19469081 Pengantar Ilmu Ekonomi Dalam Kesehatan Masyarakat

Embed Size (px)

Citation preview

Pengantar ilmu ekonomi; ik sudiana, se., m.si .

BAB 1 PENGANTAR ILMU EKONOMI

1. DIFINISI ILMU EKONOMI. Pengantar Aplikasi ekonomi dalam manajemen rumah sakit merupaka suatu topik yang menarik pada saat ini terlebih lagi pada era globalisasi dan komunikasi yang tak terbatas. Perkembangan usaha diera global seyogyanya menuntut kepemimpinan yang mumpuni pada bidangnya. Buku-buku atau literatur mengenai ilmu ekonomi atau ekonomi rumah sakit dipasaran masih jarang adanya, tapi sudah ada beberapa dipasaran toko buku. Aplikasi ekonomi bila dihubungkan dengan rumah sakit, maka kebutuhan rumah sakit akan ekonomi perlu ditelusuri dari waktu kewaktu yaitu rumah sakit sebagai suatu lembaga tidaklah terleps dari dokter sebagai profesi yang berusaha untuk menyembuhkan penyakit pasien dari masyarakat, dalam hal ini perlu dilihat bahwa pada masa lampau peran ilmu ekonomi masih terbatas. Pada jaman dulu peran rumah sakit sangat dipengaruhi oleh profesi dokter bukan oleh ekonom atau manajer. Hal ini dikarenakan dengan kedekatan dengan dokter menyebabkan rumah sakit identik dengan dokter, termasuk juga cara berpikir dan bekerja. Kebutuhan penduduk meningkat, penyakit semakin komplek, teknologi kedokteran serta perawatan semakin tinggi menuntut tersedianya dana untuk investasi, biaya operasional dan pemeliharaan. Oleh karena itu rumah sakit dapat dilihat sebagai suatu lembaga usaha yang membutuhkan berbagai konsep ekonomi dan manajeman yang mungkin asing bagi para dokter atau pemilik rumah sakit.. Rumah sakit tidak lagi dipadang sebagai norma-norma dan etika profesi dokter, namun lebih mengarah pada suatu lembaga yang harus hidup secara bermutu, berkembang dan mempunyai dasar etika berbagagai profesi dan mempunyai etika bisnis. Dengan demikian rumah sakit bukanlah lembaga yang hanya menggunakan prinsip-prinsip kedokteran atau kesehatan. Rumah sakit merupakan lembaga multi profesional yang menghasilkan berbagai produk pelayanan kesehatan yang bermutu namun harus tetap memperhatikan aspek sosialnya. Sifat rumah sakit yang unik ini perlu menggunakan berbagai ilmu untuk meningkatkan mutu pelayanan. Ekonomi merupakan salah satu ilmu yang dapat dipergunakan. JANGAN MENYAMAKAN EKONOMI DENGAN ILMU DAGANG DI KESEHATAN. Dalam hal ini sebaiknya pemahaman terhadap ilmu ekonomi jangan dianggap sebagai suatu konsep dagang. Ekonomi haruslah dipandang sebagai suatu alat untuk menerangkan berbagai prilaku di rumah sakit dan kalangan kesehatan. Tanpa pemahaman akan ilmu ekonomi akan terjadi keadaan dikalangan dokter yang justru berlawanan dengan idealisme dalam masyarakat yang beradab. (contohnya beberapa praktik tidak terpuji dapat dilakukan oleh dokter, seperti pembatasan jumlah dokter spesialis oleh sekelompok spesialis yang sangat berpengaruh dalam proses pendidikan

1

dokter spesialis dan penenpatan lulusan disuatu tempat dan waktu yang mengarah ke praktik kartel). Dalam hal ini ekonomi menjadi ilmu yang sangat penting untuk dipakai dalam mengelola rumah sakit, sebenarnya ekonomi tidak hanya dipakai untuk mengelola rumah sakit, namun didalamnya juga menerangkan perubahan yang terjadi dilingkungan rumah sakit. Sebagai suatu ilmu sosial ekonomi dapat dipergunakan untuk menerangkan mengenai kebijakan politik seperti di Indonesia. Hal ini dapat disebut sebagai ekonomi politik yang mampu menganalisis, misalnya mengapa anggaran untuk pelayanan kesehatandi Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Kebijakan negara mengenai subsidi tentunya terkait dengan keadaan ekonomi dan pandangan politik mengenai pasar dan subsidi. Adanya JPS untuk pelayanan rumah sakit tentunya berlatar belakang pada masalah ekonomi di masyarakat dan pemerintah, dalam hal ini pemahaman ilmu ekonomi mengenai private goods dan public goods perlu dikembangkan untuk semua pihak yang terkait dengan alokasi anggaran pelayanan kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari baik yang bersifat individu, perusahan-perusahaan serta masyarakat secara keseluruhan akan selalu menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat ekonomi. Sebenarnya ilmu ekonomi itu sendiri merupakan suatu ilmu ekonomi yang tidak sepenuhnya merupakan sebuah ilmu pengetahuan, dalam banyak hal ia lebih merupakan seni (Samoelson; 1993). Misalnya dalam membuat prediksi , kita tidak bisa membuat prediksi dengan pasti berapa tingkat pendapatan nasional pada tahun mendatang, apakah peramalan besok hujan atau tidak. Oleh karena itu Samoelson mengatakan bahwa, dalam ilmu ekonomi hampir tidak ada hal yang bersifat pasti, artinya dalam beberapa hal yang sama bisa saja mengundang berbagai penapsiran dan pendapat karena Ilmu ekonomi juga berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial. Bebepa ilmu ekonomi yng dikemukakan oleh para ahli ekonomi seperti: 1. Albert Meyers; ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan tentang kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan manusia. 2. Leonal Robins: ilmu ekonomi adalah ilmu yang berhubungan dengan aspek kelakuan manusia yang timbul karena kelangkaan alat-alat guna mencapai tujuan yang ada. 3. Soemitro Djoyohadikusumo; ilmu ekonomi adalah pelajaran mengenai kegiatan masyarakat untuk mempergunakan unsur-unsur produksi sebaikbaiknya guna memenuhi berbagai kebutuhan. 4. Rohmat Soemitro; ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelaari tindakan tindakan manusia yang ditimbulkan oleh adanya hubungan antaara kebutuhankebutuhan yang tak terbatas dengan alat-alat mana mempunyai pemakaian alternatif. 5. P.A. Samoelson, ilmu ekonomi adalah sebagai suatu studi mengenai individuindividu dan masyaraka membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasikan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan diamasa datang kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.

2

Ilmu ekonomi itu menganalisa besarnya biaya-biaya serta keuntungankeuntungan yang terjadi karena adanya perbaikan didalam pola alokasi sumber-sumber. Unsur- unsur yang terbentuk dari difinisi-difinisi ilmu ekonomi tersebut adalah: a. mengandung unsur ilmu yaitu ilmu ekonomi b. mengandung unsur kebutuhan manusia (tidak terbatas) c. mengandung unsur kelangkaan (sumber-sumber) d. mengandung unsur pilihan e. mengandung unsur uang (tanpa/dengan uang) f. mengandung unsur produksi (barang atau jasa) g. mengandung unsur distribusi h. mengandung unsur produksi, konsumen, pedagang, pemerintah i. mengandung unsur konsumsi sekarang dan masa depan Dari difinisi-difinisi tersebut dalam dunia nyata akan dapat dijumpai pada hal-hal yang berbeda pada setiap negara, masyarakat atau individu. Disamping itu difinisi difinisitersebut selalu berhubungan dengan kadaan ketidak seimbangan antara : a. kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. b. Keinginan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa. c. Obyek dari ilmu ekonomi adalah manusia dalam hal ini adalah pemenuhan kebutuhan d. Manusia dalam tindakan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan selalu bertindak ekonomis. e. Dengan langkanya alat pemuas kebutuhan untuk kemakmuran masyarakat memaksa manusia bertindak ekonomis f. Setiap manusia ataupun negara akan selalu berhadapan dengan kelangkaan sumber, oleh karena itu harus diadakan pilihan guna memenuhi kebutuhan yang tiada terbatas. Dari apa yang diuraikan diatas yang sebenarnya menjadi masalah dalam ekonomi adalah masalah kelanggkan (scarcity) dan masalah pemilihan (choice) sumber daya (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Ilmu ekonomi seperti diatas tidaklah kaku seperti itu, karena ilmu ekonomi berhubungan dengan ilmu-ilmu sosial yang lain, sehingga ilmu ekonomi dapat pula dipergunakan untuk menerangkan mengapa terjadi pelayanan rumah sakit pemerintah yang bermutu rendah. Kalau kita mencari sebabnya mungkin akibat kekurangan dana operasional (faktor ekonomi) dan insentif yang mampu menarik para profesional bekerja dengan sepenuh hati. Dengan teori ekonomi mikro, pelaku-pelaku pemberi pelayanan kesehatan dapat dianalisis dan akan dicocokkan perilaku masyarakat sebagai pembeli atau penerima sudsidi pelayanan kesehatan. Dengan pemahaman seperti ini maka pelayanan kesehatan sebenarnya dapat disebut sebagai komoditi dagang yang harus diperlakukan dengan hatihati. Dengan demikian ada sisi lain dari ilmu ekonomi yang akan berguna untuk dipergunakan disektor kesehatan. Dari gambaran diatas bisa kita membuat suatu kesimpulan yang sederhana bahwa ilmu ekonomi perlu untuk dipahami di sektor rumah sakit. Akan tetapi dalam bidang ilmu ekonomi yang permasahannya sangat komplek, ahli-ahli ekonomi sering menggunakan asumsi (asumption). Asumsi-asumsi ini perlu supaya segala sesuatu yang dibahas tidak jauh melenceng dari apa yang ingin dicapai. Di

3

bidang ekonomi asumsi ini pada beberapa hal menganggap bahwa suatu keadaan dianggap seteris paribus (hal-hal lain dianggap sama).

2. Pernyataan positif dan pernyataan normatif Perlu diketahui bahwa dalam mempelajari ekonomi ada kenyataa-kenyataan yang ada pada kehidupan sehari-hari dengan pernyataan positif dan pernyataan normatif. Pernyataan postif (ekonomi positif) adalah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa apakah yang terjadi, telah terjadi dan akan terjadi. Kebenaran teori ini bisa dibandingkan dengan kenyataan yang betul-betul terjadi didalam masyarakat nyata. Misalnya ada orang yang meninggal karena flu burung, yang menyebabkan meninggal adalah karena virus flu burung. Harga beras naik, penyebabnya apa, karena produksi beras turun. lain halnya dengan ekonomi normatif yang menyatakan bahwa apakah yang seharusnya terjadi. Pernyataan normatif ini mengandung unsur subyektif atau value judgment. Misalnya kata seorang kampanye untuk memenangkan pemilu; peningkatan kesehatan masyarakat indonesia harus dilakukan dengan memberikan obat gratis dan makanan bermutu. Atau untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat harus dilakukan dengan mempercepat pertambahan pendapatan nasioanal. 3. Ekonomi Mikro dan ekonomi makro Aspek dan permasalahan dalam bidang ilmu ekonomi Pada umumnya dibedakan menjadi 3 bagian besar, yaitu: 1. ilmu ekonomi deskriptif adalah bagian dari ilmu ekonomi yang menitik beratkan pembahasannya pada kehidupan ekonomi atau lembaga ekonomi yang sebenarnya terjadi dalam perekonomian. 2. teori ekonomi (economic theory) adalah mempelajari proses kehidupan ekonomi secara teoritis, yaitu caranya suatu sistim ekonomi hidup dan bekerja. Ekonomi teori ini terdiri dari ekonomi teori mikro dan ekonomi teori makro. 3. ilmu ekonomi terapkan (applied economy) adalah cabang ilmu ekonomi yang menelaah kebijakan yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi, yang sudah tentu berhubungan dengan ekonomi deskriptif dan teori ekonomi. Ekonomi terapan ini lebih mengarah pada kebijakan ekonomi secara umum. Dri 3 aspek bidang ilmu ekonomi tersebut jika diterapkan pada sektor kesehatan pada rumah sakit sebenarnya menyangkut ketiga aspek itu, tapi dalam pembahasan pada pengantar ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan diperlukan teori ekonomi, yang didalamnya menyangkut ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi mikro adalah suatu ilmu yang mempelajari skup yang lebih kecil dari kehidupan ekonomi, yang mencakup kehidupan ekonomi rumah tangga, rumah tangga perusahaan dan rumah tangga pemerintah serta aktivitas yang ada didalamnya. Sedangkan dalam ekonomi makro yang dipelajari adalah suatu perekonomian secara keseluruhan atau agregate ( yang dibicarakan pendapatan nasional, pendapatan perkapita, agregate demand dan agreate supply, dan yang lainnya secara agregate).

4

4. Ruang lingkup teori mikro ekonomi Jika mempelajari ekonomi sebenarnya kita tidak bisa lepas dari ruang lingkup ekonomi mikro seperti: 1. interaksi di pasar barang. Pasar adalah suatu institusi yang pada umumnya tidak tampak secara fisik yang mempertemukan para penjual dan pembeli sesuatu barang atau jasa. Melalui interaksi diantara penjual dan pembeli pasar akan menentukan tingkat harga dan jumlah barang yang akan diperjual belikan. 2. tingkah laku penjual dan pembeli didalam pasar. Dalam hal ini para penjual dan pembeli menjalankan kegiatan ekonomi secara rasioanal dalam arti para pembeli berusaha memaksimumkan kepuasan yang dinikmatinya, sedangkan para penjual berusaha memaksimumkan keuntungan dan menentukan tingkat produksi yang akan dibuatnya. 3. interaksi di pasar faktor, hal ini dilakukan untuk menganalisis interaksi antara penjual dan pembeli di pasar faktor-faktor produksi. Yang memiliki faktor produksi adalah individu-individu, mereka menawarkan faktor produksi tersebut untuk mendapatkan pendapatan, pendapatan ini digunakan untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Dari ruang lingkup ekonomi mikro tersebut, ruang lingkup ekonomi makro (makro berarti besar), analisis makro ekonomi merupakan analisis secara keseluruhan kegiatan ekonomi. Analisisnya bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian. Tingkah laku konsumen dianalisis secara global dipasar demikian juga untuk produsen. 5. Barang dan Jasa Dalam mempelajari ilmu ekonomi perlu juga secara umum mengetahui jenis barang dan jasa itu. Barang dalam teori ekonomi adalah setiap benda yang dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang bermanfaat. Aktivitas manusia untuk mendapatkan barang yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut jasa. Jadi dalam aktivitas sehari-hari manusia membutuhkan barang dan jasa. Dalam hubungannya dengan kesehatan, yang dimaksudkan barang adalah barangbarang kesehatan, sedangkan jasa adalah jasa pelayanan, kedua barang ini harus dikelola dengan baik agar mencapai pelayanan yang efisien. Perlu diingat bahwa rumah sakit mempunyai aspek sosial. Barang dan jasa dimasyarakat banyak adanya; ada yang benilai ekonomis dan ada yang tidak mempunyai nilai, ada barang mudah untuk mendapatkannya, ada yang tidak mudah untuk mendapatkannya, serta banyak lagi barang-barang yang lain sesuai fungsinya. Dalam sistem pelayanan kesehatan barang bisa dibedakan mengenai makna barang publik (public goods) dan barang pribadi (private goods). Barang publik bisa diartikan sebagai: 1. publik goods berarti pemakaian jasa kepada seseorang tidak mengurangi jatah bagi orang lain yang ingin menggunakannya sehingga tidak perlu berebut. 2. publik goods mempunyai sifat non-excludable artinya orang yang menggunakan barang ini tidak mungkin (karena mahal sekali) untuk

5

mencegah orang menggunakannya walaupun yang bersangkutan tidak mau membayar jasa pelayanan ini. Contohnya penyuluhan kesehatan melalui radio atau TV, orang akan menikmati penyuluhan itu dengan gratis dan kita tidak bisa mencegahnya walaupun yang bersangkutan tidak membayar biaya penyuluhan. 3. barang publik bisa menimbulkan eksternalitas yaitu, pelayanan jasa publik kepada seseorang akan menimbulkan pengaruh kepada orang lain yang tidak menggunakan. Contoh eksternalitas positif, pemberian jasa imunisasi kepada satu anak akan mengurangi resiko penularan penyakit kepada anak lain, eksternalitas negatif adalah sebaliknya. Contoh public goods dalam bidang kesehatan adalah program peningkatan higine dan sanitasi, penyuluhan kesehatan, pembinaan kesehatan pada persusahan-perusahaan, imunisasi dll. Pelayanan jasa publik biasanya disubsidi. Barang privat berarti pemakaian jasa kepada seseorang akan mengurangi jatah bagi orang lain yang ingin menggunakannya. Sifat barangnya excludable dan jarang mempunyai eksternalitas. Contohnya dalam rumah sakit adalah bangsal (sal) VIP rumah sakit, pelayanan bedah plastik, operasi peroangan dll. Pemahaman tentang public goods dan private goods menjadi penting tatkala membicarakan kebijakan pendanaan dalam kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bila kita mengingat bahwa welfere state yang menyatakan bahwa pelayanan kesehatan yang public goods seharusnya dibiayai oleh negara. Ini memberi makna bahwa kesehatan merupakan hak seluruh masyarakat. 6. Produsen dan konsumen Produsen dalam ilmu ekonomi adalah mengolah faktor produksi untuk dijadikan barang jadi. Faktor-froduksi adalah modal, tanah (sumber alam), tenaga kerja dan skill. Sedangkan konsumen adalah pengguna dari pada hasil yang diolah oleh produsen. Dalam sektor rumah sakit sebenarnya, merupakan hal yang tidak bisa untuk menyebut pasien sebagai konsumen dan menyebut rumah sakit sebagai produsen. Jika hal ini dijadikan variabel (mohon maaf) bahwa, nilai-nilai luhur profesi kedokteran dianggap terkikis dengan penyebutan bahwa produsen adalah rumah sakit dan konsumen adalah pasien. Hal ini mohon dimaklumi bahwa dalam mempelajari ilmu ekonomi mesti ada produsen (penghasil) dan konsumen (pengguna). 7. Masalah dana Ilmu ekonomi yang diaplikasikan pada sektor kesehatan memunculkan beberapa masalah pada sektor kesehatan. Masalah utama adalah kekurangan sumber biaya untuk kesehatan yang berasal dari pemerintah. Hal ini pula dialami oleh Indonesia. Rumah sakit mau atau tidak mau harus mengembangkan kemampuan usahanya berdasarkan prinsipprinsip ekonomi namun rumah sakit juga mempunyai fungsi sosial. Tugas ganda ini mengharuskan pada pengelolaan rumah sakit mempelajari ilmu ekonomi khususnya ekonomi mikro di sektor kesehatan. Hal ini mungkin menjadi suatu kajian dimasa yang

6

akan datang bahwa secara umum hampir semua rumah sakit masih sakit (merugi), terlebih-lebih pada rumah sakit yang berlabel milik pemerintah. ada fungsi sosial. Menjalankan sektor kesehatan dibidang rumah sakit semestinya menjalankan prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan yang minimal semestinya mengharapkan hasil yang maksimal. Tanpa ada dana yang cukup perkembangan rumah sakit akan sulit berjalan. Tanpa ada insentif ekonomi memadai bagi sumber daya manusia sebuah rumah sakit akan kesulitan untuk menarik tenaga kerja yang menjadi penentu keberhasilan pelayanan rumah sakit.

===**sDn**===

7

BAB 2 Pola Kegiatan Perekonomian

1. Masalah-masalah dalam perekonomian Rumah sakit sebagai unit ekonomi tentunya mempunyai unsur produksi, konsumsi dan pertukaran. Faktor penggerak yang sangat mendasar bagi adanya aktivitas ekonomi tersebut timbul karena adanya kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Kebutuhan tersebut merupakan tujuan dan sekaligus motivasi untuk menyelenggarakan pelayanan rumah sakit. Tiga masalah besar yang dihadapi setiap negara apapun bentuk sitem ekonominya pasti menghadapi 3 masalah, 3 masalah itu disebut 3 W yaitu: a. WHAT, apa yang harus diproduksikan dan dalam jumlah berapa b. HAW, bagaimana cara mengelola sumber-sumber ekonomi (yaitu faktor faktor produksi yang tersedia) c. FOR WHOM, untuk siapa barang-barang tersebut diproduksi atau bagaimana barang atau jasa tersebut dibagikan diantara warga mayarakat. Ketiga masalah tersebut merupakan masalah mendasar merupakan pertanyaan yang relepan, terlebih pada saat rumah sakit berkembang menjadi lembaga usaha yang mempunyai misi sosial. Pertanyaan mendasar yng dihadapi oleh rumah sakit adalah: 1. siapa yang harus dibiayai oleh rumah sakit, ini merupakan masalah tersulit karena membutuhkan pertimbangan pemerataan dan keadilan. Misalnya jenis pelayanan klinik apa yang harus disediakan, apakah harus menyediakan seluruh pelayanan klinik, apakah memakai teknologi canggih atau tidak. 2. dari mana sumber biaya pelayanan rumah sakit, apakan dari kantong pasien sendiri, dari pajak (mengandung unsur politik) atau dari asuransi. 3. mencari tindakan untuk menjamin apakah subsidi yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah dapat dinikmati oleh mereka yang benar-benar membutuhkan. Kesukaran disini mungkin menyangkut pada kriteria bagi mereka yang mengandang predikat orang miskin. Pengalaman yang lalu pada saat diberlakukan jaring pengaman sosial (JPS) data base untuk orang miskin belum bisa dipakai untuk basis alokasi pemberian dana. 4. siapa yang mengatur jasa produksi rumah sakit disuatu wilayah. Siapa yang berhak memberi ijin rumah sakit. Secara umum pasien atau sektor kesehatan (rumah sakit) memecahkan berbagai masalah dasar ekonomi tersebut dengan: a. melalui kebiasaan berobat, perintah atau saran dari dokter, peraturan dari pihak penyandang dana (PT. Askes), dan mekanisme tarif dirumah sakit. b. dengan menggunakan mekanisme pasar, mekanisme pasar (tarif) merupakan sistem yang banyak diacu oleh para pelaku ekonomi diberbagai sektor kehidupan ekonomi. Ketika mekanisme pasar ini diacu dalam sektor rumah

8

sakit, para pengelola rumah sakit harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi mikro. Dengan demikian pada suatu unit yang bersifat ekonomis pembahasahan mengenai tarif yang dikaitkan dengan kriteria untung rugi bukanlah hal yang tabu. Contoh tarif rumah sakit sal (bangsal) VIP yang dikelola oleh rumah sakit pemerintah ternyata merugi. Apa salahnya dalam hal ini untuk menghitung untung maupun ruginya terlebih dahulu. Analisa untuk hal ini bahwa kerugian itu harus ditutup dengan subsidi dari pasien yang mempunyai ekonomi kuat kepada pasien yang ekonominya lemah. Jika dihitung dengan cermat rumah sakit pemerintah yang menyediakan fasilitas ruang (bangsal) VIP sebenarnya adalah merugikan negara, hal ini disebabkan karena sebenarnya merupakan subsidi untuk orang kaya, tapi dengan adanya bangsal VIP dirumah sakit pemerintah menjadikan sdm sebagai salahsatu faktor produksi merasa betah karena dapat meningkatkan pendapatannya dari bangsal VIP tersebut. Dalam melihat pola kegiatan ekonomi, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi menjadikan sistem ekonomi akan bergulir terus menerus. Dalam pola kegiatan ini, yang perlu diketahui sebagai pelaku-pelaku kegiatan ekonomi dimayarakat adanya banyak sekali dan agak susah menyebutkan secara mendetail satu persatu dan mereka disebut aktor atau subyek didalam seluruh kegiatan ekonomi. Aktoraktor tersebut secara garis besar sebagai pelaku ekonomi adalah: a. Rumah Tangga; rumah tangga adalah pemilik faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Faktor-faktor produksi tersebut antara lain alat-alat modal, kekayaan alam, harta tetap, tenaga kerja dan keahlian. Faktor-faktor produksi ini ditawarkan kepada rumah tangga perusahaan.. sebagai konsekwensi dari faktor-faktor produksi tersebut perusahaan memberikan balas jasa sebagai pendapatan bagi rumah tangga dimana, tenaga kerja menerima upah/gaji, pemilik alat-alat modal menerima bunga, pemilik tanah dan harta tetap menerima sewa, dan pemilik keahlian menerima keuntungan. Faktor-faktor produksi ini dimasayarakat merupakan input rumah sakit. Pendapatan yang diterima dari sektor perusahaan sebagaian dipakai untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari dan sebagiannya lagi pendapatan tersebut pada masyarakat yang sudah modern ditabung pada suatu bank untuk mendapatkan bunga dan antisipasi masa depan. b. Perusahaan; adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Orang atau seseorang yang bergabung dan membentuk usaha dengan tujuan mencari keuntungan yang maksimum dan meminimisir kerugian disebut dengan pengusaha. Tugas dari pengusaha ini adalah mengorganisir faktor-faktor produksi agar bisa diperguakan oleh masyarakat yang membutuhkan. digolongka kedalam: - industri primer yaitu perusahaan-perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan mengekploitir faktor-faktor produksi yang disediakan oleh alam. Misalnya pertambangan dll. - Industri skunder yaitu perusahaan-perusahaan yng bergerak dalam bidang menciptakan barang industri. Misalnya industri sepatu, mobil dll.

9

Industri tertier yaitu industri yang menghasilkan jasa-jasa, yaitu perusahanperusahan yang menyediakan jasa misalnya pengangkutan, pergudangan, bank, rumah sakit dll. b. Pemerintah, yaitu badan-badan pemerintah yang diberi tugas untuk mengatur kegiatan ekonomi dan mempunyai peran sebagai agen ekonomi. Tugas pemerintah untuk mengatur, mengendalikan serta mengadakan kontrol atas jalannya roda perekonomian agar negara bisa maju serta rakyat dapat hidup dengan layak dan damai. Pemerintah bisa menjalankan perekonomian yang tidak bisa dijalankan oleh pihak sawasta, seperti jalan, pendidikan dll. 2. Sirkulasi Aliran Pendapatan Dalam sirkulasi aliran pendapatan untuk memudahkan pemahaman hubungan antara rumah tangga dan perusahaan diasumsusikan bahwa pemerintah tidak ikut campurtangan, sehingga interaksi antara rumah tangga masyarakat dengan rumah tangga perusahaan dapat digambarkan sebagai berikut: Faktor poduksi (modal, tenaga kerja, tanah, skill) Benda barang prod dan jasa benda Rumah tangga Konsumen uang Pengeluaran konsumsi uang Rumah tangga Perusahaan (RS)

-

Pendapatan (Bunga, upah/gaji, sewa, keuntungan) Keterangan gambar: 1. aktivitas prekonomian hanya dilakukan oleh dua sektor yaitu RT konsumen dan RT perusahaan. 2. rumah tangga pemilik faktor produksi menarakan kepada rumah tangga perusahaan. 3. perusahaan menyambut tawaran tersebut karena memang memerlukan input faktor produksi. 4. sebagai rumah tangga konsumen faktor produksi yang digunakan, balasjasa yang diterima adalah modal menerima bunga, tanah menerima sewa, tenaga kerja menerima upah/gaji dan keahlian menerima keuntungan. 5. sebagai perusahaan akan memproduksi barang dan jasa, barang dan jasa yang diperlukan oleh rumah tangga dibeli dari rumah tangga perusahaan. Dengan menggunakan aliran pendapatan income circular flows, rumah sakit bisa dianggap sebagai suatu lembaga usaha yang memberi pasokan pelayanan kesehatan disektor produksi. Dengan memberikan pelayanan kesehatan rumah sakit sebagai lembaga usaha akan mempunyai penerimaan yang berasal dari pengeluaran rumah tangga konsumen. Pada faktor produksi yang dimiliki rumah tangga konsumen diperlukan oleh rumah tangga sebagai input.

10

Aliran pendapatan tiga sektor yaitu rumah tangga konsumen, rumah tangga perusahaan dan rumah tangga pemerintah dapat digambarkan sebagai berikut:. permintaan Pasar barang ( Pasar Alat-alat kesehatan) (pasar beras) (dll) Faktor poduksi (modal, tenaga kerja, tanah, skill) Benda Gaji/upah Tnk, ijin pajak Rumah tangga Konsumen Uang bunga Saving Bank investasi saving barang prod dan jasa Benda amdal, ijin dll RT pemerintah Ijin, pajak Rumah tangga Perusahaan (RS) penawaran

Pengeluaran konsumsi Pendapatan (Bunga, upah/gaji, sewa, keuntungan) Pasar faktor (untuk membuat rumah sakit, rumah biasa) (menerbitkankan buku-buku kesehatan/nota) (dll)

uang

penawaran

Permintaan

pasar barang adalah tempat para pembeli dan penjual dari sesuatu barang atau jasa melakukan interaksi untuk menentukan jumlah dan harga yang diperjual belikan. Sedangkan pasar faktor adalah tempat dimana para pengusaha (sebagai pembeli faktorfaktor produksi) mengadakan interaksi untuk menentukan jumlah, harga dan pendapatan yang akan digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diminta masyarakat. Dalam aliran melingkar yang sudah ada pemerintah, pemerintah adalah agen dari pada pembangunan baik dibidang ekonomi, kesehatan dan lainnya. Dalam bidang kesehatan pemerintah indonesia baru bisa mebiayai kesehatan 30%nya dari anggaran pemerintah dalam bentuk berbagai kegiatan rutin, proyek dan subsidi, sehingga peran pemerintah tidak bisa diabaikan.

11

4.

Uang, Perdagangan dan Spesialisasi. 1. Perekonomian uang. Apakah uang itu, uang mudah diucapkan tapi sulit untuk didapat. Uang merupakan sesuatu yang unik bahkan terlalu unik, ia bukan barang dan bukan jasa sekalipun dengan uang kebutuhan manusia akan barang dan jasa dapat terpenuhi. Uang adalah sebagai alat tukar yang sah diakui dan diterima oleh masyarakat secara umum. Globalisasi ekonomi menunjukkan betapa pentingnya peranan uang, semakin maju perekonomian suatu bangsa maka makin penting peranan uang dalam perekonomian tersebut. Suatu perekonomian yang menggunakan uang sebagai perantaraan dalam kegiatan tukar menukar dalam lalu lintas perdagangan dan transaksi lainnya; inilah yang disebut perekonomian uang. Dalam hubungannya dengan rumah sakit pendapatan yang diterima rumah sakit dari aktivitas produsen (RS) dan Konsumen (pasien) akan mengalir berupa uang, uang ini diakumulasikan dalam aliran akuntansi dan dialokasikan sesuai dengan aturan yang berlaku. 2. Perdagangan (pertukaran). rumah sakit jangan dikelola seperti semboyan yang menyatakan mengelola rumah sakit jangan seperti pedagang. Menjadi dokter adalah baik, menjadi pedagang adalah baik; namun menjadi dokter yang pedagang adalah tidak baik. Perdagangan atau pertukaran tidak hanya dilakukan didalam negeri bahkan telah dilakukan dengan negara lain di dunia (perdagangan internasional). Transfer pasien misalnya, dari RS di Denpasar ke RS yang ada di Singapura adalah merupakan bentuk kerjasama internasional (merupakan kerjasama petukran) yang saling menguntungkan. 3. Spesialisasi. Dalam perekonomian yang lebih maju corak kegiatan ekonomi tidak seperti perekonomian sub-sistem. penggunaan uang memungkinkan orang untuk melakukan spesialisasi yaitu setiap orang tidak lagi menghasilkan semua barang dan jasa, tetapi mengkhususkan pada menghasilkan barang dan jasa yang dapat disediakannya dengan lebih efisien. Spesialisasi berkembang sebagi akibat digunakan uang sebagai alat tukar menukar dan sebagai akibat perkembangan perdagangan. Ada hubungan antara perkembangan ekonomi suatu negara dengan tingkat spesialisasi, artinya semakin tinggi perkembangan ekonominya makin tinggi pula tingkat spesialisasinya, demikian sebaliknya tanpa spesialisasi suatu perekonomian tidak akan mencapai pertumbuhan ekonomi. Spesialisasi adalah merupakan tuntutan, apalagi didalam mengelola rumah sakit dengan paradigma baru dalam era gobal. Dalam mengelola rumah sakit spesialisasi itu adalah penting, karena speialisasi itu mempunyai keuntungan sebagai berikut: 1. Spesialisasi mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi. Dalam hal ini tidak semua barang dan jasa (faktor-faktor produksi) dikerjakan sendiri, tetapi dengan spesialisasi dalam menghasilkan barang dan jasa tersebut akan lebih menguntungkan, dengan cara ini faktor-faktor produksi tersebut dapat digunakan secara lebih efisien.

12

Penempatan sumberdaya manusia yang digunakan sesuai dengan keahliannya. Dalam hubungannya didalam rumah sakit dokter-dokter spesialis penempatannya harus sesuai dengan keahliannya masingmasing (doter spesialis A, spesialis B dll). 2. Spesialisasi mempertinggi efisiensi dengan spesialisasi masyarakat tidak perlu membeli alat-alat produksi yang sama jenisnya untuk memproduksi. Dengan spesialisasi faktorfaktor produksi dapat digunakan dengan lebih efisien (terjadinya economic of scale), artinya jika produksi ditingkatkan dua kali ongkos produksi total tidak akan meningkat sebesar peningkatan produksi dua kali. Ini berarti ongkos produksi per unit menjadi rendah. Spesialisasi juga menghemat penggunaan alat-alat produksi. Pada rumah sakit ongkos bisa ditekan serendah mungkin bila spesialisasi diterapkan sesuai dengan prinsip ekonomi mikro. Alat-alat canggih yamg digunakan rumah sakit untuk mendeteksi penyakit pasien yang dibiayai dengan investasi yang tinggi bisa digunakan dengan efisien sesuai dengan economic of scale. Dalam hal ini timbul pertanyaan apakah rumah sakit dengan peralatan tersebut sudah menyediakan SDM yang handal?. 3. Spesialisasi mendorong perkembangan teknologi. Dengan teknologi memproduksi memungkinkan untuk mempercepat proses terbentuknya barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan mempertinggi produktivitas. Dengan spesialisasi menyebabkan pasaran barang akan menjadi luas, permintaan bertambah, dengan demikian diperlukan alat-alat produksi yang lebih canggih dengan teknologi yang baru atau modern. Rumah sakit diera global seperti sekarang mesti mengikuti perkembangan dengan munculnya alat-alat canggih dibidang kedokteran dan ditemukannya alat pendeteksian dini mengenai penyakit menuntut rumah sakit harus mengikuti perkembangan dengan menggunakan teknologi baru dan modern.

===**sDn**==

13

BAB 3

PENENTUAN TINGKAT HARGA

1. Mekanisme Pasar (pasar bebas). Sebelum lebih lanjut membicarakan penentuan tingkat harga, ada baikknya terlebih dahulu mengetahui apa yang sebenarnya mekanisme pasar tersebut, atau apakah mekanisme pasar itu ada, atau tidak ada. Telah terbukti pada negara-negara yang telah maju didunia bahwa mekanisme pasar adalah sistem yang cukup efisien dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi dalam mengembangkan perekonomian. Namun dalam kehidupan sehari-hari pasar tidak selalu hadir dalam wujudnya yang ideal. Pada pratekteknya perekonmian sering menimbulkan polusi dan monopoli seiring dengan melonjaknya inflasi ataupun menyebabkan pengangguran, dan dalam mekanisme pasar distribusi pendapatan sangat tidak merata. Dalam mekanisme pasar akan ada invisible hand sehingga diperlukan campur tangan pmerintah dalam mengatur kehidupan perekonmian. Dalam kehidupan perekonomian dengan menggunakan mekanisme pasar didalam suatu negara tentu mempunyai kebaikan dan keburukan dalam sepak terjangnya kehidupan ekonomi. Dalam perekonomian melingkar hubungan antara rumah tangga konsumen dengan rumah tangga perusahaan, dalam ilmu ekonomi disebut pasar. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan pasar adalah sekelompok organisasi atau individu yang berhubungan satu dengan yang lain dalam usaha menjual atau membeli. Rumah sakit yang dikembangkan dalam era global mengikuti prinsip-prinsip yang terkandung dalam mekanisme pasar tersebut. Kebaikan-kebaikan mekanisme pasar. a. Pasar dapat memberikan informasi yang lebih tepat. Pengusaha yang ingin mendapatkan keuntungan yag maksimum terlebih dahulu harus mengetahui informasi yang tepat dari pasar itu sendiri. Pemerintah atau pihak swasta yang ingin mengembangkan rumah sakit informasi yang peling tepat adalah dipasar (ingat difinisi pasar diatas). Di pasar akan diperoleh informasi apakah yang akan diproduksi, apakah perlu tambahan rumah sakit baru dan berapa banyaknya, mengetahui besarnya permintaan dan harga agar apa yang dibuat menguntungkan. b. Pasar dapat memberikan perangsang kepada para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan mereka. Para pengusaha (rumah sakit) terdorong untuk menambah ekonominya (memproduksi) karena didalam pasar terus-menerus terjadi perubahan. Perubahan-perubahan ini terutama pada perubahan pendapatan masyarakat, pertambahan penduduk, kemajuan teknologi dan lainnya. Hal ini bila suatu rumah sakit dikembangkan hal-hal seperti ini mesti menjadi pertimbangan dalam manajemen rumah sakit karena hal ini akan menambah permintaan masyarakat untuk meggunakannya. c. Pasar memberikan perangsang untuk memperoleh keahlian modern.

14

Pasar yang semakin luas akan lebih banyak menyedikan barang diproduksikan secara efisien. Untuk mempercepat pelayanan pada rumah sakit teknologi yang lebih modern harus digunakan dan kemahiran untuk menggunakannya serta manajemen modern sangat diperlukan (seperti ketrampilan, yaitu melalui kursus dll). d. Pasar menggalakkan penggunaan barang dan faktor produksi secara efisien. rumah sakit merupakan sumber yang jarang (scarcity), sedangkan harga suatu barang ditentukan oleh harga dan tingkat kejarangannya. Semakin tinggi tingkat kejarangan suatu barang, maka harga dari barang tersebut semakin tinggi. Akibat dari harga yang diatur sedemikian rupa oleh permintaan dan kelangkaan tersebut diharapkan pada pengelola rumah sakit agar berhati-hati dalam menentukan harga, demikian juga bagi konsumen yang rasional akan berhati-hati pula dalam menggunakan barang dan jasa yang disediakan. e. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi. Dalam mekanisme pasar tidak ada seorangpun didalam pasar yang mendapat tekanan didalam menjalankan kegiatan di pasar. Ia adalah bebas menjual dan menawarkan faktor prouksi yang diinginkannya. Demikian juga yang ingin mengembangkan jenis usaha apa (rumah sakit, perusahaan A, B dll) bebas menentukan pilihan pada faktor-faktor produksi yang digunakan sehingga mendapat keuntungan normal. Keburukan-keburukan dalam mekanisme pasar. a. Kebebasan yang tidak terbatas menindas golongan-golongan tertentu. Kebebasan yang tidak ada batasnya pada para pelaku ekonomi dapat meruginakan golongan ekonomi lemah dan golongan minoritas, begitupun dalam persaingan yang sangat bebas menyebabkan golongan yang kuat semakin kuat dan yang lemah semakin tertindas. b. Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya Dengan mekanisme pasar bebas menyebabkan perekonomian selalu ada dalam keadaan pasang surut yang tidak teratur, konyungtur perekonomian sangat tinggi. Pengusaha dapat untung tiba-tiba, inflasi muncul, pengangguran terjadi dalam perekonomian. Cara mengatasi keadaan ini negara mengambil kebijakan pada bidang .keuangan, perpajakan, ekspor-impor, pembelanjaan pemerintah dll. c. Dalam meknisme pasar akan timbul kekuatan monopoli yang merugikan. Di negara-negara maju satu atau beberapa perusahaan raksasa menguasai pasar. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai kekuasaan yang sangat besar dipasar dalam menentukan harga dan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan di pasar hal ini dilakukan untuk membatasi produksi untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Dalam mekanisme pasar tidak selalu merupakan pasar persaingan sempurna yaitu harga dan jumlah barang yang diperjual belikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang banyak jumahnya. d. Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan bebeapa jenis barang secara efisien.

15

Mekanisme pasar secara umum tidak bisa menyediakan sarana dan prasarana seperti jalan, tempat rekreasi, jembatan, rumah sakit umum yang murah secara efisien, sehingga campur tangan pemerintah diperlukan. e. Kegiatan konsumen dan produsen menimbulkan eksternalitas yang merugikan. Eksternalitas merupakan akibat sampingan yang menyebabkan baik atau buruk yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi atau melakukan produksi. Eksternalitas yang buruk memberikan gambaran perbedaan diantara keuntungan pribadi dan keuntungan sosial. Misalnya pengusaha pencelupan/membatik/sablon di Bali, limbah yang ditimbulkannya jika tidak diolah dengan baik akan mencemari lingkungan, seperti mencemari air tanah sehingga sumur-sumur penduduk tercemar limbah tersebut yang mengakibatkan air sumur menjadi coklat warnanya, tentu masyarakat sangat dirugikan. Pulusi udara asap kenalpot, mangga berbuah dll, walaupun demikian eksternalitas juga ada yang positif. Oleh karena mekanisme pasar gagal (market failure) mengemban misinya, maka campur tangan pemerintah sangat diperlukan. 2. campur tangan pemerintah. Mekanisme pasar bekerja tidak efisien (market failure) seperti diatas, maka campur tangan pemerintah diperlukan dengan tujuan: a. menjamin kebebasan dan kesamaan hak individu dapat terjamin b. menjaga agar perekonomian dan pertumbuhan yang diinginkan menjadi stabil dan teratur c. mengawasai perusahaan-perusahaan besar yang dpat mempengaruhi pasar agar tidak mengarah pada praktek monopoli d. pemerintah menyediakan barang bersama, seperti jalan, tempat-tempat rekreasi, polisi-tentara, jembatan dll untuk digakan bersama e. pemerintah mengawasi kegiatan-kegiatan masyarakat yang menimbulkan eksternalitas. f. Dalam bentuk ekonomi campur tangan pemerintah seperti, membuat peraturan-peraturan, menjalankan kebijakan fiskal dan moneter, pajak, menjalankan exchange control (pengendalian devisa), banking sistem dll.

3.

Teori Permintaan (Demand), Teori Penawaran (Supply) dan Keseimbangan (Equilibrium). Dalam mekanisme pasar, pasar diartikan sebagai sekelompok organisasi atau individu yang berhubungan satu dengan yang lain dalam usaha menjual atau membeli. Dalam hal ini adanya hubungan yang dinamis antara rumah tangga dengan rumah tangga perusahaan. Dirumah sakit dapat terjadi misalnya pasar bangsal VIP rumah sakit disuatu kota. Pasar ini bisa terjadi apabila disuatu kota terdapat rumah sakit-rumah sakit yang memberikan pelayanan bangsal VIP (sebagai penjual) dan pasien-pasien yang bersedia membeli bangsal VIP (sebagai pembeli). Penggunaan bangsal VIP sebagai bahan acuan disini disebabkan masyarakat mempunyai hak untuk menentukan pilihannya, apakah dirawat di bangsal VIP atau di bangsal kelas III yang lebih murah. Dalam pasar seperti ini tentu ada pasar faktor produksi seperti dokter perawat atau obat. Dalam pasar berlaku hukum ekonomi, yaitu semakin tinggi tingkat harga semakin seikit jumlah barang yang diminta ceteris paribus. Ceteris paribus berarti semua faktor

16

lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah. Dalam rumah sakit sulit mengatakan suatu keadaan yang ceteris paribus, tapi untuk hal-hal tertentu ceteris paribus mesti digunakan agar pembahasan terpokus pada kesimpulan yang tepat. a. teori permintaan teori permintaan dapat dibahas melalui tabel permintaan pasar yaitu suatu tabel yang jumlah barang atau pelayanan yang dibeli pada setiap tingkat (lavel) harga. Ada hubungan yang jelas antara harga pasar suatu barang dengan jumlah barang yang diminta. Hubungan antara harga dan kuantitas yang dibeli disebut dengan curva permintaan. Disamping hal ini di masyarakat juga dikenal apa yang dimaksud dengan hukum permintaan Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan hipotesa yang menyatakan makin rendah harga sesuatu barang makin banyak permintaan terhadap barang tersebut; sebaliknya makin tinggi harga sesuatu barang makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Contoh tabel permintaan bangsal VIP rumah sakit disuatu kota menunjukkan data sebagai berikut. Tabel 1 harga (tarif) dan jumlah kamar VIP yang diminta pada rumah sakit di kota X tahun 2002. Harga atau tarif (Rp) rumah sakit (P) 500.000 450.000 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000 jumlah kamar yang diminta (Q) 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000 18.000

dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2002 pada tingkat harga 500.000 Rp jumlah kamar vip rumah sakit tersebut yang diminta sebanyak 12.000 kamar, begitu juga pada tingkat harga 250.000 Rp jumlah kamar vip yang diminta sebanyak 17.000, demikin yang lainnya. Dari keadaan tabel permintaan tersebut seorang manajer rumah sakit ruwet melihat angka-angka, maka seorang staf bisa menyajikannya dengan curva garis permintaan. Dalam membuat curva permintaan sumbu vertikal menunjukkan besarnya tarif atau harga dan horisontal menunjukkan jumlah kamar yang diminta. Gambarnya sebagai berikut.

17

Haga (tarif) atau P (ribuan) 500 450 400 350 300 250 200 D d1

0

12 13 gambar 1

14

15

16

17

18

(Q), (ribuan)

curva permintaan bentuknya turun dari kiri atas kekanan bawah, artinya semakin tinggi tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang diminta konsumen. Kemiringan ini juga dipengaruhi oleh data permintaan sangat mudah berubah. Ada banyak faktor yang dapat merubah posisi dan derajat kecuraman kurve permintaan. Faktor-faktor tersebut antara lain: - corak distribusi pendapatan masyarakat - harga (tarif) barang lain yang ada kaitannya dengan barang tersebut - jumlah penduduk - selera atau citarasa masyarakat - ramalan mengenai keadaan diamasa yang akan datang sebagai contoh misalnya dalam rumah sakit faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan bangsal VIP (X) adalah harga atau tarif bangsal VIP (Px), selera pasien (S), tingkat pendapatan pasien (I), pengaruh dokter (D) dan harga barang-barang lain (PL). Faktor-faktor tersebut akan membentuk fungsi yang disebut dengan fungsi permintaan. Dalam teori permintaan yang mempengaruhi orang berbelanja atau menggunakan jasa bukan saja harga dan jumlah barang atau jasa, tetapi masih banyak faktor lain yang mempengaruhi, faktor tersebut antara lain: a. harga barang lain yang saling berkaitan, yaitu - barang substitusi yaitu barang saling menggantikan, misalnya di Hongkong cokain dengan methadone adalah barang substitusi, disektor kesehatan dukun dapat menjadi substitusi untuk pelayanan dokter.

18

Barang komplementer berarti barang tersebut dipakai secara bersamaan untuk memenuhi kepuasan konsumen. Bila terjadi kenaikan harga pada barang komplementer akan menurunkan permintaan barang kmplementernya. Contoh kenaikan haraga bensin dapat mengurangi permintaan akan mobil. Dalam bidang kesehatan kenaikan biaya operasi di bangsal vip dapat mengurangi permintaan akan kamar vip rumah sakit yang bersangkutan - Barang yang tidak berhubungan (netral) artinya kenaikan atau penurunan harga sesuatu barang tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan barang lainnya. b. Perubahan pada pendapatan, jika pola pendapatan berubah akan terjadi perubahan pada pola permintaan. Dalam hal ini pola permintaan terhadap barang-barang bisa naik atau turun. Dari berbagai jenis barang yang dikonsumsi, maka barang yang dikonsumsi dibedakan menjadi: - barang normal adalah barang yang dalam kesehariannya mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaian pendapatan. Contohnya dengan kenaikan pendapatan tv cembung diganti dengan tv plat. - Barang inferior yaitu barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Contoh beras murah dolog, jika pendapatannya naik konsumsi untuk barangbarang inferior menjadi berkurang. Disektor kesehatan misalnya rumah sakit pemerintah yang brmutu rendah dapat menjadi barang inferior yang hanya akan dipergunakan oleh orang miskin yang tidak mempunyai pilihan lain, ketika pendapatannya meningkat maka rumah akit pemerintah akan ditinggalkan mencari rumah sakit swasta yang lebih baik. Juga BP puskesmas juga merupakan barang inferior. - Barang esensial yaitu barang yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Makan minum dll. - Barang mewah.

-

Sampai rambu berikutnya>>>>>>>>>>>>

19

b. Teori Penawaran bila dilihat dari sisi penawaran hukum penawaran menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat harga sesuatu barang, makin banyak barang tersebut yang ditawarkan seorang pengusaha (penjual), dan sebaliknya makin rendah harga sesuatu barang makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh pengusaha (penjual). Untuk menerangkan teori penawaran, seperti permintaan melalui tabel yang menunjukkan jumlah barang atau pelayanan yang ditawarkan pada setiap tingkat harga atau tarif. Sebagai contoh dibawah ini disajikan tabel penawaran yang dimiliki rumah sakit di kota X yaitu bangsal VIP seperti tabel berikut: Tabel 2 harga (tarif) dan jumlah kamar VIP yang ditawarkan pada rumah sakit di kota X tahun 2002. jumlah kamar yang ditawarkan (Q) 18.000 17.000 16.000 15.000 14.000 13.000 12.000

Harga atau tarif (Rp) rumah sakit (P) 500.000 450.000 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000

dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2002 pada tingkat harga yang paling tinggi yaitu 500.000 Rp jumlah kamar yang ditawarkan oleh pengusaha rumah sakit sebanyak 18.000, demikian seterusnya pada harga-harga dan kuantitas yang ditawarkan, dan yang paling rendah dengan jumlah kamar sebanyak 12.000 unit pengusaha rumah sakit memberikan tarif seharga 200.000Rp. seperti juga pada teori permintaan, pada teori penawaran juga ada faktor-faktor penentu penawaran. Ada bebrapa faktor yang dapat merubah posisi dan derajat kecuraman kurve penawaran, faktor-faktor tersebut antara lain: harga barang itu sendiri: harga mencerminkan kualitas, semakin baik kualitas biasanya mempunyai harga yang lebih tinggi. Harga barang-barang lain: untuk memenuhi selera konsumen, seorang penjual mesti menganalisa barang substitusi dan barang komplementer, jika banyak barang yang ada bersubstitusi dan berkomplemen, jika ada kenaikan harga barang tersebut maka konsumen akan berpaling pada barang yang lain pada barang substitusi dan komplementer. Biaya untuk memperoleh faktor produksi: yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh faktor produksi, jika biaya untuk mendapatkan faktor produksi naik, maka ongkos produksi juga naik sehingga harga pokok juga meningkat, prusahaan harus bekerja dengan produktivitas dan efisiensi

20

-

-

yang tinggi untuk memperoleh keuntungan. Investasi bidang rumah sakit juga mahal harganya, adakah pemerintah untuk memberikan bantuan. Tujuan perusahaan: ada perusahaan yang mencari keuntungan ada juga yang tidak mencari keuntungan. Tapi yang jelas dalam pendirian perusahaan, perusahaan mmpunyai tujan bahwa selalu memaksimumkan keuntungan dan meminimisir kerugian. Rumah sakit pemerintah lebih menekankan pada biaya yang lebih rendah (sebagai fungsi sosial), sehingga lebih menekankan pada meminimisir kerugian. (ingat barang inferior). Tingkat teknologi yang digunakan: untuk lebih maju dan mengikuti era globalisasi teknologi memproduksi yang lebih modern mesti harus digunakan, karena dengan teknologi yang lebih modern dapat mempertinggi produktiitas dan efisiensi dalam membuat barang sehingga bermutu tinggi. dalam rumah sakit teknologi kedokteran adalah merupakan hal yang mesti diikuti sesuai dengan keadaan perkembangan rumah sakit serta tingkat SDM yang mumpuni.

Dari tabel 2 penawaran kamar tersebut dapat juga dibuat apa yang disebut dengan curva penawan (S), sebagai berikut: Haga (tarif) atau P (ribuan Rp) 500 450 400 350 300 250 200 . . . . * S

0

12 13 gambar 2

14

15

16

17

18

(Q), (ribuan)

curva penawaran menunjukkan kebalikan dari kurva permintaan yaitu dari kiri bawah menuju kanan atas yang menandakan bahwa semakin rendah tingkat harga seorang pengusaha tidak menawarkan barangnya, sebaliknya semakin tinggi tingkat harga semakin banyak barang yang ditawarkan.

21

Kecuraman kurva penawaran seperti diatas, sebagai contoh penawaran untuk bangsal VIP tergantung kepada input untuk modal pembangunan, kegiatan operasi, ongkos produksi dan teknologi serta input yang lainnya. 2.3 Keadaan Keseimbangan (Equilibrium) Para penjual (rumah sakit) dan para pembeli (pasien) didalam pasar sepakat pada jumlah (kamar,bangsal, VIP) dan harga tertentu yang telah disepakati. Dalam rumah sakit harga merupakan konstrain (harga yang telah ditetapkan dengan konsep teori mikro), dan jumlah kamar dengan berbagai tipe telah disediakan pula, jika hal ini kedua belah pihak telah setuju berati antara pihak rumah sakit dan pasien telah terjadi kesepakatan tentang harga dan karmar untuk perawatan. Kesepakatan ini disebut dengan keadaan equilibrium (keseimbangan). Equilibrium (keseimbangan) adalah jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu tingkat harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta oleh pembeli pada harg yang sama. Sebagai contoh penerapannya tabel 1 dan tabel 2 digabung sehingga menjadi tabel 3 berikut ini. Tabel 3 harga (tarif) (dalam Rp) dan jumlah kamar VIP yang diminta dan ditawarkan pada rumah sakit di kota X tahun 2002. Q 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000 18.000 S 18.000 17.000 16.000 15.000 14.000 13.000 12.000 keterangan surplus ( S ) surplus ( S ) surplus ( S ) equilibrium shortage ( D + ) shortage ( D + ) shortage ( D + )

Harga (P) 500.000 450.000 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000

dari tabel permintaan dan penawaran tersebut dapat dijelaskan bahwa pada tingkat harga Rp 500.000 jumlah kamar yang ditawarkan oleh rumah sakit sebanyak 18.000 kamar, sedangkan jumlah yang diminta oleh pasien sebanyak 12.000 kamar (selanjutnya disebut unit), hal ini menandakan bahwa rumah sakit (pengusaha/perusahaan) mempunyai kelebihan penawaran sebanyak 6000 unit. Kelebihan penawaran ini disebut dengan keadaan surplus. Demikian sampai pada harga Rp 400.000. sebaliknya bila harga yang ditetapkan oleh rumah sakit sebesar Rp 300.000 jumlah kamar yang ditawarkan sebanyak 14.000 unit tapi permintaan pasien sebesar 16.000 unit, ini berarti rumah sakit kekurangan kamar VIP, kekurangan ini disebut dengan shortage, hal ini juga berlaku sampai pada harga Rp. 200.000.(lihat tabel) dari hal tersebut bisa digambarkan sebagai berikut:

22

Haga (tarif) atau P (ribuan) D 500 surplus 450 400 350 sp 300 250 shortage 200 sk E = equilibrium.

S

0 12 13 14 15 16 17 18 gambar: equilibrium/keseimbangan.

(Q), (ribuan)

keadaan yang menunjukkan bahwa pada harga Rp 350.000, jumlah yang ditawarkan dan yang diminta sebanyak 15.000 unit yang menyatakan suatu keadaan yang seimbang (equilibirum) yaitu pada tingkat harga tertentu jumlah yang diminta dan yang ditawarkan betul-betul dalam keadaan keseimbangan. Dalam pengembangan usaha atau rumah sakit kapan mencari keuntungan ?. keuntungan bisa dicari bila mana rumah sakit bekerja diatas titik equilibrium, perlu diperhatikan dalam mengelola rumah sakit dimana rumah sakit mempunyai fungsi sosial menaikkan harga adalah rigid dan perlu ketelitian dan penelitian. Dalam pengembangan kesehatan disektor rumah sakit pengetahuan tentang aliran melingkar dua sektor dan tiga sektor mesti dicamkan dengan baik (rumah tangga konsumen, perusahaan dan pemerintah), karena dalam rumahtangga rumahtangga dua sektor tersebut merupakan kuci dalam prilaku konsumer menggunakan uang untuk belanja dan menggunakan tenaganya untuk bekerja. Pemahaman tentang perilaku konsumer penting untuk dianalisa dalam mengembangkan sektor kesehatan. Perilaku konsumen ini ada yang bisa diidentifikasi ada pula yang tidak bisa diidentifikasikan atau sulit dipergunakan. Untuk memahami perilaku konsumen dalam hal kesehatan dan rumah sakit ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu: a. Preferensi (selera). Apa yang dikehendaki oleh perorangan, terkait dengan hal ini ada 3 asumsi yaitu: Completeness artinya konsumen dapat memilih suatu barang atau jasa dibanding alternatif lainnya. Contoh jika seseorang dihadapkan pada dua pilihan, misalnya sekeranjang jeruk dan sekeranjang apel, dalam hal ini konsumen bisa lebih menyukai barang yang pertama atau sebaliknya, atau tidak dapat memilih keduanya.

23

Transitivity, yaitu pilihan konsumen bersifat transitif. Misalnya jika seseorang lebih menyukai jeruk dibanding apel, dan lebih menyukai apel bila dibanding durian. Maka konsumen tensebut pasti memilih jeruk dibanding durian. Non-satiation yaitu konsumen selalu memilih lebih banyak dari pada kurang Asumsi-asumsi ini ada yang sulit diterapkan dalam bidang kesehatan. Contohnya keinginan untuk melakuan operasi adalah merupakan keputusan yang diambil oleh dokter, bukan perorangan. Disamping itu asumsi nonsatiation akan sulit diterapkan dikesehatan, artinya tidak ada orang yang ingin mendapat operari (beberapa kali) atau mendapat obat terus menerus. b. Keterbatasan anggaran. Apa yang dapat dilakukan perorangan Hal yang paling riskan pada konsumen (RT) adalah keterbatasan anggaran yang dimiliki. Rumah tangga konsumen merupakan price taker artinya konsumen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga-harga yang ada, dan harga ditetapkan oleh pihak lain. Oleh karena anggaran terbatas bila harga-harga meningkat sedangkan pendapatan tetap, maka keterbatasan anggaran menjadi semakin ketat demikian sebaliknya. c. Keputusan. Dengan mempertimbangkan keterbatasan biaya, perorangan berusaha mendapatkan kepuasan tertinggi. Perbandingan perilaku antara dua titik keseimbangan lingkungan ekonomi dapat mempengaruhi keseimbangan yang dimiliki oleh konsumen. Contoh Krisis ekonomi indonesia tahun 1977 berdampak pada prilaku konsumen. Dalam perubahan lingkungan tersebut akan terjadi perbandingan perilaku antara dua titik waktu yaitu sebelum dan sesudah perubahan (Krisis). Dalam sektor kesehatan perubahan-perubahan dalam keseimbangan selain disebabkan oleh perubahan harga dan pendapatan seperti telah dibicarakan, juga disebabkan oleh adanya apa yang disebut dengan elastisitas. 4. Elastisitas Dalam pengukuran perubahan antara dua mumen (harga dan kuantitas misalnya) ini penting untuk dibahas, pembahasan mengenai hal tersebut dinamakan Elastisitas. Membicarakan elastisita, elastisitas itu ada pada permintaan dan ada pada penawaran. Elastisitan permintaan Adalah ukuran derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan salah satu faktor yang mempengaruhi. Atau secara numerik elastisitas permintaan adalah persentase perubahan jumlah yang diminta dibandingkan (dibagi) dengan persentase perubahan harga barang tersebut. Atau perubahan pada Q dibagi Qo dibandingkan dengan perubahan pada P dibagi Po. Oleh karena banyak sekali ada macam elastisitas dalam kesempatan ini hanya dibahas elastisitas harga, elastisitas silang dan elastisitas pendapatan. elastisitas harga: bila misalnya harga bangsal vip dinaikkan 50% apakah para pengguna bangsal vip akan turun 50%, 10 % atau 75%. Mengetahui hal ini adalah penting bagi konsumen yang berpenghasilan terbatas. Keadaan ini menyebabkan konsumen bisa berpaling, misalnya pada bangsal kelas II, III dan bangsal lainnya yang

-

24

dimiliki rumah sakit atau kerumah sakit lain yang mempunyai bangsal vip seteris varibus. Contoh. Pada harga keseimbangan tabel 3 jumlah yang diminta sebesar 15.000 dengan tingkat tarif sebesar 350.000Rp. jika harga dinaikkan menjadi 400.000 Jumlah kamar yang dimina sebanyak 14.000, demikian pula jika dinaikkan 50% menjadi 450.000Rp. jumlah amar yang diminta pasien sebanyak 13.000 kamar sedangkan pihak rumah sakit menawarkan sebanyak 17.000 kamar, demikian sebaiknya jika harga diturunkan (lihat tabel 4). Tabel 4 harga (tarif) (dalam Rp) dan jumlah kamar VIP yang diminta dan ditawarkan pada rumah sakit di kota X tahun 2002. Q 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000 17.000 18.000 S 18.000 17.000 16.000 15.000 14.000 13.000 12.000

Harga (P) 500.000 450.000 400.000 350.000 300.000 250.000 200.000

berdasarkan tingkat perubahan tersebut, maka coba cari tingkat elastisitas harga dari 350.000 Rp menjadi 400.000 Rp, dan jumlah yang diminta dari15.000 kamar menjadi 14.000 kamar. Analisanya sbb: Q1 Qo 14.000 15.000 ------------------------------------ perbaikan Qo 15.000 Ed = -------------------- ==> Ed = ------------------------P1 Po 400.000 350.000 ------------------------------------Po 350.000 0,067 = ---------------0,143 = -0,47 ==>jadi besarnya elastisitas harga sebesar 0,47 (tanda negatif tidak ditulis, karena dalam permintaan sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta adalah negatif, turun dari kiri atas kekanan bawah. Bila keadaan tersebut dibalik artinya dari 400.000 Rp menjadi 350.000 Rp apakah elastisitasnya sama?.

25

Q1 Qo 14.000 15.000 -----------------------------------Qo 14.000 Ed = -------------------- ==> Ed = ------------------------P1 Po 400.000 350.000 ------------------------------------Po 400.000 -0,071 = --------------0,125 = -0,57 ==>jadi elastisitasnya sebesar 0,57 angka elastisitas tersebut memberikan angka yang berbeda, yang mana yang dipakai. Untuk menghindari keadaan tersebut (dua angka elastisitas yang berbeda) maka jalan keluarnya adalah dengan mengunakan elastisitas titik (arc elastic), yaitu elastisitas yang mengukur perubahan harga naik atau turun sehingga jumlah yang diminta juga terjadi perubahan naik atau turun, sehingga elastisitasnya dicari dengan: Q1 Qo ---------------(Qo + Q1)/2 Q P Ed = ------------------- atau Ed = --------------- + -------------P1 Po (Q1 + Q2)/2 (P1 + P2)/2 --------------(Po + P1)/2 -1000 50.000 Ed = ---------------------- + ------------------------(14.000+15.000)/2 (400.000 + 350.000)2 = (-0,0689) + (2) = - 2,0689 atau -2,07 jadi besarnya elastisitas perubahan harga tersebut sebesar 2,07 Angka elastisitas permintaan (Ed) ==> Ed > 1 disebut elastis, artinya jumlah yang diminta sangat dipengaruhi oleh perubahan harga. Jika tingkat harga berubah 10% maka jumlah barang yang diminta bisa melebihi 10%, ==> 15%, 25% dsb. Ed = 1 menunjukkan elastis uniter (unitery elastic), artinya dengan perubahan harga jumlah yang diminta sebanding secara proporsional terhadap perubahan harga. Ed < 1 disebut inelastis, artinya dengan perubahan harga menyebabkan jumlah yang diminta tidak banyak mempengaruhi. elastisitas silang (price cross-elasticity). Mempelajari elastisitas adalah penting sekali, apalagi pada sektor kesehatan pada rumah sakit, karena dalam dunia nyata banyak sekali tersedia barang pengganti dan barang yang berkomplementer. Untuk itu perlu juga mengetahui selera konsumen pada barang-barang yang mempunyai kaitan satu dengan yang lainnya.

26

Elastisitas silang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang apabila terjai perubahan terhadap barang yang lain, atau Persentase perubahan permintaan akan barang X Ec = ---------------------------------------------------------------persentase perubahan harga barang Y atau Qx/Qx Ec = ------------Px/Py nilai Ec bisa positif dan bisa negatif: bila : Ec = + berarti barangnya adalah substitusi Ec = - berarti barangnya komplementer, arrtinya jumlah barang X yang diminta berubah berlawanan dengan perubahan barang Y, atau kalau barang Y naik maka jumlah permintaan terhadap barang X berkurang, demikian sebaliknya. Contoh berikut menunjukkan tingkat harga dan jumlah yang diminta sebelum dan sesudah terjadi perubahan. Tabel 5 Barang sebelum perubahan sesudah perubahan Harga Y X 40 20 20 quntitas 100 20 80 harga 60 40 20 quantitas 60 40 100

Berdasarkan data tabel ini carilah elastisitas silang (Ec), dan bagaimana sifat barang yang dikonsumsi. Qx/Qx Ec = ------------Px/Py (20)/80 = ------------(20)/40 = 0,5 ==>sebelum terjdi perubahan Qx/Qx Ec = ------------Px/Py (40)/100 = ------------(40)/60 = 0,59 ==>sesudah terjdi perubahan dan hasilnya adalah positif, sehingga barang yang dibeli bersifat substitusi. **

27

-

Elastisitas pendapatan Adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat dari perubahan pendapatan pembeli. Atau Persentase perubahan jumlah barang X yang diminta Ei = -------------------------------------------------------------------Persentase perubahan pendapatan Atau bisa dirumuskan menjadi Q I ------- . ------I Q X I = ------- . ---I X

Ei =

Angka Ei = + atau < 1 berarti barang yang diminta adalah barang normal. Ei = - berarti barang yang diminta adalah barang inferior. Ei = + atau > 1 berarti barang yang diminta barang mewah. Contohnya: Tabel 6 Pendapatan (I = Income) Quantitas (Q) ( barang X ) A 24.000 20 B 32.000 30 C 40.000 36 D 48.000 32 X I Ei = ------- . ---I X X I Ei dari A ke B = ------- . ---I X 10 24.000 = ------ . ---------- = 1,5 ==> barang mewah 8000 20 6 32.000 Ei dari B ke C = ----- . ----------- = 0,8 ==> 0,8 barang inferior 8000 36 Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran hampir sama dengan elastisitas permintaan, hanya dalam elastisitas penawaran berarti barang yang ditawarkan, sehingga elastisits penawaran Ep dinyatakan sebagai:

28

Persentase jumlah barang yang ditawarkan Ep = ----------------------------------------------------Persentase perubahan harga Q1 Qo --------------Qo Ep = -------------------P1 Po -------------Po

atau ditulis dengan

29

Bab 4 Teori Biaya Produksi Sebelum mengetahui biaya produksi pelaku ekonomi secara ekonomis mesti mengetahui dari mana sumber pendapatan terlebih dahulu harus diketahui. Aktivitas didalam rumah sakit dimana produsen adalah rumah sakit dan konsumennya adalah pasien, dan jumlah kamar, obat dan aktivitas yang lainnya yang dijual, serta rumah sakit dalam aktivitas ekonominya mnentukan harga, tentu rumah sakit akan mendatangkan hasil. Hasil yang didatangkan dari aktivitas memproduksi tersebut dinamakan hasil penjualan atau total revenue (TR). Total revenue didapat dari berbagai jumlah penjualan (yang selanjutnya dinamakan quantitas) serta harga (yang selanjutnya dinamakan harga atau P) yang telah ditentukan. Hasil penjualan (TR) ini bisa dicari hasil rata-rata penjualan kamar, obat dan lainya perhari, minggu, bulan maupun tahun dengan jalan menbaginya dengan jumlah (Q) yang telah terjual, yang disebut dengan avarage revenue (AR). Untuk mengetahui keuntungan marginal bisa dilihat melalui pertambahandai pada TR dibagi dengan pertambahan dari jumlah quantitasnya (pertambahan Q). Untuk menganalisis biaya produksi didalam sektor rumah sakit atau perusahaan, biasanya ada jangka waktu yang disebut dengan jangka waktu pendek dan jangka waktu panjang. Jangka waktu pendek adalah jangka waktu dalam mana pengelola rumah sakit atau perusahan tidak bisa merubah struktur biayanya. Sedangkan jangka waktu panjang struktur biaya adalah berubah-ubah (variabel). Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh pengusaha untuk memperoleh faktor produksi dan bahan mentah yang digunakan untuk proses produksi. Proses produksi adalah mengubah barang mentah menjadi barang jadi yang diperlukan oleh konsumen. Dalam jangka pendek ongkos total dibedakan menjadi: 1. Total Fixed Cost = TFC (ongkos tetap total) adalah seluruh kewajiban yang ditanggung oleh perusahaan (rumah sakit) perunit waktu atas semua input tetap. 2. Total Variabel Cost = TVC (ongkos variabel total adalah seluruh biaya variabel yang dikeluarkan atas input yang digunakan. 3. Total Cost = TC (ongkos total) adalah TFC + TVC Disamping hal tersebut diatas biaya/ongkos tersebut juga bisa dicari untuk mengetahui besaran biaya/ongkos yang sudah dikeluarkan seperti: a. Avarage Fixed Cost (AFC) = rata-rata ongkos tetap, yaitu TFC dibagi Q . b. Avarage Variabel Cost (AVC) = rata-rata ongkos variabel, yaitu TVC dibagi Q. c. Avarage Cost (AC) = rata-rata ongkos, yaitu TC dibagi Q. d. Marginal Cost (MC) = ongkos marginal, yaitu pertambahan dari total cost (TC) dibagi dengan pertambahan dari quantitas yang dipoduksi.

30

Contah menghitung pendapatan Tabel 7 harga (tarif) (dalam Rp) dan jumlah kamar VIP yang diminta pada rumah sakit di kota X tahun 2002 P 500 450. 400 350 300 250 200 Q 12 13 14 15 16 17 18 TR 6.000 5.850 5.600 5.250 4.800 4.250 3.600 AR 500 450 400 350 300 250 200 MR 150 250 350 450 550 650

Tabel 8 menghitung ongkos-ongkos yang telah dikeluarkan, misalkan sbb Q 0 1 2 3 4 5 6 TFC TVC 60 60 60 60 60 60 60 0 30 40 45 55 75 120 TC 60 90 100 105 115 135 180 AFC 60 30 20 15 12 10 AVC 30 20 15 13,75 15 20 AC 90 50 35 28,75 27 30 MC 30 10 5 10 20 45

Selamat mengikuti uts

31