02 Jilid 1 Buku 2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    1/35

      35

     BUKU-2

    PENGOPERASIAN dan TEKNIK

    PERAWATAN LIFT

    Ditulis oleh:

    Ir. Sarwono Kusasi

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    2/35

      34

    PROGRAM PELATIHAN

    1. Judul Pelatihan : Instalasi Lift dan Eskalator

    2. Mata Pelajaran : Teknik Perawatan Lift

    3. Peserta : Teknisi lapangan, Perencana dan Penyelia bangunan

    4. Waktu : 3 JPL

    5. Uraian singkat : Teknik perawatan lift menyangkut prosedur kerja

    yang

    benar, serta mengikuti jadwal pelaksanaan dan

    mengacu pada parameter untuk penyetelan aparatus

    tertentu yang digariskan oleh pabrikan. Hasil guna

    perawatan tergantung pada manusianya yang terlatihdan menguasai technical know how.

    6. Tujuan Instruksional :

    A. Umum : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan

    mampu

    memahami prosedur kerja yang benar, menyusun

     jadwal perawatan untuk tiap-tiap alat dan aparatus.

    B. Khusus : Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu :

    1. Menjelaskan lingkup pekerjaan perawatan untuk

     jenis-jenis lift.

    2. Menyusun jadwal kunjungan pekerjaan perawatan.3. Melaksanakan pemeriksaan peralatan dan

    aparatus.

    4. Mencari sebab-sebab kemacetan lift dan bertindak

    bijak memutuskan jalan keluarnya.

    5. Menjaga keselamatan atau menghindari

    kecelakaan selama pelaksanaan perawatan.

    7. Acuan : 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja

    No. PER 03/MEN/1999

    2. Semiloka K3 bidang Lift

    oleh APPLE kerjasama dengan DEPNAKERTenaga kerja 10 Februari 2000

    3. Elevator Maintenance Manual, 1999

    by Zack McCain

    4. Technical articles Elevator World Inc, New York

    5. OTIS, Seminar, Kuala Lumpur 1996

    i

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    3/35

      33

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ………………………………………………………………ii

    BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….1

    BAB II PELAKSANAAN PERAWATAN ……………………………………….7

    BAB III PELUMASAN ………………………………………………15

    BAB IV PENYETELAN (Adjustment) ……………………………….18

    BAB V GETARAN dan SUARA ………………………………………………….21

    BAB VI PENUTUP …………………………………………………..23

    Lampiran :

    1. Daftar Minyak Pelumas sesuai untuk komponen tertentu …………………..24

    2. Kode/simbol terdapat pada pengawatan kendali lift (straight wiring diagram) ….26

    3. Contoh - contoh lembar laporan kerja perawatan …………………………29

    4. Contoh program perawatan dari OTIS ………………………………………….32

    5. Rope tension ………………………………..33

    6. Rope removal ………………………………34

    ii

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    4/35

      1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Umum 

    Tulisan ini merupakan suatu panduan bagi tehnisi lapangan, bukan

    merupakan instruksi prosedur kerja yang biasa digariskan oleh pabrikan.

    Masing-masing tehnisi mempunyai kebiasaan cara tersendiri bongkar pasang

    komponen pada waktu usaha perbaikan atau mencari sebab kerewelan (trouble

    shooting), tergantung kecakapan, bakat, dan ketrampilan.

    Banyak informasi atau data berguna sebagai peringatan, dan patut

    diikuti sebagai panduan. Hal ini akan menyangkut mutu unjuk kerja dan

    keselamatan. Semua data tidak lepas dari SNI dan/atau ASME Safety code.

    Oleh karena itu seorang tehnisi menyandang tanggung jawab dalam

    melaksanakan tugasnya.

    Jika didapati dilapangan suatu komponen melampaui batas-batas,

    maksimum atau minimum yang tidak sanggup disetel, maka ia harus

    melaporkan gejala tersebut kepada atasannya. Contoh jarak toleransi antara

    pinggiran step dengan skirt panel pada escalator, atau tempo pintu yang terlalu

    lambat.

    Semua tehnisi lapangan hendaknya menyadari bahwa tiap-tiap unit lift

    berbeda satu sama lain, seperti halnya manusia ada yang sehat dan ada yang

    menyandang cacat atau watak kerewelan sejak dari awal. Oleh karena itu ia

    harus mempunyai rencana kerja khusus, untuk tiap-tiap unit dibawah tanggung

     jawabnya.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    5/35

      2

    2. Keselamatan

    Tiap-tiap perusahaan menerbitkan peraturan atau instruksi keselamatan

    bagi pegawainya sebagai suatu kebijakan direksi. Bahkan perusahaan ternama

    mengadakan kursus bagi semua pegawainya, agar mereka menyadari sumber-

    sumber bahaya demi menghindari terjadinya kecelakaan dan dengan demikian

    menjaga citra nama baik perusahaan.

    Peraturan perusahaan mengenai keselamatan harus dipegang teguh oleh

    tiap diri pegawai dan instruksi lapangan harus dilaksanakan. Seorang tehnisi

    perawatan paling tidak telah memperoleh instruksi dari atasannya sebagai

    berikut:

    a. Jangan meminjamkan kunci darurat pembuka pintu (door lock releasing

    device) kepada orang yang tidak kompeten. Begitu pula penyerahan kunci

    darurat kepada pengurus bangunan harus disertai pelatihan lebih dulu dan

    dengan tanda terima serta syarat-syarat tertentu.

    b. Jangan gunakan jumper (hubungan langsung) terutama pada terminal door

    contact atau gate contact  pada pintu kereta. Jumper hanya sekedar untuk

    mengecek sumber kemacetan. Itupun lift dalam inspection mode.

    c. Pasang tanda-tanda peringatan bagi umum, agar tidak mendekat jika pintu

    dibuka dalam keadaan darurat. Gunakan barikade dimana diperlukan.

    d. Lapor lebih dulu kepada pengurus bangunan atau wakilnya jika akan mulai

    melakukan pertolongan pada penumpang yang terkurung lift macet. Hal ini

    untuk menghindari kejadian atau tuntutan yang tidak terduga. Lebih baik

    lagi jika pelaksanaan pertolongan tersebut disaksikan oleh seorang petugasbangunan yang telah terlatih.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    6/35

      3

    3. Tata tertib tehnisi

    a. Seorang tehnisi perawatan lift mewakili perusahaan digaris depan

    menghadapi pelanggan (klien) yaitu pengurus bangunan. Oleh karena itu

    disamping cakap atau terampil, dia harus tampil rapi, sopan dan memiliki

    kepribadian yang ramah. Tetapi tidak terlalu ramah sampai-sampai

    efisiensi kerja menurun. Dia menjawab pertanyaan secukupnya dan tidak

    perlu menceritakan hal-hal yang tidak semestinya kepada pengurus

    bangunan, sehingga akan menimbulkan salah tangkap dan kekhawatiran.

    Pakaian seragam sebaiknya berlengan pendek dan pada dada tercantum

    nama diri dan logo perusahaan. Sebaiknya dia membawa kartu identitas

    dari perusahaan menyatakan jabatan atau posisinya dalam organisasi.

    b. Prosedur awal kunjungan service ialah melapor ke pengurus bangunan dan

    mencari tahu keadaan tiap-tiap unit lift serta mencatat kerewelan jika ada.

    Kerewelan tersebut akan dilaporkan dalam lembar laporan kerja perawatan

    (service report sheet ), sebab-sebab kerewelan dan apa saja perbaikannya.

    Kunjungan berikutnya akan dilaksanakan perbaikan dengan penggantian

    suku cadang (jika perlu). Hal-hal kecil yang diluar dugaan atas perbuatan

     jahil orang lain perlu dilaporkan agar tidak menimbulkan tuduhan dantuntutan ganti rugi.

    c. Seorang tehnisi harus menciptakan hubungan (relasi) yang akrab dengan

    pengurus. Hal ini sangat penting, karena banyak masalah timbul bukan dari

    peralatan liftnya, tetapi dari pribadi pengurus tersebut yang menuntut

    liftnya harus sempurna seperti keadaan masih baru, demi menjaga nama

    baik dimuka direkturnya. Emosi harus dikendalikan, dan secara bijaksana

    mengatakan bahwa masalah (tertentu) akan dilaporkan kepada atasannya(supervisor). Lihat gambar dibawah ini :

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    7/35

      4

     

    d. Teknisi perawat harus datang “tepat waktu” sesuai jadwal. Pihak penjual

     jasa tidak boleh menganggu jadwal kerja dari pihak pemilik bangunan.

    Siapa tahu pengurus telah menanti kedatangan teknisi perawat dengan

    segudang keluhan. Dan hal ini harus ditanggapi dengan sungguh-sungguh.

    Komunikasi dua arah harus tetap dijaga baik, demi kepuasan pelanggan.

    e. Sebelum meninggalkan tempat kerja setelah selesai melaksanakan

    perawatan, teknisi hendalnya meminta tanda tangan pada lembar laporan

    kerja sebagai bukti pekerjaan telah selesai, ataupun apa-apa yang

    tercantum untuk diperbaiki pada kunjungan berikutnya. Tanda tangan

    boleh jadi dari teknisi pengawas fasilitas bangunan ataupun sekretaris yang

    ditunjuk. Contoh-contoh lembar laporan kerja terdapat pada lampiran 3.

    f. Pekerjaan perawatan dikerjakan bersama oleh 2 orang dalam satu team.

    Seorang sebagai tehnisi kompeten dan seorang lagi sebagai pembantunya.

    Tambahan seorang tehnisi lagi dalam team hanya akan merepotkan dan

    mungkin menimbulkan kecelakaan. Kedua tehnisi tersebut harus

    merupakan satu pasangan kompak dan penuh pengertian satu sama lain.

    Jika salah seorang tidak cocok dengan yang lain harus segera dilaporkan

    keatasan agar dicarikan pasangan yang cocok.

    4. Perencanaan a. Perencanaan

    Jumlah jam pelaksanaan perawatan (service hours) sesuai dengan jam

    tugas kerja lift, jenis pesawat lift, dan isi surat perjanjian (kontrak), agar

    lift tetap terawat sesuai dengan fungsinya.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    8/35

      5

    Hal-hal berikut merupakan faktor penentu jumlah jam pelaksanaan

    perawatan:

    1. Jumlah jam kerja perhari atau perminggu.

    2. Keadaan lingkungan termasuk keadaan cuaca.

    3. Umur lift itu sendiri

    4. Jenis kontrol, mesin dan sebagainya.

    Dibawah ini tercantum patokan minimum jumlah jam pelayanan perawatan

    berkala berbagai jenis lift dalam persentanse terhadap jumlah jam kerja

    lift pertahun :

    Jenis Lift Jumlah jam

    routine serviceper tahun

    Jumlah jam cadangan

    repair, call back, testingdan sebagainya.

    1. Gearless machine

    VVVF, 15 lantai

    2. Geared machine

    VVVF, 10 lantai

    3. Eskalator segala jenis

    2 lantai

    4. Electric Hydraulic

    segala jenis, 5 lantai

    5. Geared machine

    AC two speed, 5 lantai

    2,0 %

    1,10 %

    1,10 %

    0,90 %

    0,80 %

    1,10 %

    0,70 %

    0,70 %

    0,45 %

    0,40 %

    Catatan : Tambah 3 jam/tahun tiap tambahan satu lantai/pintu

    (termasuk lantai-lantai non stop)

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    9/35

      6

     

    Ilustrasi :

    Contoh kasus No. 1

    Satu unit lift Hotel berbintang, dengan mesin Gearless, kontrol VVVF dan melayani 20

    lantai, bekerja rata-rata 18 jam per hari, 360 hari per tahun terus menerus.Jumlah jam kerja lift = 18 x 360 = 6480 jam / tahun.

    Jumlah jam pelayanan perawatan berkala atas lit tersebut (lihat tabel) = 2 % atau sama

    dengan 130 jam/tahun.

    Pelaksanaan kunjungan perawatan per unit lift sebaiknya dilakukan 2 kali tiap-tiap bulan.

    Hanya atas dasar kondisi kontrak tertentu dimana terdapat sejumlah lift, maka kunjungan

    berkala boleh jadi 4 kali tiap bulan. Lihat tiga alternatif dibawah ini :

    a. Pelaksanaan berkala 2 kali per bulan, disediakan waktu 130/24 = 5,4 jam/kunjungan

    b. Pelaksanaan berkala 3 kali per bulan, disediakan waktu 130/36 = 3,6 jam/kunjungan

    c. Pelaksanaan berlaka 4 kali per bulan, disediakan waktu 130/48 = 2,7 jam/kuinjungan

    Tempo perjalanan dan tempo yang disediakan untuk diskusi masalah dengan pengurusbangunan serta “paper work” tidak termasuk dalam jumlah pelayanan perawatan lift

    tersebut diatas. Jika dianggap jam kerja efektif team teknisi 70% (dimana 30% untuk hal

    tersebut diatas), maka per tahun tersedia 0,70 x 50 x 40 jam/minggu = 1400 jam/tahun.

    Jika jumlah lift pada hotel berbintang pada kasus-1 diatas ada 10 buah, dengan jenis yang

    sama, maka jumlah jam yang diperlukan ialah 10 x 130 jam = 1300 jam/tahun atau

    hampir sama dengan 1400 jam yang tersedia oleh satu team teknisi perawat.

    Alternatif dibawah ini dapat dipakai sebagai pertimbangan :

    Alt. Frequensi

    pelaksanaanper bulan

    Jumlah jam

    pelaksanaan perkunjungan (jam)

    Penerapan pada

     jenis bangunan

    ke-1 2 kali 5 jam Kantor

    ke-2 3 kali 3.5 jam Rumah sakit

    ke-3 4 kali 2.5 jam Hotel bisnis

    Contoh kasus No. 2

    Satu unit lift pada kantor berlantai 10 dengan geared machine, kontrol VVVF, bekerja

    rata-rata 10 jam per hari, 300 hari per tahun.

    Jumlah jam kerja lift = 10 x 300 = 3000 jam/tahun

    Jumlah jam pelayanan perawatan berkala atas lift tersebut ialah 1,1% = 33 jam per-tahun

    atau 1 jam 37 menit per kunjungan, 2 kali tiap bulan. Atau sebagai alternatif 3 jam per

    kunjungan jika dilaksanakan sekali kunjungan tiap-tiap bulan.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    10/35

      7

    BAB II

    PELAKSANAAN PERAWATAN

    1. Umum

    Pelaksanaan perawatan pada dasarnya dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :

    a. Pemeriksaan secara sistematis, penyetelan ulang dan penggantian suku-

    suku peralatan yang secara rutin menjadi aus atau rusak.

    b. Pelumasan berkala, dan

    c. Pelaporan atau penemuan adanya kondisi tidak normal, ataupun tidak

    aman diantaranya komponen yang sudah aus, atau rusak dan perlu

    penggantian baru.

    Dalam pelaksanaan lapangan, tiap-tiap kali kunjungan seorang teknisi

    tidak memeriksa seluruh komponen,melainkan beberapa jenis saja yang

    tercantum dalam program perawatan. Program tersebut harus sistematis dibuat

    berdasar pengalaman.

    Contoh program jadwal pemeriksaan telah dicantumkan pada pelajaran

    perawatan terpadu (MPK-08) pabrikan mempunyai kiat tersendiri untuk

    menyusun program jadwal pemeriksaan dan bentuk format berlainan.

    Terlampir adalah program dari OTIS, sebagai bahan perbandingan, dalam

    kondisi lingkungan dan operasi kerja lift yang normal.

    Kunjungan gedung dilaksanakan 2 kali dalam satu bulan, umpama kunjungan

    pertama minggu ke-1 periksa mesin motor dan MG-set diperiksa dan

    kedapatan sikat karbon cummutator aus, maka kunjungan kedua pada minggu

    ke-3 sikat karbon tersebut diganti dengan yang baru.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    11/35

      8

    2. Pemeriksaan

    a. Hal pertama yang harus dilakukan pada waktu kunjungan ke gedung ialah

    :

    1. Naik ke lift, perhatikan start dan stop, rasakan apa ada keanehan

    (biasanya sambil memejamkan mata). Perhatikan kerja pintu saat tiap-

    tiap berhenti dan alat pengaman pintu (safety edge) buka kembali.

    2. Cek kerja bel darurat dan cahaya lampu dikereta. Telpon (intercom)

    perlu dicoba.

    3. Selama naik-turun lift, perhatikan apakah ada suara-suara aneh.

    4. Langsung betulkan jika ada dan sanggup (perlu seorang tehnisi yang

    peka dan tanggap).

    b. Pemeriksaan Kamar Mesin.

    Bersihkan kamar mesin jika perlu. Singkirkan barang-barang tak berguna

    yang mungkin berada disitu.

    1. Controller  (Kendali operasi)

    Cek celah-celah relay, saklar, connector, tekanan pada finger contact,bersihkan dan disetel jika perlu.

    2. Cek permukaan minyak lumas (oil level) pada rumah gigi reduksi.

    Periksa roda gigi reduksi (jenis gigi ulir) kemungkinan ada “back

    lash”. Jika ada, pada ujung luar bantalan diganjal dengan shim (plat

    tipis bentuk cincin dari tembaga)

    Catatan :

    Enam bulan pertama pada lift baru yang dipasang, minyak roda gigi

    harus diganti, jika terbukti ada gram (kotoran metal) akibat gesekangigi. Sesudah itu minyak boleh diganti dua tahun sekali. Periksa

    bocoran pada paking. Jika minyak menetes, perlu dipasang kaleng

    tadahan dibawahnya.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    12/35

      9

    3. Jika ada selektor, maka selektor perlu dilumasi bagian mekanis yang

    bergerak seperti roda pita (tape), roda gigi dan rantai. Periksa (dan setel

     jika perlu) semua celah-celah (air gap) kontak, relay, dan saklar.

    4. Periksa kondisi alur pada roda puli (traction sheave). Jika umur lift

    telah mencapai 3 tahun kemungkinan tali baja telah masuk tenggelam

    kedalam alur. Ukur alur, gunakan sigmat. Perhatikan adanya gram yang

     jatuh terkumpul pada bedplate mesin akibat gesekan roda puli dengan

    tali baja. Jika memang ada gram boleh saja dilakukan uji slip (geser).

    Caranya : gores dengan kapur tulis pada permukaan lingkar luar puli.

    Jika ada slip pada saat berhenti, maka goresan kapur pada tali pindah

    tempat. Terutama hal ini terjadi jika kereta beban penuh arah turun.

    Catatan :

    a. Sebagai ganti sigmat, lebih baik gunakan  gauge-plate  (plat ukur

    khusus bentuk-bentuk alur) yang disediakan oleh produsen.

    b. Gejala-gejala aus pada puli yang tidak normal (terlalu cepat)

    kemungkinan disebabkan material terlalu lunak. Test  Brimell

    hardness seharusnya 220 dan minimal 180, serta seragam seluruh

    permukaan.

    5. Rem mesin perlu diperiksa setahun sekali. Pelumasan pada tumpu

    ( pivot points) dan kern magnet (magnetic core) paling lambat dua

    bulan sekali.

    6. Periksa pengindra kecepatan (governor ) atas kemungkinan mekanisme

    yang longgar dan pen-pen tumpu yang mungkin macet.

    c. Pemeriksaan Pintu-pintu

    1. Pintu-pintu lantai paling rawan atas kemungkinan kerusakan, karena

    pintu adalah alat terdepan menghadapi pemakai lift dan bekerja terus

    menerus.

    a. Periksa gibs (sepatu) pada dasar daun pintu. Gibs yang lepas atau

    goyang dapat berbahaya (gibs juga terdapat pada pintu kereta).

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    13/35

      10

    b. Daun pintu yang miring akan kelihatan jelas pada jenis center

    opening saat menutup. Setel moer pada roda penggantung dan setel

    eccentric rollers.

    c. Periksa tali penarik (air-cord ) kemungkinan rantas dan ikatannya

    (hitch) tidak kuat.

    d. Periksa kontak pintu dan bersihkan platinanya (jika perlu)

    e. Periksa kunci kait, penyetelan posisi kait tepat, sehingga pintu tidak

    goyang jika dipaksa buka dengan tangan (saat kunci kait masuk

    kerumahnya pintu-pintu rapat).Catatan :

    Pintu kereta tidak berkunci kait oleh karena itu dapat saja pintu

    kereta tidak rapat menutup. Tetapi kereta sebaiknya tidak dapat

    bergerak jika kelonggaran pintu lebih dari 2 cm, dimana  gate

    contact  tidak sambung.

    2. Pintu kereta digerakkan oleh door operator . Periksa motor, roda gigi,

    rantai dan periksa kebocoran oli. Lumasi dimana ada pen-pen penumpu

    (oli tidak berlebihan). Hindari track roda - penggantung dari tetesan

    minyak, karena roda dilapisi ban karet. Cek baut-baut semua kencang.

    Cek kemungkinana sekrup pada safety edge  longgar, karena alat ini

    sering berbenturan dengan penumpang saat hendak masuk kereta dan

    pintu telah mulai menutup.

    d. Pemeriksaan dalam Ruang luncur

    1. Rel pemandu dan braket perlu dibersihkan. Gunakan sikat, jika roda

    luncur terbuat dari ban karet, maka rel harus kering. Juga jika

    digunakan sepatu luncur dengan gibs atau nylon/  polyurithane insert  

    rel harus kering. Jika digunakan insert besi tuang dengan swivel spring,

    maka rel perlu dilumasi secara teratur dengan tabung minyak dipasang

    diatasnya dan minyak sedikit demi sedikit mengalir secara teratur.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    14/35

      11

    2. Periksa saklar-saklar batas lintas dan slow down switch  roda ungkit

    karet atas kemungkinan cacat atau tidak bebas bergerak. Buka kotak

    saklar, cek tekanan kontak (gambar : hal. 20).

    3. Periksa pita (tape) dari selektor atas kemungkinan retak dan karatan

     jika perlu dilapisi minyak (encer) dengan cara disikat.

    4. Kabel lari (travelling cables)

    Periksa secara acak kemungkinan kulit terkupas dimana “lengkungan

    balik” dari kabel sering menyabet ke dinding. Jika terkupas segera

    ditutup dengan insulation tape dan divarnish. Mungkin perlu dipasang

    pelindung berupa chicken wire  pada sepanjang dinding dari

    pertengahan ruang luncur kebawah.

    Dalam kabel lari ada cadangan kawat untuk pengganti kawat-kawat

    yang putus. Jika kawat cadangan telah habis, maka segera kabel lari

    diganti dengan yang baru, atau dipasang satu berkas kabel yang baru

    sebagai cadangan.

    e. Pemeriksaan di pit.

    1. Cek permukaan oli peredam hidrolis harus sampai garis tanda batas.

    Cek saklar-saklar keamanan peredam, saklar-saklar batas lintas dan

    saklar pemutus jika tali baja menjadi mulur diluar batas.

    2. Pelumasan dengan gemuk pada poros roda penegang tali governor dan

    roda penegang tali kompensasi.

    3. Kereta ada dilantai dasar, maka dari pit dapat diperiksa pesawat

    pengaman dan lumasi pen-pen titik tumpu.

    4. Periksa (ukur) jarak runby bandul dari pit, minimal 7 cm. Jika kurang

    dari 7 cm, tali harus diperpendek.

    f. Pemeriksaan tali baja

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    15/35

      12

    1. Karena tali baja direncanakan berumur (useful life) 5 tahun, maka

    biasanya tidak pernah diperiksa pada tahun-tahun pertama sampai

    ketiga, kecuali ditemukan patahan kawat (2 - 3 mm patahan terdapat

    pada bedplate dibawah roda puli).

    Pemeriksaan lift dalam keadaan inspection mode. Gunakan kain katun

    lunak digenggam dan selubungkan satu per satu pada tali. Jika ada

    tersangkut benang oleh patahan kawat, hentikan lift dan periksa jumlah

    patahan.

    Jika patahan tersebar pada semua lilitan maka hitung jumlah patahan

    pada daerah satu lay (satu putaran lilitan = + 13 cm). Buat laporan.

    Tabel dibawah ini ialah batas apkir tali karena jumlah patahan melebihi

    angka dalam tabel :

    a. Jenis A patahan kawat = 32 patahan, dalam satu lay (+ 13 cm)

    b. Jenis B patahan kawat = 10 patahan, didominasi oleh satu

    lilitan

    Jenis C patahan kawat = 16 patahan, minimal ada 4

    patahan

    berjejer pada bagian luar permukaantali

    Jenis A dan B gunakan alat elektro magnet untuk mendetect patahan

    didalam tali yang tidak nampak.

    2. Tali baja yang berkarat dan kering, terlihat debu merah, segera

    dilumasi dengan minyak encer khusus (SAE 5 s/d 10) gunakan sikat.

    Jika karat pada tali terlalu parah, sebaiknya tali diganti baru.

    3. Tali baja yang susut diameternya sampai 10 % juga harus diganti baru.

    Periksa dengan sigmat. Pengukuran pada daerah gunungan (crown),

    bukan pada daerah lembah. Lihat gambar.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    16/35

      13

     

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    17/35

      14

    g. Pemeriksaan dari Atap kereta

    Pemeriksaan dari atap kereta meliputi :

    1. Pemeriksaan pintu-pintu lantai, telah diuraikan pada point c.

    2. Pemeriksaan sepatu luncur dan roda luncur telah diuraikan pada point

    d.1. Perlu dicek tekanan pegas pada tiga roda pemandu harus minimal

    dan seragam saat kereta kosong.

    3. Periksa rangkaian mekanis pesawat pengaman dan lumasi semua

    bagian-bagian yang bergesek dari titik tumpu.

    4. Periksa steadying roller , dimana badan kereta bersandar pada stiles (upright channel).

    5. Dari atap kereta dapat dilaksanakan pemeriksaan sepatu luncur dari

    bobot imbang. Dari atap kereta pula, kita dapat mengukur tegangan tali

    (point f.4) pada sisi kereta dan sisi bobot imbang.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    18/35

      15

    BAB III

    PELUMASAN

    Pelumasan yang tepat sangat penting untuk memperoleh umur panjang

    peralatan, yaitu :

    1. Jenis bahan pelumas yang dianjurkan oleh pabrikan.

    2. Cara melaksanakan pelumasan

    3. Frequensi pelumasan serta pemeriksaan peralatan pada waktunya.

    Pelumasan adalah persoalan yang kompleks. Cara yang paling aman ialah ikuti

    petunjuk pabrikan. Tetapi jika tidak diperoleh jenis minyak pelumas yang dianjurkan,

    maka harus ditanyakan ke pabrikan jenis yang sama sifat-sifatnya (equivalent ), dan

    apa syarat serta implikasinya. Jika informasi dari pabrikan tidak diperoleh, maka

    minta rekomendasi dari ahli produsen minyak pelumas.

    Lihat lampiran -1, daftar anjuran dari OTIS minyak pelumas dan frequensi.

    1. Pelumasan bantalan peluru / rol

    Secara umum, masa kini, bantalan peluru telah dilengkapi dengan bahan

    pelumas permanen untuk selamanya. Pelumasan tidak perlu. Bantalan pada

    gigi ulir dilumasi dengan sendirinya dari bak gear box. Bantalan - bantalan lain

    seperti pada roda puli, roda penyimpang dan roda-roda lain dilumasi dengan

    gemuk No. 2 (NLGI). Gunakan grease gun dan tembak melalui nipel. Pada sisi

    lain dari bantalan, sumbat dibuka lebih dulu.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    19/35

      16

    2. Pelumasan bantalan luncur.

    Bantalan jenis ini terdapat pada lift-lift kecepatan rendah dan kapasitas tinggi

    atau lift-lift tua. As (poros) duduk pada metal dari babbitt. Pelumasan dengan

    slip ring atau gelang penciduk oli dari bak minyak di bawahnya.

    3. Pelumasan tali baja

    Pada dasarrnya tali baja telah berminyak, karena inti saat henep didalamnya

    mengandung minyak lumas. Jika tali dalam keadaan tegang, serat tertekan oleh

    lilitan-lilitan tali, dan mengeluarkan minyak. Gunanya minyak ialah untuk

    mengindari aus gesekan diantara kawat-kawat dan menghindari timbulnya

    karat. Pelumasan dilakukan hanya jika tali ternyata kering sama sekali.

    Gunakan minyak encer dengan derajat SAE 5 s/d 10. Gunakan kuas,

    pelumasan tidak boleh berlebihan.

    Catatan :

    Tali baja governor tidak boleh dilumasi, agar rahang governor tidak gagal

    menjepit tali saat terjadi “tripped”

    4. Pelumasan rel pemandu

    Lihat bab II, jika digunakan roda luncur, gibs dan sebagainya rel harus kering

    (tidak dilumasi). Sepatu luncur dengan insert jenis swivel pelumasan minyak

    SAE 20 secara teratur tetes demi tetes, dari tabung (kaleng) minyak yang

    tersedia. Minyak pada permukaan rel akan turun sampai pit. Perlu kaleng

    penadah langsung diujung bawah rel.

    5. Pelumasan roda gigi

    a. Roda gigi ulir (cacing) atau worm gear , dengan cara bak, permukaan

    minyak sampai setinggi gigi cacing bagian bawah (garis sumbu

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    20/35

      17

    tenggelam). Kekentalan minyak pelumas kira-kira SAE 30 dengan aditive

    anti foam, anti corrosion, dan tahan tekanan.

    b. Roda gigi helical dengan kecepatan putaran yang tinggi gunakan minyak

    lebih kental.

    6. Pelumasan Rantai

    Pada eskalator gunakan minyak yang encer, dibawah SAE 20, secara teratur

    terus menerus dengan sistem terpusat.

    7. Peredam hidrolis

    Minyak yang digunakan untuk peredam hidrolis harus mengikuti instruksi

    yang terdapat pada plat (name plate). Begitu pula lift hidrolis harus

    menggunakan cairan hidrolis yang tersebut pada plat petunjuk. Biasanya

    digunakan SAE 90, agar perubahan temperatur agak lamban merubah

    kekentalan.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    21/35

      18

    BAB IV

    PENYETELAN ( Adjustment)

    Penyetelan berarti suatu tindakan usaha mengatur kerja alat / paratus ditera

    menyesuaikan dengan nilai yang ditetapkan pabrik, untuk meperoleh kerja optimum

    yang direncanakan.

    Penyetelan alat / aparatus terbagi atas dua kategori, yaitu :

    1. Penyetelan alat - alat mekanis

    Penyetelan mekanis pada dasarnya ialah menetapkan jarak celah, luang lari,

    toleransi, juga menetapkan besaran tegangan atau gaya dengan ukuran dan

    sifat-sifat pegas tertentu. Pelaksana penyetelan disebut  adjuster . Semua

    ketentuan ditetapkan oleh pabrik sebagai kriteria yang harus betul-betul

    dilaksanakan dan dengan prosedur yang dianjurkan pula.

    a. Tegangan tali-tali baja harus seragam. Penyetelan dilakukan dua kali.

    Penyetelan awal terdapat beda tegangan diantara tali-tali, maksimal 10 %.

    Kemudian penyetelan yang kedua dilakukan setelah semiggu lift

    beroperasi. Penyetelan dengan cara memutar moer pada ujung thimble rod  

    (soket pegas) dan tegangan diukur dengan alat pengukur, lihat gambar

    pada halaman berikut.

    b. Penyetelan kecepatan lebih pada governor, yaitu pada pegas yang mengikat

    bandul terbang ( flying ball), agar bandul tersebut oleh gaya centrifugal

    keluar jalur dan memukul cam, selanjutnya melepas kontak OS. Jika

    kecepatan terjadi lebih gawat lagi, maka cam tersebut melepas kait dan

    menjatuhkan rahang (tripped), selanjutnya pesawat pengaman bekerja.

    Catatan :

    Penyetelan pegas bandul terbang dilakukan dipabrik tetapi dilapangan

    perlu dicek ulang oleh adjuster.

    c. Penyetelan rem mesin. Hal ini telah diuraikan pada pelajaran lain, yaitu

    sesuai ketentuan dalam SNI. Rem harus kuat menahan beban kereta 125%

    saat turun tiba-tiba sumber tenaga listrik putus. Penyetelan dengan

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    22/35

      19

    memutar moer pada baut berpegas. Sepatu rem juga perlu disetel dengan

    memutar skrup pada punggung sepatu sehingga permukaan rem ( ferodo

    brake lining) bercelah 0.1 mm dengan permukaan tabung rem.

    d. Penyetelan lain diantaranya :

    1. Runby, jarak kereta dan bobot imbang dengan ujung atas peredam

    (buffer ).

    2. Tekanan roda luncur pada permukaan rel.

    3. Static balance badan kereta dudukannya pada landas

    2. Penyetelan alat / aparatus elektris

    Penyetalan elektris pada dasarnya menetapkan besaran tahanan, tegangan dan

    arus ukuran kondensor yang dipakai dengan tujuan menetapkan tempo

    (timing), percepatan atau perlambatan dan sebagainya. Beberapa aparatus

    disebutkan dibawah ini.

    a. Penyetelan tempo pintu (door timing) dengan kombinasi potentiometer  dan

    condenser   untuk mengaktifkan relay (condensor time switch). Sekarang

    digunakan DIS ( Door Interphone Sub system) cukup memilih micro switch 

    mana yang on dan off sesuai instruksi pabrik.

    b. Dash pot timing (overload relay), pada pengendalian tempo, saat motor

    AC two Speed mau berhenti, yaitu fungsinya pemutus arus, agar motor

    tidak panas.Penyetelan dengan mengatur panjang plunger didalam dash pot

    yang disedot oleh kekuatan elektromagnet . Plunger direndam dalam

    minyak silicon.

    c. Penyetelan besaran tahanan secara tahap demi tahap, diatur oleh timing

    relay, untuk mengatur  field winding motor DC, sehingga percepatan dan

    perlambatan terasa halus.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    23/35

      20

    d. Penyetelan tempo thermal overload   pada motor-motor AC. Jika motor

    panas, akan berhenti secara otomatis pada lantai terdekat. Jika suhu telah

    turun lift mulai jalan lagi dengan sendirinya.

    e. Penyetelan berbagai saklar-saklar atau switch setting didaerah ruang luncur

    ( field wiring), dan didalam pusat kendali (control wiring). Pabrikan

    menetapkan jarak-jarak celah (air-gap) masing-masing saklar, relay, micro

    switches dan sebagainya.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    24/35

      21

    BAB V

    GETARAN dan SUARA

    Getaran, goyangan, kejutan dan suara-suara aneh menyebabkan pengguna lift

    merasa tidak nyaman bahkan kadang-kadang ketakutan. Oleh karena itu harus

    dihilangkan. Getaran, goyangan dan suara-suara adalah sisa-sisa hasil pekerjaan

    pemasangan yang belum selesai. Tetapi bagian pemeliharaan adalah tempat menerima

    kesalahan (complain).

    1. Getaran vertikal adalah oleh sebab :

    a. Mesin bergetar duduk pada bed plate yang kurang kekar, dan juga mungkin

    karet peredam kurang tebal atau salah pilih.

    b. Tegangan baja tarik yang tidak sama seragam. Yaitu satu atau dua tali yang

    lebih tegang dari lainnya penyebab getaran vertikal saat kereta berhenti.

    Periksa tegangan dengan alat, lihat gambar. Cara pengukuran dilakukan

    dari atas atap kereta, pada lantai dua pertiga ruang luncur (pada lantai 10

     jika jumlah lantai 15)

    Penyelesaian :

    Disamping mengeliminier kesalahan-kesalahan tersebut diatas, juga dapat

    dipasang atau tambah karet peredam tebal 5 s/d 10 cm pada pengikatan

    antara soket tali dan sling kereta (diatasnya pegas).

    2. a. Getaran horisontal ialah oleh sebab sambungan rel tidak sempurna

    sehingga terasa pada saat kereta melintas ditempat tertentu.

    b. Goyangan yang terasa saat kereta melaju ialah sebab rel yang tidak lurus.

    Sangat dianjurkan rel-rel yang berubah (deform) yaitu bengkok, terpuntir

    dan sebagainya, walaupun sedikit, jangan dipasang (rejected )

    Penyelesaian :

    Sambungan rel harus dikikir sepanjang kira-kira 80 cm, yaitu 40 cm diatas

    sambungan dengan 40 cm dibawah sambungan, dengan kikir khusus

    panjang 40 cm dan bergagang.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    25/35

      22

     

    c. Getaran horisontal muka-belakang oleh sebab static balance dari badan

    kereta (car cage) tidak betul saat pemasangan dan juga oleh sebab rel karet

    bantalan tempat kereta bersandar pada stiles tidak kencang, atau bahkan

    tidak pernah dipasang.

    3. Kejutan saat lift berangkat dan berhenti ialah oleh sebab adjustment di

    Controller tidak sempurna, yaitu program pola kecepatan di MCU tidak betul.

    4. Suara-suara yang aneh harus dicari sumbernya. Pada umumnya oleh getaran

    plat tipis, atau skrup/ baut yang longgar. Rantai yang digunakan untuk

    pengimbang berat tali baja tarik senantiasa menimbulkan suara gemerincing.Maka sebaiknya rantai tersebut dibungkus dengan slang karet, atau dililiti

    dengan tali tambang dari serat plastik.

    Suara yang paling tidak nyaman bagi pengguna lift ialah suara gebrakan pintu

    saat menutup dan saat terjadi interupsi buka lagi (re-opening). Oleh karena itu pintu-

    pintu model lama yang dilengkapi dengan peredam hidrolis masih terpakai.

    Penggerak pintu lift modern dengan motor AC VVVF gerakan pintu halus. Tetapi

    pemeriksaan berkala sangat dituntut oleh ahlinya yang kompeten.

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    26/35

      23

    BAB VI

    PENUTUP

    1. Tehnik perawatan lift adalah suatu bidang pekerjaan yang menyangkut banyak

    disiplin ilmu, dan memerlukan dedikasi yang tinggi. Umumnya teknisi

    perawatan yang dipercaya melaksanakan pekerjaan mulai bekerja sebagai

    kenek (pembantu). Setelah melalui training ( field education) secara teratur

    pada perusahaan, baru dapat dilepas diberi kepercayaan. Pengalaman

    menunjukkan dasar pendidikan formal dari teknisi yang sukses ialah minimal

    STM bagian elektro

    Lulusan D3 elektro tentu lebih baik, untuk jenjang karier sebagai supervisor,

    walaupun harus dimulai sebagai kenek, awal mulai bekerja.

    2. Untuk mencapai efisiensi cukup satu team perawat menangani kira-kira

    sejumlah 10 unit gearless machine dalam satu bangunan atau boleh jadi 2

    bangunan yang berdekatan, terus menerus dalam satu tahun. Dengan demikian

    relasi dengan pengurus bangunan dapat terjaga dengan baik.

    3. Pekerjaan reparasi, call back dan penyetelan (adjustment ) termasuk test,

    dilaksanakan oleh team teknisi khusus dibawah pengawasan penyelia yang

    sama.

    4. Jadwal pekerjaan perawatan harus disesuaikan dengan jenis/macam lift dan

    atas dasar tuntutan isi kontrak : suatu bangunan hotel besar yang sibuk,

    menuntut jumlah frequensi kunjungan 4 kali tiap bulan atau tiap-tiap minggu,

    sedangkan lift sederhana pada gedung kantor cukup 1 kali tiap unit, tiap bulan.

    Komponen atau peralatan mana yang mendapat giliran pelumasan, penyetelan

    ulang, masing-masing merk/pabrik mempunyai instruksi ( factory instruction

    manual) yang berbeda-beda.

    Lampiran - 1

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    27/35

      24

    DAFTAR MINYAK PELUMAS (OLI)

    SUMBER OTIS

    A. Kamar Mesin

    Alat / aparatus Jenis pelumas Frequency

    1. G/D motor / mesin

    Bantalan duduk (luncur)

    Bantalan peluru / roll

    2. G/L motor / mesin

    Bantalan duduk (luncur)

    Bantalan peluru / roll

    3. gigi reduksi, roda cacing4. Kerm (core) solenoid rem

    5. Rem tuas rem

    6. Driving sheave (bantalan duduk)

    7. Driving sheave (bantalan peluru)

    8. Overload relay pada controller (dash pot timer)

    9. Selector stop contact pressure fittings and other

    10. Selector gear

    11. Rantai

    12. Roda governor (bantalan peluru)

    oli OTIS, no. 2

    gemuk, no. 12

    oli, no. 38

    gemuk, no. 12

    oli, no. 33vaseline / bubuk grafit

    gemuk, no. 12

    oli, no. 2

    gemuk no. 12

    silicon oil MS 200

    oil, no. 2

    gemuk, no. 12

    pin oil, no. 39

    oli, no. 2

    PL 6

    PL 6

    PL 6

    PL 6

    6 *6

    * 6

    * 6

    * 6

    PL 6

    * 12

    * 6

    PL 6

    PL 2

    B. Ruang Luncur & Atap kereta

    Alat / aparatus Jenis pelumas Frequency

    1. Roda penyimpangan ( Deflector sheave)

    2. Rangkaian safety pesawat pengaman

    (pena, tumpuan)

    3. Sepatu luncur pemandu model insert

    4. Sepatu luncur pemandu model besi

    Catatan : model besi insert silicon dan gibs

    tidak usah dilumasi, rel harus kering

    gemuk, no. 12

    oli, no. 2

    gemuk, no. 12

    oli, no. 31 A

    PL 2

    PL 12

    PL 2

    PL 6

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    28/35

      25

    C. Pintu - pintu

    Alat / aparatus Jenis pelumas Frequency

    1. Tuas pengungkit, (retiring cam), pena, rantai2. Bantalan-bantalan peluru

    3. Hidrolis peredam gerak pintu

    4. Motor penggerak pintu

    gigi reduksi

    Dash unit

    5. Door track / hanger

    6. Rantai jika ada

    Catatan :

    Roda dengan ban karet jangan diminyaki dan

    rel (track) harus kering.

    oli, no. 12 atau 39gemuk, no. 2

    oli, no. 10

    mobil oil no. 30

    mobil oil no. 10/30

    oli no. 2 atau 31 A

    pin oli no. 39

    612

    6

    6

    6

    3

    3

    D. Pit (Lekuk dasar)

    Alat / aparatus Jenis pelumas Frequency

    1. Hydraulic buffer

    2. Roda penegang tali governor

    3. Roda penegang tali kompensasi

    oli, no.

    gemuk, no. 12

    gemuk, no. 12

    * 12

    6

    6

    Keterangan :

    1. PL : Paling Lambat

    2. Angka-angka 1, 2, 6, 12 adalah frequency dalam bulan

    3. * tergantung pemeriksaan dan tugas pelayanan lift (low, moderate, hig duty)

    ditambah atau ganti baru.

    4. Equivalent minyak pelumas : OTIS No. 2 = SAE 20 General purpose lubricant

    OTIS No. 12 = Grease No. 2 (NGLI)

    OTIS No. 33 = Omala Shell 220

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    29/35

      26

    Lampiran - 2 :

    KODE SIMBOL TERDAPAT

    PADA STRAIGHT WIRING DIAGRAM

    (Sumber : OTIS)

    Kontak relay, making (atau normally open)

    Kontak relay, breaking (atau normally closed )

    Saklar mekanis, normally open

    Saklar mekanis, normally closed  

    Governor switch (SO) A making

    B beraking

    Kondensor (condensor )

    Kumparan relay (relay magnetic coil)

    Sekering ( fuse)

    Kumparan shunt untuk generator

    Tahanan listrik Konstan (weerstant )

    Rheostat (variable) potentiometer)

    Pentanahan (earthing, arde)

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    30/35

      27

     

    Kontak pada pintu lantai (door contact )

    Kontak pada pintu kereta (gate contact )

    Kontak tombol (single), normally open atau making

    Kontak tombol (single), normally closed (atau breaking)

    sama double

    sama double

    Kumparan field motor generator  

     Rectifier 3 Phase, menghasilkan arus DC

     Breaking rectifier   1 Phase, aliran DC tidak dapat

    berbalik

    Tuas (pengungkit/cam), pembuka kontak mekanis

    Kontak mekanis terbuka setelah tersingung cam

    Kontak pisau double pole sekaligus

    Kontak pisau 2 pole single normally open (terlihat satu

    pole)

    Sama, normally closed satu pole

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    31/35

      28

      hubungan field wiring (bukan controller)

    Kunci kontak, normally open 

    Kunci kontak  normally closed  

    Kunci kontak dua arah

    Thermal overload breaker  (normally closed )

    Thermister , kontak atas panas temperatur tertentu.

    Lampu indikator dan sebagainya.

    Lampu neon pilot

    Motor (M) atau Generator (G) armature

    Bell / Buzzer / Gong

    Transformator (penurun tegangan)

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    32/35

      29

    Lampiran - 3

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    33/35

      30

    Lampiran - 3

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    34/35

      31

    Lampiran - 3

  • 8/18/2019 02 Jilid 1 Buku 2

    35/35

    Lampiran - 4