31
25 Universitas Kristen Petra 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan Dalam pendidikan musik, selain terdapat pengajaran teori yang membekali mahasiswa dengan pengetahuan kognitif, terdapat pula pengajaran praktek yang mengasah keterampilan mahasiswa dalam bermain musik. Untuk mengasah keterampilan ini, membutuhkan waktu yang lama dan bersifat terus-menerus atau rutin. Dengan tuntutan yang demikian tinggi untuk dapat menjadi musisi, maka perlu suatu tempat pendidikan dengan suasana yang mendukung mereka untuk dapat berlatih dengan baik. Dengan pendekatan simbolik, diinterpretasikan bahwa kehidupan mahasiswa musik yang monoton tersebut haruslah dibuat semenyenangkan mungkin, dengan cara menciptakan suasana yang “mengalir (flowing)” sehingga di mana saja mereka berada di sekolah tersebut, para mahasiswa itu tertarik untuk berlatih baik secara berkelompok maupun individual. Gambar 3.1 Kehidupan sehari-hari mahasiswa musik Gambar 3.2 Suasana pertunjukan mahasiswa musik Tujuan akhir dari pendidikan musik di konservatorium ini adalah agar para mahasiswa tersebut dapat menampilkan hasil belajar mereka dalam suatu pertunjukan atau konser. Pertunjukan adalah puncak dari proses balajar mereka,

3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

25 Universitas Kristen Petra

3. PERANCANGAN BANGUNAN

3.1 Konsep Perancangan

Dalam pendidikan musik, selain terdapat pengajaran teori yang membekali

mahasiswa dengan pengetahuan kognitif, terdapat pula pengajaran praktek yang

mengasah keterampilan mahasiswa dalam bermain musik. Untuk mengasah

keterampilan ini, membutuhkan waktu yang lama dan bersifat terus-menerus atau

rutin. Dengan tuntutan yang demikian tinggi untuk dapat menjadi musisi, maka

perlu suatu tempat pendidikan dengan suasana yang mendukung mereka untuk

dapat berlatih dengan baik.

Dengan pendekatan simbolik, diinterpretasikan bahwa kehidupan mahasiswa

musik yang monoton tersebut haruslah dibuat semenyenangkan mungkin, dengan

cara menciptakan suasana yang “mengalir (flowing)” sehingga di mana saja

mereka berada di sekolah tersebut, para mahasiswa itu tertarik untuk berlatih baik

secara berkelompok maupun individual.

Gambar 3.1 Kehidupan sehari-hari mahasiswa musik

Gambar 3.2 Suasana pertunjukan mahasiswa musik

Tujuan akhir dari pendidikan musik di konservatorium ini adalah agar para

mahasiswa tersebut dapat menampilkan hasil belajar mereka dalam suatu

pertunjukan atau konser. Pertunjukan adalah puncak dari proses balajar mereka,

Page 2: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

26 Universitas Kristen Petra

sehingga suatu penampilan dalam konser adalah peristiwa yang sangat penting.

Mereka perlu menunjukan kemampuan yang terbaik. Suasana saat pertunjukan ini

diinterpretasikan dengan sesuatu yang bersinar-sinar (glowing), dimana saat itu

penampil menjadi pusat perhatian dan yang paling menonjol diantara yang

lainnya.

Gambar 3.3 Skema konsep perancangan

3.2 Program Kegiatan

Berdasarkan konsep perancangan di atas, maka ada dua hal yang menjadi

fokus kegiatan di konservatorium ini, yaitu kegiatan pendidikan dan kegiatan

pertunjukan. Akan tetapi sebagai sebuah instansi pendidikan, maka kegiatan

pertunjukan yang adapun tetap bertujuan untuk pendidikan, bukan komersial.

3.2.1 Struktur Organisasi

Konservatorium Musik Pertunjukan ini memiliki struktur organisasi

layaknya sebuah kampus kecil. Adapun tugas dari masing-masing jabatan adalah

sebagai berikut :

1. Direktur

Bertugas sebagai kepala konservatorium, yang memimpin dan

mengkoordinasi segala urusan di konservatorium.

2. Wakil Direktur

Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi biro, unit, dan perpustakaan di

bawahnya.

a. Biro Administrasi dan Keuangan

Page 3: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

27 Universitas Kristen Petra

mengelola administrasi (surat menyurat, peminjaman gedung, dsb.)

serta keuangan konservatorium, memiliki 5 orang staff anggota.

b. Unit Pemeliharaan dan Logistik

mengelola pemeliharaan fisik kampus serta suplai makanan dan

minuman (untuk para administratif konservatorium dan kantin), juga

memiliki 5 orang staff anggota.

c. Kepala perpustakaan

mengelola perpustakaan baik koleksi buku maupun audio, dengan

dibantu oleh 5 orang staff anggota perpustakaan.

Gambar 3.4 Struktur organisasi konservatorium

3. Kepala Jurusan

Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis jurusan

musik, dengan dibantu oleh koordinator piano major, voice major, strings

Page 4: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

28 Universitas Kristen Petra

major, serta seorang sektretaris jurusan. Para koordinator major juga

merupakan dosen major. Sementara empat staf tata usaha yang dikoordinasi

oleh sekretaris jurusan bertugas mengelola urusan akademis mahasiswa.

4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum

Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata

kuliah umum, dengan dibantu oleh lima staf tata usaha yang juga bertugas

mengelola urusan akademis mahasiswa untuk mata kuliah umum.

3.2.2 Aktivitas Pendidikan

Aktiviats pendidikan di sini ada dua macam, yaitu teori dan praktek. Untuk

teori dapat dilakukan dalam satu kelas dengan jumlah mahasiswa cukup banyak

termasuk kelas seminar (20-100 orang), sedangkan untuk praktek dengan jumlah

lebih kecil (1-10 orang). Pada pengajaran praktek, ada kelas yang berisi 1 dosen :

1 murid, dan setiap minggunya dosen tersebut mengumpulkan murid-murid yang

dibimbingnya (maksimum 10 orang) untuk tampil satu-persatu di hadapan teman-

temannya.

Gambar 3.5 Ruang Kelas Teori

Aktivitas pendidikan ini juga termasuk latihan perorangan tiap harinya.

Setiap mahasiswa memiliki hak untuk menggunakan ruang latihan perorangan

selama 3 jam tiap harinya. Ruang latihan perorangan disediakan berdasarkan

major masing-masing mahasiswa.

Page 5: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

29 Universitas Kristen Petra

3.2.3 Aktivitas Pertunjukan

Aktivitas pertunjukan diadakan setiap satu kali dalam seminggu untuk

masing-masing major dalam satu angkatan. Pertunjukan rutin ini disebut recital,

yaitu semacam konser kecil yang bertujuan untuk pendidikan (ujian atau latihan).

Recital Hall ini juga berfungsi untuk tempat latihan rutin musik ensemble dan

paduan suara setiap minggunya. Selain pertunjukan rutin, khusus untuk

mahasiswa tingkat akhir dapat menampilkan karya terbaiknya dalam konser besar

di Concert hall. Concert hall ini juga untuk tempat pertunjukan musik jika ada

tamu dari luar sekolah yang ingin tampil, namun tetap untuk tujuan kemajuan

pendidikan musik.

Gambar 3.8 Concert Hall

3.2.4 Zoning dan Kebutuhan Ruang

Tapak dibagi menjadi 5 zona, yaitu :

Gambar 3.6 Kelas Pengajaran

Piano

Gambar 3.7 Ruang Latihan

Perorangan

Page 6: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

30 Universitas Kristen Petra

1. Zona Fasilitas Pendidikan, yang meliputi :

a. Ruang kelas teori musik

b. Ruang kelas teori mata kuliah umum

c. Ruang kelas seminar

d. Ruang kelas praktek musik

e. Piano teaching studio

f. Strings teaching studio

g. Voice teaching studio

h. Ruang Musik Teknologi

i. Ruang Gamelan

j. Ruang Acting

k. Ruang Tari (Dancing)

l. Studio Rekam

m. Ruang latihan perorangan piano, strings, dan voice

2. Zona Fasilitas Pertunjukan, yang meliputi :

a. Recital Hall 1 (150 orang)

b. Recital Hall 2 (300 orang)

c. Concert hall (600 orang)

3. Zona Fasilitas Administratif, yang meliputi:

a. Ruang Rektor

b. Ruang Wakil Rektor

c. Ruang Staff

d. Ruang Departemen Musik, meliputi:

Ruang Kepala Departemen

Ruang Wakil Kepala

Ruang Tata Usaha

Ruang Dosen Piano

Ruang Dosen Strings

Ruang Dosen Voice

Ruang Rapat

e. Ruang Departemen Mata Kuliah Umum, meliputi:

Ruang Kepala Departemen

Page 7: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

31 Universitas Kristen Petra

Ruang Tata Usaha

Ruang Dosen

Ruang Rapat

f. Ruang Biro Keuangan, Pemeliharaan, dan Logistik

g. Bank

4. Fasilitas Penunjang, yang meliputi :

a. Kantin

b. Student Center

c. Perpustakaan

5. Area Servis, yang meliputi :

a. Dapur

b. Gudang dan workshop

c. Ruang genset

d. Ruang panel

3.2.5 Besaran Ruang

Besaran ruang diperoleh melalui studi pustaka fasilitas sejenis, wawancara

dengan praktisi musik di bidang pendidikan, dan survei lapangan. Dari data-data

yang ada kemudian disusunlah studi ruang (lihat lampiran). Besaran ruang yang

digunakan pada akhirnya merupakan penyesuaian dengan bentuk bangunan,

modul struktur, serta sirkulasi pengguna.

3.3 Transformasi Bentuk dan Implementasi Konsep

Dari konsep perancangan “Flowing and Glowing”, diterjemahkan dalam

bahasa visual sebagai berikut:

a. Flowing atau “mengalir” digambarkan dengan garis lengkung yang

merangkai spot-spot bermain musik . Garis lengkung itu bersifat kontinyu,

terus mengalir. Massa di dalamnya berupa bangunan pendidikan yang

merupakan tempat sehari-hari mahasiswa tersebut bermain musik.

Page 8: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

32 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.9 Transformasi bentuk

Suasana “Flowing” dihadirkan dengan menciptakan tempat-tempat bermain

musik yang berkesan spontan dan informal di area taman, sehingga para

mahasiswa dapat berlatih secara spontan di sela-sela mereka menunggu sesi

kelas. Tempat bermain musik informal ini diistilahkan dengan plaza. Ada tiga

buah plaza dan satu tempat pertunjukan terbuka.

Plaza 1 -- berupa tempat berkumpul informal di bawah massa student center,

sehingga tetap dapat berfungsi saat hujan. Tedapat kolam dan tempat duduk

melingkar untuk tempat mahasiswa berlatih musik secara berkelompok

maupun perorangan.

Gambar 3.10 Plaza 1

Page 9: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

33 Universitas Kristen Petra

Plaza 2 -- berupa tempat berkumpul informal terbuka. Penyelesaian terhadap

terik matahari dengan tanaman teduh di taman tengah dan area hijau

lainnya. Di sini para mahasiswa juga dapat berlatih perorangan maupun

berkelompok.

Gambar 3.11 Plaza 2

Plaza 3 -- berupa tempat berkumpul informal terbuka. Penyelesaian terhadap

terik matahari dengan tanaman teduh, sedangkan penyelesaian terhadap

bising jalan raya dengan memberi barier berupa pagar tembok setinggi 4

meter.

Gambar 3.12 Plaza 3

Tempat Pertunjukan Terbuka -- merupakan tempat pertunjukan yang

bersifat lebih informal bagi para mahasiswa musik yang ingin menunjukan

kemampuan mereka. Penyelesaian terik matahari dengan pepohonan rindang

di sekelilingnya.

Page 10: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

34 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.13 Tempat petunjukan terbuka

Student Center -- merupakan tempat rekreasi indoor bagi mahasiswa musik.

Di sini mereka dapat belajar, mengerjakan tugas baik perorangan maupun

berkelompok. Suasana di sini dibuat menyerupai kafe, dengan adanya

panggung kecil untuk menunjukan kemampuan mereka bermain musik.

Gambar 3.14 Student center

Social Space -- merupakan tempat bersosialisasi para mahasiswa di sela-sela

waktu latihan rutin mereka. Social space ini ada di dekat ruang latihan

perorangan, sehingga ketika mereka sudah jenuh berlatih, mereka dapat

beristirahat di luar sambil bersosialisasi dengan teman-temannya.

Penyelesaian kebisingan dengan memakai partisi yang dapat menyerap

bunyi sebagai pembatas ruang.

Page 11: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

35 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.15 Social Space

b. Glowing digambarkan dengan penyempurnaan dari bentuk Flowing dan

letaknya cenderung memusat untuk membuat dia menonjol dan istimewa

dibandingkan garis yang ada di tepi. Massa di dalamnya berupa bangunan

pertunjukan yang kegiatannya akan menjadi pusat perhatian di

konservatorium tersebut.

Suasana “Glowing ” dihadirkan dengan adanya gedung pertunjukan, yaitu

recital hall 1, recital hall 2, dan concert hall. Secara bentuk, gedung pertunjukan

ini berbeda dari bangunan yang lain sehingga merupakan bagian yang paling

menonjol dari komposisi massa. Dari entrance utama, orang dapat merasakan

suasana glowing dari skala ruangan yang tinggi, hingga mereka masuk ke ruang

recital ataupun ruang konser itu sendiri.

Entrance dan lobby utama -- merupakan pintu masuk bagi orang umum,

terutama para tamu yang akan menonton konser musik formal di concert

hall. Dengan tinggi ruang 6 meter, lobby ini memberi kesan lapang dan

menerima. Dari sini orang dapat langsung menuju recital hall di lantai satu

atau ke entrance di lantai dua melalui ram.

Page 12: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

36 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.16 Lobby utama

Recital Hall -- merupakan ruangan untuk konser musik yang bersifat formal,

dan ditujukan untuk para mahasiswa, baik mereka yang berlatih ataupun

ujian praktek. Ada dua recital hall, yaitu yang berkapasitas 150 orang dan

300 orang. Keduanya lebih ditujukan untuk keperluan pendidikan.

Gambar 3.17 Recital Hall 2

Entrance -- merupakan ruangan untuk konser musik formal, ditujukan untuk

mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum. Penampil di concert hall ini

adalah musisi yang sudah ahli, serta para mahaiswa tingkat akhir yang akan

menampilkan karya terbaiknya. Tujuan konser di sini tetap untuk

kepentingan pendidikan musik.

Page 13: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

37 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.18 Concert Hall

3.4 Sistem Struktur

Bangunan ini menggunakan sistem struktur rangka dengan konstruksi beton

bertulang, yang didasarkan atas pertimbangan modul ruang yang tidak terlalu

besar (4-8 meter) serta bentuk bangunan yang banyak elemen lengkung. Untuk

struktur atap menggunakan rangka baja pipa, juga dengan pertimbangan

banyaknya elemen lengkung pada bangunan.

Gambar 3.19 Axonometri sistem struktur dan dilatasi pada bangunan

Page 14: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

38 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.20 Struktur atap gedung pertunjukan

Gambar 3.21 Skema penyaluran beban

3.5 Sistem Utilitas

3.5.1 Sistem Utilitas Air Bersih

Distribusi Air bersih menggunakan sistem Down Feed, yang memerlukan

tandon bawah dan tando atas sebagai tempat panyimpanan air. Air bersih dari

PDAM melalui meteran, ditampung dalam tandon bawah, kemudian dipompa ke

tandon-tandon atas. Ada dua tandon atas, satu untuk bagian administratif dan

pertunjukan, satu lagi untuk bagian pendidikan. Adapun perkiraan kebutuhan air

bersih berdasarkan (Stein, Reynolds and Grondzik 872) adalah sebagai berikut :

Sekolah, dengan kantin : 76 Liter / orang / hari

76 Liter x 300 = 22.800 Liter

Teater/ tempat duduk : 19 Liter

19 Liter x 600 = 11.400 Liter

Page 15: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

39 Universitas Kristen Petra

Total kebutuhan air / hari = 34.200 liter ˷ 34,2m

3

Perkiraan dimensi tandon : 6m x 3m x 2m (p x l x t)

3.5.2 Sistem Utilitas Air Kotor dan Kotoran

Pembuangan air kotor dan kotoran ditampung ke dalam STP di

semibasement. Dari STP, air dapat dibuang ke saluran kota. Perkiraan dimensi

STP untuk air kotor dan kotoran bangunan sekolah berdasarkan (Stein, Reynolds

and Grondzik 876) adalah sebagai berikut :

Staff & pegawai sekolah : 75,7 Liter / orang / hari

76 Liter x 100 = 7.570 Liter

Murid-murid dengan kantin : 75,7 + 11,4 Liter / orang / hari

87,1 Liter x 300 = 26.130 Liter

Teater/ tempat duduk : 18,9 Liter

18,9 Liter x 600 = 11.340 Liter

Total pembuangan air / hari = 45.140 Liter ˷ 45,14m

3

Perkiraan dimensi STP : 6m x 4m x 2m (p x l x t)

3.5.3 Sistem Drainase

Air hujan yang turun dari atap disalurkan melalui talang, pipa lalu ke saluran

utama di sekeliling tapak. Penyelesaian air hujan pada semibasement dengan

memompa air dari selokan ke luar sehingga tidak tergenang di semibasement

(lihat lampiran).

3.5.4 Sistem Listrik

Sumber pasokan listrik didapat dari PLN. Gardu listrik dan trafo diletakkan

terpisah dari bangunan untuk alasan kemudahan akses untuk petugas dan untuk

keamanan. Dari ruang PLN, listrik disalurkan ke ruang panel utama, lalu

didistribusikan ke ruang panel distribusi di tiap massa. Genset diperlukan sebagai

sumber listrik cadangan saat listrk padam.

Page 16: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

40 Universitas Kristen Petra

3.5.5 Sistem Penghawaan Aktif

Bangunan ini menggunakan 2 sistem penghawaan aktif:

1. Sistem Variable Air Volume sentral dengan ducting, untuk gedung

pertunjukan, dengan pertimbangan:

luas ruangan yang besar

waktu pemakaian relatif sama untuk satu lantai

sistem ini paling sederhana dan lebih hemat energi dibandingkan sistem

sentral-ducting yang lain, sehingga cocok untuk skala bangunan sekolah

yang non komersial.

Sistem ini menggunakan 2 mesin AHU, dengan pembagian sebagai berikut:

mesin 1: untuk lantai 1 yang di dalamnya terdapat recital hall 1&2,

ruang-ruang backstage dan foyer yang pemakaiannya lebih sering untuk

kegiatan latihan mahasiswa.

mesin 2: untuk lantai 2 yang di dalamnya terdapat concert hall, ruang-

ruang backstage, dan foyer yang pemakaiannya lebih dikhususkan

untuk pertunjukan yang lebih serius dan untuk umum.

2. Sistem Variable Refrigerant Volume dengan pipa, untuk bangunan

pendidikan dan administratif, dengan pertimbangan :

ruang-ruang yang banyak dan kecil (ruang latihan perorangan, ruang-

ruang kelas, dan lain-lain)

waktu penggunaan ruang tidak tentu bersamaan

sistem ini sangat hemat energi, dan sangat hemat terutama biaya

operasionalnya karena dapat menyesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap

ruang, sehingga sesuai untuk proyek sekolah yang bukan bangunan

komersial.

Sistem VRV ini berupa 1 unit outdoor yang mampu mengatasi hingga 9 unit

indoor dengan jarak maksimum pipa mencapai 120 meter. Unit indoor yang

digunakan berupa wall-mounted (menempel di dinding) dan tidak perlu

ducting.

Page 17: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

41 Universitas Kristen Petra

3.5.6 Sistem Proteksi Kebakaran

Sistem proteksi kebakaran aktif dirancang dengan hidran dan sprinkler. Box

hidran diletakkan setiap radius 35m. Sprinkler diutamakan untuk ruang-ruang

dengan kapasitas orang banyak, seperti concert hall dan recital hall, serta ruang

latihan perorangan. Hidran halaman diletakkan di dua sisi dekat pintu masuk.

Pengendalian kebakaran lainnya yaitu dengan menggunakan material yang tahan

api seperti konstruksi beton dan material finishing yang tidak mudah terbakar.

3.6 Pendalaman Akustik Ruang

Berdasarkan konsep perancangan “flowing and glowing” disadari bahwa

perlu penyelesaian teknis untuk ruang-ruang musik sehingga ruangan tersebut

tidak terganggu oleh suara-suara dari sekitarnya. Untuk pendalaman ini dipilih

ruang konser (Concert hall) yang akan didalami akustika ruangnya, karena

concert hall ini merupakan puncak dari proses pendidikan di konservatorium

tersebut.

Dalam sebuah ruangan musik, hal-hal penting yang berkaitan dengan akustik

adalah suara dari penampil harus dapat didengar dengan jelas oleh penonton,

suara tersebar merata di seluruh ruang, dan suara dari luar tidak boleh masuk.

Oleh karena itu ada tiga hal yang akan dibahas dalam akustik ruang konser ini,

yaitu waktu dengung (reverbration time), ray-diagram analysis, dan insulasi

suara.

Dalam denah dan potongan, sudah dilakukan pengaturan sudut pandang

penonton terhadap lebar panggung dan ketinggian tempat duduk penonton untuk

melihat ke panggung. Dalam (Appleton 131-132), dijelaskan bahwa sudut

pandang penonton tengah di baris paling belakang tidak boleh lebih dari 300 dari

garis tengah hingga ke ujung panggung, sedangkan sudut pandang penonton

sendiri tidak boleh lebih dari 500 diukur dari garis tengah, dimana 50

0 itu sudah

termasuk sudut ketika kepala ikut bergerak tetapi dalam batas yang masih

nyaman.

Page 18: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

42 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.22 Sudut pandang horisontal penonton dan penampil

Kiri atas: sudut pandang penonton 400. Kiri bawah : Putaran kepala ke arah

panggung tidak lebih dari 300 dari garis tengah kursi. Kanan : sudut pandang

horisontal penampil.

Sumber : Appleton (2008, p.132)

Gambar 3.23 Denah Concert Hall

Pada potongan dapat dilihat sudut-sudut pandang penonton di tiap-tiap baris

yang dapat melihat ke panggung dengan jelas. Tinggi panggung untuk musik

Page 19: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

43 Universitas Kristen Petra

ditetapkan satu meter, dan tinggi pemain musik ketika duduk minimal 60cm.

Selisih tinggi antara penonton satu dengan penonton belakangnya adalah 12cm.

Dan sudut pandang penonton paling belakang ke panggung tidak melebihi 300

dari garis lurus. Adapun plafon ruang konser ini sudah dirancang sedemikian rupa

sehingga dapat memantulkan suara dan menyebarkannya ke seluruh ruangan

dengan merata.

Gambar 3.24 Potongan memanjang Concert Hall

3.6.1 Reverberation Time

Reverberation time atau waktu dengung adalah waktu yang diperlukan bunyi

untuk berkurang sebesar 60dB (Egan 39). Kontrol terhadap waktu dengung

merupakan hal yang sangat penting dalam desain sebuah auditorium (Doelle 56).

Waktu dengung berbeda-beda di tiap frekuensi, terkait dengan panjang gelombang

bunyi dan kemampuan material penyerap/pemantul bunyi. Untuk ruang konser

musik, waktu dengung yang baik antara 1,4 – 1,7 detik pada frekuensi sedang

(500-1000Hz). Waktu dengung ini diperoleh dengan rumus :

(3.1)

Page 20: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

44 Universitas Kristen Petra

dimana RT= reverberation time (detik)

V = volume ruang (m3)

A = total luas material absorpsi dalam ruang (m2 sabins) (Egan 40)

Dari perhitungan waktu dengung pada ruang konser, dapat diketahui

material-material apa saja yang diperlukan pada elemen-elemen ruang seperti

dinding, plafon, lantai, dan pintu. Waktu dengung pada ruang konser ini

memenuhi ketentuan dari frekuensi terendah (125 Hz) hingga tertinggi (4000Hz)

(lihat lampiran).

Secara keseluruhan, material dinding berupa dinding bata yang dilapisi panel

plywood 3mm dengan rongga udara setebal 37mm di belakangnya. Khusus untuk

dinding belakang, digunakan panel diffusor untuk menyebarkan sekaligus

menyerap suara agar tidak kembali ke panggung. Panel diffusor ini juga untuk

mengatasi bentuk dinding yang melengkung, dimana bidang lengkung ini akan

mengumpulkan suara di satu titik.

Bahan lantai secara umum berupa parket kayu setebal 1,4 cm, termasuk

lantai panggung. Lantai kayu ini dapat memantulkan sekaligus meredam suara dan

getaran. Dengan pengaplikasiannya yang diletakkan di atas rangka besi,

memastikan bahwa bunyi di dalam ruang konser tidak merembes ke ruang di

sebelahnya atau di bawahnya. Lantai kayu ini anti gores dan lunak, sehingga

sangat cocok untuk pemain musik yang meletakkan alat musiknya di lantai. Pada

beberapa bagian, ada material lantai yang berupa karpet seperti di tanjakan

panggung dan keramik pada tanjakan tempat duduk penonton. Kombinasi material

lantai ini untuk memenuhi tuntutan waktu dengung.

Page 21: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

45 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.25 Detail dinding plywood

Gambar 3.26 Detail lantai panggung

Page 22: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

46 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.27 Detail panel diffusor

Bahan plafon berupa gypsum setebal 1 cm, yang digantung pada rangka atas

besi. Konstruksi plafon gantung ini berfungsi sebagai isolasi terhadap suara hujan

dan getaran yang timbul akibat air hujan Gypsum memiliki nilai koefisien

absorpsi yang kecil, sehingga bersifat memantulkan suara. Dengan pola plafon

berundak, suara terpantul merata di seluruh ruangan.

Bahan pintu berupa kayu solid (bulan plywood), setebal 4 cm, merupakan

material yang memantulkan suara. Pintu sebagai jalur akses keluar-masuk orang,

dirancang agar suara tidak bocor, baik dari luar ke dalam atau dari dalam ke luar.

Oleh karena itu perlu adanya sound lock, untuk memastikan suara tidak

Page 23: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

47 Universitas Kristen Petra

merembes. Sound lock ini berupa ruang kecil sebagai peralihan orang, dimana di

dalamnya terdiri dari material yang menyerap suara.

Gambar 3.28 Detail Plafon Gantung

Gambar 3.29 Sketsa detail soundlock dan pintu

Page 24: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

48 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.30 Interior Concert Hall arah memendek

Gambar 3.31 Interior Concert Hall arah memanjang

3.6.2 Ray-Diagram Analysis

Ray-diagram analysis digunakan untuk mempelajari efek dari bentuk suatu

ruang terhadap distribusi suara serta mengidentifikasi kemungkinan terjadinya

gema (echoes). Pemantulan tunda atau gema terjadi ketika pantulan muncul

kurang dari 1/20 detik, atau ketika selisih jarak tempuh langsung dengan jarak

tempuh pantul lebih dari 20,7 meter. Gaung akan menguatkan bunyi tanpa

mengganggu bunyi asli, sedangkan gema akan membaurkan/membiaskan bunyi

asli sehingga menghasilkan ketidakjelasan bunyi (Mediastika 99). Perhitungan

ray-diagram ini dilakukan dengan mencari selisih antara bunyi terpantul dengan

bunyi yang langsung diterima oleh pendengar. Bunyi terpantul didapat dari

penjumlahan bunyi datang dan bunyi pantul (i+r), kemudian dikurangi bunyi

lansung (d).

Page 25: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

49 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.32 Grafik Ray-Diagram

Sumber : Egan (1972, p.147)

Tabel 3.1 Selisih Jarak Bunyi Asli dan Bunyi Pantul Berpengaruh Terhadap

Kualitas Bunyi

Sumber : Egan (1972, p.146)

Tabel 3.2 Perhitungan Ray-Diagram Analysis pada Concert Hall

Page 26: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

50 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.33 Pantulan suara langsung dan tidak langsung dalam

Concert Hall

Dari hasil perhitungan ray-diagram analysis yang sudah dilakukan, ruang

konser ini sudah memenuhi persyaratan sebagai ruang musik yang baik, dimana

selisih jarak bunyi terpantul dan bunyi langsung < dari 8,5 meter, sehingga tidak

terjadi gema (echo).

3.6.3 Insulasi Suara

Ruang konser musik sangat sensitif terhadap bunyi yang ada di dalam ruang.

Dengan Noise Criteria 15-20 dB, yang berarti sangat sepi, ruang konser tidak

boleh ada suara-suara yang mengganggu dari luar. Insulasi suara merupakan salah

satu cara untuk menanggulangi penyebaran kebisingan. Prinsip ini merupakan

penggabungan dari refleksi, absorpsi, dan peredaman getaran yang mengikuti

kebisingan. Material yang berfungsi sebagai insulator haruslah memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

Berat – objek yang berat akan mampu meredam getaran yang menimpanya

berkat beratnya sendiri. Semakin berat objek, semakin baik perannya

sebagai insulator.

Keutuhan material – berkaitan dengan kerapatan bahan (tanpa celah dan

tidak retak) dan keseragaman material atau homogenitas. Objek yang terbuat

dari material yang homogen memiliki tingkat insulasi yang tetap dan stabil.

Page 27: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

51 Universitas Kristen Petra

Elastisitas – Elastisitas akan mengurangi timbulnya resonansi. Semakin

elastis suatu objek, semakin baik insulasinya.

Prinsip isolasi – diperoleh dengan dara menggunakan diskontinuitas struktur

dan elemen ganda, seperti pemakaian dinding dan lantai ganda, serta plafon

gantung. Penggunaan sealant pada kusen jendela dan pintu juga merupakan

penerapan prinsip isolasi (Mediastika 51).

Dalam Mediastika (53), ada beberapa sistem pengukur insulasi suatu

material, yaitu :

Sound Reduction Index (SRI), menunjukkan tingkat kebisingan yang dapat

diredam oleh suatu objek, dengan frekuensi acuan 500Hz. SRI hanya

menunjukkan kemampuan satu jenis material saja dan siukur dalam dB.

Sound Transmission Class (STC), yaitu kemampuan suatu material dalam

meredam bunyi (sound proof) ketika digunakan sebagai konstruksi. STC

dapat digunakan untuk mengukur material kombinasi. STC diukur tanpa

satuan, dari 0 sampai 100. Semakin tinggi nilainya, semakin baik untuk

meredam bunyi.

Transmission Loss (TL), yaitu kemampuan material untuk mengurangi

terjadinya perambatan gelombang bunyi ke balik material karena diserap

oleh material tersebut. Nilai TL diukur dalam satuan dB dan nilainya

tergantung pada frekuensi bunyi.

Prinsip insulasi suara ini diterapkan dalam elemen-elemen ruang, seperti

atap, plafon, lantai, dinding, dan pintu. Oleh karena dalam menentukan dan

mendapatkan data nilai insulasi suatu material cukup sulit (diperlukan penelitian

dan tes laboratorium, terlebih untuk material kombinasi), maka dalam

perancangan ruang konser ini hanya dipegang prinsip-prinsip insulasinya sambil

memberikan perbandingan dari nilai insulasi material sejenis dari data yang sudah

tersedia.

a. Atap – plafon

Penutup atap gedung terbuat dari meterial baja ringan yang beralur untuk

dapat mengikuti bentuk melengkung satu arah. Dengan atap berbahan metal,

diperlukan penyelesaian terhadap bising air hujan. Dalam The Bel and Decibel

(dB), diketahui bahwa suara hujan yang paling lebat adalah 50 dB. Sementara

Page 28: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

52 Universitas Kristen Petra

batasan bunyi untuk ruang konser musik adalah 20 dB (Egan 86). Jadi, perlu

material dengan nilai insulasi suara sebesar 30 dB. Insulasi suara dilakukan

dengan :

Menggunakan insulasi semprot setebal 32 mm. Insulasi semprot ini bersifat

homogen, tanpa celah atau retak dan dapat meredam bunyi serta getaran

yang timbul akibat jatuhnya air hujan. Oleh karena itu, insulasi semprot ini

dapat menjadi insulator yang baik.

Rongga udara setinggi sampai dengan 5,5 meter pada ujung tertinggi

ruangan, merupakan penerapan prinsip isolasi diskontinuitas material.

Adanya rongga udara juga akan mengurangi intensitas bunyi hujan yang

masuk.

Menggunakan plafon gypsum setebal 1 cm, dengan nilai STC = 26.

Pemakaian plafon ini juga menerapkan prinsip isolasi elemen ganda, yang

dapat mengurangi intensitas bunyi hujan yang masuk (Doelle 231).

Gambar 3.34 Insulasi pada atap dan plafon Concert Hall

b. Dinding

Dinding menjadi pembatas antara ruang konser dengan ruang-ruang

disebelahnya, seperti foyer dan ruang belakang panggung. Ruang – ruang ini

menjadi tempat tunggu orang banyak, baik penonton pada foyer maupun penampil

di belakang panggung dan seringkali merupakan sumber kebisingan (noise level

Page 29: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

53 Universitas Kristen Petra

untuk percakapan normal = 62 dB) (Doelle 139). Oleh karena itu diperlukan

insulasi suara, sebagai berikut :

Dinding ruangan berupa dinding bata setebal 30 cm. Dinding bata

merupakan material yang berat, sehingga memenuhi kriteria sebagai

material insulator, dengan nilai STC cukup tinggi, yaitu 54+ (Doelle 229).

Rongga udara setebal 37 mm, sebagai elemen pemisah (diskontinyu), untuk

menginsulasi bunyi.

Panel plywood setebal 3 mm dengan rangka kayu memiliki nilai STC = 34

(Egan 75), termasuk dalam pengaplikasian prinsip isolasi elemen ganda.

Gambar 3.35 Insulasi suara pada dinding

c. Lantai

Lantai merupakan pembatas ruang antara ruaang konser dengan ruang

recital di bawahnya. Keduanya merupakan ruang unruk pertunjukan musik yang

sangat sensitif terhadap bunyi. Oleh karena itu diperlukan insulasi suara berupa :

Lantai plat beton setebal 10cm memiliki nilai SRI 42 dB (Mediastika 53).

Beton merupakan material yang berat sehingga cocok sebagai insulator

suara.

Rongga udara akibat konstruksi tanjakan lantai kayu, sebagai elemen

pemisah (diskontinyu), untuk menginsulasi bunyi.

Page 30: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

54 Universitas Kristen Petra

Lantai kayu setebal 1,4cm di atas multiplek setebal 3 mm memiliki nilai

STC = 47 (Egan 74), termasuk dalam pengaplikasian prinsip isolasi elemen

ganda.

Gambar 3.36 Insulasi suara pada lantai

d. Pintu

Pintu menjadi eleman penhubung antara ruang konser dengan ruang-ruang

lainnya. Karena fungsinya yang harus dapat dibuka-tutup, pintu menjadi bagian

yang paling riskan membocorkan suara dari dalam ke luar dan sebaliknya. Oleh

karena itu diperlukan detail penyelesaian insulasi suara, sebagai berikut :

Pintu pertama dari kayu solid setebal 8 cm dengan bukaan kaca bening 2

cm. antara kayu dan kaca diberi sealant sebagai isolator suara.

Soundlock room, menjadi ruang peralihan di antara pintu pertama dan pintu

kedua, seluas kurang lebih 2 x 2 m2. Ruang ini menjadi pengunci suara

dengan material plafon dan lantai berupa karpet tebal yang sangat menyerap

suara.

Pintu kedua dari kayu solid setebal 4 cm memiliki nilai STC = 34 (Egan 75).

Penggunaan sealmaster pada kaki pintu untuk mencegah bocornya suara

dari dan ke dalam ruang.

Page 31: 3. PERANCANGAN BANGUNAN 3.1 Konsep Perancangan · 4. Kepala Departemen Mata Kuliah Umum Bertugas mengepalai dan mengkoordinasi semua urusan akademis mata kuliah umum, dengan dibantu

55 Universitas Kristen Petra

Gambar 3.37 Insulasi suara pada pintu dengan soundlock

Gambar 3.38 Sealmaster pada kaki pintu untuk isolasi suara