05. Tatalaksana Syok-Anestesi...pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tatalaksana Syok-Anestesi

Citation preview

  • PENDAHULUAN

    Syok adalah salah satu sindroma

    k e g aw a t a n y a n g m em e r l u k a n

    penanganan intensif dan agresif. Setiap

    aspek syok mulai dari definisi hingga

    terapi masih kontroversial dan akan terus

    berubah sesuai dengan perkembangan

    ilmu kedokteran. Pada awalnya syok

    dikenal dalam dunia kedokteran

    digambarkan sebagai

    selanjutnya paradigma

    syok terus berkembang dengan

    pendekatan dari berbagai macam aspek,

    yaitu aspek sistem, fungsi, terpadu dan

    komprehensif, untuk menjadikan

    manajemen syok sebagai

    B a n y a k d e f i n i s i s y o k

    mencerminkan beragam kompleksitas

    yang tidak diketahui secara pasti tentang

    pa to f i s io log i syok o leh karena

    mekanisme di tingkat seluler yang

    senantiasa berubah dengan bertambah

    majunya informasi. Fakta terkini tentang

    pokok masalah pada syok adalah semua

    jenis syok sangat erat kaitannya dengan

    terjadinya hipoksia sel dan jaringan baik

    dengan penyebab primer maupun

    (1)

    a rude unhanging of

    machinery of life

    time saving is

    life saving.

    sekunder.

    P enanganan pas i en syok

    memerlukan kerjasama multidisiplin

    berbagai bidang ilmu kedokteran dan

    mu l t i s e k t o r a l . L angk ah awa l

    penatalaksanaan syok adalah mengenal

    diagnosis klinis secara dini, oleh karena

    manajemen syok harus memperhatikan

    The Golden Period, yaitu jangka waktu

    dimana hipoksia sel belum menyebabkan

    cummulative oxygen deficit melebihi

    100-125 ml/kg atau kadar aterial laktat

    mencapai 100 mg/dl. Secara empiris satu

    jam pertama sejak onset dari syok adalah

    b a t a s w a k t u ma k s im a l u n t u k

    mengembalikan sirkulasi yang adekuat

    kembali. Dua manifestasi klinis yang

    sering muncul pada syok adalah

    hipotensi dan asidosis metabolik, tetapi

    penurunan tekanan sistolik bukanlah

    indikator utama syok, sebab patokan

    tersebut akan menjadikan keterlambatan

    diagnosis. Setelah dapat menguasai life

    support measure yang meliputi

    Airway-Breathing-CirculationdanBrain

    Support, langkah penting selanjutnya

    adalah mengatasi kausal syok dengan

    terapidefinitif yang tepat.

    (3)

    (3)

    (3)

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 44Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Diagnosis dan pengelolaan Syokpada Dewasa

    dr. Bambang Suryono, Sp.An-KIC, KNABagian/SMF Anestesiologi

    RSUP Dr SardjitoFakultas Kedokteran

    Universitas Gadjah Mada/

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • I. DEFINISI DAN KLASIFIKASI SYOK

    Syok adalah suatu sindroma multifaktorial yang menuju hipoperfusi

    jaringan lokal atau sistemis dan mengakibatkan hipoksia sel dan disfungsi

    multipel organ. Kegagalan perfusi jaringan dan hantaran nutrisi dan oksigen

    sistemik yang tidak adekuat tak mampu memenuhi kebutuhan metabolisme sel,

    dimana kondisi ini mempunyai karakteristik: 1) ketergantungan suplai oksigen,

    2) kekurangan oksigen, dan 3) asidosis jaringan, sehingga terjadi metabolisme

    anaerob dan berakhir dengan kegagalan fungsi organ vital (

    ) dankematian.

    Syok diklasifikasikan berdasarkan etiologi, penyebab dan karakteristik

    polahemodinamikyangditimbulkan.

    1. SyokHipovolemik

    Kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh hilangnya sirkulasi

    volume intravaskuler sebesar >20-25% sebagai akibat dari perdarahan akut,

    dehidrasi, kehilangan cairan pada ruang ketiga atau akibat sekunder dilatasi

    arteri dan vena. Hal ini menyebabkan turunnya aliran balik darah, volume

    jantung semenit, dan volume sekuncup (preload), sehingga terjadi perluasan

    ruang vaskuler. Kondisi ini menyebabkan penurunan aliran darah koroner

    dengan segala akibatnya.

    2. SyokKardiogenik

    Kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh adanya kerusakan

    primer fungsi atau kapasitas pompa jantung untuk mencukupi volume jantung

    semenit, berkaitan dengan terganggunya preload, afterload, kontraktilitas,

    frekuensi ataupun ritme jantung. Penyebab terbanyak adalah infark myokard

    akut, keracunanobat, infeksi/inflamasi, gangguanmekanik.

    3. SyokDistributif

    Kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh menurunnya tonus

    vaskuler mengakibatkan vasodilatasi arterial, penumpukan vena dan

    redistribusi aliran darah. Penyebab dari kondisi tersebut terutama komponen

    vasoaktif pada syok anafilaksis; bakteria dan toksinnya pada septik syok sebagai

    mediatordari SIRS; hilangnya tonusvaskulerpada syokneurogenik.

    4. SyokObstruktif

    Kegagalan perfusi dan suplai oksigen berkaitan dengan terganggunya

    Multiple Organ

    System Failure/MOSF (2,3,4,5)

    (6,7)

    (4,6,7,11)

    (3,5,8)

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 45Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • mekanisme aliran balik darah oleh karena meningkatnya tekanan intrathorakal

    atau terganggunya aliran keluar arterial jantung (emboli pulmoner,

    emboli udara, diseksi aorta, hipertensi pulmoner, tamponade perikardial,

    perikarditis konstriktif) ataupunkeduanyaolehkarenaobstruksimekanis.

    5. Syokendokrin

    a. Disebabkan oleh hipothyroidisme, hiperthyroidism dengan kollaps

    cardiac dan insufisiensi adrenal. Pengobatan adalah tunjangan

    kardiovaskular sambilmengobati penyebabnya.

    b. Insufisiensi adrenal mungkin kontributor terjadinya syok pada pasien

    sakit gawat. Pasien yang tidak respon pada pengobatan harus tes untuk

    insufisiensi adrenal.

    Gambaran syok secara umum : tekanan darah turun, detak jantung naik,

    frekuensi nafasnaik, kesadaran turun,produksi urine turun,pHarteri turun.

    Tanda vital. Detak jantung, tekanan darah, suhu, produksi urine dan

    oksimetri nadi. Pengukuran tradisional untuk menetapkan syok masih

    dipakai di klinik.

    .

    1. Detak jantung.

    a. Takikardi adalah tanda awal pada bermakna hilangnya cairan pada

    syok

    b. Detak jantung pada pasien muda atau pemakai -bloker mungkin

    tidaknaik

    c. Bradikardi setelah hipotensi berkepanjangan mencegah kollap

    kardiovaskular

    2. Tekanandarah

    a. Hipotensi dan penyempitan tekanan denyutan (

    adalah tandahilangnya cairanyangberatdan syok

    b. Tekanan arteri rerata (MAP)merupakan penunjuk terapi lebih baik

    (tension pneumothorax, abdominal compartment syndrome, positive pressure

    ventilation)

    pulse pressure)

    II. DIAGNOSIS SYOK

    A.

    GEJALA DAN TANDA KLINIS

    Pasien dengan tanda vital normal atau mendekati normal,

    terdapat 50-85% masih syok

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 46Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • dibanding tekanan sistolik

    3. Suhu

    a. Hiperthermia, normothermia, atau hipothermia dapat terjadi pada

    syok

    b. Hipothermia adalah tandadari hipovolemiaberatdan syok septik

    4. Produksi urine

    a. Merupakan penunjuk awal hipovolemia dan respon ginjal terhadap

    syok

    b. Merupakan tanda vital tertunda karena perlu 1-2 jam untuk

    mendapatpengukuranakurat.

    5. Oksimetri denyutan. Diukur kontinyu dan indikator awal hipoksemia,

    tetapi takberlakupadapasienhipothermia

    Pemantauanhemodinamik invasif

    1. Pemasangankateter arteri untukpengukuran tekanandarahkontinyu

    2. Pemasangankateter vena sentral untukCVPkontinyu

    3. Pemasangan PAC kateter arteri pulmonal dapat mengukur CVP, RAP,

    PAP,PAOP (PCWP), danvolumesemenit jantung.

    Prabeban jantung. LVEDV proporsional pada LVEDP. Kenaikan LVEDV

    (prabeban) akan menaikkan panjangnya serabut miokard dan karenanya

    meningkatkanvolumesemenit jantungpada tingkat optimal spesifik.

    Variabel aliran jantung

    1. Volume semenit jantung atau indeks jantung (CI) menggambarkan

    fungsi jantung dan dapat langsung diukur dengan PAC.Optimalisasi CI

    adalah tujuan resusitasi. CI dapat dinaikkan dengan meningkatkan

    prabeban,menaikkankontraktilitas ataumenurunkanpasca- beban.

    2. Indeks tahanan vaskular sistemik (SVRI) dapat berasal dari pengukuran

    PAC untuk CO (CI) dan MAP. SVRI, pasca-beban jantung akan

    membantu penunjuk terapi. Pasien syok hipovolemia, obstruktif,

    kardiogenik dan stadium akhir sepsis mempunyai SVRI tinggi dan CI

    rendah.Pasienawal syok septikmempunyai SVRI rendahdanCI tinggi.

    3. dapat berasal dari perubahan

    B.

    C.

    D.

    Left ventricular stroke work index (LVSWI)

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 47Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • tekanan x perubahan volume dan juga akan menggambarkan respon

    terhadap terapi.

    LVSWI = (MAP-PAOP)x

    (SVI=CI/HR) (0.0136).

    4. Pengukuran PAC khusus yang

    dapatmenghitung (RVEDVI).

    RVEDVI =SVI/RVEF, ini pengukuran lebih akurat untuk status volume

    sebenarnya.

    Penilaian transporoksigen

    1. (DO2) = kandungan oksigen arteri x indeks

    jantung [DO2=CaO2xCIx 10dl/L ]

    2. KandunganoksigenarteriCaO2= (1.34 xHbxSaO2)+ (PaO2x0.003)

    3. KandunganoksigenvenaCvO2= (1.34 xHbxSvO2)+ (PvO2x0.003)

    4. Indekskonsumsi oksigen (VO2)= (CaO2CvO2)

    VO2= (1.34 xHbxSaO2-SvO2) xCI x 10dl/L

    5. Ratio ekstraksi oksigen (OER)=VO2/DO2normal 25%

    6. Pengukuran SvO2 kontinyu (tersedia pada PAC khusus) akan

    mendeteksi awal kenaikan VO2 (pada SvO2 rendah) danmungkin perlu

    meningkatkan kemampuan pemuatan oksigen dengan transfusi atau

    meningkatkan CI. SvO2 tinggi adalah menunjukkan awal sepsis, SIRS

    dan/atau cirrhosis dan tidak menggambarkan kerusakan pemakaian

    oksigenpada tingkat sel (mitochondria).

    Titik akhir resusitasi.

    1. Produksi asam laktat

    a. Bila sel kekurangan oksigen akan terjadimetabolisme anaerob yang

    menghasilkan laktat. Peningkatan laktat serum ini menunjukkan

    beratnya syok dan terjadi pada hipoperfusi global dan tidak terjadi

    padahipoperfusi regional.

    b. Laktat dapatmeningkat pada penyakit hepar atau ginjal dan sedikit

    nilainya pada2atau3hari sesudah terjadi syok

    adalah penanda lebih baik pada

    resusitasi yangadekuatdibandingnilai absolut.

    stroke volume index

    right ventricular ejection fraction (RVEF),

    right ventricular end-diastolic volume

    Oxygen delivery index

    c. The rate of clearance of lactate

    E.

    F.

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 48Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • 2. Defisit basa : adalah jumlah basa diperlukan untuk titrasi total volume

    darahmenjadipHnormal.

    Terjadinyakenaikandefisit basaberhubungandenganberatnya syok.

    3. Pemantauan pH intramukosal : organ mesenterik akan mengalami

    hipoperfusi lebih awaldan lebihberat pada syok.

    Penyebab syok hipovolemik terdiri dari kausa hemoragik eksternal atau internal

    (fraktur tl.panjang, retroperitoneal bleeding dan hematothorax), maupun

    nonhemoragik, yaitu kehilangan cairan dari saluran GIT, saluran urinaria, kulit

    atau kebocoran kapiler pada inflamasi dan sepsis. Tingkat keparahan syok

    hipovolemik berdasarkan fungsi defisit volume cairan, laju kehilangan cairan

    dan status premorbid pasien akibat kehilangan cairan. Menurut Beecher, syok

    hipovolemik dibagi atas 4 derajat berdasarkan perkiraan hilangnya darah

    yang digambarkan pada laki-laki dewasa 70 kg BB

    (tabel 1)

    Syok Hipovolemik

    (6)

    (4,12,13)estimated blood loss (EBL),

    Gejalaklinis

    Klas I Klas II Klas III Klas IV

    Blood

    loss/70 kg

    10-15%

    EBV ( 750-1000m1)

    15-25% EBV

    (1000 -1250m1)

    25-35% EBV

    (>1250-1750ml)

    35-45% EBV

    (>1750-2250m1)

    Pulse rate/

    tekanannadi

    100 / 120/ 14 0 /no pulse

    pd carotid

    Bloodpressure

    N N/ sist /diast

    / sist 30-40%

    diast 15-20%

    / nopalpable

    Capil lary

    refill test

    N pucat

    tekanan

    table tilt test +

    Positif Positif

    Frekuensinafas per

    Menit

    N (14-20) N (20-30) Takipneu (30-

    40)

    >40/ ARF

    Urin keluar N(>30cc/jam)

    N (20-30cc/jam)

    (5-15cc/jam) Oliguri/anuri

    Status

    mental

    Cemas

    ringan-

    Cemas Bingung,diso

    rientasi

    Lethargi

    Koreksi

    cairan

    kristaloid kristaloid Kristaloid +

    darah

    Kristaloid +

    darah

    Tabel 1. Derajat hipovolemi berdasarkan EBL: (4,12,13)Tabel 1. Derajat hipovolemi berdasarkan EBL: (4,12,13)

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 49Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • Kulitpucat

    pucat,

    diaforesis

    dingin,basah pucat,

    sianosis

    Metaboli

    k/

    hemodinamik

    Tidak syok Presyok/

    syok

    ringan

    Syok,

    hipoksemia,

    asidosis

    metabolik,vasokonstriksi

    Stadium

    Preterminal

    Syok Kardiogenik

    Gambaran klinis syok kardiogenik tampak sama dengan gejala klinis

    syok hipovolemik, disertai adanya disritmia, bising jantung, gallop. Terdapat

    gejala penyerta faktor predisposisi resiko syok karena infark myokard antara

    lain: umur, Diabetes mellitus, riwayat angina, gagal jantung kongestif, infark

    anterior. Tanda awal iskemi jantung akut yaitu nyeri dada, sesak nafas,

    diaforesis, gelisah dan ketakutan, nusea dan vomiting dan gangguan sirkulasi

    lanjut menimbulkan berbagai disfungsi end organ. Edema paru diketahui

    dengan keluhan sesak nafas, sianosis sentral, terdapat ronkhi paru, krepitasi

    perikardial ataupun wheezing. Beberapa tipe penyebab kardiogenik syok selain

    iskemia miokard antara lain: kardiomiopati, aorta stenosis, aorta regurgitasi,

    stenosis mitral, regurgitasi mitral dengan pemeriksaan klinis masing-masing

    sesuai tabel.

    (6,11)

    (15)

    Tipe Kelainan Gejala klinis

    Kardiomyopati Fatigue, ggl jtg kongestif, SVR , CO Iskemik jantung Angina, perubahan EKG reversible

    Stenosis aorta sinkop, angina, ggl jtg kongestif, SVR , CO Regurgitasi aorta angina, gagal kongestif, SVR ,Sterosis mitral Fibrilasi atrium, edem pulmo, hipertensi pulmoner

    Regurgitasi mitral ggl jtg kongesti, hipertensi pulmonal

    Tabel 2.Beberapa penyebab kardiogenik syok

    Syok Distributif

    SyokSeptik

    Gejala klinis syok septik tak dapat dilepaskan dari keadaan sepsis sendiri

    berupa sindroma reaksi inflamasi sistemik (SIRS) dimana terdapat dua gejala

    atau lebih: 1. temperatur >38 C atau < 36 C, 2. heart rate >90x/mnt, 3. frekuensi

    nafas >20x/mn atau PaCO2 < 4,3 kPa, 4. Lekosit >12.000 sel/mm atau < 4000

    0 0

    3

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 50Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • sel/mm atau>10%bentukimatur.

    Syok septik adalah sindroma sepsis disertai hipotensi dan gangguan

    perfusi. Tekanan sistolik < 90 mmHg atau turun > 40 mmHg dari tekanan basal

    tanpa sebab jelas. Terdapat dua fase sindroma klinis yaitu

    Sepsis lanjut diakhiri dengan kerusakan target organ berupa Multiple

    Organ System Failure (MOSF), antara lain ARDS dengan gejala dispneu,

    hipoksemia, infiltrat pulmo difus, kompliance pulmo, permeabilitas vaskuler

    paru, (pintasan paru). Dengan adanya MOSF ataupun kombinasi

    beberapa syok yang terjadi bersamaan, terutama antara syok septik dan

    hipovolemikmakagejala septik syokakan sangat bervariasi.

    3 (6,8,12)

    (6,8)

    warm shock and cold

    shock (tabel 4).

    shunting

    Fase syok septik Gejala klinis

    Awal: status hiperdinamik

    = Warm Shock

    CO , SVR (24j)

    Vasodilatasi perifer: nadi cepat dan besar,

    demam, ekstremitas hangat, kemerahan.

    Hipotensi: mual, muntah, menggigil, takipneu

    Lanjut = Cold shock

    CO , RR , alkalosis resp.Vasokonstriksi, kulit dingin, basah, hipotermi,

    hipoksemia, sianosis, asidosis laktat, oliguri,

    penurunan kesadaran terutama penderita tua,

    depresi myokard, MSOF(ARDS)

    Tabel 3. Gejala Syok Septik menurut fase (8)Tabel 3. Gejala Syok Septik menurut fase (8)

    SyokAnafilaktik

    Syok anafilaktik adalah hipotensi yang merupakan bagian dan sindroma

    klinis reaksi imunologis antibody-mediated bersifat sistemik. Gejala klinis

    timbul setelah kontak dengan antigen dari beberapa detik sampai beberapa jam

    dengan manifestasi klinis yang berbeda-beda dalam berat ringannya, lama

    serangan maupun perjalanan penyakitnya (dapat mengenai satu sistem atau

    lebih). Tingkat keparahan klinis tergantung pada rute masuknya dan dosis

    antigen.

    Efek klinis anafilaktik mengenai sistem pernafasan dan sistem sirkulasi.

    Terjadi edem hipofaring dan laring, konstriksi bronkus dan bronkiolus, disertai

    hipersekresi mukus, dimana semua keadaan ini menyebabkan spasme dan

    obstruksi jalannafas akutdengangejala: dispneu,wheezing, gagal nafas akut.

    Mediator terpenting syok anafilaksis adalah histamin, menyebabkan

    vasodilatasi arteriol, dan peningkatan permiabilitas vaskuler sehingga terjadi

    (4,6,7,9,13,16)

    (6,8)

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 51Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • hipotensi. Hal ini diperberat dengan adanya angioedem yang terjadi di kulit

    (flushing, urtika, eritema) dan organ visera. Turunnya perfusi koroner akibat

    hipotensi ataupun pacuan reseptor H (histamin) pada arteri koroner juga akan

    menimbulkan spasme arteri dan depresi myokard dengan gejala angina dan

    takikardi.

    Efek substansi mediator primer pada rangkaian konstriksi otot polos

    menyebabkan gangguan sistem gastrointestinal berupa nausea, vomiting, kram

    abdomen dan diare. Pada sistem renal timbul gejala hematuri yang disebabkan

    proses hemolisis. Akibat syok lebih lanjut adalah gangguan perfusi ke SSP

    menyebabkan turunnya kesadaran. Apabila masuk pada fase syok maka akan

    memberikan gejala seperti syok hipovolemik. Kematian disebabkan oleh

    keadaan syokataupunobstruksi jalannafas.

    Sering terjadi pada cervical atau high thoracic spinal cord injury.Gejala klinis

    hipotensi disertai bradikardi. Gangguan neurologist : paralisis flasid, refleks

    extremitashilangdanpriapismus.

    Gejala klinis yang tampak hampir sama dengan syok kardiogenik dan

    hipovolemik. Gejala klinis juga tergantung etiologi penyebabnya, yang sering

    terjadi adalah tromboemboli paru, tamponade jantung, obstruksi

    arterioventrikuler, tensionpneumothorax.

    Faal jantung pada fase permulaan normal, tetapi terdapat penurunan venous

    return karena obstruksi. Pada fase selanjutnya akan tampak kelelahan, cemas,

    sinkop, pucat, berkeringat dingin, hipotensi, takikardi, angina, distres respirasi,

    pulsus paradoksus (turunnya tekanan sistolik 10 mmHg pada inspirasi

    spontan), pernafasan Kussmaul. Gejala ini akan berlanjut sebagai tanda-tanda

    akut kor pulmonal dan payah jantung kanan: pulsasi vena jugularis, gallop,

    bisingpulmonal, aritmia..

    Karakteristik manifestasi klinis tamponade jantung: suara jantung menjauh,

    pulsus altemans, JVP selama inspirasi. Sedangkan Emboli pulmonal: dispneu

    mendadak nyeri dada substernal, disritmia jtg, ggal jantung kongesti, EKG

    terdapat strainventrikel kanan.

    1

    ,

    (4,16)

    (6,3,16)

    (17)

    SyokNeurogenik

    Syok Obstruktif

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 52Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • PEMANTAUAN SYOK

    Pemantauan yangdibutuhkanpada syokmeliputimonitor rutin ataupun

    non-rutin untuk mengevaluasi hemodinamik, respirasi dan metabolik, serebral;

    tak ada parameter klinis yang spesifik pada syok Monitor Hemodinamik

    dapat berupa monitor non invasif maupun invasif. Invasif terutama diperlukan

    pada pemberian agen vasoaktif guna resusitasi atau terapi suportif

    kardiovaskuler.

    1.

    PenilaianKlinis : Tekanan darah kontinyu, Nadi (amplitudo

    dan ritme), perfusi perifer

    Monitoringnoninvasif : Suhu,EKG,Ekokardiografi

    Monitoring invasif : Tekanan darah intraarteri, CVP, produksi

    urin, kateterisasi arterial

    (4,8,12).

    Kardiovaskuler

    TipeSyok

    Patofisiologi

    Pemeriksaanklinis

    Pemeriksaan umum Lab

    Hipo

    volem

    ik

    Volume

    Darah pucat,

    pingsan,kulitlembab, dingin

    Takikardi/lemah,

    hipotensi, mual,oliguri

    Hb Hct

    Kardi

    ogenik

    CO , ok.daya

    pompa

    Jtg

    pucat, pingsan,

    kulit lembab,

    dingin

    disritmia, hipotensi,

    sianosis, angina,

    cemas distres

    nafas,ggl.jtg,

    Oliguri

    X-foto

    EKG

    Ensim

    jtg

    Anafilaktik

    Vasodilata

    siart. & vask.

    permeabili

    tas

    pucat, pingsan, klt

    lembab, dingin,

    ggn kulit,

    obstruk/spasme

    Airway

    Takikardi/lemah,

    hipotensi, flushing,

    urtikaria

    wheezing,

    dispneu,angina, mual,

    gg kesadaran

    Analisi

    s

    Histam

    in,

    triptas

    e, IgE

    Septik

    SVR FI:Demam,gigil,kulit hangat, merah

    F II = cold shock

    Takikardi/kuat,

    oliguri

    gamb. ggn. Berbagai

    organ vital gagal nfs ,

    perubahan st.mental

    Kultur

    &sensi

    tivitas

    Obstr

    uktif

    V.Return

    ok.obstruksi

    lelah, sinkop,

    pucat,

    cemas,angina,

    keringat dingin,

    sesak nafas

    mendadak

    Suara jtg jauh,

    hipotensi, pulsus

    alternans, WPT,

    disritmia, gagal

    jantung kanan

    x- foto

    EKG

    Tabel 4. Diagnosis klinis berdasarkan patofisiologi (2,4)Tabel 4. Diagnosis klinis berdasarkan patofisiologi (2,4)

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 53Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • 2.

    PenilaianKlinis : Laju, poladan ritmenafas

    Monitor : Pulse oksimetri, kapnografi, x-foto thorax, analisa

    Gasdarah,spirometri

    3.

    Hematologi : Darah rutin, darah serial (3-4jam pertama), faktor

    koagulasi dangangguanpembekuan

    Biokimia : Urin rutin & sedimen, asam-basa, laktat darah,

    ureum/kreatinin, elektrolit darah, guladarah, ensim

    jantung, test fungsi hati

    Mikrobiologi : Kultur darah (urin, sputum, LCS), sensitifitas test

    4. Serebral : Glasgow Coma Scale, CT-Scan, EEG,

    Neuroimaging (MRI)

    Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci pencegahan

    disfungsi organ-multipel dan kematian. Pada semua bentuk syok,

    menejemen jalan nafas dan pernafasan untuk memastikan oksigenasi pasien

    adalah baik, kemudian restorasi cepat dengan infus cairan. Pilihan petama

    adalah kristaloid (Ringer laktat/Ringer asetat) diisusul darah pada syok

    perdarahan. Pengobatan syok sebelumnya didahului dengan penegakan

    diagnosis etiologi. Diagnosis awal etiologi syok adalah essensial, kemudian

    terapi selanjutnya tergantungetiologinya.

    Syok hipovolemik

    a. Infus cepat kristaloid untuk ekspansi volume intravaskuler melalui

    kanula vena besar (dapat lebih satu tempat) atau melalui vena sentral.

    Pada perdarahanmaka dapat diberikan 3-4 kali dari jumlah perdarahan.

    Setelah pemberian 3 liter disusul dengan transfusi darah. Secara

    bersamaan sumberperdarahanharusdikontrol.

    b. Resusitasi tidak komplit sampai dan serum laktat kembali

    normal. Pasien syok hipovolemik berat dengan resusitasi cairan akan

    terjadipenumpukancairandi ronggaketiga.

    c. Vasokonstriksi jarangdiperlukanpada syokhipovolemikmurni.

    Respirasi

    Metabolik

    III. MANAJEMEN SYOK

    1

    2

    base excess

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 54Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • d. PACsangatmenolonguntukpenunjuk resusitasi syokberat.

    Syokobstruktif.

    Penyebab syokobstruktif harusdiidentifikasi dan segeradihilangkan.

    a. Pericardiocentesis ataupericardiotomi untuk tamponade jantung

    b. Dekompressi jarum atau pipa thoracostomy atau keduanya pada

    pneumothorax tension

    c. Dukungan ventilasi dan jantung, mungkin thrombolisis, dan mungkin

    prosedur radiologi intervensionaluntukemboli paru.

    Syokkardiogenik.

    a. Optimalkanprabebandengan infus cairan

    b. Optimalkan kontraktilitas jantung dengan inotropes sesuai keperluan,

    seimbangkan kebutuhan oksigen jantung. Dapat dipakai dobutamin,

    amrinonedanobat vasoaktif lain.

    c. Sesuaikan pascabeban untuk memaksimalkan CO. Dapat dipakai

    vasokonstriktor bila pasien hipotensi dengan SVR rendah. Pasien syok

    kardiogenik mungkin membutuhkan vasodilatasi untuk menurunkan

    SVR, tahanan pada aliran darah dari jantung yang lemah. Dapat dipakai

    nitroprussidedannitroglycerin.

    d. Diberikandiuretikbila jantungdekompensasi

    e. PACdianjurkandipasanguntukpenunjuk terapi

    f. Penyakit jantungyangmendasari harusdiidentifikasi dandiobati.

    Syokdistributif

    a. Pada SIRSdan sepsis, bila terjadi syok ini karena toksin atau mediator

    penyebab vasodilatasi. Pengobatan berupa resusitasi cairan segera dan

    setelah kondisi cairan terkoreksi, dapat diberikan pressor untuk

    mencapai MAP optimal. Sering terjadi pressor dimulai sebelum

    prabeban adekuat tercapai. Perfusi jaringan dan oksigenasi sel tidak

    akanoptimal kecuali bila adaperbaikanprabeban.

    b. Dapatdipakaidopamin, nor-epinephrinedanvasopressin

    c. DianjurkanpemasanganPAC

    d. Pengobatan kausal dari sepsis.

    3

    4

    5

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 55Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • Titik akhir TujuanToleransi pasien Monitor respon pasien pada resusitasi (tanda Vital,

    aritmia, tanda beban lebih dll)

    Hb Dukungan optimalisasi hantaran oksigen

    Volume semenit

    jantung

    Maksimalkan optimalisasi hantaran O2

    Saturasi oksigen Maksimalkan optimalisasi hantaran O2

    Hantaran O2 Dukungan Hb, CO, saturasi Hb optimalisasi

    SvO2 Pertahankan = 70%

    Detak jantung Pertahankan pd tingkat pengiisian jantung diastolik

    adekuat

    MAP Pertahankan = 65 mmHg

    CVP Pertahankan 8-12 mmHg (12-15 mmHg pd pasien dg

    ventilator)

    Laktat serum Pulihkan pH normal dan monitor perbaikan Asidosis

    laktat

    Urine Pertahankan keluarnya urine = 0.5 ml/kg/jam

    Glukose serum Pertahankan = 110 g/dl

    Ventilasi

    semenit

    Monitor gas darah arteri kompensasi nafas Tak

    cukup mengatasi metabolik asidosis

    Dukungan ventilasi jika perlu

    Tabel 5. Titik akhir resusitasi pada sepsis

    6 Syok Anafilaksis

    a. Tindakanwajibdan segera.

    Epinephrine (1:1,000), 0.2 0.5 ml i.m; sampai 3 dosis dengan

    Interval 1- 5menit.

    Torniketproksimaldari suntikanatau sengatan/gigitan

    Epinephrine (1: 1,000), 0.1 0.3 ml infiltrasi pada masuknya

    antigen

    Bebaskan jalan nafas: pipa trakhea, cricothyrodotomi atau

    Trakheostomi

    Terapi oksigendanventilasimekanik

    b. Sesudahpenilaianklinik

    Diphenhydramin 1.25 mg/kg sampai maksimum 50 mg iv atau

    im.

    Hydrocortison 200 mg ; dexamethasone 10 mg ; atau methyl

    Prednisolone50mg iv tiap6 jamuntuk24-48 jam.

    Tindakanumum

    Untukobstruksi atauhenti nafas

    Tindakanumum

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 56Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • Cimetidine 300mg, iv antara 3 5menit

    Epinephrine (1:1,000), 1 ml dalam 500 ml saline dengan 0.5- 2.0

    ml/menit atau1-4g/menitmelalui vena sentral

    Normal saline,Ringer laktat ataukoloiduntukekspansi volume.

    Levarterenol bitartrate 4 mg dalam 1,000 ml D5W dengan 2-12

    g/menit iv

    Glukagon (bila pasien memakai terapi penyekat beta), 1 mg/ml

    iv bolus atau infus, atau 1mg/L D5W dengan kecepatan 5-15

    ml/menit.

    Suplemenoksigen

    Aminophyllin (hanya pasien tidak syok) 5 mg/kg sampai

    maksimum 500 mg iv selama 20 menit kemudian 0.3 0.8

    mg/kg/jam iv

    Albuterol (0.5%), 0.5 ml dalam 2.5 ml saline , nebulizer. Bila

    intubasi pakai albuterol MDI 10-20 semprot, endotrakheal, tiap

    20menit sesuai keperluan.

    Tujuan pengelolaan syok adalah mencapai normalisasi parameter

    hemodinamik melalui resusitasi,dengan tujuan akhir adalah meningkatkan

    hantaran dan penggunaan oksigen oleh jaringan dan sel. Tata laksana utama

    pengelolaan adalah berdasarkan dan

    :kemudian tetapkan diagnosis, batasi kerusakan dan terapi definitif berdasar

    penyakit yang mendasari syok. Arah utama pengelolaan dimulai dari kontrol

    jalan nafas untuk pemberian ventilasi dan oksigenasi, resusitasi cairan untuk

    menggantikan volume sirkulasi bagi jenis syok yang membutuhkan (terutama

    hipovolemik) dan pengelolaan hipotensi dan asidemia, serta pemberian obat-

    obat inotropik, antiaritmi dandiuretik untukmemperbaiki daya pompa jantung,

    obat-obat vasoaktif untukperbaikan tonusvaskuler.

    Untukhipotensi

    Untukbronchokonstriksi

    (4,7)

    (2,6,8,12)

    Basic Life Support Advanced life Support,

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 57Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • Variabel parameter syok Nilai pencapaian

    Mean Arterial Pressure (MAP) > 84 mmHg

    Central venous pressure (CVP) > 3 cm H2O

    Hemoglobin (Hb) > 8gr/d1

    Pulmonary Capillary Wedge Pressure

    (PCWP)

    > 9 mmHg

    Cardiac Index (CI) > 4,5 1/mn/m2

    Left Ventriculer Stroke Work (LVSW) > 55 g m/beat/m2

    Heart Rete (HR) < 100 beat/ minute

    Temperature 98 - 101 F

    Mixed Venous Oxygen Tension (Pv02) > 35 mmHg

    Oxygen Extraction 31%

    Blood Volume (EBV + 500 m1/70 kg)

    Kadar Laktat 0,31 - 7 mg/ml

    Deliveri O2 (DO2) > 600 ml/mn. m2 (normal)

    Konsumsi O2 (VO2) > 170 mI/mn. m2 (30% normal)

    Tabel 6. Parameter pencapaian terapi resusitasi syok (4)Tabel 6. Parameter pencapaian terapi resusitasi syok (4)

    1. Pengelolaan SyokHipovolemik

    Tujuan utama adalah restorasi volume intravaskuler dengan target

    optimalkan tekanan darah , nadi, dan perfusi organ. Bila hipovolemi telah

    teratasi barubolehdiberikanvasoaktif agent (dopamine, dobutamine)

    2. PengelolaanSyokKardiogenik.

    Tujuanutamaadalahmemperbaiki fungsimiokardiumdansirkulasi.

    Bila CO BP SVR beri dobutam

    darah sangat rendah harus diberikan obat yang berefek inotropik

    danvasopresoryaitunor- epinephrine

    3. PengelolaankhususSyokAnafilaktik

    Tujuan utama adalah: 1. mencegah efek mediator dengan menghambat

    sintesis dan pelepasan mediator serta blokade receptor, 2. Mengembalikan

    fungsi organdanperubahanpatofisiologi akibatmediator.

    Prioritas tindakan utama adalah membebaskan jalan nafas dan memelihara

    ventilasi adekuat akibat adanya obstruksi jalan nafas. Tindakan invasif

    seperti intubasi endotrakeal dan cricothyroidotomyatau tracheostomydapat

    dilakukan. Keadaan hipovolemi diatasi dengan cairan koloid atau kristaloid

    sekaligusmemperbaiki keadaanasidosis. (6)

    4. PengelolaanKhususSyokNeurogenik

    Setelah mengamankan jalan nafas dan resusitasi cairan, guna meningkatkan

    tonus vaskuler dan mencegah bradikardi diberikan Norepinefrin. Epinefrin

    (18)

    (16)

    ine 5g/kg/min. Pada keadaan

    tekanan

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 58Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • berguna meningkatkan tonus vaskuler tetapi akan memperberat bradikardi,

    sehingga dapat ditambahkan dopamin dan efedrin. Agen antimuskarinik

    atropin dan glikopirolat juga dapat untuk mengatasi bradikardi. Terapi

    definitif adalah stabilisasiMedulla spinalis yang terkena

    5 PengelolaanKhususSyokObstruktif

    Resusitasi volume akan memperbaiki pengisian ventrikel, dibutuhkan agen

    inotropik untuk meningkatkan kardiak output. Selanjutnya terapi definif

    adalah intervensi operatif Tension pneumothorax diatasi dengan pungsi dan

    WSD. Abdominal compartment syndrome diatasi dengan laparotomy

    dekompresif. Tamponade kardiak diatasi dengan pericardiosintesis dan

    emboli pulmonaldiatasi dengan trombolisis atau thrombectomy.

    Tujuan utama pengelolaan syok adalah mencapai normalisasi parameter

    hemodinamik melalui resusitasi dengan tujuan akhir adalah meningkatkan

    hantaran dan penggunaan oksigen oleh jaringan dan sel.. Pengelolaan syok

    sesuai dengan kaidah dan dilanjutkan dengan

    dengan titik penekanan terapi pada karakteristik klinis masing-masing

    syok.

    (6)

    (6)

    IV. KESIMPULAN

    Basic Life Support Advanced Life

    Support,

    1. Suryohudoyo P.,Update on Shock,

    Pertemuan Ilmiah Terpadu-1, FKUniversitasAirlangga, Surabaya 6-7Mei2000

    2. Karyadi W.,

    Update on Shock, Pertemuan IlmiahTerpadu-1, FK Universitas Airlangga,Surabaya6-7Mei 2000

    3. Rahardjo E.,Update on Shock ,

    Pertemuan Ilmiah terpadu-1, FKUniversitasAirlangga, Surabaya 6-7Mei2000

    4. CandidoK.D., 1996,Physiologic and

    P h a r m a c o l o g i c B a s e s o fAnesthesia,Edited by Williams &Wilkins, Pennsylvania, p.255267

    Perubahan MolekulerAlcibat Syok,

    Perkembangan paradigma sertapengelolaan syok karena perdarahan,

    Syok Perdarahan dan TerapiH e m o d i l u s i ,

    Shock: Pathophysiologyand Diagnosis, in

    5. Chow J.L., Baker K., and Bigatello LM.,Critical Care

    Handbook of the Massachusetts, 3thEditedby, LippincottWilliam&Wilkins,p.145158

    6.Fundamental Critical Care Support, 2ndEd. Society of Critical Care Medicine,USA,p. 63-75

    7. Morgan G.E, Mikhail M. S., 1996,Clinical

    Anesthesiology, A Lange Medical Book,p.684-687

    8. Skowronski G.A., 1997,Intensive Care Manual., 4th Ed.,

    ButterworthHeinemann,UK,p.139-1439. Sunatrio,

    TerapiCairan untuk Rumatan dan Resusitasi,

    Hypotension and Shock ,in

    Diagnosis and Management of Shock,

    Anesthesia for Trauma Patient ,in

    Circulatory Shock,in

    Terapi Cairan Kristaloid danKolloid pada pasien sakit Kritis,

    KEPUSTAKAAN

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 59Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

  • Perhimpunan Kedokteran GawatDarurat, Semarang13Mei 2000

    10. Yogiarto M.,Update on Shock, Pertemuan IlmiahTerpadu, FK Universitas Airlangga,Surabaya6-7Mei 2000

    11. Tabrani R., 1998, Pengatasan Shock, EGC,Jakarta

    12. Dobb G.J., 1997,Intensive Care Manual, 4th Ed.,Butterworth Heinemann, U.K., p. 146 -151

    13. Suharto, Updateon Shock, Pertemuan Ilmiah Terpadu,FK Universitas Airlangga, Surabaya, 6-7Mei 2000

    14. Candido K.D., 1996, Management ofShock States, in Physiologic andPharmacologic Bases of Anesthesia,Edited by Williams & Wilkins,Pennsylvania, p. 269 - 278

    16RehattaN.M.,Update on Shock ,

    Pertemuan Ilmiah Terpadu, FKUniversitas Airlangga, Surabaya, 6-7Mei 2000

    Tatalaksana Syok Kardiogenik,

    Cardiogenic Shock,

    Tata Laksana Syok Septik,

    Syok Anafilaktik Patofisiologi danPenanganan ,

    17. Barash P.G., Cullen B.F., and StoeltingR.K., Handbook ofClinicalAnesthesia, 3 rdEd., Lippincott -Raven,NewYork

    18. Ery Laksana :,

    Anestesi dan Terapi Intensif FKUniversitasDiponegoro, Semarang.

    19. Gruchalla RS. Drug Allergy.2003;111:S548

    20. Kemp SF, Lockey RF: Anaphylaxis: areview of causes and mechanisms.

    2002;110:341.21. Rivers EP, Nguyen B., Osborn TM.,

    Gaieski DF., Goyal M., Gunnerson KJ.,Trzeciak S., Sherwin R., Holthaus CV.,andOtero R. Early goal-directed therapyin severe sepsis and septic shock. In: 25years of Progress and Innovation inIntensive Care Medicine. MWV Berlin2007.

    22. Dellinger RP, Carlet JM, Masur H, et al.Surviving sepsis champaign guidelinesfor management of severe sepsis andseptic shock. 2004;32:858-873

    ICU: Critical Care,

    SIRS, Sepsis,Keseimbangan,Asam Basa,Shock, dan Terapi Cairan

    J Allergy ClinImmunol

    JAllergy Clin immunol

    Crit Care Med

    2008 Clinical Updates Emergency cases-

    dr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNAdr. Bambang Suryono, Sp.An, KIC, KNA 60Tatalaksana SyokTatalaksana Syok

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI

    Sp

    ecia

    lT

    op

    icI