5
STUDI PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI EKSTRAK UBI JALAR UNGU (IPOMEAE BATATS POIRET) TERHADAP LAJU KOROSI SEBAGAI GREEN INHIBITOR BAJA API 5L GRADE B SCHEDULE 40 DI LINGKUNGAN NACL 3,5 % Marzi Dayana 1 , Sri Handani 1 , Yuli Yetri 2 1 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Andalas, Padang 2 Politeknik Negeri Padang e-mail : [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang studi pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak ubi jalar ungu pada baja API 5L Grade B Shedule 40 dengan kosentrasi 0 %, 3 %, 6% dan 9 % dalam larutan NaCl 3,5 % dengan lama perendaman 3, 6,9 dan 12 hari. Metode yang digunakan adalah metode weight loss dan metode sel tiga elektroda. Pada metode weight loss, penambahan inhibitor dalam larutan korosif menyebabkan terjadinya penurunan laju korosi dan efisiensi inhibitor yang didapatkan semakin meningkat. Nilai efisiensi terbesar didapatkan pada penambahan konsentrasi inhibitor 9% pada waktu perendaman 12 hari,yaitu sebesar 78,72 %. Semakin besar penambahan inhibitor korosi akan menyebabkan terjadinya penurunan nilai pengurangan berat dan laju korosi serta meningkatnya nilai efisiensi inhibitor. Dengan analisis korosi menggunakan sel tiga elektroda didapatkan pengaruh penambahan konsentrasi inhibitor terhadap arus korosi, dimana semakin meningkatnya penambahan konsentrasi inhibitor pada media korosif maka arus korosi semakin menurun .Arus korosi sebanding dengan laju korosi. Jika arus korosi menurun, maka laju korosi juga menurun dan begitu juga sebaliknya. Morfologi permukaan baja yang diperoleh menunjukkan korosi yang dominan terjadi pada penelitian ini adalah korosi sumuran. Kata kunci : laju korosi, inhibitor, weigth loss, efisiensi, NaCl ABSTRACT A research about study of effect addition purple sweet potatoes to corrosion rate of API 5L Grade B Shedule 40 steel with concentrations of 0%, 3%, 6% and 9% in NaCl 3.5% with immersion time 3, 6.9 and 12 days has be done. The method used are weight loss and potentiodynamic methods. In the weight loss method, addition of inhibitors in the corrosive solution leads to a decrease in the corrosion rate and inhibitor efficiency obtained is increasing. The greatest efficiency value obtained on the addition of inhibitor concentrations 9% at immersion time 12 days, amounting to 78,72%. The greater addition of corrosion inhibitors will lead to a decrease in weight reduction value and corrosion rates, and also increased inhibitor efficiency value. With corrosion analysis using three-electrode cells obtained effect of inhibitor concentration on the corrosion current, where the increasing concentration of the inhibitor in the corrosive

1756844354 Template Pedoman Penulisan Artikel EJurnal JFU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1756844354 Template Pedoman Penulisan Artikel EJurnal JFU

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI EKSTRAK UBI JALAR UNGU (IPOMEAE BATATS POIRET) TERHADAP LAJU

KOROSI SEBAGAI GREEN INHIBITOR BAJA API 5L GRADE B SCHEDULE 40 DI LINGKUNGAN NACL 3,5 %

Marzi Dayana1, Sri Handani1, Yuli Yetri2

1 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Andalas, Padang2 Politeknik Negeri Padang

e-mail : [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian tentang studi pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak ubi jalar ungu pada baja API 5L Grade B Shedule 40 dengan kosentrasi 0 %, 3 %, 6% dan 9 % dalam larutan NaCl 3,5 % dengan lama perendaman 3, 6,9 dan 12 hari. Metode yang digunakan adalah metode weight loss dan metode sel tiga elektroda. Pada metode weight loss, penambahan inhibitor dalam larutan korosif menyebabkan terjadinya penurunan laju korosi dan efisiensi inhibitor yang didapatkan semakin meningkat. Nilai efisiensi terbesar didapatkan pada penambahan konsentrasi inhibitor 9% pada waktu perendaman 12 hari,yaitu sebesar 78,72 %. Semakin besar penambahan inhibitor korosi akan menyebabkan terjadinya penurunan nilai pengurangan berat dan laju korosi serta meningkatnya nilai efisiensi inhibitor. Dengan analisis korosi menggunakan sel tiga elektroda didapatkan pengaruh penambahan konsentrasi inhibitor terhadap arus korosi, dimana semakin meningkatnya penambahan konsentrasi inhibitor pada media korosif maka arus korosi semakin menurun .Arus korosi sebanding dengan laju korosi. Jika arus korosi menurun, maka laju korosi juga menurun dan begitu juga sebaliknya. Morfologi permukaan baja yang diperoleh menunjukkan korosi yang dominan terjadi pada penelitian ini adalah korosi sumuran. Kata kunci : laju korosi, inhibitor, weigth loss, efisiensi, NaCl

ABSTRACTA research about study of effect addition purple sweet potatoes to corrosion rate of API 5L Grade B Shedule 40 steel with concentrations of 0%, 3%, 6% and 9% in NaCl 3.5% with immersion time 3, 6.9 and 12 days has be done. The method used are weight loss and potentiodynamic methods. In the weight loss method, addition of inhibitors in the corrosive solution leads to a decrease in the corrosion rate and inhibitor efficiency obtained is increasing. The greatest efficiency value obtained on the addition of inhibitor concentrations 9% at immersion time 12 days, amounting to 78,72%. The greater addition of corrosion inhibitors will lead to a decrease in weight reduction value and corrosion rates, and also increased inhibitor efficiency value. With corrosion analysis using three-electrode cells obtained effect of inhibitor concentration on the corrosion current, where the increasing concentration of the inhibitor in the corrosive medium corrosion current decreases. Corrosion current is proportional to the corrosion rate. If the corrosion current decreases, the corrosion rate also decreases and vice versa. Steel surface morphology obtained shows corrosion that dominant occurred in this research are pitting corrosion. Keywords: corrosion rate, inhibitor, weigth loss, efficiency, NaCl

I. PENDAHULUANKorosi merupakan suatu proses degradasi material atau hilangnya suatu material baik

secara kualitas maupun kuantitas melalui suatu reaksi kimia atau elektrokimia yang spontan dengan lingkungannya (Jones, 1992). Lingkungan yang bereaksi dengan material adalah faktor utama yang memicu terjadinya korosi. Lingkungan NaCl 3,5 % merupakan salah satu lingkungan yang korosif. Pada NaCl 3,5 % terdapat kandungan klorida yang cukup tinggi. Klorida adalah salah satu unsur yang berperan penting dalam mengkorosi logam. Sistem atau konstruksi yang berada di lingkungan NaCl 3,5 % kemungkinan besar akan mudah terkorosi.

Page 2: 1756844354 Template Pedoman Penulisan Artikel EJurnal JFU

Dikarenakan proses korosi tidak bisa dihentikan, hanya dapat dikendalikan, diminimalisir kerusakannya dan dihambat perusakannya. Untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat korosi, perlu dilakukan suatu tindakan untuk pencegahannya, salah satunya dengan menggunakan inhibitor (Jones, 1992). Inhibitor adalah suatu zat yang ditambahkan dalam jumlah yang relatif kecil ke dalam lingkungan yang korosif yang dapat menurunkan laju korosi (Kahar, dkk, 2007). Inhibitor harus ditambahkan dengan kadar yang tepat. Pemberian inhibitor dalam jumlah terlalu banyak juga dapat menjadi pemborosan biaya dan dapat menurunkan efisiensi inhibitor.

Berdasarkan fungsinya, inhibitor dapat digolongkan menjadi inhibitor katodik, inhibitor anodik, inhibitor presipitasi, inhibitor mudah menguap, dan inhibitor organik (Maulana, 2007). Salah satu inhibitor yang efektif adalah inhibitor organik alami (green inhibitor). Green inhibitor merupakan inhibitor yang terbuat dari bahan-bahan alami sehingga ramah terhadap lingkungan. Green inhibitor mempunyai sifat nontoksik, biodegradable, sudah tersedia di alam dan tidak merusak lingkungan. Green inhibitor berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian yang dapat diperoleh dengan cara pressing, ekstrak dan leaching. Inhibitor dalam bentuk ekstrak mempunyai kelebihan, diantaranya mudah didapatkan dari bagian-bagian tumbuhan dan lebih banyak terdapat pada jenis produk organik sehingga memperkuat inhibisi korosi logam (Oktaviani, 2009).

Senyawa yang dapat dijadikan sebagai inhibitor organik salah satunya adalah senyawa antosianin. Antosianin merupakan suatu antioksidan yang mampu melindungi organisme dari radikal-radikal bebas yang dihasilkan oleh sinar UV (Aidil, 2010). Salah satu tumbuhan yang banyak mengandung senyawa antosianin pada akar, daun, batang dan umbinya adalah ubi jalar ungu (Ipomeae Batatas Poiret) (SEAFAST, 2012). Karena adanya antosianin inilah ubi jalar ungu mempunyai antioksidan yang kuat daripada ubi jalar lainnya. Dengan demikian ubi jalar ungu mempunyai potensi besar sebagai sumber antioksidan alami. Senyawa anti oksidan alami ini mampu memperlambat, menunda ataupun mencegah proses oksidasi (Hardoko dkk, 2010).

Penelitian lain yang baru-baru ini dilakukan adalah penggunaan ekstrak ubi ungu sebagai green inhibitor dilakukan oleh Adiputra (2011), efisiensi ekstrak ubi ungu sebagai green inhibitor pada baja karbon SPCC diperoleh sebesar 77,96 % - 84,44 % dengan waktu rendam 3-12 hari yang dilakukan di lingkungan HCl 1M menggunakan metode kehilangan berat.

Permasalahan yang akan dikemukakan pada penelitian ini adalah untuk mengamati dan mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak ubi ungu sebagai green inhibitor dalam menghambat laju korosi baja karbon menengah API 5L Grade B Schedule 40 pada lingkungan NaCl 3,5 %. Selain itu, untuk mngetahui efisiensi dan laju korosi baja dengan metode kehilangan massa (Weight Loss) dan metode sel tiga elektroda.II. METODE, STYLE HEADING 1SEMUA YANG ADA PADA BAGIAN INI

MENGGUNAKAN STYLE ISI. SEMUA YANG ADA PADA BAGIAN INI MENGGUNAKAN STYLE ISI. SEMUA YANG ADA PADA BAGIAN INI MENGGUNAKAN STYLE ISI.

Jika memerlukan sub bab, gunakan style seperti yang di bawah ini.

II.1 Judul Sub Bab Menggunakan Style Heading 2Semua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI. Semua yang ada pada bagian

ini menggunakan style ISI. Semua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI.

Page 3: 1756844354 Template Pedoman Penulisan Artikel EJurnal JFU

II.2 Judul Sub Bab Menggunakan Style Heading 2II.2.1 Judul SubSub Bab Menggunakan Style Heading 3, Hanya Diizinkan Sampai SubSub

BabSemua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI. Semua yang ada pada bagian

ini menggunakan style ISI. Semua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI.

Gambar 1 Menggunakan style Gambar, bodi gambar berada di tengah harus dalam kondisi sudah di”group” dan pada format “in line with text”

Page 4: 1756844354 Template Pedoman Penulisan Artikel EJurnal JFU

Tabel 1 Menggunakan style Tabel. Hal yang berlaku untuk Gambar, juga berlaku untuk Tabel

III. HASIL DAN DISKUSI, STYLE HEADING 1Semua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI. Semua yang ada pada bagian

ini menggunakan style ISI. Semua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI.Jika memerlukan sub bab, gunakan style seperti yang di bawah ini.

III.1 Judul Sub Bab Menggunakan Style Heading 2Semua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI.

IV. KESIMPULAN, STYLE HEADING 1Semua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI. Semua yang ada pada bagian

ini menggunakan style ISI. Semua yang ada pada bagian ini menggunakan style ISI.

1. Jika menggunakan nomor urut, gunakan style Isi Dengan Nomor. Jika menggunakan nomor urut, gunakan style Isi Dengan Nomor.

2. Jika menggunakan nomor urut, gunakan style Isi Dengan Nomor.3. Jika menggunakan nomor urut, gunakan style Isi Dengan Nomor. Jika

menggunakan nomor urut, gunakan style Isi Dengan Nomor.

DAFTAR PUSTAKA, STYLE JUDUL BAB TANPA NOMORUntuk penulisan daftar pustaka mengunakan style Daftar Pustaka. Untuk penulisan daftar

pustaka mengunakan style Daftar Pustaka.Aturan penulisan daftar pustaka, silahkan merujuk ke

http://physicsjournalofindonesia.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00%2B07:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00%2B07:00&max-results=1