Upload
muhammad-rifqi
View
55
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTEK AIR CONDITIONER
KATUP EKSPANSI DAN EVAPORATOR
Disusun Oleh:
MUHAMMAD RIFQI
NIM. 10504241022
PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
A. Tujuan :
Setelah selesai praktek mahasiswa diharapkan dapat
1. Mengetahui konstruksi katup ekspansi dan evaporator.
2. Mengetahui cara kerja katup ekspansi dan evaporator
3. Melakukan pemeriksaan katup ekspansi dan evaporator.
B. Alat Dan Bahan
1. Unit katup ekspansi dan evaporator
2. Buku Manual
C. Keselamatan Kerja :
1. Menggunakan wear pack saat melakukan praktek.
2. Berhati-hati meletakan komponen yang diamati, jangan sampai ada komponen yang
rusak.
3. Menggunakan job sheet dan buku manual sebagai pedoman praktek.
D. Dasar Teori
1. Katup Ekspansi
Setelah melewati receiver dan dryer, refrigerant cair diinjeksikan keluar melalui
orifice. Refrigerant segera berubah menjadi kabut yang tekanan dan temperaturnya
rendah. Alat untuk melakukan ini disebut expansion valve.
Expansion valve dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut :
a. Expansion valve tekanan konstan
b. Expansion valve tipe thermal.
Expansion valve tipe thermal digunakan pada pendingin untuk kendaraan
Toyota.Meskipun beban pada evaporator berubah, kondisi saluran keluarnya harus
dipelihara agar cairan refrigerant melepaskan panas laten penguapan dari udara
sekelilingnya, untuk memperoleh kemampuan penuh sirkulasi refrigerant. Setiap saat
thermal ekspansion valve berfungsi mengatur aliran refrigerant agar refrigerant gas
meninggalkan evaporator sebagai uap yang telah dipanaskan dan perbedaan temperatur
antara uap refrigerant dan uap jenuh pada saat ini tetap konstan.
Karena itu, dengan menggunakan thermal expansion valve memungkinkan
penampungan ke dalam evaporator hanya sejumlah refrigerant yang akan diuapkan
evaporator. Hal ini memungkinkan penggunaan kemampuan evaporator secara penuh,
dengan demikian seluruh komponen pendingin dapat bekerja dengan lembutdan
efisiensi yang lebih baik. Jumlah refrigerant yang mengalir ke ekspansion valve
ditentukan oleh gerakan vertikal needle valve, bergantung dari perbedaan antara
tekanan uap di dalam heat sensitizing tube dan jumlah tekanan Ps dan Pe, yang mana Ps
adalah tekanan ke bawah oleh pressure spring dan Pe adalah tekanan uap di dalam
evaporator.
Bila beban pendinginan cukup besar maka temperatur gas pada evaporator
outlet akan tinggi. Akibatnya temperatur dan tekanan dalam heat sensitizing tube juga
tinggi dan ball akan tertekan ke bawah untuk memungkinkan sejumlah besar refrigerant
dapat bersikulasi. Sebaliknya apabila beban pendinginan kecil, maka hanya sejumlah
kecil saja refrigerant yang disirkulasikan.
Secara garis besar fungsi dari katup ekspansi adalah :
a. Mengatur jumlah aliran refrigerant
b. Menurunkan suhu refrigerant
c. Menurunkan tekanan refrigerant (agar mudah menguap )
d. Mengubah refrigerant menjadi butiran – butiran kecil
2. Evaporator
Fungsi evaporator kebalikan dari kondensor. Keadaan refrigerant sebelum
expansion valve masih dalam keadaan cair. Setelah tekanan cairan turun, cairan mulai
mendidih kembali samlbil melewati sirip – sirip pendingin evaporator, dan
mendinginkan udara. Evaporator terbuat dari alumunium.
Seperti halnya kondensor, evaporator konstruksinya sederhana tetapi
merupakan komponen penting didalam sistem pendingin. Konstruksi dan kondisi
operasi evaporator berada di sisi temperatur rendah mempunyai efek yang besar
efisiensi pendinginan.
Pembekuan dan pembentukan es terjadi terutama pada sirip (fin) evaporator.
Ketika udara hangat mengenai sirip – sirip evaporator dan menjadi dingin sampai di
bawah temperatur pengembunan,uap air mengembun dan menempel pada sirip
evaporator dalam bentuk tetesan air. Bila pada saat ini sirip telah menuju dingin sampai
di bawah nol derajat, air yang menempel dapat menjadi es. Bila hal ini terjadi efisiensi
pemindahan panas pada evaporator akan turun, aliran udara yang melewati evaporator
berkurang dan kemampuan pendingin menjadi rendah.
Type evaporator :
a. Type fin and tube
b. Type Serpentine
c. Type drawn cup
E. DATA PRAKTEK
1. Gambar
Gambar. Expansion valve type inner equalizing.
Gambar. Evaporator type fin and tube
Gambar. Evaporator type Serpentine
2. Hasil pemeriksaan komponen :
1. Fin pada evaporator rusak / bengkok / saling bersinggungan. Yang mengakibatkan
proses penguapan refrigerant menjadi tidak sempurna. Kemungkinan karena
pencopotan yang kurang benar, sehingga fin beradu dengan benda yang lain.
2. Sirip-sirip evaporator rusak.
3. Katup ekspansi rusak.
F. Analisis Dan Pembahasan
1. Fin evaporator yang bengkok menyebabkan proses penguapan refrigerant tidak
sempurna karena udara panas yang di hirup blower tidak sepenuhnyta diterima oleh
evaporator karena celah udara pad fin evaporator tertutup. Hal ini terjadi mungkin
karena kecerobohan dan kurang hati – hati dalam proses pembongkaran dan
pemasangan. Apabila tidak terlalu parah mungkin dapat dikembalikan dengan cara
dicungkil, sehingga udara dapat lewat. Untuk itu dibutuhkan ketelitian dan kehati –
hatian dalam proses pembongkaran dan pemasangan.
2. Sirip-sirip evaporator evaporator yang rusak menyebabkan Fungsi penyerapan panas
kurang, sistem pengembunan tidak berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi mungkin
karena kecerobohan dan kurang hati – hati dalam proses pembongkaran dan
pemasangan. Apabila tidak terlalu parah mungkin dapat dikembalikan dengan cara
dicungkil, sehingga udara dapat lewat. Untuk itu dibutuhkan ketelitian dan kehati –
hatian dalam proses pembongkaran dan pemasangan.
G. Cara Kerja
Cairan refrigerant dari drier/ receiver/ filter sebelum masuk ke katup ekspansi
bertekanan tinggi ( 14 kg/cm2 ) lalu menuju ke katup ekspansi. Setelah memalui katup
ekspansi tekanan tersebut turun menjadi sekitar 2,1 kg/cm2 dan berubah menjadi butiran –
butiran kecil, hal ini untuk mempermudah dalam proses penguapan dalam evaporator.
Pembukaan katup ekspansi dipengaruhi oleh suhu dari output evaporator yang disensor
oleh heat sensor (internal equalizing valve) didalam pipa kapiler heat sensor terdapat
cairan yang peka terhadap suhu (sama dengan cairan refrigerant). Apabila suhu tinggi
maka zat tersebut akan menguap maka tekanan akan naik dan kemudian mendorong katup
diafragma yang kemudian menekan ball, lalu terbukalah katup ekspansi setelah refrigerant
keluar dari katup ekspansi maka refrigerant akan masuk kedalam evaporator. Dalam
evaporator, refrigerant akan diuapkan dengan cara mengambil panas dan udara sekitar
dengan bantuan blower
H. Kesimpulan
1. Mahasiswa dapat mengetahui konstruksi dan cara kerja katup ekspansidan evaporator.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan katup ekspansi dan evaporator..
3. Mahasiswa dapat melepas dan memasang ketup ekspansi pada evaporator.