68
ABSTRAK Ummi Saroh Salamah. 105018200740. Penerapan Manajemen Mutu dalam Pendidikan di Madrasah Aliyah negeri 2 Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Juni 2010. Penelitian dilakukan didasarkan pada kemajuan zaman yang semakin cepat, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut manusia memiliki kemampuan agar dapat survive dan dapat menghadapi tantangan hidup. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam membentuk manusia yang unggul dan berkualitas, ia memegang peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan akan menghasilkan output/ lulusan yang bermutu jika melalui proses yang bermutu pula. Dalam melaksanakan pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan secara berkesinambungan, salah satunya adalah melakukan perbaikan secara terus menerus (continue improvement) dalam segala aspek, seperti pengadaan sarana prasarana, pengadaan sumber daya manusia, pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan, dan melakukan evaluasi kinerja serta hasil yang didapatkan setiap tahunnya. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskripstif kualitatif yang menggambarkan objek penelitian secara verbal melalui data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kepala sekolah, dan penyebaran angket kepada 40 guru beserta karyawan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor menunjukkan bahwa secara umum sekolah ini telah menerapkan manajemen mutu pendidikan dengan baik. hal ini didasarkan pada hasil wawancara, angket, serta data-data penunjang yang penulis dapatkan yang berkaitan dengan manajemen mutu. Berdasarkan hal itu, maka, penulis memberikan saran bagi sekolah agar tetap berkomitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dijalankan, dan tetap berupaya mempertahankan apa yang telah menjadi kekuatan atau kelebihan sekolah selama ini, agar Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor dapat tetap survive dan dinilai lebih baik lagi oleh masyarakat. i

98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah

Citation preview

Page 1: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

ABSTRAK

Ummi Saroh Salamah. 105018200740. Penerapan Manajemen Mutu dalam Pendidikan di Madrasah Aliyah negeri 2 Bogor. Skripsi. Program Studi Manajemen pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Juni 2010.

Penelitian dilakukan didasarkan pada kemajuan zaman yang semakin cepat, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut manusia memiliki kemampuan agar dapat survive dan dapat menghadapi tantangan hidup. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam membentuk manusia yang unggul dan berkualitas, ia memegang peranan penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan akan menghasilkan output/ lulusan yang bermutu jika melalui proses yang bermutu pula.

Dalam melaksanakan pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diselenggarakan secara berkesinambungan, salah satunya adalah melakukan perbaikan secara terus menerus (continue improvement) dalam segala aspek, seperti pengadaan sarana prasarana, pengadaan sumber daya manusia, pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan, dan melakukan evaluasi kinerja serta hasil yang didapatkan setiap tahunnya.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskripstif kualitatif yang menggambarkan objek penelitian secara verbal melalui data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kepala sekolah, dan penyebaran angket kepada 40 guru beserta karyawan.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor menunjukkan bahwa secara umum sekolah ini telah menerapkan manajemen mutu pendidikan dengan baik. hal ini didasarkan pada hasil wawancara, angket, serta data-data penunjang yang penulis dapatkan yang berkaitan dengan manajemen mutu. Berdasarkan hal itu, maka, penulis memberikan saran bagi sekolah agar tetap berkomitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dijalankan, dan tetap berupaya mempertahankan apa yang telah menjadi kekuatan atau kelebihan sekolah selama ini, agar Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor dapat tetap survive dan dinilai lebih baik lagi oleh masyarakat.

Page 2: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

ii

 

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرحمن الر حيمTidak ada kata yang sanggup mengungkapkan rasa syukur atas rahmat dan

karunia yang dilimpahkan-Nya, khususnya bagi penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan salah satu perjalanan dalam hidup. Tidak pernah ada satu ungkapan

yang paling pantas untuk Allah Swt, satu-satunya Rabb yang wajib dan pantas

disembah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad Saw, satu-satunya kekasih hati yang rela berkorban dan menjadi teladan

bagi umatnya.

Gembira, merupakan kata yang dapat menggambarkan perasaan penulis saat

menyelesaikan tugas akhir ini, senang dan lega ketika dapat melihat senyum kedua

orang tua yang telah berjuang untuk penulis dalam menyelesaikan masa studi. Terasa

nikmat rasanya ketika semua masalah dilalui dengan sabar dan tawakal serta

dukungan dari orang-orang yang tercinta, dengan dukungan dari mereka penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengungkapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bpk. Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam-

Manajemen Pendidikan

3. Drs. Mu’arif Syam, M.Pd, ketua program studi Kependidikan Islam-

Manajemen Pendidikan.

4. Drs. H. Mudjahid AK, M.Sc, pembimbing skripsi yang telah membimbing

penulis dengan kesabaran yang luar biasa, yang telah meluangkan waktu dan

pikirannya untuk memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 3: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

iii

 

5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan

yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman.

6. Bapak, Ibu tercinta, H.M. Dawam Yusuf dan Sri Lestari yang rela menjadi

tanganku ketika aku lelah menopang, rela menjadi kakiku ketika aku lelah

berjalan, rela menjadi mataku ketika aku tak tahu harus memilih jalan mana

yang harus kutempuh dalam hidup. Love You So Much.

7. Kedua kakakku tersayang (Teh Hanni, Mas Eko) yang selalu mengoreksi

kesalahan penulis dengan kasih sayang, adik-adikku tercinta (Lisa, de’ Ika,

Abang Kiki, Neng Ziah) yang menemani penulis dengan segala keributan dan

kebersamaan, memberi warna dan keceriaan yang tak tergantikan, serta

keponakanku tersayang (Wiehan) yang selalu menjadi penghibur bagi penulis.

8. Seluruh dewan guru dan staf Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Kepala

sekolah, H. Kosasih Ismatullah, dan Dra. Baeti Suharti, untuk segala waktu

dan kesempatan yang diberikan bagi penulis dalam melakukan penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen

pendidikan angkatan 2005, special mate (opah, nana, icha, desy, nia, lely)

kebersamaan yang tidak pernah tergantikan. Kamal (thank you untuk semua

referensi yang dipinjamkan), dan semua teman-teman yang tidak mungkin

penulis uraikan satu persatu.

10. Warm regard for big family of Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor,

ibu&bapak Hadi, Syarah untuk segala dukungan, motivasi yang diberikan

selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

11. Big family of Global Mandiri National Plus School-Cibubur yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah

penulis dapat dalam masa studi, thank you so much. Special for ms. Nanik

and mr. Aviv, and students at year-4 Marco Polo, thank you for being an first

experience for me ☺.

Page 4: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

iv

 

Terima kasih atas segala bantuan, baik moril maupun materil serta motivasi yang

diberikan, semoga Allah Swt memberikan balasan yang tak ada duanya. Penulis

menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, namun penulis berharap skripsi ini dapat

memberikan sedikit warna dalam dunia pendidikan dan juga bagi pembaca.

Jakarta, 29 Juli 2010

Penulis

Page 5: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................... 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................... 5

E. Metode Penelitian ..................................................... 6

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Manajemen Mutu

1. Pengertian Manajemen ......................................... 7

2. Fungsi Manajemen ............................................... 9

3. Pengertian Mutu ................................................... 10

4. Mutu Pendidikan .................................................. 12

........... 18

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

............. 25

B. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Mutu Terpadu .................. 14

2. Falsafah Manajemen Mutu Terpadu ..................... 16

3. Hakikat Manajemen Mutu Terpadu dalam

Pendidikan. .................................................

4. Strategi Implementasi Manajemen Mutu Terpadu

Dalam Pendidikan ................................................. 20

C. Kerangka Berpikir ....................................................... 24

A. Tujuan Penelitian ..........................................

B. Metode Penelitian ..................................................... 25

v  

Page 6: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

C. Tempat dan Waktu ..................................................... 25

D. Variabel Penelitian ..................................................... 26

E. Su

BAB V

DAFTAR P

LAMP

mber Data Penelitian .............................................. 26

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 26

G. Teknik Analisa Data ................................................... 29

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum MAN 2-Bogor ............................... 31

B. Deskripsi Data ............................................................ 35

C. Analisa Data ............................................................... 56

: PENUTUP

D. Kesimpulan ................................................................ 58

E. Saran-saran ................................................................. 59

USTAKA ................................................................................. 60

IRAN-LAMPIRAN

vi  

Page 7: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

DAFTAR TABEL

i-kisi pertanyaan wawancara……………………………………. 27 Table 1. kis

Table 2. kisi-kisi pertanyaan angket………………………………………… 28

Table 3. kisi-kisi alternative jawaban angket……………………………….. 29

Table 4. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

perencanaan manajemen sekolah………………………………….. 35

Table 5. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

penetapan visi, misi, serta tujuan sekolah…………………………. 36

Table 6. kepemilikan terhadap visi, misi, dan tujuan yang sama…………… 37

Table 7. keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

penyusunan program-program pendidikan………………………… 38

Tabel 8. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah sangat baik

dan sesuai dengan kebutuhan……………………………………… 39

Table 9. ketersediaan peralatan dan fasilitas pembelajaran

sudah memadai dan tepat………………………………………….. 39

Table 10. pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf……….... 40

Table 11. pengadaan pemberdayaan staf dan guru dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan…………………………………... 41

Table 12. sistem pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan

dan keadaan siswa ………………………………………………... 42

Table 13. sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam

proses pembelajaran………………………………………………. 42

Table 14. kepala sekolah memberikan intruksi yang jelas dalam

melaksanakan tugas………………………………………………. 43

vii  

Page 8: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

Tabel 15

…………… 46

Tabel 19

abel 24. Kepala sekolah memotivasi staf dan guru dalam bekerja…….. 50

n

an

ram

. Seluruh elemen sekolah bertanggung jawab terhadap

pengembangan dan peningkatan mutu…………………………. 44

Table 16. seluruh elemen sekolah menempatkan mutu sebagai

prioritas disekolah dalam setiap kegiatan kependidikan……….. 44

table 17. sekolah memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen

dengan baik dalam melaksanakan manajemen sekolah……...… 45

Table 18. sekolah melaksanakan manajemen dengan baik…

. Sekolah berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan

kependidikan…………………………………………………… 46

Tabel 20. Sekolah memberikan pelayanan yang baik

bagi siswa maupun masyarakat………………………………... 47

Tabel 21. Seluruh komite sekolah berperan aktif dalam

pengembangan program-program pendidikan………………..... 48

Tabel 22. Masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan

program-program pendidikan………………………………….. 48

Tabel 23. Saya menyetujui ide-ide perbaikan kualitas

yang disarankan oleh seluruh pegawai………………………… 49

T

Tabel 25. Kepala sekolah mendukung dan menghargai pemikira

kreatif guru dan staf dalam perbaikan kualitas………………… 50

Tabel 26. Komunikasi antara kepala sekolah, guru, dan karyaw

berjalan efektif………………………………………………… 51

Tabel 27. Sekolah mengevaluasi dan memonitor setiap prog

dengan baik……………………………………………………. 52

viii  

Page 9: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

ix  

at untuk

… 55

Tabel 28. Sekolah mengadakan evaluasi kinerja kerja karyawan

dan guru setiap tahunnya……………………………………… 52

Tabel 29. Kepala sekolah memiliki komitmen yang ku

melakukan evaluasi dan tinjauan ulang……………………….. 53

Tabel 30. Prestasi-prestasi yang diperoleh sekolah

dapat diraih dengan baik………………………………………. 54

Tabel 31. Sekolah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

sebagai pengguna jasa pendidikan…………………………….. 54

Tabel 32. Sekolah menghasilkan lulusan yang diterima

pada perguruan tinggi favorit…………………………………. 55

Tabel 33. Sekolah dapat mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah

dengan baik…………………………………………………

Page 10: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

hampir di semua aspek kehidupan manusia. Berbagai permasalahan hanya dapat

dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan

tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang

semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai

bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya

manusianya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan keniscayaan

yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam

proses pembangunan, jika tidak ingin bangsa ini kalah dalam persaingan di era

globalisasi dewasa ini.

Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan Sumber Daya

Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia no. 20

tahun 2003, bab II pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa

“pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

1

Page 11: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

2

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”1. Secara kuantitas, kemajuan

pendidikan di Indonesia sudah cukup baik, namun secara kualitas

perkembangannya masih belum merata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah

yang belum berorientasi pada mutu. Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju

pada mutu lulusan yang dihasilkan. Pendidikan yang dijalankan oleh suatu

sekolah akan menghasilkan lulusan yang bermutu jika melalui proses yang

bermutu. Proses pendidikan yang bermutu akan terjadi jika didukung oleh faktor-

faktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula.

Makna dari mutu itu sendiri merupakan “suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan-harapan”2. Pada bidang pendidikan, “mutu

pendidikan bersifat menyeluruh, melibatkan seluruh komponen, pelaksana, dan

kegiatan yang ada dalam pendidikan dan disebut sebagai Mutu Total atau Total

Quality”3. Hasil pendidikan yang bermutu tidak akan tercapai jika hanya dengan

satu komponen dan kegiatan yang bermutu, karena kegiatan pendidikan cukup

kompleks. Suatu komponen, kegiatan, pelaku, terkait dan membutuhkan

dukungan dari kegiatan dan komponen yang lainnya.

Konsep mutu yang dikenal dengan manajemen mutu lahir beberapa dasawarsa

lalu terutama untuk mengatasi beberapa masalah di bidang bisnis dan industri.

Konsep itu telah diterapkan dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri

di Jepang yang kemudian juga banyak di negara lain. Namun, saat ini mutu bukan

hanya menjadi masalah dalam bidang bisnis dan industri, tetapi juga dalam

bidang-bidang lainnya. Salah satunya dalam bidang pendidikan.

Dalam dunia pendidikan banyak masalah mutu yang dihadapi, seperti mutu

lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu

profesionalisme dan kinerja guru. Pendidikan bermutu pasti terkait dengan mutu

1 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam

http://www.inheret-dikti.net/files/sisdiknas.pdf. 2 Fandy Tjiptono&Anastasia Diana, Total Quality Management (TQM), Ed.IV, (Yogyakarta:

ANDI, 2000), ed.IV, h. 4. 3 Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah

(konsep, prinsip, dan instrument), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h.7.

Page 12: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

3

manajerial para pimpinan pendidikan, dana, sarana dan parasarana, fasilitas

pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah,

lingkungan pendidikan serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait. Semua

kelemahan mutu tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan yang dapat

menimbulkan masalah, seperti lulusan tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat

menyelesaikan studinya pada jenjang yang lebih tinggi, tidak dapat diterima

dalam dunia kerja, bekerja namun tidak berprestasi, tidak dapat mengikuti

perkembangan masyarakat dan tidak produktif.

Banyaknya masalah dalam dunia pendidikan diakibatkan oleh lulusan

pendidikan yang tidak bermutu. Karena itu adanya program bermutu atau upaya-

upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting.

Kata kunci kemajuan dunia industri adalah manajemen. Dalam hal ini Islam

menggariskan bahwa suatu manajemen harus dipegang oleh ahlinya, sebagaimana

hadits Rasulullah SAW:

ادا وسـد االءمر الا غبر اهله فنتظرالسا عة Artinya:

“Apabila suatu urusan dipegang dipegang selain ahlinya maka tunggulah

kehancuran (HR. Baihaqi)”

Adanya globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia

pendidikan. Untuk melakukan hal tersebut, peranan manajemen pendidikan sangat

signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu. Dari sini kita dapat

mengadopsi konsep dan aplikasi manajemen mutu industri untuk perbaikan dan

peningkatan mutu pendidikan, tentu saja dengan sejumlah penyesuaian baik yang

bersifat orientasi, paradigma, maupun dalam implementasinya. Sangat menarik

bahwa konsep manajemen mutu kemudian ditelaah kemungkinan penerapannya di

dunia pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Perkembangan dan tantangan masa depan yang telah penulis uraikan, seperti:

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; globalisasi yang sangat cepat;

era informasi; dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap

pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu.

Sehingga, konsep mutu menjadi perhatian para pengelola pendidikan dalam

Page 13: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

4

rangka meningkatkan mutu agar dapat bersaing dalam kelas dunia. Salah satu

sekolah yang merespon tantangan serta mengambil peluang tersebut adalah

Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor terletak di jalan Pajajaran no. 6, kota

Bogor-Jawa Barat. Dalam melaksanakan pendidikan, Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) 2 Kota Bogor selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan yang

diselenggarakan secara berkesinambungan. Selain itu, Madrasah Aliyah Negeri 2

Kota Bogor pula menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam

misi-misi sekolah yang telah dirumuskan. Selain itu, tidak sedikit arus lulusan

yang dihasilkan oleh MAN 2 Bogor dapat melanjutkan pendidikannya pada

perguruan tinggi favorit se-Indonesia. Semua itu tidak terlepas dari komitmen

sekolah yang selalu menciptakan kedisiplinan, lingkungan belajar yang

menyenangkan, kebersihan, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, yang

menjadikan keunggulan tersendiri bagi MAN 2 Bogor dengan sekolah-sekolah

yang lain. Dengan kelebihan yang dimiliki oleh MAN 2 tersebut menimbulkan

Animo masyarakat terhadap MAN 2 Bogor yang terlihat sangat baik, hal ini dapat

dilihat dengan bertambahnya jumlah siswa yang mendaftarkan diri setiap

tahunnya. Pertanyaannya adalah, dengan jumlah yang siswa yang sangat banyak

tersebut, apakah MAN 2 dapat memberikan pelayanan akademik yang baik bagi

seluruh siswa?

Terkait dengan penerapan manajemen mutu dalam pendidikan dengan kondisi

nyata yang ada di MAN 2 Bogor, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

mengenai penerapan manajemen mutu pada salah satu sekolah, yakni Madrasah

Aliyah Negeri 2 Bogor. Penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk skrispsi

sebagai tugas akhir dengan judul:

”Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan di

MAN 2 Bogor”

Page 14: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor kepada

setiap siswa?

2. Apakah pelayanan akademik yang diberikan kepada siswa sudah cukup

baik dalam rangka mencapai mutu pendidikan yang berkualitas?

3. Sejauhmana penerapan manajemen mutu dapat menghasilkan lulusan yang

bermutu?

4. Dengan pendekatan manajemen mutu, apakah sekolah dapat menjaga dan

meningkatkan mutu secara berkesinambungan?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, penulis membatasi

permasalahan yang akan dikaji, yakni:

1. Pelayanan akademik yang diberikan sekolah kepada siswa dalam rangka

mencapai mutu pendidikan yang baik.

2. Output yang dihasilkan oleh sekolah dengan memanfaatkan sumber daya

manusia yang ada.

Untuk memudahkan penulis dalam membahas skripsi ini, penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan di Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) 2-Bogor”.

D. Manfaat Penelitian

Harapan penulis penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan dan dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam mengelola lembaga pendidikan lain yang berorientasi pada mutu,

menambah pengetahuan bagi penulis, serta dapat dijadikan sebagai salah satu

bahan perbandingan dan bahan tambahan bagi peneliti lain yang meneliti masalah

sejenis.

Page 15: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

6

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode deskriptif, yakni dengan menggambarkan berbagai kondisi, situasi atau

berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian

berdasarkan pada apa yang terjadi.

Page 16: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Manajemen Mutu

1. Pengertian Manajemen

Manajemen saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok baik bagi

individu, kelompok maupun organisasi untuk dapat mencapai tujuan.

Manajemen secara bahasa berasal dari kata “to manage” yang

artinya “mengatur”1, kemudian secara etimologi manajemen adalah

“ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu

tujuan tertentu”2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen

diartikan sebagai “penggunaan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran”3. Ini berarti bahwa manajemen dipandang sebagai

suatu proses dalam memberdayakan sumber daya yang ada dengan

tepat agar apa yang harapkan dapat tercapai dengan baik.

Selanjutnya untuk lebih memahami pengertian yang lebih luas

mengenai manajemen, berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat

dari para ahli yang berkaitan dengan pengertian manajemen.

1 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: CV. Haji Masagung,

1994), cet. IV, h.1. 2 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia…h.1-2. 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.708.

7

Page 17: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

8

Mary Parker Follet mendefinisikan bahwa manajemen sebagai “seni

dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”4. Dari definisi ini

tampak jelas bahwa untuk mencapai suatu tujuan dalam organisasi,

manajer tidak dapat melakukan tugasnya sendiri tetapi juga melibatkan

orang lain untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.

SP. Siagian mengartikan manajemen sebagai “kemampuan atau

keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian

tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain”5. Disini manajemen

diartikan sebagai kemampuan, keterampilan yang dimiliki seseorang

sebagai pemimpin untuk dapat mempengaruhi anggotanya dalam

menjalankan suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang

diharapkan.

Selain itu, Luther gullick mendefinisikan pula manajemen “sebagai

suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk

memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerjasama6. Disini

manajemen lebih diartikan sebagai ilmu yang mencoba memahami apa

tujuan manusia bekerjasama dalam suatu organisasi, dan bagaimana

mereka bekerjasama untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli dalam manajemen,

dapat penulis simpulkan bahwa manajemen adalah suatu sistem yang

didalamnya terdapat proses mempengaruhi orang lain dalam

menyelesaikan tugas untuk mencapai suatu tujuan.

4 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), cet.XVIII,

h. 8. 5 John Salindcho, Peranan Tindak Lanjut Dalam Manajemen, (Jakarta: Sinar Graha Grafika,

1989), h. 28. 6 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2009), h. 1

Page 18: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

9

2. Fungsi manajemen

Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang

ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan, yakni:

1. Perencanaan (planning), adalah pemilihan atau penatapan tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian (organizing), adalah penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, perencanaan dan pengembangan suatu kelompok kerja, penugasan tanggung jawab tertentu, dan pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugasnya.

3. Pengarahan (leading), fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan, seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

4. Pengawasan (controlling), adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.7

Selain itu, fungsi-fungsi manajemen pula sering diartikan “sebagai

proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan

upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai

secara efektif dan efisien”8.

Dari fungsi-fungsi pokok manajemen tersebut dapat penulis

simpulkan bahwa fungsi manajemen merupakan kegiatan yang penting

dilakukan dalam suatu manajemen organisasi yang mempunyai peranan

dan bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Sehingga, semua fungsi-fungsi tersebut harus

dilaksanakan oleh manajer jika ingin tujuan organisasinya dapat tercapai.

7 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003), cet.XVIII,

h. 23-25 8 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan..., h. 1

Page 19: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

10

3. Pengertian Mutu

Edward Sallis mengemukakan konsep mutu dalam tiga pengertian,

yakni:

1. Mutu sebagai konsep yang absolut (mutlak), dalam konsep ini, mutu dianggap sesuatu yang ideal dan tidak ada duanya.

2. Mutu dalam konsep yang relatif, konsep ini menyatakan bahwa suatu produk atau jasa telah memenuhi persyaratan atau criteria, atau spesifikasi yang ditetapkan (standar).

3. Mutu menurut konsumen, konsep ini menganggap konsumen sebagai penentu akhir tentang mutu suatu produk atau jasa, sehingga kepuasan konsumen menjadi prioritas.9 Dari konsep mutu yang dikemukakan oleh Edward Sallis dapat

disimpulkan bahwa dari konsep-konsep ini didapatkan kualitas/ mutu

bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan sebagai alat ukur atas

produk akhir dari standar yang ditentukan.

Selain definisi mutu yang dikemukakan oleh Edward Sallis, “mutu

secara kebahasaan dapat diartikan sebagai derajat keunggulan suatu

barang atau jasa dibandingkan dengan yang lain”10. Ini berarti jika

suatu barang atau jasa yang ada memiliki keunggulan dibanding yang

lainnya, barang maupun jasa tersebut dapat dinilai bermutu.

Dalam definisi yang lebih luas mengenai mutu/ kualitas, ada yang

menyebutkan bahwa kualitas/ mutu adalah “suatu nilai atau suatu

keadaan”11. Ini berarti bahwa suatu barang atau jasa dapat dikatakan

bermutu jika memiliki nilai yang terkandung didalamnya.

Secara substantif, menurut Sanusi Uwes dalam bukunya yang

berjudul “Manajemen Pengembangan Mutu Dosen”, istilah mutu

mengandung dua hal, “sifat dan taraf, sifat adalah sesuatu yang

menerangkan keadaan benda, sedangkan taraf menuju kedudukan suatu

9 Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (mengelola pendidikan dalam era

masyarakat berubah), (Jakarta: CEQM, 2004), h. 161 10 Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/ Madrasah (mengelola pendidikan dalam era

masyarakat berubah)…, h. 157. 11 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT. Grasindo, 2003), h. 68.

Page 20: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

11

skala”12. Dalam sifat, mutu diartikan sebagai keadaan suatu benda pada

saat itu, apakah benda tersebut dapat dinilai baik keadaannya atau

sebaliknya. Dan dalam taraf, mutu memiliki standar yang

menggambarkan suatu benda, jika suatu benda berada dalam standar

yang ada, maka dapat dikatakan bermutu begitu pula sebaliknya.

Goetsch dan Davis mengemukakan pengertian mutu/ kualitas

“sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan

pengguna produk atau jasa”13. Ini berarti bahwa jika suatu benda

maupun keadaan dapat memenuhi atau bahkan melebihi harapan

pengguna produk maka dapat dikatakan bermutu. Jika dalam

pendidikan dapat diartikan bahwa output/ lulusan dapat dikatakan

bermutu jika dapat memenuhi atau melebihi harapan dan kebutuhan

masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Kualitas/ mutu juga dapat didefinisikan “sebagai segala sesuatu yang

menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan kearah

perbaikan terus menerus, maka dikenal dengan istilah Q-MATCH

(Quality = Meets Agreed Terms and Changes)14. Definisi ini tidak jauh

berbeda dengan yang dikemukakan oleh Goetsch dan Davis, hanya pada

definisi ini lebih menekankan pada perbaikan yang dilakukan secara

terus menerus.

Menurut Juran, kualitas produk adalah “kecocokan pengguna

produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan

pelanggan”15. Kecocokan penggunaan suatu produk adalah adalah

apabila produk mempunyai daya tahan penggunaannya lama, produk

yang digunakan akan meningkatkan citra atau status konsumen yang

12 Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), cet-1, h. 27. 13 Eti Rochaety, dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2006), h. 96. 14 Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2005), h. 5. 15 MN. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 2.

Page 21: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

12

memakainya, produknya tidak mudah rusak, adanya jaminan kualitas

dan sesuai etika bila digunakan. Khusus dalam bidang jasa, diperlukan

pelayanan kepada pelanggan yang ramah tamah, sopan santun, serta

jujur sehingga dapat menyenangkan dan memuaskan masyarakat.

Crosby menyatakan bahwa kualitas adalah “conformance to

requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau

distandarkan”16. Standar kualitas meliputi bahan baku, proses produksi

dan produk jadi. Dalam pendidikan bahan baku merupakan input

(siswa), proses produksi merupakan proses pembelajaran yang

diperoleh oleh siswa, dan produk jadi merupakan output yang

, serta diproduksi/ dihasilkan dengan cara

yang baik dan benar pula.

4. M

g

dihasilkan oleh sekolah.

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa mutu

adalah ukuran untuk menyatakan esensi/ nilai suatu benda atau hal

berupa standar ideal yang ingin dicapai dalam suatu proses. Selain itu

tampak jelas bahwa mutu/ kualitas selalu berfokus pada pelanggan

(customer), sehingga produk-produk didesain, diproduksi, serta

pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Karena

kualitas/ mutu mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan

kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan dapat dikatakan

berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat

dimanfaatkan dengan baik

utu Pendidikan

Mutu dalam pendidikan dapat dilihat dari segi relevansinya dengan

kebutuhan masyarakat, dapat tidaknya lulusan dapat melanjutkan ke

jenjang selanjutnya bahkan sampai memperoleh suatu pekerjaan yan

baik, serta kemampuan seseorang didalam mengatasi persoalan hidup.

16 MN. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu…, h. 2.

Page 22: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

13

Mutu pendidikan dapat ditinjau dari kemanfaatan pendidikan bagi

individu, masyarakat dan bangsa atau Negara. Secara spesifik ada yang

apai oleh seseorang yang menempuh pendidikan.

sekolah dalam kurun waktu tetentu yang dapat erupa tes kemampuan akademik, seperti ulangan umum, raport, ujian

daknya

lah

(nilai) dan kstrakurikuler (aneka jenis keterampilan) pada peserta didik

melihat mutu pendidikan dari segi tinggi dan luasnya ilmu pengetahuan

yang ingin dic

Dalam konteks pendidikan, mutu mengacu pada proses dan hasil

pendidikan.

“Pada proses pendidikan, mutu pendidikan berkaitan dengan bahan ajar, metodologi, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan, lingkungan dan sebagainya. Namun pada hasil pendidikan, mutu berkaitan dengan prestasi yang dicapai bnasional, dan prestasi non-akademik seperti dibidang olah raga, seni atau keterampilan”17. Dikatakan pula bahwa dalam konteks pendidikan, pengertian mutu

mengacu pada masukan, proses, keluaran, dan dampaknya.

• Mutu masukan dapat dilihat dari kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, laboran, staf, dan siswa. Memenuhi atau tidaknya criteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana prasarana, dan lain-lain. Memenuhi atau tiperangkat lunak pendidikan, seperti peraturan, struktur oeganisasi dan deskripsi kerja. Mutu masukan yang berupa harapan, seperti visi, motivasi, ketekunan serta cita-cita.

• Mutu proses meliputi kemampuan sumber daya sekomentransformasikan multijenis masukan dan situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu bagi siswa. Seperti, kesehatan, kedisipilinan, kepuasan, keakraban, dan lain-lain.

• Mutu keluaran, yakni hasil pendidikan dipandang bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik eyang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu.18

Dari pengertian dan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

mutu pendidikan tidak hanya berada pada unsur masukan (input), tetapi

juga proses, kinerja Sumber Daya Manusia yang mengelola, kreatifitas

17 Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah dan mutu Pendidikan, (Jakarta: PT. Pena Citrasatria, 2008), h. 21.

18 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (dari unit birokrasi ke lembaga akademik), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 53.

Page 23: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

14

dan produktifitas meraka, terutama unsure keluaran atau lulusan

(output) agar dapat memuaskan dan memenuhi harapan serta kebutuhan

masyarakat sebagai pelanggan pendidikan. Dengan menggunakan

konsep sistem maka input, proses, dan output yang ada dalam

idikan

kan

administrator, uru, staf, pengawas sebagai professional pendidikan

bahwa dalam usaha

eningkatan mutu seluruh elemen yang ada dalam suatu organisasi ikut

sama

B. Ma

1.

i. Salah satu upaya yang sedang disosialisasikan dan

pendidikan memiliki hubungan yang saling mempengaruhi untuk dapat

mencapai kepuasan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Nana Syaodih, dkk, dalam bukunya “Pengendalian Mutu Pend

Sekolah Menengah (konsep, prinsip dan instrument)”, mengemuka

prinsip-prinsip dalam peningkatan mutu pendidikan, antara lain:

• Kepemimpinan yang professional dalam bidang pendidikan. • Adanya komitmen pada perubahan. • Para professional pendidikan sebaiknya dapat membantu para

siswa dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkanguna bersaing didunia global.

• Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika adanyagmengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi19.

Dari prinsip-prinsip tersebut dapat disimpulkan

p

terlibat serta memiliki tugas, visi, misi yang

najemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

Pengertian Manajemen Mutu Terpadu

Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini telah,

sedang dan akan terus dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan.

Dalam dunia pendidikan usaha ini dilakukan mulai dari peningkatan

kualitas pendidikan pra sekolah, sekolah dasar, menengah sampai

perguruan tingg

dianggap tepat adalah melalui Total Quality Management (manajemen

mutu terpadu).

19 Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah

(konsep, prinsip, dan instrument), (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h. 9-10.

Page 24: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

15

Seperti halnya dengan kualitas/ mutu, definisi manajemen mutu terpadu

juga bermacam-macam. Total Quality Management (TQM) atau

manajemen mutu terpadu diartikan “Sebagai suatu pendekatan dalam

menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing

organisasi melalui perbaikan secara terus menerus atas produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungannya”20. Dalam definisi ini TQM diartikan

sebagai pendekatan, metode dalam menjalankan suatu usaha dengan

perbaikan yang dilakukan secara berkelanjutan dari segala aspek yang

ni lebih menekankan

yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan

terlibat, yakni produk, jasa, proses, lingkungan dan terutama manusia yang

menjalankannya.

TQM merupakan “sistem manajemen yang mengangkat kualitas

sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan

melibatkan seluruh anggota organisasi”21. Definisi i

TQM sebagai sistem yang melibatkan seluruh manusia yang berperan

dalam rangka memenuhi harapan pengguna produk.

Selain definisi yang telah ada, para ahli manajemen telah banyak

mengemukakan pendapatnya mengenai manajemen mutu terpadu atau

Total Quality Management. Diantaranya adalah Edward Sallis yang

mengemukakan bahwa “Total Quality Management is a philosophy and

methodology which assists institutions to manage change and to set their

own agendas for dealing with the plethora of new external pressures”22,

(manajemen mutu terpadu merupakan suatu filsafat dan metodologi yang

membantu berbagai institusi, terutama industri, dalam mengelola

perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi

tekanan-tekanan faktor eksternal). Selain itu, Franklin P. Schargel

menegaskan bahwa “Total Quality Management merupakan suatu proses

20 Fandy Tjiptono, Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: ANDI

OFFSET,1995), h. 4. 21 MN. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 22. 22 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi),

(Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 28-29.

Page 25: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

16

pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian tanggung jawab dengan

para pegawai dan pengurangan pekerjaan tersisa serta pengerjaan

tahunnya yang akan

iperbaiki atau ditingkatkan pada tahun selanjutnya.

2.

every time (kerjakan sesuatu yang

yang terdiri dari hal-hal sebagai

kembali”23.

Banyaknya definisi mengenai Total Quality Management, namun pada

dasarnya manajemen mutu terpadu merupakan “suatu cara meningkatkan

performansi secara terus menerus (continous performance improvement)

pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari

suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan

modal yang tersedia”24. Ini berarti bahwa Total Quality Management

menekankan pentingnya perbaikan yang dilakukan secara

berkesinambungan untuk mendapatkan suatu hasil yang bermutu secara

menyeluruh, baik pada proses maupun hasil agar dapat memenuhi harapan

pelanggan dengan memberdayakan seluruh sumber daya yang ada secara

efektif dan efisien. Dalam pendidikan, Total Quality Management

merupakan suatu cara dalam meningkatkan mutu pendidikan dengan

melakukan perbaikan/ evaluasi yang dilakukan secara terus menerus, baik

pada input, proses, dan output yang dihasilkan serta mengevaluasi

kekurangan atau kelebihan yang dimiliki setiap

d

Falsafah Manajemen Mutu Terpadu

Yang mendasari falsafah manajemen mutu terpadu adalah fokus pada

pernyataan do the right things, first time,

benar sejak pertama kali, setiap waktu).

Edward Deming secara rinci meletakkan kerangka pemikiran dalam

perbaikan mutu secara berkelanjutan

berikut:

23 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi),

…, h. 36. 24 Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2005), h. 5-6.

Page 26: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

17

1. Reaksi berantai untuk perbaikan kualitas. Menyatakan bahwa perbaikan kualitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan dalam

menuntut perubahan dalam nilai-

juan yang tetap untuk perbaikan kualitas, hanya

oleh pelanggan, apa yang perlu dilaukan untuk memperbaiki kualitas, apa kebutuhan dan harapan

. Hal ini dilakukan agar harapan pengguna

jasa pendidikan dapat tercapai.

halproduk, barang atau jasa yang sekaligus akan mengurangi biaya produksi, sehingga meningkatkan produktifitas.

2. Transformasi organisasi. Kemampuan untuk mencapai perbaikan yang penting dan berkelanjutan nilai yang dianut. Selain itu, proses kerja dan struktur kewenangan dalam organisasi perlu dibenahi.

3. Peran esensial pimpinan. Kepemimpinan mempunyai peran strategis dalam upaya perbaikan kualitas.

4. Hindari praktik-praktik manajemen yang merugikan. Setiap keputusan yang didasarkan pada pandangan jangka pendek dan terkotak-kotak, akhirnya akan merugikan organisasi, seperti tidak adanya tumemikirkan keuntungan jangka pendek, dan berganti-ganti kegiatan.

5. Penerapan system of profound knowledge. Penerapan sistem ini meliputi empat disiplin, yakni orientasi pada sistem yang focus pada kinerja total organisasi, teori variasi yang akan membantu pengambil keputusan untuk mengetahui kapan harus melakukan perubahan-perubahan dalam suatu sistem guna memperbaiki kinerja, teori pengetahuan yang akan membantu kita untuk mengetahui apa yang dikehendaki

baru pelanggan, dan sebagainya.25 Dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah sebagai pemimpin

mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengadakan perubahan

yang berkelanjutan dalam rangka perbaikan mutu. Sehingga konsep

sekolah bermutu (unggul) perlu ada dalam konsep setiap kepala sekolah.

Kepala sekolah perlu memahami TQM sebagai suatu falsafah, metode,

tekhnik, dan strategi manajemen untuk perbaikan mutu sekolah, karena

kinerja organisasi sekolah senantiasa dinilai masyarakat dalam situasi yang

semakin maju. Kepala sekolah dan para guru perlu memahami harapan

masyarakat terhadap sekolahnya

25 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (konsep, strategi dan aplikasi),

(Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 33-34.

Page 27: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

18

3.

utu sangat

n exceeding

pai kebutuhan

dan masyarakat menjadi tertarik tetrhadap perubahan

Hakikat Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

Jasa pendidikan memegang peranan vital dalam mengembangkan dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun, minat dan perhatian

pada aspek kukalitas jasa pendidikan dapat dikatakan baru berkembang

dalam satu decade terakhir. Keberhasilan jasa pendidikan ditentukan dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas kepada para pengguna jasa

pendidikan (peserta didik). Sehingga konsep manajemen m

diperlukan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.

Dalam konteks aplikasi, konsep manajemen mutu terpadu terhadap

pendidikan, Edward Sallis menegaskan bahwa “Total quality management

is a philosophy improvement, which can provide any educational

institution with a set of practical tools for meeting a d

presentand future customers needs, wants and expectations”26.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa manajemen mutu terpadu

menekankan pada dua konsep utama, yakni continous improvement

(sebagai filosofi dari perbaikan yang terus menerus) dan yang

berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti brainstorming and force

field analysis (analisis kekuatan lapangan) yang digunakan untuk

perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk menca

dan harapan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Hal ini berarti manajemen mutu dalam pendidikan dapat dikatakan

mengutamakan pelajar atau program perbaikan sekolah yang mungkin

dapat dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif, sehingga dapat

merubah kultur sekolah menjadi lebih baik yang dapat membuat para

pelajar, orang tua

yang ditimbulkan.

Aplikasi TQM dalam satuan pendidikan dapat pula disebut Total

Quality School (TQS). Jerome S. Arcaro dalam bukunya “Pendidikan

26 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan

Aplikasi) … ,h. 35.

Page 28: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

19

Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah penerapan)”

mengemukakan “Sekolah Bermutu Total terdiri dari lima pilar, yakni:

focus pada pelanggan (costumer), keterlibatan total, pengukuran (adanya

ukuran baku mutu lulusan sekolah), adanya komitmen, dan perbaikan yang

padu pendidikan (Total Quality Management in

rsitas, bisnis, militer serta

ng jawab dan keterampilan dalam rangka

dan pengerjaan ulang adalah putus sekolah (dropping out) yang dialami

berkelanjutan”27.

Dari penjelasan dan pengertian yang ada mengenai Manajemen Mutu

Terpadu, setidaknya ada empat hal yang ditekankan dalam memahami

hakikat mutu ter

education), yakni:

1. Pencapaian dan pemuasan harapan pelanggan. 2. Perbaikan terus menerus. 3. Pembagian tanggung jawab dengan para pegawai. 4. Pengurangan sisa pekerjaan dan pengerjaan ulang. 28

Pemuasan harapan pelanggan (pengguna jasa pendidikan) berarti

mengantisipasi kebutuhan pelanggan dimasa yang akan dating, mengambil

resiko dan mengembangkan produk serta melayani pelanggan, baik

pelanggan internal (pegawai, pelajar dan orang tua pelajar) maupun

pelanggan eksternal (akademi dan unive

masyarakat luas sebagai pengguna produk).

Perbaikan terus menerus berarti sesuatu yang belum pernah dilakukan.

Suatu tindakan yang mengejar mutu, prosesnya harus terus menerus

diperbaiki dengan diubah, ditambah, dikembangkan dan dimurnikan.

Pemberdayaan pegawai meruapakan satu hal yang sangat penting

dalam perbaikan mutu, sehingga perlu ada pembagian tanggung jawab

sesame pegawai. Para guru dan pegawai dapat diberdayakan sepenuhnya

dengan memberikan tanggu

pencapaian kinerja sekolah.

Dalam kegiatan pendidikan yang disebut sebagai sisa pekerjaan (scrap)

27 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (prinsip-prinsip perumusan dan tata langkah

penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 15. 28 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan Aplikasi)

… ,h. 36-38.

Page 29: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

20

oleh siswa karena kondisi tertentu (tinggal kelas, sehingga harus

mengulang kelas dengan biaya yang mahal).

Keempat hal ini adalah yang harus diperhatikan para pengelola

pendidikan dalam dalam menjalankan manajemen sekolah agar dapat

dihasilkan hasil atau produk pendidikan (output) yang bermutu.

4. Strategi Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan

Pemikiran manajemen modern seperti Total Quality Management

(TQM) semula diaplikasikan pada dunia bisnis dan industry. Dalam

perkembangannya, paradigm baru manajemen mutu terpadu tersebut dapat

pula diadopsi untuk dunia pendidikan. Untuk mencapai kepuasan

pelanggan pendidikan (masyarakat) hari ini dan masa depan, maka hal

mendasar yang perlu diperhatikan adalah pengembangan manajemen yang

kuat, penyampaian hasil mutu organisasi, visi dan misi yang jelas, dan

sebagainya.

Untuk menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan,

menurut Joseph C. Field ada sepuluh langkah yang harus dilalui, yaitu:

1. Mempelajari dan memahami manajemen mutu terpadu secara menyeluruh.

2. Memahami dan mengadopsi jiwa filosofi untuk perbaikan terus menerus.

3. Menilai jaminan mutu saat ini dan program pengendalian mutu. 4. Membangun sistem mutu terpadu (kebijakan mutu, rencana strategis

mutu, impelementasi rencana, rencana pelatihan, organisasi dan struktur, prosedur bagi tindakan perbaikan, pendefinisian terhadap nilai tambah tindakan).

5. Mempersiapkan orang-orang untuk perubahan, menilai budaya mutu sebagai tujuan untuk mempersiapkan perbaikan, melatih orang-orang untuk bekerja pada suatu kelompok kerja.

6. Mempelajari tekhnik menyerang atau mengatasi akar persoalan (penyebab) dan mengaplikasikan tindakan koreksi dengan menggunakan tekhnik dan alat manajemen mutu terpadu.

7. Memilih dan menetapkan pilot project untuk diaplikasikan. 8. Tetapkan prosedur tindakan perbaikan dan sadari akan

keberhasilannya. 9. Menciptakan komitmen dan strategi yang benar mutu terpadu oleh

pemimpin yang akan menggunakannya, dan

Page 30: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

21

10. Memelihara jiwa mutu terpadu dalam penyelidikan dan aplikasi pengetahuan yang amat luas. 29 Sepuluh langkah tersebut tidak akan berjalan sebelum para professional

pendidikan memahami makna mutu itu sendiri. Suatu hal yang perlu dikaji

terlebih dahulu adalah apa sebenarnya mutu. Sehingga perlu bagi para

professional pendidikan memahami makna mutu sebelum

mengaplikasikannya.

Joseph C. Field mengatakan aplikasi TQM menjadi mutu terpadu

pendidikan atau Total Quality Education (TQE) . Ia memberi definisi mutu

terpadu dalam pendidikan “everyone commited for meeting or exceeding

customers expectation , setiap orang bertanggung jawab atau berkewajiban

untuk mencapai atau mengejar kepuasan pelanggan” 30. Ini berarti bahwa

suatu mutu terpadu dalam pendidikan membuat setiap orang berjanji untuk

melayani orang lain berdasarkan setiap tuntutan kebutuhan pendidikan.

Untuk dapat mengejar mutu, ada tujuh elemen-elemen pokok yang

dikemukakan sebagai bangunan pemikiran manajemen mutu terpadu,

yakni:

1. Strategi yang terfokus pada pelanggan 2. Kepercayaan terhadap orang-orang, baik internal maupun eksternal

merupakan sumber daya yang sangat penting. 3. Aktivitasnya yang menunjukkan perbaikan terus menerus meruapakan

norma yang diharapkan. 4. Pengembangan dan pelaksanaan suatu sistem berdasarkan proyek dan

proses pengawasan dengan menggunakan alat dan teknik mutu. 5. Jaminan mutu yang terus berjalan berdasarkan penilaian kinerja. 6. Bersikap positif terhadap koreksi kegagalan. 7. Pemikiran yang berbeda terhadap segala sesuatu dalam pencarian atau

pengejaran kepuasan pelanggan. 31

29 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan

Aplikasi) … ,h. 81-82. 30 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan

Aplikasi) … ,h. 83 31 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan

Aplikasi) … ,h. 84

Page 31: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

22

Selain elemen-elemen yang dianggap sebagai bangunan pemikiran

manajemen mutu terpadu, Josep C. Field mengemukakan prinsip-prinsip

yang harus dipegang dalam mengimplementasikan manajemen mutu

terpadu dalam pendidikan, yaitu:

1. Komitmen manajemen terpadu. 2. Selalu mengutamakan pelanggan. 3. Komitmen terhadap tim kerjasama. 4. Komitmen terhadap manajemen pribadi dan kepemimpinan. 5. Komitmen terhadap perbaikan terus menerus. 6. Komitmen terhadap kepercayaan kemampuan pribadi dan tim. 7. Komitmen untuk meraih mutu. 32

Dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi TQM dalam

pendidikan tidak hanya mempertimbangkan langkah-langkah yang harus

dilalui tetapi juga mempertimbangkan elemen-elemen yang akan

memastikan langkah-langkah yang ada dan prinsip-prinsip yang

menunjang keberhasilan dari penerapan manajemen mutu terpadu,

sehingga usaha perbaikan mutu benar-benar dilakukan secara optimal.

Adapun penyusunan program peningkatan mutu dengan

mengaplikasikan empat teknik :33

a. School review

Suatu proses dimana seluruh komponen sekolah bekerja sama

khususnya dengan orang tua dan tenaga profesional (ahli) untuk

mengevaluasi dan menilai efektivitas sekolah, serta mutu lulusan.

School review akan menghasilkan rumusan tentang kelemahan-

kelemahan, kelebihan-kelebihan dan prestasi siswa, serta rekomendasi

untuk pengembangan program tahun mendatang.

32 Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Konsep, Strategi dan

Aplikasi) … ,h. 85 33 Falah Yunus, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan, dalam

http://www.geocities.com/guruvalah/Manaj_Pening_Mutu_Pend.html

Page 32: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

23

b. Benchmarking :

Suatu kegiatan untuk menetapkan standar dan target yang akan

dicapai dalam suatu periode tertentu. Benchmarking dapat

diaplikasikan untuk individu, kelompok ataupun lembaga.

c. Quality assurance

Suatu teknik untuk menentukan bahwa proses pendidikan telah

berlangsung sebagaimana seharusnya. Dengan teknik ini akan dapat

dideteksi adanya penyimpangan yang terjadi pada proses. Teknik

menekankan pada monitoring yang berkesinambungan, dan

melembaga, menjadi subsistem sekolah. Quality assurance akan

menghasilkan informasi, yang :

1. Merupakan umpan balik bagi sekolah

2. Memberikan jaminan bagi orang tua siswa bahwa sekolah

senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.

Untuk melaksanakan quality assurance, maka sekolah harus :

1. Menekankan pada kualitas hasil belajar

2. Hasil kerja siswa dimonitor secara terus menerus

3. Informasi dan data dari sekolah dikumpulkan dan dianalisis untuk

memperbaiki proses di sekolah.

4. Semua pihak mulai kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan

juga orang tua siswa harus memiliki komitmen untuk secara

bersama mengevaluasi kondisi sekolah yang kritis dan berupaya

untuk memperbaiki.

d. Quality control

Suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan

kualitas output yang tidak sesuai dengan standar. Quality control

memerlukan indikator kualitas yang jelas dan pasti, sehingga dapat

ditentukan penyimpangan kualitas yang terjadi.

Page 33: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

24

C. Kerangka Berpikir

Manajemen mutu terpadu menekankan pada dua konsep utama, yakni

continous improvement (sebagai filosofi dari perbaikan yang terus menerus)

dan yang berhubungan dengan alat-alat dan teknik seperti brainstorming and

force field analysis (analisis kekuatan lapangan) yang digunakan untuk

perbaikan kualitas dalam tindakan manajemen untuk mencapai kebutuhan dan

harapan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.

Kondisi MAN 2 yang dilihat dari visi yang mereka miliki menggambarkan

MAN 2 Bogor memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan mutu

pendidikan yang diselenggarakan, namun dalam pengadaan tenaga

kependidikan, khususnya pada tata usaha, MAN 2 Bogor belum dapat

memenuhi standar tenaga kependidikan yang seharusnya.

Dalam konsep manajemen mutu, terbentuknya komitmen yang kuat serta

visi yang sama untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap orang yang

terlibat dalam suatu lembaga adalah kunci keberhasilan dalam perbaikan dan

peningkatakan mutu. Sumber daya manusia yang berkualitas pun memegang

peranan dalam menghasilkan output yang berkualitas pula. Hal ini berarti

dalam suatu sekolah dibutuhkan SDM yang baik agar dapat memberikan

pelayanan pendidikan yang berkualitas, sehingga output yang diinginkan

dapat tercapai, yakni hasil pendidikan yang baik/ berkualitas.

Dari keadaan yang nyata di MAN 2 Bogor, dengan kondisi yang

seharusnya pada manajemen mutu dalam pendidikan dapat dilihat adanya

permasalahan, yakni sumber daya manusia yang dimiliki belum cukup baik,

khususnya pada tenaga tata usaha. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah

dengan kondisi tetrsebut MAN 2 Bogor dapat memberikan pelayanan yang

baik kepada setiap siswa?.

Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, MAN 2 Bogor dapat

melakukan pengawasan dan pengarahan pada setiap tenaga pendidik dan

kependidikan, pengembangan dan pelatihan dapat diberikan kepada tenaga

pendidik dan kependidikan agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan

baik.

Page 34: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor

kepada setiap siswa dalam mencapai mutu pendidikan.

2. Untuk mengetahui kualitas sumber daya manusia yang ada di MAN 2

Bogor.

3. Untuk mengetahui penerapan manajemen mutu yang diterapkan oleh

Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

4. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor

dari usahanya dalam meningkatkan mutu secara berkesinambungan.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode deskriptif, melalui penelitian lapangan dan kepustakaan yang

bertujuaan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau

berbagai variable yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian ini

berdasarkan pada apa yang terjadi.

25

Page 35: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

26

C. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor mulai

bulan Januari 2010 s/d selesai. Adapun tempat penelitian bertempat di MAN 2

Bogor bertempat di Jl. Padjajaran No. 6 – Bogor.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yakni penerapan

manajemen mutu terpadu yang ada pada MAN 2 Bogor.

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, dan 40 tenaga

pendidik dan kependidikan MAN 2 Bogor dari 97 orang yang ada.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data yang disesuaikan dengan masalah yang ingin diteliti.

1. Observasi

”Observasi pengamatan terhadap sutau objek yang diteliti baik secara

langsung maupun tidak langsung utnutk memperoleh data yang harus

dikumpulkan dalam penelitian”1. Observasi dilakukan untuk mendapatkan

data mengenai fasilitas/ sarana prasarana yang dapat menunjang

keberhasilan penerapan manajemen mutu di sekolah tersebut. Observasi

dilakukan dengan mengamati keadaaan sekolah beserta sarana dan prasara

penunjangnya.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang dianggap perlu,

sehingga lebih menyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber yang

lainnya mengenai penerapan manajemen mutu terpadu yang ada disekolah

tersebut. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan

1 Djam’an satori, Aan Komariah, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA,

2009), h. 105.

Page 36: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

27

kepala sekolah dan wakil kepala sekolah MAN 2 Bogor. Adapun

instrument yang penulis gunakan adalah pedoman wawancara dengan

rincian kisi-kisi dan item pertanyaan wawancara dibawah ini.

Tabel 1

Kisi-kisi pertanyaan wawancara

No Dimensi Aspek No. Item

1 Perencanaan

a) Gambaran terhadap mutu pendidikan

b) Perencanaan manajemen sekolah

c) Penyusunan program sekolah d) Pengadaan sarana prasarana

1 dan 2 15 4 dan 5 7

2 Pengorganisasian a) Pengorganisasian Sumber Daya Manusia b) Pengorganisasian system pembelajaran c) Pembagian tugas/job

description

9 dan 10 12 13 dan 14

3 Pelaksanaan a) Pelaksanaan manajemen mutu b) Pemberian pelayanan terhadap

pengguna pendidikan c) Pengembangan program-

program pendidikan

3 dan 16 8 6

4 Evaluasi a) Penilaian kinerja karyawan b) Perbaikan secara terus menerus c) Penilaian terhadap hasil

penerapan manajemen mutu

11 18 17

3. Dokumentasi

Melalui dokumentasi ini diharapkan dapat memperoleh data-data yang

valid yang berhubungan dengan arsip sekolah sebagai penunjang dalam

penelitian ini. Dengan dokumentasi ini sudah pasti dijamin kebenarannya

yang didapatkan dari pihak-pihak sekolah, seperti: bagian administrasi,

bagian kepegawaian dan terutama manajemen sekolah.

4. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan

kepada sumber data baik secara langsung atau tidak langsung. Selain

observasi, wawancara dan dokumentasi, untuk mendapat informasi lebih

penulis menyebarkan angket kepada 40 orang tenaga pendidik dan

Page 37: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

28

kependidikan dari 97 orang yang ada sebagai sumber data. Dimana angket

yang disebar adalah angket yang berbentuk pernyataan-pernyataan dengan

memilih jawaban yang telah dianggap paling tepat diantara alternative

jawaban yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi angket yang ditujukan

kepada guru-guru adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Kisi-kisi pertanyaan angket

Variable Manajemen Mutu Terpadu

No Dimensi Aspek No. Item 1 Perencanaan a) Perencanaan manajemen

sekolah b) Penyusunan program sekolah c) Pengadaan sarana prasarana

1, 2 dan 3 4 5 dan 6

2 Pengorganisasian a) Pengorganisasian SDM b) Pengorganisasian system

pembelajaran c) Pembagian tugas/ job

description

7 dan 8 9 dan 10 11

3 Pelaksanaan a) Pelaksanaan manajemen mutu terpadu

b) Pemberian pelayanan bagi pengguna pendidikan

c) Pengembangan program-program pendidikan

12,13,14,15 dan 16 17 18 dan 19

4 Pengarahan a) Pemberian motivasi b) Menjaga komunikasi yang

Baik

20, 21 dan 22 23

5 Evaluasi a) Evaluasi program-program pendidikan b) Penilaian kinerja karyawan c) Perbaikan secara terus

menerus d) Penilaian terhadap hasil

24 25 26 27, 28, 29 dan 30

Adapun kisi-kisi penskoran yang digunakan dalam penelitian merujuk

pada empat alternatif jawaban sebagaimana dalam table 3 berikut ini:

Page 38: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

29

Table 3

Kisi-kisi alternatif jawaban angket manajemen mutu

No Alternatif jawaban Nilai skor

1 Selalu 4

2 Sering 3

3 Kadang-kadang 2

4 Tidak pernah 1

G. Teknik Analisa Data

Setelah semua data dikumpulkan dan lengkap, tahap berikutnya adalah

tahap analisis. Pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sehingga dapat

menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab

persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. Dalam analisis data

penulis melakukan cara sebagai berikut:

1. Editing

Pada tahap editing penulis memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh para pengumpul data. Setelah angket diisi dan

dikembalikan kepada penulis, penulis memeriksa satu persatu angket yang

dikembalikan dari nomor satu sampai nomor terakhir.

2. Tabulating

Dalam tahap tabulating, penulis menyusun data dalam bentuk tabel.

Tahap ini merupakan tahap lanjutan dalam proses analisis data. Melalui

tabulasi ini akan didapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item-item

pertanyaan angket. Kemudian angket tersebut diprosentasikan dan

dianalisis sehingga data yang diperoleh dari lapangan akan tampak ringkas

dan tersusun dengan baik dan dapat dengan mudah dipahami.

Page 39: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

30

Angka prosentasi diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi

dengan jumlah responden dan dikalikan 100% dengan rumus statistik

prosentasi sebagai berikut:

P = F/N x 100%

Keterangan:

P = prosentase jawaban

F = Frekuensi

N = number of Cases (jumlah responden)

100% = angka tetap

Dengan kategori persentasi sebagai berikut:

76% - 100% = Sangat baik

51% - 75% = Baik

26% - 50% = Cukup baik

0% - 25% = Kurang

Page 40: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor

1. Sejarah berdirinya sekolah

Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor merupakan Madrasah

Aliyah Alih Fungsi dari Pendidikan Guru Agama ( PGAN ) Bogor,

yang berdiri sejak tahun 1950 semula bernama Sekolah Guru Agama

Islam ( SGAI ) berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor

277/C9 Tanggal 15 Agustus 1950, pada tahun 1951 SGAI berubah

menjadi PGA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 7

tahun 1951 dengan masa belajar 5 tahun. Kemudian tahun 1953

dilakukan perubahan kembali dengan masa belajar 6 tahun dengan

pembagian kelas 1 sampai dengan kelas 4 dengan lama belajar 4

tahun dan kelas 5 sampai kelas 6 lama belajar belajar 2 tahun.

Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Agama No.18 tahun 1978

berubah lagi menjadi PGAN 6 tahun yaitu sekolah dinas yang

menyelenggarakan Pendidikan Guru Agama dari kelas 1 sampai

dengan kelas 6. Dan pada tahun 1978 Menteri Agama dengan Surat

Keputusannya Nomor 19 tahun 1978 merubah kembali PGAN 6 tahun

menjadi PGAN 3 tahun.

Melalui Surat Keputusan menteri Agama RI Nomor : 64 / 1990

PGAN Bogor dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Bogor

II, dan dengan Surat Keputusan Penyempurnaan Nomor 42 tahun

31

Page 41: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

32

1992 Tanggal 27 Januari 1992 Madrasah Aliyah Negeri Bogor II

menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor ( sekarang lebih dikenal

MAN 2 Kota Bogor ) yang terletak di Jalan Raya Pajajaran No. 6

Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.

Dengan semangat kerja keras menyelenggarakan pendidikan yang

bermutu, sejak berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor

mengalami peningkatan. Kemajuan sekolah tidak hanya dilihat dari

gedung yang mewah, sarana, prasarana yang memadai, tetapi juga

dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas dari siswa yang mengikuti

pendidikan disekolah itu. Hal ini ditandai dengan bertambahnya

jumlah siswa dan prestasi-prestasi yang diperoleh baik secara

akademik maupun non akademik.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah Aliyah negeri 2 Kota Bogor

Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor memiliki citra moral yang

menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang,

diwujudkan dalam visi madrasah, yaitu:

”Mewujudkan sumber daya manusia (siswa) yang berkualitas tinggi

dalam Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, menguasai

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Menguasai Ekstrakurikuler,

Berakhlaqul Karimah dan mampu mengaktualisasikannya di

masyarakat serta terbentuknya pribadi Muslim yang Kaaffah”

Visi tersebut mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke

depan dengan memperhatikan potensi kekikinian, sesuai dengan norma

dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan

langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam Misi berikut:

1. Menyiapkan Calon pemimpin masa depan yang menguasai Ilmu

Pengetahuan dan teknologi, Kreatif, Inovatif dan mempunyai

landasan iman dan taqwa serta akhlaqul karimah yang kuat dan

pengamalan ajaran agama sehari-hari

Page 42: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

33

2. Mengembangkan pelayanan profesional dalam semangat kerjasama

guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik.

3. Mengembangkan semangat demokrasi serta inovatif mengantar

peserta didik meraih prestasi , bermanfaat dan bahagia untuk masa

depan (dunia akhirat).

4. Menjadikan MAN 2 Kota Bogor sebagai pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, wawasan kependidikan bagi Madrasah

yang ada di wilayah KKMnya

(Kelompok Kerja Madrasah).

5. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan profesional tenaga

kependidikan sesuai perkembangan dunia pendidikan.

Selain visi dan misinya, MAN 2 Kota Bogor memiliki tujuan dari

penyelenggaraan pendidikan yang mereka jalankan, yakni:

1. Menghasilkan output (lulusan) yang bermutu tinggi pada ranah

kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Berakhlakul karimah dengan landasan iman dan taqwa.

3. Berdedikasi tinggi terhadap kinerja, masyarakat, bangsa dan negara.

4. Siap berkompetisi memasuki Perguruan Tinggi terbaik nasional

maupun internasional.

5. Menjadikan MAN 2 sebagai institusi pilihan ( populis ) bagi

masyarakat.

3. Sarana dan Prasarana MAN 2 Kota Bogor

4. Keadaan siswa, guru dan karyawan MAN 2 Kota Bogor

5. Struktur organisasi

3. Profil guru dan karyawan MAN 2 Bogor

Saat ini MAN 2 Bogor dikepalai oleh H. Kosasih Ismatullah, M.Pd.I

sejak tahun 2002, dan memiliki 89 orang tenaga kependidikan dengan

rincian 19 orang karyawan, dan 70 orang tenaga pengajar yang

seluruhnya berpendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan komitmen

MAN 2 Bogor dalam meningkatkan kualitas mereka dengan

Page 43: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

34

memperkerjakan orang-orang yang memiliki kompetensi dan loyalitas

yang tinggi terhadap sekolah. (data selengkapnya dapat dilihat dalam

lampiran 1).

4. Keadaan siswa MAN 2 Bogor

Keadaan siswa MAN 2 Bogor dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, untuk tahun ajaran 2008/2009 seluruh siswa berjumlah

940 orang, yang terdiri dari kelas X sebanyak 325 orang, kelas XI

sebanyak 293 orang, dan kelas XII sebanyak 322 orang. Sedangkan

pada tahun ajaran 2009/2010 seluruhnya berjumlah 1062 orang, yang

terdiri dari kelas X sebanyak 363 orang, kelas XI sebanyak 339 orang,

dan kelas XII sebanyak 360 orang (data selengkapnya dapat dilihat

dalam lampiran 2). Dari jumlah siswa yang semakin bertambah setiap

tahunnya membuktikan bahwa MAN 2 Bogor dinilai baik oleh

masyarakat dalam memberikan pelayanan dan melaksanakan

pendidikan.

5.Keadaan sarana dan prasana

Dalam pengadaan sarana prasarana sejak MAN 2 Bogor didirikan

mengalami peningkatan hingga saat ini MAN 2 Bogor telah memiliki

sarana, prasarana, dan fasilitas yang memadai, baik berupa fisik

bangunan maupun non fisik seperti kurikulum, metode pengajaran,

lingkungan sekolah, dan sebagainya. Sarana fisik di MAN 2 Bogor

seperti gedung sekolah, ruang belajar, perpustakaan, laboratorium, dan

sebagainya merupakan sarana belajar yang terus menerus mengalami

kemajuan. (data selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 3).

Page 44: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

35

B. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode angket,

wawancara, dan observasi. Angket yang disebarkan sebanyak 40 angket,

dibagikan kepada guru dan karyawan. Angket tersebut mencakup

pernyataan perihal penerapan manajemen mutu. Seluruh pernyataan itu

dijawab oleh responden dengan memberikan checklist (√) pada salah satu

pilihan jawaban yang sudah disediakan.

Data yang dideskripsikan dan dianalisis adalah skor-skor dari

penyebaran angket tenaga pendidik dan kependidikan yang ditemukan di

lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam persentase yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4

1. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

perencanaan manajemen sekolah

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 3 7.5

Kadang-kadang 2 22 55

Tidak pernah 1 5 12.5

Jumlah 10 40 100

Perencanaan (planning) merupakan salah satu fungsi dari manajemen,

dalam perencanaan ditentukan tujuan atau kerangka tindakan yang

diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Dilakukan dengan mengkaji

kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan strategi, kebijakan, taktik

dan program. Sehingga perencanaan merupakan langkah awal dari

keberhasilan suatu tujuan.

Dapat kita lihat dalam table bahwa 25% menjawab selalu terlibat

dalam perencanaan manajemen sekolah, 7.5% menjawab sering, 55%

Page 45: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

36

menjawab kadang-kadang, dan 12.5% menjawab tidak pernah terlibat

dalam perencanaan manajemen sekolah. Dalam merencanakan, kepala

sekolah memerlukan masukan dari guru dan karyawan yang terlibat dalam

manajemen sekolah. Namun, seperti hasil wawancara yang penulis

dapatkan bahwa di MAN 2 Bogor hanya wakil kepala sekolah bagian

kurikulum, kesiswaan, dan kepala administrasi/ tata usaha serta beberapa

guru yang terlibat dalam perencanaan manajemen sekolah. Setelah adanya

perencanaan, kepala sekolah akan mensosialisasikan kepada seluruh

elemen sekolah. Hal ini dimaksudkan agar masukan yang diberikan oleh

staf dan guru dapat sampai pada kepala sekolah secara efektif dan efisien.

2. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam penetapan

visi, misi, serta tujuan sekolah

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 7 17.5

Kadang-kadang 2 11 27.5

Tidak pernah 1 12 30

Jumlah 10 40 100

Sekolah yang sehat adalah sekolah yang memiliki visi, misi, tujuan dan

program yang jelas. Pada prinsipnya visi dibangun atas dasar bagaimana

membaca masa depan kondisi sekolah agar lebih eksis. Oleh karena itu,

membangun visi bukan hanya kepentingan pimpinan, dewan guru, tetapi

juga seluruh masyarakat keluarga besar MAN 2 Bogor.

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sejumlah sumber data untuk

tenaga pendidik dan kependidikan yang turut serta dalam pembuatan visi,

misi serta tujuan sekolah sebesar 25% selalu terlibat dalam pembuatan

visi, misi, serta tujuan sekolah, 17,5% sering, 27,5% kadang-kadang, dan

30% tidak pernah. Ini berarti bahwa dalam penetapan visi misi kepala

Page 46: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

37

sekolah hanya melibatkan beberapa orang tenaga pendidik dan

kependidikan.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang penulis dapatkan yakni,

Visi, misi dan tujuan sekolah dirumuskan dalam rapat tahunan yang

diadakan MAN 2 Bogor. Dalam penetapan visi, misi serta tujuan kepala

sekolah tidak melibatkan seluruh elemen sekolah, namun kepala sekolah

mengambil beberapa orang dari dewan guru dan staf untuk terlibat dalam

penetapan visi, misi dan tujuan. Hal ini dilakukan agar penetapan visi, misi

serta tujuan sekolah dapat berjalan efektif dan efisien. Setelah penetapan

visi, misi serta tujuan dilakukan, kepala sekolah mensosialisasikannya

kepada seluruh elemen sekolah.

3. Kepemilikan terhadap visi, misi, dan tujuan yang sama

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 22 55

Sering 3 5 12.5

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 3 7.5

Jumlah 10 40 100

Sekolah akan dapat mencapai tujuan yang tepat jika seluruh elemen

yang terlibat didalamnya memiliki visi, dan misi yang sama dalam

melaksanakan pendidikan. Walaupun hampir sebagian tenaga pendidik

dan kependidikan tidak tetrlibat dalam perumusan visi, misi dan tujuan

sekolah, namun mereka memiliki visi, misi dan tujuan yang sama. Hal ini

dikarenakan mereka sadar akan pentingnya tujuan sekolah yang ingin

mereka capai. Seperti yang diperoleh dari hasil data bahwa 55% sumber

data menjawab selalu memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama, 12,5%

menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang dan 7,5% menjawab

tidak pernah.

Page 47: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

38

4. Keterlibatan tenaga pendidik dan kependidikan dalam

penyusunan program-program pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 12 30

Sering 3 7 17.5

Kadang-kadang 2 13 32.5

Tidak pernah 1 8 20

Jumlah 10 38 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 30% dari sumber data yang ada

menjawab selalu terlibat dalam penyusunan program-program pendidikan

sekolah, 17.5% menjawab sering, 32.5% menjawab kadang-kadang, dan

20% menjawab tidak pernah. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam

penyusunan program-program pendidikan kepala sekolah tidak selalu

melibatkan seluruh staf dan dewan guru. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara yang penulis dapatkan, yakni dalam rangka merealisasikan

program-program, MAN 2 Bogor membagi program kedalam beberapa

bidang. Seperti bidang kurikulum yang merupakan jantung sekolah yang

bertanggung jawab secara maksimal terhadap kegiatan pembelajaran,

jadual sekolah, pendalaman materi, dan system pembelajaran. Bidang

kesiswaan yang mengurus seluruh kegiatan ekstrakurikuler, latihan

kepemimpinan, dsb. Bidang keagamaan yang mengisi spiritual anak didik,

seperti tadarus selama 15 menit sebelum memulai pelajaran, kultum dan

sebagainya. Namun, dalam penyusunan program sekolah tersebut, kepala

sekolah tidak melibatkan seluruh guru, tetapi hasil dari penyusunan

program akan disosialisasikan kepada seluruh guru dan karyawan.

Page 48: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

39

5. Ketersediaan sarana dan prasarana sudah sangat baik dan sesuai

dengan kebutuhan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 25 62.5

Sering 3 9 22.5

Kadang-kadang 2 6 15

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Upaya meningkatkan kepuasan pelanggan di Madrasah Aliyah Negeri 2

Kota Bogor dilakukan dengan menyediakan sarana prasarana yang

diperlukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Dari tabel

tersebut dapat dilihat bahwa 62,5% dari sumber data menjawab sekolah

selalu menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan sesuai dengan

kebutuhan siswa, 22.5% menjawab sering, dan 15% menjawab kadang-

kadang. Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor telah terpenuhi dan menunjang proses

pembelajaran dengan baik.

6. Ketersediaan peralatan dan fasilitas pembelajaran sudah

memadai dan tepat

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 20 50

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 5 12.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dengan adanya kemajuan teknologi pada saat ini, mempengaruhi pula

pada kemajuan media pembelajaran yang dipakai para tenaga pendidik

Page 49: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

40

dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari tabel tersebut dapat

dilihat bahwa peralatan dan fasilitas pembelajaran yang ada sudah memadai

dan tepat dalam menunjang proses pembelajaran, dapat dilihat bahwa 50%

dari sumber data menjawab sekolah selalu menyediakan peralatan dan

fasilitas pembelajaran yang memadai dan tepat bagi siswa, 37,5% menjawab

sering, 12,5% menjawab kadang-kadang. Dari hasil wawancara yang penulis

dapatkan bahwa dalam penyediaan sarana prasarana pembelajaran MAN 2

mengacu pada standar nasional tentang penyediaan sarana dan parasarana

pendidikan,  sehingga sudah dapat dikatakan memadai dan tepat dalam

mendukung proses pembelajaran.

7. Pengadaan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 12 30

Sering 3 14 35

Kadang-kadang 2 14 35

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dalam rangka mengembangkan sumber daya yang dimilikinya,

Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor mengadakan pendidikan dan pelatihan

bagi tenaga pengajar dan karyawan. Hal ini dikarenakan MAN 2 Bogor

menyadari bahwa tenaga pengajar dan karyawan memegang peranan

penting dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Dari tabel

diatas dapat dilihat bahwa dari sumber data yang ada 30% menjawab

sekolah selalu mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi guru dan staf,

35% menjawab sering, dan 35% menjawab kadang-kadang.

Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa dalam

memberdayakan guru dan staf, MAN 2 Bogor mengadakan pendidikan

dan pelatihan (diklat), workshop pendidikan, baik internal (dalam sekolah,

dengan memanggil nara sumber) maupun eksternal (diluar sekolah, seperti

Page 50: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

41

dari pendidikan nasional, kanwil, dll) serta menyertakan dewan guru

dalam MGMP, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan dan

pelatihan bagi guru dan staf telah dilakukan dengan cukup baik oleh

sekolah.

8. Pengadaan pemberdayaan staf dan guru dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 15 37.5

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Tenaga pendidik dan kependidikan merupakan salah satu faktor yang

mendukung keberhasilan pencapaian mutu dalam pendidikan. Maka

pemberdayaan bagi para guru diperlukan dalam rangka meningkatkan

kompetensi yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas kerja mereka yang

akan berpengaruh pada kualitas hasil (anak didik). MAN 2 Bogor rutin

mengadakan pemberdayaan bagi para staf dan guru, baik internal (dalam

sekolah) maupun eksternal (luar sekolah), dengan memberikan pelatihan-

pelatihan dan sebagainya. Seperti dalam tabel bahwa 37.5% dari sumber

data yang ada menjawab sekolah selalu mengadakan pemberdayaan bagi

para staf dan guru dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, 37.5%

menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah.

Dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan staf dan guru yang telah

dilakukan dengan baik oleh MAN 2 Bogor.

Page 51: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

42

9. System pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan

siswa

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 14 35

Sering 3 17 42.5

Kadang-kadang 2 9 22.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dapat kita lihat dalam tabel sistem pembelajaran yang diterapkan pada

MAN 2 Bogor, dari sumber data yang ada 35% menjawab sistem

pembelajaran selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan siswa,

42.5% menjawab sering, 22.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak

pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor selalu berusaha

menyesuaikan sistem pembelajaran yang diterapkan dengan kebutuhan dan

keadaan siswa.

10. Sekolah dapat mengatasi setiap hambatan dalam proses

pembelajaran

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 9 22.5

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 15 37.5

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

Proses pembelajaran tidak selalu berjalan mulus dalam pelaksanaannya.

Sedikit banyaknya pasti terdapat hambatan yang ada, seperti kurangnya

informasi, ketimpangan siswa dalam memahami pembelajaran, dan

sebagainya. Namun dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut

Page 52: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

43

dibutuhkan tindakan preventif dari tenaga pengajar yang ada. Dari sumber

data yang ada 22,5% menjawab sekolah selalu dapat mengatasi hambatan

dalam proses pembelajaran, 37,5% menjawab sering dan kadang-kadang,

dan hanya 2,5% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa

hambatan yang dialami oleh MAN 2 Bogor dalam proses pembelajaran

dapat diatasi dengan cukup baik oleh sekolah.

11. Kepala sekolah memberikan intruksi dan prosedur yang jelas

dalam melaksanakan tugas

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 20 50

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Pimpinan merupakan seseorang yang memegang peran utama dalam

suatu organisasi. Anggota akan melaksanakan tugasnya dengan baik jika

seorang pemimpin memberikan intruksi dan prosedur yang jelas dalam

melaksanakan tugasnya. Guru/ tenaga pengajar dipimpin oleh kepala

sekolah, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran kepala sekolah

berperan dalam memberikan intruksi dan prosedur yang jelas bagi guru.

Dapat kita lihat dalam tabel, 25% sumber data menjawab kepala sekolah

selalu memberikan intruksi dan prosedur yang jelas babgi anggotanya

dalam menjalankan tugas, 50% menjawab sering dan 25% menjawab

kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah MAN 2 Bogor

telah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pemimpin, sehingga staf

dan dewan guru dapat menjalakan tugas kependidikan dengan baik.

Page 53: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

44

12. Seluruh elemen sekolah bertanggung jawab terhadap

pengembangan dan peningkatan mutu

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 21 52.5

Sering 3 13 32.5

Kadang-kadang 2 6 15

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Suatu komitmen dari seluruh elemen sekolah sangat dibutuhkan agar

pelaksanaan peningkatan kualitas dapat berjalan optimal. Dari tabel

tersebut dapat kita lihat bahwa dari sumber data yang diperoleh sebesar

52,5% menjawab seluruh elemen sekolah selalu bertanggung jawab

terhadap pengembangan dan peningkatan mutu di sekolah, 32,5%

menjawab sering, 15% menjawab kadang-kadang. Dari jawaban yang ada

dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab seluruh elemen sekolah

terhadap pengembangan dan peningkatan mutu di MAN 2 Bogor telah

berjalan dengan baik.

13. Seluruh elemen sekolah menempatkan mutu sebagai prioritas

disekolah dalam setiap kegiatan kependidikan

Alternatif jawaban Skor frekuensi %

Selalu 4 25 62.5

Sering 3 13 32.5

Kadang-kadang 2 2 5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Untuk dapat mencapai mutu yang diinginkan, seluruh elemen sekolah

baik kepala sekolah maupun karyawan dan tenaga pengajar harus selalu

Page 54: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

45

berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan kependidikan yang

diselenggarakan. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa dari sumber data

yang ada sebesar 62,5% tenaga pendidik dan kependidikan selalu

menempatkan mutu sebagai prioritas disekolah dalam setiap kegiatan

kependidikan, 32,5% menjawab sering dan 5% menjawab kadang-kadang.

Dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah jumlah sumber data selalu

menempatkan mutu sebagai prioritas disekolah dalam setiap kegiatan

kependidikan, ini berarti MAN 2 Kota Bogor telah menyadari pentingnya

mutu dalam pendidikan.

14. Sekolah memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen dengan baik

dalam melaksanakan manajemen sekolah

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 8 20

Sering 3 19 47.5

Kadang-kadang 2 12 30

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

Fungsi-fungsi manajemen meliputi planning, organizing, actuating,

dan controlling. Fungsi-fungsi manajemen tersebut selalu terlibat dalam

pelaksanaan manajemen. Dapat kita lihat dalam tabel bahwa 20% sumber

data menjawab sekolah selalu memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen

dengan baik dalam melaksanakan manajemen sekolah, 47.5% menjawab

sering, 30% menjawab kadang-kadang dan 2.5 % menjawab tidak pernah.

Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor telah memanfaatkan fungsi-

fungsi manajemen dalam melaksanakan manajemen sekolah dengan cukup

baik.

Page 55: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

46

15. Sekolah melaksanakan manajemen dengan baik

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 2 5

Sering 3 22 55

Kadang-kadang 2 15 37.5

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

Manajemen merupakan otak dalam suatu lembaga/ organisasi. Dalam

manajemen setiap kegiatan direncanakan, diorganisasi, dipimpin,

dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi dalam rangka pencapaian tujuan

yang diinginkan. Jika sekolah telah melaksanakan manajemen dengan

baik. maka akan kecil kemungkinannya mengalami hambatan dalam

proses kegiatan belajar mengajar. Dapat kita lihat dalam tabel bahwa dari

sumber data yang ada 5% menjawab sekolah selalu melaksanakan

manajemen dengan baik, 55% menjawab sering, 37.5% menjawab kadang-

kadang dan 2.5% menjawab tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN

2 Bogor telah melaksanakan manajemen sekolah dengan cukup baik.

16. Sekolah berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan

kependidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 20 50

Sering 3 12 30

Kadang-kadang 2 8 20

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Kegiatan pendidikan meliputi kegiatan belajar mengajar yang dilalui oleh

siswa, baik formal maupun informal (ekstrakurikuler). Untuk dapat mencapai

Page 56: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

47

mutu, setiap kegiatan kependidikan berorientasikan pada mutu. Dapat dilihat

dalam tabel bahwa 50% dari sumber data menjawab sekolah selalu

berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan kependidikan, 30% menjawab

sering, 20% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Sesuai dengan

hasil wawancara yang penulis dapatkan bahwa MAN 2 sebagai lembaga

pendidikan ingin menghasilkan orang-orang yang dapat menghadapi

tantangan dunia, sehingga dalam pelaksanaan pendidikan, mutu menjadi

prioritas utama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor sudah

berorientasi pada mutu dalam setiap kegiatan kependidikan yang mereka

berikan pada siswa.

17. Sekolah memberikan pelayanan yang baik bagi siswa maupun

masyarakat

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 17 42.5

Sering 3 17 42.5

Kadang-kadang 2 5 12.5

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

Dalam manajemen mutu, kepuasan konsumen dan dapat memenuhi

kebutuhan mereka menjadi nomor satu. Salah satunya adalah dengan

memberikan pelayanan yang baik bagi para siswa dan masyarakat sebagai

pengguna jasa pendidikan. Dapat kita lihat dalam tabel, dari sumber data

yang ada 42.5% menjawab sekolah selalu memberikan pelayanan yang

baik bagi para siswa dan masyarakat, 42.5% menjawab sering,

12.5%menjawab kadang-kadang, dan 2.5% menjawab tidak pernah.

Dari hasil wawancara yang penulis dapatkan dalam memberikan

pelayanan sekolah selalu berusaha memberikan yang terbaik, mulai dari

pelayanan pendidikan, seperti mengadakan tenaga pendidik dan

kependidikan yang professional, yang dapat dilihat dari kedisiplinan guru

Page 57: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

48

dalam proses pendidikan, sistem pembelajaran yang menyenangkan serta

pengadaan sarana dan prasarana, dan sebagainya, baik bagi siswa maupun

masyarakat. Untuk mndapatkan tenaga pendidik dan kependidikan yang

berkualitas, kepala sekolah rutin mengadakan pendidikan dan pelatihan

bagi staf dan karyawan. Tanggapan masyarakat cukup baik, hal ini dapat

terbukti dari jumlah siswa yang meningkat setiap tahunnya. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor telah memberikan pelayanan

yang baik bagi para siswa dan masyarakat sebagai pengguna jasa

pendidikan.

18. Seluruh komite sekolah berperan aktif dalam pengembangan

program-program pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 25

Sering 3 13 32.5

Kadang-kadang 2 16 40

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

Dalam pengembangan program-program pendidikan, kepala sekolah

MAN 2 Bogor tidak melibatkan seluruh komite sekolah, namun hasil dari

pengembangan program tersebut akan disosialisasikan kepada seluruh

komite sekolah. Seperti dalam tabel diatas, sebanyak 25% sumber data

menjawab selalu berperan aktif dalam pengembangan program-program

pendidikan, 32.5% menjawab sering, 40% menjawab kadang-kadang, dan

2.5% menjawab tidak pernah.

19. Masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan program-

program pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 5 12.5

Page 58: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

49

Sering 3 5 12.5

Kadang-kadang 2 12 30

Tidak pernah 1 18 45

Jumlah 10 40 100

Dari tabel diatas, sebesar 12.5% menjawab masyarakat selalu

berpartisipasi dalam pengembangan program-program pendidikan, 12.5%

menjawab sering, 30% menjawab kadang-kadang, dan 45% menjawab

tidak pernah. Menurut hasil wawancara yang penulis dapatkan, yakni

sekolah mengadakan pengembangan program-program pendidikan dengan

mengacu pada Permendiknas tentang 8 standar nasional, standar SKL dan

PP. no 11 tahun 2005. Pengembangan program-program dilakukan secara

dinamis, setiap bulan dan tahun. Sehingga dapat disimpulkan masyarakat

tidak dilibatkan dalam pengembangan program, namun tetap diberikan

wadah dalam memberikan masukan kepada sekolah.

20. Saya menyetujui ide-ide perbaikan kualitas yang disarankan oleh

seluruh pegawai

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 26 65

Sering 3 9 22.5

Kadang-kadang 2 5 12.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Seluruh anggota dalam suatu organisasi memiliki hak mengeluarkan

pendapatnya dalam rangka mencapai tujuan bersama, dalam sekolah tidak

hanya kepala sekolah sebagai pemimpin yang berhak mengeluarkan ide-

ide dalam rangka perbaikan kualitas, tetapi juga para guru dan karyawan.

Dapat kita lihat dalam tabel bahwa baik kepala sekolah, guru maupun

Page 59: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

50

karyawan MAN 2 Bogor memiliki toleransi yang tinggi terhadap ide-ide

yang dikeluarkan oleh anggotanya dalam rangka perbaikan kualitas, hal ini

dapat dilihat dari presentasi jawaban sumber data bahwa 65% menjawab

selalu menyetujui ide-ide perbaikan kualitas yang disarankan oleh

pegawai, 22.5% menjawab sering, 12.5% menjawab kadang-kadang, dan

0% menjawab tidak pernah.

21. Kepala sekolah memotivasi staf dan guru dalam bekerja

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 20 50

Sering 3 15 37.5

Kadang-kadang 2 5 12.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Kepala sekolah sebagai pemimpin tidak hanya memberikan intruksi

pada setiap bawahannya, tetapi hal yang paling penting adalah membuat

bagaimana para karyawan dapat melaksanakan intruksi dengan baik dan

hasil yang memuaskan, dengan memberikan motivasi pada karyawan,

karyawan akan terpacu untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dapat

kita lihat dalam tabel bahwa 50% dari sumber data menjawab kepala

sekolah selalu memotivasi staf dan guru dalam bekerja, 37.5% menjawab

sering, 12.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Dapat

disimpulkan bahwa kepala sekolah MAN 2 Bogor memiliki komunikasi

yang baik dengan para guru dan staf, salah satunya dengan memotivasi

guru dan staf dalam bekerja.

22. Kepala sekolah mendukung dan menghargai pemikiran kreatif

guru dan staf dalam perbaikan kualitas

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 25

Page 60: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

51

Sering 3 20 50

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dalam penerapan Manajemen Mutu, pimpinan memiliki peranan yang

sangat penting dalam keberhasilannya. Dalam pendidikan, kepala sekolah

yang berepran sebagai pemimpin. Seorang pemimpin harus bijak dan

menghargai setiap ide-ide yang dilontarkan bawahannya dalam mengambil

suatu keputusan. Karena ide yang cemerlang dapat timbul dari siapa saja,

tidak mengenal pimpinan maupun anggota. Dari tabel diatas dapat kita

lihat bahwa 25% dari sumber data menjawab kepala sekolah selalu

mendukung dan menghargai pemikiran kreatif guru dan staf dalam

perbaikan kualitas, 50% menjawab sering, dan 25% menjawab kadang-

kadang. Dapat disimpulkan bahwa demi mencapai tujuan dan kualitas

yang diinginkan, kepala sekolah MAN 2 Bogor selalu mendukung dan

menghargai ide serta pemikiran kreatif bawahannya dengan baik.

23. Komunikasi antara kepala sekolah, guru, dan karyawan berjalan

efektif

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 23 57.5

Sering 3 12 30

Kadang-kadang 2 5 12.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Komunikasi antara pimpinan dan bawahan harus berjalan efektif jika

ingin tujuan sekolah dapat tercapai dengan optimal. Dari tabel diatas dapat

dilihat bahwa 57,5% sumber data menjawab komunikasi antara kepala

Page 61: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

52

sekolah, guru dan karyawan selalu berjalan efektif, 30% menjawab sering

dan 12,5% menjawab kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa seluruh

elemen sekolah selalu menjaga komunikasi yang baik antar sesame dalam

rangka pencapaian tujuan sekolah.

24. Sekolah mengevaluasi dan memonitor setiap program dengan baik

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 12 30

Sering 3 18 45

Kadang-kadang 2 10 25

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Supervisi dan evaluasi dilakukan dengan tujuan agar setiap program

dapat berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan dan menilai hasil

yang diperoleh dari program tersebut, apa perlu diadakan perbaikan atau

tidak. Dapat kita lihat dalam tabel bahwa dari sumber data yang ada 30%

menjawab sekolah selalu mengevaluasi dan memonitor setiap program

dengan baik, 45% menjawab sering, 25% menjawab kadang-kadang, dan

0% tidak pernah. Dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor telah

melakukan evaluasi dan monitor terhadap program-program sekolah

dengan baik.

25. Sekolah mengadakan evaluasi kinerja kerja karyawan dan guru

setiap tahunnnya

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 20 50

Sering 3 16 40

Kadang-kadang 2 4 10

Tidak pernah 1 - -

Page 62: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

53

Jumlah 10 40 100

Dari tabel diatas, sebanyak 50% sumber data menjawab sekolah selalu

mengadakan evaluasi kinerja kerja karyawan dan guru setiap tahunnya,

40% menjawab sering, 10% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak

pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor selalu

berusaha meningkatkan mutu pendidikan yang mereka jalankan, salah

satunya dengan melakukan evaluasi kinerja kerja para guru dan staf dalam

rangka perbaikan yang berkelanjutan (continue improvement).

26. Kepala sekolah memiliki komitmen yang kuat utuk melakukan

evaluasi dan tinjauan ulang

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 11 27.5

Sering 3 22 55

Kadang-kadang 2 6 15

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik tidak hanya dilakukan

evaluasi saja, tetapi juga komitmen kepala sekolah sebagai manajer untuk

melakukan evaluasi secara terus menerus. Dari tabel diatas, dapat kita lihat

bahwa dari sumber data yang ada 27.5% menjawab kepala sekolah selalu

memiliki komitmen yang kuat untuk melakukan evaluasi dan tinjauan

ulang dalam menjalankan pendidikan, 55% menjawab sering, 15%

menjawab kadang-kadang, dan 2.5% menjawab tidak pernah. Maka dapat

disimpulkan bahwa kepala sekolah MAN 2 Bogor memiliki komitmen

yang kuat dalam peningkatan mutu pendidikan.

Page 63: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

54

27. Prestasi-prestasi yang diperoleh sekolah dapat diraih dengan baik

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 13 32.5

Sering 3 20 50

Kadang-kadang 2 7 17.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Prestasi sekolah merupakan hasil yang diperoleh sekolah dari apa yang

telah mereka berikan kepada siswa baik pengetahuan maupun

keterampilan. Dari tabel diatas, sebanyak 32% sumber data menjawab

sekolah selalu memperoleh prestasi-prestasi dengan baik, 50% menjawab

sering, 17.5% menjawab kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Maka,

dapat disimpulkan bahwa prestasi-prestasi yang diperoleh MAN 2 Bogor

dapat diraih dengan baik.

28. Sekolah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai

pengguna jasa pendidikan

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 14 35

Sering 3 17 42.5

Kadang-kadang 2 8 20

Tidak pernah 1 1 2.5

Jumlah 10 40 100

Page 64: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

55

Kebutuhan masyarakat secara praktis dari hasil pendidikan adalah

bagaimana siswa yang telah mendapatkan pendidikan dapat melanjutkan

pada pendidikan yang lebih tinggi atau bahkan dapat diterima dalam dunia

kerja. Dapat kita lihat dari tabel diatas bahwa 30% dari sumber data yang

ada menjawab sekolah selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

sebagai pengguna jasa pendidikan, 42.5% menjawab sering, 20%

menjawab kadang-kadang, dan 2.5% menjawab tidak pernah. Maka dapat

disimpulkan bahwa MAN 2 Bogor dapat memenuhi kebutuhan

masayarakat sebagai pengguna jasa pendidikan dengan baik.

29. Sekolah menghasilkan lulusan yang diterima pada Perguruan

Tinggi Favorit

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 16 40

Sering 3 13 32.5

Kadang-kadang 2 11 27.5

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa, sebanyak 40% dari sumber data

yang ada menjawab sekolah selalu menghasilkan lulusan yang diterima

pada perguruan tinggi favorit, 32.5% menjawab sering, 27.5% menjawab

kadang-kadang, dan 0% tidak pernah. Maka, dapat disimpulkan bahwa

lulusan yang dihasilkan MAN 2 Bogor dapat diterima dan meneruskan

pendidikan pada perguruan tinggi favorit.

30. Sekolah dapat mencapai visi, misi dan tujuan sekolah dengan baik

Alternatif jawaban Skor Frekuensi %

Selalu 4 11 27.5

Sering 3 16 40

Kadang-kadang 2 13 32.5

Page 65: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

56

Tidak pernah 1 - -

Jumlah 10 40 100

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa, 27.5% dari sumber data

menjawab sekolah selalu dapat mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah

dengan baik, 40% menjawab sering, 32.5% menjawab kadang-kadang, dan

0% tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa, MAN 2 Bogor dapat

mencapai visi, misi, dan tujuan yang diinginkan dengan baik.

C. Analisis Data

Dari data yang telah diperoleh oleh penulis, dapat dilihat bahwa konsep

manajemen mutu telah diterapkan dengan cukup baik oleh Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor, hal ini dapat dilihat dari data siswa yang

mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak MAN 2 berdiri, arus

lulusan, serta prestasi yang dapat diraih. Selain itu, dapat dilihat pula data

yang penulis dapat melalui wawancara dan angket tenaga pendidik dan

kependidikan yang penulis peroleh, mereka berpendapat bahwa MAN 2

Bogor selalu berusaha dalam meningkatkan mutu pendidikan dan

melakukan perbaikan secara terus menerus (continue improvement).

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, MAN 2 Bogor memiliki

komitmen yang kuat, hal ini terbukti dengan visi, misi dan tujuan sekolah.

Selain itu, menurut data yang diperoleh penulis, dalam upayanya

meningkatkan kepuasan pelanggan, Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor

selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada setiap siswa,

seperti menyediakan sarana prasarana yang diperlukan oleh peserta didik

dalam rangka menunjang proses pembelajaran saat ini, dimana teknologi

dalam pendidikan semakin maju, mengadakan tenaga pendidik dan

kependidikan yang profesional, hal ini terlihat dari kedisiplinan guru

dalam menjalankan proses pendidikan, serta memberikan sistem

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. MAN 2 Bogor pula rutin

mengadakan pemberdayaan guru dan karyawan dengan melakukan

Page 66: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

57

pelatihan baik internal (dalam sekolah) maupun eksternal dalam rangka

meningkatkan kinerja dan kompetensi guru sebagai tenaga pendidik dan

kependidikan, sehingga kekurangan yang ada pada setiap karyawan dapat

diperbaiki/ dievaluasi untuk mencapai hasil yang maksimal.

Berdasarkan data yang diperoleh pula, kepala sekolah sebagai manajer

telah melakukan tugasnya dengan baik, memberikan intruksi dan prosedur

yang jelas pada tugas yang diberikan kepada guru dan karyawan,

komunikasi antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan berjalan

baik, melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, serta memiliki komitmen

yang kuat dalam perbaikan mutu yang berkelanjutan.

Dari semua data yang penulis peroleh, dari usaha MAN 2 Bogor dalam

meningkatkan mutu dapat terlihat Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor

mampu meraih prestasi-prestasi, baik akademik, maupun non-akademik,

dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Hal ini pula menandakan

proses pendidikan dan pembelajaran yang diberikan guru dapat sampai

kepada siswa dengan baik. Selain itu, siswa juga dapat melanjutkan

pendidikan pada perguruan tinggi favorit di Indonesia.

Page 67: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen mutu merupakan konsep manajemen modern yang

memberikan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mengetahui dan memahami

pentingnya mengupayakan lulusan pendidikan yang berkualitas.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, seperti

pengadaan sarana dan prasarana yang memadai, pemeliharaan gedung

yang baik, guru yang memiliki kompetensi dan loyalitas yang tinggi,

prestasi yang baik, lingkungan belajar yang kondusif, kekuatan

kepemimpinan, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,

maka penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut:

1. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Bogor memiliki komitmen yang

kuat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Komitmen ini dapat

terlihat dari visi, misi, dan tujuan sekolah yang dicanangkan sejak

awal, yakni berorientasi pada Sumber Daya Manusia yang berkualitas

tinggi.

2. Pelayanan akademik yang diberikan MAN 2 Bogor cukup baik,

walaupun terdapat kekurangan pada sumber daya manusia yang ada,

khususnya tenaga tata usaha. Namun MAN 2 Bogor selalu berusaha

dalam meningkatkan mutu pendidikan dan melakukan perbaikan

58

Page 68: 98527 Ummi Saroh Salamah Fitk

59

secara terus menerus (continue improvement) melalui pendidikan,

pelatihan, pengawasan, serta pengarahan kepada staf dan guru.

3. Dalam menjalankan pendidikan, MAN 2 Bogor pula berusaha untuk

memenuhi kepuasan pelanggan (siswa, orang tua, dan masyarakat

sebagai pengguna jasa pendidikan), dengan mengadakan sarana dan

prasarana yang baik, tenaga pendidik dan kependidikan yang

berkompeten, serta sistem pembelajaran yang menyenangkan bagi

siswa.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan berkenaan dengan

manajemen mutu yang diterapkan dalam pendidikan adalah sebgai berikut:

1. Sekolah tetap berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan

yang dijalankan, dan melakukan perbaikan yang berkelanjuutan agar

hasil yang diperoleh selalu dapat lebih baik.

2. Hendaknya terus berupaya dalam mengadakan pendidikan dan

pelatihan bagi staf dan guru serta pengawasan dan pengarahan kepala

sekolah terhadap kinerja bawahannya dalam rangka mencapai hasil

yang berkualitas.

3. Hendaknya terus berupaya mempertahankan apa yang menjadi

kekuatan atau kelebihan sekolah selama ini.

4. Hendaknya sekolah memperhatikan siswa yang berprestasi namun

kurang beruntung, sehingga siswa tersebut pula dapat melanjutkan

pendidikannya pada perguruan tinggi, agar arus lulusan sekolah yang

ada dapat meningkat dari segi kuantitas.