View
0
Download
0
Embed Size (px)
| 63 LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017
BAB 4
Nilai tukar rupiah bergerak cukup stabil pada 2017 didukung neraca pembayaran Indonesia yang mencatat surplus. Perkembangan ini juga tidak terlepas dari kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya, dengan tetap mendorong bekerjanya mekanisme pasar.
Nilai Tukar
BAB 4 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 201764 |
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 4.1. Nilai Tukar Rupiah
Nilai Tukar Harian Rata-rata Nilai Tukar Triwulanan Rata-rata Nilai Tukar Bulanan
13.000
13.000
13.200
13.400
13.600
13.800
14.000
13.568
Rupiah per dolar AS
I II III IV I II III IV
2016 2017
Nilai tukar rupiah pada 2017 bergerak stabil dengan volatilitas yang rendah. Perkembangan ini didukung oleh faktor fundamental Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mencatatkan surplus, kondisi mikro pasar valas yang membaik, dan kebijakan Bank Indonesia yang konsisten mengarahkan nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, di tengah risiko eksternal yang mengemuka pada 2017. Secara umum, kestabilan nilai tukar rupiah ditopang oleh berlanjutnya aliran modal masuk sejalan dengan persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia. Dinamika pada 2017 menunjukkan nilai tukar rupiah cenderung menguat dan relatif stabil hingga akhir triwulan III. Namun, pada triwulan IV 2017 rupiah berada dalam tren melemah didorong oleh faktor eksternal terutama terkait arah normalisasi kebijakan moneter negara maju dan ketidakpastian arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Kestabilan nilai tukar rupiah didukung pula oleh perbaikan struktur pasar valas domestik. Aliran dana dari pelaku nonresiden dan residen di pasar valas menunjukkan perkembangan positif. Kondisi tersebut berkontribusi pada volume pasar valas domestik yang meningkat dan disertai dengan pangsa transaksi derivatif yang semakin besar. Selain itu, efisiensi dalam transaksi valas juga semakin meningkat tercermin dari biaya transaksi yang semakin rendah, sejalan dengan struktur permintaan-penawaran valas yang lebih berimbang.
Perkembangan nilai tukar yang kondusif ditopang oleh berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia. Kebijakan nilai tukar secara konsisten diarahkan untuk menjaga rupiah bergerak sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong bekerjanya mekanisme pasar. Selain itu, kebijakan nilai tukar juga didukung dengan upaya untuk memperbaiki struktur pasar valas, termasuk melalui kebijakan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri (ULN) korporasi nonbank, kewajiban penggunaan rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan kebijakan pendalaman pasar keuangan domestik.
4.1. Dinamika nilai Tukar rupiah
Nilai tukar rupiah pada 2017 secara umum cukup stabil ditopang oleh membaiknya fundamental perekonomian Indonesia, meskipun sempat mengalami tekanan pada triwulan terakhir akibat faktor eksternal. Terjaganya nilai tukar rupiah tidak terlepas dari kinerja positif NPI yang
mencatatkan surplus. Surplus NPI didukung oleh cukup derasnya aliran masuk modal asing dan menurunnya defisit transaksi berjalan. Selain imbal hasil yang menarik, perbaikan prospek perekonomian Indonesia mendorong aliran masuk modal asing ke Indonesia. Dari eksternal, dinamika global sepanjang 2017 yang terutama dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dan perkembangan politik AS dan Eropa juga mewarnai pergerakan rupiah. Secara umum, faktor eksternal cukup kondusif bagi perkembangan nilai tukar rupiah, meskipun kemudian memberikan pengaruh kurang menguntungkan pada triwulan terakhir 2017.
Dinamika nilai tukar menunjukkan rupiah bergerak stabil hingga menjelang akhir triwulan III 2017 dan kemudian cenderung melemah pada periode selanjutnya hingga akhir 2017 (Grafik 4.1). Nilai tukar rupiah pada akhir 2017 ditutup pada level Rp13.568 per dolar AS, tidak banyak berbeda dibandingkan dengan posisi pada akhir 2016 yang mencapai Rp13.473 per dolar AS. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah melemah terbatas sebesar 0,6%, dari Rp13.305 per dolar AS pada 2016 ke Rp13.385 per dolar AS pada 2017. Cukup stabilnya rupiah terlihat pada volatilitas nilai tukar rupiah yang menurun dari 8,4% pada 2016 menjadi 3,0% pada 2017. Volatilitas rupiah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata volatilitas mata uang negara peers yakni 8,4% (Grafik 4.2).
Perkembangan nilai tukar rupiah yang cukup stabil pada 2017 menyiratkan peran penting akan perbaikan keyakinan investor global terhadap perekonomian nasional. Peningkatan keyakinan investor global
Grafik 4.1. Nilai Tukar Rupiah
LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 • BAB 4 | 65
Grafik 4.2. Perbandingan Nilai Tukar Rupiah
Sumber: Reuters dan Bloomberg, diolah
Apresiasi (+)/Depresiasi (-) Nilai Tukar 2017 (Rata-rata)
Volatilitas Nilai Tukar 2017
19,2
16,7
13,1
8,8
4,4
5,3
4,6
4,5
3,8
3,0
0 5 10 15 20
ZAR
TRY
BRL
KRW
INR
PHP
SGD
THB
MYR
IDR
-20 -15 -10 -5 0 5 10 15
Depresiasi (-)/Apresiasi (+) Volatilitas
mendorong aliran modal asing tetap masuk ke Indonesia, meskipun terdapat risiko ketidakpastian global yang sempat mengemuka. Peningkatan keyakinan pelaku asing tercermin pada kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi layak investasi (investment grade) oleh Standard & Poor’s (S&P), setelah sebelumya mendapat pengakuan serupa dari Fitch dan Moody’s. Perbaikan peringkat daya saing (competitiveness) Indonesia dan kemudahan berusaha (ease of doing business) semakin mendorong keyakinan investor global terhadap perekonomian nasional. Keyakinan yang membaik pada gilirannya turut memperbaiki persepsi terhadap risiko perekonomian Indonesia. Kondisi ini terlihat pada credit default swap (CDS) Indonesia yang berada dalam arah menurun pada 2017 (Grafik 4.3). CDS Indonesia melanjutkan penurunan rata-rata triwulanan dari sebesar 161,8 pada
triwulan IV 2016 menjadi sebesar 95,6 pada triwulan IV 2017. Volatilitas CDS Indonesia juga cukup kecil sehingga semakin mengonfirmasi indikasi terjaganya persepsi positif investor. Secara umum, kondisi pasar keuangan tetap kondusif di tengah upaya Bank Indonesia memanfaatkan ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Peningkatan keyakinan investor global terhadap perekonomian nasional berkontribusi dalam meminimalkan beberapa risiko global yang dapat memicu tekanan terhadap nilai tukar rupiah. Beberapa risiko global yang berdampak terhadap perkembangan rupiah tersebut antara lain terkait dengan perkembangan di AS, Eropa, dan Tiongkok. Perkembangan dari AS yang memicu ketidakpastian global antara lain terkait dengan perkembangan politik dan kebijakan ekonomi, termasuk arah normalisasi kebijakan moneter AS. Dari Tiongkok, ketidakpastian global muncul terkait dengan keraguan pasar dalam merespons perekonomian Tiongkok yang tumbuh di atas perkiraan awal. Dari Eropa, risiko global terkait dengan arah penurunan volume quantitative easing (QE) European Central Bank (ECB).
Dalam perkembangannya, dinamika nilai tukar rupiah sepanjang 2017 dapat dibagi dalam dua periode utama. Dalam periode pertama yakni triwulan I sampai dengan menjelang akhir triwulan III 2017, nilai tukar rupiah bergerak cukup stabil dengan kecenderungan menguat. Sementara pada periode kedua yakni akhir triwulan III sampai dengan penghujung 2017, nilai tukar rupiah berada dalam tren melemah. Namun demikian, pelemahan rupiah tersebut tertahan ditopang oleh kondisi makroekonomi domestik yang kondusif dan berbagai kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia.
Pada triwulan I 2017, nilai tukar rupiah menguat dengan volatilitas yang menurun. Rupiah mencapai level Rp13.326 per dolar AS pada akhir triwulan I 2017 atau menguat 1,1%, dibandingkan dengan posisi akhir triwulan IV 2016 yakni sebesar Rp13.473 per dolar AS. Volatilitas nilai tukar rupiah menurun tajam dari 8,2% pada triwulan IV 2016 menjadi 2,7% pada triwulan I 2017. Penguatan rupiah pada triwulan I 2017 didorong oleh faktor domestik dan faktor global. Dari domestik, penguatan rupiah dipicu oleh persepsi positif investor terhadap perekonomian Indonesia pascarilis PDB Indonesia 2016 sebesar 5,03% yang meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan PDB 2015 sebesar 4,88%, rilis cadangan devisa yang tinggi, dan inflasi
Grafik 4.2. Perubahan Nilai Tukar dan Volatilitas Beberapa Mata Uang
Sumber: Bloomberg
Grafik 4.3. Perkembangan VIX dan CDS
VIX Rata-rata Triwulanan VIX CDS (skala kanan)
Indeks Indeks
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
8
10
12
14
16
18
20
22
24
1 2 3 4 2017
5 6 7 8 9 10 11 12
Rata-rata Triwulanan CDS (skala kanan)
Grafik 4.3. Perkembangan Volatility Index dan Credit Default Swap
BAB 4 • LAPORAN PEREKONOMIAN INDONESIA 201766 |
yang terkendali. Sementara dari sisi global, penguatan rupiah dipengaruhi oleh ketidakpastian implementasi kebijakan AS yang kemudian memberikan tekanan terhadap pelemahan dolar AS secara global (Grafik 4.4). Beberapa ketidakpastian implementasi kebijakan AS antara lain terkait dengan rencana kebijakan proteksionisme AS, pembangunan tembok Meksiko, dan kegagalan kesepakatan UU Reformasi Kesehatan.
Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan pada triwulan II