mengemukakan definisi bauran pemasaran sebagai: “ Marketing Mix

    defined as the element an organizations controls that can be used to satisfy or

    communicate with customer. These elements appear as core decisions variables in

    any marketing text or marketing plan”.

    Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa bauran

    pemasaran merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan,

    diorganisir, dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai

    tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan

    konsumen.

    Selanjutnya Zeithaml dan Bitner mengemukakan konsep bauran pemasaran

    tradisional terdiri dari 4P, yaitu produk, harga, tempat/lokasi, dan promosi.

    Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas

    dengan penambahan unsur-unsur yaitu people (orang), Physical evidence

    (fasilitas fisik) dan process (proses), sehingga menjadi tujuh unsur (7P). Masing-

    masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan dan

    tergantung satu sama lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai

    dengan karakteristik segmennya (Zeithaml, 2000:18-21).

  • 25

    Adapun elemen-elemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

    1. Produk Jasa

    Produk adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang

    memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan

    dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi

    membeli benefit dan value dari pruduk tersebut” the offr, Terutama Pada produk jasa

    yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada

    konsumen.

    Produk jasa menurut Kotler (2000:428) merupakan “segala sesuatu yang

    dapat ditawarkan podusen untuk diperhatikan, minta, dicari, dibeli, digunakan atau

    keinginan pasar yang bersangkutan”.

    Dimana menurut Huriyati (2005:50), produk jasa merupakan suatu kinerja

    penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki,

    serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jas

    tersebut.

    Adapun unsur-unsur dari produk jasa menurut Zeithaml dan Bitner (2000:19)

    antara lain fitur-fitur fisik dari barang, tingkat kualitas, aksesoris, kemasan, jaminan,

    lini produk dan merek.

    Jadi pada dasarnya produk adalah sekumpulan nilai kepuasan yang

    kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang

    akan mereka terima dari produk tersebut.

  • 26

    2. Tarif Jasa

    Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena

    harga menentukan pendapatan dari suatu usaha atau bisnis. Keputusan penentuan

    harga juga signifikan di dalam penentuan nilai/ manfaat yang dapat diberikan kepada

    pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas jasa.

    Keputusan penentuan tarif dari sebuah produk jasa baru harus memperhatikan

    beberapa hal. Hal yang paling utama adalah bahwa keputusan penentuan tariff harus

    sesuai dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif di

    berbagai pasar juga harus menjadi bahan pertimbangan. Secara singkat, prinsip-

    prinsip penetapan harga, seperti diusulkan oleh Kotler (1996) dikutip dari Zeithalm

    dan Bitner (2000:436) adalah sebgai berikut:

    a. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam menetapkan harga,

    mencakup : pemilihan tujuan, penetapan harga, menentukan tingkat permintaan,

    prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan

    pesaing, pemilihan metode penetapan harga, serta menentukan harga akhir.

    b. Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencapai profit maksimum melalui

    penetapan harha maksimum, tetapi dapat pula dicapai dengan cara

    memaksimumkan penerimaan sekarang, memaksimumkan penguasaan pasar

    atau kemungkinan lainnya.

    c. Pasar pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap

    perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para pemasar dapat

    menghitung elastisitas permintaan.

  • 27

    d. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk

    didalamnya adalah biaya langsing dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya

    variabel, serta biaya-biaya lainnya.

    e. Harga-harga pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang

    ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan dalam proses

    penetapan harga.

    f. Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup,

    sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan harga lainnya.

    g. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harga promosi,

    serta harga bauran produk.

    3. Tempat/ Lokasi Pelayanan

    Untuk produk dalam industri manufaktur place dapat diartikan sebagai saluran

    distribusi, sementara untuk produk jasa place dapat diartikan sebagai tempat

    pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa

    kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai

    lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana

    penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung. Dimana hal

    ini akan melibatkan pertimbangan bagaimana interaksi antara organisasi penyedia

    jasa dan pelanggan serta keputusan tentang apakah organisasi tersebut

    memerlukan satu lokasi atau beberapa lokasi.

    Penting atau tidaknya sebuah lokasi akan sangat bergantung pada jenis jasa

    yang ditawarkan. Cowell ( 1991:87) yang dikutip dari Hurriyati (2005:56) telah

  • 28

    berhasil meringkas beberapa kunci yang harus dipertimbangkan oleh seorang

    manajer jasa sebagai berikut :

    a. Apa yang diperlukan pasar ? bila jasa tidak tersedia di suatu lokasi yang nyaman

    pembelian jasa akan terhambat atau tertunda selain itu menyebabkan pelanggan

    merubah pikiran atau merubah pilihan mereka ?

    b. Kecenderungan apa yang ada di dalam sector aktivitas jasa dimana organisasi

    jasa beroperasi ? apakah persaingan dapat memasuki pasar ?

    c. Sejauhmana kefleksibelan jasa ? apakah jasa itu berorientasi teknologi atau

    orang dan sejauh mana kefleksibelannya terpengaruh oleh lokasi?

    d. Apakah organisasi mempunyai kewajiban untuk menempatkan jasa di suatu

    lokasi yang nyaman ?

    e. Apakah system prosedur dan teknologi baru dapat dipakai untuk mengatasi

    kelemahan keputusan lokasi yang lama ?

    f. Sejauhmana kepentingan jasa pelengkap terhadap keputusan lokasi ?

    g. Apakah lokasi organisasi sejenis mempengaruhi keputusan lokasi ?

    Pertanyaan-pertanyaan diatas dapat digunakan oleh pemasaran jasa untuk

    membuat keputusan mengenai lokasi. Selain itu, pemilihan tempat atau lokasi

    memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut .

    a. Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum.

    b. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

  • 29

    c. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu (1)

    banyaknya orang yang lalu-lalang dapat memberikan peluang besar terjadinya

    impulse buying, (2) kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi

    hambatan.

    d. Tempat parkir yang luas dan aman.

    e. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha di kemudian hari.

    f. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

    g. Persaingan, yaitu lokasi pesaing.

    4. Promosi

    Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

    pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah

    mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka,

    maka mereka tidak akan pernah membelinya. Pada hakikatnya menurut Buchari

    Alma (2004:179) yang dikutip dari Ratih Hurriyati (2005:57):”promosi adalah bentuk

    komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha

    menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar

    sasaran atau perusahaan dan produknya agar tersedia menerima, membeli, dan

    loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan”.

  • 30

    Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi (promotion

    mix ). Promotion mix terdiri dari :

    Personal Selling adalah komunikasi langsung antara penjual dan calon

    pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk, sehingga membentuk

    suatu pemahaman terhadap produk sehingga mereka akan mencoba dan

    membelinya.

    Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media

    komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam

    satu waktu.

    Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

    berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk

    dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli

    pelanggan.

    Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu

    perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap

    berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut.

    Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang

    memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon

    yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

    Word of mouth merupakan salah satu ciri khusus dari promosi dalam

    bisnis jasa, dimana hal ini penting dalam penyerahan dan komunikasi dari

    mulut ke mulut.

  • 31

    5. Orang/Partisipan

    Munurut Zeithaml and Bitner (2000:19) “People is all human actors who pay ini

    service delivery and thus influence the buyer’s perceptions; namely, the firm’s

    personnel, the customer and other customers in the service environment”.

    Orang (people) adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam

    penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen

    dari “people” adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam

    lingkungan jasa.

    Menurut Ratih Huriyati (2005:63) elemen people ini memiliki 2 aspek yaitu :

    a. Service People

    Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda,

    yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang

    baik, cepat, ramah, teliti, dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan

    kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan

    nama baik perusahaan.

    b. Customer

    Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para

    pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain,

    tentang kualitas jasa yang pernah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan

    dari perusahaan jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan

    manajemen dari sumber daya manusia.

  • 32

    6. Sarana Fisik

    Sarana fisik menurut Zeithaml dan Bitner (2000:20) “ the interact and any

    tangible component that facilitate performance or communication of the service”.

    Sarana fisik ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi

    keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang

    ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam sarana fisik antara lain lingkungan

    fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-

    barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul,

    label, dan lain sebagainya.

    7. Proses

    Proses menurut Zeithaml and Bitner (2000:20) adalah “the actual procedures,

    mechanism, and flow of activities by which the service is delivered the service

    delivery and operating system”. Proses adalah semua prosedur actual, mekanisme,

    dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini

    mempunyai arti suatu perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan

    aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

    Seluruh aktifitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur,

    tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktifitas-aktifitas dan rutinitas-

    rutinitas dengan apa produk disalurkan ke pelanggan.

    F. Kredit Konsumtif BNI

    Kredit Konsumtif menurut terminology sebelumnya merupakan consumer

    Loan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan bagi debitur yang ingin

  • 33

    membeli barang kebutuhan – kebutuhan konsumtif. BNI juga memiliki beberapa jenis

    kredit konsumtif antara lain :

    1. BNI Fleksi

    Produk layanan BNI Fleksi memberikan Anda kemudahan memperoleh kredit

    tanpa agunan.

    FASILITAS

    Kredit Rp. 5 juta s/d Rp. 30 juta (untuk pegawai) dan Rp. 15 juta (untuk

    pensiunan).

    MANFAAT

    Leluasa dalam pemanfaatan

    Fleksibel jangka waktu pembayaran maksimal 5 tahun atau disesuaikan

    dengan kemampuan.

    PERSYARATAN

    Warga Negara Indonesia,

    Berpenghasilan tetap, masa kerja minimal 3 tahun,

    Usia minimal 21 tahun dan pada usia 55 tahun kredit sudah lunas, khusus

    pensiunan usia 60 tahun kredit sudah lunas.

    2. BNI Griya

    BNI Griya adalah fasilitas kredit untuk pembelian/ pembangunan/ renovasi

    rumah tinggal, rumah susun, ruko, rukan, apartemen dan rumah peristirahatan (villa)

  • 34

    atau untuk pembelian kavling/tanah matang di real estate, kavling pemerintah atau

    swasta.

    FASILITAS

    Minimal kredit Rp 10 juta dan maksimal Rp 5 miliar.

    MANFAAT

    Bebas milih lokasi rumah / kavling idaman.

    Fleksibel, jangka waktu pembayaran maksimal 20 tahun atau disesuaikan

    dengan kemampuan pembayaran.

    PERSYARATAN

    Warga Negara Indonesia.

    Berpenghasilan tetap, masa kerja minimal 2 tahun.

    Usia minimal 21 tahun dan pada usia 55 tahun kredit sudah lunas, khusus

    pensiunan usia 60 tahun kredit sudah lunas.

    Self financing minimal 20% dari harga tanah berikut rumah yang akan dibiayai

    dan self financing dapat berupa tanah yang telah dimiliki.

    Mengisi formulir dan melengkapi dokumen penunjang.

    3. BNI Multiguna

    Fasilitas kredit untuk keperluan yang bersifat konsumtif atau serba guna.

    Fasilitas:

    Minimal Rp. 5 juta dan maksimal Rp. 250 juta

  • 35

    Keunggulan:

    Leluasa dalam penggunaan dana, misalnya:

    Renovasi Rumah

    Biaya Tanah

    Biaya Sekolah

    Biaya Perawatan Kesehatan

    Pembelian barang elektronik/furniture, atau

    Keperluan Konsumtif Lain.

    Fleksibel, jangka waktu pembayaran maksimal 5 (lima) tahun atau

    disesuaikan dengan kemampuan.

    Persyaratan:

    Warga Negara Indonesia.

    Berpenghasilan tetap, masa kerja minimal 2 (dua) tahun.

    Usia minimal 21 tahun dan pada usia 55 tahun kredit sudah lunas, khusus

    bagi pensiunan usia 60 kredit sudah lunas.

    Menjaminkan tanah berikut bangunan rumah yang ditempati peminjam

    dengan status SHGB atau SHM atau SHP dan memiliki IMB.

  • 36

    4. BNI Oto

    BNI Oto adalah fasilitas kredit untuk pembelian kendaraan bermotor dengan

    jaminan berupa kendaraan bermotor yang dibiayai tersebut

    FASILITAS

    Minimal kredit Rp 5 juta dan maksimal Rp 1 miliar.

    MANFAAT

    Leluasa dalam penggunaan dana, misalnya untuk :

    Pembelian kendaraan roda empat baru (segala jenis / merek)

    Pembelian kendaraan roda empat bekas (hanya untuk merek buatan Jepang

    dan Eropa), dengan batasan usia kendaraan *) sampai dengan jatuh tempo

    kredit maksimal 5 tahun.

    Refinancing kendaraan roda empat (hanya untuk merek buatan Jepang dan

    Eropa), maksimal usia kendaraan adalah 1 tahun *).

    Pembelian kendaraan roda dua baru (hanya untuk merek Yamaha, Honda

    dan Suzuki).

    Fleksibel, jangka waktu pembayaran maksimal 5 (lima) tahun atau

    disesuaikan dengan kemampuan.

    Bunga kompetitif dan bebas propisi.

    Self financing dapat dinegosiasikan **)

    PERSYARATAN

  • 37

    Warga Negara Indonesia

    Berpenghasilan tetap, masa kerja minimal 2 tahun,

    Usia minimal 21 tahun dan pada usia 55 tahun kredit sudah lunas.

    G. Kerangka Pikir

    Dalam rangka meningkatkan pengguna kredit konsumtifnya, BNI Bulukumba

    seharusnya mulai untuk memperbaharui program pemasarannya.

    Program pemasaran tersebut dimulai dengan mengidentifikasi karakteristik

    pembeli mereka. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari bagaimana seorang

    konsumen akhirnya memiliki kredit konsumtif di BNI Bulukumba. Dengan mengetahui

    karakter pembeli dan sesuatu yang mempengaruhi mereka, maka dapat

    dikembangkan formulasi baru yang dapat menunjang peningkatan pemasaran

    produk tersebut diatas.

    Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa keputusan konsumen

    terhadap sebuah produk dipengaruhi oleh dua hal yaitu lingkungan sosial budaya

    dan usaha pemasaran perusahaan. Lingkungan sosialbudaya merupakan faktor

    yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Sehingga, penelitian ini akan

    difokuskan pada usaha pemasaran perusahaan. Usaha pemasaran perusahaan

    dapat diidentifikasi melalui tujuh bauran pemasaran jasa yaitu produk, tarif jasa,

    tempat/lokasi pelayanan, promosi, orang/partisan, sarana fisik dan proses.

    Ketujuh bauran pemasaran tersebut kemudian dinilai berpengaruh terhadap

    proses pengambilan keputusan Konsumen berupa pengenalan kebutuhan, peneltian

    sebelum pembelian , evaluasi altenatif dan akhirnya membeli.

  • 38

    Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat digambarkan pada skema berikut :

    .

    Gambar 2. Kerangkan Pikir

    Program Pemasaran Kredit Konsumtif

    Produk X1

    Tarif Jasa X2

    Tempat/Lokasi X3

    Promosi X4

    Orang/Partisan X5

    Sarana Fisik X6

    Proses X7

    BAURAN PEMASARAN JASA

    Keputusan Pengambilan Kredit Konsumtif

    Respon Konsumen

  • 39

    H. Hipotesis

    Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang telah dikemukakan

    sebelumnya, maka penelitian ini akan melakukan pengujian terhadap hipotesis

    berikut :

    1. Diduga bahwa elemen-elemen bauran pemasaran jasa berupa produk, tarif jasa,

    promosi, tempat pelayanan, karyawan, sarana fisik dan proses berpengaruh

    signifikan terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan kredit konsumtif di

    BNI Bulukumba.

    2. Diduga pula bahwa elemen proses merupakan yang paling berpengaruh dominan

    terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan kredit konsumtif di BNI

    Bulukumba.

    Kedua hipotesis diatas dipengaruhi oleh beberapa tesis yang sebelumnya

    ditulis dengan objek kajian berupa jenis kredit dan tempat penelitian berbeda.

  • 6

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif.

    Kedua pendekatan tersebut dipergunakan secara simultan dalam peneltian ini.

    Pendekatan kualitatif dipergunakan dan pengumpulan data berupa karakteritik

    pengguna kredit yang berkaitan dengan bauran pemasaran. Pendekatan selanjutnya

    mengukur secara kuantitatif kekuatan dari masing-masing faktor tersebut.

    B. Lokasi Penelitian

    Penelitian dalam rangka penulisan tesis ini akan dilakukan di PT. Bank

    Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Utama Bulukumba. Dimana, kantor

    cabang ini beroperasi di 4 (empat) wilayah kabupaten antara lain kabupaten

    Bulukumba, Kabupaten Sinjai, kabupaten Bantaeng dan kabupaten Jeneponto.

    Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2008. Objek yang diteliti adalah faktor-

    faktor bauran pemasaran yang dominan mempengaruhi pengguna kredit konsumtif .

    Pemilihan BNI Bulukumba didasarkan atas pertimbangan bahwa cukup

    besarnya rentang antara data industri yang telah digambarkan tabel 2 dalam bab

    pendahuluan dan realisasi kredit dari BNI Bulukumba yang digambarkan dalam tabel

    3 bab pendahuluan. Besarnya rentang tersebut memberikan potensi ini diharapkan

    memberikan akurasi terhadap hasil pengolahan data yang dilakukan, sehingga

  • 41

    memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap masalah yang dihadapi. yang

    Dan pertimbangan lainnya adalah kemudahan terhadap akses data, sehubungan

    penulis yang juga bekerja di kantor tersebut.

    C. Sumber Data

    Data yang dipergunakan dalam peneltiain ini, dapat digolongkan kedalam dua

    macam data, yaitu :

    1. Data primer

    Data jenis ini merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber

    pertama atau responden secara langsung. Data primer dalam peneltian ini

    berupa data hasil wawancara ataupun questioner yang dikumpulkan langsung

    dari responden.

    2. Data sekunder,

    Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak perusahaan

    yang dikaji, dimana dalam hal ini adalah data dari BNI Bulukumba. Data dari

    BNI Bulukumba tersebut berupa data maksimum kredit, jumlah debitur, jumlah

    outstanding produk dan data debitur bersangkutan. Data sekunder lainnya

    diperoleh dari sumber seperti Bank Indonesia untuk mengetahui realisasi

    kredit konsumtif untuk kabupaten Bulukumba, dan juga data yang berasal dari

    publikasi-pubilkasi tertentu.

  • 42

    D. Metode Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang dipertanggunjawabkan keabsahannya, maka

    peneliti melakukan beberapa metode penellitian sebagai berikut :

    1. Wawancara

    Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data dari pegawai bank yang

    berperan langsung dalam proses penyaluran kredit dan pelayanan pasca

    pemberian kredit.

    2. Kuesioner

    Teknik ini dilakukan untuk memperoleh respon dari para pengguna kredit

    terhadap layanan jasa kredit yang telah dinikmatinya. Teknik ini dilakukan

    terhadap para responden dengan jaminan bahwa jawaban mereka tidak akan

    berpengaruh terhadap kredit yang mereka nikmati saat ini dan yang akan

    datang. Hal ini penting untuk memperoleh data yang lebih akurat.

    3. Observasi

    Teknik banyak digunakan dalam penelitian pendahuluan berupa pengumpulan

    data awal dari perusahan yang dijadikan bahan kajian. Hasil dari teknik ini

    yang dijadikan dasar bagi peneliti untuk menentukan lokasi dan jadi atau

    tidaknya sebuah penelitian.

  • 43

    E. Populasi Dan Data Sampel

    Dalam penelitian ini terdapat nasabah-nasabah kredit konsumtif berdasarkan

    jenis produknya yang dapat dijadikan sampel , antara lain :

    Tabel 5. Realisasi Kredit Konsumtif

    JENIS JUMLAH DEBITUR ( Orang )

    MAKSIMUM

    ( Milyar Rupiah)

    OUTSTANDING

    ( Milyar Rupiah)

    BNI KPR 95 5.52 4.90

    BNI AUTO 4 0.13 0.13

    BNI MULTIGUNA 37 1.88 1.10

    BNI FLEKSI 87 1.00 0.50

    TOTAL 223 8.53 6.50

    Sumber : Neraca Akhir Tahun 2008

    Data tersebut diatas diambil berdasarkan kondisi debitur per Maret 2008. dari tabel

    diatas terlihat bahwa terdapat 223 total populasi yang dapat dijadikan sampel

    responden. Jenis produk diatas kesemuanya merupakn kredit konsumtif yang

    perbedaaannya hanya terletak pada jenis penggunaannya. Sehingga, penarikan

    sampel dapat dilakukan secara acak sederhana.

    Namun melihat keterbatasan penelitian, maka peneliti merasa tidak perlu untuk

    melakukan peneltian terhadap seluruh populasi. Namun, peneliti akan melakukan

    pengambilan sampel saja. Adapun penentuan jumlah sampel yang dipergunakan

    berdasarkan dari J. Supranto, akan ditetapkan berdasarkan metode Slovin dengan

    tingkat kelonggaran 5%. Tingkat kelonggaran 5% masih cukup refresentatif untuk

    penelitian yang sedang dilakukan.

  • 44

    Adapun formulasinya adalah sebagai berikut :

    21 eNN

    n

    dimana

    N = Ukuran Populasi

    n = Ukuran sampel

    e = Prosentase Kelonggaran

    sehinggan

    orang 1441,143..

    05,02231

    2232

    n

    Jumlah sampel yang didapat berdasarkan Metode Slovin adalah 144 orang. Namun,

    karena terdapat beberapa jenis kredit konsumtif yang berbeda maka pengambilan

    sample akan dilakukan secara proporsional berdasarkan kontribusinya terhadap

    populasi data. Adapun proporsi pengambilan data sampel berdasarkan jenis kredit

    adalah sebagai berikut:

    BNI Griya : 61 sampel

    BNI Oto : 3 sampel

    BNI Multiguna : 24 sampel

    BNI Fleksi : 57 sampel

    Dan pengambilan data dari masing-masing jenis kredit dilakukan dengan cara

    menarik sampel dengan sistem acak sederhana.

  • 45

    F. Metode Analisis

    Untuk pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini,

    maka dilakukan antara lain :

    1. Metode analisis kualitatif deskriptif

    Metode ini dilakukan dengan menganalisis data kualitatif yang diperoleh

    melalui wawancara dan dokumen di BNI Bulukumba. Untuk mengetahui kesesuaian

    persepsi pelanggan mengenai bauran pemasaran jasa yang mempengaruhi

    keputusan pelanggan berada dalam kategori: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah

    dan sangat rendah dibuat kriteria pengklasifikasian yang mengacau pada ketentuan

    yang dikemukakan oleh Husein Umar (1998: 225) sebagai berikut:

    1. Menentukan banyaknya kelas (k). banyaknya kelas ditentukan sebanyak lima

    kelas yakni Sangat Setuju, Tinggi, Kurang Setuju, Tidak setuju, Sangat tidak

    setuju.

    2. Menentukan range (r) = skor maksimal (Xmax) – skor minimal (Xmin)

    Dimana,

    Skor maksimal = jumlah responden x bobot tertinggi

    Skor minimal = jumlah responden x bobot terendah

    3. Menentukan lebar kelas (L) = r/k

    4. Menentukan batas bawah kelas pertama

    X1b (batas bawah kelas pertama) = Xmin

    X1a (batas atas kelas pertama) = Xmin + L

  • 46

    2. Method of Successive Interval

    Dalam analisis regresi sebagaimana analisis multivariate lainnya mensyaratkan data

    yang digunakan minimal harus berskala interval, oleh karena itu data hasil penelitian

    yang masih berupa skala ordinal harus ditransformasikan ke skala interval dengan

    menggunakan Method of Successive Interval. Langkah-langkah dalam

    mentransformasi data tersebut adalah sebagai berikut :

    a. Berdasarkan hasil jawaban responden, untuk setiap penyataan, hitung

    frekuensi (f) setiap 1 pilihan jawaban.

    b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap penyataan, hitung proporsi

    (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah

    responden.

    c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pernyataan, hitung proporsi

    kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

    d. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z (tabel distribusi normal)

    untuk setiap pilihan jawaban.

    e. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan

    memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.

    f. Tentukan scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban

    melalui persamaan berikut:

    limit)lowerbelow(Arealimit)upperbelow(Area

    limit)upperat(Densitylimit)lowerat(DensityValueScale

    Dimana:

    Density at lower limit, diperoleh dari tabel tinggi ordinat normal untuk pilihan jawaban dengan nilai yang lebih rendah.

  • 47

    Density at upper limit, diperoleh dari tabel ordinat normal untuk pilihan jawaban

    dengan nilai yang tinggi. Area below upper limit, diperoleh dari kumulatif proporsi untuk pilihan jawaban

    dengan nilai yang tinggi. Area below lower limit, diperoleh dari kumulatif proporsi untuk pilihan jawaban

    dengan nilai yang lebih rendah.

    g. Menentukan nilai tranformasi (nilai untuk skala interval) dengan rumus:

    Nilai transformasi = Nilai Skala + | Nilai Skala Minimum | + 1

    3. Faktor Analisis

    Salah satu syarat data untuk regresi berganda selain data interval adalah input data

    harus berupa data variabel bukan data indikator. Dalam penelitian ini pengukuran

    terhadap variabel-variabel penelitian dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui

    indikator-indikatornya. Suatu sistem Persamaan regresi berganda hanya dapat

    diterapkan jika seluruh variabel yang terlibat bersifat observable (atau sudah tersedia

    data dari variabel dan bukan data dari indikatornya).

    Salah satu cara untuk memperoleh data variabel laten tersebut adalah dengan

    menggunakan analisis faktor. Analisis Faktor merupakan salah satu dari analisis

    ketergantungan (interdependensi) antar variabel. Prinsip dasar analisis faktor adalah

    mengekstraksi sejumlah faktor bersama (common faktor) dari gugusan variabel asal

    X1,X

    2,…,X

    p, sehingga:

  • 48

    a. Banyaknya faktor lebih sedikit dibandingkan dengan banyaknya variabel asal X

    b. Sebagian besar informasi (ragam) variabel asal X tersimpan dalam sejumlah

    faktor

    Kegunaan analisis Faktor :

    1. Mengekstraks unobservabel variabel (latent variable) dari variabel manifest

    atau indikator. Atau mereduksi variabel menjadi variabel baru yang jumlahnya

    lebih sedikit.

    2. Mempermudah interpretasi hasil analisis, sehingga didapatkan informasi yang

    realistik dan sangat berguna

    3. Pengelompokan dan pemetaan obyek (mapping dan clustering) berdasarkan

    karakteristik yang terkandung di dalam faktor.

    4. Pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (berupa kuesioner)

    5. Dengan diperolehnya skor faktor, maka analisis faktor merupakan langkah

    awal (sebagai data input) dari berbagai metode analisis data yang lain,

    misalnya Analisis Diskriminan, analisis Regresi, Cluster Analysis, ANOVA,

    MANCOVA, Analisis Path, Model Struktural, MDS, dan lain sebagainya.

    4. Regresi linear berganda,

    Analisis digunakan untuk mengolah data dan kemudian mengkajinya dalam

    bentuk matematis dan komputerisasi guna menguji hipotesis tentang faktor-faktor

  • 49

    yang mempengaruhi keputusan penggunaan kredit konsumtif di BNI Bulukumba,

    dengan persamaan sebagai berikut :

    Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

    Dimana

    Y = variabel terikat yaitu berupa tanggapan responden mengenai keputusan

    konsumen dalam menggunakan kredit konsumtif di BNI Bulukumba.

    X1 = variabel bebas berupa tanggapan responden terhadap variabel produk.

    X2 = variabel bebas berupa tanggapan responden terhadap variabel Harga.

    X3 = variabel bebas berupa tanggapan responden terhadap variabel Promosi.

    X4 = variabel bebas berupa tanggapan responden terhadap varibel Tempat.

    X5 = variabel bebas berupa tanggapan responden terhadap variabel

    Karyawan.

    X6 = variabel bebas berupa tanggapan responden terhadap variabel Sarana

    Fisik.

    X7 = variabel bebas berupa tanggapan responden terhadap variabel proses .

    b0 = konstanta

    b1 , b2 ,b3 ,b4 ,b5 ,b6 ,b7 + konstanta regresi

    E = standar error

  • 50

    Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikansi dari koefisien regresi, unsur-unsur

    yang berpengaruh terhadap keputusan pengggunaan kredit konsumtif di BNI

    Bulukumba digunakan :

    Uji Serempak (Uji F) untuk pengujian Hipotesis pertama

    Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebasnya secara

    bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel

    terikat. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan FTabel

    pada derajat kesalahan 5% (α =0.05). Apabila nilai FHitung lebih besar nilai

    FTabel maka berarti variabel bebasnya secara serempak memberikan pengaruh

    yang bermakna terhadap variable terikat atau hipotesis pertama diterima.

    Adapun rumusan untuk Fhitung adalah sebagai berikut :

    1/1/

    1/

    /2

    2

    knR

    kR

    knSS

    kSSF

    reg

    reg

    dimana R2 = koefisien determinasi

    k = jumlah variabel dependen dan independent.

    n = jumlah sample

    Uji Parsial (Uji t) untuk pengujan hipotesis kedua

    Uji ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel

    bebas terhadap variabel terikat bermakna atau tidak. Pengujian dilakukan

    dengan membandingkan antara nilai tHitung masing masing variabel bebas

    dengan nilai tTabel dengan derajat kesalahan 5% (α=0.05). Apabila nilai tHitung

  • 51

    lebih besar atau sama dengan ttabel , maka vaiebel bebasnya memberikan

    pengaruh bermakna terhadap variabel terikat. Adapun rumusan untuk thitung

    adalah sebagai berikut :

    n

    nn

    SE

    bt

    dimana b = koefisien regresi varibel n

    SEn = standard error variabel b

    Disamping itu uji ini sekaligus digunakan untuk mengetahui seberapa besar

    pengaruh masing-masing variabel bebas tersebut yang mempengaruhi keputusan

    pengambilan kredit konsumtif, dengan nilai t masing-masing variabel. Berdasarkan

    nilai t itu, maka dapat diketahui variabel bebas mana yang mempunyai pengaruh

    paling bermakna atau signifikan mempengaruhi variabel terikat.

    G. Definisi Operasional.

    Definisi operasional ini dilakukan untuk dapat menyeragamkan persepsi

    terhadap variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini .

    Adapun varibel-variabel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini antara

    lain :

    1. Variabel Keputusan Penggunaan Kredit Konsumtif (Y)

    Faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih kredit

    konsumtif di BNI Bulukumba adalah tindakan konsumen untuk

    mempergunakan kredit konsumtif di BNI Bulukumba yang sesuai dengan

  • 52

    kebutuhan dan keinginannya. Variabel ini dapat dilihat dari keputusan pembeli

    dengan indikator sebagai berikut :

    Pengguna kredit sadar untuk menggunakan kredit dalam memenuhi

    kebutuhan konsumtif mereka.

    Sebelum memilih kredit konsumtif di BNI Bulukumba, konsumen terlebih

    dahulu mencari informasi tentang produk tersebut.

    Setelah mendapat informasi tentang kredit konsumtif, konsumen

    melakukan evaluasi dan mempertimbangkan dengan baik dan teliti

    terhadap berbagai alternatif sebelum mengambil keputusan untuk

    menggunakan.

    Pengguna kredit akhirnya memutuskan untuk mempergunakan kredit di

    BNI Bulukumba setelah mempertimbangkan kebutuhan dan produk yang

    ditawarkan.

    2. Variabel Produk atau X1

    Produk dalam terminologinya merupakan keseluruhan konsep objek atau

    proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen.

    Sehubungan dengan penetian yang berfokus pada barang jasa kredit , maka

    terdapat beberapa hal yang dapat diukur dari variabel ini antara lain :

    Jenis produk yang ditawarkan cukup beragan sesuai dengan kebutuhan

    konsumen.

  • 53

    Jangka waktu pemakaian kredit sudah sesui dengan kebutuhan

    konsumen.

    Jumlah maksimum kredit yang diberikan telah sesuai dengan harapan

    konsumen.

    Keamanan terhadap jaminan yang diserahkan oleh konsumen kepada

    pihak bank

    3. Variabel Harga atau X2

    Harga dapat dikatakan sebagai besarnya pengorbanan yang dikeluarkan oleh

    konsumen untuk menkonsumsi prosuk atau jasa. Dalam penelitian ini, variabel

    produk akan diukur berdasarkan antara lain :

    Tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk setiap jenis produk yang

    dikonsumsi konsumen cukup bersaing.

    Biaya propisi dan administrasi yang cukup ringan untuk masih-masing jenis

    kredit yang ditawarkan.

    Biaya asuransi yang dikenakan untuk setiap jenis kredit yang digunakan

    konsumen.

    Biaya pengikatan terhadap jaminan yang dikenakan untuk setiap jenis

    produk masih sesuai harapan konsumen.

  • 54

    4. Variabel Promosi atau X3

    Promosi merupakan proses penyampain produk kepada konsumen yang

    dilakukan oleh BNI Bulukumba. Dalam penelitian ini, variabel promosi tersebut

    dihitung berdasarkan antara lain :

    Iklan-iklan kredit konsumtif BNI di TV, Radio dan Media cetak.

    Brosur/leaflet kredit konsumtif BNI sangat menarik dan informative.

    BNI melakukan sponsorship untuk kegiatan-kegiatan tertentu.

    Pegawai pemasaran aktif melakukan cross seling terhadap produk kredit

    konsumtifnya.

    5. Variabel Tempat atau X4

    Variabel tempat dalam kredit adalah gabungan antara lokasi dan saluran

    distribusi yang dimiliki oleh BNI Bulukumba dalam memasarkan kredit

    konsumtifnya. Adapun indikator-indikator yang akan dikut mengenai tempat

    adalah tanggapan konsumen terhadap:

    Lokasi kantor BNI yang berada di lokasi yang strategi, sehingga mudah

    untuk dijangkau.

    Konsumen menggunakan kredit konsumtif BNI karena pengaruh dari pihak

    yang memiliki kerjasama dengan BNI.

  • 55

    6. Variabel Karyawan atau X5

    Variabel ini berkaitan dengan partisipasi karyawan BNI Bulukumba dalam

    berhubungan dengan konsumen atau calon konsumen kredit konsumtif

    mereka. Adapun indikator-indikator yang dapat diukur, antara lain :

    Keramahan dan keakraban pegawai BNI Bulukumba

    Penampilan dan cara berpakaian pegawai BNI Bulukumba

    Kemampuan pegawai BNI dalam memberikan pemahaman mengenai

    produk yang dinginkan.

    7. Variabel Sarana Fisik atau X6

    Variabel sarana fisik yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan

    kredit konsumtif dapat dilihat melalui indikator sebagai berikut :

    Gedung kantor yang memadai dalam memberikan pelayanan kredit

    konsumtif

    Tata ruang pelayanan yang cukup baik dan nyaman.

    Kebersihan dan keamanan kantor yang memadai.

    Ketersediaan alat bantu dalam melakukan transaksi konsumen.

    Ketersedian ruang parkir

    8. Variabel Proses atau X7

    Sebagaimana telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka bahwa proses

    merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadual

  • 56

    pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan

    disampaikan kepada konsumen. Maka, dalam penelitian ini akan dilakukan

    penelitian terhadap :

    Kemudahan konsumen dalam memenuhi persyaratan permohonan kredit .

    Waktu pemrosesan kredit sejak permohonan hingga persetujuan kredit.

  • 6

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM

    PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk.

    A. Sejarah Singkat Perusahaan

    Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia,

    merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.

    Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama

    yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia,

    pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak

    pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan

    Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan

    sebagai Hari Bank Nasional.

    Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari

    Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi

    peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank

    Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian

    diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk

    transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955,

    status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.

    Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha

    nasional.

  • 58

    Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari

    identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai

    akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal

    sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI'

    - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.

    Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara

    Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik

    diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

    Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan

    lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan

    identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga

    menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara

    terus-menerus.

    Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan

    untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan

    mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI',

    sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk

    meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era

    Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    B. Visi dan Misi Bank BNI

    Visi BNI Menjadi Bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja

  • 59

    Pernyataan Visi

    Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan

    harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan