20
49 BAB 4 HASIL DAN ANALISIS Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah DTM dari berbagai metode pengolahan yang tercantum pada bab 3. Untuk menjawab tujuan dari penelitian ini, maka akan dilakukan analisis dengan metode komparasi dari setiap DTM di bawah ini. 4.1 Hasil Data terestris yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah peta topografi (Gambar 4.1 Peta Topografi Terestris). Gambar 4.2 menampilkan overlay peta terestris dengan orthofoto. Gambar 4.1 Peta Terestris

5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zzz

Citation preview

Page 1: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

49

BAB 4

HASIL DAN ANALISIS

Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah DTM dari berbagai metode

pengolahan yang tercantum pada bab 3. Untuk menjawab tujuan dari penelitian ini,

maka akan dilakukan analisis dengan metode komparasi dari setiap DTM di bawah

ini.

4.1 Hasil

Data terestris yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah peta topografi (Gambar

4.1 Peta Topografi Terestris). Gambar 4.2 menampilkan overlay peta terestris dengan

orthofoto.

Gambar 4.1 Peta Terestris

Page 2: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

50

Gambar 4.2 Overlay Peta Terestris dengan Orthofoto

4.1.1 DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan SMRF)

Gambar 4.3 DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan SMRF)

Gambar 4.3 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri Agisoft 4B yang diperoleh

melalui proses filtering dengan SMRF. DTM fotogrametri ini memiliki rentang

ketinggian antara 60 m sampai dengan 80 m.

Page 3: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

51

4.1.2 DTM Fotogrametri 4B (Filtering dengan slope-based)

Gambar 4.4 DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering slope-based)

Gambar 4.4 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri Agisoft 4B yang diperoleh

melalui proses filtering dengan slope-based. DTM fotogrametri ini memiliki rentang

ketinggian antara 60 m sampai dengan 82.5 m.

4.1.3 DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering dengan SMRF)

Gambar 4.5 DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering dengan SMRF)

Gambar 4.5 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri Agisoft 12B yang

diperoleh melalui proses filtering dengan SMRF. DTM fotogrametri ini memiliki

rentang ketinggian antara 60 m sampai dengan 80 m.

Page 4: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

52

4.1.4 DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering dengan slope-based)

Gambar 4.6 DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering dengan slope-based)

Gambar 4.6 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri Agisoft 12B yang

diperoleh melalui proses filtering dengan slope-based. DTM fotogrametri ini

memiliki rentang ketinggian antara 60 m sampai dengan 82.5 m.

4.1.5 DTM Fotogrametri LPS

Gambar 4.7 DTM Fotogrametri LPS

Gambar 4.7 menampilkan hasil berupa DTM fotogrametri yang diperoleh dari

pengolahan menggunakan LPS. DTM fotogrametri ini memiliki rentang ketinggian

antara 60 m sampai dengan 81.2 m.

Page 5: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

53

4.1.6 DTM Terestris

Gambar 4.8 DTM Terestris

Gambar 4.8 menampilkan hasil berupa DTM terestris. DTM terestris ini memiliki

rentang ketinggian antara 58.5 m sampai dengan 79.3 m

4.2 Analisis

Ketelitian planimetrik (σhor) dapat dihitung menggunakan persamaan 2.13:

σ2

hor = σ2

gch + σ2at + σ

2plt + σ

2kar = 0.106 meter

Untuk skala peta 1:1000 dengan probabilitas 90% (1.645σ) ketelitian yang diperoleh

adalah 0.304 meter (Hakim & Mertotaroeno). Berdasarkan pengertian tersebut, maka

orthofoto yang dihasilkan pada penelitian ini memenuhi skala 1:1000.

Analisis dilakukan menggunakan metode komparasi dengan menjadikan DTM

terestris sebagai referensi. Komparasi dilakukan untuk koordinat horizontal (X, Y)

dan koordinat vertikal (Z). Komparasi koordinat vertikal dilakukan untuk DTM

fotogrametri Agisoft 4B (filtering SMRF) dengan DTM fotogrametri Agisoft 4B

(filtering slope-based), DTM fotogrametri Agisoft 4B (filtering SMRF) dengan DTM

terestris, DTM fotogrametri Agisoft 4B (filtering slope-based) dengan DTM terestris,

DTM fotogrametri Agisoft 12B (filtering SMRF) dengan DTM terestris, DTM

fotogrametri Agisoft 12B (filtering slope-based) dengan DTM terestris, dan DTM

fotogrametri LPS dengan DTM terestris.

Page 6: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

54

4.2.1 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan SMRF)

dengan DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan slope-based)

Gambar 4.9 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B Filtering SMRF dengan Filtering slope-based

Dari komparasi surface to surface ini dapat dilihat rentang perbedaan ketinggian

antara DTM fotogrametri yang difilterisasi SMRF dengan DTM fotogrametri yang

difilterisasi slope-based memiliki rentang -1.9 meter sampai dengan 13.2 meter. Area

yang memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan

warna biru. Sementara area yang memiliki perbedaan tinggi yang besar

divisualisasikan dengan warna merah. Dapat dilihat pada Gambar 4.9 bahwa hampir

keseluruhan komparasi DTM berwarna biru dan tidak terlihat visualisasi warna

merah. Area komplek sumur juga memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter).

Area semacam hutan kecil dengan pepohonan memiliki perbedaan tinggi yang

menengah (± 5 meter), yang divisualisasikan dengan warna kehijauan.

Analisis dilakukan dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-

rata dari selisih Z DTM 4B SMRF dan DTM 4B slope-based adalah sebesar 0.882 m

dengan selisih Z maksimum 13.188 m dan selisih Z minimum -1.922 m.

Page 7: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

55

4.2.2 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan SMRF)

dengan DTM Terestris

Gambar 4.10 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering SMRF) dengan DTM Terestris

Dari komparasi surface to surface ini dapat dilihat rentang perbedaan ketinggian

antara DTM fotogrametri yang difilterisasi SMRF dengan DTM terestris memiliki

rentang -4.5 meter sampai dengan 5 meter. Area yang memiliki perbedaan tinggi

yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna kekuningan pada Gambar 4.10,

adalah area yang relatif datar dan homogen ketinggiannya yaitu persawahan. Area

komplek sumur juga memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter). Sementara

area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar divisualisasikan dengan warna

merah, adalah area semacam hutan kecil dengan pepohonan atau semak-semak.

Analisis dilakukan dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-

rata dari selisih Z DTM 4B SMRF dan DTM Terestris adalah sebesar 0.870 m

dengan selisih Z maksimum 5.51 m dan selisih Z minimum -4.55 m. RMSE sebesar

1.315 m.

Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12

titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11.

Page 8: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

56

Gambar 4.11 Sketsa Persebaran Titik Sampel

Perbedaan koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Gambar 4.11.

Tabel 4.1 Perbandingan Koordinat Z DTM Fotogrametri Agisoft 4B (SMRF) dan DTM Terestris

NAMA

TITIK

KOORDINAT Z SELISIH

Z

AREA KLASIFIKASI

SMRF TERESTRIS

A 70.994 70.994 0.000 1 Lapangan Sumur

B 70.97 70.977 -0.007 1 Lapangan Sumur

C 70.964 70.944 0.020 1 Lapangan Sumur

D 68.415 68.428 -0.013 2 Petak Sawah

E 69.066 68.957 0.109 2 Petak Sawah

F 68.168 68.161 0.007 2 Petak Sawah

G 73.989 74.01 -0.021 3 Petak Sawah

H 74.928 74.750 0.178 3 Petak Sawah

I 74.706 74.564 0.142 3 Petak Sawah

J 65.685 65.579 0.106 4 Petak Sawah

K 65.793 65.719 0.074 4 Petak Sawah

L 66.14 66.073 0.067 4 Petak Sawah

Rata-rata selisih Z dari DTM Fotogrametri Agisoft 4B (SMRF) dan DTM Terestris

sebesar 0.062 meter. RMSE dari DTM Fotogrametri Agisoft 4B (SMRF) dan DTM

Terestris sebesar 0.085. Selisih Z yang kecil ini dapat terjadi karena titik sampel yang

digunakan berada di area terbuka dan tidak ada noise seperti bangunan dan

Page 9: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

57

pepohonan. Pemilihan titik sampel dilakukan dengan mempertimbangkan

kemudahan untuk identifikasi titik di orthofoto.

4.2.3 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering dengan slope-based)

dengan DTM Terestris

Gambar 4.12 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 4B (Filtering slope-based) dengan DTM Terestris

Dari komparasi surface to surface pada Gambar 4.12 dapat dilihat rentang perbedaan

ketinggian antara DTM fotogrametri yang difiltering slope-based dengan DTM

terestris memiliki rentang -15 meter sampai dengan 3.5 meter. Area yang memiliki

perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna oranye

kecoklatan. Sementara area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar

divisualisasikan dengan warna biru (± 10 sampai dengan – 15 meter). Hampir semua

area di komparasi DTM ini divisualisasikan dengan warna kecoklatan. Hal ini

menunjukkan, secara umum DTM fotogrametri yang difiltering slope-based dengan

DTM terestris memiliki perbedaan tinggi yang kecil. Area komplek sumur juga

memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter). Area dengan perbedaan tinggi

yang lebih besar adalah area di pinggir DTM.

Analisis dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-rata dari

selisih Z DTM 4B slope-based dan DTM Terestris adalah sebesar 0.640 m dengan

selisih Z maksimum 3.542 m dan selisih Z minimum -15.03 m. RMSE sebesar 0.971

m.

Page 10: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

58

Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12

sampel titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11.

Perbedaan koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbandingan Koordinat Z DTM Fotogrametri Agisoft 4B (slope-based) dan DTM Terestris

NAMA

TITIK

KOORDINAT Z SELISIH

Z

AREA KLASIFIKASI

SLOPE-

BASED TERESTRIS

A 70.994 70.994 0.000 1 Lapangan Sumur

B 70.970 70.977 -0.007 1 Lapangan Sumur

C 70.964 70.944 0.020 1 Lapangan Sumur

D 68.415 68.428 -0.013 2 Petak Sawah

E 69.066 68.957 0.109 2 Petak Sawah

F 68.168 68.161 0.007 2 Petak Sawah

G 73.988 74.01 -0.022 3 Petak Sawah

H 74.894 74.750 0.144 3 Petak Sawah

I 75.133 74.564 0.569 3 Petak Sawah

J 65.685 65.579 0.106 4 Petak Sawah

K 65.793 65.719 0.074 4 Petak Sawah

L 66.140 66.073 0.067 4 Petak Sawah

Rata-rata selisih Z dari DTM Fotogrametri (Slope-based) dan DTM Terestris sebesar

0.094 meter. RMSE dari DTM Fotogrametri (Slope-based) dan DTM Terestris

sebesar 0.178 meter. Selisih Z yang kecil ini dapat terjadi karena titik sampel yang

digunakan berada di area terbuka dan tidak ada noise seperti bangunan dan

pepohonan. Pemilihan titik sampel dilakukan dengan mempertimbangkan

kemudahan untuk identifikasi titik di orthofoto.

Page 11: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

59

4.2.4 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering SMRF) dengan

DTM Terestris

Gambar 4.13 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering SMRF) dengan DTM Terestris

Dari komparasi surface to surface ini dapat dilihat rentang perbedaan ketinggian

antara DTM fotogrametri yang difilterisasi SMRF dengan DTM terestris memiliki

rentang -2.0 meter sampai dengan 5.5 meter. Area yang memiliki perbedaan tinggi

yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna hijau pada Gambar 4.13,

adalah area yang relatif datar dan homogen ketinggiannya yaitu persawahan. Area

komplek sumur juga memiliki perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter). Sementara

area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar divisualisasikan dengan warna

merah, adalah area semacam hutan kecil dengan pepohonan atau semak-semak.

Analisis dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-rata dari

selisih Z DTM 12 B SMRF dan DTM Terestris adalah sebesar 0.861 m dengan

selisih Z maksimum 5.537 m dan selisih Z minimum -2.334 m. RMSE sebesar 1.333

m.

Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12

titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11. Perbedaan

koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Tabel 4.3.

Page 12: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

60

Tabel 4.3 Perbandingan Koordinat Z DTM Fotogrametri Agisoft 12B (SMRF) dan DTM Terestris

NAMA

TITIK

KOORDINAT Z SELISIH

Z

AREA KLASIFIKASI

SMRF TERESTRIS

A 70.977 70.994 -0.017 1 Lapangan Sumur

B 70.938 70.977 -0.039 1 Lapangan Sumur

C 70.891 70.944 -0.053 1 Lapangan Sumur

D 68.391 68.428 -0.037 2 Petak Sawah

E 68.65 68.957 -0.307 2 Petak Sawah

F 68.142 68.161 -0.019 2 Petak Sawah

G 74.017 74.01 0.007 3 Petak Sawah

H 74.996 74.750 -0.246 3 Petak Sawah

I 74.339 74.564 0.225 3 Petak Sawah

J 66.108 65.579 0.529 4 Petak Sawah

K 65.613 65.719 -0.106 4 Petak Sawah

L 65.957 66.073 -0.116 4 Petak Sawah

Rata-rata selisih Z dari DTM Fotogrametri (SMRF) dan DTM Terestris sebesar

0.142 meter. RMSE dari DTM Fotogrametri (SMRF) dan DTM Terestris sebesar

0.207 meter. Selisih Z yang kecil ini dapat terjadi karena titik sampel yang digunakan

berada di area terbuka dan tidak ada noise seperti bangunan dan pepohonan.

Pemilihan titik sampel dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan untuk

identifikasi titik di orthofoto.

4.2.5 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering slope-based)

dengan DTM Terestris

Gambar 4.14 Komparasi DTM Fotogrametri Agisoft 12B (Filtering slope-based) dengan DTM Terestris

Page 13: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

61

Dari komparasi surface to surface pada Gambar 4.14 dapat dilihat rentang perbedaan

ketinggian antara DTM fotogrametri yang difilterisasi slope-based dengan DTM

terestris memiliki rentang -2.5 meter sampai dengan 15 meter. Area yang memiliki

perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna hijau.

Sementara area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar divisualisasikan

dengan warna merah (± 10 sampai dengan – 15 meter). Hampir semua area di

komparasi DTM ini divisualisasikan dengan warna hijau. Hal ini menunjukkan,

secara umum DTM fotogrametri yang difilterisasi slope-based dengan DTM terestris

memiliki perbedaan tinggi yang kecil. Area komplek sumur juga memiliki perbedaan

tinggi yang kecil (± 0 meter). Area dengan perbedaan tinggi yang lebih besar adalah

area di pinggir DTM.

Analisis dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-rata dari

selisih Z DTM 12 B slope-based dan DTM Terestris adalah sebesar 0.573 m dengan

selisih Z maksimum 15.133 m dan selisih Z minimum -3.616 m. RMSE sebesar

0.943 m.

Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12

titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11. Perbedaan

koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Perbandingan Koordinat Z DTM Fotogrametri Agisoft 12B (slope-based) dan DTM Terestris

NAMA

TITIK

KOORDINAT Z SELISIH

Z

AREA KLASIFIKASI

SLOPE-

BASED TERESTRIS

A 70.990 70.994 -0.004 1 Lapangan Sumur

B 70.960 70.977 -0.017 1 Lapangan Sumur

C 70.896 70.944 -0.048 1 Lapangan Sumur

D 68.391 68.428 -0.037 2 Petak Sawah

E 68.919 68.957 -0.038 2 Petak Sawah

F 68.105 68.161 -0.056 2 Petak Sawah

G 74.214 74.01 0.204 3 Petak Sawah

H 74.735 74.750 0.015 3 Petak Sawah

I 74.942 74.564 -0.378 3 Petak Sawah

Page 14: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

62

J 65.917 65.579 0.338 4 Petak Sawah

K 65.964 65.719 0.245 4 Petak Sawah

L 66.099 66.073 0.026 4 Petak Sawah

Rata-rata selisih Z dari DTM Fotogrametri (slope-based) dan DTM Terestris sebesar

0.117 meter. RMSE dari DTM Fotogrametri (slope-based) dan DTM Terestris

sebesar 0.175 meter. Selisih Z yang kecil ini dapat terjadi karena titik sampel yang

digunakan berada di area terbuka dan tidak ada noise seperti bangunan dan

pepohonan. Pemilihan titik sampel dilakukan dengan mempertimbangkan

kemudahan untuk identifikasi titik di orthofoto.

4.2.6 Komparasi DTM Fotogrametri LPS dengan DTM Terestris

Gambar 4.15 Komparasi DTM Fotogrametri LPS dengan DTM Terestris

Dari komparasi surface to surface pada Gambar 4.15 dapat dilihat rentang perbedaan

ketinggian antara DTM fotogrametri hasil pengolahan LPS dengan DTM terestris

memiliki rentang -6.5 meter sampai dengan 12.3 meter. Area yang memiliki

perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter) divisualisasikan dengan warna hijau

kekuningan. Sementara area yang memiliki perbedaan tinggi yang lebih besar

divisualisasikan dengan warna merah (± 7.5 sampai dengan – 12.3 meter). Hampir

semua area di komparasi DTM ini divisualisasikan dengan warna hijau. Hal ini

menunjukkan, secara umum DTM fotogrametri hasil pengolahan LPS dengan DTM

terestris memiliki perbedaan tinggi yang kecil. Area komplek sumur juga memiliki

perbedaan tinggi yang kecil (± 0 meter). Area dengan perbedaan tinggi yang lebih

besar adalah area di pinggir DTM.

Page 15: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

63

Analisis dilakukan dengan merata-ratakan koordinat DTM komparasi diatas. Rata-

rata dari selisih Z DTM LPS dan DTM Terestris adalah sebesar 0.428 m dengan

selisih Z maksimum 12.332 m dan selisih Z minimum -6.844 m. RMSE sebesar

0.699 m.

Kemudian, dilakukan komparasi point to point dengan mengambil koordinat dari 12

titik. Persebaran sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11. Perbedaan

koordinat dari titik sampel dicantumkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Perbandingan Koordinat Z DTM LPS dan DTM Terestris

NAMA

TITIK

KOORDINAT Z SELISIH

Z

AREA KLASIFIKASI

LPS TERESTRIS

A 71.217 70.994 0.223 1 Lapangan Sumur

B 71.134 70.977 0.157 1 Lapangan Sumur

C 71.080 70.944 0.136 1 Lapangan Sumur

D 68.621 68.428 0.193 2 Petak Sawah

E 69.096 68.957 0.139 2 Petak Sawah

F 68.458 68.161 0.297 2 Petak Sawah

G 73.588 74.01 -0.422 3 Petak Sawah

H 74.546 74.750 0.204 3 Petak Sawah

I 74.344 74.564 0.220 3 Petak Sawah

J 65.545 65.579 -0.034 4 Petak Sawah

K 65.748 65.719 0.029 4 Petak Sawah

L 66.068 66.073 -0.005 4 Petak Sawah

Rata-rata selisih Z dari DTM LPS dan DTM Terestris sebesar 0.172 meter. RMSE

dari DTM LPS dan DTM Terestris sebesar 0.206 meter. Selisih Z yang kecil ini

dapat terjadi karena titik sampel yang digunakan berada di area terbuka dan tidak ada

noise seperti bangunan dan pepohonan. Pemilihan titik sampel dilakukan dengan

mempertimbangkan kemudahan untuk identifikasi titik di orthofoto.

Page 16: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

64

4.2.7 Komparasi Planimetrik Orthofoto dan Peta Terestris

Komparasi dilakukan dengan mengambil koordinat dari 12 sampel titik. Persebaran

sampel titik tersebut ditampilkan pada Gambar 4.11. Perbedaan koordinat dari titik

sampel dicantumkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Perbandingan Koordinat Planimetrik Orthofoto dan Terestris

NAMA

TITIK

KOORDINAT

ORTHOFOTO

KOORDINAT TERESTRIS SELISIH

JARAK

(m)

AREA KLASIFIKASI

X (m) Y (m) X (m) Y (m)

A 571947.726 9196530.119 571948.463 9196528.974 1.362 1 Lapangan Sumur

B 571955.637 9196524.468 571955.473 9196522.915 1.562 1 Lapangan Sumur

C 571953.743 9196540.423 571955.114 9196539.562 1.619 1 Lapangan Sumur

D 571870.988 9196495.080 571870.777 9196495.263 0.279 2 Petak Sawah

E 571859.396 9196476.699 571859.656 9196477.075 0.457 2 Petak Sawah

F 571880.830 9196486.331 571880.924 9196486.492 0.186 2 Petak Sawah

G 571771.729 9196737.078 571771.342 9196736.742 0.513 3 Petak Sawah

H 571747.626 9196719.343 571746.924 9196719.124 0.735 3 Petak Sawah

I 571762.192 9196731.189 571763.026 9196731.321 0.844 3 Petak Sawah

J 572138.445 9196556.602 572137.893 9196556.103 0.744 4 Petak Sawah

K 572126.467 9196545.933 572126.609 9196546.523 0.607 4 Petak Sawah

L 572119.442 9196553.971 572119.736 9196554.140 0.339 4 Petak Sawah

Berikut ditampilkan overlay orthofoto dengan peta terestris yang memperlihatkan

galat jarak antar titik sampel. Titik sampel tersebar dalam 4 wilayah.

Page 17: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

65

Gambar 4.16 Overlay Orthofoto dengan Peta Terestris (Titik A, B, C)

Dapat dilihat pada Gambar 4.16 terdapat perbedaan antara koordinat titik sampel di

peta terestris (didefinisikan sebagai A, B, C) dengan titik sampel di orthofoto

(didefinisikan sebagai A1, B1, C1). Perbedaan tersebut dapat terjadi karena

perbedaan waktu pengukuran terestris dan pemotretan udara. Pemotretan udara

dilakukan pada bulan Mei 2013. Sedangkan, pengukuran terestris dilakukan bulan

Februari 2013 pada saat sumur masih aktif. Saat pengukuran terestris, terdapat objek-

objek seperti container yang menyebabkan pengukuran tidak dapat dilakukan

langsung pada objek di Gambar 4.16 sehingga terjadi perbedaan titik detail dari

objek.

Page 18: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

66

Gambar 4.17 Overlay Orthofoto dengan Peta Terestris (Titik D, E, F)

Dapat dilihat pada Gambar 4.17 terdapat perbedaan antara koordinat titik sampel di

peta terestris (didefinisikan sebagai D, E, F) dengan titik sampel di orthofoto

(didefinisikan sebagai D1, E1, F1). Perbedaan tersebut dapat terjadi karena pematang

sawah pada peta terestris digambarkan sebagai garis sehingga terjadi perbedaan

pendefinisian pojokan petak sawah.

Page 19: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

67

Gambar 4.18 Overlay Orthofoto dengan Peta Terestris (Titik G, H, I)

Dapat dilihat pada Gambar 4.18 terdapat perbedaan antara koordinat titik sampel di

peta terestris (didefinisikan sebagai G1, H1, I1) dengan titik sampel di orthofoto

(didefinisikan sebagai G, H, I). Perbedaan tersebut dapat terjadi karena pematang

sawah digambarkan di peta terestris sebagai garis, sehingga terjadi perbedaan

interpretasi pojokan petak sawah. Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa terjadi

kesalahan penarikan garis batas petak sawah pada peta terestris.

Page 20: 5. BAB 4 Jbptitbpp Gdl Arinanadak 19778 5 2013ta 4

68

Gambar 4.19 Overlay Orthofoto dengan Peta Terestris (Titik J, K, L)

Dapat dilihat pada Gambar 4.19 terdapat perbedaan antara koordinat titik sampel di

peta terestris (didefinisikan sebagai J, K, L) dengan titik sampel di orthofoto

(didefinisikan sebagai J1, K1, L1). Perbedaan tersebut dapat terjadi karena pada peta

terestris batas antar petak digambarkan dengan lebih dari satu garis (lurus dan

lengkung), sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi untuk

pendefinisian pojokan petak sawah.