29
Alkoholik Alkoholik Kardiomiopati Kardiomiopati Oleh : Oleh : Adhi Bagus S Adhi Bagus S Pembimbing : Pembimbing : Dr. Dandy Hari Hartono, Sp. JP Dr. Dandy Hari Hartono, Sp. JP SMF - Interna RSUD dr. Soebandi Jember SMF - Interna RSUD dr. Soebandi Jember Universitas Jember Universitas Jember 2008 2008

Alkoholik Kardiomiopati

Embed Size (px)

DESCRIPTION

alkohol dan jantung

Citation preview

Alkoholik KardiomiopatiAlkoholik KardiomiopatiOleh :Oleh :

Adhi Bagus SAdhi Bagus SPembimbing :Pembimbing :

Dr. Dandy Hari Hartono, Sp. JPDr. Dandy Hari Hartono, Sp. JP

SMF - Interna RSUD dr. Soebandi JemberSMF - Interna RSUD dr. Soebandi JemberUniversitas JemberUniversitas Jember

20082008

I. STATUS PENDERITAI. STATUS PENDERITA• Nama : Tn fathor Rohman• Jenis Kelamin : laki-laki • Umur : 25 tahun • Alamat : Jl B Rahman 113 jember • Agama : Islam• Status : Belum Menikah • No. Rekam Medik : 25.86.89• Tanggal MRS : 23 Juli 2009 • Tanggal Pemeriksaan : 25 Juli 2009• Tanggal KRS : 29 Juli 2009

II. RIWAYAT PENDERITAII. RIWAYAT PENDERITASubyektifSubyektif

1.1.Keluhan utamaKeluhan utama Sesak napas

2.2.Riwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit Sekarang• pasien mengeluh sesak sejak 3 hari yang lalu dan di

sertai nyeri dada, kemudian pada tanggal 23 juli 2009 pasien merasa sesak dan nyeri dada yang terjadi secara tiba-tiba dan sangat kuat serta menjalar ke bahu sehingga pasien dibawa ke RSUD dr soebandi lewat IGD, batuk (-) ,pilek (-) , demam (-), nyeri kepala (-), BAB (+) normal kekuningan BAK (+) normal kadang kekunigan.pasien mengeluh sering berdebar-debar terutama saat bekerja. Sebelumnya pasien mengeluh sering sesak pasien lupa mulai kapan sesak timbul,sesak terjadi terutama saat melakukan aktivitas dan sesak akan berkurang jika dibuat istirahat, bila tidur pasien pasien menggunakan 2 bantal karena pasien merasa sesak bila tidur terlentang.

• Sebelumnya pasien mengeluh sering sesak pasien lupa mulai kapan sesak timbul,sesak terjadi terutama saat melakukan aktivitas dan sesak akan berkurang jika dibuat istirahat, bila tidur pasien pasien menggunakan 2 bantal karena pasien merasa sesak bila tidur terlentang.

• Pasien sulit tidur malam hari terbangun karena measa sesak. Menurut pasien, ia sering mengkonsumsi minuman berolkohol seperti topi miring, new port atau mansion. Hampir setiap hari pasien minum minuman beralkohol sekali minum pasien bisa menghabiskan 2-3 botol kurang lebih 1-2 liter minuman alkohol dengan konsentrasi 40 %. .

3. 3. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu– Hipertensi (-)– Diabetes Melitus (-)

4. 4. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Penyakit Keluarga– Hipertensi disangkal– Diabetes Melitus disangkal

5. 5. Riwayat PengobatanRiwayat Pengobatan (-)(-)

6. Riwayat Sosek dan LingkunganRiwayat Sosek dan Lingkungan

• Pasien tinggal serumah dengan kedua orang tuanya. Pasien tidak bekerja, hanya membantu pekerjaan orang tua di rumah. Rumah pasien berukuran 6 m x 12 m, berlantai semen, bertembok batu bata, dengan 3 kamar dan setiap kamar ada jendela, kamar mandi jamban dekat sumur ada di dalam rumah,. Sumber air untuk memasak, minum dan mencuci dari sumur.

III. RIWAYAT SISTEM• Sistem serebrospinal : dalam batas normal

• sistem kardiovaskuler : berdebar-debar

• sistem pernafasan : dyspneu

• sistem gastrointestinal : tidak didapatkan keluhan

• sistem urogenital : tidak didapat keluhan

• sistem integemantum : tidak didapatkan keluhan

• Sistem muskuloskeletal : Pasien merasakan kelelahan dan nyeri dada yang hebat dan menjalar ke bahunya

PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIKObyektifObyektif• Keadaan Umum : Sedang • Kesadaran : Compos Mentis• Vital Sign

– Tensi: 130 / 70mmHg– Nadi : 120 x/menit , irreguler– RR : 28 x/menit– Temp : 36,8 ºC

• Pernapasan : dispnea• Kulit : Turgor kulit normal, ikterus (-), pucat (-), ruam (-)• Kelenjar Limfe : Limfonodi leher, aksila, dan inguinal tidak• membesar.• Otot : dalam batas normal• Tulang : dalam batas normal.• Berat Badan = 61 Kilogram• Tinggi Badan = 160 Sentimeter• Status gizi • IMT = 61 = 23.8 (IMT dalam batas normal)• (1,6)2• Kesan : Didapatkan keadaan umum pasien lemah, kesadaran

composmentis, Tensi: 170 / 100mmHg,Nadi: 90 x/menit irregular ,RR: 32 x/menit, Dyspnea : (+),IMT dalam batas normal

Pemeriksaan Khusus • Kepala

– Bentuk : bulat– Rambut : pendek hitam, lurus, tidak mudah

dicabut– Mata : Konjungtiva anemis (-), Sklera

ikterus (-) Odem palpebra (-)

– Hidung : Sekret (-), bau (-), perdarahan (-), pernafasan cuping hidung (-)

– Telinga : Sekret (-), bau (-), Perdarahan (-)• Mulut : Sianosis (-), bau (-)• Leher :

KGB : tidak ada pembesaran.Tiroid : tidak ada pembesaranKaku kuduk : (-)

• ThoraxCor :

Inspeksi : PMI tidak tampak Palpasi : PMI teraba ICS VI AAL Sin PerksusiBatas kanan : redup pada ICS IV PSL DexBatas kiri : redup pada ICS VI AAL Sin

Auskultasi : S1S2 tidak tunggal, bising sistolik Blowing di Mitral

– Pulmo:ventral dorsal

• I: simetris, retraksi -/- I: simetris, retraksi -/-• P: fremitus raba +/+ P: fremitus raba

+/+• P: sonor +/+ P: sonor +/+• A: Bronchial +/+, Rh +/+, A: Bronchial

+/+, Rh +/+, Wh +/+ Wh +/+

Abdomen : •Inspeksi = Cembung•Auskultasi = BU (+) normal•Palpasi = Soepel, nyeri tekan (-) H/L/R = tidak teraba•Perkusi = timpani

Anogenital : anus (+), massa (-), genital perempuan, kelainan (-) massa (-)

Ekstremitas : Superior = Akral hangat +/+ , Odema -/- Inferior = Akral hangat +/+ , Odema -/-

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PENUNJANGPENUNJANG

pemeriksaan 02-02-2009 Nilai normalhematologiHB 13,4 11,4-15,1 gr/dllekosit 13,9 4,3-11,3 gr/dlhematokrit 41 40-47%

trombosit 388 150-450 x 10 9/lFaal hatiSGOT 44 31 U/LSGPT 90 36 U/LFaal ginjalKreatinin serum 0,8 0,5-1,1 mg/dlBUN 11 6-20 mg/dlAsam urat 2,5 2,0-5,7 mg/dl

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PENUNJANGPENUNJANG

Gambaran radiologik:1. Marker dan identitas jelas2. Teknis Foto posisi AP Inspirasi

kurang maksimal3. Airway: Trachea ditengah,

tidak ada deviasi, tidak ada obstruksi

4. Bone: Clavicula mendatar, Scapula membuka, Tidak nampak fraktur

5. Cartilago: tidak nampak gambaran kalsifikasi/sklerotik

6. Soft tissue:Cor: CTR >50%Sudut Cardiofrenikus sinistra tumpulPulmo: Sinus costophrenicus sinistra tumpul

Corakan bronkovaskuler meningkat

Kesan : Kardiomegali dengan tanda- tanda edema paru

RESUME• Penderita dengan nama Tn Fathor Rohman, umur 25 tahun,

dengan keluhan :• Sesak(+), Nyeri dada yang menjalar ke bahu (+), batuk

(-) ,pilek (-) , demam (-), nyeri kepala (-), BAB (+),BAK (+) hipertensi & DM disangkal. Didapatkan keadaan umum pasien lemah, kesadaran composmentis,Tensi: 130 / 70 mmHg,Nadi: 120 x/menit regular ,RR: 28 x/menit, dispnea: (+),IMT dalam batas normal.pemeriksaan fisik Cor Inspeksi: PMI tidak tampak ,Palpasi : PMI tidak teraba ,Perksusi Batas kanan : redup pada ICS IV PSL Dex, Batas kiri: redup pada ICS VI AAL Sin .Auskultasi: S1S2 tidak tunggal, bising sistolik Blowing Mitral. Pulmo: retraksi (-/-),Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), wheezing (-/-).lekosit 13,9 (4,3-11,3 gr/dl), SGOT 44 (31 U/L),SGPT 90 (9-43 U/L) Radiologi kesan cardiomegali dengan efusi pleura kiri

DIAGNOSIS Mitral Insufisiensi + Decomcordis FC II etc suspect

kardiomiopati alkohol

PENATALAKSANAAN• Jika sesak beri O2 4 L/menit, posisi ½ duduk • Diet Rendah Garam 6 gr/hr• Infus RL : D5 = 1 : 1 14 tpm • Sefotaksim 3 x 1 gr• Lasix 2 x 1 ampul• ISDN 3 x 5 mg• Digoksin 1 x 1 tablet (0,25mg)• Captopril 3 x 12,5 mg

PROGNOSIS• Dubia Ad malam

PEMBAHASAN• Kardiomiopati adalah kelainan primer miokard yang

menyebabkan gangguan fungsi miokard, dengan penyebab yang tidak diketahui dan bukan disebabkan oleh penyakit bawaan, hipertensi, kelainan katup, sklerosis koroner atau kelainan perikard Dalam kebanyakan kasus, kardiomiopati menyebabkan otot jantung menjadi lemah. Beberapa kelainan medikal menyebabkan berbagai tipe kardiomiopati, tetapi semua tipe kardiomiopati mempunyai satu persamaan yaitu menurunkan fungsi efisiensi dari otot jantung dan menghilangkan kemampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ketika jantung tidak dapat lagi memompa cukup darah untuk memenuhi keperluan tubuh, terjadilah apa yang disebut gagal jantung.

• Dari anamnesa pasien ini sering mengkonsumsi alkohol, dimana alkohol adalah salah satu penyebab kardiomiopati dilatasi. Pada beberapa pasien (kemungkinan ditentukan oleh genetik) alkohol dapat menjadi racun yang kuat untuk otot jantung langsung merusak sel-sel jantung

Alkohol

Defisiensi nutrisi (vit B/ tiamin)

Gangguan sintesis protein

Gangguan transport ion Ca

Penurunan kontraktilitas otot jantung

Gangguan fungsi mitokondria

Dilatasi pembuluh darah

Peningkatan CO

Penurunan metabolisme (asam lemak)

Penumpukan glikogen pada otot jantuung

Dilatasi Kardiomiopati

• Gejala Klinis Gejala yang paling menonjol adalah gagal jantung kongestif kanan dan kiri, berupa sesak saat bekerja, lemah, ortopneu, dispneu paroksimal nokturnal, edema ferifer, palpitasi, yang secara bertahap pada sebagian besar pasien. Beberapa pasien mengalami dilatasi ventrikel kiri dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum timbul gejala

• Pada kasus ini ditemukan gejala nyeri dada yang khas, kemungkinan terdapat penyakit jantung iskemia secara bersamaan. Pada penyakit yang telah lanjut dapat pula ditemukan keluhan nyeri dada akibat sekunder dari emboli paru dan nyeri abdomen akibat hepatomegali kongestif

• Pemeriksaan Penunjang dapat mengunakan radiologi dada terlihat pembesaran jantung akibat dilatasi ventrikel kiri dan kanan, walaupun seringkali terjadi pembesaran pada seluruh ruang jantung. Pada lapangan paru terlihat gambaran efusi pleura kiri.

• Pada elektrokardiografi akan menunjukkan gambaran sinus takikardi , abnormalitas segmen ST yang tidak spesifik.dan didapatkan gambaran gelombang T inverse yang menunjukkan adanya iskemia otot jantung

• Pengobatan karena penyebab dari kardiomegali dilatasi idiopatik tersebut tidak diketahui maka pengobatan spesifik tidak dapat dilakukan. Pengobatan berdasarkan gambaran klinis yang timbul, dimana sebagian besar timbul gejala gagal jantung kongestif.

• Maka dapat diberikan diuretik untuk mengurangi gejala. ACE inhibitor, dan penghambat beta. Digoksin merupakan pilihan pengobatan yang kedua,

• Pengobatan farmakologis bertujuan untuk modifikasi secara langsung akibat dari aktivasi yang lama sistem adrenergik dan angiotensin.

• Sedangkan pengobatan non-farmakologis seperti pengaturan diet, latihan fisik dan pengobatan farmakologis seperti yang telah disebutkan diatas bertujuan untuk mengontrol gejala yang mungkin timbul

• Pengobatan pada pasien ini mengunakan digoksin, captopril (ACEI), diuretik, isosorbid dinitrat