23
BAB 2 METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA KERJA 2.1 METODE PENDEKATAN 2.1.1Umum Agar pekerjaan konsultansi ini memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya proyek ini seperti yang diuraikan dalam Pokok-pokok Acuan Tugas (TOR), dalam melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan akan memberikan tekanan khusus kepada beberapa aspek yang diyakini mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mencapai hasil pekerjaan yang sebaik-baiknya. Aspek-aspek yang dimaksud adalah sebagai berikut : A. Pemahaman Masalah Aspek Pemahaman Masalah disini dimaksud dalam arti yang luas, meliputi pemahaman lingkup pekerjaan dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan ini. Dengan memiliki pemahaman yang lengkap dan benar mengenai masalah atau lingkup pekerjaan yang dihadapi, Konsultan dapat menentukan metoda kerja yang tepat dan efisien untuk melaksanakan pekerjaan konsultansi ini dengan sebaik-baiknya. B. Pemilihan Metoda Kerja Yang Tepat Guna Mengingat waktu pengerjaan yang disediakan relatif singkat yaitu selama 4 (empat) bulan, maka untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik, Konsultan akan memilih metoda kerja yang tepat guna dan efisien, sehingga pekerjaan konsultansi ini dapat selesai tepat waktunya sesuai yang disyaratkan dalam TOR. C. Manajemen Pelaksanaan Terpadu Pekerjaan ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang berbeda satu dengan yang lain, tetapi kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait dan saling mendukung. Selain itu ada kegiatan yang memiliki unsur ketergantungan kepada hasil kegiatan lain. Oleh karena itu pelaksanaan berbagai DATA TEKNIS 2 - 1

02.Bab 02- Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan - Copy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metedologi

Citation preview

BAB 2METODE PELAKSANAANDAN RENCANA KERJA

2.1 METODE PENDEKATAN2.1.1 UmumAgar pekerjaan konsultansi ini memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya proyek ini seperti yang diuraikan dalam Pokok-pokok Acuan Tugas (TOR), dalam melaksanakan pekerjaan ini, Konsultan akan memberikan tekanan khusus kepada beberapa aspek yang diyakini mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mencapai hasil pekerjaan yang sebaik-baiknya. Aspek-aspek yang dimaksud adalah sebagai berikut :A. Pemahaman MasalahAspek Pemahaman Masalah disini dimaksud dalam arti yang luas, meliputi pemahaman lingkup pekerjaan dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pekerjaan ini. Dengan memiliki pemahaman yang lengkap dan benar mengenai masalah atau lingkup pekerjaan yang dihadapi, Konsultan dapat menentukan metoda kerja yang tepat dan efisien untuk melaksanakan pekerjaan konsultansi ini dengan sebaik-baiknya.B. Pemilihan Metoda Kerja Yang Tepat GunaMengingat waktu pengerjaan yang disediakan relatif singkat yaitu selama 4 (empat) bulan, maka untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik, Konsultan akan memilih metoda kerja yang tepat guna dan efisien, sehingga pekerjaan konsultansi ini dapat selesai tepat waktunya sesuai yang disyaratkan dalam TOR.C. Manajemen Pelaksanaan TerpaduPekerjaan ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang berbeda satu dengan yang lain, tetapi kegiatan-kegiatan tersebut saling terkait dan saling mendukung. Selain itu ada kegiatan yang memiliki unsur ketergantungan kepada hasil kegiatan lain. Oleh karena itu pelaksanaan berbagai kegiatan itu harus terencana dengan baik dan terpadu. Hal ini hanya dimungkinkan dengan diselenggarakannya manajemen pelaksanaan yang terpadu.D. Kerjasama dengan Pemberi TugasSalah satu aspek lainnya yang penting adalah aspek kerja sama yang baik dengan Pemberi Tugas. Hal ini penting agar pelaksanaan pekerjaan ini berjalan dengan lancar dan tidak timbul salah pengertian antara Konsultan dan Pemberi Tugas mengenai maksud dan tujuan pekerjaan ini.E. KetelitianKonsultan menyadari bahwa pada hakekatnya tidak pernah ada sesuatu yang memiliki ketepatan secara sempurna, tetapi dalam mengerjakan sesuatu, harus berusaha seteliti mungkin. Oleh karena itu Konsultan akan menerapkan sistem kontrol yang ketat pada setiap tingkatan kegiatan pekerjaan konsultansi ini.

F. Keahlian PersonilKonsultan menyadari sepenuhnya bahwa penggunaan suatu sistem atau metoda yang baik tidaklah cukup bila tidak didukung oleh personil yang cakap dan ahli. Oleh karena itu Konsultan telah memilih suatu tim tenaga ahli yang cakap dan memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam mengerjakan pekerjaan konsultansi yang sejenis untuk menangani pekerjaan survei teknis dan desain ini.G. Koordinasi Dengan Instansi TerkaitDalam rangka menyelaraskan pekerjaan ini dengan pekerjaan-pekerjaan instansi lain yang mungkin ada dan berkaitan dengan rencana jalur ganda ini, Konsultan menyadari perlunya ada kerjasama sepenuhnya, oleh karena itu didalam pelaksanaan pekerjaan ini konsultan akan mencari informasi serta menghubungi instansi terkait tersebut (bila ada) dan mendiskusikannya dengan pejabat yang bersangkutan.Agar diperoleh hasil desain yang baik, optimal dan sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai serta tepat waktu, maka diperlukan tahapan-tahapan kegiatan yang berkesinambungan dan saling terkait.

2.1.2 Kerangka Berfikir / Pendekatan Teknis Pelaksanaan Pendekatan Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan diarahkan pada penentuan batas-batas yang jelas dalam penyelenggaraan pelabuhan hal ini dalam rangka memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara pelabuhan laut dan pengguna jasa pelabuhan serta untuk menjamin keselamatan pelayaran dan kelancaran serta ketertiban penyelenggaraan pelabuhan.Dari hasil perolehan data / informasi dan survei lapangan, selanjutnya keseluruhan area fasilitas pelabuhan dapat ditetapkan aspek legalitas hukumnya. Dalam penetapan batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan paling sedikit akan memuat: Luas lahan daratan yang digunakan sebagai Daerah Lingkungan Kerja; Luas perairan yang digunakan sebagai Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan; Titik koordinat geografis sebagai batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan.

Setelah penetapan batas-batas Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan penyelenggara pelabuhan mempunyai kewajiban: Memasang tanda batas sesuai dengan batas Daerah Lingkungan Kerja daratan yang telah ditetapkan; Memasang papan pengumuman yang memuat informasi mengenai batas Daerah Lingkungan Kerja daratan pelabuhan Melaksanakan pengamanan terhadap aset yang dimiliki; Menyelesaikan sertifikat hak pengelolaan atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Memasang tanda batas sesuai dengan batas Daerah Lingkungan Kerja perairan yang telah ditetapkan; Menginformasikan mengenai batas Daerah Lingkungan Kerja perairan pelabuhan kepada pelaku kegiatan kepelabuhanan; Menyediakan Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran; Menyediakan dan memelihara kolam pelabuhan dan alur-pelayaran; Menjamin dan memelihara kelestarian lingkungan; Melaksanakan pengamanan terhadap aset yang dimiliki berupa fasilitas pelabuhan di perairan.

2.1.3 Pentahapan KegiatanBerdasarkan pada ruang lingkup pekerjaan yang diuraikan pada bab pendahuluan, rencana kerja untuk menghasilkan hasil keluaran studi sesuai dengan maksud dan tujuan pekerjaan dibagi menjadi 5 (lima) tahapan besar, yaitu:1. Pengumpulan Data di JakartaPengumpulandatasekunder dilakukandiJakarta sebelumkunjungan lapangan, tujuannya adalah untuk mendapatkan :a. Data Rencana Induk Pelabuhan;b. Data rencana kebutuhan ruang fasilitas pokok dan penunjang;2. Survei PendahuluanDalam rangka investigasi dan inventarisasi lapangan maka kunjungan ke lokasi pelabuhan dilakukan 1 (satu) kali dengan tujuan untuk mengumpulkan data primer guna mempersiapkan penyusunan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp) serta pengumpulan data dan informasi dari Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi setempat3. Survey LapanganSetelah dilakukan telaah awal dan survei pendahuluan (reconnaisance survey), selanjutnya Konsultan harus melakukan Survei Lapangan, yang terdiri dari beberapa kegiatan :a. Penentuan titik koordinat batas-batas DLKr danDLKp pelabuhan.Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Penentuan titik koordinat batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengukuran Global Possitioning Sytem (GPS) teliti menggunakan peralatan GPS tipe geodetik.b. Penentuan tanda alam batas-batas DLKr danDLKp pelabuhan.Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Penentuan tanda alam batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengamatan visual dan dokumentasi foto serta peta topografi.c. Inventaris data status lahan DLKr dan DLKp pelabuhan.Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Inventarisasi status lahan dalam DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengumpulan data di Badan Pertanahan setempat serta instansi Pemerintah/perangkat desa di daerah.4. Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp).Merupakantahapanpembuatanlaporan akhir yang berisi penyempurnaan dari draft rencana yang merupakan hasil dari masukan / koreksi dan saran dari Instansi terkait (perencanaan pengguna dan pengendali).5. PemetaanDalam tahap ini dengan menggunakan data hasil survei lapangan dilakukan plotting peta DLKr dan DLKp pelabuhan pada peta kelautan dan peta rupa bumi yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial / Bakorsutanal Indonesia dan DISHIDROS TNI-AL serta dilakukan superimpose dengan peta Rencana Induk Pelabuhan.

2.2 METODE SURVEYKebutuhan data untuk studi ini meliputi data primer dan data sekunder, dengan demikian metoda survey yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan data tersebut. 2.2.1 Survey PrimerData Primer yang diambil pada saat melaksanakan site survey untuk mendukung penyusunan Dlkp dan DLkr diataranya :a. Pengamatan lapangan secara visual.b. Penyusunan batas-batas DLKR dan DLKP pelabuhan yang terdiri dari DLKR daratan, DLKR perairan dan DLKP perairan berupa titik-titik koordinat geografis, tanda-tanda alam, luas tanah dan luas perairan pelabuhan.c. Dokumentasi keadaan lapangan melalui foto foto.d. Wawancana kondisi lapangan dengan instansi terkait, penduduk dan pengguna jasa pelabuhan.2.2.2 Survey SekunderSurvey sekunder dilakukan untuk memperoleh Peraturan-peraturan yang terkait dengan aturan kepelabuhanan, data-data terkait dengan rencana studi melalui studi pustaka dan pengumpulan data dari berbagai dinas/instansi terkait serta rujukan-rujukan lainnya yang mendukung terhadap penyusunan batas-batas Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan DLKp) Pelabuhan.

2.3 RENCANA KERJARencana kerja ini disusun dalam rangka pelaksanaan pekerjaan baik di lapangan maupun di kantor, mencakup seluruh tahapan pekerjaan.Dalam rencana kerja ini selain diuraikan kegiatan pengumpulan data, survey lapangan dan penyusunan DLKp & DLKr pelabuhan, juga ditampilkan jadwal pelaksanaan pekerjaan.Pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas dilakukan pada Tahun Anggaran 2015 ini, bila ada rencana pentahapan berdasarkan rencana pemanfaatan, dapat dituangkan ke dalam perencanaan sebagai masukan (input). Tahap Persiapan Tahap Survey Lapangan Tahap Penyusunan Fakta dan Analisa Tahap Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan (DLKp).

2.3.1 Pekerjaan PersiapanPersiapan dilakukan segera setelah kontrak ditandatangani, dipimpin langsung oleh ketua tim. Persiapan yang perlu dilakukan disajikan berikut ini, beserta hal-hal yang perlu dilakukan yang meliputi masalah : Administrasi; masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi adminsitrasi kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini, baik legalitas di lingkungan intern Konsultan maupun legalitas yang diperlukan untuk berhubungan dengan pihak ketiga. Persiapan PersonilSebagai langkah awal dalam melaksanakan pekerjaan ini, setelah mempelajari secara seksama Kerangka Acuan Kerja sebagai pedoman pekerjaan, selanjutnya adalah menyusun rencana kerja yang meliputi :a. Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan secara lebih detailb. Penyusunan keterangan secara rinci mengenai metode pelaksanaan pekerjaan.c. Pembuatan program kerja, meliputi: urutan kegiatan, jadwal pelaksanaan pekerjaan, organisasi pelaksana pekerjaan, penyediaan tenaga ahli, penyediaan perlengkapan/peralatan kerja.d. Pengumpulan Data;Pengumpulan data sekunder dilakukan di Jakarta sebelum kunjungan lapangan, tujuannya adalah untuk mendapatkan : Data Rencana Induk Pelabuhan; Data rencana kebutuhan ruang fasilitas pokok dan penunjang; Penyusunan daftar kebutuhan data, rencana survey lapangan, dan formulir-formulir yang diperlukan.

Sebagai langkah awal dalam melaksanakan pekerjaan ini, setelah mempelajari secara seksama Kerangka Acuan Kerja sebagai pedoman pekerjaan, selanjutnya adalah menyusun rencana kerja yang meliputi : Penjabaran maksud dan tujuan pekerjaan secara lebih detail Penyusunan keterangan secara rinci mengenai metode pelaksanaan pekerjaan. Pembuatan program kerja, meliputi: urutan kegiatan, jadwal pelaksanaan pekerjaan, organisasi pelaksana pekerjaan, penyediaan tenaga ahli, penyediaan perlengkapan / peralatan kerja. Studi literatur / kepustakaan. Penyusunan daftar kebutuhan data, rencana survey lapangan, dan formulir-formulir yang diperlukan.

2.3.2 Tahap Survey Lapangan Dimaksudkan untuk mengumpulkan data sekunder dan data primer. Inven-tarisasi data dan informasi meliputi data yang diperoleh melalui studi kepustakaan / literatur (data sekunder) dan melalui survey lapangan (data primer).A. Investigasi dan inventarisasi data / informasi sekunderInventarisasi dan investigasi data/informasi sekunder diperoleh berdasarkan hasil koordinasi dengan instansi terkait maupun masyarakat di lokasi pekerjaan, meliputi:Setelah dilakukan telaah awal dan survei pendahuluan (reconnaisance survey), selanjutnya Konsultan harus melakukan Survei Lapangan, yang terdiri dari beberapa kegiatan.B. Penentuan titik koordinat batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan.Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Penentuan titik koordinat batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengukuran Global PossitioningSytem (GPS) teliti menggunakan peralatan GPS tipe geodetik.1. Metodologi Penentuan Batas Kawasan Pelabuhan Pengadaan Titik Kontrol Geodetik Pengikatan titik di lapangan

2. Spesifikasi AlatSistem infrastruktur angkutan laut dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan-peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat dan untuk mendukung prasarana angkutan laut tersebut dibutuhkan sebuah prasarana berupa pelabuhan. Survei topografi khususnya penentuan batas wilayah pelabuhan merupakan komponen penting dalam rencana pembangunan suatu pelabuhan. Untuk memperoleh data batas wilayah yang akurat maka diperlukan metode penentuan posisi yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi.3. TujuanTujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menentukan batas-batas kawasan pelabuhan dengan menggunakan metode GPS Rapid Statik untuk kepentingan rencana pembangunan kawasan tersebut.4. Ruang Lingkup Menentukan batas kawasan pelabuhan Mengadakan Titik kontrol geodetik Menentukan posisi horizontal dan vertikal titik objek dengan metode Rapid Statik Secara umum Survey Pemetaan Kawasan Pelabuhan dapat dilihat pada diagram disamping,

C. Penentuan tanda alam batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan.Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Penentuan tanda alam batas-batas DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengamatan visual dan dokumentasi foto serta peta topografi.D. Inventaris data status lahan DLKr dan DLKp pelabuhan.Referensi yang digunakan adalah Rencana Induk Pelabuhan. Inventarisasi status lahan dalam DLKr dan DLKp pelabuhan dilakukan dengan pengumpulan data di Badan Pertanahan setempat serta instansi Pemerintah/perangkat desa di daerah.

2.3.3 Investigasi Dan Inventarisasi Data / Informasi Primer Data Primer yang diambil pada saat melaksanakan site survey untuk mendukung penyusunan DLKp / DLKr diantaranya :1. Pengamatan lapangan secara visual (Survey Teknis Pelabuhan)Dalam pelaksanaan Survey Teknis Pelabuhan ini diamati dan dikaji secara seksama Kondisi pelabuhan sekarang yang meliputi : Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; Keselamatan Pelayaran; Pemanfaatan daratan dan lautan; Batas DLKp/DLKr pelabuhan sekitar; Kapal yang melewati pelabuhan; Alur pelayaran.

2. Dokumentasi keadaan lapangan melalui foto foto.A. Survey Batas DLKp/DLKrUntuk mengetahui secara detail di daerah yang harus dipetakan. Hal ini sangat dibutuhkan dalam rangka penetuan batas pelabuhan. Identifikasi batas DLKp/DLKr dilakukan pada lokasi dan sekitar rencana pelabuhan dan bertujuan untuk mendapatkan batas wilayah daratan dan perairan pada lokasi pelabuhan.

Peralatan

Untuk memetakan daerah yang telah digunakan peralatan sebagai berikut :

Receiver GPS, kelengkapannya adalah : display receiver, antenna, baterry, kabel-kabel penghubung antar receiver dengan antenna, receiver dengan battry, kabel download ke computer, statip, serta sertifikasi receiver GPSnya.

Receiver GPS, merupakan alat ukur yang berbasis teknologi satelit, yaitu satelit NavStar GPS. Memilki tingkat accurasi / presisi yang sangat tinggi (sampai fraksi mili meter). Pengamatan GPS bebas dari pengaruh cuaca, dapat dilakukan siang dan malam, dapat menghubungkan dua titik yang tidak saling terlihat, sehingga sangat efektif dalam hal waktu dan tenaga.GPS ini memberikan posisi dalam system koordinat yang unversal (Geodetic, UTM, dll).

Total Station, kelengkapannya adalah: unit alat, baterry internal dan eksternal, statip, card recorder, reflector / prisma, target.

Total Station, merupakan alat ukur digital, memiliki data record / memory yang dapat menyimpan data-data lapangan. Dapat dihubungkan langsung dengan computer, sehingga data collection dapat di load langsung ke komputer. Dengan adanya record data secara langsung, akan dapat mengeliminir human error.

1. Pengikatan Titik Kontrol (BM)Dimaksud untuk mendapatkan titik-titik ikat bagi posisi pemetaan.2. Metode PelaksanaanDipakai titik BM sebagai basis Titik Referensi Posisi Horisontal/Koordinat ( X, Y )Apabila disekitar lokasi tidak ditemui titik tetap geodesi (Titik Triangulasi) dalam sistem koordinat nasional, demikian pula Bench Mark/titik tetap hasil pekerjaan terdahulu, maka dalam pemetaan ini sebagai referensi horisontal (X, Y) didefinisikan dalam sistem koordinat lokal. Pada titik referensi tersebut dipasang 1 buah patok utama (BM.1) sebagai titik awal perhitungan (titik referensi) dan dipasang pula 1 buah patok bantu, dengan jarak 50 m dari patok utama. Titik referensi dan titik bantu ini dilalui, atau termasuk dalam jaringan pengukuran polygon, sehingga merupakan salah satu titik polygon.

Survey ReconnaissanceSurvey reconnaissance Lokasi Titik Dasar Teknik diusahakan sesuai dengan jaringan yang sudah dibuat. Hal-hal yang berkaitan dengan survey ini adalah : Implementasi Rencana Tugu GPS Mobilisasi team Telekomunikasi dan Fasilitas lain

Pada tahap ini dapat diketahui apakah Desain Jaringan serta Jadual Waktu pengamatan yang telah direncanakan sebelumnya dapat dilaksanakan atau harus dilakukan perubahan-perubahan.

Pengumpulan (Pengamatan GPS)Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung dilapangan dengan menggunakan receiver GPS, dengan metode differensial. Penggunaan metode ini memerlukan 3 (tiga) recivever. Namun dalam pengukuran baseline akan ditententukan oleh dua receiver GPS, karena penentuan suatu titik akan mengacu pada satu titik referensi. Sehingga masing-masing titik dihubungan satu dengan yang lainnya dengan satu baseline.

Pengolahan Data GPSPengolahan data GPS dilakukan dengan Pengolahan data GPS dengan metode diferensial ini dilakukan dengan cara baseline per baseline. Kemudian dilanjutkan dengan proses :a. Download Data GPSSetelah data pengamatan lapangan dieproleh maka setiap harinya di lakukan download ke computer. Hal ini dilakukan dengan mengunakan software processing GPS sesuai dengan receiver yang digunakan yaitu Spectra Precission Survey Office. Perlu diperhatikan dalam download data ini adalah susunan folder penyimpanan data. Data hasil download ini berupa file raw data yang berextention *.dat.b. Base Line ProcessingProses baseline merupakan pengolahan awal data GPS, untuk mengetahui tingkat data satelit yang rekam oleh alat receiver GPS. Pengolahan baseline ini dilakukan setiap harinya secara simultan, sehingga jika terdapat pengambilan data satelit yang tidak baik maka dapat dilakukan pengulangan pengamatan.c. Perataan JaringanPerataan Jaring akan memberikan informasi sebagai berikut : Hasil test Chi-Square atau Variance Ratio yang melalui confidence level 95 % Daftar koordinat hasil perataan jaring Daftar baseline hasil perataan yang meliputi koreksi dari baseline hasil pengamatan Analisis statistik tentang residual baseline jika ditemukan koreksi yang besar pada confidence interval yang digunakan Ellipse kesalahan titik untuk setiap stasiun. Ellipse kesalahan garis.

d. Transformasi KoordinatData hasil pengolahan GPS menggunakan sitem koordinat Geodetic, sehingga perlu dilakukan proses transformasi. Transformasi koordinat yang dilakukan adalah dari system koordinat Geodetic titik GPS yaitu Lintang (L), Bujur (B) dan Tinggi Ellipsoid (H ELL) ditransformasikan ke :Sistem Proyeksi UTM dengan ketentuan : Titik Nol Koordinat Semu (False Origin) 0 mN dan 500.000 mE untuk belahan bumi Utara dan 10.000.000 mN dan 500.000 mE untuk belahan bumi Selatan. Lintang origin 0o (Ekuator) Skala Faktor pada meredian sentral setiap zone adalah 0.9996.

2.3.4 Penyusunan Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) Pelabuhan1. DLKr pelabuhan terdiri dari :a. Wilayah DaratanPenetapan batas-batas dan luas DLKR daratan pelabuhan harus berpedoman kepada rencana induk pelabuhan (jangka menengah, jangka panjang) atau rencana untuk menetapkankebutuhandimensifasilitaspokok dan fasilitas penunjang pelabuhan laut, penguasaan areal tanah, rencana umum tata ruang wilayah, rencana reklamasi dan rencana pembebasan tanah yang ditetapkan untuk daerah di tempat pelabuhan laut berada.b. Wilayah PerairanPenetapan DLKr perairan pelabuhan harus berpedoman kepada rencana induk pelabuhan yang mencakup kebutuhan perairan untuk :1) Perairan untuk tempat labuh, dikaitkan dengan rencana jumlah kunjungan, ukuran dan draft kapal;2) Perairan untuk tempat alih muat antar kapal, dikaitkan dengan rencana frekuensi kegiatan alih muat dan ukuran kapal.;3) Kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal dikaitkan dengan jumlah kunjungan, ukuran dan draft kapal;4) Kedalaman perairan yang dibutuhkan dikaitkan dengan jumlah kunjungan, ukuran dan draft kapal.2. DLKpDLKP pelabuhan adalah wilayah perairan disekeliling DLKr perairan pelabuhan yang digunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran. Penetapan DLKp pelabuhan harus berpedoman kepada rencana induk pelabuhan yang mencakup kebutuhan perairan untuk :

a. Alur pelayaran dari dan ke pelabuhan laut, untuk menjamin keselamatan dan kelancaran lalu lintas kapal.Prinsip perencanaan alur pelayaran ; aman dan lancar dalam operasional serta oleh gerak kapal baik terhadap kondisi kapal maupun kondisi alam yang timbul antara lain gelombang, angin, pasang surut, pengendapan dan phenomena kondisi alam. Tata letak alur pelayaran :Tata letak alur pelayaran masuk pelabuhan banyak ditentukan oleh kondisi hidrografi dan kondisi alam perairan, dengan aspek- aspek yang harus diperhitungkan adalah sebagai berikut: Alur pelayaran sedapat mungkin menghindari adanya tikungan-tikungan; Bila tikungan tidak dapat dihindari dan terdapat beberapa tikungan, maka jarak antara tikungan minimal 10 L (L = panjang kapal); Sudut sumbu pertemuan tikungan tidak boleh lebih dari 30o, atau bila lebih dari30o maka garis tengah tikungan harus membentuk busur dengan jari-jari lengkung minimal 10 L, atau untuk kondisi tertentu dapat > 5 L dengan penambahan lebar alur. Tambat labuh darurat harus disediakan sepanjang alur. Lebar alur pelayaran :Lebar alur pelayaran harus dipertimbangkan terhadap faktor-faktor sebagai berikut: Alur pelayaran (standar): alur pelayaran 2 arah ter-gantung pada panjang alur pelayaran dan kondisi navigasi.

Kedalaman alur pelayaranKedalaman alur pelayaran diisyaratkan tidak boleh kurang dari full load draft dan perlu dipertimbangkan terhadap goncangan kapal akibat kondisi alur seperti angin, gelombang, pasang surut dan oleh gerak kapal.Penentuan dalam alur : Alur didalam pelabuhan:

d= 1,10 . D

d= Kedalaman alurD= Full load draft Alur diluar pelabuhan

d= D + D + (3/10 - ) H

d= Kedalaman alurD= Full load draftD= Clearence for ship squat and trimH= Tinggi gelombang diluar pelabuhan Keperluan keadaan darurat, Faktor yang perlu diperhatikan : kecelaka-an kapal, kebakaran kapal, kapal kandas dan lain- lain. Pengembangan pelabuhan jangka panjang, Disesuaikan dengan lay out plan / master plan pelabuhan. Kegiatan pindah labuh kapal, Faktor yang perlu diperhatikan : kunjungan kapal, ukuran kapal rencana yang berkunjung, draft kapal rencana yang berkunjung, draft yang dibutuhkan untuk labuh. Penempatan kapal mati, Faktor yang perlu diperhatikan : jumlah kapal, ukuran kapal Percobaan berlayar, Faktor yang perlu diperhatikan adalah ukuran kapal rencana. Perairan wajib pandu, Faktor yang perlu diperhatikan : kondisi alur, ukuran kapal rencana dan kunjungan kapal. Fasilitas pembangunan dan pemeliharaan, Faktor yang perlu diperhati-kan : ukuran kapal maksimum yang dibangun / diperbaiki

b. Keperluan keadaan darurat, untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kapal atau musibah kapal lainnya;c. Pengembangan pelabuhan jangka panjang, yang dikaitkan dengan rencana induk pelabuhan;d. Kegiatan pindah labuh kapal dikaitkan dengan rencana jumlah kunjungan, ukuran dan draft kapal;e. Penempatan kapal mati dikaitkan dengan jumlah dan ukuran kapal;f. Percobaan berlayar dikaitkan dengan jumlah dan ukuran kapal yang melakukan percobaan berlayar;g. Perairan wajib pandu dikaitkan dengan kondisi alur, rencana jumlah kunjungan dan ukuran kapal;h. Fasilitas pembangunan dan pemeliharaan kapal dikaitkan dengan jumlah dan ukuran kapal maksimum yang dibangun atau diperbaiki3. Analisa Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan a. DLKr daratan harus mengacu kepada;1) Rencanaindukpelabuhan yang mencakup:a) Rencana Jangka menengah; b) Rencana Jangka panjang.2) Kebutuhan ruang fasilitas pokok dan fasilitas penunjang yang ada;3) Rencana kebutuhan areal untuk fasilitas pokok dan penunjang;4) Penguasaan areal tanah;5) Rencana pembebasan tanah; 6) Rencana reklamasi.b. DLKr Perairan1) Perairan Tempat Labuh Kapal Perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Jumlah kapal maksimum yang berlabuh per hari;b) Dimensi / ukuran kapal maksimum yang berlabuh;c) Kedalaman perairan tempat labuh minimal sama dengan tinggi full load draft kapal rencana ditambah 1 meter untuk faktor keselamatan (referensi LWS);d) Areal perairan yang dibutuhkan untuk tempat labuh persatu kapal di-asumsikan berbentuk lingkaran;e) Rumus pendekatan :

A= R2 m2

R= L + 6 (D) + 30 Meter

A = Luas perairan tempat labuhR = Jari-jari areal tempat labuhL = Panjang kapal maksimum yang berlabuhD = Kedalaman perairan tempat labuh (referensi LWS)2) Perairan untuk Tempat Alih Muat Antar Kapal perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a) Jumlah kapal maksimum yang melakukan alih muat antar kapal per hari;b) Perkiraan ukuran kapal rencana maksimum yang melakukan alih muat;c) Kedalaman perairan tempat alih muat minimal sama dengan tinggi full load draft kapal rencana ditambah 1 meter untuk faktor keselamatan (referensi LWS).;d) Areal perairan yang dibutuhkan diasumsikan berbentuk lingkaran;e) Rumus pendekatan :

A= R2 m2

R = L + 6 (D) + 30 Meter

A = Luas perairan untuk tempat alih muat antar kapal.R = Jari-jari areal tempat alih muat antar kapal.L = Panjang kapal maksimum yang melakukan alih muat antar kapal.D= Kedalaman perairan tempat alih muat antar kapal (referensi LWS)3) Perairan/Kolam untuk tempat sandar kapal perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a) Panjang dermaga;b) Ukuran kapal rencana yang berkunjung;c) Jumlah kapal maksimum yang sandar di dermaga per hari;d) Jarak antar kapal untuk olah gerak kapale) Rumus Pendekatan:

A = (1,5 s/d 1,8) L X (1,2 s/d 1,5)L m2

A = Luas perairan untuk tempat sandar kapal;L = Panjang kapal (LOA)4) Perairan untuk Kolam Putar (Turning Basin) perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a) Panjang kapal rencana (LOA)b) Kedalaman kolam putar minimal sama dengan tinggi full load draft kapal rencana ditambah 1 meter untuk faktor keselamatan;c) Referensi LWS;d) Jumlah kolam putar;e) Kolam putar diasumsikan berbentuk lingkaran;f) Rumus pendekatan:

A = R2 M2

D > 3 L MeterR = D/2 Meter= Luas areal kolam putar; D = Diameter kolam putar; R = Jari-jari kolam putar;L = Panjangkapal rencana maksimum (LOA).

5) Perairan untuk Pemanduan dan Penundaan di Dalam DLKr perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a) Panjang kapal rencana (LOA);b) Kedalaman perairan minimal sama dengan tinggi full load draft kapal rencana ditambah 1 meter untuk faktor keselamatan;c) Referensi LWS;d) Jumlah kunjungan kapal; e) Kondisi perairan;f) Rumus pendekatan:

A = (L x P) M2

A = Luas perairan;L= Lebar alur;P= Panjang alur di DLKR.

2.3.5 PemetaanDalam tahap ini konsultan harus menggunakan data hasil survei lapangan untuk melakukan plotting peta DLKr dan DLKp pelabuhan pada peta kelautan dan peta rupa bumi yang diterbitkan oleh Badan Informasi Geospasial / Bakorsutanal Indonesia dan DISHIDROS TNI-AL serta dilakukan superimpose dengan peta Rencana Induk Pelabuhan.Peta DLKr dan DLKp disajikan dalam bentuk peta analog (hardcopy) dan peta digital (softcopy) untuk perangkat lunak grafis dan sistem informasi geografi seperti Auto CAD Map dan ArcGIS/ArcVIEW (file berekstensi .dwg, .dxf, .shp dan .dbf).

2.4 SISTEM PELAPORAN DAN DISKUSISebagai Kontrol dan pertanggung jawaban dari pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Kuala Enok ini adalah adanya pelaporan yang diberikan secara bertahap sesuai dengan tahapan penyelesaian pekerjaan. Beberapa tahapan pelaporan yang diserahkan adalah: Laporan Pendahuluan (Inception Report)Diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa pelaksanaan pekerjaan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Isi dari laporan ini adalah uraian ringkas mengenai rencana awal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan sebagian dari data primer dan sekunder yang sudah diperoleh, juga dimasukkan metodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan lapangan. Laporan Antara (Interim Report)Diserahkan pada akhir bulan ke tiga dari masa pelaksanaan pekerjaan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Isi dari laporan ini adalah hasil kompilasi data serta hasil analisis awal meliputi :a)telaah awal wilayah pekerjaan,b)hasil survey lapangan berupa:1)Titik-titik koordinat batas DLKR dan DLKP pelabuhan;2)Tanda-tanda alam batas DLKR dan DLKP pelabuhan disertai dokumentasi foto;3)Data status lahan dalam DLKR dan DLKP pelabuhan.c)analisis awal aspek teknis dan hukum DLKR dan DLKP.

Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report),Diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar pada akhir ke empat dari masa pelaksanaan pekerjaan. Isi laporan ini antara lain :a)kajian rinci kondisi fisik wilayah DLKR dan DLKP pelabuhan,b)Peta analog DLKR dan DLKP pelabuhan dengan ukuran kertas A1 atau A3,c)Peta digital DLKR dan DLKP pelabuhan dengan format perangkat lunakgrafisdansistem informasi geografis,d)Daftar titik-titik koordinat batas-batas DLKR dan DLKP pelabuhan,e)Daftar tanda-tanda alam batas-batas DLKR dan DLKP pelabuhan,f)KonsepKeputusanMenteriPerhubungan tentang Batas-Batas DLKR dan DLKP pelabuhan,g) Peta superimpose peta Rencana Induk Pelabuhan dan peta DLKR/DLKP pelabuhan dengan ukuran kertas A3.

Laporan Akhir (Final Report)Adalah bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian pelaksanaan pekerjaan studi dan merupakan penyempurnaan dari laporan akhir sementara sesuai dengan catatan dalam berita acara pembahasan. Laporan ini diserahkan sebanyak 10 (dua puluh) eksemplar dilampiri dengan :a) dokumen konsep Keputusan Menteri Perhubungan tenatng Batas-Batas DLKR dan DLKP Pelabuhan;b) dokumen peta analog DLKR dan DLKP pelabuhan ukuran kertas A1;c) peta digital DLKR dan DLKP pelabuhan dalam format perangkat lunak pengolah grafis dan sistem informasi geografis (seperti Auto CAD Map dan Arc GIS dengan ekstensi file: .dwg, .dxf, .shp, .shx dan .dbf);d) softcopy dalam bentuk CD sebanyak 5 (lima) keping; dan1 (satu) flashdisk.

Ringkasan Laporan Akhir (Executive Summary)Adalah ringkasan ringkasan dari Laporan Akhir yang disajikan secara komunikatif dalam tampilan yang menarik sebanyak10 (sepuluh) eksemplar dengan format A3, diserahkan pada akhir masa pelaksanaan pekerjaan.

DATA TEKNIS2 - 1