63
Teknik Transmisi Telekomunikasi TEKNIK INFORMASI & KOMUNIKASI Teknik Telekomunikasi INDIKATOR CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN UNTUK PAKET KEAHLIAN TEKNIK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI (067) TEKNIK SUITSING (068) TEKNIK JARINGAN AKSES (069) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KURIKULUM-!"# Penulis: Drs. Widiharso, MT PROGRAM STUDI KEAHLIA TEKIK TELEKOMUIKASI PPPPTK!"ED# $OE MALAG %uli &'() 1 Kurikulum 2013-Teknik Informasi dan Komunikasi $ENGEM%ANGAN A$AIAN TUJUAN $EM%ELAJARAN $ROGRAM STU'I KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

02. INDIKATOR KI & KD TEKNIK TELEKOMUNIKASI KLAS X.docx

  • Upload
    vian

  • View
    61

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

TEKNIK INFORMASI & KOMUNIKASI

Teknik Transmisi Telekomunikasi

PENGEMBANGAN CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARANPROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

TEKNIK INFORMASI & KOMUNIKASITeknik Telekomunikasi

INDIKATOR CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

UNTUKPAKET KEAHLIANTEKNIK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI (067)TEKNIK SUITSING (068)TEKNIK JARINGAN AKSES (069)SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)KURIKULUM-2013

Penulis:Drs. Widiharso, MTPROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASIPPPPTK-VEDC BOE MALANGJuli 2013

Pengembangan Indikator Capaian Tujuan Pembelajaran Menurut Klasifikasi Revised Blooms Taxonomy (RBT), Webbs Depth of Knowledge (DOK) dan Hesss Cognitive Rigor Matrix (CRM) Jenjang Higher Order Thinking (HOTs) Paradigma Pengajaran & Pembelajaran Kurikulum 2013PendahuluanTaksonomi Tujuan Pembelajaran Menurut Bloom:Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar dari peserta didik, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.Ketercapaian kemampuan hasil pembelajaran menurut Benyamin Bloom dapat diukur dari tiga aspek domain pengetahuan, yaitu: Pengetahuan domain kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Pengetahuan domain afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan (karakterisasi). Pengetahuan domain psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.Proses Domain KognitifPada hakekatnya proses kognitif berkaitan erat dengan proses berpikir peserta didik. Dengan demikian pandangan tentang proses berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk membentuk/memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen dalam Costa, 1985:43).Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Bloom menyatakan suatu daftar proses kognitif dan mengindikasikan jenis-jenis perilaku peserta didik yang menunjukkan pencapaian tujuan belajar. Keterampilan tersebut mencakup 1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman (comprehension); (3) aplikasi (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) penilaian (evaluation).1. Pengetahuan atau Hafalan (C1)Pengetahuan atau Hafalan (Recall to Data) adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol lain. Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah di bawah kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui belum tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya.Ingatan termasuk ranah hafalan yang meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat menggunakannya (Munaf, 2001:68). Jenjang ini merupakan tingkatan hasil belajar yang paling rendah tapi menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Suatu soal dikatakan berbentuk hafalan apabila materi yang ditanyakan terdapat (ada) dalam buku pelajaran, atau peserta didik sudah pernah diberitahukan oleh guru (Munaf, 2001:68). Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada jenjang ini adalah menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat, mendefinisikan (Munaf, 2001:68).Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang peserta didik. Pada dimensi proses mengingat (remember) melibatkan proses koginitif recognizing (identifying) dan recalling (retrieving). Proses kognitif recognizing atau mengidentifikasi/mengenali merupakan proses menemukan pengetahuan dalam memori jangka panjang (long-term memory) yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Contoh, mengidentifikasi/mengenali sejarah ditemukannya proses fabrikasi pembuatan BJT-Bipolar Junction Transistor pertama kali.Proses retrieving atau memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Contoh, Sebutkan siapa nama Presiden dan wakil Presiden pertama RI.2. Memahami (C2)Pemahaman adalah kemampuan dalam memahami pengetahuan yang telah diajarkan seperti kemampuan menjelaskan pembacaan kode warna resistor, membandingkan bentuk fisik macam-macam resistor, menafsirkan, dan sebagainya. Istilah kemampuan memahami dalam ranah taksonomi ini disebut juga dengan mengerti. Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana peserta didik dituntut untuk memahami atau mengetahui tentang sesuatu hal dan mampu mengiterprestasikan. Kemampuan ini termasuk kemampuan mengubah satu bentuk menjadi bentuk lain, misalnya dari bentuk non-verbal (simbol, gambar) menjadi bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat).Memahami dapat juga sebagai proses membangun makna dari suatu informasi yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis atau gambar grafik. Peserta didik disebut memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara pengetahuan baru yang diperolehnya dengan pengetahuan awalnya, dan kemudian pengetahuan baru tersebut dapat diintegrasikan melalui proses kognitif yang dimilikinya.Proses kognitif dalam dimensi memahami terdiri dari menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Kemampuan menginterpretasi terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah memiliki kemampuan mengubah suatu informasi dari bentuk representasi yang satu ke dalam bentuk representasi yang lain. Misal mengubah informasi dari bentuk gambar (non-verbal) ke dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat (verbal). Dalam bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa program studi keahlian elektronika, banyak informasi dari bentuk non-verbal (seperti, simbol, skema/gambar) diinterpretasikan kedalam bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat).Kemampuan memberikan contoh terjadi pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat memberikan contoh spesifik dari suatu konsep. Kemampuan memberikan contoh melibatkan kemampuan mengenali ciri-ciri dari suatu definisi atau konsep dan kemudian menggunakan ciri-ciri tersebut untuk digunakan sebagai contoh.SimbolInterprestasi

Transistor Transistor bipolar Transistor bipolar tipe NPN Transistor bipolar tipe NPN dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).

Transistor Transistor bipolar Transistor bipolar tipe PNP Transistor bipolar tipe PNP dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).

Gambar 1. Klasifikasi & Interprestasi Komponen ElektronikKemampuan mengklasifikasi terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik telah dapat mengenali suatu contoh dan mengelompokannya dengan kategori tertentu. Kemampuan mengklasifikasi melibatkan kemampuan mendeteksi ciri-ciri, baik itu dalam bentuk contoh ataupun konsep.Kemampuan merangkum terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik telah dapat mengemukakan gagasan, kemudian merepresentasikan informasi kedalam tema tertentu. Kemampuan merangkum melibatkan kemampuan dalam menyusun informasi peserta didik, seperti merangkum makna yang terkandung dalam karya tulis ilmiah menjadi bentuk abstraksi dengan tema tertentu.Kemampuan menyimpulkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah dapat mengabstraksi suatu konsep atau prinsip. Pada tahap proses menyimpulkan, peserta didik harus memiliki bekal kemampuan dalam membandingkan suatu contoh yang satu dengan contoh yang lain. Misal, sebutkan beberapa contoh binatang berkaki empat, yaitu sapi, kucing, kambing, dan singa. Dari ke-empat contoh tersebut dapat disimpulkan, bahwa binatang berkaki empat merupakan kumpulan binatang menyusui.Kemampuan membandingkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah dapat mendeteksi kesamaan dan perbedaan beberapa obyek, peristiwa, gagasan, masalah, atau situasi. Kemampuan membandingkan merupakan kemampuan melibatkan menemukan hubungan dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan yang satu dengan objek, peristiwa, atau gagasan yang lain.3. Menerapkan (C3)Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi tertentu. Peserta didik dikatakan telah menguasai kemampuan tertentu bilamana peserta didik tersebut telah dapat memberi contoh dengan kata kerja operasional seperti menggunakan, menerapkan, mengeneralisasikan, menghubungkan, memilih, menghitung, menemukan, mengembangkan, mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menunjukkan, mengklasifikasikan, dan mengubah (Munaf, 2001:70). Jenjang penerapan merupakan kemampuan berfikir peserta didik yang lebih tinggi (Munaf, 2001:70). Menurut Munaf (2001:70) jenjang penerapan merupakan kemampuan peserta didik dalam menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan maupun metode yang telah dipelajari dalam situasi baru.Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit sebelumnya. Dalam proses kognitif, kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori, yaitu melakukan prosedur latihan dan melakukan prosedur pemecahan masalah. Peserta didik dikatakan melakukan latihan jika dia secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Peserta didik dikatakan memecahkan masalah jika peserta didik tersebut memilih dan menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam melakukan latihan atau pemecahan masalah peserta didik harus menggunakan prosedur yang tepat dan mudah dipahami.4. Menganalisis (C4)Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses tujuan pembelajaran. Analisis merupakan usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian kecil sehingga jelas hierarkinya atau susunannya (Munaf, 2001:71). Dengan analisis diharapkan peserta didik mempunyai pemahaman yang komprehensif dan terpadu. Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada ranah analisis adalah menganalisa, membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, membandingkan (Munaf, 2001:72).Peserta didik yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki kemampuan membedakan fakta dari opini. Peserta didik memiliki kemampuan dalam menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan. Proses dimensi kognitif pada kemampuan menganalisis meliputi kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat membedakan infromasi-informasi yang relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang penting.5. Mengevaluasi (C5)Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik. Kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Pada tahap evaluasi, peserta didik harus mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria tertentu. Tingkatan ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing).Pengecekan merupakan pengujian terhadap ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam suatu kegiatan atau produk pendidikan. Misal, pengecekan terjadi ketika peserta didik diuji apakah peserta didik tersebut dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada hipotesis atau sebaliknya.Peninjauan merupakan pembuatan keputusan tentang produk atau kegiatan berdasarkan kriteria atau standar yang diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan, peserta didik mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau kegiatan, kemudian membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan criteria yang ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari proses berpikir kritis. Dalam istilah lain, peninjauan ini disebut juga dengan pemberian keputusan. Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada jenjang evaluasi adalah menilai, membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan, mengevaluasi, menafsirkan, membenarkan, meringkas, dan mendukung.6. Mengkreasi/Menciptakan (C6)Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan kemampuan mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan proses kognitif menciptakan, jika peserta didik tersebut dapat membuat suatu produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman belajar peserta didik sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam menciptakan merujuk pada dua hal, yaitu hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan hal yang akan dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep ke dalam bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan (generating), perencanaan (planning), dan produksi (producing).Urutan dimensi proses kognitif diatas merupakan hasil revisi dari taksonomi Anderson terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini dikenal sebagai ranah kognitif.Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru terletak pada ranah sintesis (C5), dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis tidak ada lagi, tetapi sebenarnya digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta (C6) yang berasal dari Create.

Tabel 1: Rangkuman domain Pengetahuan dan Ranah Kognitif Taksonomi BloomKlasifikasiSub-domainKata Kerja OperasionalLevel

Pengetahuan (knowledge) Mengetahui Mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan.Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan informasi yang telah diterima sebelummya.Menggambarkan, menduplikasi, menemukan, mendaftarkan, menamakan, mengingat kembali, mengenali, menirukan, mengatakan, menggarisbawahi, menulisLOTS-Lower Order Thingking Skill

Pemahaman (comprehension) Memahami Menerangkan ide atau konsepKemampuan menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui dengan kata-katanya sendiri. Memahami pengertian, terjemahan, interpolasi dan interpretasi perintah atau masalah dengan menggunakan kalimatnya sendiri.Menghitung, membandingkan, menggambarkan, mendiskusikan, membedakan, memperluas, menjelaskan, mengidentifikasi, menafsirkan, mencari, memprediksi, melaporkan, menyatakan kembali, menerjemahkan, mendefinisikan

Penerapan (Application) Menerapkan Menggunakan informasi dalam situasi lain.Kemampuan untuk menggunakan dan menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan informasi yang telah dipelajari ke dalam kondisi kerja atau konteks lain yang baru.Mengklasifikasikan, membangun, menyelesaikan menunjukkan, mendramatisir memeriksa, mengeksekusi menggambarkan, menerapkan praktik, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.

Analisis (Analysis) Menganalisis Mengolah informasi, memahami dan mencari hubungan.Memisahkan materi atau konsep ke dalam bagian-bagian untuk diorganisasikan kembali menjadi struktur yang mudah dipahami.Mengiklankan, menganalisa, menilai, mengkategorikan, membandingkan, membedakan, membedakan, memeriksa, mengenali, menduga, menyelidiki, mengatur, menguraikan, memisahkan, mengurutkan, mengujiHOTS-Higher Order Thingking Skill

Evaluasi (Evaluation) Mengevaluasi Menilai suatu keputusan atau tindakan.Membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentuMenilai, membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan, mengevaluasi, menafsirkan, membenarkan, meringkas, mendukung, memeriksa, memutuskan, menentukan, memprioritaskan, menyarankan, memilih, memberi argumentasi

Mencipta/Kreasi Menciptakan Menghasilkan ide-ide baru atau produkMembangun sebuah struktur atau pola dari berbagai elemen atau mengkombinasikan bagian-bagian untuk membentuk sebuah kesatuan yang utuh dengan penekanan pada hasil berupa sebuah pengertian atau struktur baru.Menciptakan, mendesain, memformulasikan, memprediksi, mengkategorisasikan, mengkombinasikan, menghasilkan sesuatu, mengorganisasikan, merencanakan, menata kembali, merekonstruksi, merevisi, menulis kembali, merangkum.

Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima (C5) sedangkan mencipta naik menjadi urutan keenam (C6), sehingga ranah tertinggi adalah mencipta atau mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu pengetahuan (C1) atau knowledge diubah menjadi mengingat (C1) yang berasal dari remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya peserta didik tidak dituntut untuk mengetahui suatu konsep saja, tetapi peserta didik harus sampai mengingat konsep yang dipelajarinya.Tingkatan berpikir tinggi (HOTS-Higher Order Thingking Skill) menurut ranah kognitif taksonomi Bloom yang lama berada pada level Analisis, Sintesis dan Evaluasi. Perubahan tingkatan berfikir tinggi hasil revisi taksonomi Anderson sampai pada tingkatan Mengkreasikan/Menciptakan.Dimensi PengetahuanDimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk peserta didik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada materi pembelajaran. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu dimensi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognisi. Ke empat pengetahuan ini akan membentuk proses perjalanan pengetahuan peserta didik dari yang bersifat konkrit menuju pengetahuan yang bersifat abstrak. Berikut akan diuraikan empat katagori dimensi pengetahuan:a. Pengetahuan FaktualPengetahuan yang berupa potonganpotongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu (1) pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) dan (2) pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element). Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology): mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali terminologi yang khas untuk disiplin ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan tentang terminologi: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam peta. Pengetahuan tentang rincian spesifik dan elemen-elemen/unsur-unsur (knowledge of specific details and element): mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu kejadian, pengetahuan tentang kode produk komponen elektronika, dan pengetahuan tentang sumber informasi.Contoh Pengetahuan Faktual:

Gambar 2. Tegangan VBE = 0,7V menunjukan FaktualBagaimana kita dapat membuktikan bahwa tegangan basis-emitor VBE transistor bahan dasar silikon adalah sebesar 0,7V pada suhu kamar 250C?. Apakah proses pengetahuan untuk mendapatkan tegangan VBE=0,7V diperoleh melalui proses pengukuran praktek?Untuk membuktikan besarnya tegangan basis-emitor VBE transistor silikon sebesar 0,7V dapat dibuktikan jika kita melakukan praktek pengukuran secara langsung. Oleh itu proses pengetahuan ini menunjukkan adanya fakta (pembuktian), sehingga proses pengetahuan ini disebut Pengetahuan Faktual.b. Pengetahuan KonseptualPengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab pengetahaun ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan informasi dan pengetahuan. Tanpa kemampuan melakukan klasifikasi dan kategorisasi, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang pengelompokan material elektronika, dan pengetahuan tentang pengelompokan tumbuhan dan hewan. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi hasil observasi ke level yang lebih tinggi, yaitu prinsip atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan abstraksi dari sejumlah fakta, kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta. Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur:mencakup pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi dan saling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit, seperti pengetahuan tentang model atom.Contoh Pengetahuan Konseptual:Konsep dasar susunan (struktur) fisis dari transistor terdiri dari dua persambungan semikonduktor-PN. Proses tersusunnya komponen transistor terbentuk dari konsep pengetahuan, yaitu gabungan dari konsep fisika dan konsep kimia. Konsep fisika adalah proses terbentuknya dua bahan semikonduktor tipe-P dan N menjadi semikonduktor tipe-PN. Sedangkan Konsep kimia berhubungan dengan tabel periodik material elektronika.

Gambar 3. Susuan fisis transistor menunjukan pengetahuan konsepPengetahuan ProseduralPengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu. Pengetahuan prosedural meliputi: Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme: mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan prosedural, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan mengukur besaran listrik, pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas. Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu: mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan tentang teknik dan metode lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan tentang metode penelitian, pengetahuan tentang metode pengukuran parameter internal komponen transistor. Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan:mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode harus digunakan. Peserta didik dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi juga dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan tentang kriteria radiasi gelombang tegak (VSWR) antena, pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai dalam memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode statistika mengolah (analisa) data dalam penelitian.Contoh Pengetahuan Prosedural:Bagaimana kita dapat mengetahui transistor dalam kondisi baik?. Apakah proses pengetahuan untuk mengetahui transistor dalam keadaan baik diperlukan langkah-langkah prosedur dengan melalui proses pengukuran praktek?Pengetahuan prosedural: Untuk mengetahui transistor dalam kondisi baik dapat dilakukan empat langkah prosedur pengujian, mengukur (1 kaki B-E arah maju, (2) kaki B-E arah mundur, (3) kaki B-C arah maju, dan (4) kaki B-C arah mundur.

1. Bias Maju2. Bias Mundur3. Bias Maju4. Bias Mundur

Gambar 4. Langkah-langkah Pengukuran menunjukan Pengetahuan Proseduralc. Pengetahuan Meta-kognitifBeberapa ahli mendefinisikan metakognisi sebagai berpikir mengenai berpikir, sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai mengetahui tentang mengetahui. Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Proses berfikir seperti ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang.

Gambar 5. Pengetahuan MetakognisiKomponen pengetahuan dari metakognisi diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Flavell (dalam Neuenhaus, dkk, 2011), dengan membagi pengetahuan metakognitif dalam 3 variabel yang berinterelasi yaitu (1) pengetahuan mengenai diri sendiri dan orang lain sebagai pembelajar (person variable), (2) pengetahuan mengenai permintaan tugas (task variable) dan pengetahuan mengenai strategi (strategy variable). Sementara, berdasarkan penelitian Brown (dalam Neuenhaus, dkk, 2011) dibedakan antara (1) declarative strategy knowledge, yang merujuk pada pengetahuan mengenai apa pengukuran yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, (2) procedural strategy knowledge mengenai bagaimana merealisasikan pengukuran, dan (3) conditional strategy knowledge yang berkaitan dengan efektifitas strategi (kapan saat yang tepat untuk mengaplikasikan strategi proses pembelajaran). Gambar 6, memperlihatkan struktur dimensi pengetahuan metakognitif.

Gambar 6. Struktur Dimensi Pengetahuan MetakognitifPenerapkan Pengetahuan MetakognitifProcedural metacognition diasumsikan berkembang lebih awal dalam kehidupan. Penelitian berdasarkan self-judgement menunjukkan bahwa anak-anak prasekolah sudah mampu mengevaluasi pencapaian pembelajaran dan pengetahuan mereka ke dalam tugas-tugas yang sederhana dan familiar (Lockl & Schneider, 2007).Aspek metakognitif sebagai bagian terkait dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif sangat penting untuk dapat dikembangkan agar peserta didik mampu memahami dan mengontrol pengetahuan yang telah didapatnya dalam kegiatan pembelajaran. Adapun aspek aktivitas metakognitif yang dikemukakan oleh Flavell (Suzana, 2004: B4-4) adalah: (1) kesadaran mengenal informasi, (2) memonitor apa yang mereka ketahui dan bagaimana mengerjakannya dengan mempertanyakan diri sendiri dan menguraikan dengan kata-kata sendiri untuk simulasi mengerti, (3) regulasi, membandingkan dan membedakan solusi yang lebih memungkinkan. Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Borkwoski; Borkwoski, Johnson, & Reid; Pressley et al., 1987; Torgosen; Wong (Jacob, 2003: 17-18), bahwa guru mengajar peserta didik untuk merancang, memonitor, dan merevisi kerja mereka sendiri mencakup tidak hanya membuat mahapeserta didik sadar tentang apa yang mereka perlukan untuk mengerjakan apabila mereka gagal untuk memahami.Pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi (pikiran) secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan meta-kognitif meliputi: Pengetahuan strategik: mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar, berpikir, dan memecahkan masalah. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: (1) pengetahuan mengingat mengulang-ulang suatu informasi dan (2) pengetahuan tentang strategi perencanaan untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang tugas kognitif: mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tertentu serta pemilihan strategi kognitif yang sesuai dalam situasi dan kondisi tertentu. Beberapa contoh pengetahaun jenis ini misalnya: (1) tingkat kedalaman pengetahuan yang terkandung dalam buku sains lebih sulit dipahami daripada (2) tingkat kedalaman pengetahuan dalam buku populer, dan (3) pengetahuan meringkas/menyimpulkan bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman. Pengetahuan tentang diri sendiri: mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar. Salah satu faktor agar peserta didik dapat menjadi mandiri adalah mengevaluasi kemampuannya, sehingga mengetahui dimana kelebihan dan. Beberapa contoh pengetahuan tentang pengetahuan diri sendiri, misalnya: (1) pengetahuan seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu, belum tentu ahli dalam bidang lain, (2) pengetahuan menentukan tujuan yang hendak dicapai dan (3) pengetahuan tentang kemampuan dalam mengerjakan tugas.Contoh Pengetahuan Metakognitif: Kerja projek: kolaborasi antar bidang pengetahuan yang berbeda Abstraksi, Karya Tulis Ilmiah, Jurnal, Penelitian, Penemuan Teknologi Tepat Guna Penulisan buku sain atau populer Hasil karya seni Membuat kesimpulan, difinisi, hipotesa dan analisis3. Dimensi-Pengetahuan dan Dimensi Proses KognitifTabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan hubungan antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Ranah kognitif taksonomi Bloom terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang menunjukkan aspek kata benda, dan dimensi proses kognitif yang menunjukkan aspek kata kerja. Tabel matrik 2D dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan pembelajaran dalam silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Tabel 2: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C1) Dimensi Pengetahuan dan Proses KognitifDIMENSIPROSES KOGNITIF

Mengingat(C1)Memahami(C2)Menerapkan(C3)Menganalisis(C4)Menilai(C5)Menciptakan(C6)

PENGETAHUAN1. Faktual

2. Konseptual

3. ProseduralKD

4. Metakognitif

Tabel 2, target tujuan pembelajaran (C1) dimulai dari sel matrik 1C1, 2C1, 3C1, 3C2, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).Tabel 3: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C2) Dimensi Pengetahuan dan Proses KognitifDIMENSIPROSES KOGNITIF

Mengingat(C1)Memahami(C2)Menerapkan(C3)Menganalisis(C4)Menilai(C5)Menciptakan(C6)

PENGETAHUAN1. Faktual

2. Konseptual

3. ProseduralKD

4. Metakognitif

Tabel 3, target tujuan pembelajaran (C2) dimulai dari sel matrik 1C2, 2C2, 3C2, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).Tabel 4: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C3) Dimensi Pengetahuan dan Proses KognitifDIMENSIPROSES KOGNITIF

Mengingat(C1)Memahami(C2)Menerapkan(C3)Menganalisis(C4)Menilai(C5)Menciptakan(C6)

PENGETAHUAN1. Faktual

2. Konseptual

3. ProseduralKD

4. Metakognitif

Tabel 4, target tujuan pembelajaran (C3) dimulai dari sel matrik 1C3, 2C3, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).

Tabel 5: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C4) Dimensi Pengetahuan dan Proses KognitifDIMENSIPROSES KOGNITIF

Mengingat(C1)Memahami(C2)Menerapkan(C3)Menganalisis(C4)Menilai(C5)Menciptakan(C6)

PENGETAHUAN1. Faktual

2. Konseptual

3. ProseduralKD

4. Metakognitif

Tabel 5, target tujuan pembelajaran (C4) dimulai dari sel matrik 1C4, 2C4 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).Tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi pada sel dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan faktual. Proses berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif menciptakan dan dimensi pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan-pengetahuan metakognisi membutuhkan kemampuan-kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di atas dan sebelah kirinya.Tabel 6: Klasifikasi Kata Kerja Operasional Menurut Taksonomi BloomDIMENSIPROSES KOGNITIF

Mengingat (C1)Memahami(C2)Menerapkan(C3)Menganalisis(C4)Menilai(C5)Menciptakan(C6)

PENGETAHUANFaktualMembuat DaftarMeringkasMenggolongkanMengurutkanMenyusunMenggabungkan

KonseptualMenggambarkanMenginterprestasikanEksperimenMemaparkanMenaksirMerencanakan

ProseduralMentabulasiMemprediksiMenghitungMembedakanMenyimpulkanMencipta

MetakognitifMenggunakan sesuai kaidahMengerjakanMembangunMemprestasikanMengukurMewujudkan

Klasifikasi kata kerja taksonomi pada tabel 6 dapat digunakan untuk mengembangkan capaian tujuan pembelajaran proses pendidikan. Tujuan proses pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau Silabus harus mengacu dan melihat tujuan pendidikan yang tertuang dalam Standar Isi yang merupakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Aspek terpenting bagi guru dalam Standar isi adalah Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. KD ini dijabarkan dalam bentuk indikator tujuan pembelajaran. Setiap indikator tujuan pembelajaran harus mencerminkan rincian kegiatan dan kemampuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat mencapai target KD, maka untuk memudahkan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran dapat menggunakan tabel 6 sebagai acuan untuk menentukan kata kerja.Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) Menurut Tabel TaksonomiSebagai contoh kompetensi dasar (KD) yang hendak dianalisis adalah: Mendeskripsikan sifat-sifat dioda penyearah (KD Target).Dan dengan mencermati kata kerja operasional yang tertuang pada tabel 6 serta melihat Kompetensi Dasar (KD) dan standar isi dalam kurikulum, maka langkah selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan tujuan pembelajaran sebagai indikator untuk mencapai KD. Misalnya, Indikator tujuan pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau silabus adalah sebagai berikut:Setelah selesai pelajaran peserta didik dapat,1. membuat daftarciri-ciri fisis dan sistem pengkode dioda penyearah frekuensi rendah dari berbagai macam produk (Indikator 1)2. menggambarkan karakteritik arus-tegangan dan rangkaian pengganti dioda penyearah pada saat kondisi bias maju dan mundur (Indikator 2)3. menginterprestasikan karakteristik kelistrikan dioda penyearah kondisi bias maju dan mundur (Indikator 3)4. membedakankarakteristik tahanan dalam dinamis dan statis dioda penyearah pada daerah linier (Indikator 4)5. mengklasifikasikan macam-macam tipe rangkaian dasar dioda penyearah berdasarkan kegunaan dan fungsinya (Indikator 5)Langkah selanjutnya adalah KD dan indikator tujuan pembelajaran di atas dianalisis berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Perhatikan pernyataan susunan kalimat pada KD, identifikasi kata kerja operasional yang digunakan dalam kalimat (dimensi proses kognitif) dan kata benda (dimensi pengetahuan).Kata kerja mendeskripsikan termasuk kata kerja atau dimensi proses kognitf, dimana dimensi proses kognitif yang memenuhi kata mendeskripsikan adalah dimensi memahami.Sedangkan sifat-sifat dioda penyearah merupakan kata benda yang menunjukkan dimensi pengetahuan, dimana dimensi pengetahuan yang memenuhi kata sifat-sifat dioda penyearah adalah dimensi pengetahuan konseptual karena sifat-sifat dioda penyearah merupakan kumpulan dari pengetahuan fakta atau pengetahuan konsep.Contoh bahwa dioda merupakan kumpulan pengetahuan fakta adalah dioda dibuat dari bahan semikonduktor (silikon atau germanium), dioda memiliki tegangan penghalang (barrier) sebesar 0,6V, dan dioda memiliki dua elektroda, yaitu Anode (A) dan Katode (K), sedangkan yang menunjukkan bahwa dioda terdiri dari kumpulan konsep, yaitu sejak ditemukannya sejarah perkembangan model atom Thomson, Rutherford dan Bohr, dan kemudian dilanjutkan dengan ditemukannya bahan semikonduktor tipe-P dan tipe-N sampai terbentuk menjadi dioda persambungan tipe-PN.Dengan cara yang sama, hasil analisa semua indikator tujuan pembelajaran yang telah disusun dan dikembangkan, dapat dilihat pada tabel 7 taksonomi berikut ini.Tabel 7: Analisis Kompetensi Dasar Menurut Taksonomi BloomDIMENSIPROSES KOGNITIF

Mengingat(C1)Memahami(C2)Menerapkan(C3)Menganalisis(C4)Menilai(C5)Menciptakan(C6)

PENGETAHUAN1. FaktualIndikator 1Indikator 3Indikator 5xxx

2. KonseptualIndikator 2KD (Target)Indikator 4xxxx

3. Proseduralxxxxxx

4. Metakognitifxxxxx

Hasil analisis tabel 7 taksonomi di atas menunjukkan bahwa KD terletak pada sel matrik 2C2, yaitu ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan konseptual. Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang ditulis berada pada sel matrik 1C3, yaitu berada pada ranah proses kognitif menerapkan dan pengetahuan faktual. Dengan demikian, indikator tujuan pembelajaran yang ditulis pada sel matrik 1C3 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari KD yang ditargetkan. Oleh karena itu, hasil analisis KD dan indikator menunjukkan bahwa indikator tujuan pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP atau silabus merupakan penjabaran dari KD bahkan dapat lebih tinggi dari kompetensi minimal yang diharapkan oleh KD target. Dengan demikian berdasarkan hasil-analisis, penyusunan indikator tujuan pembelajaran yang ditampilkan pada tabel 7 termasuk pada kategori sangat baik.Tujuan pembelajaran pada sel matrik 1C1 dari ranah proses kognitif mengingat dan pengetahuan faktual, 1C2 dari ranah proses kognitif mengingat dan pengetahuan konseptual, dan 1C2 dari ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan faktual merupakan sel-sel yang mendasari kemampuan sel KD target. Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang pada sel matrik 2C4 merupakan sel yang sama dengan sel KD target.Berdasarkan dari hasil analisis di atas, maka penggunaan tabel taksonomi dimensi proses kognitif terhadap dimensi pengetahuan sangat berguna dan memudahkan dalam menyinkronkan penyusunan tujuan intruksional dan standar sistem penilaian, sehingga target Standar Komptensi Lulusan (SKL) dapat diketahui dari sejauh mana pengembangan indikator capaian kompetensi yang merupakan penjabaran kebutuhan pengetahuan dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah terpenuhi.Webbs Depth of Knowledge (Webbs DOK)Depth of Knowledge (DOK) dikembangkan oleh Dr Norman Webb, seorang ilmuwan & peneliti di bidang Pendidikan Sains dari Wisconsin Center for Education Research and the National Institute for Science Education. Setidaknya sudah 20 negara yang sudah mengadopsi DOK untuk digunakan sebagai alat evaluasi sistem standar penilaian. DOK dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana level (tingkat kedalaman) perolehan pengetahuan peserta didik. Apakah pengetahuan yang diperoleh peserta didik sudah sesuai dengan Standar Isi (SI) yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum Nasional.Dengan menggunakan DOK seorang guru dapat mengembangkan (melakukan) penilaian yang ketat sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum.Selain itu, dengan menggunakan DOK kita dapat melakukan penjenjangan kompetensi pengetahuan peserta didik, sehingga selaras dengan kebutuhan tenaga kerja.Menurut Norman L. Webb dari Pusat Penelitian Pendidikan Wisconsin Amerika Serikat dengan tema Jurnal Tingkat Kedalaman Empat Wilayah Pengetahuan 28 Maret 2002: Menafsirkan dan menegaskan bahwa Tingkat Kedalaman Pengetahuan untuk tujuan standar dan item penilaian merupakan persyaratan penting untuk keselarasan dalam menganalisis tingkat kedalaman pengetahuan pembelajaran. Menurut Norman Webb, tingkat Kedalaman pengetahuan terbagi dalam empat wilayah pengetahuan yaitu:Depth of Knowledge (DOK) atau tingkat Kedalaman Pengetahuan dibagi menjadi 4 tingkatan (Level), yaitu:Tabel 8. Penjenjangan Kedalaman Pengetaahuan Menurut Webbs Depth of KnowledgeLEVELDESKRIPSIJENJANG PENGETAHUAN

DOK-1MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI) Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana.Dasar (A)

DOK-2KETRAMPILAN/KONSEP Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptualLanjut (B1)

DOK-3BERFIKIR STRATEGIS Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasanMenengah (B2)

DOK-4BERFIKIR SECARA LUAS Membutuhkan penyelidikan/penelitian, pengumpulan data dan analisis hasil.Tinggi (C)

Level 1:Mengingat Kembali dan ReproduksiMembutuhkan penarikan kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana, serta melakukan proses sains sederhana atau prosedur. Level 1 hanya membutuhkan peserta didik untuk menunjukkan respon hafalan, menggunakan rumus yang sudah dikenal, melakukan prosedur yang ditetapkan, seperti penulisan resep makanan, ekperimen dengan serangkaian urutan langkah kerja yang jelas.Sebuah prosedur sederhanayang telah terdifinisikan dengan baik,bilamana dalam penyelesaian hanya membutuhkan satu langkah, seperti mengukur nilai tegangan, resistansi dan arus. Kata kerja seperti mengidentifikasi,mengingat, mengenali, menggunakan, menghitung, dan mengukursecara umum merupakan kerja kognitifdan diklasikasikan di tingkat mengingat kembali dan reproduksi-Recall and Reproduction atau Level 1.Penyelesaian masalah sederhanadan dapat langsung diterjemahkan dan diselesaikan dengan rumus,seperti penerapan hukum ohm dalam rangkaian listrik dapat dikatagorikan Level 1. Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran, seperti menjelaskankemungkinan penggunaan kata kerja menjelaskandapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas)pengetahuannya.Seorang peserta didikketika menjawab permasalahan item soal DOK pada Level 1,dan jawabannya tidak mengharuskan untuk diketahui atau dipecahkan peserta didik itu sendiri, atau jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item soal secara otomatis menyediakan kunci jawaban untuk setiap item soal, maka item soal tersebut dapat diklasifikan DOK Level 1. Dan bilamana pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab soal tidak secara otomatis memberikan kunci jawaban (penyelesaian), maka item soal tersebut kemungkinan dapat diklasifikasikan pada DOK Level 2.Level 2: Keterampilan dan KonsepMencakup keterlibatan beberapa proses mental untuk mengingat atau mereproduksi tanggapan. Isi atau proses pengetahuan yang terlibat memiliki tingkat kompleksitaslebih rumit daripada di Level 1. Oleh karenapeserta didik harus membuat beberapa keputusan, sehingga mendekati pertanyaan atau masalah. Kata kerjaoperasional yang umum digunakan pada klasifikasi pengetahuan Level 2 adalahmengklasifikasi, mengatur, memperkirakan,melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menampilkan data, dan membandingkan data. Suatu tindakan yang menggunakan kata kerja ini memerlukan lebih dari satu langkah. Misalnya, untuk membandingkan data,langkah pertama yang diperlukan adalah (1) mengidentifikasi karakteristik objek atau fenomena, kemudian (2) mengelompokan atau memilah objek.Pengetahuan DOK Level 2 meliputi kegiatan melakukan pengamatan dan mengumpulkan data; mengklasifikasikan, pengorganisasian, dan membandingkan data, dan mengatur dan menampilkan data dalam tabel dan grafik. Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran, seperti menjelaskankemungkinan penggunaan kata kerja menjelaskan atau menafsirkandapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas)pengetahuan yang diperlukan dalam tindakan.Misalnya, menafsirkan informasi dari grafik sederhana, membutuhkan informasi bagaimana membaca dan menginterprestasikan grafik, termasuk katagori DOK Level 2. Suatu tindakan yang memerlukan interpretasi pengetahuan yang mengandung kompleksitas, seperti membuat interprestasimakna tentang grafik dan menjelaskan makna informasi yang terkandung dalam grafik, dapat dikatagorikan DOK Level 3.Level 3: Berpikir StrategisBerfikir strategis memerlukan tingkat kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi dari DOK Level sebelumnya, tingkat berfikir yang memiliki kompleksitas seperti penalaran, perencanaan, menggunakan bukti. Tuntutan pengetahuan (kognitif)DOK Level 3 sangat kompleks dan abstrak. Kompleksitas tidak tergantung hanya dari fakta saja, melainkan mungkin juga dapat bersumber dari beberapa jawaban, dan dimungkinkan juga membutuhkan urutanatau tahapan didalam penalaran.Dalam kebanyakan kasus, jika peserta didik diminta untuk menjelaskan pemikiran DOK Level 3; dan bilamana penjelasan dalam kalimat yang diberikan merupakan pengetahuan yang sangat sederhana, makapengatuan ini dapat dikategorikanpada DOK Level 2.Suatutindakan yang memiliki lebih dari satu jawaban dan peserta didikdituntut untuk membenarkan suatu respon, makakatagori pengetahuan ini berada pada DOK Level 3. Eksperimental desain dalam DOK Level 3 pada umumnyadibutuhkan tindakan lebih dari satu variabel dependen. Tindakan yang termasuk dalam DOK Level 3, meliputi kegiatan mendeskripsikan kesimpulan dari pengamatan; mengutip bukti dan mengembangkan argumen logis dalam konsep berfikir; menjelaskan fenomena dalam konsep, dan menggunakan konsep-konsep untuk memecahkan permasalahan tidak rutin.Level 4: Berpikir Secara LuasMemerlukan daya kognitif tinggi dan sangat kompleks. Peserta didik diminta untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan. Banyak instrumen penilaian tidak dapat mencakup kegiatan penilaian yang dapat diklasifikasikan sebagai Tingkat 4. Namun, standar, tujuan, dan tujuan dapat dinyatakan sedemikian rupa untuk mengharapkan peserta didik untuk melakukan berpikir secara luas. Mengembangkan generalisasi dari hasil yang diperoleh dan strategi yang digunakan dan menerapkannya terhadap situasi masalah adalah contoh tujuan pembelajaran yang merupakan Level 4. Banyak, tapi tidak semua, kinerja penilaian dan kegiatan penilaian terbuka yang membutuhkan pemikiran yang signifikan akan berada pada Tingkat 4. Level 4 membutuhkan penalaran desain, eksperimental dan perencanaan yang kompleks, dan mungkin akan memerlukan jangka waktu, baik untuk meneliti ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh suatu tujuan, atau untuk melaksanakan beberapa langkah dari item penilaian. Namun, periode perpanjangan waktu bukan merupakan faktor yang membedakan jika pekerjaan yang dibutuhkan adalah hanya berulang dan tidak memerlukan pemahaman konseptual yang signifikan dan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, jika seorang peserta didik harus mengambil suhu air dari sungai setiap hari selama satu bulan dan kemudian membuat grafik, ini akan diklasifikasikan sebagai kegiatan Tingkat 2. Namun, jika peserta didik melakukan sebuah penelitian tentang suhu air sungai yang membutuhkan keputusan dengan mempertimbangkan sejumlah variabel, pengetahuan ini akan menjadi Tingkat 4.Komparasi Penerapan DOK Webb & Taksonomi BlomDepth of Knowledge (DOK) mirip dengan Taksonomi Bloom, namun berbeda dalam penggunaanya. Taksonomi Bloom: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang sama, sedangkan DOK Webb: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang belum tentu sama (tergantung tingkat kedalaman dari pengetahuan).

Tabel 9. Komparasi Penerapan Blooms Taxonomy dan Webbs Depth of KnowledgeTAKSONOMI BLOOM LAMATAKSONOMI BLOOM REVISIWebbs Depth of KnowledgeLEVEL

C1PengetahuanMengingatDOK-1. MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI)Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana.DASAR(A)

Mengingat kembali pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang.

C2PemahamanMemahami

Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis.

C3PenerapanMenerapkanDOK-2. KETRAMPILAN/KONSEPMenggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptualLANJUT(B1)

Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.

C4AnalisisMenganalisisDOK-3. BERFIKIR STRATEGISPerencanaan & pengembangan disertai dengan alasanMENENGAH(B2)

Kemampuan menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain.

C5SintesaMengevaluasiDOK-4. BERFIKIR SECARA LUASMembutuhkan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis hasil. Membuat Sebuah Difinisi Membuat Sebuah Kesimpulan Membuat Sebuah Hipotesa Membuat Sebuah AnalisisTINGGI(C)

Kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi keseluruhan yang terpadu.Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan pengakuan standar.

C6EvaluasiMencipta (Mengkreasi)

Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar.Mengintegrasikan elemen-elemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan yang utuh.

Tabel 10. Hesss Blooms & DOK LevelsProses Kognitif Taksonomi BloomWebbs Depth of Knowledge (DOK) Levels

DOK-1Ingatan/ReproduksiDOK-2Ketrampilan/KonsepDOK-3Berfikir StrategisDOK-4Berfikir Secara Luas

C1MengingatDasar (A)xxx

C2MemahamiDasar (A)Dasar (A)Dasar (A)Dasar (A)

C3MenerapkanLanjut (B1)Lanjut (B1)Lanjut (B1)Lanjut (B1)

C4MenganalisisMenengah (B2)Menengah (B2)Menengah (B2)Menengah (B2)

C5MengevaluasixxTinggi (C)Tinggi (C)

C6MenciptakanTinggi (C)Tinggi (C)Tinggi (C)Tinggi (C)

Penerapan Matrik Rigor-Kognitif Hess-Kedalaman Pengetahuan Webb ke Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom

Tabel 11. Proses Kognitif Taksonomi Bloom versus Webbs Depth of Knowledge (DOK) LevelsProses Kognitif Taksonomi BloomWebbs Depth of Knowledge (DOK) Levels

DOK-1Ingatan/ReproduksiDOK-2Ketrampilan/KonsepDOK-3Berfikir StrategisDOK-4Berfikir Secara Luas

C1Mengingat Mengingat atau mengidentifikasi konversi, istilah, fakta Mengingat atau mencari fakta-fakta dasar, definisi, detail, peristiwa Mengidentifikasi fakta/rincian dalam teksPada tingkat ini tidak ada korelasi (hubungan) antara pikiran dan kedalaman pengetahuan seseorang

C2Memahami Mengevaluasi ekspresi Cari titik pada grid atau angka pada garis bilangan Memecahkan masalah sederhana (satu langkah) Memiilih kata-kata yang tepat Menulis kalimat sederhana Menjelaskan dengan menggunakan kalimat tanya bagaimana atau mengapa Menjelaskan hubungan Menggunakan model atau diagram untuk menjelaskan konsep Membuat kesimpulan dasar atau prediksi logis dari data atau observasi Menjelaskan hubungan Membuat ringkasan Mengidentifikasi ide-ide sentral Menjelaskan, atau menghubungkan ide menggunakan bukti-bukti pendukung (kutipan, contoh ...) Menggunakan konsep untuk memecahkan permasalahan non-rutin Menjelaskan suatu alasan yang mungkin membutuhkan lebih dari satu jawaban Menjelaskan atau menghubungkan ide menggunakan bukti pendukung Menghubungkan konsep-konsep matematika ke ranah konten yang lainnya Mengembangkan generalisasi kedalam situasi baru Menjelaskan bagaimana konsep atau ide khusus berhubungan dengan domain konten atau konsep lainnya

C3Menerapkan Mengikuti prosedur sederhana sesuai perintah/petunjuk kerja, seperti: Menghitung, mengukur, menerapkan aturan Menerapkan rumus Memecahkan persamaan linear Membuat konversi Memilih prosedur dan menerapkannya Memecahkan masalah rutin menerapkan beberapa konsep atau membuat keputusan. Menggunakan konteks untuk mengidentifikasi makna kata Mendapatkan dan menginterpretasikan informasi menggunakan fitur teks Mendesain sebuah investigasi untuk tujuan tertentu atau pertanyaan penelitian Menggunakan penalaran, perencanaan, dan bukti pendukung Menggunakan konsep untuk memecahkan masalah non-rutin Mengembangkan ide-ide Merencanakan pendekatan dengan banyak alternatif untuk penelitian masalah baru Merencanakan multi alternatif pendekatan untuk mecahkan permasalahan dalam penelitian.

C4Menganalisis Mengambil (mengidentifikasi) jenis informasi yang terkandung dalam grafik, tabel, fitur teks, dll untuk menjawab pertanyaan. Mengidentifikasi pola Mengkategorikan-data, angka Membuat organisasi data pesanan Memilih grafik yang sesuai dan terorganisir & data tampilan Mengembangkan pola Menafsirkan data dari grafik sederhana Mebandingkan karya tulis, fakta, istilah, peristiwa Menganalisis format, organisasi, struktur teks Membandingkan informasi, data atau teks Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data, mengutip bukti Menafsirkan data dari grafik yang kompleks Menganalisis atau menafsirkan hasil tulisan untuk kritik teks Menganalisis berbagai sumber bukti atau data set (teks) Menganalisis tema kompleks/abstrak

C5Mengevaluasi Membuat kutipan dan mengembangkan argumen yang logis untuk dugaan yang didasarkan pada satu teks atau masalah Membandingkan/membedakan metode solusi Membenarkan kesimpulan yang dibuat Menerapkan pemahaman dengan cara baru, memberikan argumen atau pembenaran untuk aplikasi baru Mengevaluasi relevansi, akurasi, & kelengkapan sumber informasi Menilai kebenaran suatu kesimpulan

C6Menciptakan Brainstorm (curah pendapat) ide, konsep, masalah, atau perspektif yang berhubungan dengan topik atau konsep Menghasilkan dugaan berdasarkan pengamatan atau pengetahuan sebelumnya Menyatukan informasi dari satu sumber informasi menjadi kesatuan informasi yang baru. Mengembangkan solusi alternatif Menyatukan informasi kedalam satu set data Mengembangkan model kompleks atau pendekatan untuk situasi tertentu Menyatukan informasi dari beberapa sumber yang berbeda menjadi kesatuan informasi baru. Mendesain model untuk menginformasikan dan memecahkan situasi praktis atau abstrak Mengartikulasikan-situasi baru, tema alternatif, pengetahuan baru atau perspektif baru

Fungsi Hess Cognitive Rigor Matrix adalah (1) untuk menentukan kedalaman pengetahuan dan jenis berpikir (verba), (2) menjelaskan kepada guru bagaimana taksonomi Bloom dan penjenjangan tingkat DOK Webb yang sama, namun berbeda, dan (3) sebagai alat untuk memeriksa kedalaman pemahaman yang diperlukan untuk tugas yang berbeda, yang mana pada awalnya nampak berada pada tingkat yang sebanding kompleksitasnya.Gambar 7 memperlihatkan klasifikasi kata kerja operasional berdasarkan kedalaman pengetahuan menurut aturan penjenjangan Webbs Depth of Knowledge.

Gambar 7. Tabel klasifikasi Webbs Depth of KnowledgeDOK-Level 1 (Kompetensi Dasar Level-A)Kata kerja operasional yang berada pada dok level-1 termasuk katagori pengetahuan level dasar (A), yaitu mengingat kembali (reproduksi) pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang (reproduksi) atauMengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana (klasifikasi taksonomi bloom C1). Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis (Taxonomi Bloom C2).Penekanan pada fakta dan mengingat informasi yang sederhana diajarkan sebelumnya. Proses pembelajaran di level ini berarti juga melakukan langkah-langkah sederhana, resep, atau arah. Atau kemungkinan suatu permaslahan yang sulit, namun tanpa memerlukan penalaran. Pada DOK 1, peserta didik menemukan "jawaban yang benar," dan tidak memperdebatkan suatu "permasalahan," tersebut benar atau salah.Contoh penerapan DOK Level-1 (Kompetensi Dasar Level-A) Membuat daftar komponen resistor sesuai dengan norma deret E6, E12, E24 Mencari atau mengingat fakta yang ditemukan dalam teks Menentukan parameter bidang persegi panjang dengan memberi gambar atau label Menjelaskan ciri fisik komponen elektronik Menjelaskan informasi dari tabel atau grafik untuk menjawab pertanyaanCATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target secara otomatis memberikan jawabannya, maka posisi sasaran target pengetahuan adalah DOK LEVEL-1DOK-Level 2 (Kompetensi Lanjut Level-B1)Kata kerja operasional yang berada pada dok level-2 termasuk katagori pengetahuan level lanjut (B1), yaitu pengetahuan tentang berfikir strategis, yakni bagaimana peserta didik menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptual dan jika level ini sesuai dengan taksonomi bloom C3, yaitu melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.Membutuhkan perbandingan dua atau lebih konsep, mencari persamaan dan perbedaan, menerapkan pembelajaran faktual di tingkat keterampilan dasar. Ide utama, membutuhkan pengetahuan yang lebih dalam dari sekedar definisi. Peserta didik dituntut harus menjelaskan "bagaimana" atau "mengapa" dan sering memperkirakan atau menafsirkan untuk merespon.Contoh penerapan DOK Level-2 (Kompetensi Lanjut Level-B1) Membandingkan bentuk fisik terhadap frekuensi kerja komponen elektronik Mengidentifikasi dan merangkum isi materi buku pegangan siswa (handout), modul bahan ajar, buku literatur, .... dll Menjelaskan sebab-akibat penyebab kerusakan komponen elektronika Memprediksi hasil logis berdasarkan kebenaaran informasi atau dasar kajian teori Mengklasifikasikan maksud dan tujuan pengkode dan bentuk fisis komponen elektronikCATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target tidak secara otomatis memberikan jawaban, maka item tersebut setidaknya DOK LEVEL 2. Kebanyakan tindakan akan membutuhkan lebih dari satu kali keputusanDOK-Level 3 (Kompetensi Menengah Level-B2)Kata kerja operasional yang berada pada dok level-3 termasuk katagori pengetahuan level menengah (B2), yaitu perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan (berfikir strategis), yakni bagaimana peserta didik memiliki kemampuan menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain (Taksonomi Bloom C4).Berfikir strategis membutuhkan tingkat pemahaman yang mendalam seperti perencanaan, dan dalam menemukan masalah harus didukung dengan bukti, dan lebih menuntut penalaran kognitif. Pengetahuan mengandung lebih dari satu respon atau pendekatan. Membutuhkan kompleksitas pengetahuan atau berpikir abstrak, dan penerapan pengetahuan atau keterampilan dalam situasi baru dan unik.Contoh penerapan DOK Level-3 (Kompetensi Menengah Level-B2) Mengembangkan model ekperimen ilmiah dari berbagai ide kompleks Menemukan, mengevaluasi permasalahan dan mengusulkan solusi pemecahan masalah Menjelaskan, generalisasi atau menghubungkan ide, dengan menggunakan bukti-bukti pendukung dari teks atau berbagai sumber informasi. Membandingkan berbagai macam sumber informasi (data) yang berbeda Membuat (menjelaskan) kesimpulan hasil eksperimenDOK-Level 4 (Kompetensi Tinggi Level-C)Kata kerja operasional yang berada pada dok level-4 termasuk katagori pengetahuan level tinggi (C), yaitu berfikir secara luas tentang bagaimana cara mengintegrasikan elemen-elemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan yang utuh, seperti melakukan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis hasil, seperti membuat sebuah difinisi, membuat sebuah kesimpulan, membuat sebuah hipotesa, dan membuat sebuah analisis (taksonomi bloom C5 dan C6).Pada tingkat ini, peserta didik melakukan identifikasi masalah, dalam melakukan perencanaan-peserta didik menggunakan langkah-langkah tindakan, dan membuat keputusan berdasarkan data yang dikumpulkan. Biasanya melibatkan lebih banyak waktu dari satu periode kelas. Dalam mencari kebenaran suatu metode digunakan beberapa solusi kemungkinan.Peserta didik diminta untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan.Contoh penerapan DOK Level-4 (Kompetensi Tinggi Level-C) Mengumpulkan, menganalisa, mengatur, dan menginterpretasikan informasi dari berbagai sumber untuk keperluan penyusunan laporan dengan disertai alasan. Menganalisis dan menarik kesimpulan dari berbagai sumber data (bukti). Melakukan kerja proyek dan identifikasi masalah, mengusulkan jalur solusi, memecahkan masalah, dan membuat hasil laporanCATATAN: Kegiatan DOK LEVEL 4 sering membutuhkan jangka waktu yang lama untuk menyelesaikan beberapa langkah, namun DOK pada level ini tidak hanya ditentukan oleh lamanya waktu proses pembelajaran, dan bilamana proses keterampilan dan konsep hanya diulang-ulang dari waktu ke waktu.Tabel 12. Perbandingan taksonomi Bloom dengan terhadap kedalaman pengetahuan Norman Webb menurut penggabungan Karin Hess Cognitive Rigor MatrixBlooms TaxonomyWebbs Depth of Knowledge

Penggabungan keduanya oleh Karin Hess Cognitive Rigor Matrix dapat digunakan untuk memetakan kedalaman StandarIsi (SI) maupun kompleksitas Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Klasifikasi jenis pemikiran yang terlibat dalam proses kognitif Klasifikasi jenis kata kerja operasional dalam pembuatan item soal atau tujuan pembelajaran Berguna sebagai panduan guru dalam mengembangkan dan mengarahkan tanya jawab dengan peserta didik. Menentukan kompleksitas isi dan kegiatan pembelajaran, danmengukur seberapa dalam siswa telah memahami isi materi. Penggunaan kata kerja operasional tidak hanya untuk mengukur tingkat kinerja saja, melainkan juga menggambarkan kompleksitas pengetahuan yang terlibat didalam kinerja tersebut. Berguna untuk memastikan keselarasan antara sasaran belajar dan item penilaian

Kata Kunci: Proses penilaian kedalaman pengetahuan menurut Webbs Depth of Knowledge

Gambar 12. Sinkronisasi penilaian menurut Webbs Depth of KnowledgePenerapan kata kerja pada Webbs Depth of KonwledgeSebuah definisi umum untuk klasifikasi masing-masing tingkat kedalaman pengetahuan (menurut Norman Webb) terlihat pada Tabel 20 di bawah, dengan spesifikasi lebih lanjut dan contoh kata kerja mengukur untuk setiap tingkat DOK (Depth of Knowledge). Norman Webb merekomendasikan bahwa untuk keperluan penilaian (penjenjangan ) skala besar, ruang lingkup standar penilaian hanya digunakan untuk menilai tingkat kedalaman pengetahuan sampai pada DOK level 1, 2, dan 3 saja. Sedangkan untuk kedalaman pengetahuan pada Depth of Knowledge (DOK) di Level 4 dapat menggunakan sistem standar penilaian pengetahuan lokal.

Tabel 20. Penggunaan kata kerja operasional mengukur menurut Webbs Depth of Knowledge (Webbs DOK)Aktifitas Webbs DOKLEVELTujuan Pembelajaran Menurut DOK-WebbKelas

Melakukan proses sains sederhana atau prosedur untuk mengumpulkan dataDASAR(A)DOK-1 (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor,....X

3. 4. (1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor,....5.

6. 7. (1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor dengan nilai resistansi berbeda-beda,....8.

9. 10. (1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor dengan nilai resistansi berbeda-beda,....11.

Merepresentasikan data yang dikumpulkan selama periode waktu, membuat perbandingan dan interpretasiLANJUT(B1)DOK-2 (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,....XI

Menginterpretasikan data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan hipotesa penelitian/ekperimen untuk membuktikan kajian secara ilmiah.MENENGAH(B2)DOK-3 (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,....XI/XII

Menganalisis hasil eksperimen/penelitian dan menemukan hipotesa baruTINGGI(C)DOK-4 (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,.kemudian (5) menyimpulkan bahwa hubungan yang dinyatakan dalam hukum ohm adalah benar menurut hipotesa. (1) Mengukurtegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, dan (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,.(5)serta membuktikan bahwa hubungan tersebut hanya berlaku untuk komponen resistor yang bersifat linier dan bukan untuk semua komponen yang bersifat non-linier.XII

INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)BIDANG STUDI KEAHLIAN: TEKNIK INFORMASI dan KOMUNIKASIPROGRAM STUDI KEAHLIAN: TEKNIK TELEKOMUNIKASIPAKET KEAHLIAN: T.TEL/SWTC/JAKSMATA PELAJARAN: TEKNIK KERJA BENGKELKELAS: XKOMPETENSI INTI (KI)KOMPETENSI DASAR (KD)

KI-1 (RELIGIUS)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1.1 Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.1.2 Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global1.3 Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keilmuannya.

KI-2 (SOSIAL)

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas atau lingkungan sekolah.

KI-3 (PENGETAHUAN)

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.3.1. Merencanakan sistem pengelolaan alat & peralatan (Tool & Equipment management) dan kebutuhan bahan praktek sebagai Database Asset

4. 4.1.1. Memahami sistem pengelolaan alat & peralatan (Tool & Equipment management) dan kebutuhan bahan praktek sebagai Database Asset.4.1.2. Mengkatagorikan/mengelompokan alat & peralatan bengkel elektronika sesuai dengan fungsi dan kondisi.4.1.3. Mengklasifikasikan alat & peralatan bengkel elektronika dalam sistem inventarisasi/pengarsipan.4.1.4. Memahami sistem administrasi pemakaian dan perawatan alat & peralatan bengkel elektronika.4.1.5. Mentabulasikan sistem kartu pemakaian dan peminjaman alat & peralatan.4.1.6. Memahami fungsi Check list pada sistem pemeliharaan asset secara berkala4.1.7. Menjelaskan manfaat dan tujuan penggunaan pengkode barcode pada sistem pemakaian dan pemeliharaan alat & peralatan.4.1.8. Memahami macam-macam tipe pengkode barcode 1D dan 2D pada sistem manajemen digital.4.1.9. Memahami sistem pengkode dan sistem pengarsipan menggunakan pengkode barcode untuk berbagai jenis peralatan berbeda menggunakan perangkat lunak/komputer

4.2. Menerapkan gambar teknik elektronika berdasarkan standar ANSI dan DIN

4.2.1. Memahami macam-macam simbol katagori sumber tegangan4.2.2. Memahami macam-macam simbol katagori konektor4.2.3. Memahami macam-macam simbol katagori komponen masukan4.2.4. Memahami macam-macam simbol katagori komponen keluaran4.2.5. Memahami macam-macam simbol katagori komponen pasif4.2.6. Memahami macam-macam simbol katagori komponen semikonduktor diskrit4.2.7. Memahami macam-macam simbol katagori komponen gerbang logika4.2.8. Memahami macam-macam simbol katagori komponen (rangkaian) terintegrasi4.2.9. Memahami diagram rangkaian elektronika analog dan digital berdasarkan standar internasional4.2.10. Memahami teknik gambar papan rangkaian tercetak (PCB) lapis tunggal (single layer) secara manual berdasarkan diagram rangkaian4.2.11. Memahami teknologi gambar papan rangkaian tercetak (PCB) lapis tunggal (single layer), ganda (double layer) dengan menggunakan software berdasarkan diagram rangkaian.4.2.12. Memahami metode menggambar dari papan rangkaian tercetak (PCB) menjadi gambar diagram rangkaian (reverse engineering).

4.3. Mendeskripsikan standar kesehatan dan keselamatan kerja (K3) menurut undang-undang regional (nasional) dan internasional.

4.3.1. Memahami undang-undang kesehatan dan keselamatan dalam menghindari risiko kecelakaan pada saat kerja praktik.4.3.2. Memahami dasar peraturan tentang keselamatan kerja (state basic safety rules) menurut standar OSHA.4.3.3. Memahami jenis-jenis fasilitas peralatan kerja bengkel di bidang rekayasa elektronika sesuai standard operational prosedure.4.3.4. Mengklasifikasikan fasilitas peralatan kerja bengkel berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.4.3.5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) standar saat kerja praktik (Personal protective equipment-PPE).4.3.6. Mengkatagorikan jenis-jenis bahaya akibat tegangan sentuh/sengatan listrik.4.3.7. Memahami sistem instalasi Ground Fault Circuit Interrupters dalam menghindari bahaya sengatan listrik.4.3.8. Memahami efek sengatan/sentuhan arus listrik (the effects of electric current on the body) pada tubuh manusia.4.3.9. Memahami gangguan busur api (Arc flash) sistem instalasi listrik.4.3.10. Memahami sistem proteksi akibat gangguan busur api sistem instalasi listrik (Arc-Fault Circuit Interrupters-AFCIs).4.3.11. Memahami tanda-tanda (rambu-rambu) penting berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja disekitar tempat kerja.4.3.12. Menyusun panduan pelayanan kesehatan dan keselamatan di sekitar lingkungan tempat kerja4.3.13. Memahami penggunaan alat pemadam kebakaran jinjing berdasarkan standard operational prosedure.4.3.14. Memahami informasi praktis tentang sifat-sifat sumber api kebakaran.4.3.15. Memahami macam-macam klasifikasi serta penggunaan alat pemadam kebakaran jinjing.4.3.16. Memahami kode warna untuk alat pemadam kebakaran4.3.17. Mengelola sistem pengendalian bahan berbahaya dan beracun limbah B3 berdasarkan peraturan dan undang-undang.4.3.18. Memahami lembar data keamanan material kimia (Material Safety Data Sheet- MSDS).4.3.19. Memahami sumber bahan berbahaya dan beracun B3.4.3.20. Mengidentifikasi bahan kimia berbahaya dan beracun B3.4.3.21. Mengklasifikasi bahan kimia berbahaya dan beracun limbah kimia berdasarkan hazardous material identification system.4.3.22. Memahami label kode warna dan angka berdasarkan standar NFPA.4.3.23. Menguraikan bahan limbah yang masih mengandung unsur kimia berbahaya sebelum dibuang.

4.4. Mendeskripsikan dasar-dasar kerja mekanik seperti teknik sambung, pembuatan rumah (cassing) dan teknik soldering desoldering di bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika.

4.4.1. Memahami dasar-dasar teknik sambung, pembuatan rumah (cassing) dan teknik soldering desoldering di bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika sederhana.4.4.2. Memahami teknologi soldering/desoldering di bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika sederhana

KI-4 (KETRAMPILAN)

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifikdibawah pengawasan langsung.4.1. Membuat sistem pengelolaan alat & peralatan (Tool & Equipment management) dan kebutuhan bahan praktek sebagai Database Asset.

5. 5.1.1. Menyajikan sistem pengelolaan alat & peralatan dan kebutuhan bahan praktek (Database Asset).5.1.2. Membuat daftar inventarisasi alat & peralatan bengkel elektronika sesuai dengan fungsi dan kondisi.5.1.3. Melakukan penyimpanan alat & peralatan bengkel elektronika dalam sistem inventarisasi/pengarsipan.5.1.4. Menyajikan sistem administrasi pemakaian dan pemeliharaan alat & peralatan bengkel elektronika.5.1.5. Membuat sistem kartu pemakaian dan peminjaman alat & peralatan bengkel.5.1.6. Melakukan Check list pemeliharaan (perawatan dan perbaikan ringan) asset secara berkala5.1.7. Menerapkanpengkode barcode pada sistem pemakaian dan pemeliharaan peralatan Bengkel Elektronika.5.1.8. Menerapkan sistem pemakaian dan pemeliharaan peralatan dengan sistem pengkode barcode dengan komputer.5.1.9. Melakukan pengecekan sistem pemakaian dan pemeliharaan peralatan dengan sistem pengkode barcode dengan komputer.

5.2. Membuat macam-macam simbol, -diagram skematik, -papan rangkaian tercetak (PRT), tata letak komponen dan daftar serta harga komponen di bidang perekayasaan elektronika

5.2.1. Menggambar macam-macam simbol katagori sumber tegangan5.2.2. Menggambar macam-macam simbol katagori konektor5.2.3. Menggambar macam-macam simbol katagori komponen masukan5.2.4. Menggambar macam-macam simbol katagori komponen keluaran5.2.5. Menggambar macam-macam simbol katagori komponen pasif5.2.6. Menggambar macam-macam simbol katagori komponen semikonduktor diskrit5.2.7. Menggambar macam-macam simbol katagori komponen gerbang logika5.2.8. Menggambar macam-macam simbol katagori komponen (rangkaian) terintegrasi5.2.9. Menggambar diagram rangkaian elektronika analog dan digital berdasarkan standar internasional5.2.10. Menggambar teknologi gambar papan rangkaian tercetak (PCB) lapis tunggal (single layer) secara manual5.2.11. Menggambarkan papan rangkaian tercetak (PCB) lapis tunggal (single layer), ganda (double layer) dengan menggunakan software berdasarkan diagram rangkaian5.2.12. Menggambar rangkaian dari papan rangkaian tercetak (PCB) menjadi gambar diagram rangkaian (reverse engineering).

5.3. Menerapkan pekerjaan bengkel berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut standar danundang-undang regional (nasional) dan internasional

5.3.1. Menerapkan undang-undang kesehatan dan keselamatan dalam menghindari risiko kecelakaan pada saat kerja praktik di Bengkel5.3.2. Menerapkan pekerjaan bengkel berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menurut standar Occupational Safety and Health Administration (OSHA).5.3.3. Menerapkan dasar-dasar mekanik di bidang rekayasa elektronika sesuai standard operational prosedure.5.3.4. Menggunakan peralatan tangan berdasarkan petunjuk buku manual dan kesehatan dan keselamatan kerja5.3.5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) standar saat kerja praktik (Personal protective equipment-PPE).5.3.6. Mendiagnosa jenis-jenis bahaya akibat tegangan sentuh/sengatan listrik (hazard electricity).5.3.7. Melakukan instalasi sistem pentanahan instalasi listrik menggunakan sistem Ground Fault Circuit Interrupters.5.3.8. Melakukan pertolongan pertama akibat efek sengatan/sentuhan arus listrik (the effects of electric currenton the body) pada tubuh manusia.5.3.9. Melakukan pencegahan gangguan busur api (Arc flash) pada sistem instalasi listrik5.3.10. Menerapkan sistem proteksi akibat gangguan busur api sistem instalasi listrik (Arc-Fault Circuit Interrupters-AFCIs).5.3.11. Membuat tanda-tanda (rambu-rambu) penting berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan kerja disekitar tempat kerja5.3.12. Membuat panduan pelayanan kesehatan dan dan keselamatan di sekitar lingkungan tempat kerja5.3.13. Menggunakan alat pemadam kebakaran jinjing untuk mencegah kebakaran berdasarkan standard operational prosedure.5.3.14. Melaksanakan pelatihan metode pemadaman kebakaran yang diakibatkan oleh sumber api.5.3.15. Membuat panduan prosedur tindakan pencegahan kecelakaan akibat kebakaran5.3.16. Membuat rambu-rambu arah jalan keluar dan penerangan darurat jika terjadi kebakaran.5.3.17. Menerapkan sistem pengendalian macam-macam bahan kimia berbahaya dan beracun limbah B3 berdasarkan peraturan dan undang-undang.5.3.18. Membuat tabel menurut lembar data keamanan material kimia (Material Safety Data Sheet- MSDS).5.3.19. Melakukan penyimpanan bahan berbahaya dan beracun B3.5.3.20. Melakukan identifikasi pelabelan pada kemasan bahan kimia berbahaya dan beracun B3.5.3.21. Membuat dokumentasi inventaris bahan kimia berbahaya dan beracun limbah kimia berdasarkan hazardous material identification system.5.3.22. Membuat panduan penggunaan bahan kimia di lingkungan produksi di sekitar kerja.5.3.23. Melakukan konservasi air di sekitar lingkungan kerja yang terkena langsung bahan kimia berbahaya dan beracun.

5.4. Menerapkan dasar-dasar kerja mekanik seperti teknik sambung, pembuatan rumah (cassing) dan teknik soldering desoldering di bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika.

5.4.1. Menerapkan dasar-dasar teknik sambung, pembuatan rumah (cassing) dan teknik soldering desoldering di bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika sederhana.5.4.2. Menerapkan teknologi soldering/desoldering di bidang rekayasa fabrikasi peralatan elektronika sederhana.

INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD)SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)BIDANG STUDI KEAHLIAN: TEKNIK INFORMASI dan KOMUNIKASIPROGRAM STUDI KEAHLIAN: TEKNIK TELEKOMUNIKASIPAKET KEAHLIAN: T.TEL/SWTC/JAKSMATA PELAJARAN: TEKNIK LISTRIKKELAS: XKOMPETENSI INTI (KI)KOMPETENSI DASAR (KD)

KI-1 (RELIGIUS)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya1.1. Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.1.2. Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global1.3. Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keilmuannya.

KI-2 (SOSIAL)

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab; terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatifmelalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa)sesuai dengan jenjang pengetahuan yang dipelajarinya.2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan2.3. Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas, lingkungan sekolah

KI-3 (PENGETAHUAN)

Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.Memahami struktur material kelistrikan

Mengenal sejarah perkembangan model atom.Memahami kegunaan tabel periodik material elektronika.Memahami struktur model atom konduktor, semikonduktor dan insulator berdasarkan tabel periodik material.Memahami orbit dan aliran elektron (electron flow) atom konduktor, semikonduktor dan insulator.Membandingkan aliran arah arus elektron dan arah arus konvensional.

Memahami penggunaan satuan dasar listrik menurut sistem internasional (Le Systeme International dUnites-SI).

Memahami satuan dasar listrik menurut sistem internasional (Le Systeme International dUnites-SI).Memahami satuan-satuan charge, force, work dan power dalam contoh perhitungan sederhana.Memahami satuan-satuan potensial listrik, e.m.f., resistance, conductance, power dan energi pada rangkaian listrik.

Memahami fungsi rangkaian resistor pada rangkaian kelistrikan.

Mengenal simbol-simbol satuan listrik menurut standar internasional.Menjelaskan perubahan nilai hambatan listrik terhadap konstanta bahan, panjang dan luas penampang kawat.Memahami nilai resistor berdasarkan kode warna menurut standar deret E6, E12, E24, dan deret E96.Memahami beda potensial dalam aliran arus listrik beban resistor berbeda.Memahami hubungan antara arus, hambatan dan beda potensial pada rangkaian listrik beban resistor sederhana.Memahami sifat hubungan seri, paralel dan kombinasi resistor dalam rangkaian listrik.

Menganalisis hukum-hukum kelistrikan dan teori kelistrikan.

Memahami ide dasar ditemukannya hukum-hukum kelistrikan dan teori kelistrikan.Menganalisa hasil eksperimen hukum Kirchhoff tegangan.Menganalisa hasil eksperimen hukum Kirchhoff arus.Menganalisa hasil eksperimen teori Thevenin dalam rangkaian listrik sederhana.Menganalisa hasil eksperimen teori Norton dalam rangkaian listrik sederhana.Menganalisa hasil eksperimen teori Superposisi dalam rangkaian listrik sederhana.

Menganalisis rangkaian kapasitor pada rangkaian kelistrikan

Memahami susunan fisis, jenis dan dielektrikum kapasitor.Memahami medan elektrostik kapasitor.Memahami kuat medan elektrostatik E kapasitor dan notasi satuan.Memahami rangkaian seri kapasitor.Memahami rangkaian paralel kapasitor.Menghitung nilai kapasitas rangkaian paralel rangkaian pengisian kapasitor.Menganalisis konstanta waktu pengisian dengan metode grafis.Menginterprestasikan kurva arus-tegangan kapasitor.Memahami kapasitor difungsikan sebagai low pass filter (LPF) dan high pass filter (HPF).

Menerapkan hukum-hukum kemagnetan pada rangkaian kelistrikan

Memahami hukum tarik-menarik dan tolak-menolak bilamana dua magnet saling di dekatkan.Mendefinisikan fluks magnet , dan kerapatan fluks magnet B, dan beserta notasi satuannya.Melakukan perhitungan sederhana untuk menyatakan hubungan antara fluks magnet , dan kerapatan fluks magnet B, dan luas penampang A, serta menuliskan notasi satuannya.Mendefinisikan gaya gerak magnet Fm (magnetomotive force-mmf), dan kekuatan medan magnet H beserta notasi satuannya.Mendeskripsikan hubungan gaya gerak magnet (Fm) terhadap kuat arus manit (I) dan jumlah lilitan (N).Mendifinisikan arti permeabilitas magnet.Memahami kurva B-H untuk material magnet yang berbeda.Memahami nilai-nilai khas permeabilitas relatif magnet.Mencontohkan perhitungan kerapatan fluks B terhadap permebilitas magnet dan kuat medan magnet.Mendifinisikan derajad hambatan magnet (S) terhadap fluks magnet.

Menerapkan rangkaian kemagnetan pada rangkaian kelistrikan

Memahami konsep dasar medan magnet akibat arus listrik.Memahami aturan putaran tangan kiri (asas Flemming) untuk menentukan arah medan magnet.Memahami aturan pegangan tangan kiri untuk menentukan arah medan magnet pada selenoid.Mencontohkan aplikasi praktis dari elektromagnet, seperti bel listrik, relay, pengangkat dari magnet, penerima telepon.Menghitung hubungan besarnya gaya F terhadap kerapatan fluksi, arus yang mengalir dan panjang konduktor.Memahami konsep dasar loudspeaker adalah contoh dari gaya F.Memahami besarnya gaya F berbading terhadap muatan (Q), kecepatan (v) dan kerapatan magnet (B).

Menerapkan hukum induksi elektromagnetik pada rangkaian kelistrikan.

Memahami hukum induksi elektromagnetik Faraday.Menentukan arah relative electromagnetic force (e.m.f.) dengan asas tangan kanan Fleming.Membuktikan bahwa induksi gaya gerak listrik (ggl) ditentukan oleh E = B.l.v atau E = B.l.v.sin.Menghitung nilai e.m.f. yang diberikan oleh B, l, v dan Q.Mendefinisikan induktansi bersama (mutual inductance).Menghitung induksi e.m.f. yang diberikan oleh N, t, L, dan perubahan fluks atau perubahan arus.Menghitung energi yang tersimpan dalam induktor (W) dalam satuan joules.Menghitung dan mendefinisikan nilai induktansi L dari kumparan, serta menyatakan notasi satuannya.

Menerapkan rangkaian induktor pada rangkaian kelistrikan.

Memahami susunan fisis induktor.Memahami ekivalen seri resistor (ESR) komponen induktor.Memahami sifat dasar hubungan seri/paralel induktor.Menganalisis konstanta waktu pengisian dan pengosongan energi pada induktor dengan metode grafis.Menganalisis kurva arus-tegangan terhadap waktu pengisian dan pengsongan energi induktor.

Menerapkan dan mengelola sumber energi proses elektro kimia.

Memahami tipe baterei berdasarkan klasifikasinya.Menyebutkan hukum reaksi kimia sel.Memahami struktur/susunan sel sederhana.Mendefinisikan istilah gaya gerak listrik (ggl) E, dan resistansi internal (r) dari sel baterei.Menentukan rugi tegangan oleh tegangan jepit akibat perlawanan resistansi jepit (r).Menentukan besarnya gaya gerak listrik (ggl) E dan resistansi internal total untuk sel baterei dihubungkan seri dan parallel.Memahami konstruksi dan penerapan dari, timbal-asam (lead-acid cells) dan sel basa (alkaline cells).Memahami prinsip dasar sumber energi listrik sel bahan bakar (fuel cells) tipe PEM.

Menerapkan transformator daya frekuensi rendah satu fasa pada rangkaian kelistrikan

Memahami konsep dasar transformator daya frekuensi rendah satu fasaMenghitung nilai tegangan tranformator satu fasa dengan menggunakan rumus perbandingan dari rasio gulungan tranformator.Menghitung nilai arus tranformator satu fasa dengan menggunakan rumus perbandingan dari rasio gulungan tranformator.Memahami prinsip dasar transformator pemisah (isolation transformer).Menentukan nilai impedansi transformator frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.

Menganalisis karakteristik rangkaian RLC pada rangkaian kelistrikan

Memahami konsep dasar dari sifat beban R, L, dan C pada rangkaian dengan sumber DC dan AC Memahami konsep dasar pembangkit frekuensi oscilasi menggunakan rangkaian RLC Menghitung daya pada beban yang bersifat R, L, dan C dari rangkaian dengan sumber DC dan ACMenghitung frekuensi oscilasi dari konsep dasar rangkaian RLC.

KI-4 (KETRAMPILAN)

Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifikdibawah pengawasan langsung.Mengklasifikasikan material kelistrikan menggunakan tabel periodik

4.1.1. Menceritakan sejarah perkembangan dan penemuan model atom4.1.2. Menggunakan tabel periodik untuk memodelkan struktur atom berdasarkan kelompok material elektronika.4.1.3. Menggambarkan orbit elektron (electron orbits) dan aliran elektron atom konduktor, semikonduktor dan insulator berdasarkan tabel periodik material.4.1.4. Mensimulasikan aliran arah arus elektron dan arah arus konvensional.

4.2. Mencontohkan penggunaan satuan dasar listrik menurut sistem internasional (Le Systeme International dUnites-SI)

4.2.1. Menerapkansatuan dasar listrik menurut sistem internasional (Le Systeme International dUnites-SI) pada kelistrikan.4.2.2. Mengimplementasikan satuan-satuan potensial listrik dalam contoh perhitungan sederhana.4.2.3. Menerapkan satuan-satuan charge, force, work dan power dalam contoh perhitungan sederhana.4.2.4. Menerapkan satuan-satuan potensial listrik, e.m.f., resistance, conductance, power dan energi pada rangkaian listrik.

4.3. Menguji rangkaian resistor pada rangkaian kelistrikan

4.3.1. Mengimplementasikan simbol-simbol satuan listrik standar internasional4.3.2. Melakukan ekperimen untuk menyatakan hubungan antara hambatan listrik terhadap pengaruh konstanta bahan, panjang dan luas penempang bahan.4.3.3. Melakukan pengukuran nilai resistor berdasarkan kode warna standar deret E6, E12, E24 dan deret E96.4.3.4. Menerapkan pengukuran arus-tegangan dalam rangkaian listrik beban resistor berbeda.4.3