45
PROPOSAL PENELITIAN PENGENDALIAN PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo, Hypothenemus hampei) DENGAN MENGGUNAKAN FEROTRAP Disusun Oleh RATNO GUNAWAN (11/14399/BP-S.Agr) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Samsuri Tarmadja, MP 2. Ir. Paidi JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER i

ratgun adopsi ipin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rat gun

Citation preview

PROPOSAL PENELITIAN

PENGENDALIAN PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo,

Hypothenemus hampei) DENGAN MENGGUNAKAN

FEROTRAP

Disusun Oleh

RATNO GUNAWAN(11/14399/BP-S.Agr)

Dosen Pembimbing :

1. Ir. Samsuri Tarmadja, MP2. Ir. Paidi

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2014

i

RENCANA PENELITIAN

Pengendalian Penggerek Buah Kopi (PBKo, Hypothenemus

Hampei) Dengan Menggunakan Ferotrap

Disusun Oleh :

RATNO GUNAWAN11/14399/BP

Rencana penelitian ini diajukan pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian

Stiper Yogyakarta untuk Memenuhi Persyaratan Penelitian

Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Yogyakarta, Februari 2015

Dosen Pembimbing I Ketua Jurusan

(Ir. Samsuri Tarmadja, MP) (Dr. Y.Th. Maria Astuti, M.Si)

Dosen Pembimbing II

(Ir. Paidi)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana atas

Hidayah dan RidhoNya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini

dengan baik tanpa halangan yang berarti.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Samsuri Tarmadja, MP Selaku dosen pembimbing pertama.

2. Ir. Paidi Selaku dosen pembimbing kedua.

3. Dr. Y.Th. Maria Astuti, M.Si Selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian,

Institut Pertanian STIPER yogyakarta.

4. Ir. Enny Rahayu, MP Selaku Dekan Fakultas Pertanian, Institut pertanian

STIPER yogyakarta.

5. Dr. Ir. Purwadi, MS Selaku Rektor Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.

6. Kedua orang tua yang tak henti memberikan semangat dan doa.

7. Kepada semua pihak dan seluruh rekan-rekan yang telah membantu dalam

penyelesaian proposal penelitian ini.

Demikian proposal penelitian ini saya buat dengan harapan dapat bermanfaat

bagi saya pada khususnya, dan pembaca yang berminat pada umumnya.Penulis

menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran

yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan yang akan datang.

Yogyakarta, Februari 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISIHalama

n

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

I. PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Perumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3

D. Manfaat Penelitian...........................................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5

A. Kacang Tanah..................................................................................................5

B. Pengolahan Tanah............................................................................................7

C. Dosis Pupuk.....................................................................................................9

D. Hipotesis........................................................................................................12

III. METODE PENELITIAN.................................................................................13

A. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................13

B. Alat dan Bahan..............................................................................................13

C. Rancangan Penelitian.....................................................................................13

D. Pelaksanaan Penelitian..................................................................................14

E. Parameter Pengamatan...................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

LAMPIRAN...........................................................................................................21

iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang berumur pendek,

cepat menghasilkan. Dari tanaman kacang tanah yang diambil hasilnya adalah

polongnya yang terbenam di dalam tanah. Biji kacang tanah banyak

mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Terutama

kandungan 25-30% protein, dan 40-50% minyak. Seperti kita ketahui bahwa

dalam tubuh manusia protein berfungsi sebagai bahan pembangun sel-sel baru

atau pengganti sel-sel yang rusak. Berbeda dengan kedelai, kacang tanah dapat

langsung dimakan begitu saja setelah direbus atau digoreng sebagai makanan

ringan. Misalnya kacang rebus, kacang asin, dan kacang atom. Selain itu dapat

pula diolah menjadi bahan bumbu pecel, sebagai bahan sayuran dan dipabrik

sebagai bahan pembuat keju (Sugeng, 1983).

Berbagai usaha untuk meningkatkan hasil telah banyak ditempuh,

meliputi berbagai perbaikan cara bertanam, penggunaan varietas unggul yang

dianjurkan (Gajah, Kidang, Banteng, dan Macan), populasi tanaman yang

sesuai, berbagai dosis pupuk NPK serta kombinasinya, perlindungan tanaman

dari serangan hama dan penyebab penyakit, serta pengendalian gulma. Namun

demikian kenaikan hasil masih belum dapat mencapai sasaran yang diinginkan.

Dengan masih sangat terbatasnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

protein hewani, maka usaha untuk meningkatkan produksi kacang-kacangan

perlu mendapat perhatian (Suprapto, 1989).

1

Tanah merupakan suatu sistem yang dinamis, tersusun dari empat

bahan utama yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara. Bahan-bahan

penyusun tanah tersebut masing-masing berbeda komposisinya untuk setiap

jenis tanah, kadar air dan perlakuan terhadap tanah. Sebagai suatu sistem yang

dinamis, tanah dapat berubah keadaannya dari waktu ke waktu, sesuai sifat-

sifatnya meliputi sifat fisik, sifat kimia dan sifat mekanis.

Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah

yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi

pertumbuhan tanaman atau menciptakan keadaan tanah olah yang siap

tanam.Pengolahan tanah berkaitan erat dengan produksi tanaman, terutama

dalam menyiapkan struktur tanah yang cocok untuk pertumbuhan.Pengolahan

tanah, selain dapat menggemburkantanah juga berpengaruh terhadap fisik dan

mekanis tanah. Pengaruh ini memberikan akibat perubahan udara dan air

dalam tanah, juga memberikan pembatas mekanis pada perkembangan akar

dengan lapisan keras pada tanah.

Pengolahan tanah berkaitan erat dengan produksi tanaman terutama

dalam menyiapkan struktur tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman.

Pengolahan tanah dapat menciptakan media yang baik bagi perkembangan

akar.Hal tersebut berpengaruh terhadap kerapatan isi dan tingkat kekerasan

tanah.Tetapi pengolahan tanah secara berlebihan yang dilakukan secara terus

menerus selama jangka waktu yang panjang dapat memicu terjadinya

erosi,sehingga mengakibatkan kesuburan tanah menjadi rendah (Yunus, 2004).

2

Pemupukan adalah penambahan bahan yang mengandung senyawa

organik maupun anorganik kedalam tanah untuk meningkatkan kesuburan

tanah sehingga unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman dapat terpenuhi.

Pemupukan yang dilakukan antara lain berupa pupuk yang mengandung unsur

N, P, dan K yang dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman dan

ketersediannya dalam tanah terbatas. Pupuk yang digunakan antara lain pupuk

Urea, TSP, dan KCl (Effendi, 1984).

B. Perumusan Masalah

Petani Indonesia menanam tanaman kacang tanah sebagai tanaman

palawija untuk pemanfaatan lahan kosong setelah panen tanaman utama atau

ditanam dengan tumpangsari, sehingga kondisi tanah kurang efektif untuk

budidaya kacang tanah yang berdampak pada hasil produksi tanaman kacang

tanah yang rendah, maka perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui

adanya hubungan antara pengolahan tanah dan dosis pupuk terhadap produksi

tanaman kacang tanah. Dari penelitian ini diharapkan akan didapatkan

perpaduan yang paling tepat antara pengolahan tanah dan dosis pupuk NPK

untuk meningkatkan hasil tanaman kacang tanah.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat pengolahan tanah yang paling baik bagi pertumbuhan

dan hasil budidaya kacang tanah.

2. Mengetahui Dosis pupuk NPK yang paling tepat untuk meningkatkan

produksi tanaman kacang tanah.

3

3. Mengetahuiada tidaknya interaksi perlakuan bermacam pengolahan tanah

dan perbedaan dosis pupuk NPKyang paling baik terhadap pertumbuhan

dan produksi tanaman kacang tanah.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan menambah

informasi dan pengetahuan bagi pembaca khususnya petani tentang pengolahan

tanah dan dosis pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil

dalam budidaya tanaman kacang tanah.

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kacang Tanah

Kacang tanah telah dibudidayakan di Indonesia sejak awal abad ke-17,

kemungkinan dimasukkan ke Indonesia oleh orang Portugis atau orang Cina.

Karena cara bertanamnya yang relatif mudah dan tidak terlalu mendapat

banyak gangguan hama dan penyakit, akibatnya tanaman kacang tanah cepat

menyebar ke seluruh Nusantara (Sumarno, 1986).

Varietas kacang tanah yang pertama masuk ke Indonesia adalah

varietas tipe menjalar. Ini terjadi kira-kira antara tahun 1521-1529 atau setelah

tahun 1579-1610 ketika orang Spanyol melakukan pelayaran ke kepulauan

Maluku. Kacang tanah tipe ini diketahui telah ditanam di Maluku sejak tahun

1709.

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, kacang tanah diklasifikasikan

seperti berikut ini.

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Papilionaceae

Genus : Arachis

Species : Arachis hypogaea

5

Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe: tipe

tegak (bunch type) dan tipe menjalar (runner type).

Kacang tanah tipe tegak percabangannya kebanyakan lurus atau sedikit miring

ke atas. Umumnya petani lebih suka yang bertipe tegak sebab umurnya pendek,

100-120 hari, sehingga lebih cepat panen. Lagi pula, buahnya hanya pada ruas-

ruas yang dekat rumpun sehingga masaknya bisa bersamaan.

Kacang tanah tipe menjalar cabang-cabangnya tumbuh ke samping

tetapi ujungnya mengarah ke atas. Panjang batang utamanya antara 33-66 cm.

Tipe ini umurnya antara 6-7 bulan, kira-kira 180-210 hari. Tiap ruas yang

berdekatan dengan tanah akan menghasilkan buah sehingga masaknya tidak

bersamaan.

Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang tanah sebagai

bahan pangan dan industri . Tanaman ini biasanya ditanam di sawah atau

tegalan secara tunggal atau ganda dalam sistem tumpang sari. Sebagai bahan

pangan, biji kacang ini banyak mengandung lemak dan protein(Suprapto,

2002).

Sebagai bahan pangan dan makanan ternak yang bergizi tinggi,

kacang tanah mengandung lemak, protein, karbohidrat, serta Vitamin A, B, C,

D, E, dan K. Di samping itu,kacang tanah juga mengandung bahan-bahan

mineral, seperti Ca, Cl, Mg, P, K, dan S. Kacang tanah dapat dikonsumsi dalam

berbagai bentuk, antara lain sebagai bahan sayur, saus, digoreng, atau direbus.

Sebagai bahan industri dapat dibuat keju, mentega, dan minyak. Daun kacang

6

tanah serta hasil sampingan dari pembuatan minyak, dalam bentuk bungkil,

dapat dipergunakan untuk makanan ternak dan pupuk (Suprapto, 1989).

Salah satu peneliti kacang tanah Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dalam berbagai kesempatan

menyampaikan bahwa kacang Tanah varietas Takar 1 dan Takar 2 mampu

berproduksi hingga mencapai 3 ton polong kering/ha. Kedua varietas ini juga

sangat adaptif bila ditanam di lahan marginal seperti lahan kering masam yang

saat ini luasannya mencapai 25 juta ha.  Produksi varietas ini lebih tinggi dari

rata-rata produksi nasional, saat ini masih mencapai 1,3 - 1,5 ton/ha, karena

tahan terhadap penyakit layu yang dapat menurunkan produktivitas dan tahan

terhadap penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan.

Untuk mencukupi kebutuhan industri dan pasar dalam negeri, data

BPS pada tahun 2012 melaporkan bahwa di Indonesia masih mengimpor

kacang tanah sebesar 125.636 ton, sedangkan produksi kacang tanah pada

tahun 2012 baru mencapai 907.000 ton yang dihasilkan dari luas lahan

pertanaman kacang tanah 713.000 ha. Luasan lahan kering masam di Indonesia

saat ini mencapai 25 juta ha bila 0,25% saja atau setara dengan 62.500 ha

ditanami kacang tanah varietas Takar 1 dan Takar 2 yang memang cocok untuk

lahan kering masam hasilnya dapat menutupi kebutuhan impor kacang tanah

(Anonim, 2014).

B. Pengolahan Tanah

Pada pembudidayaan tanaman, pengolahan tanah sangat diperlukan

jika kondisi kepadatan tanah, aerasi, kekuatan tanah dan dalamnya perakaran

7

tanaman tidak lagi mendukung untuk penyediaan air dan perkembangan

akar.Masalah pengolahan tanah, berkaitan erat dengan produksi pertanian

terutama dalam menyiapkan struktur tanah yang cocok untuk pertumbuhan

tanaman.Pengolahan yang dilakukan pada tanah selain memberikan pengaruh

penggemburan juga berpengaruh terhadap fisik dan kimia tanah.Pengaruhini

memberikan akibat perubahan udara dan air dalam tanah, juga memberikan

pembatas mekanis pada perkembangan akar dengan lapisan keras pada tanah.

Untuk mendapatkan hasil tanaman yang memuaskan, maka harus

diciptakan keadaan fisik tanah yang baik bagi pertumbuhannya. Keadaan fisik

yang baik akan dapat diperoleh dengan melakukan pengolahan tanah yang

efektif, guna mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan

tanaman. Produksi tanaman dapat berkurang secara langsung, pada kondisi

tanah yang tidak menguntungkan dapat berakibat pada terhambatnya

pertumbuhan. Untuk dapat tumbuh baik dan berproduksi tinggi, tanaman tidak

hanya membutuhkan hara yang cukup dan seimbang, tetapi juga memerlukan

lingkungan fisik tanah yang cocok supaya akar tanaman dapat berkembang

dengan bebas, proses-proses fisiologi bagian tanaman yang berada didalam

tanah dapat berlangsung dengan baik dan tanaman berdiri tegak, tidak mudah

rebah.

Didalam tanah, akar tanaman tumbuh dan memanjang pada ruangan

diantara padatan tanah. Ruangan ini dikenal sebagai ruang pori tanah.

Pergerakan air dan hara tanaman terjadi lewat ruang pori ini demikian juga

dengan respirasi akar tanaman juga dapat berlangsung karena adanya ruangan

8

pori. Struktur tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman lewat pengaruhnya

terhadap perkembangan akar tanaman dan terhadap proses-proses fisiologi

akar tanaman. Proses fisiologi akar tanaman yang dipengaruhi oleh struktur

tanah termasuk absorbs hara, absorbs air dan respirasi. Disamping itu struktur

tanah juga berpengaruh terhadap pergerakan hara, pergerakan air dan sirkulasi

O2 dan CO2 di dalam tanah (Yunus, 2004).

Apabila lahan yang akan ditanami tidak ditumbuhi rumput liar,

pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam. Pengolahan tanah menggunakan

bajak sebaiknya diulang dua kali, kemudian diteruskan dengan penggaruan

agar bongkahan tanah menjadi remah. Bongkahan-bongkahan tanah dapat

mempersulit penanaman dan pertumbuhan biji (Suprapto, 2002).

Pengolahan tanah 2 kali memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan pengolahan tanah 1 kali cangkul dan tanpa pengolahan

tanah (TOT) terhadap hasil kacang tanah (Arachis hypogaea). Pengolahan

tanah 2 kali cangkul memberikan hasil tertinggi pada parameter rata-rata

bobot 100 g biji kering, rata-rata presentasi polong berisi dan rata-rata hasil

biji kering per petak. Hal ini disebabkan olah tanah 2 kali dengan cangkul

sangat efisien untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah khususnya pada

presentase polong berisi, dengan meningkatnya jumlah pori makro, aerasi

menjadi lebih baik dan merangsang pertumbuhan serta perkembangan akar

sehingga tanaman dapat menyerap hara dan air dalam jumlah yang

cukup(Tahjiri, 2013).

9

C. Dosis Pupuk

Pupuk yang diberikan untuk menambah unsur hara bagi tanaman

kedalam tanah ada 2 macam ditinjau dari bahan bakunya, yaitu pupuk organik

dan pupuk anorganik. Persentase kandungan unsur hara dalam pupuk

anorganik relatif lebih tinggi sehingga petani cenderung menggunakan pupuk

ini. Namun belakangan ini harga pupuk anorganik semakin naik sehingga

menambah beban biaya bagi petani. Selain itu pupuk anorganik hanya

berfungsi untuk meningkatkan kesuburan kimia tanah saja, yaitu sebagai

penambah unsur tanpa diimbangi dengan fungsi perbaikan sifat fisik dan

biologi tanah seperti pada pupuk organik. Oleh karena itu, perlu dicarikan

pemecahannya, yaitu mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik

(Sutanto, 2002).

Pemupukan NPK yang diberikan secara langsung terhadap tanaman

kacang tanah umumnya tidak dapat meningkatkan hasil. Pupuk lebih baik

diberikan pada tanaman pada musim sebelumnya, sehingga tanaman kacang

tanah memperoleh sisa pupuk yang tertinggal dalam tanah. Tanaman kacang

tanah sangat efisien dalam menyerap zat hara yang telah tersedia dalam tanah.

Percobaan-percobaan pemupukan pada tanaman kacang tanah di

seluruh dunia memberikan data yang tidak dapat dijadikan pegangan guna

anjuran dosis pemupukan. Namun pada tanah yang miskin hara Phospat,

pemupukan P dapat meningkatkan hasil. Demikian pula pada tanah yang

miskin hara N, dan bintil akar belum banyak terbentuk, pemupukan N dari

10

Urea atau ZA dapat meningkatkan hasil, tetapi pemupukan dengan hara K

belum pernah dilaporkan dapat menambah hasil (Sumarno, 1986).

Berdasarkan data yang diperoleh Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Nusa Tenggara Barat melalui penelitian dengan 5 perlakuan

pemupukan yaitu P1= Urea 50 kg+NPK 100 kg/ha; P2= NPK 150 kg/ha; P3=

NPK 100 kg/ha; P4= Urea 50 kg/ha dan P5= Tanpa pupuk (kontrol) dengan

jarak tanam 40 x 15 cm. Hasil yang diperoleh analisa terhadap jumlah polong

per tanaman menunjukan hasil yang beda nyata, hasil terbaik ditunjukan pada

perlakuan P1 (37 polong,73 biji) kemudian disusul berturut-turut P2 (35

polong,75 biji), P3 (32 polong,55 biji), dan P4 (29 polong,40 biji) kemudian

P5/kontrol (27 polong,40 biji). Perlakuan pemupukan juga berpengaruh sangat

nyata terhadap produksi yang dihasilkan, hasil tertinggi ditunjukan pada

perlakuan P1 (2,248 ton/ha) kemudian disusul berturut-turut P2 (2,245 ton/ha),

P3 (2,133 ton/ha), dan P4 (1,994 ton/ha) kemudian P5/kontrol (1,660 ton/ha).

Tidak terjadi perbedaan nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan jumlah

cabang (Sudarto, Hardjono, dan Sajirun, 2013).

Apabila N diberikan secara berlebihan dapat mengurangi kadar gula

didalam biji, meningkatkan kerentanan tanaman terhadap serangan hama dan

penyakit, memperlambat pematangan dan membantu pertumbuhan vegetatif,

tanaman mudah rebah dan menurunkan kualitas (Soepardi, 1983).

Pupuk KCl mengandung unsur kalium (K), sangat berguna bagi

tanaman yaitu membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat

tubuh tanaman agar daun,bunga dan buah tidak mudah gugur, merupakan

11

sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit

(Lingga dan Marsono, 2007).

D. Hipotesis

1. Diduga pengolahan tanah dua kali cangkul(maximmum tillage) akan

memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah.

2. Diduga Pada perlakuan Tanpa Olah Tanah (TOT) akan membutuhkan

pupuk yang lebih banyak untuk dapat memberikan hasil yang optimal

terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah.

3. Diduga pada perlakuan Tanpa Olah Tanah (TOT) akan berdampak

padasaat pemanenan yang lebih sulitdanbanyak polong yang tertinggal

dalam tanah.

12

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Praktek dan Penelitian (KP2)

Instiper Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta.Penelitian dilaksanakan selama ±100 hariyang dilakukan

pada bulan November 2014 – Pebruari 2015, dengan ketinggian tempat 118 m

dpl, dengan jenis tanah Regosol.Alasan memilih lokasi ini karena letaknya

yang strategis, akses transportasi mudah, dekat dengan sumber air, mudah

dijangkau dan mudah dalam pengontrolan.

B. Alat dan Bahan

Alatyang digunakan adalah : cangkul, parang, gembor, meteran, oven,

timbangan digital, alat tulis, tali raffia, bambu.

Bahan yang digunakan adalah :BenihKacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan

pupuk majemuk NPK Mutiara (16-16-16).

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode percobaan Rancangan Petak

Terbagi(Split Plot Design).Dengan menggunakandua faktor dan terdiri dari 6

ulangandiantaranya adalah :

Faktor pertama adalah macam pengolahan tanah (Main plot)yang terdiri atas 3

arasyaitu :

T0 = Tanpa Olah Tanah (Zerro tillage)

T1 = Pengolahan Tanah Satu Kali Cangkul(Minimmum tillage)

T2 = Pengolahan Tanah Dua Kali Cangkul(Maximmum tillage)

13

Faktor kedua adalah macam dosis pupukNPK Mutiara (Sub plot)yang terdiri

atas 3 arasyaitu :

P0 = Dosis Pupuk NPK Mutiara 0,2 g/tanaman (50 Kg /Ha)

P1 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,4g/tanaman (100 Kg/Ha)

P2 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,6g/tanaman (150 Kg/Ha)

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 3x3 =9 kombinasi perlakuan, yang

masing-masing diulang6 kali, sehingga diperoleh seluruhnya adalah 9 x 6 = 54

satuan percobaan dengan tanaman sample 3 tanaman sehingga jumlah tanaman

seluruhnya adalah 54 x 3 = 162 tanaman.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Sidik Ragam (Analisis of

Variance) pada jenjang nyata 5 %.Perlakuan yang berbeda nyata dianalisis

menggunakan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dengan jenjang nyata

5%.

D. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Lahan

Lahan yang digunakan sebagai lahan penelitian dibersihkan dari

gulma dan tanaman pengganggu. Padasetiap perlakuan membutuhkan

bedengandengan luas 0,6m x 0,3 m, dengan jarak antar sub-plot20 cm,

jarak antar main plot 30 cm, dan jarak antar blok adalah 50 cm.

2. Perlakuan Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan sesuai dengan perlakuan yang

diteliti dalam penelitian ini. Adapun perlakuan pengolahan tanah tersebut

antara lain :

14

a) Tanpa Pengolahan Tanah (Zerro tillage)

Perlakuan tanpa pengolahan tanah (Zerro tillage) dilakukan tanpa

pengolahan tanah, hanya pembersihan gulma dan sisa tanaman serta

pembuatan parit sebagai batas antar bedengan.Penanaman benih

dilakukan menggunakan sistem penugalan dengan kedalaman 2-3 cm.

b) Pengolahan Tanah Satu kali Cangkul(Minimmum tillage)

Pengolahan tanah dilakukan dengan pembersihan gulma dan sisa

tanaman terlebih dahulu kemudian diolah sederhana dengan sekali

cangkul memotong tanah dengan kedalaman pencangkulan10 cm.

c) Pengolahan Tanah Dua Kali Cangkul (Maximmum tillage)

Pengolahan tanah dilakukan dengan2 kali cangkul yang pertama

memotong tanah dan membaliknya untuk membenamkan gulma dan

sisa tanaman, kemudian dilakukan pencangkulan kedua yaitu bertujuan

penghalusan tanah dari bongkahan tanah yang besar dari hasil

pengolahan tanah pertama agar menjadi butiran tanah yang lebih

halus/remahdengan kedalaman cangkul 20 cm.

3. Penentuan Jarak Tanam dan Pembuatan Lubang tanam

Jarak tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 cm x

20 cm, dalam satu bedeng seluas 0,18 m² terdapat 3 tanaman.Setelah itu

dibuat lubang tanam yang dimaksudkan sebagaitempatpenanaman benih

dan acuan untuk penempatan pupuk.

15

4. Penanaman

Penanaman benih kacang tanah dilakukan pada sore hari pada

lubang tanam yang tersedia , setiap lubang tanam ditanam dengan masing-

masing 1benih kacang tanah. Penanaman dilakukan seminggu setelah

pengolahan tanah dilaksanakan.

5. Pemeliharaan

a) Pemupukan

Pemupukan dilakukan dilakukan bersamaan dengan penanaman,

kegiatan pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK

Mutiara(16-16-16) dengan dosis 0,2g per tanaman, 0,4g per tanaman

dan 0,6g per tanaman. Sesuai pada tempatnya masing-masing yang

telah ditentukan. Pemupukan dilakukan dengan membuat alur pupuk

disamping barisan tanaman, berjarak 5 cm dari barisan tanaman.

b) Penyiraman

Penyiraman dilakukan sekali sehari pada sore hari dengan

menggunakan gembor.

c) Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian terhadap hama dan penyakit diantisipasi dengan

sistem pengontrolan secara rutin. Pengendalian hama dan penyakit

tanaman dilakukan secara manual yang dilakukan dengan cara

pengutipan langsung hamayang menyerang tanaman. Untuk

menghindari penyakit tanaman disemprot Dithane-M 45 dengan

konsentrasi 2 cc/liter setiap minggu.

16

d) Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara manual setiap hari yakni dengan

mencabutnya apabila ada gulma yang tumbuh di bedengan, hal ini

untuk menghindari terjadinya persaingan dalam penyerapan unsur hara

dan air.

e) Pembumbunan

Waktu pembumbunan dilakukan pada umur 37-42 HST.

Pembumbunan dilakukan untuk penggemburan tanah disekitar

perakaran tanaman kacang tanah agar tumbuh leluasa dan batang

tanaman tidak mudah rebah serta pembentukan polong maksimal.

6. Pemanenan

Kacang tanah dipanen pada umur ±100 HST, ciri umum kacang

tanah yang siap panen adalah sebagian besar daun pada tanaman mulai

mengering dan luruh. Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara mencabut

beberapa rumpun tanaman sebagai sample untuk dilihat ketuaannya. Polong

yang sudah tua ditandai dengan kulitnya yang keras, bijinya mengisi penuh,

dan kulit bijinya tipis.

17

E. Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati dan diukur dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Parameter Pertumbuhan

1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh ujung

batang yang dilakukan seminggu sekali.

2. Berat Segar Tajuk (g)

Berat segar tajuk per tanaman ditimbang pada akhir penelitian.

3. Berat Kering Tajuk(g)

Berat kering tajuk per tanaman ditimbang setelah tanaman dioven selama

48 jam dengan temperatur 70o C hingga mencapai berat konstan dan

dilakukan pada akhir penelitian.

4. Berat Segar Akar (g)

Berat segar akar diamati diakhir penelitian, akar yang akan ditimbang

dibersihkan dari kotoran kemudian ditimbang.

5. Berat Kering Akar (g)

Berat kering akar diamati diakhir penelitian, akar tanaman dioven sampai

mencapai berat konstan kemudian ditimbang.

6. Jumlah Bintil akar aktif

Jumlah bintil akar aktif diamati dengan melihat dari warna bintil akar.

Bintil akar yang aktif berwarna merah/pink sedangkan yang tidak aktif

berwarna pucat.

18

b. Parameter Produksi Tanaman

1. Jumlah polongpertanaman (buah)

Jumlahpolong diamati diakhir penelitian, jumlah polong per

tanamanyang dihitung diambil dari sampel yang diamati.

2. Berat polong pertanaman (g)

Berat polong pertanaman, ditimbang setelah kacang tanah dipanen.

Dengan cara menimbang seluruh polong dalam satu rumpun tanaman.

3. Berat 100 biji (g)

Berat segarpolong diamati diakhir penelitian. Penimbangan ini dilakukan

dengan cara membersihkanpolong hasil panen dari kotoran kemudian

ditimbang berat per 100 biji.

4. Jumlah polong Isi

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitungpolong yang berisi >2

biji/polong padasetiap tanaman, pengamatan dilakukan setelah panen.

5. Jumlah polong hampa

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung polong hampa dan

polong yang berisi 1 biji/polong pada setiap tanaman, pengamatan

dilakukan setelah panen.

19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014.Kacang Tanah VarietasTakar produksi tinggi. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/1711/. diakses pada 26 mei 2014 pukul 10:21 WIB.

Effendi, S. 1984. Bercocok tanam Jagung. CV Yasaguna. Jakarta.

Lingga P dan Marsono, 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hal.

Sudarto H dan M. Sajirun, 2013.Tanaman Palawija. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.

Sugeng, Hr. 1983. Bercocok Tanam Polowijo. C.V. Aneka. Semarang.

Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru. Bandung.

Suprapto, Hs. 1989. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprapto, Hs. 2002. Bertanam Kacang Tanah.Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 591 hal.

Tahriji, S.2013. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIIP/article/viewFile/ 2443/2422.Diakses pada 26 Mei 2014 pukul 11:38 WIB

Yunus, Y. 2004. Tanah dan Pengolahan. Alfabeta. Bandung.

20

LAMPIRAN

21

LAMPIRAN 1

LAY OUT PENELITIAN(Split Plot Design)

Ulangan III Ulangan I

T2 T1 T0 T1 T2 T0

Ulangan IV Ulangan V

T0 T2 T1 T1 T0 T2

Ulangan VI Ulangan II

T1 T0 T2 T0 T1 T2

Keterangan :

T0 = Tanpa Olah Tanah (Zerro tillage)

22

T1P0 T2P1T1P1T0P2T2P2T0P2

T1P2

T1P1 T0P1

T0P0T2P0

T2P1

T0P1

T0P0

T2P2

T2P0

T1P0

T1P2

T0P0 T2P1 T1P2 T1P0 T0P2 T2P2

T0P2 T2P0 T1P0 T1P1 T0P1 T2P0

T0P1 T2P2 T1P1 T1P2 T0P0 T2P1

T0P0T2P1 T1P1 T1P0

T0P2T1P0T2P2 T1P1 T2P2

T0P2

T0P1

T2P1

T2P0 T1P2 T0P1 T1P2 T2P0 T0P0

T1 = Pengolahan Tanah sekali cangkul (Minimmum tillage)

T2 = Pengolahan Dua kali cangkul (Maximmum tillage)

P0 = Dosis Pupuk NPK Mutiara 0,2 g /tanaman (50 Kg /Ha)

P1 = Dosis Pupuk NPK Mutiara 0,4 g /tanaman (100 Kg /Ha)

P2 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,6 g /tanaman (150 Kg /Ha)

23

LAMPIRAN 2

PERHITUNGAN KEBUTUHAN PUPUK PER TANAMAN.

Perhitungan Jumlah Tanaman /Ha

Jarak tanam : 20 x 20 cm

: 400 cm2 = 0,04 m2

Jumlah tanaman /ha : 1 ha = 10.000 m2

:1 Ha 10.000 m2

400 cm2 0,04 m2

: 250.000 tanaman /Ha

Kebutuhan pupuk NPK Mutiara per tanaman pada masing-masing dosis:

Dosis 50 Kg/Ha : 50.000 g/250.000 = 0,2 g /tanaman

Dosis 100 Kg/Ha : 100.000 g/250.000 = 0,4 g /tanaman

Dosis 150 Kg/Ha : 150.000 g/ 250.000 = 0,6 g /tanaman

24

LAMPIRAN 3

Varietas Tanaman Kacang Tanah

Nama Varietas : Gajah

Nomor Induk : 61

Asal : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21/ Spanish 18-38

Hasil rata-rata : 1,6 – 1,8 ton/Ha

Warna batang : Hijau

Warna daun : Hijau

Warna bunga : Kuning

Warna ginofora : Ungu

Warna biji : Merah muda

Tipe tumbuh : Tegak

Umur berbunga : 30 hari

Umur matang : 100 hari

Berat 100 biji : 53 gram

Kadar protein : 29%

Kadar lemak : 48%

Sifat-sifat lain : - tahan terhadap penyakit layu

- Peka terhadap penyakit karat dan bercak daun

- Rendemen biji dari polong : 60 - 70 %

Dilepas tahun : 1950

Diselidiki oleh : Balai Penyelidikan Teknik Pertanian, Bogor

25

LAMPIRAN 3

Varietas Tanaman Kacang Tanah

Nama Varietas : Macan

Nomor Induk : 62

Asal : Seleksi keturunan persilangan Schwarz-21/ Spanish 18-38

Hasil rata-rata : 1,5 – 1,8 ton/Ha

Warna batang : Hijau

Warna daun : Hijau

Warna bunga : Kuning

Warna ginofora : Ungu

Warna biji : Merah muda

Tipe tumbuh : Tegak

Umur berbunga : ± 30 hari

Umur matang : ± 100 hari

Berat 100 biji : 47 gram

Kadar protein : 30%

Kadar lemak : 47%

Sifat-sifat lain : - tahan terhadap penyakit layu

- Peka terhadap penyakit bercak dan karat daun

- Rendemen biji dari polong : 60 - 70 %

Dilepas tahun : 1950

Diselidiki oleh : Balai Penyelidikan Teknik Pertanian, Bogor

26

LAY OUT PENELITIAN(Split Plot Design)

U3T2 U3T1 U3T0 U1T1 U1T2 U1T0

U4T0 U4T2 U4T1 U2T1 U2T0 U2T2

Keterangan :

U1 – U4 = Ulangan 1 – Ulangan 4

T0 = Tanpa Olah Tanah (Zerro tillage)

T1 = Pengolahan Tanah sekali cangkul (Minimmum tillage)

T2 = Pengolahan Dua kali cangkul (Maksimum tillage)

P0 = Dosis Pupuk NPK Mutiara 0,2 g /tanaman (50 Kg /Ha)

P1 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,4 g /tanaman (100 Kg /Ha)

P2 = Dosis PupukNPK Mutiara 0,6 g /tanaman (150 Kg /Ha)

27

T2P0 T1P2 T0P1 T0P0T2P0T1P2

T0P1 T2P1T0P0T1P2T1P1T2P2

T1P0

T1P1T2P1

T2P2

T1P0

T0P2

T0P0

T0P2

T0P0

T0P1

T0P2

T2P2

T2P1

T1P1

T1P0

T1P1T1P0

T1P2

T2P0

T2P1

T2P0

T2P2

T0P1

T0P2