Upload
aris-saifudin
View
182
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 1/14
1
PENJELASAN PENGUSUL TERHADAP
USUL PRAKARSA RANCANGAN PERATURAN DAERAH
TENTANG PENYELENGGARAAN KETENAGAKERJAAN
KOTA BATAM
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Yang kami hormati :
• Saudara Pimpinan DPRD Kota Batam;
• Saudara Walikota Batam dan Wakil Walikota Batam;
• Anggota DPRD Kota Batam;
• Unsur MUSPIDA Kota Batam atau Pejabat yang mewakili;
• Ketua BP Kawasan Batam atau Pejabat yang mewakili;
• Sekretaris Daerah Kota Batam;
• Sekretaris Dewan dan staf;
• Saudara Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Kantor Instansi Vertikal di Lingkungan
Pemerintah Kota Batam;
• Para Undangan, Tokoh Masyarakat, LSM dan rekan-rekan wartawan serta hadirin
sekalian.
Assalamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh
Alhamdulillah, segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan berbagai kenikmatan kepada kita semua terutama nikmat
kesehatan sehingga kita dapat berkumpul pada sidang paripurna hari ini. Shalawat dan
Salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penuntun dan
teladan kita dalam menjalani kehidupan ini.
Pada kesempatan ini izinkanlah kami menyampaikan penjelasan pengusul
terhadap “Usul Prakarsa Ranperda tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan Kota
Batam”.
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 2/14
2
Para hadirin sidang Paripurna yang kami hormati,
Usulan rancangan peraturan daerah tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan di
Kota Batam berangkat dari spirit visi Kota Batam yaitu “Terwujudnya Kota Batam
sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan Pusat Pertumbuhan
Perekonomian Nasional.”
Visi diatas sepatutnya mendudukan masyarakat Kota Batam sebagai subyek
pembangunan dengan tujuan kesejahteraan masyarakat Kota Batam. Upaya tersebut sudah
menjadi tugas aparatur pemerintah selaku katalisator pembangunan, pendayagunaan dan
perlindungan bagi seluruh masyarakat, lebih khusus rancangan peraturan daerah yangmengatur tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan di Kota Batam dalam ruang lingkup
hubungan industrial yang harmonis, yaitu :
1. Sebagai regulator, pemerintah perlu menyiapkan perangkat aturan, sehingga
kerjasama pemerintah dalam aspek ketenagakerjaan memiliki landasan yuridis
formal;
2. Sebagai fasilitator, pemerintah berkewajiban menyediakan fasilitas, seperti beban
yang timbul akibat pelatihan dan peningkatan kompetensi ketenagakerjaan;
3. Sebagai motivator, pemerintah dapat memberikan penghargaan berupa insentif
daerah kepada dunia industri yang telah memberikan tempat magang dan atau telah
terbukti memanfaatkan tenaga lokal yang kompeten, lebih dominan dilingkup
usaha mereka;
4. Sebagai mediator, pemerintah menjadi penghubung antara pencari kerja dengan
kesempatan kerja, baik dalam negeri maupun di luar negeri.
Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara
individu maupun kelompok, sehingga mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam
aktivitas perekonomian nasional, yaitu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
masyarakat. Di Indonesia, tenaga kerja sebagai salah satu penggerak tata kehidupan
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 3/14
3
ekonomi dan merupakan sumber daya yang jumlahnya cukup melimpah. Indikasi ini bisa
dilihat pada besarya jumlah pengangguran di Indonesia serta rendahnya atau minimnya
kesempatan kerja yang tersedia.
A. Hakikat dan Sifat Hukum Ketenagakerjaan
Secara yuridis hubungan antara pekerja dan pengusaha adalah sama, walaupun
secara sosial-ekonomi kedudukan antara pekerja dan pengusaha adalah berbeda. Dan
segala sesuatu mengenai hubungan kerja diserahkan kepada kedua belah pihak, oleh
karena itu untuk memenuhi rasa keadilan, perlu ada peraturan perundang-undangan
untuk melindungi pekerja. Peraturan mana adalah mengatur tentang hak dan kewajiban
diantara kedua belah pihak. Pengaturan ini demi terpenuhinya hak tenaga kerja agar
tidak terjadi eksploitasi dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia tenaga kerja.
Hukum ketenagakerjaan menurut Imam Soepomo diartikan sebagai himpunan
peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kejadian dimana
seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah. Pengertian itu identik
dengan pengertian hukum perburuhan. Sedangkan ruang lingkup hukum
ketenagakerjaan adalah lebih luas dari pada hukum perburuhan. Hukum
ketenagakerjaan dalam arti luas tidak hanya meliputi hubungan kerja dimana
pekerjaan dilakukan di bawah pimpinan pengusaha, tetapi juga pekerjaan yang
dilakukan oleh swapekerja yang melakukan pekerjaan atas tanggung jawab dan resiko
sendiri.
Di Indonesia pengaturan tentang ketenagakerjaan diatur dalam Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Disebutkan dalam undang-
undang tersebut bahwa hukum ketenagakerjaan ialah himpunan peraturan mengenai
segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum bekerja (pre
employement), selama bekerja (during employement), dan sesudah masa kerja (post
employement).
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 4/14
4
Tujuan dari hukum ketenagakerjaan itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi;
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah;3. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja;
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
Sumber hukum ketenagakerjaan antara lain :
1. Peraturan perundang-undangan
2. Norma; terdiri atas norma kerja, norma kesehatan kerja dan norma keselamatan
kerja
3. Putusan Pengadilan Hubungan Industrial
4. Traktat
5. Perjanjian; terdiri atas perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, dan perjanjian
perusahaan.
Sifat hukum ketenagakerjaan sendiri dapat berupa privat maupun publik. Privat
dalam arti bahwa hukum ketenagakerjaan mengatur hubungan antara orang dengan
orang atau badan hukum, yang dimaksudkan di sini ialah antara pekerja dengan
pengusaha. Sedangkan sifat publik dari hukum ketenagakerjaan dapat dilihat dari
adanya sanksi pidana dan sanksi administratif bagi pelanggar ketentuan di bidang
ketenagakerjaan; dan ikut campur tangan pemerintah dalam menetapkan besarnya
standar upah (upah minimum).
Adapun disain hukum ketenagakerjaan harus mengacu kepada dua (2) hal
penting yaitu :
1. Mempertahankan dan meningkatkan iklim investasi yang sehat dan kompetitif.
2. Melindungi dan menjamin hak-hak dasar tenagakerja.
B. Persoalan Ketenagakerjaan di Kota Batam :
1. Faktor Utama : Pengaruh Hubungan Industrial.
Rincian Permasalahan :
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 5/14
5
1.1. Minimnya instrumen Hubungan Industrial yang memadai baik itu berupa PK
(Perjanjian Kerja), PP (Peraturan Perusahaan), dan PKB (Perjanjian Kerja
Bersama);
1.2. Peran Human Resources Development (HRD) atau pengembangan sumber
daya manusia yang lemah, antara lain : ketidak mampuan dalam
menterjemahkan UU Ketenagakerjaan dan produk Hukum lain dan
implementasinya. Diharapkan fungsi pengembangan SDM kedepan
mempunyai kompetensi atas;
a. kompetensi kebijakan perusahaan (core competencies);
b. kompetensi kepemimpinan (leadership competencies);
c. kompetensi atas fungsinya (function competencies);
d. kompetensi teknik (coaching competencies); dan
e. kompetensi perilaku (behaviour competencies atau code of conduct).
1.3. Belum optimalnya perlindungan pekerja pada aspek ekonomi, sosial dan
teknis yang memenuhi norma sebagai berikut:
a. Norma Keselamatan Kerja.
b. Norma Kesehatan Kerja dan Heigienes Kesehatan Perusahaan
c. Norma Kerja yang meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang
berkenaan dengan waktu bekerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kerja perempuan, anak, kesusilaan, ibadah menurut agama dan kepercayaan
masing-masing yang diakui oleh pemerintah.
d. Norma perlakuan kepada tenagakerja yang mendapat kecelakaan dan/atau
menderita penyakit akibat pekerjaan, berhak atas ganti rugi perawatan dan
rehabilitasi akibat kecelakaan dan atau penyakit akibat pekerjaan, ahli
warisnya berhak mendapatkan ganti rugi.
1.4. Belum efektifnya peranan dan fungsi tenaga pengawas ketenagakerjaan:
a. Masih ditemukannya pekerja atau buruh outsourcing yang ditempatkan di
semua lini perusahaan;
b. Kontrak kerja pendek yang dilakukan secara terus menerus;
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 6/14
6
c. Perusahaan penyedia jasa pekerja atau buruh outsourcing memotong upah
para pekerja atau buruhnya sendiri;
d. Pekerja outsourcing tidak diikutsertakan dalam program Jaminan Sosial
Tenagakerja (JAMSOSTEK).
e. Belum adanya pembinaan bagi pekerja outsourcing;
f. Belum terpenuhinya syarat-syarat dan/atau pelaporan perjanjian kerja
antara penyedia jasa dan pekerja atau buruhsebagaimana diatur pada
KEPMEN Nomor 101/MEN/VI/2004 tahun 2004 tentang Tata cara
Perizinan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja atau Buruh
g. Pembayaran upah lembur tidak sesuai dengan KEPMEN Nomor
102/MEN/VI/2004 tahun 2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah
Kerja lembur.
h. Para pekerja outsourcing tidak mendapatkan tunjangan hari raya (THR);
dan
i. Pengembangan keahlian yang terbatas; dan
j. Minimnya fasilitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2. Faktor Utama: Rendahnya Kesadaran Berorganisasi.
Rincian Permasalahan :
2.1. Minimnya jumlah Serikat Pekerja/Serikat Buruh di perusahaan;
2.2. Beberapa perusahaan mempersulit berdirinya Serikat Pekerja/Serikat Buruh;
2.3. Lemahnya sosialisasi Undang-Undang Ketenagakerjaan oleh Pemerintah
kepada Pekerja/Buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
3. Faktor Utama: Rendahnya Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Rincian Permasalahan :
3.1. Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3);
3.2. Standarisasi Alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3);
3.3. Belum memadainya training tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
4. Faktor Utama: Tenaga Kerja Asing.
Rincian Permasalahan:
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 7/14
7
4.1. Tidak adanya pendamping bagi TKA;
4.2. Penggunaan Tenaga Kerja Asing tidak sesusai dengan Rencana Penggunaan
Tenaga Kerja Asing (RPTKA);
4.3. Pentingnya melakukan inventarisasi dan pendataan terhadap pengguna Kartu
Ijin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Visa On Arrival (VOA) pekerja asing yang
bekerja di Kota Batam.
5. Faktor Utama: Belum optimalnya fungsi pengawasan Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan.
Rincian Permasalahan:
5.1. Tenaga kerja di Batam kurang lebih 300 ribu orang dengan jumlah perusahaan
sebanyak 4009, namun pegawai pengawas ketenagakerjaan sebelumnya hanya
5 atau 6 orang saja, meskipun sekarang seudah berjumlahakan 21 orang;
5.2. Lemahnya dukungan dana operasional Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.
6. Faktor Utama: lain-lain
6.1. Pembahasan Upah Minimum Kota yang cenderung berakhir deadlock (tanpa
ada kesepakatan);
6.2. Perlu adanya Pengadilan Hubungan Industrial Khusus di Kota Batam, karena
banyaknya kasus perselisihan dan lamanya proses persidangan yang harus
dilakukan di kota lain, yaitu Tanjung Pinang.6.3. Lemahnya penegakan sanksi administratif dan/atau pidana bagi pelanggar
ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;
C. Urgensi Ranperda tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan Kota Batam :
1. Landasan Filosofis :
1.1. Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945
1.2. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945
2. Landasan Yuridis :
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 yang membutuhkan :
2.1. Peraturan Pemerintah
2.1.1. Ketentuan mengenai tata cara memperoleh informasi ketenagakerjaan
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 8/14
8
dan penyusunan serta pelaksanaan perencanaan tenaga kerja (psl.8 ayat
(3))
2.1.2. Pembentukan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Independen (psl 18
ayat (5))
2.1.3. Bentuk, mekanisme, dan kelembagaan sistem pelatihan kerja
nasional (psl.20 ayat (2)) à PP Nomor 71 Tahun 1991 ttg latihan
kerja
2.1.4. Perluasan kesempatan kerja dan pembentukan badan koordinasi (psl 41
ayat (4));
2.1.5. Besar Kompensasi dan penggunaannya (psl. 47 ayat (4))
2.1.6. Pemerintah berkewajiban melakukan upaya penanggulangan anak yang
bekerja di luar hubungan kerja (psl.75 ayat (2))
2.1.7. Penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (psl. 87
ayat (2))
2.1.8. Penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup yang
layak, dan perlindungan pengupahan (psl.97)
2.1.9. Jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan (psl. 100 ayat (3))
2.1.10. Upaya untuk menumbuhkembangkan koperasi pekerja/buruh (psl. 101
ayat (4))2.1.11. Tata kerja dan susunan organisasi Lembaga Kerja Sama Tripartit
(psl 107 ayat (4)) à PP Nomor 8 Tahun 2005 dan PP Nomor 46
Tahun 2008 tentangg Perubahan PP Nomor 8 Tahun 2005
2.1.12. Perubahan Penghitungan Uang Pesangon, penghitungan uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak (psl.156 ayat (5))
2.2. Peraturan atau Keputusan Presiden
2.2.1 Pembentukan, keanggotaan, dan tata kerja lembaga koordinasi
pelatihan kerja (psl.28 ayat (2))
2.2.2 Pembentukan, keanggotan, dan tata kerja lembaga produktivitas
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 9/14
9
nasional (psl.30 ayat (3))à Perpres No.50/2005
2.2.3 Penggunaan tenaga kerja asing serta pelaksanaan pendidikan dan
pelatihan tenaga kerja pendamping (psl.49) à Keppres Nomor
75/1995
2.2.4 Tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara
pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan, serta tugas dan tata
kerja Dewan Pengupahan (psl.98 ayat (4))
2.2.5 Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan (psl.178 ayat (2)) à
Perpres No.21/2010
2.3. Peraturan atau Keputusan Menteri
2.3.1 Ketentuan mengenai tata cara penetapan standar kompetensi kerja
(psl.10 ayat (4))
2.3.2 Peningkatan dan/atau pengembangan kompetensi diwajibkan bagi
pengusaha yang memenuhi persyaratan yang diatur dengan Keputusan
Menteri (psl.12 ayat (2))
2.3.3 Ketentuan mengenai tata cara perizinan dan pendaftaran lembaga
pelatihan kerja (psl.14 ayat (4))à KEP-149/MEN/2000
2.3.4 Lembaga akreditasi bersifat independen terdiri atas unsur masyarakat
dan pemerintah ditetapkan dengan Keputusan Menteri (psl.16 ayat (2))
2.3.5 Organisasi dan tata kerja lembaga akreditasi (psl.16 ayat (3))
2.3.6 Ketentuan mengenai tata cara penghentian sementara, penghentian,
pencabutan izin, dan pembatalan pendaftaran penyelenggaraan
pelatihan kerja (psl.17 ayat (6))
2.3.7 Ketentuan mengenai tata cara perizinan pemagangan di luar wilayah
Indonesia (psl.25 ayat (3))
2.3.8 Lembaga penempatan tenaga kerja swasta sebagaimana dimaksud
dalam, hanya dapat memungut biaya penempatan tenaga kerja dari
pengguna tenaga kerja dan dari tenaga kerja golongan dan jabatan
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 10/14
10
tertentu (psl.38 ayat (3))
2.3.9 Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam
hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu (psl.42 ayat
(5))
2.3.10 Ketentuan mengenai tata cara pengesahan rencana penggunaan
tenaga kerja asing diatur dengan Keputusan Menteri (psl.43 ayat
(4)).à KEP/20/III/2004
2.3.11 Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib menaati ketentuan mengenai
jabatan dan standar kompetensi yang berlaku (psl.44 ayat (2))
2.3.12 Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi
personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu (psl.46 ayat (1))
2.3.13 Ketentuan mengenai jabatan-jabatan tertentu di lembaga pendidikan
sebagaimana diatur dengan Keputusan Menteri (psl 47 ayat (3))
2.3.14 Hal-hal lain yang belum diatur dalam pasal ini akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Menteri (psl.59 ayat (8)).
2.3.15 Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi pekerja/buruh pada
perusahaan lain (psl.65 ayat (5))
2.3.16 Ketentuan mengenai anak yang bekerja untuk mengembangkan
bakat dan minat (psl.71 ayat (3))à
KEP.. 115//MEN//VIIII//20042.3.17 Jenis-jenis pekerjaaan yang membahayakan kesehatan,
keselamatan, atau moral anak (psl.74 ayat (3)) à
KEP.235/MEN/2003
2.3.18 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) (waktu
kerja dan fasilitas) diatur dengan Keputusan Menteri (psl.76 ayat (5))
2.3.19 Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan
tertentu (psl.77 ayat (4))
2.3.20 Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja lembur
(psl.78 ayat (4)).à KEP.102/MEN/VI/2004
2.3.21 Istirahat Panjang pada Perusahaan tertentu (psl.79 ayat (4)) à
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 11/14
11
KEP.. 51//MEN//IIV//2004
2.3.22 Ketentuan mengenai jenis dan sifat pekerjaan (psl.85 ayat (4))
2.3.23 Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup
layak (psl.89 ayat (4))
2.3.24 Tata cara penangguhan pembayaran upah (psl.90 ayat (3))
2.3.25 Ketentuan mengenai struktur dan skala upah (psl.92 ayat
(3))àKEP. 9/MEN/2004
2.3.26 Ketentuan mengenai tata cara pembentukan dan susunan keanggotaan
lembaga kerja sama bipartit (psl.106 ayat (4))
2.3.27 Ketentuan mengenai tata cara pembuatan dan pengesahan
peraturan perusahaan (psl.115)à KEP. 48/MEN/IV/2004
2.3.28 Ketentuan mengenai persyaratan serta tata cara pembuatan,
perpanjangan, perubahan, dan pendaftaran perjanjian kerja
bersama (psl.133)à KEP. 48/MEN/IV/2004
2.3.29 Akibat hukum dari mogok kerja yang tidak sah (psl.142 ayat (2))
2.3.30 Tata cara penyampaian laporan pengawasan ketenagakerjaan (psl.179
ayat (2))
3. Landasan Sosiologis :
3.1. Kota Batam sebagai Daerah Industri, Jasa Perdagangan, Alih Kapal, danPariwisata.
3.2. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi yaitu 8,1 persen per-tahun.
3.3 Tingginya jumlah pencari kerja setiap tahunnya, sehingga perlunya adanya
program pelatihan, peningkatan dan penempatan tenagakerja lokal yang
memiliki kualitas daya saing global sebagai bagian indikator capaian indeks
pembangunan ketenagakerjaan Kota Batam
3.4. Banyaknya jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) di Kota Batam.
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 12/14
12
Hadirin sidang Paripurna yang kami hormati,
Selanjutnya untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan sektor ketenagakerjaan di
Kota Batam, pemerintah Kota Batam dan instansi pembina terkait perlu menyusun
perencanaan sebagai dasar penyusunan kebijakan strategis dan program ketenagakerjaan
yang berkesinambungan, terutama untuk mendukung rencana pembangunan jangka
panjang nasional dan daerah. Untuk itu melalui ranperda Ketenagakerjaan diharapkan
Pemerintahan Kota Batam, sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Menteri
Tenagakerja dan Transmigrasi, bapak Muhaimin Iskandar bahwa “Perencanaan
ketenagakerjaan di tingkat pusat dan daerah harus dilakukan secara serius, konsisten, dan
tepat sasaran. Dengan perencanaan yang baik, maka akan tersedia tenaga kerja yang
mampu melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan di daerah setempat.”
Adapun ruang lingkup pembahasan rancangan peraturan daerah tentang
ketenagakerjaan Kota Batam diusulkan meliputi tiga aspek utama yaitu:
1. Aspek Pembangunan: berupa pelatihan dan pembinaan:
a. Dalam rangka peningkatan produktivitas & etos kerja.
b. Pembangunan pola hubungan industrial yang kondusif, kondisi lingkungan kerja
yang sehat, aman dan nyaman,
c. Pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja serta jaminan sosial tenaga kerja.
d. Perencanaan tenaga kerja, penduduk & ketenagakerjaan, ketersediaan lapangan
kerja, kesempatan kerja, pelatihan dan peningkatan kompetensi kerja.
2. Aspek Pengerahan dan Pendayagunaan:
a. Perencanaan tenagakerja yang sinergis antara tingkat pusat dan daerah yang
dilakukan secara serius, konsisten dan tepat sasaran, yaitu melalui ketersediaan
tenagakerja yang sesuai dengan bursa kerja di daerah.
b. Perluasan kesempatan kerja melalui peningkatkan tenaga kerja terampil, berkualitas
dan produktif.
c. Kejelasan jenjang karier dan kesempatan berprestasi di lingkungan kerja.
d. Meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi ketenagakerjaan yang meliputi
5/10/2018 1.Inisiatif Ranperda Ketenagakerjaan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/1inisiatif-ranperda-ketenagakerjaan 13/14
13
sumber daya manusia pengawas ketenagakerjaan ( Psl 9, psl 10 PERMEN No.
PER.02/MEN/I/2011 tentang Pembinaan dan Koordinasi Pengawasan
Ketenagakerjaan ); obyek pengawasan ketenagakerjaan; kegiatan pengawasan
ketenagakerjaan; kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja; kelembagaan dan mitra
kerja pengawasan ketenagakerjaan; perizinan dan rekomendasi; dan urusan
ketenagakerjaan lainnya.
e. Dukungan dana operasional pengawasan ketenagakerjaan (pasal 15 PERMEN No.
PER.02/MEN/I/2011 tentang Pembinaan dan Koordinasi Pengawasan
Ketenagakerjaan ) yaitu dari sumber APBN dan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
3. Aspek Perlindungan
:
a. Mewujudkan hubungan industrial yang selaras, serasi dan seimbang.
b. Pemenuhan hak-hak normatif yang sudah diatur dalam produk perundang-undangan
dan kebijakan nasional lainnya.
c. Fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang memenuhi standard kelayakan
di tempat kerja.
d. Kebebasan menyampaikan pendapat, berunding, negosiasi, mediasi, arbitrasi,
advokasi dan perlindungan hukum.
e. Pelayanan publik yang baik dan profesional (good clean government) melalui
dukungan kualitas dan kuantitas pegawai pengawas di bidang ketenagakerjaan, serta
dukungan sarana prasarana penunjang yang memadai.
Demikian penjelasan ini kami buat, dengan harapan usulan prakarsa Rancangan
Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan Kota Batam tersebut dapat
segera dibahas dalam agenda DPRD berikutnya, melalui pembentukan panitia khusus.
Atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh