102
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI SKRIPSI oleh: RIZKI AMALIYA NIM. 03110123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG Juli, 2007

03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Citation preview

Page 1: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR

SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

SKRIPSI

oleh:

RIZKI AMALIYA NIM. 03110123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG Juli, 2007

Page 2: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR

SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

oleh:

RIZKI AMALIYA 03110123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

Juni, 2007

Page 3: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI

DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

SKRIPSI

Oleh: Rizki Amaliya NIM. 03110123

Telah Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing

Muhammad Walid, M.A NIP. 150 310 896

Tanggal 26 Juli 2007 Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. Moh. Padil, M.Pd.i Nip. 150 267 235

Page 4: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI

SRONO BANYUWANGI

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Rizki Amaliya NIM. 03110123

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 20 Juli 2007

dengan nilai A dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Panitia Ujian

Ketua Sidang Muhammad Walid, M.A NIP. 150 310 896

Sekretaris Sidang Dra. Siti Annijat Maimunah, M. Pd NIP. 131 121 923

Penguji Utama Drs. A. Bashori NIP. 150 209 994

Pembimbing Muhammad Walid, M.A NIP. 150 310 896

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

Page 5: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

PERSEMBAHAN

Sujud syukurku padamu wahai Dzat yang Maha Dahsyat atas segala rahmat dan nikmat-Mu, ketenangan hati, ketentraman jiwa, semoga hatiku senantiasa tertambat pada-Mu,

semua kudapat dengan mendekatkan diri pada-Mu ya Rabb.......... Ucapan terima kasih untuk orang-orang yang telah memberikan kisah kasih tentang makna

hidup serta langkah bijak dalam meniti liku-liku kehidupan..........

Ayahanda dan Ibunda tercinta, darimu kuperoleh sebuah arti perjuangan, kasih sayang, keagungan do’a-do’a tulus, motivasi, nasehat-nasehat, yang selalu tertanam dalam kalbu,

semoga ananda dapat menjadi anak yang berbakti dan dapat membahagiakan Ayah dan Ibu kelak..........

Suamiku tersayang, darimu kuperoleh arti hidup, ketentraman jiwa, kasih sayang yang tulus,

engkaulah semangat hidupku, semoga adek selalu dapat membahagiakanmu..........

Kakak-kakakku, Mbak Ifa & Mas Aan, Mas Feri & Mbak Naily, Mbak Uma & Mas Hilmi, Mas Yayak tersayang, dan adekku tercinta, Dek Mimin,

Dek Dewi, Dek Makiyyah, yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, motivasi, serta do’a suci, semoga hati kita selalu bersatu..........

Anang, Lek Rose, dan semua lek-ku tercinta terima kasih atas bantuan do’anya.......

Abah Gufron Hambali dan Umik Ifda yang selalu memberikan bimbingan, dan motivasi,

semoga semua menjadikan khusnul khotimah dan ilmu yang barokah..........

Guru-guruku yang telah mendidik nanda, memberikan ilmu tiada terhingga, jasamu tiada pernah terlupakan. semoga untaian do’a serta pahala tak jemu teralir hingga yaumul

akhir..........

Sahabat-sahabatku, Fida, Barida, Dini (semoga persahabatan Q-ta abadi). U2k Mila Azzah (trims banget akan rasa persaudaraannya). Afni, Nik-nok, Iefa, dan Om pic (yang selalu ngingetin aq moga sukses selalu). Terima kasih kalian selalu membuatku tersenyum..........

Sahabat-sahabati PMII, dan semua temanku seperjuangan angkatan 2003

UIN Malang be success human..........

Kalian selalu membuatku tegar menjalani jalan hidup ini Semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kita dalam ridlo-NYA..........

Amiiiin ya Robbal Alamin..........

Page 6: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

MOTTO

β r& uρ }§ øŠ ©9 Ç⎯≈ |¡ΣM∼ Ï9 ω Î) $ tΒ 4© të y™ ¨β r& uρ μ uŠ ÷è y™ t∃ ôθ y™ 3“ t ãƒ

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang Telah diusahakannya, Dan bahwasanya usaha itu kelak akan

diperlihatkan (kepadanya)”

Q.S an-Najam 39-40

Page 7: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Muhammad Walid, M.A Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Rizki Amaliya Malang , 15 Juli Lamp. : 5 (lima) Ekslempar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di Malang Assalamualaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Rizki Amaliya Nim : 03110123 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak

diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamualaikum Wr.Wb. Pembimbing Muhammad Walid, M.A NIP. 150 310 896

Page 8: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Juli 2007

Rizki Amaliya

Page 9: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur dan sembah sujud hanyalah milik sang khaliq, Allah

swt, Tuhan sekalian alam yang menguasai alam semesta dengan segala kebesarannya

yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta Karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan diantara do’a-do’a

para hamba-Nya, semoga Allah melimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad saw

sebagai rahmatan lil alamin. Pembawa risalah agung yang penuh dengan keselamatan

dan kebahagiaan haqiqi dalam indah indah rengkuh Ad-Diin Al-Islam. Penulisan skripsi

ini disusun untuk melengkapi syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Fakultas

Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

sebagai tempat yang menempa penulis dalam warna pemikiran, pendidikan, dan tempat

penulis merasakan indahnya bangku perkuliahan.

Banyak bantuan serta motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak dalam

rangka menyelesaikan penyusunan skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Malang, atas segala motivasi dan kelengakapan layanan fasilitas dalam

membantu lancarnya proses pembelajaran selama penulis menempuh studi.

2. Bapak Dr. H. M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

beserta semua civitas akademik, atas pimpinan dan pembinaan beliau penulis

dapat menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

3. Bapak Drs. Moh. Padil M.pd.i., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam,

atas kerja keras dan kesabaran dalam menjalankan amanah sebagai Ketua Jurusan

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Page 10: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

4. Bapak Muhammad Walid, M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing, memotivasi, mengarahkan penulis dengan dengan kesabaran,

ketelatenan, dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang telah ikhlas

mentransfer ilmu kepada penulis dan menjadi agen pendidikan bagi generasi

penerus Islam dan bangsa, semoga teralir pahala kemuliaan kepada beliau semua,

amin.

Semoga Allah swt, selalu memberikan balasan yang terbaik kepada semua pihak

yang membantu penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis hanya bisa

mendo’akan semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah swt sebagai amal yang mulia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skipsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat

kami harapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan

bagi pembaca pada umumnya.

Akhirnya, semoga Allah swt memberikan rahmat dan kemanfaatan yang banyak

atas penulisan skripsi ini dan menjadikan kita sebagai hambanya yang pandai mensyukuri

nikmat nya amin.

Malang, Juli 2007

Penulis

Rizki Amaliya

Page 11: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

HALAMAN MOTTO................................................................................... vi

HALAMAN NOTA DINAS ....................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI................................................................................................... x

HALAMAN LAMPIRAN ............................................................................ xi

ABSTRAK .....................................................................................................xii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

D. Ruang lingkup Pembahasan ........................................................... 6

E. Penegasan Istilah ............................................................................ 7

F. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 7

G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 8

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

A. Kemandirian Santri ........................................................................ 11

1. Pengertian Kemandirian Santri ................................................ 11

2. Aspek-aspek Kemandirian Santri ............................................. 14

3. Ciri-ciri Kemandirian Santri ..................................................... 15

4. Faktor-faktor Kemandirian Santri ............................................ 18

Page 12: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

B. Kemandirian Menurut Perspektif Islam ......................................... 21

1. Kemandirian Yang Diajarkan Rosulullah ................................ 23

2. Pendidikan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren ............. 25

C. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri ..................................... 28

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................................... 35

B. Kehadiran Peneliti .......................................................................... 36

C. Lokasi Penelitian ............................................................................ 37

D. Sumber Data................................................................................... 38

E. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 39

F. Tehnik Analisis Data ...................................................................... 42

G. Pengecekan Keabsahan Data ......................................................... 44

H. Tahap-tahap Penelitian .................................................................. 45

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Objek Penelitian ........................................................................... 47

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi ................................................ 47

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi ................................................ 48

3. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ..................... 49

4. Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ................................. 50

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Modern Putri

al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi .............................. 53

6. Sistem Manajemen Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi ............................................... 54

Page 13: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

B. Penyajian Data ............................................................................. 55

1. Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ....... 55

a. Kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar............................................................................... 55

b. Bentuk-bentuk kegiatan di Pondok Pesantren Modern Putri

al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri dan

problematikanya................................................................ 60

2. Faktor pendukung dan penghambat upaya meningkatkan

kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar .................................................................................... 75

BAB V: PEMBAHASAN

A. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi ............ 77

B. Faktor Penghambat Dan Pendukung Upaya Meningkatkan

Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi .................................................... 84

BAB VI: PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 89

B. Saran-Saran .................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

ABSTRAK

Amaliya Rizki, 2007, Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Muhammad Walid, M.A Kata Kunci: Kemandirian, Santri

Pesantren adalah salah satu lembaga yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat. Keinginan masyarakat terhadap pendidikan pesantren adalah mampu menjawab tantangan masa depan. Santri adalah aset negara generasi penerus bangsa oleh karena itu begitu urgent posisi peserta didik dalam dunia pendidikan. Santri dituntut untuk menjadi manusia mandiri dan mempunyai ekstra kecakapan, sehingga nantinya santri mempunyai bekal dalam menghadapi beranekaragam kehidupan dan tantangan zaman. Kemandirian merupakan suatu sikap yang sangat perlu dikembangkan dan ditanamkan pada santri, agar santri memiliki sikap optimis dan tawakkal menatap masa depan.

Kemandirian adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan suatu keputusan dan adanya sikap kepercayaan diri. Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara komulatif selama perkembangan, di mana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungannya sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri. Lembaga pendidikan sangat berperan dalam proses pembentukan kemandirian. Salah satunya adalah pondok pesantren yang dapat membentuk insan mandiri.

Adapun yang menjadi fokus persoalan dan sekaligus tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri, untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri.

Untuk mencapai tujuan di atas penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasaan yang menuju pada kesimpulan. Kehadiran peneliti adalah sebagai seorang pengamat secara penuh. Penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan tiga metode yaitu observasi, interview, dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik analisis data dengan tiga tahap yaitu mencatat sesuatu yang dihasilkan dengan catatan lapangan, mengumpulkan, berpikir dengan jalan agar kategori data itu mempunyai makna. Pengecekan keabsahan data menggunakan perpanjangn kehadiran peneliti, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, dan trianggulasi. Adapun tahap-tahap penelitian yang peneliti lakukan yaitu tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan hasil penelitian.

Page 15: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Dari hasil penelitian penulis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yaitu dengan cara membuat program kegiatan yang bermutu dan meningkatkan sarana dan prasarana kegiatan. Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar terlaksana dengan baik dengan cara menanamkan kemandirian pada santri, menanamkan kedisiplinan pada santri, menanamkan rasa tanggungjawab, dan menanamkan rasa percaya diri. 2. Faktor pendorong dan penghambat Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar meliputi: a. Faktor intern pribadi santri, hal ini terkait dengan kesadaran santri akan pentingnya sikap kemandirian. b. Faktor ekstern yaitu meliputi, peningkatan sarana dan prasarana kegiatan, mengadakan program kegiatan bermutu dalam Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri, dan menanamkan disiplin yang tinggi.

Page 16: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I : Tata-Tertib PPMP al-Kautsar

2. lampiran II : Jadwal Tutor Mufrodat

3. lampiran III : List Interviuw

4. lampiran IV : Jadwal Round Time Aktifitas Pendidikan

5. lampiran V : Struktur Organisasi PPMP al-Kautsar

6. lampiran VI : Surat Keterangan Penelitian

7. lampiran VII : Bukti Dokumentasi Wawancara

8. lampiran VIII : Denah Pondok Pesantren

Page 17: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak zaman penjajahan, pondok pesantren dan madrasah diniyah merupakan

lembaga pendidikan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat.1

Identitas pesantren pada hakikatnya telah lama kita ketahui, sebagai bukti bahwa

masyarakat jawa sebenarnya sudah lama mengenal adanya pesantren. Karena penyebaran

agama di jawa dilakukan oleh para wali yang salah satu metodenya menggunakan

aplikasi para santri menetap di surau. Pesantren merupakan sebuah lembaga yang telah

merasuk di tengah-tengah masyarakat, sebab keberadaan pesantren yang disebut juga

sebagai wadah untuk memperdalam agama yang sekaligus sebagai tempat penyebaran

agama Islam diperkirakan sejalan dengan proses peng-Islam-an di daerah jawa.2

Pesantren adalah salah satu lembaga yang tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat3. Artinya, pesantren tidak

hanya dijadikan sebagai lembaga ilmu keagamaan belaka, akan tetapi pesantren adalah

satu kesatuan integral yang tidak dapat lepas dari realitas obyektif agar mampu menjawab

tantangan zaman4. Selain itu pesantren juga harus mampu mensejahterakan umat dan

1 Departemen Agama RI, Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren, 2005. hlm 1 2 Perhimpunan Pengembangan pesantren dan Masyarakat, Pergulatan Dunia Peantren,

Membangun Dari Bawah (Jakarta: P3M, 1995), hlm. 269 3 Ibid., hlm. 290 4 Qirtas, Menggagas Pesantren Masa Depan, Geliat Suara Santri untuk Indonesia Baru

(Yogyakarta: CV. Qalam, 2003 ), hlm. 80

1

Page 18: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

menjadikan sumber daya manusianya mempunyai kesiapan bekal hidup di masa

mendatang. Lulusan pesantren nantinya diharapkan dapat berinteraksi dengan masyarakat

sebagai manusia terbaik yang diperintahkan oleh Allah untuk menjalankan amar ma’ruf

nahi munkar.

Menurut Ibnu Kholdun; pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kesejahteraan

masyarakat. Maka dari itu, posisi pesantren dalam hal ini harus mempunyai

perkembangan dalam pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu cara untuk

mempercepat peningkatan sumber daya manusia. Masyarakat juga menantikan kontribusi

yang akan diberikan pesantren. Permasalahan saat ini yang terjadi di pesantren yakni visi

pesantren tidak dinamis, sedangkan watak manusia itu dinamis, karena pada setiap waktu

manusia akan berubah kerangka berpikir dan keinginannya.5

Keinginan masyarakat di masa lampau, sekarang dan akan datang sangat berbeda.

Adapun perbedaannya adalah:

1. Masa lampau, keinginan masyarakat terhadap pendidikan pesantren adalah sebagai

wahana membina ruh atau praktek keagamaan, sehingga kegiatan pendidikan yang ada

di pesantren lebih banyak didominasi dengan kegiatan-kegiatan mengaji al-Quran dan

lain-lain

2. Masa kini, keinginan masyarakat terhadap pendidikan pesantren adalah memperkokoh

keberadaannya sebagai lembaga pendidikan jalur pesantren dan pendidikan jalur

sekolah

3. Masa akan datang, keinginan masyarakat terhadap pendidikan pesantren adalah

mampu menjawab tantangan masa depan, sehingga masyarakat berharap agar

5 Tolhah Hasan, “Paradigma Pendidikan Agama Islam”, Bedah Buku, Himpunan Mahasiswa

Jurusan, 2 Februari 2007

Page 19: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

pendidikan pesantren membuat kurikulum muatan lokal atau kegiatan ekstrakurikuler

yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tantangan zaman6.

Masyarakat beranggapan bahwa pesantren hanya mengunggulkan ilmu-ilmu

keagamaan belaka, sehingga para alumnus pesantren kesulitan dalam mencari pekerjaan

serta tidak mampu bersaing menghadapi kemajuan zaman. Padahal di sisi lain, suara

masyarakat mengaharapkan pesantren di samping pintar dalam agama, juga mempunyai

keterampilan dan mampu berjalan imbang dengan kemampuan zaman.

Adapun pesantren yang ideal adalah pesantren yang mampu mengangkat dan

menyetarakan antara kepandaian, keilmuan dan kecerdasan dengan bungkusan keimanan

santri. Dr. Jimly As-Shiddiqie berpendapat bahwa eksistensi bangsa kita di tengah-tengah

percaturan global abad mendatang akan dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya

manusia Indonesia terutama yang bercirikan kemampuan penguasaan teknologi dan

kemantapan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa7.

Perkembangan ilmu teknologi yang semakin pesat, gaya hidup yang semakin

hedonis dan konsumtif, pola kehidupan materialistic dan permissive yang kian merayak,

globalisasi ekonomi termasuk industri dan perdagangan, sumber-sumber alam yang kian

menipis dan langkah memadai kehidupan umat manusia dan pergaulan antara bangsa8.

Hal ini mengharuskan bangsa kita untuk memikirkan dan menentukan langkah-

langkah strategik yang tepat. Jika tidak dilakukan dengan cermat, maka bangsa Indonesia

akan menjadi bangsa yang terkungkung dan selalu tertinggal dengan peradaban dunia.

6 Imam Suprayogo, Reformulasi Visi Pendidikan Islam (Malang: STAIN Press, 1997), hlm. 77 7 Jimly As-Shiddiqie, Sumber Daya Manusia Untuk Indonesia Masa Depan (Bandung:

Mizan,1995), hlm. 8 8 Wardini Ahmad, “Pola Persekolahan Nasional Inovasi Sekaligus Gearakan Back to Basic”,

Jurnal Pendidikan Islam, hlm. 78

Page 20: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Semua itu akan teratasi dengan adanya usaha pada sumber daya manusia Indonesia yang

berkualitas dan mampu menentukan pilihan-pilihan atas kebijakan yang diambil. Oleh

karena itu, posisi pesantren pada saat ini harus mampu menangkal dampak negatif dari

laju industrialisasi globalisasi dan membangun manusia seutuhnya dengan memformat

sumber daya manusia yang tangguh, bekualitas, mandiri, dan bermanfaat bagi orang lain.

Sebagaimana yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum

dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:

Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.9 Dengan demikian, pesantren mempunyai tuntutan dan tanggung jawab yang

sangat besar dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut demi terwujudnya

peserta didik. Dalam hal ini disebut santri menjadi manusia yang mandiri dan mempunyai

ekstra kecakapan, sehingga nantinya mereka mempunyai bekal dalam menghadapi

beranekaragam kehidupan dan tantangan zaman.

Di sisi lain, disadari atau tidak, pondok pesantren telah melakukan proses

kehidupan yang mandiri. Di lihat dari hidup keseharian santri, bisa dikatakan para santri

sejak dini berlatih untuk hidup mandiri dan dituntut melakukan proses kemandirian

hidup. Santri harus memiliki kesadaran sendiri dan hidup lepas dari pantauan orang tua.

Para santri dibiasakan memiliki jiwa kemandirian, keikhlasan, dan kesederhanaan dengan

landasan iman. Agar santri memiliki sikap optimis dan tawakkal menatap masa depan.

Karena salah satu tujuan pondok pesantren adalah suatu lembaga yang mampu mencetak

kader mandiri.

9 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

Page 21: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Mencermati kenyataan tersebut, peran pondok pesantren sangatlah besar dalam

proses pembentukan kemandirian santri. Pondok pesantren diharapkan dapat memberikan

kesempatan pada santri agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,

belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan

dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dengan demikian, santri

akan dapat mengalami perubahan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi

insan mandiri.

Oleh karena itu, berlandaskan tulisan di atas, setidaknya telah melatarbelakangi

penulisan yang bergerak untuk mengadakan penelitian dengan judul skripsi "UPAYA

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN

MODERN PUTRI AL-KAUTSAR SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam

meningkatkan kemandirian santri?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam

meningkatkan kemandirian santri.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri.

Page 22: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

D. Ruang Lingkup

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis hendak membagi

permasalahan dalam penelitian ini guna mempersempit dan memperjelas ruang lingkup

pembahasan sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa yang dimaksud dengan

kemandirian santri itu dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Salah satunya dilihat

dari berbagai kegiatan yang dilakukan di pondok pesantren yang menghasilkan dampak

positif pada pengembangan kemandirian santri berupa sikap dan perilaku mandiri yang

mampu bertanggung jawab pada diri sendiri dan tidak menggantungkan diri pada orang

lain dalam bekerja serta bertingkah laku.

E. Penegasan Istilah

Untuk memahami pengertian tentang arti yang terkandung dalam pembahasan,

maka diperlukan penegasan istilah yang terdapat dalam studi penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Kemandirian adalah berasal dari kata “independence” yang diartikan sebagai suatu

kondisi di mana seorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan

keputusan dan adanya sikap kepercayan diri.10

2. Santri adalah murid pesantren yang biasanya tinggal di asrama Santri merupakan

sebutan bagi para siswa yang belajar di pesantren.11

10 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Rajawali Press, 1996), hlm. 105 11 Haedar Putra Dauly, Historisistas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), hlm. 15

Page 23: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diarapkan dapat:

1. Bagi lembaga

Sebagai bahan koreksi dan evaluasi terhadap pendidikan Islam. yang selama ini

telah di lakukan. Di samping itu hasil penelitian ini di harapkan menjadi masukan

dan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan peningkatan kemandirian santri di

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar.

2. Pengembangan ilmu pengetahuan

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, yakni untuk suatu wacana pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya pengembangan pemikiran tentang tujuan pendidikan

Islam yang ingin di capai di pondok pesantren yang merupakan salah satu lembaga

pendidikan Islam di tengah-tengah masyarakat

3. Bagi penulis

Sebagai upaya memenuhi syarat kelulusan dalam menempuh program sarjana, dan

pelajaran berharga bagi penulis dalam mengaktualisasikan diri sebagai insan

akademik dalam menerapkan pengalaman serta teori-teori ilmu pengetahuan dan

pendidikan selama menjalani perkuliahan dan jenjang pendidikan sebelumnya.

Page 24: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan ini terdiri dari:

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan

sistematika pembahasan.

Bab II : Kajian Teori

Pada bab ini penulis menguraikan tentang Pengertian kemandirian, aspek-aspek

kemandirian, ciri-ciri kemandirian, faktor-faktor yang mempengaruhi

kemandirian, upaya membina kemandirian pada anak, santri, pengertian santri,

macam-macam santri, kemandirian menurut perspektif islam, kemandirian yang

diajarkan Rasulullah, pendidikan kemandirian di pondok pesantren.

Bab Ill : Metode Penelitian

Pada bab ini penulis memaparkan tentang pendekatan dan jenis penelitian,

kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

tehnik analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian.

Bab IV: Paparan Data Dan Temuan Penelitian

Merupakan bab yang memaparkan hasil temuan di lapangan sesuai dengan urutan

rumusan masalah atau fokus penelitian, yaitu latar belakang obyek yang meliputi

sejarah berdirinya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono

Banyuwangi , letak geografis Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi , sistem pendidikan dan pengajaran Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi , tenaga

Page 25: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

kependidikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono

Banyuwangi , keadaaaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Modern Putri

al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi, sistem manajemen Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar Sumbersari Srono Banyuwangi, upaya meningkatkan

kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Sumbersari

Srono Banyuwangi, kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar, bentuk-bentuk kegiatan di Pondok Pesantren Modern Putri Al-Kautsar

dalam meningkatkan kemandirian santri dan problematikanya.

Bab V: Analisis Temuan Penelitian

Pada bab ini dimaksudkan sebagai jawaban terhadap permasalahan yang telah

dirumuskan dalam bab pendahuluan. Pada bab ini penulis memaparkan upaya

meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi , faktor penghambat dan pendukung upaya

meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi

Bab VI: Penutup

Merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian pembahasan baik dalam bab satu,

dua, tiga, empat, lima, sehingga pada bab keenam ini berisikan kesimpulan dan

saran-saran yang bersifat konstruktif agar semua upaya yang pernah dilakukan

serta segala hasil yang telah dicapai bisa ditingkatkan lagi kearah yang lebih baik.

Page 26: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kemandirian Santri

1. Pengertian Kemandirian Santri

Tugas utama dari pendidikan dan orang tua adalah menghantarkan anak menuju

kepada kedewasaan penuh. Maksudnya adalah orang tua harus menolong anak agar

mampu mandiri (zelfstanding) dalam status kedewasaannya sehingga dia mampu

melaksanakan semua tugas hidup dengan penuh tanggung jawab sendiri, berdasarkan

norma etis tertentu.12 Kemandirian berasal dari kata “independence” yang diartikan

sebagai suatu kondisi di mana seorang tidak tergantung pada orang lain dalam

menentukan keputusan dan adanya sikap kepercayan diri.13

Menurut lie dan Prasasti kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan

kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri atau dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan

tahapan perkembangan dan kapasitasnya. Sedangkan menurut Sujanto kemandirian

adalah kemampuan seseorang untuk mengerti tentang perbedaan yang benar dan yang

salah, yang boleh dan yang dilarang, yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan

yang buruk, dan individu harus menjauhi segala hal yang negatif dan mencoba membina

diri untuk selalu mengembangkan hal-hal yang positif.14

12 Kartono, Psikologi Anak, (Bandung: Alumni, 1986), hlm. 249 13 Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (Jakarta: Rajawali Press, 1996), hlm. 105 14 Sujanto, Psikologi Perkembangan (Jakarta : Aksara Baru, 1982), hlm. 290 11

Page 27: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Menurut kartono kemandirian berasal dari kata independence yang biasa diartikan

sebagai sesuatu yang mandiri, yaitu kemampuan berdiri diatas kemampuannya sendiri

dengan kemandirian dan tanggung jawab atas segala tingkah lakunya sebagai manusia

dewasa dalam melaksanakan kewajibannya guna memenuhi kebutuhannya sendiri.15

Hedug16 menjelaskan bahwa kemandirian adalah suatu sifat yang memungkinkan

seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri, mengejar

prestasi, penuh ketekunan serta keinginan untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan

orang lain, maupun berfikir dan bertindak original, kreatif dan penuh inisiatif maupun

mengatasi masalah yang dihadapi, maupun mengendalikan tindakan-tindakannya, mampu

mempengaruhi lingkungannya, mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan diri

sendiri, menghargai keadaan dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Mahmud17menjelaskan kemandirian sebagai suatu kemampuan untuk melakukan

aktifitas, inisiatif, mengatur tingkah laku, membuat keputusan sendiri serta mengerjakan

tugas-tugas rutinnya.

Menurut Abu Hamid istilah santri berasal dari shastra dari bahasa tamil yang berarti

seorang ahli buku suci (Hindu). Dalam dunia pesantren istilah santri adalah murid

pesantren yang biasanya tinggal di asrama atau pondok. Hanya santri yang rumahnya

dekat dengan pesantren yang tidak demikian. Dari sumber lain, santri berarti orang baik

yang suka menolong.18 Dalam istilah lain juga diterangkan bahwa santri merupakan

15 Iin Puji Astuti, “Perbedaan Kemandirian Antara Siswa dari Keluarga Lengkap Dengan Siswa

dari Keluarga Tidak Lengkap di Madrasah Aliyah an-Nur Bululawang Malang”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2002, hlm. 7

16 Ibid., hlm 8. 17 Ibid., hlm 7 18 Abu Hamid dalam H.M Yacub, Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa

(Bandung: Ankasa, 1993), hlm. 65

Page 28: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

sebutan bagi para siswa yang belajar di pesantren.19 Santri dapat dikelompokkan dalam

dua kelompok yaitu:

a. Santri mukim, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap

dalam kelompok pesantren. Santri mukim yang paling lama tinggal di pesantren

tersebut biasanya merupakan satu kelompok sendiri yang meemgang tanggung

jawab mengajar santri-santri muda tentang kitab-kitab dasar dan menengah

b. Santri kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari daerah sekeliling pesantren

yang biasanya tidak menetap di pesantren untuk mengikuti pelajaran di pesantren.

Mereka bolak-balik (ngelojo) dari rumahnya sendiri. Biasanya perbedaan anatara

pesantren besar dan pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong.20

Di dunia pesantren biasa juga di lakukan, seorang santri pindah dari suatu

pesantren ke pesantren lain. Setelah seorang santri sudah cukup lama di suatu pesantren,

maka dia pindah ke pesantren lain biasanya kepindahanya itu untuk menambah dan

mendalami suatu ilmu yang menjadi keahlian dari seorang kiai yang di datanginya

Pada pesantren yang masih tergolong tradisional, lamanya santri yang bermukim

di tempat itu bukan ditentukan oleh ukuran tahun atau kelas, tetapi diukur dari kitab yang

dibaca. Kitab-kitab tersebut ada yang bersifat dasar menengah dan kitab-kitab besar.

Kitab-kitab itu juga semakin tinggi semakin sulitmemahami isinya. Oleh karena itu

dituntut penguasaan kitab-kitab dasar dan menengah sebelum memasuki kitab-kitab

besar.21

19 Haedar Putra Dauly, Historisistas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001), hlm. 15 20 Zamaksyari Dhofir, Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kiyai (Jakarta: Lp3es,

1985), hlm.51-52 21 Haedar Putra Dauly, Op.Cit., hlm. 15

Page 29: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian santri adalah

kemampuan santri untuk berdiri sendiri dalam arti tidak bergantung pada orang lain.

Sikap mandiri adalah mampu berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain dalam

menentukan keputusan dan mampu melaksanakan tugas hidup dengan penuh tanggung

jawab dan mencoba membina diri untuk selalu mengembangkan sikap menuju ke arah

positif.

3. Aspek-Aspek Kemandirian Santri

Aspek kemandirian menurut Beller yang telah dikutip oleh Yunus Hanis Syam

meliputi mengambil inisiatif, mencoba mengatasi rintangan dalam lingkunganya,

mencoba mengarahkan perilakunya menuju kesempurnaan, memperoleh kepuasan dari

bekerja, dan mencoba mengerjakan tugas-tugas rutin oleh dirinya sendiri.22 Dalam

melatih kemandirian anak itu sangat sulit, tetapi hal itu dapat dilakukan walau dengan

cara bertahap. Prinsip yang perlu diingat adalah bahwa anak akan terlatih menjadi

mandiri bila ia diberi peluang untuk melakukannya.

Seseorang bisa disebut mandiri bila sudah memenuhi aspek-aspek kemandirian,

yang terdiri dari empat aspek yaitu:

a. Emosi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak

tergantunganya emosi dari orang tua.

b. Ekonomi. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak

tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang tua.

22 Yunus Hanis Syam, Membangun Generasi Qur’ani Yang Mandiri (Yogyakarta: Tim Kreatif Progresif, 2006), hlm. 123

Page 30: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

c. Intelektual. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi.

d. Sosial. Aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung atau menunggu aksi dari orang lain.23

4. Ciri-Ciri Kemandirian Santri

Nasrun dalam Maulidiyah menyebutkan kemandirian itu ditandai dengan adanya

perilaku:

a. Mengerjakan sendiri tugas-tugas rutinnya, yang ditunjukkan dengan kegiatan yang

dilakukan dengan kehendaknya sendiri dan bukan karena orang lain dan tidak

tergantung pada orang lain.

b. Aktif dan bersemangat, yaitu ditunjukkan dengan adanya usaha untuk mengejar

prestasi maupun kegiatan yang dilakukan tekun merencanakan serta mewujudkan

harapan-harapannya

c. Inisiatif, yaitu memiliki kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif

d. Bertanggung jawab, yang ditunjukkan dengan adanya disiplin dalam belajar,

melaksanakan tugas dengan baik dan penuh pertimbangan

e. Kontrol diri yang kuat, yaitu ditunjukkan dengan adanya mengendalikan tindakan,

mengatasi masalah, dan mampu mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri .24

Mustafa menyebutkan ciri-ciri kemandirian adalah sebagai berikut:

23 Zainun Mu’tadin,”Kemandirian Sebagai Kebutuhan Biologis Pada Remaja”, http:www.e-

psikologi.com, diakses 25 April 2007 24 Anik Wahidatul Maulidiyah, “Pengaruh Perr Group Terhadap Kemandirian Siswa Dasar Kelas

IV Di Min 2 Malang”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005, hlm. 24 .

Page 31: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

a. Mampu menentukan nasib sendiri, segala sikap dan tindakan yang sekarang atau yang

akan datang dilakukan atas kehendak sendiri dan bukan karena orang lain atau

tergantung pada orang lain.

b. Mampu mengendalikan diri, maksudnya untuk meningkatkan pengendalian diri atau

adanya control diri yang kuat dalam segala tindakan, mampu beradaptasi dengan

lingkungan atas usaha dan mampu memilih jalan hidup yang baik dan benar.

c. Bertanggung jawab, adalah kesadaran yang ada dalam diri seseorang bahwa setiap

tindakan akan mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan dirinya sendiri. Dan

bertanggung jawab dalam melaksanakan segala kewajiban-kewajiban baik itu belajar

ataupun melakukan tugas-tugas rutin.

d. Kreatif dan inisiatif , kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif dan inisiatif

sendiri dalam menghasilkan ide-ide baru.

e. Mengambil keputusan dan mengatasi masalah sendiri, memiliki pemikiran,

pertimbangan-pertimbangan, pendapat sendiri dalam pengambilan keputusan yang

dapat mengatasi masalah sendiri serta berani menghadapi resiko terlepas dari

pengaruh atau bantuan dari pihak lain.25

Schult menyebutkan ciri-ciri kemandirian adalah sebagai berikut:

a. Mereka bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri

b. Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup mereka dan

sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka.

c. Mereka tidak di tentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka

d. Mereka telah menemukan arti kehidupan yang cocok dengan diri mereka

25 Mustafa, Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranan dalam Kesehatan Mental (Jakarta: Bulan

Bintang, 1982), hlm. 90

Page 32: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

e. Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka

f. Mereka mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman atau

nilai sikap.

g. Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri.26

Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka dapat di simpulkan ciri-ciri

kemandirian adalah mampu mengendalikan diri, mampu menentukan nasib sendiri,

bertanggung jawab terhadap tingkah laku yang mereka lakukan , kreatif dan inisiatif,

berani mengambil keputusan dan mengatasi masalah sendiri.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Santri

Sebagaimana aspek-aspek psikilogis lainnya, kemandirian juga bukanlah semata-

mata merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir.

Perkembanganya juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari

lingkunganya, selain potensi yang telah dimiliki sejak lahir sebagai keturunan dari orang

tuanya. Ada sejumlah faktor yang sering disebut sebagai korelat bagi perkembangan

kemandirian, yaitu sebagai berikut:27

a. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi

seringkali menurunkan anak yang memiliki sifat kemandirian juga. Namun, faktor

keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang berpendapat bahwa

sesungguhnya bukan karena sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada

anaknya, melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orang tua mendidik

anaknya.

26 Schult, Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat (Yogyakarta: Kannisus,

1991), hlm. 159 27 Mohammad Ali & Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik

(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 118

Page 33: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

b. Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan

mempengaruhi perkembangan kemandirian anaknya. Orang tua yang terlalu banyak

melarang atau mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disetai dengan

penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak.

c. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak

mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi

tanpa argumentasi akan menghambat kemandirian anak. Demikian juga, proses

pendidikan yang menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman juga dapat

menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya proses pendidikan yang

lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak, pemberian

reward, dan penciptaan kompetisi positif akan memperlancar kemandirian anak.

d. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu

menekankan pentingnya hierarki struktur sosial kurang menghargai manifestasi

potensi anak dalam kegiatan produktif dapat menghambat perkembangan

kemandirian anak. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai

ekspresi potensi remaja dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis

akan merngsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.

Menurut Hurlock faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah:

a. Pola asuh orang tua, orang tua dengan pola asuh yang demokratis sangat merangsang

kemandirian anak. Di mana peran orang tua sebagai pembimbing yang

memperhatikan terhadap kebutuhan anak terutama dalam hal study dan pergaulannya

di lingkungan atau di sekolah

Page 34: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

b. Jenis kelamin, anak yang berkembang dengan pola tingkah laku maskulin, lebih

mandiri dari pada anak yang mengembangkan tingkah laku yang feminin.

c. Urutan posisi anak, anak pertama yang diharapkan untuk menjadi contoh teladan bagi

adiknya, lebih berpeluang untuk mandiri. Sementara anak bungsu yang mendapat

perhatian berlebihan dari orang tua dan kakak-kakaknya, berpeluang kecil untuk bisa

mandiri.28

Menurut Markum faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kemampuan

berdiri sendiri pada anak adalah:

a. Kebiasaan serba di bantu atau dilayani, misalnya orang tua yang selalu melayani

keperluan anaknya seperti mengerjakan PRnya, akan membuat anak manja dan tidak

mau berusaha sendiri, sehingga membuat anak tidak mandiri.

b. Sikap orang tua, misalnya orang tua yang selalu memanjakan dan memuji anak akan

menghambat kemandirian.

c. Kurang kegiatan di luar rumah, misalnya anak tidak mempunyai kegiatan dengan

teman-temanya akan membuat anak bosan sehingga ia menjadi malas dan tidak

kreatif serta tidak mandiri.29

Sebenarnya di antara ketiga tokoh tersebut memiliki kesamaan antara yang satu

dengan yang lain. Dari beberapa pendapat tersebut akan menjadi lebih baik lagi, jika

antara pendapat yang satu dengan yang lain saling mengisi kekurangan diantara berbagai

pendapat tersebut. Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan

28 Hurluck, E. B, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan

(Jakarta: Erlangga), hlm. 11 29 Enoch Markum, Psikologi Anak, Keluarga Dan Masyarakat (Jakarta: Sinar Harapan, 1985),

hlm. 83-88

Page 35: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

kemandirian adalah gen atau keturunan orang tua, pola asuh orang tua, jenis kelamin,

urutan posisi anak, kebiasaan serba dibantu, sikap orang tua, kurang kegiatan di luar

rumah, sistem pendidikan di sekolah, sistem kehidupan masyarakat.

B. Kemandirian Menurut Perspektif Islam

Pendidikan dalam Islam mengajarkan untuk mendidik anak secara mandiri

dengan mengatur anak secara jarak jauh.30 Ketika mewasiatkan kepada orang tua untuk

memelihara dan membimbing pendidikan anak-anaknya, Islam tidak bermaksud

memporak porandakan jiwa anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga

hidup dan urusannya hanya dipikirkan, diatur dan dikelola oleh kedua orangtuanya.

Memang kedua orangtualah yang bekerja banting tulang demi hidup dan masa depan

anak-anaknya yang pada akhirnya anak menjadi beban tanggungan orangtua, akan tetapi

tujuan utama Islam adalah mengontrol perilaku anak supaya tidak terbawa oleh arus

menyimpang dan keragu-raguan serta upaya membentuk kepribadian yang tidak

terombang ambing dalam kehidupan ini.

Rosulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik di bidang

sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak,

agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan

kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya,

menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan

keberaniannya bertambah. Dia tidak manja, dan kedewasaan menjadi ciri khasnya.31

30 Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, Pendidikan Anak Menurut Islam (Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 1994). hlm. 79 31 Jamal Abdurrahman, Cara Nabi Menyiapkan Generasi (Surabaya: CV Fitrah Mandiri Sejahtera,

2006). hlm. 212

Page 36: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Karena pada akhirnya nanti masing-masing individulah yang akan di mintai

pertanggung jawaban atas apa yang di perbuatnya di dunia. Firman Allah yang termaktub

dalam al-Quran surat Al-Mudasir ayat 38 menyebutkan:

≅ ä. ¤§øtΡ $ yϑ Î/ ôM t6 |¡x. îπ oΨ‹ Ïδu‘ ∩⊂∇∪

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang di perbuatnya.32

Selanjutnya, dalam surat Al-Mukminun ayat 62 di sebutkan:

ω uρ ß#Ïk= s3çΡ $ ²¡øtΡ ω Î) $ yγ yè ó™ ãρ ( $ oΨ÷ƒ t$ s!uρ Ò=≈ tG Ï. ß,ÏÜΖtƒ Èd,pt ø: $$ Î/ 4 óΟèδ uρ Ÿω tβθ çΗ s>ôàム∩∉⊄∪

Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada

sisi kami ada kitab yang berbicara benar, dan mereka telah dianiaya.33

Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa individu tidak akan mendapatkan suatu

beban diatas kemampuannya sendiri tetapi Allah maha tahu dengan tidak memberi beban

individu melebihi batas kemampuan individu itu sendiri. Karena itu individu dituntut

untuk mandiri dalam menyelesaikan persoalan dan pekerjaannya tanpa banyak tergantung

pada orang lain.

Abdullah menuturkan beberapa contoh tentang inti pandangan Islam terhadap

pendidikan anak dengan didukung oleh berbagai bukti dan argumentasi. Beliau

mengatakan bahwa kemandirian dan kebebasan merupakan dua unsur yang menciptakan

generasi muda yang mandiri.34 Keduanya merupakan asas bangunan Islam. Rosulullah

membiasakan anak untuk bersemangat dan mengemban tanggung jawab. Tidak mengapa

anak disuruh mempersiapkan meja makan sendirian. Ia akan menjadi pembantu dan

32 Departemen Agama RI, al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2004) 33 Ibid.

34 Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, Op.Cit., hlm 79

Page 37: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

penolong bagi yang lainnya. Daripada anak menjadi pemalas dan beban bagi orang lain.35

Rosul bersabda:

)بخارى روه( عاربه على حبله إجعل ثم سبعا وصاحبه سبعا وادبه سبعا ولدك عب ال

Bermain-mainlah dengan anakmu selama seminggu, didiklah ia selama seminggu,

temanilah ia selama seminggu pula, setelah itu suruhlah ia mandiri. (HR bukhori)36

Dari hadist tersebut menunjukkan bahwa orang tua mempunyai andil yang besar

dalam mendidik kemandirian anak. Ada upaya-upaya yang harus dilakukan orang tua

ketika menginginkan anak tumbuh mandiri. Dan upaya tersebut harus dilakukan setahap

demi setahap agar apa yang diharapkan dapat terwujud. Salah satu upaya yang bisa

dilakukan adalah mengenalkan anak pada dunia pra sekolah atau pendidikan anak usia

dini.

1. Kemandirian yang Diajarkan Rasulullah

Rasulullah saw adalah sosok pribadi mandiri. Beliau lahir dalam keadaan yatim,

dan tidak lama sesudahnya beliau menjadi yatim piatu namun Rasulullah saw memiliki

tekad yang kuat untuk hidup mandiri tidak menjadi beban bagi orang lain. Mulai dari usia

8 tahun 2 bulan, Rasulullah saw sudah mulai mengembala kambing. Terus berkembang,

hingga pada usia 12 tahun sudah melakukan perjalanan sebagai kafilah dagang. Di usia

25 tahun, Muhammad saw menikahi Siti Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda.

Jarang kita jumpai pemuda yang berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan

itu.37

35 Jamal Abdurrahman, , Op.Cit., hlm 215 36 As-Sayid Muhammad Rosyid Ridha, Tafsir Al-Manar (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1993). hlm.

298 37 Abdullah Gymnastiar, Malu Jadi Benalu (Bandung: Khass MQ, 2005), hlm. 14

Page 38: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Keberhasilan Muhammad saw dalam berwirausaha atau berdagang tidak terlepas

dari kejujuran dan profesionalitas beliau. Juga karena pembinaan kemandirianya sejak

kecil, baik oleh kakeknya maupun pamannya. Karena itu alangkah baiknya bila sejak

kecil para santri telah mulai senang belajar mandiri. Kemandirian benar-benar harus

ditanamkan sejak kecil. Sebab jika tidak maka potensi apapun tidak bisa menjadi

manfaat. Kemandirian dan keberhasilan itu hanya milik orang-orang yang berani. Orang

yang bermental mandiri tidak akan menganggap kesulitan sebagai hambatan, melainkan

sebagai tantangan dan peluang. Kalau tidak berani mencoba, berarti telah gagal. Tidak

ada kata gagal dalam berusaha, bila mengalami kegagalan anggap itu suatu pengalaman

atau pelajaran dan sebuah informasi berharga untuk menjadi sukses.38

Dalam al-Quran surat Ar-Ra’du ayat 11 ditegaskan bahwa:

3 χ Î) ©!$# Ÿω çÉitó ム$ tΒ BΘöθ s)Î/ 4© ®L ym (#ρ çÉitó ム$ tΒ öΝÍκŦ àΡr'Î/ 3

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.39

Ayat diatas menegaskan bahwa Allah tidak merubah nasib suatu kaumsebelum kaum itu

gigih merubah nasibnya sendiri. Seseorang haruslah mampu bersikap mandiri karena

kemandirian merupakan kunci yang diberikan Allah untuk kesuksesan di dunia maupun

di akherat. Adapun keuntungan mandiri adalah pertama akan mempunyai wibawa.kedua,

menjadi makin percaya diri dalam menghadapi hidup. Orang-orang yang terlatih

menghadapi masalah sendiri akan berbeda dalam mengarungi hidup di banding dengan

orang yang selalu bersandar pada orang lain. Firman Allah surat al-isro’ ayat 84:

38 Sudrajad Rasyid, dkk. Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri (Jakarta : PT Citrayudha, 2006), hlm. 23

39 Op Cit,. Departemen Agama RI.

Page 39: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

≅ è% @≅ à2 ã≅yϑ ÷è tƒ 4’ n?tã ⎯Ïμ ÏFn= Ï.$ x© öΝä3š/tsù ãΝn= ÷ær& ô⎯yϑ Î/ uθ èδ 3“ y‰÷δ r& Wξ‹ Î6 y™ ∩∇⊆∪

Katakanlah tiap-tiap orang berbuat menurut kemampuannya sendiri, maka

tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.40

Ayat diatas menjelaskan bahwa individu itu berbuat atas kehendak dan

inisiatifnya sendiri dan bukan karena kehendak orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa

individu pada dasarnya ingin mandiri karena kemandirian itu merupakan sifat dasar

manusia.

2. Pendidikan Kemandirian di Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua diindonesia yang telah

tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran Islam. Pada umumnya pondok pesantren

didirikan oleh para ulama secara mandiri sebagai tanggung jawab ketaatan terhadap Allah

swt. Untuk mengajarkan, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran agamanya

karena pesantren didirikan oleh para ulama atau tokoh agama dengan visinya masing-

masing, maka kurikulumnyapun sangat beragam. Tetapi terdapat kesamaan fungsi

pendidikan pesantren, yaitu pesantren sebagai pusat pendidikan dan pendalaman ilmu

pengetahuan Islam dan pusat dakwah Islam.41

Mengingat pendirian dan pengelolaan pendidikan pesantren dilakukan secara

mandiri dan penuh keikhlasan para ulama dan masyarakat pendukungnya, maka

dikalangan santripun tumbuh pula jiwa kemandirian, keihlasan dan kesederhanaan. Jiwa

dan sifat tersebut memang selalu ditumbuhkan dan selalu tampak dalam kehidupan

sehari-hari di lingkungan pesantren. Jiwa kemandirian para santri mula-mula

40 Ibid. 41 Ibid., hlm. 27

Page 40: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

ditumbuhkan melalui bimbingan dalam mengurus sendiri kebutuhannya sehari-hari,

seperti memasak, mencuci, membersihkan kamar tidur dan sebagainya. Semakin dewasa

santri diserahi tanggung jawab mengurus satu bagian kegiatan pesantren. Kemudian

ketika menjadi santri senior, diberi tanggung jawab memimpin adik-adiknya, atau

diserahi tugas mengembangkan program-program pesantren seperti mengurus majlis

ta’lim, koperasi pesantren, kegiatan pramuka santri, program agribisnis, dan

sebagainya.42

Diakui bahwa pendidikan pesantren telah banyak berperan dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pondok pesantren telah banyak melahirkan tokoh ulama, tokoh

pejuang bangsa, dan tokoh masyarakat. Hingga kini pondok pesantren tetap eksist dan

semakin berkembang serta tetap konsisten melakukan fungsinya, mendidik, membimbing

para santri, menyiapkan mereka untuk menjadi ulama, muballig, ustad dan guru agama

yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan

tekhnologi, pondok pesantren juga terus berbenah diri dan meningkatkan kualitas

pendidikanya, baik dalam materi atau kurikulum, maupun metode pembelajarannya.

Pendidikan ketrampilan pada umumnya disesuaikan dengan keadaaan dan potensi

lingkungan pesantren, seperti ketrampilan bidang peternakan, pertanian, perkebunan dan

perdagangan. Untuk melatih para santri dalam kewirausahaan, pada umumnya pondok

pesantren memiliki koperasi pesantren yang cukup maju bahkan mampu

mengembangkan ekonomi masyarakat sekitarnya.43

42 Ibid., hlm. 27 43 Ibid., hlm. 27

Page 41: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Pada umumnya, kemandirian dan kegiatan kewirausahaan pesantren dapat

berjalan dengan lancar dan maju. Karena adanya beberapa faktor, antara lain : 44

1. Pada umumnya lokasi pesantren berada di daerah pedesaan, sehingga banyak

memiliki lahan, baik milik sendiri maupun dari wakaf umat.

2. Banyak tersedia SDM, yaitu para santri, ustad, keluarga besar pesantren.

3. Tersedia waktu yang cukup banyak, karena para santri tinggal di asrama.

4. Adanya tokoh pesantren (kyai, ajengan, tuan guru, buya) yang memiliki kharisma

dan menjadi panutan para santri dan masyarakat.

5. Tumbuhnya jiwa dan sikap kemandirian, keikhlasan, dan kesederhanaan di kalangan

keluarga besar pesantren.

6. Jumlah santri yang cukup banyak serta masyarakat Islam sekitarnya yang biasanya

menjadi jamaah ta’lim di pesantren merupakan pasar yang cukup potensial.

7. Di dalam lingkungan pondok pesantren terutama para santrinya adalah merupakan

potensi konsumen, dan juga potensi produsen.

Salah satu ciri utama anak yang berprestasi adalah yang mempunyai tingkat

kemandirian yang cukup baik. Anak yang berprestasi adalah yang mendapat latihan

kemandirian dan mengurus dirinya sendiri pada usia yang lebih awal. Untuk menciptakan

hal itu, cara pendidikan yang tepat adalah dengan cara memprsiapkan anak untuk

memasuki kehidupan yang akan datang.45

Mengembangkan sikap dan perilaku mandiri pada santri denagan dua unsur

penting yang perlu ditanamkan. Pertama, bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Kedua,

tidak menggantungakan diri pada bantuan orang lain dalam bekerja dan bertingkah laku.

44 Ibid., hlm. 28 45 Yunus Hanis Syam, Op.Cit. hlm 124

Page 42: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Santri akan terlatih menjadi mandiri bila di beri peluang untuk melakukanya. Dengan

memperhatikan pendidikan jasmaniah, rukhaniah, pembinaan akalnya, menumbuhkan

etos kerja dalam diri santri, serta perhatian dalam pendidikan kemandirian yang

diterapkan, akan memunculkan santri yang dapat diunggulkan.

C. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Mengingat begitu pentingnya kemandirian dan banyak memberikan dampak yang

positif bagi perkembangan anak didik, serta membutuhkan proses karena tidak begitu saja

ada pada diri seseorang, maka sebaiknya kemandirian tersebut diajarkan dan dibina pada

anak didik sedini mungkin sesuai kemampuanya atau sesuai dengan usia anak didik.

Jikalau kemandirian anak didik diusahakan setelah besar, kemandirian itu akan menjadi

tidak utuh.46

Keluarga, sekolah, serta lingkungan di sekitarnya yang sangat mempengaruhi

seseorang untuk bersifat mandiri. Dalam keluarga orang tualah yang sangat berperan

penting dalam mengasuh, membimbing, dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri.

Dalam dunia pendidikan pendidiklah yang sangat berperan dalam memberikan

kesempatan dan dukungan untuk mandiri.Adapun beberapa cara membina kemandirian

tersebut yaitu:47

a. Menanamkan Kemandirian Sejak Dini

Segala sesuatu yang diusahakan sejak dini akan dapat dihayati dan berkembang

menuju kesempurnaan. Begitu pula dengan kemandirian, oleh karena itu anak perlu

dilatih untuk mandiri sejak dini, latihan tersebut dapat berupa pemberian tugas tanpa

46 Kartawijaya, ”Mendidik Anak Untuk Mandiri”, http:www.geocities.com, diakses 25 April

2007 47 Anonim” Lima Kiat Mencapai Kemandirian”, http: www.Mqmedia.com, diakses 25 April 2007.

Page 43: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

bantuan, mengasah kepekaan dan tanggung jawab sosial untuk anak, melibatkan anak

untuk dalam kegiatan organisasi atau klub yang bermanfaat sesuai dengan minat dan

bakatnya, dan juga memberikan pengembangan dan ketrampilan dasar.

b. Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Pada Diri Anak

Bertanggung jawab terhadap segala tindakan yang diperbuat merupakan kunci

menuju kemandirian. Dengan tanggung jawab, kita bisa menunjukkan kemampuan

emosi untuk tidak bergantung pada orang lain. Lie dan Prasasti mengemukakn bahwa

tanggung jawab berkaitan dengan sifat dapat dipercaya dan diandalkan. Memegang

tanggung jawab pada sesuatu atau seseorang berarti kita dapat mempertanggung

jawabkan tindakan kita. Tanggung jawab juga akan menentukan apakah orang lain

akan bisa mempercayai dan mengandalkan kita tanpa perlu kita sangkal, rasa

kepercayaan ini merupakan salah satu modal yang sangat penting bagi keberhasilan

seseorang.

Karena itu menanamkan rasa tanggung jawab pada diri anak itu sangat penting

sekali dalam membantu mempersiapkan kemandirian dirinya. Baik untuk anak yang

masih kecil maupun yang sudah besar, orang tua sebaiknya tidak mengambil alih

tanggung jawab anak. Misalnya ketika anak melakukan kesalahan dan kekeliruan

pada orang lain, orang tua sebaiknya bisa mengambil kesempatan ini sebagai suatu

moment pembelajaran bagi anak. Orang tua sebaiknya hanya mendorong anak untuk

bisa menghadapi dan meminta maaf sendiri, orang tua mendukung, dan mendampingi

tapi tidak sampai mengambil alih permasalahan anak.

c. Menanamkan Rasa Percaya Diri Pada Anak

Page 44: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Potensi manusia untuk menjadi sukses adalah percaya diri yang nantinya akan

memberikan kesiapan seseorang untuk bisa mandiri. Rasa percaya diri dapat dibentuk

sejak anak masih bayi misalnya saja dalam hal makan, ketika bayi sudah mulai bisa

memegang dan menggenggam biarkan anak memegang botol sendiri. Sebenarnya

manusia lahir dengan perasaan kecil atau inferior, perasaan tidak mampu serta

keinginan memamerkan diri sendiri dan orang lain bahwa kita sanggup menguasai

alam sekitar maka, orang tua perlu mendorong anak-anaknya agar mereka dapat

mengembangkan kecakapan khusus, baik dengan menyediakan materi maupun sarana

latihan, agar mempunyai rasa percaya diri yang besar sehingga mereka dapat bersikap

mandiri.

d. Menanamkan Kedisiplinan Pada Anak

Kemandirian berkaitan erat dengan kedisiplinan, Disiplin bukan sesuatu yang

mengekang kebebasan anak, dengan disiplin kepribadian dan mental anak akan

terbentuk. Untuk dapat mendisiplinkan dirinya sendiri seorang anak sebelumnya

harus dilatih untuk disiplin. Syarat utama dalam hal ini adalah pengawasan dan

bimbingan yang konsisten dan konsekuensi dari orangtua.

Dalam ilmu pendidikan, kedisiplinan dikenal dengan sebagai cara menjaga

kelangsungan kegiatan pendidikan. Metode ini identik dengan pemberian hukuman

atau sangsi.Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa bahwa apa yang

dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya lagi.

Pendidikan lewat kedisiplinan ini memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan.

Ketegasan mengharuskan seorang pendidik memberikan sangsi pada setiap

Page 45: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

pelanggar, sementara kebijaksanaan mengharuskan sang pendidik berbuat adil dan

arif dalam memberikan sangsi, tidak terbawa emosi atau dorongan-dorongan lain.

Dengan demikian, sebelum menjatuhkan sangsi, seorang pendidik harus

memperhatikan beberapa hal berikut ini:48

1) Perlu adanya bukti yang kuat tentang adanya tindak pelanggaran;

2) Hukuman harus bersifat mendidik ,bukan sekedar memberi kepuasan atau balas

dendam dari si pendidik;

3) Harus mempertimbangkan latar belakang dan kondisi siswa yang melanggar,

misalnya frekuensi pelanggaran, perbedaan jenis kelamin atau jenis pelanggaran,

di sengaja atau tidak.

Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk membiasakan anak didik agar tidak

cenderung menggantungkan diri pada seseorang, serta mampu mengambil keputusan,

adalah:

1) Beri Kesempatan Memilih

Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan

oleh orang lain, akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya bila ia terbiasa

dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri bagi

dirinya.

2) Hargailah Usahanya

Hargailah sekecil apapun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri

kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang

membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri kaleng permennya. Terutama bila saat

48 Tamyiz Burhanudin, Ahlak Pesantren: Solusi Bagi Kerusakan Ahlak (Yogyakarta:Ittaqa Press,

2001) hlm. 58

Page 46: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

itu ibu sedang sibuk di dapur, misalnya. Untuk itu sebaiknya otang tua memberi

kesempatan padanya untuk mencoba dan tidak langsung turun tangan untuk membantu

membukakannya. Jelaskan juga padanya bahwa untuk membuka kaleng akan lebih

mudah kalau menggunakan ujung sendok, misalnya. Kesempatan yang anda berikan ini

akan dirasakan anak sebagai penghargaan atas usahanya, sehingga akan mendorongnya

untuk melakukan sendiri hal-hal kecil seperti itu.

3) Hindari Banyak Bertanya

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang tua , yang sebenarnya dimaksudkan

untuk menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu

banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet.

4) Jangan Langsung Memberi Jawaban

Meskipun salah satu tugas orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan

yang benar kepada anak, namun sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan padanya untuk

menjawab pertanyaan tersebut. Dan tugas Andalah untuk mengkoreksinya apabila salah

menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar. Kesempatan ini akan melatihnya

untuk mencari alternatif-alternatif dari suatu pemecahan masalah.

5) Dorong Untuk Melihat Alternatif

Sebaiknya anak pun tahu bahwa untuk nmengatasi suatu masalah , orang tua

bukanlah satu-satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain di luar

rumah yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk itu, cara

yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk

dimintakan tolong, untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Dengan demikian anak tidak

Page 47: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

akan hanya tergantung pada orang tua, yang bukan tidak mungkin kelak justru akan

menyulitkan dirinya sendiri .

6) Jangan Patahkan Semangatnya

Tak jarang orang tua ingin menghindarkan anak dari rasa kecewa dengan

mengatakan "mustahil" terhadap apa yang sedang diupayakan anak. Sebenarnya apabila

anak sudah mau memperlihatkan keinginan untuk mandiri, dorong ia untuk terus

melakukanya. Jangan sekali-kali anda membuatnya kehilangan motivasi atau harapannya

mengenai sesuatu yang ingin dicapainya. .49

49 Ummu Nadzifah, “Mendidik Anak Agar Mandiri”, http:www.e-smartschool.com, diakses 2

Juni 2007

Page 48: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas,

maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan mendalam

mengenai upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar, maka peneliti mencoba menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Di

dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterprestasikan

kondisi-kondisi yang sekarang terjadi. Menurut Hadari Nawawi : "penelitian kualitatif

adalah penelitian yang memiliki karakteristik, bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan

yang sewajarnya atau sebagaimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam

bentuk simbol-simbol bilangan".50

Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghadirkan data deskriptif beberapa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang dapat diamati.51

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan daya deskriptif dari

informasi tentang apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus

penelitian.

Penelitian kualitatif memiliki karakteristik antara lain: ilmiah, manusia sebagai instrument, menggunakan metode kualitatif, analisis data secara induktif, deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya fokus, adanya

50 Hadari Nawawi, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994), hlm.

174 51 Moleong, J. M.A. Metodologi Penelitian Kualittif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.

3 35

Page 49: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

kriteria untuk keabsahan data, desain penelitian bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.52

Penelitian kualitatif bersifat induktif, maksudnya peneliti membiarkan

permasalahan-permasalahan muncul dari data/di biarkan terbuka untuk interprestasi.

Kemudian data di himpun dengan penagmatan yang seksama meliputi deskripsi yang

mendatail disertai catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam (interview), serta

hasil analisis dokumen dan catatan-catatan berdasarkan uraian di atas.

Penggunaan pedekataan kualitatif dapat menghasilkan data deskriptif tentang

upaya meningkatkan kemandirian santri yang meliputi proses pelaksanaan kegiatan

dalam meningkatkan kemandirian santri, faktor pendukung dan pengahambat upaya

meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar .

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini

dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Moleong mengemukakan bahwa kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangat

rumit, karena ia merupakan perancang pelaksana, pengumpul data analisis penafsir data,

dan pada akhirnya ia menjadi pelopor hasil penelitian.53

Jadi, kunci dari penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, karena ia bertindak

sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Sedangkan instrument selain manusia

mempunyai fungsi terbatas yaitu hanya sebagai tugas pendukung peneliti. Kehadiran

peneliti dalam penelitian ini di ketahui statusnya sebagai peneliti sebagai subyek atau

52 Ibid., hlm. 27 53 Ibid., hlm. 121

Page 50: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

informan. Karena sebelum penelitian dilaksanakan peneliti terlebih dahulu mengajukan

surat izin penelitian kepada lembaga yang bersangkutan.Sedangkan kehadiran peneliti

dalam penelitian ini sebagai pengamat atau partisipan berperan serta, artinya dalam

proses pengumpulan data peneliti mengadakan pengamatan.54

Peneliti di sini pada waktu penelitian mengadakan pengamatan langsung sehingga

diketahui fenomena-fenomena yang nampak. Secara umum kehadiran peneliti di

lapangan dilakukan dalam 3 tahap:

a. Penelitian pendahuluan, yang bertujuan mengenal lapangan penelitian

b. Pengumpulan data, dalam bagian ini peneliti secara khusus menyimpulkan data

c. Evaluasi data, yang bertujuan menilai data yang diperoleh

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Modern Putri al- Kautsar berada di

desa Sumbersari kecamatan Srono kabupaten Banyuwangi yang beralamat di PPMP

al-Kautsar PO BOX 201 Genteng Banyuwangi. Secara geografis, Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar merupakan pesantren yang terletak di kawasan pedesaan tetapi

tidak terlalu jauh dari perkotaan, sehingga proses belajar mengajar dapat belajar dengan

lingkungan yang tenang.

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar karena sistem pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah

mengikuti kurikulum departemen pendidikan agama dan kurikulum departemen

pendidikan dan kebudayaan serta kurikulum khusus pondok pesantren modern dengan

bahasa pengantar bahasa Arab atau Inggris pada anak didik. Disamping itu, di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar pendidikan ketrampilan seperti komputer,

54 Ibid., hlm. 122

Page 51: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

laboratorium bahasa, kepramukaan, jam’iyatul qura’, praktek ubudiyah praktis dan

khitobah dengan menggunakan tiga bahasa, serta pendidikan jasmani /berolahraga setiap

sore hari dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk meningkatkan kemandirian santri sebagai

pribadi modern yang mampu mengikuti perkembangan era globalisasi.

4. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data adalah subjek di mana data diperoleh.55 Sedangkan

menurut Lofland, yang di kutip oleh Moleong, sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain.56 Jadi sumber data itu menunjukkan asal informasi. Data itu harus di

peroleh dari sumber data yng tepat. Jika sumber data tidak tepat, maka mengakibatkan

dsata yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang di teliti.Adapun sumber data

terdiri dari dua macam:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama

yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian di lapangan.57 Jadi, data primer ini di

peroleh secara langsung melalui pengamatan dan pencatatan di lapangan. Data primer

dari penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan kiai, direktris, para

dewan guru, dan santriwati Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar.

Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan (observasi) mengenai kondisi di

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, kondisi fisik, letak geografis, sarana dan

55 Suharsini Arikunto, Prosedur Penefilian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rieneka Cipta,

2002), hIm. 102

56 Lexy j. Moleong, Op.Cit., hlm. 157 57 Soerjono Soekanto, Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Bumi Aksara, 1986), hlm.12

Page 52: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

prasarana, proses pembelajaran, dan kegiatan santri sehari-hari. Dengan adanya data yang

di hasilkan dari observasi tersebut, peneliti dapat mendeskripsikan keadaan yang

sebenarnya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-

buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan sebagainya.58Maksudnya

data yang digunakan untuk melengkapi data primer yang tidak diperoleh secara langsung

dari kegiatan lapangan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh

langsung dari pihak-pihak yang berkaitan, berupa notula rapat, dokumen tentang profil

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, round time kegiatana santri, dan berbagai

literatur yang relevan dengan pembahasan penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Data

1. Wawancara (Interview)

Interview adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara

lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung

informasi-informasi dan keterangan-keterangan secara lisan. Metode ini sering juga

disebut quesioner lisan. 59Muhammad Ali menyatakan interview atau wawancara adalah

salah satu pengumpulan data yang mengadakan bentuk tanya jawab yang dikerjakan

58 Ibid., hlm. 13 59 Cholid Narbuko Dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm.

46

Page 53: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

secara sistematis berdasarkan tujuan penelitian baik secara langsung maupun tidak

langsung.60

Sedangkan Muhammad Nasir mendefinisikan “interview adalah proses untuk

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan interview).61

Metode wawancara sangat diperlukan dan berpengaruh besar dalam proses

pengumpulan data di dalam penelitian, tahap-tahap yang akan dilaksanakan dalam tehnik

wawancara dalam penelitian ini adalah meliputi; menentukan siapa yang diwawancarai,

mempersiapkan wawancara, melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara

produktif, dan menghentikan wawancara dan memperoleh hasil rangkuman wawancara.

Dalam penelitian ini yang akan diwawancarai adalah : pengasuh Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar, ketua yayasan, direktris pendidikan, dewan guru, santri, serta

informan lain yang terkait dengan masalah yang dibahas.

2. Observasi

Metode Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.62 Sebagai alat

pengumpulan data, observasi langsung akan memberikan sumbangan yang sangat penting

dalam penelitian deskriptif jenis-jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan baik

melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Bila informasinya mengenai aspek-aspek

60 Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi (Bandung: Angkasa, 1987),

hlm. 83 61 Muhammad Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 234

62 Ibid., hIm 70

Page 54: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

obyek atau benda-benda mati, maka prosesnya relatif sederhana. Tetapi bila prosesnya

menyangkut tingkah laku manusia, maka proses tersebut menjadi jauh lebih kompleks.63

Sedangkan menurut Kartini Kartono, observasi ialah studi yang disengaja dan

sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan

pencatatan. Observasi merupakan suatu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan

perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra, pengamatan

baru tergolong sebagai tehnik pengumpulan data dalam menggunakan metode obsevasi,

cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau belangko pengamatan

sebagai instrumen. format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah

laku yang digambarkan yang akan diteliti.

Pada metode ini peneliti secara langsung akan melakukan penelitian terhadap

objek penelitian. Kemudian melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi

di sana. Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat deskriptif artinya bahwa catatan

lapangan ini berisi gambaran tentang latar pengamatan orang, tindakan dan pembicaraan

tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan peningkatan kemandirian santri.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat, agenda dan

sebagainya. Dibandingkan dengan metode yang lain metode ini agak tidak begitu sulit,

dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap belum berubah. Dengan

metode dokumentasi, yang diamati bukan benda hidup melainkan benda mati. Dalam

menggunakan metode dokumentasai ini peneliti memegang check list untuk mencari

variable yang sudah ditentukan apabila terdapat atau muncul variable yang belum dicari

63 Sanapiah Faisal, Metodologi Penefitian Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 204

Page 55: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check list di tempat yang sesuai untuk

mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variable peneliti

dapat menggunakan kalimat bebas.64

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa arsip maupun dokumen-

dokumen mengenai latar belakang objek penelitian sarana dan prasarana, struktur

organisasi, notula rapat, dokumen tentang profil Pondok Pesantren Modern Putri Al-

Kautsar, round time kegiatana santri, dan berbagai literatur yang relevan dengan

pembahasan penelitian.dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan

yang terkait dengan permasalahan.

6. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa data-data

yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat

kritis dalam penelitian. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan analisis non statistik

sesuai untuk data textular yang tidak diwujudkan dalam bentuk angka.Dalam

penerapannya metode deskriptif ini melalui beberapa tahapan yaitu, identifikasi,

klasifikasi, kemudian diinterprestasikan. Metode deskriptif kualitatif, diartikan sebagai

metode dengan memaparkan dan menafsirkan data yang ada.65

Sebagaimana dengan jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif, maka

peneliti menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.66Lebih lanjut

64 Suharsini Arikunto. Prosedur Penefilian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rieneka Cipta,

2002), hIm. 206

65 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja grafindo persada, 2003), hlm. 94 66 Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 6

Page 56: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Lexy mengatakan bahwa laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan data, baik

berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau

memo dan dokumen resmi lainnya.67

Menurut Mohammad Nazir, bahwa tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, actual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.68

Jadi, deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menguraikan dan

mendeskripsikan data-data yang telah terkumpul secara menyeluruh tentang keadaan

yang sebenarnya. Menurut Seiddel proses analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Mencatat sesuatu yang dihasilkan dari catatan lapangan, kemudian diberi kode agas

sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat

ikhtisar, dan membuat indeksnya.

c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari

dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-teuan umum.69

7. Pengecekan Keabsahan Data

Selain menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data agar

memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan data tersebut diperlukan

tehnik pemeriksaan. Adapun tehnik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data

adalah sebagai berikut:

a. Perpanjangan Kehadiran Peneliti.

67 Ibid., hlm. 6 68 Moh. Nasir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), hlm. 63 69 Moleong, J. M.A. Metodologi Penelitian Kualittif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm

327

Page 57: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Perpanjangan kehadiran peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat

kepercayaan data yang dikumpulkan. Selain itu, menuntut peneliti untuk terjun kedalam

lokasi penelitian dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan

memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data.

Dipihak lain perpanjangan kehadiran peneliti juga dimaksudkan untuk

membangun kepercayaan pada subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri

peneliti sendiri. Jadi, bukan hanya menerapkan tehnik yang menjamin untuk

mengatasinya. Tetapi kepercayaan subyek dan kepercayaan diri merupakan proses

pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk mencegah usaha

coba-coba dari pihak subyek.

b. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Tehnik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang

diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Tehnik ini

mengandung beberapa maksud sebagai salah satu tehnik pemeriksaan keabsahan data.

Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan

kejujuran. Kedua, diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempata awal yang

baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang munculdari pemikiran peneliti.70

c. Trianggulasi

Yang dimaksud trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding data itu, tekniknya dengan pemeriksaan sumber lainnya.71

70 Ibid., hlm. 332 71 Ibid.,hlm. 330

Page 58: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

8. Tahap-tahap penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang

dikemukakan oleh Bogdan yang dikutip oleh moleong yaitu ada 3 (tiga) tahapan

penelitian, dan di tambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan

laporan hasil penelitian, tahap-tahap penelitian laporan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap pra lapangan meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan

penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih

dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang

menyangkut persoalan etika penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan meliputi : memahami latar penelitian dan persiapan diri,

memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data.

c. Tahap analisis data meliputi : analisis data selama pengumpulan data dan setelah

pengumpulan data.

d. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.72

72 Lexy j. Moleong., Op.Cit. hlm. 125

Page 59: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Modern al-Kautsar

Pondok Pesantren Modern al-Kautsar merupakan suatu lembaga pendidikan Islam

yang beraqidah a’la ahlussunnah waljamaah, yang didirikan atas dasar rasa tanggung

jawab untuk membina dan mendidik generasi penerus yang bertakwa kepada Allah swt,

yang memiliki ahlaqul karimah, wawasan yang luas, kwalitas ilmu yang memadai,

mandiri dan disiplin yang tinggi.

Sebelum didirikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, berdiri Pondok

Pesantren Modern al-Kautsar Putra yang berlokasikan di desa Tembokrejo kecamatan

Muncar kabupaten Banyuwangi. pada tanggal 5 Februari 1992 diadakan upacara

peletakan batu pertama gedung Pondok Pesantren Modern al-Kautsar yang dibangun di

atas wakaf yang luasnya secara keseluruhan 6415 M2.73

Berkat persatuan dan kesatuan serta kerjasama dan tekad bulat tokoh-tokoh Islam

serta masyarakat sekitar akhirnya selama 5 bulan pembangunan gedung 5 lokal dan

segala sesuatu untuk keperluan sarana dan prasarana pendidikan secukupnya dapat

diselesaikan. Pada tanggal 1 Juli 1992 Pondok Pesantren Modern Putra al-Kautsar

diresmikan. Kemudian pada tahun 1993 membuka cabang Pondok Pesantren Modern al-

Kautsar khusus Putri yang berlokasikan di desa Sumbersari kecamatan Srono kabupaten

73 Brosur Pondok Pesantren Modern al-Kautsar Putra 47

Page 60: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Banyuwangi yang jaraknya dengan Pondok Pesantren Modern al-Kautsar putra kurang

lebih 15 km.74

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar didirikan oleh sebuah yayasan yang

bernama yayasan Askandariyah yang diresmikan pada tanggal 1 Juli 1993. Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar ini didirikan atas keinginan yang sangat besar dari

ketua yayasan dan atas dorongan masyarakat dengan beberapa alasan:

a. Minimnya pengetahuan agama di lingkungan masyarakat sekitar

b. Minimnya jumlah lokasi sekolah, dan pondok yang menyebabkan masyarakat tidak

melanjutkan sekolah.

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dikelola dengan sistem manajemen

Pondok Pesantren Modern dengan memegang teguh fatwa Ulama” al-muhafadhoh a’la

al-qodimi al-sholeh wa al-akhdzu bi al-jadidi al-aslah” (menjaga tradisi-tradisi lama

yang baik dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih baik) yaitu dengan memadukan

sistem Pondok Pesantren Salaf dan Khalaf.75

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar merupakan salah satu lembaga

pendidikan Islam di wilayah kecamatan Srono dengan letak geografis, terletak di desa

Sumbersari dengan alamat Jl. Pandan No. 360 Sumbersari Srono Po. Box 201 Genteng

Banyuwangi Jawa Timur. Lokasi Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebelah

utara di batasi oleh persawahan milik penduduk rimpis (lahan pertanian), sebelah barat di

batasi oleh jalan masuk ke pekiringan dan persawahan, sebelah selatan di batasi oleh

74 Akta Yayasan Pondok Pesantren Modern al-Kautsar Putra 75 Profil Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Page 61: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

jalan raya Genteng, dan sebelah timur di batasi oleh perumahan penduduk masyarakat

desa Sumbersari.

Keadaan cuaca di lokasi Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar cukup alami,

sebab dekat dengan sungai dan penghijauan sawah pertanian yang bebas dari arus polusi

pabrik. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar terletak di kawasan pedesaan tetapi

tidak terlalu jauh dari perkotaan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

lingkungan yang tenang.76

3. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah

mengikuti kurikulum Departemen Pendidikan Agama dan kurikulum Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan serta kurikulum khusus Pondok Pesantren Modern dengan

bahasa pengantar bahasa Arab atau bahasa Inggris yang mengacu kepada terciptanya

alumni (out put) yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris, baik aktif maupun

pasif dan mempunyai kemauan dan kemampuan untuk mengajar (amaliyah al-tadris)

dengan bahasa Arab atau Inggris pada anak didik tingkat dasar.

Di samping itu, juga di tambah dengan pendidikan ketrampilan seperti komputer,

laboratorium bahasa, kepramukaan, jam’iyatul qura’, praktek ubudiyah praktis dan

khitobah dengan menggunakan tiga bahasa (pidato bahasa Arab, Inggris dan Indonesia),

cabang-cabang olahraga, kesenian kaligrafi, letter dan kegiatan-kegiatan ketrampilan

lainnya.77

Pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dialokasikan menjadi 3

(tiga) lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah di rumuskan yang di jiwai

76 Observasi hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 77 Wawancara bersama Ustadzah Ulva Azizah pada hari Rabo tanggal 30 Mei 2007

Page 62: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

oleh ruh/jiwa atau nilai yang telah ditetapkan. Tiga lembaga pendidikan tersebut adalah

Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMA takhosus, Madrasah Diniyah.

Lembaga-lembaga pendidikan tersebut di bawah satu naungan direktris yang akan

bertanggung jawab kepada pengasuh. Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMA

takhosus dengan memakai kurikulum Departemen Agama atau Diknas dan kurikulum

Pondok Pesantren Modern, dengan mengguinakan bahasa pengantar bahasa Arab dan

bahasa Inggris.

Madrasah Diniyah menggunakan kurikulum Pondok Pesantren Salafiyah dengan

sistem makna gundul dan materi kitab-kitab kuning dengan spesialisasi aqidah, akhlak,

fiqih dan ilmu alat. Bahasa sehari-hari diharuskan berbahasa Arab dan berbahasa Inggris

bagi santri lama dan diperbolehkan berbahasa Indonesia bagi santri baru selama 5 (lima)

bulan.78

4. Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dikelola oleh Pengasuh bersama

Direktris serta sejumlah tenaga edukatif dan administratif sesuai dengan ahlinya dan

bidangnya. Tenaga edukatif pada bidang studi kurikulum Pondok Pesantren Modern

harus menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris dengan baik. Sedangkan tenaga

edukatif pada bidang studi umum harus sesuai dengan fak atau ahlinya dan diusahakan

semua tenaga kependidikan telah berpengalaman hidup dan bergaul di pesantren, sebab di

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar semua tenaga pendidikan harus mukim

(bertempat tinggal di asrama yang di sediakan) kecuali bagi ustadz atau ustadzah, yang

sudah memiliki rumah atau tempat tinggal sendiri.

78 Profil Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Page 63: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Untuk kemajuan Pondok Pesantrren Modern Putri al-Kautsar diusahakan

mendapat ustadz atau ustadzah yang professional di bidangnya masing-masing. Oleh

karenanya, selalu diusahakan tenaga pengajar yang benar-benar menguasai mata

pelajaran yang diberikan, seperti halnya guru bahasa Arab dan bahasa Inggris tidak hanya

sekedar bisa teori, tetapi harus bisa berdialog dan berkomunikasi dengan bahasa

tersebut.79

TABEL I

DAFTAR GURU

PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR

SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

No Nama Tempat Tanggal Lahir Pendidikan Terakhir

01 Drs. Nur Salim Bwi, 20 Juli 1966 S1 (PAI) IAIN 1990 02 Ismiyati S.Pd Bwi, 13 juni 1975 S1 (FKIP) UNEJ 03 Drs. Nur Hadi Bwi, 8 September

1964 SI (PAI) IAIN Jember

04 Fitriani, S, PdI Bwi, 28 Juni 1983 S1 (PAI) STAI Ibrahiny Genteng

05 Buklaini Yasin, M. Pd

Bwi, 4 April 1972 S2 Univ. Kanjuruhan Malang

06 Endang IR.S.Pdi Magetan, 17 April 1973

S1 (PAI) IAIN Sunan Ampel Jember 1995

07 Drs. Sadzal Bwi, 20 Januari 1981 S1 (PAI) STAI Ibrahimy genteng

08 Abdulloh Bwi, 1942 Aliyah Diniyah Kencong 09 H. Qurtubi, Lc Bwi, 1956 S1 Univ. Sholadiah Makkah 10 Arif Rahman

Hakim, S.Ag Bwi, 29 Maret 1971 S1 IAIN Sunan Ampel

Surabaya 11 St. Rosidah,S.PdI Ponorogo, 6 Januari

1977 S1 (PAI) STAI Ibrahimy Genteng

12 Masrufia, S. PdI Bwi, 14 Maret 1975 S1 (PAI) STAI Ibrahimy Genteng

13 Nur Salim, S. Ag Bwi, 12 Oktober 1973 S1 IAIN Sunan Ampel Surabaya

1379 Proposal Permohonan Bantuan Gedung Aula tahun 2005-2006, Hlm 2

Page 64: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

14 Nuruddin, S. Pd Bwi, 1973 S1 15 Kasturi, BA Bwi, 1973 D3 Matematka 16 Masdori, S. PdI Bwi, 7 Nopember

1975 S1 (PAI) STAI Ibrahimy Genteng

17 Nur Kholis Bwi, 1973 MA Cluring 18 Munadir Kholid,

A. Md Bwi, 1972 D3 Kimia

19 Irham Kholili Bwi, 1973 MA Brasan 20 Langgeng Basuki,

S. Pd Bwi, 1973 S1 (Biologi) UNMUH

Malang 21 Usman Zuhri, S.

PdI Bwi, 1972 S1 (PAI) STAi Ibrahimy

Genteng 22 Nurun Nikmah, S.

Ag Bwi, 15 Juli 1976 S1 (PAI) Ibrahimy

Situbondo 23 Dra. Rosyidah Bwi, 12 Desember

1964 S1 Ekonomi

24 Murtiyani, S. Pd Bwi, 1975 S1 Biologi UNMUH Malang 25 Ruliani, S. Pd Ponorogo, 22 Juni

1982 S1 (PAI) STAI Ibrahimy Genteng

26 Mahmudah, S. PdI

Bwi, 13 Juni 1982 S1 (PAI) STAI Ibrahimy Genteng

27 Nurul Fitriawati, A. Md

Bwi, 11 Nopember 1985

D3 (PGSD) STAI Ibrahimy Genteng

28 Imroatus Sa’adah, A. Md

Bwi, 9 Oktober 1984 D3 (PGSD) STAI Ibrahimy Genteng

29 Nurul Ahyani Bwi, 24 Maret 1985 MA al-Kautsar 30 Ulfa Azizah Bwi, 7 Mei 1985 MA al-Kautsar 31 Anisa Amalia Bwi, 4 Januari 1984 MA al-Kautsar 32 Iswarotin Bwi, 1985 MA al-Kautsar 33 Siti. Fatimah Bwi, 1985 MA al-Kautsar 34 Nur Anisah Bwi, 1981 MA al-Kautsar 35 Wahidatul Fitria Bwi, 30 Juni 1985 MA Mantingan 36 Inayatul

Mabruroh Bwi, 1981 MA al-Kautsar

37 Nyoman Jiryani Bali, 23 Juni 1986 MA al-Kautsar 38 Eva, S. Pd Bwi, 1973 S1 Matematika

5. Keadaan Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sampai saat ini Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sudah semakin

lengkap sarana dan prasarananya yang disediakan sekalipun belum dapat dikatakan

sempurna. Untuk ruang kelas sudah semuanya memakai gedung permanen, masjid,

mushollah, ruang computer, ruang laboratorium bahasa, gedung perpustakaan ditambah

Page 65: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

sebuah villa di kelurahan Klatak Banyuwangi, yang digunakan untuk liburan santri dan

untuk kegiatan khusus di bulan Romadlon. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

sudah bisa membeli sepetak tanah lapang untuk kegiatan olahraga seluas 3.700 M2, untuk

sarana kegiatan pramuka disediakan bukit kecil seluas 12.500 M2. dan tanah datar seluas

30.000 M2. dan untuk sarana transportasi telah tersedia mobil pick up dan dua mobil mini

bus.80

TABEL II

DATA BANGUNAN GEDUNG

PONDOK PESANTREN MODERN PUTRI AL-KAUTSAR

SUMBERSARI SRONO BANYUWANGI

No

Jenis Ruang

Jumlah

Keterangan

1 Kelas 15 Baik

2 Tamu 1 Baik

3 Perpustakaan 1 Baik

4 Kepala Madrasah 1 Baik

5 Dewan Guru 3 Baik

6 Ruang Rapat 1 Baik

7 Tata usaha 1 Baik

8 Wakasek 1 Baik

9 Lab IPA. 1 Baik

10 Lab. Bahasa 1 Baik

11 UKS 1 Baik

12 Lab. Computer 1 Baik

13 Koperasi/Toko 1 Baik

14 Ruang OSAKI 1 Baik

80 Ibid,. hlm 3

Page 66: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

15 Kamar Mandi WC Guru 7 Baik

16 Kamar Mandi WC Murid 20 Baik

17 AULA 1 Baik

18 Ruang Ibadah /Musholla 1 Baik

19 Villa 1 Baik

20 Mini Bus 2 Baik

21 Asrama Santri 8 Baik

22 Asrama Ustadzah 1 Baik

23 Kamar Ibu Dapur 1 Baik

24 Dapur 1 Baik

25 Ruang Makan Santri 2 Baik

26 Ruang Makan Guru 1 Baik

27 Ruang Prasmanan 1 Baik

28 Lap. Volly 1 Baik

29 Lap. Basket 1 Baik

6. Sistem Manajemen Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Untuk bisa menjadikan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar maju dan

dapat bersaing di waktu-waktu mendatang maka, pondok pesantren modern ini di tuntut

menggunakan sistem manajemen. Oleh karenanya, figur kyai atau pengasuh, guru, serta

pengurus harus tunduk pada aturan yang di tetapkan AD/ART Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar. Bidang keuangan dan koperasi diatur sedemikian rupa sehingga

ekonomi pesantren dapat tumbuh dengan sehat. Di bidang tatanan dan disiplin, santri

diatur dengan cara penjadwalan waktu yang ketat, dan apabila ditemukan pelanggaran,

para santri akan mendapat sanksi sesuai dengan yang telah ditetapkan dan disepakati

bersama.81

81 Ibid,. hlm 3

Page 67: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

B. Penyajian Data

1. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri Di Pondok Pesantren Modern Putri

al-Kautsar

a. Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah merupakan suatu lembaga

pendidikan Islam yang dikelola dengan manajemen modern sehingga dapat tumbuh dan

berkembang serta mampu bersaing dengan Pondok Pesantren lainnya, dan jumlah

santrinya secara keseluruhan kurang lebih 400 santri dan semuanya wajib berasrama (full

day) di lokasi pondok pesantren. Berkat keuletan serta kerja sama yang harmonis semua

pengurus Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sudah mengoutputkan santri yang

menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris serta siap mengajar pada lembaga pendidikan

Islam dengan memakai kedua bahasa pengantar tersebut. Pondok Pesantren Modern Putri

al-Kautsar memiliki visi, misi yaitu:82

a. VISI

Mewujudkan santriwati al-Kautsar yang berahlakqul karimah, memiliki wawasan

yang luas, memiliki ilmu yang memadai, mandiri, dan memiliki disiplin yang tinggi.

b. MISI

1) Mencetak lulusan yang beraklaqul karimah

2) Mencetak lulusan yang memiliki wawasan yang luas

3) Mencetak lulusan yang memiliki ilmu yang memadai

4) Mencetak lulusan yang mandiri

5) Mencetak lulusan yang memiliki disiplin yang tinggi

82 Profil Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Page 68: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa visi, misi, Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar adalah mencetak lulusan yang mandiri secara tidak sadar, pondok

pesantren telah melakukan proses kehidupan yang mandiri, di lihat dari hidup keseharian

santri bisa dikatakan para santri sejak dini berlatih hidup mandiri dan dituntut untuk

melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dengan penuh tanggung jawab tanpa bantuan

orang lain. Apabila dilihat dari keseharian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar para santrinya memiliki disiplin yang tinggi, ini terlihat pada setiap pergantian

kegiatan para santri tidak boleh terlambat sedikitpun setelah kegiatan bel berbunyi.

Apabila mereka terlambat maka mereka harus mempertanggung jawabkan

perbuatannya.83

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar memiliki tujuan mencetak lulusan

yang mandiri. Dalam hal ini K.H Noor Hamid Askandar merumuskan arah tujuan serta

panca jiwa Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, yang disampaikan saat

diwawancarai peneliti sebagai berikut:

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar ini mempunyai arah tujuan yang jelas, yaitu: (1) in maa’u al-jismi (mengembangkan potensi jasmaniah), (2) in ma’ual-madarik (mengembangkan potensi aqliyah), tahdibul ahlak (mendidik potensi khuluqiyah). Dan proses pengembangan tersebut harus diwarnai dan di jiwai oleh panca jiwa Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yang terdiri dari,(1) akhlaqul karimah, (2) wawasan yang luas, (3) kualitas ilmu yang memadai, (4) mandiri, (5) disiplin yang tinggi.84 Dari keterangan tersebut, kemandirian merupakan salah satu program untuk

merealisasikan arah dan tujuan pendidukan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

yang dijiwai oleh panca jiwa, sebagaimana tersebut di atas. Karena begitu pentingnya

83 Observasi hari Selasa tanggal 29 Mei 2007 84 Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari Senin

tanggal 28 Mei 2007

Page 69: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

sifat kemandirian dimiliki oleh peserta didik, terutama santri yang hidup jauh dari orang

tua. Hidup di pesantren haruslah berbekal kemandirian. Kemandirian adalah suatu

kondisi di mana seseorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan

keputusan.

Tugas utama dari pendidikan adalah menghantarkan anak menuju kedewasaan

penuh hal ini disampaikan oleh K.H. Noor Hamid Askandar saat diwawancarai sebagai

berikut:

Kalau kita lihat dari kehidupan sehari-hari di pondok pesantren secara tidak sadar telah melakukan proses kemandirian, karena mereka para santri melakukan segala sesuatu sendiri tanpa tergantung pada orang lain ataupun temannya. Mau tergantung pada temannya gimana la wong temannya juga memiliki kewajiban yang sama dengan apa yang dilakukannya.85 Kedisiplinan sangat penting bagi pembentukan pribadi peserta didik, maka

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, karena

dengan kedisiplinan cara hidup santri bisa termenej. Begitu juga dengan semua kegiatan

yang ada di pondok pesantren. Semua kegiatan akan berjalan dengan tertib apabila semua

santri disiplin dengan waktu dan peraturan yang ada. Pendidikan yang ditanamkan

kepada santri yang ada di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah usaha

pesantren untuk membentuk kemandirian santri. Agar santri lebih percaya pada

kemampuannya sendiri. Seperti yang telah disampaikan oleh Endang Indarti Rahayu

bahwa:

Sifat kemandirian tidak mudah dimiliki peserta didik, oleh karena itu kemandirian harus ditanamkan kepada para santri sejak dini. Kedisiplinan sangat berperan dalam pembentukan sifat kemandirian santri. Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar semua santri wajib menaati peraturan yang telah ada demi tertibnya semua kegiatan. Tetapi para santri masih kurang sadar bahwa

85 Ibid,.

Page 70: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

kedisiplinan yang di tanamkan di pondok peasntren semua akan kembali pada mereka sendiri. Yang akhirnya akan dapat membentuk pribadi mereka.86

Pendidikan kemandirian yang ditanamkan pada santri di Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar adalah berupa kegiatan yang tidak mengganggu aktifitas belajar

santri. Hal ini diceritakan oleh pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar K.H

Noor hamid Askandar sebagai berikut:

Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar ini pesantren telah mengadakan beberapa kegiatan untuk membentuk kemandiraian santri. Pesantren mengadakan beberapa kegiatan dalam meningkatkan kemandirian santri yang sifatnya tidak mengganggu aktifitas belajar santri. Jadi, santri hanya mempunyai kewajiban belajar dan berusaha meningkatkat dirinya untuk menjadi insan yang lebih sempurna. Berbeda dengan pondok pesantren dahulu, santri benar-benar dituntut kemandiriannya dalam memenunuhi kebutuhan, misalnya santri harus mencari uang sendiri tanpa tergantung dan membebani orangtua, memasak dan memenuhi segala kebutuhannya sendiri tanpa tergantung pada orang lain. Akan tetapi kegiatan tersebut dapat mengganggu aktifitas belajar santri, dan santri sering terlambat sekolah dan mengaji, dan mempunyai sedikit waktu untuk belajar.87 Dari keterangan tersebut, pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

mempunyai inisiatif membentuk suatu kegiatan dalam meningkatkan kemandirian santri

tanpa mengganggu aktifitas belajar santri. Upaya yang dilakukan Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santrinya yaitu dengan cara

mengadakan kegiatan-kegiatan bermutu, yang dianggap sangat perlu untuk bekal santri

setelah keluar dari pondok pesantren, seperti yang telah disampaikan Ustadazah Endang

Indarti Rahayu selaku direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar waktu

diwawancarai peneliti sebagai berikut:

86 Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari Selasa 5

Juni 2007 87 Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari Senin

tanggal 28 Mei 2007

Page 71: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Upaya Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam meningkatkan kemandirian santri, kami lakukan dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan pada santri yang sekiranya bermanfaat bagi santri kelak setelah keluar dari pondok, misalnya mengadakan kegiatan-kegiatan yang bekaitan dengan peningkatan bahasa santri, tataboga, kaligrafi, komputer, laboratorium, dan juga amaliyah tadris. Yang mana kegiatan ini adalah untuk menanamkan jiwa guru bagi santri yang tinggal 6 tahun di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai persyaratan akhir studi. Apabila mereka tidak lulus maka santri wajib memgulang sampai santri dinyatakan lulus.88 Semua santri diwajibkan mengikuti kegiatan yang diadakan pesantren. Yang

mana pesantren mempunyai tujuan agar santri mandiri, yaitu santri mempunyai

pengetahuan seperti yang santri lain miliki agar mereka tidak saling menggantungkan

antara yang satu dengan yang lain.

Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar yaitu dengan cara mengadakan beberapa kegiatan yang bermanfaat bagi masa

depan santri, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Ustadzah Endang Indarti Rahayu

sebagai direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai berikut:

Dalam meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar kami mengadakan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemadirian santri seperti kegitan pramuka, jamiyatul quro’, tataboga keorganisasian, dan pengembangan bahasa. Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar ini, kami lebih banyak mengadakan kegiatan mengenai pengembangan bahasa, karena kami ingin menghasilkan out put santri yang berbeda dengan Pondok Pesantren yang lain. Seperti ketrampilan jahit-menjahit, PMR, elektro, tata rias dll. Program kegiatan ini masih belum ada di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar karena di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih memfokuskan pada pengembangan bahasa, dan tidak adanya kegiatan tersebut karena sulitnya membagi waktu karena telah padatnya program kegiatan yang dilakukan oleh para santriwati.89

88 88 Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa

5 juni 2007

89 Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa 5 juni 2007

Page 72: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar yaitu dengan mengadakan beberapa kegiatan yang bemanfaat bagi pribadi santri,

tetapi di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih banyak mengadakan kegiatan

yang berkaitan dengan pengembangan bahasa karena Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar ingin mengotputkan santri yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris

Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar selain dengan cara mengadakan program kegiatan yang bermutu, para pendidik

juga berusaha dalam hal pembentukan psikilogis santri, seperti yang telah disampaikan

oleh direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yang pertama adalah menanamkan kemandirian sejak dini, yaitu santri harus selalu mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, kedua menanamkan kedisiplinan pada santri agar santri selalu terbiasa dengan hal perbuatan yang baik, yang ketiga adalah menanamkan rasa tanggung jawab. Kami selalu memanggil santri yang melakukan kesalahan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan memberi bimbingan dan nasehat, keempat yaitu mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermutu bagi peningkatan kemandirian mereka, yang kelima yang masih kami usahakan yaitu menanamkan rasa percaya diri pada santri, anak-anak santri mereka bisa percaya diri apabila mereka tampil masih dalam lingkup pesantren, tetapi apabila kami mengirim mereka lomba keluar pesantren mereka masih kurang percaya diri karena mereka selalu merasa rendah di banding yang lain. Untuk menanggulangi hal tersebut, kami merencanakan akan sering mengadakan pelatihan-pelatihan yang pembimbingnya dari luar pesantren.90 Kemandirian memang sangat sangat penting dimiliki oleh santri, maka dari itu

kemandirian harus ditanamkan kepada santri sejak dini, karena membentuk santri yang

memiliki sikap kemandirian itu membutuhkan proses yang cukup panjang. Upaya

Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar juga

90 Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa 5

juni 2007

Page 73: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

diusahakan melalui penanaman kedisiplinan, penanaman rasa tanggung jawab, dan

penanaman rasa percaya diri.

b. Bentuk-bentuk Kegiatan di Pondok Pesantren Putri al-Kautsar Dalam

Meningkatkan kemandirian santri dan problematikanya.

a) Amaliyah al-Tadris

Nama kegiatan ini adalah “At-Tarbiyah al-Amaliyah al-Tadris” (pendidikan

praktek mengajar). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun yang dilaksanakan

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, dilaksanakan setiap tahun sekali pada

akhir tahun pelajaran, yang merupakan program wajib yang harus diikuti oleh semua

kelas VI (setara dengan kelas XII Madrasah Aliyah), Yang tujuannya adalah untuk

merealisasikan terwujudnya generasi Islam yang berilmu pengetahuan, mempunyai

kemauan, dan kemampuan untuk mengajarkan kepada orang lain, mengenai ilmu yang

telah mereka dapat.91

Program Amaliyah al-Tadris pada dasarnya adalah tanggung jawab Direktris yang

mendapat mandat dari Pengasuh, kemudian Direktris menunjuk pembimbing qism ta’lim

sebagai penanggung jawab operasional untuk membentuk tim yang khusus pembimbing

yang menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris, diberi tugas untuk membuat proposal

pelaksanaan Amaliyah al-Tadris secara lengkap.

Tehnik pelaksanaan program pendidikan Amaliyah al-Tadris adalah melalui rapat

yang dipimpin oleh qism ta’lim (bagian pengajaran) dan diikuti oleh semua tim khusus

pembimbing yang telah ditunjuk untuk membuat proposal menentukan langkah-langkah

operasional Amaliyah al-Tadris

91 Observasi hari rabo tanggal 30 Mei 2007

Page 74: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib setiap peserta Amaliyah al-

Tadris dan sumbangan partisipan serta subsidi dari pengurus yayasan Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar. Selama ini problematika yang di hadapi adalah; Kurang siapnya

santri mengenai materi yang akan disampaikan, masih ada sebagian musyrif yang datang

terlambat.92

Oraganisasi pendidikan Amaliyah al-Tadris di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar yang dimaksud adalah sebagai berikut:

92

PENGASUH K.H Noor hamid

DIREKTRIS Endang Indarti.R

YAYASAN

QISMU TA’LIM Fitriani

SEKRETARIS

BENDAHARA

MUSRYIF BAHASA INGGRIS

MUSRYIF BAHASA ARAB Ruliani

PESERTA AMALIYAH TADRIS

Page 75: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Tujuan organisasi pendidikan Amaliyah al-Tadris di Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar adalah untuk mengidenteifikasi kedudukan, tugas, dan tanggung jawab

masing-masing agar tercipta pola kerja yang harmonis untuk mencapai tujuan, dan agar

mereka bekerja sama lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan bersama sesuai

dengan visi dan misi program Amaliyah al-Tadris itu sendiri.

Dari wawancara peneliti dengan qism ta’lim (bagian pengajaran) ustadzah Ruliani

saat di wawancarai peneliti mengatakan bahwa:

Pendidikan praktek mengajar atau at-Tarbiyah al-Amaliyah li al-Tadris adalah salah satu program pendidikan di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali untuk kelas VI (setara dengan kelas XII madrasah aliyah).untuk menguji kemampuan mereka, baik kemampuan kognitifnya, efektifnya, dan psikomotoriknya. Dengan bahasa pengantar bahasa Arab dan bahasa Inggris.93

Dari keterangan tersebut bahwa praktek mengajar at-Tarbiyah al-Amaliyah al-

Tadris adalah salah satu program pendidikan yang wajib dilaksanakan setiap tahun untuk

menguji kemampuan dan melatih santri untuk menjadi guru dalam bidang studi agama

yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Sementara itu Ustadazah Fitriani

menambahkan bahwa:

Dengan program praktek mengajar at-tarbiyah al-amaliyah li al-tadris di harapkan dapat mencetak out put yang kuat dan ulet dalam berjuang dan menjadi generasi penerus yang peduli terhadap pendidikan baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Amaliya al-Tadris sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur keberadaan seorang guru. Semua alumni (out put) diharapkan mengerti dan menghayati betapa luhurnya profesi seorang guru.94

93 Hasil wawancara dengan Ustadzah ulva azizah pada hari Rabo Tanggal 30 Mei 2007 94 Ibid,.

Page 76: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan praktek mengajar adalah

usaha sadar yang dilaksanakan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar untuk

menyiapkan peserta didik (santri) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

atau praktek bagi peranannya di masyarakat yang akan datang.

b) Kepramukaan

Nama kegiatan ini adalah pramuka. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan seminggu sekali pada Sabtu sore hari mulai jam 14.15-15.15. Kegiatan ini

dilaksanakan di luar pesantren yaitu lokasinya 1km dari pesantren, bertempat di sebuah

bukit kecil dan tanah lapang yang telah di sediakan untuk kegiatan kepramukaan.

Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua santri, yang mana tujuan dari kegiatan ini adalah

untuk meningkatkan kreatifitas, kemandirian, kedisiplinan santri.95

Kegiatan kepramukaan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang

mendapat mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk pembimbing pramuka

sebagai penanggung jawab untuk menangani kepramukaan, yang juga dibantu oleh

pengurus bagian kepramukaan. Tehnik pelaksanaan program kepramukaan adalah

melalui rapat mingguan dan bulanan yang di pimpin oleh pembimbing kepramukaan dan

diikuti oleh pengurus pramuka yang telah di tunjuk sebagai penanggung jawab

kepramukaan.

Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib setiap bulan yang di pungut dari

setiap peserta yang kemudian di kumpulkan pada pengurus pramuka dan dikelola oleh

pengurus pramuka. Problematika Hambatan-hambatan dalam kegiatan ini adalah; Masih

ada santri yang kurang tepat waktu, sulitnya santri melengkapi atribut pramuka

95 Observasi Pada Hari Sabtu Tanggal 2 Juni 2007

Page 77: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

c) Mufrodat

Nama kegiatan ini adalah mufrodat. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap hari pada pagi hari setelah sholat subuh mulai jam 04.30-05.00.

Dilaksanakan di lingkungan Pondok Pesantren Modern Putri Al-Kautsar yang wajib

diikuti oleh semua santri. Dalam kegiatan ini tutor memberikan mufrodat atau

vocabularies 2-4 kosa kata pada setiap harinya, dan santri dibagi berdasarkan kelompok

kelas. Kegiatan ini bertujuan agar santri mempunyai banyak perbendaharaan kata dan

dapat langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-harinya.96

Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat

mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism ta’lim sebagai penanggung

jawab dan di bantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian

bahasa.

Tehnik pelaksanaan program kegiatan ini adalah melalui rapat yang dilaksanakan

setiap bulan yang di pimpin oleh qism ta’lim (pembimbing bagian pengajaran) dan diikuti

oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian bahasa. Demi

kelancaran kegiatan ini pembimbing serta pengurus memotivasi dan mengontrol para

santri agar lebih antusias dalam mengikuti kegiatan. Problematika dan Hambatan-

hambatan kegiatan ini adalah; Merasa bosannya santriwati yang menyebabkan mufrodat

subuh tidak semangat lagi, adanya sebagian tutor yang tidak masuk, banyak kata-kata

yang sudah di islah tetapi banyak yang tidak di pergunakannya.

Setelah santri mendapatkan kosa kata atau kalimat setiap harinya yang di peroleh

dari kegiatan mufrodat, maka santri wajib mempraktekkannya sebagai percakapan

96 Observasi Pada Hari Selasa Tanggal 29 Mei 2007

Page 78: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

sehari-hari, sebagaimana yang di katakan oleh qism ta’lim Ustadzah Iswarotin saat

diwawancarai peneliti mengatakan bahwa:

Pemberian mufrodat atau vocabularies yang dilaksanakan setiap hari setelah sholat subuh adalah bertujuan agar santri mudah mengingat kosa kata baru yang di berikan oleh tutor. Pada setiap harinya santri wajib menulis atau mendokumentasikan kosa kata yang dia peroleh dan mengumpulkan buku mufrodat setiap bulannya pada pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian bahasa, dan santri wajib mempraktekkan dalam kehidupan sehari-harinya yaitu 4 hari berbahasa arab dan 3 hari berbahasa inggris, dan akan diberikan sanksi bagi pelanggar bahasa.97

Dari keterangan tersebut, santri pada setiap harinya dituntut untuk berdialek

dengan bahasa Arab maupun bahasa Inggris, dan bagi pelanggar bahasa akan dikenakan

sanksi, seperti yang telah disampaikan oleh Ustadazah Nurul Ahyani bagian pengajaran

sebagai berikut:

Apabila santri telah melanggar bahasa dengan jenis pelanggaran berbicara dengan bahasa Daerah atau bahasa Indonesia maka sanksinya memakai jilbab pelanggaran yang berwarna hijau selama 3 hari. Apabila santri tidak melengkapi buku mufrodat subuh maka sanksinya menghafal mufrodat dan merangkainya menjadi sebuah kalimat dan lari-lari mengelilingi halaman sebanyak tiga kali dan memakai jilbab selama tiga hari.98

Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian sanksi pada

pelanggar bahasa pada akhirnya juga akan kembali untuk santri sendiri. Dengan

kedisiplinan santri setiap hari berdialek dengan bahasa asing, maka santri akan lebih

cepat menguasai bahasa internasional yang harus dikuasai oleh peserta didik zaman

sekarang, agar nantinya mampu bergaul tingkat Nasional dan Internasional.

97 Wawancara Dengan Ustadzah Fitriani Pada Hari Kamis Tanggal 31 Mei 2007 98 Ibid,.

Page 79: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

d) Khitobah

Nama kegiatan ini adalah khitobah. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan selama satu minggu sekali pada hari Sabtu mulai jam 18.45-19. 45.

Dilaksanakan di aula, dan musolla,. yang terbagi menjadi tiga kelompok, yang wajib

diikuti oleh semua santri. Kegiatan ini bertujuan melatih mental santri berbicara di depan

orang banyak.99

Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat

mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism ta’lim sebagai penanggung

jawab dan dibantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian

bahasa.

Tehnik pelaksanaan program kegiatan ini adalah melalui rapat yang dilaksanakan

setiap bulan yang dipimpin oleh qism ta’lim (pembimbing bagian pengajaran) dan diikuti

oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) (organisasi santri al-

Kautsar) bagian bahasa. Demi kelancaran kegiatan ini pembimbing serta pengurus

memotivasi dan mengontrol para santri agar lebih antusias dalam mengikuti kegiata ini.

Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib peserta yang dikumpulkan

pada kelompoknya masing-masing dan dikelola oleh pengurus kelompok. Problematika

dan Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Sulitnya mengkoordinir santri untuk

datang tepat waktu, kurang adanya kesiapan bagi santri yang bertugas, sulitnya

mengkoordinir santri untuk mengikuti kegiatan khitobah dengan alasan sakit

Kegiatan khitobah ini juga termasuk salah satu kegiatan yang tujuannya untuk

meningkatkan kelancaran berbahasa santri. Seperti yang telah disampaikan Ustadzah

Mahmudah saat di wawancarai peneliti sebagai berikut: 99

Page 80: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Kegiatan khitobah ini adalah suatu program qism ta’lim yang tujuaannya adalah sebagai ajang latihan mental karena mereka akan tampil di depan banyak temannya dan musyrif atau pembimbing. Dan sebagai wahana latihan belajar berpidato atau menjadi seorang da’i yang memakai metode modern yaitu dengan menggunakan 3 bahasa (bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia). Yang mana bahasa arab merupakan bahasa agama Islam yang tersirat dalam al-Quran dan bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang harus dikuasai oleh peserta didik zaman sekarang agar nantinya mampu bergaul di tingakat nasional dan internasional.100 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa , tidak hanya dalam bentuk

dialog sehari-hari pendalaman bahasa yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar. Kegiatan khitobah adalah merupakan suatu kegiatan yang tujuannya

juga untuk meningkatkan kelancaran bahasa santri, selain sebagai ajang latihan mental.

e) Olahraga

Nama kegiatan ini adalah olahraga. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap hari pada sore hari mulai jam 15.45-16.30. Dilaksanakan di lapangan

olahraga yang ada di lingkungan pesantren.yang wajib diikuti oleh semua santri.

Kegiatan ini bertujuan agar santri selalu sehat jasmani. Kegiatan ini pada dasarnya adalah

tanggung jawab direktris yang mendapat mandat dari pengasuh, kemudian direktris

menunjuk pembimbing bagian olahraga sebagai penanggung jawab kegiatan ini dan

dibantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian olahraga.

Sumber dan kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib setiap bulan dan sumbangan

partisipan serta subsidi dari pengurus yayasan Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar. Yang digunakan untuk membeli perlengkapan olahraga. Problematika dan

Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Sulitnya mengkoordinir santri untuk olahraga

dengan alasan sakit, piket, izin kekamar mandi, masih ada sebagian santri yang kurang

hafal gerakan senam, dan harus ada instuktur senam.

100 Wawancara dengan Ustadzah Mahmudah Pada hari Rabo Tanggal 1 juni 2007

Page 81: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Dari hasil wawancara peneliti dengan Ustadzah pembimbing olahraga adalah

sebagai berikut:

Tujuan dari kegiatan olahraga adalah agar santri selalu sehat dan bugar jasmani, apabila santri sehat mereka akan selalu bersemangat dalam belajarnya. Adapun cabang-cabang olahraga yang mereka ikuti adalah voly, basket, kasti, bulu tangkis, lempar lembing, dan juga senam pagi yang dilaksanakan pada setiap hari Rabu mulai pukul 05.30-06.00, selain itu juga ada kegiatan jalan sehat yang dilaksanakan pada setiap hari Minggu mulai pukul 05.30-07.00 yang mana kegiatan jalan sehat ini bertujuan menanggulangi kejenuhan santri selama satu Minggu melakukan proses pembelajaran, kegiatan ini juga bisa dikatakan acara refresing bagi santri.101 Dari keterangan tersebut dapat disimpulakan bahwa di Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar banyak dibuka cabang-cabang olahraga yang salah satu tujuaannya

adalah untuk memfasilitasi santri dalam bidang minat bakat, selain untuk kesehatan

jasmani santri.

f) Halaqoh quraniyah

Nama kegiatan ini adalah halaqoh quraniyah. Kegiatan ini merupakan kegiatan

rutin yang dilaksanakan setiap hari pada malam hari mulai jam 18.00-18.45, yang

dilaksanakan di Musolla, dan Aula Pesantren. Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua

santri. Dalam kegiatan ini santri terbagi menjadi beberapa kelompok tiap kelompok

terdiri dari 15 orang dan dibimbing langsung oleh seorang Ustadzah. Tujuan dari

kegiatan ini adalah agar santri mampu membaca bacaan al-Quran dengan baik dan benar.

Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat

mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk qism ta’lim sebagai penanggung

jawab dan di bantu oleh santri senior yang duduk di kelas VI. Problematika dan

Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Merasa bosannya santriwati yang

101 Wawancara Dengan Ustadzah Nurul Fitriawati Pada Tanggal 1 Juni 2007

Page 82: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

menyebabkan halaqoh tidak semangat lagi, adanya sebagian ustadzah pembimbing yang

tidak masuk.

Pada kegiatan halaqoh quraniyah setiap kelas mempunyai kurikulum yang

berbeda yang harus dicapai pada setiap akhir tahunnya. Dari hasil wawancara peneliti

dengan ustadzah bagian qism ta’lim adalah sebagai berikut:

Kegiatan halaqoh quraniyah ini bertujuan agar santri mampu membaca al-Quran dengan baik dan benar. Dalam kegiatan ini santri juga diberi pemahaman tentang syariat agama Islam, agar santri lebih mendalami dalam hal hukum Islam. dan setiap kelas mempunyai kurikulum yang berbeda, yang harus dicapai pada tiap akhir tahun.102

g) Jam’iyatul quro’

Nama kegiatan ini adalah jam’iyatul quro’. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin

yang dilaksanakan satu Minggu sekali pada hari Rabo mulai jam 18.00-19.00, yang

dilaksanakan di musolla Pesantren. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar santri mampu

membaca bacaan al-Quran dengan baik dan benar, dan melatih santri dalam melantunkan

ayat suci al-Quran dan memfasilitasi santri dalam bidang minat bakat.

Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat

mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk bagian kepesantrenan untuk menjadi

penanggung jawab pelaksanaan kegiatan ini, dan dibantu oleh pengurus OSAKI bagian

kesenian. Problematika dan Hambatan-hambatan yang dihadapi adalah; Sulitnya

mengkoordinir santri untuk membawa al-Quran pada waktu jam’iyatul quro’, sulitnya

mengkoordinir santri pada waktu sholawat dan Qiro’ah

102 Wawancara Dengan Ustadzah Nurul Ahyani Pada Tanggal 2 Juni 2007

Page 83: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

h) Tataboga

Nama kegiatan ini adalah tataboga. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang

dilaksanakan setiap hari mulai pagi sampai sore hari, yang dilaksanakan di dapur

pesantren. Setiap satu bulan sekali setiap santri mendapat giliran tobakhoh yang sudah

terbagi dalam beberapa kelompok, yang mana dalam kegiatan ini santri dibimbing oleh

juru masak pesantren. Kegiatan ini dilaksanakan yaitu untuk memenuhi kebutuhan makan

santri dan ustadzah yang bermukim di asrama pesantren. Setiap satu semester sekali

santri juga diberi kesempatan untuk praktek membuat kue dan kegiatan tataboga lainnya.

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar santri mempunyai ketrampilan dalam hal masak-

memasak, karena mereka suatu hari dituntut untuk menguasai ilmu tataboga apabila

mereka menjadi ibu rumah tangga 103

Kegiatan ini pada dasarnya adalah tanggung jawab direktris yang mendapat

mandat dari pengasuh, kemudian direktris menunjuk bagian kopda sebagai penanggung

jawab dan di bantu oleh pengurus OSAKI (organisasi santriwati al-Kautsar putri) bagian

kopda

Sumber dana kegiatan ini diperoleh dari iuran wajib santri dan sumbangan

partisipan serta subsidi dari pengurus yayasan Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar. Problematika dan Hambatan-hambatannya adalah; Sulitnya bagi yang tobakhoh

untuk segera mengembalikan sisa uang yang telah diibelanjakaan.

i) Komputer dan Internet

Komputer adalah suatu perlengkapan elektronik yang mengolah data, mampu

menerima masukan dan pengeluaran mempunyai sifat seperti kecepatan yang tinggi,

ketelitian dan kemampuan menyimpan intruksi-intruksi untuk menyelesaikan masalah.

103 Observasi pada hari Kamis tanggal 31 Mei 2007

Page 84: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Komputer dapat melaksanakan berbagai jenis pengolahan informasi yang biasa dilakukan

oleh manusia dengan lebih cepat, dan dengan kesalahan-kesalahan yang lebih sedikit.

Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, teknologi internet menjadi

terjangkau bagi dunia pendidikan, internet ebagi sumber informasi yang sangat luas

menjadi altrernatif yang sangat menarik untuk penyiapan sumber daya manusia yang

dibutuhkan.

Di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar kegiatan ini adalah kegiatan rutin

yang dilaksanakan setiap hari berdasarkan jadwal kelas yang telah ditentukan yang wajib

diikuti oleh semua santri, agar santri mampu berkompetisi dan tidak tertinggal dengan

perkembangan IPTEK di mana informasi adalah komoditi yang sangat penting.

Penanggung jawab kegiatan adalah ustadah bagian sekretaris dan sumber dana dari

kegiatan ini adalah dari iuran wajib santri dan sumbangan partisipan serta subsidi dari

pengurus yayasan.

j) Laboratorium

Laboratorium adalah salah satu media yang sangat penting di dunia pendidikan

yaitu sebagai media untuk lebih menguasai, memahami, dan mengerti bahasa baik dalam

hal pengucapan, dialek atau komunikasi, dan dalam hal menambah perbendaharaan kata.

Kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap hari berdasarkan jadwal kelas

yang ditentukan, yang wajib diikuti semua santri. Penanggung jawab kegiatan ini adalah

ustadah bagian sekretaris. Sumber dana dari kegiatan ini adalah dari iuran wajib santri

dan sumbangan paertisipan serta subsidi dari pengurus yayasan. Tujuan dari kegiatan ini

adalah agar santri lebih menguasai dalam hal komunokasi dengan bahasa asing dan bisa

melafalkan tiap kalimat dengan baik.

Page 85: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar mengadakan beberapa kegiatan yang

bertujuan untuk meningkatkan kemandirian santri. Seperti kegiatan-kegiatan yang telah

diuraikan di atas. Kegiatan-kegiatan lain yang tidak diuraikan karena tidak dibatasi oleh

waktu, seperti kegiatan organisasi, koperasi pesantren, kaligrafi letter, karya ilmiah dan

lain-lain. Direktris bekerja sama dengan dewan guru untuk selalu meningkatkan sarana

dan prasarana yang yang dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan di atas agar santri selalu

bersemangat dalam mengikuti semua kegiatan yang ada di pesantren. Semua kegiatan

tersebut di atas terlaksana dengan baik meskipun masih ada hambatan-hambatan yang

masih dicari akar permasalahan dan solusi terbaiknya.

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Semua program dan rencana tidak berjalan dengan lancar tanpa hambatan masih

ada kendala yang dihadapi oleh para pendidik, seperti yang telah disampaikan oleh

direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai berikut:

Hal yang masih sulit kami hadapi adalah menyadarkan santri akan arti penting kedisiplinan. Kami sangat mengharap santri disiplin dengan peraturan yang ada dengan kebiasaan disiplin mereka secara tidak sadar telah melakukan proses kemandirian yaitu mereka telah mampu mengontrol emosi, mengatasi masalah yang mereka hadapi, dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang lain dan diimbangi dengan rasa tanggung jawab104

Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa, kedisiplinan yang menjadi prioritas utama

dalam membentuk kepribadian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar,

memang sulit menanamkan kedisiplinan pada santri, salah satu faktornya adalah kurang

sadarnya santri akan arti kedisiplinan. Dengan kebiasaan disiplin secara tidak sadar santri

104 Hasil wawancara dengan direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar pada hari selasa

5 juni 2007

Page 86: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

telah melakukan proses kemandirian yaitu mereka telah mampu mengontrol emosi,

mengatasi masalah yang mereka hadapi, dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang

lain dan diimbangi dengan rasa tanggung jawab

Sedangkan faktor pendukung upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah kemandirian santri adalah merupakan salah

satu arah tujuan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, dan semangat para pendidik

untuk membentuk pribadi santri yang mandiri.

Page 87: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

BAB V

PEMBAHASAN

A. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri

al-Kautsar

Santri adalah aset negara generasi penerus bangsa. Oleh karena itu begitu urgent

posisi peserta didik dalam dunia pendidikan untuk menyiapkan generasi Islam yang

berkualiatas, baik sisi intelektual maupun sisi religiusnya. Inilah dasar pemikiran yang

membuat peneliti tertarik untuk mengkaji dalam skripsi penulis yang berjudul Upaya

Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Sumbersari Srono Banyuwangi.

Semua pembahasan dan analisis yang diulas peneliti mengacu pada interviuw,

observasi, dan dokumentasi yang merupakan cara pengumpulan data-data yang ada dan

didapatkan penulis. Wawancara dilakukan peneliti kepada pengasuh Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar, Direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, para

Ustadzah Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar serta Santri Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar.

Agama Islam adalah agama yang universal yang mengajarkan kepada umat

manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrowi, salah satu

ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan

pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan

hidup manusia yang mutlak harus dipenuhi, demi untuk mencapai kebahagiaan dunia dan

akherat. Salah satunya adalah pendidikan kemandirian.

77

Page 88: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Islam mengajarkan untuk mendidik anak secara mandiri.105 Dengan mengatur anak

secara jarak jauh. Tujuan utama Islam adalah mengontrol perilaku anak supaya tidak

terbawa oleh arus yang menyimpang. Karena pada akhirnya Nanti masing-masing

individu yang akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diperbuatnya di dunia.

Sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Mudassir ayat 38106. oleh karena itu individu

harus selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.

Rosulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik di bidang

sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak,

agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan

kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya,

menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan

keberaniannya bertambah. Dia tidak manja, dan kedewasaan menjadi ciri

khasnya.107seorang anak yang selalu dimanja dia akan selalu tergantung pada orang lain.

Oleh karena itu, kebiasaan sera dibantu tidak baik bagi perkembangan peserta didik.

Allah juga berfirman dalam surat ar-Ro’du ayat 11108, bahwa Allah tidak akan

mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada

mereka sendiri. Oleh karena itu, usaha seseorang untuk menjadi lebih baik adalah dimulai

dari diri sendiri dan bukan dari orang lain. Dalam hal ini kemandirianlah yang

dibutuhkan, dari ayat tersebut sangat jelas bahwa umat Islam mendorong umatnya untuk

menjadi umat yang mandiri karena kemandirian merupakan kunci yang diberikan Allah

untuk kesuksesan di dunia maupun di akherat. Dalam ayat tersebut Allah juga

105 Lihat Bab II, hlm. 21 106 Lihat Bab II, hlm 22 107 Ibid,. 108 Lihat Bab II, hlm,24

Page 89: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

menjelaskan bahwa usahanya kelak akan diperlihatkan-Nya. Seorang individu akan

mempertanggung jawabkan semua yang telah dia perbuatnya selama hidup di dunia, tidak

hanya kepada sang khalik seorang manusia mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Tetapi mereka juga akan mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada sesamanya.

Menurut Lie dan Prasaati109 kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan

kegiatan atau tugas sehari-hari sendiri dengan sedikit bimbingan, sesuai dengan tahapan

perkembangan dan kapasitasnya. Kemampuan seseorang untuk melakukan segala sesuatu

tanpa bantuan orang lain adalah suatu yang harus dimiliki oleh peserta didik , dan

pendidik haruslah menanamkan kemandirian sejak dini pada peserta didik, karena

kemandirian bisa dimiliki seseorang melalui proses yang cukup panjang.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Zaim Mu’tadin bahwa seseorang bisa disebut

mandiri apabila sudah memenuhi aspek-aspek kemandirian yang terdiri dari empat aspek

yaitu; emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial.110 Dalam kehidupan sehari-hari santriwati

al-Kautsar telah memenuhi 4 aspek:

a. Emosi.

Dalam melakukan aktifitas sehari-hari, santri harus memiliki kesadaran sendiri.

Para santri hidup jauh dari orang tua, pesantren mengajarkan bahwa dalam melakukan

kegiatan apapun harus berangkat dari kesadaran sendiri, tanpa pamrih, serta lepas dari

tekanan pihak lain sekalipun orang tuanya.

b. Ekonomi.

Hidup di pesantren, santri juga terbiasa mengelola keuangan sendiri, berbekal

uang saku dari orang tua mereka dituntut mampu untuk mengelola uang sakunya agar

109 Lihat bab II hlm.11 110 Lihat bab II hlm. 14

Page 90: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

bisa mencukupi seluruh kebutuhannya baik makanan, pakaian, pendidikan, dan

kebutuhan yang lain.

c. Intelektual.

Santri belajar berfikir secara mandiri mengambil keputusan sendiri dalam

menghadapi berbagai masalah yang dihadapi. Dan bertanggung jawab atas semua yang

telah menjadi keputusannya.

d. Sosial.

Para santri terbiasa membangun solidaritas yang tinggi dan mempelajari pola

perilaku yang diterima didalam kelompoknya. Teman mereka datang dari berbagai

daerah, pulau dan etnis di indonesia. Bahkan ada yang datang dari luar negeri, mereka

mempunyai budaya yang beragam. Untuk itu para santri harus mampu melepaskan

sekaligus melebur budayanya serta menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang ada di

pesantren.

Sedangkan teori yang dikemukakan oleh Ummu Nadzifah111 adalah tentang upaya

yang dilakukan untuk membiasakan anak mandiri yaitu, memberi kesempatan memilih

pada anak, menghargai usaha anak, hindari banyak bertanya, tidak langsung menjawab

pertanyaan, dorong untuk melihat alternatif, jangan patahkan semangatnya. Hal tersebut

adalah suatu sikap yang harus dimiliki oleh pendidik dalam membiasakan peserta

didiknya untuk mandiri. Karena pendidiklah salah satu orang yang berperan dalam

pembentukan pribadi peserta didik setelah lingkungan. Sikap kemandirian bisa diciptakan

ataupun dibentuk melalui proses pembiasaan-pembiasan dan keteladanan.

Begitu juga, kemandirian pada santri bisa dilakukan melalui proses pembiasaan,

biasanya pembiasaan yang ada di pondok pesantren yaitu pembiasaan melalui 111 Lihat bab II hlm. 32

Page 91: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

kedisiplinan. Santri dituntut untuk selalu berdisiplin dalam segala hal melalui dari sesuatu

yang terkecil , terutama dalam hal menghargai waktu. Kedisiplinan sangat penting bagi

pembentukan pribadi peserta didik, maka Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

sangat menjunjung tinggi kedisiplinan, karena dengan kedisiplinan cara hidup santri bisa

termenej. Begitu juga dengan semua kegiatan yang ada di pondok pesantren. Semua

kegiatan akan berjalan dengan tertib apabila semua santri disiplin dengan waktu dan

peraturan yang ada.112

Sikap mandiri memang sangat penting dimiliki peserta didik, agar peserta didik

tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain. Peserta didik haruslah memiliki

kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, sehingga mereka tidak selalu meminta bantuan

pada orang lain karena sudah memiliki kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan

sendiri. Pendidik hanya bisa memberi bimbingan tanpa harus memantau terus menerus

anak didiknya. Disadari atau tidak pondok pesantren telah melakukan proses kemandirian

dari hidup keseharian santri yang mana semua kebutuhannya dikerjakan sendiri.

Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar yaitu dengan cara mengadakan program-program kegiatan bermutu, dan

menanamkan kedisiplinan pada santri dari wawancara peneliti dengan direktris Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar bahwa, upaya meningkatkan kemandirian santri di

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar yang pertama adalah menanamkan

kemandirian sejak dini, yaitu santri harus selalu mandiri dalam memenuhi kebutuhan

sehari-harinya, kedua menanamkan kedisiplinan pada santri agar santri selalu terbiasa

dengan hal perbuatan yang baik, yang ketiga adalah menanamkan rasa tanggung jawab

112 lihat Bab IV,. hlm 58

Page 92: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

pada santri. Para ustadzah selalu memanggil santri yang melakukan kesalahan untuk

mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan memberi bimbingan dan nasehat. 113

Keempat yaitu mengadakan kegiatan-kegiatan yang bermutu bagi peningkatan

kemandirian santri, kelima yang masih diusahakan Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar yaitu menanamkan rasa percaya diri pada santri, para santri, mereka bisa percaya

diri apabila mereka tampil masih dalam lingkup pesantren, tetapi apabila mereka lomba

keluar pesantren mereka masih kurang percaya diri karena mereka selalu merasa rendah

dibanding yang lain. Untuk menanggulangi hal tersebut, kami merencanakan akan sering

mengadakan pelatihan-pelatihan yang pembimbingnya dari luar pesantren.

Kemandirian memang sangat penting dan banyak memberikan dampak positif

bagi perkembangan psikologis anak. Oleh karena itu santri sebagai peserta didik harus

memiliki sikap kemandirian, dan perlu ditanamkan padanya kemandirian sejak dini, agar

mereka tidak selalu menjadi individu yang tergantung pada orang lain dan bisa menjadi

uswah bagi generasi Islam akan datang.

Sebagaimana yang telah dideskripsikan pada Bab IV bahwa upaya meningkatkan

kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dengan mengadakan

beberapa program kegiatan bermutu yang bermanfaat bagi perkembangan kemandirian

santri, seperti kegiatan pramuka, jamiyatul quro’, tataboga, keorganisasian, dan

pengembangan bahasa,114 di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih banyak

mengadakan kegiatan mengenai pengembangan bahasa, karena Pondok Pesantren

Modern Putri al-Kautsar ingin menghasilkan out put santri yang berbeda dengan Pondok

Pesantren yang lain. Sebagaimana yang telah disampaikan Ustadzah Endang pada bab

113 Lihat Bab IV,hlm .61 114 Lihat Bab IV,hlm.61

Page 93: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

IV, Kegiatan ketrampilan jahit-menjahit, PMR, elektro, tata rias dll, program kegiatan ini

masih belum ada di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, yang pertama karena

sulitnya membagi waktu yang ada, disebabkan padatnya program kegiatan santriwati.

Kedua, di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih memfokuskan pada kegiatan

pengembangan bahasa. Meskipun di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar lebih

memfokuskan pengembangan bahasanya tetapi kegiatan yang lain juga tidak

terkesampingkan.115

Direktris Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar juga menyampaikan bahwa,

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar Upaya meningkatkan kemandirian santri,

selain mengadakan beberapa kegiatan juga membekali santri dengan ketrampilan

mangajar.116 Kegiatan ini diberikan bagi santri yang mau keluar dari pesantren, yaitu

yang duduk di bngku kelas VI, yang bertujuan mencetak out put yang mengerti dan

menghayati bahwa pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat itu

sangat penting. Attarbiyah al-Amaliyah li al-Tadris (praktek mengajar) adalah usaha

sadar yang dilaksanakan oleh lembaga Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar untuk

menyiapkan santri melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan praktek. Yaitu

sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai luhur keberadaan seorang guru. Sejalan

dengan pemikiran tersebut maka program pendidikan praktek mengajar Amliyah Tadris

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dikelola dengan semaksimal mungkin

untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan sesuai dengan visi misinya.

115 Lihat Bab IV,hlm 60 116 Lihat Bab IV,hlm.61

Page 94: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah merupakan suatu lembaga

pendidikan Islam yang dikelola dengan manajemen modern yang selalu mengembangkan

dan mengedepankan pembinaan generasi penerus yang bertakwa kepada Allah swt dan

memiliki ahlaqul karimah, wawasan yang luas, kualitas ilmu yang memadai, mandiri, dan

disiplin yang tinggi.

Namun demikian, tetap tidak dapat dipungkiri bahwa ada hambatan dalam

pelaksanaan-pelaksanaan hal tersebut. Upaya pendidik dalam meningkatkan kemandirian

santri menurut Ruliani tidak semudah seperti kita membalik telapak tangan banyak

kendala-kendala yang muncul terutama yang datang dari santri. Apa yang diberikan

pendidik kepada peserta didik adalah untuk kebaikan mereka (yaitu santri sendiri) tetapi

santri masih kurang sadar dengan program kegiatan yang diadakan sekolah maupun

pesantren.

Dengan melihat fenomena sekarang, situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin

kompleks. Kecenderungan yang muncul di permukaan dewasa ini di tunjang oleh laju

perkembangan tekhnologi dan arus gelombang kehidupan global yang sulit atau tidak

mungkin di bendung, Selama masa remaja tuntutan terhadap kemandirian sangat besar

dan jika tidak di respon secara tepat bisa saja menimbulkan dampak yang tidak

menguntungkan bagi perkembangan psikologis peserta didik.

Hambatan realisasi peningkatan kemandirian santri di antaranya adalah kurang

sadarnya peserta didik akan arti kemandirian. Kedisiplinan juga sangat berperan dalam

peningkatan kemandirian santri, di Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sangat

Page 95: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

menjunjung tinggi kedisiplinan. Kurang sadarnya santri akan kedisiplinan terkadang tidak

disadari oleh santri, dengan sikap santri seperti itu ada sebagian ustadzah yang kurang

semangat dalam memantau santri karena seringnya santri melanggar.117 Usaha Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah mencetak generasi penerus unggul yang

mempunyai pribadi mandiri. Salah satu sarana yang efektif untuk membina dan

mengembangkan manusia dalam masyarakat adalah pendidikan kemandirian.

Sebagaimana aspek-aspek psikologis lainnya, kemandirian juga bukanlah semata-

mata merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir. Tetapi

perkembangannya juga dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagaimana yang telah diuraikan

Muhammad ali dan Muhammad asrori dalam psikologi remaja factor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian adalah; gen, pola asuh orang tua, sistem pendidikan di

sekolah, sistem kehidupan di masyarakat.

Menurut Muhammad Ali & Muhammad Asrori faktor-faktor yang mempengaruhi

kemandiran adalah sistem pendidikan di sekolah salah satunya, Muhammad Ali &

Muhammad Asrori menjelaskan bahwa proses pendidikan di sekolah yang tidak

mengembangkan demokratisasi pendidikan akan menekan indoktrinasi tanpa

argumentasi, akan menghambat kemandirian dan juga proses pendidikan yang

menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman yang dapat menghambat

perkembangan kemandirian.118

Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar justru lebih menekankan kedisiplinan dan pemberian sanksi dari pada

demokratisasi. Karena dengan adanya kedisiplinan santri akan terbiasa melakukan

117 Lihat Bab IV,hlm 75 118 Lihat Bab II,hlm.18

Page 96: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

kegiatan sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga semua kegiatan berjalan dengan

tertib. Menurut pengasuh Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar K.H Noor Hamid

Askandar kedisiplinan sangat penting diterapkan pada santri, karena dari kedisiplinan dan

sanksi santri akan hidup lebih teratur dan tertata.

Menurut hemat penulis kedisiplinan memang sangat penting diterapkan, karena

membiasakan peserta didik untuk terbiasa menghargai waktu dan membiasakan santri

bersikap baik sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Apabila santri diberi

demokratisasi tanpa adanya aturaan dan pemberian sanksi mereka peserta didik (santri)

akan lebih memilih sesuatu yang mereka anggap mudah, menyenagkan, dan

membahagiakan mereka. Karena terkait dengan usia mereka yang yang masih remaja,

anak remaja biasanya lebih suka melakukan hal-hal yang membuat mereka senang pada

waktu itu tanpa memikirkan dampak selanjutnya, seperti lebih suka jalan-jalan, foya-foya

bermalas-malasan dari pada belajar, tetapi lain halnya apabila remaja dituntut untuk

disiplin, mereka akan berusaha disiplin karena tidak ingin menjadi orang yang

terkucilkan di lingkungannya.

Dengan kedisiplinan peserta didik akan menjadi orang yang selalu menghargai

waktu, bersikap baik, peserta didik akan terbiasa dengan kebiasaannya sehari-hari.

Apabila sikap mereka tidak sesuai dengan aturan yang berlaku mereka akan sangat

merasa bersalah karena sudah terbiasa dengan hal-hal yang baik yang mengatur hidup

mereka. Apabila peserta didik diberi demokratisasi seperti teori yang dikemukakan

Muhammad Ali & Muhammad Asrori itu juga akan berdampak baik bagi peserta didik ,

karena peserta didik bebas mengekspresikan kemauan, dan keinginan mereka tanpa

Page 97: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

dibatasi dan dituntun pendidik. Tetapi harus selalu dipantau pendidik apabila peserta

didik diberi demokratisasi.

Selama ini Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern

Putri al-Kautsar sudah terealisasi dengan baik, namun perlu peningkatan dan

pengembangan yang berkesinambungan dan kontinue sebagai langkah cerdas untuk

semakin maju dan menjadi pondok pesantren yang terbaik seperti yang dicita-citakan

sesuai dengan visi dan misi Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar

Faktor-faktor penghambat upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar harus segera dikikis dan diganti dengan solusi-solusi

yang bisa merangsang semangat pendidik untuk meningkatkan kemandirian santri di

masa depan serta dapat menciptakan santri yang memiliki pribadi mandiri sebagai aset

bangsa yang berkualitas intelektual dan spiritual.

Sedangkan faktor pendukung upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah kemandirian santri adalah merupakan salah

satu arah tujuan Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar, dan semangat para pendidik

untuk membentuk pribadi santri yang mandiri.

Page 98: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpijak pada uraian di atas yang merupakan perpaduan antara hasil kajian teoritis

dengan hasil penelitian di lapangan dan juga mengacu pada rumusan masalah skripsi ini,

maka kesimpulan yang penulis peroleh adalah sebagai berikut:

1. Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar adalah:

a. Menanamkan kemandirian sejak dini pada santri

b. Menanamkan rasa tanggung jawab pada diri santri

c. Menanamkan rasa percaya diri pada santri

d. Menanamkan kedisiplinan pada santri

e. Melaksanakan program kegiatan yang bermutu bagi santri

f. Memberikan ketrampilan mengajar pada santri

2. Faktor penghambat Upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar antara lain:

a. Faktor intern pribadi santri, hal ini terkait dengan kesadaran santri akan

pentingnya sikap kemandirian.

b. Faktor ekstern yaitu meliputi, peningkatan sarana dan prasarana kegiatan,

mengadakan program kegiatan bermutu dalam Upaya Meningkatkan

Kemandirian Santri, dan menanamkan disiplin yang tinggi.

89

Page 99: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

3. Sedangkan faktor pendukung upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar adalah:

a. kemandirian santri adalah merupakan salah satu arah tujuan Pondok

Pesantren Modern Putri al-Kautsar

b. Semangat para pendidik untuk membentuk pribadi santri yang mandiri

B. Saran

Berangkat dari permasalahan tentang Upaya meningkatkan kemandirian santri di

Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar dalam membentuk sikap kemandirian santri

dalam meningkatkan kualitas out put yang diharapkan dapat melakukan upaya

peningkatan, pengelolaan dan pengembangan secara kongkrit dan istiqomah Saran dari

penulis sebagai peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pondok Pesantren Modern Putri al-Kautsar sebagai pondok favorit yang unggul

harus memprioritaskan kemandirian santri dalam menyiapkan generasi yang

berkualitas.

2. Santri sebagai peserta didik haruslah menyadari begitu pentingnya sikap

kemandirian dimiliki oleh peserta didik dan mengerti akan tanggung jawab dan

tugasnya.

3. Faktor penghambat upaya meningkatkan kemandirian santri di Pondok Pesantren Modern Putri al-

Kautsar harus segera dikikis dan diganti dengan solusi-solusi yang bisa merangsang peserta didik

untuk meningkatkan kemandiriaannya. Pendidik harus peka dalam meningkatkan komunikasi

dengan santri guna mengaudensi hambatan tersebut untuk mencari solusi hambatan yang ada.

Page 100: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Abu dalam H.M Yacub. 1993. Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa. Bandung: Ankasa.

Ali, Mohammad & Asrori, Mohammad. 2006. Psikologi Remaja :Perkembangan Peserta

Didik. Jakarta: Bumi Aksara. Abdurrahman, Jamal. 2006. Cara Nabi Menyiapkan Generasi. Surabaya: CV Fitrah

Mandiri Sejahtera. Anonim. ” Lima Kiat Mencapai Kemandirian” (http: www.Mqmedia.com, diakses 25

April 2007) Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penefilian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rieneka Cipta. Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi. Bandung:

Angkasa.

As-Shiddiqie, Jimly. 1995. Sumber Daya Manusia Untuk Indonesia Masa Depan. Bandung: Mizan.

Ahmad, Wardini. Jurnal Pendidikan Islam. Pola Persekolahan Nasional Inovasi

sekaligus Gearkan Back to Basic. Astuti, iin Puji. 2002. “Perbedaan Kemandirian Abtara Siswa dari Keluarga Lengkap

Dengan Siswa dari Keluarga Tidak Lengkap di Madrasah Aliyah An-Nur Bululawang Malang”. Skripsi. Fakultas Tarbiyah UIN Malang.

Burhanudin, Tamyiz. 2001. Ahlak Pesantren: Solusi Bagi Kerusakan Ahlak

(Yogyakarta:Ittaqa Press. Chaplin. 1996. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press. Dauly, Haedar putra. 2001. Historisistas dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan

Madrasah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Dhofir, Zamaksyari. 1985. Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kiyai. Jakarta: Lp3es.

Departemen Agama RI. 2004. al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit

Diponegoro.

Page 101: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Departemen Agama RI. 2005. Dinamika Perkembangan Pondok Pesantren Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penefitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Gymnastiar, Abdullah. 2005. Malu Jadi Benalu. Bandung: Khass MQ. Hurluck, E. B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Kartawijaya. ”Mendidik Anak Untuk Mandiri” (http:www.geocities.com, diakses 25

April 2007) Kartono. 1986. Psikologi Anak. Bandung: Alumni. Maulidiyah, Anik, Wakhidatul. 2005. “Pengaruh Perr Group Terhadap Kemandirian

Siswa Dasar Kelas IV Di Min 2 Malang”. Skripsi. Fakultas Tarbiyah UIN Malang .

Mustafa. 1982. Penyesuaian Diri, Pengertian dan Peranan dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.

Markum, Enoch. 1985. Psikologi Anak, Keluarga Dan Masyarakat Jakarta: Sinar

Harapan. Majid Hasyim, Abdul, Al-Husaini. 1994. Pendidikan Anak Menurut Islam. Bandung:

Sinar Baru Algesindo.

Moleong, J. M.A. 2005. Metodologi Penelitian Kualittif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Narbuko, Cholid Dan Ahmadi, Abu. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nasir, Muhammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Perhimpunan Pengembangan pesantren dan Masyarakat. 1995. Pergulatan Dunia

Peantren Membangun Dari Bawah. Jakarta: P3M.

Qirtas. 2003. Menggagas Pesantren Masa Depan, Geliat Suara Santri untuk Indonesia Baru. Yogyakarta: CV. Qalam.

Rosyid Ridha, Muhammad, As-Sayid. 1993. Tafsir Al-Manar. Jakarta: Pustaka Hidayah.

Rasyid, Sudrajad dkk. 2006. Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri. Jakarta:

PT Citrayudha. Suprayogo, Imam. 1997. Reformulasi Visi Pendidikan Islam. Malang: STAIN Press.

Page 102: 03110123 - Upaya Meningkatkan Kemandirian Santri

Soekanto, Soerjono. 1986. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Bumi Aksara. Syam, Hanis, Yunus. 2006. Membangun Generasi Qur’ani Yang Mandiri. Yogyakarta:

Tim Kreatif Progresif. Suryabrata, Sumardi. 1990. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Sujanto. 1982. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.

Schult. 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta:

Kannisus.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Ummu Nadzifah. “Mendidik Anak Agar Mandiri” (http:www.e-smartschool.com, diakses

2 Juni 2007)

Zainun Mu’tadin. ”Kemandirian Sebagai Kebutuhan Biologis Pada Remaja” (http:www.e-psikologi.com, diakses 25 april 2007)