Upload
so-hendar
View
310
Download
30
Embed Size (px)
Citation preview
1
EVALUASI PROYEK
AKURASI DAN JENIS ANGGARAN BIAYA PROYEK
Disusun Oleh :
1. Sohendar (27)
2. Taufiq Rio P. (28)
Kelas 3J Kebendaharaan Negara
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TAHUN AKADEMIK 2012/2013
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Paper yang berjudul “Akurasi dan Jenis
Anggaran Biaya Proyek” dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Paper ini
disusun untuk memenuhi penugasan yang diberikan oleh dosen kami Bapak Noor Cholis Madjid.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak yang telah memberikan bantuan baik material
maupun spiritual kepada penyusun dalam proses penyusunan paper ini. Untuk itu, penyusun
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper
ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, karena itulah saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami nantikan sebagai pembelajaran bagi kami untuk
kedepannya. Akhirnya, penyusun berharap agar Laporan Studi Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Tangerang Selatan, Desember 2012
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3
I. PERKIRAAN DAN AKURASI BIAYA PROYEK............................................................. 4
II. JENIS ANGGARAN BIAYA....................................................................................... 5
III. PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA DEFINITIF......................................................... 8
IV. HUBUNGAN AKURASI PERKIRAAN BIAYA DENGAN KEMAJUAN PROYEK.............. 11
V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKURASI ANGGARAN BIAYA............... 12
4
I. PERKIRAAN DAN AKURASI BIAYA PROYEK
Setelah selesai menyusun perkiraan biaya proyek, hal selanjutnya adalah menyusun
anggaran yaitu perkiraan biaya yang dikaitkan dengan waktu penggunaannya, sehingga perlu dibuat
penjadwalan.
Sesuai dengan namanya, perkiraan berarti angka yang dihasilkan tentu tidak akan seratus
persen benar sesuai dengan pelaksanaannya kemudian. Meskipun demikian, hal tersebut harus
setinggi mungkin tingkat akurasinya agar tidak rawan penyimpangan dan yang terpenting dapat
melakukan fungsinya sebagai alat perencanaan dan pengendali pelaksanaan.
Tidak mudah untuk menentukan apakah suatu anggaran akurat atau tidak dengan memberi
batasan – batasan tertentu. Namun, menurut Imandapat diketahui anggaran yang tidak/kurang
akurat memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Terjadi Cost Overrun dan Cost Underrun yang relatif besar
2. Angka-angkanya tidak realistis untuk dipakai sebagai tolok ukur pengendalian biaya
3. Tidak reliable untuk alokasi biaya dan mencari pendanaan
Alasan hal tersebut ada bermacam-macam tetapi intinya penyebabnya antara lain:
1. Materi yang belum tersedia saat itu. Materi ini terutama terdiri dari definisi lingkup
proyek dan data/informasi yang diperlukan untuk membuat estimasi. Pada awal proyek
kedua hal tersebut baik kuantitas maupun kualitasnya amat terbatas. Hal-hal yang
termasuk daram materi tersebut antara lain:
a. Batasan lingkup kegiatan proyek yang belum lengkap dan terinci
b. Kesalahan dalam perhitungan desain dan engineering
c. Terlalu rendah atau tinggi dalam memperkirakan harga atau kuantitas
d. Perubahan lingkup proyek karena adanya hal-hal baru
e. Pengulangan pekerjaan karena mutunya di bawah standar
f. Perubahan cuaca, pemogokan tenaga kerja, dan perubahan peraturan, atau
kendala-kendala lain yang tak terduga.
g. Meleset dalam memperkirakan kenaikan harga barang dan jasa
2. Kualitas estimator yang menyusunnya
5
II. JENIS ANGGARAN BIAYA
Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan ketidakakuratan anggaran biaya seperti
dikemukakan di bagian sebelumnya maka diperlukan cara yang benar dalam perkiraan anggaran
biaya proyek. Tergantung dari kompleksitas, ukuran, jenis proyek, dan jenis kontrak terdapat
berbagai berbagai cara untuk menentukan anggaran biaya. Untuk proyek yang besar dan kompleks
diperlukan minimal tiga macam anggaran biaya berikut.
1. Perkiraan biaya pendahuluan (PBP)
PBP dikerjakan pada tahap konseptual dimana berlangsung kegiatan studi kelayakan.
Jadi secara umum fungsi PBP adalah sebagai berikut
a. Menguji kelayakan ekonomi dan finansial
b. Menentukan urutan prioritas dari beberapa proyek
c. Menentukan dilanjutkan atau tidaknya usaha mengkaji kelayakan proyek lebih jauh
Dasar dari penyusunan PBP adalah data dan informasi dari kegiatan yang telah
diselesaikan pada tahap konseptual tersebut yaitu
- Garis besar lingkup proyek termasuk kapasitas yang diinginkan
- Ketentuan mengenai lokasi yang dipilih serta keterangan pokok keadaan tanah, iklim
dan fasilitas perhubungan yang ada
- Indikasi jadwal pelaksanaan
- Indikasi standar mutu yang diinginkan
- Masalah yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan hidup
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan PBP adalah metode parametrik, yaitu
dengan menggunakan data dan info yang diperoleh dari proyek terdahulu. Karena
berhubungan dengan Go atau No Go suatu proyek, maka dalam penyusunan PBP
diperlukan hubungan erat antara bidang engineering dan bidang pemasaran yang akan
memperkirakan prospek pasar dari proyek.
2. Anggaran biaya proyek (ABP)
ABP disusun pada akhir tahap perencanaan dimana telah disusun keterangan yang
lengkap dan rinci mengenai keputusan dilanjutkan atau tidaknya investasi untuk
membangun proyek. Bagi pemilik proyek, ABP berfungsi lebih penting daripada PBP
karena daripadanya akan didapatkan estimasi nilai proyek yang akan digunakan sebagai
dasar komitmen dengan pihak investor. Sama halnya dengan PBP, ABP juga memerlukan
6
kerjasama yang erat antara pihak engineering dan pihak pemasaran agar tercipta angka-
angka yang realistis dan akurat. Hal-hal yang perlu dilakukan pada pembuatan ABP
adalah
a. Menentukan kualitas dan kuantitas produk
b. Indikasi kualitas dan kuantitas bahan mentah
c. Survei lokasi, pemeriksaan tanah, data iklim, dan pengadaan
d. Penegasan lingkup proyek yang terdiri dari unit atau bangunan utama dan
infrastruktur pendukung
e. Daftar peralatan utama, termasuk kriteria dan spesifikasi
f. Jumlah sebagian besar material curah
g. Desain bagian-bagian unit/bangunan utama dan fasilitas pendukung
h. Perkiraan jam-orang engineering, pembelian, dan konstruksi
i. Telah diselesaikan survei tingkat upah tenaga kerja di lokasi dan sebagian besar
harga-harga peralatan material
j. Strategi pelaksanaan pembangunan proyek, seperti jenis kontrak, filosofi desain, dan
lain-lain
k. Indikasi standar mutu dan jadwal proyek
3. Anggaran biaya definitif (ABD)
ABD adalah anggaran yang sudah lengkap dengan fungsi yang maksimal yaitu estimasi
biaya. Kegunaannya bagi pihak-pihak dalam proyek adalah
- Bagi Pemilik Proyek adalah sebagai patokan kegiatan pengendalian proyek
- Bagi Kontraktor adalah sebagai angka dasar pengendalian biaya internal
Karena fungsinya sebagai patokan kegiatan pengendalian maka angka-angka dalam ABD
harus realistis. Hal ini diperlukan untuk membuat interpretasi dan menarik kesimpulan
pada kegiatan pengendalian.
Pada umumnya diinginkan akurasi antara 5% - 10% dalam ABD. Agar hal tersebut
tercapai maka kegiatan-kegiatan yang perlu dipastikan adalah
a. Perincian desain seperti diagram arus, neraca energi, dan neraca bahan untuk
proses, off-set, dan utiliti
b. Desain mekanikal dan elektrikal, instrumen, dan spesifikasinya
c. Telah terkumpul penawaran harga dari rekanan atau manufaktur peralatan utama
d. Telah diterima penawaran harga subkontrak untuk pekerjaan penting
e. Telah diselesaikan quantity take-off material
7
f. Tersedia perincian tingkat upah tenaga kerja
g. Perincian keperluan peralatan konstruksi dan fasilitas sementara
h. Perhitungan keperluan jam-orang lapangan dan kantor pusat
i. Rencana pelaksanaan berupa jadwal induk proyek dan milestone
j. Secara keseluruhan desain engineering telah selesai 70% - 80%
Jadi, secara umum proses penyusunan anggaran biaya seluruhnya adalah sebagai berikut
Dan berikut ini adalah ringkasan macam dan penggunaan perkiraan biaya/anggaran
8
III. PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA DEFINITIF
Proses penyusunan ABD dapat dilihat pada diagram berikut
Dalam ABD sudah dirinci biaya langsung dan biaya tidak langsung suatu proyek sehingga
data anggaran yang tersaji sudah dapat diandalkan sebagai estimasi biaya proyek sebenarnya.
a. Perincian biaya langsung
1. Penyiapan lahan
Kegiatan ini khususnya ada pada proyek konstruksi, didalamnya meliputi kegiatan
pembersihan lahan, pemotongan dan pengisian tanah, pengangkutan dan
pembuangan tanah, pengerasan dan stabilisasi tanah, pengeringan, pembuatan
tanggul pencegah longsor, pembuatan saluran pembuangan, dan pembuatan jalan,
gorong-gorong, dan pagar.
2. Peralatan
Biaya peralatan utama diperinci menjadi per butir peralatan. Cara ini dilakukan
dengan membuat daftar peralatan termasuk spesifikasi dan kuantitasnya
9
3. Bangunan dan Gedung
Agar akurat, keterangan mengenai bangunan yang diperlukan untuk ABD sekurang-
kurangnya meliputi daftar bangunan, penjelasan fungsi masing-masing bangunan,
garis besar desain engineering dan arsitektur bangunan, dan perlengkapan dan isi
bangunan.
4. Pemipaan
Komponen pemipaan yang berdampak besar terhadap proyek sangat jarang, tetapi
pada proyek tertentu seperti proyek petrokimia, gas, dan kilang minyak, komponen
ini memberi kontribusi yang besar pada estimasi anggaran biaya.
5. Listrik
Perkiraan biaya listrik meliputi pemasangan transformer dan switch gear, motor
listrik, panel dan penerangan instalasi, dan jaringan distribusi dan substation
6. Instrumen
7. Struktur Penyangga
Komponen ini dijumpai pada instalasi industri antara lain untuk penyangga pipa,
peralatan, platform, dan tangga
8. Isolasi dan pengecatan
Untuk instalasi atau bagian instalasi yang beroperasi pada suhu ekstrim diperlukan
isolasi untuk menjaga agar suhu tetap stabil. Sedangkan pengecatan adalah bentuk
perlindungan dari serangan korosi
Gb. Penyusunan komponen Biaya Langsung
10
b. Biaya tidak langsung
Biaya ini dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu
- Biaya kantor Pusat
Terdiri dari biaya desain engineering dan biaya pelayanan pendukung
Dibawah ini contoh dari komponen biaya kantor pusat
- Biaya Lapangan tidak langsung
Terdiri dari unsur upah tenaga kerja langsung dan biaya lapangan tidak langsung
yang juga dinamakan biaya overhead lapangan biaya ini terdiri dari pengeluaran
untuk penyelia dan staf lapangan, fasilitas sementara, peralatan konstruksi, tools
dan consumables, dan tunjangan tenaga kerja langsung
- Biaya lain-lain
Terdiri dari pengeluaran-pengeluaran lapangan, permit, royalti, asuransi, dan biaya
startup instalasi
11
IV. HUBUNGAN AKURASI PERKIRAAN BIAYA DAN KEMAJUAN
PROYEK
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa semakin jauh kemajuan suatu proyek maka semakin
akurat perkiraan biaya yang disusun karena semakin tersedianya data dan informasi. Berbagai
macam angka dan grafik dibuat untuk menjelaskan hubungan antara kemajuan suatu proyek dengan
akurasi anggaran biayanya diantaranya adalah grafik AACE berikut
a. Tahap konseptual
Merupakan tahap akhir pengkajian kelayakan proyek dihasilkan akurasi -30 +50%.
Artinya biaya proyek dapat lebih rendah 30% maupun lebih tinggi 50%
b. Tahap PP/Definisi
Pada tahap ini terlihat akurasinya naik menjadi -15 +30% karena proyek sudah lebih
maju dan data yang diperlukan sudah bertambah
c. Tahap Implementasi
Pada tahap ini sudah dipakai ABD yang rinci dan lengkap sehingga akurasinya mencapai -
5 +15%
d. Tahap Penyelesaian
Karena proyek sudah selesai maka tingkat kesalahan biaya menjadi 0%
12
V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKURASI ANGGARAN
BIAYA
A. Kontijensi
Kontinjensi adalah cadangan biaya dari suatu perkiraan biaya atau anggaran untuk
dialokasikan pada butir-butir yang belum ditentukan, yang menurut pengalaman dan
statistik menunjukkan selalu diperlukan.
Tidak ada rumusan baku untuk menentukan besarnya angka kontijensi, hal itu tergantung
dari kualitas perkiraan biaya maupun pengalaman estimator dan perusahaan yang
bersangkutan serta tingkat perkembangan proyek, sesuai dengan grafik AACE.
Meskipun demikian, karena penentuan kontijensi adalah berdasarkan pendapat subjektif
maka diperlukan prosedur tertentu agar tidak terlalu jauh dari biaya sebenarnya.
- Pendekatan Kurva kontijensi versus penyelesaian fisik
Teorinya sederhana yaitu sesuai dengan grafik AACE, seiring kemajuan proyek maka
data dan informasi akan lebih pasti sehingga mengurangi ketidakakuratan anggaran
biaya
- Pendekatan rata-rata
Hampir sama dengan pendekatan sebelumnya, namun dalam hal ini estimator
memisahkan kontijensi berbeda-beda antar komponen biaya sesuai dengan tingkat
risikonya. Kemudian dijumlahkan menjadi total kontijensi bagi keseluruhan proyek.
Pendekatan ini dinilai lebih akurat karena memang pada kenyataannya setiap
komponen biaya proyek memerlukan jumlah kontijensi yang berbeda-beda.
13
- Pendekatan Pembebanan pada setiap komponen
Pada metode ini, terhadap masing-masing komponen kegiatan dilakukan sensitivity
analysis, untuk kemudian hasilnya dijadikan dasar penentuan risiko terhadap
munculnya biaya kontinjensi
B. Allowance
Sedikit mirip dengan kontijensi, allowance adalah alokasi biaya yang diketahui sudah pasti
akan ada dan dibutuhkan nantinya, namun belum diketahui pasti jumlahnya.
C. Inflasi
Adalah kenaikan harga barang secara keseluruhan
D. Eskalasi
Adalah perubahan harga akibat inflasi ditambah dengan faktor lain seperti upah tenaga
kerja, subkontrak, dan lain-lain. Dengan kata lain eskalasi adalah cadangan pada perkiraan
biaya yang dimaksudkan untuk menutup kenaikan tingkat harga karena waktu. Cara yang
lazim dalam penghitungan eskalasi adalah dengan menggunakan indeks akhir tahun yang
diterbitkan oleh pemerintah maupun kalangan dagang dan industri.
Pendekatan lainnya adalah dengan mengurai lingkup proyek kemudian dilakukan
penyusunan jadwal masing-masing komponennya
Cara lainnya adalah dengan mengolah angka indeks yang telah disebutkan sebelumnya
menjadi grafik-grafik dengan tingkat eskalasi berbeda-beda sehingga bisa dicari titik rata-
ratanya.
Sumber : Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional (Imam Soeharto,1997