Upload
firmansyah-kusasi
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
1/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
BUKU-3
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM
TRANSPORTASI VERTIKAL
dalam GEDUNG
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
2/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
PRAKATA
Tulisan ini sebagai pelengkap atas naskah pelatihan mengenai teknik
perawatan/pemeliharaan pesawat-pesawat transportasi vertikal dalam gedung.
Tujuannya untuk memberikan informasi secara umum dasar-dasar proses
pelaksanaan perbaikan komponen yang aus dan yang perlu diganti baru, karena
rusak, dan tidak mungkin diperbaiki.
Tulisan ini tidak dimaksud sebagai panduan yang baku, oleh karena tiap-tiap
kontraktor merk dagang masing-masing mempunyai manual untuk menanganimasalah perbaikan. Penulis dengan ini lepas tanggung jawab mengenai isi tulisan
atas akibat dari praktek lapangan yang dilakukan oleh siapapun dalam masalah
perbaikan lif dan/atau eskalator dimanapun.
Prinsip yang harus dipegang adalah “Utamakan keselamatan”, oleh sebab
pekerjaan perbaikan dan/atau penggantian suku cadang atau komponen
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
3/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
PROGRAM PELATIHAN
1. Judul Pelatihan : Perawatan Pesawat Lift dan Eskalator 2. Mata Pelajaran : Perbaikan Pesawat (repair)
3. Peserta : Teknisi lapangan, Perencana dan Penyelia bangunan4. Waktu : Jam Pelajaran (JP)
5. Uraian singkat : Teknik Perbaikan merupakan bagian dari programperawatan, menyangkut prosedur kerja yang benar, sertamengikuti jadwal pelaksanaan dan mengacu pada parameter untuk penyetelan aparatus tertentu yang digariskan olehpabrikan. Hasil guna perbaikan tergantung pada manusianyayang terlatih dan menguasai technical know how .
6. Tujuan Instruksional : A. Umum : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu
memahami prosedur kerja yang benar, untuk perbaikantiap-tiap alat, apparatus dan komponen.
B. Khusus : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu :1. Menjelaskan lingkup pekerjaan perbaikan untuk jenis-
jenis lift
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
4/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
DAFTAR ISI
Prakata ……………………………………… i
Program Pelatihan ……………………………… ii
1. Pendahuluan ……………………………………. 1
1.1. Pandangan umum ………………………………………. 1
1.2. Kata-kata padanan dan penjelasan ……………………………………… 1
2. Kerusakan umum komponen …………………………………………. 5
3. Perbaikan mekanis ……………………………………….. 6
3.1. Tali baja traksi (hoist steel ropes) ………………………………. 6
3.2. Tali baja governor ……………………………. 83.3. Roda puli traksi (traction sheaves) ………………………….. 8
3.4. Sepatu pemandu (guide shoes) ………………………………. 9
3.5. Pintu dan penggantungnya (landing doors) ……………………….. 10
3.6. Roda gigi reduksi (reduction gear and box ) ……………………………. 10
4. Perbaikan elektris …………….……………………… 11
4 1 Traveling cable 11
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
5/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
PERBAIKAN MEKANIS dan ELEKTRIS PESAWAT
TRANSPORTASI VERTIKAL (LIF dan ESKALATOR)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Pandangan Umum
Perbaikan adalah bagian dari pekerjaan perawatan lif/eskalator khususnya akibat dari
kerusakan/keausan dan malfunction dari suatu komponen lif. Pada dasarnya komponen-
komponen lif dikenali dengan 2 macam golongan yaitu : peralatan mekanis dan peralatan
elektris. Tulisan ini sebagai informasi, dan tidak bermaksud untuk membakukan prosedur
perbaikan, tetapi memaparkan secara umum proses perbaikan dari gejala-gejala
komponen yang rusak atau aus atau malfunction, dalam usaha mengembalikan pesawat
lif/eskalator kembali berjalan normal. Oleh karena itu diharapkan agar para teknisi
lapangan yang telah berpengalaman jangan langsung mengikuti prosedur perbaikan
dalam tulisan ini, jika memang tidak sesuai dengan cara-cara khas suatu merk dan
sebelum ditelaah secara mendalam.
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
6/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
(c) Bantalan luncur ( journal bearings)
adalah bantalan yang mengandalkan kontak lapisan minyak pelumas antara
dua metal yaitu sumbu (poros) dari baja dan babbit pada bushing (atau rumah
bantalan).
1.4. Bed plate : dudukan mesin
adalah konstruksi profil baja dimana mesin traksi lif didudukan secara permanen.
Catatan : bed plate didukung oleh gelagar berupa profil I atau WF yang duduk pada
balok konstruksi bangunan.
1.5. Brake : rem
adalah rem mekanis jenis tabung ataupun cakram yang dipasang pada mesin traksi
dengan kekuatan pegas.1.6. Brush, carbon : sikat karbon
adalah graphite karbon yang dimampatkan menjadi potongan-potongan untuk
penyalur arus listrik pada kontak dengan kumutator dari motor DC.
1.7. Buffer : penyangga/peredam
adalah alat penahan atas jatuhnya kereta atau bobot imbang yang merosot
kedalam pit buffer dapat berupa pegas baja (penyangga) dan dapat berupa piston
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
7/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
2.2. Emergency exit : luang pelarian darurat
adalah bukaan pada atap atau dinding sisi kereta dilengkapi pintu dan saklar untuk
digunakan sebagai pelarian evakuasi saat lif macet oleh petugas terlatih.
2.3. Governor
adalah alat pengindera kecepatan lebih dari lif, dilengkapi dengan saklar pemutus
arus tenaga listrik yang berfungsi saat kecepatan lebih mencapai 115% s/d 120%.
2.4. Hitch plate
adalah plat baja sebagai tatakan tempat ujung tali atau baut soket duduk diatasnya
dengan pegas.
2.5. Jumper : kawat jamper
adalah sepotong kawat listrik yang pendek, dan ujung-ujungnya dipasang penjepituntuk menghubungkan secara singkat arus listrik dari satu terminal ke terminal lain.
2.6. Leveling : perataan
adalah sistem gerakan kereta lif yang terakhir dan sangat pelan saat-saat kereta
mau mendarat agar rata dengan lantai bangunan.
2.7. Limit switch : saklar batas lintas
adalah saklar listrik berf ngsi menghentikan kereta saat melonjak keatas dari lantai
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
8/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
3.2. Rope (steel wire rope) : tali kawat baja
adalah tali penggantung (suspended rope) kereta dan bobot imbang, biasa disebut
tali traksi (hoistrope) juga tali governor dan tali kompensasi.
3.3. Runby : luang lari
adalah jarak vertikal antara kereta (atau bobot imbang) bagian terbawah dengan
ujung atas peredamnya.
3.4. Safety edge : pengaman pintu
adalah suatu alat yang dipasang pada sisi depan panel pintu untuk melindungi
penumpang dari benturan saat pintu menutup disebut juga safety shoe.
3.5. Traveling cable : kabel lari
adalah satu berkas kumpulan kawat-kawat listrik yang luwes dipasangmenghubungkan dari kereta ke kamar mesin melalui junction box untuk
mengantarkan sinyal, komunikasi dan sebagainya.
3.6. Transmission power : transmisi tenaga
adalah suatu alat atau komponen pengantar tenaga dari motor (sumber prime
mover) ke komponen sarana. Contoh : poros, gigi reduksi, sabuk ban, rantai, tali
( t l i ) i t hid lik d ti
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
9/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
BAB 2 KERUSAKAN UMUM
A. Kerusakan atau kerewelan (trouble) yang paling umum pada pesawat lif ialah rakitan
pintu lantai dan pintu kereta. Oleh karena itu jatah tempo pemeriksaan dan perawatan
pintu lebih dari jatah untuk komponen lain, serta frequensinyapun lebih sering. Paling
lambat 4 minggu sekali. Sedangkan pada tangga jalan kerusakan atau cacat seringterjadi pada ban pegangan dan pelat sisir. Masa kegunaan (useful life) komponen-
komponen pintu lantai adalah kira-kira sebagai berikut :
1. panil pintu (door panel ) diatas 10 tahun
2. sepatu pemandu pintu (door shoes) antara 2 sampai 3 tahun
3. penggantung pintu antara 5 sampai 10 tahun
4. roller penggantung antara 2 sampai 3 tahun
5. roller eksentrik (penahan) antara 5 sampai 10 tahun
6. air cord antara 2 sampai 3 tahun
7. pegas penutup pintu atau bandul (gravitasi bumi) diatas 10 tahun
8. karet astragal (lingir) ujung pinggir panil antara 1 sampai 2 tahun
9. rubber stop (kunduran) antara 1 sampai 2 tahun
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
10/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
BAB 3 PERBAIKAN MEKANIS
3.1. Tali baja traksi
Tali baja boleh jadi menjadi aus oleh gesekan dengan roda traksi, sehingga diameter
susut 10% (semula diameter 13 mm menjadi 11.7 m). tetapi tidak jarang tali baja rusak
atau cacat oleh sesuatu sebab dengan indikasi beberapa elemen kawat patah. Jumlahpatahan per lay (puntiran) ditetapkan dalam SNI 03-7017 sebagai patokan tali harus
diganti baru.
Contoh : 20 elemen kawat per lay patah, maka tali harus diapkir.
Proses pelaksanaan penggantian tali baja :
(1) letakkan kereta kira-kira 1 m diatas muka lantai terminal atas, dengan cara ditarik
dengan sling (chain hoist ). Ikat dengan sling pada balok mesin. Masukan pada
pengaman menjepit rel dan rahang governor menjepit tali sebagai pengaman kedua.
(2) sementara bobot imbang didukung pada balok kayu vertikal dipit kira-kira 1.0 m diatas
“buffer” dengan demikian tali semua menjadi kendor.
(3) lepaskan tali satu per satu dari pelat ikatannya ( hitch plate) dengan cara membuka
semua moer, dan singkirkan semua tali tersebut keluar ketempat yang aman untuk
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
11/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Harap lihat gambar 1 dan gambar 2, konstruksi tali kawat baja dan urutan pemasangan
soket tirus (tapered socket ). Jenis tali yang dianjurkan adalah seale 8 x 19 FC, bukan 6 x
19 FC.
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
12/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
3.2. Tali baja governor
Tali baja governor boleh jadi menjadi rusak setelah mengalami gigitan rahang governor
saat governor “tripped ” oleh sebab lif mengalami overspeed. Demi keselamatan tali harus
diganti baru dengan ukuran diameter dan konstruksi tali yang sama.
Proses pelaksanaan :
(1) kereta diparkir + 1m diatas dilantai terminal bawah
(2) lepaskan soket dari ikatan mekanis pengaman (safety linkages) pada rangka kereta
(3) lepaskan puli penegang dipit. lepaskan tali lama melalui atas kereta keluar dari
hoistway melalui pintu lantai 2.
(4) ujung lain dari tali diikat dengan tali rami dan diulur secara hati-hati agar tidak merusak
peralatan lain. Lepaskan soket, untuk dipakai lagi(5) potong selembar tali baru sesuai panjang yang dibutuhkan dari gulungan (reel).
Pasang soket yang lama pada ujung-ujung tali sesuai cara 2.2 (a), butir (b)
(6) setel ulang posisi puli penegang dipit dan yakinkan puli berputar bebas.
3.3. Roda puli traksi (tra c t io n s h e a v e )
P li t k i b l h j di k k t k i i t li tid k Jik t
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
13/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
(5) Gunakan api (torch), jika perlu, untuk memanaskan puli agar mudah terlepas saat
ditarik dengan tracker dari porosnya.
Tindakan hati-hati : Pengamanan dengan balok kayu dan tali temali perlu, agar puli
yang lepas tidak merusak peralatan lain atau membahayakan orang-orang sekitar.
(6) Pasang puli baru kedalam sumbu (poros) secara benar dan hati-hati agar sentris dan
lurus (aligned ). Gunakan palu karet (mallet ). Jika tidak sentris puli akan berputar
dengan olengan yang tidak nyata dengan mata, dan akan mengakibatkan timbul
stress kelelahan (fatigue stress), kemudian hari dalam masa 2 sampai 5 tahun sumbu
dapat langsung patah.
(7) Pasang kembali tali-tali pada dudukan masing-masing alur pada roda puli sesuai
dengan pasangan semula.(8) Lepaskan kereta dari ikatannya dan turunkan kembali keposisi normal.
Catatan : Jenis alur (groove) dari puli baru harus sama, sesuai dengan spesifikasi.
Biasanya jenis U-groove undercut 900, atau undercut 1050. Lihat gambar 3 dan
gambar 4.
3 4 S t d ( i d h )
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
14/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
3.5.Pintu dan penggantungnya
Banyak kejadian pintu loncat dari rel penggantungnya, karena suatu komponen yang
rusak, atau pintu sengaja dirusak karena panik hendak menolong orang yang terjebak
dalam kereta yang macet.
(1) pintu loncat dari selnya. Periksa eccentric roller mungkin pecah perlu diganti baru atau
hanya terlepas dari kedudukannya.
(2) pintu yang liar tidak mau ikut menutup membuka. Periksa tali air-cord lepas dari
ikatannya.
(3) pintu yang seret tidak mau bergerak. Periksa alignment, kotoran pada rel atau ambang
pintu (sill ) dan pegas penekan (atau) bandul penekannya.
Lihat gambar 6.
3.6. Roda gigi reduksi (re d u c tio n g e a r a n d b o x )
Oli boleh jadi bocor dari ujung keluar as-penggerak akibat dari seal packing tidak rapat
atau telah aus.
Tindakan
T d k j l h l li ( l) t d k l t d h d l t
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
15/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
BAB 4 PERBAIKAN ELEKTRIS
4.1. Traveling Cable (TC)
Traveling cabel atau kabel lari (KL) merupakan kabel yang memegang peranan penting
untuk menghubungkan peralatan kereta dengan panel kendali (control panel ). Melalui
kabel inilah signal-signal lif ditransmisikan melalui komunikasi 2 arah baik secara serialmaupun secara analog. Signal yang dikirimkan antara lain adalah :
a) Car Call (panggilan kereta)
b) Car indicator (petuunjuk lantai)
c) Load weighing Device (peralatan penimbang berat beban kereta)
d) Landing Device (peralatan sensor perataan lantai, car leveling )
e) Door operator (penggerak pintu kereta)
f) Safety device (peralatan pengaman)
g) Interkom
h) Power untuk lampu dan peralatan elektronik dengan kabel terpisah.
Bila salah satu atau lebih kabel ada yang putus, mungkin kereta tidak berjalan dengan baik.
P t b b l k t did l k b l bi t j di jik lif d h
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
16/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
2) Pada lif baru selesai terpasang harus diperiksa kembali apakah pada dinding ruang
luncur terdapat tonjolan beton atau besi begel yang bisa melukai kabel.
3) Periksa apakah kawat jaring pengaman kabel atau kawat pendukung tegangan kabel
dan kabel lari itu sendiri tidak menyentuh braket rail atau lainnya.
4) Periksa penggantung kabel didalam junction box dipertengahan lantai dan dibawah
kereta apakah kabel masih terpasang atau terikat dengan kuat.
4.2 Solenoid untuk rem elektromagnetik
Selenoid selain digunakan untuk pembuka pintu otomatis atau pengatur katup dalam
aliran fluida, juga digunakan untuk pembuka rem (electromagnetic brake).
Rem elektromagnetik baik untuk lif dan maupun escalator pada prinsipnya memiliki
bentuk yang sama yaitu terdiri dari koil dan tuas pendorong/penarik yang disebut plunger
seperti pada gambar dibawah ini.
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
17/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Rem elektromagnetik berfungsi sebagai alat penggerak untuk membuka rem dengan
merubah tenaga listrik menjadi tenaga dorongan/tarikan magnetic.
Tenaga listrik yang digunakan biasanya 110 volt DC. Sebelum listrik masuk ke koil melalui
kontaktor DC, diperlukan tahanan (resistor) depan agar arus start tidak terlalu besar.
Setelah lif digunakan selama beberapa tahun, sistim pembuka rem mungkin akan terasa
melemahnya akibat :
a. Permukaan titik kontak (contact point ) pada kontaktor sudah tidak rata, sehingga
menyebabkan arus listrik yang masuk kedalam koil berkurang. Untuk mengatasi ini
titik kontak perlu diganti.
b. Engsel-engsel (sendi tumpuan) tuas telah berkarat, sehingga solenoid terlalu berat
membuka rem karena gaya gesek yang terlalu besar.Hal ini bisa diatasi dengan melakukan overhaul pada rem dan memberi pelumas pada
pasak-pasak (pena-pena) engsel dari sistim mekanik rem.
c. Koil sudah mulai rusak akibat pemanasan dari koil sendiri dan dari motor traksi.
Kerusakkan koil bisa terjadi sebagai berikut :
- Kerusakkan isolasi antar lilitan gulungan kawat (spoel ) sehingga menyebabkan
b b l b d k t t h b i k t G j l bi dilih t
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
18/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Pada motor AC, kumparan kutub motor terpasang pada slot yang biasanya berjumlah 36
slot, dan kumparan kutub masing-masing fasa dipasang sepanjang lingkar dalam.
Motor AC dan DC umurnya bisa bertahan antara 15 sampai 20 tahun atau lebih. Adanya
kerusakkan motor lif yang belum mencapai umurnya biasanya disebabkan oleh factor
external dan dari pengalaman kasus motor AC yang pernah terjadi yaitu :
1) Dinding ruang mesin kena rembesan air hujan atau hujan lewat jendela ruang mesin
(tampias) sehingga motor terpercik air hujan atau lembab dan kutub motor terbakar.
2) Motor terkena bedak bahan kimia dengan resistansi rendah sehingga terhisap kipas
pendingin dan masuk ke motor (biasanya pada lif-lif yang dipasang di pabrik).
3) Ruang mesin terkena petir, sehingga motor terbakar.
4) Lif berada di pinggir pantai dan udara laut (mengandung garam) langsung masuk ruang
mesin, sehingga membawa embun yang mengendapkan lapisan garam.
Jika motor AC terbakar, tindakan hanya bisa dilakukan dengan perbaikkan motor yaitu
dengan menggulung ulang motor (bisa dilakukan oleh vendor spesialis di Indonesia) dan
tindakan preventif dengan menghilangkan faktor-faktor external yang menjadi penyebab
diatas.
U t k lih t k di i t AC DC li l b t t h k li dil k k
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
19/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Adanya saklar pintu yang berfungsi untuk pengaman kadang-kadang mengganggu
sistim operasi lifnya sendiri, sehingga pada saat lif harus jalan lagi setelah pintunya
tertutup, ternyata saklar pintu tidak bisa terhubung (contact ) dengan baik yang
menyebabkan lif mogok tidak bisa jalan lagi.
Saklar pintu terdiri atas 2 bagian yaitu kontak bergerak (moving contact ) dan kontak
diam (fixed contact ). Kontak bergerak berada (dipasang) pada pintu luar, sedangkan
kontak diam berada (dipasang) pada header case. Lihat gambar.
Tidak berfungsinya saklar pintu akibat adanya beberapa hal :
a. Permukaan titik kontak saklar kotor sehingga kedua permukaan saklar tidak bisa
terhubung dengan baik.
b. Permukaan rel pintu kotor sehingga pada saat pintu menutup saklar tidak bisa
kontak dengan baik walaupun permukaan kontak cukup bersih.
c. Setting posisi pintu luar berubah sehingga saklar tidak bisa menutup dengan baik.
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
20/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Tanda-tanda semacam ini merupakan gejala akan rusaknya saklar pintu.
Jika gejala semacam ini dibiarkan akan menyebabkan kontak menjadi rusak dan
terbakar. Untuk mengihindari kerusakkan permukaan kontak, tiap-tiap saklar pintu
harus diperiksa dengan teliti maksimum 3 bulan sekali. Permukaan kontak dan rel pintu
harus dibersihkan dengan kertas biasa atau ampelas kelas nol, termasuk posisi setting
pintu luar.
b) Saklar pintu kereta
Saklar pintu kereta (door limit switch) terpasang tetap pada bagian atas ujung kusen
pintu kereta, sementara pada bagian atas ujung daun pintu terpasang tonjolan metal
dalam bentuk perahu terbalik. Jika pintu menutup, saklar akan terhubung (contact )
terkena tonjolan metal. Saklar pintu kereta terbungkus secara relative rapat sehingga
kotoran jarang masuk mengotori permukaan kontak, sehingga jarang bermsalah.
Walaupun demikian pemeriksaan perlu dilakukan untuk melihat kondisi permukaan
kontak apakah sudah aus. Keausan bisa di lihat langsung atau diraba. Permukaan
kontak yang kasar atau adanya sedikit jelaga bisa menandakan bahwa saklar ini sudah
mulai mengalami keausan.
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
21/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Tabel saklar beban.
Switch % Beban Keterangan
1WS 105 % Overload, buzzer,reopening
3WS 80% Full load by-pass
4WS 45% Group control, ARD
5WS 20% Load compensation
6WS 40% Load compensation
7WS 60% Load compensation
8WS 150 kg Load compensation/Anti nuisance
20WS 20% Load compensation
40WS 40% Load compensation
60 WS 60% Load compensation
80 WS 80% Load compensation
ARD1WS 25% ARD
ARD2 WS 75% ARD
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
22/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Fungsi utama dari trafo linier adalah :
a. Mengirimkan sinyal beban ke control panel untuk menyiapkan arus penahan beban
ke motor traksi sesaat setelah rem terbuka untuk jalan atau sesaat waktu kereta
akan berhenti. Jadi kereta tidak merosot, melainkan diam ditempat sesaat akan
berangkat dan berhenti. Dengan demikian rem untuk lif hanya berfungsi untuk
menahan agar kereta diam bukan untuk menahan laju kereta ketika akan berhenti.
Adanya kesalahan pendeteksian beban akan menyebabkan kereta roll back dan
harus dikoreksi. Koreksi bisa dilakukan jika penyimpangan tidak terlalu parah
dengan mengaturnya pada control panel. Tetapi jika penyimpangan terlalu besar,
maka penimbangan beban ulang dengan test beban mulai 0 %, test kondisi balance
sampai beban 110 % dari kapasitas angkut kereta harus dilakukan.
b. Memberikan informasi kepada Group Control (MCU) secara akurat mengenai
jumlah beban yang dibawa oleh sebuah kereta, sehingga group control akan
memutuskan apakah suatu kereta bisa ditunjuk untuk melayani panggilan luar atau
ditunjuk kereta lain atas pertimbangan bebannya yang lebih ringan.
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
23/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Sikat karbon yang permukaan lengkungnya tidak rata sesuai permukaan komutator akan
mengakibat bunga (percikan) api diantara kedua permukaan yang kontak. Adanya bunga
api akan mengakibatkan berkurangnya supply arus ke motor dan permukaan komutator
menjadi lebih panas. Jika terjadi hal semcam ini, perlu tindakan sebagai berikut :
a) Angkat sedikit brush carbon dari dudukannya, dan selipkan ampelas kelas nol antara
permukaan komutator dan sikat karbon tersebut. Gerakan ampelas sesuai dengan
lengkungan komutator.
b) Periksa apakah lengkungan permukaan sikat karbon sudah sama dengan
lengkungan komutator. Gunakan sikat kuas yang lembut untuk menyingkirkan bubuk
karbon.
c) Jalankan lif dan amati kembali kondisi bunga api pada sikat tersebut. Jika bunga api
masih besar, ulangi kembali peratan permukaan karbon seperti diatas.
Kondisi sikat karbon dan komutator perlu diperiksa setiap bulan. Gesekan karbon dengan
komutator akan menebarkan bubuk karbon pada sekeliling komutator. Walaupun antara
masing-masig komutator disekat, jika bubuk karbon terlalu banyak, bisa mengakibatkan
hubung singkat antara lempeng komutator yang berdekatan. Dengan demikian perlu
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
24/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
25/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
26/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
27/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
28/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
29/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
30/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
31/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
Keterangan gambar :
Gambar 1 : Konstruksi Tali Kawat Bajaa = jenis regular 6 x 20b = jenis warrington 6 x 13.6c = jenis seale 6 x 19 FC ( 6 x 9.9.1)d = jenis tiller 6 x 6 x 7
Gambar 2 : Urutan pemasangan soket tirus (t a p e r ed s o c k e t ) pada ujung tali
Gambar 3 : Potongan melintang motor traksi tana gigi dan rem (g e a r l e s s m a c h n i e )c dan f = roda traksi dengan alur untuk dudukan tali
menjadi satu dengan tabung rem (f)e = sepatu remm dan n = sendi tumpuank = sendi tumpuan
j = batang ungkit yang mendorong pegas (0) membuka reml = solenoid (gulungan elektro-magnet)
Gambar 4 : Mesin dengan Gigi Reduksia = alur dudukan tali pada roda (rim) traksi (t r a c t i o n s h e a v e )b = hub, bagian roda traksi yang terpasang pada poros,
menyatu dengan hub roda gigi (d) dan dipasuk dengan baut g.c = roda gigi dari loyang tembagaf = poros (as) roda traksi menyatu as roda gigih = rumah bantalan luncur ( j o u rn al b ea r in g )i = pot gemuk pelumas
j = rumah (g e a r b o x )k = gigi ulir (gigi cacing, worm gear)
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
32/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
BAB 5 MODERNISASI
5.1 Modernisasi adalah istilah yang popular untuk peremajaan atau rehabilitasi. Kata lain
adalah refurbishment . Peremajaan dipicu oleh innovasi technology yang terjadi pada
tahun 1980 dan 1990, suatu sistem kendali gerak yang sangat efisien dan sangat akurat.
Juga perubahan kendali operasi sistem kuno berupa “relay logic ” ke jenis operasi kendaliberupa “microprocessor ” yang sangat efisien mengatur pembagian tugas atas beberapa
unit lif (2 sampai jumlah 8 unit) dalam satu kelompok.
5.2 Modernisasi dilakukan pada lif-lif yang telah berumur 15 tahun sampai 20 tahun. Jika
perawatan lif cukup baik, maka umur kegunaan lif 20 tahun masih dapat dipertahankan.
Jika perawatan dilakukan hanya sekedarnya saja, maka umur 15 tahun sudah dianggaptua. Ketentuan “lif tua” adalah sebagai berikut:
(1) Jika terjadi kemacetan 10 kali atau lebih dalam setahun dan terjadi terus menerus 5
tahun terakhir.
(2) Jika jumlah masa lif macet tanpa dapat diperbaiki dalam satu tahun mencapai 150
jam dan berlaku 3 tahun terakhir terus menerus.
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
33/34
PERBAIKAN PESAWAT SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL dalam GEDUNG
5.5 Komponen-komponen dan hal-hal yang sering terlupakan untuk diusulkan adalah:
(1)motor penggerak pintu (door operator )
(2)door hanger roller, dan door shoes
(3)infra red detector untuk pengamanan pintu
(4)roller guide
(5)traction sheave dan bearing
(6)wire rope (hoist and governor )
(7)pencahayaan dan kelengkapan kamar mesin dan pit
Seorang konsultan harus menyampaikan penilaian atas tingkat kemampuan komponen-
komponen tersebut diatas, dan mengusulkan untuk diganti.
5.6 Urutan komponen-komponen yang harus diganti baru dalam rangka modernisasi adalah:
(1) kendali, kendali operasi dan gerak
(2) mesin traksi jika motor tidak sesuai dengan jenis control
(3) semua wiring system termasuk traveling cable
(4) panel operasi kereta
(5) tombol panggil lantai dan sinyal
8/18/2019 03 Jilid 1 Buku 3
34/34
odul III / STV-03 : Ruang Lingkup Perawatan dan Pemeliharaan
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Tabel -5
Nomor urut : 1
Nama Penilpun Kejadian Lift No. Status/kondisi Masalah Power PLN Permintaan khusus
… …… …… …… …… H ar i … …… …… … …… …… …… ma ce t 1 . …… …… …… …
……………………… orang terjebak 2. ………………… Power darurat ………………………
Bangunan Jam …………… Lokasi jalan Ok Putus ………………………
……………………… ………………… ………………………
………………………
Teknisi pelaksana Selesai jam/tgl Usulan teknisi dan
……………………… …………………………………… ………………………………………….. ……………………… Komentar …………..
…………………………………… ………………………
Berangkat jam/tgl …………………………………… Ditunda alasan ………………………
……………………… …………………………………… ………………………………………….. ……………………… ………………………
Nomor urut : 2
Nama Penilpun Kejadian Lift No. Status/kondisi Masalah Power PLN Permintaan khusus
… …… …… …… …… H ar i … …… …… … …… …… …… ma ce t 1 . …… …… …… …
……………………… orang terjebak 2. ………………… Power darurat ………………………
Bangunan Jam …………… Lokasi jalan Ok Putus ………………………
……………………… ………………… ………………………
………………………
Teknisi pelaksana Selesai jam/tgl Usulan teknisi dan
……………………… …………………………………… ………………………………………….. ……………………… Komentar …………..
…………………………………… ………………………
Berangkat jam/tgl …………………………………… Ditunda alasan ………………………
……………………… …………………………………… ………………………………………….. ……………………… ………………………
Nomor urut : 3
Nama Penilpun Kejadian Lift No. Status/kondisi Masalah Power PLN Permintaan khusus
… …… …… …… …… H ar i … …… …… … …… …… …… ma ce t 1 . …… …… …… …
……………………… orang terjebak 2. ………………… Power darurat ………………………
Bangunan Jam …………… Lokasi jalan Ok Putus ………………………
……………………… ………………… ………………………
………………………
Teknisi pelaksana Selesai jam/tgl Usulan teknisi dan
……………………… …………………………………… ………………………………………….. ……………………… Komentar …………..
…………………………………… ………………………
Berangkat jam/tgl …………………………………… Ditunda alasan ………………………
……………………… …………………………………… ………………………………………….. ……………………… ………………………
Perbaikan sementara
Perbaikan permanen
Penemuan dilapangan
Contoh Formulir Pencatatan Panggilan Darurat (c a l l b a c k s e r v i c e )
Perbaikan permanen
P en em ua n d il ap an ga n P er ba ika n s em en ta ra
Perbaikan permanen
P en em ua n d il ap an ga n P er ba ika n s em en ta ra
_______________________________________________________________________________________________________________________________________________________
P l k P t I t l i Si t T t i V tik l 30