Upload
cecep-sumantri
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 1/10
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia
ISSN 2087-7412
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 125-134
125
Surimi dari Ikan Beloso (Saurida Tumbil Sp)
dan Analisis Kandungan Gizinya
1
Florentina Maria Titin Supriyanti, Gebi Dwiyanti, Puspa Dwipa MulianiProgram Studi Kimia
Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Surimi merupakan bahan makanan hasil rekayasa teknologi pengolahan pangan
menggunakan bahan dasar ikan. Ikan beloso (Saurida tumbil Sp) yang digunakanmerupakan ikan berdaging putih. Ikan berdaging putih baik digunakan sebagai
bahan dasar surimi karena akan menghasilkan kekuatan gel yang besar. Metode
penelitian yang dilakukan meliputi produksi surimi melalui tahap persiapan,
pemisahan daging dari tulang dan duri, pembilasan, pengepresan dan penapisan,
dilanjutkan analisis kandungan gizi meliputi penentuan kadar air dan kadar abu
dengan cara gravimetri; kadar protein dengan cara Kjedahl; dan kadar lemak
dengan cara Soxhletasi. Mutu surimi ditentukan oleh sifat elastisitas, nilai gizi,
dan warna. Pada penelitian ini dikaji tentang produksi surimi dengan variasi pH
yaitu pH 2, 7, dan 10 ; konsentrasi garam 1%; 3%, dan 6% , serta hasil analisis
kandungan gizi produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi pH
berpengaruh pada tekstur dan kandungan gizi produk. Hasil analisis kandungan
gizi menunjukkan kadar air surimi pada pH 2 adalah 77,84%; pH 7 adalah 78,69%
dan pH 10 adalah 78,65%. Kadar abu, untuk ketiga variasi pH tersebut berturut-
turut adalah 0,71%; 0,95%, dan 1,22% ; kadar protein 14,38%; 18,8%, dan
12,65% ; kadar lemak adalah 1,17% ; 1,80%, dan 1,44%. Berdasarkan
karakteristik tekstur dan kandungan protein, surimi pH 7 lebih baik dari surimi
kedua pH lainnya, maka selanjutnya dilakukan penambahan variasi konsentrasi
garam 1%, 3% dan 6%. Hasil analisis produk surimi dari ketiga variasi
konsentrasi garam 1%, 3%, dan 6% adalah kandungan air berturut-turut 75,65%;
73,63%, dan 71,75%, kandungan abu 1,08%; 1,14%, dan 1,17%, kandungan
proteinnya adalah 16,73%, 15,48%, dan 14,86%, kandungan lemaknya 1,28%,0,76%, dan 0,79 %. Hasil tersebut mendekati standar gizi surimi yang disarankan
oleh Badan Standarisasi Nasional.
Kata Kunci: Surimi, Ikan beloso (Saurida tumbil Sp), Kandungan gizi.
ABSTRACT
Surimi is a newly developed food prepared from Beloso fish (Saurida tumbil Sp.).
Fish with white meat like Beloso fish commonly has good gel strength. In the
preparation stage, the meat was first separated from the bone followed with
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 2/10
Florentina Maria Titin Supriyanti, Gebi Dwiyanti, Puspa Dwipa Muliani J.Si. Tek. Kim
126
sequential washing and pressing. The product was then analysed to measure the
water content, the ash content, the protein content and the fat content. The
variation of products were prepared by varying of pH and salt added. It was
found that by varying the pH, the texture and the nutrient content also varied.
Keywords: Surimi, beloso fish (Saurida tumbil Sp), nutrient content
PENDAHULUANIkan beloso (Saurida tumbil Sp)
merupakan ikan yang memiliki daya
jual rendah dan kurang digemari oleh
masyarakat. Ikan ini banyak terdapat di
tempat beriklim tropis, yaitu Asia
pasifik, Laut merah, Australia, danAfrika. Di Indonesia ikan beloso
banyak didapat dari perairan sekitar
Cilacap. Ikan beloso kaya akan
kandungan gizi seperti protein, namun
tidak digemari masyarakat, sehingga
ikan ini hanya digunakan untuk olahan
makanan tradisional seperti ikan asin
atau campuran siomay. Ikan ini dijual
dengan harga yang rendah yaitu Rp
3.000; s/d Rp 3500/kg, dan pada
musim panen harga akan turun
akibatnya ikan banyak yang dibuang
oleh nelayan. Maka perlu dilakukan
diversifikasi menjadi produk yang
lebih digemari masyarakat, salah
satunya adalah surimi. Keuntungan
produk surimi rata-rata 20-30% dari
produk tradisional.
Surimi adalah produk olahan hasil
perikanan setengah jadi, berupa
hancuran ikan yang mengalami pembilasan (leaching ), pengepresan,
penambahan bahan aditif serta
pengepakan dan pembekuan. Surimi
ini digunakan sebagai bahan baku
untuk produk olahan selanjutnya, yaitu
Fish jelly product . Produk fish jelly
kriterianya ditentukan oleh kelenturan,
sedangkan kelenturan ini berkaitan
dengan kemampuan pembentukkan jel
dari bahan baku yang digunakan.
Surimi dan fish jelly merupakan bahan
makanan yang kaya akan nutrisi dan
dapat menjadi alternatif bagi
masyarakat untuk mendapatkan nutrisi
yang lebih baik. Surimi merupakan
bentuk alternatif pengawetan bahan
pangan dari hasil perikanan yangsangat prospektif, sementara Indonesia
memiliki wilayah laut yang sangat luas
yang tentunya memiliki sumber daya
hayati yang melimpah, maka akan
mendukung berkembangnya produksi
surimi dan fish jelly. Permasalahannya
adalah bagaimana produksi surimi di-
lakukan dan bagaimana pula dengan
kandungan gizi surimi yang dihasil-
kan?
METODE PENELITIANBerbagai metode yang digunakan
dalam produksi surimi dan analisis
kandungan gizi meliputi:
A. Produksi surimi pH 7 Surimi diproduksi melalui enam
tahap, yaitu:
1.
Persiapan
Tahap ini meliputi pemilihan dan pencucian ikan. Ikan setelah dicuci
diambil dagingnya dengan meng-
gunakan pisau.
2.
Pembilasan
Tahap pembilasan dilakukan dengan
menambahkan air garam 0,2-0,3%
berat daging. Rasio antara ikan dan
air adalah 1:4 dan dilakukan pada
suhu 5 s/d 100C. Pembilasan ini
dilakukan untuk membersihkan
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 3/10
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia
ISSN 2087-7412
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 125-134
127
daging ikan dari darah, lemak, dan
kotoran.
3. Pengepresan
Tahap pengepresan dilakukansecara konvensional dengan cara
membungkus daging dengan kain
kasa. Pengepresan dilakukan untuk
menghilangkan air yang masih
tersisa.
4. Penapisan
Tahap ini dilakukan dengan cara
menghilangkan sisik, serabut otot
dan duri yang tertinggal, hingga
didapat surimi bermutu baik.
5.
PencampuranTahap ini dilakukan dengan cara
lumatan daging ikan selanjutnya
ditambahkan 3% gula dan 0,2%
sodiumtri poliposfat.
6.
Pengepakan
Surimi dimasukkan dalam kantong
plastik, untuk menghindari keru-
sakan akibat kontak dengan udara.
B. Produksi Surimi pada Variasi
Konsentrasi Garam dan pH
1. Produksi Surimi dengan variasi
pH
Variasi pH dilakukan dengan
membuat rentang pH yang ekstrim,
yaitu pH 2 dan pH 10. Surimi yang
dibuat dengan konsentrasi garam
optimum pada pH 7, masing-masing
diambil 100 gram. Salah satu sampel
ditambah asam asetat (CH3COOH) pekat tetes demi tetes hingga pH 2,
sedang sampel lainnya ditambahkan
soda kue (NaHCO3) hingga diperoleh
pH 10. Pengujian pH dilakukan dengan
menggunakan indikator universal,
selanjutnya sampel dianalisis
kandungan gizinya.
2. Penambahan variasi konsentrasi
garam pada pH tetap
Konsentrasi garam yang digunakan
pada analisis ini divariasikan menjaditiga konsentrasi, yaitu: 1%; 3%, dan 6
(semuanya dilakukan pada surimi yang
diproduksi pada pH 7), ditambahan
pada 100 gram sampel surimi,
kemudian dicampurkan hingga merata.
Selanjutnya dilakukan analisis
kandungan gizinya.
3. Analisis Kandungan Gizi Surimi
Kandungan gizi yang dianalisis
meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak. Berikut
adalah prosedur analisis berbagai kadar
yang ditentukan.
1. Kadar air
Dilakukan dengan cara gravimetri.
Caranya 10 gram sampel basah
dimasukkan dalam cawan krus
dipanaskan suhu 105 0C selama 8
jam,dimasukkan dalam desikator,
kemudian ditimbang hingga didapat
berat yang konstan.
2.
Kadar abu
Dilakukan dengan cara gravimetri.
Sebanyak 2 -3 gram sampel kering
dipanaskan dengan pembakar bun-
sen, kemudian dimasukkan dalam
furnice diabukan pada suhu 500 –
600 0C, dan dilakukan selama 6
jam, hingga pengabuan sempurna.
3. Kadar Protein
Dilakukan dengan metodeKjehdahl. Ditimbang 0,5 gram
sampel ditambahkan 10 mL H2SO4
pekat, ditambahkan 1 gram garam
Kjehdahl, dipanaskan hingga jernih.
Hasil dimasukkan dalam labu ukur,
diencerkan hingga 100 mL.
Sebanyak 10 mL hasil dipipet,
dimasukkan dalam labu destilasi,
ditambahkan 40 mL NaOH 30%
kemudian didestilasi. Destilat
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 4/10
Florentina Maria Titin Supriyanti, Gebi Dwiyanti, Puspa Dwipa Muliani J.Si. Tek. Kim
128
ditampung dalam labu erlenmeyer
yang berisi 10 mL asam borat 3%
yang telah ditambah 3 tetes
indikator Toshiro. Standarisasi HCl.Destilat selanjutnya dipipet
sebanyak 10 mL dan dititrasi
dengan larutan standart HCl. Titrasi
diulang 3 kali, hingga didapat
perubahan warna dari hijau menjadi
pink(merah muda).
4. Kadar lemak
Dilakukan menggunakan metode
ekstraksi panas dengan alat Soxhlet.
Sebanyak 5 gram sampel
dimasukkan dalam timbel, danselanjutnya dimasukkan dalam labu
Soxhlet, ditambahkan pelarut n-
heksan dan proses pemanasan
dilakukan selama 8 jam.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan difokuskan pada
produksi surimi dan analisis terhadap
kandungan gizi.
A.
Hasil Produksi Surimi
Sebanyak 6 Kg ikan beloso,
setelah dilakukan proses persiapan,
pemisahan daging dari tulang dan duri,
pembilasan, pengepresan dan pena-
pisan didapat hasil sebesar 2,8 Kg atau
47%. Hal tersebut sesuai dengan hasil
yang ditetapkan oleh Direktorat jendral
perikanan bahwa rendemen surimi ikan
beloso sebesar 35 – 40% (BPPMHP,
2001).Hasil surimi ditambahkan bahan
tambahan makanan atau aditif berupa
sodium tripolifosfat (Na5P3O10),
garam, dan gula selanjutnya produk di-
kemas dan dibekukan. Kesegaran
bahan baku (ikan beloso) akan sangat
penting pada produksi surimi, semakin
segar bahan baku akan semakin baik
mutu surimi, baik dari kekuatan gel,
nilai gizi, dan nilai randemen, karena
bahan yang kurang baik berarti bahwa
protein ikan telah mengalami
denaturasi, sehingga bahan mudah
larut dalam air. Ikan beloso merupakansalah satu jenis ikan non ekonomis,
dengan harga Rp 3.000/kg. Ikan ini
bukan jenis ikan yang dieksport dan
juga tidak digemari masyarakat, namun
seperti yang disarankan oleh
Handayani dan Widarto (2002) ikan ini
dapat digunakan sebagai bahan baku
untuk produksi surimi. Dengan adanya
rekayasa teknologi melalui produksi
surimi, menjadikan ikan beloso
diminati oleh masyarakat dan harganyamenjadi lebih tinggi.
B. Analisis Kandungan GiziAnalisis kandungan gizi dilakukan
terhadap daging ikan dan surimi yang
dihasilkan. Analisis yang dilakukan
meliputi, kadar air, kadar abu, kadar
protein dan kadar lemak.
1.
Kadar air dan surimi
Sebanyak 10 gram sampel, setelah
dipanaskan pada suhu 105 0C selama 8
jam, didapat kadar air seperti tabel 1.
Tabel 1. Kadar air daging ikan dan surimi
No. Nama sampel Kadar air (%)
1. Daging ikan 77,53
2. Surimi 78,69
Dari tabel 1, terlihat bahwa kadar
air surimi lebih besar dari kadar air
bahan ikan beloso. Hal tersebutdisebabkan karena garam sodium
tripolifosfat yang sengaja ditambahkan
dengan tujuan untuk mempertahankan
daya ikat air (water holding capacity)
agar dapat mencegah proses dehidrasi.
Menurut Sarifah (1995) penambahan
garam sodium tripolifosfat dapat
memperbaiki tekstur daging, menge-
mulsi lemak, memperpanjang umur
simpan daging ikan, dan melemahkan
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 5/10
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia
ISSN 2087-7412
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 125-134
129
aktivitas bakteri. Produk surimi yang
dibuat dianalisis berdasarkan homo-
genitas protein. Adanya protein aktin
dan miosin yang terkandung dalamdaging ikan menyebabkan terbentuk-
nya gel yang memberikan sifat elastis.
Apabila pada daging ikan ditambahkan
garam, maka protein aktin dan miosin
akan terekstraksi keluar dalam bentuk
aktomiosin. Keadaan ini disebut “sol”
yang mempunyai sifat lengket apabila
dipanaskan maka “sol“ akan mem-
bentuk gel yang dapat memberikan
sifat elastis. Sementara itu surimi yang
bermutu baik ditentukan oleh kekuatangel ( gel strenght ) dan berwarna putih
(SNI No 01.01.2694-1992).
a.
Kadar air pada surimi dengan
penambahan variasi konsentrasi
garam
Pada bagian ini akan disajikan
bagaimana pengaruh penambahan
variasi konsentrasi garam terhadap
kadar air produk surimi yang dihasil-
kan. Hasil tersebut dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Kadar air pada surimi dengan variasi
konsentrasi garam
No. Nama sampel Kadar air (%)
1. Surimi +garam
1%
75,65
2. Surimi + garam3%
73,63
3. Surimi + garam6%
71,75
Air merupakan komponen dasar
dari ikan, sehingga kadar air dapat
mempengaruhi mutu surimi. Semakin
tinggi kadar air akan menurunkan mutu
surimi, sebab tingginya kadar air akan
mempercepat tumbuhnya bakteri.
Sementara itu turunnya kadar air akan
menyebabkan turunnya sifat elastisitas,
sehingga mutu surimi menurun. Dari
tabel 2 terlihat bahwa semakin banyak
garam ditambahkan, maka semakinkecil kadar airnya. Garam berfungsi
menarik air, maka dengan penambahan
garam yang banyak akan menyebabkan
kadar air semakin kecil. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Winarno
(1997) dengan menurunnya kadar air
maka aktivitas air (aw) akan menurun,
sehingga pertumbuhan bakteri
pembusuk akan terhambat.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka
surimi yang dipilih adalah surimidengan penambahan garam 3% yang
memiliki kadar air terendah.
Selanjutnya diuji pengaruh perubahan
pH terhadap kadar air surimi.
b.
Pengaruh perubahan pH pada surimi
Pengaruh perubahan pH dilakukan
pada surimi dengan kadar garam 3%.
Data pengaruh perubahan pH surimi
terhadap kadar air dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 3. Nilai kadar air dalam surimi pada
pengaruh perubahan pH.
No. Nama sampel Kadar air (%)
1. Surimi pH 2 77,84
2. Surimi pH 7 73,63
3. Surimi pH 10 78,65
Dari data tabel 3 terlihat bahwa
surimi yang ditambah asam asetat
(CH3COOH) hingga pH 2, memiliki
kadar air 77,84% mendekati pada
surimi yang ditambahkan natrium
bikarbonat (NaHCO3) hingga pH 10
dengan kadar air 78,65%. Sementara
itu surimi pada pH 7 memiliki kadar
air 73,63%, yang berarti bahwa surimi
pH 7 memiliki kadar air lebih rendah
dari kedua surimi lainnya. Surimi yang
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 6/10
Florentina Maria Titin Supriyanti, Gebi Dwiyanti, Puspa Dwipa Muliani J.Si. Tek. Kim
130
ditambahkan asam asetat dapat me-
ngalami reaksi sebagai berikut:
CH3COOH + H2O H3O+
+ CH3COO-
CH3COO-
+H2O CH3COOH + OH-
H3O+ + OH
- 2H2O
Pada reaksi tersebut asam asetat
yang ditambahkan akan mengalami
hidrolisis menghasilkan ion asetat dan
ion hidronium. Selanjutnya ion asetat
akan terhidrolisis menghasilkan asam
asetat dan ion hidroksida. Ion
hidronium akan bereaksi dengan ion
hidroksida menghasilkan dua molekulair. Hal inilah yang menyebabkan
kadar air surimi pada pH 2 meningkat.
Sementara itu untuk surimi yang
ditambahkan garam natrium bikarbonat
akan terjadi reaksi: NaHCO3 (s) Na+
(aq) + HCO3-
(aq)
HCO3-(aq) +H2O(l) OH
-+H2O(l) +CO2(g)
Dengan penambahan natrium
bikarbonat menyebabkan pH surimi
meningkat menjadi pH 10. Dari data pada tabel 3, didapat bahwa kadar air
surimi pH 2 dan pH 10 lebih besar dari
pH 7, yang diperkuat oleh fakta bahwa
ion karbonat dalam air akan
menghasilkan molekul air lagi. Maka
surimi yang baik untuk kadar airnya
adalah surimi yang dibuat pada pH 7.
2. Kadar Abu
a. Daging ikan dan surimi
Kadar abu pada tahap analisisdapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Kadar abu dalam daging ikan dan
Surimi.
No. Nama
sampel
Kadar
abu (%)
1. Daging ikan 0,40
2. Surimi 0,71
Abu adalah zat anorganik sisa
hasil pembakaran bahan organik.
Kadar abu ada hubungannya dengan
mineral suatu bahan. Maka kadar abuditentukan untuk mengetahui kadar
mineral suatu bahan. Dari tabel 4
didapat bahwa kadar abu surimi lebih
besar dari kadar abu daging ikan.
Peningkatan kadar abu ini disebabkan
pada surimi telah mengalami
penambahan garam dan polifosfat,
sehingga akan meningkatkan kan-
dungan mineral surimi.
b.
Pada penambahan variasi kon-sentrasi garam.
Penambahan garam terhadap kadar abu
dalam surimi, hasilnya dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Pengaruh penambahan garam
terhadap kadar abu pada surimi.No. Nama sampel Kadar abu
(%)
1. Surimi + garam
1%
1,08
2. Surimi + garam
3%
1,14
3. Surimi + garam
6%
1,17
Kadar abu ada hubungannya
dengan jumlah mineral dalam suatu
bahan. Mineral yang terkandung dalam
suatu bahan dapat merupakan 2 macam
garam, yaitu garam organik dan garam
anorganik. Dari tabel 5, semakin
banyak garam ditambahkan, maka
kadar abu semakin tinggi. Hal ini dise-
babkan oleh semakin banyak garam
NaCl ditambahkan, semakin banyak
pula garam anorganik, yang dapat
meningkatkan kadar abu.
c.
Pengaruh perubahan pH surimi
Pada analisis sebelumnya didapat
kadar abu surimi dengan penambahan
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 7/10
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia
ISSN 2087-7412
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 125-134
131
3% garam pada pH 7, untuk
mengetahui kandungan mineralnya.
Berikut adalah kandungan gizi surimi
dengan variasi pH.
Tabel 6. Kadar abu dalam surimi pada
pengaruh perubahan pH
No. Nama Kadar abu (%)
1. Surimi pH 2 0,95
2. Surimi pH 7 1,14
3. Surimi pH 10 1,22
Surimi yang ditambah asam asetat
sampai pH 2 memiliki kadar abu0,95% sedangkan surimi yang
ditambahkan natrium bikarbonat
hingga pH 10, kadar abu lebih besar,
yaitu 1,22%. Tingginya kadar abu pada
surimi dengan pH 10 disebabkan selain
penambahan garam NaCl ada pula
tambahan garam natrium bikarbonat
yang berada dalam bentuk garamnya
ketika diabukan, maka kadar abunya
akan meningkat.
3.
Kadar Protein
Ikan merupakan sumber protein
terbesar yang diperlukan oleh manusia.
Oleh sebab itu surimi dapat menjadi
salah satu alternatif pemenuhan zat gizi
protein bagi manusia.
a. Daging ikan dan surimi
Berikut adalah data hasil analisis
kandungan protein yang terdapat pada
daging ikan dan surimi.
Tabel 7. Kadar protein daging ikan dan surimi
No. Nama sampel Kadar Protein (%)
1. Daging ikan 15,44
2. Surimi 14,38
Dari tabel 7 dapat kita lihat bahwa
kadar protein dalam surimi lebih kecil
dari pada kadar protein pada ikan.
Penurunan kadar protein tersebut
disebabkan karena pada surimi telah
terjadi penambahan garam dan bahan pengikat sodium tripolifosfat. Kedua
bahan tersebut dapat berpengaruh
menambah berat kering surimi,
akibatnya pada analisis, kadar
proteinnya menurun.
b. Pada penambahan variasi
konsentrasi garam terhadap.
Penambahan garam pada produksi
surimi berpengaruh pada homogenitas
protein yang dapat menghasilkan gel.Sementara itu gel dapat terbentuk oleh
adanya protein aktin dan miosin yang
banyak terdapat pada daging ikan.
Protein aktin dan miosin dengan
adanya garam dapat menarik aktin,
miosin dan air keluar membentuk
aktomiosin. Berikut adalah data hasil
analisis kandungan protein pada
produk surimi dengan pengaruh
penambahan garam.
Tabel 8. Kadar protein surimi pada variasi
konsentrasi garam.
No. Nama sampel Kadar
protein (%)
1. Surimi +1 % garam 16,73
2. Surimi + 3% garam 15,48
3. Surimi + 6% garam 14,86
Dari tabel 8 tampak bahwa
penambahan garam sangat
berpengaruh terhadap pembentukan gel
dan hidrasi. Dengan adanya garam,
maka aktomiosin yaitu komponen
utama dalam protein akan mengalami
hidrasi dan mengembang. Hal tersebut
yang menyebabkan semakin banyak
garam ditambahkan, maka semakin
kecil kadar protein, karena berat surimi
bertambah.
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 8/10
Florentina Maria Titin Supriyanti, Gebi Dwiyanti, Puspa Dwipa Muliani J.Si. Tek. Kim
132
c. Pengaruh perubahan pH pada
surimi
Keasaman dapat berpengaruh pada
terjadinya denaturasi protein yang berakibat merubah struktur protein,
namun tidak mengubah jumlah
nitrogen yang terdapat pada protein.
Berikut adalah data hasil analisis
kandungan protein pada berbagai
variasi konsentrasi garam.
Tabel 9. Kadar protein surimi pada pengaruh
perubahan pH.
Dari tabel 9, tampak bahwa
semakin tinggi pH, maka kadar protein
semakin rendah. Pada pH 2 kadar
proteinnya terbesar, hal ini disebabkan
pada pH tersebut protein dapatterhidrolisis oleh asam dan
menyebabkan nitrogen bebas semakin
banyak.
4. Kadar Lemak
a. Daging ikan dan surimi
Lemak tidak larut dalam air, maka
untuk menentukan kadar lemak dapat
dilakukan melalui ekstraksi dengan
menggunakan pelarut non polar.
Lemak dalam setiap bagian tubuhmanusia jumlahnya tidak sama,
Berikut adalah data kandungan lemak
pada daging dan surimi.
Tabel 10. Kandungan lemak daging ikan dan
surimi.
No. Nama sampel Kadar lemak
(%)
1. Daging ikan 5,6
2. Surimi 1,17
Dari data pada tabel 10, dapat
diketahui bahwa kadar lemak dalam
daging ikan lebih tinggi dari pada
dalam surimi. Hal tersebut terjadi
karena pada surimi telah terjadi pe-
nambahan polifosfat sebagai daya pengikat yang dapat meningkatkan
daya emulsi lemak, sehingga lemak
akan teremulsi dan menurunkan kela-
rutan lemak dalam pelarut organik non
polar. Dengan menurunnya kelarutan
ini menyebabkan jumlah lemak dalam
surimi menurun. Kandungan lemak
merupakan kandungan lemak total
dalam jumlah yang sebenarnya.
b.
Pengaruh variasi konsentrasi
garam.
Penambahan kadar garam dengan
jumlah yang berbeda akan berpengaruh
terhadap kadar lemak dalam surimi.
Berikut adalah data kandungan lemak
surimi pada berbagai variasi kon-
sentrasi garam.
Tabel 11. Kadar lemak dalam surimi pada
berbagai variasi konsentrasi garam.
No. Nama sampel Kadarlemak
(%)
1. Surimi + garam 1% 1,28
2. Surimi + garam 3% 0,76
3. Surimi + garam 6% 0,79
No. Nama sampel Kadar
protein
(%)
1. Surimi pH 2 18,80
2. Surimi pH 7 15,48
3. Surimi pH 10 12,65
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 9/10
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia
ISSN 2087-7412
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 125-134
133
Penambahan garam akan ber-
pengaruh terhadap rasa surimi, maka
penambahannya dibatasi sampai
dengan 6%. Semakin banyak garam di-tambahkan, maka kelarutannya me-
nurun, akibatnya kadar lemaknya
menurun. Surimi yang dipilih adalah
yang memiliki kadar garam 3%, sebab
produk yang dihasilkan tidak terlalu
asin, dengan kadar lemaknya
terrendah.
c. Pengaruh perubahan pH pada
surimi
Adanya variasi pH juga akan berpengaruh terhadap kadar lemak
dalam surimi. Berikut adalah data
pengaruh perubahan pH terhadap kadar
lemak pada surimi.
Tabel 12. Pengaruh perubahan pH terhadap
kadar lemak dalam pada surimi.
No. Sampel Kadar
lemak (%)
1. Surimi pH2 1`,80
2. Surimi pH 7 0,76
3. Surimi pH 10 1,44
Kadar lemak pada surimi yang
ditambahkan asam memiliki harga
paling besar dibandingkan pada ber-
bagai pH lainnya, hal tersebut disebab-
kan karena penambahan asam dapat
menyebabkan terjadinya hidrolisis
yang menghasilkan asam lemak dangliserol. Hal tersebut menyebabkan
lemak yang terekstraknya semakin
banyak dan kadar lemaknya semakin
besar. Sebaliknya untuk surimi yang
ditambahkan garam natrium karbonat (
surimi bersifat basa) menyebabkan
lemaknya berubah menjadi gliserol dan
garam natrium asam lemak. Garam
tersebut tidak larut dalam pelarut
organik, yang menyebabkan kadar
lemaknya menurun.
KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa:
a.
Surimi dapat diproduksi dari ikan
beloso (Saurida tumbil Sp) yang
merupakan ikan nonekonomis
melalui 6 tahapan, yaitu persiapan
ikannya, pembilasan, pengepresan,
penapisan, pencampuran, dan
pengemasan. Produk surimi yang
dihasilkan dapat mencapai
randemen 47%. b. Surimi yang diproduksi pada pH 7
merupakan hasil terbaik, dengan
karakteristik terbaik dan kandungan
air terendah yaitu 73,63%. Maka
surimi pH 7 selanjutnya diproduksi
dengan variasi konsentrasi garam
dan dianalisis kandungan gizinya.
c. Kandungan gizi surimi pH 7
diproduksi dengan variasi kon-
sentrasi garam yaitu 1, 3 dan 6%.
Hasil analisis ketiga variasi kon-
sentrasi garam adalah kandungan air
surimi produk berturut-turut
75,65%; 73,63%, dan 71,75%, kan-
dungan abu 1,08%, 1,14%, dan
1,17%, kandungan proteinnya
adalah 16,73%, 15,48%, dan
14,86%, kandungan lemaknya
1,28%, 0,76%, dan 0,79%. Hasil
tersebut mendekati standar gizi
surimi yang disarankan oleh BadanStandarisasi Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, D.T., Perekayasaan Tekno-
logi Pengolahan Produk Bernilai
Tambah, Balai Pengembangan dan
Pengujian Mutu Hasil Perikanan,
Jakarta.
8/18/2019 441-816-1-SM
http://slidepdf.com/reader/full/441-816-1-sm 10/10
Florentina Maria Titin Supriyanti, Gebi Dwiyanti, Puspa Dwipa Muliani J.Si. Tek. Kim
134
BPPMHP (2000), Laporan Perekayasa-
an Ikan non ekonomis , BPPMHP,
Dit. Jen. Perikanan, Jakarta.
Handayani, T., Widarto (2002),Teknologi Pengolahan Surimi,
Balai Pengembangan dan
pengujian Mutu Hasil Perikanan,
Jakarta.
SNI No 01.01.2694-1992, Cara Uji
Makanan dan Minuman.
Winarno, F.G.(1997), kimia pangan
dan Gizi, Penerbit PT GramediaPustaka Utama, Jakarta.