4
Migraon of male farmers in Gunungkidul from their village to nearby cies for work has an impact on the development of community forests. Men tend to leave their farmland with trees which do not require much input or special treatment. This condion also affects how women culvate their land for household use and income while the men are working in the city. However, women's farming knowledge and skills in culvang and managing community forest land are oen limited since most of land and forest management has been previously largely undertaken by men. The Master TreeGrower (MTG) training course introduced through the collaborave ACIAR research projects (FST/2008/030 and FST/2015/040) provides a new approach to empowering community forest farmers. Migrasi kaum laki-laki di Kabupaten Gunungkidul untuk bekerja di kota-kota sekitar berdampak pada makin berkembangnya hutan rakyat dikarenakan petani meninggalkan lahannya dengan tanaman kayu/pohon yang dak terlalu banyak memerlukan input maupun perawatan khusus. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya intensitas perempuan ke lahan sebagai sumber tenaga kerja keluarga dalam mengelola lahan keka para laki-laki bekerja di kota. Sementara itu pengetahuan dan ketrampilan perempuan dalam pengelolaan lahan hutan rakyat sangat terbatas mengingat pengelolaan lahan selama ini merupakan dominasi laki-laki. ACIAR Project No. FST/2015/040 Enhancing Community-Based Commercial Forestry in Indonesia BRIEF Info No. 4 2018 FEMALE FARMERS IN GUNUNGKIDUL THROUGH MTG TRAINING COURSE Forestry and Environment Research Development and Innovation Agency Ministry of Environment and Forestry ENHANCING CAPACITY OF 1 Phone: 0251 8633944, Fax: 0251 8634924 Email: [email protected] Website: enhancing-cbcf.puspijak.org CBCF Indonesia CBCF Indonesia CBCF Indonesia CBCF Indonesia PENINGKATAN KAPASITAS PETANI PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN MTG DI GUNUNGKIDUL Pelahan Master TreeGrower (MTG) yang diperkenalkan melalui proyek kerjasama penelian ACIAR FST/2008/030 dan FST/2015/040 memberikan pencerahan sebagai suatu pendekatan baru dalam pemberdayaan petani hutan rakyat.

ACIAR Project No. FST/2015/040 - simlit.puspijak.orgsimlit.puspijak.org/files/other/infobrief_No__4_Tahun_2018.pdf · adopsi dan difusi materi training MTG kepada para petani hutan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ACIAR Project No. FST/2015/040 - simlit.puspijak.orgsimlit.puspijak.org/files/other/infobrief_No__4_Tahun_2018.pdf · adopsi dan difusi materi training MTG kepada para petani hutan

M i g r a � o n o f m a l e f a r m e r s i n

Gunungkidul from their village to nearby ci�es for

work has an impact on the development of

community forests. Men tend to leave their

farmland with trees which do not require much

input or special treatment. This condi�on also

affects how women cul�vate their land for

household use and income while the men are

working in the city. However, women's farming

knowledge and skills in cul�va�ng and managing

community forest land are o�en limited since

most of land and forest management has been

previously largely undertaken by men.

The Master TreeGrower (MTG) training

course introduced through the collabora�ve

ACIAR research projects (FST/2008/030 and

FST/2015/040) provides a new approach to

empowering community forest farmers.

Migrasi kaum laki-laki di Kabupaten

Gunungkidul untuk bekerja di kota-kota sekitar

berdampak pada makin berkembangnya hutan

rakyat dikarenakan petani meninggalkan lahannya

dengan tanaman kayu/pohon yang �dak terlalu

banyak memerlukan input maupun perawatan

khusus. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya

intensitas perempuan ke lahan sebagai sumber

tenaga kerja keluarga dalam mengelola lahan

ke�ka para laki-laki bekerja di kota. Sementara

itu pengetahuan dan ketrampilan

perempuan dalam pengelolaan lahan hutan

rakyat sangat terbatas mengingat pengelolaan

lahan selama ini merupakan dominasi laki-laki.

ACIAR Project No. FST/2015/040Enhancing Community-Based Commercial Forestry in Indonesia

BRIEFInfoNo. 4 2018

FEMALE FARMERS IN GUNUNGKIDUL THROUGH MTG TRAINING COURSE

Forestry and Environment Research Development and Innovation AgencyMinistry of Environment and Forestry

ENHANCING CAPACITY OF

1

Phone: 0251 8633944, Fax: 0251 8634924

Email: [email protected]

Website: enhancing-cbcf.puspijak.org

CBCF Indonesia

CBCF Indonesia

CBCF Indonesia

CBCF Indonesia

PENINGKATAN KAPASITAS PETANI PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN MTG DI GUNUNGKIDUL

Pela�han Master TreeGrower (MTG) yang

diperkenalkan melalui proyek kerjasama peneli�an

ACIAR FST/2008/030 dan FST/2015/040 memberikan

pencerahan sebagai suatu pendekatan baru dalam

pemberdayaan petani hutan rakyat.

Page 2: ACIAR Project No. FST/2015/040 - simlit.puspijak.orgsimlit.puspijak.org/files/other/infobrief_No__4_Tahun_2018.pdf · adopsi dan difusi materi training MTG kepada para petani hutan

2

The MTG training course provides a new approach compared to the exis�ng

training about community forestry. Through this training, farmers are

encouraged to know and understand the market demand for forest

products in the first place followed by crea�ng or making products in

accordance with market demand. Thus, it could be guaranteed that the

product will meet the consumers' demand.

The MTG training in Gunungkidul District this year was held in

Jepitu Village in March 2018. The training was conducted using a

par�cipatory method across four mee�ngs. At the first mee�ng the

par�cipants analyzed the problems of community forest management

through classroom discussions and field observa�ons in the community

forests. At the second mee�ng the par�cipants visited the sawmilling

industry to find out directly the log sizes (sor�ment) and the way of

determining the price of �mber. At the third mee�ng the par�cipants were

taught how to conduct tree measurement prac�ces and assess the

poten�al of community forests. At the fourth mee�ng the par�cipants

calculated tree growth analysis as well as tree pruning and thinning.

At the end of the training, the par�cipants were invited to evaluate

the implementa�on of par�cipatory method of MTG training. Based on the

evalua�on result, the benefits of MTG training for the par�cipants are as

follows:

1. Enriching knowledge on benefits of conserving community forests.

2. Enriching knowledge on good forest management prac�ces, including

plan�ng, maintenance and harves�ng.

3. Increasing knowledge and skills on how to pruning trees and thinning

forest stands.

4. Increasing knowledge and skills on how to assess the poten�al of

community forests and calculate �mber volume (cubic).

5. Enriching knowledge on �mber pricing and marke�ng.

6. Increasing the spirit of plan�ng trees in community forests.

The par�cipants also gave some sugges�ons from the MTG

training as follows:

1. It is necessary to form a group to implement the knowledge and skills

acquired during MTG training.

2. MTG training needs to be carried out regularly and followed by field

courses, for example by making a plant nursery.

3. It is necessary to hold a compara�ve study to other areas that have

been successful in implemen�ng community forest management or to

visit the �mber industry.

4. MTG training needs to add some materials about controlling pests and

diseases.

5. It is necessary to provide special training materials for female farmers

to increase family income.

6. MTG training manuals could be improved by enlarging the font size and

making a more interes�ng cover.

The evalua�on and sugges�ons from the MTG trainees become

valuable inputs for the research team, especially in Yogyakarta region to

improve the implementa�on of future MTG training.

Pela�han MTG memberikan tawaran baru dibandingkan pela�han-

pela�han yang selama ini ada. Melalui pela�han ini petani diajak untuk

mengenal dan memahami permintaan pasar terlebih dahulu baru diiku�

untuk menciptakan atau membuat produk sesuai dengan permintaan pasar

sehingga ada jaminan bahwa produknya akan dimina� oleh konsumen.

Pela�han MTG di Kabupaten Gunungkidul pada tahun ini

dilaksanakan di Desa Jepitu pada bulan Maret 2018. Pela�han tersebut

dilaksanakan secara par�sipa�f selama empat kali pertemuan. Pada

pertemuan pertama peserta pela�han MTG diajak menganalisis

permasalahan pengelolaan hutan rakyat dengan cara diskusi di kelas dan

observasi lapangan. Pada pertemuan kedua peserta pela�han MTG diajak

melakukan kunjungan ke industri penggergajian kayu untuk mengetahui

secara langsung ukuran-ukuran log (sor�men) dan cara penentuan harga

kayu. Pada pertemuan ke�ga peserta pela�han MTG diajak melakukan

praktek pengukuran pohon dan menaksir potensi hutan rakyat. Pada

pertemuan keempat peserta pela�han MTG diajak melakukan anlisis

pertumbuhan pohon serta praktek pruning dan penjarangan.

Pada bagian akhir, peserta diajak melakukan evaluasi pelaksanaan

pela�han MTG secara par�sipa�f. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut

diperoleh informasi bahwa manfaat pela�han MTG bagi peserta adalah

sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan tentang manfaat melestarikan hutan rakyat

2. Menambah pengetahuan tentang cara pengelolaan hutan rakyat yang

baik, melipu� cara penanaman, pemeliharaan dan pemanenan

3. Menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang cara pemangkasan

(pruning) dan penjarangan tegakan

4. Menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang cara menaksir

potensi hutan rakyat dan menghitung volume (kubikasi) kayu

5. Menambah pengetahuan tentang cara penentuan harga dan

pemasaran kayu

6. Menambah semangat menanam pohon di hutan rakyat

Peserta pela�han juga memberikan beberapa saran sebagai

masukan bagi �ndak lanjut pela�han MTG, yaitu sebagai berikut:

1. Perlu pembentukan kelompok untuk mengimplementasikan ilmu dan

ketrampilan yang telah diperoleh selama pela�han MTG

2. Pela�han MTG perlu dilaksanakan secara ru�n dan dilanjutkan dengan

sekolah lapang, misalnya dengan membuat persemaian

3. Diperlukan studi banding ke daerah lain yang telah berhasil dalam

pengelolaan hutan rakyat atau ke industri kayu

4. Materi pela�han MTG supaya ditambah dengan pengendalian hama

dan penyakit tanaman hutan

5. Diperlukan materi pela�han khusus untuk kaum perempuan supaya

dapat meningkatkan penghasilan keluarga

6. Modul pela�han supaya diperbaiki dengan memperbesar ukuran

tulisan dan membuat cover lebih menarik

Hasil evaluasi dan saran dari peserta pela�han MTG tersebut

menjadi masukan berharga bagi �m peneli� ACIAR guna memperbaiki

pelaksanaan pela�han MTG selanjutnya.

2

Page 3: ACIAR Project No. FST/2015/040 - simlit.puspijak.orgsimlit.puspijak.org/files/other/infobrief_No__4_Tahun_2018.pdf · adopsi dan difusi materi training MTG kepada para petani hutan

The MTG training was a�ended by 12 par�cipants, consis�ng of 6

men and 6 women. The involvement of women in MTG training is designed

to enhance their different roles in community forest management. Women

are usually ac�vely involved in plan�ng, use of understorey species, and

determining the price of �mber when harves�ng from community forests.

The women who were involved in the MTG training were the

managers of women's organiza�ons in Jepitu Village, such as the PKK, Dasa

Wisma and Kelompok Wanita Tani. On average, they have higher levels of

formal educa�on and social status compared to the surrounding

communi�es. They have a great influence on the other women in their

village. The involvement of these leading women (key influencers) is

expected to accelerate the process of diffusion of the MTG knowledge and

skills to the other farming women interested in community forestry.

The women involved in the MTG training were ac�vely engaged in

all training topics. They were keen to show that community forest

management is not only the domain of men, but it equally belongs to

women. Therefore, women's aspira�ons should be taken into account,

their knowledge and skills should also be improved so that they can be

ac�vely involved in sustainable management of community forests. Seeing

the enthusiasm of the women par�cipa�ng in the MTG training in Jepitu

Village reinforces the idea that community forest management will be

be�er if it equally involves men and women.

Pela�han MTG tersebut diiku� oleh 12 orang peserta, terdiri dari 6

laki-laki dan 6 perempuan. Pelibatan perempuan dalam pela�han MTG

didasarkan pada per�mbangan bahwa kaum perempuan juga memegang

peranan pen�ng dalam pengelolaan hutan rakyat. Kaum perempuan

biasanya terlibat ak�f dalam kegiatan penanaman, pemanfaatan lahan di

bawah tegakan, bahkan penentuan harga jual kayu pada saat memanen.

Para perempuan yang dilibatkan dalam pela�han MTG adalah

para pengurus organisasi perempuan di Desa Jepitu, seper� PKK, Dasa

Wisma dan Kelompok Wanita Tani. Mereka rata-rata memiliki �ngkat

pendidikan dan status sosial yang lebih �nggi dibandingkan dengan

masyarakat di sekitarnya. Mereka memiliki pengaruh yang besar di dalam

komunitas kaum perempuan desa. Oleh karena itu, pelibatan para tokoh

penggerak perempuan tersebut diharapkan dapat mempercepat proses

adopsi dan difusi materi training MTG kepada para petani hutan rakyat.

Para peserta perempuan terlibat ak�f dalam se�ap materi

pela�han. Mereka serius mengiku� penjelasan materi dari para fasilitator,

ak�f menyampaikan pertanyaan dan gagasan dalam diskusi, dan �dak

canggung melakukan praktek pengukuran, pemangkasan, dan

penjarangan. Seakan mereka ingin menunjukkan bahwa pengelolaan

hutan rakyat bukan hanya menjadi domain kaum laki-laki yang selama ini

sering mengiku� berbagai pela�han tentang pengelolaan hutan, tetapi

juga menjadi hak kaum perempuan. Oleh karena itu, aspirasi kaum

perempuan harus diperha�kan, pengetahuan dan ketrampilan mereka

juga harus di�ngkatkan supaya mereka dapat terlibat ak�f dalam

pengelolaan hutan rakyat secara lestari. Melihat keseriusan dan keak�fan

peserta perempuan dalam pela�han MTG tersebut memberikan

op�misme bahwa pengelolaan hutan rakyat akan menjadi semakin baik

jika melibatkan peran ak�f kaum perempuan.

3

Women's Par�cipa�on in MTG Training in Gunungkidul Par�sipasi Perempuan dalam Pela�han MTG di Gunungkidul

Page 4: ACIAR Project No. FST/2015/040 - simlit.puspijak.orgsimlit.puspijak.org/files/other/infobrief_No__4_Tahun_2018.pdf · adopsi dan difusi materi training MTG kepada para petani hutan

The collabora�ve research project en�tled 'Enhancing

community-based commercial forestry in Indonesia' is an ACIAR funded

project (FST/2015/040) for the period of 1 July 2016 – 31 December 2020

(4.5 years). Loca�ons of the research are spread across five Indonesian

provinces, namely Lampung (South Lampung district), Central Java (Pa�

district), Yogyakarta (Gunungkidul district), South Sulawesi (Bulukumba

district) and Gorontalo (Boalemo district). The research aims to iden�fy

how community-based commercial forestry can increase the incomes of

smallholders and the broader benefits from it can be scaled-out to local

communi�es and industries. This aim is supported by three research

objec�ves with 17 ac�vi�es. Up to the second year of the project, the

ac�vi�es are mostly on track with the original plan. ACIAR recently

evaluated the progress and achievement of the project ac�vi�es, referred

to as a mid-term review.

ACIAR's Research Program Manager for Forestry, Dr Tony Bartle�,

conducted the mid-term review in 14-17 April 2018 in South Sulawesi. The

review consisted of a field trip to Bulukumba and a workshop in Makassar

with the project team. The visit to Bulukumba included a mee�ng with the

Environmental & Forestry Office, the Rural Community Development

Office, the Industry and Trade Office, and representa�ve from the Provincial

Forestry Office. This was followed by a visit to the community forest in

Benjala village and a tradi�onal phinisi boat builder in Bontobahari village.

The review workshop in Makassar was a�ended by ACIAR's

Forestry RPM, project leader (Dr Digby Race, USC), director of FOERDIA

Bogor (Dr Syaiful Anwar), head of FOERDIA Makassar (pak Misto) as well as

project team members from FOERDIA Bogor, FOERDIA Makassar, UGM and

Unram. The team members presented the progress and achievement of the

project ac�vi�es under each of the three objec�ves in English. Each

presenta�on followed by ques�ons and discussion.

The evalua�on results are:

1. Overall, the project is progressing very well against the planned

ac�vi�es and outputs, with strong collabora�on and good teamwork;

2. Ac�vi�es in two new loca�on focused on the HTR program in Lampung

and Gorontalo are more challenging but important to support

government policy on social forestry;

3. The MTG training that is adapted to local condi�ons could become the

basis for farmers' capacity building, scaling-out knowledge and

improved applica�on of CBCF to enhance farmers' livelihoods;

4. The new work on policy analysis, women's empowerment and analysis

of land-use op�ons for farmers all have a sound scien�fic approach;

5. The communica�on strategy including the using of social media

appears effec�ve in spreading good news about CBCF and informa�on

of the project; and

6. The publica�on of journal ar�cles, the MTG manuals for farmers and

facilitators, and SVLK manual for farmers are significant achievements.

ACIAR commended the project team and recommended the project

con�nue with the planned ac�vi�es, objec�ves and outputs.

Peneli�an kolaborasi 'Enhancing community-based commercial

forestry in Indonesia' (FST/2015/040) merupakan proyek yang didanai

ACIAR untuk jangka waktu 1 Juli 2016 s/d 31 Desember 2020 (4,5 tahun).

Lokasi peneli�an tersebar di lima provinsi di Indonesia, yakni Lampung

(Lampung Selatan), Jawa Tengah (Pa�), DI Yogyakarta (Gunungkidul),

Sulawesi Selatan (Bulukumba), dan Gorontalo (Boalemo). Peneli�an

memiliki tujuan umum yakni untuk mengiden�fikasi berbagai langkah yang

dapat ditempuh untuk menjadikan perhutanan sosial komersial berbasis

masyarakat (CBCF) mampu meningkatkan pendapatan petani dan

memperluas manfaatnya bagi masyarakat lokal dan industri kayu. Tujuan

umum tersebut kemudian dirinci menjadi �ga tujuan khusus dengan 17

kegiatan. Hingga tahun kedua ini hampir seluruh kegiatan telah

dilaksanakan mengiku� tahapan yang telah direncanakan. Untuk

mengetahui perkembangan dan menjaga agar arah berbagai kegiatan

tersebut sesuai dengan tujuan dan target yang telah ditetapkan, maka perlu

dilaksanakan evaluasi tengah periode proyek.

Evaluasi dilaksanakan pada 14-17 April 2018 di Sulawesi Selatan

oleh Manajer Program Peneli�an Kehutanan (RPM) ACIAR, Dr Tony Bartle�.

Evaluasi diawali dengan �njauan lapangan ke Bulukumba kemudian

melakukan pertemuan di Makassar. Dalam �njauan lapangan ke

Bulukumba, RPM didampingi oleh peneli� dari BP2LHK Makassar

melakukan pertemuan dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan, dan perwakilan dari Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi

Selatan, serta mengunjungi hutan rakyat di Desa Benjala dan pembuatan

kapal phinisi di Desa Bontobahari.

Kemudian, pertemuan evaluasi di Makassar dilakukan oleh RPM

dengan peserta yang terdiri dari pemimpin proyek (Dr. Digby Race, USC) dan

�m peneli� dari P3SEKPI, BP2LHK Makassar, UGM, dan Unram, serta

dihadiri oleh Kepala P3SEKPI (Dr Syaiful Anwar) dan Kepala BP2LHK

Makassar (pak Misto). Dalam pertemuan tersebut, �m peneli�

menyampaikan presentasi tentang perkembangan dan hasil dari berbagai

kegiatan yang telah dilaksanakan dalam bahasa Inggris. Se�ap presentasi

langsung diiku� dengan diskusi apabila ada hal-hal yang menjadi perha�an

dan perlu diper�mbangkan untuk pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Dari hasil evaluasi, secara umum RPM menilai bahwa:

1. Proyek telah terlaksana secara baik sesuai dengan rencana dan target

yang ditetapkan termasuk dalam hal kolaborasi antar instansi dan

kerjasama �m;

2. Kegiatan peneli�an di dua lokasi baru yang terkait dengan HTR

(Lampung dan Gorontalo) lebih menantang namun sangat pen�ng

untuk mendukung kebijakan dan target perhutanan sosial yang

ditetapkan pemerintah;

3. Pendekatan Master TreeGrower yang disesuaikan dengan kondisi lokal

dapat menjadi dasar pembangunan kapasitas petani sekaligus

memperluas perhutanan sosial komersial dan peningkatan

penghidupan petani;

4. Kegiatan baru yang pen�ng terkait dengan analisis kebijakan,

pemberdayaan petani perempuan dan alterna�f penggunaan lahan

oleh petani juga memiliki pendekatan ilmiah yang baik;

5. Strategi komunikasi proyek termasuk penggunaan media sosial

merupakan upaya yang sangat baik untuk memperluas penyebaran

informasi tentang proyek;

6. Terbitnya �ga naskah jurnal internasional, panduan MTG untuk petani

dan fasilitator serta panduan SVLK untuk petani juga merupakan

pencapaian pen�ng.

Dengan hasil evaluasi tersebut maka proyek peneli�an kolabora�f ini dapat

terus dilanjutkan hingga akhir periode.

4

Evaluasi Tengah Periode Peneli�an 'Enhancing CBCF in Indonesia'

(ACIAR FST/2015/040)

Mid-Term Review of ACIAR Project 'Enhancing CBCF in Indonesia'