5
KONSELING TINGKAH LAKU by MANTO, S.Pd., M.Psi. Teori tingkah laku pada konseling berfokus pada tingkah laku klien yang luas cakupannya. Seringkali, seseorang mengalami kesulitan karena tingkah laku yang kurang atau berlebihan. Konselor yang mengambil pendekatan tingkah laku berupaya membantu klien mempelajari cara bertindak yang baru dan tepat, atau membantunya mengubah atau menghilangkan tindakan yang berlebihan. Pada kasus semacam itu, tingkah laku adaptif menggantikan tingkah laku mal-adaptif, dan konselor berfungsi sebagai spesialis pembelajaran bagi kliennya (Krumboltz, 1966). Pendekatan konseling tingkah laku ini untuk klien yang mempunyai masalah khusus seperti penyimpangan kebiasaan makan, penyalahgunaan obat, disfungsi psikoseksual. Pendekatan tingkah laku juga berguna dalam menangani kesulitan yang berhubungan dengan kegelisahan, stres, kepercayaan diri, hubungan dengan orang tua, dan interaksi sosial (Cormier & Hackney, 2008; Seligman, 1997, 2006). Para penganut perilaku ini memiliki gagasan yang sama tentang sifat manusia, diantaranya : a. Berkonsentrasi pada proses tingkah laku, yaitu proses yang berhubungan erat dengan tingkah laku yang berlebihan (kecuali untuk penganut tingkah laku kognitif). b. Berfokus pada tingkah laku sekarang dan kini, berlawanan dengan tingkah laku nanti dan berikutnya. c. Mengasumsikan bahwa semua tingkah laku dipelajari, baik itu adaptif maupun mal-adaptif. d. Memiliki keyakinan bahwa belajar- efektif dalam mengubah tingkah laku mal adaptif. e. Berfokus pada penetapan tujuan terapi yang tepat bersama klien. f. Menolak gagasan bahwa kepribadian manusia adalah gabungan watak. diana/APTL Page 1

A. 1. Konseling Tingkah Laku Tugas Bu Diana

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A. 1. Konseling Tingkah Laku Tugas Bu Diana

KONSELING TINGKAH LAKU

by MANTO, S.Pd., M.Psi.

Teori tingkah laku pada konseling berfokus pada tingkah laku klien yang luas cakupannya.

Seringkali, seseorang mengalami kesulitan karena tingkah laku yang kurang atau berlebihan.

Konselor yang mengambil pendekatan tingkah laku berupaya membantu klien mempelajari cara

bertindak yang baru dan tepat, atau membantunya mengubah atau menghilangkan tindakan yang

berlebihan. Pada kasus semacam itu, tingkah laku adaptif menggantikan tingkah laku mal-adaptif, dan

konselor berfungsi sebagai spesialis pembelajaran bagi kliennya (Krumboltz, 1966).

Pendekatan konseling tingkah laku ini untuk klien yang mempunyai masalah khusus seperti

penyimpangan kebiasaan makan, penyalahgunaan obat, disfungsi psikoseksual. Pendekatan tingkah

laku juga berguna dalam menangani kesulitan yang berhubungan dengan kegelisahan, stres,

kepercayaan diri, hubungan dengan orang tua, dan interaksi sosial (Cormier & Hackney, 2008;

Seligman, 1997, 2006).

Para penganut perilaku ini memiliki gagasan yang sama tentang sifat manusia, diantaranya :

a. Berkonsentrasi pada proses tingkah laku, yaitu proses yang berhubungan erat dengan tingkah

laku yang berlebihan (kecuali untuk penganut tingkah laku kognitif).

b. Berfokus pada tingkah laku sekarang dan kini, berlawanan dengan tingkah laku nanti dan

berikutnya.

c. Mengasumsikan bahwa semua tingkah laku dipelajari, baik itu adaptif maupun mal-adaptif.

d. Memiliki keyakinan bahwa belajar- efektif dalam mengubah tingkah laku mal adaptif.

e. Berfokus pada penetapan tujuan terapi yang tepat bersama klien.

f. Menolak gagasan bahwa kepribadian manusia adalah gabungan watak.

Sebagai tambahan, penganut teori ini menekankan pentingnya mendapatkan bukti empiris dan

dukungan ilmiah untuk semua teknik yang mereka gunakan. Beberapa penganut tingkah laku, yang

mendukung bentuk pembelajaran sosial-kognitif, menekankan bahwa manusia mendapat

pengetahuan dan tingkah laku baru dengan mengamati kejadian dan orang lain, tanpa melakukan

tingkah laku itu sendiri dan tanpa konsekuensi langsung pada dirinya (misalnya, pemodelan). Jenis

pembelajaran ini tidak membutuhkan partisipasi aktif.

Peranan konselor

Seorang konselor dapat mengambil beberapa peranan, bergantung pada orientasi tingkah

lakunya dan tujuan klien. Bagaimanapun juga, umumnya konselor yang memakai teknik tingkah laku,

aktif di dalam sesi konseling. Sebagai hasilnya, klien belajar, tidak belajar, atau mempelajari ulang

cara berperilaku yang spesifik. Dalam proses itu, konselor berfungsi sebagai konsultan, guru,

penasihat, fasilitator, dan pendukung (James & Gilliland, 2003). Dia bahkan memberikan instruksi atau

pengawasan pada tenaga pendukung di lingkungan klien, yang membantu proses perubahan.

diana/APTL Page 1

Page 2: A. 1. Konseling Tingkah Laku Tugas Bu Diana

Konselor tingkah laku yang efektif bekerja dari suatu perspektif yang luas, dan melibatkan klien di

dalam setiap tahapan konseling.

Tujuan

Pada dasarnya, konselor tingkah laku ingin membantu klien untuk menyesuaikan diri dengan

baik terhadap kondisi kehidupannya, dan mencapai tujuan pribadi dan profesionalnya. Jadi, fokusnya

adalah mengubah atau menghapuskan tingkah laku mal-adaptif yang ditunjukkan klien, sambil

membantunya mendapatkan cara bertindak yang sehat dan konstruktif. Menghapus suatu tingkah laku

saja tidaklah cukup; tindakan yang tidak produktif harus diganti dengan cara memberi tanggapan yang

produktif. Langkah besar dalam pendekatan tingkah laku adalah bahwa konselor dan klien mencapai

tujuan yang telah disepakati bersama.

Teknik

Konselor tingkah laku mempunyai beberapa teknik konseling yang paling efektif dan sudah

dilakukan riset dengan baik (Samuel, 2012) :

No Ragam Teknik

1 Teknik tingkah laku umum

2 Penggunaan Penguat

3 Jadwal penguatan

4 Pembentukan

5 Generalisasi

6 Pemeliharaan

7 Pemusnahan

8 Hukuman

9 Teknik tingkah laku spesifik

10 Latihan tingkah laku

11 Perencanaan lingkungan

12 Desensitisasi sistemik

13 Latihan asertif

14 Kontrak kemungkinan

15 Implosif dan flooding

16 Time-out

17 Overkoreksi

18 Sensitisasi tertutup

diana/APTL Page 2

Page 3: A. 1. Konseling Tingkah Laku Tugas Bu Diana

Kekuatan

Beberapa aspek unik dan kuat dari pendekatan tingkah laku ini adalah :

a. Pendekatan ini berhadapan langsung dengan simtom. Karena sebagian besar klien mencari

bantuan untuk permasalahan tertentu, konselor yang bekerja langsung menangani simtom

seringkali mampu membantu klien dengan cepat.

b. Pendekatan ini berfokus pada kini dan sekarang. Klien tidak harus memeriksa masa lalu untuk

mendapatkan bantuan di masa kini. Pendekatan tingkah laku menghemat waktu dan biaya.

c. Pendekatan ini menawarkan banyak teknik untuk digunakan oleh konselor.

d. Pendekatan ini berdasarkan pada teori pembelajaran, yang merupakan cara pendokumentasian

yang dirumuskan dengan baik, untuk mencatat bagaimana tingkah laku baru diperoleh.

e. Pendekatan ini diperkuat oleh ABCT (Association for Behavioral and Cognitive Therapies)

[Asosiasi untuk Terapi Perilaku dan Kognitif], yang meningkatkan praktik metode konseling

tingkah laku.

f. Pendekatan ini didukung oleh penelitian yang sangat baik, mengenai bagaimana teknik tingkah

laku dapat memengaruhi proses konseling.

g. Pendekatan ini objektif dalam mendefinisikan dan menghadapi permasalahan serta

mempermudah pemahaman akan proses konseling.

Keterbatasan

Pendekatan tingkah laku memiliki beberapa keterbatasan, meliputi :

a. Pendekatan ini tidak menangani klien secara keseluruhan, hanya perilaku eksplisit saja. Banyak

kritik yang menyebutkan bahwa penganut pendekatan ini menghadapi klien di luar

kepribadiannya.

b. Pendekatan ini terkadang diterapkan secara mekanik.

c. Pendekatan ini tampak paling baik pada kondisi terkontrol yang mungkin sulit diulangi pada

situasi konseling normal.

d. Pendekatan ini mengabaikan masa lalu klien dan kekuatan tidak sadarnya.

e. Pendekatan ini tidak mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan.

f. Pendekatan ini memprogram klien ke arah tingkat berperilaku minimal atau dapat ditoleransi,

memperkuat konformitas, menghambat kreativitas, dan mengabaikan kebutuhan klien akan

kepuasan pribadi, aktualisasi diri, dan percaya diri (James & Gilliland, 2003).

diana/APTL Page 3