27
21 Universitas Kristen Petra 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data Pada tahap pengumpulan data, data-data yang dikumpulkan meliputi semua informasi data yang diperoleh berupa record data kecelakaan kerja selama Januari 2017 sampai dengan 25 November 2017. Selain menggunakan data kecelakaan kerja sebagai data utama, juga mengumpulkan data pendukung yaitu berupa hasil diskusi, brainstroming dengan pihak manajerial dan staf EHS yang terkait dengan kecelakaan kerja yang telah terjadi pada tahun tersebut. Dari data kecelakaan kerja tersebut diketahui bahwa terjadi sebanyak 134 kecelakaan pada tahun 2017. 4.2 Pengolahan Data Risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode tertentu atau siklus operasi tertentu (Tarwaka, 2008). Penilaian risiko pada dasarnya merupakan proses untuk menentukan pengaruh atau akibat pemaparan potensi bahaya yang dilaksanakan melalui tahap atau langkah yang berkesinambungan. Analisa risiko yang digunakan di PT. XYZ adalah dengan metode FMEA dan tahap Risk Assesment pada HIRARC. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah suatu prosedur terstruktur merupakan proses yang sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan yang timbul dalam untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko akan dianalisa sehingga dapat mengetahui potensi mana yang benar-benar berisiko dan harus ditindaklanjuti. Pada proses analisa risiko di PT. XYZ menggunakan dua metode. Metode pertama menggunakan Risk Priority Number (RPN) dan metode yang kedua dengan menggunakan Risk Rating Matrix (RRM). Penentuan batasan pada metode RPN sangat diperlukan, batasan pada metode RPN merujuk pada (Ahmed, 2014). Tabel 4.1 menunjukan batasan RPN yang digunakan dalam penelitian ini.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

21 Universitas Kristen Petra

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan data

Pada tahap pengumpulan data, data-data yang dikumpulkan meliputi

semua informasi data yang diperoleh berupa record data kecelakaan kerja selama

Januari 2017 sampai dengan 25 November 2017. Selain menggunakan data

kecelakaan kerja sebagai data utama, juga mengumpulkan data pendukung yaitu

berupa hasil diskusi, brainstroming dengan pihak manajerial dan staf EHS yang

terkait dengan kecelakaan kerja yang telah terjadi pada tahun tersebut. Dari data

kecelakaan kerja tersebut diketahui bahwa terjadi sebanyak 134 kecelakaan pada

tahun 2017.

4.2 Pengolahan Data

Risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian

pada periode tertentu atau siklus operasi tertentu (Tarwaka, 2008). Penilaian risiko

pada dasarnya merupakan proses untuk menentukan pengaruh atau akibat

pemaparan potensi bahaya yang dilaksanakan melalui tahap atau langkah yang

berkesinambungan. Analisa risiko yang digunakan di PT. XYZ adalah dengan

metode FMEA dan tahap Risk Assesment pada HIRARC. Failure Mode and Effect

Analysis (FMEA) adalah suatu prosedur terstruktur merupakan proses yang

sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan yang timbul

dalam untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan

(Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan

meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko akan dianalisa

sehingga dapat mengetahui potensi mana yang benar-benar berisiko dan harus

ditindaklanjuti. Pada proses analisa risiko di PT. XYZ menggunakan dua metode.

Metode pertama menggunakan Risk Priority Number (RPN) dan metode yang

kedua dengan menggunakan Risk Rating Matrix (RRM). Penentuan batasan pada

metode RPN sangat diperlukan, batasan pada metode RPN merujuk pada (Ahmed,

2014). Tabel 4.1 menunjukan batasan RPN yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 2: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

22 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.3 FMEA Failures Grouping

RPN Group Legend

0<RPN≤50 Very low risk

50<RPN≤150 Low risk

150<RPN≤200 Medium risk

200<RPN≤300 High risk

RPN> 300 Very high risk

Hasil perhitungan perkalian S X O X D yang memiliki nilai RPN 0

sampai 50 dapat dikatakan memiliki risiko yang sangat rendah. Hasil perhitungan

RPN yang memiliki nilai 50 sampai 149 memiliki risiko yang rendah. Hasil

perhitungan RPN yang memiliki nilai 150 sampai 199 memiliki risiko yang

sedang. Hasil perhitungan RPN yang memiliki nilai 200 sampai 299 memiliki

risiko yang sedang. Hasil perhitungan yang melebihi 300 memiliki risiko yang

sangat tinggi.

Pada penelitian ini analisa risiko menggunakan 2 metode yaitu

menggunakan metode FMEA biasa dengan menggunakan RPN (Risk Priorty

Number) dan dengan menggunakan RRM (Risk Rating Matrix). Perbedaan yang

terdapat pada keduanya adalah pada menggunakan RPN (Risk Priorty Number)

kriteria yang digunakan adalah severity, occurene, dan detection. Perhitungan

menggunakan metode RRM (Risk Rating Matrix) hanya menggunakan severity

dan Likellihood atau yang bisa disebut occurence pada RPN. Pada penelitian ini

bukan hanya memfokuskan pada tujuan tapi juga ingin membandingkan kedua

metode tersebut. Perbandingan tersebut ditujukan untuk menilai metode mana

yang terbaik dalam menilai resiko kecelakaan kerja. Perhitungan yang dilakukan

apabila memiliki perbedaan yang cukup signifikan maka nantinya akan dianalisa

hal yang dapat membuat hasil tersebut bisa berbeda. Perhitungan yang sama atau

bisa dibilang hampir sama antara RPN dan RRM maka nantinya bisa disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan yang cukup signifakan antara kedua metode tersebut.

Page 3: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

23 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.4 Kategori Kejadian Kecelakaan Kerja

No Failure Mode No Failure Mode No Failure Mode

1 Kejatuhan meja 24 Terjepit mesin punching 47 Terpecik cairan release agent

2 Keseleo 25 Terjepit mesin punching hole 48 Terpecik Lem

3 Terbentur last 26 Terjepit mesin toe moulding 49 Tersayat pisau cutter

4 Terbentur mesin cutting 27 Terjepit mesin trimming 50 Tersayat pisau mesin seset

5 Terbentur spion forklift 28 Terjepit mesin wosser 51 Tersengat aliran listrik

6 Terbentur troly packing upper 29 Terjepit stende mesin jahit 52 Tersengat mesin panas

7 Terjepit flat press 30 Terkena baling-baling Kipas angin 53 Tersentuh mesin back part moulding

8 Terjepit hook mesin jahit 31 Terkena Gergaji 54 Tersentuh mesin flat press

9 Terjepit keranjang 32 Terkena lem panas 55 Tersentuh mesin press

10 Terjepit lasting 33 Terkena logan tempat sampah injector 56 Tersentuh mesin slomot

11 Terjepit meja mesin juki 34 Terkena mesin crimping 57 Tersentuh setrika

12 Terjepit mesin backpart moulding 35 terkena mesin mata ayam 58 Tertabrak trolly

13 Terjepit mesin crimping 36 Terkena mesin press 59 Tertusuk jarum mesin jahit

14 Terjepit mesin cutting 37 Terkena mesin trimming 60 Tertusuk jarum mesin strobble

15 Terjepit mesin delasting 38 terkena mesin wosser 61 Tertusuk jarum seam color

16 Terjepit mesin emboss 39 Terkena muncratan spray colour 62 Tertusuk mesin babin case

17 Terjepit mesin hammer 40 Tersayat pisau cutting 63 Tertusuk rotari hook mesin jahit

18 Terjepit mesin hand punching 41 Terkena pisau yang tersangkut dimata bor 64 Terkena mesin split

19 Terjepit mesin mata ayam 42 Terkena rifet metal gortex 65 Tertusuk alat pembuka sandal

20 Terjepit mesin pictogram 43 Terkena tutup botol chemical 66 Tertabrak hand pallet

21 Terjepit mesin press 44 Terkena uap air panas 67 Terjatuh dari pijakan pallet

22 Terjepit mesin press emboss 45 Terlempar sepatu 68 Terjepit conveyer

23 Terjepit mesin press performing 46 Terpecik Aceton 69 Terjepit mesin jahit

Page 4: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

24 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.4 menunjukan pengkategorian kejadian kecelakaan kerja

berdasarkan kemiripan kejadian. Total keseluruhan kecelakan berjumlah sebesar

134 kecelakaan kerja, dari hasil pengkategorian didapatkan sebanyak 69 kategori

kecelakaan kerja. 69 kategori tersebut nantinya akan di analisa untuk dicari mana

yang benar-benar memiliki risiko dan harus ditindaklanjuti untuk dapat

mengurangi risiko. Hasil penilaian RRM dapat dilihat pada tabel 4.5, 4.6 dan 4.7.

Tabel 4.5 Hasil Penilaian RRM kategori Low Risk

Jumlah No FM Failure Mode S L RRM

1 3 Terbentur last 1 4 4

1 19 Terjepit mesin mata ayam 1 4 4

1 28 Terjepit mesin wosser 1 4 4

1 51 Tersengat aliran listrik 1 4 4

1 1 Kejatuhan meja 1 3 3

1 5 Terbentur spion forklift 1 3 3

1 6 Terbentur troly packing upper 1 3 3

1 7 Terjepit flat press 1 3 3

1 8 Terjepit hook mesin jahit 1 3 3

1 9 Terjepit keranjang 1 3 3

1 11 Terjepit meja mesin juki 1 3 3

1 27 Terjepit mesin trimming 1 3 3

1 29 Terjepit stende mesin jahit 1 3 3

1 30 Terkena baling-baling Kipas angin 1 3 3

1 33 Terkena logan tempat sampah injector 1 3 3

1 36 Terkena mesin press 1 3 3

1 37 Terkena mesin trimming 1 3 3

1 43 Terkena tutup botol chemical 1 3 3

1 44 Terkena uap air panas 1 3 3

1 46 Terpecik Aceton 1 3 3

1 47 Terpecik cairan release agent 1 3 3

1 52 Tersengat mesin panas 1 3 3

1 55 Tersentuh mesin press 1 3 3

1 60 Tertusuk jarum mesin strobble 1 3 3

1 61 Tertusuk jarum seam color 1 3 3

1 62 Tertusuk mesin babin case 1 3 3

1 65 Tertusuk alat pembuka sandal 1 3 3

Page 5: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

25 Universitas Kristen Petra

Tabel 4.5 menunjukan potensi kegagalan yang memiliki nilai RRM yang

masuk kategori prioritas kecil dan memiliki risiko yang kecil. Berdasarkan

prosedur recommendation Action dari PT.XYZ kategori kecelakaan dengan nilai 1

sampai 4 memiliki risiko kecil sehingga aktivitas boleh terus dilanjutkan, tidak

ada pengawasan atau pemantauan tambahan yang diperlukan, dan bukan berarti

memiliki risiko kecil tidak harus ditindaklanjuti, namun tetap ditindaklanjuti tetapi

menjadi prioritas yang terakhir. Total keseluruhan kategori kecelakaan dengan

risiko yang kecil didapatkan sebanyak 28 dari 69 kategori kecelakaan kerja.

Semua nilai pada severity rating yang terdapat pada tabel 4.5 atau kategori

kecelakaan dengan risiko kecil memiliki nilai sebesar 1. Nilai 1 didapatkan

berdasarkan teori severity rating, apabila dampak dari kecelakaan kerja hanya

memerlukan pertolongan pertama atau perawatan di klinik yang terdapat pada

PT.XYZ saja maka nilai untuk severity rating yang bisa diberikan sebesar 1.

Lampiran 1 menunjukan keseluruhan dampak yang diakibatkan dari seluruh

kecelakaan kerja khusunya kecelakaan dengan kategori kecil tersebut. Sebagai

contoh pada kategori kecelakaan terbentur last, pekerja yang secara tidak sengaja

membenturkan lengan kanannya ke mesin last sehingga membuat lengannya

memar. Pekerja tersebut hanya dirawat di klinik saja, setelah menerima

pengobatan dari dokter, pekerja tersebut dapat kembali bekerja lagi sehingga nilai

severity rating untuk kecelakaan terbentur last sebesar 1. Nilai Likellihood rating

pada tiap kategori kecelakaan kerja yang memiliki risiko kecil berbeda-beda

dengan rentang 3 sampai 5. Kecelakaan kerja dengan nilai Likellihood rating 3

menandakan bahwa kecelakaan kerja tersebut terjadi satu kali dalam 5 tahun.

Nilai Likellihood rating sejumlah 4 berarti kejadian kecelakaan tersebut terjadi di

tahun ini dan tahun berikutnya. Nilai Likellihood 5 berarti kecelakaan tersebut

terjadi lebih dari 1 kali dalam setahun. Sebagai contoh pada kategori kecelakaan

terbentur last, kejadian tersebut terjadi pada tahun 2017 dan juga terjadi pada

tahun sebelumnya sehingga rating yang didapatkan pada kecelakaan tersebut

sebesar 4. Sebagai contoh yang lain pada kecelakaan tersentuh mesin flat press,

kecelakaan tersebut terjadi 2 kali dalam setahun sehingga nilai Likellihood rating

yang didapatkan sebesar 5. Penjelasan untuk kategori kecelakaan kerja lain yang

memiliki risiko atau prioritas kecil sama dengan penjelasan contoh tersebut.

Page 6: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

26

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.6 Hasil Penilaian RRM kategori Medium Risk

1 10 Terjepit lasting 2 4 8

1 12 Terjepit mesin backpart moulding 2 4 8

1 17 Terjepit mesin emboss 2 4 8

1 21 Terjepit mesin press 2 4 8

1 24 Terjepit mesin punching 2 4 8

1 66 Tertabrak hand pallet 2 4 8

1 67 Terjatuh dari pijakan pallet 2 4 8

1 68 Terjepit conveyer 2 4 8

1 69 Terjepit mesin jahit 2 4 8

1 2 Keseleo 2 3 6

1 18 Terjepit mesin hand punching 2 3 6

1 22 Terjepit mesin press emboss 2 3 6

1 23 Terjepit mesin press performing 2 3 6

1 25 Terjepit mesin punching hole 2 3 6

1 34 Terkena mesin crimping 2 3 6

1 39 Terkena muncratan spray colour 2 3 6

1 41 Terkena pisau yang tersangkut dimatabor 2 3 6

1 42 Terkena rifet metal gortex 2 3 6

1 45 Terlempar sepatu 2 3 6

1 56 Tersentuh mesin slomot 2 3 6

1 58 Tertabrak trolly 2 3 6

2 15 Terjepit mesin delasting 1 5 5

3 31 Terkena Gergaji 1 5 5

3 32 Terkena lem panas 1 5 5

3 40 Tersayat pisau cutting 1 5 5

2 53 Tersentuh mesin back part moulding 1 5 5

2 54 Tersentuh mesin flat press 1 5 5

2 57 Tersentuh setrika 1 5 5

2 63 Tertusuk rotari hook mesin jahit 1 5 5

Tabel 4.6 menunjukan potensi kegagalan yang memiliki nilai RRM yang

masuk kategori prioritas sedang dan memiliki risiko yang sedang. Berdasarkan

prosedur recommendation Action dari PT.XYZ kategori kecelakaan dengan nilai

RRM 5 sampai 9 memiliki risiko sedang sehingga seharusnya kegiatan hanya

dapat dilanjutkan dengan kontrol tambahan yang disetujui oleh departemen EHS,

Page 7: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

27

Universitas Kristen Petra

kontrol harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang ditentukan. Bila tingkat

keparahannya sedang dan di atas, penilaian lebih lanjut harus diperlukan untuk

menetapkan kemungkinan kejadian yang lebih tepat sebagai dasar untuk

menentukan kontrol yang lebih baik.

Total keseluruhan kategori kecelakaan dengan risiko yang sedang

didapatkan sebanyak 29 dari 69 kategori kecelakaan kerja. Nilai severity rating

kebanyakan memiliki nilai sebesar 1 dan 2. Nilai 1 dan 2 didapatkan berdasarkan

teori severity rating, apabila dampak dari kecelakaan kerja hanya memerlukan

pertolongan pertama atau perawatan di klinik yang terdapat pada PT.XYZ saja

maka nilai untuk severity rating yang bisa diberikan sebesar 1. Nilai 2 diberikan

apabila dampak dari kecelakaan kerja mengakibatkan 1 korban pada masing-

masing kategori kecelakaan mengalami cidera atau dampak yang serius. Lampiran

1 menunjukan keseluruhan dampak yang diakibatkan dari seluruh kecelakaan

kerja khusunya kecelakaan dengan kategori sedang tersebut. Sampel kategori

kecelakaan yang akan diambil sebagai contoh adalah kategori kecelakaan terjepit

mesin hammer. Penyebab terjadinya kecelakaan tersebut adalah karena pekerja

kurang hati-hati dalam melakukan tugasnya dan melakukan banyak pekerjaan

secara bersama-sama. Pekerja tersebut mengalami luka yang serius sehingga

dibawa dan dirawat ke rumah sakit. Berdasarkan kriteria dari PT. XYZ maka

severity rating pada kecelakaan tersebut mendapatkan nilai sebesar 2. Kategori

kecelakaan kerja tersebut mendapatkan nilai 2 karena korban kecelakaan tersebut

mengalami luka yang serius sehingga harus dirawat di rumah sakit. Kategori

kecelakaan terjepit mesin hammer tersebut telah terjadi sekali pada tahun 2017

dan juga terjadi pada tahun sebelumnya sehingga nilai Likellihood rating

diperoleh sebesar 4. Pekerja seharusnya tidak melakukan banyak pekerjaan secara

bersama-sama dan harus tetap fokus terhadap pekerjaannya saja. Rekomendasinya

adalah perusahaan melalui pihak supervisor memberikan pengetahuan kepada

seluruh pekerja lain bukan hanya pekerja yang menjadi korban kecelakaan agar

kesalahan seperti itu tidak terulangi lagi. Supervisor masing-masing line

memberitahu dan memberikan arahan kepada seluruh pekerja agar pekerja hanya

melakukan pekerjaanya saja dan hanya 1 pekerjaan saja. Perusahaan melalui pihak

Page 8: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

28

Universitas Kristen Petra

supervisor juga melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap para pekerjanya

agar para pekerja tetap fokus dalam melakukan tugasnya.

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Risk Rating Matrix Kategori High Risk

Jumlah No FM Failure Mode S L 15

2 4 Terbentur mesin cutting 3 5 15

2 13 Terjepit mesin crimping 3 5 15

5 16 Terjepit mesin emboss 3 5 15

4 20 Terjepit mesin pictogram 3 5 15

2 38 terkena mesin washer 3 5 15

13 49 Tersayat pisau cutter 3 5 15

18 50 Tersayat pisau mesin seset 3 5 15

1 26 Terjepit mesin toe moulding 3 4 12

2 14 Terjepit mesin cutting 2 5 10

2 35 terkena mesin mata ayam 2 5 10

2 48 Terpecik Lem 2 5 10

12 59 Tertusuk jarum mesin jahit 2 5 10

2 64 Terkena mesin split 2 5 10

Tabel 4.7 menunjukan potensi kegagalan yang memiliki nilai RRM yang

masuk kategori prioritas dan memiliki risiko yang tinggi. Berdasarkan prosedur

recommendation Action dari PT.XYZ kategori kecelakaan dengan nilai 10 sampai

25 memiliki risiko yang tinggi dan pekerjaan tersebut harus dihentikan. Segala

aktivitas proses yang memiliki risiko yang tinggi berdasarkan perhitungan RRM

sebenarnya harus dihentikan sampai risiko yang ada berkurang bahkan sampai

tidak ada. Semua kategori kecelakaan yang memiliki kategori yang tinggi harus

dilaporkan kepada Group Health and Safety Specialist. Berdasarkan hasil tersebut

dibutuhkan tindakan langsung dan pengawasan serta pemantauan khusus terhadap

kategori kecelakaan yang memiliki risiko tinggi. Pada dasarnya seharusnya segala

kegiatan yang berhubungan dengan risiko tinggi harus diberhentikan namun

langkah tersebut tidak dapat dilakukan karena akan menggangu proses produksi

dan proses produksi bisa terhambat bahkan sampai terhenti. Pembobotan nilai

severity dan Likellihood diambil berdasarkan prosedur Severity and Likellihood

Evaluation Criteria yang terdapat pada PT.XYZ. Nilai Severity yang terdapat

Page 9: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

29

Universitas Kristen Petra

pada tabel tersebut memiliki nilai sebesar 3 dan 2. Nilai severity sebesar 3

didapatkan apabila kejadian kecelakaan terjadi lebih dari satu kali dan ada

beberapa pekerja yang masuk dan dirawat di rumah sakit akibat dampak dari

kecelakaan yang diterima. Nilai severity sebesar 2 didapatkan apabila satu korban

dari kecelakaan mengalami luka atau dampak yang serius. Sebagai contoh pada

kategori kecelakaan mesin crimping didapati dari hasil perhitungan bahwa hasil

RRM berjumlah sebesar 15 berasal dari perkalian Severity dan Likellihood. Nilai

Severity yang terdapat pada kategori kecelakaan tersebut berjumlah sebesar 3, hal

itu dikarenakan terdapat lebih dari satu pekerja yang dirawat di rumah sakit akibat

dari kecelakaan yang dia alami. Pada kategori tersebut jumlah kecelakaannya

sebanyak 2 kali dan kedua kecelakaan tersebut mengakibatkan korban sampai

harus dirawat dirumah sakit. Nilai Likellihood pada kategori kecelakaan tersebut

berjumlah 5 dikarenakan kejadian kecelakaan tersebut lebih dari satu kali tepatnya

sebanyak 2 kali. Penjelasan untuk pembobotan nilai kategori kecelakaan lain yang

memiliki prioritas lain sama dengan kategori kecelakaan terjepit mesin crimping.

Lampiran 1 menunjukan hasil analisa risiko dengan metode risk rating

matrix yang masuk pada kategori prioritas. 69 Kategori kecelakaan kerja diambil

13 risiko yang memiliki risiko tinggi dan harus diprioritaskan. Tahap terakhir

pada metode FMEA setelah melakukan pembobotan nilai adalah memberikan

rekomendasi langkah berikutnya agar dapat mencegah dan meminimalisir risiko

yang ada . Penjelasan untuk setiap rekomendasi langkah berikutnya pada setiap

kategori kecelakaan yang memiliki risiko tinggi sebagai berikut.

• Kategori kecelakaan kerja terjepit mesin crimping mendapatkan nilai RRM

sebesar 15 yang masuk pada kategori risiko tinggi. Nilai RRM tinggi disebabkan

karena dari 2 kecelakaan yang terjadi kedua korban masuk dan harus dirawat di

rumah sakit serta kejadian kecelakaan tersebut terjadi lebih dari sekali dalam

setahun. Penyebab utama dikarenakan safety instruction dari mesin crimping

tersebut belum ada dan masih belum bisa diimplementasikan langsung pada waktu

itu. Pekerja pada awalnya tidak mengetahui risiko bahaya dan prosedur keamanan

dalam mengoperasikan mesin tersebut. Pekerja yang dalam kondisi yang tidak

mengetahui risiko bahaya dan kesadaran bahaya dalam menggunakan mesin

tersebut maka akan menggunakan mesin tersebut tanpa ada kesadaran yang tinggi

Page 10: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

30

Universitas Kristen Petra

akan bahaya pada mesin tersebut. Suatu hal yang wajar apabila seseorang yang

tidak mengetahui apapun tentang risiko bahaya suatu mesin dan tidak mengetahui

prosedur keamanan tentang mesin tersebut akan mengalami kecelakaan kerja.

Rekomendasi yang dapat diberikan terhadap kejadian tersebut adalah dengan

membuat job safety instruction atau safety procedure. Job safety instruction yang

telah dibuat nantinya akan di print dan akan diletakkan pada mesin tersebut, tidak

hanya hal tersebut tapi juga memastikan bahwa para pekerja yang menggunakan

membaca dan mengerti serta mengimplementasikan prosedur keamanan kerja

khusus mesin crimping.

Pada saat pertama kali yang harus dilakukan pekerja adalah menyalakan mesin

tersebut. Tahap kedua yang harus dilakukan oleh pekerja adalah memeriksa lampu

sensor yang terdapat pada mesin tersebut. Tanda sensor pada mesin tersebut

sudah menyala adalah lampu sensor yang terdapat pada mesin tersebut sudah

menyala berkedip-kedip. Tahap ketiga adalah memeriksa apakah sensor sudah

berjalan atau tidak, apabila tidak berjalan maka tidak akan bisa menjalankan

mesin. Jika tangan diletakkan dibawah lampu sensor maka pastikan pedal tidak

berfungsi. Jika sensor berfungsi baik maka dapat dimulai bekerja. Jika sensor

tidak bekerja dan belum menyala pekerja tidak boleh memperbaiki mesin tersebut

sendiri namun harus memanggil mekanik dan mekanik yang akan membetulkan

mesin tersebut. Pekerja dilarang memulai pekerjaan sebelum mekanik benar-benar

membetulkan mesin tersebut.

Rekomedasi berikutnya adalah dengan mengadakan pelatihan khusus dari pihak

EHS terhadap penggunaan mesin tersebut, dalam pelatihan tersebut juga

disuguhkan materi yang dapat menimbulkan kesadaran bahaya pada saat bekerja

apabila nantinya pekerja yang bekerja pada mesin tersebut tidak bekerja lagi pada

mesin tersebut.

• Terjepit mesin emboss

Kategori kecelakaan kerja terjepit mesin emboss mendapatkan nilai RRM sebesar

15 yang masuk pada kategori risiko tinggi. Nilai RRM tinggi disebabkan karena

nilai Severity dan Likellihood yang tinggi. Nilai Likellihood pada kategori tersebut

didapatkan sejumlah 5 dikarenakan kejadian tersebut terjadi lebih dari 1 kali

dalam setahun, lebih tepatnya sebanyak 5 kali. Nilai Severity tinggi dikarenakan

Page 11: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

31

Universitas Kristen Petra

korban kecelakaan akibat terjepit mesin emboss sebanyak 4 pekerja dari 5

kejadian kecelakaan tersebut masuk dan dirawat di rumah sakit. Penyebab

utamanya adalah karena tombol untuk menyalakan mesin tersebut terdapat di kaki

sehingga ada kemungkinan tangan masih berada diatas dan kaki secara tidak

sengaja menyentuh tombol berupa pedal dibawah kaki. Penyebab kedua adalah

karena pekerja yang kurang fokus dan hati-hati dalam menjalankan tugasnya.

Salah satu kronologi kecelakaannya adalah saat meletakan material jari operator

terlalu dekat di dalam area kerja press mesin dan posisi kaki operator berada di

atas pedal/foot switch. Karena kurang fokus tiba-tiba kaki operator menekan

pedal/foot switch, akibatnya jarinya terjepit press mesin. Kejadian tersebut

disebabkan karena jari operator terlalu dekat dengan mesin penahan (mesin

penutup tidak berfungsi) dan posisi kaki berada di atas pedal / foot switch saat

operator meletakan material. Penyebab utamanya adalah karena pekerjanya

kurang fokus dan kurang berhati-hati serta tipe dari foot switch tersebut.

Rekomendasi yang dapat diberikan adalah mengganti semua tombol untuk

menyalakan mesin yang awalnya di kaki menjadi di tangan dengan tombol 2

tangan bukan hanya mesin emboss tapi juga semua mesin yang lain.

• Kategori kecelakaan kerja terjepit mesin pictogram mendapatkan nilai RRM

sebesar 15 yang masuk pada kategori risiko tinggi. Nilai RRM tinggi disebabkan

karena nilai Severity dan Likellihood yang tinggi. Nilai Likellihood pada kategori

tersebut didapatkan sejumlah 5 dikarenakan kejadian tersebut terjadi lebih dari 1

kali dalam setahun, lebih tepatnya sebanyak 4 kali. Nilai Severity tinggi

dikarenakan korban kecelakaan akibat terkena mesin pictogram sebanyak 3

pekerja dari 4 kejadian kecelakaan tersebut masuk dan dirawat di rumah sakit.

Penyebab utama terjadinya kecelakaan tersebut adalah pekerja kurang fokus dan

bekerja dengan tidak aman serta kurang hati-hati dalam melakukan tugasnya.

Penyebab utama kedua adalah karena foot switch yang tidak normal. Salah satu

penyebab dari mesin pictogram adalah ketika pekerja memperbaiki mesin yang

tidak biasa, pekerja menekan tombol kondisi darurat setelah itu pekerja menarik

kembali tombol darurat, tiba-tiba mesin ditekan ke bawah karena saklar kaki tidak

normal. Pekerja tercabik pada jari telunjuk tangan kanannya karena terjepit jarinya

saat ditarik dan dirujuk ke rumah sakit. Penyebab tersebut intinya adalah karena

Page 12: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

32

Universitas Kristen Petra

foot switch yang tidak normal. Penyebab lainnya adalah ketika pekerja masih

memegang material, kaki operator berada diatas pedal. Tiba-tiba saja kaki

operator menginjak pedal dan tangannya terjepit mesin pictogram. Kejadian

tersebut terjadi karena kaki operator selalu diatas pedal tidak peduli mesin

tersebut menyala atau tidak, intinya adalah pekerja bekerja dengan tidak aman.

Rekomendasi yang dapat diberikan adalah perusahaan dari pihak mekanik selalu

memeriksa setiap mesin pictogram yang ada agar saklar kaki pada mesin tersebut

tidak dapat menimbulkan bahaya yang dapat mencelakai pekerja tersebut.Mesin

yang sudah memiliki saklar tersebut selalu diperiksa agar saklar tersebut berjalan

normal, bagi mesin yang belum memiliki tentunya langsung diberikan saklar kaki

tersebut. Rekomendasi lain yang dapat diberikan adalah dengan memberikan

pelatihan kesadaran akan bahaya agar para pekerja tersebut sadar akan bahaya

yang terdapat pada mesin tersebut dan mesin lainnya. Rekomendasi lainnya

adalah dengan mengganti semua saklar kaki dengan saklar tangan sehingga dapat

menghindarkan dan meminimalisir kecelakaan kerja tersebut.

• Kategori kecelakaan kerja terkena mesin wosser mendapatkan nilai RRM

sebesar 15 yang masuk pada kategori risiko tinggi. Nilai RRM tinggi disebabkan

karena nilai Severity dan Likellihood yang tinggi. Nilai Likellihood pada kategori

tersebut didapatkan sejumlah 5 dikarenakan kejadian tersebut terjadi lebih dari 1

kali dalam setahun, lebih tepatnya sebanyak 2 kali. Nilai Severity tinggi

dikarenakan korban kecelakaan akibat terkena mesin wosser sebanyak 2 pekerja

masuk dan dirawat di rumah sakit. Penyebab utama dari kecelakaan tersebut

adalah pekerja yang kurang fokus dan hati-hati dalam melakukan tugasnya.

Penyebab kedua adalah pada mesin tersebut tombol untuk menyalakannya masih

berada di kaki. Salah satu contoh penyebabnya adalah pada saat pekerja

memegang material lalu meletakanya ke bagian mesin namun kakinya masih

berada di atas pedal setelah itu secara tidak sengaja menginjak pedal dan jari

tangannya terjepit mesin mata ayam. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah

mengganti semua mesin yang masih memiliki tombol di kaki dengan 2 tombol

tangan diatas meja mesin sehingga waktu menekan tombol tangan sudah pasti

tidak akan bisa masuk kedalam mesin. Mesin yang sudah memiliki pembaharuan

tersebut hanya diperiksa saja agar tombolnya berjalan sesuai, bagi mesin yang

Page 13: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

33

Universitas Kristen Petra

belum memiliki langsung diganti dengan tombol pembaharuan. Membuat Job

Safety Instruction yang diprint lalu ditempelkan ditempat ia bekerja agar pada saat

pekerja bekerja akan langsung melihat instruksi tersebut dan mempraktekkannya.

Job Safety Instruction tersebut tidak hanya di tempelkan saja tapi juga

disosialisasikan kepada seluruh pekerja agar benar-benar diimplementasikan.

• Kategori kecelakaan kerja tersayat pisau cutter mendapatkan nilai RRM

sebesar 15 yang masuk pada kategori risiko tinggi. Nilai tersebut didapatkan dari

perkalian severity sebesar 3 dan Likellihood sebesar 5. Nilai RRM tinggi

disebabkan karena kecelakaan tersayat pisau cutter terus berulang, dalam periode

Januari sampai November sudah terdapat sebanyak 13 kecelakaan. Pada teori

Likellihood matrix apabila kecelekaan lebih dari sekali dalam 1 tahun maka akan

mendapatkan rating sebesar 5. Lampiran 1 menunjukan jumlah korban kecelakaan

tersayat pisau cutter tersebut. Terdapat 3 korban yang masuk dan dirawat ke

rumah sakit dari total kecelakaan yang terjadi sebanyak 13 kali, hal tersebut yang

membuat kecelakaan tersebut mendapatkan rating severity sebesar 3. Penggunaan

cutter dalam PT. XYZ boleh digunakkan dalam proses kerja apabila dalam proses

kerja tersebut perlu menggunakan bantuan cutter dan di dalam showboard

masing-masing proses terdapat prosedur penggunaan cutter. Proses kerja selain

mesin cutting sebenarnya tidak diperbolehkan ada penggunaan cutter, hal itu

didukung dengan tidak adanya penggunaan cutter pada showboard masing-masing

mesin. Proses kerja pada masing-masing mesin selain mesin cutting sebenarnya

memerlukan bantuan cutter, sehingga pekerja tetap menggunakan cutter meskipun

pada prosedur tidak terdapat penggunaan cutter. Para pekerja kebanyakan tidak

memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya penggunaan cutter.

Kegagalan penggunaan cutter yang pertama adalah kebanyakan pekerja tidak

menutup cutter saat setelah digunakan, hal tersebut dapat menimbulkan risiko

tangan bisa tersayat. Kegagalan yang kedua adalah pekerja menggunakan cutter

yang tidak memiliki badan hanya besi tajam saja, hal tersebut tentunya sangat

membahayakan apabila pekerja tidak fokus dan kurang hati-hati dalam

penggunaanya. Cutter yang tepat adalah cutter yang memiliki badan/ full cover

sehingga pisau terlindungi, diujung cutter terdapat cover penutup yang dapat

mencegah pisau keluar pada saat setelah penggunaan, serta cutter harus memiliki

Page 14: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

34

Universitas Kristen Petra

lock yang dapat mengunci pisau. Kegagalan yang terakhir adalah tidak adanya

kesadaran akan bahaya terhadap penggunaan cutter oleh para pekerja.

Rekomendasi atau usulan yang bisa disarankan adalah dengan mengeliminasi

sumber bahaya yaitu cutter dengan melarang penggunaan cutter dan

menggantikan proses yang perlu bantuan cutter dengan proses lain sehingga

bahaya dari penggunaan cutter akan berkurang drastis. Penggantian proses

pastinya tidak mudah, apabila proses tidak bisa diganti maka perusahaan dari

pihak EHS harus mengadakan pelatihan dan peningkatan kesadaran penggunaan

cutter serta mengambil semua cutter yang tidak layak pakai dan menggantinya

dengan cutter yang layak sehingga risiko dapat berkurang. Pihak perusahaan

melalui supervisor harus memberikan pengawasan dan pemantauan yang lebih

terhadap penggunaan cutter yang dilakukan oleh bawahannya sehingga dapat

mengurangi risiko kecelaakan akibat cutter.

• Kategori kecelakaan kerja terjepit mesin toe moulding mendapatkan nilai RRM

sebesar 12 yang masuk pada kategori risiko tinggi. Nilai RRM tinggi disebabkan

karena nilai Severity dan Likellihood yang tinggi. Nilai Severity pada kategori

tersebut didapatkan sejumlah 3 dikarenakan kejadian tersebut terjadi pada tahun

2017 dan juga terjadi pada tahun sebelumnya. Nilai Likellihood tinggi

dikarenakan korban kecelakaan akibat mesin toe moulding pada tahun 2017 dan

pada tahun sebelumnya selalu masuk dan dirawat di rumah sakit. Salah satu

penyebab yang mengakibatkan kecelakaan kerja karena terjepit mesin toe

moulding adalah pekerja melakukan setting mesin sendiri tanpa bantuan mekanik

dan mesin tidak terkunci. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah para pekerja

seharusnya tidak boleh setting mesin tersebur sendiri kecuali kalau memang dia

memang benar-benar sudah diberi pelatihan sehingga benar-benar ahli.

Rekomendasi lain yang dapat diberikan adalah dengan memberikan kunci pada

semua mesin yang ada, bukan hanya pada mesin tersebut sehingga pekerja tidak

bisa seenakanya membuka mesin dan melakukan pekerjaan tersebut sendiri.

Kunci yang digunakan untuk membuka seharusnya diberikan kepada setiap

Supervisor sehingga akan lebih memudahkan apabila mekanik tidak ada ditempat.

• Terbentur mesin cutting

Page 15: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

35

Universitas Kristen Petra

Kategori kecelakaan kerja terbentur mesin cutting mendapatkan nilai RRM

sebesar 15 yang masuk pada kategori tinggi. Nilai severity rating pada kecelakaan

tersebut didapatkan sebesar 3 dan nilai Likellihood rating didapatkan sebesar 5.

Nilai severity rating didapatkan sejumlah 3 dikarenakan terdapat 2 kecelakaan

yang dimana kedua korban mengalami luka serius sehingga harus masuk dan

dirawat dirumah sakit. Nilai Likellihood rating didapatkan sejumlah 5

dikarenakan terjadi kecelakaan lebih dari 1 kali dalam setahun. Penyebab kejadian

tersebut adalah ketika pekerja pingsan kemudian jatuh kebelakang dan terbentur

mesin cutting sehingga menyebabkan pendarahan bagian belakang kepala.

Penyebab kedua adalah karena pada saat mengambil input produksi kaki kiri

terbentur mesin cutting. Penyebab utama dari kecelakaan tersebut adalah karena

pekerja kurang fokus dan hati-hati dalam melakukan tugasnya. Penyebab

terjadinya kecelakaan tersebut sebenarnya sepele hanya saja posisi jatuh tidak pas

sehingga mengenai bagian belakang kepala. Penyebab lainnya juga sebenarnya

sepele hanya saja pekerja tidak memperhatikan posisi tubuhnya pada saat

mengambil input produksi. Rekomendasi yang bisa diberikan adalah dengan

memberikan awareness training kepada para pekerja dan juga memberikan

pelatihan kesadaran akan lingkungan kerja dan sekitar sehingga para pekerja

saling membantu satu sama lain serta mengawasi dan memantau sehingga dapat

menghindarkan terjadinya kecelakaan.

• Kategori kecelakaan kerja terkena mesin mata ayam mendapatkan nilai RRM

sebesar 10 yang masuk pada kategori tinggi. Nilai severity rating pada kecelakaan

tersebut didapatkan sebesar 2 dan nilai Likellihood rating didapatkan sebesar 5.

Nilai severity rating didapatkan sejumlah 2 dikarenakan terdapat 2 kecelakaan

yang dimana salah satu korban mengalami luka serius sehingga harus masuk dan

dirawat dirumah sakit. Nilai Likellihood rating didapatkan sejumlah 5

dikarenakan terjadi kecelakaan lebih dari 1 kali dalam setahun. Salah satu pekerja

harus sampai masuk dan dirawat dirumah sakti dikarenakan ketika pekerja

tersebut memegang material tangan yang lain secara tidak sengaja menyentuh

tombol on. Pada saat itu posisi jari tangannya dekat dengan mesin sehingga saat

mesin menyala tangannya terjeit mesin mata ayam. Permasalahan utamanya

adalah pekerja tersebut kurang fokus dan berhati-hati dalam melakukan

Page 16: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

36

Universitas Kristen Petra

pekerjaannya. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah Supervisor yang

membawahi pekerja tersebut dan pekerja lainnya yang bersangkutan dengan

pekerjaan mesin mata ayam harus di berikan pengarahan agar dalam melakukan

pekerjaannya harus fokus dan berhati-hati. Supervisor juga harus memberikan

pengawasn dan pemantauan secara khusus terhadap pekerjaan yang berkaitan

dengan mesin mata ayam agar kejadian tersebut tidak terjadi lagi. Rekondasi

selanjutnya adalah perusahaan dari pihak EHS mensosialisakan kepada para

pekerja bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan mesin mata ayam memiliki

risiko yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kesadaran para pegawai dalam

melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin tersebut.

• Kategori kecelakaan kerja terpecik lem mendapatkan nilai RRM sebesar 10

yang masuk pada kategori tinggi. Nilai severity rating pada kecelakaan tersebut

didapatkan sebesar 2 dan nilai Likellihood rating didapatkan sebesar 5. Nilai

severity rating didapatkan sejumlah 2 dikarenakan terdapat 2 kecelakaan yang

dengan kategori terpercik lem yang dimana kedua korban mengalami luka serius

sehingga harus masuk dan dirawat dirumah sakit. Nilai Likellihood pada kategori

tersebut berjumlah 5 dikarenakan kecelaakan tersebut terjadi lebih dari 1 kali

dalam satuh tahun lebih tepatnya terjadi selama 2 kali. Pada 2 kecelakaan yang

terjadi bagian tubuh yang terkena percikan lem adalah bagian mata. Pada

pekerjaan yang berhubungan dengan lem apabila pekerja sampai bisa terpercik

dikarenakan jarak penggunaan lem dengan mata yang terlalu dekat dan juga

pekerja yang ceroboh serta kurang hati-hati dalam melakukan pekerjaan yang

berhubungan dengan lem. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah dengan

mengganti metode, yaitu dengan memberikan jarak yang jauh pada saat

melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pengeleman. Penggantian metode

tersebut tentunya akan menyulitkan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya

karena untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pengelaman

tentunya butuh jarak yang dekat agar dapat memudahkan. Rekomendasi

berikutnya yang dapat dibeikan adalah dengan memberikan kacamata khusus bagi

pekerjaan berhubungan dengan lem sehingga pekerja akan dengan bebas

melakukan pekerjaannya dan tidak akan terpercik lagi.

• Tertusuk jarum mesin jahit

Page 17: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

37

Universitas Kristen Petra

Kategori kecelakaan kerja tertusuk jarum mesin jahit mendapatkan nilai RRM

sebesar 10 yang masuk pada kategori risiko tinggi. Nilai severity rating pada

kecelakaan tersebut didapatkan sejumlah 2 dikarenakan dari 12 kecelakaan yang

terjadi satu korban masuk dan harus dirawat kerumah sakit. Nilai Likellihood

rating mendapatkan nilai sebesar 5 dikarenakan kecelakaan tersebut terjadi lebih

dari sekali dalam 12 kali dalam periode Januari sampai 25 November 2017.

Penyebab adalah karena penggunaan mesin jahit memang harus mendekat ke

mesinnya terutama terhadap jarumnya dan jarumnya tidak bisa diberi pelindung

karena akan menyusahkan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Penyebab itu

tidak akan terjadi apabila pekerja bekerja sesuai dengan prosedur dan mereka

bekerja dengan fokus, hati-hati, dan bekerja dengan aman. Penyebab lainnya

adalah para pekerja terkadang tidak mematikan mesin saat mengganti mesin jahit

tersebut sehingga pada saat mengganti jarum pada saat mesin menyala ada risiko

tangannya terkena jarum mesin jahit. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah

perusahaan lewat pihak EHS atau dari pihak supervisor terus menerus

memberikan informasi kepada para pekerjaannya agar selalu fokus dan berhati-

hati serta selalu bekerja dengan aman. Para supervisor khususnya haru melakukan

pengawasan dan pemantauan kepada para pekerjanya yang mengerjakan mesin

jahit. Pihak perusahaan melalui pihak EHS juga memberikan Training Awareness

untuk menimbulkan kesadaran akan bahaya dalam bekerja dengan mesin jahit

agar dapat menghindari dan meminimalkan kecelakaan kerja sedikit demi sedikit.

Rekomendasi lain yang bisa diberikan adalah dengan memberikan sarung tangan

khusus kepada para penjahit agar tangannya terlindung dari tusukan jarum jahit.

Rekomendasi lainnya adalah dari pihak perusahaan melalui departemen

memberikan stiker yang bertuliskan matikan mesin saat mengganti jarum yang

ditempel pada semua mesi jahit. Pemeriksaan dilakukan secara berlanjut melalui

safety tour yang dilakukan pihak EHS, bagi mesin yang sudah memiliki stiker

tersebut maka hanya di periksa apakah stiker tersebut masih layak dan dapat

terlihat dengan jelas, apabila mesin tersebut belum memiliki stiker tersebut maka

langsung diberikan dan ditempelkan stiker tersebut. Perusahaan melalui pihak

Supervisor juga harus selalu mengingatkan agar dalam penggantian mesin jahit

yang dilakukan pekerja sendiri harus mematikan mesin tersebut lebih dahulu.

Page 18: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

38

Universitas Kristen Petra

• Terkena mesin split

Kategori kecelakaan kerja terkena mesin split mendapatkan nilai RRM sebesar 10

yang masuk pada kategori risiko tinggi. Nilai severity rating pada kecelakaan

tersebut didapatkan sejumlah 2 dikarenakan dari 2 kecelakaan yang terjadi satu

korban masuk dan harus dirawat kerumah sakit. Nilai Likellihood rating

mendapatkan nilai sebesar 5 dikarenakan kecelakaan tersebut terjadi lebih dari

sekali dalam setahun Penyebab utama dari kecelakaan tersebut adalah karena

pekerja yang ceroboh dan kurang hati-hati. Penyebab dari salah satu korban dari

dua korban yang masuk ke rumah sakit adalah pada saat pekerja membantu

membersihkan kotoran diarea kabel yang terbakar dengan sapu kecil lalu jari

telunjuk tangan kanan tersenggol pisau split yang tidak terlihat, pada saat itu

semua laki-laki sedang sholat jumat. Penyebabnya adalah karena kesalahan dan

kelalaian pekerja itu sendiri. Pekerja tersebut seharusnya juga melihat pisau split

yang ada pada saat dia membersihkan kabel tersebut. Pekerja seharusnya selalu

fokus dan berhati-hati dalam melakukan pekerjaan apapun yang ada diluar

pekerjaan dia yang sebenarnya karena disekeliling mereka tentunya terdapat

mesin-mesin yang dapat membahayakan dirinya sendiri.

• Terkena pisau mesin seset

Kategori kecelakaan kerja tersayat piasau mesin seset mendapatkan nilai RRM

sebesar 15 yang masuk pada kategori tinggi. Nilai severity rating pada kecelakaan

tersebut didapatkan sebesar 3 dan nilai Likellihood rating didapatkan sebesar 5.

Nilai severity rating didapatkan sejumlah 3 dikarenakan terdapat 2 korban

mengalami luka serius sehingga harus masuk dan dirawat dirumah sakit. Nilai

Likellihood pada kategori tersebut berjumlah 5 dikarenakan kecelaakan tersebut

terjadi lebih dari 1 kali dalam satuh tahun lebih tepatnya terjadi selama 18 kali.

Terdapat 3 penyebab utama yang menyebabkan kecelakaan tersebut dapat tejadi

yaitu cover mesin, kelalaian pekerja( pekerja kurang hati-hati dan waspada), dan

material yang dikerjakan ukurannya kecil. Setiap mesin seset memiliki cover yang

dapat melindungi pekarja dari bahaya tersayat pisau mesin tersebut. Mesin yang

sudah memiliki cover sangat meminimalisir risiko yang diberikan mesin tersebut.

Mesin yang tidak memiliki cover dapat meningkatkan risiko bahaya apabila

pekerja memakai mesin tersebut. Sebagai contoh salah satu kronologi kejadian

Page 19: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

39

Universitas Kristen Petra

kecelakan adalah pekerja line x meminjam mesin seset di line y, kemudian pada

saat menjalankan program dari yang sebelumnya ke program yang diinginkan

terjadi kecelakaan kerja. Saat kondisi mesin di periksa ternyata mesin yang

digunakan kondisinya tidak normal (cover menutup tidak sempurna).

Rekomendasi yang dapat diberikan adalah seharusnya tim mekanik memeriksa

setiap mesin seset untuk memastikan semua mesin sudah memiliki cover dan

cover tertutup dengan sempurna. Mesin yang tidak memiliki cover atau cover

yang tidak menutup secara sempurna segera diberikan cover atau diperbaiki.

Pengecekan tersebut harus dilakukan secara intensif dikarenakan jumlah

kecelakaan akibat mesin seset besar dan memiliki risiki yang tinggi. Penyebab

kedua adalah material yang di olah dalam bentuk yang kecil. Rekomedasi yang

dapat diberikan adalah pada saat pelatihan awal penggunaan mesin seset diberikan

pelatihan dengan menggunakan material yang beragam dari yang paling kecil

sampai yang paling besar sehingga pekerja bisa terbiasa dan mengetahui seluk-

beluk penggunaan mesin dengan ukuran material apapun. Pekerja yang sudah

melewati masa pelatihan dan sudah beroperasi kelanjutan, meninjau kembali

metode dalam mengerjakan proses seset dengan material yang kecil, apabila

metodenya kurang bagus makan diberikan metode baru lagi agar dapat

terhindarkan dari kecelakaan.

Tabel 4.8 Computation Matrix

Likellihood 1 - Rare 2 - Unlikely 3 - Possible 4 - Likely

5 - Almost

certain Severity

5 - Catastrophic

4 - Major

3 - Moderate

1 7

2 - Minor 12 9 5

1 - Insignificant 23 4 8

Tabel 4.8 berisikan matrix perkalian antara Severity dan Likellihood.

Pada tabel risiko kecelakaan kerja tersebut menggunakan metode RRM.

Dapat terlihat bahwa perkalian Severity dan Likellihood untuk 3 X 5 berjumlah

sebanyak 7, 3 X 4 berjumlah sebanyak 1, dan begitu seterusnya.

Page 20: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

40

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.1 Percentage Risk Total Work Incident per Category

Gambar 4.1 merupakan persentase dari total jumlah kategori kecelakaan

yang memiliki kategori high, medium, dan low. Jumlah semua kategori

kecelakaan per . Nilai persentase Kategori kecelakaan high sejumlah 19 %

didapatkan dari total jumlah semua kategori kecelakaan yang memiliki risiko

tinggi sejumlah 13 dibagi dengan jumlah semua kategori yaitu 69 kategori

kecelakaan kerja dikali dengan 100. Pie chart tersebut melihat dari sudut pandang

total jumlah kategori kecelakaan kerja yang memiliki kategori high, medium, dan

low yang dipersentaseskan per kategori. Pie chart tersebut digunakan hanya untuk

melihat tingkat risiko kecelakaan kerja yang dimiliki oleh perusahaan saja.

Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa untuk kategori kecelakaan

kerja yang memiliki risiko tinggi sebesar 19% berarti tingkat risiko kecelakaan

kerja yang dimiliki perusahaan cukup rendah, hal itu juga didukung dengan

kategori kecelakaan kerja yang memiliki risiko kecil sebanyak 40%. Hal tersebut

bukan berarti bagus karena masih ada sejumlah 40 % risiko kecelakaan sedang.

Perusahaan bisa menjadi lebih baik lagi apabila risiko kecelakaannya kebanyakan

masuk dalam kategori rendah bahkan sampai persentase risiko kecelakaan kerja

memiliki risiko yang semakin kecil. Perhitungan berdasarkan sudut pandang

tersebut bisa dikatakan bias, karena hanya melihat jumlah saja maka dari itu

diperlukan melihat kondisi risiko dengan sudut pandang total jumlah nilai RRM

ataupun RPN.

19%

41%

40% High

Medium

Low

Page 21: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

41

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.2 Percentage Risk Total Risk Rating Matrix Value per Category

Gambar 4.2 merupakan persentase dari total nilai risk rating matrix per

masing-masing kategori yaitu kategori high, medium dan low . Nilai persentase

Kategori kecelakaan high sejumlah 38 % didapatkan dari total seluruh nilai risk

rating matriks yang memiliki kategori tinggi dibagi dengan nilai total keseluruhan

risk rating matriks dikali dengan 100 . Nilai persentase Kategori kecelakaan high

sejumlah 42 % didapatkan dari total seluruh nilai risk rating matriks yang

memiliki kategori sedang dibagi dengan nilai total keseluruhan risk rating matriks

dikali dengan 100 . Nilai persentase Kategori kecelakaan high sejumlah 20 %

didapatkan dari total seluruh nilai risk rating matriks yang memiliki kategori kecil

dibagi dengan nilai total keseluruhan risk rating matriks dikali dengan 100 . Pie

chart tersebut melihat dari sudut pandang total risk rating matrix yang

dipersentaseskan per kategori. Pie chart tersebut digunakan hanya untuk melihat

tingkat risiko kecelakaan kerja yang dimiliki oleh perusahaan saja.

Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa untuk kategori kecelakaan

kerja yang memiliki risiko tinggi sebesar 38% berarti tingkat risiko kecelakaan

kerja yang dimiliki perusahaan masih cukup tinggi, hal itu juga didukung dengan

kategori kecelakaan kerja yang memiliki risiko sedang sebanyak 42%. Hal

tersebut berarti perusahaan harus segera memperbaiki pelayanan kecelakaan kerja

yang dimiliki oleh perusahaan sehingga risiko tersebut dapat diminimalisir.

38%

42%

20%

High

Medium

Low

Page 22: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

42

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.9 Hasil Penilaian RPN kategori High Risk

NO FM Failure Mode S O D RPN

13 Terjepit mesin crimping 7 6 6 252

26 Terjepit mesin toe moulding 8 5 6 240

50 Tersayat pisau mesin seset 5 8 6 240

49 Tersayat pisau cutter 4 8 7 224

20 Terjepit mesin pictogram 6 6 6 216

35 terkena mesin mata ayam 6 6 6 216

48 Terpecik Lem 6 6 6 216

16 Terjepit mesin emboss 6 6 6 216

4 Terbentur mesin cutting 7 5 6 210

10 Terjepit lasting 7 5 6 210

17 Terjepit mesin hammer 7 5 6 210

38 Terkena mesin wosser 7 6 5 210

Perhitungan dengan metode RPN yang merupakan metode lain yang

dapat digunakan untuk menganalisa risiko pada kecelakaan kerja. Penjelasan

masing- masing kategori kecelakaan kerja sama seperti contoh pada penjelasan

pada perhitungan RRM. Perbedaanya adalah pada metode RPN dalam

perhitungan severtiy rating lebih spesifik karena bukan hanya apa yang dialami

seperti pekerja yang mengalami kecelakaan hanya diberikan pertolongan pertama

atau beberapa pekerj mengalami luka serius. Pada perhitungan severity di RPN

kriteria lebih spesifik karena langsung terhadap jenis luka yang dialami seperti

luka ringan, sengatan serangga, luka bakar, patah, dan jenis luka yang lainnya.

Berbeda dengan perhitungan Occurence pada metode RRM yang langsung

spesifik terhadap berapa kali kejadian kecelakaan yang sudah terjadi. Pada

metode RPN perhitungan kemungkinannya hanya berdasarkan proporsi

kejadiannya. Perbedaan yang membuat beda dengan metode RRM adalah terdapat

kriteria deteksi pada metode RPN yaitu adanya alat pengontrol untuk mendeteksi

bentuk dan penyebab kegagalan. Tabel 4.7 menunjukan potensi kegagalan yang

memiliki nilai RPN yang masuk kategori prioritas dan memiliki risiko yang

tinggi. Kategori kecelakaan dengan nilai lebih besar dari 200 dapat dikategorikan

sebagai kecelekaan dengan risiko yang tinggi. Sebagai contoh untuk perhitungan

pada metode RPN sampel yang diambil adalah terjepit mesin crimping. Nilai

severity didapatkan sejumlah 7 dikarenakan dari 2 kejadian kecelakaan yang

terjadi 2 korban masuk dan dirawat dirumah sakit dan masing-masing kehilangan

Page 23: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

43

Universitas Kristen Petra

hari kerja selama 4 dan 9 hari. Penjelasan lebih lengkap dan detail tentang

perhitungan metode RPN dapat dilihat pada lampiran 1. Nilai occurence

didapatkan sejumlah 6 dikarenakan kejadian tersebut terjadi 2 kali dari 134

kecelakaan kerja yang terjadi. Nilai detection sejumlah 6 didapatkan karena

kemampuan alat kontrol dari perusahaan untuk mendeteksi bentuk terjadinya

kecelakaan tersebut rendah, perusahaan sudah memberikan cara bahwa

sebenarnya pekerja tidak boleh memegang material tapi tetap dipegang oleh

pekerja. Perusahan tidak mungkin selalu siaga dalam menjaga pekerja tersebut.

Kemampuan alat kontrol dari perusahaan untuk mendeteksi penyebab kejadian

sudah lumayan bagus karena dapat mengetahui kenapa kecelakaan tersebut terjadi

namun kurang bisa mencari tahu kenapa pekerja tersebut tidak mematuhi aturan

yang ada, perusahaan tidak bisa memeriksa kesadaran akan bahaya yang dimiliki

seseorang secara langsung.

Gambar 4.3. Perbandingan Perhitungan RPN & RRM

Hasil pada perhitungan RPN tersebut hampir semuanya sama dengan

metode perhitungan RRM. Persamaan yang dimiliki oleh RPN dan RRM adalah

sama-sama memiliki Terbentur mesin cutting, Terjepit mesin crimpin, Terjepit

mesin emboss, Terjepit mesin pictogram, terkena mesin washer, Tersayat pisau

cutter, Tersayat pisau mesin seset, Terjepit mesin toe moulding, terkena mesin

mata ayam, Terpecik Lem. Perbedaannya adalah pada metode RPN terdapat

Tertusuk jarum mesin jahit, Terkena mesin split, Terjepit mesin cutting yang tidak

ada pada RRM. Pada RRM terdapat terjepit mesin lasting dan terjepit mesin

hammer yang tidak terdapat pada RPN.

Page 24: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

44

Universitas Kristen Petra

Berdasarkan perhitungan baik menggunakan RPN atau RRM terdapat

kesamaan dan perbedaan. Perbedaan yang ada disebabkan karena pada RPN

terdapat kriteria pengukuran yaitu Detection (D). Detection adalah Kemampuan

alat kontrol untuk mendeteksi bentuk dan penyebab dari suatu kejadian

kecelakaan kerja. Penilaian yang diberikan menunjukan seberapa jauh kita dapat

mendeteksi kemungkinan terjadinya kesalahan atau timbulnya dampak dari suatu

kesalahan. Hal ini dapat diukur dengan seberapa jauh pengendalian atau indikator

terhadap hal tersebut tersedia. Bila tidak ada makan nilainya rendah, tetapi bila

indicator sehingga kecil kemungkinan tidak terdeteksi maka nilainya tinggi.

Kriteria tersebut tidak ada pada perhitungan RRM dikarenakan pada konsep Risk

assesment dianggap bahwa kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak

dikehendaki dan sering kali tidak terduga. Usulannya adalah PT.XYZ dalam

melakukan perhitungan nilai risiko kecelakaan kerja lebih baik dengan

menggunakan tambahan kriteria yaitu tingkat Detection (D).

• Terjepit mesin lasting

Nilai severity didapatkan sejumlah 7 dikarenakan dari 1 kejadian

kecelakaan yang terjadi korban tersebut masuk dan dirawat dirumah sakit dan

kehilangan hari kerja selama 2 hari. Penjelasan lebih lengkap dan detail tentang

perhitungan metode RPN dapat dilihat pada lampiran 1. Nilai occurence

didapatkan sejumlah 5 dikarenakan kejadian tersebut terjadi 1 kali dari 134

kecelakaan kerja yang terjadi. Nilai detection sejumlah 6 didapatkan karena

kemampuan alat kontrol dari perusahaan untuk mendeteksi bentuk terjadinya

kecelakaan tersebut rendah. Penyebab utamannya adalah karena pekerja tidak

memiliki kesadaran akan bahaya, Bekerja tidak sesuai dengan prosedur, dan

mesin tidak dimatikan saat memeriksa sensor. Rekomendasi yang dapat diberikan

adalah dengan memberikan stiker tanda agar mesin dimatikan saat memeriksa

sensor, lalu membuat prosedur tentang keamanan mesin tersebut yang di cetak

dan ditempel pada semua mesin lasting serta juga mensosialisasikan prosedur

keamanan tersebut kepada semua pekerja.

• Terjepit mesin hammer

Nilai severity didapatkan sejumlah 7 dikarenakan dari 1 kejadian

kecelakaan yang terjadi korban tersebut masuk dan dirawat dirumah sakit dan

Page 25: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

45

Universitas Kristen Petra

kehilangan hari kerja selama 3 hari. Penjelasan lebih lengkap dan detail tentang

perhitungan metode RPN dapat dilihat pada lampiran 1. Nilai occurence

didapatkan sejumlah 5 dikarenakan kejadian tersebut terjadi 1 kali dari 134

kecelakaan kerja yang terjadi. Nilai detection sejumlah 6 didapatkan karena

kemampuan alat kontrol dari perusahaan untuk mendeteksi bentuk terjadinya

kecelakaan tersebut rendah. Penyebab utamanya adalah karena pekerja tersebut

terburu-buru dan panik saat waktu kerja hampir selesai dan langsung mengerjakan

3 pekerjaan sekaligus. Rekomendasinya adalah pihak perusahaan melalui pihak

supervisor seharusnya mengawasi secara khusus saat jam kerja hampir selesai

karena pada saat ini merupakan saat yang berbahaya dan memiliki risiko untuk

menimbulkan kecelakaan kerja.

Tabel 4.9.1 Hasil Perkiraan Hasil Perbaikan Penilaian RPN kategori High Risk

NO FM Failure Mode S O D RPN

13 Terjepit mesin crimping 4 4 5 80

26 Terjepit mesin toe moulding 4 4 5 80

50 Tersayat pisau mesin seset 5 6 5 150

49 Tersayat pisau cutter 5 5 5 125

20 Terjepit mesin pictogram 3 3 5 45

35 terkena mesin mata ayam 3 5 5 75

48 Terpecik Lem 3 3 5 45

16 Terjepit mesin emboss 4 5 5 100

4 Terbentur mesin cutting 2 3 5 30

10 Terjepit lasting 3 3 5 45

17 Terjepit mesin hammer 3 3 5 45

38 Terkena mesin wosser 3 4 5 60

Tabel diatas merupakan tabel yang berisikan perkiraan apabila usulan

yang telah diberikan telah dilaksanakan dengan baik. Tabel perbaikan yang

menajdi contoh menggunakan metode RPN. Sebagai contoh pada kategori

kecelakaan terpercik Lem apabila untuk berikutnya dan tahun depan pada proses

kerjanya memang benar-benar diberikan kacamata yang pasti dapat melindungi

matanya dari percikan lem maka tidak ada kejadian kecelakaan tersebut lagi,

karena tidak ada kejadian maka tidak ada keparahan yang akan dialami pekerja.

Pendeteksian pun harus dilakukan perusahaan agar pekerja memang benar-benar

Page 26: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

46

Universitas Kristen Petra

terus memakai kacamata tersebut. Perhitungan RPN perbaikan diatas tetap

diberikan nilai risiko minimal karena ada kemungkinan bisa terjadi lagi apabila

pendeteksian yang dilakukan perusahaan kurang.

Rekomendasi tambahan yang dapat diberikan dan diterapkan:

• Wawancara (testimoni dengan orang yang mengalami kecelakaan kerja) ,

wawancara tersebut direkam untuk dijadikan dasar untuk pekerja yang lain dan

akan ditampilkan di televisi kantin atau televisi di factory serta pada training yang

dilakukan oleh pihak EHS. Pada PT. XYZ sudah terdapat incident report untuk

kategori Major. Pada incident report tersebut terdapat kronologi kejadian

kecelakaan kerja, namun kronologi tersebut merupakan hasil analisa dari orang

lain yang menganalisa. Wawancara ini berguna untuk benar-benar mengetahui

kronologi kecelakaan yang terjadi karena yang paling mengetahui bagaimana

terjadinya kecelakaan adalah pekerja yang mengalami kecelakaan tersebut.

• Pemakaian Alat Pelindung Diri hanya pada mesin atau aktivitas tertentu yang

memang membutuhkan APD. Pada aktivitas atau mesin yang memerlukan APD,

pekerja harus benar-benar menggunakan sehingga meminimalkan risiko

kecelakaan kerja. Pada perilaku pekerja pada umumnya pekerja tidak selalu

memakai APD meskipun sudah diwajibkan. Usulannya adalah dengan

menggunakan surat perjanjian yang berupa form, pekerja sebelum bekerja harus

mengisi form yang berisikan bahwa dia akan terus memakai APD tersebut saat ia

bekerja dan ditandatangani oleh supervisor. Pekerja yang tidak mau atau

kedapatan tidak memakai APD dapat dikenakan sanksi seperti tidak boleh

bekerja, potong gaji, tetap bekerja dengan potong gaji, dan sebagainya.

• Standarisasi Safety Device Function, Menyamakan atau membuat semua Safety

Device memiliki standar yang sesuai. Semua mesin yang ada memiliki Safety

Device yang sama dan sesuai dengan standar yang dimiliki oleh PT. XYZ.

• Safety Device Checklist (Check by PIC), sebelum pekerja bekerja yang harus

pertama kali dilakukan oleh mereka adalah memeriksa apakah Safety Device yang

ada sudah berfungsi secara sempurna.

• Posibillity Change Foot Button to Hand Button, pada PT.XYZ terdapat mesin

yang memiliki tombol pada kaki dengan menggunakan pedal dan tombol diatas

meja dengan 2 tombol sehingga tangan tidak ada dibawah mesin pada saat mesin

Page 27: 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan data · (Firdaus, 2009). FMEA adalah proses dengan tujuan mengeliminasi dan meminimalisasi risiko kegagalan produksi yang akan timbul, risiko

47

Universitas Kristen Petra

bekerja. Mengganti semua mesin yang memang bisa diganti dari pedal kaki

menjadi 2 tombol tangan. Pada PT. XYZ tidak semua mesin bisa diganti dari

pedal kaki menjadi tombol tangan dikarenakan pada beberapa mesin pekerja

masih membutuhkan untuk memegang material agar material tersebut bisa sesuai

dengan yang telah ditentukan.

• Preventive Maintenance secara berkala, Preventive Maintenance adalah

kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya

kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan

yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu

proses produksi. Jadi, semua fasilitas produksi yang mendapatkan perawatan

(Preventive Maintenance) akan terjamin kontinuitas kerjanya dan selalu

diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap dipergunakan untuk setiap

operasi atau proses produksi pada setiap saat.

• Training (Safety, Procedure, APD, Awareness Training)

• Safety Procedure, salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja

adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua

pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun

prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan dari

Safety Procedure. Prosedur tersebut meliputi mempelajari dan membuat laporan

setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau

potensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik

untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya yang ada.

• Implementasinya pada incident report memang untuk satu jenis incident tapi

sebenarnya juga harus buat semua mesin dan pekerja agar kecelakaan yang sama

tidak terualngi dan di tahun yang sama maupun berikutnya.

• Pada PT.XYZ sudah terdapat incident report untuk kategori Major, namun

perlu dibuat juga untuk kategori Near Miss & Minor karena apabila memiliki

penyebab yang luas maka bisa dianalisakan seluruh risiko yang dapat menimpa

pada sebuah mesin atau pekerjaan, mungkin saja saat ini masih tidak berisiko

namun bisa saja risiko yang kecil tersebut bisa jadi risiko yang besar.