Upload
nadia-rani
View
40
Download
1
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
JURNAL PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
2010
TEOFILINDisusun oleh :
Ade Fithrotinnadhiroh
Bayyinah
Dina Haryanti
Endah Purnamasari
Siti Mardiyanti
Wiwin Wiarsih
KELOMPOK 5
FARMASI IV A
F A K U L T A S K E D O K T E R A N D A N I L M U K E S E H A T A N
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
1. DATA PREFORMULASI
1.1 Teofilin (Zat Aktif)
Theophyllinum
Teofilin
Nama Senyawa
1,3-dimetilxantina
Struktur Molekul
C7H8N4O2
Teofilin mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,0 % C7H8N4O2.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Farmakope Indonesia III). Teofilin mengandung
satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih
dari 102,0 % C7H8N4O2, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Farmakope Indonesia
IV).
Berat Molekul
198.18 g/mol
Nama Lain
Accurbron, Aerolate, Aquaphyllin, Asmalix, Bronkodyl, Elixomin, Elixophyllin, Lanophyllin,
Linolix, (Pulmophylline), Slophyllin Syrup, Synophylate, Theoclear, Theolair, Theon,
Theophyl, Theostat.
Pemerian
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di udara.
Kelarutan
Farmakope Indonesia III : Larut dalam lebih kurang 180 bagian air, lebih mudah larut dalam
air panas, larut dalam lebih kurang 120 bagian etanol (95%), mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam amonia encer.
Farmakope Indonesia IV : Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas,
mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam amonium hidrokida, agak sukar larut
dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter.
Jarak lebur
Antara 270 dan 274, rentang anatara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 3.
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Susut pengeringan
Bentuk hidrat antara 7,5 % dan 9,5%, bentuk anhidrat tidak lebih dari 0,5 %, lakukan
pengeringan pada suhu 105 selama 4 jam.
Sisa pemijaran
Tidak lebih dari 0,15 %
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik.
Sediaan oral : disimpan pada suhu ruang 20o-25oC terlindung cahaya yang lembab.
Sediaan parenteral : Dapat dijaisimpan pada suhu 15oC-30oC terlindung dari cahaya. Simpan
dalam kardus sampai waktu pada ingin digunakan. Teofilin merupakan larutan yang stabil pada
suhu ruangan. Dan pada pH 3,5-8,6; pKa 8,8; stabilitas pada suhu ka hingga 48 jam.amar pada
konsentrasi tidak kurang dari 40 mg0ml. Disimpan pada suhu
Khasiat dan penggunaan
Spasmolitikum bronkial
Klasifikasi
Bronkodilator ( inhibitor fosfodiesterase) Kategori kehamilan C
Cara Pemakaian
Oral, Rektal
Dosis
Anak-anak : Dosis Lazim = 10 mg/kg (dibagi dalam 2-3 dosis).
Dewasa : Dosis Lazim = 200 mg (1 x p), 500 mg (1 x h)
Dosis Maksimum = 500 mg (1 x p), 1 g (1 x h)
1.2 Farmakologi Teofilin (Zat Aktif)
Kerja Obat
a) Menghambat fosfodiesterase, menghasilkan peningkatan konsentrasi jaringan siklik
adenosin monofosfat (cAMP).
b) Peningkatan kadar cAMP menyebabkan : bronkodilatasi, stimulasi SSP dan jantung,
diuresis, sekresi asam lambung. Efek terapeutik : bronkodilatasi.
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Mekanisme aksi
1. Nonselective kompetitif fosfodiesterase inhibitor, yang meningkatkan intraselular
cAMP, mengaktifkan PKA, menghambat TNF-alpha dan menghambat sintesis
leukotriene, dan mengurangi peradangan dan kekebalan bawaan.
2. Nonselective adenosine receptor antagonist , berlawanan dengan A1, A2, dan A3 resept
yang menjelaskan banyak dari efek jantung dan beberapa dari efek anti-asma.
3. Teofilin telah terbukti dapat menghambat TGF-beta-dimediasi konversi paru
myofibroblasts fibroblas ke dalam PPOK dan asma melalui jalur cAMP-PKA dan
menekan col1 mRNA, kode untuk protein kolagen.
Telah terbukti bahwa teofilin dapat membalikkan pengamatan klinis ketidakpekaan
steroid pada pasien dengan PPOK dan penderita asma yang perokok aktif (suatu kondisi yang
mengakibatkan stres oksidatif) melalui mekanisme yang jelas terpisah. Teofilin in vitro dapat
mengembalikan keadaan berkurangnya HDAC (histon deacetylase) kegiatan yang disebabkan
oleh stres oksidatif (misalnya, pada perokok), responsif terhadap steroid kembali normal. Lebih
jauh lagi, teofilin dapat langsung mengaktifkan HDAC2. (Kortikosteroid menonaktifkan respon
inflamasi dengan menghalangi ekspresi mediator inflamasi melalui deacetylation dari histon,
suatu efek yang ditengahi melalui histon deacetylase-2 (HDAC2). Sekali deacetylated, DNA
dikemas ulang sehingga daerah promotor gen peradangan tidak tersedia untuk mengikat
transkripsi faktor-faktor seperti NF-KB yang bertindak untuk mengaktifkan kegiatan
peradangan. Hal ini baru-baru ini menunjukkan bahwa stres oksidatif yang berhubungan
dengan asap rokok dapat menghambat aktivitas HDAC2, sehingga menghalangi anti-efek
inflamasi kortikosteroid.) Jadi teofilin bisa membuktikan kepada menjadi sebuah novel bentuk
terapi tambahan dalam meningkatkan respons klinis untuk penderita asma steroid dalam
merokok.
Farmakokinetik
a) Absorbsi : diabsorbsi dengan baik dari bentuk dosis oral. Absorbsi dosis lepas lambat
berlangsung lambat namun sempurna.
b) Distribusi : didistribusikan secara luas. Teofilin didistribusikan dalam cairan
ekstraselular, di dalam plasenta, dalam susu ibu dan dalam sistem saraf pusat.
Konsentrasi dalam ASI 70 % dari kadar plasma. Volume distribusi adalah 0,5 L / kg.
Mengikat protein sebesar 40%. Volume distribusi meningkat pada penderita neonatus
dan mereka yang menderita sirosis atau kekurangan gizi, sedangkan volume distribusi
menurun pada penderita obesitas.
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
c) Metabolisme dan ekskresi : sebagian besar diekskresi oleh hati menjadi kafein yang
dapat terakumulasi pada neonatus. Metabolitnya kemudian diekskresi oleh ginjal.
d) Waktu paruh : 3-13 jam. Meningkat pada lansia (>60 thn), neonatus dan pasien dengan
penyakit gagal jantung kongestif atau hati, semakin singkat pada perokok sigaret dan
anak-anak.
Indikasi
Bronkodilator pada obstruksi jalan nafas reversibel sehubungan dengan asma atau PPOM.
Pencegahan dan pengobatan asma bronkial, asma bronkitis, asma kardial, emfisema paru. (ISO
Farmakoterapi hal 465). Penggunaan tidak resmi : Stimulan pernafasan dan miokardial pada
apnea bayi.
Kontraindikasi dan perhatian
a) Dikontraindikasikan pada : Aritmia tidak terkendali, hipertiroidisme, diketahui
intoleransi alkohol (beberapa cairan oral). Hipersensitivitas, tukak lambung, diabetes,
gastritis, gangguan hati dan ginjal. (ISO Farmakoterapi hal 465).
b) Perhatian gunakan secara hati-hati pada: pasien lansia > 60 thn (dianjurkan untuk
mengurangi dosis, GJK, kor pulmonale atau penyakit hati (diperlukan penurunan dosis),
perokok sigaret (dapat dibutuhkan dosis yang lebih besar), kehamilan (telah digunakan
secara aman), anak-anak <6 tahun (hindari preparat sustained release), Pasien obesitas
(dosis harus ditentukan berdasarkan berat badan ideal).
c) Jangan menggunakan melebihi dosis yang dianjurkan; bila dalam 1 jam gejala tetap
atau bertambah buruk, segera hubungi dokter; jangan digunakan terus-menerus. (ISO
Farmakoterapi hal 465)
Reaksi merugikan dan efek samping
a) SSP : gugup, ansietas, sakit kepala, insomnia, dan kejang.
b) KV : takikardia, palpitasi, aritmia, angina pektoris.
c) GI : mual, muntah, anoreksia, keram
d) Neuro : tremor
e) Diare, sakit kepala, insomnia, palpitasi, takikardia, aritmia ventikular, ruam kulit.
(ISO Farmakoterapi hal 465)
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Interaksi
Obat-obat:
a) Efek samping KV dan SSP bertambah bila digunakan bersama agens adrenergik
(simpatomimetik).
b) Dapat mengurangi efek terapeutik dari litium.
c) Merokok, fenobarbital, rifampin, fenitoin, dan ketokonazol meningkatkan metabolisme
dan mengurangi efektifitasnya.
d) Eritromisin, bloker anergik beta, vaksinasi influenza, simetidin, kontrasepsi oral,
glukokortikoid, disulfiram, interferon, meksiletin, fluoroquinolon, tiabendazol, takrin
dan dosis besar alopurinol menurunkan metabolisme dan mengakibatkan toksisitas.
e) Meningkatkan resiko aritmia bila digunakan bersama haloten.
f) Isoniazid, karbamazepin atau diuretik loop dapat meningkatkan atau mengurangi kadar
teofilin.
Obat dan makanan :
a) Reaksi merugikan bertambah digunakan bersama ingesti berlebihan makanan atau
minuman yang mengandung santin (kafein).
b) Konsumsi berlebihan daging yang dpanggang dengan arang dapat mengurangi
efektivitasnya.
(Pedoman Obat untuk Perawat Edisi 4. Hal. 1098)
1.2 Propilenglikol (Pelarut Campur)
PROPILENGLIKOL
Nama kimia : 1,2-Propanediol
Sinonim : 1,2-Dihydroxypropane; E1520; 2-hydroxypropanol; methyl ethylene glycol;
methyl glycol; propane-1,2-diol, (−)-1,2-Propanediol (+)-1,2-Propanediol
Rumus struktur:
Rumus empiris : C3H8O2
Berat Molekul : 76,09
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Fungsi : Sebagai pengawet antimikroba, humektan, pelarut, penstabil untuk vitamin dan
sebagai pelarut campur.
Kelarutan : dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air; larut
dalam 6 bagian eter, tidak bercampur dengan minyak mineral tetapi akan melarutkan beberapa
minyak essensial.
Stabilitas : propilenglikol stabil dalam wadah tertutup tetapi pada temperatur tinggi dan dalam
keadaan wadah terbuka maka propilenglikol akan mudah teroksidasi dan akan menaikkan
produk seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat.
Propilenglikol digunakan sebagai pelarut extracta dan pengawet pada berbagai sediaan
parenteral dan nonparenteral. Propilenglikol merupakan pelarut umum yang digunakan selain
gliserin dan untuk melarutkan berbagai material seperti kortikosteroid, fenol, golongan sulfa,
barbiturat, vitamin A dan D, kebanyakan alkaloid dan berbagai anastesi lokal.
2. Tabel Penggunaan Propilenglikol
Penggunaan Bentuk takaran Konsentrasi (%)
Humectant Topikal ≈15
Pengawet larutan, semisolids 15–30
Pelarut atau pelarut campur Larutan aerosol 10–30
Larutan oral 10–25
Parenteral 10–60
Topikal 5–80
Pemerian : Propilenglikol berwarna jernih atau tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau,
cairan yang manis, agak terasa getir seperti gliserin. Propilenglikol mempunyai titik didih
188oC.
Sifat Kimia : Propilenglikol secara kimia stabil ketika dicampur dengan etanol 95%, gliserin
atau air dan larutan mungkin disterilkan dengan autoklaf. Propilenglikol bersifat higroskopis
tidak cocok dengan reagen pengoksidasi seperti potasium permanganat. Secara umum dianggap
sebagai materi nontoksik dan cepat diserap pada saluran gastrointestinal.
(Handbook of Pharmaceutical Excipient 5th edition)
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
1.3 Alkohol (Pelarut Campur)
Alkohol
Alkohol adalah campuran dari etil alkohol dan air,
Sinonim : Ethyl alcohol, ethyl hydroxide, grain alcohol, methyl carbinol.
Rumus empiris : C2H6O
Berat Molekulnya : 46,07
Fungsi : Sebagai pengawet anti mikroba, desinfektan, pelarut.
Tabel penggunaan Etanol
Penggunaan Konsentrasi (% v/v)
Pengawet antimikroba ≥10
Desinfektan 60–90
Pelarut extracta pada sediaan galenik Sampai 85
Pelarut pada salut film Bervariasi
Pelarut pada larutan injeksi Bervariasi
Pelarut pada cairan oral Bervariasi
Pelarut pada sediaan topikal 60–90
Pemerian : Etanol tidak berwarna, cair, agak mudah menguap, berbau khas dan agak mudah
terbakar.
Titik Didih : Mempunyai titik didih 78,15oC.
Kelarutan : dapat dicampur dengan air (dengan temperatur dan konsentrasi volume yang
meningkat ), aseton, kloroform, eter, gliserol, dan pelarut organik lainnya.
Penyimpanan : Disimpan ditempat yang sejuk dalam wadah kedap udara
Efek : Mempunyai efek seperti eufhoria, kehilangan kontrol, emosi yang labil, diuresis, dan
ataksia.
Larutan etanol pada berbagai konsentrasi secara luas digunakan sebagai formula
farmaseutik dan kosmetik. Etanol dan larutan etanol encer juga digunakan sebagai minuman
alcohol. Sebagai antimikroba etanol bersifat bakterisid dalam campuran encer pada konsentrasi
antara 60% dan 95% v/v; konsentrasi optimum dipertimbangkan mencapai 70% v/v. Aktifitas
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
antimikroba mempertinggi kehadiran asam edetat atau garam edetat. Etanol tidak aktif pada
surfaktan nonionic dan tidak efektif pada bakteri spora.
Pada kondisi asam larutan etanol bereaksi kuat dengan pengoksidan.bila bercampur
dengan alkali warna menjadi gelap, karena adanya residual aldehid. Larutan etanol juga tidak
cocok pada wadah alumunium, dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Etanol secara
cepat diabsorpsi pada gastrointestinal. Etanol dapat mengiritsai pada mata dan membran
mukosa. Dan dianjurkan untuk menggunakan pelindung mata dan sarung tangan.
Konsentrasi alkohol pada darah yang menyebabkan kematian secara umum rata-rata
400-500 mg/100 ml, di USA maksimum jumlah alkohol termasuk kedalam pengobatan OTC
adalah 10% v/v untuk produk yang diberi label yang digunakan pada usia 12 tahun ke atas,
5% v/v untuk produk yang diawasi yang digunakan pada anak-anak 6-12 tahun dan 0.5% v/v
untuk produk yang digunakan pada anak-anak di bawah 6 tahun. Sediaan parenteral yang
sudah diformulasikan mengandung sampai 50% alkohol (etanol 95 atau 96% v/v) tetapi
konsentrasi ini dapat menyebabkan rasa sakit pada injeksi intramuskular dan lebih diutamakan
dengan konsentrasi rendah yaitu 5-10% v/v.
(Handbook of pharmaceutical excipient 5th edition)
(Martindale hal 35)
1.4 Aq. Menth. Pip (Zat Tambahan)
Aq. Menth. Pip
Minyak berasal dari destilasi bunga segar dari Mentha X Piperita (Labiatae)
Nama lain : Peppermint oil, Menthae Piperitae Aetheroleum, Oleum Menthae Piperitae
Pemerian : cairan ini berwarna kuning atau kuning kehijauan dengan karakteristik mempunyai
aroma yang menyejukkan, cairain ini terdiri dari menthol, menthon, menthil asetat, dan terpen.
Kelarutan : 1:4 bagian alkohol (70%) dan 1: 0,5 alkohol 90%, tidak larut dengan dehidrat
alkohol, warnanya menjadi gelap dan menjadi kental selama penyimpanan
Penyimpanan : Temperaturnya tidak lebih dari 25 0C , hindari dari cahaya.
Penggunaan : Sebagai Pengaroma
(Martindale hal 681)
5 Sirupus Simpleks (Bahan Tambahan)
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Sirup Simpleks
Sirup Gula
Nama lain : Sirup gula
Pemerian : Sirup simplek berwarna kekuningan, berfungsi sebagai pemanis, larutan ini terdiri
dari campuran dekstrosa, maltosa, dekstrin dan air. Dekstrosa hanya terdiri dari 10-20%.
Larutan ini dapat dicampur dengan air
Penyimpanan : Disimpan ditempat yang kedap udara
Penggunaan : Larutan gula kadang-kadang menggunakan dekstrosa sebagai pemberian oral,
dan dapat juga berfungsi sebagai bahan tambahan. Larutan ini tidak cocok untuk injeksi
(Martindale hal 52)
Formula
Teofilin 2000mg
Sir. Simpleks 40ml
Aqua Menth. Pip 5ml
Pewarna hijau 5ml
Propilenglikol 30ml
Etanol 15ml
Aqua 105ml
m.f eliksir
Alasan
1. Teofilin dibuat dalam sedian eliksir karena teofilin sukar larut dalam air. Dan karena
eliksir bersifat hidroalkohol maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam
air maupun alkohol dalam larutan eliksir.
2. Karena zat aktif yang digunakan (teofilin) memiliki rasa yang pahit maka sebagai
pemanis dalam formula ini digunakan sirupus simpleks.
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
3. Teofilin berkhasiat untuk spalsmolitikum bronkial maka dalam formula ini digunakan
Aq. Menth. Pipp sebagai pengaroma. Aroma Aq. Ment Pipp yang segar diharapkan
dapat menimbulkan perasaan menyejukkan bagi pasien.
4. Larutan yang dibuat berwarna jernih sehingga untuk menampilkan warna yang
menarik maka digunakan pewarna hijau karena ini sesuai dengan pengaroma yang
digunakan yaitu Aq. Menth Pipp.
5. Digunakannya pelarut campur air, alkohol, dan propilenglikol dikarenakan menurut
percobaan yang telah dilakukan, zat tersebut stabil satu sama lain dalam perbandingan
tertentu yaitu 70: 10 : 20.
4. Perhitungan Dosis
a. Kekuatan sediaan
Setiap 5 ml mengandung 50 mg Teofilin
b. Dosis
- Kekuatan teofilin 50mg/5ml
- Anak-anak : Dosis Lazim 1h= 10 mg/kg BB (dibagi dalam 2-3 dosis).
1xp = 5mg/kgBB
Umur/Tahun BB (kg)1 8,12 9,63 11,44 135 14,46 16,2
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
7 16,78 20,99 2210 24,711 28,412 32,6
5. Penimbangan Bahan
1. Teofilin = 50mg/5 ml x 200 ml = 2000mg= 2 gram
2. Sirupus simpleks =
Gula = 65/100 x 40 ml = 26 gram
Air = 35/100 x 40 ml = 14 ml
Ad 40 ml
3. Aq. Menth pip = 5 ml
4. Pewarna hijau = 5 ml
Pelarut Campur dengan perbandingan =
70 : 10 : 20
Aquadest : Alkohol : Propilenglikol
a) Aquadest = 70/100 x 150 ml = 105 ml
b) Alkohol = 10/100 x 150 = 15 ml
c) Propilenglikol = 20/100 x 150 = 30 ml
6. Alat dan Bahan
Alat :
1. Timbangan gram dan anak timbangannya
gelas ukur 5 ml, 25ml, 50ml, dan 100ml
2. Beker gelas 200ml
3. Pipet tetes dan spatula
4. Tissu dan serbet
5. Lumpang + alu dan sudip
6. Botol 200ml
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Bahan :
1. Teofilin
2. Aqua Menth Pipp
3. Sir. Simpleks
4. Pewarna hijau
5. Alcohol
6. Propilenglikol
7. Aquadest
7. Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Mengkalibrasi botol 200 ml, menyetarakan timbangan, menimbang bahan obat
3. Ditimbang 2 gram teofilin
4. Campurkan 105 ml aquadest, 15 ml alkohol, dan 30 ml propilenglikol ke dalam gelas
beaker. Lalu diaduk ad tercampur sempurna. (m1)
5. Masukkan 2 gram teofilin ke dalam m1 sedikit demi sedikit diaduk ad larut.
6. Masukkan 5 ml pewarna ke dalam m1 diaduk ad larut
7. Masukkan 5 ml aqua menth pip ke dalam m1 diaduk ad larut
8. Masukkan 40 ml sirupus simpleks ke dalam m1 diaduk ad larut
9. Dimasukkan ke dalam botol yang sudah dikalibrasi
10.Diberi etiket, brosur, sendok takar dan mengemasnya dalam kardus.
PENUTUP
Formula
Teofilin 2000mg
Sir. Simpleks 45ml
Aqua Menth. Pip 0,3ml
Pewarna hijau 5ml
Propilenglikol 30ml
Etanol 15ml
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Aqua 105ml
m.f eliksir
Alasan perubahan formula :
1. Penambahan sirupus simpleks
dikarenakan sediaan kurang manis
dan digunakan juga untuk
menggenapkan volume ad 200 ml.
2. Pengurangan Aqua Menth. Pipp
dikarenakan kadar yang sedikit
sudah menimbulkan aroma
menthol yang menyengat.
3. Pewarna hijau yang digunakan
terdiri dari 2 tetes zat warna dan
diencerkan dengan aquadest ad 5
ml.
Perhitungan Dosis
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
Umur Berat Badan
1 8,1
2 9,6
3 11,4
4 13
5 14,4
6 16,2
7 16,7
8 20,9
9 22
10 24,7
11 28,4
12 32,6
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
1 Tahun :
5 mg x 8,1 kg = 40,5 mg
X = 40,5
200 2000
X = 8100
2000
= 4,05 ml = 1 sendok teh
2 Tahun
5 mg x 9,6 kg = 48 mg
X = 48
200 2000
X = 9600
2000
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
= 48 ml = 1 sendok teh
3 Tahun
5 mg x 11,4kg = 57 mg
X = 57
200 2000
X = 11400
2000
= 5,7 ml = 1 1/2 sendok teh
4 Tahun
5 mg x 13 kg = 65 mg
X = 65
200 2000
X = 13000
2000
= 6,5 ml = 1 1/2 sendok teh
5 Tahun
5 mg x 14,4 kg = 72 mg
X = 72
200 2000
X = 14400
2000
= 7,2 ml = 1 1/2 sendok teh
6 Tahun
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
5 mg x 16,2 kg = 81 mg
X = 81
200 2000
X = 16200
2000
= 8,1 ml = 2 sendok teh
7 Tahun
5 mg x 16,7 kg = 83,5 mg
X = 83,5
200 2000
X = 16700
2000
= 8,35 ml = 2 sendok teh
8 Tahun
5 mg x 20,9 kg = 104,5 mg
X = 104,5
200 2000
X = 20900
2000
= 10,45 ml = 1 sendok makan
9 Tahun
5 mg x 22 kg = 110 mg
X = 110
200 2000
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
X = 22000
2000
= 11 ml = 1 sendok makan
10 Tahun
5 mg x 24,7 kg = 123,5 mg
X = 123,5
200 2000
X = 24700
2000
= 12,35 ml = 1 sendok makan
11 Tahun
5 mg x 28,4 kg = 142 mg
X = 142
200 2000
X = 28400
2000
= 14,2 ml = 1 sendok makan
12 Tahun
5 mg x 32,6 kg = 163 mg
X = 163
200 2000
X = 32600
2000
= 16,3 ml = 1 1/2 sendok makan
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Aturan Pakai
Umur
1-2 Tahun = 1 sendok teh
3-5 Tahun = 1 1/2 sendok teh
6-7 Tahun = 2 sendok teh
8-11 Tahun = 1 Sendok makan
≥12 Tahun =1 1/2 sendok makan
Pembahasan
Pada praktikum pembuatan larutan, hal yang harus diperhatikan pada saat preformulasi
adalah bagaimana kelarutan zat aktif tersebut dalam air. Dalam proses pembuatan terdapat dua
alternatif yaitu pembuatan sediaan sirup dan pembuatan sediaan eliksir.
Pada praktikum kali ini, zat aktif yang digunakan adalah teofilin. Sediaan kami
menggunakan pelarut campur yaitu air, alkohol, dan propilen glikol dengan perbandingan
70:10:20. Hal ini dikarenakan pada uji sebelumnya, pelarut campur ini menghasilkan sediaan
yang paling stabil diantara sediaan lain.
Evaluasi
Sebelum sediaan sirup di kemas ke dalam kemasan dan diberikan etiket berikut
brosurnya, kami melakukan evaluasi terlebih dahulu.
Awal Sediaan
No Hal Evaluasi Keterangan1. Warna Warna hijau muda Pewarna yang digunakan adalah
pewarna hijau dan pewarna ini
dapat bercampur sempurna
dengan zat-zat yang lainnya2. Rasa Rasa mint, pahit, manis Rasa mint berasal dari Aqua
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
Menth Pipp, rasa pahit berasal
dari Teofilin, dan rasa manis
berasal Sirupus Simpleks3 Bau Bau khas menthol Pengaroma yang kami gunakan
adalah Aq. Ment Pipp yang
memberikan aroma
menyejukkan kerika diminum4. Kejernihan Jernih Hal ini disebabkan karena
semua bahan larut sempurna5. Homogenitas Homogen Hal ini terlihat dari tidak adanya
endapan pada sediaan6. Viskositas Viskositas kecil Viskositas sangat kecil seperti
air, artinya tidak kental7. Volume terpindahkan Tidak terdapat pengurangan
volume
Tidak ada pengurangan volume
(volume tetap)
Akhir Sediaan
No Hal Evaluasi Keterangan1. Warna Warna hijau muda Pewarna yang digunakan adalah
pewarna hijau dan pewarna ini
dapat bercampur sempurna
dengan zat-zat yang lainnya.
Sampai pada hari ke 5 sediaan
tetap berwarna hijau muda
(tidak ada perubahan). Hal ini
berarti pewarna tidak OTT
dengan sediaan2. Rasa Rasa mint, pahit, manis Rasa mint berasal dari Aqua
Menth Pipp, rasa pahit berasal
dari Teofilin, dan rasa manis
berasal Sirupus Simpleks.
Sampai pada hari ke 5 sediaan
tetap berwarna hijau muda
(tidak ada perubahan)3 Bau Bau khas menthol Pengaroma yang kami gunakan
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
adalah Aq. Ment Pipp yang
memberikan aroma
menyejukkan kerika diminum.
Sampai pada hari ke 5 sediaan
tetap beraroma menthol (tidak
ada perubahan)4. Kejernihan Jernih Hal ini disebabkan karena
semua bahan larut sempurna5. Homogenitas6. Viskositas Viskositas kecil Viskositas sangat kecil seperti
air, artinya tidak kental. Sampai
dengan hari ke 5 sediaan
memiliki viskositas yang rendah
(tidak kental)7. Volume terpindahkan Tidak terdapat pengurangan
volume
Sampai dengan hari ke 5 tidak
terdapat volume yang
terpindahkan. Larutan yang
terdapat di dalam botol
dikeluarkan. Dan dimasukkan
kembali ke dalam botol,
volumenya tetap seperti semula.
artinya tidak ada pengurangan
volume pada sediaan
Kesimpulan
Dari hasil formulasi yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa Teofilin baik jika
dibuat dalam bentuk sediaan eliksir karena teofilin mempunyai daya kelarutan yang rendah
pada air, sehingga teofilin dibuat dalam bentuk sediaan eliksir. Sediaan ini menggunakan
pelarut campur dengan membuat pelarut campur terlebih dahulu, kemudian zat aktif dilarutkan
sedikit demi sedikit ke dalam pelarut campur.
Sediaan eliksir teofilin yang telah dibuat memenuhi kriteria dari pembuatan larutan
yang baik, yaitu
1. Stabil dalam penyimpanan
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
2. Membentuk fase tunggal
3. Tidak terdapat endapan
4. Menggunakan zat tambahan yang lain seperti pemanis, perasa, pengaroma, dan pewarna
untuk memperbaiki penampilan sediaan.
SARAN
1. Penggunaan Aqua Menth. Pipp dikurangi karena dengan kadar aqua Menth. Pipp yang
rendah sudah menimbulkan aroma yang menyejukkan
2. Penggunaan Sirupus simpleks ditambahkan untuk menutupi rasa zat aktif yang
pahit yaitu teofilin.
DAFTAR PUSTAKA
• Anief, Muhammad. 1997. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM press
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT
21March 26, 2010 [TEOFILIN]
• Deglin, Judith Hopfer & Vallerand, April Hazard. 2004. Pedoman Obat untuk Perawat
Edisi 4. Jakarta : EGC. (Hal. 1098)
• Excipient Development for Pharmaceutical Biotechnology and Drug Delivery System.
• Handbook of Pharmaceutical Excipient 5th Edition
• Panitia Farmakope Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia . Edisi III . Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
• Panitia Farmakope Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia . Edisi IV. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
• Pediatric Dosage Handbook
• Reynold, James E F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eight
Edition (28th Edition). London : The Pharmaseutical press
• http://en.wikipedia.org/wiki/Theophylline
PRAKTIKUM TEKNIK SEDIAAN SETENGAH PADAT