7
VII. PEMBAHASAN Pada percobaan pembuatan cuka apel, bahan dasar yang digunakan adalah apel malang. Pemilihan buah apel yang baik untuk diolah menjadi cuka apel adalah jenis apel yang berwarna hijau dan rasanya lebih asam. Hal ini bertujuan agar rasa dan aroma khas dari buah apel lebih dominan sehingga tidak meninggalkan cita rasa buah apel aslinya. Sebelum memulai praktikum maka alat-alat harus disterilkan dlu menggunakan autoclave. Hal ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme lain yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi Tahap awal percobaan adalah dengan mengiris buah apel yang telah kita siapkan hingga tipis untuk mempermudah dan mempercepat keluarnya sari apel dari buahnya. Apabila buah apel tidak diiris-iris maka sari buah apel akan sukar untuk keluar dan bercampur dengan larutan. Hal ini dikarenakan luas permukaan buah apel terlalu besar dan terlalu padat sehingga sari buah apel susah untuk keluar. Kulit buah apel tidak perlu dikupas karena sari asam apel banyak berada di bagian kulitnya. Kemudian irisan apel ini dipanaskan diatas hotplate hingga mendidih dengan menambahkan aquadest sebanyak 500 ml. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan sari apel dengan cepat, selain itu juga untuk mematikan bakteri-bakteri patogen yang mungkin ada dalam buah

141961508-Pembahasan-Cuka-Apel.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 141961508-Pembahasan-Cuka-Apel.doc

VII. PEMBAHASAN

Pada percobaan pembuatan cuka apel, bahan dasar yang digunakan adalah

apel malang. Pemilihan buah apel yang baik untuk diolah menjadi cuka apel

adalah jenis apel yang berwarna hijau dan rasanya lebih asam. Hal ini bertujuan

agar rasa dan aroma khas dari buah apel lebih dominan sehingga tidak

meninggalkan cita rasa buah apel aslinya.

Sebelum memulai praktikum maka alat-alat harus disterilkan dlu

menggunakan autoclave. Hal ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme lain

yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi

Tahap awal percobaan adalah dengan mengiris buah apel yang telah kita

siapkan hingga tipis untuk mempermudah dan mempercepat keluarnya sari apel

dari buahnya. Apabila buah apel tidak diiris-iris maka sari buah apel akan sukar

untuk keluar dan bercampur dengan larutan. Hal ini dikarenakan luas permukaan

buah apel terlalu besar dan terlalu padat sehingga sari buah apel susah untuk

keluar. Kulit buah apel tidak perlu dikupas karena sari asam apel banyak berada di

bagian kulitnya.

Kemudian irisan apel ini dipanaskan diatas hotplate hingga mendidih

dengan menambahkan aquadest sebanyak 500 ml. Proses ini bertujuan untuk

mendapatkan sari apel dengan cepat, selain itu juga untuk mematikan bakteri-

bakteri patogen yang mungkin ada dalam buah apel. Bakteri-bakteri ini harus

dihilangkan karena bisa mengganggu proses fermentasi dimana produk cuka yang

kita inginkan tidak dapat terbentuk. Larutan ini harus sering diaduk agar lebih

banyak sari apel yang terlarut.

Setelah dimasak hingga mendidih maka akan didapatkan sari buah apel

yang telah bercampur dengan larutan air dan gula. Setelah sari apel diperoleh, api

dikecilkan dan tambahkan gula sebanyak 125 gram. Penambahan gula bertujuan

untuk menambah kandungan gula sehingga fermentasi tahap awal yaitu perubahan

gula menjadi alkohol bisa berlangsung dengan baik. Gula dan sari apel diaduk-

aduk selama 30 menit hingga gula larut di dalamnya.

Kemudian sari apel dan buahnya dipisahkan atau disaring, biarkan sampai

dingin. Setelah sari apel benar-benar dingin, baru ditambahkan ragi ke dalamnya.

Page 2: 141961508-Pembahasan-Cuka-Apel.doc

Tujuan pemberian ragi dalam kondisi temperatur kamar adalah agar ragi tidak

mati (ragi dapat melakukan proses fermentasinya dengan baik). Ragi roti yang

mengandung mikroorganisme Saccaromyces cereviseae ini dapat mengubah sari

buah apel menjadi cuka apel atau sebagai mikroba yang menyebabkan terjadinya

proses fermentasi.

Campuran sari apel dan ragi ini dimasukkan dalam botol, kemudian

ditutup dengan kertas saring. Botol harus ditutup rapat-rapat agar proses

fermentasi tidak terkontaminasi udara bebas atau zat lain pada lingkungan sekitar.

Alasan lain botol harus ditutup rapat adalah karena proses fermentasi cuka apel ini

merupakan fermentasi anaerob yaitu fermentasi yang tidak membutuhkan oksigen.

Pada fermentasi tahap pertama, gula dari sari apel diubah menjadi alcohol

(etanol). Selanjutnya fermentasi akan berlanjut dengan pengubahan alcohol

menjadi asam asetat (asam cuka) yang kita inginkan. Proses ini memerlukan

waktu 1 hingga 2 minggu.

Setelah satu minggu, terlihat gelembung-gelembung kecil pada cuka apel.

Gelembung-gelembung ini merupakan gas CO2 yang dihasilkan dari fermentasi

anaerob. Cuka apel yang terbentuk berwarna keruh kecoklatan, memiliki aroma

khas apel dan berbau seperti tape, serta terdapat endapan. Hal ini menunjukan

bahwa proses fermentasi berjalan sempurna.

Keberhasilan dalam pembuatan cuka apel ini sangat dipengaruhi oleh apel

dan ragi yang digunakan, kesterilan alat dan kesterilan selama proses fermentasi,

pH, konsentrasi ragi, serta lamanya waktu fermentasi.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 3: 141961508-Pembahasan-Cuka-Apel.doc

8.1. Kesimpulan

1. Terdapat dua tahap pada proses fermentasi cuka apel. Tahap pertama, gula dari

sari apel diubah menjadi alkohol (etanol). Selanjutnya fermentasi akan

berlanjut dengan pengubahan alkohol menjadi asam asetat (asam cuka).

2. Mikroorganisme yang digunakan dalam proses fermentasi cuka apel adalah

Saccaromyces cereviseae.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pembuatan cuka apel adalah apel dan

ragi yang digunakan, kesterilan alat dan kesterilan selama proses fermentasi,

pH, konsentrasi ragi, serta lamanya waktu fermentasi.

8.2. Saran

1. Saat mengiris apel, irisan apel harus tipis agar sari apel dapat mudah keluar.

2. Waktu pemanasan harus diperhatikan. Larutan harus dipanaskan sampai

tercium aroma apelnya

3. Sebaiknya pengamatan pada percobaan pembuatan cuka apel ini dilakukan

selama 2 minggu. Karena bila diamati hanya selama beberapa hari belum

cukup untuk terjadinya fermentasi yang diinginkan. Sehingga hasil yang

didapat tidak maksimal.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Page 4: 141961508-Pembahasan-Cuka-Apel.doc

Dahlan, Hatta, 2010. Penuntun Praktikum Teknologi Bioproses, Laboratorium

Teknologi Bioproses Universitas Sriwijaya

Maruf, A. 2012. Pembuatan Cuka Apel. http://samapahu.blogspot.com/2012/12/-

definisi-proses pembuatan-cuka-apel.html, diakses tanggal 9 desember

2012

Mundzir, H. 2011. Cuka Apel. http://muzhoffarbusyro.wordpress.com/teknologi-

industri-pangan/laporan-praktikum-mikrobiologi-pangan-i/laporan-

praktikum-teknologi-fermentasi/laporan-7-cuka apel/, diakses tanggal 7

november 2011

Volk, W. A & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Jakarta :

Erlangga

X. GAMBAR ALAT

Page 5: 141961508-Pembahasan-Cuka-Apel.doc

Batang Pengaduk (Spatula) Beker Gelas

Hotplate