Upload
deni-pirlo
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/11/2018 3R Kementrian Pekerjaan Umum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/3r-kementrian-pekerjaan-umum 1/5
Kementrian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya
PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI
KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR SUN BIDANG SANITASI
Sampah Pola 3R Berbasis Masyarakat
Salah satu prinsip dalam pengelolaan sampah yang sedang di
kembangkan adalah penerapan prinsip 3R yaitu reduce (mengurangi
sampah), reuse (guna ulang sampah), recycle (daur ulang sampah).
Dengan menerapkan prinsip ini secara umum diharapkan timbulan
sampah berkurang dari sumbernya sehingga sampah yang dibuang ke
TPA juga berkurang. Program implementasi program 3R jugadapat
menjadi alat dalam mengotimalkan pemanfaatan sampah sehingga
sampah meiliki nilai ekonomis dan dapat membuka lapangan pekerjaan.
Pemilahan Sampah
Pemilahan sampah dilakukan untuk memilah sampah menurut jenisnya
sehingga mendukung kegiatan / proses penanganan selanjutnya. Sebagai
contoh bila akan dilakukan proses pengomposan maka sampah organik
hendaknya dipilah terlebih dahulu.
Metode
1. Pemilahan hendaknya dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kesiapan masyarakat dan proses selanjutnya.
2. Awal pemilahan dianjurkan untuk memisahkan sampah
menjadi 2 bagian yaitu sampah organik bahan kompos dan sampah
non organik.
• Sampah bahan organik kompos meliputi : sisa makanan, sisa
buah, sisa sayur dan daun.
• Sampah non organik meliputi : plastik, kaca, logam, karet, dan
bahan lain yang tidak membusuk. Sampah kertas dan kayu
sebenarnya merupakan jenis sampah organik, tetapi mengingat
kandungannya (pada kertas mengandung tinta dll) yang
5/11/2018 3R Kementrian Pekerjaan Umum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/3r-kementrian-pekerjaan-umum 2/5
berpotensi mengganggu kualitas kompos, dan sifatnya yang
memerlukan waktu lama untuk proses pengomposan (misal
kayu), maka keduanya tidak disertakan dalam kategori sampah
organik bahan kompos.• Bila kondisi memungkinkan, sampah non organik dapat dipilah
atas komponen lainnya sesuai kebutuhan; misal plastik, kertas,
logam, kaca, dan lain-lain.
3. Sampah organik dikumpulkan dalam wadah yang yang
terpisah dengan sampah non organik. Untuk sampah berupa sisa
sayur sebaiknya ditiriskan terlebih dahulu dengan menggunakan
saringan plastik, karena sampah yang terlalu basah akanmenyebabkan kadar air bahan kompos menjadi tinggi sehingga
proses pengomposan akan terganggu.
Fasilitas
Untuk pemilahan sampah akan diperlukan beberapa fasilitas/peralatan
yang dapat meliputi:
1. Wadah sampah organik
2. Wadah sampah non organik
3. Saringan plastik untuk meniriskan air dari sisa sayur
Pengumpulan Sampah
1. Metode pengumpulan sampah dapat dilakukan oleh petugas
dari rumah ke rumah atau masyarakat membawa sendiri sampahnya
ke Wadah/Bin Komunal/Kontainer yang sudah ditentukan.
2. Peralatan pengumpulan sampah di kawasan perumahan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat angkut, seperti gerobak
sampah, becak sampah, motor sampah atau alat angkut lain yang
sesuai dengan kondisi setempat.
3. Jadwal pengumpulan sampah non organik terpilah seperti
kertas, plastik, logam/kaca dapat dilakukan seminggu sekali,
sedangkan untuk sampah yang masih tercampur harus dilakukan
minimal seminggu 2 kali.
5/11/2018 3R Kementrian Pekerjaan Umum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/3r-kementrian-pekerjaan-umum 3/5
4. Motor/Gerobak sampah yang mengumpulkan sampah terpilah
dapat dimodifikasi dengan sekat atau dilengkapi karung-karung besar
(3 unit atau sesuai dengan jenis sampah).
Gambar 3.1. Contoh Alat Pengumpul Sampah
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Skala Kawasan
a. Lokasi
1. Luas TPST bervariasi, tergantung kapasitas pelayanan dan
tipe kawasan. Untuk kawasan perumahan baru (cakupan
pelayanan 2000 rumah) diperlukan TPST dengan luas 1000 m².
Sedangkan untuk cakupan pelayanan skala RW (200 rumah),
diperlukan TPST dengan luas 200 – 500 m²
2. TPST dengan luas 1000 m² dapat menampung sampah
dengan atau tanpa proses pemilahan sampah di sumber.
3. TPST dengan luas < 500 m² hanya dapat menampung sampah
dalam keadaan terpilah (50%) dan sampah campur 50%.
4. TPST dengan luas < 200 m² sebaiknya hanya menampung sampah
tercampur 20%, sedangkan sampah yang sudah terpilah 80%.
Fasilitas TPST
1. Fasilitas TPST meliputi wadah komunal, areal pemilahan dan
areal composting dan juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang lain
seperti saluran drainase, air bersih, listrik, barrier (pagar tanaman
hidup) dan gudang penyimpan bahan daur ulang maupun produk
kompos serta biodigester (opsional)
Daur Ulang
5/11/2018 3R Kementrian Pekerjaan Umum - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/3r-kementrian-pekerjaan-umum 4/5
1. Sampah yang didaur ulang minimal adalah kertas, plastik dan
logam yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan untuk mendapatkan
kualitas bahan daur ulang yang baik, pemilahan sebaiknya dilakukan
sejak di sumber.2. Pemasaran produk daur ulang dapat dilakukan melalui kerja
sama dengan pihak lapak atau langsung dengan industri pemakai.
3. Daur ulang sampah B3 Rumah tangga (terutama batu baterei
dan lampu neon) dikumpulkan untuk diproses lebih lanjut sesuai
dengan ketentuan perundangan yang berlaku (PP 18 tahun 1999
tentang pengelolaan sampah B3).
4. Daur ulang kemasan plastik (air mineral, minuman dalam
kemasan, mie instan dll) sebaiknya dimanfaatkan untuk barang-
barang kerajinan atau bahan baku lain.
Pembuatan Kompos
1. Sampah yang digunakan sebagai bahan baku kompos adalah
sampah dapur (terseleksi) dan daun-daun potongan tanaman.
2. Metode pembuatan kompos dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain dengan open windrow.
3. Perlu dilakukan analisa kualitas terhadap produk kompos secara
acak dengan parameter antara lain warna, C/N rasio, kadar N,P,K
dan logam berat.
4. Pemasaran produk kompos dapat bekerja sama dengan pihak
Koperasi dan Dinas (Kebersihan, Pertamanan, Pertanian dll)