44
1 PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH SKRIPSI-TESIS-DISERTASI Dipresentasikan dalam Nyepi Dosen Tanggal 8-10 Desember 2020 Di Auditorium Widya Sasana Disusun oleh FX. E. ARMADA RIYANTO CM SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI WIDYA SASANA MALANG 2021

1 PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH SKRIPSI-TESIS …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH SKRIPSI-TESIS-DISERTASI

Dipresentasikan dalam Nyepi Dosen Tanggal 8-10 Desember 2020 Di Auditorium Widya Sasana

Disusun oleh FX. E. ARMADA RIYANTO CM

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI WIDYA SASANA

MALANG 2021

2

Setiap karya ilmiah merupakan

kontribusi berharga

untuk pengembangan disiplin dan

kehidupan.

(armada riyanto cm)

3

PENGANTAR

Semula pedoman ini dimaksudkan untuk Mahasiswa Program Doktor Teologi untuk penulisan disertasi. Sebab, penulisan disertasi membutuhkan metodologi yang baik untuk bisa mengutip sumber-sumber secara benar. Tetapi, pedoman ini bisa digunakan pula oleh mahasiswa program magister dan program sarjana.

Dalam buku kecil ini, mahasiswa program doktor dapat memilih salah satu dari DUA CARA PENULISAN SUMBER-SUMBER, yaitu

1. Chicago-Turabian, atau 2. Kombinasi: Harvard-APA 6th + Footnotes. APA merupakan singkatan dari American

Psychological Association. Dari dua styles ini, mahasiswa program doktor teologi direkomendasikan untuk menggunakan cara ke-dua, karena cara kedua lebih fleksibel apabila kelak harus menuliskan banyak sumber. Namun demikian, mahasiswa tetap bebas menentukan sesuai dengan persetujuan dengan promotor dan co-promotornya. Prinsipnya, mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan kedua-duanya dalam penulisan disertasi, melainkan memilih salah satu dan menggunakannya secara konsisten.

Dengan ini, setiap mahasiswa haruslah menguasai dengan baik dan benar teknik pengutipan, teknik penulisan, dan ketelitian dalam menuliskan sumber-sumber. Mahasiswa haruslah mempelajari dengan seksama dan teliti metodologi yang baik.

4

Pengutipan yang benar akan meloloskan mahasiswa dari kemungkinan dan atau kecurigaan plagiarisme. Plagiarisme merupakan keburukan yang harus sangat dihindari oleh siapa pun dalam penulisan karya ilmiah. Mahasiswa perlu membiasakan diri dengan model-model pengutipan langsung atau tidak langsung, pengutipan blok, dan seterusnya.

Cara penulisan pengutipan yang benar juga akan mengantar kepada sikap ilmiah yang unggul dan membantu mahasiswa menghasilkan karya ilmiah yang orisinal dan meyakinkan.

Dari sendirinya, buku kecil ini akan terus dilakukan perbaikannya sebagaimana mestinya. Contoh-contoh diberikan dalam kotak, buku dan artikel dimaksudkan sekedar untuk menyebutkan penulisannya begitu saja.

Mahasiswa program magister atau bahkan program sarjana, sekali lagi, dapat menggunakan pula pedoman ini dan memilih style pengutipan untuk karya penulisan ilmiahnya seturut konsensus dengan dosen pembimbingnya.

Penyusun Armada Riyanto CM

5

DAFTAR ISI PENGANTAR 3 1 – DUA POSIBILITAS CARA PENULISAN (1. Chicago-Turabian atau 2. Kombinasi: Harvard-APA 6th + Footnotes) 6

- KETENTUANNYA 7 - PERTIMBANGANNYA 8

1. Bila Chicago-Turabian 8 2. Bila Kombinasi Harvard-APA 6th + Footnotes 9

2 – CHICAGO-TURABIAN 12

A. KUTIPAN LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG 12 B. CARA PENULISAN FOOTNOTE 14 C. CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA 21

3 – KOMBINASI: HARVARD-APA 6th + FOOTNOTES 26

1. REKOMENDASI 26 2. PENULISAN SUMBER KUTIPAN 26 3. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA 29

4 – CONTOH KOMBINASI: HARVARD-APA 6th + FOOTNOTES 36 5 – FORMAT DISERTASI 39 6 – REFERENSI 43

6

[1] DUA POSIBILITAS

CARA PENULISAN SUMBER-SUMBER DALAM DISERTASI DOKTOR TEOLOGI

1. CHICAGO – TURABIAN 2. KOMBINASI : HARVARD–APA 6th +

FOOTNOTES (APA 6th : American Psychological Association model ke-6)

Dalam penulisan karya ilmiah, ada

beberapa metode (style) penulisan

sumber kutipan dan daftar pustaka

seperti: (a) Turabian Style, (b)

Harvard Style; (c) Vancouver Style; (d)

American Psychological Association

(APA) Style; (e) Chicago Style; (f)

Institute of and Electronics Engineers

(IEEE) atau lebih dikenal dengan IEEE

style; (g) Kombinasi dari berbagai

style; dan seterusnya.

Program Doktor Teologi STFT Widya

Sasana memberikan pilihan kepada

mahasiswa untuk memilih antara Chicago-

Turabian atau KOMBINASI Harvard-APA 6th

+ Footnotes.

7

KETENTUANNYA

1. Mahasiswa Program Doktor harus memilih salah satu dari dua posibilitas di atas secara konsisten. Tidak diperkenankan dalam satu disertasi, penulisan sumber-sumbernya menggunakan kedua-duanya secara bervariasi.

2. Mahasiswa Program Doktor direkomendasikan untuk memilih nomor 2 (KOMBINASI : Harvard-APA 6th dan Footnotes) dengan tetap bebas untuk menggunakan pilihan nomor 1 seturut kesepakatan dengan Promotor dan Co-Promotor.

3. Ketentuan ini hanya berlaku untuk penulisan disertasi doktor teologi, di luar itu (untuk penulisan jurnal ilmiah atau paper ujian) harap memerhatikan gaya selingkung dari jurnal yang bersangkutan atau dalam kesepakatan dosen pengampu mata kuliah.

8

PERTIMBANGANNYA

1. BILA CHICAGO – TURABIAN - Model penulisan sumber Chicago-Turabian

ini banyak digunakan di universitas-universitas Eropa, terutama penulisan disertasi di Roma, Jerman, dan sekitarnya. Yaitu, meletakkan sumber rujukan di bawah sebagai catatan kaki (footnote), dan seterusnya.

- Satu dua jurnal ilmiah OJS nasional dan internasional juga memanfaatkan model ini. Jurnal STUDIA menggunakan sistem ini.

- Kelebihannya: Penulis umumnya sudah terbiasa dengan model penulisan footnotes ini. Apalagi model ini sering digunakan sejak program sarjana di institusi ini (paling sedikit hingga tahun 2021, belum ada perubahan).

- Kelemahannya: Penulis kurang bisa menyesuaikan dengan “kebanyakan” gaya selingkung jurnal-jurnal ilmiah di tanah air dan luar negeri.

- Kelemahan yang lain: Dalam disertasi, apabila memiliki banyak sumber yang harus dirujuk berkali-kali di halaman yang berbeda-beda (misalnya: buku-buku utama dari “author” yang digarap) penulis disertasi akan mengalami ekstra kesulitan dengan

9

pemakaian Op.Cit atau Loc.Cit dan seterusnya. Seringkali buku-buku sumber utama harus disingkat atau dilakukan abbraviation atau daftar singkatan untuk menghindari Op.Cit dan Loc.Cit yang membingungkan pembaca. Hal lain: Apabila penulis harus melakukan revisi dan inserting sumber-sumber, seringkali harus memerhatikan dengan seksama agar tidak “menyela” ibid-ibid. Sebab, apabila itu terjadi, ibid di bawah revisi sumber tersebut, sudah menunjuk ke sumber lain yang berbeda dari yang dimaksud semula.

- Bagaimanapun juga, mahasiswa program doktor disilahkan untuk menggunakan model Chicago – Turabian dalam kesepakatan dengan Promotor & Co-Promotornya.

2. BILA KOMBINASI : HARVARD – APA 6th (AMERICAN PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION) + CATATAN FOOTNOTES

- Model HARVARD-APA ini SANGAT UMUM

DAN SEDERHANA. Tentu sangat digunakan di Amerika, Australia, Asia, terutama juga Indonesia dan sekitarnya dengan beberapa modifikasi. Yaitu, sumber rujukan dituliskan dalam kurung dengan menyebut nama belakang penulis, tahun terbit buku, halaman yang dirujuk (Rahner, 1977: 56-68), dan seterusnya. Tentu saja, penulisan Kepustakaan juga memiliki model

10

tersendiri, seperti tahun publikasi buku diletakkan sesudah nama pengarang.

- Yang dimaksud dengan KOMBINASI (Harvard-APA dan Footnotes) ialah bahwa mahasiswa program doktor dapat memanfaatkan penulisan sumber-sumber secara sederhana dengan apa yang disebut sebagai in-notes atau running notes (Catatan sumber yang menyatu dengan tubuh tulisan) dan pada saat yang sama dapat pula memberikan catatan dalam footnotes, misalnya terkait dengan keterangan dari satu dua terminologi atau penjelasan lain. Jadi, dalam KOMBINASI tetap dimungkinkan ada catatan kaki!

- Banyak Sekali Jurnal Ilmiah OJS (Open Journal System) nasional dan internasional (yang terindeks SCOPUS) menggunakannya.

- Terintegrasi dengan MENDELEY. Chicago-Turabian juga terintegrasi.

- Kelebihan HARVARD-APA: Penulis akan bisa membiasakan diri dengan metodologi penulisan yang umum digunakan di jurnal-jurnal nasional dan internasional.

- Kelebihan lainnya ialah penulis akan dengan mudah melakukan inserting revisi sekalian dengan perbaikan sumber rujukannya tanpa hambatan apa pun. Model ini sangat fleksibel dan praktis.

- Jadi, pilihan KOMBINASI: memadukan model Harvard-APA dan footnotes.

11

REKOMENDASI

MAHASISWA PROGRAM DOKTOR DALAM MENULIS

DISERTASI MENEGASKAN PILIHAN PASTI DAN KONSISTEN SALAH SATU. REKOMENDASI KAMI

YAITU:

KOMBINASI (HYBRID): HARVARD-APA 6TH + FOOTNOTES

PROGRAM STUDI DOKTOR TEOLOGI WIDYA

SASANA

memberi pilihan mahasiswa untuk menulis

disertasi dalam

ATAU

A. CHICAGO-TURABIAN

ATAU

B. KOMBINASI: HARVARD-APA 6TH PLUS

FOOTNOTES

12

[2] CHICAGO – TURABIAN

A. KUTIPAN LANGSUNG DAN TAK

LANGSUNG

A1. Kutipan langsung yang tidak lebih dari tiga baris

Kutipan langsung yang panjangnya (setelah dikutip) tidak

lebih dari tiga baris dimasukkan dalam teks.

a) Bagian yang merupakan kutipan diapit dengan tanda

kutip;

b) Setelah tanda kutip akhir kutipan diberi nomor

Footnote dengan catatan di Footnote.

c) Bila dalam kutipan terdapat kutipan lagi, kutipan yang

kedua diapit dengan tanda kutip tungal (‘…..’)

A2. Kutipan langsung yang lebih dari tiga baris

disebut kutipan blok

Kutipan melebihi tiga baris (setelah dikutip) ditulis

terpisah dengan teks.

a) Kutipan blok tidak menggunakan tanda kutip; Font

lebih kecil dari teks-nya; Merupakan kutipan apa adanya

sesuai dengan sumbernya (tanpa perubahan model huruf,

misalnya bila bukan huruf italics dalam teks aslinya, tidak

boleh ditulis italics).

13

b) Kutipan blok dibuat alinea baru dengan jarak 2.5 spasi

dari alinea sebelumnya;

c) Jarak baris dengan baris dalam kutipan blok 1 spasi;

d) Seluruh bagian kutipan blok ditulis menjorok ke dalam

antara 5-7 ketukan, dan apabila kutipan ditulis dengan

alinea baru baris pertama dari kiri kutipan ditulis masuk

lagi 5-7 ketukan;

e) Sesudah kutipan blok diberi nomor (Footnote). Contoh:

Fides quae merupakan isi dari iman atau “deposit” iman (Credo). Sementara Fides qua mengatakan “iman” sebagaimana disaksikan dalam penghayatan hidup nyata atau suatu “resepsi” (penyambutan) iman seperti yang dihayati. Fides quae dan Fides qua komplementer, saling melengkapi dan tidak menegaskan suatu pemisahan. Dalam sejarah teologi Fides quae (Credo) menjadi pergulatan konfliktual luar biasa di zaman Patristik dan sesudahnya. Sementara Fides qua menjadi semacam Tradisi beriman dalam Gereja umat Allah yang “menyaksikan” kebenaran-kebenaran iman-nya. Fides qua memiliki makna subjektif atau intersubjektif; sementara Fides quae lebih kepada kebenaran-kebenaran iman-nya.15

14

A3. Kutipan tidak langsung

Kutipan tidak langsung merupakan kutipan pendapat

orang yang hanya mengambil argumen atau idenya

dengan mencantumkan nama penulis aslinya. Kalimat‐kalimat dalam kutipan tidak langsung merupakan rumusan

penulis.

a) Kutipan diintegrasikan ke dalam teks;

b) Kutipan tidak diberi tanda kutip;

d) Sesudah kutipan diberi nomor Footnote. Contoh

Karl Rahner menegaskan bahwa kematian Kristus

merupakan inti dari iman Kristiani yang tidak hanya

penting untuk mengerti misteri Inkarnasi Allah dalam

sejarah, melainkan juga terkait langsung dengan misteri

penebusan Salib.15

[15

Footnote dari buku Karl Rahner yang dirujuk]

B. CARA PENULISAN CATATAN KAKI

(FOOTNOTE)

B1. Pengertian

Catatan kaki adalah semua keterangan yang berkaitan

dengan uraian (teks) yang ditulis dibagian bawah halaman

yang sama. Catatan kaki bukan hanya dimaksudkan untuk

menunjuk sumber, melainkan juga dipergunakan untuk

memberikan keterangan tambahan terhadap uraian atau

teks. Antara catatan kaki dengan teks, sangat erat

kaitannya.

15

B2. Tata cara Membuat Catatan Kaki [dalam kotak

adalah contoh]

1) Buku satu Penulis

1 Bertrand Russel, Language and Philosophy (Cambridge:

Cambridge University Press, 1984), 65.

5 Francis Xavier Clooney, S.J., Comparative Theology:

Deep Learning across Religious Borders (Oxford: Wiley-

Blackwell, 2010), 45.

2) Dua Penulis

7 Paul R. Viotti dan Mark V. Kauppi, International

Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism

(Massachusetts: Allyn and Bacon, 1993), 109 ‐ 114.

3) Empat atau lebih Penulis

15 JB. Metz et.al., Ethics after Shoah (New York:

Palgrave, 2000), 262.

4) Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi bukan

Penulis

6 Richmond Lattimore, penerj., The Iliad of Homer

(Chicago: University of Chicago Press, 1951), 91–92.

16

5) Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi sekaligus

Penulis

2 Dale C. Copeland, Constructivism and International

Relations: Alexander Wendt and His Critic, ed. Stefano

Guzzini dan Anna Leander (London: Routledge, 2006), 4.

6) Bab atau Bagian dari Buku

9 Daniel Pilario, “„Rough Ground‟: Race, Class, and

Theology,” dalam Asian Theology, ed. Felix Wilfred and

Edmund Chia (Chicago: University of Chicago Press,

2016), 101–2.

7) Kata Pengantar atau Pendahuluan dari sebuah Buku

11 Rudolf Rieger, Introduction, The Modern Prometheus,

by Mary Wollstonecraft Shelley (Chicago: University of

Chicago Press, 1982), xx– xxi.

17

8) Artikel Jurnal Artikel dalam Jurnal Cetak dan Online

23 John Maynard Smith, “The Origin of Altruism,” Nature

393 (1998): 639.

35 Mark A. Hlatky et al., "Quality‐ of‐ Life and

Depressive Symptoms in Postmenopausal Women after

Receiving Hormone Therapy: Results from the Heart and

Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS) Trial,"

Journal of the American Medical Association 287, no. 5

(2002),

http://jama.amaassn.org/issues/v287n5/rfull/joc10108.htm

l#aainfo. Accessed July 4, 2005

15 Kirsi Peltonen, Noora Ellonen, Helmer B. Larsen, and

Karin Helweg-Larsen, “Parental Violence and Adolescent

Mental Health,”European Child & Adolescent Psychiatry

19, no. 11 (2010): 813-822, doi: 10.1007/s00787-010-

0130-8.

9) Artikel Majalah Populer

17 Steve Martin, “Sports‐ Interview Shocker,” New

Yorker, May 6, 2002, 84.

10) Artikel dalam Surat Kabar

10 William S. Niederkorn, “A Scholar Recants on His

„Shakespeare‟ Discovery,” New York Times, June 20,

2002, Arts section, Midwest edition.

18

11) Review Buku

11 Gorman, “Endangered Species,” review of The Last

American Man, by Elizabeth Gilbert, New York Times

Book Review, June 2, 2002, 16.

12) Skripsi, Thesis atau Disertasi

43 Rafael Isharianto, Theology of Saint Augustine in

Vincent de Paul’s Spirituality (Licentiate Thesis,

Catholique Institute de Paris, 1991), 22–29, 35.

13) Paper yang dipresentasikan dalam suatu pertemuan,

seminar atau konferensi

39 Brian Doyle, “Howling Like Dogs: Metaphorical

Language in Psalm 59” (paper dipresentasikan pada the

annual international meeting for the Society of Biblical

Literature, Berlin, Germany, June 19–22, 2002).

14) Sumber Elektronik dalam bentuk Website

44 Evanston Public Library Board of Trustees, “Evanston

Public Library Strategic Plan, 2000–2010: A Decade of

Outreach,” Evanston Public Library,

http://www.epl.org/library/strategic‐ plan‐ 00.html.

Accessed July 4, 2011.

19

B3. Penggunaan Singkatan dalam Kutipan

Untuk menghindari pengulangan sebutan, baik nama

pengarang maupun judul buku, perlu digunakan

singkatan‐ singkatan itu adalah :

1) Ibid.

Dari ibidem yang berarti tempat sama, digunakan untuk

menunjukan sumber yang sama (pengarang dan judul)

dengan diatasnya. Singkatan Ibid diikuti dengan halaman

singkat hlm. atau p. (page), atau langsung nomor halaman

kutipan. Apabila catatan kaki diantaranya dengan

dibawahnya yang menggunakan singkatan Ibid. Berbeda

halaman, ada baiknya bila sebelum singkatan Ibid.

Dituliskan nama pengarangnya.

2) Loc. Cit.

Dari loco citato yang berarti dalam tempat yang dikutip,

digunakan untuk catatan kaki yang halamannya sama

dengan sumber sebelumnya yang telah diselingi dengan

sumber lain. Semula singkatan loc.cit. digunakan untuk

menunjukkan sumber yang berupa buku.

3) Op. Cit.

Dari opere citato yang berarti karya yang telah dikutip,

digunakan untuk menunjuk sumber yang sama, tetapi

halamannya berbeda dan telah diselingi oleh sumber lain.

20

Penggunaan singkatan2 ini sesungguhnya

terbilang ribet dan punya kelemahan

besar (apalagi bila terkait dengan

loc.cit & op.cit, karena pembaca belum

tentu mengerti secara cepat maksudnya).

Apalagi, apabila penulis ingin

memperbaiki tulisannya dan melakukan

inserting di beberapa bagian, bisa

tumpang tindih dan kacau, lantaran

penulis tidak ingat lagi mengenai

kutipan2 yang sudah ditulis. Di samping

itu, singkatan-singkatan ini (Loc. Cit.

etc) saat ini sudah banyak

ditinggalkan.

Dalam penulisan disertasi, apabila

terdapat banyak sekali buku dan sumber

dari pengarang yang sama (misalnya

teolog atau filosof yang digarap dalam

disertasi) dan apabila dalam tulisan

sering merujuk ke buku-buku tersebut,

mahasiswa dianjurkan membuat daftar

singkatan atau abbreviation dari judul

buku-buku yang digunakan.

21

C. PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

1) Buku Satu Penulis

Mallampalli, Chandra. Christians and Public Life in

Colonial South India, 1863-1937. London:

Routledge Curzon, 2004.

Thrall, Grant Ian. Land Use and Urban Form. New York:

Methuen, 1987.

http://www.rri.wvu.edu/WebBook/Thrallbook/Lan

d%20Use%20and%20Urban%20Form.pdf.

2) Dua Penulis

Viotti, Paul R., and Mark V. Kauppi. International

Relations Theory: Realism, Pluralism, Globalism.

Massachusetts: Allyn and Bacon, 1993.

3) Empat atau lebih Penulis

Burchill, Scott, Andrew Linklater, Richard Devetak, Jack

Donnelly, Matthew Paterson, Christian Reus‐ Smit

dan Jacqui True. Theories of International

Relations. New York: Palgrave, 2005.

22

Lemon, Rebecca, Emma Mason, Johnathan Roberts, and

Christopher Rowland, ed. The Blackwell

Companion to the Bible in English Literature.

West Sussex: Wiley-Blackwell, 2009. PDF e-book.

4) Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi bukan

Penulis

Lattimore, Richmond, penerj. The Iliad of Homer.

Chicago: University of Chicago Press, 1951.

5) Editor, Penerjemah atau Pengkompilasi sekaligus

Penulis

Copeland, Dale C. Constructivism and International

Relations: Alexander Wendt and His Critic, edited

by. Stefano Guzzini dan Anna Leander. London:

Routledge, 2006.

6) Bab atau Bagian dari Buku

Wiese, Andrew. “‟The House I Live In‟: Race, Class, and

African American Suburban Dreams in the

Postwar United States.” Dalam The New Suburban

History, edited by Kevin M. Kruse and Thomas J.

Sugrue, 99–119. Chicago: University of Chicago

Press, 2006.

7) Kata Pengantar atau Pendahuluan dari sebuah Buku

23

Rieger, James. “Introduction” in The Modern Prometheus,

by Mary Wollstonecraft Shelley, xi–xxxvii.

Chicago: University of Chicago Press, 1982.

8) Artikel Jurnal dalam Jurnal Cetak

Smith, John Maynard. “The Origin of Altruism.” Nature

393 (1998): 639–640.

9) Artikel dalam Jurnal Online

Hlatky, Mark A., Derek Boothroyd, Eric Vittinghoff,

Penny Sharp, and Mary A. Whooley. "Quality‐of‐ Life and Depressive Symptoms in

Postmenopausal Women after Receiving Hormone

Therapy: Results from the Heart and

Estrogen/Progestin Replacement Study (HERS)

Trial." Journal of the American Medical

Association 287, no. 5 (February 6, 2002),

http://jama.amaassn.org/issues/v287n5/rfull/joc101

08.html#aainfo .

Peltonen, Kirsi, Noora Ellonen, Helmer B. Larsen, and

Karin Helweg-Larsen. “Parental Violence and

Adolescent Mental Health.” European Child &

Adolescent Psychiatry 19, no. 11 (2010): 813-822.

doi: 10.1007/s00787-010-0130-8.

10) Artikel Majalah Populer

24

Martin, Steve. “Sports‐ Interview Shocker.” New Yorker,

May 6, 2002.

11) Artikel dalam Surat Kabar

Niederkorn, William S. “A Scholar Recants on His

„Shakespeare‟ Discovery.” New York Times, June

20, 2002, Arts section, Midwest edition.

12) Review Buku

Gorman, James. “Endangered Species.” Review of The

Last American Man, by Elizabeth Gilbert. New

York Times Book Review, June 2, 2002.

13) Skripsi, Thesis atau Disertasi

Amundin, M. Click Repetition Rate Patterns in

Communicative Sounds from the Harbour

Porpoise, Phocoena phocoena. PhD diss.,

Stockholm University, 1991.

14) Paper yang dipresentasikan dalam suatu pertemuan,

seminar atau konferensi

25

Doyle, Brian. “Howling Like Dogs: Metaphorical

Language in Psalm 59.” Paper presented at the

annual international meeting for the Society of

Biblical Literature, Berlin, Germany, June 19–22,

2002.

15) Sumber Elektronik dalam bentuk Website

Evanston Public Library Board of Trustees. “Evanston

Public Library Strategic Plan, 2000–2010: A

Decade of Outreach.” Evanston Public Library.

http://www.epl.org/library/strategic‐ plan‐ 00.html

(accessed June 1, 2005).

"Illinois Governor Wants to 'Fumigate' State's

Government.” CNN.com. Last modified January

30, 2009.

http://edition.cnn.com/2009/POLITICS/01/30/illin

ois.governor.quinn/.

Mister Jalopy, “Effulgence of the North: Storefront Arctic

Panorama in Los Angeles,” Dinosaurs and Robots,

last modified January 30, 2009,

http://www.dinosaursandrobots.com/2009/01/efful

gence-of-north-storefront-arctic.html.

26

27

[3] KOMBINASI

HARVARD–APA 6th PLUS FOOTNOTES

1. REKOMENDASI

PROGRAM STUDI DOKTOR TEOLOGI WIDYA SASANA menganjurkan mahasiswa menulis disertasi dalam KOMBINASI Style: Harvard-APA 6th Plus Footnotes, Catatan Kaki dimaksudkan untuk memberi keterangan tentang terminologi atau argumentasi dalam teks-nya. Kutipan yang dimaksudkan dalam Harvard-Apa 6th ialah yang diintegrasikan dalam teks tulisannya, sering disebut in-notes atau running-notes.

Dengan “Kombinasi” dimaksudkan mahasiswa

memiliki fleksibilitas untuk menggabungkan Harvard-style APA 6th dengan tetap bisa memberikan catatan kaki berupa keterangan atau catatan (lihat contoh halaman 36 di bawah). 2. HARVARD-APA STYLE - PENULISAN SUMBER KUTIPAN 2a. Sumber kutipan ditulis di awal kalimat atau awal teks:

28

1. Satu sumber kutipan dengan satu penulis baik dengan atau tanpa menyertakan halaman kutipan :

Rahner (2006) menyatakan bahwa … Rahner (2006: 289) menyatakan bahwa … Menurut Rahner (2006: 289) …

2. Satu sumber kutipan dengan dua penulis dari buku yang sama atau buku yang berbeda:

Rahner dan Balthasar (2003: 24) mengatakan … Rahner (2006: 35) dan Balthasar (2000: 145) menegaskan …

3. Satu sumber kutipan lebih dari dua penulis buku yang sama:

Rahner et al. (2009: 32) mengatakan …

2b. Sumber kutipan ditulis di akhir kalimat atau argumentasi:

….. (Rahner, 2006). ….. (Rahner, 2006: 289). ….. (Rahner dan Balthasar, 2003: 24). ….. (Rahner et al., 2009: 32). ….. (Rahner, 2006: 35) dan …. (Balthasar, 2003: 56).

29

2c. Dua sumber dua kutipan buku dengan penulis yang sama:

Rahner (2006, 2007) menguraikan tentang … Balthasar (2007a, 2007b) menunjukkan pentingnya …

2d. Sumber kutipan berupa banyak pustaka dengan penulis yang berbeda-beda:

….. (Rahner, 1997; Balthasar dan Lubac, 2000; Metz et al., 2000).

2e. Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi menyebut suatu lembaga atau badan tertentu:

Badan Pusat Statistik (2006) melaporkan … Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (2011) menyajikan data …..

2f. Sumber kutipan tidak menyebut nama penulis, tetapi menyebut suatu peraturan atau undang undang:

Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 mewajibkan bahwa … Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2010 menggarisbawahi …

30

2g. Kutipan berasal dari sumber kedua:

Rahner (2000) dalam Levitt (2009: 23) menyatakan … [Kutipan tentang Rahner, tetapi diambil dari karya Levitt] Levitt (lihat Kebung, 2008: 21) mengatakan … [Kutipan tentang Levitt, tetapi kutipannya diambil dari tulisan Kebung] Pilario (2002) seperti dikutip Riyanto (2009: 16) … [Kutipan tentang Pilario, tetapi diambil dari tulisan Riyanto] [Catatan: daftar pustaka hanya mencantumkan referensi yang merupakan sumber kedua].

2h. Kutipan dari Wawancara

“Covid-19 memang sangat menggentarkan, sebab salah satu dari kelas kami yang terpapar jatuh di kelas, dan kami semua terpaku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali memandanginya tanpa APD yang memadai”, kata Abdul (Interview, 23 Desember 2020)

3. CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA 3a. Buku Teks

Rahner K. and J.B. Metz. 2008. Political Theology in European Society. 2nd ed. John Welly and Sons Ltd.V. England.

Lubac, J. 2006. Patristic Theology ed. Mc. GrowHill. Los Angeles.

31

3b. Buku Teks Terjemahan

Baudrillard, J. 1970. La Société de Consommation. Nottingham Trent University. Clifton Lane, Nottingham. Terjemahan J.P. Mayer dan B.S. Turner. 1998. The Consumer Society: Myths and Structures. Sage Publication Inc. Thousand Oaks. London.

Cresswell, J.W. 2008. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition. Sage Publication. California. Terjemahan A. Fawaid. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Cetakan 1. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

3c. Buku Terbitan Lembaga/Badan/Organisasi

Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Januari. BPS Jawa Timur. Surabaya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2011. Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Cetakan 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bagian Hukum Kepegawaian. Jakarta.

Komisi Pemberantasan Korupsi. 2009. Laporan Tahunan 2009: Perjuangan Melawan Korupsi Tak Pernah Berhenti. KPK. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara RI. 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja Lembaga Administrasi Negara RI Tahun 2011. LAN. Jakarta.

Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). 2000. Alkitab. Pustaka Jaya. Jakarta.

32

3d. Buku Terbitan Lembaga/Badan/Organisasi (Berisi Himpunan Peraturan, UU, dan sejenisnya)

Keuskupan Malang. 2001. Sinode Keuskupan tentang Keluarga (Revisi 1993). Malang.

Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII Jawa Timur. 2012. Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sub-Bagian Akreditasi dan Publikasi Kopertis VII. Surabaya.

FABC. 1996. Interreligious Dialogue. Hongkong.

3e. Peraturan, Undang-Undang, dan sejenisnya (cetak lepas, tidak berupa buku himpunan)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli 2003.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan. 16 Mei 2005.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41. Jakarta.

3f. Artikel dalam Jurnal

Riduwan, A. 2010. Etika dan Perilaku Koruptif dalam Praktik Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia 14(2): 121-141.

Raharso, A. Tjatur, Yustinus, G. Triwardoyo, dan Denny F. 2010. Berteologi Kritis dan Kontekstual. Melintas 10 (1): 45–60.

33

3g. Artikel Seminar/Simposium (dalam Prosiding)

Sudhiarsa, R. 2010. Pengaruh Globalisasi terhadap kaum muda Katolik. Prosiding Simposium Hari Studi STFT Widya Sasana. Malang: 119-159.

Fidiana, I. Triyuwono, dan A. Riduwan. 2012. Zakah Perspectives as a Symbol of Individual and Social Piety: Developing Review of the Meadian Symbolic Interactionism. Global Conference on Business and Finance Proceedings 7(1). January 3-6. The Institute of Business and Finance Research: 721-742

3h. Artikel Seminar/Simposium (cetak lepas)

Triwardoyo, G., Yustinus, dan FX Kurniawan Dwiputro. 2012. Teologi Hospitalitas dan problem moral. Simposium Nasional Hari Studi STFT Widya Sasana. 20-23 September: 1-25.

Pareira, BA. 2012. Eksegese Kitab Amsal (Studi Hermeneutika-Kritis). Simposium Nasional Ahli-Ahli Kitab Suci. STFT Widya Sasana. 20-23 September: 1-22.

34

3i. Artikel dalam Buku Antologi dengan Editor

Sermada, K. 2005. Pluralisme Agama Dalam Perspektif Historis. Dalam Agama dan Kebudayaan. Editor Yustinus dan Robert Manik. Cetakan 1. Penerbit Widya Sasana Publication. Malang.

Pilario, Daniel F. 2004. Theologizing from Rough Grounds. Dalam Asian Theology. Editor F. Wilfred, M. Amalados, P. Bharati. MIT Press. Cambridge.

3j. Skripsi/Tesis/Disertasi

Sudibyo, AM. 2008. Studi Hermeneutika Gadamer untuk perkembangan pers Paca-reformasi. Disertasi. Program Pascasarjana STF Driyarkara. Jakarta.

Fery, A. 2017. Kesalehan dalam Borobudur dan Konsep Kesempurnaan Kristiani menurut Benedict Canfield. Tesis. Program Pascasarjana Filsafat. STFT Widya Sasana. Malang.

Kebung, E. F. 2012. Filsafat Damai dalam Simon Weil. Skripsi. STFT Widya Sasana. Malang.

Riyanto, FX. E. Armada. 1999. Right and Obligation in Thomas Hobbes. Dissertation. Philosophical Department. Pontificia’ Universita’ Gregoriana. Roma. Italia.

35

3k. Artikel dari Internet

Flanagan, Kevin. 2002. A Moral Change: Business Ethics After the great depression. Saint John University Publication. http:ethics.saintjohn.edu/LMH/oped/great depression/index.asp. Accessed 27 Januari 2010.

Yahya, H. 2005. Realitas dan Pancaindra Anda. http://www.pesanharunyahya.com dan [email protected]. 27 Januari 2008 (14:35).

3l. Makalah Pidato Ilmiah dan semacamnya

Sarbini, P. 2003. Menggarisbawahi Peran Ulama dan Pastor dalam Mengokohkan Perdamaian antarumat Beragama di Indonesia. Makalah Orasi Ilmiah. Sidang Terbuka Senat Peringatan Dies Natalis ke-41 STFT Widya Sasana. 1 Maret. Malang.

Supriyono, V. 2017. Habitus: Membaca Kitab Amsal dalam perspektif P. Bourdieu. Extension Course Teologi. STFT Widya Sasana. 20 Mei. Malang.

3m. Artikel dari Majalah atau Surat Kabar

Mangunwijaya, Y.B. 1992. Pendidikan Manusia Merdeka. Harian Kompas. 11 Agustus. Halaman 15. Jakarta.

36

3n. Berita dari Majalah atau Surat Kabar

Koran Tempo. 2005. Belajar dari Skandal Gereja di Amerika. 5 Februari. Halaman 21. Jakarta

Majalah Tempo. 2001. Jatuhnya Peradaban Surau Sulawesi Tenggara. No. XXXVII. 23 Januari. Halaman 28. Jakarta

3o. Pustaka jika Penulis Sama

Rahner, K., Karl Barth., dan JB Metz. 1990. Revaluation in the Second Vatican Council. Concilium 20: 140-178.

______, ______, dan ______. 2006. Ethics after the Holocaust. Theology Today 10 (3): 165-185.

Tinambunan, Edison RL. 2010. Teologi Patristik dalam Kontekstualisasi Indonesia. Studia Philosophica et Theologica 10 (2): 121-141.

Yustinus. 2010. Intrinsice Malum dalam moral Kristiani (Studi Hermeneutika-Kritis). Simposium Teologi Moral Indonesia. 20-23 September: 1-22.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Pendidikan Tinggi. 10 Agustus 2012.

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158. Jakarta.

_______, Nomor 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen. 30 Desember 2005. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157. Jakarta.

37

[4] CONTOH

KOMBINASI: HARVARD-APA 6th + FOOTNOTES

Yang dimaksud KOMBINASI ialah Perpaduan dari Harvard-APA 6TH dan Footnotes. Contoh dalam tulisan:

Riset teologis mendesak dikerjakan dalam cara-cara baru dan kreatif (Wilfred, 2016: 45; Pilario, 2018: 35). Bila paradigma berteologi diasalkan pada skolastik, metodologi refleksinya berangkat dari Wahyu, i.e., Kitab Suci yang dibaca dalam kesatuannya dengan Tradisi, Ajaran Gereja Katolik (Magisterium) serta dalam dialog dengan filsafat Platonisme dan Aristotelianisme (Riyanto, 2015). Aktivitas berteologinya berupa refleksi, studi, dan aksi (kesaksian apologetis) dalam bimbingan Roh Kudus. Skema tujuannya untuk menjelaskan iman (baik fides quae maupun fides qua1), mewartakannya, dan

1 Fides quae merupakan isi dari iman atau “deposit” iman (Credo). Sementara Fides qua mengatakan “iman” sebagaimana disaksikan dalam penghayatan hidup nyata atau suatu “resepsi” (penyambutan) iman seperti yang dihayati. Fides quae dan Fides qua komplementer, saling melengkapi dan tidak menegaskan suatu pemisahan. Dalam sejarah teologi Fides quae (Credo) menjadi pergulatan konfliktual luar biasa di zaman Patristik dan sesudahnya. Sementara Fides qua menjadi semacam Tradisi beriman dalam Gereja umat Allah yang “menyaksikan” kebenaran-kebenaran iman-nya. Fides qua memiliki makna subjektif atau intersubjektif; sementara Fides quae lebih kepada kebenaran-kebenaran iman-nya.

38

memberikan kesaksian tentangnya. Refleksi teologis Thomas Aquinas dan skolastik2 berada dalam paradigma metodologis demikian (Martasudjita, 2015; Sunarka 2016: 35-45). Ensiklik Aeterni Patris dari Paus Leo XIII menegaskan pentingnya pembelajaran filsafat Kristiani (Skolastik) saat berhadap-hadapan dengan gelombang filsafat modern dan kemajuan ilmu pengetahuan, untuk berteologi (Riyanto, 2015).

Dalam Konsili Vatikan II, ketika Gereja membuka diri untuk berdialog dengan dunia, terjadi pergeseran signifikan dalam metodologi berteologi. KV II memandang Kitab Suci seperti jiwa bagi teologi. Mempelajari Patristik menjadi sebuah tuntutan dalam

2 Summa Theologica menjadi salah satu karya yang mengurai tema-tema teologi dalam model skolastik. Metodologinya diambilalih oleh buku Katekismus Gereja Katolik. Setiap tema ditulis dalam bentuk pertanyaan, seperti “Apakah Allah”, “Apakah Allah itu satu?”, “Apakah Tritunggal Mahakudus?”, “Apakah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus itu memiliki kodrat yang sama?”, dan seterusnya. Karena ini, setiap uraian teologi berarti sebuah “jawaban sistematis” atas pertanyaan-pertanyaan itu. Jawaban itu berupa elaborasi Thomas Aquinas tentang tema pertanyaannya dengan simakan argumentatif pandangan para filosof, kutipan Kitab Suci, ajaran Patristik, dan pada gilirannya sintesis-nya. Dari sudut sistemasi jalan pikiran jawabannya, Summa Theologica sangat mudah dicerna. Tetapi dari elaborasi isi dan sistesis argumennya, Aquinas melakukan model berteologi yang kompleks dan sangat mendalam. Bahasa yang digunakan adalah Latin yang readable dan affordable bagi pembelajar pemula filsafat dan teologi.

39

berteologi. Sebab, Menurut Balthasar3 (1982), Patristik adalah para Bapa Gereja yang menafsirkan dan memberikan kesaksian tentang Wahyu, Kitab Suci. Memiliki sensitivitas akan tanda-tanda zaman dan sentire cum ecclesia merupakan prasyarat berteologi yang responsif. Paradigma berteologi semacam ini kita kenali di dokumen-dokumen Ensiklik Para Paus atau dokumen-dokumen derivatifnya.

CONTOH KEPUSTAKAAN:

Balthasar, H.U.vB. 1982. The Glory of the Lord: A Theological Aesthetics. Erasmo Leiva-Merikakis, Edinburgh: T&T Clark.

Martasudjita, Emanuel PD. 2015. Paradigma-Paradigma Teologi di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Pilario, Daniel Franklin. 2018. Interdisciplinarity of Theology. Concilium 15 (2): 105-115.

Riyanto, Armada. 2015. Dialog Filsafat Teologi. Makalah Orasi Ilmiah di Dies Natalis STF Driyarkara, Jakarta.

Sunarka, Adrianus. 2016. Teologi Kontekstual. Yogyakarta: Kanisius.

Wilfred, Felix. 2016. Public Theology. Concilium 13 (1): 100-115.

3 Hans Urs von Balthasar dikenal sebagai teolog yang mendalami patristik dalam cara yang mengesankan. Kesaksian de Lubac, “mungkin tidak ada yang melampaui Balthasar dalam melakukan studi patristik”. Dalam buku itu diantaranya Balthasar menulis panjang lebar eksposisi literatur patristik.

40

[5] FORMAT

SAMPUL DEPAN [WARNA COKLAT]

DAN HALAMAN DEPAN DALAM

41

[SAMPUL]

UJIAN PROPOSAL DISERTASI / NASKAH DIS. / TERTUTUP / TERBUKA [FONT 12]

JUDUL [FONT 20-24]

Disusun oleh: [font 12]

NAMA [FONT 14]

No Induk [Font 14]

PROGRAM DOKTOR TEOLOGI SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI

WIDYA SASANA MALANG

TAHUN [FONT 14]

42

[HALAMAN DEPAN DALAM]

JUDUL [FONT 20-24]

Untuk memperoleh gelar Doktor Teologi Pada Sekolah Tinggi Filsafat Teologi

Widya Sasana

Disusun oleh NAMA [FONT 14]

PROGRAM DOKTOR TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT TEOLOGI WIDYA SASANA TAHUN [FONT 14]

43

[LEMBAR PENGESAHAN] [Hanya untuk Ujian Tertutup dan Terbuka] + [Lembar Persetujuan anti Plagiarism Bermaterai]

UJIAN TERTUTUP DISERTASI INI TELAH DISETUJUI TANGGAL …

Oleh

Promotor,

ttd

(Nama)

Co-Promotor,

ttd

(Nama)

Mengetahui Ketua Program Studi Doktor Teologi,

ttd

(Nama)

44

REFERENSI The Chicago Manual of Style. 16th ed. Chicago: The University of Chicago, 2010. APA Style Guide to Electronic References. (2012) (6th

ed.). Washington DC: American Psychological Association. http://doi.org/10.1027/0269-8803.20.4.253

Publication manual of the American Psychological

Association. (2013) (6th ed.). Washington DC: American Psychological Association.